PERILAKU SISWA PENGGEMAR TAYANGAN KOREA DI TELEVISI PADA SISWA SMP NEGERI 1 JOGOROGO KABUPATEN NGAWI | SARI | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 3925 8683 1 SM

PERILAKU SISWA PENGGEMAR TAYANGAN KOREA DI TELEVISI
PADA SISWA SMP NEGERI 1 JOGOROGO, KABUPATEN NGAWI

JURNAL

Oleh:
YENY PUSPITO SARI
K8410062

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Mei 2014

PERILAKU SISWA PENGGEMAR TAYANGAN KOREA DI TELEVISI
PADA SISWA SMP NEGERI 1 JOGOROGO KABUPATEN NGAWI
YENY PUSPITO SARI
K8410062
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2014


ABSTRAK
Penyebaran Korean wave di Indonesia tidak lepas dari peranan media
massa, salh satunya adalah televisi. Setiap hari televisi menghadirkan berbagai
tayangan Korea seperti drama Korea, film Korea, acara musik Korea, serta
berbagai acara lain yang bernuansa Korea. Sebagian besar penggemar tayangan
Korea di televisi adalah remaja yang merupakan siswa sekolah. Siswa sangat
antusias untuk mengikuti acara-acara Korea. Tayangan Korea di televisi berhasil
mencuri hati para siswa sehingga merasa tidak cukup bila hanya melihat melalui
televisi saja. Kecanggihan teknologi didukung oleh fasilitas yang dimiliki siswa
membuat siswa semakin mudah untuk melihat tayangan Korea. Intensitas siswa
melihat tayangan Korea melalui televisi maupun media lain sangat tinggi. Melihat
tayangan Korea dianggap menjadi hal yang sangat penting sehingga siswa tidak
ingin melewatkannya bahkan hingga melupakan kewajiban sebagai siswa yaitu
belajar. Ada beberapa perilaku tertentu yang dilakukan oleh siswa penggemar
tayangan Korea. Menjadi penggemar Korea juga memiliki dampak bagi siswa.
Kata Kunci: perilaku penggemar, siswa, K-pop, Hallyu, tayangan Korea.

untuk tersebarnya budaya pop Korea


PENDAHULUAN
yang

selatan secara global di berbagai

sedang berkembang di era globalisasi

negara di dunia. Penyebaran Korean

ini adalah budaya pop Korea atau

wave di Indonesia tidak lepas dari

yang sering kita dengar dengan

peranan media massa. Salah satu

istilah Korean wave. Hallyu atau

media massa yang berperan dalam


Korean Wave (Gelombang Korea)

hal

merupakan istilah yang diberikan

masuknya Korean wave di Indonesia

Salah

satu

budaya

ini

adalah

televisi.


Awal

melalui drama-drama Korea atau

siswa yang sama sekali tidak tertarik

yang biasa disebut K-Drama.

dengan

hallyu.

realitas

sosial

Banyaknya masyarakat yang

Berangkat

di

atas,

dari

Peneliti

menerima kehadiran drama korea

berusaha mendeskripsikan tentang

tersebut

yang

perilaku siswa penggemar tayangan

mendorong berbagai stasiun tv lain


Korea di televisi serta dampak

untuk ikut menayangkan drama dan

menjadi penggemar tayangan Korea

film

bagi siswa. Fokusnya adalah pada

adalah

Korea.

penggemar
televisi

faktor

Sebagian


tayangan
adalah

besar

Korea

remaja

di
yang

siswa yang besekolah di SMP Negeri
1

Jogorogo,

Kabupaten


merupakan siswa sekolah. Ketenaran

Peneliti

drama dan film Korea diikuti dengan

perilaku siswa yang menggemari

ketenaran musik yang dibawa oleh

tayangan Korea di televisi serta

girlband serta boyband Korea yang

dampak

kebanyakan juga ikut bermain dalam

tayangan Korea bagi siswa yang ada


drama serta film Korea. Setiap hari

di lingkungan pedesaan.

lewat

televisi,

siswa

ingin

Ngawi.

mendeskripsikan

menjadi

penggemar


disuguhi

berbagai tayangan Korea seperti

METODE PENELITIAN

drama, film, musik, dan berbagai

Metode penelitian ini adalah

tayangan lain yang bernuansa Korea

kualitatif deskriptif karena peneliti

apalagi didukung hadirnya televisi

dapat

parabola yang menyediakan program


penelitian secara holistik berdasarkan

khusus Korea seperti LBStv.

realitas sosial yang ada di lapangan.

