Karakteristik Wanita Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013

(1)

KARAKTERISTIK WANITA PENDERITA KISTA OVARIUM DI RUMAH SAKIT VITA INSANI PEMATANG SIANTAR

TAHUN 2011-2013

SKRIPSI

OLEH :

ELICIA FADHILAH 101000079

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

KARAKTERISTIK WANITA PENDERITA KISTA OVARIUM DI RUMAH SAKIT VITA INSANI PEMATANG SIANTAR

TAHUN 2011-2013

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

ELICIA FADHILAH NIM. 101000079

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(3)

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

“KARAKTERISTIK WANITA PENDERITA KISTA OVARIUM DI RUMAH

SAKIT VITA INSANI PEMATANG SIANTAR TAHUN 2011-2013” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan peniplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang diatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, April 2015 Yang Membuat Pernyataan


(4)

HALAMAN PENGESAHAN

JudulSkripsi : KARAKTERISTIK WANITA PENDERITA

KISTA OVARIUM DI RUMAH SAKIT VITA INSANI PEMATANG SIANTAR TAHUN 2011-2013

NamaMahasiswa : Elicia Fadhilah NomorIndukMahasiswa : 101000079

Program Studi : IlmuKesehatanMasyarakat

Peminatan : Epidemiologi

Tanggal Lulus : 03Februari 2015

DisahkanOleh KomisiPembimbing

Pembimbing I

drh. Hiswani, M.Kes Drs.Jemadi, M.Kes

NIP. 19650112 199402 2 001 NIP.19640404 199203 1 005

Medan, April 2015

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Dekan,

Dr. Drs. Surya Utama, M.S NIP.196108311989031001


(5)

ABSTRAK

Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia angka kejadian kista ovarium di Indonesia mencapai 37,2%, dan paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20-50 tahun.

Untuk mengetahui karakteristik wanita penderita kista ovarium di Rumah Sakit Vita Insani pematang siantar tahun 2011-2013 dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series. Populasi dan sampel 124 data penderita (Total Sampling).Data dianalisa dengan uji chi-square, Exact Fisher dan Anova.

Hasil Penelitian ditemukan Proporsi penderita kista ovarium: umur 28-35 tahun (32%), suku Batak (60.5%), agama Islam (48.4%), pendidikan SMA (71%), pekerjaan Ibu Rumah Tangga (50%), status kawin (90.3%), nyeri abdomen bawah (56.2%),haid tidak teratur (70.2%), ukuran diameter kista 2-9 cm (47,6%), kista ovarium jinak (82,3%), terapi pembedahan (91.9%), Lama rawatan rata-rata 4.5 hari (5 hari), biaya sendiri (76.6%). Ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis kista berdasarkan umur (p=0.000) danproporsi jenis kista berdasarkan ukuran diameter kista (p=0.044), uji chi-square tidak dapat dilakukan untuk mengetahui proporsi ukuran kista berdasarkan keluhan karena terdapat 5 sel (62.5%) yang mempunyai expected count < 5, Tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi status perkawinan berdasarkan jenis kista (p=0.123) dan proporsi status perkawinan berdasarkan penatalaksanaan medis (p=0.596), juga lama rawatan rata-rata penderita kista ovarium berdasarkan sumber biaya (p=0.850).

Diharapkan kepada pihak rumah sakit agar dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas dalam perawatan penderita kista ovarium. Dan pada wanita umur 20-50 tahun agar lebih memperhatikan gejala kista ovarium agar dapat dideteksi adanya kista ovarium dengan cepat.


(6)

ABSTRACT

Ovarian cyst is one of the gynecological benign tumor most often found in women in their reproductive life. Based on Indonesia Demographic Health Survey incidence of ovarian cysts in Indonesia reached 37.2%, and most often found in women aged between 20-50 years and rarely at puberty.

To defind the characteristics of women with ovarian cysts patient who are Hospitalized at Vita Insani Hospital in 2011-2013 was a descriptive study with case series design. Population and sample of data 124 patients (total sampling). Data of patient were analyzed by chi-square test, Fisher's Exact and ANOVA.

The Research Found Proportion of patients with ovarian cysts: age 28-35 years (32%), Batak (60.5%), Islam (48.4%), high school education (71%), occupation Housewife (50%) , married status (90.3%), lower abdominal pain (56.2%), menstrual irregularities (70.2%), the size of the cyst diameter 2-9 cm (47.6%), benign ovarian cysts (82.3%), surgical treatment (91.9%), the average treatment length 4.5 days or 5 days, the cost of their own (76.6%). There were a significant difference between the proportion of cysts by age (p = 0.000), chi-square test can not be carried out to determine the proportion of the size of the cyst is based on a complaint because there are 5 cells (62.5%) who had epected count <5,there was no significant difference between the proportion of married by medical treatment (p = 0.596).

Expected to the hospital in order to improve and maintain the quality of caring the patients with ovarian cysts. And for woman to be more attention to symtoms of ovarian cyst so that disease can be detected quickly.


(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Elicia Fadhilah

Tempat Lahir : Medan

Tanggal Lahir : 26 februari 1993

Suku Bangsa : Jawa

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin

Anak ke : 1 dari 2 Bersaudara

Alamat Rumah : Jalan Garu 1 no 151-a Medan

Nama Ayah : Sunardi

Suku Bangsa Ayah : Jawa

Nama Ibu : Salmah Lubis

Suku Bangsa Ibu : Mandailing

Riwayat Pendidikan

Tahun 1996 – 1998 : TK Swasta Islamiyah Guppi Medan Tahun 1998 – 2004 : SD Negeri 060823 Medan

Tahun 2004 – 2007 : SMP Negeri 15 Medan Tahun 2007 – 2010 : SMA Negeri 14 Medan

Tahun 2010 – 2015 : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Lama Studi di FKM USU : 4 Tahun 6 bulan


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT karena atas berkat rahmad dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul,”Karakteristik Wanita Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013”yang merupakan salah satu syarat untuk dapat meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai

pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu drh. Hiswani, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan..

3. Bapak Drs. Jemadi, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

4. Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes selaku Dosen Penguji I serta selaku Ketua Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas


(9)

Sumatera Utarayang telah memberikan sarandan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak dr. Mhd. Makmur Sinaga, MS selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Drs, Jumirah , Apt, M.Kes selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah memberikan bimbingan dan nasehat selama perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

7. Ibu Ratna Uli Tumanggor yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak dr. Alphin Hoza, MM selaku direktur Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan pengumpulan data

9. Seluruh staff Rumah sakit Vita Insani Pematang Siantar yang memberi bantuan mulai dari pengumpulan data sampai penelitian ini selesai.

10.Secara khusus saya ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta Ayah Sunardi dan Mama Salmah Lubis yang telah membesarkan, mendidik, memberikan motivasi, doa, dan dukungannyaselama ini kepada penulis.

11.Adik tersayangMuhammad Habibullah atas doa dan dukungannya yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Keluarga Besar (Alm) Sudarsono dan Keluarga besar (Alm) M.Nur Lubis untuk doa dan dukungannya kepada penulis.


(10)

13.Keluarga besar HmI Komisariat FKM USU untuk proses, semangat, nasehat dan doa yang diberikan keada penulis.

14.Sahabat terkasih ( Rizvya ) dan KB tersayang (Siti, Nur, Sri Novita, Magda, Anggia, Muthia)yang selalu ada dalam suka dan duka terima kasih atas semangat, saran, masukan, doa, dan canda tawa selama ini. 15.Teman seperjuangan di peminatan epidemiologi 2010(Sri Rezeki,

Melyana, Siti Chadiyah, Chrisnina, Isri Rezta, Sylvana, Izzah Dienillah, Cyndi O dll) yang telah membantu penulis dalam penyelesain skripsi ini, teman PBL, LKP, serta teman – teman stambuk 2010 terima kasih atas dukungan, doa, semangat, dan kebersamaan selama ini.

16. Serta semua pihak yang telah berjasa, yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulismenyadarimasih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan

skripsiini.Untukitu,penulismengharapkansarandankritikanyangbersifatmembangu nagarkedepannyabisa

menjadilebihbaik.Akhirnyadengansegalakerendahanhatipenulismengharapkansem oga skripsiinidapatmemberikansumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat.


