Analisis Strategi Pemasaran Beras Pada CV. Rejeki Jaya Panombeian Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Bentuk Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian dengan tujuan
untuk menjelaskan suatu variabel. Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan
dalam melakukan penelitian berorientasi pada gejala-gejala yang bersifat alamiah.
Pendekatan kualitatif ini sifatnya naturalistik dan mendasar, oleh sebab itu tidak
bisa dilakukan di laboratorium melainkan harus terjun di lapangan. Pendekatan ini
berusaha untuk memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi
tingkah laku manusia dalam situasi tertentu, untuk kemudian mencari jalan keluar
dari permasalahan-permasalahan yang ada.
Bogdan dan Taylor (dalam Prastowo : 2011) menjelaskan bahwa
penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati.
Sedangkan Kirk dan Miller (1986) mendefinisikan bahwa kualitatif adalah
tradisi tertentu yang bersifat fundamental yang bergantung dengan pengamatan
pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang
tersebut baik bahasanya maupun peristilahannya.


30
Universitas Sumatera Utara

3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di CV. Rejeki Jaya yang berlokasi di Dusun I, Huta
Sipinggan, Nagori Panombeian, Kecamatan Panombeian Panei, Kabupaten
Simalungun.
3.3. Informan Penelitian
Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian (Moleong 2009).
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, melainkan lebih
dikenal dengan situasi sosial dan istilah sampel bukan dinamakan sebagai
responden melainkan sebagai narasumber atau informan dalam penelitian
Untuk memperoleh data yang mendukung penelitian ini, peneliti mengkaji
informasi melalui :
1. Informan kunci, yaitu pihak yang sangat memahami permasalahan yang
akan diteliti. Dimana pihak yang dimaksud adalah orang mengetahui dan
memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.
Pihak yang merupakan informan kunci dalam penelitian ini adalah Bapak

Iyan Hendra Manihuruk sebagai pemilik CV. Rejeki Jaya.
2. Informan utama, yaitu pihak yang terlibat langsung dalam interaksi sosial
yang diteliti. Peneliti memilih pegawai CV. Rejeki Jaya sebagai menjadi
informan utama dalam penelitian ini yang berjumlah 5 orang.
3. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi
walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang di teliti.
Pihak yang menjadi informan tambahan dalam penelitian ini adalah
pelanggan CV. Rejeki Jaya berjumlah 10 orang.

31
Universitas Sumatera Utara

3.4. Defenisi Konsep
Untuk mendefenisikan konsep teori yang digunakan dalam penelitian ini,
maka defenisi konsep yang dikemukakan adalah:
1. Pemasaran adalah suatu proses kegiatan memasarkan suatu produk atau
jasa antara penjual dan pembeli.
Pemasaran merupakan usaha untuk menyediakan dan menyampaikan
barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan
waktu yang tepat (Assauri :2007)

2. Strategi pemasaran adalah rencana yang disusun secara menyeluruh
tentang bagaimana cara memasarkan suatu produk atau jasa yang menjadi
acuan kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Strategi pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan
untuk mencapai tujuan pemasaran. Strategi pemasaran berisi strategi
spesifik untuk pasar sasaran, penetapan posisi, bauran pemasaran dan
besarnya pengeluaran dalam pemasaran. (Philip Kotler :2004)
3. Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, beras adalah padi yang terkelupas
kulitnya dan akan menjadi nasi setelah ditanak.
4. Analisis SWOT adalah salah satu metode perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi suatu masalah berdasarkan faktor internal,
serta faktor internal dalam suatu perusahaan. Analisis SWOT adalah
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan, faktor-faktor tersebut antara lain kekuatan (strength),
kelemahan (weakness), peluang (opportunities) dan ancaman (threat).

32
Universitas Sumatera Utara


3.5. Jenis dan Sumber Data
Data menurut perolehannya dibagi menjadi dua yakni :
1. Data Primer
Data primer adalah data mentah yang di ambil oleh peneliti sendiri
(bukan oleh orang lain) dari sumber utama guna kepentingan penelitiannya
dan data tersebut sebelumnya tidak ada. (Juliandi, 2013).
Data Primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh secara
langsung di lokasi penelitian melalui observasi dan wawancara kepada
pemilik dan karyawan yang terkait di CV. Rejeki Jaya.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia yang di kutip oleh
peneliti guna kepentingan penelitiannya (Juliandi, 2013).
Data Sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh
buku, jurnal ilmiah, dukumen-dokumen serta media internet.
3.6. Teknik Pengumpulan Data
Tujuan pengumpulan data pada penelitian ini adalah untuk mendapatkan
data dan informasi yang lebih lengkap. Pengumpulan data ini dilakukan melalui :
1. Wawancara
Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan
berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Wawancara bertujuan

untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada
responden atau narasumber.
Teknik

wawancara

dapat

dilakukan

dengan

mengadakan

wawancara dengan berbagai orang, baik secara individu ataupun

33
Universitas Sumatera Utara

kelompok yang dijadikan narasumber dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan yang relevan dengan objek penelitian. Peneliti menggunakan

wawancara secara terstruktur dimana wawancara dilakukan berdasarkan
pada suatu pedoman atau catatan yang pokok pemikiran mengenai hal
yang ditanyakan pada waktu interaksi tatap muka langsung antara peneliti
dan narasumber.
2. Observasi/Pengamatan
Observasi adalah metode yang lazim digunakan dalam penelitian
ilmiah. Observasi dilakukan dengan pengamatan secara langsung terhadap
objek penelitian tanpa berusaha melakukan intervensi terhadap keadaan
dan kejadian yang sedang berlaku pada objek. Untuk observasi ini, peneliti
mengamati langsung proses produksi dan kegiatan operasional usaha di
CV. Rejeki Jaya.
3. Studi kepustakaan dan media internet.

3.7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka dilakukan
analisis data yaitu proses mencari dan menyusun sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara dan observasi dengan cara mengorganisasikannya ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, menyusun ke dalam suatu pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan
agar mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.


