LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI DAN TEKNOLOG
LAPORAN PRAKTIKUM
FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUID-SEMISOLID
“Preparasi Dan Sifat Fisika Kimia Gel”
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
Risti Eka Yuliani
Baiq Shelsa S.Y
Cristina Martinez G.P
Hamalatul Qur’ani
(2443014143)
(2443014144)
(2443014152)
(2443014153)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2016
PENGERTIAN GEL
Gel, kadang-kadang disebut jeli, merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang
dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu
cairan. Jika massa gel terdiri dari jaringan partikel kecil yang terpisah, gel digolongkan sebagai
sistem dua fase (misalnya Gel Aluminium Hidroksida). Dalam sistem dua fase, jika ukuran
partikel dari dua fase terdispersi relatif besar, massa gel kadang-kadang dinyatakan sebagai
magma (misalnya Magma Bentonit). Baik gel maupun magma dapat berupa tiksotropik,
membentuk semipadat jika dibiarkan dan menjadi cair pada pengocokan. Sediaan harus dikocok
dahulu sebelum digunakan untuk menjamin homogenitas dan hal ini tertera pada etiket
(Farmakope Indonesia Edisi V, hal 47).
Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organic yang tersebar sama dalam suatu
cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul makro yang terdispersi dan
cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetik (misalnya Karbomer) atau dari
gom alam (misalnya Tragakan). Sediaan tragakan disebut juga musilago. Walaupun gel-gel ini
umumnya mengandung air, etanol dan minyak dapat digunakan sebagai fase pembawa. Sebagai
contoh, minyak mineral dapat dikombinasi dengan resin polietilena untuk membentuk dasar
salep berminyak (Farmakope Indonesia Edisi V, hal 47).
Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topical atau dimasukkan ke dalam
lubang tubuh (Farmakope Indonesia Edisi V, hal 47).
Rancanglah cara pembuatan gel dengan basis di bawah ini :
1. CMC Na
2. Bentonit
3. Carbomer
Formulasi standart
1. CMC Na (FNA hal 44)
R/
CMC Na (5%)
5g
Sorbitol/Gliserin (15%)
15 g
Methyl hidroksi benzoate
0,17 g
Air destilasi ad
100 g
Cara pembuatan :
1. Larutkan CMC Na dalam sorbitol
2. Masukkan pengawet ke dalam air panas (30ml air panas)
3. Aduk kuat hingga terbentuk gel
Keterangan : Kelarutan methyl hidroksi benzoate dalam air 1:30 (HPE 5th, p. 467)
CMC Na larut dalam air, tidak dalam pelarut organic (HPE 5 th, p.
121)
2. Bentonit (FNA, hal 41)
R/
Bentonit
15 g
Gliserin
20 g
Methyl oxybenzoat 200 mg
Aqua
ad
100 ml
Cara pembuatan :
1. Bentonit digerus, tambahkan gliserin sampai ternasahi semua
2. Nipagin dilarutkan dalam air panas, tambahkan ke dalam no. 1 gerus ad
homogen
3. Tambahkan aqua sampai beratnya 100 g, gerus ad homogen
Keterangan : Bentonit tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organic (HPE 5 th,
59)
3. Carbomer (Dispending of Pharmaceutikal student ed 12th, p. 221)
R/
Carbomer
2g
Trietanolamin
1,65 g
Metil paraben
0,2 g
Propil paraben
0,05 g
Aqua
100 ml
ad
Cara pembuatan :
1. Gerus carbomer
2. Larutkan Metil paraben dan Propil paraben ke dalam 95 ml air panas
3. Masukkan sedikit demi sedikit carbomer, gerus ad homogen
4. Masukkan sedikit demi sedikit Trietanolamin ke dalam campuran no.3,
gerus ad homogen
Keterangan : Carbomer larut dalam air, gliserin, alcohol (HPE 5th, p. 112)
Trietanolamine larut dalam air, metanon,aseton
Nama Bahan
CMC Na
(HPE 5th, p.120)
Sifat Fisika
Pemerian: Serbuk atau
granul, putih sampai
krem, higroskopis.
Penyimpanan: Dalam
wadah tertutup rapat.
