MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWATENTANG KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE GROUP INVESTIGATION : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri Neglasari Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK
DENGAN MENGGUNAKAN METODE GROUP INVESTIGATION
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri Neglasari Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Guru Sekolah Dasar
Oleh ELIA SEPTIANI
0903654
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS TASIKMALAYA
2013
(2)
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK
DENGAN MENGGUNAKAN METODE GROUP INVESTIGATION
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri Neglasari Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya)
Oleh: Elia Septiani
Sebuah skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
©Elia Septiani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta Dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diper banyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis
(3)
ELIA SEPTIANI
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK
DENGAN MENGGUNAKAN METODE GROUP INVESTIGATION (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri Neglasari
Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya)
DUSETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I
Drs. H. Sadjaruddin Nurdin, M.Pd NIP. 195105031976031003
Pembimbing II
Elan, M. Pd. NIP. 197703072008011017
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 PGSD UPI Kampus Tasikmalaya
(4)
Drs. Rustono WS, M.Pd NIP. 195206281981031001
(5)
iv
ABSTRAK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK
DENGAN MENGGUNAKAN METODE GROUP INVESTIGATION (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri Neglasari
Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya) Oleh:
Elia Septiani NIM. 0903654
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan rendahnya hasil belajar siswa dan penggunaan model pembelajaran yang bervariasi yang masih kurang. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam merancang dan mengelola pembelajaran, mengetahui aktivitas belajar siswa serta untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kajian teoritis yang mendasari terhadap peningkatan hasil belajar siswa tentang kegiatan ekonomi penduduk yang di pengaruhi kondisi alam dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode group investigation adalah konsep belajar, hakikat mata pelajaran IPS di SD, model pembelajaran kooperatif metode group investigation dan kegiatan ekonomi penduduk yang dipengaruhi kondisi alam. Metode penelitian yang digunakan dirujuk kepada Model Kemmis dan Mc. Taggart yaitu penelitian bersiklus. Setiap siklus terdiri dari empat bagian utama yang saling berkaitan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Penelitian ini dilakukan dengan 3 kali tindakan atau 3 siklus. Proses observasi dibantu oleh observer yaitu guru. Penelitian ini mendeskripsikan tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif metode group investigation dengan fokus tindakan pada seluruh aspek yaitu terdiri dari 4 aspek yaitu (1) meningkatkan kemampuan guru merancang pembelajaran kooperatif metode group investigation dalam meningkatkan hasil belajar siswa tentang kegiatan ekonomi penduduk yang dipengaruhi kondisi alam, (2) meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode group investigation dalam meningkatkan hasil belajar siswa tentang kegiatan ekonomi penduduk yang dipengaruhi kondisi alam, (3) meningkatkan akttivitas belajar siswa pada pembelajaran IPS tentang kegiatan ekonomi penduduk yang dipengaruhi kondisi alam, (4) meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS tentang kegiatan ekonomi penduduk yang dipengaruhi kondisi alam di kelas IV SD Negeri Neglasari Kecamatan Karangnunggal dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode group investigation. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya peningkatan kinerja guru dalam merancang pembelajaran dan mengelola pembelajaran, dan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa serta adanya peningkatan penguasaan hasil belajar siswa secara signifikan.
(6)
v
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR DIAGRAM ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Struktur Organisasi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 10
A. Kajian Pustaka ... 10
1. Konsep Belajar ... 10
2. Hakikat Mata Pelajaran di Sekolah Dasar ... 11
3. Kurikulum Pembelajaran IPS ... 13
4. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS ... 13
5. Pentingnya Pengajaran IPS di Sekolah Dasar ... 14
6. Model Pembelajaran Kooperatif Metode Group Investigation ... 22
7. Materi Pembelajaran ... 27
B. Kerangka Pemikiran ... 31
(8)
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
A. Model Penelitian Tindakan Kelas ... 33
B. Setting Penelitian ... 35
C. Prosedur Penelitian ... 36
D. Definisi Operasional variabel Penelitian dan Definisi Konseptual ... 40
E. Instrumen Penelitian ... 42
F. Teknik Pengumpulan Data ... 43
G. Teknik Analisis Data ... 43
H. Kriteria Keberhasilan ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45
A. Hasil Penelitian ... 45
1. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah ... 45
2. Hasil Perencanaan Tindakan Penelitian ... 48
3. Hasil Pelaksanaan Tindakan penelitian ... 50
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 89
1. Perencanaan Pembelajaran Kooperatif Metode Group Investigation tentang Kegiatan Ekonomi Penduduk yang Dipengaruhi Kondisi Alam ... 89
2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran ... 91
3. Aktifitas Belajar Siswa ... 91
4. Peningkatan Hasil Belajar Siswa ... 92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 95
A. Kesimpulan ... 95
B. Saran ... 96
DAFTAR PUSTAKA ... 97
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 98 vi
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Sintak Model pembelajaran Kooperatif ... 23
4.1 Nilai Pengetahuan Siswa ... 46
4.2 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG I) Siklus I ... 50
4.3 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG II) Siklus I ... 55
4.4 Alat Penilaian Aktifitas Siswa Siklus I ... 59
4.5 Nilai Post Test Siklus I ... 60
4.6 Refleksi Pembelajaran Siklus I ... 62
4.7 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG I) Siklus II ... 64
4.8 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG II) Siklus II ... 68
4.9 Alat Penilaian Aktifitas Siswa Siklus II ... 72
4.10 Nilai Post Test Siklus II ... 74
4.11 Refleksi Siklus II ... 75
4.12 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG I) Siklus III ... 77
4.13 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG II) Siklus III ... 81
4.14 Alat Penilaian Aktifitas Siswa Siklus III ... 85
4.15 Nilai Post Test Siklus III ... 87
4.16 Rekapitulasi Hasil Nilai Awal dan Post Test ... 88
4.17 Hasil Observasi Penilaian RPP ... 90
4.18 Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran ... 91
4.19 Hasil Observasi Katifitas Siswa ... 92
4.20 Hasil Belajar Siswa ... 92
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
(11)
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Halaman
4.1 Hasil Penilaian RPP ... 90
4.2 Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran ... 91
4.3 Hasil Observasi Aktifitas Siswa ... 92
4.4 Hasil Belajar Siswa ... 93
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Lembar Evaluasi Pra Siklus ... 99
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 100
Lampiran 3 Hasil Observasi RPP Siklus I ... 108
Lampiran 4 Hasil Observasi Kemampuan Mengajar ... 112
Lampiran 5 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I ... 117
Lampiran 6 Lembar Kerja Peserta Didik Siklus I ... 119
Lampiran 7 Lembar Evaluasi Siklus I ... 121
Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1I ... 123
Lampiran 9 Hasil Observasi RPP Siklus II ... 131
Lampiran 10 Hasil Observasi Kemampuan Mengajar Siklus II ... 135
Lampiran 11 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus II ... 139
Lampiran 12 Lembar Kerja Peserta Didik Siklus II ... 141
Lampiran 13 Lembar Evaluasi Siklus II ... 143
Lampiran 14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 145
Lampiran 15 Hasil Observasi RPP Siklus III ... 153
Lampiran 16 Hasil Observasi Kemampuan Mengajar Siklus III ... 157
Lampiran 17 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus III ... 161
Lampiran 18 Lembar Kerja Peserta Didik Siklus III ... 163
Lampiran 19 Lembar Evaluasi Siklus III ... 165
Lampiran 20 Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran ... 167
(13)
(14)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut dimanifestasikan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain. Oleh karena itu, kita harus selalu belajar supaya mempunyai bekal
untuk bisa mandiri menyelesaikan tugas kehidupan. Begitu juga dengan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang merupakan salah satu bidang pengajaran di Sekolah Dasar yang berfungsi untuk memberikan bekal kepada siswa agar mampu hidup berdampingan dengan masyarakat secara global. Bahkan, karakteristik pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial lebih banyak ditujukkan agar siswa memiliki sikap dan watak yang bermartabat.
