ATA KESBAGPOLDAGRI 2014 - Kumpulan data - OPEN DATA PROVINSI JAWA TENGAH

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

4.1.19

URUSAN WAJIB KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM
NEGERI

4.1.19.1

KONDISI UMUM

Secara demografis kondisi wilayah Kota Semarang pada tahun 2014 memiliki
penduduk yang bertempat tinggal tetap sebanyak 1.761.414 jiwa (sumber : Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2014), jumlah penduduk tersebut belum
termasuk penduduk yang tinggal tidak tetap yang telah berbaur di tengah-tengah
masyarakat. Komposisi penduduk tersebut terdiri dari keberagaman suku, agama, ras
dan golongan (SARA). Secara suku sebagian besar Kota Semarang dihuni oleh suku
Jawa, kemudian disusul Cina, sebagian Sunda, Madura, Batak, Minang, Bugis,
Dayak, Maluku, Papua dan suku dari Timor Leste yang memilih menjadi WNI.
Secara agama penduduk Kota Semarang sebagian besar beragama Islam kemudian
secara berurutan Katholik, Kristen, Budha, Hindu dan Konghucu.

Sedangkan secara geografis wilayah Kota Semarang memiliki luas wilayah
373,70 km2 yang membentuk suatu kota yang memiliki ciri khas kota pegunungan
dan kota pantai. Di daerah pegunungan mempunyai ketinggian 90 - 359 meter di atas
permukaan laut sedangkan di daerah dataran rendah mempunyai ketinggian 0,75 - 3,5
meter di atas permukaan laut. Kondisi demografis dan geografis tersebut menyimpan
potensi kerawanan terhadap disintegrasi/konflik SARA, konflik sosial, gangguan
keamanan ketentraman dan ketertiban umum serta bencana alam. Oleh karena itu
perlu dikelola sedemikian rupa sehingga tercipta stabilitas wilayah guna menunjang
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta iklim investasi daerah.
Penyelenggaraan Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
memiliki

tujuan

mempertahankan

menjaga
dan

persatuan


memperkokoh

dan

kesatuan

NKRI,

bangsa

penguatan

dalam

ideologi

upaya

Pancasila,


meningkatkan kehidupan demokrasi di daerah dan perlindungan masyakat dari
kerawanan stabilitas sosial politik dan kerawanan bencana. Untuk mencapai tujuan
tersebut Pemerintah Kota Semarang memiliki peran dalam merumuskan dan
melaksanakan kebijakan serta standarisasi teknis di bidang kesatuan bangsa dan
politik, perumusan kebijakan pemerintah daerah di bidang pengembangan nilai-nilai
kebangsaan,

penanganan

konflik

sosial,

fasilitasi

organisasi

politik


dan

kemasyarakatan, partisipasi politik, pendidikan politik, pengembangan budaya
politik, membina ketenteraman dan ketertiban umum, mewujudkan keamanan dan
kenyamanan lingkungan serta penanggulangan bencana.

hal | 305

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

Penyelenggaraan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri di Kota
Semarang dilaksanakan oleh 3 (tiga) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yaitu
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Satuan Polisi Pamong Praja dan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah.
4.1.19.2

KEBIJAKAN PROGRAM
Penyelenggaraaan Pemerintahan Daerah pada urusan wajib Kesatuan Bangsa

dan Politik Dalam Negeri di Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2014,

dilaksanakan

melalui program penunjang dan

program

pelaksanaan urusan.

Program penunjang sifatnya supporting terhadap program pelaksanaan urusan wajib
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri.
Adapun program penunjang dan arah kebijakan dari masing-masing progam tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Program pelayanan administrasi perkantoran.
Kebijakan program ini diarahkan pada peningkatan kualitas pelayanan
administrasi perkantoran dalam menunjang operasional kegiatan satuan kerja
sehingga operasional kegiatan satuan kerja dapat berjalan dengan lancar.
2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur.
Kebijakan program ini diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan, perawatan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana yang diperlukan oleh aparatur satuan kerja
untuk menunjang pelaksanaan urusan.

3. Program peningkatan disiplin aparatur.
Kebijakan program ini diarahkan kepada penanaman dan penumbuhan disiplin
aparatur sampai dengan timbulnya kesadaran aparatur dalam mematuhi ketentuanketentuan peraturan kepegawaian.
4. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur.
Kebijakan program ini diarahkan kepada peningkatan kemampuan atau kapabilitas
aparatur satuan kerja, peningkatan kemampuan secara fisik, skill (ketrampilan) dan
pengetahuan (knowledge) yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas.
5. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan
keuangan.
Kebijakan program ini diarahkan untuk mewujudkan akuntabilitas penyusunan
rencana kerja anggaran, penggunaan anggaran, administrasi keuangan sesuai
standart akuntansi dan pelaporan hasil kerja secara periodik.
Sedangkan program pelaksanaan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri adalah sebagai berikut:
1. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan.

hal | 306

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014


Kebijakan program ini diarahkan kepada terciptanya kondusifitas wilayah,
stabilitas sosial politik, ketentraman dan ketertiban umum serta keamanan dan
ketertiban masyarakat.
2. Program pengembangan wawasan kebangsaan.
Kebijakan program ini diarahkan kepada pengembangan nilai-nilai kebangsaan
dan peningkatan pemahaman Ideologi Pancasila.
3. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan.
Kebijakan program ini diarahkan kepada kemitraan dengan kelompok masyarakat
dalam pengembangan nilai-nilai kebangsaan dan peningkatan pemahaman
Ideologi Pancasila.
4. Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan
Kebijakan program ini diarahkan kepada peningkatan peran serta masyarakat
dalam menjaga kondusifitas wilayah, stabilitas sosial politik, ketentraman dan
ketertiban umum serta keamanan dan ketertiban masyarakat.
5. Program pendidikan politik masyarakat.
Kebijakan program ini diarahkan kepada peningkatan pemahaman masyarakat
terhadap etika berdemokrasi, hak dan kewajiban sebagai warga negara dalam
bidang politik termasuk penyampaian pendapat dimuka umum.
6. Program Penelitian, Pengembangan dan Informatika.
Kebijakan program ini diarahkan kepada pengembangan data base secara

elektronik untuk memudahkan penyimpanan, pencarian dan komunikasi data.
7. Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana.
Kebijakan program ini diarahkan kepada perlindungan kepada masyarakat dari
ancaman bencana dan pengurangan risiko bencana.
4.1.19.3

REALISASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

4.1.19.3.1 Pendanaan
Anggaran belanja yang dialokasikan untuk pelaksanaan program dan kegiatan dalam
urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri pada tahun 2014 adalah sebesar
Rp. 20.001.626.250,-. Adapun anggaran dan realisasi pelaksanaan urusan adalah
sebagai berikut :
Anggaran Program Penunjang Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri
1. Program pelayanan administrasi perkantoran
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :

hal | 307


LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

NO

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

KEGIATAN
SKPD: Badan Kesbangpol
Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber
Daya Air dan Listrik
Penyediaan jasa pemeliharaan dan
perizinan kendaraan dinas/operasional
Penyediaan Alat Tulis Kantor
Penyediaan Barang Cetak dan
Penggandaan
Penyediaan Komponen Instalasi
Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan

Kantor
Penyediaan Peralatan Rumah Tangga
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan
perundang-undangan
Penyediaan Makanan dan Minuman
Rapat-Rapat Kordinasi dan Konsultasi ke
Luar Daerah
Belanja Jasa Penunjang Administrasi
Perkantoran
JUMLAH SKPD
SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber
Daya Air dan Listrik
Penyediaan jasa kebersihan kantor
Penyediaan Alat Tulis Kantor
Penyediaan Barang Cetakan dan
Penggandaan
Penyediaan Komponen Instalasi
Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
Penyediaan Peralatan Rumah Tangga
Penyediaan Makanan dan Minuman
Rapat-Rapat Kordinasi dan Konsultasi ke
Luar Daerah
Penyelesaian Pengelolaan Administrasi
kepegawaian
Penyediaan jasa pengamanan obyek/
tempat vital
Belanja Jasa Penunjang Administrasi
Perkantoran
JUMLAH SKPD
JUMLAH PROGRAM

ANGGARAN
(Rp)

REALISASI
(Rp)

PERSEN
TASE
(%)

29.960.000

9.246.741

30,86

7.000.000

7.000.000

100,00

72.294.000
33.000.000

60.724.000
29.759.850

84,00
90,18

5.000.000

2.975.000

59,50

19.250.000

1.530.000

7,95

3.000.000
20.000.000

3.000.000
11.718.800

100,00
58,59

34.570.000
180.000.000

21.004.250
173.896.300

60,76
96,61

17.706.000

16.344.000

92,31

421.780.000

337.198.941

70,98

283.100.000

239.654.905

84,65

33.600.000
75.000.000
50.640.000

33.600.000
75.000.000
50.639.810

100
100
100

11.075.000

11.075.000

100

12.000.000
30.000.000
312.400.000

12.000.000
30.000.000
312.400.000

100
100
100

10.000.000

10.000.000

100

720.000.000

720.000.000

100

113.046.000

100.788.000

89,16

1.650.861.000
2.072.641.000

1.596.957.715
1.932.356.656

96,73
93,23

2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO

1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.

KEGIATAN
SKPD: Badan Kesbangpol
Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional
Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor
Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan
Dinas/Operasional
Pemeliharaan Rutin/Berkala perlengkapan
gedung kantor
JUMLAH SKPD
SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional
Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor

ANGGARAN
(Rp)

REALISASI
(Rp)

PERSEN
TASE
(%)

30.000.000
22.000.000
38.900.000
270.000.000

16.500.000
19.500.000
34.550.000
269.999.500

55,00
88,64
88,82
100

61.900.000

35.222.500

56,90

422.800.000

375.772.000

88,88

775.000.000
73.010.000

774.783.000
72.210.000

99,97
98,90

hal | 308

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

NO
3.
4.

KEGIATAN
Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung
Kantor
Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan
Dinas/Operasional
Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan
Gedung Kantor
Pemeliharaan Rutin/Berkala Mebeulair
Operasional Website Satpol PP Kota
Semarang
Pengelolaan SMS Gateway Kota
Semarang
JUMLAH SKPD
JUMLAH PROGRAM

5.
6.
7.
8.
9.

ANGGARAN
(Rp)
146.725.000
104.613.000

PERSEN
TASE
(%)
144.866.978
98,73
104.259.000
99,66

REALISASI
(Rp)

1.257.392.000

1.239.168.818

98,55

95.500.000

65.939.100

69,05

10.000.000
45.500.000

9.194.000
45.500.000

91,94
100

5.500.000

5.500.000

100

2.512.990.000
2.936.040.000

2.461.420.896
2.837.192.896

95,20
96,63

3. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO

KEGIATAN
SKPD: Badan Kesbangpol
Pembinaan Sumber Daya Aparatur
Perubahan Pola Kerja Pegawai Melalui
Implementasi Teknologi Informasi
JUMLAH SKPD
SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
Pembinaan Fisik Pegawai
Bintek Peningkatan Kemampuan PPNS
Bintek Penegakan Perda
Pengiriman Peningkatan Kemampuan
Khusus SDM Satpol PP
Kerjasama Peningkatan Ketertiban dan
Keamanan Kota Semarang
JUMLAH SKPD
JUMLAH PROGRAM

1.
2.

1.
2.
3.
4.
5.

ANGGARAN
(Rp)

REALISASI
(Rp)

PERSEN
TASE
(%)

156.450.000
300.000.000

148.749.840
289.656.500

95,08
96,55

456.450.000

438.406.340

96,05

120.000.000
30.000.000
30.000.000
42.830.000

118.830.000
29.800.000
29.700.000
42.830.000

99,03
99,33
99
100

72.000.000

72.000.000

100

294.830.000
751.280.000

293.160.000
731.566.340

99,43
97,38

4. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan
keuangan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO

1.
2.
3.
4.
5.
6.

KEGIATAN
SKPD: Badan Kesbangpol
Penyusunan Laporan Keuangan
Semesteran
Penyusunan pelaporan prognosis realisasi
anggaran
Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir
Tahun
Penyusunan RKA dan DPA Murni serta
Perubahan
Penunjang Kinerja PA, PPK, Bendahara
dan Pembantu
Penyusunan Lakip (Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah)

ANGGARAN
(Rp)

REALISASI
(Rp)

PERSEN
TASE
(%)

2.500.000

2.460.000

98,4

2.500.000

2.460.000

98,4

3.500.000

3.500.000

100

9.000.000

9.000.000

100

73.720.000

73.030.000

99,06

3.000.000

3.000.000

100

hal | 309

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

NO

KEGIATAN

7.

Penyusunan Laporan Renja (Rencana
Kerja)
8. Penyusunan LKPJ (Laporan Kinerja
Pertanggung Jawaban)
9. Penyusunan Program Kerja SKPD
10. Penyusunan Profil SKPD
JUMLAH SKPD
SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
1. Penyusunan Laporan Keuangan
Semesteran
2. Penyusunan pelaporan prognosis realisasi
keuangan
3. Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir
Tahun
4. Penyusunan RKA dan DPA
5. Penunjang Kinerja PA, PPK, Bendahara
dan Pembantu
6. Penyusunan RKA perubahan dan DPA
perubahan
7. Penyusunan Lakip (Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah)
8. Penyusunan LKPJ (Laporan Kinerja
Pertanggung Jawaban)
9. Penyusunan Laporan Renja (Rencana
Kerja)
JUMLAH SKPD
JUMLAH PROGRAM

3.000.000

PERSEN
TASE
(%)
3.000.000
100

3.500.000

3.000.000

85,71

3.000.000
3.000.000
106.720.000

3.000.000
3.000.000
105.450.000

100
100
98,81

4.765.000

4.765.000

100

4.765.000

4.765.000

100

9.000.000

9.000.000

100

10.955.000
7.980.000

10.955.000
7.980.000

100
100

10.955.000

10.955.000

100

70.380.000

69.580.000

100

6.535.000

6.535.000

100

6.535.000

6.535.000

100

131.870.000
238.590.000

131.070.000
236.520.000

ANGGARAN
(Rp)

REALISASI
(Rp)

100
99,13

5. Program peningkatan peningkatan disiplin aparatur.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO

KEGIATAN
SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
Pengadaan pakaian dinas beserta
perlengkapannya
JUMLAH PROGRAM

1.