OTT: Inkompatibel
dengan larutan asam
kuat dan dengan
Sifat Kimia
Kelarutan : praktis
larut dalam aseton,
etanol 95%, eter dan
toluen. Air mudah
didispersi pada semua
suhu, pada bentuk
yang murni, pada solut
koloid. Kelarutan
cairan bermacam –
macam tergantung
Fungsi
Suspending agent,
peningkat viskositas.
larutan garam besi dan
beberapa logam
seperti aluminium,
merkuri dan zink juga
dengan gom xanthan;
pengendapan terjadi
pada pH dibawah 2
dan pada saat
pencampuran dengan
etanol 95%.;
Membentuk kompleks
dengan gelatin dan
pektin.
Konsentrasi: 3-6%
Sorbitol
(HPE 6th ,p.679)
Gliserin
(HPE 6th,p.283)
derajat substitusi (DS)
Stabilitas: Larutan
stabil pada pH 2-10,
pengendapan terjadi
pada pH dibawah 2.
Viskositas larutan
berkurang dengan
cepat jika pH diatas 10.
Menunjukan viskositas
dan stabilitas
maksimum pada pH 79. Bisa disterilisasi
dalam kondisi kering
pada suhu 160 selama
1 jam, tapi terjadi
pengurangan
viskositas.
Pemerian: Serbuk,
granul atau
lempengan;
higroskopis; warna
putih rasa manis.
Kelarutan: Sangat
mudah larut dalam air;
sukar larut dalam
etanol, metanol dan
asam asetat.
RM
: C66H14O6
Konsentrasi: 20 – 35%
BM
: 182,17
Stabilitas: Dapat
bercampur dengan
kebanyakan bahan
tambahan, stabil di
udara, keadaan dingin
dan asam basa encer.
Rumus Molekul :
C3H8O3.
Kelarutan: Dapat
bercampur dengan air
dan dengan etanol;
tidak larut dalam
kloroform, dalam eter,
dalam minyak lemak,
dan dalam minyak
menguap.
Berat Molekul: 92,09
Pemerian: Cairan
jernih seperti sirup,
tidak berwarna; rasa
manis; hanya boleh
berbau khas lemah
(tajam atau tidak
enak). Higroskopis,
netral terhadap
Titik Beku: -1,60 C.
Stabilitas: Gliserin
bersifat higroskopis.
Dapat terurai dengan
Pemanis
Pelarut
Trietanolamin (TEA)
(HPE 6th.p, 663)
lakmus.
pemanasan yang bisa
menghasilkan akrolein
yang beracun.
Campuran gliserin
dengan air, etanol 95 %
dan propilena glikol
secara kimiawi stabil.
Gliserin bisa
mengkristal jika
disimpan pada suhu
rendah yang perlu
dihangatkan sampai
suhu 200 C untuk
mencairkannya.
Pemerian : Berwarna
sampai kuning pucat,
cairan kental.
Kelarutan : bercampur
dengan aseton, dalam
benzene 1 : 24, larut
dalam kloroform,
bercampur dengan
etanol.
Zat pengemulsi
Konsentrasi : 2-4%
Nipasol / Propil
Parabenum
( HPE 5th.p,411 )
Pemerian: Kristal putih,
tidak berbau dan tidak
berasa.
Kelarutan: sukar larut
dalam etanol ( 95 % ),
mudah larut dalam air
dan etanol 30 %
Pengawet
Konsentrasi:0,01-0,6 %
pH: stabil pada ph 3-6
Nipagin / Methyl
Parabenum
(HPE 6th Hal 441)
Paraffin liquidum
(HPE 6th.p, 445)
Rumus Molekul :
C8H8O3
Berat Molekul: 152,15
Pemerian: hablur atau
serbuk tidak berwarna,
atau kristal putih, tidak
berbau atau berbau
khas lemah, dan
mempunyai rasa
sedikit panas.
