PENGGUNAAN MODEL PENGAJARAN TIMBAL-BALIK (RECIPROCAL TEACHING) BAGI PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN :Studi Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 1 Kota Tasikmalaya.

(1)

i

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN……….. i

ABSTRAK…….………... ii

KATA PENGANTAR ……..……… iii

UCAPAN TERIMA KASIH …..……….. vi

DAFTAR ISI …. ……….. x

DAFTAR TABEL ……….……… xv

DAFTAR BAGAN ……… xvi

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ……… 1

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian …..………... 5

1.3 Rumusan Masalah ………... 7

1.4 Tujuan Penelitian ………. 8

1.5 Definisi Operasional ……….... 8

1.6 Manfaat Hasil Penelitian ……….... 9

1.7 Anggapan Dasar dan Hipotesis ………... 10

1.7.1 Anggapan Dasar ………... 10

1.7.2 Hipotesis .………. 10


(2)

ii

BAB II BELAJAR, MEMBACA, PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MODEL PENGAJARAN TIMBAL-BALIK

(RECIPROCAL TEACHING)

2.1 Pengertian Belajar ………. 13

2.2 Membaca ……….. 16

2.2.1 Pengertian Membaca .……….. 16

2.2.2 Tujuan Membaca …..……… 18

2.2.3 Aspek-aspek Membaca ………. 23

2.2.4 Jenis-jenis Membaca ………. 25

2.2.5 Kemampuan Membaca ………... 27

2.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan membaca ………. 29

2.3 Mengukur Kecepatan Membaca ……… 32

2.4 Model Pengajaran Timbal-balik (Reciprocal Teaching)…. 37

2.4.1 Pengertian Model Pengajaran Timbal-balik (Reciprocal Teaching) ……….. …… 37

2.4.2 Strategi Model Pengajaran Timbal-balik (Reciprocal Teaching) …….………. 41

2.4.2.1 Memprediksi (Predicting) ………...………... 41

2.4.2.2 Menjelaskan (Clarifying) ….………. 42

2.4.2.3 Bertanya jawab (Questioning) .……….. 43


(3)

iii

2.4.3 Prinsip-prinsip Model Pengajaran Timbal-balik

(Reciprocal Teaching) ……….……….. 44

2.4.4 Langkah-langkah Model Pengajaran Timbal-balik (Reciprocal Teaching) ………. 45

2.4.5 Tahap-tahap Model Pengajaran Timbal-balik (Reciprocal Teaching) ……….. 46

2.5 Pembelajaran Membaca dengan Model Pengajaran Timbal-balik (Reciprocal Teaching) ………. 47

2.6 Pembelajaran Membaca dalam kurikulum Bahasa Indonesia SMP (KTSP) ……… 50

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ……….. 53

3.2 Langkah-langkah Penelitian ………...… 53

3.3 Desain Penelitian …….. ………... 54

3.4 Popilasi dan Sampel ………. 54

3.4.1 Populasi ………. 55

3.4.2 Sampel ……… 55

3.5 Teknik Pengumpulan Data ……….. 55

3.6 Instrumen Penelitan ………. 59

3.7 Teknik Pengolahan Data ..………. 65

3.7.1 Pengujian Sifat Data ………... 65


(4)

iv

BAB IV PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN PEMBAHASANNYA

4.1 Persiapan Pelaksanaan Model ………...……….. 67

4.1.1 Penentuan Tujuan ……….. 67

4.1.2 Penentuan Bahan atau Materi … ……….. 68

4.1.3 Penentuan Langkah-langkah Kegiatan Belajar Mengajar ……….. 69

4.1.4 Penentuan Metode ………. 72

4.1.5 Penentuan Alat Evaluasi ……… 72

4.2 Data Pelaksanaan Pembelajaran ………. 73

4.2.1 Data Rencana Pembelajaran ……….. 73

4.2.2 Data Pelaksanaan Pembelajaran ………. 79

4.2.3 Data Evaluasi tentang Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa ..……… 89

4.2.3.1 Deskripsi Soal dan Jawaban Siswa pada Tes Awal dan Tes Akhir …....……….… 89

4.2.3.2 Data Tes Awal …...……… 100

4.2.3.3 Data Tes Akhir ……….. 102

4.2.3.4 Deskripsi Kemampuan Membaca Siswa Berdasarkan Hasil Tes awal dan Tes akhir ...………. 104

4.3 Analisis Data Pelaksanaan Pembelajaran ……….. 117


(5)

v

4.3.2 Analisis Data Pelaksanaan Pembelajaran ..…………... 118

4.3.3 Analisis Data Evaluasi Pembelajaran ...……… 120

4.3.3.1 Analisis Data Tes Awal ………….………... 120

4.3.3.2 Analisis Data Tes Akhir ..……….. 123

4.3.3.3 Perbandingan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa pada Tes Awal dan Tes Akhir ……….. 126

4.4 Analisis Statistik ………. 127

4.4.1 Uji Normalitas ……… 128

4.4.2 Uji Homogenitas ...……… 129

4.4.3 Uji Hipotesis ... ……….. 131

4.4.4 Pembahasan Hasil Analisis Data dan Hasil Uji Hipotesis ……… 135

4.5 Temuan Penelitian ……….. 136

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan …..………... 138

5.2 Rekomendasi ………... 139

DAFTAR PUSTAKA ……… 141

RIWAYAT HIDUP PENULIS ………. 145 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(6)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Minimal Kecepatan Membaca

Berdasarkan Jenjang Pendidikan ……… 34 Tabel 2.2 Kualifikasi Kemampuan Efektif Membaca untuk SMP …. 35 Tabel 2.3 Contoh Penentuan Patokan dengan Perhitungan

Persentase untuk Skala lima ………. 36 Tabel 2.4 Rata-rata Pemahaman Isi Bacaan ……… 36 Tabel 4.1 Langkah-langkah Kegiatan Belajar Mengajar ………. 69 Tabel 4.2 Hasil Tes Awal Kemampuan Membaca Pemahaman

