Hubungan Stres Kerja Dengan Prestasi Kerja Perawat Di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2016 Chapter III VI

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1

Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survey bersifat analitik menggunakan

metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang bersifat cross
sectional. Penelitian cross sectional dimaksudkan bahwa pengambilan dan

analisis data antara variabel bebas atau varaiabel independen yakni stres kerja,
dengan variabel terikat atau variabel dependen yakni prestasi kerja pada perawat
di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar dilakukan pada waktu yang
bersamaan.
3.2

Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar

dengan pertimbangan belum pernah dilakukan penelitian mengenai stress kerja
pada perawat di rumah sakit tersebut.
3.2.2

Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan September 2016 sampai April

2017.
3.3

Populasi dan Sampel

3.3.1

Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di ruang ICU dan

IGD yang berjumlah 24 orang.


28
Universitas Sumatera Utara

29

3.3.2

Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan caratotal population, dimana

jumlah sampel adalah semua total jumlah populasi. Sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh perawat di ruangan ICU dan IGD yang berjumlah 24 orang.
3.4

Metode Pengumpulan Data

3.4.1

Data Pimer

Untuk memperoleh data primer yang diperlukan, teknik yang digunakan

adalah pengisian kuesioner melalui wawancara langsung oleh peneliti kepada
responden penelitian. Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan
memberikan daftar pertanyaan kepada responden secara langsung dengan harapan
responden akan memberi respon jawaban yang sebenar-benarnya atas pertanyaan
yang diajukan dalam kuesioner.
3.4.2

Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar

serta studi kepustakaan dan studi literatur yang terkait dengan rumusan
permasalahan yang sedang diteliti dalam penelitian yang sedang dilaksanakan.
3.5

Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

3.5.1


Variabel Penelitian
Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini ialah stres

kerja, dan variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah
prestasi kerja pada perawat di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar.

Universitas Sumatera Utara

30

3.5.2

Defenisi Operasional
Defenisi operasional mengenai masing-masing variabel penelitian adalah

sebagai berikut :
1. Stres Kerja adalah suatu tekanan dan ketidakmampuan perawat dalam
menghadapi situasi dan kondisi kerja di ruang IGD dan ICU yang terjadi
karena perawat di ruang IGD dan ICU dihadapkan pada pasien dengan
kondisi


jiwa

yang

terancam,

sehingga

membutuhkan

perhatian,

pengetahuan dan keterampilan khusus untuk dapat memberikan tindakan
dengan cepat dan tepat, dan seringnya terjadi mis komunikasi dengan
keluarga pasien karena keluarga pasien merasa kurang puas dengan
pelayanan dan perlakuan perawat dalam melaksanakan tindakan
keperawatan.
2. Prestasi Kerja adalah hasil yang dicapai oleh perawat dengan penilaian
kinerja perawat yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit Vita Insani

Pematang Siantar berdasarkan aspek penilaian pengetahuan keterampilan ,
penampilan, sikap, dan kesehatan perawat yang dievaluasi setiap bulan
nya.
3.6

Metode Pengukuran
Pada penelitian ini menggunakan kuisioner sebagai alat ukur yang diambil

dari Nursalam (2008) untuk melihat Hubungan Stress kerja dengan prestasi kerja
pada perawat di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar di ruang IGD dan
ICU. Peneliti melakukan wawancara kepada seluruh perawat di ruang IGD dan

Universitas Sumatera Utara

31

ICU pada shift pagi dan shift sore sebagai bahan untuk pengisian kuisioner yang
telah disiapkan.
Kuisioner stres kerja terdiri dari 15 pernyataan. Pilihan jawaban yang
diberikan adalah tidak pernah diberi skor 1, kadang-kadang diberi skor 2, sering

diberi skor 3, selalu diberi skor 4. Menurut Wahyuni (2011) berdasarkan rumus
statistika p= rentang/banyak kelas. Rentang merupakan pengurangan nilai
tertinggi dengan nilai terendah, nilai terendah yang mungkin diperoleh oleh setiap
responden adalah 15 dan nilai tertinggi adalah 60. Rentang kelas sebesar 45 (6015) dan banyak kelas yang diinginkan adalah 3 yaitu dengan skala ukur stres kerja
ringan (15-30), stres kerja sedang (31-45), stres kerja berat (46-60).
Penilaian Tidak Pernah merasakan stress kerja untuk mengisi kuisioner
stress kerja dilakukan dengan cara responden tidak pernah merasakan gejala stress
dalam bekerja , penilaian kadang-kadang dilakukan dengan cara responden
merasakan gejala stress kerja dalam 2-3 hari kerja dalam seminggu, penilaian
sering dilakukan dengan cara responden merasakan gejala stress kerja dalam 4-5
hari kerja, sedangkan penilaian untuk selalu dilakukan dengan cara responden
selalu merasakan stress kerja selama bekerja.
Kuisioner prestasi kerja yang terdiri dari 20 pernyataan. Pilihan yang
diberikan adalah tidak pernah diberi skor 1, kadang-kadang diberi skor 2, sering
diberi skor 3, selalu diberi skor 4. Menurut Wahyuni (2011) berdasarkan rumus
statistika p= rentang/banyak kelas. kelas. Rentang merupakan pengurangan nilai
tertinggi dengan nilai terendah, nilai terendah yang mungkin diperoleh oleh setiap
responden adalah 20 tertinggi adalah 80. Rentang kelas sebesar 60 (80-20) dan