Kelarutan: mudah
larut dalam etanol,
eter; praktis tidak larut
dalam minyak; larut
dalam 400 bagian air
Pemerian:Transparan,
tidak berwarna, cairan
kental, tidak
berfluoresensi, tidak
Kelarutan: Praktis tidak
larut etanol 95%,
gliserin dan air. Larut
dalam jenis minyak
Antifungi
Konsentrasi: 0.02–
0.3% untuk topikal
Laksativ (pencahar)
Propilenglikol
(HPE 6th.p, 592)
berasa dan tidak
berbau ketika dingin
dan berbau ketika
dipanaskan.
lemak hangat.
Rumus Molekul :
CH3CH(OH)CH2OH
Kelarutan: Dapat
bercampur dengan air,
dengan aseton dan
dengan kloroform,
larut dalam eter dan
beberapa minyak
essensial tetapi tidak
dapat bercampur
dengan minyak lemak.
Berat Molekul: 76, 09
Pemerian: Cairan
kental, jernih,tidak
berwarna ,rasa khas,
praktis tidak berbau,
menyerap air pada
udara lembab.
Stabilitas: Dapat
teroksidasi oleh panas
dan cahaya.
Bj: 1,038 g/cm3
Konsentrasi:10-25%
Stabilitas: Higroskopis
dan harus disimpan
dalam wadah tertutup
rapat, lindungi dari
cahaya, ditempat
dingin dan kering. Pada
suhu yang tinggi akan
teroksidasi menjadi
propionaldehid asam
laktat, asam piruvat&
asam asetat. Stabil jika
dicampur dengan
etanol, gliserin, atau
air.
pelembab
Buatlah sediaan emulgel sesuai formula berikut ini:
Carbomer
Parafin liquidum
Tween 20
Span 20
Propilen glikol
Metil paraben
Aqua ad
2,5
5
2
3
5
0,3
100
Perhitungan bahan 300 g :
2,5
x 300 g=7,5 g
100
Carbomer
2,5 ¿
Parafin liquidum
5 ¿
5
x 300 g=15 g
100
Tween 20
2 ¿
2
x 300 g=6 g
100
Span 20
3 ¿
Propilen glikol
5 ¿
Metil paraben
0,3 ¿
0,3
x 300 g=0,9 g
100
Aqua ad
100 ¿
100
x 300 g=300 g
100
3
x 300 g=9 g
100
5
x 300 g=15 g
100
Perhitungan bahan 100 g :
Carbomer
2,5 ¿
2,5
x 100 g=2,5 g
100
Parafin liquidum
5 ¿
5
x 100 g=5 g
100
Tween 20
2 ¿
2
x 100 g=2 g
100
Span 20
3 ¿
Propilen glikol
5 ¿
Metil paraben
0,3 ¿
0,3
x 100 g=0,3 g
100
Aqua ad
100 ¿
100
x 100 g=100 g
100
3
x 100 g=3 g
100
5
x 100 g=5 g
100
Cara kerja :
Carbomer didispersikan dalam air, kemudia pH diatur dengan TEA hingga mencapai ±7. Span 20
dan parafin liquid dicampur hingga homogen (fase minyak). Metal paraben dilarutkan dalam
propilen glikol, ditambah dengan tween 20 (fase air). Campurkan fase air dan fase minyak
dengan pengadukan cepat, kemudian masukkan dalam gel yang telah terbentuk, tambahkan air
hingga 100 g.
DISKUSI
1. Mengapa basis gel merupakan kelas yang berbeda dengan basis semi solida lain pada
percobaa (1) ?
Jawab :
2. Untuk tujuan pengobatan apakah bentuk sediaan gel tersebut ?
Jawab :
3. Apakah kelebihan dan kekurangan masing-masing pembentuk gel tersebut ?
Jawab :
