PENGGUNAAN METODE JIGSAW II DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TOKOH PADA NOVEL REMAJA.
APRESIASI TOKOH PADA NOVEL REMAJA
(Studi Eksperimen Kuasi di Kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
Widya Lestari Koswara NIM 0903981
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
(2)
PENGGUNAAN METODE JIGSAW II
DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI
TOKOH PADA NOVEL REMAJA
(Studi Eksperimen Kuasi di Kelas VIII SMP
Negeri 10 Bandung)
Oleh
Widya Lestari Koswara
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
© Widya Lestari K. 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
(4)
ABSTRAK
PENGGUNAAN METODE JIGSAW II DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TOKOH PADA NOVEL REMAJA
Widya Lestari Koswara 0903981
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi metode Jigsaw II belum diujicobakan pada pembelajaran apresiasi tokoh pada novel remaja. Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam mengapresiasi tokoh dengan atau tanpa menggunakan metode Jigsaw II. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan kemampuan siswa sebelum dan sesudah diterapkan metode Jigsaw II di kelas eksperimen, kemampuan siswa tanpa diterapkan metode Jigsaw II di kelas kontrol, dan taraf signifikansi kemampuan siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Metode yang digunakan adalah eksperimen kuasi dengan desain pretest-posttest Control Group. Hasil penelitian ini adalah kemampuan mengapresasi tokoh sebelum mendapat perlakuan masih dangkal dengan nilai rata-rata 47,01. Siswa belum mampu mengapresiasi secara mendalam. Setelah mendapat perlakuan, rata-rata meningkat menjadi 60,46 dengan peningkatan pada aspek menjelaskan dan merelevansikan karakter lebih mendalam. Pada kelas kontrol, nilai rata-rata awal sebesar 50,9 karena kemampuan siswa masih dangkal. Kemudian rata-rata nilai akhir meningkat menjadi 54,76. Kemampuan siswa meningkat pada aspek relevansi tokoh lebih mendalam. Jika dibandingkan, kemampuan apresiasi tokoh pada kelas eksperimen lebih signifikan daripada kelas kontrol. Pada kelas eksperimen meningkat 73% sedangkan pada kelas kontrol 56%. Oleh karena itu, metode Jigsaw II efektif meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi tokoh.
(5)
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Masalah Penelitian ... 5
1. Batasan Masalah... 5
2. Identifikasi Masalah ... 5
3. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
1. Manfaat Teoretis ... 7
2. Manfaat Praktis ... 7
E. Anggapan Dasar ... 8
F. Hipotesis ... 8
G. Definisi Operasional ... 9
BAB II PENGGUNAAN METODE JIGSAW II DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TOKOH PADA NOVEL REMAJA A. Hakikat Apresiasi Karya Sastra ... 10
1. Pengertian Apresiasi Sastra ... 10
2. Langkah-Langkah Apresiasi Sastra ... 11
B. Apresiasi Tokoh pada Karya Sastra ... 11
1. Tokoh dan Penokohan ... 10
(6)
viii
C. Hakikat Novel Remaja ... 14
D. Hakikat Metode Pembelajaran ... 15
E. Metode Pembelajaran Jigsaw II ... 16
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 20
B. Prosedur Penelitian ... 21
1. Tahapan Perencanaan ... 21
2. Tahapan Pelaksanaan ... 21
3. Tahapan Akhir ... 22
C. Populasi dan Sampel ... 22
1. Populasi Penelitian ... 23
2. Sampel Penelitian... 24
D. Teknik Penelitian ... 26
Teknik Pengumpulan Data ... 26
E. Instrumen Penilaian ... 27
1. Instrumen Perlakuan ... 27
2. Instrumen Pengumpulan Data ... 28
F. Instrumen Evaluasi ... 34
1. Tes Awal ... 34
2. Soal Perlakuan ... 35
3. Tes Akhir ... 36
G. Teknik Pengolahan Data ... 36
1. Pengolahan Hasil Observasi ... 36
2. Pengolahan Data Hasil Tes ... 37
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ... 45
B. Analisis Hasil Observasi ... 46
1. Analisis Data Hasil Observasi Guru ... 46
2. Analisis Data Hasil Observasi Siswa ... 52
(7)
2. Deskripsi Analisis Data Tes Akhir ... 61
3. Deskripsi Skor Jigsaw II ... 67
D. Deskripsi Pengolahan Data ... 70
1. Reliabilitas Antar penimbang Tes Awal dan Tes Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 70
2. Data Nilai Tes Awal dan Tes Akhir di Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol ... 80
3. Uji Normalitas Data Tes Awal ... 85
4. Uji Homogenitas dan Varian ... 87
5. Uji Hipotesis ... 89
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 92
1. Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran Apresiasi Tokoh pada Novel Remaja Sebelum dan Sesudah Diterapkan Metode Pembelajaran Jigsaw II di Kelas Eksperimen... 92
2. Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran Apresiasi Tokoh pada Novel Remaja tanpa Menggunakan Metode Pembelajaran Jigsaw II di Kelas Kontrol ... 93
3. Taraf Signifikansi antara Kemampuan Siswa dalam Apresiasi Tokoh pada Novel Remaja di Kelas Eksperimen dengan di Kelas Kontrol ... 93
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 97
B. Saran ... 98
DAFTAR PUSTAKA ... 100
LAMPIRAN ... 102
(8)
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Skor Perkembangan Individu ... 18
Tabel 2.2 Tingkatan Penghargaan Tim ... 19
Tabel 3.1 Desain Metode Penelitian Eksperimen Kuasi (Pretest-Posttest Control Group) ... 20
Tabel 3.2 Kategori Penilaian Apresiasi Tokoh Berdasarkan Skala Nilai ... 22
Tabel 3.3 Jumlah Rombongan Belajar di SMPN 10 Bandung... 23
Tabel 3.4 Daftar Siswa Kelas Kontrol (VIII-A) ... 24
Tabel 3.5 Daftar Siswa Kelas Eksperimen (VIII-B) ... 25
Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Apresiasi Tokoh pada Novel Remaja ... 28
Tabel 3.7 Lembar Observasi Guru ... 31
Tabel 3.8 Lembar Observasi Siswa ... 34
Tabel 3.9 Kualifikasi Nilai Obsevasi ... 37
Tabel 3.10 Format ANAVA ... 38
Tabel 3.11 Tabel Guilford ... 39
Tabel 4.1 Rata-Rata Poin Kemajuan Tiap Kelompok Berdasarkan Selisih Hasil Tes Awal dan Akhir ... 68
Tabel 4.2 Kategori Kelompok ... 69
Tabel 4.3 Tabel Data Uji Hasil Tes Awal Kelas Eksperimen ... 70
Tabel 4.4 Tabel ANAVA ... 72
Tabel 4.5Tabel Data Uji Hasil Tes Awal Kelas Kontrol ... 72
(9)
Tabel 4.7 Tabel Data Uji Hasil Tes Akhir Kelas Eksperimen ... 75
Tabel 4.8 Tabel ANAVA ... 77
Tabel 4.9 Tabel Data Uji Hasil Tes Akhir Kelas Kontrol ... 77
Tabel 4.10 Tabel ANAVA ... 79
Tabel 4.11 Nilai Tes Awal Kelas Eksperimen ... 80
Tabel 4.12 Nilai Tes Awal Kelas Kontrol ... 82
Tabel 4.13 Nilai Tes Akhir Kelas Eksperimen ... 83
Tabel 4.14 Nilai Tes Akhir Kelas Kontrol ... 84
Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Data Tes Awal ... 86
Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Data Tes Akhir ... 87
Tabel 4.17 Test of Homogeneity of Variances (uji homogenitas awal) ... 88
Tabel 4.18 Test of Homogeneity of Variances (uji homogenitas akhir) ... 88
Tabel 4.19 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Tes Awal ... 90
(10)
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I SURAT-SURAT PENELITIAN
A.Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian ... 102
B.Surat Pengesahan Judul Skripsi ... 103
C.Surat Izin Penelitian ... 105
LAMPIRAN II INSTRUMEN PENELITIAN A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Ekpperimen ... 106
B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 112
C. Lembar Soal tes awal ... 117
D. Lembar Soal perlakuan di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 120
E. Lembar Soal tes akhir ... 125
F. Lembar Jawab ... 128
G. Lembar Observasi Guru ... 129
H. Lembar Observasi Siswa ... 131
LAMPIRAN III HASIL PENELITIAN A.Nilai Tes awal Kelas Eksperimen 1. Nilai Tinggi ... 132
2. Nilai Sedang ... 133
3. Nilai Rendah... 134
B.Nilai Tes Awal Kelas Kontrol135 1. Nilai Sedang ... 135
2. Nilai Rendah... 136
C.Nilai Tes Akhir Kelas Eksperimen 1. Nilai Tinggi ... 137
2. Nilai Sedang ... 138
(11)
D.Nilai Tes Akhir Kelas Kontrol
1. Nilai Tinggi ... 140 2. Nilai Sedang ... 141 3. Nilai Rendah... 142
LAMPIRAN IV HASIL OBSERVASI A.Observasi Guru Mengajar
1. Observer satu ... 143 2. Observer Dua ... 145 3. Observer tiga ... 147 B.Observasi Kegiatan Belajar Siswa
1. Observer satu ... 149 2. Observer Dua ... 150 3. Observer Tiga ... 151 C.Hasil Rata-Rata Nilai dari Ketiga Observer
1. Hasil Observasi Guru oleh Tiga Observer ... 152 2. Hasil Observasi Siswa oleh Tiga Observer ... 154 D.Foto-Foto Penelitian ... 155
LAMPIRAN V TABEL PENDUKUNG
A.Tabel Distribusi Normal Baku: o-z ... 157 B.Tabel Chi Kuadrat ... 158
(12)
BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Apresiasi sastra adalah salah satu materi pembelajaran di SMP. Apresiasi satra termasuk ke dalam salah satu standar kompetensi membaca pada kurikulum SMP kelas VIII semester dua, yaitu memahami buku novel remaja (asli atau terjemahan) dan antologi puisi. Memahami pada konteks ini dapat disebut pula apresiasi. Apresiasi sastra adalah upaya memahami karya sastra, yaitu upaya untuk dapat mengerti sebuah karya sastra yang dibaca, mengerti maknanya, dan mengerti seluk beluk strukturnya (Sayuti, 2000:3). Materi memahami buku novel remaja (asli atau terjemahan) dan antologi puisi lebih dispesifikan lagi pada kompetensi dasar, yaitu menjelaskan alur cerita, pelaku, dan latar novel remaja (asli atau terjemahan).