Siswa ………. 101 Tabel 4.3 Hasil Tes Akhir Kemampuan Membaca Pemahaman

Siswa ………. 102 Tabel 4.4 Persentase Hasil Tes Awal

Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa ……….. 121 Tabel 4.5 Persentase Hasil Tes Akhir

Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa ……….. 123 Tabel 4.6 Data Skor Siswa pada Tes Awal dan Tes Akhir ………… 126


(7)

vii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Paradigma Penelitian ……… 12 Bagan 2.1 Aspek-aspek Membaca ……… 25 Bagan 2.2 Jenis-jenis Membaca ……… 26


(8)

viii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 2.1 Strategi Model Pengajaran Timbal-balik

(Reciprocal Teaching) ………... 48 Diagram 2.2 Langkah-langkah Pembelajaran Membaca dengan

Model Pengajaran Timbal-balik


(9)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keputusan Pembimbing Penulisan Tesis……… 146 Lampiran 2. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ………….. 148 Lampiran 3. Soal Tes dan Kunci Jawaban ……….…………. 149


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Membaca merupakan proses pengolahan informasi visual dan informasi nonvisual. Informasi visual merupakan informasi grafis yang diperoleh melalui indera penglihatan, dan informasi nonvisual adalah informasi yang sudah ada dalam konsep berpikir para pembacanya. Dengan kata lain, membaca merupakan suatu proses interaksi antara latar belakang pengetahuan pembaca dan informasi leksikal serta gramatikal yang ada dalam simbol-simbol tertulis.

Membaca bukan hanya proses memandang lambang-lambang tertulis, melainkan juga merupakan proses pencarian makna yang merupakan hasil interaksi antara bahasa tulis dan pikiran pembaca. Membaca merupakan proses komunikasi interaktif yang meliputi latar belakang pengalaman, bahasa, dan organisasi gagasan. Membaca merupakan suatu kegiatan yang melibatkan pembaca, penulis, dan informasi yang tertuang dalam bentuk bahasa tulis.

Membaca merupakan salah satu kemampuan dasar yang wajib dimiliki oleh setiap siswa, di samping menulis dan berhitung. Membaca bagi para siswa merupakan sarana utama untuk memudahkan mereka menyerap informasi. Kemampuan menyerap informasi sangat diperlukan


(11)

para siswa untuk mencapai prestasi belajar yang dicita-citakan.

Kegiatan membaca harus dijadikan sebagai sebuah kegiatan yang menyenangkan dan menggairahkan agar timbul minat yang tinggi untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Hal ini didasari oleh kenyataan yang ada dewasa ini, yaitu bahwa kegiatan membaca masih merupakan suatu kegiatan yang kurang diminati para siswa. Kegiatan membaca terlaksana hanya karena terpaksa untuk menyelesaikan tugas-tugas, bukan suatu kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan atau kebutuhan. Karena keterpaksaan itulah maka hasil dari kegiatan membaca masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Kemampuan membaca para siswa masih berada pada tingkatan yang rendah.

Pernyataan-pernyataan miring tentang daya baca siswa di berbagai tingkatan sekolah banyak kita dengar. Berdasarkan hasil penelitian, Lembaga Penelitian Internasional menempatkan kemampuan membaca anak-anak di Indonesia pada peringkat ke-26 dari 28 negara yang diteliti (Republika dalam Hoerudin, 2002:4). Penelitian yang dilakukan Haryanto pada tahun 1999 (dalam Hoerudin, 2002:5) terhadap 113 siswa menunjukkan bahwa 83,2% kemampuan membaca ilmiah siswa masih rendah, 16,8% termasuk kategori sedang, dan tidak ditemukan siswa yang mempunyai kemampuan membaca ilmiah yang tinggi. Ditemukan pula dalam penelitian tersebut bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan membaca ilmiah dengan prestasi belajar.


(12)

Kekurangmampuan siswa dalam kegiatan membaca salah satunya dilatarbelakangi juga oleh kurangnya kesempatan yang diberikan guru kepada siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Proses belajar mengajar masih dikelola secara monoton dan konvensional. Proses belajar mengajar yang terjadi saat ini di sekolah-sekolah tetaplah marupakan pola tradisional, yaitu guru menerangkan, siswa mendengarkan dan mencatat, lalu latihan soal. Kondisi semacam ini tentunya kurang kondusif dalam mengembangkan kemampuan membaca siswa. Akibatnya, pendidikan tak jarang menghasilkan lulusan yang kurang berani bertanya, kurang kritis, dan kurang kreatif. Guru seharusnya bertindak sebagai fasilitator, dinamisator, dan organisator proses belajar mengajar. Apabila hal ini dijalankan dengan baik diharapkan kemampuan membaca para siswa dan hasil pendidikan kita akan meningkat secara signifikan.

Proses belajar mengajar harus lebih banyak melibatkan siswa dan mengaktifkan siswa karena siswa akan lebih mudah membangun pemahaman apabila diberi kesempatan untuk aktif berinteraksi mengkomunikasikan gagasannya dengan siswa lain atau guru. Interaksi memungkinkan terjadinya perbaikan terhadap pemahaman siswa melalui diskusi, saling bertanya, dan saling menjelaskan. Hal ini berlaku untuk semua pembelajaran termasuk pembelajaran membaca.

Bagi para siswa kemampuan memahami bacaan turut menentukan pencapaian pembelajaran yang lebih memuaskan. Kemampuan bergelut


(13)

dengan buku dan kemampuan memahami teks-teks bacaan merupakan salah satu modal dasar bagi para siswa untuk mengembangkan potensi dirinya. Guru sebagai personal pendidikan pun dituntut agar mampu meningkatkan kemampuan tersebut. Salah satu usaha guru adalah mencari cara atau model yang tepat untuk meningkatkan kemampuan membaca siswanya.