Universitas Sumatera Utara


32

banyak kelas yang diiginkan adalah 3 yaitu, kinerja baik (61-80), kinerja cukup
(41-60), kinerja kurang (20-40).
Penilaian Tidak pernah untuk mengisi kuisioner prestasi kerja dilakukan
dengan cara cara responden tidak pernah melakukan standar tindakan keperawatan
selama bekerja, penilaian kadang-kadang dilakukan dengan cara responden
melakukan standar tindakan keperawatan dalam 2-3 hari kerja dalam seminggu,
penilaian sering dilakukan dengan cara responden melakukan standar tindakan
keperawatan dalam 4-5 hari kerja, dan penilaian selalu dilakukan dengan cara
responden selalu melakukan standar keperawatan selama bekerja.
Penilaian kuisioner tersebut dilakukan secara menyeluruh kepada kepala
perawat di ruang ICU dan IGD dan juga kepada perawat pelaksana di ruang IGD
dan ICU di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar.
3.7

Metode Pengolahan dan Analisa Data

3.7.1


Metode Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan tahapan sebagai

berikut :
1. Editing (Pemeriksaan Data)
Editingdilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan jawaban

atas pertanyaan yang diajukan. Apabila terdapat jawaban yang belum lengkap atau
terdapat keluhan maka data harus dilengkapi dengan cara wawancara atau
menanyakan kembali jawaban pengisian kuesioner kepada responden.

Universitas Sumatera Utara

33

2. Coding (Pemberian Kode)
Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya
kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual.
3. Entry (Memasukkan Data)

Data yang akan dimasukkan yakni jawaban-jawaban dari masing-masing
pertanyaan yang diajukan pada responden dalam bentuk “kode” (angka atau
huruf) yang dimasukkan dalam program atau software statistik komputer. Dalam
penelitian ini program statisitik komputer yang dipakai ialah program SPSS
(Statistical Product Service Solution).
4. Cleaning (Pembersihan Data)
Cleaning atau pembersihan data yang artinya semua data dari setiap

sumber data yang telah selesai dimasukkan, perlu diperiksa kembali untuk melihat
kemungkinan

adanya

kesalahan-kesalahan

kode,

ketidaklengkapan

dan


sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi kembali.
5. Scoring (Pemberian Skors)
Scoring atau pemberian skors ialah pemberian nilai yang dilakukan oleh

peneliti terhadap isian kuisinoner yang diisi oleh responden, pemberian skors
terhadap isian kuesioner dilakukan untuk menyesuiakan dengan statistik uji yang
akan dipakai dalam penelitian.
3.7.2

Metode Analisa Data
Metode analisa data yang digunkan dalam penelitian ini yaitu :

Universitas Sumatera Utara

34

1. Analisa univariat, yaitu analisis yang menggambarkan secara tunggal variabelvariabel penelitian baik independen maupun dependen dalam bentuk distribusi
frekuensi dan hitungan persentasenya.
2. Analisa bivariat, yaitu analisis yang digunakan untuk melihat ada tidaknya
pengaruh stre kerja dengan prestasi kerjapada perawat di Rumah Sakit Vita
Insani Pematang Siantar tahun 2016 dengan menggunakan analisisUji Korelasi
Spearman pada tingkat kepercayaan 95% dengan asumsi bahwa data yang

dianalisis

berupa

data

kategorik.Hasilanalsis

data

ini

selanjutnyadisajikandalamtabeldistribusifrekuensi. Data yang telah di analisis
pada penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dilengkapi dengan narasi
untuk mengetahui gambaran dari masing-masing variabel secara lengkap
dan

jelas.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1

Gambaran Umum Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar
Kota Pematangsiantar adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara

dan kota terbesar kedua setelah kota Medan. Kota Pematangsiantar memiliki luas
wilayah79.791 km2, terdiri dari 8 kecamatan dan 43 kelurahan. Secara geografis
KotaPematangsiantar

diapit

Kabupaten

Simalungun.