Tujuan pendidikan dasar yaitu untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah (bab II, pasal 3 peraturan pemerintah nomor 28 tahun 1990). Dan tujuan pendidikan mengarah pada “Pendewasaan manusia sebagai pribadi seutuhnya dan siap menyesuaikan diri dalam kehidupan masyarakat”. Ini berarti, tujuan pendidikan berkaitan erat dengan pembentukan watak dan nurani yang selanjutnya mendasari perilaku berakhlak dan berbudi. Dengan demikian, tujuan pendidikan jangan hanya dikerahkan untuk mengembangkan manusia dalam pemerolehan pengetahuan (knowledge) saja, namun juga harus diarahkan untuk lebih menggali potensi keterampilan (skill) dan sikapnya (attitude). Potensi siswa harus dikembangkan guru secara sungguh-sungguh, karena potensi tersebut merupakan modal dasar yang akan dikembangkan untuk kehidupan siswa di masa yang akan datang.
(15)
2
“Kurikulum Ilmu Pengetahuan sosial (IPS) Sekolah Dasar tahun 2006 yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 22 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006, mempunyai karakteristik tersendiri karena kurikulum IPS yang mulai berlaku tahun 2006 itu tidak menganut istilah pokok bahasan, namun cukup sederhana yakni Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Hal ini memberikan peluang yang luas bagi guru sebagai pengembang kurikulum yang mengacu pada pembelajaran IPS yang PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Ditangan gurulah kurikulum ini dapat hidup dan berkembang karena pengembangan materi akan baik apabila
sesuai dengan tingkat perkembangan nalar siswa, perbedaan
perseorangan/individu dan kemampuan daya serap siswa, suasana
pembelajaran yang kondusif, serta sarana dan sumber belajar yang tersedia. (Sardjiyo, 2009:13)
Oleh karena itu, pembelajaran IPS sangat penting diajarkan di Sekolah Dasar, karena siswa sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial dan tergantung kepada lingkungannya, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Oleh karena itu, siswa harus mengenal sejak dini lingkungan hidupnya, yang terdiri dari bermacam-macam budaya, agama, ras, suku bangsa, agar dapat menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut. Dengan belajar IPS, siswa akan mengenal dan memahami hal tersebut dan mau tidak mau ia harus belajar IPS yang merupakan Ilmu Sosial dan diajarkan dari kelas I sampai kelas VI Sekolah Dasar. Pembelajaran IPS mempengaruhi pembentukan kepribadian dan kecerdasan peserta didik.
Kenyataan di SDN Neglasari Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya, kemampuan siswa tentang materi kegiatan ekonomi (yang dipengaruhi kondisi alam), hanya sebagian siswa yang mampu menjawab pertanyaan dan mendaptkan nilai yang sesuai dengan KKM. Dilihat dari segi realitas yang penulis temukan dilapangan yaitu, siswa sering menemukan kesulitan dalam memahami suatu materi pembelajaran, terutama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Kesulitan tersebut timbul diakibatkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang meliputi motivasi dan cara belajar siswa, daya kritis siswa terhadap mata pelajaran, serta tingkat intelegensi masing-masing. Sedangkan faktor eksternal secara umum mencakup lingkungan belajar, sarana dan prasarana belajar (teaching media), serta
(16)
3
kapabilitas guru dalam menerapkan variasi model pembelajaran yang masih sangat kurang.
Ada beberapa hal yang menyebabkan kurang berhasilnya siswa dalam menangkap materi pembelajaran IPS, diantaranya yaitu:
1. Siswa kurang tertarik untuk belajar IPS, hal ini disebabkan kurangnya penerapan variasi model pembelajaran yang menyebabkan siswa jenuh belajar IPS.
2. Latar belakang akademik siswa yang berbeda-beda
3. Karakteristik siswa yang berbeda-beda
4. Materi pembelajaran yang disajikan oleh guru terlalu luas cakupannya
5. Sumber belajar dan media yang terbatas
6. Pemilihan metode yang kurang tepat
Sejalan dengan permasalahan dan penomena di atas, cukup beralasan apabila peserta didik perlu diberikan sebuah sentuhan berupa penerapan model pembelajaran yang bisa meningkatkan motivasi belajar siswa, daya kritis siswa terhadap mata pelajaran IPS, serta tentunya akan berpengaruh pada peningkatan hasil belajar IPS. Adapun salah satu model pembelajaran yang bisa digunakan adalah model pembelajaran kooperatif yang diharapkan dapat mengarahkan siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif, sehingga siswa bisa terdorong untuk aktif bertukar pikiran dengan teman sebaya dalam memahami materi. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Setiap anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran dalam menyelesaikan tugas kelompoknya.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif metode group investigation, dimana metode ini merupakan salah satu bentuk metode dari model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif metode group investigation diharapkan mampu memberikan perbaikan dan peningkatan hasil belajar siswa. Dalam hal ini, dituntut kreativitas guru dalam menerapkan metode pembelajaran ini agar menarik minat belajar siswa dan
(17)
4
menciptakan suasana yang kondusif di dalam kelas. Metode pembelajaran ini diharapkan dapat mengubah kebiasaan belajar yang hanya sebagai transfer informasi dari guru ke siswa, menjadi kegiatan pembelajaran yang kaya aktivitas siswa dimana guru hanya berperan sebagai fasilitator. Diskusi dan kerja sama yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok dapat membuat siswa lebih aktif, karena siswa sendiri yang menentukan keberhasilan kelompok. Pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada kesempatan kepada siswa yang lebih luas, dengan menciptakan suasana yang kondusif untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan.