ANGGARAN
(Rp)

REALISASI
(Rp)

PERSEN
TASE
(%)

285.130.000

274.692.775

93,99

285.130.000

274.692.775

93,99

Anggaran Program Pelaksana UrusanKesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri
1. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO

1.
2.
3.

KEGIATAN
SKPD: Badan Kesbangpol
Peningkatan Kewaspadaan Kegiatan
Tempat Hiburan dan Keramaian Umum
Penguatan Penghayatan Ideologi Pancasila
Bagi Generasi Muda
Peningkatan Pemantauan Situasi dan
Kondisi Daerah thd Potensi Kerawanan
Sosial Politik

ANGGARAN
(Rp)

REALISASI
(Rp)

PERSEN
TASE
(%)

43.350.000

43.350.000

100

29.350.000

29.350.000

100

189.788.000

189.758.000

99,98

hal | 310

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

NO

KEGIATAN

4.

Pemantauan / Pengawasan Terhadap
Kepatuhan Norma-norma dan Aturan bagi
WNA
5. Fasilitasi Optimalisasi Stabilitas
Keamanan Daerah melalui KOMINDA
6. Peningkatan Kesadaran Bela Negara
7. Pengamanan Tertutup Pejabat Negara dan
Tamu Negara
8. Pengamanan Tertutup Hari Jadi Kota
Semarang, Hari Besar Nasional dan Eventevent lainnya
9. Pendidikan Penanganan Konflik Bagi
Tokoh Masyarakat
10. Pemantapan Ideologi dan Wawasan
Kebangsaan
JUMLAH SKPD
SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
1. Pengerahan Linmas
2. Monitoring dan Evaluasi Administrasi Pos
Kamling
3. Fasilitasi Pelatihan Linmas Yang
diselenggarakan Provinsi
4. Posko Kewaspadaan Linmas
5. Pembinaan dan Peningkatan SDM Linmas
6. Penyusunan DED Pembangunan Gedung
Kantor dan Garasi
JUMLAH SKPD
JUMLAH PROGRAM

ANGGARAN
(Rp)
83.700.000

PERSEN
TASE
(%)
76.222.700
91,07

REALISASI
(Rp)

394.350.000

375.639.800

95,26

52.360.000
168.700.000

49.995.100
26.556.200

95,48
15,74

108.350.000

108.350.000

100

24.350.000

24.200.000

99,38

29.350.000

28.730.000

97,89

1.123.648.000

952.151.800

89,48

1.466.600.000
100.000.000

1.462.295.500
99.757.800

99,71
99,76

25.000.000

19.700.000

78,80

682.155.000
143.500.000
50.000.000

677.832.000
143.169.000
49.750.000

99,37
99,77
99,50

2.467.255.000
3.590.903.000

2.452.504.300
3.404.758.900

99,40
94,82

2. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO

KEGIATAN

SKPD: Badan Kesbangpol
Peningkatan toleransi dan kerukunan
dalam kehidupan beragama
2. Fasilitasi Kegiatan Paguyuban PETAMAS
3. Kemah Bhakti Generasi Muda Pembauran
4. Pendayagunaan Potensi ormas/LSM
5. Peningkatan Ketahanan Bangsa Bagi
Masyarakat
6. Sosialisasi perundang-undangan bidang
Organisasi Kemasyarakatan
7. Pendaftaran, Pembinaan, dan pemantauan
Ormas/LSM
8. Peningkatan Pembauran Kebangsaan
9. Peningkatan Ketahanan Ekonomi Berbasis
Kearifan Lokal
10. Fasilitasi Organisasi Kepemudaan
JUMLAH SKPD
SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
1. Peningkatan kesadaran masyarakat akan
nilai nilai luhur Budaya Bangsa
JUMLAH SKPD
JUMLAH PROGRAM
1.

ANGGARAN
(Rp)

REALISASI
(Rp)

PERSEN
TASE
(%)

66.700.000

56.697.450

85,00

120.000.000
214.000.000
197.240.000
70.000.000

118.307.500
214.000.000
176.785.000
67.856.750

98,59
100
89,63
96,94

125.000.000

97.490.000

77,99

80.000.000

64.407.000

80,51

89.500.000
69.900.000

88.612.500
68.146.000

99,01
97,49

50.000.000
1.082.340.000

49.212.500
1.001.474.950

98,43
92,53

150.000.000

150.000.000

150.000.000
1.232.340.000

150.000.000
1.151.474.950

100
100
93,44

3. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan.

hal | 311

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO

KEGIATAN
SKPD: Badan Kesbangpol
Pengelolaan Bantuan Hibah untuk
organisasi Kemasyarakatan/Lembaga
Nirlaba Lainnya
Kerjasama Pemerintah Daerah dengan
Organisasi Kemasyarakatan/Lembaga
Nirlaba lainnya
Fasilitasi Kegiatan Forum Komunikasi
Ormas/LSM Semarang Bersatu
Fasilitasi Kegiatan Paguyuban
Pertempuran Lima Hari Semarang
(PPHLS)
Fasilitasi Kegiatan Persatuan
Purnawirawan dan Warakawuri TNI/Polri
Fasilitasi Kegiatan Persatuan Wredhatama
Republik Indonesia (PWRI)
Fasilitasi Kegiatan DHC Badan
Pembudayaan Kejuangan 45 (DHC 45)
JUMLAH PROGRAM

1.

2.

3.
4.

5.
6.
7.

ANGGARAN
(Rp)

REALISASI
(Rp)

PERSEN
TASE
(%)

50.000.000

44.394.500

88,79

120.000.000

119.636.000

99,70

120.000.000

117.623.750

98,02

30.000.000

29.200.000

97,33

50.000.000

49.637.500

99,28

50.000.000

49.000.000

98,00

50.000.000

48.815.000

97,63

470.000.000

458.306.750

97,51

4. Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO

KEGIATAN
SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
Peningkatan Kewaspadaan Masyarakat
Terhadap Gangguan Trantibmas dan
Terjadinya Bencana
HUT Linmas
Dukungan Sarana dan Prasarana
Pemakaman Anggota Linmas Non PNS
Penegakan Hukum dan HAM
Pengamanan Kegiatan Penting dan Hari
Besar Nasional/Keagamaan
Penyelidikan dan Penyidikan
JUMLAH PROGRAM

1.

2.
3.
4.
5.
6.