Banyak model pembelajaran yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan membaca pemahaman. Akan tetapi, pada kesempatan ini penulis ingin mencoba meneliti tentang model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) dalam pembelajaran membaca untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Alasan pemilihan model ini karena model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) merupakan suatu pendekatan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, melakukan analisis terhadap konsep yang dibacanya, membuat pertanyaan-pertanyaan, membuat ikhtisar, memprediksi bahasan selanjutnya, dan mendiskusikan hal-hal yang kurang dipahami.

Model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) diprediksi dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman para siswa. Nur dan Wikandari (1999:12) mengatakan bahwa pendekatan ini terutama dirancang untuk membantu siswa yang rendah hasil belajarnya dalam belajar membaca pemahaman.


(14)

Pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) memberikan kesempatan kepada para siswa untuk terbiasa menganalisis permasalahan yang ada dalam bacaan, mampu memprediksi, mampu menjelaskan isi bacaan, bertanya jawab, juga mampu merangkum hal-hal yang penting dari bacaan. Dengan prosedur pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) seperti itu siswa dituntut untuk berkonsentrasi penuh pada bacaan dan berusaha untuk memahami isi bacaan secara keseluruhan. Dengan demikian, model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman para siswa.

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian

Identifikasi masalah perlu dikemukakan agar diperoleh gambaran yang jelas mengenai fokus penelitian. Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1) Rendahnya kemampuan membaca siswa.

Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan membaca para siswa, yaitu kemampuan siswa dalam memahami isi sebuah wacana secara keseluruhan. Hal ini diketahui berdasarkan hasil observasi pendahuluan dan wawancara. Mereka mengakui mengalami kesulitan dalam memahami bacaan secara sekaligus, sehingga ketika mereka berusaha untuk menemukan ide pokok paragrap, tema bacaan, apalagi memahami bacaan secara keseluruhan,


(15)

maka proses membacanya harus dilakukan berulang-ulang. Pada saat proses pembelajaran membaca, pada umumnya para siswa terlihat malas melakukan kegiatan membaca, mereka mengikuti pembelajaran membaca secara terpaksa, malas, dan tidak antusias. Padahal, pencapaian kemampuan membaca ini sangat penting, karena kemampuan membaca siswa pada akhirnya diharapkan dapat menunjang tercapainya prestasi belajar siswa yang lebih baik. Untuk mencapai kemampuan membaca ini tentulah bukan suatu hal yang mudah. Oleh karena itu, harus dicari solusinya. Salah satu solusi yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca para siswa adalah dengan mencari strategi dan model pembelajaran yang tepat.

2) Penerapan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching)

Berdasarkan hasil observasi pendahuluan dan wawancara pula, diketahui bahwa proses pembelajaran membaca yang digunakan guru selama ini monoton, yaitu dengan cara menyuruh para siswa membaca bacaan dan menjawab pertanyaan-pertanyaannya yang sudah tersedia pada buku pelajaran. Strategi dan teknik yang digunakan tidak membuat siswa aktif dan berfikir kritis, sehingga untuk memahami bacaan para siswa merasa kesulitan. Untuk memecahkan permasalahan yang berkenaan dengan strategi proses pembelajaran membaca itu, penulis akan mencoba menerapkan sebuah model yang disebut model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching), yaitu suatu kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa meliputi empat buah strategi yaitu:


(16)

memprediksi, menjelaskan, membuat pertanyaan/jawaban, dan meringkas. Alasan pemilihan model ini karena model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) adalah sebuah model yang dirancang untuk membantu siswa yang rendah hasil belajarnya dalam belajar membaca pemahaman.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitiannya sebagai berikut.

1) Apakah penggunaan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) efektif bagi peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya?

2) Apakah model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) dapat meningkatkan keaktifan dan konsentrasi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya?

3) Bagaimanakah langkah-langkah proses pembelajaran membaca dengan menggunakan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) yang diterapkan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya?


(17)

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang ingin dipecahkan dalam penelitian ini maka tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut.

1) Mengukur keefektifan penggunaan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) dalam pembelajaran membaca bagi

peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya.

2) Memperoleh gambaran tentang peningkatan keaktifan dan konsentrasi para siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya dengan

menggunakan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching). 3) Memperoleh gambaran tentang langkah-langkah proses pembelajaran membaca dengan menggunakan model pengajaran timbal-balik

(reciprocal teaching).

1.5 Definisi Operasional

Untuk menghindari perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan.

1) Model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) dalam pembelajaran membaca adalah suatu pendekatan konstruktivis yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa tentang strategi-strategi yang dapat membantu memahami bacaan dengan baik. Pendekatan ini terutama dirancang untuk membantu siswa yang rendah hasil


(18)

belajarnya dalam belajar membaca pemahaman. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) berlangsung dalam wujud sebuah dialog antara guru dan para siswa mengenai bagian-bagian suatu teks. Ada empat strategi yang dapat digunakan dalam model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching), yaitu: memprediksi, membuat pertanyaan atau jawaban, menjelaskan, dan meringkas.

2) Kemampuan membaca ialah kecepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan.

1.6 Manfaat Hasil Penelitian

Dengan tercapainya tujuan, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1) memberikan masukan dalam menyusun dan mengembangkan pembelajaran bahasa Indonesia terutama pembelajaran membaca dengan menggunakan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching);

2) memberikan masukan dalam memilih model yang dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa yaitu dengan menggunakan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching).


(19)

1.7 Anggapan Dasar dan Hipotesis 1.7.1 Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:

1) Model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) terutama dirancang untuk membantu siswa yang rendah hasil belajarnya dalam belajar membaca pemahaman.

2) Model pembelajaran merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran.

3) Guru berkewajiban menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa untuk lebih aktif.

4) Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sangat penting. John Dewey mengatakan ‘learning by doing’.

1.7.2 Hipotesis

Berlandaskan pada anggapan dasar di atas maka penulis berhipotesis bahwa “penggunaan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) dalam pembelajaran membaca dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa”.

1.8 Paradigma Penelitian

Kemampuan membaca siswa rendah dan kegiatan membaca tanpa strategi merupakan latar belakang dilakukannya penelitian ini. Ketidakmampuan itu ingin dicari solusinya dengan mengujicobakan


(20)

sebuah strategi yang diprediksi mampu meningkatkan kemampuan membaca para siswa. Strategi-strategi yang akan diujicobakan tersebut ada dalam sebuah model yang disebut model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching). Keefektifan model ini dapat dilihat berdasarkan hasil belajar siswa setelah mendapat pembelajaran membaca dengan menggunakan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching). Kemampuan membaca siswa akan dibandingkan berdasarkan hasil tes awal, yaitu sebelum mendapat pembelajaran dengan menggunakan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) dan hasil tes akhir, yaitu setelah mendapat pembelajaran dengan menggunakan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching). Hal itu digambarkan dalam bagan di bawah ini.


(21)

Bagan 1.1 Paradigma Penelitian

Fenomena

- Kemampuan membaca siswa rendah

- Membaca tanpa strategi khusus

Temuan/Hasil Penelitian

Pembahasan Hasil Uji Coba Model Reciprocal Teaching Solusi

Perlu Strategi Membaca

Khusus

Model Reciprocal Teaching - Memprediksi - Bertanya/jawab - Menjelaskan - Meringkas

Uji Coba Model Reciprocal Teaching


(22)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen kuasi. Metode ini digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian yaitu rendahnya kemampuan membaca pemahaman para siswa. Pengukuran kemampuan membaca para siswa dilakukan sebelum dan sesudah sampel penelitian diberi perlakuan dengan menggunakan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching). Pengukuran yang dilakukan sebelum perlakuan disebut tes awal sedangkan pengukuran sesudah perlakuan disebut tes akhir.

3.2 Langkah-langkah Penelitian

Adapun langkah-langkah penelitiannya adalah:

1) mengumpulkan informasi, meliputi mencermati permasalahan yang akan diteliti yaitu kemampuan membaca pemahaman para siswa atau observasi dan studi literatur yang berhubungan dengan membaca pemahaman dan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching); 2) merencanakan penelitian, meliputi: menentukan tujuan yang ingin


(23)

pembelajaran, menentukan model dan langkah-langkah pembelajaran, menentukan alat evaluasi;

3) mengujicobakan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) dengan metode eksperimen kuasi;

4) menganalisis dan membahas hasil penelitian; 5) membuat laporan hasil penelitian.

3.3 Desain Penelitian

Telah dikemukakan di atas bahwa penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi. Adapun desain penelitiannya adalah One Group Pretest-Postest Design yang digambarkan di bawah ini.

O X O Pretest Treatment Postest

Gambar 3.1

Desain Penelitian One Group Pretest-Postest Design (Fraenkel dan Wallen, 1993:246)

3.4 Populasi dan Sampel

Setiap penelitian memerlukan sumber data penelitian. Demikian pula penelitian ini memerlukan sumber data penelitian yang merupakan


(24)

objek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data penelitian ini terdiri atas populasi dan sampel penelitian.

3.4.1 Populasi

Penelitian ini dilakukan di SMPN 1 Kota Tasikmalaya. Beberapa pertimbangan di antaranya: (1) SMPN 1 Kota Tasikmalaya merupakan sekolah berstandar nasional, sekolah favorit yang banyak diminati dan menjadi pilihan para lulusan sekolah dasar. (2) Masukan (input) kemampuan para siswa diasumsikan homogen karena sudah melalui tahap seleksi. Objek populasi penelitian ini adalah kemampuan membaca pemahaman semua siswa kelas 8 (VIII) yang terdiri atas delapan kelas dengan jumlah siswa 320 orang.

3.4.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VIII C. Pengambilan sampel dilakukan secara purposif atau sampel bertujuan melalui pertimbangan guru Bahasa Indonesia di sekolah tersebut.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan empat teknik pengumpulan data, yaitu: teknik observasi, wawancara, angket, dan teknik tes.


(25)

1) Teknik Wawancara

Teknik wawancara dilaksanakan pada saat penelitian pendahuluan. Teknik ini digunakan untuk mengetahui potensi dan masalah yang berhubungan dengan kondisi membaca pemahaman para siswa. Potensi dan masalah yang ditemukan pada saat penelitian pendahuluan inilah yang kemudian dijadikan data empirik, yaitu data empirik tentang kurangnya kemampuan membaca pemahaman para siswa. Teknik wawancara ini digunakan baik pada guru maupun para siswa. Setelah potensi dan masalah ditemukan lalu dicari informasi-informasi yang dapat digunakan untuk bahan perencanaan pembelajaran, yaitu: teori pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching), teori membaca pemahaman, dan metode penelitian. Lalu, dibuatlah desain model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) dalam pembelajaran membaca pemahaman untuk diujicobakan. Sebelum diujicobakan desain model ini divalidasi dulu oleh teman sejawat dan pembimbing untuk dilihat kekuatan dan kelemahannya.

2) Teknik Observasi

Teknik observasi dilaksanakan pada saat penelitian pendahuluan seperti halnya teknik wawancara yaitu untuk mengetahui potensi dan masalah yang berhubungan dengan kondisi membaca pemahaman para siswa. Hasil observasi ini dijadikan data empirik untuk membuat


(26)

rancangan desain model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) dalam pembelajaran membaca pemahaman. Pada penelitian ini, teknik observasi juga dilaksanakan pada saat penelitian eksperimen.