Cara ini lebih bermakna dan berkesan, karena dengan kerja sama siswa dimungkinkan untuk menerapkan pengalaman yang dimilikinya sehingga hasil belajar siswa meningkat dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan kondisi objektif tersebut diatas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian yang berhubungan dengan permasalahan pembelajaran, melalui judul penelitian MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
TENTANG KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK DENGAN
MENGGUNAKAN METODE GROUP INVESTIGATION. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Mata pelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang masih berpusat kepada guru. Metode ceramah yang digunakan menyebabkan banyak siswa yang jenuh dan pasif akibat lebih cenderung pada hapalan. Pada pembelajaran IPS di kelas IV SDN Neglasari tentang kegiatan ekonomi penduduk (yang dipengaruhi kondisi alam) secara umum hasil belajar siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri Neglasari yaitu 75. Hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM yaitu masih dibawah nilai 60 disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain guru tidak mampu menciptakan pembelajaran yang menarik bagi siswa.
Kurangnya minat belajar siswa pada pembelajaran IPS khususnya materi kegiatan ekonomi penduduk (yang dipengaruhi kondisi alam) menjadikan siswa
(18)
5
sulit untuk menerima materi yang disampaikan oleh guru. Disamping itu, kurang bervariasinya model dan pendekatan dalam pembelajaran, yang menyebabakan pembelajaran IPS di kelas akan terasa membosankan dan mengurangi motivasi belajar siswa, serta hasil belajar yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah utama yang akan diteliti
yaitu “apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif metode group
investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang kegiatan ekonomi penduduk (yang dipengaruhi kondisi alam)?”. Agar penelitian ini lebih terarah, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru tentang
kegiatan ekonomi penduduk (yang dipengaruhi kondisi alam) pada pembelajaran IPS kelas IV di SD Negeri Neglasari Kecamatan Karangnunggal dengan menggunakan metode group investigation?
b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran tentang kegiatan ekonomi penduduk (yang dipengaruhi kondisi alam) pada pembelajaran IPS di SD Negeri Neglasari Kecamatan Karangnunggal dengan menggunakan metode group investigation?
c. Bagaimana aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPS tentang kegiatan ekonomi penduduk (yang dipengaruhi kondisi alam) di SD Negeri Neglasari
Kecamatan Karangnunggal dengan menggunakan metode group
investigation?
d. Bagaimana hasil belajar yang diperoleh siswa kelas IV SD Negeri Neglasari Kecamatan Karangnunggal tentang kegiatan ekonomi penduduk (yang dipengaruhi kondisi alam) menggunakan metode group investigation?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan judul penelitian dan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam membuat perencanaan
(19)
6
group investigation pada pembelajaran IPS tentang kegiatan ekonomi penduduk (yang dipengaruhi kondisi alam) di kelas IV SD Negeri Neglasari Kecamatan Karangnunggal.
2. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan perencanaan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode group investigation pada pembelajaran IPS tentang kegiatan ekonomi penduduk (yang dipengaruhi kondisi alam) di kelas IV SD Negeri Neglasari Kecamatan Karangnunggal.
3. Untuk meningkatkan akttivitas belajar siswa pada pembelajaran IPS tentang kegiatan ekonomi penduduk (yang dipengaruhi kondisi alam) di kelas IV SD Negeri Neglasari Kecamatan Karangnunggal setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif metode group investigation.
4. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS tentang kegiatan ekonomi penduduk (yang dipengaruhi kondisi alam) di kelas IV SD Negeri Neglasari Kecamatan Karangnunggal setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif metode group investigation
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
“Model pembelajaran kooperatif bermanfaat untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman dan pengembangan
keterampilan sosial.” (Suprijono, 2011:61).
a. Menambah pengetahuan dan memberi informasi penggunaan model
pembelajaran kooperatif metode group investigation
b. Memberikan gambaran tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif metode group investigation.
2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa
1) Membuat siswa lebih mudah memahami materi pelajaran IPS sehingga dapat
meningkatan hasil belajar siswa.
(20)
7
b. Bagi guru
1) Menambah variasi dalam kegiatan belajar mengajar supaya siswa tidak jenuh.
2) Memperoleh informasi dan masukan dalam meningkatkan keberhasilan
proses belajar mengajar. c. Bagi Sekolah
1) Memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak sekolah dalam menentukan
strategi yang tepat dalam memlilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2) Memberikan masukan kepada sekolah untuk dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dengan menggunakan model pembelajaran bervariasi yang sesuai karakteristik mata pelajarannya.
3) Mewujudkan tujuan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar yaitu cara melatih berfikir siswa secara logis, kritis, sistematis, konsisten, dan kreatif.
E. Struktur Organisasi
Untuk mempermudah dalam penyusunan laporan penelitian, maka sistematika yang disusun peneliti dalam penulisan laporan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latarbelakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Yakni permasalahan yang timbul dalam pembelajaran dan diangkat untuk dijadikan bahan penelitian tindakan kelas.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Bagian yang berisi identifikasi masalah yang dijadikan bahan penelitian kemudian dianalisis sebagai rumusan masalah yang di tulis dalam bentuk kalimat tanya yang nantinya dijadikan bahan pembahasan untuk memecahkan masalah yang diteliti.
C. Tujuan Penelitian
Penjabaran dari hasil penelitian yang diharapkan, yang dikemukakan dan ditulis untuk menjawab rumusan masalah.
(21)
8
D. Mafaat Penilitian
Berisi tentang penjelasan-penjelasan yang dapat diambil keuntunganna atau manfaat dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas baik manfaat yang dirasakan oleh guru sekolah dasar, siswa Sekolah Dasar, bagi lembaga Sekolah Dasar, bagi lembaga PGSD/ pihak akademik, dan manfaat yang dapat dirasakan oleh peneliti itu sendiri.