Tayangan Korea di televisi

menggambarkan

Jenis penilitian adalah fenomenologi.

berhasil mencuri hati para siswa

Teknik

yang

digunakan

tergolong

remaja

tersebut.

objek

pengumpulan
adalah

data

yang

wawancara

Kegemaran siswa terhadap tayangan

mendalam, pengamatan langsung,

Korea diwujudkan dalam perilaku-

dan studi dokumentasi. Validitas data

perilaku

diperoleh melalui triangulasi sumber

tertentu.

Ada

perilaku-

perilaku khusus yang membedakan
siswa penggemar

hallyu

dengan

dan

triangulasi

metode.

Teknik

analisis data yang digunakan adalah

lain, siswa biasa melihat setiap waktu

model analisis interaktif.

yang mereka inginkan. Intensitas
siswa melihat tayangan Korea sangat

PEMBAHASAN

tinggi.

Perilaku Siswa Penggemar

Tayangan Korea di televisi

Tayangan Korea di Televisi
penelitian

mengganggu kegiatan belajar siswa

mengenai perilaku siswa penggemar

karena siswa memilih mendahulukan

tayangan Korea di televisi pada

menonton

siswa SMP Negeri 1 Jogorogo dapat

Konsentrasi belajar siswa menjadi

diketahui

siswa-siswa

terpecah

karena

ingin

melihat

penggemar tayangan Korea memiliki

tayangan

Korea

ketika

sedang

perilaku-perilaku

belajar,

maupun

belajar

sambil

Dari

hasil

bahwa

tertentu.

Alasan

dari

pada

siswa senang melihat tayangan Korea

menonton.

di televisi adalah wajah cantik dan

Sekolah juga terganggu karena siswa

tampan artis-artis Korea, perjuangan

tidak

artis Korea untuk menjadi terkenal,

Guru tentang pelajaran dan justru

alur cerita dalam drama dan film

bercerita tentang tayangan Korea

Korea yang tidak membosankan serta

bersama

acara-acara Korea dengan konsep

penggemar

baik, dan banyak teman-teman di

televisi, melihat tayangan Korea

Sekolah memiliki kegemaran yang

dianggap menjadi hal yang penting

sama.

sehingga
Kegemaran

siswa

melihat

Kegiatan

belajar.

belajar

memperhatikan

temannya.

siswa

ketinggalan

tayangan Korea terus berkembang

meskipun

tidak hanya melalui televisi saja.

sekalipun.

penjelasan

Bagi

tayangan

siswa

Korea

tidak

acara-acara
ketika

di

ujian

di

ingin
Korea
sekolah

Siswa penggemar tayangan

Siswa juga senang melihat melalui
laptop

Korea ketika berada di Sekolah

dengan menyimpan berbagai soft file

senang bercerita tentang tayangan

tentang tayangan Korea. Siswa biasa

Korea

melihat tayangan Korea di televisi

sesama penggemar, bahkan ketika

setiap hari, sedangkan melalui media

jam pelajaran sedang berlangsung.

internet

maupun

melalui

bersama

teman-temannya

Dari segi penampilan, penampilan

internet serta menggunakan media

siswa sederhana saja karena siswa-

sosial untuk meng-update segala

siswi di Sekolah tersebut diwajibkan

sesuatu tentang Korea.

berpakaian panjang dan mayoritas
siswi telah berjilbab.