Kota

ini

juga

menghubungkan jalan darat ke kabupaten-kabupaten lainnya seperti Toba
Samosir, Tapanuli Utara dan Tapanuli Selatan. Kota Pematangsiantar hanya
berjarak 128 km dari Kota Medan dan 52 km dari Prapat sehingga sering menjadi
kota perlintasan.
Rumah Sakit Vita Insani didirikan pada tanggal 14 agustus 1982 sebagai
salah satu rumah sakit swasta yang turut berperan penting dalam pembangunan
kesehatan masyarakat. Rumah Sakit Vita Insani yang terletak di pusat Kota
Pematangsiantar yaitu Jalan Merdeka No. 329 merupakan lokasi sangat strategis,
sangat mudah dijangkau dari segala arah. Untuk mencapai Rumah Sakit Vita
Insani bisa melalui beberapa alternatif rute perjalanan yaitu dari Perdagangan,
Tanah Jawa, Prapat, Raya dan Tebing Tinggi dan rute-rute tersebut bisa dilalui
dengan jalan darat. Rumah Sakit Vita Insani mempunyai gedung yang nyaman
dengan luas wilayah 7.995 m2 dan luas bangunan 7.476 m2 yang didukung oleh 44
tenaga dokter umum dan spesialis, 251 tenaga medis dan paramedis, dan 77
tenaga administrasi dan keuangan. Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar kini
35
Universitas Sumatera Utara

36

mulai menerima pasien rujukan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan yang
mulai berlaku pada tanggal 02 Februari 2015. Oleh karena itu pasien yang
mendatangi rumah sakit ini pun mulai bertambah setiap harinya.
4.1.2

Visi Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar
Visi Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar adalah menjadi rumah sakit

yang disenangi masyarakat.
4.1.3

Misi Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar
Misi Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar adalah:

1. Menciptakan budaya senyum bagi seluruh pegawai Rumah Sakit Vita
Insani.
2. Menyediakan peralatan modern dengan harga yang terjangkau oleh
masyarakat.
3. Meningkatkan mutu pelayanan dan manajemen Rumah Sakit Vita Insani.
4. Meningkatkan peran Rumah Sakit Vita Insani dalam memberikan pelayanan
yang cepat dan akurat.
5. Mengembangkan sistem pembayaran pelayanan kesehatan dalam bentuk
tarif yang terjangkau untuk masing-masing jenis pelayanan.
6. Menciptakan lingkungan rumah sakit yang bersih, indah dan asri.
4.1.4

Fasilitas atau Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Vita Insani
Pematang Siantar
Rumah Sakit Vita Insani memiliki fasilitas yang memadai antara lain :

Laboratorium, Radiologi, Apotik, Instalasi Farmasi, Fisiotherapi, dan lainnya.
Jumlah fasilitas tempat tidur Rumah Sakit Vita Insani sebanyak 128 buah meliputi

Universitas Sumatera Utara

37

12 buah pada kelas super VIP dan VIP, 15 buah pada kelas I, 28 buah pada kelas
II, 57 buah pada kelas III, 6 buah pada ruang ICU, dan 10 buah pada kamar bayi.
Fasilitas pendukung rumah sakit berupa sarana air bersih yang didapatkan
dari dua sumber yaitu dari sumur bor dan PDAM. Untuk memenuhi kebutuhan
tenaga listrik di Rumah Sakit Vita Insani menggunakan PLN dan apabila PLN
padam, telah disediakan genset dengan kapasitas 350 KVA sebanyak 1 unit.
4.1.5

Tenaga Kerja di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar
Jumlah tenaga kerja di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar adalah

sebanyak 372 orang dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.1

Distribusi Tenaga Kerja di Rumah Sakit Vita Insani
Pematangsiantar
Kategori Tenaga Kerja

Dokter Umum
Dokter gigi
Dokter spesialis
Tenaga medis dan paramedis
Tenaga administrasi dan keuangan
Total

4.1.6

f
10
3
31
251
77
372

%
2,69
0,81
8,33
67,47
20,70
100

Struktur Organisasi Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar
Organisasi merupakan suatu alat bagi manajemen untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Pelaksanaan organisasi dapat dilihat dari
strukturorganisasi yang dimiliki perusahaan.Struktur organisasi merupakan
susunan yang mencerminkan arus/garis perintah, tugas wewenang dan tanggung
jawab. Suatu struktur organisasi merinci pembagian aktivitas kerja dan
menunjukan bagaimana berbagai tingkatan aktivitas yang berkaitan, satu