E. Struktur Organisasi
Bagian dari sistematika penulisan dalam menyusun laporan penelitian tentang urutan bab dan bagian bab dalam skripsi atau laporan penelitian tindakan kelas. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
Bagian penelitian yang berisi tentang kajian konsep, teori, pendapat pakar, hasil pengalaman nyata peneliti yang dijadikan landasan pikiran dalam melaksanakan penelitian.
B. Kerangka Pemikiran
Bagian yang berisi tentang hal-hal yang mengkaji hasil teoritis hubungan antar variabel. Artinya, variabel yang dijadikan landasan pikir kemudian didukung dengan teori yang dirujuk maka akan menghasilkan rumusan hipotesis.
C. Hipotesis Penelitian
Bagian yang berisi jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Model Penelitian Tindakan Kelas
Bagian yang berisi mengenai model yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas berdasarkan teori yang digunakan peneliti.
B. Subjek Penelitian
Bagian yang berisi tentang kelompok siswa yang dijadikan penelitian. C. Data Penelitian dan Sumber Penelitian
Bagian yang berisi tentang perangkat pembelajaran yang menunjang terhadap kegiatan penelitan sedangkan sumber penelitian yakni siswa yang dijadikan subyek penelitian dan peneliti itu sendiri.
(22)
9
D. Prosedur Penelitian
Bagian yang berisi tentang proses kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian yang disusun secara sistematis dan bersiklus.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Bagian berisi tentang alat penelitian untuk mengumpulkan data berupa lembar observasi dll.
F. Teknik Analisis Data
Bagian yang berisi tentang teknik pengolahan data yang dijadikan standar instrumen dalam penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
Bagian yang berisi mengenai hasil-hasil kegiatan penelitian di lapangan yang dituangkan baik berupa data kualitatif maupun kuntitatif.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Bagian yang berisi pembahasan hasil penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Bagian yang berisi mengenai pernyataan hasil pembahasan penelitian.
B. Saran
Bagian yang berisi mengenai rekomendasi dan masukan-masukan yang bersifat positif.
(23)
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Model Penelitian Tindakan Kelas
Pada hakekatnya, penelitian merupakan suatu pencarian mengenai sebuah jawaban yang ingin diketahui kebenarannya oleh seorang peneliti. Selanjutnya, hasil penelitian akan berupa sebuah jawaban atas pertanyaan yang diajukan pada saat penelitian dimulai. Untuk menghasilkan jawaban tersebut dilakukan pengumpulan, pengolahan, dan analisis data dengan menggunakan suatu metode tertentu.
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh seorang guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh seorang guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran serta mencoba hal-hal baru dalam pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran. Menurut Wardhani (2008:14) “Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh seorang guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai seorang guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat”.
Secara garis besar prosedur pembelajaran tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif metode group investigation untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang kegiatan ekonomi penduduk (yang dipangaruhi kondisi alam) pada pembelajaran IPS dilaksanakan dengan tahapan model Kemmis dan MC Taggart yang terdiri dari empat komponen, yaitu:
1. Perencanaan
Perencanaan yaitu suatu rencana yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan, atau merubah perilaku dan sikap sebagai solusi. Rencana tindakan ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci. Segala keperluan pelaksanaan PTK, mulai dari materi/bahan ajar, rencana pengajaran yang mencakup metode/teknik mengajar, serta teknik atau, instrumen observasi/evaluasi
(24)
34
dipersiapkan dengan matang pada tahap perencanaan ini. Dalam tahap ini, perlu juga diperhitungkan segala kendala yang mungkin timbul pada saat tahap implementasi berlangsung.
2. Tindakan
Tindakan yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai suatu uapaya perbaikan, peningkatan, atau perubahan yang diinginkan. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
3. Pengamatan (Observasi)
Observasi yaitu suatu kegiatan mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Tahap observasi ini merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
4. Refleksi
Refleksi yaitu peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat pada saat dilakukan pengamatan.
Adapun alur Penelitian Tindakan Kelas dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:
Alur penelitian tindakan kelas
Perencanaan Siklus I
Pelaksanaan Siklus I
Perencanaan Siklus II Observasi Siklus I
(25)
35
Gambar 3.1
Model Kemmis dan MC Taggart (Ruswandi, 2010:143) B. Setting Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Neglasari Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya dalam mata pelajaran IPS. 2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar yang berjumlah 24 orang. Alasan subjek penelitian ini yaitu:
a) Rendahnya hasil belajar siswa tentang kegiatan ekonomi penduduk (yang dipengaruhi kondisi alam) di kelas IV Sekolah Dasar.
b) Faktor pendukung untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sudah tersedia.
Perencanaan Siklus III
Observasi Siklus II
Pelaksanaan Siklus II
Refleksi i Siklus II
Pelaksanaan Siklus III Observasi Siklus III
(26)
36
c) Guru, kepala sekolah maupun pejabat yang terkait memberikan izin
dilaksanakannya penelitian di Sekolah Dasar tersebut. C. Prosedur Penelitian
1. Orientasi dan Identifikasi Masalah a. Orientasi Masalah
Orientasi masalah dilakukan khususnya untuk memperoleh suatu gambaran mengenai permasalahan yang paling utama yaitu meningkatkan hasil belajar siswa tentang kegiatan ekonomi penduduk (yang dipengaruhi kondisi alam) di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Neglasari. Beberapa aspek yang diorientasi dalam penelitian ini yaitu meliputi program pembelajaran IPS, kemampuan guru dalam proses pembelajaran IPS, aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, serta hasil belajar siswa.
b. Identifikasi Masalah
Pada penelitian ini, peneliti mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan-permasalahan yang terjadi dilapangan, yaitu diantaranya:
1) Konsepsi guru tentang pembelajaran IPS hanya terbatas pada penanaman penguasaan konsep semata
2) Kompetensi guru pada pembelajaran IPS hanya terpaku pada pemberian ceramah tanpa memperhatikan proses kerja ilmiah siswa.
