Gambaran Penggunaan Suplemen Makanan pada Vegetarian di Kota Medan Tahun 2015

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Diet vegetarian merupakan salah satu jenis pola diet dari beragam pola diet

lainnya. Diet jenis ini memiliki komposisi yang bersifat heterogen, termasuk di
dalamnya praktek diet serta restriksi diet yang beraneka ragam. Sederhananya, diet
vegetarian secara tradisional diartikan sebagai diet tanpa daging (McEvoy, et al.,
2011). Pola diet ini dicirikan dengan konsumsi tinggi terhadap buah, sayur, bijibijian dan kacang-kacangan, yang mana tiap komponen tersebut dihubungkan
dengan manfaat kesehatan (Craig, 2009).
Pola diet vegetarian juga merupakan salah satu yang paling umum di dunia.
Pada tahun 2006, berdasarkan survei nasional, sekitar 2,3% dari populasi dewasa
Amerika Serikat (AS) (4,9 juta jiwa) mengikuti pola makan vegetarian secara
konsisten, tanpa unggas, ikan, atau daging. Sekitar 1,4% dari seluruh populasi
dewasa AS merupakan vegan (Craig & Mangels, 2009). Berdasarkan data Gallup
Poll pada tahun 2012 bulan Juli, dilaporkan bahwa populasi vegetarian AS

meningkat menjadi 5% dari total populasi dewasa, dan vegan menjadi 2%. Di India,
survei tahun 2001 menunjukkan bahwa populasi vegetarian mencapai 42% dari
seluruh populasi penduduk (Delgado, et al., 2003). Di Australia, berdasarkan
Newspoll Survey tahun 2010, dilaporkan bahwa 7 dari 10 penduduk mulai mengacu
ke vegetarianisme, memahami bahwa dengan mengonsumsi lebih banyak buah dan
sayur serta mengurangi konsumsi daging dapat meningkatkan kesehatan (Reid, et
al., 2012). Di Indonesia, anggota IVS (Indonesia Vegetarian Society) pada tahun
2007 mencapai 60.000 orang.
Alasan orang mengikuti pola diet vegetarian juga beragam, antara lain etik
dan keagamaan, pelestarian lingkungan, dan manfaatnya bagi kesehatan (Lap &
Sabaté, 2014). Sri Rejeki (2013) menyebutkan beberapa alasan menjadi vegetarian,
antara lain etika, faktor lingkungan, agama, kesehatan, dan pelestarian lingkungan.

Universitas Sumatera Utara

2

Pola diet ini juga diminati oleh orang yang ingin memelihara kecantikan, umur
panjang, berat badan ideal, serta mencegah berbagai penyakit (Anggen, 2012).
Diet vegetarian terbukti memiliki banyak manfaat di bidang kesehatan. Pola

diet ini bisa menurunkan risiko sindroma metabolik (Rizzo, et al., 2011). Dwyer
(1988) menyebutkan bahwa pola diet vegetarian dapat memperpanjang umur
manusia, di samping kesadaran akan kesehatan, kebiasaan hidup seperti merokok
dan alkohol, serta keadaan sosioekonomi. Kadar serat yang tinggi pada sayur dan
buah menurunkan risiko penyakit pencernaan seperti divertikulum (Crowe, et al.,
2011). Selain itu, risiko terkena penyakit kardiovaskuler juga menurun karena kadar
kolesterol yang stabil pada orang vegetarian (Adebawo, et al., 2006).
Meskipun memiliki banyak manfaat kesehatan, pola diet vegetarian juga
memiliki kekurangan. Dwyer (1988) menjabarkan gambaran defisiensi nutrisi pada
kelompok vegetarian, meliputi zat besi, vitamin B12, asam folat, kalsium, serta
vitamin D. Penelitian menunjukkan, sebanyak 73% vegetarian di Australia
mengalami defisiensi vitamin B12 (Hokin & Butler, 1999). Kadar DHA dan EPA
juga kurang pada orang vegetarian dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi
ikan (Sarter, et al., 2014).
Untuk mencegah berbagai defisiensi, dibutuhkan suplemen makanan untuk
memenuhi kebutuhan yang kurang dari vegetarian. Misalnya, berbagai makanan
harus difortifikasi oleh zat Kalsium untuk memenuhi kebutuhan Kalsium yang
kurang (Weaver & Plawecki, 1994); suplementasi Omega-3 dibutuhkan bagi orang
vegetarian (Sarter, et al., 2014); Kadar vitamin B12 bisa ditingkatkan dengan
mengonsumsi suplemen atau makanan yang telah difortifikasi (Hokin & Butler,

1999). Dengan demikian, kebutuhan nutrisi yang kurang pada vegetarian bisa
tercukupi.
Di Kota Medan, saat ini belum ada penelitian yang menggambarkan
penggunaan suplemen makanan pada orang yang mengikuti pola vegetarian. Oleh
sebab itu, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara

3

1.2.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah, “Bagaimanakah gambaran

penggunaan suplemen makanan pada vegetarian di Kota Medan tahun 2015?”
1.3.

Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran penggunaan suplemen makanan pada vegetarian di
Kota Medan pada tahun 2015.

1.3.2.

Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pola diet vegetarian di kota Medan.
2. Mengetahui karakteristik demografis vegetarian di kota Medan.
3. Mengetahui berbagai karakteristik orang vegetarian, seperti lama, alasan,
jenis, dan sikap.
4. Mengetahui gambaran pengetahuan vegetarian tentang nutrisi dan
suplemen.
5. Mengetahui pola dan karakteristik konsumsi suplemen makanan pada
vegetarian di kota Medan, seperti lama, alasan, jenis, sumber informasi,
cara pembelian, dan gejala.

1.4.


Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Masyarakat: supaya lebih memahami pola diet vegetarian.
2. Pemerintah: supaya dapat menyelenggarakan program diet yang sehat dan
seimbang.
3. Peneliti: untuk meningkatkan pengetahuan dari segi pola diet vegetarian dan
suplementasi.
4. Sebagai sumber referensi untuk penelitian berikutnya.

Universitas Sumatera Utara