Universitas Sumatera Utara

38

samalain. Struktur organisasi Rumah Sakit Vita Insani pematangsiantar dapat
dilihat pada gambar berikut

:
DIREKTUR

:
Wakil Direktur

Ka.Bagian Medis

Dokter Jaga

Ka.Sie
Perawatan
ICU

Ka.Bag.Adm.Umum

Ka.Penunjang
Medis
HD

Kamar
Bedah

Radiologi

Ka.Personalia

Ka.Rumah
tangga

Satpam

Pembukuan

Keuangan

Hutang

Kasir

Piutang

Penata
Rek

Cleaning
Service
Anggaran
Pajak

Laboratorium
K.Bersalin/
VK/Baby

Marketing

Ka.Bag.Keuangan dan
Akuntansi

Penagih

Sandang
Verifikasi
M.Record
Ambulance
e

TA/NA
Instalasi Gizi

Maintenance

PHA
Farmasi

PHB
Ruang
Anak

Logistik

Operator

Pembelian

IGD
LT.IIB
LT.IIIB

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar

Universitas Sumatera Utara

39

4.1.7

Jajaran Direksi Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar
Memasuki Era Globalisasi, pembenahan setiap bidang terus dilakukan.

Pengembangan areal dan penambahan serta penggantian peralatan medis yang
kian canggih akan terus diupayakan demi untuk kesejahteraan umat manusia,
khususnya di Pematang Siantar/ Kabupaten Simalungun dan sekitarnya. Susunan
pemilik PT. VITA INSANI SENTRA MEDIKA RUPS tanggal 20 Mei 2006 telah
menetapkan :
Komisaris Utama

:

Dr.Ir. Marasi Sibarani, Msc

Komisaris

:

H. Dr. Soedirman, SpB, Fina CS
Dr. TH. Simatupang, SpB
Mhd. Yodi Erdianto, SE
Dr. Namso Saragih, SpPD

Direktur PT. VISM

:

Dr. med. Sarmedi Purba, SpOG

Direktur RSVI

:

Dr. Alpin Hoza

4.1.8

Staff Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar
Ahli spesialis makin hari makin lengkap, memang itulah yang menjadi

keunggulan RSVI sebagai specialist center. Dokter spesialis bedah ada 5 orang,
spesialis kebidanan dan penyakit kandungan 5 orang, spesialis penyakit dalam 3
orang, spesialis anak 3 orang, spesialis syaraf 3 orang, spesialis THT 3 orang dan
spesialis penyakit mata 2 orang. Lalu masing-masing 1 orang dokter spesialis
anasthesi, spesialis bedah syaraf, spesialis penyakit paru, spesialis penyakit
jantung dan pembuluh darah, spesialis penyakit kulit dan kelamin, spesialis
radiologi, spesialis patologi klinik dan dokter gigi.

Universitas Sumatera Utara

40

Tenaga perawat tetap yang menjadi ujung tombak pelayanan sebanyak 213
orang. Latarbelakang pendidikannya pun sangat bervariasi, sebagian besar alumni
Akademi Perawatan dan Akademi Kebidanan, namun ada juga yang memiliki
kualifikasi Strata 1 Keperawatan.Mereka dibagi dalam tiga shift, pagi (pukul
08.00-14.00), siang (pukul 14.00-20.00) dan malam (pukul 20.00-08.00).
Biasanya mereka diberi kesempatan off day (tidak masuk kerja) selama 4 hari
setelah menjalani shift malam.
Tenaga-tenaga nonmedis lainnya dikoordinir di Bagian Umum, Bagian
Keuangan dan Program serta Marketing. Mereka antara lain mengurusi soal
kepegawaian, tata usaha, resepsionis, rekam medik, dapur dan gizi, wasri dan
teknik, sanitasi, perlengkapan, keamanan, supir, hukum, perpustakaan, supir,
bendahara, akuntansi, penagihan, kasir, pengawas internal, penyusunan program
dan penyusunan anggaran. Selain itu para petugas medis dan nonmedis
ditempatkan ke beberapa instalasi seperti UGD, ICU, kamar bedah, radiologi,
farmasi, gizi, fisioterapi, laboratorium klinik, pemeliharaan dan IPAL (instalasi
pengolahan limbah).
Semuanya diperiksa kehadirannya dengan absensi sidik jari yang
disediakan di bagian depan rumah sakit. Memang tanpa disiplin, rumah sakit akan
hancur, itu yang disadari manajemen. Sejak awal, siapa saja yang melamar
menjadi bagian RSVI, menjalani seleksi semacam fit and proper test. Seleksi ini
penting karena menyangkut kualitas, kompetensi dan kapasitas karyawan yang
pada gilirannya akan mempengaruhi kinerja dan citra RSVI.