Dampak

Siswa penggemar tayangan
Korea

meniru

penampilan

artis

Positif

Menjadi

Penggemar Tayangan Korea Bagi
Siswa

tersebut dengan meniru potongan

Melihat tayangan Korea bisa

rambut, meniru tarian dan nyanyian

menjadi hiburan bagi siswa bila

artis Korea ketika di Rumah, serta

siswa bisa mengatur waktu antara

meniru cara berpakaian artis Korea.

melihat televisi dan belajar, bisa

Siswa tidak mengimitasi penampilan

menambah

artis Korea ketika berada di Sekolah.

tentang Bahasa Asing, budaya Korea,

Siswa penggemar tayangan

dan berbagai hal lain yang tidak ada

korea memanfaatkan uang saku dan

di Indonesia, dan bisa memberikan

tabungannya

menambah

motivasi bagi siswa dari karakter

koleksinya tentang K-pop seperti

atau tokoh yang baik dalam drama

poster, majalah, foto, album atau

atau

kaset, serta pakaian untuk bergaya

kehidupan nyata artis Korea.

untuk

pengetahuan

film

Korea

siswa

maupun

dari

seperti artis Korea. Selain itu siswa
juga memanfaatkan uang sakunya

Dampak

untuk

Penggemar Tayangan Korea Bagi

membeli

pulsa

modem

maupun untuk ke warnet agar bisa
browsing tentang Korea.

di

menggunakan

televisi
internet

mengekspresikan

Menjadi

Siswa
Tayangan Korea mengganggu

Siswa penggemar tayangan
Korea

Negatif

senang
untuk

kegitan belajar siswa karena pada
kenyataannya
membagi

siswa

waktu

tidak
dan

bisa
justru

kegemarannya

mendahulukan menonton dari pada

terhadap hallyu dengan cara men-

belajar. Orangtua tidak melarang

download

anaknya melihat tayangan Korea

berbagai

hal

tentang

hallyu, melihat tayangan Korea via

asalkan tidak mengganggu kegiatan

berbagai stasiun televisi. Tayangan-

belajar

pada

tayangan Korea tersebut ditayangkan

mengganggu

setiap hari dan dalam sehari lebih

karena siswa lebih memilih melihat

dari sekali. Kegemaran siswa melihat

tayangan Korea dari pada belajar dan

tayangan

mengerjakan PR bahkan siswa rela

berkembang. Kecanggihan teknologi

berbohong dan tidak terbuka kepada

didukung

orangtuanya

siswa seperti laptop dan modem

anaknya,

kenyataannya

namun

tetap

agar

bisa

melihat

tayangan Korea.

Korea

ternyata

fasilitas

membuat

siswa

yang

terus

dimiliki

semakin

mudah

mewujudkan

untuk melihat tayangan Korea. Siswa

kegemarannya terhadap hallyu, siswa

rela menghabiskan waktu berjam-

harus mengeluarkan biaya yang tidak

jam di depan layar komputer untuk

sedikit untuk ukuran siswa sekolah.

melihat tayangan Korea atau sekedar

Untuk membeli poster, foto, majalah,

browsing tentang Korea di internet.

baju, album, membayar warnet, serta

Intensitas siswa melihat tayangan

membeli isi modem tidaklah murah

Korea

sehingga

membuat siswa tidak sadar bahwa

Dalam

hal

tersebut

adalah

sangat

besar

sehingga

mereka sebenarnya telah terdominasi

pemborosan.

oleh teknologi yaitu televisi dan
Perilaku

Siswa

Tayangan

Korea

Penggemar
di

Televisi

media

Herbert

Marcuse

Kartono dan Pajar Indra Jaya juga
mengatakan,

Indra

sekunder

“Bahwa

menghadirkan

Marcuse dalam Drajat Tri

dalam Drajat Tri Kartono dan Pajar
Jaya,

yang

tayangan Korea.

Sebagai Kesadaran Palsu
Menurut

lain

kemajuan

“Bahwa

atau

tersier

kebutuhan
menjadi

teknologi hanya bermanfaat dalam

kebutuhan sangat primer sehingga

bentuk luarnya saja, namun sejatinya

manusia akan sakit apabila manusia

kondisi

tidak

tersebut

menimbulkan

mampu

memenuhinya”

kesadaran palsu” (2004:57). Dalam

(2004:58). Dalam hal ini, bagi siswa

hal

penggemar

ini

televisi

tayangan-tayangan

menghadirkan
Korea

lewat

tayangan

Korea

di

televisi, melihat tayangan Korea

adalah hal yang penting bagi mereka

menyukai budaya pop Korea atau

sehingga

ingin

hallyu ditunjukkan lewat kebiasaan

ketinggalan acara-acara Korea ketika

siswa menghabiskan uang saku dan

harus belajar untuk ujian sekolah,

uang

bahkan siswa rela mengesampingkan

majalah, poster, mencetak foto artis

kewajibannya

Korea,

siswa

tidak

yaitu

belajar.