Apresiasi sastra terutama novel, kurang begitu diminati oleh siswa. Hal ini tertulis pada sebuah berita di portal berita Bali pos, Minggu, 30 Maret 2003 yang memaparkan bahwa apresiasi sastra novel sangat kurang diminati oleh siswa. Sangat sedikit siswa yang mau membaca novel. Salah satu penyebab dari kurangnya kemauan siswa dalam membaca novel berasal dari faktor guru. Seperti yang dipaparkan dalam portal berita Bali Pos, Minggu, 30 Maret 2003, ada lima faktor yang menyebabkan kurangnya minat siswa dalam mengapresiasi novel. Pertama, guru jarang menyempatkan diri untuk membaca novel terbaru, baik untuk kepentingan pembelajaran, maupun kepuasan bati. Kedua, novel yang ada di perpustakaan terbatas. Ketiga, guru cenderung mengejar materi pembelajaran sesuai dengan tuntutan ujian nasional. Keempat, guru belum menemukan strategi mengapresiasi novel. Kelima, pembahasan novel yang sesungguhnya memerlukan waktu yan panjang sehingga pertemuan satu atau dua kali tidaklah cukup.
(13)
Pernyataan dalam berita Bali Pos didukung pula oleh fakta yang ada di tempat diberlakukannya eksperimen oleh peneliti, yaitu di SMPN 10 Bandung. Sebelum memberikan perlakuan sebuah metode pembelajaran, peneliti terlebih dahulu memberikan wawancara singkat mengenai minat dalam membaca novel dan menggali pengetahuan siswa tentang apresiasi sastra. Hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas VIII adalah hanya beberapa siswa yang gemar membaca novel dan siswa belum memahami apresiasi sastra terutama novel. Oleh itu, berdasarkan hasil wawancara tersebut menjadikan landasan peneliti memilih SMPN 10 sebagai tempat penelitian untuk mengujicobakan metode pembelajaran yang diharapkan mampu membantus siswa dalam meningkatkan minat membaca novel dan memahami apresiasinya.
Kesulitan siswa dalam mengapresiasi dalam sebuah novel dapat teratasi dengan metode yang diberikan guru dalam memberikan materi pembelajaran yang tepat dan sesuai bagi siswa dan materi tersebut. Selain itu, metode pembelajaran juga berperan penting dalam menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar. Motivasi yang tinggi dan positif cenderung menghasilkan prestasi belajar yang memuaskan dan berpengaruh pada keberhasilan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran yang menarik cenderung meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, materi pun dapat tersampaikan dengan baik dan terpahami oleh siswa.
Beberapa jenis metode pembelajaran yang inovatif sudah banyak bermunculan. Salah satu dari metode itu adalah metode jigsaw II. Metode jigsaw II merupakan pengembangan dari Jigsaw Robson (1978) yang kemudian dikembangkan oleh Slavin (Slavin, 2005:236). Jigsaw II dan Jigsaw asli tidak jauh berbeda. Jigsaw juga memiliki kesamaan dengan metode diskusi, yaitu dalam hal penyajian bahan pelajaran, ketika guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau penyusunan berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah (Suryosubroto,2009:167). Metode jigsaw II berbeda dengan diskusi kelompok
(14)
3
biasa karena siswa bekerja dalam dua kelompok, yaitu kelompok ahli dan kelompok inti. Metode jigsaw II ini merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang membuat siswa berperan aktif dalam kelompok kecil, saling bertukar pikiran dan bertukar informasi.
Penelitian dengan metode kooperatif tipe jigsaw II ini belum pernah digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya mengenai apresiasi tokoh pada novel remaja. Maka dari itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk menambah referensi guru dalam memperkaya metode pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas. Namun, penelitian mengenai pembelajaran memahami unsur intrinsik pada novel remaja telah dilakukan dengan metode PTK (penelitian tindakan kelas) dalam artikel penelitian dengan judul
Pembelajaran Kooperatif Jigsaw untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Unsur Intrinsik Novel Remaja Siswa Kelas VIII (Juliyana, 2013). Hasil yang diperoleh penelitian ini menunjukan perkembangan menuju ke arah yang yang lebih baik. Hasil belajar anak terus meningkat dengan menggunakan metode jigsaw. Nilai siswa sebelum diterapkan metode Jigsaw rata-rata 50 sedangkan setelah diterapkan metode Jigsaw rata-rata nilai anak menjadi 67,7 (Juliyana,2013). Pembelajaran yang akan diteliti sama dengan penulis, tetapi metode pembelajaran yang akan diterapkan berbeda, sehingga peneliti akan bereksperimen dengan metode modifikasi dari Jigsaw, yaitu metode pembelajaran Jigsaw II utnuk mengetahui pengaruhnya.
Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan metode pembelajaran Jigsaw II ini telah diterapkan dalam pembelajaran matematika di SMP, yaitu dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Metematis Siswa” (Novianti,2012). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan populasi seluruh siswa kelas VIII di salah satu SMP Negeri di Kota Cimahi. Teknik sampling dilakukan dengan cara pengambilan dua kelas secara acak. Instrumen penelitian yang digunakan di dalam penelitian berupa tes dan nontes. Instrumen tes (pretes dan postes) berbentuk soal uraian, sedangkan instrumen
(15)
nontes berupa lembar observasi aktivitas siswa dan guru, jurnal harian siswa, dan angket.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II lebih baik daripada kemampuan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional. Dari hasil analisis data kualitatif dapat disimpulkan bahwa siswa memberikan respons yang positif terhadap pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.
Selain penelitan di atas ada pun penelitian mengenai Jigsaw II yang diterapkan pada mata pelajaran teknik mesin. Penelitian ini berjudul Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw II untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Dasar Teknik Mesin (Siregar,Portal Jurnal UPI « Vol. VI No. 16 Februari 2010). Penelitian ini menunjukan metode jigsaw sangat efektif digunakan pada pembelajaran teknik mesin. Metode penelitian ini diterapkan pada siswa kelas XTP1 SMK Negeri 6 Bandung. Metode penelitian yang digunakan ialah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari tiga siklus. Penelitian ini dilaksanakan dengan pembelajaran diawali dengan pretest dan diakhiri dengan post test setiap siklusnya. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan peningkatan aktivitas siswa untuk setiap siklusnya. Hasil rata-rata aktivitas kelompok spesialis untuk setiap siklusnya sebagai berkut; siklus I 44.16% (sedang), meningkat pada siklus II menjadi 56.83% (sedang), Siklus III menjadi 86% (sangat tinggi). kemudian hasil rata-rata aktivitas kelompok asal untuk setiap siklusnya sbb; siklusI 37.5%, meningkat pada siklus II menjadi 69.79% (tinggi), meningkat lagi pada siklus III menjadi 93.83% (sangat tinggi). dari aktivitas tersebut mempengaruhi hasil belajar siswa pada setiap siklus pembelajaran, terutama hasil skor pretes dan posttest; siklus I pretest 48.91 dan posttest 63.78 (meningkat 14.87), Siklus II pretest 61.89 dan posttest 78.78 (meningkat 16.89), siklus III pretest 72.56 dan posttest 86.89 (meningkat 14.33). Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Cooperative
(16)
5
Learning Tipe Jigsaw II dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Dasar Teknik Mesin pada siswa kelas XTP1 SMK Negeri 6 Bandung.
