Gambaran Penggunaan Suplemen Makanan pada Vegetarian di Kota Medan Tahun 2015

(1)

Daftar Lampiran

Lampiran I DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Lampiran II LEMBAR PENJELASAN

Lampiran III LEMBAR INFORMED CONSENT

Lampiran IV KUESIONER

Lampiran V DATA SPSS

Lampiran VI HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Lampiran VII DATA INDUK


(2)

Lampiran I

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Joshua Asley

NIM : 120100146

Tempat dan Tanggal Lahir : Medan, 08 Januari 1995

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Tapanuli No 42C Medan

Riwayat Pendidikan : 1. TK Swasta Methodist-2, Medan (1998-2000) 2. SD Swasta Methodist-2, Medan (2000-2006) 3. SMP Swasta Methodist-2, Medan (2006-2009) 4. SMA Swasta Methodist-2, Medan (2009-2012) 5. FK USU, Medan (2012-sekarang)

Prestasi : 1. Medali Perunggu PEMA Medical Olympiad 2015 cabang Neuropsikiatri

2. Juara 2 Porseni FK USU 2014 cabang Tenis Meja 3. Juara 1 Porseni FK USU 2015 cabang Tenis Meja


(3)

Lampiran II Lembar Penjelasan

Saya, Joshua Asley, mahasiswa semester VII Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, saat ini tengah melakukan penelitian berjudul “Gambaran Penggunaan Suplemen Makanan pada Vegetarian di Kota Medan Tahun 2015”.

Dalam penelitian ini, Anda akan diberikan kuesioner yang terdiri dari 30 pertanyaan, dengan dugaan waktu penyelesaian kuesioner 5-10 menit.

Hasil jawaban kuesioner tidak akan disalahgunakan untuk kepentingan selain penelitian dan akan dirahasiakan. Apabila Anda memiliki pertanyaan atau keluhan, silakan menghubungi saya, Joshua Asley (HP: 082132302295).

Atas perhatian Anda, saya mengucapkan terima kasih.

Medan, ________________ 2015 Hormat saya,

Ttd. Joshua Asley NIM. 120100146


(4)

LAMPIRAN III

Lembar Pernyataan Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed

Consent) Kesediaan Mengikuti Penelitian

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : _______________________________ Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan (lingkari salah satu) Tempat/tanggal lahir : _______________________________ No. HP : _______________________________

Dengan ini menyatakan dengan sungguh telah setuju menjadi subjek penelitian setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami seluruhnya tentang penelitian:

Judul Penelitian : Gambaran Penggunaan Suplemen Makanan pada Vegetarian di Kota Medan Tahun 2015 Nama peneliti : Joshua Asley

Instansi Penelitian : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Medan, ___________________ 2015 Yang membuat pernyataan,


(5)

Lampiran IV KUESIONER Identitas Subjek

1) Nama:

2) Jenis kelamin: L/P (lingkar salah satu) 3) Tempat/tanggal lahir:

4) Pendidikan: a) SD b) SMP c) SMA d) Diploma

e) S1

f) S2 ke atas g) Tidak sekolah

5) Pekerjaan (pilih satu):

a) Pegawai/karyawan swasta b) Wiraswasta

c) Guru/Dosen d) Direktur

e) Ibu rumah tangga

f) Teknisi

g) Siswa/mahasiswa h) Tidak bekerja

i) Lain-lain, sebutkan ………..

Vegetarian

1) Sudah berapa lama Anda menjalani pola diet vegetarian? a) <6 bulan

b) 6-12 bulan c) 1-3 tahun d) >3 tahun

2) Vegetarian jenis apa yang sedang Anda jalani (pilih satu saja)? a) Lakto-ovo-vegetarian: boleh makan telur dan susu

b) Laktovegetarian: boleh minum susu/makan produk susu spt keju, yoghurt c) Ovovegetarian: boleh makan telur

d) Peskovegetarian/Demivegetarian: boleh makan telur/susu/ikan e) Pollo-vegetarian: boleh makan telur/susu/ikan/unggas (daging ayam,

bebek, dll)

f) Semi-vegetarian: masih makan daging pada saat-saat tertentu (setengah vegetarian)

g) Fruitarian: hanya makan buah saja, tidak makan sayur dan lainnya h) Vegan: hanya makan buah dan sayur, tidak makan telur/susu


(6)

3) Apa alasan Anda menjalani pola diet vegetarian (pilih salah satu)? a) Kesehatan

b) Pengaruh keluarga/teman c) Pelestarian lingkungan

(go-green)

d) Sayang hewan e) Etika

f) Ekonomi (hemat, karena daging mahal)

g) Agama/kepercayaan h) Lain-lain, sebutkan

………

4) Bagaimana perasaan Anda setelah menjalani pola diet vegetarian? a) Lebih sehat

b) Biasa saja

c) Lebih kurang sehat

5) Apakah menurut Anda menjalani pola vegetarian itu sulit? a) Sulit

b) Biasa saja c) Tidak sulit

6) Menurut Anda, apakah pola diet vegetarian dapat membuat seseorang lebih sehat dan cukup gizi?

a) Iya b) Tidak c) Tidak tahu

7) Apakah Anda ingin merekomendasikan pola diet Anda kepada orang lain? a) Iya

b) Tidak c) Tidak tahu Suplemen Makanan

Jika Anda menjawab “Tidak” pada pertanyaan no.1, Anda silakan melihat pertanyaan no. 8.

1) Apakah Anda mengonsumsi suplemen? a) Iya

b) Tidak

2) Sudah berapa lama Anda mengonsumsi suplemen? a) <6 bulan


(7)

c) 1-3 tahun d) >3 tahun

3) Jenis suplemen paling utama apa yang sedang Anda konsumsi? a) Multivitamin/multimineral

b) Zat besi

c) Vitamin B kompleks d) Vitamin C

e) Minyak ikan (Omega-3)

f) Kalsium (dengan/tanpa vitamin D) g) Protein nabati (soya)

h) Lain-lain, sebutkan ………..

4) Dari manakah Anda mendapatkan informasi mengenai suplemen (pilih satu)? a) Keluarga

b) Teman c) Televisi

d) Dokter/ahli kesehatan

e) Majalah/surat kabar f) Internet

g) Lain-lain, sebutkan ……..

5) Apa alasan Anda mengonsumsi suplemen makanan (pilih salah satu yang paling cocok)?

a) Pengaruh keluarga/teman b) Disuruh dokter/ahli

kesehatan/sinshe c) Kesehatan tubuh

d) Mencukupi gizi harian e) Fitness (kebugaran) f) Diet

g) Lain-lain, sebutkan ……… 6) Dari manakah Anda membeli produk suplemen?

a) Apotek

b) Toko suplemen (GNC, dll) c) Farmasi (Klinik atau Rumah

Sakit)

d) Teman/Keluarga (saudara, orang tua, anak, dll) e) Penjual/sales/perusahaan

suplemen

f) Lain-lain, sebutkan ………. 7) Apakah akhir-akhir ini, atau saat ini Anda pernah/sedang mengalami gejala

sebagai berikut? (pilih satu) a) Bibir pecah-pecah

b) Panas dalam c) Sakit kepala

d) Tekanan darah tinggi

e) Kepanasan/berkeringat berlebihan

f) Pusing g) Tidak ada


(8)

Untuk yang tidak mengonsumsi suplemen

8) Apa alasan Anda tidak mengonsumsi suplemen? A) Mahal

B) Takut ketergantungan

C) Tidak tahu manfaat/kegunaan D) Suplemen untuk orang sakit

E) Makan buah/sayur sudah cukup

F) Sudah makan banyak obat

9) Jika ada teman/famili yang memberikan atau menawarkan suplemen makanan kepada Anda, apakah Anda bersedia mengonsumsinya?

a) Iya b) Tidak c) Tidak tahu


(9)

Pengetahuan

1) Senyawa manakah yang termasuk zat gizi? a) Vitamin

b) Karbohidrat c) Protein

d) Mineral e) Semua benar

2) Di antara vitamin-vitamin berikut, yang tidak berfungsi sebagai antioksidan adalah:

a) A b) B c) C

d) E

e) Tidak tahu

3) Daging unggas adalah sumber terbaik dari? a) Zat besi

b) Kalsium c) Seng

d) Beta Karoten e) Tidak tahu

4) Kentang banyak mengandung? a) Protein

b) Serat c) Vitamin C

d) Seng e) Tidak tahu

5) Vitamin apa yang berfungsi untuk pertumbuhan tulang dan gigi? a) A

b) B c) C

d) D

e) Tidak tahu

6) Vitamin B apa yang hanya terdapat pada produk hewani dan tidak nabati? a) B1

b) B12 c) D

d) B5

e) Tidak tahu

7) 1 gram lemak menyediakan energy berapa Kalori? a) 4

b) 6 c) 7

d) 8 e) 9

8) Ada berapa jenis asam amino yang dibutuhkan tubuh kita? a) 10

b) 15

c) 20 d) 25


(10)

9) Ada berapa jenis asam amino yang tidak dapat diproduksi tubuh (esensial)? a) 6

b) 7

c) 8 d) 9

e) Tidak tahu

10) Di antara makanan berikut, mana yang merupakan sumber terbaik protein? a) Telur

b) Jeruk

c) Kacang tanah

d) Tomat e) Tidak tahu

11) Buah apa yang mengandung lemak tak jenuh? a) Apel

b) Belimbing c) Alpukat

d) Tomat e) Tidak tahu

12) Manakah di bawah ini merupakan pernyataan yang salah mengenai mineral? a) Salah satunya adalah Kalsium

b) Salah satunya adalah asam askorbat

c) Tidak boleh dikonsumsi berlebihan

d) Merupakan komponen sel darah merah

e) Tidak tahu

13) Mineral apa yang memiliki kandungan terbanyak di tubuh? a) Seng (Zn)

b) Kalsium (Ca) c) Natrium (Na)

d) Besi (Fe) e) Tidak tahu

14) Sumber terbaik dari zat besi adalah? a) Hati

b) Bayam c) Brokoli

d) Jeruk e) Tidak tahu

15) Kekurangan Yodium dalam jangka lama akan menimbulkan? a) Anemia

b) Gondok c) Osteoporosis

d) Gout e) Tidak tahu

16) Mineral apa yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi bila dikonsumsi berlebihan?

a) Natrium (Na) b) Besi (Fe)

c) Tembaga (Cu) d) Mangan (Mn)


(11)

e) Tidak tahu

17) Berapa jenis buah sebaiknya dikonsumsi per hari? a) 3

b) 4 c) 5

d) 6 e) 7

18) Berapa gram serat per hari yang seharusnya dikonsumsi? a) 5-10

b) 15-25 c) 20-35

d) 30-40 e) Tidak tahu

19) Manakah di bawah ini merupakan pernyataan yang benar mengenai suplemen?