Universitas Sumatera Utara

41

Manajamen membentuk tim seleksi yang sifatnya temporer saat rekrutmen
saja. Tim terdiri dari dokter senior, perawat senior, karyawan senior dan unsur
direksi. Fit and proper test bukan hanya menyangkut kemampuan akademik dan
profesi, tapi juga menyangkut sikap (attitude) yang bagi RSVI merupakan
komponen sangat penting dalam pelayanan. Seleksi ketat ini berdampak terhadap
makin berkualitasnya karyawan RSVI baik dalam sikap maupun kinerjanya.
4.2

Gambaran Umum Karakteristik Responden

4.2.1

Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan data-data kuesioner yang telah disebarkan oleh peneliti

kepada 24 orang responden, diperoleh data mengenai gambaran umum responden
penelitian. Jumlah dan persentase gambaran umum responden berdasarkan usia
dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2

Distribusi Frekusnesi Karakteristik Responden Berdasarkan
Usia
Usia (Tahun)

Jumlah

F

20-30

18

75 %

31-40

5

21%

41-50

1

4%

Total

24

100%

Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan usia pada Tabel 4.1
diketahui bahwa yang berusia 20 sampai dengan 30 tahun sebesar 18 orang
responden atau sebesar 75 %, 31 sampai dengan 40 tahun sebesar 5 orang
responden atau 21 %, sedangkan yang berusia lebih 41 tahun keatas sebesar 1

Universitas Sumatera Utara

42

orang responden atau 4 %. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan perawat di
rumah sakit ini berusia 20 tahun sampai 30 tahun karena pada usia tersebut adalah
usia pekerja aktif untuk memulai menuai hasil dari apa yang dikerjakan sejak
pertama kali mereka menyelesaikan jenjang pendidikan mereka dan usia tersebut
juga merupakan usia paling aktif dalam melakukan sosialisasi dan komunikasi.
Pembagian rentang usia responden dilakukan berdasarkan keterangan yang
didapatkan melalui kuisioner yang telah didapatkan dari hasil penelitian.
Responden paling rentan mengalami stres kerja berdasarkan usia adalah berada
pada usia antara usia 20-30 tahun. Hal itu disebabkan karena pada saat usia
tersebut terjadinya kestabilan emosi dalam menghadapi tuntutan pekerjaan.
4.2.2

Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan data-data kuesioner yang telah disebarkan oleh peneliti

kepada 24 orang responden, diperoleh data mengenai gambaran umum responden
penelitian. Jumlah dan persentase gambaran umum responden berdasarkan jenis
kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3

Distribusi Frekuens Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin

Jumlah

F

Laki-laki

10

41,7%

Perempuan

14

58,3%

Total

24

100%

Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada Tabel
4.3 diketahui bahwa laki- laki sebesar 10 orang responden atau 41,7 %, sedangkan

Universitas Sumatera Utara

43

perempuan sebesar 14 orang responden atau 58,3 %. Hal ini menunjukkan bahwa
perawat pada Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar lebih banyak didominasi
oleh perempuan.
4.2.3

Gambaran Umum Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan data-data kuesioner yang telah disebarkan oleh peneliti

kepada 24 orang responden, diperoleh data mengenai gambaran umum responden
penelitian. Jumlah dan persentase gambaran umum responden berdasarkan
pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Tingkat Pendidikan
Tingkat
Pendidikan
Diploma

Jumlah

F

22

91,7%

Sarjana

2

8,3%

Total

24

100%

Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan pekerjaan pada Tabel
4.4diketahui bahwa yang berpendidikan diploma sebesar 22 orang responden atau
sebesar 91,7 %, sedangkan yang sarjana sebesar 2 orang responden atau 8,3 %.
Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan diploma lebih besar presentasenya
dibandingkan yang berpendidikan sarjana di rumah sakit ini.
4.2.4

Gambaran Umum Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Berdasarkan data-data kuesioner yang telah disebarkan oleh peneliti

kepada 24 orang responden, diperoleh data mengenai gambaran umum responden

Universitas Sumatera Utara

44

penelitian. Jumlah dan persentase gambaran umum responden berdasarkan lama
bekerja dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Lama Bekerja (Tahun)
Lama Bekerja