Kedua penelitian ini menunjukan bahwa metode Jigsaw II sangat efektif pada kedua mata pelajaran tersebut, yaitu matematika dan teknik mesin. Setelah diterapkan metode Jigsaw II kedua penelitian tersebut menunjukan peningkatan hasil belajar dengan perbandingan hasil antara pretest dan posttest.
Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti akan mengangkat judul penelitian, yaitu “Penggunaan Metode Jigsaw II dalam Pembelajaran Apresiasi Tokoh pada Novel Remaja (Studi Eksperimen Kuasi di Kelas VIII SMPN
Negeri 10 Bandung)”. B.Masalah penelitian
Dalam bagian ini akan dijelaskan masalah pokok penelitian yang meliputi (1) identifikasi masalah, (2) batasan masalah, dan (3) rumusan masalah. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut.
1. Batasan masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah unsur-unsur intrinsik dalam novel remaja, yaitu novel. Fokus penelitian ini adalah mengenai salah satu unsur intrinsik dalam novel, yaitu apresiasi tokoh.
Penelitian dilakukan di SMPN 10 Bandung karena minat siswa dalam mendalami karya sastra terutama novel kurang diminati dan siswa belum memahami apresiasi sastra.
2. Identifikasi Masalah
Identifikasi permasalahan yang akan menjadi bahan penelitian adalah sebagai berikut:
a. pembelajaran apresiasi sastra novel sangat kurang diminati oleh siswa (Bali Pos, Minggu, 30 Maret 2003);
(17)
b. aspek tokoh pada suatu cerita merupakan aspek yang lebih menarik perhatian, tetapi sering dikesampingkan dibandingkan plot yang dianggap jiwa fiksi (Sayuti, 2000:67).
3. Rumusan Masalah
Beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung dalam pembelajaran apresiasi tokoh pada novel remaja sebelum dan sesudah diterapkan metode pembelajaran Jigsaw II di kelas eksperimen?
2. Bagaimana kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung dalam pembelajaran apresiasi tokoh pada novel remaja tanpa menggunakan metode pembelajaran Jigsaw II di kelas kontrol?
3. Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam apresiasi tokoh pada novel remaja pada kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung di kelas eksperimen dengan di kelas kontrol?
C.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam perumusan masalah, yaitu untuk mendeskripsikan:
1. kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung dalam pembelajaran apresiasi tokoh pada novel remaja sebelum dan sesudah diterapkan metode pembelajaran Jigsaw II di kelas eksperimen;
2. kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung dalam pembelajaran apresiasi tokoh pada novel remaja tanpa menggunakan metode pembelajaran Jigsaw II di kelas kontrol;
3. taraf signifikansi antara kemampuan siswa dalam apresiasi tokoh pada novel remaja pada kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung di kelas eksperimen dengan di kelas kontrol.
(18)
7
D.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini.
1. Manfaat teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan khususnya pembelajaran bahasa dan sastra indonesia. Selain itu, diharaakan dapat menjadi referensi untuk pengembangan penelitian selanjutnya demi kemajuan dalam pembelajaran bahasa dan sastra indonesia.
2. Manfaat praktis a. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru dalam memilih metode pembelajaran yang efektif terutama dalam kompetensi dasar dalam menjelaskan pelaku cerita dalam novel remaja. Guru diharapkan dapat lebih kreatif dalam menerapkan metode pembelajaran dan hendaknya lebih bijak dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi, situasi dan kondisi di kelas serta siswa itu sendiri. Tidak hanya metode pembelajaran yang rumit dapat meningkatkan prestasi siswa tetapi metode pembelajaran yang sederhana pun dapat pula meningkatkan prestasi belajar siswa
b. Bagi siswa
Siswa diharap dapat lebih berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dan dapat belajar secara mandiri maupun berkelompok.
c. Bagi peneliti
Penelitian ini menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kegiatan pembelajaran di kelas dan efektifitas dari metode Jigsaw II terhadap penenerapannya di kelas.
(19)
E. Anggapan Dasar
Berdasarkan pernyataan tersebut maka yang dijadikan anggapan dasar oleh penulis adalah sebagai berikut.
a. Pembelajaran apresiasi tokoh pada novel remaja merupakan salah satu bahasan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP dengan mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
b. Pembelajaran apresiasi tokoh pada novel remaja merupakan pembelajaran kesastraan.
c. Metode Jigsaw II termasuk ke dalam pembelajaran kooperatif.
d. Siswa akan terstimulus untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran melalui metode Jigsaw II.
F. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H¹ terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan mengapresiasi tokoh pada novel remaja siswa kelas VIII-B SMPN 10 Bandung, setelah diterapkan merode pembelajaran Jigsaw II .
Hº tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan mengapresiasi tokoh pada novel remaja siswa kelas VIII-B SMPN 10 Bandung, setelah diterapkan merode pembelajaran Jigsaw II .
G.Definisi Operasional
Untuk menghindari munculnya berbagai penafsiran, maka penulis menjelaskan definisi operasional sebagai berikut.
a. Pembelajaran apresiasi tokoh adalah kegiatan mengakrabi karya sastra terutama unsur tokoh (penokohan) untuk mendapatkan pemahaman, penghayatan, dan penikmatan terhadap karya itu hingga diperoleh kekayaan wawasan dan pengetahuan, kepekaan pikir, dan rasa terhadap berbagai segi kehidupan sehingga timbul kecintaan dan penghargaan terhadap cipta sastra (Lilis, 63:2009).
(20)
9
b. Metode pembelajaran Jigsaw II adalah metode hasil pengembangan dari jigsaw yang dikembangkan Elliot Aroson (1978). Metode jigsaw II adalah metode pembelajaran kooperatif yang siswanya belajar aktif secara penuh dan terbagi kedalam kelompok ahli dan kelompok jigsaw.
(21)
BAB III
METODOLOGI PENELITAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi karena penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh prestasi siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan serta perbandingannya dengan kelas yang yang tidak diberi perlakuan. Adapun desain penelitian menggunakan pretest-posttest Control Group (Sugiyono,76:2012).
Tabel 3.1
Desain Metode Penelitian Eksperimen Kuasi (Pretest-Posttest Control Group)
Kelompok Pretest Perlakuan Postest
E O1 X1 O2
K O3 - O4
Sumber : Sugiyono (2012:76).
Keterangan:
E : kelompok eksperimen K : kelompok kontrol
O1: uji awal pada kelompok eksperimen O2: uji akhir pada kelompok eksperimen
X1: perlakuan pada kelompok eksperimen berupa pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw II
O3: uji awal pada kelompok kontrol O4: uji akhir pada kelompok kontrol
Desain penelitian di atas, menggunakan dua kelompok subjek penelitian, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok ini dipilih secara random kemudian diberi tes awal untuk
(22)
21
mengetahui keadaan awal untuk mengetahui perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Sugiyono,2012:76). Pada kelompk eksperimen diberikan perlakuan berupa penerepan metode pembelajaraan kooperatif tipe Jigsaw II.
B. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah atau proses penelitian yang dilakukan penulis dalam melaksanakan penelitian. Prosedur penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yakni tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Penjelasan mengenai ketiganya adalah sebagai berikut.
1. Tahapan perencanaan
a. Menelaah kurikulum Bahasa Indonesia SMP dan menentukan materi yang akan dijadikan bahan dalam penelitian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa.
b. Melakukan studi literatur terhadap buku, artikel, dan laporan penelitian sebelumnya mengenai pembelajaran apresiasi tokoh dan metode pemebelajaran Jigsaw II.
c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan instrumen penelitian.
2. Tahapan pelaksanaan
a. Menentukan sampel yang terdiri dari dua kelas, yakni kelas eksperimen dan kelas pembanding.
b. Memberikan tes awal pada kelas eksperimen dan kelas pembanding untuk mengukur kemampuan awal sampel sebelum diberikan perlakuan.
c. Memberikan perlakuan terhadap sampel, yakni menerapkan metode pembelajaran Jigsaw II pada pembelajaran apresiasi tokoh dalam novel remaja terhadap kelas eksperimen dan menerapkan metode pembelajaran diskusi kelompok pada pembelajaran apresiasi tokoh dalam novel remaja terhadap kelas pembanding.
(23)
d. Memberikan tes akhir sebagai langkah akhir untuk mengetahui perkembangan kemampuan satelah diberi perlakuan.