(11)

Elicia Fadhilah DAFTAR ISI

Halaman Keaslian Skripsi ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Abstrak ... iii

Abstract ... iv

Daftar Riwayat Hidup ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel ... xii

Daftar Gambar ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang………... 1

1.2. Perumusan Masalah ………... 4

1.3. Tujuan Penelitan... 4

1.3.1 Tujuan Umum ……… 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian kista Ovarium ... 7

2.2. Jenis dan karakter kista ... 8

2.3 Anatomi Ovarium ... 14

2.4 Epidemiologi Kista Ovarium ... 16

2.4.1 Distribusi dan Frekuensi ... 16

2.4.2 Determinan ... 17

2.5 Gejala Kista Ovarium dan Tanda-Tanda Klinik ... 19

2.6 Komplikasi ... 20

2.7 Pencegahan ... 22

2.7.1 Pencegahan Primer ... 22

2.7.2 Pencegahan Sekunder ... 22

2.8 Penatalaksanaan Medis ... 24

2.10 Kerangka Konsep ... 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 28

3.2 Lokasi dan waktu penelitian ... 28

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 28

3.2.2 Waktu Penelitian ... 28

3.3 Populasi dan Sampel ... 28

3.3.1 Populasi ... 28


(12)

3.4 Metode Pengumpulan data ... 29

3.5 Teknik analisa data ... 29

3.6 Defenisi Operasional ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 35

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 35

4.1.1. Gambaran umum Rumah sakit Vita Insani ... 35

4.1.2. Visi, Misi, Falsafah dan Motto Rumah sakit ... 36

a. Visi ... 36

b. Misi ... 36

c. Falsafah ... 36

d. Motto ... 37

4.1.3. Fasilitas Rumah Sakit Vita Insani ... 37

4.2. Analisis Univariat ... 38

4.2.1. Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Sosiodemografi ... 38

4.2.2 Distribusi proporsi Penderita kisa ovarium berdasarkan keluhan 40 4.2.3. Distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan status haid ... 40

4.2.4. Distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan ukuran diameter kista ... 41

4.2.5. Distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan jenis kista ... 42

4.2.6. distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan jenis kista ... 42

4.2.7. Lama rawatan Rata-rata penderita kista ovarium ... 43

4.2.8. Distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan sumber biaya ... 43

4.3. Analisis Bivariat ... 44

4.3.1. Jenis Kista Berdasarkan Umur ... 44

4.3.2. Keluhan Berdasarkan Ukuran diameter kista ... 45

4.3.3. Jenis Kista Berdasarkan Ukuran Diameter Kista ... 46

4.3.4. Umur Berdasarkan Status Haid ... 46

4.3.5. Status Perkawinan Berdasarkan Penatalaksanaan Medis ... 47

4.3.6. Lama Rawatan Rata0rat Berdasarkan Sumber biaya ... 48

BAB V PEMBAHASAN ... 50

5.1.Distribusi Proporsi Penderita kista ovarium berdasarkan Sosiodemografi ... 50

5.1.1. Umur ... 50

5.1.2. Suku ... 52

5.1.3. Agama... 53

5.1.4. Pendidikan ... 54


(13)

5.1.6. Status Perkawinan ... 57

5.2. Keluhan... 58

5.3 Status Haid... 60

5.4. Ukuran Diameter Kista ... 61

5.5. Jenis Kista ... 62

5.6. Penatalaksanaan Medis ... 63

5.7. Lama Rawatan rata-rata ... 64

5.8. Sumber Biaya ... 65

5.9. Analisa Statistik ... 66

5.9.1. Jenis Kista Berdasarkan Umur ... 66

5.9.2. Keluhan Berdasarkan Ukuran Diameter kista ... 68

5.9.3. Jenis Kista Berdasarkan Ukuran Diameter Kista ... 70

5.9.4. Umur Berdasarkan Status Haid ... 71

5.9.5. Status Perkawinan Berdasarkan penatalaksanaan Medis ... 72

5.9.6. Lama Rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya ... 74

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

6.1. Kesimpulan ... 76

6.2. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(14)

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 4.1Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan

Sosiodemografi di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar

2011-2012 ... 38 Tabel4.2Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Keluhan di

Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013... 40 Tabel4.3Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Status Haid di

Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar 2011-2013 ... 41 Tabel 4.4Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Ukuran

Diameter Kista di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar 2011-2013 41 Tabel 4.5Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Jenis Kista di

Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar 2011-2013 ... 42 Tabel 4.6Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan

Penatalaksanaan Medis di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar 2011-2013 ... 42 Tabel 4.7Lama Rawata rat-rata Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita

Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013 ... 43 Tabel 4.8Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Sumber Biaya

di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar 2011-2013 ... 43 Tabel 4.9Distribusi Proporsi Jenis Kista Berdasarkan Umur Penderita Kista

Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar 2011-2013 ... 44 Tabel 4.10Distribusi Proporsi Keluhan Berdasarkan Ukuran Diameter Kista

Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar 2011-2013 ... 45 Tabel 4.11Distribusi Proporsi Jenis Kista Berdasarkan Ukuran Diameter Kista

Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar 2011-2013 ... 46 Tabel 4.12Distribusi Proporsi Status Umur Berdasarkan Status Haid Penderita

Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar


(15)

Tabel 4.13Distribusi Proporsi Status Perkawinn Berdasarkan Penatalaksanaan Medis Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar 2011-2013 ... 48 Tabel 4.14Distribusi Lama Rawatan rata-rata (hari) berdasarkan Sumber biaya

Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar 2011-2013 ... 49


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1Diagram Bar Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Umur di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-201350 Gambar 5.2Diagram Pie Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Suku di

Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-201352 Gambar 5.3Diagram Pie Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Agama di

Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013 53 Gambar 5.4Diagram Pie Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan

Pendidikan di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun

2011-2013 54

Gambar 5.5Diagram Pie Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Pekerjaan di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013 55 Gambar 5.6 Diagram Pie Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Status

Perkawinan di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun

2011-2013 57

Gambar 5.7 Diagram Pie Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Keluhan di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013 58 Gambar 5.8 Diagram Pie Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Status

Haid di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013 60 Gambar 5.9Diagram Bar Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Ukuran

Diameter Kista di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun

2011-2013 61

Gambar 5.10Diagram Pie Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Jenis

Kista di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013 62 Gambar 5.11Diagram Pie Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan

Penatalaksanaan Medis di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar

Tahun 2011-2013 63

Gambar 5.12Diagram Pie Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Sumber Biaya di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun


(17)

Gambar 5.13Diagram Bar Proporsi Jenis Kista Berdasarkan Umur Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun

2011-2013 66

Gambar 5.14Diagram Bar Proporsi Keluhan Berdasarkan Ukuran Diameter Kista Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang

Siantar Tahun 2011-2013 67

Gambar 5.15Diagram Bar Proporsi Jenis Kista Berdasarkan Ukuran Diameter Kista Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang

Siantar Tahun 2011-2013 70

Gambar 5.16 Diagram Bar Proporsi Umur Berdasarkan status Haid Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun

2011-2013 71

Gambar 5.17 Diagram Bar Proporsi Status Perkawinan Berdasarkan

Penatalaksanaan Medis Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit

Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013 72 Gambar 5.18 Diagram Bar Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-rata (hari)

Berdasarkan Sumber Biaya Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013 74


(18)

ABSTRAK

Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia angka kejadian kista ovarium di Indonesia mencapai 37,2%, dan paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20-50 tahun.

Untuk mengetahui karakteristik wanita penderita kista ovarium di Rumah Sakit Vita Insani pematang siantar tahun 2011-2013 dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series. Populasi dan sampel 124 data penderita (Total Sampling).Data dianalisa dengan uji chi-square, Exact Fisher dan Anova.

Hasil Penelitian ditemukan Proporsi penderita kista ovarium: umur 28-35 tahun (32%), suku Batak (60.5%), agama Islam (48.4%), pendidikan SMA (71%), pekerjaan Ibu Rumah Tangga (50%), status kawin (90.3%), nyeri abdomen bawah (56.2%),haid tidak teratur (70.2%), ukuran diameter kista 2-9 cm (47,6%), kista ovarium jinak (82,3%), terapi pembedahan (91.9%), Lama rawatan rata-rata 4.5 hari (5 hari), biaya sendiri (76.6%). Ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis kista berdasarkan umur (p=0.000) danproporsi jenis kista berdasarkan ukuran diameter kista (p=0.044), uji chi-square tidak dapat dilakukan untuk mengetahui proporsi ukuran kista berdasarkan keluhan karena terdapat 5 sel (62.5%) yang mempunyai expected count < 5, Tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi status perkawinan berdasarkan jenis kista (p=0.123) dan proporsi status perkawinan berdasarkan penatalaksanaan medis (p=0.596), juga lama rawatan rata-rata penderita kista ovarium berdasarkan sumber biaya (p=0.850).

Diharapkan kepada pihak rumah sakit agar dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas dalam perawatan penderita kista ovarium. Dan pada wanita umur 20-50 tahun agar lebih memperhatikan gejala kista ovarium agar dapat dideteksi adanya kista ovarium dengan cepat.


(19)

ABSTRACT

Ovarian cyst is one of the gynecological benign tumor most often found in women in their reproductive life. Based on Indonesia Demographic Health Survey incidence of ovarian cysts in Indonesia reached 37.2%, and most often found in women aged between 20-50 years and rarely at puberty.

To defind the characteristics of women with ovarian cysts patient who are Hospitalized at Vita Insani Hospital in 2011-2013 was a descriptive study with case series design. Population and sample of data 124 patients (total sampling). Data of patient were analyzed by chi-square test, Fisher's Exact and ANOVA.

The Research Found Proportion of patients with ovarian cysts: age 28-35 years (32%), Batak (60.5%), Islam (48.4%), high school education (71%), occupation Housewife (50%) , married status (90.3%), lower abdominal pain (56.2%), menstrual irregularities (70.2%), the size of the cyst diameter 2-9 cm (47.6%), benign ovarian cysts (82.3%), surgical treatment (91.9%), the average treatment length 4.5 days or 5 days, the cost of their own (76.6%). There were a significant difference between the proportion of cysts by age (p = 0.000), chi-square test can not be carried out to determine the proportion of the size of the cyst is based on a complaint because there are 5 cells (62.5%) who had epected count <5,there was no significant difference between the proportion of married by medical treatment (p = 0.596).

Expected to the hospital in order to improve and maintain the quality of caring the patients with ovarian cysts. And for woman to be more attention to symtoms of ovarian cyst so that disease can be detected quickly.