4. Apa kelebihan sediaan emulgel ?
Jawab :
Obat hidrofobik dapat dengan mudah dimasukkan
Stabilitas yang lebih baik
Emulgel dapat digunakan untuk memperpanjang efek obat yang memiliki t1/2
yang pendek. Hal ini dapat digunakan untuk kedua obat hidrofobik (o / w
emulgel) dan hidrofilik (w / o) emulgel
Kapasitas beban yang lebih baik
Kelayakan produksi dan biaya persiapan rendah
Tidak ada sonication intensif
pelepasan terkontrol
kepatuhan pasien
FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUID-SEMISOLID
“Preparasi Dan Sifat Fisika Kimia Gel”
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
Risti Eka Yuliani
Baiq Shelsa S.Y
Cristina Martinez G.P
Hamalatul Qur’ani
(2443014143)
(2443014144)
(2443014152)
(2443014153)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2016
PENGERTIAN GEL
Gel, kadang-kadang disebut jeli, merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang
dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu
cairan. Jika massa gel terdiri dari jaringan partikel kecil yang terpisah, gel digolongkan sebagai
sistem dua fase (misalnya Gel Aluminium Hidroksida). Dalam sistem dua fase, jika ukuran
partikel dari dua fase terdispersi relatif besar, massa gel kadang-kadang dinyatakan sebagai
magma (misalnya Magma Bentonit). Baik gel maupun magma dapat berupa tiksotropik,
membentuk semipadat jika dibiarkan dan menjadi cair pada pengocokan. Sediaan harus dikocok
dahulu sebelum digunakan untuk menjamin homogenitas dan hal ini tertera pada etiket
(Farmakope Indonesia Edisi V, hal 47).
Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organic yang tersebar sama dalam suatu
cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul makro yang terdispersi dan
cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetik (misalnya Karbomer) atau dari
gom alam (misalnya Tragakan). Sediaan tragakan disebut juga musilago. Walaupun gel-gel ini
umumnya mengandung air, etanol dan minyak dapat digunakan sebagai fase pembawa. Sebagai
contoh, minyak mineral dapat dikombinasi dengan resin polietilena untuk membentuk dasar
salep berminyak (Farmakope Indonesia Edisi V, hal 47).
Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topical atau dimasukkan ke dalam
lubang tubuh (Farmakope Indonesia Edisi V, hal 47).
Rancanglah cara pembuatan gel dengan basis di bawah ini :
1. CMC Na
2. Bentonit
3. Carbomer
Formulasi standart
1. CMC Na (FNA hal 44)
R/
CMC Na (5%)
5g
Sorbitol/Gliserin (15%)
15 g
Methyl hidroksi benzoate
0,17 g
Air destilasi ad
100 g
Cara pembuatan :
1. Larutkan CMC Na dalam sorbitol
2. Masukkan pengawet ke dalam air panas (30ml air panas)
3. Aduk kuat hingga terbentuk gel
Keterangan : Kelarutan methyl hidroksi benzoate dalam air 1:30 (HPE 5th, p. 467)
CMC Na larut dalam air, tidak dalam pelarut organic (HPE 5 th, p.
121)
2. Bentonit (FNA, hal 41)
R/
Bentonit
15 g
Gliserin
20 g
Methyl oxybenzoat 200 mg
Aqua
ad
100 ml
Cara pembuatan :
1. Bentonit digerus, tambahkan gliserin sampai ternasahi semua
2. Nipagin dilarutkan dalam air panas, tambahkan ke dalam no. 1 gerus ad
homogen
3. Tambahkan aqua sampai beratnya 100 g, gerus ad homogen
Keterangan : Bentonit tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organic (HPE 5 th,
59)
3. Carbomer (Dispending of Pharmaceutikal student ed 12th, p. 221)
R/
Carbomer
2g
Trietanolamin
1,65 g
Metil paraben
0,2 g
Propil paraben
0,05 g
Aqua
100 ml
ad
Cara pembuatan :
1. Gerus carbomer
2. Larutkan Metil paraben dan Propil paraben ke dalam 95 ml air panas
3. Masukkan sedikit demi sedikit carbomer, gerus ad homogen
4. Masukkan sedikit demi sedikit Trietanolamin ke dalam campuran no.3,
gerus ad homogen
Keterangan : Carbomer larut dalam air, gliserin, alcohol (HPE 5th, p. 112)
Trietanolamine larut dalam air, metanon,aseton
Nama Bahan
CMC Na
(HPE 5th, p.120)
Sifat Fisika
Pemerian: Serbuk atau
granul, putih sampai
krem, higroskopis.
Penyimpanan: Dalam
wadah tertutup rapat.