a) Suplemen dalam jumlah besar lebih bermanfaat bagi kesehatan b) Suplemen adalah obat

c) Suplemen adalah zat gizi

d) Suplemen harus menggunakan resep dokter e) Tidak tahu

20) Apa yang paling penting dilihat dari produk suplemen? a) Harga

b) Merek c) Kandungan

d) Asal (alami/sintetis) e) Tidak tahu


(12)

Lampiran V Data SPSS

Gender

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid L 44 43.1 43.1 43.1

P 58 56.9 56.9 100.0


(13)

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 18-29 th 53 52.0 52.0 52.0

30-49 th 33 32.4 32.4 84.3

>= 50 th 16 15.7 15.7 100.0


(14)

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD 5 4.9 4.9 4.9

SMP 2 2.0 2.0 6.9

SMA 54 52.9 52.9 59.8

Diploma 11 10.8 10.8 70.6

S1 28 27.5 27.5 98.0

S2/above 2 2.0 2.0 100.0


(15)

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid siswa/mahasiswa 32 31.4 31.4 31.4

wiraswasta 25 24.5 24.5 55.9

swasta 14 13.7 13.7 69.6

ibu RT 13 12.7 12.7 82.4

lain-lain 7 6.9 6.9 89.2

guru/dosen 6 5.9 5.9 95.1

teknisi 3 2.9 2.9 98.0

tidak bekerja 2 2.0 2.0 100.0


(16)

Jenisvegetarian

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid lakto-ovo-vegetarian 42 41.2 41.2 41.2

semivegetarian 24 23.5 23.5 64.7

vegan 15 14.7 14.7 79.4

laktovegetarian 10 9.8 9.8 89.2

ovovegetarian 5 4.9 4.9 94.1

pollovegetarian 3 2.9 2.9 97.1

pescovegetarian 2 2.0 2.0 99.0

fruitarian 1 1.0 1.0 100.0


(17)

Lamavegetarian

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid <6 bulan 21 20.6 20.6 20.6

6-12 bulan 5 4.9 4.9 25.5

1-3 tahun 16 15.7 15.7 41.2

>3 tahun 60 58.8 58.8 100.0


(18)

Alasanvegetarian

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid agama/kepercayaan 37 36.3 36.3 36.3

kesehatan 35 34.3 34.3 70.6

sayang hewan 8 7.8 7.8 78.4

pelestarian lingkungan 8 7.8 7.8 86.3

hemat 6 5.9 5.9 92.2

etika 5 4.9 4.9 97.1

lain-lain 2 2.0 2.0 99.0

keluarga/teman 1 1.0 1.0 100.0


(19)

Adasuplemen

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ada 50 49.0 49.0 49.0

tidak ada 52 51.0 51.0 100.0


(20)

jenissuplemen

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid vitamin/mineral 23 22.5 46.0 46.0

protein nabati 10 9.8 20.0 66.0

vitamin C 5 4.9 10.0 76.0

vitamin B kompleks 4 3.9 8.0 84.0

zat besi 3 2.9 6.0 90.0

kalsium (dengan/tanpa

vitamin D) 3 2.9 6.0 96.0

minyak ikan (omega-3) 2 2.0 4.0 100.0

Total 50 49.0 100.0

Missing System 52 51.0


(21)

lamasuplemen

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <6 bulan 13 12.7 26.0 26.0

6-12 bulan 9 8.8 18.0 44.0

1-3 tahun 12 11.8 24.0 68.0

>3 tahun 16 15.7 32.0 100.0

Total 50 49.0 100.0

Missing System 52 51.0


(22)

alasansuplemen

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kesehatan 27 26.5 54.0 54.0

mencukupi gizi harian 12 11.8 24.0 78.0

keluarga/teman 4 3.9 8.0 86.0

fitness (kebugaran) 4 3.9 8.0 94.0

disuruh dokter 2 2.0 4.0 98.0

Diet 1 1.0 2.0 100.0

Total 50 49.0 100.0

Missing System 52 51.0


(23)

tahusuplemen

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid keluarga 19 18.6 38.0 38.0

teman 15 14.7 30.0 68.0

lain2 5 4.9 10.0 78.0

dokter 4 3.9 8.0 86.0

internet 4 3.9 8.0 94.0

majalah/koran 3 2.9 6.0 100.0

Total 50 49.0 100.0

Missing System 52 51.0


(24)

dimanasuplemen

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid penjual/sales 18 17.6 36.0 36.0

toko suplemen 12 11.8 24.0 60.0

teman/keluarga 10 9.8 20.0 80.0

apotek 9 8.8 18.0 98.0

farmasi 1 1.0 2.0 100.0

Total 50 49.0 100.0

Missing System 52 51.0


(25)

gejalasuplemen

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak ada 34 33.3 68.0 68.0

panas dalam 5 4.9 10.0 78.0

TD tinggi 3 2.9 6.0 84.0

bibir pecah2 2 2.0 4.0 88.0

sakit kepala 2 2.0 4.0 92.0

kepanasan/keringatan 2 2.0 4.0 96.0

pusing 2 2.0 4.0 100.0

Total 50 49.0 100.0

Missing System 52 51.0


(26)

perasaanvegetarian

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Lebih sehat 71 69.6 69.6 69.6

Biasa saja 28 27.5 27.5 97.1

Kurang sehat 3 2.9 2.9 100.0


(27)

sulitvegetarian

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sulit 11 10.8 10.8 10.8

biasa saja 34 33.3 33.3 44.1

tidak sulit 57 55.9 55.9 100.0


(28)

sehatvegetarian

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid iya 83 81.4 81.4 81.4

tidak 11 10.8 10.8 92.2

tidak tahu 8 7.8 7.8 100.0


(29)

rekomenvegetarian

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid iya 73 71.6 71.6 71.6

tidak 22 21.6 21.6 93.1

tidak tahu 7 6.9 6.9 100.0


(30)

alasannosuplemen

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid makan buah/sayur sdh ckp 38 37.3 73.1 73.1

takut ketergantungan 7 6.9 13.5 86.5

tdk tahu manfaat 5 4.9 9.6 96.2

mahal 2 2.0 3.8 100.0

Total 52 51.0 100.0

Missing System 50 49.0


(31)

mausuplemen

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid iya 7 6.9 13.5 13.5

tidak 37 36.3 71.2 84.6

tidak tahu 8 7.8 15.4 100.0

Total 52 51.0 100.0

Missing System 50 49.0


(32)

pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tinggi 12 11.8 11.8 11.8

sedang 38 37.3 37.3 49.0

rendah 33 32.4 32.4 81.4

sangat rendah 19 18.6 18.6 100.0


(33)

Lampiran VI

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

I. Uji Validitas

Correlations

a total a Pearson Correlation 1 .506**

Sig. (2-tailed) .004

N 30 30

total Pearson Correlation .506** 1

Sig. (2-tailed) .004

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

b total b Pearson Correlation 1 .550**

Sig. (2-tailed) .002

N 30 30

total Pearson Correlation .550** 1

Sig. (2-tailed) .002

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

c total c Pearson Correlation 1 .514**

Sig. (2-tailed) .004

N 30 30

total Pearson Correlation .514** 1

Sig. (2-tailed) .004


(34)

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

d total d Pearson Correlation 1 -.070

Sig. (2-tailed) .712

N 30 30

total Pearson Correlation -.070 1 Sig. (2-tailed) .712

N 30 30

Correlations

e total e Pearson Correlation 1 .388*

Sig. (2-tailed) .034

N 30 30

total Pearson Correlation .388* 1

Sig. (2-tailed) .034

N 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

f total

f Pearson Correlation 1 .180

Sig. (2-tailed) .340

N 30 30

total Pearson Correlation .180 1 Sig. (2-tailed) .340

N 30 30

Correlations

g total g Pearson Correlation 1 .483**


(35)

Sig. (2-tailed) .007

N 30 30

total Pearson Correlation .483** 1

Sig. (2-tailed) .007

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

h total

h Pearson Correlation 1 .268

Sig. (2-tailed) .152

N 30 30

total Pearson Correlation .268 1 Sig. (2-tailed) .152

N 30 30

Correlations

i total i Pearson Correlation 1 .470**

Sig. (2-tailed) .009

N 30 30

total Pearson Correlation .470** 1

Sig. (2-tailed) .009

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

j total

j Pearson Correlation 1 .203

Sig. (2-tailed) .282

N 30 30

total Pearson Correlation .203 1 Sig. (2-tailed) .282


(36)

Correlations

k total k Pearson Correlation 1 .501**

Sig. (2-tailed) .005

N 30 30

total Pearson Correlation .501** 1

Sig. (2-tailed) .005

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

l total l Pearson Correlation 1 .726**

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

total Pearson Correlation .726** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

m total

m Pearson Correlation 1 .463**

Sig. (2-tailed) .010

N 30 30

total Pearson Correlation .463** 1

Sig. (2-tailed) .010

N 30 30


(37)

Correlations

n total n Pearson Correlation 1 .514**

Sig. (2-tailed) .004

N 30 30

total Pearson Correlation .514** 1

Sig. (2-tailed) .004

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

o total

o Pearson Correlation 1 .223

Sig. (2-tailed) .237

N 30 30

total Pearson Correlation .223 1 Sig. (2-tailed) .237

N 30 30

Correlations

p total p Pearson Correlation 1 .617**

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

total Pearson Correlation .617** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

q total

q Pearson Correlation 1 .333


(38)

N 30 30 total Pearson Correlation .333 1

Sig. (2-tailed) .072

N 30 30

Correlations

r total r Pearson Correlation 1 .639**

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

total Pearson Correlation .639** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

s total

s Pearson Correlation 1 .339

Sig. (2-tailed) .066

N 30 30

total Pearson Correlation .339 1 Sig. (2-tailed) .066

N 30 30

Correlations

t total t Pearson Correlation 1 -.236

Sig. (2-tailed) .210

N 30 30

total Pearson Correlation -.236 1 Sig. (2-tailed) .210


(39)

N 30 30

II. Uji Reliabilitas

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(40)