(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Negara Indonesia merupakan Negara berkembang yang saat ini sedang dalam proses pembangunan untuk menjadi Negara yang makmur. Proses pembangunan yang dilakukan diantaranya adalah pembangunan kesehatan yang bertujuan untuk mencapai derajat Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya. Dimana kesehatan itu adalah keadaan sehat baik itu secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.(Depkes RI, 2009)

Kesehatan memiliki berbagai macam ruang lingkup yang harus dipenuhi.Salah satu ruang lingkup kesehatan adalah kesehatan reproduksi. Dimana kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara, fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi baik pada laki-laki dan perempuan. (Depkes RI, 2009)

Pada saat ini terjadi banyak masalah kesehatan reproduksi, diantaranya penyakit yang berkaitan dengan sistem reproduksi. Kista ovarium adalah suatu penyakit ganguan organ reproduksi wanita.Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya.(Depkes RI,2011) Kista ovarium adalah suatu kantong berisi cairan seperti balon berisi air yang terdapat di ovarium.(Owen,2005)


(21)

Kista ovarium secara umum memiliki ukuran kurang dari 6cm dan jenis kista ovarium bisa bervariasi, ada yang berisi cairan jernih yang biasanya disebut kista fungsional, berisi darah seperti kista merah (rubrum), kista berisi gigi, rambut, dan cairan lemak yang disebut kista dermoid, berisi jaringan ikat yang padat seperti fibroma.Di antara kista ovarium ini ada yang bersifat neoplastik (memerlukan operasi) dan ada yang bersifat nonneoplastik (tidak memerlukan operasi).(Prawirohardo,2002)Kebanyakan kista ini jinak, sementara sebagian kecil lainnya bisa berupa kista yang ganas. Kista ovarium yang ganas disebut juga dengan kanker ovarium.(Hadibroto,2009)

Menurut WHO tahun 2005, Kanker merupakan penyebab kematian kedua setelah penyakit kardiovaskuler. Data sari American cancer society tahun 2007 menunjukkan kanker ovarium menempati urutan ke -8 dan menjadi penyebab kematian kelima terbanyak akibat kanker yang terjadi pada wanita di amerika serikat (Wiknjosastro, 2007)

Kista ovarium merupakan 6 kasus kanker terbanyak dan merupakan penyebab kematian oleh karena keganasan ginekologi. Terdapat variasi yang luas insidensi keganasan ovarium, rata-rata tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000 populasi).(Rock JA)

Di Amerika insidensi kista ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000 populasi pada tahun 1988 sampai 1991. Sebagian besar kista adalah kista fungsional dan jinak. Di Amerika karsinoma ovarium didiagnosa pada kira-kira 22.000 wanita, kematian sebanyak 16.000 orang.(Rock JA)


(22)

Berdasarkan data yang diperoleh CDC di Amerika pada tahun 2011 insidensi kanker ovarium tertinggi terjadi di kaota New York, Columbia dan Washington dengan interval 12,5-14,9 per 100.000 penduduk. Dan yang paling rendah terjadi di kota Hawaii, Virginia, dan Louisiana dengan interval 7,5-10,4 per 100.000 penduduk. (CDC, 2011)

Menurut data statistics by country for ovarian cancer tahun 2011 mengatakan bahwa insidens kanker ovarium di Indonesia adalah 20.426 kasus dari 238.452.952 populasi. (Right Diagnosis ,2011) Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia angka kejadian kista ovarium di Indonesia mencapai 37,2%, dan paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20-50 tahun dan jarang pada pubertas (Wiknjosastro, 2005)

Data dari Rumah SakitMuhammadiyah Surabayamenunjukkan bahwa angka kejadian kista ovarium pada bulan Januari - Maret 2011, sebanyak 11 orang (15,1%) dari jumlah pasien dengan penyakit kandungan sebanyak 73 orang dengan kelompok umur 17- 45 tahun sebanyak 4 orang, usia > 45 tahun sebanyak 7 orang.Dan pada bulan April - Juni 2011, penderita kista ovarium sebanyak 32 orang (39,5%) dari jumlah pasien dengan penyakit kandungan sebanyak 81 orang dengan kelompok umur 17- 45 tahun sebanyak 11 orang, usia > 45 tahun sebanyak 21orang. (Taufiqoh, 2012)

Di Sumatera utara angka kejadian kista ovarium belum diketahui dengan pasti akan tetapi sebagai gambaran Di RSU H. Adam Malik Medan terdapat jumlah seluruh penderita kista ovarium tahun 2008-2009 sebanyak 47 orang. (Safitri,


(23)

2010)Kemudian Di Rumah Sakit ST. Elisabeth Medan penderita kista ovarium dari tahun 2008-2012 terdata sebanyak 116 kasus.(Dumaris, 2012)

Dari Survei Pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Vita insani Pematang Siantar, data seluruh penderita kista ovarium yang diperoleh terdapat 124 orang penderita pada tahun 2011-2013. Adapun rincian setiap tahun yaitu pada tahun 2011 sebanyak 40 orang, pada tahun 2012 sebanyak 53 orang dan tahun 2013 sebanyak 31 orang penderita.

Berdasarkan latar belakang diatas , maka perlu dilakukan penelitian mengenai karakteristik wanita penderita kista ovarium di rumah Sakit Vita Insani Pematang siantar tahun 2011-2013.

1.2. Rumusan Masalah

Belum diketahui karateristik wanita penderita kista ovarium di Rumah Sakit Vita Isani Pematang Siantar Tahun 2011-2013.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui Karakteristik wanita penderita kista ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang siantar Tahun 2011-2013.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan sosiodemografi yang meliputi : umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan dan status perkawinan.

b. Mengetahui distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan keluhan.


(24)

c. Mengetahui distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan status haid

d. Mengetahui distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan ukuran diameter kista

e. Mengetahui distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan jenis kista.

f. Mengetahui ditribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan penatalaksanaan medis

g. Mengetahui lama rawatan rata-rata (hari) penderita kista ovarium.

h. Mengetahui distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan sumber biaya.

i. Mengetahui perbedaan proporsi umur berdasarkan jenis kista j. Mengetahui proporsi keluhan berdasarkan ukuran diameter kista. k. Mengetahui proporsi jenis kista berdasarkan diameter kista l. Mengetahui proporsi status perkawinan berdasarkan jenis kista

m. Mengetahui proporsi status perkawinan berdasarkan penatalaksanaan medis

n. Mengetahui proporsi lama rawatan rata-rata (hari) berdasarkan Sumber biaya.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar dalam rangka meningkatkan upaya pelayanan dan penatalaksanaan terhadap penderita kista ovarium.


(25)

1.4.2. Sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai kista ovarium

1.4.3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kista ovarium.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kista Ovarium

Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya.(Depkes RI, 2011)Kista ovarium adalah suatu kantong berisi cairan seperti balon berisi air yang terdapat di ovarium. (Owen, 2005)

Kista ovarium adalah tumor ovarium yang bersifat neoplastik dan non neoplastik.Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium.Dalam kehamilan tumor ovarium yang paling sering dijumpai ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor Ovarium yang cukup besar dapat menyebabkn kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala kedalam panggul.(Wiknjosastro,2005)

Kista ovarium adalah tumor jinak yang diduga timbul dari bagian ovum yang normalnya menghilang saat menstruasi, asalnya tidak teridentifikasi dan terdiri atas sel-sel embrional yang tidak berdierensiasi, kista ini tumbuh lambat dan ditemukan selama pembedahan yang mengandung material sebasea kental berwarna kuning yang timbul dari lapisan kulit.(Smeltzer,2002)


(27)

2.2. Jenis dan karakter kista

Berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu nonneoplastik dan neoplastik. Kista nonneoplastik sifatnya jinak dan biasanya akan mengempis sendiri setelah 2 hingga 3 bulan. Sementara kista neoplastik umumnya harus dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada ukuran dan sifatnya. (Prawirohardjo,2002)

Kista ovarium neoplastik jinak diantaranya: (Mansjoer, 2000) a. Kistoma Ovarii Simpleks

Kistoma ovarii simpleks merupakan kista yang permukaannya rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar.Dinding kista tipis berisi cairan jernih yang serosa dan berwarna kuning.Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista dengan reseksi ovarium.

b. Kistadenoma Ovarii Musinosum

Bentuk kista multilokular dan biasanya unilateral, dapat tumbuh menjadi sangat besar.Gambaran klinis terdapat perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif sehingga timbul perleketan kista denganomentum, usus-usus, dan peritoneum parietale.Selain itu, bisa terjadi ileus karena perleketan dan produksi musin yang terus bertambah akibat pseudomiksoma peritonei. Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista in tito tanpa pungsi terlebih dulu dengan atau tanpa salpingo-ooforektomi tergantung besarnya kista.

c. Kistadenoma Ovarii Serosum

Kista ini berasal dari epitel germinativum.Bentuk kista umumnya unilokular, tapi jika multilokular perlu dicurigai adanya keganasan.Kista ini dapat membesar,


(28)

tetapi tidak sebesar kista musinosum. Selain teraba massaintraabdominal juga dapat timbul asites. Penatalaksanaan umumnya sama dengan kistadenoma ovarii musinosum.

d. Kista Dermoid

Kista dermoid adalah teratoma kistik jinak dengan struktur ektodermal berdiferensiasi sempurna dan lebih menonjol dari pada mesoderm dan entoderm.Bentuk cairan kista ini seperti mentega. Kandungannya tidak hanya berupa cairan tapi juga ada partikel lain seperti rambut, gigi, tulang, atau sisa-sisa kulit. Dinding kista keabu-abuan dan agak tipis, konsistensi sebagian kistik kenyal dan sebagian lagi padat.Dapat menjadi ganas, seperti karsinoma epidermoid. Kista ini diduga berasal dari sel telur melalui proses parthenogenesis. Gambaran klinis adalah nyeri mendadak di perut bagian bawah karena torsi tangkai kista dermoid.Dinding kista dapat ruptur sehingga isi kista keluar di rongga peritoneum.Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista dermoid bersama seluruh ovarium.