OTT: Inkompatibel
dengan larutan asam
kuat dan dengan
Sifat Kimia
Kelarutan : praktis
larut dalam aseton,
etanol 95%, eter dan
toluen. Air mudah
didispersi pada semua
suhu, pada bentuk
yang murni, pada solut
koloid. Kelarutan
cairan bermacam –
macam tergantung
Fungsi
Suspending agent,
peningkat viskositas.
larutan garam besi dan
beberapa logam
seperti aluminium,
merkuri dan zink juga
dengan gom xanthan;
pengendapan terjadi
pada pH dibawah 2
dan pada saat
pencampuran dengan
etanol 95%.;
Membentuk kompleks
dengan gelatin dan
pektin.
Konsentrasi: 3-6%
Sorbitol
(HPE 6th ,p.679)
Gliserin
(HPE 6th,p.283)
derajat substitusi (DS)
Stabilitas: Larutan
stabil pada pH 2-10,
pengendapan terjadi
pada pH dibawah 2.
Viskositas larutan
berkurang dengan
cepat jika pH diatas 10.
Menunjukan viskositas
dan stabilitas
maksimum pada pH 79. Bisa disterilisasi
dalam kondisi kering
pada suhu 160 selama
1 jam, tapi terjadi
pengurangan
viskositas.
Pemerian: Serbuk,
granul atau
lempengan;
higroskopis; warna
putih rasa manis.
Kelarutan: Sangat
mudah larut dalam air;
sukar larut dalam
etanol, metanol dan
asam asetat.
RM
: C66H14O6
Konsentrasi: 20 – 35%
BM
: 182,17
Stabilitas: Dapat
bercampur dengan
kebanyakan bahan
tambahan, stabil di
udara, keadaan dingin
dan asam basa encer.
Rumus Molekul :
C3H8O3.
Kelarutan: Dapat
bercampur dengan air
dan dengan etanol;
tidak larut dalam
kloroform, dalam eter,
dalam minyak lemak,
dan dalam minyak
menguap.
Berat Molekul: 92,09
Pemerian: Cairan
jernih seperti sirup,
tidak berwarna; rasa
manis; hanya boleh
berbau khas lemah
(tajam atau tidak
enak). Higroskopis,
netral terhadap
Titik Beku: -1,60 C.
Stabilitas: Gliserin
bersifat higroskopis.
Dapat terurai dengan
Pemanis
Pelarut
Trietanolamin (TEA)
(HPE 6th.p, 663)
lakmus.
pemanasan yang bisa
menghasilkan akrolein
yang beracun.
Campuran gliserin
dengan air, etanol 95 %
dan propilena glikol
secara kimiawi stabil.
Gliserin bisa
mengkristal jika
disimpan pada suhu
rendah yang perlu
dihangatkan sampai
suhu 200 C untuk
mencairkannya.
Pemerian : Berwarna
sampai kuning pucat,
cairan kental.
Kelarutan : bercampur
dengan aseton, dalam
benzene 1 : 24, larut
dalam kloroform,
bercampur dengan
etanol.
Zat pengemulsi
Konsentrasi : 2-4%
Nipasol / Propil
Parabenum
( HPE 5th.p,411 )
Pemerian: Kristal putih,
tidak berbau dan tidak
berasa.
Kelarutan: sukar larut
dalam etanol ( 95 % ),
mudah larut dalam air
dan etanol 30 %
Pengawet
Konsentrasi:0,01-0,6 %
pH: stabil pada ph 3-6
Nipagin / Methyl
Parabenum
(HPE 6th Hal 441)
Paraffin liquidum
(HPE 6th.p, 445)
Rumus Molekul :
C8H8O3
Berat Molekul: 152,15
Pemerian: hablur atau
serbuk tidak berwarna,
atau kristal putih, tidak
berbau atau berbau
khas lemah, dan
mempunyai rasa
sedikit panas.