3. Tahapan akhir
a. Mengolah data hasil tes awal dan tes akhir serta intrumen penelitian lainya.
b. Melakukan analisis dan membahas hasil temuan.
Data juga dianalisis berdasarkan skala nilai dengan mengambil sampel pada setiap kelas. Kategori penilaian mengacu pada tabel 3.6 mengenai kriterian penilaian dalam mengapresiasi tokoh. Berikut adalah kategori penilaiannya.
Tabel 3.2
Kategori Penilaian Apresiasi Tokoh Berdasarkan Skala Nilai
No Kategori Nilai
1 Nilai rendah 10-40
2 Nilai sedang 41-70
3 Nilai tinggi 71-100
Tabel 3.2 berfungsi untuk mengategorikan nilai siswa ke dalam beberapa golongan saat mendeskripsikan data hasil tes awal dan tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah mendeskripsikan hasil data, kemudian data diolah menggunakan statistik.
c. Membuat kesimpulan.
C. Populasi dan Sampel
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandung. Penelitian ini menitik beratkan kepada pengaruh metode Jigsaw II terhadap pembelajaran menjelaskan pelaku dalam novel remaja (asli atau terjemahan). Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester 2 SMP Negeri 10 Bandung tahun ajaran 2012/2013, sebanyak dua kelas, yaitu satu kelas. kelas kontrol dan satu kelas eksperimen. Pemilihan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan secara acak sesuai dengan desain penelitian yang dipilih.
(24)
23
1. Populasi Penelitian
Populasi yang dijadikan objek penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester 2 SMP Negeri 10 Bandung tahun ajaran 2012/2013.
Pemilihan populasi penelitian di SMP Negeri 10 Bandung karena lingkungan sekolah yang berada di daerah perkotaan yang biasanya terdiri atas beragam kalangan siswa sehingga tepat dipilih sebagai populasi untuk menerapkan metode pembelajaran yang bersifat kelompok. Keberagaman tersebut akan menjadi salah satu aspek yang penting dalam membentuk kelompok. Selain itu, SMP Negeri 10 Bandung kini ada di sekolah cluster dua di kota Bandung yang berarti memiliki kualitas sekolah yang baik.
Pada tahun pelajaran 2012/2013 memiliki jumlah rombongan belajar sebagai berikut :
Tabel 3.3
Jumlah Rombongan Belajar di SMPN 10 Bandung
No Kelas
Jumlah Rombongan
Belajar
Jumlah Siswa
1 VII 9 366
2 VIII 9 339
3 IX 9 326
JUMLAH 27 1031
(sumber : profil SMPN 10 Bandung)
Setelah mengetahui rombongan belajar yang menjadi populasi penelitian, maka selanjutnya adalahmemnutkan ruang lingkup yang lebih kecil, yaitu sampel penelitian yang akan dipaparkan pada subbab selanjutnya.
(25)
2. Sampel Penelitian
Pemilihan sampel penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Pemilihan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata ada dalam populasi itu (Sugiyono,82:2012). Sampel yang dipilih sebagai objek dalam penelitian ini yaitu, kelas VIII-B sebagai kelas eksperimen dan dan kelas VIII-A sebagai kelas kontrol yang dipilih secara acak dengan menggunakan undian.
a. Daftar siswa kelas kontrol
Tabel 3.4
Daftar Siswa Kelas Kontrol (VIII-A)
No Nama
Jenis kelamin
L P
1 Achmad H L
2 Aditya Adam P L
3 Annisa Meida P
4 Arip S L
5 Ario Jomantara B L
6 Ati Febriyanti P
7 Aulia Septiani K P
8 Citra Apriliani P
9 Daffa afdiansyah L
10 Dinda Ayudia D P
11 Dika Prasetia L
12 Elsa Melati CP P
13 Exit Cahya A L
14 Fanisha RK P
15 Hamas Naila O P
16 Jaauza R. Aisy P
17 Liani LB P
18 Metha Audria I P
19 Moch. Al Fuad Fahmy L
20 M.Nuzul C L
21 M. Rafaldi M L
22 Patrik Sagala L
23 Nesya ZA P
(26)
25
Perempuan : 18 Laki-laki : 18 Jumlah : 36
Daftar siswa di atas merupakan siswa-siswa yang akan dijadika subjek penelitian untuk kelas kontrol. Selanjutnya akan dipaparkan subjek penelitian untuk kelas eksperimen, yaitu kelas VIII- B.
b. Daftar siswa kelas eksperimen
Tabel 3.5
Daftar Siswa Kelas Eksperimen (VIII-B)
25 Rama Puja FS L
26 Ratu Aprilia P
27 Regina Asriandi P
28 Reka Noval S. L
29 Rizki Banyu F L
30 Rivaldi M. Maulana L
31 Rochendi L
32 Sifa Amelia R P
33 Siti Afifah P
34 Vebby Rizky S L
35 Yoga Putra Ampat L
36 Zenny Sylvia M P
No Nama
Jenis kelamin
L P
1 Adam Pangestu H L
2 Aldilla Ajeng F P
3 Alipudin Mahmud L
4 Andika aging T L
5 Anggi Fitria S P
6 Aprian Maulana S L
7 Bima Sam L
8 Bunga Azhaar L P
9 Christie Putri SLR P
10 Erik Satria L
11 Erlangga Reksa P L
12 Fasya Yunika P
(27)
Laki-laki : 19 Perempuan : 19 Jumlah : 38
Tabel 3.4 merupakan data siswa kelas eksperimen yang akan menjadi subjek penelitian.
D. Teknik Penelitian
Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini a. Tes
14 Jasman Rofiqi L
15 Julian Leonardo R L
16 Krisna Kachfi F L
17 Lasma Riana N P
18 M. Rafi Maulana S L
19 Mayang Latifah P
20 Mochamad Fikri R L
21 Muhamad Fadilah H L
22 M. Abdullah Hamzah L
23 Muhammad Naufal L
24 Nurul Aisha Fitriyah P 25 Putri Emilia Amidar P
26 Rahlimah P
27 Rangga Perkasa Ganjar L
28 Rheina Sukmawati P
29 Ribka Sipayung P
30 Rossy Regina P
31 Saffanah Nadhira F P
32 Samuel San Parulian L
33 Shafira Fitria H P
34 Silvia Trianjani P P
35 Utami Noor Firdauza P
36 Yoga Darmawan L
37 Yulia Rizkilla M P
(28)
27
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik tes. Tes biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Tes yang dilakukan dalam bentuk awal (pretest) dan test akhir (posttest). Tes awal dilakukan untuk melihat kemampuan siswa sebelum diterapkan metode Jigsaw II, sedangkan tes akhir dilakukan untuk melihat kemampuan siswa sesudah diterapkan metode Jigsaw II. Perbandingan antara pretest dan posttest akan mengantarkan pada suatu kesimpulan apakah suatu metode yang diterapkan dalam proses pembelajaran efektif atau tidak. Tes yang diberikan adalah tes tertulis yang menggunakan soal uraian.
b. Observasi
Pada penelitian ini observasi dilakukan terhadap dua subjek yakni guru dan siswa. Observasi terhadap guru dan siswa ini dilakukan selama proses pembelajaran apresiasi tokoh dengan menggunakan metode pembelajaran Jigsaw II berlangsung.
E.Instrumen penilaian
Pada penelitian ini penulis menggunakan dua macam intrumen penelitian, yakni instrumen perlakuan dan instrumen pengumpulan data. Penjelasan mengenai keduanya adalah sebagai berikut.
1. Instrumen Perlakuan
Instrumen perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa rencana pelaksanaan pembelajaran baik pada kelas eksperimen maupun kelas pembanding. RPP ini memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, skenario pembelajaran, media yang digunakan, sumber belajar dan evaluasi.
Rencana pelaksanaan pembelajaran yang penulis susun untuk satu kali pertemuan, yakni 2 x 40 menit. Penyusunan rencana pelaksanaan
(29)
pembelajaran ini mengacu pada kurikulum yang berlaku di setiap sekolah. Pada penelitian ini penulis menggunakan standar kompetensi yang terdapat dalam semester dua, yakni memahami buku novel remaja (asli atau terjemahan) dan antologi puisi dengan kompetensi dasar Menjelaskan alur cerita, pelaku, dan latar novel remaja (asli atau terjemahan)
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Tes
Tes merupakan instrumen penting dalam penelitian ini. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulis. Tes ini terdiri dari tes awal dan tes akhir. Tes awal dan tes akhir masing-masing memuat tiga buah pertanyaan yang sama. Penilaian pada tes awal dan tes akhir menggunakan aspek-aspek mengapresiasi tokoh pada sebuah karya sastra. Kriteria penilaian apresiasi tokoh mengadaptasi pada Nurgiyantoro (2009:164-175). Aspek-aspek penilaian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.6
Kriteria Penilaian Apresiasi Tokoh pada Novel Remaja
Aspek Skor dan aspek penilaian
1 2 3 4 5
1. karakter tokoh
- Tidak
menuliskan seluruh karakter yang ada pada
kutipan
- Menuliskan seluruh
karakter tetapi tidak ada bukti kutipan penggambaran tokoh. - menuliskan sebagian karakter tokoh dan disertai beberapa - Menuliskan seluruh karater tetapi tidak semua disertakan
Menuliskan seluruh karater tokoh beserta kutipan
penggambaran karakter tokoh.