tabungan

untuk

membeli

membeli

album

original,

Keinginan melihat tayangan Korea

membeli

membuat konsentrasi belajar siswa

seperti

menjadi terpecah karena siswa tetap

internetan

memikirkan ingin melihat tayangan

segala hal tentang hallyu. Marcuse

Korea ketika sedang belajar, maupun

berpendapat, “Bahwa kemampuan

belajar

tayangan

untuk mengkonsumsi barang secara

Korea. Kegiatan belajar di Sekolah

bebas sesuai dengan ukuran kantong

juga terganggu karena siswa tidak

dianggap suatu bentuk kemerdekaan”

memperhatikan

Guru

(Drajat T.K dan Fajar Hatma I.J,

tentang pelajaran dan justru bercerita

2004: 59-60). Dalam mewujudkan

tentang tayangan Korea bersama

kegemarannya terhadap hallyu, para

temannya.

melihat

siswa harus mengeluarkan biaya

televisi bukanlah kebutuhan primer

yang tidak sedikit untuk ukuran

bagi

tayangan-

siswa sekolah, namun siswa tidak

tayangan Korea yang dihadirkan

merasa rugi ketika mereka harus

televisi mampu membuat menonton

menghabiskan uang saku dan uang

televisi menjadi kebutuhan primer

tabungan karena siswa mengaku bisa

bagi siswa. Para siswa tidak ingin

mendapat kesenangan dan kepuasan

melewatkan

kesayangan

tersendiri. Mereka tidak menyadari

mereka tersebut sehingga ada rasa

bahwa sesungguhnya mereka telah

kehilangan dan kekecewaan bila

diliputi

oleh

mereka melewatkan acara tersebut.

karena

membeli

sambil

melihat

penjelasan

Sebenarnya

siswa,

namun

acara

Kegemaran siswa terhadap

pakaian untuk bergaya
artis

Korea
guna

sebenarnya

melalui

sebagai siswa.

hal.

Identitas

untuk

men-download

kepentingan

semu

barang-barang

mahal yang di jelaskan di atas

tayangan Korea juga diekspresikan
beberapa

dan

bukanlah

kebutuhan

siswa belajar dengan terpaksa dan
Menjadi

Penggemar

Tayangan

Korea Lebih Banyak Berdampak

mempercepat belajar agar bisa segera
melihat tayangan Korea.
William

Negatif Bagi Siswa
Melihat tayangan Korea di

L.

Rivers

berpendapat, “Media bukan saja bisa

televisi maupun media lain memang

menjadi

bisa memberikan hiburan bagi siswa,

media juga bisa membelokkan pola

bila intensitasnya tidak berlebihan.

perilaku atau sikap-sikap yang ada

Artinya melihat tayangan Korea

terhadap

hanya untuk selingan sehingga tidak

Dalam

mengesampingkan kewajiban untuk

membuat

belajar. Namun pada kenyataannya

tayangan korea bahkan ketagihan

kegemaran siswa melihat tayangan-

ingin terus menonton. Kegemaran

tayangan

siswa

terhadap tayangan Korea bahkan

sehingga

membuat siswa melakukan tindakan

Korea

menjadi

membuat

terlena

mengesampingkan

belajar

dan

pembujuk

suatu
hal

ini

kuat,

hal”

(2008:255).

televisi

siswa

namun

berhasil

menggemari

yang kurang terpuji. Salah satunya
adalah siswa menjadi tidak terbuka

mengerjakan pekerjaan rumah.
(2009)

kepada orangtuanya. Seperti AL

menyatakan, “Bahwa minat (interest)

yang harus berbohong kepada Ibunya

berarti

dan

dengan

atau

tugas padahal internetan di warnet

terhadap

untuk melihat dan men-download

sesuatu” (hal 152). Minat dapat

tentang hallyu, serta IH yang harus

mempengaruhi kualitas pencapaian.

diam-diam pergi ke warnet internetan

Dalam hal ini ketika minat siswa

untuk

untuk melihat tayangan Korea lebih

Korea.