Pada saat dilaksanakan uji coba desain model dan penelitian eksperimen di dalam kelas, teknik observasi digunakan untuk melihat dan mengamati proses belajar mengajar yang terjadi, situasi pembelajaran, interaksi guru dan siswa serta siswa dan siswa, dan keaktifan atau partisipasi para siswa dalam proses belajar mengajar.

3) Teknik Tes

Teknik tes digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data hasil pengukuran, baik sebelum perlakuan maupun setelah perlakuan terhadap para siswa dalam kegiatan pembelajaran membaca pemahaman. Teknik tes ini digunakan karena data utama yang dibutuhkan adalah data tentang kemampuan membaca pemahaman para siswa. Data tersebut dapat diperoleh melalui suatu pengukuran dengan menggunakan teknik tes.

Prosedur pemberian tes dilakukan sebelum proses belajar mengajar (tes awal) dan setelah proses belajar mengajar (tes akhir) pada saat penelitian eksperimen.

Teknik tes yang dilaksanakan sebelum perlakuan (tes awal) dimaksudkan untuk mengukur kemampuan awal para siswa dalam


(27)

pembelajaran membaca pemahaman. Sedangkan, teknik tes yang dilaksanakan setelah perlakuan (tes akhir) dimaksudkan untuk mengukur pencapaian keberhasilan pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching). Keberhasilan pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) ini dapat diketahui dengan cara membandingkan hasil tes awal dengan tes akhir pada saat penelitian eksperimen.

Hasil observasi pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan hasil pengukuran (tes) pencapaian belajar para siswa dalam penelitian uji coba dijadikan dasar bagi perbaikan desain model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) dalam pembelajaran membaca pemahaman yang akan digunakan dalam penelitian eksperimen. Kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan yang terjadi pada saat penelitian uji coba dihilangkan atau diperbaiki sebagai bahan untuk desain model yang akan digunakan dalam penelitian eksperimen. Begitupun kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang masih terjadi pada saat penelitian eksperimen juga dijadikan bahan penyempurnaan model sebagai hasil akhir penelitian. 4) Teknik Angket

Teknik angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data atau informasi. Data dari angket berupa tanggapan,


(28)

persepsi, penilaian, dan kesan para siswa terhadap penggunaan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) dalam pembelajaran membaca pemahaman. Selain berdasarkan hasil dari teknik observasi dan tes dalam proses belajar mengajar, pengumpulan data berdasarkan hasil dari teknik angket pun digunakan sebagai dasar bagi revisi atau penyempurnaan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) dalam pembelajaran membaca pemahaman yang akan digunakan dalam penelitian eksperimen. Jadi, berdasarkan data dari hasil teknik observasi, tes, dan angket dalam penelitian uji coba dan eksperimen akhirnya peneliti menghasilkan sebuah model.

3.6 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan empat jenis instrumen, yaitu: pedoman wawancara, pedoman observasi, tes atau soal-soal tes, dan angket.

1) Pedoman wawancara

Dalam penelitian ini pedoman wawancara digunakan untuk mencari informasi atau data tentang potensi dan masalah yang berhubungan dengan kondisi membaca pemahaman para siswa. Pedoman wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada guru dan para siswa. Pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan latar belakang para siswa, orang tua siswa, pendidikan orang tua siswa,


(29)

perhatian orang tua siswa atau dukungan terhadap kelancaran studinya, kelengkapan sarana di rumah dan di sekolah, perhatian dan sikap para siswa dalam proses belajar mengajar, metode dan teknik yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar khususnya pembelajaran membaca pemahaman, suasana lingkungan sekolah dan rumah, hambatan atau kesulitan lain yang dihadapi dalam proses belajar mengajar baik yang dihadapi oleh guru maupun oleh para siswa, keterlibatan para siswa dalam proses belajar mengajar, dan lain-lain.

2) Pedoman observasi

Pedoman observasi digunakan pada saat penelitian pendahuluan dan pada saat proses belajar mengajar berlangsung pada waktu uji coba desain model dan pada penelitian eksperimen. Pedoman observasi yang pertama digunakan pada saat penelitian pendahuluan dan diisi oleh peneliti. Isi dari pedoman observasi tersebut di antaranya adalah: pengamatan terhadap kondisi awal subjek penelitian, apa potensi dan masalah yang ada pada para siswa, bagaimana suasana proses belajar mengajar sebelumnya, apa metode dan teknik yang biasa digunakan guru dalam proses belajar mengajar, bagaimana keadaan lingkungan pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

Pedoman observasi yang kedua diisi oleh peneliti dan observer lain dari rekan sejawat peneliti. Pedoman observasi ini diisi pada saat


(30)

mengamati proses belajar mengajar pada uji coba desain model dan pada penelitian eksperimen.

Adapun isi dari pedoman observasi yang kedua di antaranya adalah: bagaimana keberlangsungan proses belajar mengajar, bagaimana situasi pembelajaran, interaksi guru dan murid, keaktifan atau partisipasi murid dalam proses belajar mengajar, apakah rancangan model yang diujicobakan dapat diaplikasikan, apakah proses belajar mengajar dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah dalam desain model, apakah kelemahan-kelemahan dan kelebihan-kelebihan yang teramati dalam proses belajar mengajar baik pada saat uji coba desain model maupun saat penelitian eksperimen.

3) Tes (Soal-Soal Tes)

Pada saat pengumpulan data dengan menggunakan teknik tes maka instrumen yang digunakannya adalah instrumen tes (soal-soal tes). Prosedur pemberian tes dilakukan sebelum pembelajaran (tes awal) dan setelah pembelajaran (tes akhir) atau setelah perlakuan bagi kelompok eksperimen. Tes awal dan tes akhir ini diberikan pada saat penelitian eksperimen.