(30)
29
novel.
- Siswa
mampu mengapresiasi tokoh dengan pendalaman karakter sehingga karakter tokoh dapat tergambarkan dengan jelas. kutipan penggambar an tokoh.
- Siswa
mampu menjelaskan karakter tokoh berdasarkan bukti kutipan. bukti kutipan penggambar an tokoh.
- siswa
mampu mengapresi asi tokoh dengan pendalaman karakter sehingga karakter diceritakan dengan mendetail.
- Siswa mampu mendalami karekter tokoh berdasarkan sisi psikologis dan fisiologisnya. Selain itu siswa
juga mampu
menyesuaikan setiap karakter tokoh dengan bukti kutipan secara tepat.
2. relevansi karakter tokoh dengan pengalaman pribadi apresiator maupun kehidupan secara luas
tidak dapat merelevansi kan seluruh karakter tokoh
- Sebagian karakter direlevansikan dengan pengalaman pribadi apresiator maupun kehidupan secara luas tetapi hanya dinilai baik dan buruknya saja. sebagian tokoh direlevansik an berdasarkan pengalaman pribadi apresiator maupun kehidupan secara luas
dan dan
disertai pejelasan Seluruh tokoh direlevansik an berdasarkan pengalaman pribadi apresiator maupun kehidupan secara luas tetapi hanya dinilai baik dan
Seluruh tokoh direlevansikan berdasarkan pengalaman pribadi apresiator maupun kehidupan secara luas dan disertai
pejelasan berupa contoh serta penilaian baik buruk karakter
(31)
- siswa menjelaskan relevansi karakter tokoh berdasarkan baik dan buruk sesuai dengan karater tokoh dan kehidupan nyata yang dialami
maupun dilihat apresiator.
berupa contoh.
- siswa
merasakan keterlibatan perasaan antara karakter tokoh yang ada pada novel saat membaca sehingga siswa dapat mengaitkan perasaan tokoh dengan pengalaman pribadi siswa. buruknya saja.
- siswa
merasakan keterlibatan perasaan antara karakter tokoh yang ada pada novel saat membaca sehingga siswa dapat mengaitkan perasaan tokoh dengan pengalaman pribadi siswa. tersebut.
- siswa
merasakan keterlibatan perasaan antara karakter tokoh yang ada pada
novel saat
membaca
sehingga siswa dapat
mengaitkan perasaan tokoh dengan
pengalaman pribadi siswa disertai contoh dikehidupan nyata dan solusi dalam
menghadapi karakter tersebut.
Tabel 3.6 merupakan kriteria nilai yang akan digunakan dalam menilai hasil pekerjaan siswa dalam pembelajaran apresiasi tokoh pada novel remaja. Nilai yang diperoleh siswa berasal dari skor yang diperoleh
(32)
31
siswa berdasarkan kriteria penilaian kemudian dikali sepuluh. Hasil nilai tersebut selanjutnya akan diolah dan dianalisis di BAB 4.
b. Lembar Observasi
Pada penelitian ini lembar observasi digunakan untuk mengetahui keefektifan metode Jigsaw II dalam pembelajaran apresiasi tokoh pada novel remaja yang akan dieksperimenkan penulis. Lembar observasi yang digunakan terdiri dari lembar observasi rencana pembelajaran, lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Lembar observasi rencana pembelajaran seperti tergambar dalam tabel dibawah ini:
pada lembar observasi guru memuat 7 aspek penilaian yang meliputi: 1) kemampuan membuka pelajaran, 2) Sikap guru selama proses pembelajaran, 3) penguasaan bahan belajar, 4) proses pembelajaran, 5) kemampuan menggunakan media, 6) evaluasi, dan 7) kemampuan menutup pelajaran. Lembar observasi guru tersebut tergambar dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.7
Lembar Observasi Guru
No Aspek yang Dinilai Skor
1 2 3 4
1 Membuka Pembelajaran :
a. menarik perhatian siswa
b. memotivasi siswa berkaitan dengan materi yanga kan dijarkan
c. membuat kaitan materi ajar sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan
d. memberi acuan materi ajar yang akan dijarkan.
(33)
2 Sikap Guru Selama Proses Pembelajaran :
a. kejelasan suara dalam komunikasi dengan siswa.
b. tidak melakukan gerakan atau ungkapan mengganggu perhatian siswa.
c. antusiasme mimik dalam penampilan d. mobilitas posisi tempat dalam kelas. 3 Penguasaan Materi pembelajaran:
a. kejelasan memposisikan materi ajar yang disampaikan dengan materi lainnya yang terkait.
b. kejelasan menerangkan berdasarkan tuntutan aspek kompetensi (kognitif, psikomotor, dan afektif).
c. kejelasan dalam memberikan
contoh/ilustrasi sesuai dengan tuntutan kompetensi.
d. mencerminkan penguasaan materi ajar secara proporsional.
4. Implementasi Langkah-Langkah Pembelajaran (Skenario) :
a. proses pembelajaran mencerminkan komunikasi guru dan siswa.
b.kesesuaian model atau metode dengan materi pembelajaran.
c. penyajian materi dengan menggunakan model proyek respons kreatif.
d.antusiasme dalam menanggapi dan menggunakan respons siswa.
(34)
33
5. Kemampuan Menggunakan Media :
a. memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan media
b. ketepatan saat menggunakan media. c. keterampilan dalam mengoprasionalkan. d. membantu kelancaran proses pembelajaran. 6. Evaluasi :
a. melakukan evaluasi berdasarkan tuntutan aspek kompetensi.
b. melakukan evaluasi sesuai dengan butir soal yang telah direncanakan dalam rpp.
c. melakukan evaluasi sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.
d. melakukan evaluasi sesuai dengan bentuk dan jenis yang dirancang.
7. Kemampuan Menutup Pembelajaran:
a. meninjau kembali/menyimpulkan materi kompetensi yang diajarkan
b. member kesempatan untuk bertanya. c. menugaskan kegiatan ko-kurikuler. d. menginformasikan materi ajar berikutnya
Jumlah (Fatimah,2012:42)
Keterangan: 4 = baik 3 = cukup baik 2 = kurang baik 1 = sangat kurang
(35)
Pada lembar observasi siswa memuat tujuh aspek penilian. Ketujuh aspek ini berisi sikap dan perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung. Lembar observasi siswa tersebut tergambar dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.8
Lembar Observasi Siswa
No Aspek yang Dinilai Skor
1 2 3 4
1 sikap siswa saat belajar
2 siswa menyimak pembelajaran dengan baik
3 siswa mengikuti proses pembelajaran dengan antusias
4. proses belajar mencerminkan komunikasi guru dengan siswa
5. siswa serius mengerjakan tugas
6. siswa terlibat dalam pemanfaatan media 7. siswa melakukan refleksi
Jumlah (Fatimah,2012:44)
Keterangan: 4 = baik 3 = cukup baik 2 = kurang baik 1 = sangat kurang
F. Instrumen Evaluasi
1. Tes Awal
Tes awal merupakan tes yang akan diberikan kepada sampel pnenelitian, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Tes ini berfungsi
(36)
35
untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap suatu materi khususnya yang akan diteliti oleh penulis, yaitu kemampuan siswa dalam mengapresiasi tokoh pada novel remaja. Tes yang diberikan berupa uraian dengan acuan kutipan teks. Tes ini diberikan tanpa sebelumnya diberikan mataeri atau pengarahan mengenai apresiasi tokoh.
Tes awal dan akhir menggunakan kutipan novel yang berbeda namun menggunakan soal yang sama. Soal yang diberikan mengacu kepada landasan teoretis mengenai apresiasi tokoh. Kutipan novel remaja yang dipilih untuk tes awal adalah Dealova. Novel ini dipilih karena termasuk kedalam novel Indonesia yang masuk ke dalam kategori remaja atau dikenal juga sebagai novel teenlit (teenager literature). Cerita dalam novel ini pun sesuai dengan kehidupan remaja sekarang, yaitu bercerita tentang percintaan dan persahabatan. Novel Dealova dipilih sebagai acuan pengerjaan soal tes awal karena ceritanya yang sederhana berkisar kehidupan remaja dan bahasanya pun menggunakan bahasa yang dipahami oleh remaja sehingga diharapkan siswa mampu menjawab pertanyaan tanpa mendapat materi mengenai apresiasi tokoh terlebih dahulu. Petunjuk dan bentuk soal ada pada lampiran dua.