Muhibbin

kecenderungan

kegairahan
keinginan

Syah

yang
yang

tinggi
besar

besar dari pada keinginannya untuk
belajar,

maka

proses

belajarnya

menjadi

tidak

maksimal

karena

mengatakan

mengerjakan

men-download

lagu-lagu

Menurut Thorne dan Brunner
dalam Nesya Amellita, salah satu
karakteristik tertentu yang dapat

pikirannya tidak sepenuhnya tercurah

ditemukan

pada

pada belajar atau bisa dikatakan

mempengaruhi

penggemar
perilaku

dan

mereka.

Penggemar memfokuskan sebagian

penggemar dan karakteristik tersebut

besar waktu dan kemampuan mereka

mempengaruhi

secara intens pada suatu area hobi

adalah keinginan memiliki. Siswa

atau ketertarikan yang lebih spesifik

penggemar tayangan Korea senang

dari

bukan

mengekspresikan kegemaran mereka

biasanya

terhadap hallyu melalui beberapa hal

pada

penggemar.
memiliki

mereka

yang

Penggemar
rasa

suka

yang

kuat

yaitu

perilaku

membeli

poster,

mereka

majalah,

sehingga terjadi perubahan pada gaya

album, pakaian agar bisa bergaya ala

hidup mereka untuk mengakomodasi

artis

kesetiaan mereka pada obyek yang

memanfaatkan

disukai (2010:17). Dalam hal ini

mengekspresikan kegemaran mereka

siswa penggemar tayangan Korea

terhadap hallyu dengan cara men-

memiliki

download foto, lagu, video, bahkan

rasa

suka

yang

kuat

Korea.

Para

siswa

internet

Korea,

serta

juga
untuk

terhadap tayangan Korea baik di

film

televisi maupun media lain sehingga

memposting tentang hallyu melalui

mereka mengkhususkan waktu untuk

media sosial seperti facebook dan

selalu setia mengikuti tayangan-

twitter.

tayangan Korea. Melihat tayangan

kegemarannya terhadap hallyu, para

Korea dianggap sebagai hal yang

siswa tersebut harus mengeluarkan

penting sehingga siswa tidak ingin

biaya

melewatkan meski hanya sekali saja.

ukuran siswa sekolah sehingga hal

Ada perasaan menyesal, kehilangan,

tersebut adalah pemborosan.

Dalam

sekedar

mewujudkan

yang tidak sedikit

untuk

dan malu terhadap fans lain bila
sekali saja tidak menonton hingga

PENUTUP

akhirnya siswa mengesampingkan

Fenomena ini menunjukkan

kewajiban utamanya sebagai siswa

bahwa siswa penggemar tayangan

yaitu belajar dan mengerjakan PR.

Korea di televisi telah terdominasi

Thorne dan Brunner dalam
Nesya

Amellita

(2010)

oleh teknologi lewat acara-acara

juga

Korea yang ditayangkan melalui

mengatakan salah satu karakteristik

televisi maupun media yang lain.

tertentu yang dapat ditemukan pada

Dominasi teknologi terhadap dirinya

tidak disadari oleh siswa. Melihat

dijadikan sarana untuk browsing dan

tayangan Korea dianggap menjadi

men-download tentang hallyu.

sesuatu yang penting sehingga siswa
mengesampingkan

Fenomena ini mengajarkan

kewajibannya

orangtua agar lebih memperhatikan

mengerjakan

kegiatan anaknya. Suatu hal yang

Menjadi

wajar ketika orangtua memberikan

penggemar tayangan Korea lebih

kepercayaan kepada anaknya, namun

banyak

orangtua tidak boleh lengah dan tetap

untuk

belajar

pekerjaan

dan
rumah.

berdampak

negatif

bagi

siswa. Kegemaran terhadap tayangan

memantau

Korea

siswa

sehingga anaknya tidak melupakan

melakukan tindakan yang kurang

kewajibannya sebagai siswa sekolah

terpuji. Salah satunya adalah dengan

serta fasilitas yang diberikan kepada

memanfaatkan

anak bisa digunakan dengan baik dan

bahkan

membuat

kepercayaan

yang

diberikan oleh orangtuannya.