ANGGARAN
(Rp)

REALISASI
(Rp)

PERSEN
TASE
(%)

320.318.000

319.918.200

99,88

60.000.000
53.000.000

60.000.000
53.000.000

100
100

1.604.622.600
291.810.400

1.602.761.400
290.938.000

99,88
99,7

206.609.000
2.536.360.000

206.377.550
2.532.995.150

99,89
99,87

5. Program pendidikan politik masyarakat.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

KEGIATAN
SKPD: Badan Kesbangpol
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Parpol
Pengelolaan Bantuan Parpol
Pendidikan Politik Bagi Masyarakat
Penguatan Budaya dan Etika Politik Bagi
Aparatur dan Elemen Masyarakat
Peningkatan dan Penguatan Peran Politik
Ormas/LSM/Toga/Toma
Fasilitasi Sukses Pileg dan Pilpres Tahun
2014
Penertiban Atribut Parpol Peserta Pileg
dan Pilpres

ANGGARAN
(Rp)

REALISASI
(Rp)

PERSEN
TASE
(%)

75.000.000
75.000.000
186.322.000
67.200.000

70.335.000
72.589.600
160.265.500
52.578.300

93,78
96,79
86,02
78,24

75.000.000

58.084.500

77,45

243.600.000

166.612.950

68,40

238.900.000

200.269.500

83,83

hal | 312

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

NO

KEGIATAN

8.
9.

Fasilitasi Atribut Parpol/Baliho Pilpres
Fasilitasi Peraturan Perundang-undangan
Bagi Partai Politik
10. Pengelolaan Dana Hibah Pilwakot
JUMLAH SKPD
SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
1. PAM TAKSUNG (Perlindungan
Masyarakat)
JUMLAH SKPD
SKPD:Bagian Otonomi Daerah
1. Fasilitasi dan sinkronisasi hubungan antar
lembaga, refleksi hari otda dan hari jadi
provi
JUMLAH SKPD
JUMLAH PROGRAM

ANGGARAN
(Rp)

PERSEN
TASE
(%)
94.820.800
94,82
93.252.500
77,71

REALISASI
(Rp)

100.000.000
120.000.000
50.000.000
1.231.022.000

25.997.700
994.806.350

52,00
80,81

1.200.000.000

1.185.654.750

72,54

1.200.000.000

1.185.654.750

72,54

151.548.250

123.273.000

81,34

151.548.250
2.582.570.250

123.273.000
2.303.692.100

81,34
89,20

6. Program Penelitian, Pengembangan dan Informatika.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO

KEGIATAN
SKPD: Badan Kesbangpol
Sistem Informasi Organisasi
Kemasyarakatan
JUMLAH PROGRAM

1.

ANGGARAN
(Rp)

REALISASI
(Rp)

PERSEN
TASE
(%)

60.000.000

51.451.629

85,75

60.000.000

51.451.629

85,75

7. Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO

1.
2.

3.
4.
5.
6.
7.

8.
9.
10.
11.

KEGIATAN

ANGGARAN
(Rp)

SKPD: Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Pemantauan dan penyebarluasan informasi
110.688.000
potensi bencana alam
Pengadaan logistik dan obat-obatan bagi
453.890.000
penduduk di tempat penampungan
sementara
Gladi Lapang Penanganan Bencana
180.000.000
Operasional posko dan penanggulangan
630.000.000
bencana kota semarang
Penanggulangan dan evakuasi korban
76.675.000
bencana
Pengadaan sarana dan prasarana
849.685.000
penanganan bencana
Pengkajian dan verifikasi serta evaluasi
88.605.000
rekonstruksi pra, pasca bencana di wilayah
rawan
Pengelolaan bantuan korban bencana
28.500.000
Kelurahan siaga bencana
602.729.000
monev bansos
75.000.000
Penguatan Forum Pengurangan Resiko
150.000.000
Bencana Kota Semarang
JUMLAH PROGRAM
3.245.772.000

REALISASI
(Rp)

PERSEN
TASE
(%)

108.138.000

97,70

445.684.910

98,19

168.350.000
626.940.000

93,53
99,51

75.000.000

97,82

405.321.500

47,70

82.605.000

93,23

22.600.000
545.229.000
63.375.000
127.125.000

79,30
90,46
84,50
84,75

2.670.368.410

82,27

hal | 313

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

4.1.19.3.2 HASIL YANG DICAPAI
1. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan.
Keamanan adalah kebutuhan dasar manusia prioritas kedua berdasarkan
kebutuhan fisiologis dalam hirarki Maslow yang harus terpenuhi selama hidupnya,
sebab dengan terpenuhinya rasa aman setiap individu dapat berkarya dengan optimal
dalam hidupnya. Secara umum keamanan (safety) adalah status seseorang dalam
keadaan aman, kondisi yang terlindungi secara fisik, sosial, spiritual, finansial,
politik, emosi, pekerjaan, psikologis atau berbagai akibat dari sebuah kegagalan,
kerusakan, atau berbagai keadaan yang tidak diinginkan, keamanan akan membuat
individu merasa aman dalam aktifitasnya.
Kenyamanan yang dimaksudkan adalah penilaian komprehensif seseorang
terhadap hubungan interpersonal dan sosial dalam lingkungannya, terpenuhinya
kenyamanan dapat menimbulkan perasaan sejahtera dan hilangnya rasa kekhawatiran
terhadap gangguan fisik maupun sosial yang pada akhirnya dapat menumbuhkan
perasaaan “peace of mind”.
Lingkungan yang aman, dan nyaman adalah tempat yang dibutuhkan oleh
masyarakat untuk hidup dan mencari penghidupan, melalui program peningkatan
keamanan dan kenyamanan lingkungan ini Pemerintah Kota Semarang berupaya
mewujudkan keamanan dan kenyamanan lingkungan yang bersifat kolektif di seluruh
wilayah Kota Semarang.
Program ini diselenggarakan oleh Badan Kesbangpol dan Satuan Polisi Pamong
Praja, tujuan dari penyelenggaraan program ini adalah untuk menciptakan
kondusifitas wilayah, stabilitas sosial politik dan keamanan serta kenyamanan
wilayah Kota Semarang. Untuk mewujudkan tujuan tersebut sesuai dengan
kewenangan yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Semarang, adalah melaksanakan
upaya-upaya preventif yaitu dengan cara mencegah timbulnya instabilitas sosial
politik, mencegah timbulnya kerawanan keamanan dan ketidaknyamanan lingkungan
secara fisik maupun sosial.
Pemerintah Kota Semarang telah melaksanakan kegiatan peningkatan
kewaspadaan aktivitas tempat hiburan dan keramaian umum, hal ini dilandasi
hipotesa bahwa aktivitas tempat hiburan dan keramaian umum apabila tidak
dikendalikan akan menjadi salah satu sumber kerawanan terhadap gangguan
keamanan dan kenyamanan lingkungan. Pengendalian ini dilaksanakan melalui
pemantauan secara terbuka maupun tertutup terhadap tempat hiburan dan keramaian
umum, kemudian dari hasil pemantauan apabila dipandang perlu dilakukan
pembatasan dan atau penghentian aktivitas tempat hiburan dan keramaian umum