N G U E K JV LV AV S? JS LS AS TS CS GS PV MV BV RV AnS MS Pg

Kv L 1 SMA swasta LOV c hemat Y V/M a Sehat teman K/T panas Y B Y Y SR

LKS L 3 SD wira vegan d sehat T Y M Y Y ckp T SR

Ln P 2 SMA wira OV d sehat T Y M Y Y ckp T SR

TS L 2 S1 guru Lv d Syg hewan Y V/M c Gizi internet toko T B B Y TT R

Yt P 3 SD ibu RT LOV d agama T B M Y T F(x) T S

Klv P 1 SMA mhs vegan b agama Y V/M c Dokter dokter P/S Skt

kepala

Y B Y T R

Rt P 2 D wira Lv a sehat T Y sulit Y Y ckp T S

Js L 1 S1 mhs SV d agama T B M Y Y ckp TT R

Jl L 1 SMA mhs SV d agama Y vitC c Gizi keluarga K/T panas

dalam

B M Y Y SR

En P 2 SMA swas Lv a agama Y Ca a Gizi M/K apotek sakit

kepala

B B Y T SR

Dw P 2 SMA wira vegan d ling T Y M Y Y ckp T SR

Crt L 1 S1 teknisi LOV d etika Y Prot b Fitness teman toko T B B T Y R

Dn L 1 D teknisi LOV d Syg hewan Y Prot b fitness teman toko panas

dalam

B B T Y S

Pt P 1 S1 mhs LOV d agama Y Prot d K/T teman K/T T Y M Y Y S

Rjv L 1 SMA mhs Lv c agama T B B T T ckp T H

Is L 1 SMA mhs PSV b sehat Y V/M b Gizi internet farmasi pusing Y sulit T T S

Yst P 1 SMA mhs SV d agama T Y M Y Y ckp T R

Ml P 3 SMA ibu RT vegan d agama Y Prot d Sehat keluarga K/T T Y M Y Y SR

Dw2 P 3 SMA ibu RT LOV d agama Y V/M d Gizi keluarga K/T panas

dalam

Y B Y T S

Ao L 3 SMA wira LOV d agama T Y M Y Y ckp T SR

Mf P 2 SMP wira SV c sehat Y Ca b Sehat M/K K/T bibir

pecah2

Y M Y Y R

Sn P 2 SMA ibu RT vegan d Syg hewan Y V/M a Sehat keluarga K/T TD Y M Y Y R

Af L 2 SMA wira LOV d agama Y Prot a K/T keluarga apotek T Y M Y Y R

Nsd P 2 S1 ibu RT LOV d agama Y Prot d K/T keluarga apotek T Y M Y Y R

It P 2 SMA wira vegan d agama T Y M Y Y ckp T R

Okl L 2 SD ibu RT LOV d agama T Y M Y Y ckp T SR

Lampiran VII Data Induk


(41)

Lg P 1 SMA mhs SV a agama T Y B Y Y ckp T H

Yg P 1 SMA mhs SV a agama T Y sulit Y Y ckp T H

Dn P 1 SMA mhs SV c ling Y VitC d Fitness dokter toko T B B Y Y S

Mns P 1 SMA mhs SV c agama T B B T Y ckp T S

Cpt L 1 SMA mhs SV d hemat T B M T T ckp TT H

Ctb P 1 SMA mhs pollo a agama Y VitB a Gizi keluarga apotek T Y B Y Y S

Mg P 1 SMA mhs LOV d lain-lain Y V/M d Gizi internet toko T Y B Y Y S

Lg L 1 S1 lain-lain pollo a sehat Y VitB b Gizi dokter apotek bibir

pecah2

Y sulit Y Y S

Ar P 1 D swasta PSV a K/T T Y sulit T T F(x) iya S

Rm L 2 S2 lain-lain OV b hemat Y VitB c dokter M/K toko panas T M Y T R

Pd L 1 SMA wira vegan c hemat Y Fe C K/T keluarga apotek T Y sulit Y Y R

Smw P 3 SMA wira SV d agama Y V/M C Sehat teman P/S T B M TT TT R

Aw L 3 SMA wira OV d agama T B M TT TT ckp T SR

Bn P 3 SD ibu RT vegan d agama T B M Y Y ckp T SR

Lili P 2 S1 swasta LOV d agama T Y B Y Y ckp T S

Srn L 2 S1 swasta LOV a sehat T Y M Y Y ckp T R

Lvn P 1 S1 lain-lain LOV d ling Y V/M C Sehat teman K/T T Y M Y Y S

Iv L 1 SMA guru/dosen LOV c etika Y Ca B Sehat teman P/S panas

dalam

Y M Y Y R

Bt P 1 S1 guru/dosen LOV d sayang

hewan

Y V/M C Sehat keluarga K/T T Y M Y Y S

Ad P 2 D ibu RT LOV d sehat Y VitC A Gizi teman P/S panas

dalam

Y M Y Y H

Al L 3 S1 swasta Lv d sehat T B B Y T ckp T SR

Mn L 2 D wiraswasta LOV a agama T B sulit TT T takut Y SR

El P 3 D ibu RT LOV d sayang

hewan

Y VitB B Gizi internet toko T Y M Y Y S

Teo P 2 S1 tidak

bekerja

LOV c sehat Y V/M C Sehat lain2 P/S T Y M Y Y S

Sam L 2 D wira SV a sehat Y V/M D Sehat lain2 P/S T B B Y Y S


(42)

Nk P 1 S1 wira LOV d ling T Y M Y Y ckp T H Alex L 3 SMA guru/dosen LOV d sayang

hewan

T Y B Y Y ckp T H

Wn P 2 SD ibu RT LOV d sehat T Y M Y Y ckp T H

Ben L 2 S1 guru/dosen Lv d sehat T Y M Y Y ckp Y SR

Al L 1 S2 swasta SV a sehat Y Prot a Sehat dokter apotek T Y B Y Y R

Ki P 1 S1 wira SV d sehat T Y B Y T takut T S

Tria P 1 SMA lain-lain SV d sehat T Y B Y T takut T S

Jnt L 1 SMA mhs LOV d sayang

hewan

Y Ω-3 d Sehat keluarga apotek T Y B TT T H

Drs P 1 SMA mhs Lv a agama T Y B Y Y ckp TT S

Skd L 3 S1 lain-lain vegan d agama T Y M Y Y ckp TT S

Sst P 2 S1 swasta vegan d sehat T Y M Y Y ckp T S

Ctr P 1 SMA swasta SV c sehat Y V/M d Sehat keluarga P/S T Y sulit Y Y R

Cn P 2 S1 wira LOV d sehat Y Ω-3 a Sehat teman P/S pusing B M Y T R

Ar P 1 SMA mhs LV d agama T B B Y Y takut T R

Rc L 1 S1 wira SV a agama T B B TT T ckp TT S

Hd L 1 SMA mhs SV a sehat T B B Y Y ckp T H

Ln P 2 SMA ibu RT SV d sehat T B B Y TT ckp TT H

Sv L 2 SMA teknisi pollo a hemat T T B TT T mahal T R

Sj L 1 SMA mhs vegan a agama Y Prot c Sehat keluarga toko T B sulit T T S

Hm P 2 S1 ibu RT LOV d ling Y V/M d Sehat teman toko T Y M Y Y S

Vc L 1 SMA mhs vegan a agama T B sulit T T F(x) Y S

Rn P 1 SMA mhs SV a sehat Y V/M a Sehat keluarga apotek T Y M Y Y S

Nik L 1 SMA mhs SV a sehat Y V/M a Sehat keluarga toko T Y M Y Y R

Sm L 1 SMA mhs SV b hemat Y Fe a Sehat keluarga toko T Y M Y Y R

Lr P 1 SMA mhs vegan c agama Y Fe b Sehat keluarga toko T Y M Y Y R

Pv L 1 SMA mhs fruit b lain-lain T T B TT T mahal T SR

Hn P 2 SMA wira SV d sehat Y V/M d Gizi teman P/S T Y M Y Y SR

Kt P 3 SMA wira LOV d sehat Y V/M d Sehat teman P/S T Y M Y Y SR

Kf L 3 SMA wira LOV d sehat Y V/M d Sehat keluarga P/S T Y M Y Y SR


(43)

Sr P 1 SMA swasta vegan d ling T Y M Y Y takut T S

Mt L 1 D mhs LOV c sehat T Y M Y T ckp Y R

Mr P 1 SMA mhs LOV d ling Y V/M d Gizi keluarga P/S T Y M Y TT R

Ct P 1 SMA mhs SV d agama T Y sulit T Y ckp T R

An P 2 SMA wira vegan d etika T Y M Y Y ckp Y S

Ys L 1 S1 swasta LOV c etika T Y M Y Y ckp T S

Wl L 1 SMA mhs LOV c agama T Y B Y Y takut Y S

Fr P 1 SMA mhs LOV c agama T Y M Y Y ckp T S

Sh P 1 S1 swasta Lv c etika T B B Y Y ckp T S

Ha L 1 S1 swasta LOV d sehat T B M Y Y ckp TT R

Mm P 2 S1 swasta OV c sehat T Y M Y Y ckp T R

Sh P 2 S1 guru/dosen OV d sehat T Y M Y Y F(x) T R

Bb P 2 SMA lain-lain LOV d sehat T Y M Y Y F(x) T R

Cl L 2 S1 wira Lv d agama Y V/M c Sehat teman P/S TD Y B Y Y R

Ld P 1 D wira LOV d agama Y VitC a Sehat teman P/S T Y B Y Y S

Keterangan: a = <6 bulan AnS = Alasan no Suplemen

AS = Alasan suplemen AV = Alasan Vegetarian b = 6-12 bulan

B = biasa saja

BV = Sehat Vegetarian c = 1-3 tahun

ckp = makan buah dan sayur sudah cukup

Ca = suplemen Kalsium CS = Cara beli suplemen d = >3 tahun

F(x) = tidak tahu manfaat N = nama

G = Gender

Gizi = mencukupi gizi harian

GS = Gejala suplemen H = tinggi

JS = Jenis suplemen JV = Jenis Vegetarian K = Pekerjaan

K/T: Keluarga/Teman L = Laki-laki

Ling = pelestarian lingkungan

LV = Lama Vegetarian Lv = Laktovegetarian M = mudah

M/K = Majalah/Koran Mhs = mahasiswa MS = Mau Suplemen MV = Sulit Vegetarian OV = Ovovegetarian P = Perempuan P/S = Penjual/Sales Pg = Pengetahuan Prot = Protein Nabati PSV = Pescovegetarian PV = Perasaan Vegetarian

S = sedang

SR = sangat rendah SV = Semivegetarian S? = Ada suplemen? T = tidak

Takut = takut ketergantungan TD = Tekanan Darah Tinggi

TS = Tahu suplemen TT = tidak tahu U = Usia

vitB = vitamin B kompleks vitC = vitamin C


(44)

Y = iya Ω3 = omega-3 1 = 18-29 tahun 2 = 30-49 tahun 3 = 50 tahun ke atas


(45)

43

DAFTAR PUSTAKA

Adebawo, O. et al., 2006. Fruits and vegetables moderate lipid cardiovascular risk factor in hypertensive patients. Lipids Health Dis., pp. 5-14.

Agrawal, S., Millett, C.J., Dhilon, P.K., Subramanian, S.V., & Ebrahim, S., 2014. Type of vegetarian diet, obesity and diabetes in adult Indian population.

Nutrition Journal, 13(89).

Aina, B.A. & Ojedokun, O.A., 2014. Knowledge and use of dietary supplements by students of College of Medicine, University of Lagos, Idi-Araba, Lagos, Nigeria. J Basic Clin Pharm, 5(2), pp. 34-39.

Al-Naggar, R.A. & Chen, R., 2011. Prevalence of vitamin-mineral supplements use and associated factors among young Malaysians. Asian Pacific J Cancer Prev., 12, pp. 1023-1029.

Aljaloud, S.O. & Ibrahim, S.A., 2013. Use of Dietary Supplements among Professional Athletes in Saudi Arabia. J Nutr Metab.