2. Soal perlakuan
Soal perlakuan adalah kutipan novel remaja beserta pertanyaan yang harus didiskusikan oleh setiap kelompok. Soal perlakuan terdiri atas petunjuk pengerjaan, pertanyaan, dan kutipan novel. Pertanyaan yang diberikan sama dengan tes awal dan akhir, hanya saja pada saat perlakuan soal tersebut dipecah untuk dibahas di tim ahli.
Soal yang diberikan sebagai bahan diskusi yang harus dibahas oleh siswa sama dengan tes awal dan akhir, namun yang membedakan adalah kutipan novel yang diberikan. Pada perlakuan metode Jigsaw II, kutipan novel yang digunakan adalah karya Mira W. yang berjudul Dari Jendela SMP. Novel ini dipilih karena tokoh dalam novel tersebut sesuai dengan usia remaja yang menjadi sampel penelitian, yaitu siswa kelas VIII SMP.
(37)
Novel ini berkisah dengan kehidupan remaja sehingga diharapkan siswa akan termotivasi dan memiliki antusiasme yang tinggi dalam berdiskusi kelompok membahas kutipan novel tersebut.Selain itu, novel ini juga adda di buku paket Bahasa Indonesia yang menjadi buku pegangan siswa (buku BOS) yang artinya novel itu dapat dikatakan sudah memenuhi standar kurikulum. Petunjuk dan bentuk soal ada pada lampiran dua.
3. Tes akhir
Tes akhir adalah tes yang diberikan kepada sampel penelitian untuk mengetahui perubahan nilai yang diperoleh antara tes awal dan tes akhir. Tes akhir diberikan setelah sampel penelitian mendapatkan tes awal dan perlakuan metode Jigsaw II. Hal in bertujuan untuk mengetahui seberapa besar keefektifan metode Jigsaw II berdasarkan perolehan nilai akhir.
Soal yang digunakan pada tes akhir sama dengan tes awal, hanya yang dibedakan adalah kutipan novel yang menjadi acuan pengerjaan soal. Kutipan novel yang digunakan pada tes akhir berjudul Titian ke Pintu Hatimu karya Mira W. Novel ini dipilih sebagai soal tes akhir karena novel ini merupakan novel asli Indonesia. Selain novel ini asli Indonesia, novel ini bertokohkan anak SMP yang sesuai dengan objek penelitian, yaitu siswa SMP. Selain itu, novel ini pun berkisah tentang persahabatan dan kondisi di kelas yang bisa direlevansikan dengan kehidupan siswa sehingga siswa pun akan lebih mudah dalam memahami isi novel ini.
Novel ini pernah diterbitkan dengan judul Dibalik Jendela SMP
tahun 1981. Novel Dibalik Jendela SMP adalah acuan saat perlakuan metode Jigsaw II. Namun, kutipan yang diambil berbeda bagian dan berbeda tokoh. Berikut ini adalah lembar kerja siswa untuk tes akhir. Petunjuk dan bentuk soal ada pada lampiran dua.
G.Teknik Pengolahan Data
(38)
37
1. Pengolahan Hasil Observasi
Pada lembar observasi ini sudah terdapat poin dari masing-masing kriteria sehingga pada proses pengolahan data ini penulis hanya menjumlahkan poin dari masing-masing kriteria. Perhitungan data observasi diklasifikasikan melalui kualifikasi observasi sebagai berikut ini.
Tabel 3.9
Kualifikasi Nilai Obsevasi
Nilai Rentang Nilai Keterangan
A 4,00 – 3,50 Baik Sekali
B 3,49 – 3,00 Baik
C 2,99 – 2,50 Cukup
D 2,49 – 2,00 Kurang
E 1,99 – 1,50 Kurang Sekali
(Fatimah,2012:33)
2. Pengolahan Data Hasil Tes
Pengolahan data hasil tes ini adalah sebagai berikut.
a. Menentukan nilai tes awal dan tes akhir dari kelas eksperimen dan kelas pembanding.
b. Melakukan uji reliabilitas antarpenimbang untuk skor tes awal dan tes akhir. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1) membuat tabel-tabel data hasil uji antarpenimbang hasil skor tes awal dan tes akhir dari kelas eksperimen dan kelas pembanding. 2) melakukan uji reliabilitas dengan mencari nilai
∑
(Fatimah,2012:34)
∑dp2 =
(39)
∑ ∑
(Fatimah,2012:34)
( kekeliruan) (Fatimah,2012:34)
Setelah itu, hasil data-data tersebut dimasukkan ke dalam format ANAVA seperti yang tergambar dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.10 Format ANAVA
Sumber variasi SS Dk Varian
Siswa/testi SSt dt2 N-1
Penguji SSp d2p K-1
Kekeliriuan SSkk d2kk (N-1) (K-1)
(Fatimah,2012:34)
Reliabilitas antarpenimbang dilakukan dengan menggunakan rumus:
(Fatimah,2012:34) Keterangan:
rn = reabilitas yang dicari Vt = varian dari testi Vk = varian dari kekeliruan
(40)
39
Tabel 3.11 Tabel Guilford
Nilai Kualitas Korelasi
< dari 0, 20 tidak ada korelasi
0,20 – 0,40 korelasi rendah
0,40 – 0,60 korelasi sedang
0,60 – 0,80 korelasi tinggi
0,80 – 0,99 korelasi tinggi sekali
1, 00 korelasi sempurna
(Fatimah,2012:35)
c. Uji normalitas dan homogenitas tes awal dan tes akhir pada kedua kelas. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1) Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul tersebar secara normal atau tidak. langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.
a) Menentukan daftar observasi dan ekspentasi
Rentang skor (R)= skor terbesar-skor terkecil (Riduwan, 2012:160)
Banyak kelas (Bk) 1,33 log n (Riduwan, 2012:160)
Panjang kelas (P)
(Riduwan, 2012:160) Derajat kebebasan=B=3
b) Menentukan nilai mean dengan rumus X=
(41)
c) Menentukan simpangan baku (standar deviasi)
√
(Riduwan, 2012:160)
d) Pengujian yang dilakukan menggunakan rumus chi kuadrat dengan kriteria distribusi normal apabila x2hitung <x2tabel . Berikut ini adalah
rumus chi kuadrat.
∑
(Subana dan Sudrajat,2000:124) Keterangan :
Oi : Frekuensi pengamatan Ei : Frekuensi ekspektasi
2) Melakukan uji homogenitas varian rata-rata tes awal dan tes akhir dengan menggunakan rumus:
(Riduwan,2012:158) Keterangan:
Fhitung : nilai yang dicari
Vb : varians terbesar
Vk : varians terkecil
Data dinyatakan homogen jika Fhitung< Ftabel pada derajat kebebasan db
= N-1.
d. Melakukan uji hipotesis
1) Uji signifikansi perbedaan rata-rata tes awal dan tes akhir dengan menggunakan rumus di bawah ini.
(42)
41
√( )
(Riduwan,2012:186) M = nilai hasil rata-rata per kelas
N = banyaknya subjek
X = deviasi setiap nilai x2 dan x1 Y = deviasi setiap nilai y2 dan y1
Apabila nilai tes awal dan akhir tidak homogen maka dilakukan uji-t’ (uji Wilcoxon). Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
a) Membuat daftar rank dengan mengurutkan harga mutlak selisih skor pretes dan postes, diurutkan dari harga selisih terkecil.
b) Membuat nilai W. Nilai W adalah bilangan yang paling kecil dari jumlah rank positif dan jumlah rank negatif dari daftar rank yang telah dibuat.
c) Menentukan nilai W dari tabel:
Pada tabel daftar W harga n yang paling besar adalah 25. Maka untuk n>25, harga W dihitung dengan rumus:
√
(Furqon,2009:247)
Untuk taraf signifikansi 0.01, X=2.578, sedangkan untuk taraf signifikansi 0.05, X= 1.96.
2) Pengujian hipotesis
Jika Wtabel > Whitung artinya hipotesis diterima, terdapat peningkatan
(43)
Whitung artinya tidak terdapat peningkatan kemampuan siswa setelah
diberi perlakuan.
3) Analisis Data
Asumsi yang harus dipenuhi sebelum dilakukan uji-t adalah normalitas dan homogenitas data. Oleh karena itu, sebelum pengujian Independent Sample T-Test terhadap data tes awal dan akhir dilakukan maka terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas dengan menggunakan uji Saphiro Wilk. Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah :
a) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data dari kedua kelas berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Saphiro Wilk dengan taraf signifikansi 5%. Hipotesis dalam pengujian normalitas data tes awal sebagai berikut:
H0 : Data tes awal berasal dari sampel yang berdistribusi normal.