hal | 314

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin selama satu tahun dan lebih intensif
dilaksanakan pada bulan Romadhon pada saat umat Islam menjalankan ibadah puasa
dan pada saat peringatan hari-hari besar agama lainnya. Selama tahun 2014 tidak
ditemui adanya tempat hiburan dan keramaian umum yang keberadaannya
menjadikan sumber kerawanan terhadap gangguan keamanan dan kenyamanan
lingkungan.
Salah satu indikator kinerja dalam program ini adalah terpenuhinya petugas
Perlindungan Masyarakat (Linmas) yang telah mencakup seluruh wilayah Kota
Semarang. Linmas adalah warga masyarakat yang disiapkan dan dibekali
pengetahuan serta keterampilan untuk melaksanakan kegiatan penanganan bencana
guna mengurangi dan memperkecil akibat bencana, serta ikut memelihara keamanan,
ketenteraman dan ketertiban masyarakat, kegiatan sosial kemasyarakatan. Jumlah
anggota Linmas sampai dengan tahun 2014 adalah sebanyak 7.470 orang yang
tersebar di 177 Kelurahan. Untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan
lingkungan selain dari sisi jumlah Linmas, Pemerintah Kota Semarang memberikan
fasilitas dan memenuhi kebutuhan anggota Linmas melalui peningkatan pengetahuan
(knowledge) dan ketrampilan (skill) anggota Linmas, pemenuhan sarana prasarana
dan mengikutsertakan Linmas dalam kegiatan di Tingkat Kota Semarang melalui
kegiatan Pengerahan Linmas. Sampai dengan tahun 2014 anggota Linmas yang telah
difasilitasi dan dipenuhi kebutuhannya tersebut sebanyak 814 orang. Sistem
Keamanan Lingkungan (Siskamling) telah diterapkan oleh anggota Linmas untuk
mewujudkan keamanan dan kenyamanan lingkungan, dengan sarana pendukung
berupa Pos Keamanan Lingkungan (Poskamling) yang tersebar hampir di setiap RW
di seluruh Kota Semarang. Untuk mengendalikan operasionalisasi Poskamling
tersebut telah dibentuk Pos Komando Kewaspadaan Linmas di Tingkat Kota
Semarang.
Kondisi kenyamanan lingkungan sosial dalam kehidupan bermasyarakat dapat
dipengaruhi oleh pemahaman ideologi warga yang menghuni dalam lingkungan
tersebut. Hal ini dikarenakan ideologi dapat melahirkan suatu ide-ide dasar,
kumpulan dasar gagasan, keyakinan serta kepercayaan yang sifatnya sistematis yang
dapat memberikan arah dan juga tujuan yang akan dicapai dalam kehidupan
bermasyarakat. Melalui kegiatan penguatan penghayatan ideologi Pancasila bagi
generasi muda telah dapat memberikan memberikan pemahaman mengenai nilai-nilai
pancasila dan makna yang terkandung didalamnya serta mengajak generasi muda
untuk menyadari betapa pentingnya menjunjung tinggi etika-etika Pancasila dalam

hal | 315

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, karena pancasila dapat berperan
sebagai pedoman hidup bagi bangsa Indonesia.
Pada tahun 2014 telah diberikan penguatan penghayatan Ideologi Pancasila dan
penumbuhan kesadaran Bela Negara kepada 350 orang pelajar yang terpilih,
kemudian dapat ditularkan kepada komunitas mereka masing-masing. Melalui
kegiatan ini juga telah dapat menumbuhkan rasa mencintai tanah air dan bangsa yang
diwujudkan

dengan

semangat

patriotisme

dan

nasionalisme

serta

mengimplementasikannya dalam kehidupan nyata.
Melalui kegiatan pemantauan situasi dan kondisi daerah terhadap potensi
kerawanan sosial politik, Pemerintah Kota Semarang melaksanakan upaya deteksi
dini dan cegah dini terhadap ancaman dan gangguan stabilitas Ideologi, Politik,
Ekonomi, Sosial, Budaya dan Agama. Deteksi dini dan cegah diniadalah segala
usaha/pekerjaan/kegiatan/tindakan dalam menemukan dan menentukan indikasi
kerawanan agar tidak timbul permasalahan secepat atau seawal mungkin. Upaya ini
dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu oleh

Pemerintah Kota Semarang

bekerjasama dengan Instansi Vertikal Kementerian/Lembaga Negara yang berada di
wilayah Kota Semarang. Keterpaduan upaya deteksi dini dan cegah dini dilaksanakan
melalui wadah Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) yang dibentuk berdasarkan
Surat Keputusan Walikota Semarang Nomor 200/04/2013 tanggal 2 Januari 2012.
KOMINDA terdiri beberapa Intitusi Pemerintah yang menjalankan fungsi intelijen
yaitu Badan Kesbangpol, BIN Daerah Jawa Tengah, Polrestabes Semarang,
Kejaksaan Negeri Semarang, Kodim 0733/BS Semarang, Kantor Imigrasi Semarang
dan Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Semarang.
Melalui usaha sistematis berlanjut dan terus menerus secara terbuka dan
tertutup dengan cara mencari, mengumpulkan bahan keterangan dari berbagai
sumber, saling tukar menukar informasi dan bahan keterangan mengenai potensi dan
gejala gangguan. Kominda telah mampu mengolah dan menganalisa bahan
keterangan kemudian disajikan untuk bahan pengambilan keputusan sekaligus
memberikan saran cara bertindak sesuai dengan kewengan yang dimiliki oleh
masing-masing institusi negara. Dengan adanya kegiatan tersebut selama tahun 2014
Pemerintah Kota Semarang telah mampu mengeliminasi gangguan stabilitas Ideologi,
Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Agama sehingga tidak berdampak luas terhadap
kehidupan dan penghidupan masyarakat.
Stabilitas bidang sosial politik juga dipengaruh oleh aktivitas kelompok
masyarakatyang menyampaikan pendapat dimuka umum (unjuk rasa), sebagai negara
demokrasi apabila ada kelompok masyarakat yang ingin menyampaikan pikiran-