Tes awal diberikan kepada para siswa dengan tujuan untuk melihat kemampuan awal membaca pemahaman para siswa. Sedangkan, tes akhir diberikan dengan tujuan untuk melihat pencapaian hasil belajar para


(31)

siswa setelah mendapatkan perlakuan. Keberhasilan pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) ini dapat diketahui dengan cara membandingkan hasil tes awal dengan tes akhir dalam penelitian eksperimen.

Tes yang diberikan kepada para siswa adalah tes kemampuan membaca pemahaman. Jika melihat langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) maka isi tes harus menguji kemampuan siswa dalam hal: meramalkan hal-hal yang selanjutnya akan dibahas dalam wacana yang diujikan, menjelaskan kembali isi wacana berdasarkan pemahaman siswa, membuat pertanyaan-pertanyaan/jawaban yang berhubungan dengan isi wacana, dan membuat rangkuman isi wacana. Sebelum tes dilaksanakan maka instrumen tes tersebut harus diuji dulu validitas dan reliabilitasnya. Adapun hasil pengujiannya dikemukakan di bawah ini.

(1) Uji validitas instrumen tes

Pengujian validitas instrumen tes ini dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson.


(32)

Rumusnya adalah:

∑xy r xy =

( ∑ x 2 ) (∑ y2 ) Keterangan:

r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel

yang dikorelasikan (x = X – X ) dan y = Y – Y )

∑ xy = jumlah perkalian x dengan y x 2 = kuadrat dari x

y2 = kuadrat dari y

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa indeks validitas instrumen tes tersebut mencapai 0.725. Dengan demikian, instrumen tes pemahaman bacaan yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai indeks validitas tinggi. Adapun hasil perhitungannya terdapat dalam lampiran.

(2) Uji reliabilitas instrumen tes

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Untuk menguji reliabilitas soal tes objekjif yang digunakan dalam penelitian ini digunakan rumus Alpha.


(33)

Rumusnya adalah:

n ∑ 2 i

r11 = ( ) ( 1 ) n – 1 2 t

Keterangan:

r11 = reliabilitas yang dicari

∑ 2 i = jumlah varians skor tiap item

2 t = varians total

Perhitungan reliabilitas soal tes dengan menggunakan rumus Alpha tersebut mencapai 0,93 ( r = 93) dengan tafsiran reliabilitas tes sangat tinggi. 11

4) Angket

Instrumen angket digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi yang berhubungan dengan objek penelitian yaitu kemampuan membaca pemahaman para siswa. Data dari angket berupa tanggapan, persepsi, penilaian, dan kesan para siswa terhadap penggunaan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) dalam pembelajaran membaca pemahaman. Angket diberikan kepada para siswa setelah


(34)

eksperimen dilaksanakan. Data dari angket yang diperoleh setelah penelitian eksperimen digunakan untuk bahan penyempurnaan model, sehingga menjadi model akhir.

3.7 Teknik Pengolahan Data

Analisis data dilakukan dengan dua cara yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk menguji adanya peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa. Caranya yaitu dengan membandingkan hasil tes awal dan tes akhir dengan kategori sangat mampu, mampu, cukup mampu, kurang mampu, dan tidak mampu.

Analisis data kuantitatif dilakukan dengan dua langkah, pertama, menguji sifat data berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas, kedua, menguji hipotesis dengan uji perbedaan rata-rata nilai tes awal dan tes akhir atau uji-t (t-test).

3.7.1 Pengujian sifat data

Pengujian sifat data dilakukan dengan uji normalitas dan uji homogenitas dengan menggunakan program SPSS 15.


(35)

Hasil eksperimen yang menggunakan desain One Group Pretest-Postest Design diuji dengan menggunakan uji-t (t-test). Uji-t (t-test) digunakan untuk menguji signifikansi dari hubungan antara dua variabel yaitu tes awal dan tes akhir.

Rumus yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah: t = Md

∑ xd2 N (N-1) Keterangan:

Md = mean dari perbedaan tes awal dan tes akhir (postes – pretes) xd = deviasi masing-masing subjek (d-Md)

∑xd2 = jumlah kuadrat deviasi N = subjek pada sampel d.b. = ditentukan dengan N – 1

Penghitungan pengujian hipotesis di atas dilakukan dengan menggunakan SPSS 15 (Statistical Packages for Social).

Hipotesis yang akan diuji adalah: Ho : 1 = 2


(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

1) Penggunaan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) dalam pembelajaran membaca dapat meningkatkan secara signifikan kemampuan membaca pemahaman siswa. Hal itu terlihat dari adanya perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai tes awal dan tes akhir yang telah dibuktikan oleh hasil penghitungan uji-t dengan menggunakan program SPSS versi 15 dengan hasil t hitung (16,492) > t tabel (5,768). Hasil penghitungan tersebut mengandung arti bahwa terdapat perbedaan yang berarti (signifikan) antara tes awal dan tes akhir. Dengan adanya perbedaan tersebut berarti bahwa uji coba model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) dalam pembelajaran membaca berhasil.

2) Berdasarkan pengamatan pada saat proses belajar mengajar, pembelajaran membaca dengan menggunakan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) dapat meningkatkan keaktifan siswa. Hal itu terlihat dengan antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa menjadi guru siswa dengan cara bergilir

menyebabkan para siswa sungguh-sungguh terlibat aktif jika dibandingkan dengan proses pembelajaran biasa.


(37)

3). Berdasarkan pengamatan pada saat proses belajar mengajar, pembelajaran membaca dengan menggunakan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) dapat meningkatkan konsentrasi siswa. Hal itu terlihat dengan kesungguhan para siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Kesungguhan para siswa terlihat pada saat siswa diberi kesempatan secara bergilir untuk menjadi guru siswa, pada saat berdiskusi, dan pada saat bertanya jawab pada setiap langkah-langkah pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) yang terdiri atas memprediksi (meramalkan), membuat pertanyaan/jawaban, menjelaskan, dan meringkas.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, penulis merekomendasikan beberapa hal sebagai berikut.