Kista nonneoplastik terdiri dari: (Prawirohardjo, 2002) a. Kista Folikel

Kista ini berasal dari Folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah tumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi kista. Bisa didapati satu kista atau lebih, dan besarnya biasanya dengan diameter 1 – 1,5 cm.


(29)

Kista folikel ini bisa menjadi sebesar jeruk nipis. Bagian dalam dinding kista yang tipis yang terdiri atas beberapa lapisan sel granulosa, akan tetapi karena tekanan di dalam kista, maka terjadilah atrofi pada lapisan ini. Cairan dalam kista berwarna jernih dan sering kali mengandung estrogen.Oleh sebab itu, kista kadang-kadang dapat menyebabkan gangguan haid.Kista folikel lambat laun dapat mengecil dan menghilang spontan, atau bisa terjadi ruptur dan kista pun menghilang. Umumnya, jika diameter kista tidak lebih dari 5 cm, maka dapat ditunggu dahulu karena kista folikel biasanya dalam waktu 2 bulan akan menghilang sendiri.

b. Kista Korpus Luteum

Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus albikans.Kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri (korpus luteum persistens), perdarahan yang sering terjadi di dalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan yang berwarna merah coklat karena darah tua.Frekuensi kista korpus luteum lebih jarang dari pada kista folikel.Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel-sel teka.Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa amenorea diikuti oleh perdarahan tidak teratur.Adanya kista dapat pula menyebabkan rasa berat di perut bagian bawah dan perdarahan yang berulang dalam kista dapat menyebabkan ruptur.Rasa nyeri di dalam perut yang mendadak dengan adanya amenorea sering menimbulkan kesulitan dalam diagnosis diferensial dengan kehamilan ektopik yang terganggu.Jika dilakukan operasi, gambaran yang khas kista korpus luteum memudahkan pembuatan diagnosis.


(30)

Penanganan kista korpus luteum ialah menunggu sampai kista hilang sendiri. Dalam hal dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik terganggu, kista korpus luteum diangkat tanpa mengorbankan ovarium.

c. Kista Lutein

Pada mola hidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa adanya kelainan tersebut, ovarium dapat membesar dan menjadi kistik.Kista biasanya bilateral dan bisa menjadi sebesar ukuran tinju.Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel teka. Sel-sel granulosa dapat pula menunjukkan luteinisasi, akan tetapi seringkali sel-sel menghilang karena atresia. Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormon koriogonadotropin yang berlebihan, dan dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma, ovarium mengecil spontan.

d. Kista Inklusi Germinal

Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel germinativum pada permukaan ovarium.Kista ini lebih banyak terdapat pada wanita yang lanjut umurnya, dan besarnya jarang melebihi diameter 1 cm. Kista ini biasanya secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan histologik ovarium yang diangkat waktu operasi.Kista terletak di bawah permukaan ovarium, dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau torak rendah, dan isinya cairan jernih dan serus.

e. Kista Endometriosis

Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan selaput dinding rahim yang tumbuh di luar rahim) menempel di ovarium dan berkembang menjadi kista.Kista ini sering disebut juga sebagai kista coklat


(31)

endometriosis karena berisi darah coklat-kemerahan.Kista ini berhubungan dengan penyakit endometriosis yang menimbulkan nyeri haid dan nyeri senggama.Kista ini berasal dari sel-sel selaput perut yang disebut peritoneum.Penyebabnya bisa karena infeksi kandungan menahun, misalnya keputihan yang tidak ditangani sehingga kuman-kumannya masuk kedalam selaput perut melalui saluran indung telur.Infeksi tersebut melemahkan daya tahan selaput perut, sehingga mudah terserang penyakit.Gejala kista ini sangat khas karena berkaitan dengan haid. Seperti diketahui, saat haid tidak semua darah akan tumpah dari rongga rahim ke liang vagina, tapi ada yang memercik ke rongga perut. Kondisi ini merangsang sel-sel rusak yang ada di selaput perut mengidap penyakit baru yang dikenal dengan endometriosis.Karena sifat penyusupannya yang perlahan, endometriosis sering disebut kanker jinak.

f. Kista Stein-Leventhal

Ovarium tampak pucat, membesar 2 sampai 3 kali, polikistik, dan permukaannya licin.Kapsul ovarium menebal. Kelainan ini terkenal dengan nama sindrom Stein-Leventhal dan kiranya disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal. Umumnya pada penderita terhadap gangguan ovulasi, oleh karena endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen, hiperplasia endometrii sering ditemukan.

Menurut Nugroho, klasifikasi kista terdiri dari: (Nugroho,2010) a. Tipe Kista Normal

Tiper kista yang termasuk dalam kista normal adalah kista fungsional. Kista tersebut merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak ditemukan.


(32)

Kista ini berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan dengan siklus menstruasi yang normal.

Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada masa subur, untuk melepaskan sel telur yang pada waktunya siap dibuahi oleh sperma. Setelah pecah, kista fungsional akan menjadi kista folikuler dan akan hilang saat menstruasi.

Kista fungsional terdiri dari kista folikel dan kista luteum. Keduanya tidak mengganggu, tidak menimbulkan gejala dan dapat menghilang dengan sendiri dalam waktu 6-8 minggu.

b. Tipe Kista Abnormal

Jenis kista yang termasuk pada kista abnormal adalah kistadenoma, kista coklat ( endometrioma), kista dermoid, kista endometriosis, kista hemorrhage,dan kista Lutein.

Kistadenoma merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel indung telur.Biasanya bersifat jinak, tetapi dapat membesar dan dapat menimbulkan nyeri.Kista Coklat merupakan endometrium yang tidak pada tempatnya.Kista ini berisi timbunan darah yang berwarna coklat kehitaman.,Kista Dermoid merupakan kista yang berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit, kuku, rambut, gigi dan lemak.Kista dapat ditemukan di kedua bagian indung telur.Biasanya berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala.Kista Endometriosis merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang berada di luar rahim.Kista ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan endometrium setiap bulan sehingga menimbulkan nyeri hebat.Kista Hemorrhage merupakan


(33)

kista fungsional yang disertai perdarahan sehingga menimbulkan nyeri di salah satu sisi perut bagian bawah.

Kista Lutein merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Beberapa tipe kista lutein antara lainKista Granulosa Lutein merupakan kista yang terjadi di dalam korpus luteum ovarium yang fungsional. Kista yang timbul pada permulaan kehamilan ini dapat membesar akibat dari penimbunan darah yang berlebihan saat menstruasi dan bukan akibat dari tumor. Diameternya yang mencapai 5-6 cm menyebabkan rasa tidak enak di daerah panggul. Jika pecah, akan terjadi perdarahan di rongga perut. Pada wanita yang tidak hamil, kista ini menyebabkan menstruasi terlambat, diikuti perdarahan yang tidak teratur.Kemudian Kista Theca Lutein merupakan kista yang berisi cairan bening dan berwarna seperti jerami.Timbulnya kista ini berkaitan dengan tumor ovarium dan terapi hormonal.Dan kista polikistik ovarium merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan melepaskan sel telur secara kontinyu.Biasanya terjadi setiap bulan. Ovarium akan membesar karena bertumpuknya kista ini. Untuk kista polikistik ovarium yang menetap (persisten), operasi harus dilakukan untuk mengangkat kista tersebut agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit.

2.3 Anatomi Ovarium

Ovarium biasa disebut dengan indung telur.Ovarium memiliki ukuran kurang lebih sebesar ibu jari tangan. Kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm. ovarium terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar (cortex) dan bagian dalam


(34)

(medulla). Pada cortex terdapat folikel-folikel primordial. Pada medulla terdapat pembuluh darah, urat saraf dan pembuluh limpa.(Anggun, 2012)

Ovarium terletak antara Rahim dan panggul dan disamping kanan-kiri uterus yang menghasilkan hormone estrogen dan progesterone, mempengaruhi kerja uterus serta memberikan sifat kewanitaan dan mempunyai dampak dalam mengatur proses menstruasi. (Prawirohardjo,2010)

Ovarium berbentuk bulat lonjong agak pipih, permukaan halus dan ukurannya bervariasi sesuai dengan pertambahan usia. Gambaran ovarium bayi baru lahir warna agak coklat, memanjang, struktur rata. Ukuranya kira-kira 1,3 x 0,5 x0,3 cm, beratnya kurang dari 0.3 gram, dengan bertambahnya usia menjadi anak-anak, ovarium juga bertambah besar dan saat usia prepubertas dijumpai follicle kistik yang dominan yang hampir mirip dengan penyakit polikistik ovariun. Pada periode reproduksi, ovarium bentuk agak oval, ukuran 3-5 x 1,5-3,0 x 0.6-1,5 cm dan berat kira-kira 5-8 gram, warna putih kemerah-merahan dan permukaan lebih halus. Pada pemotongan dijumpai follikel-follikel kistik, korpora lutea warna kuning, korpora albikan warna putih umumnya dijumpai di korteks dan medula. Wanita post menopause ovariumnya bertambah kecil. Ukurannya bervariasi, ada yang lisut/berkerut, gyriform, dan konsistensi biasanya padat. (wiknjosastro,2005)

Produksi telur pada perempuan sesuai dengan usia adalah : a. Saat bayi lahir : mempunyai sel telur 750.000 b. Umur 6-15 tahun : mempunyai sel telur 439.000 c. Umur 6-25 tahun : mempunyai sel telur 159.000 d. Umur 26-35 tahun : mempunyai sel telur 59.000


(35)

e. Umur 35-45 tahun : mempunyai sel telur 34.000 f. Masa menopause semua telur menghilang.

