Pengaruh Self Efficacy dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk (Jalan Ahmad Yani No. 2 Kesawan Medan) Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1

Bentuk Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan Metode asosiatif. Menurut Azwar Juliandi (2013:123) pendekatan
assosiatif adalah pendekatan korelasional dengan menggunakan dua atau lebih
variabel guna mengetahui hubungan atau pengaruh antara variabel satu dengan
variabel lainnya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif dan di bantu dengan program Statistik.
3.2

Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. London Sumatra Indonesia, Tbk yang

terletak di jalan Ahmad Yani No.2, Kesawan, Medan. Waktu penelitian
dilaksanakan pada November sampai dengan selesai.
3.3


Populasi dan Sampel

3.3.1

Populasi
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

karyawan pada PT.PP London Sumatera, Tbk Jalan Ahmad Yani No. 2 Kesawan,
Medan yang berjumlah 109 orang.
3.3.2

Sampel
Menurut Sugiyono (2008:116) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh popolasi tersebut. Penentuan sampel pada
penelitian ini menggunakan metode probability sampling degan teknik simple
random sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel dari populasi
dilakukan dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi


43

Universitas Sumatera Utara

44

tersebut. Dalam menentukan sampel dari suatu populasi dapat menggunakan
Rumusan Slovin dengan nilai kritis sebesar 10%.

Sumber : Juliandi (2013:62)
Dimana:
1
n
N
(e)2

=
=
=
=


Konstanta
Ukuran sampel
Ukuran populasi
Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
Sampel yang masih dapat ditolelir atau diinginkan, sebanyak 10%

Maka sampel akan dicari dengan menggunakan rumus Slovin,

= 52 orang
Berdasarkan teori tersebut maka dapat diperoleh sampel sebanyak 52 orang.
3.4

Hipotesis
Hipotesis menurut sugiyono (2008, hal. 93) “Hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang secara teoritis
dianggap paling mungkin atau paling tinggi kebenarannya”. Berdasarkan
masalah yang diteliti maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut:
1. H0 : Tidak ada pengaruh self efficacy terhadap kepuasan kerja karyawan di

PT. PP. London Sumatra, Tbk
Ha : Ada pengaruh self efficacy terhadap kepuasan kerja karyawan
di PT. PP. London Sumatera, Tbk
2. H0 : Tidak ada pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja karyawan
di PT. PP. London Sumatra, Tbk

Universitas Sumatera Utara

45

Ha : Ada pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja karyawan di PT. PP.
London Sumatera, Tbk
3. H0 : Tidak ada pengaruh self efficacydan motivasiterhadap kepuasan kerja
karyawan di PT. PP. London Sumatra, Tbk
Ha :

Ada pengaruh self efficacy dan motivasi terhadap kepuasan kerja

karyawan di PT. PP. London Sumatera, Tbk
3.5


Defenisi Konep
Konsep adalah sejumlah pengertian atau karakteristik yang dikaitkan

dengan peristiwa, obyek, kondisi, situasi, dan prilaku tertentu (erlin, 2011:53).
Adapun yang menjadi defenisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1.

Self Efficacy
Menurut Bandura (Ghufron dan Risnawati, 2010:73) “self efficacy adalah
keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas
atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai hal tertentu”

2.

Motivasi
Mathis, Robert L. Dan H. Jackson (Effendi, 2014:166) mengatakan bahwa,
“motivasi adalah hasrat yang ada didalam diri seseorang menyebabkan orang
tersebut melakukan tindakan.


3.

Kepuasan Kerja
George dan Jones (Priansa, 2016:291) yang mendefenisikan kepuasan kerja
merupakan sekumpulan perasaan, keyakinan, dan pikiran tentang bagaimana
respon seseorang terhadap pekerjaannya.

Universitas Sumatera Utara

46

3.6

Defenisi Operasional
Definisi operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel

diukur untuk mengetahui baik buruknya pengukuran dari suatu penelitian.
Dalam penelitian ini yang menjadi definisi operasional adalah:
1.


