Contoh Dokumen 1 Kurikulum

(1)

Dokumen 1

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

KOMPETENSI KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

KERANGKA DASAR

SEKOLAH : SMK KESEHATAN DARUSSALAM

BIDANG KEAHLIAN : KESEHATAN

PROGRAM KEAHLIAN : KEPERAWATAN

KOMEPETENSI KEAHLIAN : ANALISIS KESEHATAN

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMK KESEHATAN DARUSSALAM

Jl. Syekh Penanggalan No. 5 Desa Gebugan, Kec. Bergas (50552)

Telp. (024) 6926938, email: smkkesehatandarussalam@yahoo.com

2014


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Setelah memperhatikan telaah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bersama unsur internal sekolah dan Pengawas Sekolah, serta memperhatikan pertimbangan Komite Sekolah, dengan ini Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam Bidang Keahlian Kesehatan; Program Keahlian Keperawatan; Paket Keahlian Analisis Kesehatan (AK), disahkan untuk diberlakukan pada Tahun Pembelajaran 2014 / 2015.

Ditetapkan di : Bergas

Tanggal : 12 September 2014

Ketua Komite Sekolah Kepala SMK Kesehatan Darussalam

Noor Komarianta, S. Pd, M. Pd Samsul Hadi, S. Pd

Mengetahui :

a.n Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov. Jawa Tengah Kepala Bidang Pendidikan Menengah

Dra. Aufrida Kriswati Pembina Tk. I NIP. 19580521 198403 2 002


(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur dan terima kasih ke-Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena dengan pertolongan dan Hidayah-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam pada Program Keahlian Keperawatan, Paket Keahlian Analisis Kesehatan (AK), sebagai salah satu program dan paket keahlian yang ada di sekolah kami.

SMK Kesehatan Darussalam Tahun Pelajaran 2014/2015 menggunakan Kurikulum 2013 secara menyeluruh untuk kelas X dan kelas XI. Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam mengacu sepenuhnya pada ketentuan dan aturan Kurikulum 2013, juga Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Keperawatan Kesehatan.

Penyusunan kurikulum ini merupakan revisi kurikulum sebelumnya yang dilakukan oleh pihak sekolah bersama komite sekolah, serta atas masukan dari para stakeholder sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di SMK Kesehatan Darussalam. Oleh karena itu kurikulum ini perlu selalu disempurnakan sesuai dengan perkembangan tuntutan dunia kerja sebagai orientasi pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan, khususnya di SMK Kesehatan Darussalam. Kami menyadari bahwa dalam pengembangan kurikulum ini, masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian kami berusaha untuk menyampaikan kurikulum ini secara realistis dan empiris, untuk dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Bergas, Juli 2014

Kepala SMK Kesehatan Darussalam


(4)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

RANGKUMAN HASIL REVISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Landasan ... 4

1. Landasan Filosofiis ... 4

2. Landasan Paedagogis ... 5

3. Landasan Yuridis ... 6

C. Pengertian ... 8

D. Tujuan Pengembangan KTSP ... 9

E. Prinsip Penyusunan KTSP ... 10

F. Prinsip Pengelolaan KTSP ... 12

G. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum ... 14

H. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global ... 15

I. Analisis SWOT ... 16

BAB II TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN A. Tujuan Pendidikan SMK ... 20

B. Visi SMK Kesehatan Darussalam ... 21

C. Misi SMK Kesehatan Darussalam ... 21

D. Tujuan Pendidikan SMK Kesehatan Darussalam ... 21


(5)

BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum ... 23

1. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah ... 23

2. Struktur Kurikulum SMK/MAK ... 25

B. Muatan Kurikulum ... 28

C. Standar Kompetensi Lulusan ... 29

D. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ... 30

1. Kompetensi Inti ... 30

2. Kompetensi Dasar ... 33

1) KI & KD PAIBP ... 35

2) KI & KD PPKn ... 45

3) KI & KD Bahasa Indonesia ... 56

4) KI & KD Matematika ... 66

5) KI & KD Sejarah Indonesia ... 83

6) KI & KD Bahasa Inggris ... 96

7) KI & KD Seni Budaya ... 111

8) KI & KD Prakarya dan Kewirausahaan ... 129

9) KI & KD Penjasorkes ... 151

10) KI & KD Fisika ... 166

11) KI & KD Kimia ... 172

12) KI & KD Biologi ... 180

13) KI & KD Dasar Kompetensi Keahlian Analisis Kesehatan ... 190

Ilmu Dasar Kesehatan Masyarakat ... 190

Anatomi dan Patofisiologi ... 192

Mikrobiologi Kesehatan ... 193

Kimia Analisa ... 195

Simulasi Digital ... 196

14) KI & KD Paket Kompetensi Keahlian ... 198

Bakteriologi Klinik ... 198

Parasitologi ... 200

Hematologi ... 201


(6)

Immunologi ... 204

E. Muatan Lokal ... 205

F. Kegiatan Bimbingan dan Konseling ... 217

G. Pemilihan Peminatan ... 224

H. Kegiatan Pengembangan Diri ... 224

I. Pendidikan Kecakapan Hidup ... 226

J. Penilaian Hasil Belajar ... 228

1) Penilaian Kompetensi Sikap ... 230

2) Penilaian Kompetensi Pengethuan ... 231

3) Penilaian Kompetensi Keterampilan ... 231

K. Pengaturan Beban Belajar ... 233

L. Ketuntasan Belajar (Kriteria Ketuntasan Minimal) ... 235

M. Kenaikan Kelas dan Kelulusan ... 235

N. Pendidikan Kewirausahaan ... 237

O. Kepramukaan ... 237

BAB IV KALENDER PENDIDIKAN A. Permulaan Tahun Ajaran ... 240

B. Waktu Belajar ... 240

C. Libur Sekolah ... 241

D. Pengembangan RPP ... 229


(7)

RANGKUMAN HASIL REVISI DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM SMK KESEHATAN DARUSSALAM

A. KEGIATAN REVISI DAN PELAKSANAAN ANALISIS

Pengembangan Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam Tahun Pelajaran 2014/2015 merupakan hasil revisi dan pengembangan dari kurikulum tahun pelajaran 2013/2014.

Revisi dilaksanakan dengan cara:

a. Pelaksanaan IHT dari tanggal 7 Juli 2014 sampai dengan 11 Juli 2014 tentang pemanfaatan hasil analisis kondisi riil dan implementasi Kurikulum 2013. b. Rapat pleno dan pembahasan serta pelaksanaan revisi secara keseluruhan

pada tanggal 12 Juli 2014.

c. Perbaikan/Revisi/Penambahan pada keseluruhan batang tubuh dokumen 1, 2, 3 dan 4 sesuai dengan pemanfaatan hasil analisis kondisi riil dan Kurikulum 2013.

B. HASIL REVISI DAN PENGEMBANGAN

No Komponen Kurikulum 2013/2014 Kurikulum 2014/2015

1. Landasan Landasan hukum untuk Kurikulum 2006

Landasan kurikulum 2013.

2. Pengembangan Kurikulum

Disesuaikan Analisis kondisi riil sekolah

Pengembangan dalam implementasi Kurikulum 2013

3. Struktur Kurikulum

Alokasi waktu Penambahan alokasi waktu:

- menggunakan struktur kurikulum 2013 dengan penambahan mata pelajaran Bahasa Jawa di Mata Pelajaran Wajib B.

- Mata Pelajaran


(8)

No Komponen Kurikulum 2013/2014 Kurikulum 2014/2015 diajarkan untuk Kelas X

4. Ketuntasan Belajar

KKM untuk setiap mata pelajaran mengacu ketentuan Kurikulum 2006

Ketuntasan Belajar untuk semua mata pelajaran disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 dengan minimal B untuk semua domain sikap, serta (B-) pengetahuan, dan keterampilan bagi kelas X dan XI.