34
Universitas Sumatera Utara

3.7.1. Matriks Internal Analysis Summary (IFAS)
Matriks IFAS digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor internal
perusahaan. Yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan. Adapun tahap-tahap
analisisnya adalah sebagai berikut:
1. Tentukan

faktor-faktor

yang

menjadi

kekuatan

serta


kelemahan

perusahaan dalam kolom 1.
2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0
(paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktorfaktor tersebut terhadap posisi strategi perusahaan. (Semua bobot tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).
3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk
kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat
baik). Sedangkan varibel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya,
jika kelemahan perusahaan besar sekali, maka nilainya adalah 1,
sedangkan jika kelemahan dibawah rata-rata, nilainya adalah 4.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing-maing faktor yang nilainya bervariasi mulai
dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
5. Jumlahkan seluruh hasil perkalian dari bobot dan rating, dan letakkan pada
sub total. Setelah mendapatkan sub total pada kekuatan dan kelemahan,


35
Universitas Sumatera Utara

maka selanjutnya dicari selisih diantara keduanya untuk kemudian angka
tersebut diaplikasikan pada kuadran analisis SWOT.
Tabel 3.1 Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS)
Faktor-faktor Strategis Internal

Bobot

Rating Bobot x Rating

Kekuatan (Strength)
Sub Total
Kelemahan (Weakness)
Sub Total
Total

1.00


Selisih Skor Kekuatan dengan Skor
Kelemahan
Sumber : Rangkuti (2009)
3.7.2. Matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)
Matriks EFAS digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal
perusahaan. Berkaitan dengan peluang dan ancaman. Adapun tahap-tahap
analisisnya adalah sebagai berikut:
1. Tentukan faktor-faktor yang menjadi peluang serta ancaman perusahaan
dalam kolom 1.
2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0
(paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-

36
Universitas Sumatera Utara

faktor tersebut terhadap posisi strategi perusahaan. (Semua bobot tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).
3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk
kategori peluang) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat
baik). Sedangkan varibel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya,
jika ancaman perusahaan besar sekali, maka nilainya adalah 1, sedangkan
jika ancaman dibawah rata-rata, nilainya adalah 4.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing-maing faktor yang nilainya bervariasi mulai
dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
5. Jumlahkan seluruh hasil perkalian dari bobot dan rating, dan letakkan pada
sub total. Setelah mendapatkan sub total pada peluang dan ancaman, maka
selanjutnya dicari selisih diantara keduanya untuk kemudian angka
tersebut diaplikasikan pada kuadran analisis SWOT.

37
Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.2 Matriks External Factor Analysis Summary (EFAS)
Faktor-faktor Strategis
Bobot

Rating Bobot x Rating

Eksternal
Peluang(Opportunity)
Sub Total
Ancaman(Threat)
Sub Total
Total

1.00

Selisih Skor Peluang dengan
Skor Ancaman
Sumber : Rangkuti (2009)

38
Universitas Sumatera Utara

3.7.3. Diagram Cartesius Analisis SWOT
Setelah selisih skor dari kekuatan dengan kelemahan, peluang dan
ancaman didapat, kemudian hasil dari selisish skor ini diaplikasikan ke Diagaram
Cartesius Analisis SWOT, untuk mengetahui posisi kuadran yang ditempati oleh
perusahaan berdasarkan selisih skor tersebut.
Gambar 3.1 Diagram Cartesius Analisis SWOT
1.
Peluang

III Mendukung Strategi Turn-Around

I Mendukung Strategi Agresif

Kelemahan

Kekuatan

IV Mendukung Strategi Defensif

II.Mendukung Strategi Diversifikasi
Ancaman

Sumber : Rangkuti (2009)
Dari gambar 3.1. Diagram Cartesius Analisis SWOT
Kuadaran I :

Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan
tersebut

memiliki

peluang

dan

kekuatan

sehingga

dapat

memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan
dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif (Growth oriented strategy).
Kuadran II :

Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih
memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus
diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

39
Universitas Sumatera Utara

peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi
(produk/pasar).
Kuadran III : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar, tetapi di lain
pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal.
Kondisi bisnis pada kuadaran 3 ini mirip dengan Question Mark
pada BCG matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah
meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga
dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran IV : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,
perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan
internal.

40
Universitas Sumatera Utara

3.7.4. Analisis SWOT
Setelah data wawancara dan observasi diperoleh, data selanjutnya
dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah cara
untuk mengidentifikasi posisi perusahaan/badan usaha melalui evaluasi nilai
faktor internal dan evaluasi nilai faktor eksternal secara sistematis dalam rangka
merumuskan strategi usaha.
Tabel 3.3. Analisis SWOT
Strengths (S)
INTERNAL Tentukan 5-10 faktor-

Weaknesses (W)
Tentukan 5-10 kekuatan

faktor kelemahan internal internal

EKSTERNAL
Opportunities (O)

Strategi SO

Strategi WO

Tentukan 5-10 faktor

Ciptakan strategi yang

Ciptakan strategi yang

peluang internal

menggunakan kekuatan

meminimalkan

untuk memanfaatkan

kelemahan untuk

peluang

memanfaatkan peluang

Threats (T)

Strategi ST

Strategi WT

Tentukan 5-10 faktor

Ciptakan strategi yang

Ciptakan strategi yang

ancaman eksternal

menggunakan kekuatan

meminimalkan

untuk mengatasi

kelemahan dan

ancaman

menghindari ancaman

Sumber: Rangkuti (1997)

41
Universitas Sumatera Utara

Berikut ini adalah keterangan dari matriks SWOT diatas :
1. Strategi SO (Strength and Oppurtunity).
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang sebesar – besarnya.
2. Strategi ST (Strength and Threats).
Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk
mengatasi ancaman.
3. Strategi WO (Weakness and Oppurtunity).
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4. Strategi WT (Weakness and Threats).
Strategi ini berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

42
Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1. Profil Singkat Penelitian
CV. Rejeki Jaya didirikan sekitar tahun 1997/1998. Pemilik CV. Rejeki
Jaya ini adalah Bapak Iyan Hendra Manihuruk,S.E. Seorang entrepreneur yang
merupakan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen, Medan.
Usaha ini merupakan usaha keluarga yang kemudian diteruskan oleh Bapak Iyan
Hendra Manihuruk. Sebelum menjadi pemilik usaha ini, Bapak Iyan sempat
bekerja sebagai kontraktor di bidang properti di daerah Siantar-Simalungun.
Usaha ini merupakan satu-satunya produsen dan distributor beras yang berada di
Nagori Panombeian. Usaha ini memproduksi sebagian besar jenis beras yang
umum dikonsumsi oleh masyarakat dengan standar kualiatas dan mutu yang baik.
Produk beras hasil produksi usaha ini diberi merek Putri Kembar.
CV. Rejeki Jaya terletak di Dusun I, Huta Sipinggan, Nagori Panombeian,
Kecamatan Panombeian Panei, Kabupaten Simalungun. Usaha ini beroperasi 6
hari dalam seminggu yaitu pada hari senin sampai dengan hari sabtu mulai pukul
08.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB, kecuali pada hari Minggu dan hari
libur nasional. Usaha ini berdiri di lahan seluas 200 m2 dan dibantu oleh lima
divisi yang masing-masing beranggotakan kurang lebih 12 orang karyawan.
Dalam proses distribusinya, usaha ini menerapkan sistem distribusi
langsung dan tidak langsung, dimana pelanggan dapat membeli langsung produk
berasnya secara langsung ke tempat produksi atau produknya diantar langsung
43
Universitas Sumatera Utara

kepada pelanggan. Selain itu, pihak CV. Rejeki Jaya juga bekerjasama dengan
pihak-pihak terkait untuk memasarkan produknya, seperti toko dan grosir. Ratarata harga produk beras Putri Kembar yang dibeli oleh pelanggan adalah Rp
10.300 per kilogram. Namun, untuk harga distribusi tidak langsung ditetapkan
oleh distributor/perantara dengan pertimbangan dari pemilik dan harga pasar.
4.1.2. Struktur Organisasi
Gambar 4.1. Struktur Organisasi
Pemilik