Almatsier, S., 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Alwi, H., 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Anggen, M., 2012. Cara Instan Sehat ala Vegetarian. Jakarta: New Agogos. Ball, M.J. & Bartlett, M.A., 1999. Dietary intake and iron status of Australian

vegetarian women. Am J Clin Nutr., 70, pp. 353-358.

Barr, S.I. & Chapman, C.E., 2002. Perceptions and practices of self-defined current vegetarian, former vegetarian, and nonvegetarian women. J Am Diet


(46)

44

Benton, D. & Donohoe, R., 2011. The influence of creatine supplementation on the cognitive functioning of vegetarians and omnivores. Br J Nutr., 105(7), pp. 1100-1105.

Chen, S.Y., Lin, J.R., Chen, T.H., Guo, S.G., Kao, M.D. & Pan, W.H., 2011. Dietary supplements usage among elderly Taiwanese during 2005-2008.

Asia Pac J Clin Nutr., 20, pp. 327-336.

Clement, B.R., 2010. Supplements Exposed. 2nd ed. USA: Advantage Quest Publication.

Conquer, J.A. & Holub, B.J., 1996. Supplementation with an algae source of docosahexaenoic acid increases (n-3) fatty acid status and alters selected risk factors for heart disease in vegetarian subjects. J Nutr., 126, pp. 3032-3039.

Craig, W.J., 2009.Health effects of vegan diets. Am. J. Clin. Nutr., 89(Suppl. 5), pp. 1627-1633.

Craig, W.J. & Mangels, A.R., 2009. Position of the American Dietetic

Association: Vegetarian diets.J. Am. Diet. Assoc., 109, pp. 1266-1282. Crowe, F.L., Appleby, P.N., Allen, N.E. & Key, T.J., 2011. Diet and risk of

diverticular disease in Oxford cohort of European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition (EPIC): Prospective study of British vegetarians and non-vegetarians. Brit Med J., 343.

Dauchet, L., Amouyel, P., Hercberg, S. & Dallongeville, J., 2006. Fruit and vegetable consumption and risk of coronary heart disease: a meta-analysis of cohort studies. J Nutr., 136, pp. 2588-2593.

Delgado, C.L., Narrod, C.A. & Tiongco, M.M., 2003. Policy, technical, and environmental determinants and implications of the scaling-up of livestock production in four fast-growing developing Countries: A Synthesis.

Submitted to the Food and Agricultural Organization of the United Nations


(47)

45

Draper, A., Lewis, J., Malhotra, N. & Wheeler, E., 1993. The energy and nutrient intakes of different types of vegetarian: a case for supplements? Br. J. Nutr., 69, pp. 13–19.

Dwyer, J.T., 1988. Health aspects of vegetarian diets. Am J Clin Nutr., 48, pp. 712-738.

Fox, N. & Ward, K. 2008. Health, ethics, and environment: A qualitative study of vegetarian motivation. Appetite, 90, pp.422-429.

Fox, N. & Ward, K. 2008. You are what you eat? Vegetarianism, health and identity. Social Science & Medicine, 66, pp.2585-2595.

Garcia-Alvarez, A. et al., 2014. Usage of plant food supplements across six European countries: findings from the PlantLIBRA consumer survey. PLoS One., 9(3).

Geppert, J., Kraft, V., Demmelmair, H. & Koletzko, B., 2005. Docosahexaeonic acid supplementation in vegetarians effectively increases omega-3 index: a randomized trial.Lipids, 40, pp. 807-814.

Haddad, E.H., Berk, L.S., Kettering, J.D., Hubbard, R.W. & Peters, W.R., 1999. Dietary intake and biochemical, hematologic, and immune status of vegans compared with nonvegetarians.Am. J. Clin. Nutr., 70, pp. 586-593.

Halsted, C.H., 2003.Dietary supplements and functional foods: 2 sides of a coin?

American J Clinic Nutri., 77, pp. 1001-1007.

Harahap, J., Fujiati, I.I., Amelia, R., Wahyuni, A.S., 2010. Panduan Penulisan

Proposal Penelitian dan Laporan Hasil Penelitian Karya Tulis Ilmiah.

Medan: FK USU.

Hoffman, S.R., Stallings, S.F., Bessinger, R.C. & Brooks, G.T., 2013. Differences between health and ethical vegetarians. Strength of conviction, nutrition


(48)

46

knowledge, dietary restriction, and duration of adherence. Appetite, 65, pp. 139-144.

Hokin, B.D. & Butler, T., 1999. Cyanocobalamin (vitamin B-12) status in the seventh-day advenstist ministers in Australia.Am. J. Clin. Nutr., 70(Suppl. 3), pp. 576-578.

Kwok, T., Cheng, G., Woo, J., Lai, W.K. & Pang, C.P., 2002. Independent effect of vitamin B12 deficiency on hematological status in older Chinese

vegetarian women. Am J Hematol., 70, pp. 186-190.

Lampe, J.W., 1999. Health effects of vegetables and fruit: Assessing mechanisms of action in human experimental studies.Am J Clin Nutr., 70, pp. 475-490. Lap, L.T. & Sabaté, J., 2014. Beyond meatless, the health effects of vegan diets:

Findings from the Adventist cohorts.Nutrients, 6, pp. 2131-2147.

Larsson, C.L. & Johansson, G.K., 2002. Dietary intake and nutritional status of young vegans and omnivores in Sweden.Am. J. Clin. Nutr., 76, pp. 100-106.

Leung, A.M., LaMar, A., He, X., Braverman, L.E. & Pearce, E.N., 2011. Iodine status and thyroid function of Boston-area vegetarians and vegans.J. Clin.

Endocrinol. Metab., 96, pp. 1303-1307.

Marra, M.V. & Boyar, A.P., 2009. Position of the American Dietetic Association: nutrient supplementation.J Am Diet Assoc., 109(12), pp. 2073-2085.

McEvoy, C.T., Temple, N. & Woodside, J.V., 2012. Vegetarian diets, low-meat diets and health: a review. Public Health Nutr., 15(12), pp. 2287-2294. Mileva-Peceva, R., Zafirova-Ivanovska, B., Milev, M., Bogdanovska, A. &

Pawlak, R. 2011. Socio-demographic predictors and reasons for vitamin and/or mineral food supplement use in a group of outpatients in Skopje. Sec.


(49)

47

Murphy, S.P. & Allen, L.H., 2003. Nutritional importance of animal source foods.

J Nutr., 133(11 Suppl 2), pp. 3932-3935.

Murphy, S.P., White, K.K., Park, S.Y. & Sharma, S., 2007.

Multivitamin-multimineral supplements’ effect on total nutrient intake. Am J Clin Nutr., 85(1), pp. 280–284.

Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Owens, C., Toone, T., & Steed-Ivie, M., 2014. A survey of fietary supplement

knowledge, attitudes, and use in rural population. J Nutr Food Sci., 4(5). Pribis, P., Pencak, R.C. & Grajales, T., Beliefs and Attitudes toward Vegetarian

Lifestyle across Generations. Nutrients, pp.523-531.

Reid, M.A., Marsh, K.A., Zeuschner, C.L., Saunders, A.V. & Baines, S.K., 2012. Meeting the nutrient reference values on a vegetarian diet. MJA Open, 1(Suppl 2), pp. 33-40.

Rejeki, S., 2013. Ya, Saya Vegetarian. Yogyakarta: Familia. Rehnborg, S., 2009. The Nutrilite Story. USA: Amway Corp.

Rinzler, C.A., 2006. Nutrition for Dummies. 4th ed. USA: Wiley Publishing. Rizzo, N.S., Sabate, J., Jaceldo-Siegl, K. & Fraser, G.E., 2011. Vegetarian dietary

patterns are associated with a lower risk of metabolic syndrome: The adventist health study 2.Diabetes Care., 34, pp. 1225-1227.

Sacks, F.M., Lichtenstein, A., Van Horn, L., Harris, W., Kris-Etherton, P. & Winston, M., 2006. Soy protein, isoflavones, and cardiovascular health: a summary of a statement for professionals from the American heart

association nutrition committee.Arterioscler Thromb Vasc Biol., 26(8), pp. 1689-1692.


(50)

48

Sarter, B., Kelsey, K.S., Schwartz, T.A. & Harris, W.S., 2015. Blood

docosahexaenoic acid and eicosapentaenoic acid in vegans: Associations with age and gender and effects of an algal-derived omega-3 fatty acid supplement.Clin. Nutr., 34, pp. 212-218.

Saunders, A.V., Craig, W.J., Baines, S.K. & Posen, J.S., 2012. Iron and Vegetarian Diets. MJA Open, 1(Suppl 2), pp. 11-16.

Saunders, A.V., Craig, W.J. & Baines, S.K., 2012. Zinc and Vegetarian Diets.

MJA Open, 1(Suppl 2), pp. 17-21.

Saunders, A.V., Davis, B.C. & Garg, M.L., 2012. Omega-3 polyunsaturated fatty acids and Vegetarian Diets. MJA Open, 1(Suppl 2), pp. 22-26.

Schlenker, E.D. & Gilbert, J., 2015. Williamsʼ Essentials of Nutrition and Diet

Therapy (11th ed.). USA: Elsevier.

Sebastian, R.S., Cleveland, L.E., Goldman, J.D. & Moshfegh, A.J., 2007. Older adults who use vitamin/mineral supplements differ from nonusers in nutrient intake adequacy and dietary attitudes. J. Am. Diet Assoc., 107, pp. 1322– 1332.

Tonstad, S., Butler, T., Yan, R., & Fraser, G.E., 2009. Type of vegetarian diet, body weight, and prevalence of Type 2 Diabetes. Diabetes Care, 32, pp.791-796.

Weaver, C.M. & Plawecki, K.L., 1994. Dietary calcium: adequacy of a vegetarian diet. Am J Clin Nutr., 59, pp. 1238-1241.

Woo, K.S. et al., 2008. Folic acid and vitamin B-12 supplementation improves arterial function and structure in subjects with subnormal intake. Heart Lung Circ., 17, pp. 201-202.

Woo, K.S., Kwok, T.C. & Celermajer, D.S., 2014. Vegan diet, subnormal vitamin B-12 status and cardiovascular health. Nutrients, 6(8), pp. 3259-3273.


(51)

49

Xiao, C.W., 2008. Health effects of soy protein and isoflavones in humans. J.

Nutr., 138, pp. 1244-1249.

Zeuschner, C.L., Hokin, B.D., Marsh, K.A., Saunders, A.V., Reid, M.A. &

Ramsay, M.R., 2012. Vitamin B12 and vegetarian diets.MJA Open, 1(Suppl 2), pp. 27-32.