1) Para siswa dapat memanfaatkan langkah-langkah pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mereka. Penggunaan langkah-langkah itu tidak hanya untuk pembelajaran membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia saja, tapi juga dapat dimanfaatkan pada proses pembelajaran mata pelajaran yang lain.

2) Para guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat memanfaatkan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) ini sebagai alternatif


(38)

pemilihan model pengajaran, agar model pengajarannya bervariasi atau tidak monoton. Dengan memanfaatkan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) guru pun dapat memberikan pelatihan kepada para siswa agar berkonsentrasi pada pelajaran dan meningkatkan keaktifan. 3) Bagi para peneliti yang berminat, penggunaan model pengajaran

timbal-balik (reciprocal teaching) dapat juga diujicobakan pada mata pelajaran yang lain atau diujicobakan dengan jumlah sampel yang lebih luas, bahkan bisa juga diujicobakan efektivitasnya dengan cara membandingkannya dengan model pengajaran yang lain.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Akil. 1993. “Beberapa Faktor yang Mewarnai Kemampuan Membaca”, Tesis di UPI Bandung

Ali, Mohamad. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Andriani, Rina. 2001. “Penggunaan Teknik Probing dalam Pembelajaran membaca Grafik untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir dan Kemampuan Membaca Ilmiah Siswa”, Tesis di UPI Bandung

Arikunto, Suharsimi. 1985. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Coiro, Julie. 2000. Reciprocal Teaching: Support for Struggling Older Readers. Tersedia:

http://www.suite101.com/article.cfm/reading/45021 (28 Mei 2004).

Dahlan, Muhammad Djawad. 1990. Model-model Mengajar. Bandung: Diponegoro.

Damaianti, Vismaia. 2003. “Strategi Volisional melalui Dramatisasi dalam Meningkatkan Motivasi Membaca. Esai dalam Mendamba Indonesia yang Literat”, Makalah FPBS UPI: tidak diterbitkan


(40)

Faisal, Sanapiah. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Fraenkel and Wallen. 1993. How to Design and Evaluate Research in Education. New York: Mc Graw-Hill Inc.

Furqon. 2001. Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Hadi, Sutrisno. 1985. Statistik. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas

Psikologi UGM.

Harjasujana dan Damaianti. 2003. Membaca dalam Teori dan Praktik. Bandung: Mutiara.

Hendriana, Heris. 2002. “Meningkatkan Kemampuan Pengajuan dan Pemecahan Masalah Matematika dengan Pembelajaran Berbalik”. Tesis di UPI Bandung

Hoerudin, Cecep Wahyu. 2002. “Penerapan Model Pembelajaran Peningkatan Kapasitas Berpikir dalam Membaca Kritis di SMU”. Tesis di UPI Bandung

Joyce, Bruce and Weil Marsha. 2000. Models of Teaching. New Jersey: Preutice-Hall, Inc.

Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Rosda. Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru. Nur dan Wikandari. 1999. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan

Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. (Buku Ajar). Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.


(41)

Palinscar. 1986. Reciprocal Teaching. Tersedia:

file//\\Cencom17\d\Reciprocal%20 Teaching.htm (28 Mei 2004). Palinscar. 1986. Reciprocal Teaching: Strategies for Reading

Comprehension. Tersedia:

http://curry.edschool.virginia.edu/go/readquest/strat/rt.html. (28 Mei 2004).

Quezada, Williams, and Flores.____. Reciprocal Teaching. Tersedia: http://condor. admin.ccny.edu/-yq6048/. (28 Mei 2004). Rusyana, Yus. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan.

Bandung: Diponegoro.

Soedarso. 2002. Speed Reading (Sistem Membaca Cepat dan Efektif). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Surakhmad, Winarno. 1985. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode, Teknik. Bandung: Tarsito.

Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Rajawali. Tampubolon, D.P. 1986. Kemampuan Membaca (Teknik Membaca Efektif

dan Efisien). Bandung: Angkasa.


(42)

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Saifullah, dan Harras. 1990. Membaca dalam Kehidupan. Bandung: Angkasa.

Wirasasmita, Sutardi. 1997. Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: IKIP.

_______.2000. Reciprocal Teaching. Tersedia: http://www. Curriculum-futures.org//instruction/a03-05.htm/ (28 Mei 2004).

_______._____. Reciprocal Teaching: A Reading Strategy. Tersedia:

http://www.sdcoe.k12.ca.us/score/promising/tips/rec.html. (28 Mei 2004)

_______._____. Reciprocal Teaching. Tersedia: http://www.longwood.edu/staff/

cjones/projects/educ530/aboxley/recptch/recphome.htm. (28 Mei 2004).


(1)

3). Berdasarkan pengamatan pada saat proses belajar mengajar, pembelajaran membaca dengan menggunakan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) dapat meningkatkan konsentrasi siswa. Hal itu terlihat dengan kesungguhan para siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Kesungguhan para siswa terlihat pada saat siswa diberi kesempatan secara bergilir untuk menjadi guru siswa, pada saat berdiskusi, dan pada saat bertanya jawab pada setiap langkah-langkah pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) yang terdiri atas memprediksi (meramalkan), membuat pertanyaan/jawaban, menjelaskan, dan meringkas.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, penulis merekomendasikan beberapa hal sebagai berikut.

1) Para siswa dapat memanfaatkan langkah-langkah pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mereka. Penggunaan langkah-langkah itu tidak hanya untuk pembelajaran membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia saja, tapi juga dapat dimanfaatkan pada proses pembelajaran mata pelajaran yang lain.