Administrasi

Bagian
pengeringan

Bagian
penggilingan

Bagian
pengemasan

Kurir (Supir
dan kenek)

Sumber: Pemilik CV. Rejeki Jaya, 2016
Pemilik yang merupakan sekaligus pengelola CV. Rejeki Jaya bertugas
sebagai pimpinan usaha secara keseluruhan. Pemilik merupakan pengambil
keputusan akan strategi-strategi yang direncanakan. Pemilik berwenang untuk
memberikan tugas dan tanggungjawab kepada para karyawan dan terjun langsung
dalam proses pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan operasional usaha produksi
beras pada CV. Rejeki Jaya.
Administrasi bertugas untuk kegiatan pengarsipan, layanan administrasi
sesuai ketentuan yang di tetapkan oleh CV. Rejeki Jaya untuk mendukung
kelancaran operasional. Selain itu administrasi juga bertanggungjawab untuk
mencatat dan memeriksa status data penjualan yang akan dilakukan dan telah
dilakukan agar mudah untuk menindaklanjuti kekurangannya, membuat laporan
persedian barang dan bahan baku, menerima dan membalas telepon yang masuk,

44
Universitas Sumatera Utara

melaksanakan kegiatan surat menyurat, mengevaluasi kerja untuk memastikan
tercapainya kulaitas target kerja sebagai bahan informasi kepada pemilik CV.
Rejeki Jaya
Bagian pengeringan bertugas untuk mengeringkan gabah agar siap
digiling. Pengeringan dilakukan untuk mengurangi kadar air yang terkandung
dalam gabah hasil panen untuk keperluan simpan maupun giling. Pengeringan ini
dapat dilakukan dengan sinar matahari (pengeringan tradisional dengan tikar atau
wadah yang disediakan) dan pengeringan buatan. Pengeringan yang dilakukan
oleh CV. Rejeki Jaya adalah pengeringan dengan sinar matahari langsung
(pengeringan tradisional). Gabah di jemur di lantai semen yang dibuat agak tinggi
di bagian tengahnya dengan saluran air diantaranya untuk mencegah
berkumpulnya air jika turun hujan. Praktek penjemuran dilakukan dengan alas
tikar atau terpal plastik pada lantai sehingga gabah pada lapisan dasar tidak
terkena panas berlebihan akibat pemanasan lantai semen, selain itu juga untuk
memudahkan untuk ditutupi atau diangkut ke gudang dengan cepat bila sewaktuwaktu turun hujan selama proses penjemuran.
Bagian penggilingan bertugas untuk menggiling gabah untuk memperoleh
beras yang siap di konsumsi. Penggilingan adalah proses pemisahan kulit/sekam
biji padi yang akan diproduksi menjadi beras. Sebelum digiling, biasanya gabah
dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran seperti jerami, kayu, pecahan
batu, logam dan sebagainya. Selanjutnya gabah diproses ke mesin pemecah kulit
untuk mengelupaskan sekam dari gabah. Hasil biji beras pada proses ini biasa
disebut dengan beras pecah kulit. Biji beras yang melalui proses penggilingan ini
masih memiliki lapisan kulit ari (aleurone dan pericarp) yang umum dikenal

45
Universitas Sumatera Utara

dengan istilah bekatul. Aleurone adalah lapisan protein yang memicu beras untuk
berkecambah, sedangkan pericarp adalah jaringan yang mengelilingi biji sebagai
pelindung.

Selanjutnya

beras

pecah

kulit

mengalami

proses

penyosohan/pemolesan yang dilakukan menggunakan mesin penyosoh atau
disebut juga mesin pemutih yang hasilnya adalah beras putih yang siap untuk
dikonsumsi.
Bagian pengemasan bertugas untuk menentukan kelompok mutu beras
yang akan dikemas untuk kemudian dipasarkan setelahnya. Setelah gabah yang
telah diolah telah mencapai produk akhir yaitu beras, maka produk siap untuk
dikemas. Sebelum dikemas beras putih hasil proses penyosohan kemudian
dipisahkan menurut kelompok mutunya. Selain itu dilakukan juga pengelompokan
mutu berdasarkan bentuk fisik beras yaitu beras utuh, beras patah dan beras menir.
Pengelompokan berdasarkan fisik beras ini dilakukan dengan menggunakan mesin
pengayak dan silinder pemisah. Setelah proses pengelompokan selesai dilakukan
beras kemudian di kemas kedalam karung. Pengemasan yang dilakukan oleh CV.
Rejeki Jaya yaitu dengan menggunakan mesin, hal ini bertujuan agar proses
pengemasan berjalan secara efektif dan efisien, selain itu juga untuk menjaga
kualitas produk karena prosesnya yang optimal dan tepat waktu. Dalam
pengemesan produknya CV. Rejeki Jaya menggunakan kemasan karung plastik
dengan kapasitas berat bersih 5kg sampai dengan 30kg.
Kurir bertugas untuk mengantarkan pesanan produk beras produksi CV.
Rejeki Jaya kepada pelanggan. Kurir pada CV. Rejeki Jaya merupakan supir dan
kenek/kuli angkut yang ditugaskan untuk mengantarkan beras kepada pelanggan
yang memesan ataupun kepada pihak-pihak yang bekerjasama dengan CV. Rejeki

46
Universitas Sumatera Utara

Jaya yaitu ke toko-toko maupun pasar-pasar tradisional disekitar daerah SiantarSimalungun. Pengantaran yang dilakukan kurir ini menggunakan armada truk colt
diesel yang berkapasitas muatan 2-3 ton dan truk pick up yang berkapasitas
muatan 1-2 ton.
4.1.3. Kegiatan Usaha CV. Rejeki Jaya
Kegiatan usaha pada CV. Rejeki Jaya merupakan kegiatan produksi beras
yang bahan bakunya berasal dari membeli padi petani sekitar dan petani daerah
lain. Dalam proses produksinya, CV. Rejeki Jaya tidak jauh berbeda dari proses
produksi dengan usaha produksi beras lainnya.
CV. Rejeki Jaya membeli padi yang telah dirontokkan menjadi gabah.
Kemudian gabah dikeringkan dengan cara dijemur dibawah sinar matahari
langsung. Pengeringan ini dilakukan untuk mengurangi kadar air dalam gabah.
Gabah di jemur di lantai semen yang dibuat agak tinggi di bagian tengahnya
dengan saluran air diantaranya untuk mencegah berkumpulnya air jika turun
hujan. penjemuran dilakukan dengan alas tikar atau terpal plastik pada lantai.
Pengeringan ini dilakukan selama kurang lebih 8-10 jam pada suhu panas.
Setelah melalui proses pengeringan, gabah kemudian dibersihkan dari
kotoran-kotoran, setelah itu gabah dibawa untuk melalui proses penggilingan.
Penggilingan ini bertujuan untuk memisahkan kulit luar (sekam) gabah/padi. Biji
beras hasil dari pemisahan padi dan sekam ini kemudian melalui proses
penyosohan atau pemolesan yang bertujuan untuk melepaskan lapisan kulit ari
(bekatul) dari biji beras. Penyosohan dilakukan denggan menggunakan mesin
penyosoh atau oleh operator mesin disebut mesin pemutih. Biji beras hasil dari
penyosohan inilah yang merupakan beras yang siap untuk dikonsumsi.