5. Kenaikan Kelas dan Kelulusan

Melengkapi syarat kenaikan kelas dan kelulusan ujian sekolah dan penjurusan, dan peminatan.

Kenaikan kelas bagi kelas X disesuaikan dengan Standar Penilaian.

Kenaikan kelas disesuaikan dengan Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian

6. RPP Menyesuaikan syarat

standar penyusunan RPP pada kurikulum 2006

Semua RPP disusun berdasarkan pembelajar-an menggunakan pendekatan saintifik dengan

menyajikan pengetahuan yang faktual, konseptual, dan prosedural (kelas X), serta metakoginitif (kelas XI) yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan dengan menerapkan penilaian autentik.

7. Kalender Pendidikan

Waktu belajar sesuai spektrum kurikulum 2006

Minggu efektif untuk pembelajaran berkurang, tetapi jam tiap minggu bertambah


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah rasa, dan olah raga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses,


(10)

kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Empat dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, Standar Isi, dan Standar Penilaian merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

Istilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) digunakan dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Kesamaan dari kurikulum 2006 dengan kurikulum 2013 sama-sama kurikulum berbasis kompetensi. Pada pelaksanaan K-13, mewujudkan kompetensi peserta didik yang dicita-citakan harus menjadi poros perhatian tiap satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tentang Standar Nasional Pendidikan setiap satuan pendidikan wajib menyusun dokumen KTSP sebagai acuan untuk mewujudkan target kompetensi peserta didik yang menjadi targetnya.

Kurikulum 2013 mulai disosialisasikan dan dilaksanakan oleh pemerintah mulai 2013 sebagai pengganti Kurikulum 2006. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia.

Implementasi Kurikulum 2013 masih terus mengalami perkembangan dan pembenahan dari pemerintah. Pada Tahun Pelajaran 2014/2015 ini, implementasi Kurikulum 2013 di SMK Kesehatan Darussalam dilaksanakan untuk kelas X dan XI di semua program dan paket keahlian. Terlepas dari berbagai kendala yang dihadapi, baik berupa materi ajar, buku guru dan buku siswa, pemahaman tentang kurikulum 2013 oleh guru dan lain sebagainya, implementasi kurikulum 2013 di SMK Kesehatan Darussalam tetap berjalan dengan perbaikan berkelanjutan.

Penyusunan Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam disesuaikan dengan tuntutan perkembangan di dunia usaha/industri yang semakin maju, karena lulusan SMK diharapkan langsung dapat terserap di dunia kerja. Tuntutan tersebut


(11)

merupakan tantangan bagi SMK untuk mencetak tamatan yang kompenten sesuai dengan bidangnya masing-masing. Hal tersebut sejalan dengan Visi, Misi dan Tujuan SMK Kesehatan Darussalam yang mempersiapkan peserta didik menjadi manusia produktif, terampil, mampu bekerja mandiri, dan dapat diserap oleh DU/DI sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Untuk itu SMK Kesehatan Darussalam akan terus mengembangkan metode pembelajaran dan kurikulumnya yang dituangkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK Kesehatan Darussalam.

Memperhatikan kondisi riil SMK Kesehatan Darussalam yang berada di dekat pusat pemerintahan Kabupaten Semarang, maka pengembangan kurikulum juga harus disesuaikan dengan kondisi tersebut. Juga kepercayaan masyarakat yang semakin baik terhadap SMK Kesehatan Darussalam, terbukti pada Tahun Pelajaran 2014/2015 SMK Kesehatan Darussalam memiliki 5 rombongan belajar/kelas yang tergabung dalam 2 Kompetensi Keahlian, yaitu Keperawatan Kesehatan (KP) dan Analisis Kesehatan (AK). Jumlah peserta didik 143 orang dengan berbagai latar belakang kemampuan akademik, sosial, budaya dan ekonomi yang sebagian besar termasuk dalam kelas menengah ke bawah, sehingga dituntut pelayanan dan pembimbingan yang lebih serius. Untuk melaksanakan kegiatan pelayanan terhadap peserta didik dan stakeholder lainnya, saat ini SMK Kesehatan Darussalam didukung oleh 18 Tenaga Guru. Hal ini tentu saja juga merupakan tantangan dan beban tersendiri bagi sekolah untuk mewujudkan pelayanan terbaik.

Pengembangan kurikulum SMK Kesehatan Darussalam tahun pelajaran 2014/2015 mencakup hal-hal sebagai berikut:

1) Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum yang merupakan pedoman dalam pengembangan kurikulum SMK Kesehatan Darussalam;

2) Beban belajar bagi peserta didik pada SMK Kesehatan Darussalam yang didasarkan pada hasil analisis konteks, analisis keunggulan lokal serta potensi dan minat peserta didik;

3) Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam dikembangkan berdasarkan hasil revisi kurikulum tahun 2013/2014, pemanfaatan hasil analisis kondisi riil sekolah, terutama tenaga pendidik dan sarana-prasarana, serta analisis terhadap Kurikulum 2013.


(12)

4) Kalender pendidikan SMK Kesehatan Darussalam disusun berdasarkan hasil perhitungan minggu efektif untuk tahun pelajaran 2014/2015.

Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam menjadi acuan bagi satuan pendidikan dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran dengan mengedepankan prinsip pengembangan kurikulum dan karakteristik kurikulum 2013 dengan penyesuaian terhadap pemanfaatan analisis kondisi riil SMK Kesehatan Darussalam dan Analisis Kondisi Lingkungan Sekolah.

B. Landasan

Sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 jo PP Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar nasional Pendidikan bahwa penyusunan struktur kurikulum tingkat nasional maupun daerah serta penyusunan kurikulum tingkat sekolah (KTSP) harus menggunakan acuan pada kerangka dasar kurikulum yang dikembangkan dari Standar Nasional Pendidikan. Perubahan PP Nomor 32 tahun 2013 telah ditegaskan bahwa kerangka dasar kurikulum yang digunakan sebagai dasar penyusunan kurikulum 2013 meliputi landasan filosofis, landasan sosiologis, landasan yuridis, dan landasan pedagogis.

1. Landasan Filosofis

Pendidikan adalah salah satu wujud kebudayaan manusia yang selalu tumbuh dan berkembang, tetapi ada kalanya mengalami penurunan kualitas sehingga hancur perlahan-lahan seiring dengan perkembangan zaman. Kurikulum SMK disusun untuk mengemban misi agar dapat turut mendukung perkembangan kebudayaan pada arah yang positif. Karena itu, kurikulum SMK harus memperhatikan beberapa hal mendasar sebagai berikut.

1) Pendidikan harus menanamkan tata nilai yang kuat dan jelas sebagai landasan pembentukan watak dan perkembangan kehidupan manusia.

2) Pendidikan harus memberikan sesuatu yang bermakna, baik yang ideal maupun pragmatis, sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

3) Pendidikan harus memberikan arah yang terencana bagi kepentingan bersama peserta didik, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.


(13)

Pendidikan menjadi bermakna apabila secara pragmatis dapat mendidik manusia dapat hidup sesuai dengan zamannya. Pendidikan harus dilihat sebagai wahana untuk membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan guna menjalani dan mengatasi masalah kehidupan pada hari esok maupun masa depan yang selalu berubah.

Pendidikan kejuruan perlu mengajar dan melatih peserta didik untuk menguasai kompetensi dan kemampuan lain yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan sebagai modal untuk pengembangan dirinya di kemudian hari.

Secara filosofis, penyusunan kurikulum SMK perlu mempertimbangkan perkembangan psikologis peserta didik dan perkembangan/kondisi kehidupan sosial budaya masyarakat.