Self Efficacy (X1)
Self efficacy merupakan keyakinan, kepercayaan diri individu mengenai
kemampuan dirinya dalam melakukan tugas atau tindakan yang diperlukan
untuk mencapai hal tertentu melalui proses kegiatan kognitif berupa
keputusan, keyakinan, atau penghargaan tentang sejauh mana individu
memperkirakan kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas atau tindakan
tertentu yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dalam
penelitian ini self efficacy merupakan variable independen yaitu (X1). Adapun
indikator yang digunakan untuk mengukur variabel self efficacy adalah
sebagai berikut: 1) Dimensi tingkat (Level),

2) Dimensi generalisasi

(Generality), 3) Dimensi kekuatan (Strength) (Alwisol, 2009, Ghufron &
Risnawati, 2010, Rahman, 2013)
2. Motivasi (X2)
Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairaan
sehingga hasrat yang ada didalam diri seseorang menyebabkan orang tersebut
melakukan tindakan. Seseorang melakukan tindakan untuk sesuatu hal

mencapai tujuan perusahaan. Motivasi dalam penelitian ini merupakan
variable independen (X2). Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur
variable motivasi adalah sebagai berikut : (1) Engagement,(2)Commitment,(3)
Satisfaction, (4) Insentif. (Hasibuan, 2010, Priansa, 2016,Rivai, 2009,
Sutrisno, 2019, Wibowo, 2007)

Universitas Sumatera Utara

47

3. Kepuasan Kerja (Y)
kepuasan kerja merupakan sekumpulan perasaan pegawai atau karyawan
terhadap pekerjaannya, apakah senang/suka atau tidak senang/tidak suka
sebagai hasil interaksi pegawai dengan lingkungan pekerjaannya atau sebagai
presepsi sikap mental, juga sebagai hasil penilaian pegawai terhadap
pekerjaannya. Dalam penelitian ini kepuasan kerja merupakan variabel
dependen

yaitu Y. adapun indikator yang digunakan untuk mengukur


kepuasan kerja adalah sebagai berikut : (1) Gaji, (2) Promosi, (3) Supervisi
(4) Tunjangan Tambahan, (5) Penghargaan, (6) Prosedur dan Peraturan Kerja,
(7), Rekan kerja, (8) Pekerjaan itu Sendiri, (9) Komunikasi. (Priansa, 2016,
Wibowo, 2007)
Tabel 3.1
Defenisi Oprasional

No
1.

Variabel

Self Efficacy (X1)
Merupakan
keyakinan,
kepercayaan diri
individu mengenai
kemampuan dirinya
dalam melakukan
tugas yang diberikan


Indikator

Sub Indikator

1. Keyakinan dalam
mengambul tindakan.
2. Keyakinan terhadap
kemampyan yang
dimiliki.
3. Berpandangan positif.
1. Keyakinan diri yang
b. Dimensi
kuat.
Kekuatan
2. Semangat juang dan
(Strength)
tidak mudah
menyerah.
3. Komitmen.

1. Menyikapi situasi dan
c. Dimensi
kondisi.
Generalisasi
(Generality) 2. Pengalaman hidup
3. Sikap yang
menunjukkan

Skala
Pengukuran

a. Dimensi
Tingkat
(Level)

Likert

Universitas Sumatera Utara

48

keyakinan diri.

2.

3.

a. Enggagement 1. Tingkat antusiasme.
2. Inisiatif.
3. Usaha untuk
Pemberi daya
meneruskan
penggerak yang
b. Commitment 1. Mengikat dengan
menciptakan
organisasi.
kegairaan sehingga
2. Menunjukkan
hasrat yang ada dalam
tindakan OCB.
diri seseorang
1. Refleksi pemenuhan
d. Stisfaction
menyebabkan orang
kontak biologis.
tersebut melakukan
2. Memenuhi harapan
tindakan.
ditempat kerja.
1. Gaji
e. Insentif
2. Bonus
3. Tunjangan
4. Jaminan
1. Gaji yang diberikan
Kepuasan Kerja a. Gaji
sesuai
(Y)
2. Gaji berpengaruh
Merupakan
terhadap kepuasan
sekumpulan perasaan
kerja
pegawai terhadap
1. Kebijakan promosi
pekerjaannya, apakah
2. Kesempatan untuk
senang/suka atau tidak b. Promosi
mendapatkan promosi
senang/tidak suka
3. Kesempatan
sebagai hasil interaksi
meningkatkan karir
pegawai dengan
1. Sikap medukung,
c. Supervisi
lingkungannya.
penuh perhatian dan
bersahabat
2. Member pujian
3. Mendengar pendapat
bawahan
4. Memusatkan
perhatian kepada
pegawai.
d. Tunjangan 1. Tunjangan tambahan
adil
Tambahan

Motivasi
(X2)

Likert

Universitas Sumatera Utara

49

e. Penghargaan 1.