47
Universitas Sumatera Utara

Selanjutnya beras dikelompokkan mutunya berdasarkan standar kualitas
yang telah ditetapkan oleh CV. Rejeki Jaya. Setelah pengelompokan selesai
dilakukan, beras dikemas kedalam karung dengan kapasitas berat bersih 10kg
yang telah diberi cap/label/merek oleh CV. Rejeki Jaya. Pengemasan beras ini
dilakukan dengan menggunakan mesin pengemas khusus agar prosesnya dapat
berjalan secara optimal dan tepat waktu. Proses pengemasan dengan
menggunakan mesin ini dinilai lebih efektif dan efisien serta mampu menjamin
kualitas produk.
4.1.4. Produk Yang Dihasilkan
CV. Rejeki Jaya merupakan usaha produksi beras yang menghasilkan
berbagai jenis beras dengan merek Putri Kembar. Adapun jenis beras yang di
produksi oleh CV. Rejeki Jaya antara lain:
1. IR64

4. Simotong

2. Kuku Balam (KKB)

5. Siangkat

3. Siudang
Untuk beras jenis Siangkat merupakan produk hasil inovasi CV. Rejeki
Jaya, dimana beras jenis Siangkat ini adalah produk asli yang di produksi oleh
CV. Rejeki Jaya.
4.2. Penyajian Data
Berdasarkan pengamatan pada situasi sosial, studi dokumentasi, studi
kepustakaan dan wawancara yang telah dilakukan oleh penulis kepada para
informan, maka penulis akan menyajikan beberapa data terkait dengan data
informan, hasil wawancara, lingkungan eksternal dan internal perusahaan beserta

48
Universitas Sumatera Utara

identifikasinya untuk menemukan kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman
pada CV. Rejeki Jaya.
4.2.1. Data Informan
Tabel 4.1. Data Informan
No

Jenis Kelamin

Pekerjaan

Laki-laki

Wiraswasta Pemilik usaha

2.

Iyan Hendra
Manihuruk,S.E
Berta tindaon

Perempuan

Karyawan

3.

Alex Sihombing

Laki-laki

Karyawan

4.

Dhani Pramono

Laki-laki

Karyawan

5.

Jamot Saragih

Laki-laki

Karyawan

6.

Sandro Purba

Laki-laki

Karyawan

7.

Boby Rajagukguk Laki-laki

Pedagang

Karyawan CV. Rejeki
Jaya
Karyawan CV. Rejeki
Jaya
Karyawan CV. Rejeki
Jaya
Karyawan CV. Rejeki
Jaya
Karyawan CV. Rejeki
Jaya
Pelanggan

8.

Erni Sihotang

Perempuan

Petani

Pelanggan

9.

Masnita Purba

Perempuan

Guru

Pelanggan

10. Herbet Silalahi

Laki-laki

Buruh

Pelanggan

11. Tumpak Pardosi

Laki-laki

Petani

Pelanggan

12. Ina Saragih

Perempuan

Pelanggan

13. Heber Manihuruk

Laki-laki

Pegawai
negeri sipil
Pedagang

14. Riama Damanik

Perempuan

Pedagang

Pelanggan

15. Tomson Siallagan Laki-laki

Petani

Pelanggan

16

Petani

Pelanggan

1.

Nama

Lestaria Girsang

Perempuan

Status

Pelanggan

Sumber : Data yang diperoleh peneliti,2016

49
Universitas Sumatera Utara

4.2.2. Bauran Pemasaran CV. Rejeki Jaya
1. Produk
CV. Rejeki Jaya merupakan usaha produksi beras yang memproduksi
hampir sebagian besar jenis beras yang umum dikonsumsi oleh masyarakat.
Adapun jenis beras yang di produksi oleh CV. Rejeki Jaya terdapat dalam
tabel 4.2.
Tabel 4.2. Jenis beras produksi CV. Rejeki Jaya.
No

Jenis

1

IR64

2

Kuku Balam

3

Siudang

4

Simotong

5

Siangkat

Sumber: Pemilik CV. Rejeki Jaya, 2016
CV. Rejeki Jaya memasarkan beras hasil produksinya dengan merek
Putri Kembar. Adapun produk yang paling umum diminati oleh pelanggan
CV. Rejeki Jaya adalah Siangkat, Kuku Balam dan IR64. Dimana beras jenis
Siangkat merupakan produk asli CV. Rejeki Jaya yang paling banyak diminati
oleh masyarakat dan pembeli di lingkungan sekitar CV. Rejeki Jaya. Beras
jenis Siangkat ini sekaligus sebagai ciri khas yang dimiliki oleh CV. Rejeki
Jaya dari pesaing-pesaingnya.
Pelayanan yang diberikan oleh CV. Rejeki Jaya dinilai baik oleh
pelanggannya, dimana setiap pembelian produk beras, pihak CV. Rejeki Jaya
bersedia mengantarkan langsung kepada pelanggannnya, terutama kepada
pihak yang bekerjasama dengan CV. Rejeki Jaya. Setiap pengantaran kepada

50
Universitas Sumatera Utara

pelanggan pihak CV. Rejeki Jaya selalu mengupayakan untuk tepat waktu,
selain itu harga produk beras yang dijual juga bersaing dan terjangkau.
2. Harga
Harga yang ditawarkan oleh CV. Rejeki Jaya bervariasi untuk setiap
produk beras yang dihasilkan, tetapi tidak jauh berbeda dengan harga beras
yang beredar di pasaran. Dalam hal ini CV. Rejeki Jaya mengikuti harga
produk beras yang berada di pasaran sebagai standar dalam penentuan harga
produknya.
Table 4.3. Harga beras produksi CV. Rejeki Jaya
No
Jenis beras
Harga per kilogram
1
IR64
Rp 11.000,2
Kuku Balam
Rp 10.200,3
Siudang
Rp 10.000,4
Simotong
Rp 8.700,5
Siangkat
Rp 10.300,Sumber : Pemilik CV. Rejeki Jaya, 2016
Penetapan harga ini juga dilakukan dengan pertimbangan harga bahan
baku gabah yang di jual oleh petani kepada CV. Rejeki Jaya. Dikarenakan
CV. Rejeki Jaya memperoleh bahan baku dari petani sekitar dan daerah lain
dengan cara membeli gabah dari petani atau petani yang datang langsung
menjual hasil panennya kepada CV. Rejeki Jaya.
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan
tambahan (pelanggan), peneliti menyimpulkan bahwa harga yang ditetapkan
oleh CV. Rejeki Jaya pada setiap produknya dapat terjangkau dan sesuai
dengan kemampuan finansial pelanggan pada umumnya.
3. Distribusi
Sistem distribusi yang diterapkan oleh CV. Rejeki Jaya adalah
distribusi langsung dan tidak langsung, dimana pelanggan membeli langsung