2. Landasan Paedagogis

Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan peserta didik menjadi manusia produktif yang dapat langsung bekerja di bidangnya setelah melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi. Dengan demikian, pembukaan program diklat di SMK harus responsif terhadap perubahan pasar kerja. Penyiapan manusia untuk bekerja bukan berarti menganggap manusia semata-mata sebagai faktor produksi karena pembangunan ekonomi memerlukan kesadaran sebagai warganegara yang baik dan bertanggung jawab, sekaligus sebagai warganegara yang produktif.

Pendidikan menengah kejuruan harus dijalankan atas dasar prinsip investasi SDM (human capital investment). Semakin tinggi kualitas pendidikan dan pelatihan yang diperoleh seseorang, akan semakin produktif orang tersebut. Akibatnya selain meningkatkan produktivitas nasional, meningkatkan pula daya saing tenaga kerja di pasar kerja global. Untuk mampu bersaing di pasar global, sekolah menengah kejuruan harus mengadopsi nilai-nilai yang diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan, yaitu disiplin, taat azas, efektif, dan efisien.


(14)

3. Landasan Yuridis

1) Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 36 ayat (1) menyatakan bahwa “Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional” dan ayat (2) menyebutkan bahwa “Kurikukum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik”.

Pasal 38 Ayat 2 yang menyatakan kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan Provinsi untuk pendidikan menengah;

Pasal 51 Ayat 1 yang menyatakan bahwa pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/ madrasah.

2) Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 mengenai Standar Nasional Pendidikan Standar Nasional Pendidikan yang mencakup 8 standar, yaitu standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, standar penilaian, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar tenaga kependidikan, dan standar pembiayaan.

Pasal 77M ayat 2 Peraturan Pemerintah tersebut menyatakan bahwa “Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, dan pedoman implementasi Kurikulum”;


(15)

3) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK)

5) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.

6) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi.

7) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. 8) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

9) Surat Edaran Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 156928/MPK.A/KR/2013, tanggal 8 November 2013, perihal Implementasi Kurikulum 2013

10) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan, sebagai pengganti Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan;

11) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.

12) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menggantikan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum;.


(16)

13) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

14) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah;

15) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2014 tentang Peminatan Pada Pendidikan Menengah;

16) Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 1769/D3.3/KEP/KP/2014 tentang Silabus Mata Pelajaran Kelompok Dasar Program Keahlian (C2) dan Paket Keahlian (C3) Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan;

17) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2012 tentang Bahasa, Sastra, dan Aksara Jawa;

18) Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 57 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2012 Tentang Bahasa, Sastra, dan Aksara Jawa;

19) Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Direktorat Pembinaan SMA “Model Pengembangan Penilaian Proses dan Hasil Belajar”

20) Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang Nomor : 800 / 1561 b / 2014 tentang Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2014 / 2015.

C. Pengertian

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.


(17)

D. Tujuan Pengembangan KTSP

Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam disusun agar sekolah memiliki pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dan pemenuhan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Oleh sebab itu pengembangan Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam bertujuan untuk:

1) Menyusun kurikulum sekolah yang relevan dengan standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

2) Menyediakan dokumen yang memuat tujuan, strategi pencapaian tujuan, pengaturan waktu, pedoman umum dan evaluasi penyelenggaraan kurikulum 2013.

3) Menyediakan acuan bagi warga sekolah dalam mengembangkan program pelaksanaan kurikulum 2013 agar dapat mencapai tujuan secara efektif dan berkelanjutan.

4) Meningkatkan sistem penjaminan pelaksanaan kurikulum dengan menyediakan rumusan latar belakang, konsep, model implementasi, dan perangkat evaluasi program.

5) Menyediakan instrumen untuk mengukur ketercapaian program.

6) Memberikan informasi kepada masyarakat terutama orang tua peserta didik untuk lebih memahami dan memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan kurikulum 2013 pada tingkat satuan pendidikan secara terarah agar lebih berhasil guna.

7) Menyediakan acuan bagi para evaluator program pelaksanaan kurikulum 2013 dalam mengukur efektivitas program pelaksanaan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.


(18)

E. Prinsip Penyusunan KTSP

Dalam menyusun KTSP perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia

Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.

2) Kebutuhan Kompetensi Masa Depan

Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab, toleran dalam keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungan. Kurikulum harus mampu menjawab tantangan ini sehingga perlu mengembangkan kemampuan-kemampuan ini dalam proses pembelajaran.

3) Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik

Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.

4) Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan

Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.

5) Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi


(19)

masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.

6) Tuntutan Dunia Kerja

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

7) Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

8) Agama

Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta akhlak mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua matapelajaran ikut mendukung peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.

9) Dinamika Perkembangan Global

Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.


(20)

10)Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan

Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.

11)Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.

12)Kesetaraan Jender

Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan jender.

13)Karakteristik Satuan Pendidikan

Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.

F. Prinsip Pengelolaan KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK sebagai perwujudan dari kurikulum pendidikan menengah kejuruan dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah, di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi, mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP.

Sebagaimana Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada umumnya, KTSP SMK dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut.


(21)

1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung-jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Peserta didik memiliki posisi sentral, berarti segala kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.

2) Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu semangat dan isi kurikulum harus dapat mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan,teknologi dan seni dengan tepat. Untuk memenuhi hal tersebut maka di SMK Kesehatan Darussalam ditambahkan pendidikan berbasis keunggulan lokal berupa seni dan budaya sunda, dan karya tulis sebagai bekal dasar pengetahuan dan keterampilan di perguruan tinggi.

4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjalin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya kehidupan kemasyarakat dan dunia


(22)

kerja. Oleh karena itu kurikulum SMK Kesehatan Darussalam dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan pribadi, keterampilan berfikir, keterampilan sosial,keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional yang diwujudkan dalam berbagai kegiatan, baik intra maupun ekstrakurikuler antara lain PMR dan Gugus Depan.

5) Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan, serta kerjasama dengan perguruan tinggi terdekat seperti Universitas Muhamadiyah dan Ngudi Waluyo. 6) Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

G. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum

Pelaksanaan kurikulum di SMK Kesehatan Darussalam dilaksanakan sebagai berikut :

1) Didasarkan pada potensi, perkembangan, dan minat peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu,serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas,dinamis dan menyenangkan melalui kegiatan Tatap Muka (TM), Penugasan Terstruktur


(23)

(PT), dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT), pengembangan diri baik melalui Bimbingan Karier (BK) maupun kegiatan ekstrakuikuler.

2) Menegakkan 4 (empat) pilar belajar yaitu :

 Belajar untuk memahami dan menghayati .

 Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif.

 Belajar untuk kehidupan bersama dan berguna bagi orang lain,dan.

 Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri,melalui proses pembelajaran yang efektif, aktif, kreatif dan menyenangkan.

3) Melalui bimbingan guru wali yang bekerja sama dengan guru mata pelajaran dan BP/BK secara terjadwal. Setiap guru wali memiliki maksimal 22 orang peserta didik sebagai peserta bimbingannya.

4) Setiap guru mata pelajaran memiliki jadwal konsultasi mata pelajaran disesuaikan dengan minat peserta didik dan dilaksanakan dalam suasana peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka dan hangat, dengan prinsip Tut Wuri handayani, Ing madya mangun karsa, Ing Ngarsa Sung Tulada.

5) Menggunakan pendekatan multi strategi dan multi media, sumber belajar dan teknologi yang memadai, memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dan fasilitas internet.

6) Mendayagunakan kondisi alam, sosial budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.

H. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

1) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.

2) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.


(24)

3) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan atau dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.

4) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal.

I. Analisis SWOT

1) Kekuatan / Keunggulan Sekolah ( S= Strength)

SMK Kesehatan Darussalam adalah sekolah kejuruan berbasis kompetensi yang didukung tenaga muda potensial dan beretos kerja tinggi. Hal tersebut berpegaruh pada adanya semangat juang serta kedisiplinan yang tinggi untuk melangkah maju demi mewujudkan sekolah unggulan di Kabupaten Semarang.