Jumlah

F

15

1

4,1%

Total

24

100 %

Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan pekerjaan pada Tabel
4.5diketahui bahwa yang lama bekerja kurang sama dengan 5 tahun sebesar 15
orang responden atau sebesar 66,7 %, yang lama bekerja 6-10 tahun 4 orang
responden atau 16,7 %, yang lama bekerja 11-15 tahun 3 orang responden atau
sebesar 12,5 %, sedangkan yang lama bekerja lebih dari 15 tahun 1 orang atau
sebesar 4,2 %. Hal ini menunjukkan bahwa perawat yang bekerja di rumah sakit
ini masih banyak yang dikatakan baru atau sama dengan 5 tahun masa kerjanya.
4.2.5

Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jabatan/Bidang
Berdasarkan data-data kuesioner yang telah disebarkan oleh peneliti

kepada 24 orang responden, diperoleh data mengenai gambaran umum responden
penelitian. Jumlah dan persentase gambaran umum responden berdasarkan
jabatan/bidang dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:

Universitas Sumatera Utara

45

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Jabatan/Bidang
Jabatan/bidang

Jumlah

F

Kepala ruangan

2

8,3 %

Perawat pelaksana
IGD
Perawat pelaksana
ICU
Total

14

54,2%

8

37,5%

24

100%

Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan pekerjaan pada Tabel 4.6
diketahui bahwa kepala ruangan IGD dan ICU sebesar 2 orang responden atau
sebesar 8,3 %, perawat pelaksana IGD sebesar 14 orang responden atau 54,2 %,
sedangkan perawat pelaksana ICU 8 orang responden atau sebesar 37,5 %. Hal ini
menunjukkan bahwa lebih banyak perawat yang berada di ruangan IGD.
4.3

Hasil Analisis Univariat

4.3.1

Stres Kerja
Tingkat stres kerja pada perawat Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar

tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Stres Kerja pada Perawat Rumah Sakit
Vita Insani Pematangsiantar

Tingkat Stres Kerja

N

%

Ringan

3

12,5

Sedang

15

62,5

Berat

6

25,0

Total

24

100

Universitas Sumatera Utara

46

Berdasarkan tabel 4.7 hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas
perawat yang bekerja di ruang IGD dan ICU Rumah Sakit Vita Insani Pematang
Siantar, 3 orang perawat (12,5%) mengalami stres kerja ringan, 15 perawat
(62,5%) mengalami stres kerja sedang dan 6 perawat (25%) mengalami stres kerja
berat.
4.3.2

Prestasi Kerja
Tingkat prestasi kerja pada perawat Rumah Sakit Vita Insani

Pematangsiantar tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8

Distribusi Prestasi Kerja pada Perawat Rumah Sakit Vita
Insani Pematangsiantar

Tingkat Prestasi Kerja

N

%

Kurang

8

33,0

Cukup

12

50,0

Baik

4

17,0

Total

24

100

Berdasarkan tabel 4.8 hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas
perawat memiliki prestasi cukup yaitu 12 orang (50,0%), prestasi baik 4 orang
(16,7%), dan prestasi kurang 8 orang (33,0%) .
4.4

Hasil Analisis Bivariat

4.4.1

Hasil Tabulasi Silang antara Stres Kerja dengan Prestasi Kerja
Perawat di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2016
Hasil tabel silang antara stress kerja dengan prestasi kerja perawat di

Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2016, diketahui bahwa dari 3

Universitas Sumatera Utara

47

orang perawat (12,5 %) yang mengalami stress kerja ringan diantaranya 2 orang
(8,3%) memiliki prestasi kerja kurang dan 1 orang (4%) memiliki prestasi kerja
cukup, selanjutnya dari 15 orang perawat (62,5%) yang mengalami stress kerja
sedang diantaranya 4 orang (17%) memiliki prestasi kerja kurang, 9 orang
(37,5%) memiliki prestasi kerja cukup dan 2 orang (8,3%) memiliki prestasi kerja
baik, dan dari 6 orang perawat (25%) yang mengalami stress kerja berat
diantaranya 2 orang (8,3%) memiliki prestasi kurang, 2 orang (8,3%) memiliki
prestasi kerja cukup, dan 2 orang (8,3%) memiliki prestasi kerja baik.
Tabel 4.9

Tabulasi Silang antara Stres Kerja dengan Prestasi Kerja
Perawat di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun
2016

Stres Kerja

Prestasi Kerja Perawat
Kurang

Ringan
Sedang
Berat
Total

n
2
4
2
8

%
8,3
17
8,3
33,6

Cukup
n
%
1
4
9 37,5
2
8,3
12 49,8

Jumlah

Baik
n
0
2
2
4

%
0
8,3
8,3
16,6

n
3
15
6
24

%
12,5
62,5
25
100

Perawat dikatakan mengalami stress kerja sedang karena perawat sering
mengalami keluhan seperti menagalmi sakit kepala, merasa otot kaku saat atau
setelah bekerja,sering mengalami tekanan akibat pekerjaan,sering mengalami
ketidak cocokan dengan rekan kerja dan kurang mampu memahami tuntutan
keluarga pasien. Hal ini didapat berdasarkan penilaian kuisioner stress kerja
perawat.
Perawat dikatakan mengalami stress kerja sedang dan memiliki prestasi
kerja cukup dinilai berdasarkan kusioner prestasi kerja perawat adalah perawat