51
Universitas Sumatera Utara

ke tempat usaha produksi beras CV. Rejeki Jaya di Dusun I, Huta Sipinggan,
Nagori Panombeian, Kecamatan Panombeian Panei, Kabupaten Simalungun.
Selain itu CV. Rejeki Jaya juga memanfaatkan pihak yang
bekerjasama untuk memasarkan produknya, yaitu dengan cara mengantarkan
produknya ke toko-toko dan pasar-pasar yang memesan dengan cakupan
wilayah Siantar-Simalungun dan sekitarnya. Karyawan CV. Rejeki Jaya juga
dapat ikut serta dalam mendistribusikan beras hasil produksinya dengan
ketentuan dan koordinasi dari pemilik sekaligus pengelola CV. Rejeki Jaya,
yaitu Bapak Iyan Hendra Manihuruk.
Untuk pemasaran diluar daerah Siantar-Simalungun , CV. Rejeki Jaya
mengantarkan langsung produk beras kepada pelanggan atau toko yang
bekerjasama. Dikarenakan usaha produksi beras CV. Rejeki Jaya lokasinya
tergolong jauh dari wilayah pemasarannya, CV. Rejeki Jaya memiliki
karyawan yang bertugas untuk mengantarkan beras produksinya langsung
kepada pelanggan. Pengantaran dilakukan menggunakan armada truk colt
diesel yang berkapasitas muatan 2-3 ton dan truk pick up yang berkapasitas
muatan 1-2 ton, tergantung banyaknya jumlah pesanan yang akan diantarkan.
4. Promosi
Dalam mempromosikan produknya, CV. Rejeki Jaya menggunakan
pendekatan sistem promosi mouth to mouth (mulut ke mulut) dimana
pelanggan sebagai sasaran utama. Pelanggan yang pernah membeli produk
beras produksi CV. Rejeki Jaya diharapkan dapat mempromosikannya kepada
orang lain agar lebih banyak lagi orang yang mengenal beras produksi CV.
Rejeki Jaya.

52
Universitas Sumatera Utara

Kualitas produk dan loyalitas pelanggan yang pernah membeli beras
produksi CV. Rejeki Jaya merupakan kunci utama dalam promosi ini,
sehingga semakin memperluas jangkauan promosinya.
4.2.3. Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah lingkungan perusahaan yang berada di dalam
perusahaan tersebut dan secara formal memiliki implikasi langsung dan khusus
pada perusahaan. Hasil dari identifikasi dan evaluasi atas lingkungan internal
perusahaan akan menghasilkan kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness)
yang diharapkan dapat memunculkan keunggulan strategi yang dimiliki
perusahaan. Identifikasi lingkungan internal meliputi faktor pemasaran dan
sumber daya manusia.
1. Faktor Pemasaran
Faktor pemasaran pada CV. Rejeki Jaya yang dianalisis oleh penulis
dengan pendekatan analisis bauran pemasaran (marketing mix) 4P, yang
meliputi

produk/product,

harga/price,

promosi/promotion,

dan

distribusi/place.
a. Produk/product
Produk yang dihasilkan oleh CV. Rejeki Jaya adalah beras dengan
merek Putri Kembar dengan jenis bervariasi yang umum di masyarakat,
antara lain IR64, Kuku Balam (KKB), Siudang, Simotong dan Siangkat
sebagai produk asli hasil inovasinya.
b. Harga/price
Harga jual yang ditetapkan oleh CV. Rejeki Jaya pada setiap hasil
produksinya mengikuti harga beras di pasar dengan pertimbangan harga

53
Universitas Sumatera Utara

bahan baku gabah yang dibeli dari hasil panen petani. Rata-rata harga
beras merek Putri Kembar adalah Rp 10.300,-/kg, diperoleh dari hasil
analisis peneliti pada saat penelitian dilakukan.
c. Promosi/promotion
Dalam mempromosikan produknya, CV. Rejeki Jaya menggunakan
pendekatan sistem promosi mouth to mouth (mulut ke mulut) dimana
pelanggan sebagai sasaran utama. Pelanggan yang pernah membeli produk
beras produksi CV. Rejeki Jaya diharapkan dapat mempromosikannya
kepada orang lain agar lebih banyak lagi orang yang mengenal beras
produksi CV. Rejeki Jaya.
d. Distribusi/place
Sistem distribusi yang diterapkan oleh CV. Rejeki Jaya adalah
distribusi langsung dan tidak langsung, dimana pelanggan membeli
langsung ke tempat usaha produksi beras CV. Rejeki Jaya di Dusun I,
Huta Sipinggan, Nagori Panombeian, Kecamatan Panombeian Panei,
Kabupaten Simalungun sera memanfaatkan pihak yang bekerjasama untuk
memasarkan produknya, yaitu dengan cara mengantarkan produknya ke
toko-toko dan pasar-pasar yang memesan dengan cakupan wilayah
Siantar-Simalungun dan sekitarnya.
2. Faktor Sumber Daya Manusia (SDM)
CV. Rejeki Jaya dalam menjalankan usahanya mempekerjakan
karyawan dengan sistem buruh harian lepas yang dibagi menjadi beberapa
divisi, antara lain bagian administrasi, bagian pengeringan, bagian
penggilingan, bagian pengemasan dan kurir. Kesejahteraan karyawan sangat

54
Universitas Sumatera Utara

diperhatikan guna meningkatkan motivasi kerja pada karyawan. Pelatihan
kepada karyawan juga diupayakan terus menerus guna meningkatkan sumber
daya manusia yang dimiliki sehingga kulitas produksi tetap terjaga.
4.2.4. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengetahui peluang dan
ancaman pada perusahaan. Peluang (opportunity) merupakan tren positif yang
berada pada lingkungan eksternal perusahaan yang dapat memberikan keuntungan
apabila dimanfaatkan dengan baik. Sedangkan ancaman (threat) merupakan tren
negatif yang berada pada lingkungan eksternal perusahaan yang dapat
menimbulkan kerugian apabila tidak diantisipasi dengan baik.
Analisis lingkungan eksternal dapat diperoleh melalui data primer (data
yang diperoleh dari perusahaan, baik itu melalui dokumentasi perusahaan maupun
hasil wawancara kepada pihak pusahaan) dan data sekunder (studi kepustakaan
yang dilakukan oleh penulis). Lingkungan eksternal secara garis besar dibagi
menjadi dua bagian utama, yaitu lingkungan makro dan lingkungan mikro.
1. Lingkungan Makro
Lingkungan makro merupakan faktor-faktor yang tidak berhubungan
langsung dengan operasional perusahaan dan bersifat tidak terkendali. Akan
tetapi lingkungan makro harus dipantau serta ditanggapi oleh perusahaan.
Lingkungan

makro

terdiri

dari

kekuatan-kekuatan

yang

bersifat

kemasyarakatan yang lebih besar dan mempengaruhi semua pelaku dalam
lingkungan mikro dalam perusahaan. Analisis lingkungan makro terdiri dari
lima bagian, yaitu lingkungan demografi, ekonomi, teknologi, politik dan
social budaya.