(52)

19

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah “gambaran sederhana (ringkas) dan jelas mengenai keterkaitan satu konsep dengan konsep lainnya” (Harahap, et al., 2010). Berdasarkan tujuan penelitian, maka penulis membuat kerangka konsep sebagai berikut:

3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Vegetarian

No Variabel Definisi Operasional

Cara Ukur Alat Ukur Skala Ukur

Hasil 1. Usia Usia subjek Wawancara Kuesioner Nominal a. Muda (<29

tahun)

b. Dewasa (30-49 tahun)

c. Tua (>=50 tahun)

2. Jenis kelamin

Jenis kelamin subjek

Wawancara Kuesioner Nominal Laki-laki atau perempuan

Vegetarian Penggunaan suplemen

 Usia

 Jenis kelamin  Pekerjaan

 Tingkat Pendidikan  Alasan  Lamanya  Jenis  Sikap  Alasan  Lamanya  Jenis  Sumber pengetahuan  Gejala  Alasan (2)

 Mau


(53)

20

3. Pekerja-an

Pekerjaan subjek

Wawancara Kuesioner Nominal a. Pegawai/karya wan swasta b. Wiraswasta c. Guru/dosen d. Direktur e. Ibu rumah

tangga f. Teknisi g. Siswa/mahasis

wa

h. Tidak bekerja i. Lain-lain 4. Tingkat

Pendidik -an Tingkat pendidikan terakhir subjek

Wawancara Kuesioner Ordinal a. SD b. SMP c. SMA d. Diploma e. S1 f. S2 ke atas g. Tidak sekolah 5. Alasan Alasan subjek

menjalani pola diet vegetarian

Wawancara Kuesioner Nominal a. Kesehatan b. Keluarga atau

teman c. Pelestarian lingkungan d. Pemberdayaan hak hewan e. Etika f. Ekonomi g. Agama h. Lain-lain

6. Lama Lama subjek menjalani

pola diet vegetarian

Wawancara Kuesioner Ordinal a. <6 bulan b. 6-12 bulan c. 1-3 tahun d. >3 tahun 7. Jenis Jenis pola

diet vegetarian yang dijalani

subjek

Wawancara Kuesioner Nominal a. Lakto-ovo-vegetarian b.

Lacto-vegetarian c. Ovovegetarian d.

Demi/Pesco-vegetarian e.

Pollo-vegetarian f. Semivegetarian g. Fruitarian h. Vegan (Strict

vegetarian) 8. Perasaan Perasaan

subjek setelah menjalani vegetarian

Wawancara Kuesioner Ordinal a. Lebih sehat b. Biasa saja c. Kurang sehat


(54)

21

9. Sulit Kesulitan subjek dalam

menjalani vegetarian

Wawancara Kuesioner Ordinal a. Sulit b. Tidak tahu c. Mudah/tidak

sulit 10. Sehat Persepsi

subjek tentang dampak vegetarian terhadap kesehatan

Wawancara Kuesioner Ordinal a. Lebih sehat b. Tidak tahu c. Kurang sehat

11. Rekomen Keinginan subjek untuk mengajak kerabat untuk mengikuti pola vegetarian

Wawancara Kuesioner Nominal a. Mau b. Tidak mau c. Tidak tahu

3.2.2. Pengetahuan

Pengetahuan adalah pengetahuan subjek mengenai nutrisi. Jumlah pertanyaan: 20

Skoring: Benar (+1 atau +2), salah/tidak tahu (0) Jumlah skor:

1. >=16 (tinggi) 2. 11-15 (sedang) 3. 6-10 (rendah) 4. 0-5 (sangat rendah)

3.2.3. Konsumsi Suplemen pada Vegetarian

No Variabel Definisi Operasional

Cara Ukur Alat Ukur Skala Ukur

Hasil 12. Konsumsi Ada tidaknya

subjek mengonsumsi

suplemen

Wawancara Kuesioner Ordinal Ada atau tidak ada

13. Alasan Alasan subjek mengonsumsi

suplemen

Wawancara Kuesioner Nominal a. Pengaruh keluarga/teman b. Pemberian

dokter/ahli kesehatan c. Kesehatan d. Mencukupi


(55)

22

e. Fitness (kebugaran) f. Diet g. Lain-lain 14. Lama Lama subjek

mengonsumsi suplemen

Wawancara Kuesioner Nominal a. <6 bulan b. 6-12 bulan c. 1-3 tahun d. >3 tahun 15. Jenis Jenis

suplemen yang utama dikonsumsi

subjek

Wawancara Kuesioner Nominal a. Multivitamin/ multimineral b. Zat besi c. Vitamin B

kompleks d. Vitamin C e. Minyak ikan

(Omega-3) f. Kalsium

(dengan atau tanpa vitamin D)

g. Protein nabati (soya) h. Lain-lain 16. Sumber

informasi Sumber pengetahuan subjek akan penggunaan suplemen

Wawancara Kuesioner Ordinal a. Keluarga/ teman b. Televisi c. Dokter/ahli

kesehatan d. Majalah/surat

kabar e. Internet f. Lain-lain 17. Gejala Gejala yang

diduga sebagai overdosis suplemen

Wawancara Kuesioner Nominal a. Bibir pecah-pecah b. Panas dalam c. Sakit

kepala/pusing d. Tekanan darah

tinggi e. Kepanasan/ber

keringat berlebihan f. Sulit tidur g. Rambut rontok h. Sembelit/sulit

buang air besar i. Tidak ada/tahu


(56)

23

18. Alasan (2) Alasan subjek tidak mengonsumsi

suplemen

Wawancara Kuesioner Nominal a. Mahal b. Takut

ketergantung-an

c. Tidak tahu kegunaan/man -faat

d. Makan buah/sayur sudah cukup e. Suplemen

untuk orang sakit

f. Sudah makan banyak obat 19. Mau Kemauan

subjek untuk mengonsumsi

suplemen setelah diberi

penjelasan

Wawancara Kuesioner Nominal a. Mau b. Tidak mau c. Tidak tahu


(57)

24

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, yaitu menggambarkan penggunaan suplemen makanan pada vegetarian, jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan desain case series.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2015 di berbagai tempat di kota Medan, seperti restoran vegetarian, gedung kampus, dan pusat perbelanjaan. 4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah semua vegetarian di kota Medan. 4.3.2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah vegetarian ditemui pada Juli-Agustus 2015. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Consecutive Sampling, yaitu dengan cara menentukan sampel yang memenuhi kriteria inklusi, kemudian memasukkannya ke dalam penelitian.

Kriteria inklusi adalah:

Subjek vegetarian yang ditemui. Kriteria eksklusi adalah:

1. Subjek yang tidak bersedia untuk berpartisipasi di dalam penelitian.

2. Subjek dengan usia di bawah 18 tahun.

Penghitungan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus deskriptif kategorik, sebagai berikut (Notoatmodjo, 2010):


(58)

25

Keterangan:

n = jumlah sampel yang akan diteliti

�∝= deviat baku untuk α (jika α = 0,05, maka �∝ = 1,96)

p = proporsi (dari penelitian sebelumnya, bila tidak ada maka nilai bakunya adalah 0,5)

q = 1-p

d = presisi/ketepatan (paling sering digunakan 0,1) Setelah angka-angka tersebut dimasukkan, maka:

� = ,9 2 × , × ,, 2 = 9 ≈

Maka, jumlah sampel minimal yang diteliti berjumlah 100 orang. 4.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner oleh subjek penelitian. Dengan demikian, jenis data yang digunakan adalah data primer. 4.5. Pengolahan dan Analisis Data

Semua data yang terkumpul akan dicatat, diolah, dan disajikan dalam bentuk tabel dengan bantuan program statistik.

4.6. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan dengan cara melibatkan 30 sampel yang memiliki karakteristik yang serupa dengan sampel penelitian. Hasilnya kemudian diuji validitasnya dengan metode uji korelasi Pearson, dan reliabilitasnya dengan metode alpha Cronbach.


(59)

26

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dan pengambilan sampel dilakukan di berbagai tempat, seperti restoran vegetarian, tempat ibadah, gedung kampus, dan pusat perbelanjaan di Kota Medan.

5.1.2. Deskripsi Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan data primer berupa kuesioner yang dibagikan kepada responden di berbagai lokasi yang telah ditentukan. Jumlah data yang dikumpulkan berjumlah 102 data kuesioner yang telah diisi oleh responden dan dicek kelengkapannya oleh peneliti.

Data kuesioner ini berisi data dasar berupa nama, tempat/tanggal lahir, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan, serta data tambahan berupa pengetahuan tentang nutrisi, karakteristik vegetarian seperti jenis, lama, perasaan, tanggapan dan sikap terhadap vegetarian, serta karakteristik penggunaan suplemen seperti ada tidaknya penggunaan suplemen, jenis suplemen yang dikonsumsi, lama penggunaan, alasan penggunaan, sumber informasi, cara dan tempat pembelian, gejala yang diduga sebagai efek dari penggunaan yang berlebihan, serta alasan dan sikap untuk yang tidak mengonsumsi suplemen.


(60)

27

5.1.3. Karakteristik Data Penelitian 5.1.3.1. Deskripsi Data Demografis

Pada penelitian ini, data demografis yang diteliti berupa jenis kelamin, usia, pendidikan, dan pekerjaan. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.1. Data Demografis Responden

Data demografis Frekuensi Persentase (%)

Total n=102 100

Jenis Kelamin

Laki-laki 44 43,1

Perempuan 58 56,9

Usia

<29 tahun 53 52

30-49 tahun 33 32,4

>49 tahun 16 15,7 Pendidikan

SD 5 4,9

SMP 2 2

SMA 54 52,9

Diploma 11 10,8

S1 28 27,5

S2 ke atas 2 2

Pekerjaan

Siswa/mahasiswa 32 31,4

Wiraswasta 25 24,5

Pegawai swasta 14 13,7 Ibu rumah tangga 13 12,7

Guru/dosen 6 5,9

Teknisi 3 2,9

Tidak bekerja 2 2

Lain-lain 6 5,9

Berdasarkan data dari Tabel 5.1., diperoleh jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 44 orang (43,1%), lebih sedikit dibandingkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 58 orang (56%). Dari rentang usia, responden dengan jumlah terbanyak adalah yang berusia <29 tahun sebanyak 53 orang (52%), diikuti yang berusia


(61)

28

30-49 tahun sebanyak 33 orang (32,4%), dan yang paling sedikit adalah yang berusia 50 tahun ke atas sebanyak 16 orang (15,7%). Dari segi pendidikan, jumlah responden terbanyak adalah yang lulus SMA sebanyak 54 orang (52,9%), diikuti oleh yang lulus S1 sebanyak 28 orang (27,5%), lalu lulusan Diploma sebanyak 11 orang (10,8%), lulusan SD sebanyak lima orang (4,9%), kemudian lulusan SMP dan S2 ke atas dengan masing-masing berjumlah sama yaitu dua orang (2%). Dari segi pekerjaan, responden mahasiswa menempati urutan terbanyak dengan jumlah 32 orang (31,4%), diikuti oleh wiraswasta sebanyak 25 orang (24,5%), kemudian pegawai/karyawan swasta sebanyak 14 orang (13,7%), ibu rumah tangga sebanyak 13 orang (12,7%), profesi guru sebanyak 6 orang (5,9%), teknisi 3 orang (2,9%), yang tidak bekerja sebanyak 2 orang (2%), dan pekerjaan lainnya sebanyak 7 orang (6,9%).