hal | 316

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

pikiran atau pendapat-pendapat yang berbeda, termasuk protes-protesnya di muka
umum (unjuk rasa) haruslah dihormati, akan tetapi apabila unjuk rasa dilakukan
secara anarkis atau pada tingkatan ekskalasi yang tinggi dapat mengganggu stabilitas
Politik, Ekonomi dan Sosial. Oleh karena Pemerintah Kota Semarang melakukan
upaya-upaya untuk mengeliminir frekuensi unjuk rasa dan menekan jumlah unjuk
rasa. Upaya tersebut dilakukan dengan melakukan pendekatan-pendekatan humanis
kepada koordinator unjuk rasa.
Selama tahun 2014 unjuk rasa yang terjadi sebanyak 126 kali, baik yang
ditujukan kepada Lembaga Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif di level Provinsi
maupun level Kota Semarang. Dari sekian banyak kejadian unjuk rasa, yang paling
dominan adalah unjuk rasa kelompok buruh dalam menuntut Upah Minimum
Kabupaten/Kota disusul kemudian unjuk rasa penolakan kenaikan Bahan Bakar
Minyak dimana pada tanggal 18 Nopember 2014 Pemerintah secara resmi menaikan
harga Bahan Bakar Minyak bersubsidi sebesar Rp. 2.000,- per liter.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 49 Tahun 2010 tentang
Pedoman Pemantauan Orang Asing dan Organisasi Masyarakat Asing di Daerah,
dicantumkan bahwa pemantauan orang asing dan organisasi masyarakat asing
merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah. Pemerintah Kota
Semarang telah menjalankan tugas tersebut dengan melakukan pendataan dan
pemantauan keberadaan Orang Asing di wilayah Kota Semarang, untuk memastikan
WNA telah mentaati aturan dan norma-norma yang berlaku. Apabila dalam kegiatan
kunjungan WNA menyimpang dari peraturan perundang-undangan maka Pemerintah
Kota Semarang merekomendasikan kepada Polrestabes Semarang dan Kantor Ditjen
Imigrasi untuk mengambil tindakan sesuai kewenangan.
Pada tahun 2014 telah tercatat sebanyak 764 WNA yang tinggal menetap atau
tinggal sementara di Kota Semarang, sebagian besar adalah WNA yang bekerja di
berbagai Perusahaan. Pada tahun 2014 dari kegiatan pendataan dan pemantauan
keberadaan Orang Asing di wilayah Kota Semarang tidak ditemui adanya
pelanggaran ketentuan aktivitas dan keberadaan orang asing.
Kegiatan pengamanan terhadap pejabat negara yang berkunjung di wilayah
Kota Semarang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Semarang dilakukan secara
tertutup yaitu melalui pengkondisian wilayah dengan cara mengumpulkan bahan
keterangan, menganalisa terhadap situasi keadaan sosial politik, situasi sosial wilayah
kunjungan, serta kegiatan-kegiatan ekstrim dengan segala kemungkinan yang berupa
ancaman, gangguan, rintangan, halangan, hambatan atau hal-hal yang bersifat
situasional yang kurang menguntungkan termasuk kemungkinan unjuk rasa yang

hal | 317

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

mengganggu kelancaran kunjungan. Hal ini penting karena apabila terjadi gangguan
terhadap keamanan pejabat negara maka akan menjadi preseden buruk bagi citra
keamanan wilayah Kota Semarang.
Selama tahun 2014 kunjungan pejabat negara diwilayah Kota Semarang tidak
ditemui adanya gangguan dan hambatan serta penolakan dari masyarakat yang
berarti.
Untuk mewujudkan keamanan dan kenyamanan lingkungan, Pemerintah Kota
Semarang menyelenggarkan Pendidikan Penanganan Konflik Sosial kepada 75 orang
tokoh masyarakat. Pendidikan ini meliputi teknik dan taktik dalam pencegahan
konflik, identifikasi konflik, resolusi konflik/penghentian konflik dan pemulihan
pasca konflik. Hal ini dianggap penting karena perseteruan dan/atau benturan antar
kelompok masyarakat dapat menimbulkan konflik sosial yang mengakibatkan
terganggunya stabilitas dan terhambatnya pembangunan.
Selama tahun 2014 stabilitas bidang sosial politik tetap terjaga dengan baik
dan kondusif, salah satunya dibuktikan dengan penyelenggaraan Pemilihan Umum
Legislatif dan Pemilihan Umum Presiden/Wakil Presiden di wilayah Kota Semarang
dapat berjalan secara aman dan lancar sesuai dengan tahap – tahap yang
direncanakan. Polarisasi masyarakat dalam kelompok pendukung partai politik
tertentu atau calon tertentu tidak menjadikan lunturnya persatuan dan kesatuan
bangsa, artinya setiap aktivitas dan kegiatan para pendukung partai politik atau calon
tertentu tetap menjaga toleransi dengan kepentingan kelompok lain maupun
kepentingan masyarakat yang lebih luas.

2.

Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Masyarakat yang memiliki wawasan kebangsaan akan memandang diri dan

lingkungannya sebagai suatu satu kesatuan dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah yang dilandasi Pancasila, UUD 1945,
Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bangsa Indonesia
adalah

bangsa

yang

majemuk

terdiri

dari

berbagai

macam

perbedaan,

keanekaragaman,kemajemukan atau pluralitas baik suku, agama, ras, kelompok,
golongandan budaya.Hal ini adalah kenyataan hidup yang sudah menjadi kehendak
Tuhan Yang Maha Kuasa, oleh karena itu keberagaman tersebut perlu dikelola
dengan mengembangkan Wawasan Kebangsaan kepada masyarakat agar tercipta
harmoni kebangsaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Tujuan dari program
ini adalah untuk mengoptimalkan pengembangan dan pelaksanaan nilai kebangsaan
guna pemberdayaan dan penguatan kesadaran berbangsa dan bernegara yang

hal | 318

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

berlandaskan pada nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pengembangan Wawasan Kebangsaan dari sudut agama telah mampu
memberikan jaminan kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Pemerintah Kota Semarang juga telah mampu mewujudkan Kerukunan umat
beragama yaitu keadaan hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi,
saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan
ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Pemerintah mempunyai tugas untuk memberikan bimbingan dan
pelayanan agar setiap penduduk dalam melaksanakan ajaran agamanya dapat
berlangsung dengan rukun, lancar, dan tertib. Pemerintah mengatur hubungan
interaksi sosial antar umat beragama semata-mata bertujuan untuk mewujudkan
kerukunan umat beragama melalui pengembangan sikap toleransi dan saling hormat
menghormati antar pemeluk agama.
Hal yang paling menonjol yang perlu mendapat perhatian adalah tentang
keberadaan tempat ibadah dan aktivitas-aktivitasnya, pengaturan tentang pendirian
tempat ibadah telah dituangkan dalam Peraturan Bersama Menteri Agama dan
Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan Nomor 8 tahun 2006 tentang Pedoman
Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala DaerahDalam Pemeliharaan
KerukunanUmat Beragama, Pemberdayaan ForumKerukunan Umat Beragama, dan
Pendirian Rumah Ibadat.
Pada tahun 2014 telah diterbitkan sebanyak 2 (dua) buah ijin prinsip pendirian
tempat ibadah 2 (buah ijin prisip renovasi tempat ibadah dan 1 (satu) buah pemberian
ijin pemanfaatan bangunan gedung bukan rumah ibadah sebagai rumah ibadah.
Keberadaan tempat ibadah dan aktivitas atau kegiatannya kadang-kadang masih
menimbulkan persoalan bagi warga sekitar atau umatnya sendiri, oleh karena itu
peran Pemerintah dibantu tokoh agama telah mampu menyelesaikan persoalan
tersebut. Pada tahun 2014 telah menyelesaikan persoalan keberadaan dan aktivitas
tempat ibadah sebanyak 3 lokasi yaitu Vihara Mahabodi Jl. Seroja Timur No. 11,
Gereja Isa Al Masih Jl. Karangroto dan Kelenteng Grajen Kelurahan Jagalan
Kecamatan Semarang Tengah.
Pemerintah Kota Semarang dalam menjalankan tugas memberikan bimbingan
dan pelayanan agar setiap penduduk dalam melaksanakan ajaran agamanya dapat
berlangsung dengan rukun, lancar, dan tertib, dibantu oleh tokoh-tokoh agama dari 6
(enam) agama yang terwadahi dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)