Pemberian
penghargaan
f. Prosedur dan 1. Peraturan ditempat
kerja
Peraturan
Kerja

1. Hubungan dengan
rekan kerja
2. Suasana kerja
1. Kesempatan untuk
h. Pekerjaan
berekreasi dan variasi
Itu Sendiri
dari tugas
2. Peningkatan
pengetahuan
3. Tanggung jawab
i. Komunikasi 1. Komunikasi yang
berlangsung
g. Rekan
Kerja

Likert

Sumber: Peneliti (2017)
3.7

Teknik Pengumpulan data

3.7.1

Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden

terpilih dari lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan
kuesioner kepada responden yang terpilih, yang berisikan pernyataan mengenai
variabel penelitian. Dalam hal ini peneliti memperolehnya dengan menggunakan
kuesioner dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan secara langsung
kepada 109 karyawan PT. PP. London Sumatra, Tbk.
3.7.2

Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data yang dapat

dilakukan melalui kegiatan data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber
sekunder untuk mendukung data primer. Untuk pengumpulan data sekunder ini
menggunakan cara sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

50

1. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari bukubuku, karya ilmiah serta pendapat para ahli yang berkompetensi serta
memiliki relevansi masalah yang ada.
2. Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan menggunakan catatancatatan atau dokumen yang didapat di lokasi penelitib yang relevan dengan
masalah yang diteliti.
3.8

Skala Pengukuran
Skala pegukuran data yang digunakan pada penelitian ini adalah skala

likert. Skala likert adalah adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial
(Sugiono, 2012:132). Dalam penelitian ini, skala likret yang digunakan
berbentuk pertanyaan positif, angka 5 (lima) menunjukkan bahwa responden
sangat mendukung pertanyaan/pertanyaan yang diberikan, dan angka 1 (satu)
menunjukkan

bahwa

responden

sangat

tidak

mendukung

terhadap

pertanyaan/pertanyaan yang diberikan. Berikut ini adalah tabel interval data
dalam skala likret.
Tabel 3.2 Interval Bentuk Pernyataan Positif
Pernyataan
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Sumber: Juliandi, (2013)

Bobot
5
4
3
2
1

Universitas Sumatera Utara

51

3.9

Teknik Analisis Data

3.9.1

Uji Hipotesis

3.9.1.1 Uji Signifikasi Parsial (Uji-t)
Test uji t digunakan untuk menguji setiap variabel bebas atau independen
variabel Self Efficacy (X1), Motivasi (X2), mempunyai pengaruh yang positif
serta signifikan terhadap variabel terikat atau dependen variabel (Y) yaitu
Kepuasan Kerja.

t=
Keterangan :

t = Nilai t hitung
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah sampel

Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:
1. H0 : b1,b2 = 0, artinya self efficacy dan motivasi secara parsial tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan.
2. Ha : b1,b2 ≠ 0, atrinya secara bersama-sama terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara self efficacydan motivasi

terhadap kepuasan kerja

karyawan.
Kriteria pengujian:
1. H0 diterima bila : Bila thitung < ttabel pada a = 5%
2. H0 diterima bila : Bila Fhitung > Ftabel pada a = 5%

Universitas Sumatera Utara

52

Gambar 3.1 Kriteria Pengujian Hipotesis uji-t

-thitung

-ttabel

0

ttabel

thitung

3.9.1.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-f)
Uji F pada dasarnya menunjukkan secara serentak apakah variabel bebas
atau dependent variabel (X1) mempunyai pengaruh yang positif atau negatif,
serta signifikan terhadap variabel terikat atau dependent variabel (Y).
Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi ganda dapat dihitung
dengan rumus berikut:

R2 / k
Fh =
(1 − R 2 ) / (n − k − 1)
Keterangan :
Fh
R
K
N

= Nilai Hitung
= Koefisien korelasi ganda
= Jumlah variabel independen
= Jumlah anggota variabel

Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:
1. H0 : b1,b2 = 0, artinya secara bersama-sama tidak ada pengaruh positif dan
signifikan antara self efficacy dan motivasi terhadap kepuasan kerja
karyawan
2. Ha : b1,b2 ≠ 0, atrinya secara bersama-sama terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara self efficacy dan motivasi

terhadap kepuasan kerja

karyawan.