55
Universitas Sumatera Utara

1. Demografi
Indonesia merupakan Negara berkembang dengan tingkat populasi
yang cukup besar. Jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat
dengan pertumbuhan per tahunnya dan menjadikan Indonesia menjadi
potensi pasar yang sangat besar.
2. Ekonomi
Keadaan ekonomi saat ini dan masa yang akan datang akan sangat
mempengaruhi tingkat keuntungan perusahaan. Saat ini, kondisi
perekonomian makro sedang tidak stabil dengan adanya kenaikan kurs
mata uang asing terhadap nilai tukar Rupiah. Sampai dengan Oktober
2016 nilai tukar Rupiah mencapai Rp 12.970/US$ merupakan ancaman
bagi CV. Rejeki Jaya, khususnya dalam proses produksi yang mendorong
kenaikan biaya produksi yang akan berdampak pada harga jual beras.
Harga jual yang meningkat akan menyebabkan daya beli konsumen
menurun dan berakibat pada penurunan volume penjualan dan pendapatan
perusahaan.
3. Teknologi
Kemajuan teknologi dalam bidang industri memberi peluang bagi
produsen beras, terlebih lagi jika alat produksi yang digunakan merupakan
alat terbaru yang lebih efektif dan efisien serta dapat menghemat waktu
produksi. Dalam hal ini, perusahaan yang menggunakan teknologi yang
lebih canggih merupakan ancaman bagi CV. Rejeki Jaya yang masih
menggunakan teknologi standar dan knvensional.

56
Universitas Sumatera Utara

4. Politik
Situasi kebijakan dan stabilitas politik menjadi faktor penting yang
harus terus diikuti karena merupakan faktor penting bagi perusahaan.
5. Sosial Budaya
Budaya masyarakat Indonesia yang menganggap beras sebagai salah
satu bahan pangan pokok menyebabkan permintaan akan beras semakin
meningkat. Hal ini merupakan salah satu peluang yang dimanfaatkan oleh
CV. Rejeki Jaya sebagai salah satu produsen beras.
2. Lingkungan Mikro
Lingkungan Mikro perusahaan terdiri dari para pelaku dalam
lingkungan yang langsung berkaitan dengan perusahaan yang mempengaruhi
kemampuannya untuk melayani pasar. Lingkungan mikro terdiri dari
pemasok, pelanggan/konsumen, dan pesaing.
1. Pemasok
Produk yang dipasarkan oleh CV. Rejeki Jaya adalah beras dengan
merek Putri Kembar yang bahan baku gabahnya berasal dari petani sekitar
dan petani dari daerah lain dengan cara membeli kepada petani atau petani
menjual langsung kepada CV. Rejeki Jaya.
2. Pelanggan/Konsumen
Pelanggan CV. Rejeki Jaya adalah masyarakat dan toko-toko yang
berada pada cakupan wilayah Siantar-Simalungun dan sekitarnya,
diperoleh berdasarkan informasi yang diperoleh oleh peneliti.

57
Universitas Sumatera Utara

3. Pesaing
Pesaing yang dihadapi oleh CV. Rejeki Jaya merupakan
perusahaan-perusahaan yang beroperasi pada bidang yang sama yaitu
produksi beras. Berdasarkan informasi yang diperoleh oleh peneliti dari
pihak CV. Rejeki Jaya, mereka hanya memiliki satu pesaing di setiap
kecamatan dalam cakupan wilayah Siantar-Simalungun. Namun dengan
terus menjaga dan meningkatkan kualitas produknya, hali ini dapat diatasi.
Ditambah lagi dengan keunggulan produk asli hasil inovasi yang terus
dikembangkan.
4.2.5. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan pada CV. Rejeki Jaya
Berdasarkan data yang diperoleh dari lingkungan internal CV. Rejeki Jaya
serta wawancara dengan informan penelitian, kekuatan serta kelemahan yang
dimiliki oleh CV. Rejeki Jaya disajikan dalam tabel 4.4.
Tabel 4.4. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan
Kekuatan
Kelemahan
1

Produk Beras Jenis Siangkat

1

Kurangnya jumlah SDM

2

Kualitas Produk Beras yang

2

Mesin produksi yang digunakan

dihasilkan baik
3

terkadang mengalami kemacetan

Harga yang bersaing

3

Kurangnya promosi selain promosi
mouth to mouth

4. Pelayanan yang diberikan oleh CV.
Rejeki Jaya dinilai baik oleh

4

Lokasi produksi yang jauh dari pasar

.

pelanggan.
5

Distribusi yang tepat waktu

5

Kebutuhan penambahan modal

Sumber : Hasil Pengumpulan Data Penelitian dan Wawancara, 2016.

58
Universitas Sumatera Utara

1. Kekuatan (strength)
Kekuatan merupakan faktor-faktor internal positif yang berperan
terhadap kemampuan CV. Rejeki Jaya untuk mencapai tujuannya. Adapun
kekuatan yang dimiliki oleh CV. Rejeki Jaya adalah sebagai berikut:
a. Produk beras jenis Siangkat
Produk beras jenis siangkat merupakan produk asli CV. Rejeki
Jaya dari hasil inovasi yang dilakukan sekaligus sebagai produk yang
paling banyak diminati oleh masyarakat dan pembeli di lingkungan
sekitar CV. Rejeki Jaya. Beras jenis Siangkat ini sekaligus sebagai ciri
khas yang dimiliki oleh CV. Rejeki Jaya dari pesaing-pesaingnya.
b. Produk beras yang dihasilkan berkualitas baik
Dalam memproduksi beras Putri Kembar, CV. Rejeki Jaya
selalu berusaha untuk menjaga kualitasnya dan terus melakukan
peningkatan kualitaqs terhadap produk-produknya.
c. Harga yang bersaing
Harga yang ditetapkan oleh CV. Rejeki Jaya untuk setiap
produknya mengikuti harga beras dipasaran dan pelanggan merasa
bahwa harga yang ditetapkan terjangkau dan sesuai dengan
kemampuan finansial pelanggan pada umumnya.
d. Pelayanan yang diberikan CV. Rejeki Jaya dinilai baik oleh pelanggan.
Pelayanan yang diberikan oleh CV. Rejeki Jaya dinilai baik
oleh pelanggannya, dimana setiap pembelian produk beras, pihak CV.
Rejeki Jaya bersedia mengantarkan langsung kepada pelanggannnya,
terutama kepada pihak yang bekerjasama dengan CV. Rejeki Jaya