Universitas Sumatera Utara

48

yang kadang-kadang tidak menilai kondisi pasien , kurang mampu memenuhi
kebutuhan pasien/keluarga, kurang mampu membuat prioritas masalah dan
rencana perawatan, kurang mampu melaksanakan asuhan keperawatan dan kurang
mampu berpenampilan professional dalam bekerja.
4.4. 2 Hubungan Stres Kerja dengan Prestasi Kerja Perawat di Rumah
Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2016
Uji statistik yang digunakan untuk melihat adanya hubungan stress kerja
perawat dengan prestasi kerja perawat adalah korelasi spearman yang dapat
menjelaskan hubungan, tingkat atau kuatnya hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen.
Hasil uji statistik antara koefisien korelasi stress kerja dengan prestasi
kerja perawat diperoleh (p= 0,712) yang artinya memiliki hubungan yang kuatdan
nilai signifikan (r = 0,024) yang berarti lebih kecil dari α = 0,05 yang berarti
hipotesa diterima.
Tabel 4.10

Uji Korelasi Spearman antara Hubungan Stres Kerja dengan
Prestasi Kerja Perawat di Rumah Sakit Vita Insani
Pematangsiantar Tahun 2016

Variabel

Stres Kerja

Prestasi Kerja
Signifikan (p)

Koefisien Korelasi (r)

0,024

0,0712

Universitas Sumatera Utara

BAB V
PEMBAHASAN

5.1

Stres Kerja
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas perawat

mengalami stres kerja sedang sebanyak 15 perawat (62,5%) yang memberikan
gambaran bahwa masih adanya faktor yang mempengaruhi stres kerja pada
perawat antara lain lingkungan kerja , beban kerja , keterampilan khusus dan
kesuiltan menjalin hubungan komunikasi dengan rekan kerja lain ataupun dengan
keluarga pasien yang dirasakan perawat di ruang IGD dan ICU Rumah Sakit Vita
Insani Pematangsiantar.
Stres kerja pada kategori sedang dari hasil penelitian ini adalah perawat
yang sering mengalami keluhan seperti menagalmi sakit kepala, merasa otot kaku
saat atau setelah bekerja,sering mengalami tekanan akibat pekerjaan,sering
mengalami ketidak cocokan dengan rekan kerja dan kurang mampu memahami
tuntutan keluarga pasiendan juga memerlukan keterampilan khusus dalam
menggunakan alat kesehatan dan perawat juga sering terlibat konflik dengan
teman sejawat atau dengan keluarga pasien yang menyebabkan stres kerja pada
perawat. Stres kerja pada perawat juga pada hasil penelitian ini berdasarkan usia
paling rentan berada pada usia 20-30 tahun, hal ini disebabkan karena pada saat
usia tersebut adanya perbedaan kemampuan psikologis dalam menghadapi
tuntutan pekerjaan.

49
Universitas Sumatera Utara

50

Menurut Jacker (2005) penyebab stres dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal, faktor eksternal terdiri dari lingkungan dan sosial, sedangkan faktor
internal terdiri dari keturunan, kepribadian, sistem kepercayaan dan pengalaman.
Hasil penelitian sebelumnya yang dikemukakan oleh Febriani (2009) juga
mengatakan bahwa semakin banyak jumlah pasien yang dirawat dan semakin
beragamnya penyakit serta tingkat kebutuhan juga bisa memicu terjadinya stres.
Sesuai dengan hasil survey Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
tahun 2006 dalam Febrianti (2009) yang melaporkan bahwa sekitar setengah
(50,9%) perawat Indonesia yang bekerja di empat provinsi mengalami stres kerja,
dengan keluhan yang sering dialami pusing,lelah ,tidak bisa beristirahat karena
adanya tuntutan beban kerja yang tinggi , dibutuhkan keterampilan khusus dlam
menggunakan alat kesehatan , serta kondisi mental dalam menghadapi kondisi
jiwa yang terancam .
5.2

Prestasi Kerja
Berdasarkan hasil penelitian mayoritas perawat yang bekerja di ruang IGD