2) Para guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat memanfaatkan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) ini sebagai alternatif


(2)

pemilihan model pengajaran, agar model pengajarannya bervariasi atau tidak monoton. Dengan memanfaatkan model pengajaran timbal-balik (reciprocal teaching) guru pun dapat memberikan pelatihan kepada para siswa agar berkonsentrasi pada pelajaran dan meningkatkan keaktifan. 3) Bagi para peneliti yang berminat, penggunaan model pengajaran

timbal-balik (reciprocal teaching) dapat juga diujicobakan pada mata pelajaran yang lain atau diujicobakan dengan jumlah sampel yang lebih luas, bahkan bisa juga diujicobakan efektivitasnya dengan cara membandingkannya dengan model pengajaran yang lain.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Akil. 1993. “Beberapa Faktor yang Mewarnai Kemampuan Membaca”, Tesis di UPI Bandung

Ali, Mohamad. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Andriani, Rina. 2001. “Penggunaan Teknik Probing dalam Pembelajaran membaca Grafik untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir dan Kemampuan Membaca Ilmiah Siswa”, Tesis di UPI Bandung

Arikunto, Suharsimi. 1985. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Coiro, Julie. 2000. Reciprocal Teaching: Support for Struggling Older Readers. Tersedia:

http://www.suite101.com/article.cfm/reading/45021 (28 Mei 2004).

Dahlan, Muhammad Djawad. 1990. Model-model Mengajar. Bandung: Diponegoro.

Damaianti, Vismaia. 2003. “Strategi Volisional melalui Dramatisasi dalam Meningkatkan Motivasi Membaca. Esai dalam Mendamba Indonesia yang Literat”, Makalah FPBS UPI: tidak diterbitkan


(4)

Faisal, Sanapiah. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Fraenkel and Wallen. 1993. How to Design and Evaluate Research in Education. New York: Mc Graw-Hill Inc.

Furqon. 2001. Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Hadi, Sutrisno. 1985. Statistik. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas

Psikologi UGM.

Harjasujana dan Damaianti. 2003. Membaca dalam Teori dan Praktik. Bandung: Mutiara.

Hendriana, Heris. 2002. “Meningkatkan Kemampuan Pengajuan dan Pemecahan Masalah Matematika dengan Pembelajaran Berbalik”. Tesis di UPI Bandung

Hoerudin, Cecep Wahyu. 2002. “Penerapan Model Pembelajaran Peningkatan Kapasitas Berpikir dalam Membaca Kritis di SMU”. Tesis di UPI Bandung

Joyce, Bruce and Weil Marsha. 2000. Models of Teaching. New Jersey: Preutice-Hall, Inc.

Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Rosda. Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru. Nur dan Wikandari. 1999. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan

Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. (Buku Ajar). Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.


(5)

Palinscar. 1986. Reciprocal Teaching. Tersedia:

file//\\Cencom17\d\Reciprocal%20 Teaching.htm (28 Mei 2004). Palinscar. 1986. Reciprocal Teaching: Strategies for Reading

Comprehension. Tersedia:

http://curry.edschool.virginia.edu/go/readquest/strat/rt.html. (28 Mei 2004).

Quezada, Williams, and Flores.____. Reciprocal Teaching. Tersedia: http://condor. admin.ccny.edu/-yq6048/. (28 Mei 2004). Rusyana, Yus. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan.

Bandung: Diponegoro.

Soedarso. 2002. Speed Reading (Sistem Membaca Cepat dan Efektif). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Surakhmad, Winarno. 1985. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode, Teknik. Bandung: Tarsito.

Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Rajawali. Tampubolon, D.P. 1986. Kemampuan Membaca (Teknik Membaca Efektif

dan Efisien). Bandung: Angkasa.


(6)

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Saifullah, dan Harras. 1990. Membaca dalam Kehidupan. Bandung: Angkasa.

Wirasasmita, Sutardi. 1997. Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: IKIP.

_______.2000. Reciprocal Teaching. Tersedia: http://www. Curriculum-futures.org//instruction/a03-05.htm/ (28 Mei 2004).

_______._____. Reciprocal Teaching: A Reading Strategy. Tersedia:

http://www.sdcoe.k12.ca.us/score/promising/tips/rec.html. (28 Mei 2004)

_______._____. Reciprocal Teaching. Tersedia: http://www.longwood.edu/staff/

cjones/projects/educ530/aboxley/recptch/recphome.htm. (28 Mei 2004).


Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) Pada Mata Pelajaran Ips

0 7 107

Pengaruh pendekatan reciprocal teaching terhadap kemampuan berfikir kritis siswa dalam belajar Matematika (studi eksperimen SMP Al-Hasra Depok)

1 6 140

Pengaruh model pembelajaran reciprocal teaching terhadap penguasaan konsep biologi berbasis nilai: quasi eksperimen pada siswa MTs Pembangunan UIN Jakarta

0 3 120

Pengaruh model pembelajaran reciprocal teaching (pengajaran berbalik) terhadap hasil belajar Biologi siswa pada konsep protista (eksperimen di MAN 2 Bogor)

1 15 148

PENGARUH PENERAPAN METODE RECIPROCAL TEACHING ‘PENGAJARAN TIMBAL BALIK’ TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI WACANA ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PAGARAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013.

0 1 9

MODÉL PANGAJARAN TIMBAL-BALIK (RECIPROCAL TEACHING) DINA MACA CARITA PONDOK.

1 18 35

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP dengan Model Reciprocal Teaching Berbantu Cabri 3D (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII di salah satu SMP Negeri Kota Bandung Tahun Ajaran 2013/2014).

0 1 27

PENGARUH PENGGUNAAN METODE RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN MUHADATSH : Studi ekspirimen kuasi terhadap siswa kelas VIII Mts. Al-Musyawarah Lembang Tahun ajaran 2013-2014.

0 2 44

PENERAPAN MODEL RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF MATEMATIK SISWA SMP : Suatu Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII di Salah Satu SMP Negeri di Kota Bandung.

0 0 38

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SLEMAN DENGAN STRATEGI RECIPROCAL TEACHING.

0 2 144