3) Penilaian hasil belajar siswa hanya difokuskan pada penguasaan aspek kognitif siswa tanpa memperhatikan aspek psikomotorik dan afektif siswa. 2. Perencanaan Tindakan Penelitian
Dalam penelitian ini, ada beberapa hal yang dilakukan peneliti ketika membuat perencanaan tindakan penelitian, yaitu:
1) Menetapkan peneliti mitra (observer), yaitu wali kelas IV SD Negeri Neglasari Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya, yaitu Ibu Ratnaningsih, S. Pd., yang bertujuan untuk membangun kesepahaman antara peneliti dengan observer tentang konsep dan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, topik yang diangkat dalam proses pembelajaran, serta penentuan waktu pelaksanaan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas.
(27)
37
2) Merumuskan jenis metode, media dan bahan ajar yang akan di ajarkan yang
sesuai dengan lingkungan belajar siswa, serta yang sesuai dengan karakteristik model pembelajaran kooperatif metode group investigation dalam rangka untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan
tahapan-tahapan model pembelajaran kooperatif metode group investigation serta sesuai dengan media dan bahan ajar yang telah dirumuskan.
3. Pelaksanaan Tindakan Penelitian
Pada tahap pelaksanaan, siswa diberikan pembelajaran IPS dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar IPS, melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif metode group investigation. Pelaksanaan tindakan yang direncanakan yaitu akan dilakukan dalam tiga siklus, yaitu:
Siklus I
a. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan disiapkan berdasarkan penggunaan model pembelajaran kooperatif metode group investigation, dengan memperhatikan karakeristik yang dimiliki siswa. Dalam perencanaan pmbelajaran, hal pertama yang dilakukan adalah peneliti mempersiapkan bahan materi kegiatan ekonomi (yang dipengaruhi kondisi alam), menyiapkan alat pengumpul data seperti lembar penilaian dalam merancang rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar penilaian kemampuan guru dalam proses pembelajaran, lembar evaluasi dan Lembar Kerja Peseta Didik (LKPD).
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pada proses pelaksanaan pembelajaran IPS, hal pertama yang dilakukan yaitu memberikan pemaparan materi kegiatan ekonomi penduduk (yang dipengaruhi kondisi alam), dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode group investigation. Selanjutnya guru membentuk kelompok investigasi (penyelidikan) yang berjumlah 4 kelompok yang terdiri dari 6 anggota. Keempat kelompok tersebut akan mendapatkan materi yang berbeda, cara menentukan materi yaitu dilakukan dengan cara dikocok agar tidak terjadi kecemburuan sosial diantara kelompok. Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang
(28)
38
berisi tentang tugas yang harus dilakukan oleh setiap kelompok. Setiap kelompok mendapatkan tugas untuk melakukan investigasi (penyelidikan) mengenai materi yang telah mereka peroleh. Investigasi dilakukan di lingkungan sekolah dengan memanfaatkan perpustakaan, guru-guru di SD Negeri Neglasari dan penduduk sekitar sebagai narasumber. Pada kegiatan investigasi ini dituntut kerjasama dan keaktifan siswa. Setelah semua kelompok selesai melakukan investigasi (penyelidikan), masing-masing kelompok harus mampu mempresentasikan hasill investigasinya di depan kelas secara bergiliran. Setelah semua selesai, guru memberikan lembar evaluasi yang dikerjakan secara individual dan memberikan penilaian.
c. Observasi
Tahap observasi dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengetahui dan menilai cara pembuatan RPP, dan kegiatan guru ketika proses pembelajaran berlangsung. Observasi ini dinilai oleh guru Kelas IV SD Negeri Neglasari sebagai observer.
d. Refleksi
Tahap refleksi yaitu bagian yang sangat penting dalam melakukan suati tindakan. Hal itu sejalan dengan pendapat Kasbolah (1978:78) bahwa “refleksi adalah kegiatan analisis, sitetis, interpretasi, dan eksplansi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan”.
Pada tahap ini peneliti bersama observder secara kolaboratif meninjau dan memikirkan kembali tentang kegiatan yang telah dilakukan pada siklus I, peneliti dan observer membicarakan permasalahan yang terjadi dalam kegiatan penelitian dan mencari solusi untuk melengkapi kekurangan serta mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas dampak dari tindakan berdasarkan hasil observasi pada pengamatan, dan pandangan observer dalam penelitian sangat diperlukan untuk merivisi kekurangan-kekurangan dan melengkapi perencanaan pembelajaran (RPP) yang akan ditindak lanjuti pada siklus berikutnya.
Siklus II
(29)
39
Hal pertama yang dilakukan pada tahap ini yaitu, mempersiapkan bahan ajar/materi pembelajaran, menyiapkan alat pengumpul data seperti lembar penilaian dalam merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar penilaian kemampuan guru dalam proses pembelajaran, lembar evaluasi, dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pada tahap pelaksanaan pembelajaran IPS, dimulai dengan memaparkan materi kegiatan ekonomi penduduk (yang dipengaruhi kondisi alam), dengan menggunakan model pembelajaran koperatif metode group investigation. Selanjutnya guru menugaskan siswa untuk bergabung bersama kelompok investigasi (penyelidikan) yang telah dibentuk pada pertemuan pertama. Guru memberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), kemudian berdiskusi dengan
masing-masing kelompok. Setiap kelompok mempresentasikan hasil
investigasinya didepan kelas secra bergiliran. Kemudian, guru membagikan lembar evaluasi yang dikerjakan secara individu dan memberikan penilaian kembali untuk melihat hasil belajar siswa pada siklus I.
c. Observasi
Tahap observasi dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengetahui dan menilai cara pembuatan RPP, dan kegiatan guru ketika proses pembelajaran berlangsung. Observasi ini dinilai oleh guru Kelas IV SD Negeri Neglasari sebagai observer.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi, guru mengolah data hasil tindakan siklus II dan melakukan revisi perencanaan untuk pelaksanaan tindakan siklus berikutnya. Dengan gambaran pelaksanaan setiap pertemuan, guru dan siswa larut dalam proses pembelajaran dan melakukan perbaikan-perbaikan untuk memenuhi kriteria ketuntasaan minimal yang telah ditentukan.