Dilihat dari segi lingkungan belajar, SMK Kesehatan Darussalam terletak di kawasan pedesaan yang jauh dari keramaian. Kondisi lingkungan sekitar yang sejuk serta sepi menjadikan suasana belajar mengajar di kelas menjadi nyaman. Sehingga proses transfer ilmu dari pendidik kepada peserta didik dapat dilakukan secara optimal.

Untuk mengembangkan sekolah, SMK Kesehatan Darussalam mempunyai luas lahan yang memadai. Dengan keadaan yang demikian, akan mudah bagi SMK Kesehatan Darussalam untuk membangun sarana untuk menunjang kegiatan sekolah. Lahan yang rata serta kondisi tanah yang baik, sedikit banyak membantu untuk mengembangkan sekolah.

Sebagai satu-satunya SMK yang bergerak di bidang Kesehatan di Kabupaten Semarang, SMK Kesehatan Darussalam memiliki berbagai prospek yang menjanjikan. Dengan munculnya isu bahwa hanya lulusan dari SMK Kesehatan saja yang dapat melanjutkan ke jenjang lebih tinggi dari bidang yang sama, menjadikan SMK Kesehatan Darussalam sebagai sasaran utama peserta didik lulusan SMP yang ingin bekerja di bidang Kesehatan. Prospek yang menjanjikan saat selesai menamatkan semua


(25)

beban belajar sebagai asisten perawat, tenaga laboratorium dan lain-lain juga menjadi daya jual yang mampu menarik berbagai kalangan untuk lebih mengenal SMK Kesehatan Darussalam.

2) Kelemahan / Kekurangan Sekolah ( W=Weakness)

Salah satu yang menghambat perkembangan SMK Kesehatan Darussalam adalah letak sekolah yang jauh dari pusat Pemerintah Daerah dan Dinas terkait lain, serta dari ruas jalan raya berjarak ± 1,5 Km. Dengan keadaan yang demikian, akses menuju sekolah bagi peserta didik khususnya sedikit menjadi masalah. Selain itu, untuk mengurus berbagai keperluan, misalnya keperluan yang berhubungan dengan instansi lain keadaan yang demikian tentunya akan menjadi masalah tersendiri.

Dari segi sarana dan prasarana, sekolah ini masih mempunyai kekurangan terutama masalah sarana Laboratorium, baik laboratorium praktik kejuruan, ataupun laboratorium umum. Tingginya harga peralatan kesehatan dan banyaknya alat yang dibutuhkan agar sesuai dengan perbandingan antara jumlah peserta didik dengan sarana yang ada menjadi sebab utamanya. Untuk itu diperlukan pembangunan fisik berupa bangunan serta penambahan alat dan bahan praktik serta alat penunjang lainnya agar masalah ini segera dapat diatasi.

Memiliki tenaga pendidik dengan rata-rata umur yang rendah pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelemahan terbesarnya adalah mindset sebagian pendidik yang belum tertata. Ada pendidik yang belum tahu apa saja tugas pokok dan fungsi seorang guru sehingga berulang kali melakukan tindakan yang sebenarnya tidak sesuai dengan tupoksinya. Ada yang belum paham dengan etika yang harus seorang guru miliki, sehingga menimbulkan tanggapan yang kurang baik dari beberapa peserta didik.

Masalah lain yang dihadapi sekolah ini adalah berkaitan dengan keamanan. Belum adanya pagar yang berfungsi menutup akses keluar dari lingkungan sekolah, serta belum adanya petugas jaga menjadi alasannya. Dengan tidak adanya batas yang jelas dengan lingkungan sekitar


(26)

menyulitkan sekolah dalam mengawasi semua kegiatan peserta didik selama di sekolah, sehingga apabila terjadi pelanggaran tata tertib, pihak sekolah belum dapat memberikan sanksi yang tegas terhadap para pelaku pelanggran. Padahal, keamanan merupakan aspek penting dari setiap sekolah, karena akan berkaiatan langsung dengan seluruh komponen sekolah.

3) Peluang / kesempatan Sekolah ( O= Opportunity)

Tanpa mengesampingkan berbagai kelemahan yang ada di sekolah ini, sekolah ini tergolong sekolah yang mempunyai tekad yang kuat untuk maju dan berkembang. Kenyataan yang terjadi di lapangan pun mengindikasikan hal tersebut. Hal ini didasarkan dari jumlah peminat / pendaftar dari sekolah sekitar yang cukup tinggi serta kuatnya semangat dari segenap warga sekolah.

Selain itu, kesadaran peserta didik dan orang tua serta seluruh elemen masyarakat sekitar juga mempunyai nilai lebih untuk mendukung sekolah kemajuan sekolah. Karena tanpa bantuan serta dukungan dari masyarakat sekitar mustahil sebuah institusi dapat berkembang menjadi institusi unggulan.

Yang terakhir sebagai acuan untuk menjadikan sekolah ini berkembang adalah peluang untuk penambahan dan pembenahan sarana dan prasarana cukup besar. Hal ini didorong dengan luasnya lahan yang masih tersedia, serta melihat kondisi serta minat masyarakat yang cukup besar untuk ikut mengembangkan sekolah ini.

4) Ancaman ( T= Threat).

Setiap institusi, baik institusi pendidikan maupun institusi yang lain tentunya mempunyai halangan atau ancaman untuk maju. Pun dengan SMK Kesehatan Darussalam, ada sedikit ancaman untuk memajukan sekolah ini terutama yang berkaitan dengan keadaan geografis sekolah serta yang


(27)

berkaitan dengan cuaca yang tidak diimbangi dengan pembangunan sarana untuk mengatasi maslah tersebut.

Keadaan geografis sekolah dapat menjadi sebuah keunggulan maupun bisa menjadi ancaman jika tidak diimbangi pembagunan sarana yang mendukung. Letak sekolah yang berada di lingkungan persawahan membuat kondisi tanah yang labil. Hal ini akan juga dipengaruhi kondisi cuaca. Cuaca yang sering berubah sewaktu-waktu membuat kondisi sekolah menjadi sulit untuk diprediksi. Apalagi pada saat musim penghujan. Letak sekolah yang berada di lingkungan persawahan akan susah untuk dilalui jika terjadi hujan karena tanh menjadi basah dan becek. Melihat kondisi yang demikian tentunya diperlukan pembangunan sarana untuk mengatasi keadaan tersebut. Ancaman lain yang berkaitan dengan kemajuan sekolah datang dari masyarakat sekitar. Memang tidak bisa dipungkiri, masyarakat sekitar mempunyai andil besar untuk kemajuan sekolah. Namun kondisi tersebut tidak dipengaruhi kemampuan serta kesadaran warga akan pentingnya kondisi peserta didik yang masuk ke sekolah. Masyarakat lokal terutama masyarakat desa Gebugan ingin diutamakan untuk masuk sebagai peserta didik di sekolah. Hal ini menjadi ancaman tersendiri bagi sekolah jika peserta didik-peserta didik khususnya dari masyarakat sekitar menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan pihak sekolah.


(28)

BAB II

TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan SMK

Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjutdengan memiliki keseimbangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terpadu dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan Umum Pendidikan

1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi agar menjadi warga negara yang berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab.

3. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia.

4. Mengembangkan potensi peserta didik agar memilki kepedulian terhadap lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan lingkungan hidup serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan efisien.

Tujuan Khusus Pendidikan

1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilih.

2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir , ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi dilingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.

3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri/kelompok maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.


(29)

4. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

B. Visi SMK Kesehatan Darussalam

Menghasilkan insan kesehatan yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, profesional sesuai kompetensi, terampil, dan mandiri.

C. Misi SMK Kesehatan Darussalam

1) Pusat pendidikan menengah kejuruan kesehatan yang bermutu dan unggul dijajarannya.

2) Memberikan pendidikan, pengetahuan dan keterampilan yang berkualitas sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan berlandaskan pada iman dan taqwa (IMTAQ).