5.1.3.2. Deskripsi Pengetahuan Responden

Pada penelitian ini, pengetahuan responden diuji dengan menggunakan kuesioner sebanyak 20 pertanyaan, dengan pembagian dan hasil bisa dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.2. Data Karakteristik Pengetahuan Responden Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Tinggi 12 11,8

Sedang 38 37,3

Rendah 33 32,4

Sangat Rendah 19 18,6

Total 102 100

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 38 (37,3%) responden memiliki pengetahuan sedang, 33 (32,4%) responden memiliki pengetahuan rendah, 19 (18,6%) memiliki pengetahuan sangat rendah, dan hanya 12 (11,8%) responden yang memiliki pengetahuan tinggi.


(62)

29

5.1.3.3. Deskripsi Karakteristik Vegetarian

Pada penelitian ini, diperoleh data karakteristik vegetarian berupa jenis, lama, alasan, dan sikap dari vegetarian. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.3. Data Karakteristik Vegetarian

Vegetarian Frekuensi Persentase (%)

Total n=102 100

Jenis

Lakto-ovo-vegetarian 42 41,2

Semivegetarian 24 23,5

Vegan 15 14,7

Laktovegetarian 10 9,8

Ovovegetarian 5 4,9

Pollovegetarian 3 2,9

Pescovegetarian 2 2

Fruitarian 1 1

Lama

<6 bulan 21 20,6

6-12 bulan 5 4,9

1-3 tahun 16 15,7

>3 tahun 60 58,8

Alasan

Agama/kepercayaan 37 36,3

Kesehatan 35 34,3

Sayang hewan 8 7,8

Pelestarian lingkungan 8 7,8

Hemat (ekonomi) 6 5,9

Etika 5 4,9

Keluarga/teman 1 1

Lain-lain 2 2

Sikap Sehat

Lebih sehat 71 69,5

Biasa saja 28 27,5

Kurang sehat 3 2,9

Sulit

Iya 11 10,8

Biasa saja 34 33,3


(63)

30

Pengaruh terhadap kesehatan

Lebih sehat 83 81,4

Kurang sehat 11 10,8

Tidak tahu 8 7,8

Rekomendasi

Iya 73 71,6

Tidak 22 21,6

Tidak tahu 7 6,9

Berdasarkan tabel 5.3., dapat dilihat berbagai aspek dari vegetarian. Dari segi jenis, lakto-ovo-vegetarian adalah yang terbanyak dengan jumlah 42 (41,2%) orang, yang kedua terbanyak adalah semivegetarian dengan jumlah responden 24 (23,5%) orang, kemudian vegan dengan jumlah responden 15 (14,7%) orang. Sisanya adalah lactovegetarian sebanyak 10 (9,8%) orang, ovovegetarian dan pollovegetarian dengan jumlah responden yang sama yaitu tiga (2,9%) orang, pescovegetarian sebanyak 2 (2%) orang, dan fruitarian sebanyak 1 (1%) orang. Dari segi lama, 60 (58,8%) telah mengikuti pola vegetarian selama lebih dari 3 tahun, 16 (15,7%) orang dengan lama waktu 1-3 tahun, 5 (4,9%) orang selama 6-12 bulan, dan 21 (20,6%) orang selama kurang dari 6 bulan.

Dari segi alasan, sebagian besar menyatakan bahwa mereka mengikuti pola vegetarian karena agama/kepercayaan (yaitu sebanyak 37 (36,3%) orang) serta kesehatan (sebanyak 35 (34,3%) orang). Sisanya, sebanyak delapan (7,8%) orang mengikuti pola vegetarian karena sayang hewan, delapan (7,8%) orang demi pelestarian lingkungan, enam (5,9%) orang dengan alasan penghematan/ekonomi, dua (2%) orang karena etika, satu (1%) orang karena pengaruh keluarga atau teman, dan dua (2%) orang dengan alasan yang lain.

Dari segi sikap dapat dibagi empat aspek, yaitu perasaan selama menjalani pola vegetarian, sulitnya menjalankan pola vegetarian, pendapat mereka mengenai pengaruh pola vegetarian terhadap kesehatan secara umum, dan keinginan mereka untuk merekomendasikan pola diet


(64)

31

ini kepada orang lain. Dari aspek kesehatan, sebanyak 71 (69,6%) responden merasa lebih sehat dari biasa, 28 (27,5%) responden merasa biasa saja, dan 3 (2,9%) responden justru merasa kurang sehat. Dari aspek kemudahan/kesulitan, sebanyak 11 (10,8%) responden merasa sulit menjalani pola vegetarian, 34 (33,3%) merasa biasa saja, tidak mudah ataupun sulit, dan sebanyak 57 (55,9%) merasa tidak sulit/mudah dalam menjalani pola vegetarian. Dari aspek pendapat, sebanyak 83 (81,4%) responden berpendapat bahwa pola vegetarian dapat membuat seseorang lebih sehat dan cukup gizi, 11 (10,8%) orang berpendapat justru sebaliknya, dan 8 (7,8%) orang menjawab tidak tahu. Dari aspek rekomendasi, sebanyak 73 (71,6%) responden setuju jika kerabatnya atau orang lain juga mengikuti pola vegetarian dan ingin mengajak mereka, 22 (21,6%) orang tidak mau, dan 7 (6,9%) orang tidak tahu.

5.1.3.4. Deskripsi Karakteristik Penggunaan Suplemen

Pada penelitian ini, diperoleh data karakteristik penggunaan suplemen, seperti ada atau tidaknya penggunaan suplemen pada vegetarian, seperti dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.4. Data Karakteristik Penggunaan Suplemen Penggunaan Suplemen Frekuensi Persentase (%)

Ada 50 49

Tidak 52 51

Total 102 100

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 50 (49%) responden mengonsumsi suplemen, dan sebanyak 52 (51%) orang tidak mengonsumsi suplemen.

Data karakteristik penggunaan suplemen kemudian dibagi berdasarkan ada tidaknya penggunaan suplemen. Untuk yang mengonsumsi suplemen, peneliti meninjau dari berbagai aspek, seperti jenis suplemen, lama penggunaan, alasan, sumber informasi, lokasi atau


(65)

32

cara pembelian, serta gejala yang diduga sebagai efek samping dari pemakaian suplemen yang berlebih. Untuk yang tidak mengonsumsi suplemen, peneliti meninjau dari aspek alasan dan sikap terhadap suplemen jika ada yang menjelaskan tentang manfaat suplemen kepada mereka. Data-data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.5. Data Karakteristik Penggunaan Suplemen (2) Penggunaan Suplemen Frekuensi Persentase (%)

Ada n = 50 100

Jenis

Vitamin/Mineral 23 46

Protein Nabati 10 20

Vitamin C 5 10

Vitamin B kompleks 4 8

Zat besi 3 6

Kalsium 3 6

Omega-3 2 4

Lama

<6 bulan 13 26

6-12 bulan 9 18

1-3 tahun 12 24

>3 tahun 16 32

Alasan

Kesehatan 27 54

Mencukupi gizi harian 12 24

Keluarga/teman 4 8

Fitness (kebugaran) 4 8

Atas anjuran dokter 2 4

Diet 1 2

Sumber Informasi

Keluarga 19 38

Teman 15 30

Dokter/ahli 4 8

Majalah/surat kabar 3 6

Internet 4 8

Lain-lain 5 10

Tempat/cara pembelian

Penjual/sales/perusahaan 18 36


(66)

33

Teman/keluarga 10 20

Apotek 9 18

Farmasi 1 2

Gejala

Bibir pecah-pecah 2 4

Panas dalam 5 10

Sakit kepala 2 4

Tekanan Darah tinggi 3 6

Kepanasan/keringatan 2 4

Pusing 2 4

Tidak ada 33 68

Dari tabel di atas, dapat dilihat berbagai aspek dari penggunaan suplemen. Dari segi jenis, sebanyak 23 (46%) dari 50 responden mengonsumsi berbagai vitamin dan mineral, 10 (20%) orang mengonsumsi protein nabati, 5 (10%) orang mengonsumsi vitamin C, 4 (8%) orang mengonsumsi vitamin B kompleks, 3 (6%) orang mengonsumsi suplemen zat besi, 3 (6%) orang mengonsumsi suplemen kalsium, dan 2 (4%) orang mengonsumsi Omega-3.

Dari segi lama, sebanyak 13 (26%) dari 50 responden telah mengonsumsi suplemen selama kurang dari enam bulan, sembilan (18%) orang mengonsumsi suplemen selama 6-12 bulan, 12 (24%) orang selama 1-3 tahun, dan 16 (32%) orang telah mengonsumsi suplemen selama lebih dari tiga tahun.

Dari segi alasan, sebanyak 27 (54%) dari 50 responden mengonsumsi suplemen demi kesehatan tubuh, 12 (24%) orang mengonsumsi suplemen untuk mencukupi gizi harian, empat (8%) orang atas ajakan dari keluarga atau teman, empat (8%) orang untuk kebugaran, dua (4%) atas anjuran dokter, dan satu (%) orang untuk diet.

Dari segi sumber informasi, sebanyak 19 (38%) dari 50 orang mendapatkan informasi mengenai suplemen dari keluarga, 15 (30%) dari teman, 4 (8%) dari dokter atau ahli kesehatan, 4 (8%) dari internet, 3 (6%) dari majalah atau surat kabar, dan 5 (10%) dari sumber informasi yang lain.


(67)

34

Dari segi tempat atau cara pembelian, sebanyak 18 (36%) dari 50 responden membeli suplemen dari penjual/sales suplemen atau membeli sendiri di perusahaan suplemen, 12 (24%) orang membeli suplemen di toko suplemen, 9 (18%) di apotek, 1 (2%) di farmasi, dan 10 (20%) orang mendapat suplemen dari keluarga atau kerabat mereka.

Dari segi gejala, sebanyak 34 (68%) dari 50 responden mengaku tidak mengalami gejala apa-apa akhir-akhir ini, 5 (10%) mengeluh sering panas dalam, sementara gejala seperti tekanan darah tinggi sebanyak 3 (6%) orang, dan sakit kepala, kepanasan, pusing, dan bibir pecah-pecah dialami oleh tiap-tiap gejala dua (4%) orang.

Tabel 5.6. Data Karakteristik Penggunaan Suplemen (3) Penggunaan Suplemen Frekuensi Persentase (%)

Tidak n=52 100

Alasan

Makan buah/sayur sudah cukup 38 73,1

Takut Ketergantungan 7 13,5

Tidak tahu manfaat 5 9,6

Mahal 2 3,8

Sikap

Tidak mau 37 71,2

Tidak tahu 8 15,4

Mau 7 13,5

Dari tabel di atas, dapat dilihat dua aspek dari yang tidak menggunakan suplemen. Dari segi alasan, sebanyak 38 (73,1%) dari 52 responden berpendapat bahwa dengan mengonsumsi hanya buah dan sayur saja sudah cukup untuk kesehatan dan kecukupan gizi harian, sebanyak tujuh (13,5%) orang takut ketergantungan terhadap suplemen, lima (9,6%) orang tidak tahu manfaat suplemen, dan dua (3,8%) orang merasa suplemen itu mahal harganya. Dari segi sikap, yaitu apabila ada orang yang menjelaskan manfaat dan keuntungan dari penggunaan


(68)

35

yang menjelaskan, 37 (71,2%) tetap tidak mau, dan delapan (15,4%) tidak tahu, atau ingin berpikir dulu.