hal | 319

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

yang dibentuk dengan Keputusan Walikota Semarang Nomor 450/197 tahun 2011
tentang Pembentukan Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Semarang Periode
2011 – 2015. Sementara itu untuk menjalin komunikasi antara tokoh agama, tokoh
masyarakat dengan pemerintah diwadahi dalam Paguyuban Pemerintah, Tokoh
Agama dan Tokoh Masyarakat (Petamas), dibentuk berdasarkan Keputusan Walikota
Semarang Nomor 200/207 tahun 2011 tentang Pembentukan Paguyuban Petamas
Periode tahun 2011 – 2015.
Untuk menyatukan tokoh generasi muda dari 6 (enam) agama, diwadahi
dalam FKUB Generasi Muda yang dibentuk dengan Keputusan Ketua FKUB Kota
Semarang Nomor 012/FKUB-KS/VIII/2012 tentang Pembentukan Forum Kerukunan
Umat Beragama Generasi Muda Kota Semarang periode tahun 2012 – 2015.
Pada tahun 2014 ini FKUB telah melaksanakan dialog lintas agama dan dialog
intern agama sebanyak 8 kegiatan, dari hasil intisari dialog tersebut dan berdasarkan
musyawarah tokoh-tokoh dari 6 (enam) agama dengan pemerintah, berhasil
menyusun Panduan Kerukunan Hidup Umat Beragama yang berisi pasal-pasal yang
sifatnya himbauan untuk mengatur hubungan antar umat beragama. Dalam panduan
tersebut diatur antara lain tentang Ucapan dan menjawab salam; Penyiaran Agama;
Bantuan Sosial Keagamaan; Pendirian Rumah Ibadat; Doa bersama; Perayaan harihari besar agama; Busana/pakaian keagamaan; Perkawinan antar umat beragama;
Pemakaman/Penguburan; dan Penyelesaian konflik antar umat beragama.
Dalam rangka memberikan penanaman dan penumbuhan karakter kebangsaan
kepada generasi muda khususnya para pelajar yang masih terlibat dalam perkelahian
pelajar, maka Pemerintah Kota Semarang menyelenggarakan pendidikan wawasan
kebangsaan dan melaksanakan pembauran kebangsaan yang dikemas dalam bentuk
perkemahan. Kegiatan ini diikuti oleh 200 pelajar yang mewakili unsur suku, agama
dan kelompok yang pluralis dari SMA/SMK yang diindikasikan masih terlibat
perkelahian pelajar dan SMA/SMK yang mempunyai prestasi untuk dibaurkan dalam
suatu wahana perkemahan. Melalui kegiatan ini telah mampu menyadarkan arti
pentingnya persatuan dan kesatuan dalam kemajemukan serta mengingatkan karakter
asli bangsa Indonesia yaitu kekeluargaan dan kegotong-royongan.
Salah satu unsur SARA adalah golongan atau kelompok masyarakat yang
berorganisasi yang disebut Organisasi Kemasyarakatan. Sesuai dengan UndangUndang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyaratan, bahwa Pemerintah
Daerah diamanahkan untuk melakukan pendataan dan pemberdayaan Ormas melalui
penguatan kapasitas kelembagaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Sampai dengan tahun 2014 Ormas yang telah mendaftarkan diri sebanyak 184

hal | 320

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

Organisasi, peran dari Pemerintah Kota Semarang adalah mengatur, memberdayakan
dan mengawasi agar terwujud Ormas yang keberadaannya bermanfaat bagi
masyarakat, bangsa dan negara dan mengeliminir keberadaan ormas yang
meresahkan masyarakat.
Pada tahun 2014 Pemerintah Kota Semarang telah berupaya mengembangkan
Kemitraan Pemerintah dengan Ormas sebagai mitra dalam pembangunan,
memberikan pelatihan kepemimpinan (leadership development) kepada pengurus
Ormas dan mengembangkan kapasitas kelembagaan atau kemampuan manajemen
organisasi, kepada 80 organisasi. Dengan kegiatan ini telah memberikan pemahaman
kepada pengurus Ormas bahwa untuk meningkatkan peran dan eksistensi Ormas di
masyarakat, setiap Ormas diharapkan memiliki produk berupa produk intelektual atau
produk jasa yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. Dengan adanya produk ini
Ormas dapat memperoleh sumber pendanaan sebagai wujud kemandirian finansial.
Ormas yang tidak memiliki produk intelektual atau produk jasa diperkirakan
keberadaannya tidak akan bertahan lama dan cenderung kurang mendapat simpati
dari masyarakat.
3.

Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2014 telah berhasil mereorganisasi

dan merefungsionalisasi Forum Komunikasi Ormas Semarang Bersatu sebagai wadah
berhimpun seluruh Ormas di Kota Semarang sebanyak 184 organisasi. Fungsi Forum
Komunikasi Ormas Semarang Bersatu antara lain sebagai berikut :
a. Sebagai sarana pembelajaran, komunikasi dan interaksi antar Ormas yang
berdomisili dan beraktivitas di Kota Semarang.
b. Sebagai sarana pemberdayaan dan pengembangan seluruh potensi sumber daya
Ormas.
c. Sebagai sarana pemelihara dan pengamalan norma, nilai dan etika dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
d. Sebagai sarana sinergitas program, kegiatan dan aktivitas seluruh Ormas.
e. Sebagai sarana membangun kemitraan yang harmonis, dinamis dan saling
membantu antar Ormas dengan masyarakat dan Pemerintah.
f. Sebagai sarana saling kontrol dan saling mengawasi antar Ormas untuk
meningkatkan akuntabilitas Ormas dan menumbuhkembangkan kepercayaan
publik
Melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan telah terjadi pergeseran peran Pemerintah dalam mengelola Ormas
yang sebelumnya Pemerintah membina ormas berubah menjadi memberdayakan