Indung telur merupakan sumber hormonal perempuan yang paling utama, sehingga mempunyai peranan dalam mengatur proses menstruasi. Indung telur mengeluarkan telur ( ovum ) setiap bulan silih berganti kanan dan kiri.

2.4. Epidemiologi Kista Ovarium 2.4.1. Distribusi dan Frekuensi

Angka kejadian kista sering terjadi pada wanita berusia produktif. Jarang sekali di bawah umur 20 maupun di atas 50 tahun.(William, 2007)

Kista Ovarium ditemukan pada hampir semua wanita premenopause dan pada 18% wanita post menopause. Insiden yag sering terjadi pada wanita usia 30-54 tahun dan yang paling tinggi adalah wanita dengan kulit putih. (William, 2007) Di Indonesia sekitar 25-50 % kematian wanita usia subur disebabkan oleh masalah yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, serta penyakit yang mengenai sistem reproduksi misalnya kista ovarium. (Manuaba, 2010)

Di Amerika insidensi kista ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000 populasi pada tahun 1988 sampai 1991. Sebagian besar kista adalah kista fungsional dan jinak.Di Amerika karsinoma ovarium didiagnosa pada kira-kira 22.000 wanita, kematian sebanyak 16.000 orang. (Rock JA,)

Berdasarkan data yang diperoleh CDC di Amerika pada tahun 2011 insidensi kanker ovarium tertinggi terjadi di kota New York, Columbia dan Washington dengan interval 12,5-14,9 per 100.000 penduduk. Dan yang paling rendah terjadi


(36)

di kota Hawaii, Virginia, dan Louisiana dengan interval 7,5-10,4 per 100.000 penduduk(CDC,2011)

Di RSU H. Adam Malik Medan terdapat jumlah seluruh penderita kista ovarium tahun 2008-2009 sebanyak 47 orang. Di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan dari bulan Januari 2010- Oktober 2010 penderita kista ovarium pada wanita usia subur terdata sebanyak 34 kasus. (safitri,2010) Kemudian Di Rumah Sakit ST. Elisabeth Medan penderita kista ovarium dari tahun 2008-2012 terdata sebanyak 116 kasus. (Dumaris, 2012)

2.4.2. Determinan

Penyebab pasti dari penyakit kista Ovarium belum diketahui secara pasti.Akan tetapi salah satu pemicunya adalah faktor hormonal.Penyebab terjadinya kista ovarium ini dipengaruhi oleh banyak factor yang saling berhubungan. Beberapa faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya kista ovarium adalah

a. Gangguan pembentukan hormone

Kista ovarium disebabkan oleh 2 gangguan (pembentukan) hormon yaitu pada mekanisme umpanbalik ovarium dan hipotalamus. Estrogen merupakan sekresi yang berperan sebagai respon hipersekresi folikel stimulasi hormon. Dalam menggunakan obat- obatan yang merangsang pada ovulasi atau misalkan pola hidup yang tidak sehat itu bisa menyebabkan suatu hormone yang pada akhirnya dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormone. (Mansjoer, 2000) Gangguan keseimbangan hormon dapat berupa peningkatan hormon Luteinizing Hormon (LH)


(37)

yang menetap sehingga dapat menyebabkan ganguan ovulasi. (Llewellyn, 2001)

b. Memiliki Riwayat kista ovarium atau keluarga memiliki riwayat kista ovarium.(Wiknjosastro, 2005)

c. Penderita kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi (tamoxifen) Tamoxifen dapat menyebabkan kista ovarium fungsional jinak yang biasanya menyelesaikan penghentian pengobatan tersebut.(William,2007) d. Pada pengobatan infertilitas

Pasien dirawat karena infertilitas dengan induksi ovulasi dengan gonadotropin atau agen lainnya , seperti clomiphene citrate atau letrozole , dapat mengembangkan kista sebagai bagian dari sindrom hiperstimulasi ovarium.(William, 2007)

e. Gaya hidup yang tidak sehat

Gaya hidup yang tidak sehat dapat memicu terjadinya penyakit kista ovarium.Risiko kista ovarium fungsional meningkat dengan merokok ,risiko dari merokok mungkin meningkat lebih lanjut dengan indeks massa tubuh menurun.Selain dikarenakan merokok pola makan yang tidak sehat seperti konsumsi tinggi lemak, rendah serat, konsumsi zat tambahan pada makanan, konsumsi alcohol dapat juga meningkatka risiko penderita kista ovarium.(Bustam,2007)Pada wanita yang sudah menopause kista fungsional tidak terbentuk karena menurunnya aktivitas indung telur (Manuaba,2010).


(38)

f. Gangguan siklus Haid

Gangguan siklus haid yang sangat pendek atau lebih panjang harus diwaspadai. Menstuasi di usia dini yaitu 11 tahun atau lebih muda merupakan faktor resiko berkembangnya kista ovarium, wanita dengan siklus haid tidak teratur juga merupakan faktor resiko kista ovarium.(Manuaba,2010).

g. Pemakaian alat kontrasepsi hormonal

Wanita yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal juga merupakan faktor resiko kista ovarium, yaitu pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal berupa implant, akan tetapi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal berupa pil cenderung mengurangi resiko untuk terkena kista ovarium.(Henderson, 2005)

2.5. Gejala Kista Ovarium dan Tanda-tanda Klinik

Kista ovarium seringkali tanpa gejala, terutama bila ukuran kistanya masih kecil. Kista yang jinak baru memberikan rasa tidak nyaman apabila kista semakin membesar, sedangkan pada kista yang ganas kadangkala memberikan keluhan sebagai hasil infiltrasi atau metastasis kejaringan sekitar.(Sarjadi,1995) Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium. Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejalanya antara lain: perut ,terasa penuh, berat dan kembung, tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil), siklus menstruasi tidak


(39)

teratur dan sering nyeri, nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke punggung bawah dan paha, nyeri senggama, mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil, luas permukaan dinding endometrium menebal,dan pembengkakan tungkai bawah yang tidak disertai rasa sakit. Kadang-kadang kista dapat memutar pada pangkalnya, mengalami infark dan robek, sehingga menyebabkan nyeri tekan perut bagian bawah yang akut sehingga memerlukan penanganan kesehatan segera. (Moore,2001)

2.6. Komplikasi

Salah satu hal yang paling ditakutkan dari penyakit kista ovarium ini ialah kista tersebut berubah menjadi ganas dan banyak terjadi komplikasi. Komplikasi dari kista ovarium yang dapat terjadi ialah (Prawirohardjo,2010)

1. Perdarahan ke dalam kista

Biasanya terjadi sedikit- sedikit hingga berangsur- angsur menyebabkan kista membesar, pembesaran luka dan hanya menimbulkan gejala- gejala klinik yang minimal, akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak akan terjadi distensi yang cepat dari kista yang menimbulkan nyeri diperut.Kista berpotensi untuk pecah, tidak ada patokan mengenai besarnya kista yang berpotensi pecah.Pecahnya kist bisa menyebabkan pembuluh darah robek dan menimbulkan terjadinya pendarahan. (Hakimi, 1993)

2. `Infeksi pada kista


(40)

3. Torsio ( Putaran tangkai )

Torsio atau putaran tangkai trjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih, torsi meliputi ovarium, tuba fallopi atau aligamentum roduntum pada uterus. Jika dipertahankan torsi ini dapat berkembang menjadi infark peritonitis dan kematian.Torsi biasanya unilateral dan dikaitkan dengan kista, karsinoma TOA, masa yang tidak melekat atau yang dapat muncul pada wanita usia reproduksigejalanya meliputi nyeri mendadak dan hebat dikuadrat abdomen bawah, mual dan muntah dapat terjadi demam leukositosis.

4. Perubahan keganasan

Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis yang seksama terhadap kemungkinan perubahan kegansannya,adanya asites dalam hal ini mencurigakan masa kista ovarium berkembang setelah masa menapouse sehingga bisa kemungkinan untuk berubah menjadi kanker. 5. Robek dinding kista

Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula terjadi akibat trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut, dan lebih sering pada waktu melakukan bersetubuh, jika robekan kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka perdarahan bebas berlangsung keuterus ke dalam rongga peritoneum dan menimbulkan rasa nyeri terus- menerus disertatai tanda- tanda akut.


(41)

2.8. Pencegahan Kista Ovarium

Belum ada tindakan khusus agar terhindar dari penyakit kista ovarium. Akan tetapi pencegahan ditujukan untuk menurunkan angka insidensi kista Ovarium dan secara tidak langsung akan mengurangi angka kematian akibat kista Ovarium. 2.8.1. Pencegahan primer

Pencegahan primer pada kista ovarium dilakukan pada orang sehat yang sudah memiliki faktor risiko untuk terkena kista ovarium.Pencegahan primer dapat dilakukan melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat seperti tidak merokok, menkonsumsi makanan yang kaya serat dan mengandung zat anti oksidan yang tinggi, serta hindari zat kimia tambahan yang berbahaya pada makanan.