5.2. Pembahasan

5.2.1. Pembahasan Data Demografis

Berdasarkan data penelitian, penelitian ini serupa dengan penelitian Hoffman (2013) yang menemukan lebih banyak perempuan yang menjalani pola vegetarian dibandingkan laki-laki, yaitu 200 orang (85%) banding 34 orang (15%). Pribis, et.al. (2010) juga menemukan bahwa jumlah perempuan vegetarian lebih banyak daripada laki-laki, yaitu 144 (72,3%) orang banding 55 (27,7%) orang.

Dari aspek usia, penemuan ini serupa dengan penemuan Hoffman (2013) bahwa jumlah orang yang vegetarian paling banyak pada rentang usia 18-29 tahun, yaitu sebanyak 183 (58,6%) orang, kemudian usia 30-49 tahun sebanyak 94 (30,1%) orang, dan usia di atas 50 tahun sebanyak 35 (11,2%) orang. Sedangkan pada penelitian Crowe, et.al. (2011), jumlah responden berusia 18-29 (24,8%) lebih sedikit dibandingkan yang berusia 30-49 tahun (55%) meskipun lebih tinggi dari yang berusia 50 tahun ke atas (20,2%). Hal ini mungkin karena penelitian ini juga dilakukan di lingkungan kampus, dan kebanyakan responden yang lebih tua menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Dari aspek pendidikan, pada penelitian Hoffman di AS didapati sebagian besar responden adalah lulusan Diploma (45,5%), diikuti dengan lulusan S1 (31,8%), S2 (11,9%), SMA (9,6%), dan di bawah SMA (1,3%). Hal ini mungkin terjadi oleh sebab di atas, dan juga karena kualitas masyarakat dan pendidikan di luar negeri lebih tinggi dibandingkan di kota Medan.

Dari segi pekerjaan, peneliti menduga penemuan tersebut adalah karena sebagian besar responden berusia antara 18-29 tahun, penelitian juga dilakukan di lingkungan kampus, dan sebagian besar populasi di kota Medan bekerja sebagai wiraswasta ataupun pegawai swasta.


(69)

36

5.2.2. Pembahasan Pengetahuan Responden

Berdasarkan data penelitian, didapati bahwa sebagian besar orang memiliki pengetahuan yang rendah akan gizi. Hal ini bisa terjadi akibat berbagai faktor, yaitu usia responden, keterbatasan waktu yang membuat responden menolak untuk mengisi kuesioner pengetahuan, pengetahuan responden yang terbatas, ataupun juga karena berhasil menebak jawaban yang benar.

5.2.3. Pembahasan Karakteristik Vegetarian

Berdasarkan data penelitian, Pribis, et.al. (2010) melaporkan, dari 199 sampel vegetarian di Michigan, AS, sebanyak 76,9% adalah lakto-ovo-vegetarian, 11% adalah peskolakto-ovo-vegetarian, dan 12,1% adalah vegan. Pada penelitian di India, didapati 66,4% penduduk yang vegetarian adalah laktovegetarian, 14,3% semivegetarian, 8,7% lakto-ovo-vegetarian, 6,1% peskovegetarian, dan 4,5% vegan (Agrawal, et.al., 2014). Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap penganut kepercayaan Adventis di AS dan Kanada, 47,2% adalah non-vegetarian, 33,5% adalah lakto-ovo-vegetarian, 9,2% adalah peskolakto-ovo-vegetarian, 5,6% adalah semilakto-ovo-vegetarian, dan 4,8% adalah vegan (Tonstad, et.al., 2009). Hal tersebut menunjukkan, bahwa sebagian besar vegetarian di dunia, termasuk di kota Medan, adalah lakto-ovo-vegetarian.

Berdasarkan alasan, Hoffman, et.al. (2013) menggabungkan alasan agama/kepercayaan, sayang hewan dan pelestarian lingkungan ke dalam aspek etika, sehingga pada penelitian ini responden yang mengikuti pola vegetarian dengan alasan etika mencapai 56,1%, dan alasan penghematan dan pengaruh keluarga/teman dikelompokkan ke dalam alasan yang lain-lain, sehingga pada penelitian ini yang memiliki alasan selain etika dan kesehatan mencapai 9,9%. Penemuan pada penelitian ini serupa dengan penelitian Hoffman, et.al. (2013), bahwa 75% responden vegetarian memiliki alasan etika, 18,6% memiliki alasan kesehatan, dan 6,4% memiliki


(70)

37

alasan yang lain, seperti rasa, pengaruh keluarga/teman, politik, dan penghematan.

Berdasarkan lamanya, peneliti menduga penemuan tersebut adalah karena sebagian besar responden mengikuti pola vegetarian dengan alasan etika, sehingga sejak kecil sudah mengikuti agama/kepercayaannya untuk menjalankan pola vegetarian. Hoffman, et.al. (2013) menemukan bahwa orang yang dengan alasan etika menjalani pola vegetarian lebih lama dibandingkan dengan yang memiliki alasan kesehatan.

Dari segi sikap, peneliti melihat dari empat aspek. Dari aspek perasaan, Fox & Ward (2008) menelusuri alasan orang menjalani pola vegetarian, baik alasan kesehatan maupun etika, dan sebagian besar responden menanggapi secara positif pola vegetarian, dan mereka merasa lebih sehat dan bermoral setelah menjalani pola vegetarian. Hal ini menunjukkan bahwa memang pola vegetarian bisa meingkatkan kesehatan dan kebugaran seseorang. Mengenai responden yang menjawab biasa saja, peneliti menduga bahwa responden tersebut sudah menjalani pola vegetarian dalam jangka waktu yang lama, atau bahkan sejak kecil. Dari aspek pendapat, Fox & Ward (2008) menelusuri pendapat dan persepsi orang mengenai pola vegetarian, dan banyak yang memiliki persepsi bahwa pola vegetarian dapat membuat seseorang lebih sehat, terhindar dari penyakit, dan panjang umur. Dari aspek tingkat kesulitan, peneliti menduga penemuan ini adalah karena sebagian besar responden telah menjalani pola vegetarian dalam jangka waktu lama, sehingga tidak merasa sulit. Untuk yang merasa sulit, peneliti menduga bahwa responden yang masih muda dan/atau menjalani pola vegetarian karena pengaruh agama/kepercayaan akan merasa sulit karena faktor pergaulan, atau karena “dipaksa” oleh agamanya. Barr & Chapman (2002) menelusuri alasan seseorang meninggalkan pola vegetarian karena merasa kurang sehat, takut kekurangan gizi, merasa tidak terbiasa, ataupun merindukan citarasa daging yang enak. Kemungkinan alasan-alasan tersebutlah yang membuat pola vegetarian menjadi sulit bagi sebagian kecil orang. Dari aspek kemauan


(71)

38

untuk merekomendasi, peneliti menduga bahwa sebagian besar responden merasa bahwa pola vegetarian bisa membuat seseorang lebih sehat dan telah membuktikannya terhadap diri mereka, sehingga ingin merekomendasikannya kepada kerabatnya. Sementara yang tidak mau, peneliti menduga bahwa responden tersebut merasa sulit menjalani pola vegetarian, ataupun merasa bahwa pola vegetarian tidak membawa keuntungan kesehatan bagi seseorang, atau bahkan membuat menjadi kurang gizi. Untuk yang tidak tahu, peneliti menelusuri jawaban responden dan mendapati bahwa setiap orang memiliki kebutuhan gizi yang berbeda, sehingga mereka tidak tahu apakah pola vegetarian pas untuk mereka.

5.2.4. Pembahasan Karakteristik Penggunaan Suplemen

Berdasarkan hasil penelitian, didapati jumlah yang seimbang antara vegetarian yang mengonsumsi suplemen maupun yang tidak mengonsumsi suplemen. Draper, et.al. (1993) juga menemukan bahwa 49% semivegetarian, 41% lakto-ovo-vegetarian, dan 54% vegan mengaku ada menggunakan suplemen, baik secara rutin maupun tidak rutin.

Untuk yang mengonsumsi suplemen, peneliti menelusuri enam aspek. Dari aspek jenis, Peneliti menduga hal tersebut terjadi karena responden mengonsumsi berbagai jenis vitamin dan mineral untuk mencukupi kebutuhan gizi mereka, bukan hanya satu jenis saja. Draper, et.al. (1993) juga menemukan bahwa sebagian besar suplemen yang dikonsumsi adalah berupa multivitamin dan multimineral.

Dari aspek lama, peneliti menemukan bahwa sebagian besar responden sudah membiasakan diri mengonsumsi suplemen, sementara sebagian lagi baru saja memulai untuk mengonsumsinya. Dari aspek alasan, sebagian besar vegetarian yang mengonsumsi suplemen peduli akan kesehatan mereka dan mengonsumsi suplemen atas kesadaran mereka sendiri. Aina, et.al. (2014) juga mendapati bahwa sebagian besar responden non-vegetarian mengonsumsi suplemen demi kesehatan (58,9%) dan mencukupi gizi harian (35%). Dalam penelitian Al-Naggar, et.al. (2011)


(72)

39

terhadap masyarakat di Malaysia, sebagian besar (84%) responden mengonsumsi suplemen demi kesehatan dan 10,5% untuk mencukupi gizi harian.

Dari aspek informasi, peneliti menduga hasil tersebut menunjukkan bahwa masih banyak penggunaan suplemen didasarkan pada anjuran dari keluarga atau kerabat, yang belum tentu objektif dan sesuai dengan pendapat ahli. Sementara itu, Mileva-Peceva, et.al. (2011) menemukan bahwa sebagian responden dari kota Skopje, Makedonia, mengetahui informasi dari suplemen dari dokter/ahli (28%), majalah (18,1%), teman (12,8%), televisi (12,2%), internet (8%), radio (3%), penjaga toko suplemen (1,8%), dan sumber lain (16,1%). Hal ini menunjukkan bahwa mereka mencari informasi yang lebih tepercaya untuk mengetahui informasi mengenai suplemen.

Dari segi tempat atau cara pembelian, penemuan ini menunjukkan lebih banyak orang yang membeli suplemen secara mandiri, juga melihat sumber informasi yang mereka peroleh untuk mengonsumsinya. Dalam hal ini perlu dilakukan sosialisasi dan pendidikan mengenai suplemen, sehingga konsumsi suplemen secara berlebihan bisa dihindari.