hal | 321

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

Ormas. Pemberdayaan Ormas yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang
dalam tahun 2014 antara lain :
a. Melibatkan secara aktif pengurus dan anggota Ormas dalam kegiatan-kegiatan
Pemerintahan yang bersifat sosial kemasyarakatan.
b. Memberikan stimulan berupa dana hibah yang bersumber dari APBD Kota
Semarang, untuk tahun 2014 dana hibah yang diberikan oleh Pemerintah Kota
Semarang kepada Ormas sebesar Rp. 2.466.000.000,- (dua milyard empat ratus
enam puluh enam juta rupiah) kepada 24 Organisasi Kemasyarakatan. Stimulan
dana hibah ini diberikan untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintahan
sesuai dengan kompetensi dan peminatan kegiatan Ormas.
c. Mengadakan kegiatan kerjasama antara Pemerintah Kota Semarang dengan
Ormas dalam penyelenggaraan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri sebanyak 5 kegiatan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode
pengadaan jasa secara swakelola. Kegiatan ini sebagai implementasi dari
Permendagri Nomor 44 Tahun 2009 tentang Pedoman Kerjasama Departemen
Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah Dengan Organisasi Kemasyarakatan dan
Lembaga Nirlaba Lainnya Dalam Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri. Kegiatan ini menunjukan bahwa pekerjaan untuk urusan Kebangpoldagri
tidak harus dikerjakan oleh penyedia barang/jasa dalam hal ini badan usaha
PT/CV/Koperasi akan tetapi dapat dikerjakan oleh Organisasi Kemasyarakatan
dengan prinsip kesamaan kedudukan dan non profit oriented.

4.

Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan
Keamanan.
Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) adalah suatu kondisi

dinamis

masyarakat

sebagai

salah

satu

prasarat

terselenggaranya

proses

pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh
terjaminnya keamanan, ketertiban dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketentraman
yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan
masyarakat dalam menangkal, mencegah, menanggulangi segala bentuk pelanggaran
hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.
Untuk mewujudkan kondisi tersebut perlu melibatkan peran serta masyarakat secara
aktif dan reaktif melalui program pemberdayaan masyarakat,aktif untuk berusaha
mewujudkan Kamtibmas dan reaktif untuk tanggap atau segera bereaksi terhadap
munculnya atau timbulnya gangguan kamtibmas.

hal | 322

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

Capaian dari program ini adalah meningkatnya kesadaran dan partisipasi
masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban dalam bentuk pemahaman dan
mematuhi aturan yang berlaku. Capaian tersebut dilaksanakan melalui kegiatan
sosialisasi, patroli wilayah dan pemberian sanksi bagi para pelanggar produk hukum
daerah berupa Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota. Penegakan produk-produk
hukum daerah dilaksanakan melalui kegiatan Penegakan Hukum dan HAM serta
penyelidikan dan penyidikan terdahap pelanggaran Perda yang mengandung sanksi.
Kota Semarang memiliki Perda yang mengandung sanksi sebanyak 54 buah, 25
buah diantaranya telah dilakukan penegakan selama tahun 2014. Penegakan Perda
tersebut difokuskan kepada perda dengan jumlah pelanggaran dominan dan bersifat
strategis atau berdampak kepada kepentingan umum. Dalam rangka penegakan Perda,
unsur utama sebagai pelaksana di lapangan adalah Satuan Polisi Pamong Praja yang
memiliki kewenangan sebagaimana diatur dalam pasal 6 Peraturan Pemerintah
Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja, yaitu:
a) Melakukan tindakan penertiban nonyustisial terhadap warga masyarakat,
aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau
peraturan kepala daerah;
b) Menindak warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang mengganggu
ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat;
c) Fasilitasi dan pemberdayaan kapasitas penyelenggaraan perlindungan
masyarakat;
d) Melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat, aparatur, atau
badan hukum yang diduga melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau
peraturan kepala daerah;
e) Melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat, aparatur, atau
badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau peraturan
kepala daerah.
Personil yang menangani penyelidikan dan penyidikan terhadap pelanggaran
Perda adalah Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dari anggota Satpol PP yang
telah dididik, dilatih dan sudah memiliki surat keputusan sebagai penyidik. Dari hasil
penyelidikan dan penyidikan pelanggaran Perda apabila ditemukan tindak pidana
ringan maka PPNS meneruskan kepada penuntut umum untuk dilanjutkan dengan
persidangan di Pengadilan atau sidang di tempat kejadian.
Pada tahun 2013 tercatat kegiatan penegakan perda sebanyak 845 operasi
penertiban sedangkan pada tahun 2014 tercatat kegiatan penegakan perda sebanyak
885 operasi penertiban terjadi peningkatan penegakan perda sebanyak 40 kali

hal | 323

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

kegiatan dibanding tahun 2013. Penyelidikan dan penyidikan pelanggaran Perda yang
dilanjutkan dengan persidangan di pengadilan sebanyak 4 kali dan untuk sidang di
tempat kejadian sebanyak 8 kali.

5.

Program Pendidikan Politik Masyarakat
Kebijakan pendidikan politik kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh

Pemerintah Kota Semarang diarahkan kepada pendidikan politik dalam arti luas.
Pendidikan politik yang diberikan kepada masyarakat bukan hanya memberikan
pemahaman tentang seluk belum Pemilihan Umum / Pemilihan Kepala Daerah akan
tetapi secara lebih luas memberikan pemahaman tentang konsep-konsep pokok
tentang negara, etika berdemokrasi, hak dan kewajiban sebagai warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan politik kepada
masyarakat diarahkan juga untuk menguatkan Demokrasi Pancasila agar masyarakat
tidak terjebak mengarah kepada Demokrasi Liberal.
Program pendidikan politik masyarakat pada tahun 2014 diwujudkan berupa
sosialisasi, penyuluhan, forum diskusi dan seminar dengan sasaran aparatur
pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh agama, pelajar sebagai pemilih pemula,
pengurus ormas dan pengurus parpol sebanyak 6 kegiatan. Kegiatan tersebut telah
dapat memberikan pemahaman secara komprehensif tentang budaya politik bangsa
Indonesia dan pentingnya etika berpolitik dengan kebebasan dan keterbukaan yang
bertanggungjawab. Selain itu telah dapat memberikan kesadaran dan mengingatkan
agar demokrasi yang sedang dijalankan tidak melenceng ke arah Demokrasi liberal
karena Bangsa Indonesia telah memiliki ciri khas yaitu demokrasi Pancasila.
Melalui pendidikan politik bagi masyarakat yang dilaksanakan menjelang
Pemilihan Umum telah mampu meningkatkan partisipasi masyarakat yang memiliki
hak pilih, pada Pemilu Legislatif tahun 2014 tercatat tingkat partisipasi pemilih
sebesar 76,81%, lebih tinggi apabila dibandingkan dengan Pemilu Legislatif tahun
2009 sebesar 51,33% dari Daftar Pemilih Tetap (DPT). Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden tahun 2014 tercatat tingkat partisipasi pemilih sebesar 82.72%, meningkat
lebih tinggi apabila dibandingkan dengan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun
2009 sebesar 78,75% dari Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Dalam rangkaian Pemilihan Umum tersebut, Pemerintah Kota Semarang turut
serta memberikan dukungan dalam bentuk sosialisasi secara visual dan verbal,
penertiban atribut partai politik/calon Presiden dan Wakil Presiden yang tidak sesuai
ketentuan. Dengan upaya tersebut Pemerintah