59
Universitas Sumatera Utara

e. Distribusi yang tepat waktu
Setiap pengantaran kepada pelanggan pihak CV. Rejeki Jaya
selalu mengupayakan untuk tepat waktu. CV. Rejeki Jaya memiliki
karyawan yang bertugas untuk mengantarkan beras produksinya
langsung kepada pelanggan. Pengantaran dilakukan menggunakan
armada truk colt diesel yang berkapasitas muatan 2-3 ton dan truk pick
up yang berkapasitas muatan 1-2 ton, tergantung banyaknya jumlah
pesanan yang akan diantarkan.
2. Kelemahan (weakness)
Merupakan faktor-faktor internal negatif yang merintangi CV. Rejeki
Jaya untuk mencapai tujuannya. Adapun kelemahan yang dimiliki oleh CV.
Rejeki Jaya adalah sebagai berikut:
a. Kurangnya jumlah SDM
Kurangnya jumlah SDM pada CV. Rejeki Jaya merupakan
faktor yang sangat berpengaruh dalam kegiatan operasional juga
berdampak pada tingkat jumlah produksi.
b. Mesin produksi yang digunakan terkadang mengalami kemacetan.
Pada saat proses produksi, mesin produksi terkadang
mengalami kemacetan yang mengakibatkan terkendalanya proses
produksi.
c. Kurangnya promosi selain promosi mouth to mouth
Kurangnya variasi promosi seperti pemanfaatan media promosi
(iklan, spanduk,dll) yang dilakukan CV. Rejeki Jaya menyebabkan
produk beras merek Putri Kembar tidak dikenal luas di masyarakat,

60
Universitas Sumatera Utara

hanya pelanggan yang pernah membeli saja yang mengetahui produk
ini.
d. Lokasi produksi yang jauh dari pasar
Lokasi produksi yang jauh dari pasar menyebabkan pihak CV.
Rejeki

Jaya

harus

menambah

biaya

operasional

dalam

mendistribusikan produknya.
e. Kebutuhan penambahan modal
4.2.6. Identifikasi Peluang dan Ancaman pada CV. Rejeki Jaya
Berdasarkan data yang diperoleh dari lingkungan eksternal CV. Rejeki
Jaya serta wawancara dengan informan penelitian, peluang serta ancaman yang
akan dihadapi oleh CV. Rejeki Jaya disajikan dalam tabel 4.5.
Tabel 4.5. Identifikasi Peluang dan Ancaman
Peluang
Ancaman
1

Memperluas wilayah distirbusi

1

Kompetitor dari wilayah lain

2

Tingginya permintaan masyarakat

2

Persaingan harga beras dengan

terhadap beras produksi CV. Rejeki

competitor

Jaya yang berkualitas
3

Penggunaan media promosi seperti

3

Langkanya bahan baku gabah

4.

Keadaan ekonomi masyarakat

spanduk dan brosur untuk menjual
beras produksi CV. Rejeki Jaya
4. Bantuan dana dari pihak luar

yang tidak stabil
5

Penambahan jumlah karyawan

5

Meningkatnya persaingan antar
usaha produksi beras yang telah
menggunakan mesin lebih
canggih
Sumber : Hasil Pengumpulan Data Penelitian dan Wawancara, 2016

61
Universitas Sumatera Utara

1. Peluang (opportunity)
Merupakan faktor-faktor eksternal positif yang dapat dimanfaatkan
oleh CV. Rejeki Jaya untuk mencapai tujuannya. Adapun peluang yang
dimiliki oleh CV. Rejeki Jaya adalah sebagai berikut:
a. Memperluas wilayah distribusi
Semakin banyaknya jumlah permintaan akan produk beras
merek Putri Kembar merupakan suatu peluang yang patut
dimanfaatkan oleh CV. Rejeki Jaya untuk memperluas wilayah
distribusinya. Hali ini dapat dilakukan dengan menjalin kerjasama
dengan pihak-pihak terkait, seperti toko-toko yang menjual produk
sembako atau pasar-pasar tradisional di sekitar daerah SiantarSimalungun.
b. Tingginya permintaan masyarakat terhadap beras produksi CV.
Rejeki Jaya yang berkualitas.
Peluang ini dapat terwujud dengan terus menerus
meningkatkan kualitas dan menjaga mutu beras produksi.
c. Penggunaaan media promosi seperti spanduk dan brosur untuk
menjual beras produksi CV. Rejeki Jaya.
Agar produk beras merek Putri Kembar lebih dikenal lagi
di masyarakat luas, penggunaan media promosi yang lebih
bervariasi merupakan peluang yang dirasa cukup efektif, dengan
banyaknya pilihan media sebagai promosi dalam menjual produk
yang ditawarkan.

62
Universitas Sumatera Utara

d. Bantuan dana dari pihak luar.
Semakin banyaknya lembaga keuangan seperti bank yang
menawarkan

pinjaman

modal

menjadi

solusi

dalam

mengembangkan usaha, dimana pinjaman modal ini dapat
digunakan untuk menambah kekurangan yang ada, seperti mesinmesin produksi atau armada pengangkutan dalam proses distribusi.
e. Penambahan jumlah karyawan.
Dengan semakin banyaknya permintaan yang datang dari
pelanggan, maka volume produksi haruslah bertambah untuk
memenuhi permintaan. Dengan demikian penambahan jumlah
SDM untuk meningkatkan jumlah produksi merupakan sebuah
peluang yang patut dilakukan untuk memenuhi permintaan yang
terus bertambah.
2. Ancaman (threat)
Merupakan faktor-faktor eksternal negatif yang dapat merintangi
kemampuan CV. Rejeki Jaya untuk mencapai tujuannya. Adapun ancaman
yang dihadapi oleh CV. Rejeki Jaya adalah sebagai berikut:
a. Kompetitor dari wilayah lain.
Semakin banyaknya muncul usaha-usaha produksi beras di
daerah lain dengan cakupan wilayah distribusi yang sama namun
menawarkan hal-hal yang lebih bervariasi dan dengan strategi yang
lebih variatif pula, menjadi ancaman yang serius yang harus di
hadapi oleh CV. Rejeki Jaya.