H1 : Data tes awal berasal dari sampel yang tidak berdistribusi
normal.
Sedangngkan, hipotesis dalam pengujian normalitas data tes akhir sebagai berikut.
H0 : Data tes akhir berasal dari sampel yang berdistribusi normal.
H1 : Data tes akhir berasal dari sampel yang tidak berdistribusi
Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% maka kriteria pengujiannya adalah :
a) Jika nilai signifikansi (Sig) ≥ 0,05 maka H0 diterima.
b) Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui data dari kedua kelas tersebut mempunyai varians yang homogen atau tidak. Untuk
(44)
43
melakukan pengujian homogenitas data tes awal digunakan uji
Lavene dengan perumusan hipotesis sebagai berikut : H0 : Data tes awalbervarians homogen.
H1 : Data tes awal bervarians tidak homogen.
Sedangngkan, hipotesis dalam pengujian normalitas data tes akhir sebagai berikut.
H0 : Data tes akhirbervarians homogen.
H1 : Data tes akhir bervarians tidak homogen.
Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% maka kriteria pengujiannya adalah :
a) Jika nilai signifikansi (Sig) ≥ 0,05 maka H0 diterima.
b) Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.
c) Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Uji perbedaan dua rata-rata bertujuan untuk mengetahui perbedaan dua rata-rata dari tes awal yang diperoleh. Pengolahan data dilakukan dengan ketentuan:
H0 : Tidak terdapat perbedaaan rata-rata kemampuan awal yang
signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
H1: Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal yang signifikan
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Jika kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji t. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% maka kriteria pengujiannya adalah :
Jika t-hitung < t-tabel maka H0 diterima. Jika t-hitung ≥ t-tabel maka H0 ditolak.
(45)
Jika kedua data berdistribusi normal tetapi tidak homogen, maka dilakukan uji-t’. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% maka kriteria pengujiannya adalah :
Jika t-hitung < t-tabel maka H0 diterima. Jika t-hitung ≥ t-tabel maka H0 ditolak.
Jika salah satu atau kedua data tidak berdistribusi normal, maka dilakukan uji Mann-Whitney. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% maka kriteria pengujiannya adalah :
Jika nilai signifikansi (Sig) ≥ 0,05 maka H0 diterima. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.
(46)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari metode pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan materi. Metode pembelajaran merupakan langkah untuk mencapai tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan. Metode pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan kemampuasn siswa. Seperti yang peneliti lakukan, yakni mengeksperimenkan metode pembelaran Jigsaw II dalam pembelajaran apresiasi tokoh pada novel remaja. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauhmana metode pembelaran Jigsaw II dalam pembelajaran apresiasi tokoh pada novel remaja.
Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka hasil simpulannya sebagai berikut.
1. Kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung dalam pembelajaran apresiasi tokoh pada novel remaja di kelas eksperimen sebelum diterapkan metode Jigsaw II dilihat dari tes awal memperoleh nilai rata-rata sebesar 47,01 karena pengetahuan yang masih dangkal mengenai apresiasi tokoh dan sesudah diterapkan metode pembelajaran Jigsaw II meningkat menjadi 60,46. Peningkatan ini terlihat pada aspek memengapresiasi tokoh, yaitu menggambarkan karakter tokoh dan relevansi karakter tokoh dengan kehidupan nyata apresiator. Peningkatan dari tes awal dan tes akhir adalah sebesar 73%. Dengan demikian, metode pembelajaran Jigsaw II efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran apresasi tokoh dengan meningkatnya rata-rata tes akhir menunjukkan kemampuan siswa meningkat.
2. Kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung dalam pembelajaran apresiasi tokoh pada novel remaja tanpa menggunakan
(47)
metode pembelajaran Jigsaw II di kelas kontrol tidak lebih baik karena dilihat dari rata-rata tes awal sebesar 50,9 dan nilai tes akhiradalah 54,76. Pada kelas kontrol terjadi peningkatan kemampuan apresiasi pada aspek relevansi karakter tokoh sedangkan aspek lainnya tidak begitu meningkat. Selain itu, metode diskusi kelompok di kelas kontrol tidak lebih efektif dari kelas eksperimen.Oleh karena itu, peningkatan kemampuan siswa di kelas kontrol adalah sebesar 56%. Peningkatan rata-rata kelas kontrol lebih rendah 17% daripada kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan peningkatan kemampuan kelas kotrol tidak lebih baik dari kelas eksperimen yang diberi perlakuan Jigsaw II.
3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam apresiasi tokoh pada novel remaja pada kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung di kelas eksperimen dengan di kelas kontrol. Hal ini berdasarkan pada penghitungan uji hipotesis taraf signifikansi 0,05 (taraf kepercayaan 95%) diperoleh bahwa Sig.(2-tailed) = 0,129 dimana 0,129 > 0,05, yang artinya H0 diterima. Dengan kata lain tidak terdapat perbedaaan rata-rata
kemampuan akhir yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.. Artinya kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan akhir yang sama.Dari hasil data tersebut, maka dapat disimpulkan metode Jigsaw II terbukti kurang efektif dalam pembelajaran apresiasi tokoh pada novel remaja.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, terbukti bahwa metode Jigsaw II efektif digunakan dalam pembelajaran menulis apresiasi tokoh pada novel remaja, namun masih ada beberapa siswa yang kemampuannya tetap ataupun menurun. Hal ini disebabkan oleh faktor lain seperti kurang memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan, malu bertanya ketika menghadapi kesulitan, dan kurangnya siswa dalam membaca sastra. Sehubungan dengan hal
(48)
99
tersebut, penulis ingin memberikan beberapa saran khususnya untuk para guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan umumnya untuk para pembaca. 1. Bagi guru yang ingin menggunakan metode Jigsaw II, harus lebih kreatif
dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Misalnya, pembagian kelompok dengan beranggotakan sedikit siswa untuk lebih fokus dalam berdiskusi dan pembagian materi yang terarah saat diskusi kelompok ahli supaya siswa paham dan diskusi dapat berjalan dengan baik.
2. Sebagai ujung tombak dalam keberhasilan pembelajaran, guru harus memperhatikan penggunaan metode pembelajaran yang tepat agar siswa lebih termotivasi belajar khususnya untuk mengapresasi tokoh pada novel remaja.
3. Saat guru akan menerapkan metode Jigsaw II harus memperhatikan manajemen waktu saat pembagian waktu kerja kelompok ahli, kelompok init, dan presentasi yang harus lebih diperhatikan, memotivasi siswa untuk lebih gemar membaca novel, dan membantu siswa dalam mengembangkan materi dalam diskusi kelompok.
(49)
DAFTAR PUSTAKA
1. A Lilis, Nenden. 2009. Panduan Apresiasi Prosa-Fiksi dan Pembelajaranya.
Bandung : Rumput merah.
2. Aminuddin. 2011. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
3. Barkley, E.E., Cross, K.P. dan Major, C.H. 2012. Collaborative Learning Techniques. Nusamedia : Bandung.
4. Fatimah, Wati. (2012). Keefektifan Model Proyek Respons Kreatif dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita (Studi eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012). Skripsi pada FPBS UPI Bandung : tidak diterbitkan.
5. Furqon. 2009. Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
6. Huda, Miftahul .2012. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
7. Luxemburg, J.V., Bal, M. Dan Weststeijn, W.G. Pengantar Ilmu Sastra.
Jakarta : Gramedia.
8. Mahmud, K.K. 1986. Sastra Indonesia dan Daerah : Sejumlah Masalah.
Bandung : Angkasa.
9. Novianti. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Metematis Siswa. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung : tidak diterbitkan.
10. Nurgiyantoro, Burhan , 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gadjah Mada : University Press.
11. Riduwan. 2012. Pengantar Statistika Sosial. Bandung : Alfabeta.
12. Sayuti, S.A. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama Media.
13. Slavin, R.E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset ,dan Praktik .Nusamedia : Bandung
(50)
101
15. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta : Bandung.
16. Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1988. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta : Gramedia.
17. Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.
18. Syamsuddin, AR dan Damaianti, V.S. 2011 . Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung : Rosda.
19. Tarigan, H.G. 2008. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.
20. Wellek, Rene dan Warren, A. 1977. Teori Kesusastraan. Jakarta : Gramedia. 21. W, Mira. 2002. Titian ke Pintu Hatimu. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Sumber Online
1. Aronson, Elliot. (2000). Jigsaw Classroom [online]. Tersedia :
www.jigsaw.org. [18 Mei 2013]
2. Bali pos. Minggu , 30 Maret 2003. Mencari Model Apresiasi Novel [online]. Tersedia : http://www.balipost.co.id/balipostcetaK/2003/3/30/ap2.html. [8 April 2013 ]
3. Juliyana, dkk. (2013). “Pembelajaran Kooperatif Jigsaw untuk Meningkatkan
Kemampuan Memahami Unsur Intrinsik Novel Remaja Siswa Kelas VIII”
[online] Vol 2, No 2. [12 Mei 2013]
4. Siregar, Syafarudin, dkk. (2010). “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Ii Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Dasar Teknik Mesin “. Jurnal UPI [online], Vol. VI No. 16 Februari 2010. Tersedia :
http://jurnal.upi.edu/penelitian-pendidikan/view/276/penerapan-model- pembelajaran-cooperative-learning-tipe-jigsaw-ii-untuk-meningkatkan- aktivitas-dan-hasil-belajar-siswa-pada-mata-pelajaran-dasar-teknik-mesin.html. [9 April 2013]
(1)
44
Jika kedua data berdistribusi normal tetapi tidak homogen, maka dilakukan uji-t’. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% maka kriteria pengujiannya adalah :
Jika t-hitung < t-tabel maka H0 diterima. Jika t-hitung ≥ t-tabel maka H0 ditolak.
Jika salah satu atau kedua data tidak berdistribusi normal, maka dilakukan uji Mann-Whitney. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% maka kriteria pengujiannya adalah :
Jika nilai signifikansi (Sig) ≥ 0,05 maka H0 diterima.
(2)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari metode pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan materi. Metode pembelajaran merupakan langkah untuk mencapai tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan. Metode pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan kemampuasn siswa. Seperti yang peneliti lakukan, yakni mengeksperimenkan metode pembelaran Jigsaw II dalam pembelajaran apresiasi tokoh pada novel remaja. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauhmana metode pembelaran Jigsaw II dalam pembelajaran apresiasi tokoh pada novel remaja.
Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka hasil simpulannya sebagai berikut.
1. Kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung dalam pembelajaran apresiasi tokoh pada novel remaja di kelas eksperimen sebelum diterapkan metode Jigsaw II dilihat dari tes awal memperoleh nilai rata-rata sebesar 47,01 karena pengetahuan yang masih dangkal mengenai apresiasi tokoh dan sesudah diterapkan metode pembelajaran Jigsaw II meningkat menjadi 60,46. Peningkatan ini terlihat pada aspek memengapresiasi tokoh, yaitu menggambarkan karakter tokoh dan relevansi karakter tokoh dengan kehidupan nyata apresiator. Peningkatan dari tes awal dan tes akhir adalah sebesar 73%. Dengan demikian, metode pembelajaran Jigsaw II efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran apresasi tokoh dengan meningkatnya rata-rata tes akhir menunjukkan kemampuan siswa meningkat.
2. Kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung dalam pembelajaran apresiasi tokoh pada novel remaja tanpa menggunakan
(3)
98
metode pembelajaran Jigsaw II di kelas kontrol tidak lebih baik karena dilihat dari rata-rata tes awal sebesar 50,9 dan nilai tes akhiradalah 54,76. Pada kelas kontrol terjadi peningkatan kemampuan apresiasi pada aspek relevansi karakter tokoh sedangkan aspek lainnya tidak begitu meningkat. Selain itu, metode diskusi kelompok di kelas kontrol tidak lebih efektif dari kelas eksperimen.Oleh karena itu, peningkatan kemampuan siswa di kelas kontrol adalah sebesar 56%. Peningkatan rata-rata kelas kontrol lebih rendah 17% daripada kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan peningkatan kemampuan kelas kotrol tidak lebih baik dari kelas eksperimen yang diberi perlakuan Jigsaw II.
3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam apresiasi tokoh pada novel remaja pada kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung di kelas eksperimen dengan di kelas kontrol. Hal ini berdasarkan pada penghitungan uji hipotesis taraf signifikansi 0,05 (taraf kepercayaan 95%) diperoleh bahwa Sig.(2-tailed) = 0,129 dimana 0,129 > 0,05, yang artinya H0 diterima. Dengan kata lain tidak terdapat perbedaaan rata-rata
kemampuan akhir yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.. Artinya kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan akhir yang sama.Dari hasil data tersebut, maka dapat disimpulkan metode Jigsaw II terbukti kurang efektif dalam pembelajaran apresiasi tokoh pada novel remaja.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, terbukti bahwa metode Jigsaw II efektif digunakan dalam pembelajaran menulis apresiasi tokoh pada novel remaja, namun masih ada beberapa siswa yang kemampuannya tetap ataupun menurun. Hal ini disebabkan oleh faktor lain seperti kurang memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan, malu bertanya ketika menghadapi kesulitan, dan kurangnya siswa dalam membaca sastra. Sehubungan dengan hal
(4)
99
tersebut, penulis ingin memberikan beberapa saran khususnya untuk para guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan umumnya untuk para pembaca. 1. Bagi guru yang ingin menggunakan metode Jigsaw II, harus lebih kreatif
dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Misalnya, pembagian kelompok dengan beranggotakan sedikit siswa untuk lebih fokus dalam berdiskusi dan pembagian materi yang terarah saat diskusi kelompok ahli supaya siswa paham dan diskusi dapat berjalan dengan baik.
2. Sebagai ujung tombak dalam keberhasilan pembelajaran, guru harus memperhatikan penggunaan metode pembelajaran yang tepat agar siswa lebih termotivasi belajar khususnya untuk mengapresasi tokoh pada novel remaja.
3. Saat guru akan menerapkan metode Jigsaw II harus memperhatikan manajemen waktu saat pembagian waktu kerja kelompok ahli, kelompok init, dan presentasi yang harus lebih diperhatikan, memotivasi siswa untuk lebih gemar membaca novel, dan membantu siswa dalam mengembangkan materi dalam diskusi kelompok.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
1. A Lilis, Nenden. 2009. Panduan Apresiasi Prosa-Fiksi dan Pembelajaranya. Bandung : Rumput merah.
2. Aminuddin. 2011. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
3. Barkley, E.E., Cross, K.P. dan Major, C.H. 2012. Collaborative Learning Techniques. Nusamedia : Bandung.
4. Fatimah, Wati. (2012). Keefektifan Model Proyek Respons Kreatif dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita (Studi eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012). Skripsi pada FPBS UPI Bandung : tidak diterbitkan.
5. Furqon. 2009. Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. 6. Huda, Miftahul .2012. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur, dan
Model Penerapan. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
7. Luxemburg, J.V., Bal, M. Dan Weststeijn, W.G. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta : Gramedia.
8. Mahmud, K.K. 1986. Sastra Indonesia dan Daerah : Sejumlah Masalah. Bandung : Angkasa.
9. Novianti. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Metematis Siswa. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung : tidak diterbitkan.
10. Nurgiyantoro, Burhan , 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gadjah Mada : University Press.
11. Riduwan. 2012. Pengantar Statistika Sosial. Bandung : Alfabeta.
12. Sayuti, S.A. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama Media.
13. Slavin, R.E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset ,dan Praktik .Nusamedia : Bandung
(6)
101
15. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta : Bandung.
16. Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1988. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta : Gramedia.
17. Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.
18. Syamsuddin, AR dan Damaianti, V.S. 2011 . Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung : Rosda.
19. Tarigan, H.G. 2008. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.
20. Wellek, Rene dan Warren, A. 1977. Teori Kesusastraan. Jakarta : Gramedia. 21. W, Mira. 2002. Titian ke Pintu Hatimu. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Sumber Online
1. Aronson, Elliot. (2000). Jigsaw Classroom [online]. Tersedia :
www.jigsaw.org. [18 Mei 2013]
2. Bali pos. Minggu , 30 Maret 2003. Mencari Model Apresiasi Novel [online]. Tersedia : http://www.balipost.co.id/balipostcetaK/2003/3/30/ap2.html. [8 April 2013 ]
3. Juliyana, dkk. (2013). “Pembelajaran Kooperatif Jigsaw untuk Meningkatkan
Kemampuan Memahami Unsur Intrinsik Novel Remaja Siswa Kelas VIII”
[online] Vol 2, No 2. [12 Mei 2013]
4. Siregar, Syafarudin, dkk. (2010). “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Ii Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Dasar Teknik Mesin “. Jurnal UPI [online], Vol. VI No. 16 Februari 2010. Tersedia :
http://jurnal.upi.edu/penelitian-pendidikan/view/276/penerapan-model- pembelajaran-cooperative-learning-tipe-jigsaw-ii-untuk-meningkatkan- aktivitas-dan-hasil-belajar-siswa-pada-mata-pelajaran-dasar-teknik-mesin.html. [9 April 2013]