Siklus III
a. Perencanaan Pembelajaran
Pada tahap ini yang pertama dilakukan yaitu, mempersiapkan bahan ajar atau materi pembelajaran, menyiapkan alat pengumpul data seperti lembar penilaian dalam merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar penilaian
(30)
40
kemampuan guru dalam proses pembelajaran, lembar evaluasi, dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pada proses pelaksanaan pembelajaran IPS, dimulai dengan memaparkan materi kegiatan ekonomi penduduk (yang dipengaruhi kondisi alam), dengan menggunakan model pembelajaran koperatif metode group investigation. Selanjutnya guru menugaskan siswa untuk bergabung bersama kelompok investigasi (penyelidikan) yang telah dibentuk pada pertemuan pertama. Guru memberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk di diskusikan secara bersama-sama dengan kelompoknya, kemudian untuk masing-masing kelompok mempresentasikan hasil investigasinya di depan kelas secara bergiliran. Kemudian, guru membagikan lembar evaluasi yang dikerjakan secara individu dan memberikan penilaian kembali untuk melihat perbandingan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II.
c. Observasi
Tahap observasi dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengetahui dan menilai cara pembuatan RPP, dan kegiatan guru ketika proses pembelajaran berlangsung. Observasi ini dinilai oleh guru Kelas IV SD Negeri Neglasari sebagai observer.
d. Refleksi
Setiap proses tindakan selalu diikuti dengan langkah observasi dan refleksi. Dengan gambaran pelaksanaan setiap pertemuan atau setiap siklus, peneliti menyajikan materi dalam nuansa yang berbeda-beda dalam rancanagan pembelajaran yang telah disiapkan, untuk mengembangkan aktivitas belajar, guru dan siswa larut dalam proses pembelajaran yang bermakna dengan tujuan yang telah ditetapkan yaitu memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Definisi Konseptual 1. Definisi Operasional Variabel Penelitian
(31)
41
Variabel adalah karakteristik-karakteristik yang diperoleh oleh peneliti dimanipulasi, dikontrol, dan diawasi. Adapaun variabel-variabel yang menadi fokus tindakan pada penelitian ini adalah:
a) Variabel Input, yaitu: Pertama, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada pokok bahasan kegiatan ekonomi penduduk melalui metode group investigation. Kedua, kemampuan awal guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode group investigation
b) Variabel proses, yaitu serangkaian tindakan guru dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui metode group investigation termasuk di dalamnya, tindakan-tindakan khusus yang dilakukan guru untuk memfasilitasi siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa mengenai kegiatan ekonomi penduduk (yang dipengaruhi kondisi alam).
c) Variabel Output, dalam tindakan penelitian ini adalah adanya peningkatan penguasaan guru dalam menggunakan metode group investigation serta adanya peningkatan hasil belajar siswa mengenai kegiatan ekonomi penduduk (yang dipengaruhi kondisi alam) pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial setelah serangkaian tindakan pembelajaran.
2. Definisi Konseptual Variabel Penelitian
a) Penggunaan
Maksud dari kata penggunaan disini adalah pemakaian.
b) Metode group investigation
Metode group investigation adalah metode pembelajaran yang melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi (penyelidikan).
c) Meningkatkan
Meningkatkan adalah upaya untuk menaikan (derajat, taraf, dan sebagainya), mempertinggi dari keadaan sebelumnya supaya lebih baik.
d) Hasil Belajar
Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru).
(32)
42
Salah satu bagian pembelajaran IPS di kelas IV Sekolah Dasar. Kegiatan ekonomi merupakan macam-macam usaha atau kegiatan untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia.
f) IPS
IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial dimasyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan.
3. Fokus Tindakan
a. Kinerja guru
1) Siklus I : meningkatkan kemampuan guru dalam membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran IPS tentang kegiatan ekonomi penduduk (yang dipengaruhi kondisi alam) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode group investigation secara optimal
2) Siklus II : meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan dan
mengelola pembelajaran IPS tentang kegiatan ekonomi penduduk (yang dipengaruhi kondisi alam) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode group investigation.
3) Siklus III : meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan dan
mengelola pembelajaran IPS tentang kegiatan ekonomi penduduk (yang dipengaruhi kondisi alam) dengan mengoptimalkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran metode group investigation.
b. Aktivitas dan hasil belajar siswa
1) Siklus I : meningkatkan respon dan keberanian siswa untuk bertanya pada kegiatan pembelajaran IPS.
2) Siklus II : menambah pengetahuan siswa tentang macam-macam model atau
metode yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.
3) Siklus III : meningkatkan hasil belajar, penguasaan konsep dan keterampilan proses siswa, pada pembelajaran IPS.
(33)
43
E. Instrumen Penelitian
Alat ukur dalam penelitian disebut instrumen penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes tertulis untuk mengukur keberhasilan siswa dalam materi kegiatan ekonomi (yang dipengaruhi kondisi alam), dan lembar observasi sebagai pedoman pengamatan guru dalam proses pembelajaran.
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi
Observasi adalah metode atau teknik pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap objek penelitian. Kegiatan observasi pada penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan observer. Observasi dilaksanakan ketika pembelajaran berlangsung untuk melihat kefektivitaskan guru dan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode group investigation tentang kegiatan ekonomi penduduk (yang dipengaruhi kondisi alam). Alat yang digunakan untuk memperoleh data yaitu :
1) Lembar observasi perencanaan pembelajaran
2) Lembar observasi kegiatan guru pada proses pelaksanaan pembelajaran
3) Lembar observasi kegiatan siswa pada proses kegiatan belajar mengajar. 2. Teknik tes
Tes dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa setelah menerima pembelajaran dengan menggunakan metode group investigation, sehingga peneliti memperoleh data tentang nilai siswa. Dalam penelitian tindakan ini, dilakukan melalui tes sesuai dengan prosedur metode group investigation untuk melihat hasil proses belajar yang telah dilaksanakan.
G. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh akan dianalisis pada setiap kegiatan, sebagai penguji terhadap hipotesis tindakan. Teknik analisis data dapat dilakukan secara bertahap. Adapun tahap-tahapnya yaitu sebagai berikut:
a. Menyeleksi dan mengelompokan. Dalam tahap ini data yang telah terkumpul
diseleksi sesuai dengan fokus masalah, kemudian data diorganisasikan sesuai dengan hipotesis yang ingin dicari jawabannya.