Dan ruang ICU Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar prestasi kerja dalam
kategori cukup dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebanyak 9 orang
perawat (37,5%). Prestasi kerja pelaksana pada kategori cukup pada penelitian ini
dikategorikan dari kemampuan yang dimiliki oleh tenaga perawat pelaksana
dalam melaksanakan tindakan asuhan keperawatan pasien yang terkait dengan
perawat lebih banyak melakukan pengkajian pada klien dengan melengkapi
format pengkajian, melakukan pengkajian melalui amnanesa dan observasi,
perawat lebih banyak merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan masalah,

Universitas Sumatera Utara

51

penyebab atau gejala , perawat membuat rencana perawatan pasien berdasarkan
kondisi dan kebutuhan pasien, perawat mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan
tindakan keperawatan untuk mengatasi kondisi pasien dan perawat mengevaluasi
kondisi pasien secara terus-menerus.
PPNI (2000 dikutip dari Nursalam,2008) yang mengatakan bahwa
penilaian kualitas pelayanan keperawatan kepada pasien di dalam melaksanakan
asuhan keperawatan maka digunakan standar praktik keperawatanyang merupakan
pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang menjadi
standar instrumen dalam penelitian prestasi kerja perawat yang meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
5.3

Hubungan Stres Kerja dengan Prestasi Kerja Perawat
Berdasarkan hasil uji korelasi spearman yang dilakukandidapat hasil yang

signifikan untuk terjadinya hubungan r= 0,712) yang berarti kuat dengan hasil p
= 0,024 sehingga ada hubungan yang signifikan antara stres kerja dengan prestasi
kerja perawat pelaksana di IGD dan ICU Rumah Sakit Vita Insani
Pematangsiantar.
Dari hasil tersebut, Stress dapat membantu atau merusak prestasi kerja
tergantung seberapa besar tingkat stress itu. Bila tidak ada stress, tantangan kerja
juga tidak ada dan prestasi kerja cenderung menurun, sejalan dengan
meningkatnya stress, prestasi kerja cenderung naik karena stress kerja membantu
perawat untuk mengarahkan segala sumber daya dalam memenuhi kebutuhan
kerja. Bila stress kerja terlalu besar maka prestasi kerja cenderung menurun
karena

stress

mengganggu

pelaksanaan

pekerjaan.

Pekerja

Universitas Sumatera Utara

52

kehilangankemampuan

untuk

mengendalikannya,

menjadi

tidak

mampu

mengambil keputusan, dan perilakunya menjadi tidak menentu (Gitosudarmo,
2000).
Menurut asumsi peneliti hubungan stres kerja perawat dengan prestasi
kerja perawat seperti huruf U terbalik, seperti yang dikemukakan oleh
(Handoko,2001) bahwa Stress dapat membantu atau merusak prestasi kerja,
tergantung seberapa besar tingkat stress itu. Stres dapat mencapai titik stabil jika
stres tersebut dapat dikendalikan sesuai kemampuan , sehingga dapat
meningkatkan prestasi kerja.

Universitas Sumatera Utara

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan

stres kerja perawat dengan prestasi kerja pada perawat di Rumah Sakit Vita Insani
Pematang Siantar tahun 2016 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Perawat di Ruang IGD dan ICU Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar
mengalami tingkat stres kerja kategori stres sedang yaitu sebanyak 15
orang (62,5%)..
2. Perawat di Ruang IGD dan ICU Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar
memiliki tingkat prestasi kerja kategori prestasi cukup yaitu sebanyak 9
orang (37,5 %).
3. Ada hubungan streskerja dengan prestasi kerja pada perawat di Rumah
Sakit Vita Insani P.Siantar yaitu r = 0,712 (kuat) dengan (p = 0,024).
6.2

Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, saran yang dapat diberikan
ialah :
1. Disarankan kepada perawat untuk dapat mengelola stress dengan cara
memanajemen waktu yang efisien dan efektif, meningkatkan latihan fisik
seperti jogging,aerobic,berenang dan sebagainya, melakukan meditasi,hipn
otis dan biofeedback serta sering melakukan komunikasi dengan keluarga
atau teman untuk mendapatkan dukungan social dan sebagai tempat saling

53
Universitas Sumatera Utara

54

bertukar pikiran dan meningkatkan sikap saling terbuka antar rekan kerja
untuk meningkatkan kerjasama tim dalam bekerja.
2. Disarankan kepada pihak rumah sakit untuk memberikan motivasi pada
perawat agar perawat tidak merasa tertekan dan adanya variasi dalam
hidup.
3. Disarankan kepada pihak rumah sakit untuk memberikan penghargaan
kepada perawat yang berprestasi baik guna meningkatkan prestasi kerja
perawat.

Universitas Sumatera Utara