2.8.2. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder ditujukan untuk mengobati para penderita dan mengurangi akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit kista ovarium melalui diagnosa , pemeriksaan dini dan bekala kemudian pengobatan yang tepat. (Budiarto, 2002)

Kista ovarium jinak tumbuh secara tersembunyi dan sering tidak dapat dideteksi selama beberapa tahun.Tidak menyebabkan nyeri, tetapi jika membesar dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan jarang menimbulkan gangguan menstruasi.Pemeriksaan abdomen dan vagina secara periodik akan dapat mendeteksi kista ini. Kista tanpa nyeri atau massa padat di cul-de-sac, atau di tempat ovarium, atau meluas ke abdomen, yang dengan palpasi bersifat kistik


(42)

sampai padat, memberi tanda kista ovarium. Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan skening ultrason abdomen atau transvagina, yang dapat membedakannya dari kehamilan, kegemukan, pseudosiesis, kandung kemih penuh atau degenerasi kistik dari mioma.(Llewellyn,2001)

Prawirohardjo (2002), menyatakan bahwa apabila pada pemeriksaan ditemukan kista di rongga perut bagian bawah dan atau di rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi, permukaan, konsistensi, apakah dapat digerakkan atau tidak), maka perlu ditentukan jenis kista tersebut.Pada kista ovarium biasanya uterus dapat diraba tersendiri, terpisah dari kista.Jika kista ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan kista itu konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya kehamilan atau kandung kemih penuh, sehingga pada anamnesis perlu lebih cermat dan disertai pemeriksaan tambahan. Apabila sudah ditentukan bahwa kista yang ditemukan ialah kista ovarium, maka perlu diketahui apakah kista itu bersifat neoplastik atau nonneoplastik.(Prawirohardjo, 2002)

Kista nonneoplastik akibat peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan gejala-gejala ke arah peradangan genital, dan pada pemeriksaan kista-kista akibat peradangan tidak dapat digerakkan karena perleketan.Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar, dan diantaranya pada suatu waktu biasanya menghilang sendiri.Jika kista ovarium itu bersifat neoplastik, maka pemeriksaan yang cermat dan analisis yang tajam dari gejala-gejala yang ditemukan dapat membantu dalam pembuatan diagnosis diferensial.(Prawirohardjo, 2002)


(43)

Penegakan diagnose dapat dibantu dengan pemeriksaan lanjutan yang berupa :(Prawirohardjo, 2002)

(1) Laparaskopi yaitu pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah kista berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat kista,

(2) Ultrasonografi yaitu dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas kista, apakah kista berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah kista kistik atau solid, dan dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.

(3) Foto Rontgen yaitu pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam kista

(4) Parasentesis yaitu pungsi asites berguna untuk menentukan sebab asites. Perlu diperhatikan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.

2.9. Penatalaksanaan Medis

Apabila kista sudah terlanjur tumbuh dan didiagnosa sebagai kista ovarium yang berbahaya, biasanya tindakan medis perlu dilakukan. Operasi pengangkatan biasanya akan dilakukan untuk mencegah kista ovarium tumbuh lebih besar. Penyembuhan dari kista juga tergantung pada jenisnya masing-masing.Kista ovarium neoplastik memerlukan operasi dan kista nonneoplastik tidak. Jika


(44)

menghadapi kista yang tidak memberi gejala atau keluhan pada penderita dan yang besar kistanya tidak melebihi jeruk nipis dengan diameter kurang dari 5 cm, kemungkinan besar kista tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum, jadi merupakan kista nonneoplastik. Tidak jarang kista-kista tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga pada pemeriksaan ulangan setelah beberapa minggu dapat ditemukan ovarium yang kira-kira besarnya normal. Oleh sebab itu, dalam hal ini perlu menunggu selama 2 sampai 3 bulan, sementara mengadakan pemeriksaan ginekologik berulang. Jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan kista tersebut, maka dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan besar kista itu bersifat neoplastik, dan dapat dipertimbangkan satu pengobatan operatif.(Prawirohardjo, 2002)

Tindakan operasi pada kista ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan kista dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung kista.Akan tetapi, jika kistanya besar atau ada komplikasi, perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salpingo-ooforektomi).Pada saat operasi kedua ovarium harus diperiksa untuk mengetahui apakah ditemukan pada satu atau pada dua ovarium.(Prawirohardjo, 2002)

Pada operasi kista ovarium yang diangkat harus segera dibuka, untuk mengetahui apakah ada keganasan atau tidak.Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi anatomik untuk mendapatkan kepastian apakah kista ganas atau tidak.Jika terdapat keganasan, operasi yang tepat ialah histerektomi dan


(45)

salpingo-ooforektomi bilateral.Akan tetapi, wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan tingkat keganasan kista yang rendah (misalnya kista sel granulosa), dapat dipertanggung-jawabkan untuk mengambil resiko dengan melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.

Terapi bergantung pada ukuran dan konsistensi kista dan penampakannya pada pemeriksaan ultrasonografi.Mungkin dapat diamati kista ovarium berdiameter kurang dari 80 mm, dan skening diulang untuk melihat apakah kista membesar.Jika diputuskan untuk dilakukan terapi, dapat dilakukan aspirasi kista atau kistektomi ovarium.Kista yang terdapat pada wanita hamil, yang berukuran >80 mm dengan dinding tebal atau semisolid memerlukan pembedahan, setelah kehamilan minggu ke 12.Kista yang dideteksi setelah kehamilan minggu ke 30 mungkin sulit dikeluarkan lewatpembedahan dan dapat terjadi persalinan prematur.Keputusan untuk melakukan operasi hanya dapat dibuat setelah mendapatkan pertimbangan yang cermat dengan melibatkan pasien dan pasangannya. Jika kista menimbulkan obstruksi jalan lahir dan tidak dapat digerakkan secara digital, harus dilakukan seksio sesaria dan kistektomi ovarium.(Moore,2001)


(46)

2.10 Kerangka Konsep

Karakteristik Wanita Penderita Kista Ovarium 1. Sosiodemografi

Umur Suku Agama Pendidikan Pekerjaan

Status Perkawinan 2. Keluhan

3. Status Haid

4. Ukuran Diameter kista 5. Jenis Kista

6. Penatalaksanaan Medis 7. Lama Rawatan


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan desain case series.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah sakit Vita Insani Pematang siantar.Alasan Pemilihan lokasi ini atas dasar pertimbangan bahwa Rumah Sakit Vita Insani adalah salah satu unit pelayanan medis yang menyediakan data tentang penyakit kista ovarium dan belum pernah dilakukan penelitian mengenai karakteristik wanita penderita kista ovarium pada tahun 2011-2013.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan mulai April 2014 sampai dengan Februari 2015.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah data semua penderita kista ovarium yang dirawat di Rumah sakit Vita Insani pematang siantar tahun 2011-2013 yaitu 124 kasus yang terdata pada bagian rekam medis.


(48)

3.3.2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah seluruh data pasien yang menderita kista ovarium yang dirawat di rumah sakit Vita Insani Pematang siantar Tahun 2011-2013, yang berjumlah 124 kasus (total sampling)

3.4. Metode pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari kartu status pasien yang menderita kista ovarium di Rumah Sakit Vita insani pematang siantar tahun 2011-2013. Semua kartu status pasien dikumpulkan kemudian dilakukan proses pencatatan sesuai dengan variabel yang dibutuhkan untuk diteliti.

3.5. Teknik Analisa Data

Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisa dengan computer menggunakan program SPSS (Statistical package for social science). Data dianalisa dengan uji Anova , t-test dan chi square . Uji Anova digunakan untuk menganalisis data lama raatan dengan sumber biaya, sementara itu uji chi-square digunakan untuk menganalisa data jenis kista berdasarkan umur, jenis kista berdsarkan ukuran diameter kista, umur berdasarkan status haid, status perkawinan berdasarkan penatalaksanaan medis. Kemudian hasil analisa data disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi proporsi, diagram pie, dan diagram bar.


(49)

3.6 . Defenisi Operasional

3.6.1. Kista Ovarium adalah suatu tumor, baik kecil maupun yang besar , kistik atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium[19]dan sesuai dengan diagnosis dokter.

3.6.2. Sosiodemografi adalah keterangan yang menunjukkan spesifikasi pribadi penderita hipertensi dan hubungan sosialnya di masyarakat meliputi umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, dan status perkawinan sesuai tercatat pada kartu status.

3.6.3. Umur adalah usia wanita yang menderita kista ovarium sesuai dengan kartu status, dan umur dikategorikan berdasarkan rumus Sturges.

Berdasarkan rumus Sturges diperoleh : 1. 12-19

2. 20-27 3. 28-35 4. 36-43 5. 44-51 6. 52-59 7. 60-67 8. 68-75


(50)

3.6.4. Suku adalah etnik yang melekat pada penderita kista ovarium sesuai tercatat pada kartu status,dikategorikan atas:

1. Batak 2. Jawa 3. Tionghoa 4. Melayu 5. Lain-lain

3.6.5. Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh penderita kista ovarium sesuai yang tercatat pada kartu status, dikategorikan atas:

1. Islam

2. Kristen Protestan 3. Katholik

4. Hindu 5. Budha

3.6.6. Tingkat Pendidikan adalah pendidikan formal tertinggi yang pernah ditempuh penderita kista ovarium yang tercatat pada kartu status,dikategorikan atas:

1. Tidak tamat SD/ Tamat SD/ sederajat 2. Tamat SMP/sederajat

3. Tamat SMA/ sederajat


(51)

3.6.7. Pekerjaan adalah aktivitas utama yang dilakukan penderita kista ovarium sehari-hari yang tercatat pada kartu status,dikategorikan atas:

1. Ibu Rumah Tangga

2. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 3. Pegawai Swasta

4. Wiraswasta 5. Lain-lain 6. Tidak Bekerja

3.6.8. Status perkawinan adalah keterangan yang menunjukkan riwayat pernikahan penderita kista ovarium sesuai tercatat pada kartu status,dikategorikan atas:

1. Belum kawin 2. Kawin

3.6.9. Keluhan utama adalah pernyataan pasien yang menjelaskan alasan mencari bantuan medis,dikategorikan atas:

1. Nyeri abdomen bawah 2. Nyeri ketika haid 3. Terjadi Pendarahan 4. Perut Membesar


(52)

3.6.10.Status haid adalah keterangan yang menunjukkan riwayat menstruasi penderita kista ovarium yang tercatat di kartu status,dikategorikan atas: 1. Haid teratur

2. Haid tidak teratur 3. Menopause

3.6.11. Ukuran diameter kista adalah besar ukuran kista yang dialami penderita menurut ukuran kista terbesar berdasarkan hasil pemeriksaan dokter sesuai yang tercatat dalam status pasien, ukuran diameter kista dikategorikan dengan rumus Sturges.

Berdasarkan rumus Sturges diperoleh 1. 2-9

2. 10-17 3. 18-25

3.6.12. Jenis kista adalah kalsifikasi kista yang dialami penderita kista ovarium yang tercatat di kartu status,dikategorikan atas:

1. Kista Ovarium Jinak 2. Kista Ovarium Ganas

3.6.13. Penatalaksanaan medis adalah tindakan yang dilakuka terhadap penderita kista ovarium sehubungan dengan tindakan penyembuhan yang dilakukan sesuai yang tercatat di kartu status,dikategorikan atas:

1. Terapi Hormonal 2. Terapi Pembedahan


(53)

3.6.14. Lama rawatan adalah jumlah hari penderita kista ovarium dirawat dari tanggal masuk sampai keluar (baik dengan izin dokter, atas permintaaan sendiri, maupun meninggal dunia) sesuai tercatat pada kartu status.

3.6.15. Sumber biaya adalah asal biaya yang digunakan penderita selama masa perawatan sesuai dengan yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas : 1. Askes

2. Jamkesmas 3. Biaya sendiri


(54)

BAB 4

HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar

Kota Pematangsiantar adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara dan kota terbesar kedua setelah kota Medan. Kota Pematangsiantar memiliki luas wilayah 79.791 km2, terdiri dari 8 kecamatan dan 43 kelurahan.Secara geografis Kota Pematangsiantar diapit Kabupaten Simalungun.Kota ini juga menghubungkan jalan darat ke kabupaten-kabupaten lainnya seperti Toba Samosir, Tapanuli Utara dan Tapanuli Selatan. Kota Pematangsiantar hanya berjarak 128 km dari Kota Medan dan 52 km dari Prapat sehingga sering menjadi kota perlintasan.

Rumah Sakit Vita Insani didirikan pada tanggal 14 agustus 1982 sebagai salah satu rumah sakit swasta yang turut berperan penting dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Rumah Sakit Vita Insani yang terletak di pusat Kota Pematangsiantar yaitu Jalan Merdeka No. 329 merupakan lokasi sangat strategis, sangat mudah dijangkau dari segala arah. Untuk mencapai Rumah Sakit Vita Insani bisa melalui beberapa alternatif rute perjalanan yaitu dari Perdagangan, Tanah Jawa, Prapat, Raya dan Tebing Tinggi dan rute-rute tersebut bisa dilalui dengan jalan darat. Rumah Sakit Vita Insani mempunyai gedung yang nyaman dengan luas wilayah 7.995 m2dan luas bangunan 7.476 m2yang didukung oleh 44 tenaga dokter umum dan spesialis, 251 tenaga medis dan paramedis, dan 77 tenaga administrasi dan keuangan.


(55)

4.1.2. Visi, Misi, Falsafah dan Motto Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar

a. Visi

Visi Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar adalah menjadi rumah sakit yang disenangi masyarakat tahun 2014

b. Misi

Misi Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar adalah:

i. Menciptakan budaya senyum bagi seluruh pegawai Rumah Sakit Vita Insani

ii. Menyediakan peralatan modern dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat

iii. Meningkatkan mutu pelayanan dan manajemen Rumah Sakit Vita Insani. iv. Meningkatkan peran Rumah Sakit Vita Insani dalam memberikan

pelayanan yang cepat dan akurat

v. Mengembangkan sistem pembayaran pelayanan kesehatan dalam bentuk tarif yang terjangkau untuk masing-masing jenis pelayanan.

vi. Menciptakan lingkungan rumah sakit yang bersih, indah dan asri. c. Falsafah

Falsafah Rumah Sakit Vita Insani adalah meringankan penderitaan pasien dengan memberikan pelayanan yang terbaik, murah dan terjangkau.


(56)

d. Motto

Motto Rumah Sakit Vita Insani adalah “Kami Peduli Anda”.

4.1.3. Fasilitas Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar

Rumah Sakit Vita Insani memiliki fasilitas yang memadai antara lain Laboratorium, Radiologi, Apotik, Instalasi Farmasi, Fisiotherapi, Klinik obgyn yang memiliki Alat USG dan masih banyak fasilitas lainnya. Jumlah fasilitas tempat tidur Rumah Sakit Vita Insani sebanyak 128 buah meliputi 12 buah pada kelas super VIP dan VIP, 15 buah pada kelas I, 28 buah pada kelas II, 57 buah pada kelas III, 6 buah pada ruang ICU, dan 10 buah pada kamar bayi.

Fasilitas pendukung rumah sakit berupa sarana air bersih yang didapatkan dari dua sumber yaitu dari sumur bor dan PDAM.Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Rumah Sakit Vita Insani menggunakan PLN dan apabila PLN padam, telah disediakan genset dengan kapasitas 350 KVA sebanyak 1 unit.


(57)

4.2. Analisis Univariat

4.2.1.Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Sosiodemografi

Adapun distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan sosiodemografi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Sosiodemografi di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar 2011-2013

No. Sosiodemografi f %

1. Umur (tahun)

12-19 5 4.0

20-27 23 18.6

28-35 32 25.8

36-43 28 22.6

44-51 21 16.9

52-59 9 7.3

60-67 2 1.6

68-75 4 3.2

TOTAL 124 100

2. Suku

Batak 75 60.5

Jawa 48 38.7

Tionghoa 1 0.8

TOTAL 124 100

3. Agama

Islam 60 48.4

Kristen Protestan 52 41.9

Katholik 11 8.9

Budha 1 8

TOTAL 124 100

4 Pendidikan

Tidak Tamat SD/ Tamat SD/ Sederajat 3 2.4

Tamat SLTP / Sederajat 15 12.1

Tamat SLTA / Sederajat 88 71.0

Tamat Akademi/ PT 18 14.5

TOTAL 124 100


(58)

5. Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga 62 50.0

Pegagawai Negeri Sipil (PNS) 11 8.9

Pegawai swasta 12 9.7

Wiraswasta 23 18.5

Lain-Lain (Petani, Pedagang) 15 12.1

Tidak Bekerja 1 0.8

TOTAL 124 100

6 Status Perkawinan

Belum kawin 12 9.7

Kawin 112 90.3

TOTAL 124 100

Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa proporsi penderita kista ovarium berdasarkan umur tertinggi yaitu pada kelompok umur 28-35tahun yaitu sebanyak 32 orang (25,8 %) dan terendah pada kelompok umur 60-67 tahun yaitu sebanyak 2 orang (1.6%).

Karakteristik penderita kista ovarium dengan kelompok umur termuda pada penelitian ini yaitu: penderita umur 12 tahun, status belum kawin , keluhan nyeri abdomen bawah, penatalaksanaan medis terapi pembedahan.

Karakteristik penderita kista ovarium dengan kelompok umur tertua yaitu penderita umur 75 tahun, status kawin, keluhan nyeri abdomen bawah, pentalaksanaan medis terapi pembedahan

Proporsi penderita kista ovarium berdasarkan suku tertinggi adalah suku batak sebanyak 75 orang (60.5%) .Proporsi penderita kista ovarium berdasarkan agama tertinggi adalah agama Islam yaitu sebanyak 60 orang (48.4%), tidak ditemukan penderita kista ovarium yang beragama Hindu.

Proporsi penderita kista ovarium berdasarkan pendidikan tertinggi adalah tamat SMA/ sederajat yaitu sebanyak 88 orang (77.1%) dan terendah adalah tidak tamat SD/Tamat SD/ sederajat yaitu sebanyak 3 orang (2.4%) . Penderita kista


(59)

ovarium berdasrkan pekerjaan tertinggi adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 62 orang (50%) dan yang terendah adalah pegawai swasta sebanyak 12 orang (9.7%) da nada juga yang sedang tidak bekerja yaitu sebanyak 1 orang (0.8%) .