3) Membimbing peserta didik untuk menjadi tenaga kesehatan yang berdedikasi tinggi dan terampil melakukan pelayanan kesehatan sesuai bidang kompetensinya.

D. Tujuan Pendidikan SMK Kesehatan Darussalam

1) Mencetak insan yang berakhlak mulia, profesional dan berjiwa sosial di masyarakat.

2) Menghasilkan calon-calon tenaga ahli yang terampil menjadi mitra yang membantu tenaga profesional.

3) Mencetak calon tenaga ahli yang memiliki ketrampilan hidup dan mampu berkompetisi serta mampu mengembangkan diri.

4) Mengembangkan penguasaan pengetahuan yang dicirikan dengan proses mencari tahu untuk mampu menginterprestasikan informasi.

5) Mengembangkan keterampilan yang dicirikan dengan ketaatan pada prosedur, efisiensi waktu, tindakan yang efektif, akurasi dan teliti.

6) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis yang dicirikan dengan ide baru, mengkaji masalah dengan cara baru dan merencanakan penanggulangan masalah secara sistematis.


(30)

E. Tujuan Kompetensi Keahlian Analisis Kesehatan 1) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik.

2) Mengajarkan peserta didik agar menjadi warga Negara yang bertanggungjawab.

3) Melatih peserta didik agar dapat menerapkan pola hidup sehat, memiliki wawasan, pengetahuan dan seni.

4) Membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam :

i. Pemeriksaan urin, faces dan cairan tubuh lainnya.

ii. Pemeriksaan hematologi, bakteriologi, parasitologi, dan non patologis. iii. Penganalisaan data hasil pemeriksaan.

5) Melatih peserta didik agar mampu memilih karier, berkompetisi dan memngembangkan sikap professional dalam kompetensi keahlian analis kesehatan.

6) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk melanjutkan pendidikan.


(31)

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum

1. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah

Untuk mewadahi konsep kesamaan muatan antara SMA/MA dan SMK/MAK, maka dikembangkan Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah, terdiri atas Kelompok Mata pelajaran Wajib dan Mata pelajaran Pilihan. Mata pelajaran wajib mencakup 9 (sembilan) mata pelajaran dengan beban belajar 24 jam per minggu. Isi kurikulum (KI dan KD) dan kemasan substansi untuk Mata pelajaran wajib bagi SMA/MA dan SMK/ MAK adalah sama. Struktur ini menerapkan prinsip bahwa peserta didik merupakan subjek dalam belajar yang memiliki hak untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan minatnya.

Mata pelajaran pilihan terdiri atas pilihan akademik untuk SMA/MA serta pilihan akademik dan vokasional untuk SMK/MAK. Mata pelajaran pilihan ini memberi corak kepada fungsi satuan pendidikan, dan didalamnya terdapat pilihan sesuai dengan minat peserta didik. Beban belajar di SMA/MA untuk Tahun X, XI, dan XII masing-masing adalah 42, 44, dan 44 jam pelajaran per minggu. Satu jam belajar adalah 45 menit. Sedangkan beban belajar untuk SMK/MAK adalah 48 jam pelajaran per minggu ditambah dua jam untuk muatan lokal.


(32)

Tabel 1 : Struktur Kurikulum 2013 dan beban belajar per minggu untuk SMA dan SMK berdasarkan Permendikbud No. 70 tahun 2013

MATA PELAJARAN

ALOKASI WAKTU PER MINGGU

X XI XII

Kelompok A (Wajib)

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4

4. Matematika 4 4 4

5. Sejarah Indonesia 2 2 2

6. Bahasa Inggris 2 2 2

Kelompok B (Wajib)

7. Seni Budaya* 2 2 2

8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3

9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2

Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu 24 24 24 Kelompok C (Peminatan)

Mata Pelajaran Peminatan Akademik (SMA/MA) Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi (SMK/MAK)

18 24

20 24

20 24

Jumlah Jam Pelajaran yang harus ditempuh per minggu (SMA/MA)

Jumlah Jam Pelajaran yang harus ditempuh per minggu (SMK/MAK)

42

48

44

48

44

48

Mata pelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok Mata pelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B adalah kelompok mata pelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan local yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.


(33)

Kegiatan Ekstrakurikuler SMA/MA, SMK/MAK: Pramuka (wajib), OSIS, UKS, PMR, dan lain-lain, diatur lebih lanjut dalam bentuk Pedoman Program Ekstrakurikuler.

2. Struktur Kurikulum SMK/MAK

Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya. Agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta mengembangkan keahlian dan keterampilan, mereka harus memiliki stamina yang tinggi, menguasai keahliannya dan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi, dan mampu berkomunikasi sesuai dengan tuntutan pekerjaannya, serta memiliki kemampuan mengembangkan diri. Struktur kurikulum pendidikan kejuruan dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Kurikulum SMK/MAK berisi mata pelajaran wajib, dan mata peminatan.

Mata pelajaran wajib terdiri atas 9 (sembilan) mata pelajaran, yaitu Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Sejarah Indonersia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan, dan Prakarya dan Kewirausahaan. Mata pelajaran wajib tersebut bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam spektrum manusia kerja.

Mata pelajaran Peminatan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang bertujuan untuk menunjang pembentukan kompetensi kerja dan pengembangan kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.

Struktur kurikulum SMK/MAK meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun atau dapat diperpanjang hingga empat tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII atau kelas XIII.

Kurikulum SMK/MAK dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik dapat belajar sesuai dengan minat mereka. Struktur


(34)

kurikulum SMK/MAK memberi peluang kepada peserta didik melakukan pilihan mulai pada Kelompok Program Keahlian sebagai program peminatan dan kemudian berlanjut melakukan pilihan program pendalaman peminatan pada Kelompok Paket Keahlian. Pada SMK/MAK terdapat 47 Program Keahlian (Peminatan) dengan 134 Paket Keahlian (Pendalaman Peminatan).

Kurikulum SMK/MAK dirancang dengan pandangan bahwa SMA/MA dan SMK/MAK pada dasarnya adalah satu entitas pendidikan menengah, perbedaannya hanya pada pengakomodasian minat peserta didik. Oleh karena itu, struktur umum kurikulum SMK/MAK sama dengan struktur umum kurikulum SMA/MA, berisi 3 kelompok mapel: Kelompok A, B, dan C.

PP Nomor 17 Tahun 2010 Pasal 80 menyatakan bahwa: (1) penjurusan pada SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat berbentuk bidang keahlian; (2) setiap bidang keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat terdiri atas 1 (satu) atau lebih program keahlian; (3) setiap program keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat terdiri atas 1 (satu) atau lebih kompetensi keahlian. Bidang keahlian pada SMK/MAK meliputi:

1) Teknologi dan Rekayasa

2) Teknologi Informasi dan Komunikasi 3) Kesehatan

4) Agribisnis dan Agroteknologi 5) Perikanan dan Kelautan 6) Bisnis dan Manajemen 7) Pariwisata

8) Seni Rupa dan Kriya 9) Seni Pertunjukan

Pemilihan peminatan Bidang Keahlian dilakukan saat peserta didik mendaftar pada SMK/MAK yang menyelenggarakan program studi dimaksud. Pemilihan peminatan konsentrasi keahlian dilakukan pada akhir semester 2, berdasarkan nilai rapor dan/atau rekomendasi guru BK di SMK/MAK dan/atau hasil tes penempatan (placement test) oleh psikolog. Pada SMK/MAK, Mata Pelajaran Kelompok Peminatan (C) terdiri atas:


(35)

1) Kelompok Mata Pelajaran Bidang Keahlian (C1),

2) Kelompok Mata Pelajaran Dasar Program Keahlian (C2), 3) Kelompok Mata Pelajaran Paket Keahlian (C3).