(34)
44
b. Memaparkan atau mendeskripsikan data, dalam tahap ini data yang telah terorganisasikan, kemudian di deskripsikan sehingga data tersebut menjadi bermakna. Mendeskripsikann data dapat dilakukan dalam bentuk narasi, membuat grapik atau tabel.
c. Membuat kesimpulan atau memberi makna, dalam tahap ini merupakan
penarikan kesimpulan yang di dapat berdasarkan paparan atau deskripsi yang telah dibuat pada tahap sebelumnya. Kesimpulan ini dibuat dalam bentuk pernyataan atau yang dapat menjawab semua pertanyaan di dalam rumusan masalah penelitian. Menyimpulkan, dalam tahap ini merupakan penarikan kesimpulan yang didapat berdasarkan paparan atau deskripsi yang telah dibuat pada tahap sebelumnya. Kesimpulan ini dibuat dalam bentuk pernyataan atau yang dapat menjawab semua pertanyaan dalam rumusan masalah penelitian.
H. Kriteria Keberhasilan
Perencanaan tindak lanjut dirancang berdasarkan keterkaitan antara hasil analisis data dengan indikator keberhasilan. Indikator keberhasilan biasanya ditetapkan berdasrkan suatu ukuran standar yang berlaku. Misalnya pencapaian penguasaan kompetensi sebesar 75% ditetapkan sebagai ambang batas ketuntasan belajar (pada saat dilaksanakan tes awal, nilai peserta didik berkisar pada angka 50), maka pencapaian hasil yang belum samapai 75% diartikan masih perlu dilakukan tindakan lagi (pada siklus selanjutnya). Agar tindakan perbaikan dalam PTK ini tepat sasaran, maka peneliti bersama mitra (observer) dan kepala sekolah menetapkan kriteria ke berhasilan sebagai berikut:
1. Guru mengalami peningkatan kemampuan merancang pembelajaran
sekurang-kurangnya mencapai nilai 2, 75 untuk setiap aspek dari RPP dengan nilai rata-rata tidak kurang dari 3,00.
2. Guru mengalami peningkatan kemampuan mengelola pembelajaran
sekurang-kurangnya mencapai nilai 2,75 untuk setiap aspek dari RPP dengan nilai rata-rata tidak kurang dari 3,00.
(35)
45
3. Siswa mengalami peningkatan kemampuan mengenai materi kegiatan
ekonomi (yang dipengaruhi kondisi alam) sekurang-kurangnya mencapai nilai 75.
(36)
95
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan di kelas IV SD Negeri Neglasari Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya, pada mata pelajaran IPS diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran disusun oleh guru secara sistematis dan mengacu pada kurikulum yang berlaku. Setiap akan melaksanakan pembelajaran, guru mempersiapkan bahan ajar, model pembelajaran, alokasi waktu, serta perencanaan evaluasi sehingga tujuan pembelajaran menjadi terarah dan dapat dicapai sesuai dengan harapan. Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, perencanaan pembelajaran disusun dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode group investigation, hasilnya yaitu dapat mengembangkan kemampuan guru dalam meningkatkan minat dan memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan bagi siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan partisifasi siswa dalam pembelajaran. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya nilai atau prosentase kemampuan guru dalam merancang RPP yaitu pada siklus I mencapai prosentase 66,75%, pada siklus II mencapai prosentase 77,75% dan pada siklus III 92,25%
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif metode grouop investigation, dalam mata pelajaran IPS tentang kegiatan ekonomi penduduk yang dipengaruhi kondisi alam dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru. Hal ini ditunjukan dengan keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya nilai atau prosentase penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode group investigation. Pada siklus I kinerja guru mencapai prosentase 68,75%. Pada siklus II nilai kinerja guru
(37)
96
meningkat mencapai prosentase 82,50%. Pada siklus III pun hasil kinerja guru mengalami peningkatan yaitu mencapai prosentase 95,00%.
3. Aktifitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
metode group investigation, menunjukan adanya peningkatan yang baik dimana siswa lebih aktif dan komunikatif dalam kegiatan pembelajaran. dan siswa pun lebih terlihat antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Selama tiga siklus siswa menunjukan peningkatan-peningkatan yang sangat baik, hal ini dibuktikan dengan peningkatan rata-rata nilai yang diperoleh oleh siswa yaitu pada siklus I mencapai prosentase 61%, pada siklus II mencapai prosentase 73%, dan pada siklus III mencapai 81,25%.
4. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode group investigation, menunjukan adanya peningkatan yang cukup signifikan dimana siswa lebih mudah menyerap materi pembelajaran pada mata pelajaran IPS tentang kegiatan ekonomi penduduk yang dipengaruhi kondisi alam. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan rata-rata nilai yang dicapai oleh siswa yaitu pada siklus I mencapai prosentase 47,10%, pada siklus II rata-rata nilai mencapai prosentase 70,04%¸ dan pada siklus III mencapai prosentase 84,70%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Neglasari Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya, maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Guru harus menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dalam setiap proses pembelajaran, khususnya pembelajaran IPS agar siswa tertarik untuk belajar IPS, lebih aktif, lebih komunikatif dan pembelajaran IPS tidak monoton.
2. Peneliti sangat berharap jika kepala sekolah berkenan merintis dan mengembangkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menjadi suatu tradisi profesi dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Kepada UPI Kampus Tasikmalaya peneliti agar melakukan sosialisasi dan pelatihan atau pun seminar tentang Penelitian Tindakan Kelas untuk
(38)
guru-97
guru sekolah dasar dan melakukan penyebaran hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK), termasuk PTK yang dilaksanakan di SD Negeri Neglasari Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya ini serta penelitian sejenis lainnya.
(39)
93
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Anitah W., Sri, dkk. (2009). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Asmani, Jamal M. (2011). Tuntunan Lengkap Metotodologi Praktis Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: DIVA PRESS.
Baharudin, Esa Nur Wahyuni. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzmedia.
BSNP. (2006). Kurikulum 2006 Perturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Jakarta: BP Dharma Bakti.
Huda, Miftahul. (2011). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Mulyatiningsih, Endang. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta Bandung.
Sardjiyo, Sugandi, Didih., Ischak (2009). Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktis. Bandung: Nusa Media.
Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Sumadayo, Samsu. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Syarifudin, Tatang. (2007). Landasan pendidikan. Bandung: Percikan Ilmu. Syaripudin, Tatang. (2008). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Percikan
ilmu.
Team Dosen Pengajar IPS. (2011). Bahan Ajar Pendidikan IPS Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS.