Kelarutan: mudah
larut dalam etanol,
eter; praktis tidak larut
dalam minyak; larut
dalam 400 bagian air
Pemerian:Transparan,
tidak berwarna, cairan
kental, tidak
berfluoresensi, tidak
Kelarutan: Praktis tidak
larut etanol 95%,
gliserin dan air. Larut
dalam jenis minyak
Antifungi
Konsentrasi: 0.02–
0.3% untuk topikal
Laksativ (pencahar)
Propilenglikol
(HPE 6th.p, 592)
berasa dan tidak
berbau ketika dingin
dan berbau ketika
dipanaskan.
lemak hangat.
Rumus Molekul :
CH3CH(OH)CH2OH
Kelarutan: Dapat
bercampur dengan air,
dengan aseton dan
dengan kloroform,
larut dalam eter dan
beberapa minyak
essensial tetapi tidak
dapat bercampur
dengan minyak lemak.
Berat Molekul: 76, 09
Pemerian: Cairan
kental, jernih,tidak
berwarna ,rasa khas,
praktis tidak berbau,
menyerap air pada
udara lembab.
Stabilitas: Dapat
teroksidasi oleh panas
dan cahaya.
Bj: 1,038 g/cm3
Konsentrasi:10-25%
Stabilitas: Higroskopis
dan harus disimpan
dalam wadah tertutup
rapat, lindungi dari
cahaya, ditempat
dingin dan kering. Pada
suhu yang tinggi akan
teroksidasi menjadi
propionaldehid asam
laktat, asam piruvat&
asam asetat. Stabil jika
dicampur dengan
etanol, gliserin, atau
air.
pelembab
Buatlah sediaan emulgel sesuai formula berikut ini:
Carbomer
Parafin liquidum
Tween 20
Span 20
Propilen glikol
Metil paraben
Aqua ad
2,5
5
2
3
5
0,3
100
Perhitungan bahan 300 g :
2,5
x 300 g=7,5 g
100
Carbomer
2,5 ¿
Parafin liquidum
5 ¿
5
x 300 g=15 g
100
Tween 20
2 ¿
2
x 300 g=6 g
100
Span 20
3 ¿
Propilen glikol
5 ¿
Metil paraben
0,3 ¿
0,3
x 300 g=0,9 g
100
Aqua ad
100 ¿
100
x 300 g=300 g
100
3
x 300 g=9 g
100
5
x 300 g=15 g
100
Perhitungan bahan 100 g :
Carbomer
2,5 ¿
2,5
x 100 g=2,5 g
100
Parafin liquidum
5 ¿
5
x 100 g=5 g
100
Tween 20
2 ¿
2
x 100 g=2 g
100
Span 20
3 ¿
Propilen glikol
5 ¿
Metil paraben
0,3 ¿
0,3
x 100 g=0,3 g
100
Aqua ad
100 ¿
100
x 100 g=100 g
100
3
x 100 g=3 g
100
5
x 100 g=5 g
100
Cara kerja :
Carbomer didispersikan dalam air, kemudia pH diatur dengan TEA hingga mencapai ±7. Span 20
dan parafin liquid dicampur hingga homogen (fase minyak). Metal paraben dilarutkan dalam
propilen glikol, ditambah dengan tween 20 (fase air). Campurkan fase air dan fase minyak
dengan pengadukan cepat, kemudian masukkan dalam gel yang telah terbentuk, tambahkan air
hingga 100 g.
DISKUSI
1. Mengapa basis gel merupakan kelas yang berbeda dengan basis semi solida lain pada
percobaa (1) ?
Jawab :
2. Untuk tujuan pengobatan apakah bentuk sediaan gel tersebut ?
Jawab :
3. Apakah kelebihan dan kekurangan masing-masing pembentuk gel tersebut ?
Jawab :
4. Apa kelebihan sediaan emulgel ?
Jawab :
Obat hidrofobik dapat dengan mudah dimasukkan
Stabilitas yang lebih baik
Emulgel dapat digunakan untuk memperpanjang efek obat yang memiliki t1/2
yang pendek. Hal ini dapat digunakan untuk kedua obat hidrofobik (o / w
emulgel) dan hidrofilik (w / o) emulgel
Kapasitas beban yang lebih baik
Kelayakan produksi dan biaya persiapan rendah
Tidak ada sonication intensif
pelepasan terkontrol
kepatuhan pasien