Mata pelajaran dan Kompetensi Dasar pada kelompok C2 dan C3 ditetapkan oleh direktorat terkait, untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan dunia usaha dan industri. Untuk MAK, selain ketiga peminatan-peminatan tersebut ditambah dengan Kelompok Peminatan Keagamaan, diatur lebih lanjut oleh Kementerian Agama.

Tabel 2 : Struktur Kurikulum 2013 dan beban belajar per minggu untuk SMK Bidang Keahlian Kesehatan, Kompetensi Keahlian Analisis Kesehatan

MATA PELAJARAN

KELAS

X XI XII

1 2 1 2 1 2

Kelompok A (Wajib)

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2

3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4

4 Matematika 4 4 4 4 4 4

5 Sejarah Indonesia 2 2 2 2 2 2

6 Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2

Kelompok B (Wajib)

7 Seni Budaya 2 2 2 2 2 2

8 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 2 2 2

9 Pendidikan Jasmani Olah Raga & Kesehatan 3 3 3 3 3 3

10 Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2

Kelompok C (Peminatan)

C1. Dasar Bidang Keahlian

11 Fisika 2 2 2 2 - -

12 Kimia 2 2 2 2 - -

13 Biologi 2 2 2 2 - -

C2. Dasar Program Keahlian


(36)

15 Anatomi dan Patofisiologi 4 4 - - - -

16 Mikrobiologi Kesehatan 4 4 - - - -

17 Kimia Analisa 5 5 - - - -

18 Simulasi Digital 3 3 - - - -

C3. Paket Keahlian Analis Kesehatan

19 Bakteriologi Klinik - - 5 5 5 5

20 Parasitologi - - 4 4 4 4

21 Hematologi - - 4 4 5 5

22 Kimia Klinik - - 3 3 6 6

23 Immunologi - - 2 2 4 4

TOTAL 50 50 50 50 50 50

B. Muatan Kurikulum

Muatan KTSP terdiri atas muatan kurikulum pada tingkat nasional, muatan kurikulum pada tingkat daerah, dan muatan kekhasan satuan pendidikan.

1. Muatan Kurikulum pada Tingkat Nasional

Muatan kurikulum pada tingkat nasional yang dimuat dalam KTSP adalah sebagaimana yang diatur dalam ketentuan:

a. untuk SD/MI mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI;

b. untuk SMP/MTs mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/MTs;

c. untuk SMA/MA mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA;

d. untuk SMK/MAK mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK/MAK;


(37)

2. Muatan Kurikulum pada Tingkat Daerah

Muatan kurikulum pada tingkat daerah yang dimuat dalam KTSP terdiri atas sejumlah bahan kajian dan pelajaran dan/atau mata pelajaran muatan lokal yang ditentukan oleh daerah yang bersangkutan. Penetapan muatan lokal didasarkan pada kebutuhan dan kondisi setiap daerah, baik untuk provinsi maupun kabupaten/kota.

Muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah provinsi ditetapkan dengan peraturan gubernur. Begitu pula halnya, apabila muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah kabupaten/kota ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota.

3. Muatan Kekhasan Satuan Pendidikan

Muatan kekhasan satuan pendidikan berupa bahan kajian dan pelajaran dan/atau mata pelajaran muatan lokal serta program kegiatan yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik.

C. Standar Kompetensi Lulusan

Lulusan SMK diharapkan memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.

Tabel 3 : Standar Kompetensi Lulusan untuk jenjang SMK SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.


(38)

Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

D. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

1. Kompetensi Inti

Sejalan dengan filosofi progresivisme dalam pendidikan, Kompetensi Inti ibaratnya adalah anak tangga yang harus ditapak peserta didik untuk sampai pada kompetensi lulusan jenjang SMK/MAK. Kompetensi Inti meningkat seiring dengan meningkatnya usia peserta didik yang dinyatakan dengan meningkatnya kelas. Melalui Kompetensi Inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga. Sebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan multidimensi, Kompetensi Inti juga memiliki multidimensi. Untuk kemudahan operasionalnya, kompetensi lulusan pada ranah sikap dipecah menjadi dua. Pertama, sikap spiritual yang terkait dengan tujuan pendidikan nasional membentuk peserta didik yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. Kedua, sikap sosial yang terkait dengan tujuan pendidikan nasional membentuk peserta didik yang mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.

Kompetensi Inti bukan untuk diajarkan melainkan untuk dibentuk melalui pembelajaran berbagai kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran yang relevan. Dalam hal ini mata pelajaran diposisikan sebagai sumber kompetensi. Apapun yang diajarkan pada mata pelajaran tertentu pada suatu jenjang kelas tertentu hasil akhirnya adalah Kompetensi Inti yang harus dimiliki oleh peserta didik pada jenjang kelas tersebut. Tiap mata pelajaran harus tunduk pada Kompetensi Inti yang telah dirumuskan. Dengan kata lain, semua mata pelajaran yang diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut harus berkontribusi terhadap pembentukan Kompetensi Inti. Kompetensi Inti akan menagih kepada tiap mata pelajaran apa yang dapat dikontribusikannya dalam membentuk kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik. Ibaratnya, Kompetensi Inti adalah pengikat berbagai kompetensi dasar yang harus dihasilkan dengan mempelajari tiap mata


(39)

pelajaran serta berfungsi sebagai integrator horizontal antar mata pelajaran. Dengan pengertian ini, Kompetensi Inti bebas dari mata pelajaran karena tidak mewakili mata pelajaran tertentu. Kompetensi Inti menyatakan kebutuhan kompetensi peserta didik, sedangkan mata pelajaran adalah pasokan kompetensi. Dengan demikian, Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal kompetensi dasar. Organisasi vertikal kompetensi dasar adalah keterkaitan kompetensi dasar satu kelas dengan kelas di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antar kompetensi yang dipelajari siswa SMK/MAK. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara kompetensi dasar satu mata pelajaran dengan kompetensi dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.

Rumusan Kompetensi Inti dalam buku ini menggunakan notasi:

 KI-1 untuk Kompetensi Inti sikap spiritual,

 KI-2 untuk Kompetensi Inti sikap sosial

 KI-3 untuk Kompetensi Inti pengetahuan

 KI-4 untuk Kompetensi Inti keterampilan

Urutan tersebut mengacu pada urutan yang disebutkan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa kompetensi terdiri dari kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 4. Uraian Kompetensi Inti untuk SMK KOMPETENSI INTI

KELAS X

KOMPETENSI INTI KELAS XI

KOMPETENSI INTI KELAS XII 1. Menghayati dan

mengamalkan ajaran

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran


(40)

agama yang dianutnya. agama yang dianutnya. agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan

mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggung- jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,

responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggung- jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,

responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggung- jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,

responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk

memecahkan masalah.


(41)

dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu

melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

2. Kompetensi Dasar

Dalam mendukung Kompetensi Inti, capaian pembelajaran mata pelajaran diuraikan menjadi kompetensi-kompetensi dasar. Pencapaian Kompetensi Inti adalah melalui pembelajaran kompetensi dasar yang disampaikan melalui mata pelajaran. Rumusannya dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Sebagai pendukung pencapaian Kompetensi Inti, kompetensi dasar dikelompokkan menjadi empat sesuai dengan rumusan Kompetensi Inti yang didukungnya, yaitu:

1. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;

2. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;

3. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3; dan

4. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.

Uraian kompetensi dasar yang rinci ini adalah untuk memastikan bahwa capaian pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan saja, melainkan harus berlanjut ke keterampilan, dan bermuara pada sikap. Melalui Kompetensi Inti, tiap mata pelajaran ditekankan bukan hanya memuat kandungan pengetahuan saja, tetapi juga memuat kandungan proses


(42)

yang berguna bagi pembentukan keterampilannya. Selain itu juga memuat pesan tentang pentingnya memahami mata pelajaran tersebut sebagai bagian dari pembentukan sikap. Hal ini penting mengingat kompetensi pengetahuan sifatnya dinamis karena pengetahuan masih selalu berkembang.