[Tersedia :
(1)
b. Memaparkan atau mendeskripsikan data, dalam tahap ini data yang telah terorganisasikan, kemudian di deskripsikan sehingga data tersebut menjadi bermakna. Mendeskripsikann data dapat dilakukan dalam bentuk narasi, membuat grapik atau tabel.
c. Membuat kesimpulan atau memberi makna, dalam tahap ini merupakan penarikan kesimpulan yang di dapat berdasarkan paparan atau deskripsi yang telah dibuat pada tahap sebelumnya. Kesimpulan ini dibuat dalam bentuk pernyataan atau yang dapat menjawab semua pertanyaan di dalam rumusan masalah penelitian. Menyimpulkan, dalam tahap ini merupakan penarikan kesimpulan yang didapat berdasarkan paparan atau deskripsi yang telah dibuat pada tahap sebelumnya. Kesimpulan ini dibuat dalam bentuk pernyataan atau yang dapat menjawab semua pertanyaan dalam rumusan masalah penelitian.
H. Kriteria Keberhasilan
Perencanaan tindak lanjut dirancang berdasarkan keterkaitan antara hasil analisis data dengan indikator keberhasilan. Indikator keberhasilan biasanya ditetapkan berdasrkan suatu ukuran standar yang berlaku. Misalnya pencapaian penguasaan kompetensi sebesar 75% ditetapkan sebagai ambang batas ketuntasan belajar (pada saat dilaksanakan tes awal, nilai peserta didik berkisar pada angka 50), maka pencapaian hasil yang belum samapai 75% diartikan masih perlu dilakukan tindakan lagi (pada siklus selanjutnya). Agar tindakan perbaikan dalam PTK ini tepat sasaran, maka peneliti bersama mitra (observer) dan kepala sekolah menetapkan kriteria ke berhasilan sebagai berikut:
1. Guru mengalami peningkatan kemampuan merancang pembelajaran sekurang-kurangnya mencapai nilai 2, 75 untuk setiap aspek dari RPP dengan nilai rata-rata tidak kurang dari 3,00.
2. Guru mengalami peningkatan kemampuan mengelola pembelajaran sekurang-kurangnya mencapai nilai 2,75 untuk setiap aspek dari RPP dengan nilai rata-rata tidak kurang dari 3,00.
(2)
3. Siswa mengalami peningkatan kemampuan mengenai materi kegiatan ekonomi (yang dipengaruhi kondisi alam) sekurang-kurangnya mencapai nilai 75.
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan di kelas IV SD Negeri Neglasari Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya, pada mata pelajaran IPS diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran disusun oleh guru secara sistematis dan mengacu pada kurikulum yang berlaku. Setiap akan melaksanakan pembelajaran, guru mempersiapkan bahan ajar, model pembelajaran, alokasi waktu, serta perencanaan evaluasi sehingga tujuan pembelajaran menjadi terarah dan dapat dicapai sesuai dengan harapan. Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, perencanaan pembelajaran disusun dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode group investigation, hasilnya yaitu dapat mengembangkan kemampuan guru dalam meningkatkan minat dan memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan bagi siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan partisifasi siswa dalam pembelajaran. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya nilai atau prosentase kemampuan guru dalam merancang RPP yaitu pada siklus I mencapai prosentase 66,75%, pada siklus II mencapai prosentase 77,75% dan pada siklus III 92,25%
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode grouop investigation, dalam mata pelajaran IPS tentang kegiatan ekonomi penduduk yang dipengaruhi kondisi alam dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru. Hal ini ditunjukan dengan keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya nilai atau prosentase penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode group investigation. Pada siklus I kinerja guru mencapai prosentase 68,75%. Pada siklus II nilai kinerja guru
(4)
meningkat mencapai prosentase 82,50%. Pada siklus III pun hasil kinerja guru mengalami peningkatan yaitu mencapai prosentase 95,00%.
3. Aktifitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode group investigation, menunjukan adanya peningkatan yang baik dimana siswa lebih aktif dan komunikatif dalam kegiatan pembelajaran. dan siswa pun lebih terlihat antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Selama tiga siklus siswa menunjukan peningkatan-peningkatan yang sangat baik, hal ini dibuktikan dengan peningkatan rata-rata nilai yang diperoleh oleh siswa yaitu pada siklus I mencapai prosentase 61%, pada siklus II mencapai prosentase 73%, dan pada siklus III mencapai 81,25%.
4. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode group investigation, menunjukan adanya peningkatan yang cukup signifikan dimana siswa lebih mudah menyerap materi pembelajaran pada mata pelajaran IPS tentang kegiatan ekonomi penduduk yang dipengaruhi kondisi alam. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan rata-rata nilai yang dicapai oleh siswa yaitu pada siklus I mencapai prosentase 47,10%, pada siklus II rata-rata nilai mencapai prosentase 70,04%¸ dan pada siklus III mencapai prosentase 84,70%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Neglasari Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya, maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Guru harus menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dalam setiap proses pembelajaran, khususnya pembelajaran IPS agar siswa tertarik untuk belajar IPS, lebih aktif, lebih komunikatif dan pembelajaran IPS tidak monoton.
2. Peneliti sangat berharap jika kepala sekolah berkenan merintis dan mengembangkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menjadi suatu tradisi profesi dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Kepada UPI Kampus Tasikmalaya peneliti agar melakukan sosialisasi dan pelatihan atau pun seminar tentang Penelitian Tindakan Kelas untuk
(5)
guru-guru sekolah dasar dan melakukan penyebaran hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK), termasuk PTK yang dilaksanakan di SD Negeri Neglasari Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya ini serta penelitian sejenis lainnya.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Anitah W., Sri, dkk. (2009). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Asmani, Jamal M. (2011). Tuntunan Lengkap Metotodologi Praktis Penelitian
Pendidikan. Yogyakarta: DIVA PRESS.
Baharudin, Esa Nur Wahyuni. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzmedia.
BSNP. (2006). Kurikulum 2006 Perturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia. Jakarta: BP Dharma Bakti.
Huda, Miftahul. (2011). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur, dan
Model Penerapan. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Mulyatiningsih, Endang. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta Bandung.
Sardjiyo, Sugandi, Didih., Ischak (2009). Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktis. Bandung: Nusa Media.
Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Sumadayo, Samsu. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Syarifudin, Tatang. (2007). Landasan pendidikan. Bandung: Percikan Ilmu. Syaripudin, Tatang. (2008). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Percikan
ilmu.
Team Dosen Pengajar IPS. (2011). Bahan Ajar Pendidikan IPS Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS.
[Tersedia : http://allforedu.blogspot.com/2012/06/kelebihan-dan-kekurangan-pembelajaran.html]