Korea

hallyu

atau

anaknya

tepat. Pengawasan orangtua harus

Identitas menyukai budaya
pop

kegiatan

juga

lebih ditingkatkan mengingat sebagai
remaja, siswa masih labil dan mudah

ditunjukkan lewat kebiasaan siswa

terpengaruh

menghabiskan uang saku dan uang

Kedekatan orangtua dengan anak

tabungan untuk membeli berbagai

terus dibangun sehingga anak selalu

macam benda tentang hallyu. Siswa

terbuka dan tidak berbohong dalam

tidak

segala hal.

menyadari

bahwa

oleh

banyak

hal.

sesungguhnya mereka telah diliputi
oleh

kepentingan

membeli

barang-barang

sebenarnya
sebagai

bukanlah
siswa

menimbulkan
juga

menjadi

tepat.

karena
tersebut

kebutuhan

dan

pemborosan.

memanfaatkan
dengan

semu

kurang
kegunaan
Internet

justru

DAFTAR PUSTAKA
Agus

Salim. 2006. Teori dan
Paradigma Penelitian Sosial.
Yogyakarta: Tiara Wacana

Siswa
bisa
internet
hanya

Bimo Walgito. 2011. Teori-teori
Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta
Bimo Walgito. 2012. Psikologi
Sosial. Yogyakarta: Andi Yogyakarta

Burhan Bungin. 2008. Penelitian
Kualitatif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Chasiyah, Chadidjah & Legowo E.
2009. Perkembangan Peserta
Didik.
Surakarta:
Yuma
Pustaka
Drajat Tri Kartono & Pajar Hatma
Indra Jaya. 2004. Lubang Kecil
Menuju Teori Kritis. Surakarta:
Pustaka Cakra
Gerungan.2004. Psikologi
Bandung:Refika Aditama
H.B.

Sosial.

Sutopo. 2002. Metodologi
Penelitian Kualitatif: Dasar
Teori dan Terapannya dalam
Penelitian. Surakarta: UNS
Press

Hendri Yulius. 2013. All About Kpop. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia
John Storey. 2008. Cultural Studies
dan Kajian Budaya Pop.
Yogyakarta: Jalasutra
Lexy J. Moleong. 2006. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Lipsus.kompas.com diakses pada 17
Agustus 2013 pukul 16.31 WIB
Makmun, A.S. 2012. Psikologi
Kependidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Moh Nazir. 2003. Metode Penelitian.
Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.
Muhibbin Syah. 2009. Psikologi
Pelajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada

Nesya Amellita. 2010. Skripsi
Kebudayaan Populer Korea:
Hallyu dan Perkembangannya
di Indonesia. FIB Universitas
Indonesia. Diakses melalui
Http://lontar.ui.ac.id/file?file=d
igital/20160925-SNesya%20Amellita.pdf pada
15 Agustus 2013 pukul 6.43
Olivia M. Kaparang. 2013. Analisa
Gaya Hidup Remaja Dalam
Mengimitasi
Budaya
Pop
Korea Melalui Televisi (Studi
pada siswa SMA Negeri 9,
Manado). Universitas Sam
Ratulangi Manado. Diakses
melalui Ejournal.unsrat.ac.id
pada 15 Agustus 2013 pukul
7.00 WIB
Slameto, 2010. Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhi.
Jakarta: Rineka Cipta
Syamsu Yusuf LN & Nani M.
Sugandhi.
2011.
Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Syamsu Yusuf LN. 2011. Psikologi
Perkembangan
Anak
dan
Remaja. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset
William L Rivers, Jensen, Jay W.
Jensen & Theodore Peterson.
2008.
Media
Massa
Masyarakat Modern. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
William L Rivers. dkk. 2008. Media
Massa
dan
Masyarakat
Modern. Jakarta:Kencana