Dari aspek gejala, peneliti menduga ada hubungannya antara penggunaan suplemen yang berlebih dengan kejadian di atas, tetapi masih sedikit penelitian yang membahas tentang kejadian overdosis suplemen, dan ada banyak faktor risiko lain yang menyebabkan gejala di atas. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut akan hal ini di masa yang akan datang.

Untuk yang tidak mengonsumsi suplemen, peneliti meninjau dari dua aspek. Dari aspek alasan, peneliti melihat bahwa masih sedikit anggota masyarakat yang tahu dan paham akan hal ini, sehingga mereka tidak mengetahui manfaat dan pentingnya suplemen dalam menunjang kesehatan dan kecukupan gizi mereka. Pada kenyataannya, meskipun mengonsumsi buah dan sayur baik untuk kesehatan dan kecukupan gizi, tetapi dalam kondisi saat ini buah-buahan dan sayur-sayuran saja tidak cukup untuk


(73)

40

mencukupi gizi harian karena berbagai faktor: kualitas tanah; metode penanaman, pemupukan, pengairan, dan penuaian; penggunaan pestisida; serta pemrosesan dan penambahan pengawet dan zat aditif lain (Clement, 2010).

Aspek kedua yang ditinjau adalah kemauan responden untuk mengonsumsi suplemen jika telah diberi penjelasan tentang manfaat dan keuntungannya. Penemuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa masih rendah kepercayaan masyarakat kota Medan akan manfaat dan keuntungan suplemen.


(74)

41

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil. Pertama, terdapat lebih banyak perempuan yang vegetarian daripada laki-laki, dan sebagian besar vegetarian adalah pada usia remaja dan pemuda, serupa dengan penelitian Hoffman, et.al. (2013). Kedua, sebagian besar vegetarian di kota Medan adalah lakto-ovo-vegetarian, sesuai dengan penelitian Tonstad, et.al. (2009), dan diperoleh alasan terbanyak adalah agama/kepercayaan. Ketiga, diperoleh bahwa sebagian besar pengetahuan vegetarian di kota Medan adalah sedang dan rendah, dengan penyebab multifaktorial. Keempat, jumlah vegetarian yang mengonsumsi suplemen seimbang dengan yang tidak mengonsumsi suplemen, sesuai dengan penelitian sebelumnya (Draper, et.al., 1993). Untuk yang mengonsumsi suplemen, diperoleh bahwa jenis terbanyak adalah multivitamin-multimineral, alasan terbanyak adalah untuk kesehatan tubuh, sumber informasi terbanyak adalah keluarga dan teman, dan cara pembelian terbanyak adalah melalui sales suplemen. Untuk yang tidak mengonsumsi suplemen, alasan terbanyak adalah buah dan sayur saja sudah cukup memenuhi gizi harian.

Hanya saja, terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, yakni terdapat subjektivitas yang tinggi untuk data yang diambil dari sampel, seperti jawaban yang diisi, kepatuhan terhadap kriteria inklusi dan eksklusi, serta waktu yang digunakan untuk menyelesaikan kuesioner tersebut. Untuk itu, pada peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam dan ketat serta menggunakan sampel yang lebih banyak, sehingga hasil yang diperoleh bisa lebih objektif dan akurat.


(75)

42

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diberikan saran sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kecukupan gizi pada vegetarian di masa yang akan datang.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efek dari penggunaan suplemen yang berlebihan di masa yang akan datang.

3. Perlu dilakukan sosialisasi dan peningkatan wawasan mengenai vegetarian di kota Medan untuk meningkatkan pengetahuan dan minat masyarakat untuk menjalani pola vegetarian.


(1)

ABSTRAK

Diet vegetarian merupakan suatu pola diet tanpa daging, hanya mengonsumsi buah, sayur, biji-bijian dan kacang-kacangan, dengan tujuan kesehatan atau pun yang lainnya. Meskipun memiliki banyak manfaat kesehatan, diet vegetarian rentan mengalami defisiensi nutrisi seperti vitamin B12, zat besi, asam folat, dan nutrisi yang banyak terdapat pada hewan. Untuk mencegah defisiensi, dibutuhkan suplemen makanan untuk memenuhi kebutuhan yang kurang dari vegetarian.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penggunaan suplemen makanan pada vegetarian di Kota Medan Tahun 2015. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain case series. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Consecutive Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada 102 orang vegetarian yang ditemui di restoran vegetarian dan di tempat lain seperti tempat ibadah, gedung kampus, dan pusat perbelanjaan.

Pada penelitian ini, diperoleh hasil bahwa jumlah vegetarian perempuan lebih banyak daripada laki-laki (56,9% banding 43,1%), dan sebagian besar vegetarian di kota Medan adalah lakto-ovo-vegetarian (41,2%) dan semivegetarian (23,5%). Juga diperoleh bahwa jumlah vegetarian yang mengonsumsi suplemen adalah sebesar 49%, dan sebagian besar mengonsumsi multivitamin dan multimineral (46%). Responden yang mengonsumsi suplemen sebagian besar memiliki alasan kesehatan (54%), memperoleh informasi dari keluarga (38%), dan membeli suplemen melalui sales suplemen (36%). Sebagian besar responden yang tidak mengonsumsi suplemen merasa sudah cukup mendapat gizi dari buah dan sayur saja (73,1%). Pengetahuan yang dimiliki responden sebagian besar sedang (37,3%) dan rendah (32,4%).

Kesimpulan yang diperoleh adalah, bahwa terdapat jumlah yang seimbang antara vegetarian yang mengonsumsi suplemen maupun tidak. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kecukupan gizi pada vegetarian di masa yang akan datang.


(2)

vi

ABSTRACT

Vegetarian diet is a meatless type of diet, and only consumes fruits, vegetables, seeds, grains, and nuts, for health, wellness, and other reasons. Despite having many benefits of health, vegetarian diet is supsceptible to nutritional deficiencies, such as vitamin B12, iron, folic acid, and nutrients which is found more in animals than those of plants. To prevent deficiencies, food supplement or fortification is needed to supply inadequate needs of a vegetarian.

The aim of this study is to reveal the use of dietary supplement among vegetarians in the City of Medan in 2015. This research is a descriptive research with case series design. Samples were gathered using Consecutive Sampling technique, by giving questionnaires to 102 people encountered in a vegetarian restaurant, temple, campus building, and department stores.

The results found in this study shows that there are more female vegetarians than those of male (56,9% versus 43,1%), and most of the vegetarians in Medan are lacto-ovo-vegetarians (41,2%) and semilacto-ovo-vegetarians (23,5%). It is also found that about 49% of vegetarians consume supplements, most of which consume multivitamins and multiminerals (46%). Most of the respondents consuming the supplement have health reasons (54%), obtained the information about supplements from family members (38%), and buy the supplements from salesmen/retailers (36%). The majority of the respondents not taking supplements feel that they are already nourished solely from fruits and vegetables (73,1%). Also, most of the respondents either have average (37,3%) or poor (32,4%) knowledge about basic nutrition.

In conclusion, there is about equal number of vegetarians who consumes supplement and who are not. Therefore, more in-depth studies are needed to assess the nutrition intake and adequacy of vegetarians in the future.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan ……… ii

Kata Pengantar ……… iii

Abstrak ……… v

Daftar Isi ……….. vii

Daftar Singkatan ……… x

BAB 1 PENDAHULUAN ………. 1

1.1. Latar Belakang ……… 1

1.2. Rumusan Masalah ……… 2

1.3. Tujuan Penelitian ……… 3

1.4. Manfaat Penelitian ……….. 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ……….. 4

2.1. Vegetarianisme ……….. 4

2.1.1. Definisi dan Sejarah Vegetarian ……… 4

2.1.2. Jenis Vegetarian ……… 5

2.1.3. Prevalensi Vegetarian di Dunia ……… 5

2.1.4.

Alasan Menjadi Vegetarian

………

6

2.1.5.

Manfaat Vegetarian

. ………

6

2.1.6.

Nutrisi pada Vegetarian

………..

9

2.2

Suplemen Makanan

………

13

2.2.1.

Definisi dan Sejarah Suplemen Makanan

13 2.2.2.

Prevalensi Penggunaan Suplemen di Dunia

15 2.2.3.

Alasan, Tujuan, dan Manfaat Suplemen

……

..

15

2.2.4.

Batasan dalam Suplementasi

………..

16


(4)

viii

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 20

3.1. Kerangka Konsep ……….. 20

3.2. Definisi Operasional ……….. 20

3.2.1. Vegetarian ……….. 20

3.2.2. Pengetahuan ……….. 22

3.2.3. Konsumsi Suplemen pada Vegetarian …….. 22

BAB 4 METODE PENELITIAN ……….. 25

4.1. Jenis Penelitian ……….. 25

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ……… 25

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ……… 25

4.4. Metode Pengumpulan Data ……….. 26

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ……… 26

4.6. Uji Validitas dan Reliabilitas ……… 26

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………… 27

5.1. Hasil Penelitian ……… 27

5.1.1.

Deskripsi Lokasi Penelitian

………..

27

5.1.2.

Deskripsi Data Penelitian

………

27

5.1.3.

Karakteristik Data Penelitian

………

27

5.1.3.1.

Deskripsi Data Demografis

……

27

5.1.3.2. D

eskripsi Pengetahuan Responden

29 5.1.3.3.

Deskripsi Karakteristik Vegetarian

30 5.1.3.4. Deskripsi Karakteristik Penggunaan Suplemen 32 5.2. Pembahasan ……….. 36

5.2.1.

Pembahasan Data Demografis

………

36

5.2.2.

Pembahasan Pengetahuan Responden

……

37


(5)

5.2.4. Pembahasan Karakteristik Penggunaan Suplemen 39

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ……… 42

5.1. Kesimpulan ……… 42

5.2. Saran ……… 43

DAFTAR PUSTAKA ……… 44 LAMPIRAN


(6)

x

Daftar Singkatan

ADA

:

American Dietetics Association

AHA

:

American Heart Association

AMA

:

American Medical Association

AS

:

Amerika Serikat

BMD

:

Bone Mineral Density

BMI

:

Body Mass Index

Ca

:

Calcium

(Kalsium)

CDC

:

United States Centers of Disease Control and Prevention

Cu

:

Cuprum

(Tembaga)

DHA

:

Docosahexaenoic Acid

DM

:

Diabetes Melitus

DNA

:

Deoxyribonucleic Acid

DSHEA

:

Dietary Supplement Health and Education Act

EPA

:

Eicosapentaenoic Acid

et.al.

:

and others (Latin)

FAO

:

Food and Agriculture Organization

Fe

:

Iron

(Zat besi)

HDL

:

High-Density Lipoprotein

IVS

:

Indonesian Vegetarian Society

JAMA

:

Journal of American Medical Association

KBBI

:

Kamus Besar Bahasa Indonesia

LDL

:

Low-Density Lipoprotein

S1, S2

:

Strata 1, Strata 2

SD

:

Sekolah Dasar

SMP

:

Sekolah Menengah Pertama

SMA

:

Sekolah Menengah Atas

SM

:

Sebelum Masehi