Proporsi penderita kista ovarium berdasarkan status perkawinan tertinggi adalah berstatus kawin yaitu sebanyak 112 (90.3%) .

4.2.2. Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Keluhan Distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan keluhan yang dirasakan penderita dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Keluhan Di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013

No. Keluhan f %

1. Nyeri Abdomen Bawah 99 56,2

2. Nyeri Ketika Haid 31 17.6

3. Terjadi Pendarahan 30 17,1

4. Perut Membesar 16 9.1

TOTAL 176 100

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa proporsi keluhan penderita kista ovarium yang tertinggi adalah Nyeri abdomen bawah yaitu sebanyak 99 orang (56.2%) dan terendah adalah perut membesar sebanyak 16 orang (9.1%).

4.2.3 Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Status Haid Adapun distribusi penderita kista ovarium berdasarkan status haid dapat dilihat pada tabel berikut.


(60)

Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Status haid di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013

No. Status Haid f %

1. Haid tidak teratur 22 17.7

2. Haid teratur 87 70.2

3 Menopuse 15 12.1

TOTAL 124 100

Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa proporsi penderita kista ovarium berdasarkan status haid yang tertinggi adalah haid teratur yaitu sebanyak 87 orang (70.2%) dan terendah adalah menopause sebanyak 15 orang (12.1%) . 4.2.4. Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Ukuran

Diameter Kista

Distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan ukuran diameter kista dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Ukuran diameter kista di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013

No. Ukuran Diameter Kista f %

1. 2-9 59 47.6

2. 10-17 54 43.5

3 18-25 11 8.9

TOTAL 124 100

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan ukuran diameter kista tertinggi adalah 2-9 cm yaitu sebanyak 59 orang (47.6%) dan terndah adalah 18-25 cm yaitu sebanyak 11 orang (8.9%)


(61)

4.2.5. Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasrkan Jenis Kista Adapun proporsi penderita kista ovarium berdasrkan jenis kista dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Jenis kista di Rumah Sakit vita insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013

No. Jenis Kista f %

1. Kista ovarium jinak 102 82.3

2. Kistaovarium ganas 22 17.7

TOTAL 124 100

Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa proporsi penderita kista ovarium berdasarkan jenis kista yang tertinggi adalah kista ovarium jinak yaitu sebanyak 102 orang (82.3%) dan yang terendah adalah kista ovarium ganas yaitu sebanyak 22 orang (17.7%)

4.2.6. Distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan penatalaksanaan medis

Adapun distribusi penderita kista ovarium berdasarkan penatalaksanaan medis dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Penatalaksanaan Medis Di Rumah Sakit Vita Insani 2011-2013

No. Penatalaksanaan Medis f %

1 Terapi Pembedahan 114 91.9

2 Terapi Hormonal + Pembedahan

10 8.1

TOTAL 124 100

Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa proporsi penderita kista ovarium berdasarkan penatalakasanaan medis yang tertinggi adalah terapi pembedahan yaitu sebanyak 114 orang dan tidak ada yang melakukan terapi hormonal.


(62)

4.2.7. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kista Ovarium

Adapun lama rawatan Rata-rata penderita kista ovarium dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013

Lama Rawatan Rata-rata (hari)

Mean 4.5

SD (Standart Deviasi) 1.137

Minimum 1

Maximum 9

Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita kista ovarium adalah 4,5 hari atau 5 hari. SD (Standar Deviasi) 1,137 hari dengan lama rawatan minimum 1 hari dan lama rawatan maksimum 9 hari.

4.2.8. Distribusi Proporsi Penderita kista Ovarium Berdasarkan Sumber Biaya

Adapun distribusi penderita kista ovarium berdasarkan sumber biaya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.8 Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Sumber Biaya di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013

No. Sumber Biaya f %

1. Askes 11 8.9

2. Jamkesmas 3 2.4

3 Jamsostek 15 12.1

4 Biaya Sendiri 95 76.6

TOTAL 124 100

Dari Tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa proporsi penderita kista ovarium berdasarkan sumber biaya yang tertinggi adalah biaya sendiri yaitu sebanyak 95 orang (76.6%) dan yang terendah adalah dengan jamkesmas yaitu sebanyak 3 orang (2.4%)


(63)

4.3. Analisa Statistik

4.3.1. Jenis Kista Berdasarkan Umur

Adapun distribusi proporsi jenis kista berdasarkan umur penderita kista ovarium dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.9. Distribusi Proporsi Jenis Kista Berdasarkan Umur Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013

No Umur

Jenis Kista

Total Kista Ovarium

Jinak

Kista Ovarium Ganas

f % F % f %

1 < 45 88 94.6 5 5.4 93 100

2 ≥ 45 14 45.1 17 54.9 31 100

P< 0,001 Dari Tabel 4.9 dapat dilihat dari 93 penderita yang berada pada kelompok umur <45 tahun, 88 penderita (94.6%) yang menderita kista ovarium jinak dan 5 penderita (5.4) yang menderita kista ovarium ganas. Dari 31 penderita yang

berada pada kelompok umur ≥45 tahun, 14 penderita (45.1%) yang menderita

kista ovarium jinak dan 17 penderita (54.9%) yang menderita kista ovarium ganas.

Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p <0,001 , artinya ada perbedaan proporsi yang bermakna antara umur berdasarkan jenis kista.

4.3.2. Keluhan Berdasarkan Ukuran Diameter Kista

Adapun distribusi proporsi keluhan berdasarkan ukuran diameter kista dapat dilihat padda tabel berikut.


(1)

JNSKSTA * UKDMTERK2 Crosstabulation UKDMTERK2

Total <=6cm >6cm

JNSKSTA Jinak Count 12 90 102

Expected Count 15.6 86.4 102.0

% within JNSKSTA 11.8% 88.2% 100.0%

% within UKDMTERK2 63.2% 85.7% 82.3%

% of Total 9.7% 72.6% 82.3%

Ganas Count 7 15 22

Expected Count 3.4 18.6 22.0

% within JNSKSTA 31.8% 68.2% 100.0%

% within UKDMTERK2 36.8% 14.3% 17.7%

% of Total 5.6% 12.1% 17.7%

Total Count 19 105 124

Expected Count 19.0 105.0 124.0

% within JNSKSTA 15.3% 84.7% 100.0%

% within UKDMTERK2 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 15.3% 84.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 5.609a 1 .018

Continuity Correctionb 4.170 1 .041

Likelihood Ratio 4.797 1 .029

Fisher's Exact Test .044 .026

Linear-by-Linear Association 5.564 1 .018

N of Valid Cases 124

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.37. b. Computed only for a 2x2 table


(2)

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

STTHAID * UMURK2 124 100.0% 0 .0% 124 100.0%

STTHAID * UMURK2 Crosstabulation UMURK2

Total <45 >=45

STTHAID tidak teratur Count 19 3 22

Expected Count 16.5 5.5 22.0

% within STTHAID 86.4% 13.6% 100.0%

% within UMURK2 20.4% 9.7% 17.7%

% of Total 15.3% 2.4% 17.7%

teratur Count 73 14 87

Expected Count 65.3 21.8 87.0

% within STTHAID 83.9% 16.1% 100.0%

% within UMURK2 78.5% 45.2% 70.2%

% of Total 58.9% 11.3% 70.2%

Menopouse Count 1 14 15

Expected Count 11.3 3.8 15.0

% within STTHAID 6.7% 93.3% 100.0%

% within UMURK2 1.1% 45.2% 12.1%

% of Total .8% 11.3% 12.1%

Total Count 93 31 124

Expected Count 93.0 31.0 124.0

% within STTHAID 75.0% 25.0% 100.0%

% within UMURK2 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 75.0% 25.0% 100.0%


(3)

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 42.553a 2 .000

Likelihood Ratio 37.818 2 .000

Linear-by-Linear Association 23.494 1 .000

N of Valid Cases 124

a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.75.

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

STTKWN * PNTMEDS 124 100.0% 0 .0% 124 100.0%

STTKWN * PNTMEDS Crosstabulation PNTMEDS

Total bedah hormonal + bedah

STTKWN belum kawin Count 12 0 12

Expected Count 11.0 1.0 12.0

% within STTKWN 100.0% .0% 100.0%

% within PNTMEDS 10.5% .0% 9.7%

% of Total 9.7% .0% 9.7%

Kawin Count 102 10 112

Expected Count 103.0 9.0 112.0

% within STTKWN 91.1% 8.9% 100.0%

% within PNTMEDS 89.5% 100.0% 90.3%

% of Total 82.3% 8.1% 90.3%

Total Count 114 10 124


(4)

% within STTKWN 91.9% 8.1% 100.0%

% within PNTMEDS 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 91.9% 8.1% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 1.165a 1 .280

Continuity Correctionb .272 1 .602

Likelihood Ratio 2.127 1 .145

Fisher's Exact Test .596 .347

Linear-by-Linear Association 1.156 1 .282

N of Valid Cases 124

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .97.

b. Computed only for a 2x2 table

Descriptives LMRWT

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

Askes 11 4.55 .820 .247 3.99 5.10 3 6

Jamkesmas 3 4.33 .577 .333 2.90 5.77 4 5

Jamsostek 15 4.73 1.163 .300 4.09 5.38 3 6

Sendiri 95 4.46 1.183 .121 4.22 4.70 1 9


(5)

ANOVA LMRWT

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 1.052 3 .351 .266 .850

Within Groups 157.948 120 1.316


(6)