Kompetensi dasar dalam kelompok Kompetensi Inti sikap (KI-1 dan KI-2) bukan untuk peserta didik karena kompetensi ini tidak diajarkan, tidak dihafalkan, dan tidak diujikan, tetapi sebagai pegangan bagi pendidik bahwa dalam mengajarkan mata pelajaran tersebut ada pesan-pesan spritual dan sosial sangat penting yang terkandung dalam materinya untuk ditanamkan pada diri peserta didik. Dengan kata lain, kompetensi dasar yang berkenaan dengan sikap spiritual (mendukung KI-1) dan individual-sosial (mendukung KI-2) dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (mendukung KI-3) dan keterampilan (mendukung KI-4).

Untuk memastikan keberlanjutan penguasaan kompetensi, proses pembelajaran dimulai dari kompetensi pengetahuan, kemudian dilanjutkan menjadi kompetensi keterampilan, dan berakhir pada pembentukan sikap. Dengan demikian, proses penyusunan maupun pemahamannya (dan cara membacanya) dimulai dari Kompetensi Dasar kelompok 3. Hasil rumusan Kompetensi Dasar kelompok 3 dipergunakan untuk merumuskan Kompetensi Dasar kelompok 4. Hasil rumusan Kompetensi Dasar kelompok 3 dan 4 dipergunakan untuk merumuskan Kompetensi Dasar kelompok 1 dan 2.

Proses berkesinambungan ini adalah untuk memastikan bahwa pengetahuan berlanjut ke keterampilan dan bermuara ke sikap sehingga ada keterkaitan erat yang mendekati linier antara kompetensi dasar pengetahuan, keterampilan, dan sikap.


(43)

1) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

a) Pengertian

Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan serta membentuk sikap, dan kepribadian peserta didik dalam mengamalkan ajaran agama Islam. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dilaksanakan melalui mata pelajaran pada semua jenjang pendidikan, yang pengamalannya dapat dikembangkan dalam berbagai kegiatan baik yang bersifat kokurikuler maupun ekstrakurikuler.

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah pendidikan yang berlandaskan pada aqidah yang berisi tentang keesaan Allah Swt sebagai sumber utama nilai-nilai kehidupan bagi manusia dan alam semesta. Sumber lainnya adalah akhlak yang merupakan manifestasi dari aqidah, yang sekaligus merupakan landasan pengembangan nilai-nilai karakter bangsa Indonesia.

b) Rasional

1. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari materi pokok pendidikan agama Islam (al-Qur‟an dan Hadis, aqidah, akhlak, fiqih dan sejarah peradaban Islam). 2. Ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI dan Budi Pekerti

merupakan mata pelajaran pokok yang menjadi satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan mata pelajaran lain yang bertujuan untuk pengembangan moral dan kepribadian peserta didik. Maka, semua mata pelajaran yang memiliki tujuan tersebut harus seiring dan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti. 3. Diberikannya mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti bertujuan untuk

terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt., berbudi pekerti yang luhur (berakhlak yang mulia), dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang Islam, terutama sumber ajaran dan sendi-sendi Islam lainnya, sehingga dapat dijadikan bekal untuk memelajari berbagai bidang ilmu atau mata pelajaran tanpa harus


(44)

terbawa oleh pengaruh-pengaruh negatif yang mungkin ditimbulkan oleh ilmu dan mata pelajaran tersebut.

4. PAI dan Budi Pekerti adalah mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan peserta didik dapat menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi PAI lebih menekankan bagaimana peserta didik mampu menguasai kajian keislaman tersebut sekaligus dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, PAI dan Budi Pekerti tidak hanya menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi yang lebih penting adalah pada aspek afektif dan psikomotornya. 5. Secara umum mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti didasarkan pada

ketentuan-ketentuan yang ada pada dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu al-Qur‟an dan Hadis Nabi Muhammad saw., juga melalui metode ijtihad (dalil aqli), para ulama dapat mengembangkannya dengan lebih rinci dan mendetail dalam kajian fiqih dan hasil-hasil ijtihad lainnya.

6. Tujuan akhir dari mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti adalah terbentuknya peserta didik yang memiliki akhlak yang mulia (budi pekerti yang luhur), yang merupakan misi utama diutusnya Nabi Muhammad saw di dunia. Hal ini tidak berarti bahwa pendidikan Islam tidak memerhatikan pendidikan jasmani, akal, ilmu, ataupun segi-segi praktis lainnya, tetapi maksudnya adalah bahwa pendidikan Islam memerhatikan segi-segi pendidikan akhlak seperti juga segi-segi lainnya.

c) Tujuan

Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama Islam yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Pendidikan Agama Islam di sekolah bertujuan untuk:

1. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT dalam diri peserta didik melalui pengenalan, pemahaman, penghayatan terhadap ayat-ayat Allah yang tercipta dan tertulis (ayat kauniyyah dan ayat qauliyyah);

2. Membentuk karakter muslim dalam diri peserta didik melalui pengenalan, pemahaman, dan pembiasaan norma-norma dan


(45)

aturan-aturan Islam dalam melakukan relasi yang harmonis dengan Tuhan, diri sendiri, sesama, dan lingkungannya;

3. Mengembangkan nalar dan sikap moral yang selaras dengan keyakinan Islam dalam kehidupan sebagai warga masyarakat, warga negara, dan warga dunia.

d) Ruang Lingkup

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam pada SMK meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan:

1. Hubungan manusia dengan Tuhan;

2. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri; 3. Hubungan manusia dengan sesama manusia; dan

4. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan alam.

Aspek lingkup Pendidikan Agama Islam pada SMK meliputi

1. Al-Quran/Hadis; menekankan pada kemampuan membaca, menulis,

dan menterjemahkan dengan baik dan benar;

2. Keimanan; menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan keyakinan, serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai asma‟ul husna sesuai dengan kemampuan peserta didik;

3. Akhlak; menekankan pada pengamalan sikap terpuji dan menghindari akhlak tercela;

4. Fiqih/Ibadah; menekankan pada cara melakukan ibadah dan mu‟amalah yang baik dan benar;

5. Tarikh dan Kebudayaan Islam; menekankan pada kemampuan mengambil pelajaran (ibrah) dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh muslim yang berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena-fenomena sosial, untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.


(1)

BIDANG KEAHLIAN : KESEHATAN

KOMPETENSI KEAHLIAN : ANALISIS KESEHATAN Halaman 240

BAB IV

KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun efektif, efektif fakultatif dan hari libur. Kalender pendidikan disusun dan disesuikan setiap tahun oleh sekolah untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran. Pengaturan waktu belajar mengacu kepada Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah. Kalender pendidikan SMK Kesehaan Darussalam untuk Tahun Pelajaran 2014/2015 disusun sebagai pedoman kegiatan belajar mengajar dilingkungan SMK Kesehaan Darussalam Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan memperhatikan dan mengikuti kalender pendidikan dari Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah dan Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang. Kalender pendidikan ini dapat mengalami perubahan sesuai dengan instruksi dan keputusan pemerintah, serta kondisional sekolah. Pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran adalah sebagi berikut:

A. Permulaan Tahun Pelajaran

Permulaan tahun pembelajaran efektif untuk semua kelas dimulai pada hari Senin tanggal 14 Juli 2014. Untuk kelas X hari pertama masuk diisi dengan Masa Orientasi Peserta Didik Baru selama 3 hari, namun karena pada tahun pelajaran 2014/2015 ini bertepatan dengan bulan Ramadhan, maka kegiatan MOPDB bersifat pembinaan mental spiritual (softskill).

B. Waktu Belajar

Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun pelajaran menjadi semester 1 (satu) dan semester 2 (dua) dengan waktu pembelajaran sebagai berikut:


(2)

HARI WAKTU BELAJAR

Senin 07.00 – 15.45 Selasa 07.00 – 15.45 Rabu 07.00 – 14.45 Kamis 07.00 – 14.45 Jum‟at 07.00 – 11.45 Sabtu 07.00 – 11.45

C. Libur Sekolah

Hari libur sekolah adalah hari yang ditetapkan oleh sekolah, pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten untuk tidak diadakan proses pembelajaran di sekolah. Penentuan hari libur memperhatikan ketentuan berikut ini.:

1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan.

2. Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten dalam hal penentuan hari libur umum/nasional atau penetapan hari libur serentak untuk setiap jenjang dan jenis Pendidikan.

RENCANA KEGIATAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

NO JENIS KEGIATAN PELAKSANAAN KET.

1. Penerimaan Peserta didik Baru Juni 2014 2. Daftar Ulang Peserta Didik Baru Juni 2014 3. Pembuatan jadwal pembelajaran Juli 2014 4. Masa Orientasi Peserta Didik (MOPD) Juli 2014 5. Pembagian Kelas X Juli 2014 6. Pembagian Kelas XI Juli 2014 7. Rapat Persiapan KBM Semester I Juli 2014 8. Hari pertama tahun pelajaran 2014/2015 Juli 2014


(3)

BIDANG KEAHLIAN : KESEHATAN

KOMPETENSI KEAHLIAN : ANALISIS KESEHATAN Halaman 242

NO JENIS KEGIATAN PELAKSANAAN KET.

belajar PBM 12. Libur Idul Fitri Juli 2014

13. Penerimaan Tamu Ambalan (PTA) September 2014 14. Ulangan Tengah Semester Gasal Oktober 2014 15. Pembagian LHBPD tengah semester Oktober 2014 16. Musyawarah Ambalan November 2014 17. Rapat Evaluasi Smt. 1 & Persiapan Smt.2 Desember 2014 18. Ulangan Akhir Semester Gasal dan Ujian

Praktek Akhir Semester Desember 2014 19. Pembagian LHBPD Desember 2014

20. Kemah Raya Desember 2014

21. Libur Semester 1 Des. 2014 Januari 2015 22. Praktik Lapangan kelas XI Desember 2014 23. Hari pertama semester 2 Januari 2015

24. Dianpinsa Januari 2014

25. Ulangan Tengah Semester Genap Maret 2015 26. Pembagian LHBPD Tengah Semester

Genap Maret 2015

27. Kunjungan Industri April 2015 28. Pelantikan Bantara / Laksana Mei 2015 29. Ujian Sekolah (3mapel) Mei 2015 30. Ulangan Akhir Semester Genap dan

Ujian Praktek Akhir Semester Mei – Juni 2015 31. Rapat Kenaikan Kelas + Evaluasi Tahun

Pelajaran 2013-2014 Juni 2015 32. Pembagian LHBPD Juni 2015


(4)

M 6 13 20 27 M 3 10 17 24 31 M 7 14 21 29 M 5 12 19 26 M 2 9 16 23 30 M 7 14 21 29

S 7 14 21 28 S 4 11 18 25 S 1 8 15 22 29 S 6 13 20 27 S 3 10 17 24 S 1 8 15 22 29

S 1 8 15 22 29 S 5 12 19 26 S 2 9 16 23 30 S 7 14 21 28 S 4 11 18 25 S 2 9 16 23 30

R 2 9 16 23 30 R 6 13 20 27 R 3 10 17 24 R 1 8 15 22 29 R 5 12 19 26 R 3 10 17 24 31

K 3 10 17 24 31 K 7 14 21 28 K 4 11 18 25 K 2 9 16 23 30 K 6 13 20 27 K 4 11 18 25

J 4 11 18 25 J 1 8 15 22 29 J 5 12 19 26 J 3 10 17 24 31 J 7 14 21 28 J 5 12 19 26

S 5 12 19 26 S 2 9 16 23 30 S 6 13 20 27 S 4 11 18 25 S 1 8 15 22 29 S 6 13 20 27

M 4 11 18 25 M 1 8 15 22 M 1 8 15 22 29 M 5 12 19 26 M 3 10 17 24 31 M 7 14 21 29

S 5 12 19 26 S 2 9 16 23 S 2 9 16 23 30 S 6 13 20 27 S 4 11 18 25 S 1 8 15 22 29

S 6 13 20 27 S 3 10 17 24 S 3 10 17 24 31 S 7 14 21 28 S 5 12 19 26 S 2 9 16 23 30

R 7 14 21 28 R 4 11 18 25 R 4 11 18 25 R 1 8 15 22 29 R 6 13 20 27 R 3 10 17 24

K 1 8 15 22 29 K 5 12 19 26 K 5 12 19 26 K 2 9 16 23 30 K 7 14 21 28 K 4 11 18 25

J 2 9 16 23 30 J 6 13 20 27 J 6 13 20 27 J 3 10 17 24 J 1 8 15 22 29 J 5 12 19 26

S 3 10 17 24 31 S 7 14 21 28 S 7 14 21 28 S 4 11 18 25 S 2 9 16 23 30 S 6 13 20 27

M 5 12 19 26 Libur Semester I : 10 hari ( 22 Desember 2014 s.d 2 Januari 2015) Hari Efektif Sekolah :

S 6 13 20 27 Libur Semester II : 18 hari (22 Juni s.d. 12 Juli 2013) Semester I : 122 hari

JULI 2015

JANUARI 2015 PEBRUARI 2015 MARET 2015 APRIL 2015 M E I 2015 JUNI 2015 KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

UNTUK TA/RA/BA/TKLB, SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB/SMK DAN YANG SEDERAJAT


(5)

BIDANG KEAHLIAN : KESEHATAN

KOMPETENSI KEAHLIAN : ANALISIS KESEHATAN Halaman 229

D. Pengembangan RPP

1. Implementasi pembelajaran untuk setiap mata pelajaran berdasarkan pada struktur kurikulum yang tersedia di Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah 2. SMK Kesehatan Darussalam memfasilitasi para guru dalam

mengembangkan RPP melalui:

a. In house Training, bersama pengawas sekolah dan Pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang;

b. Memberdayakan kelompok guru mata pelajaran (MGMP); c. Mendatangkan Nara Sumber dari luar;

d. Penugasan penyusunan ditindak lanjuti dengan pembahasan dalam kelompok maupun pleno;

e. Pengesahan oleh Kepala Sekolah; 3. Pengembangan RPP Berkelanjutan

a. Melakukan evaluasi dan revisi terhadap kurikulum sekolah minimal setiap akhir semester;

b. Mengadakan IHT tentang Kurikulum 2013, dan penyusunan RPP c. Mengikut sertakan tenaga pendidik SMK Kesehatan Darussalam

dalam berbagai pelatihan, baik di sekolah, tingkat Kabupaten, Provinsi, maupun tingkat nasional.


(6)

BAB V PENUTUP

Demikianlah atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, revisi dan pengembangan Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam Tahun Pelajaran 2014/2015 telah selesai, dengan harapan segala upaya yang telah kami rancang ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di SMK Kesehatan Darussalam dan di Indonesia pada umumnya.

Pendidikan sebagai aset bangsa sudah selayaknya mendapat perhatian dan diutamakan oleh semua pihak sebab investasi di bidang ilmu pengetahuan akan membawa kemajuan bangsa di masa yang akan datang. Semoga dengan diselenggarakannya otonomi pendidikan dan otonomi sekolah dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik untuk pencerahan anak bangsa.

Kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam ini, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan berdo‟a semoga Allah SWT membalas amal baik Bapak/Ibu/Sdr. dengan pahala yang berlipat ganda. Untuk melengkapi dokumen ini, maka didampingi dengan Buku 2 tentang Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Silabus yang sudah ditetapkan pemerintah, serta Buku 3 tentang RPP.