63
Universitas Sumatera Utara

b. Persaingan harga beras dengan competitor.
Hadirnya kompetitor-kompetitor baru yang menawarkan
harga yang lebih murah terhadap produknya dan mungkin lebih
terjangkau oleh tingkat finansial masyarakat.
c. Langkanya bahan baku gabah.
Bahan baku gabah yang terkadang sulit untuk didapat jika
tidak musim panen atau wabah hama yang melanda sebuah daerah
yang biasa menjadi sumber bahan baku produksi mengharuskan
pihak CV. Rejeki Jaya harus melakukan pencarian bahan baku ke
daerah lain yang terkadang sangat jauh dari wilayah produksi.
d. Keadaan ekonomi masyarakat yang tidak stabil.
Kondisi

perekonomian

Indonesia

yang

tidak

stabil

menyebabkan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang
asing. Hal ini mempengaruhi kenaikan harga bahan pokok
termasuk beras. Harga yang meningkat menjadikan keadaan
ekonomi masyarakat menjadi tidak stabil serta menurunya daya
beli akan berdampak pada pendapatan usaha.
e. Meningkatnya persaingan antar usaha produksi beras yang telah
menggunakan mesin yang lebih canggih.
Munculnya usaha-usaha produksi beras di daerah lain
dengan mesin yang lebih canggih dan lebih cepat dalam proses
produksi dapat memenuhi permintaan dengan jumlah lebih besar.

64
Universitas Sumatera Utara

4.3. Analisis Data
Dari hasil penyajian data di atas, data tersebut kemudian akan diolah
dengan menggunakan Analisis SWOT. Terlebih dahulu dilakukan tahap-tahap
seperti menyusun tabel Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan External
Factor Analysis Summary (EFAS) dengan memasukkan faktor-faktor yang
menjadi Strength dan Weakness serta Opportunity dan Threat pada CV. Rejeki
Jaya. Selanjutnya bobot diberikan pada masing-masing faktor dari skala mulai
dari 0,0 (tidak penting) sampai dengan 1,00 (sangat penting) dimana semua bobot
tersebut jumlahnya tidak lebih dari skor total 1,00. Menghitung rating untuk
masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 1 (dibawah rata-rata)
sampai dengan 4 (sangat baik). Nilai rating Strength dan Weakness selalu bertolak
belakang, begitu juga dengan Opportunity dan Threat.
4.3.1. Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) CV. Rejeki Jaya
Tabel 4.6. Tabel IFAS
Faktor-Faktor Strategi

Bobot

Rating

Bobot X Rating

1. Produk Beras Jenis Siangkat

0.15

4

0,6

2. Kualitas Produk Beras yang

0,1

2

0,2

3. Harga yang bersaing

0,1

2

0,2

4. Pelayanan yang diberikan oleh

0.1

2

0,2

Internal
Kekuatan (strength)

dihasilkan baik

CV. Rejeki Jaya dinilai baik oleh

65
Universitas Sumatera Utara

pelanggan.
5. Distribusi yang tepat waktu

0,15

SUB TOTAL

4

0,6

0,6
1.8

Kelemahan (weakness)
1. Kurangnya jumlah SDM

0,15

3

0,45

2. Mesin produksi yang digunakan

0,1

2

0,2

0,05

1

0,05

0.05

1

0,05

5. Kebutuhan penambahan modal

0,05

1

0,05

SUB TOTAL

0,4

TOTAL

1,00

terkadang mengalami kemacetan
3. Kurangnya promosi selain promosi
mouth to mouth
4. Lokasi produksi yang jauh dari
pasar

0,8

Selisih skor Kekuatan dan Kelemahan

1

Sumber : Pengolahan Data Internal, 2016
a. Pembobotan berdasarkan penilaian IFAS
Penentuan Bobot
0,0 – 0,05

= Berpengaruh Kecil

0,06 – 0,1

= Berpengaruh sedang

0,11 – 0,15

= Berpengaruh Besar

> 0,15

= Berpengaruh sangat besar

b. Rating dinilai dengan rincian
1

=

kecil

66
Universitas Sumatera Utara

2

=

sedang

3

=

besar

4

=

sangat besar

Dari Matriks IFAS, Kekuatan (strength) diperoleh 1,8 dan Kelemahan
(weakness) senilai 0,8 ( 1,8 – 0,8 = 1). Hal ini menunjukkan kekuatan internal dari
CV. Rejeki Jaya dapat dipergunakan untuk meminimalkan kelemahan yang ada
pada kegiatan operasional CV. Rejeki Jaya dalam memproduksi dan distribusi
beras kepada pelanggan/masyarakat.
4.3.2. Matriks External Factor Analysis Summary (EFAS) CV. Rejeki Jaya
Tabel 4.7. Tabel EFAS
Faktor-Faktor Strategi

Bobot

Rating

Bobot X Rating

1. Memperluas wilayah distribusi

0,15

4

0,6

2. Tingginya permintaan masyarakat

0,1

2

0,2

0,15

4

0,6

4. Bantuan dana dari pihak luar

0,05

1

0,05

5. Penambahan jumlah karyawan

0,15

3

0,45

SUB TOTAL

0,6

Eksternal
Peluang (opportunity) :

terhadap beras produksi CV.
Rejeki Jaya yang berkualitas
3. Penggunaan media promosi seperti
spanduk dan brosur untuk menjual
beras produksi CV. Rejeki Jaya

1,9

67
Universitas Sumatera Utara

Ancaman (threat) :
1. Kompetitor dari wilayah lain.

0,05

1

0,05

2. Persaingan harga beras dengan

0,05

1

0,05

3. Langkanya bahan baku gabah

0,15

3

0,45

4. Keadaan ekonomi masyarakat

0,05

1

0,05

0,1

2

0,2

kompetitor

yang tidak stabil.
5. Meningkatnya persaingan antar
usaha produksi beras yang telah
menggunakan mesin yang lebih
canggih.
SUB TOTAL

0,4

TOTAL

1,00

0,8

Selisih skor Peluang dan Ancaman

0,95

Sumber : Pengolahan Data Eksternal, 2016
a. Pembobotan berdasarkan penilaian EFAS
Penentuan Bobot
0,0 – 0,05

= Berpengaruh Kecil

0,06 – 0,1

= Berpengaruh sedang

0,11 – 0,15

= Berpengaruh Besar

> 0,15

= Berpengaruh sangat besar

b. Rating dinilai dengan rincian
1

=

kecil

68
Universitas Sumatera Utara

2

=

sedang

3

=

besar

4

=

sangat besar

Dari Matriks EFAS, Peluang (opportunity) diperoleh 1,9 dan Ancaman
(threat) senilai 0,8 ( 1,9 - 0,8 = 1,1 ). Hal ini menunjukkan peluang CV. Rejeki
Jaya untuk memasarkan dan meningkatakan penjualan serta distribusi lebih besar
dibandingkan dengan ancaman yang mungkin akan dihadapi oleh usaha ini .
4.3.3. Diagram Cartesius Analisis SWOT
Hasil analisis pada tabel Matriks Internal Factor Analysis Summary
(IFAS) dan Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS) dipetakan pada diagram
Cartesius analisis SWOT dengan cara sebagai berikut :
a. Sumbu horisontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan
sumbu vertikal (y) menunjukkan peluang dan ancaman.
b. Posisi organisasi ditentukan dengan hasil analisa sebagai berikut.
c. Jika peluang lebih besar daripada ancaman, maka nilai y>0 dan sebaliknya
ancaman lebih besar daripada peluang maka nilai y0 dan
sebaliknya kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilai x