REFERAT KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN USG 4 DI

REFERAT
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN USG 4 DIMENSI
BAB I
PENDAHULUAN
Ultrasonografi atau yang biasa disebut USG adalah sebuah teknik diagnostik
penggambaran menggunakan suara ultra yang digunakan untuk menggambarkan
organ internal dan otot. USG ini dapat digunakan untuk pemeriksaan kehamilan,
kelenjar tiroid, penyakit dalam, dan lain-lain.[1]
Ada empat jenis pemeriksaan USG yaitu: (Ksuheimi, 2008)[3]
1.

USG 2 dimensi, menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan
melintang). Kualitas gambar yang baik. serta sebagian besar keadaan janin

2.

dapat ditampilkan.
USG 3 dimensi.
Dengan alat USG ini, maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yaitu
koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda
(dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan

janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat

3.

diputar (bukan janinnya yang diputar).
USG 4 dimensi
Sebetulnya USG 4 dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat
bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 dimensi statis,
sementara pada USG 4 dimensi, gambar janin dapat “bergerak”. Jadi pasien
dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim.

4.

USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama
aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan
janin. Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi: gerak napas janin (minimal
2x/10 menit), tonus, indeks cairan ketuban (normalnya 10 – 20 cm), Doppler
arteri umbilikalis, serta reaktivitas denyut jantung janin.
USG 4 dimensi atau lebih tepatnya disebut USG real-time 3D membuat kita


layaknya melihat gambaran video. Semakin cepat prosesor alat USG, semakin
berkualitas gambar yang dihasilkan. Dengan teknologi USG 4D, kita bisa melihat
wajah bayi lebih jelas. Kelainan yang terjadi bisa kita perlihatkan dengan rinci
kepada pasangan hamil.[1]
Penaksiran terhadap tingkah laku dan proses perkembangan bayi pada
periode gestasi yang berbeda perlu dilakukan untuk membedakan antara
perkembangan otak normal dan abnormal sebagai langkah diagnosis dini terhadap
abnormalitas struktur dan fungsi. Deteksi dini dan pencegahan terhadap kerusakan
syaraf pada perinatal adalah tugas penting seorang petugas kesehatan.USG 4
dimensi sebagai metode perkembangan imaging modern, membantu untuk
melihat tingkah laku bayi. Tes ini dinamakan tes KANET (Kurjak Antenatal
Neurodevelopmental Test).[2]

BAB II
PEMBAHASAN

Sejak diperkenalkan pertama kali di bidang obstetri oleh Ian Donald sekitar
50 tahun yang lalu, USG telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik
dalam hal teknik maupun kualitas resolusi yang dihasilkan. Hal ini telah

membawa kemajuan yang sangat dramatis di dalam hal diagnosis dan penanganan
kehamilan.[5]
Ultrasonografi adalah visualisasi struktur dalam tubuh yang bekerja merekam
pantulan (gema) denyutan gelombang ultrasonik yang diarahkan ke jaringan tubuh
(Dorland, 2002).[3]
Pemeriksaan USG 4D adalah pemeriksaan ultrasonografi yang memiliki
penglihatan objek dalam 4 dimensi yaitu panjang, lebar, kedalaman, dan gerak
sehingga gambaran terlihat lebih nyata.[1]
Komponen dari USG 4 dimensi adalah :[3]
1.

Transduser
Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang
akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada
pemeriksaan prostat. Di dalam transduser terdapat Kristal yang digunakan
untuk menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh transduser.
Gelombang yang diterima masih dalam bentuk gelombang akusitik
(gelombang pantulan), sehingga fungsi kristal disini adalah untuk mengubah
gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat


2.

diterjemahkan dalam bentuk gambar.
Monitor yang digunakan dalam USG

3.

Mesin USG
Mesin USG merupakan bagian dari USG, dimana fungsinya untuk mengolah
data yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG kalau dimisalkan,
seperti CPU dari USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen
yangsama seperti pada CPU pada PC.
Pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: (Ksuheimi, 2008).
[3]

1.

Pervaginam
- Memasukkan probe USG transvaginal/seperti melakukan pemeriksaan


dalam.
- Dilakukan pada kehamilan di bawah 8 minggu.
- Lebih mudah dan ibu tidak perlu menahan kencing.
- Lebih jelas karena lebih dekat pada rahim.
- Daya tembusnya 8 – 10 cm dengan resolusi tinggi.
- Tidak menyebabkan keguguran.
2. Perabdominam
- Probe USG di atas perut.
- Biasa dilakukan pada kehamilan lebih dari 12 minggu.
Karena di atas perut maka daya tembusnya akan melewati otot perut, lemak,
baru kemudian menembus rahim.
Perkembangan dari USG 4 dimensi meningkatkan penaksiran kualitas
terhadap gerakan spontan bayi secara signifikan, dan memungkinkan sebuah
evaluasi yang lebih baik dari tingkah laku bayi yang dilihat menggunakan USG 2
dimensi. Zagreb grup, setelah menyimpulkan penelitian mereka, mengemukakan
sebuah skrining tes prenatal yang baru untuk memperkirakan aktivitas motorik
bayi. Tes ini dinamakan berdasarkan nama penulis utama, the Kurjak Antenatal
Neurodevelopmental Test (KANET). Dalam rangka membuat tes ini dapat
diterima, standarisasi dari tes ini dikemukakan pada The International Symposium


on Fetal Neurology of International Academy of Perinatal Medicine di OsakaJepang pada bulan Oktober 2010.[2]
Untuk waktu yang lama registrasi ibu terhadap gerakan bayi dan auskultasi
ahli obstetri terhadap denyut jantung bayi, hanya merupakan metode untuk
mengevaluasi apakah bayi sejahtera di dalam uterus ibu. Ini dapat menunjukkan
bahwa aktivitas bayi terjadi secepat periode embrionik lambat, dimana jauh lebih
cepat daripada saat ibu merasakannya. Pergerakan bayi memberikan informasi
penting tentang kondisi bayi, aspek kuantitatif dianalisa sebaik aspek kualitatif.[2]
Tingkah laku bayi dapat digambarkan sebagai gerak dan aksi bayi yang dapat
diobservasi oleh USG. Analisis dinamika terhadap perilaku bayi dapat dibedakan
dengan mempelajari morfologi untuk menyimpulkan pola tingkah laku bayi
adalah sebuah perkembangan refleks segera dan proses maturasi dari sistem syaraf
sentral bayi. Aktivitas endogen motorik, menurut Prechtl, dapat mempengaruhi
terjadinya kerusakan otak.[2]
Berdasarkan analisis utama dari pergerakan bayi oleh USG 2 dimensi, de
Varies mengklasifikasikan pergerakan ke dalam pola yang berbeda yaitu bengkok
menyamping, terkejut, gerakan umum, kejang, gerakan klonik, retrofleksi kepala,
rotasi dari kepala, antefleksi kepala, gerakan rahang, menghisap dan menelan,
kontak tangan-kepala, meregang, menguap, rotasi dari bayi.[2]
Selama bertahun-tahun, ahli obstetri fokus terhadap kuantitas dari gerakan
bayi dimana dijadikan sebagai sebuah indikator bayi sejahtera. Studi berikutnya

memperlihatkan bahwa jumlah gerakan adalah indikator jelek dari kerusakan otak,

sebagian besar dikaitkan dengan perbedaan intra dan interindividual dan besar
tingkatan antara normal dan abnormal, dimana membuat metode ini jarang
digunakan secara klinis. Kebalikannya, perubahan keluwesan dan kelancaran,
sebaik variabilitas dan fluktuasi intensitas dan kecepatan gerakan umum
memperlihatkan bayi prematur yang sakit secara menyolok. Ditambahkan,
gerakan umum adalah kompleks utama and banyak pola frekuensi gerakan sejak
kehidupan intrauterin dan disimpulkan sebagai tanda utama dari kontrol supra
spinal terhadap aktivitas motorik. Gerakan umum memperlihatkan usia gestasi 8
hingga 9 minggu dan tetap ada hingga minggu ke-20 postnatal.[2]
Perubahan kualitatif pada gerakan umum pada fetus dan neonatus menjadi
jelas mendahului perubahan kuantitatif ketika integritas dari sistem saraf lemah.
USG 4 dimensi meningkatkan secara signifikan perkiraan dari kualitas gerakan
umum. Mayoritas rangkaian ekstensi dan fleksi dari kaki dan lengan adalah
kompleks, dan mungkin menjadi lebih baik diperkirakan. Sejauh ini, USG 4
dimensi memperlihatkan metode pilihan untuk mendeteksi perubahan yang tidak
kelihatan seperti rotasi dan perubahan dalam gerakan. Gestalt mengatakan bahwa
yang disampaikan oleh Prechtl sebagai keseluruhan kesan pada kualitas gerakan
umum. Ia mengamati bahwa gerakan umum dikatakan normal jika gerakan itu

kompleks,

seperti

gerakan

leher,

batang

tubuh,

tungkai

dan

lengan

memperlihatkan pada sebuah rangkaian variabel yang teratur, dan jika
intensitasnya menjadi lebih besar dan menurun. Jika gerakannya menjadi

monoton, menjadi kurang kompleks dan memiliki pola yang berulang, kita dapat
menyimpulkan sebagai gerakan abnormal. Gerakan abnormal yang lain ialah tipe

‘cramped-synchronized’, ketika gerakan terjadi serentak dan kontraksi serta
relaksasi otot memperlihatkan hampir simultan, atau gerakannya menjadi
tersentak-sentak dan cara yang berlebihan dan kacau balau. Gerakan abnormal
misalnya gerakan lengan berputar, jari membuka dan tidak adanya respon leher
yang tonik secara asimetris dari kelahiran sampai akhir dari bulan kedua kelahiran
digambarkan sebagai tanda dini perkembangan syaraf yang terganggu, dan oleh
karena itu alasan untuk memasukkan parameter ini dalam KANET.[2]
USG 4 dimensi memungkinkan meningkatkan visualisasi muka bayi dan
memperkirakan gerakan muka bayi. Dengan USG ini, sekarang kita dapat
mempelajari ekspresi muka seperti tersenyum, menangis, cemberut, dan gerakan
kelopak mata. Gerakan wajah juga menggambarkan perkembangan otak dimana
juga dimasukkan dalam sistem skor KANET.[2]

Gambar 1. Gambaran USG 4 Dimensi

Kita sering mendengar gosip di masyarakat bahwa USG 4D itu berbahaya.
Sebenarnya perlu ditekankan bahwa pemeriksaan USG bukan menggunakan

sinar X ataupun mekanisme radiasi lainnya, tetapi menggunakan teknik
gelombang suara ultra.[1]
Dengan teknologi pemeriksaan USG 4D, sebagian besar kelainan pada bayi
dapat didiagnosa. Seperti yang telah dijelaskan bahwa USG 4D merupakan USG
volume, jadi kita bisa mencoba menganalisa dari berbagai sudut yang kita mau.
Misalnya satu kepala bayi sebagai obyek pemeriksaan, setelah pengambilan
pemeriksaan USG, kita bisa menganalisa kepala bayi dari puncak dasar, samping
kiri, samping kanan, depan, ataupun belakang.[1]
Untuk mata orang awam, gambar USG 4D lebih mudah dilihat dan dipahami.
Jika dari hasil pemeriksaan didapatkan anak memiliki kelainan kongenital seperti
bibir sumbing, dan lain-lain, maka permasalahan tersebut kita cari sehingga
kejelasan untuk memperbaiki kekurangan pada bayi tersebut memungkinkan atau
tidak. Pembahasan dengan dokter ahli terkait lebih mudah sehingga persiapan
dan harapan kesembuhan bias diantisipasi.[1]
Keunggulan USG 4 dimensi antara lain:[1]
 Dalam pemeriksaan kehamilan, fisik bayi dan perkembangan janin dapat



terlihat jelas, bahkan wajah dan ekspresi sang bayi dapat terlihat.

Dalam pemeriksaan jantung, gambar jantung dapat terlihat utuh, sehingga
terlihat rongga, katup, dan sebagainya.
Pada dasarnya, untuk menghasilkan gambar USG yang baik selama

kehamilan, dibutuhkan jumlah air ketuban yang cukup. Air ketuban merupakan
media yang sangat baik sebagai pengantar suara ultra (suara yang di luar daya
tangkap indera pendengaran manusia) yang dihasilkan oleh alat USG dan
kemudian dipantulkan kembali ke alat USG untuk diolah menjadi gambar.[1]

Kualitas gambar bayi yang dihasilkan juga dipengaruhi usia kehamilan.
Penampilan gambar bayi di usia kandungan 24 minggu dan bayi usia 30 minggu
tentu berbeda. Semakin besar usianya, wajahnya akan semakin berotot sehingga
kelihatan lebih bagus dibandingkan usia kehamilan kecil.[1]
Di Indonesia, pemeriksaan USG ini belum bisa dikerjakan pada semua
kalangan masyarakat. Hal ini lebih disebabkan oleh biaya pemeriksaan USG ini
yang masih sangat mahal dan tidak bisa dijangkau oleh sebagian besar ibu hamil.
[5]

Selain itu, pada peristiwa perambatan gelombang ultrasonik,di dalam
medium terjadi perubahan-perubahan siklik berupa getaran partikel, perubahan
tekanan, perubahan densitas, dan perubahan suhu. Secara teoritis, gelombang
ultrasonik mempunyai potensi yang dapat merusak struktur jaringan tubuh janin,
terutama pada kehamilan trimester I, dimana proses organo-genesis sedang
terjadi dan merupakan saat yang paling rentan untuk mengalami gangguan.[5]
Jaringan tulang paling banyak menyerap gelombang ultrasonik, sehingga
paling banyak mengalami perubahan panas. Semakin besar intensitas (power)
dan frekuensi gelombang ultrasonik yang ditransmisikan ke dalam jaringan,
maka panas yang ditimbulkan pada jaringan akan semakin besar. Perfusi jaringan
dan konduktivitas panas di dalam jaringan merupakan mekanisme yang paling
dominan dalam mengurangi efek termal yang ditimbulkan oleh pemaparan
gelombang ultrasonik. Hipertermia yang terjadi pada masa organogenesis dapat
menimbulkan cacat pada janin (teratogenik), pertumbuhan janin terhambat, dan
kematian janin. Oleh karena efek termal ini, pemeriksaan USG 4D sebaiknya
dihindari pada ibu yang sedang mengalami demam terutama pada kehamilan
trimester I.[5]

DAFTAR PUSTAKA

1.

S. A., Manfaat USG 4D pada Kehamilan, Jakarta: Pondok Indah Healthcare

2.

Group, 2011.
K. A., et al, Fetal Behavior in 4D Ultrasound in The Progress of Perinatal

3.
4.

Medicine, Croatia: Departement of Obstetrics and Gynecology, 2013.
http://alifis.wordpress.com/2009/06/05/seri-fisika-kesehatan__usg-eeg/
N. T., Three Dimension Ultrasound Imaging, California: University of

5.

California, 2006.
P. S., Ilmu Kebidanan, Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
2009, hal. 247 – 277.