Universitas Sumatera Utara

53

Kriteria pengujian:
1. H0 diterima bila : Bila thitung < ttabel pada a = 5%
2. H0 diterima bila : Bila Fhitung> Ftabel pada a = 5%
Gambar 3.2 Kriteria Pengujian Hipotesis uji-f

-Fhitung

-Ftabel

Ftabel

0

Fhitung

3.9.2 Uji Instrumen
Untuk memastikan apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini merupakan alat ukur yang akurat dan dapat dipercaya, maka digunakan dua
macam pengujian yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.
3.9.2.1 Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang
telah disusun sebelumnya dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak
diukur secara tepat.
Dalam melakukan penguraian validitas, digunakan alat bantu program
statistik. Apabila alat ukur tersebut mempunyai korelasi yang signifikan antara
skor item terhadap skor totalnya maka alat ukur tersebut dinyatakan valid. Jika
diperoleh data yang tidak valid, maka data tersebut akan dikeluarkan atau dibuang
dari instrumen.
rxy =

(∑ x y ) − (∑ x )(∑ y )
[n ⋅ ∑ X −(∑ X ) ][n ⋅ ∑ y − (∑ y ) ]
n

i

i

i

i

i

2

2

i

2

2

i

i

Sumber: Sugiyono, (2008:248)

Universitas Sumatera Utara

54

Dimana : n
∑x
∑y
(∑x2)
(∑y2)
(∑x) 2
(∑y) 2
∑xy

= Banyaknya pasangan pengamatan
= Jumlah pengamatan varaibel x
= Jumlah pengamatan variabel y
= Jumlah kuadrat pengamatan varaibel x
= Jumlah kuadrat pengamatan varaibel y
= Kuadrat jumlah pengamatan variabel x
= Kuadrat jumlah pengamatan variabel y
= Jumlah hasil kai variabel x dan y

Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuisioner adalah sebagai berikut:
1.

Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid.

2.

Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid.

3.9.2.2 Uji Reliabilitas
Menurut Juliandi (2013, hal. 83) reliabilitas memiliki berbagai nama lain
seperti keterpercayaan, kehandalan, dan kestabilan. Tujuan pengujian reliabilitas
adalah untuk melihat apakah instrumen penelitian merupakan instrumen yang
handal dan dapat dipercaya. Ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh
mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Uji reliabilitas dilakukan setelah
uji validitas atas pertanyaan yang sudah valid. Uji reliabilitas dalam penelitian
ini menggunakan bantuan program statistik.

 K   ∑ σb 2 
r11 = 

2 
 ( K − 1)   ω1 
Keterangan:
r11
K
∑ σ b²
σ1 ²

= Reliabilitas instrumen
= Banyak butir pertanyaan
= Jumlah varians butir
= Varians total.

1. Jika ralpha > rtabel , maka pertanyaan dinyatakan reliabel.
2. Jika ralpha < rtabel , maka pertanyaan dinyatakan tidak reliabel

Universitas Sumatera Utara

55

Adapun kriteria dari pengujian reliabilitas adalah:
1. Jika nilai koefesien reliabilitasb > 0,6 maka instrumen yang diuji memiliki
reliabilitas yang baik/reliabel/terpercaya
2. Jika nilai koefesien reliabilitas < 0,6 maka instrumen yang diuji tersebut
tidak reliabel atau kurang baik.
3.9.3 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji suatu model
yang termasuk atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik
yang digunakan dalam penelitian adalah:
3.9.3.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam model
regresi, variabel dependen dan independennya memiliki distribusi normal atau
tidak (Juliandi, 2013 hal. 174). Model regresi yang baik adalah distribusi data
normal atau mendekati normal.Kriteria pengambilan keputusannya adalah jika
data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas (Juliandi, 2013 hal. 174).
3.9.3.2 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel independen. Cara yang
digunakan untuk menilainya adalah dengan melihat nilai faktor inflasi varian
(Variance Inflasi Factor/VIF) yang tidak melebihi 4 atau 5 (Juliandi, 2013 hal.
175). Apabila variabel independen memiliki nilai VIF dalam batas toleransi
yang telah ditentukan (tidak melebihi 5), maka tidak terjadi multikolinearitas
dalam variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen.

Universitas Sumatera Utara

56

3.9.3.3 Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan satu ke pengamatan
lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika varians berbeda disebut
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau
tidak terjadi heterokedastisitas (Juliandi 2013, hal. 176). Deteksi adanya
heterokedastisitas dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik.
Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
1.

Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point yang ada membentuk
suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka telah terjadi heterokedastisitas.

2.

Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3.9.4 Uji Analisis Regresi Berganda
Regresi linear berganda didasarkan pada pengaruh dua atau lebih
variabel bebas terhadap variabel terikat. Berikut rumus untuk melihat analisis
linear berganda.
Y = a + b 1 x 1 + b2 x 2 + e
Dimana: Y
X1
X2
a
b1, 2
e

= Kepuasan Kerja
= Self Efficacy
= Motivai
= Konstanta
= Koefisien Regresi
= Standar Error

Universitas Sumatera Utara

57

3.9.5 Uji Koefesien Dterminasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan

variabel

independen

(Self

Efficacy

dan

Motivasi) dalam

menerangkan variabel dependen yaitu (Kepuasan Kerja). Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Jika nilai R2 semakin kecil (mendekati
nol) berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen amat terbatas atau memiliki pengaruh yang kecil. Dan jika
nilai R2 semakin besar (mendekati satu) berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi dependen atau memiliki pengaruh yang besar. Adapun dengan rumus
sebagai berikut:
D = R2 x 100 %
Keterangan:
D
= Determinasi
R
= Nilai korelasi berganda
100% = Presentase kontribusi.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1

Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1

Sejarah Umum Perusahaan
Sejarah PT.PP London Sumatra Indonesia Tbk berawal dari satu abad

yang lalu di tahun 1906 melalui inisiatif Harrisons & Crossfield Plc, perusahaan
perkebunan dan perdagangan yang berbasis di London. Perkebunan LondonSumatra, yang kemudian lebih dikenal dengan nama (Lonsum), berkembang
menjadi salah satu perusahaan perkebunan terkemuka di dunia, dengan lebih
100.000 hektar perkebunan kelapa sawit, karet, kakao dan teh di empat pulau
terbesar di Indonesia. Berbagai perusahaan perkebunan mengambil kesempatan
untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada.
Kesempatan ini diambil oleh Horrison & Crossfield Ltd, yang berdiri sejak
tahun 1884 di London dan beroperasi di Indonesia pada tahun 1906.
Pada mulanya perusahaan ini bekas hak Concessie berdasarkan perjanjian antara
Zelfbestuur
yang

Deli

disahkan

dengan
President

beberapa

perusahaan

Sumatera

Timur.

Rubber
Dalam

Company
rangka

Ltd,

konfersi

Undang-Undang Pokok Agraria (UU No. 5 Tahun 1960) Hak Concessie tersebut
konversi menjadi Hak Guna Usaha sebagaimana ditegaskan dalam surat Menteri
Agraria tanggal 1 Maret 1962 No. Ka. 13/7/1.
Pada tahun 1962-1964 perusahaan ini memperluas bidang usahanya
dengan mengadakan penggabungan diantara perusahaan perkebunan Inggris yang
memiliki beberapa kebun di Sumatera Utara. Dengan adanya penggabungan ini
terbentuklah PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. PT. PP. London Sumatra

58

Universitas Sumatera Utara

59

Indonesia Tbk didirikan dengan akte pendirian No. 93 tanggal 18 Desember 1962
dihadapan

notaris

Raden

Kardiman

di

Jakarta

dan

naskah

No.

20

tanggal 9 September 1963 yang dibuat dihadapan notaris yang sama. Kemudian
timbul pergolakan akibat adanya perubahan situasi antara pemerintahan Indonesia
dengan pemerintah Inggris. Pemerintah Indonesia berniat mengambil alih
pengurusan perusahaan dan menyerahkan kepada bangsa Indonesia.
Pengambil alihan ini segera dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 1964
yang pengurusannya berada dalam penguasaan dan pengawasan dari suatu badan
pemerintah dengan nama Badan Pengawas Perkebunan Asing Republik Indonesia
(BPPARI) dan perkebunan ini diganti namanya menjadi PT. PP. Dwikora I & II.
Kemudian berdasarkan ketetapan Presiden No. 6 tahun 1967, diadakan suatu
perjanjian antara pemerintah Republik Indonesia dengan Horrison & Crossfield
Ltd dan anak perusahaannya. Persetujuan perjanjian ini berlaku mulai tanggal 20
Maret 1968. Maksud dan tujuan dari perusahaan ini adalah:
1. Pengembangan hak milik penguasa dan pengusahaan dari pemerintah Republik
Indonesia kepada Horrison & Crossfield Ltd terhadap perkebunan yang pernah
dikelola.
2. Melakukan kerjasama untuk kepentingan bersama dalam hal perkebunan karet
dan kelapa sawit dan proyek pertanian lainnya serta proyek-proyek pangan
yang mungkin dilaksanakan oleh perusahaan.
Terwujudnya perjanjian ini juga didasarkan atas pertimbangan:
1. Instruksi Presiden Kabinet No. 28/U/1996 tertanggal 12 Desember 1996
dan semua peraturan lain yang bertalian dengan pengembalian perusahaanperusahaan asing di Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

60

2. Undang-Undang No. 1 tahun 1967 mengenai penanaman modal asing
dan semua peraturan lain mengenai penanaman modal asing di Indonesia.
Dengan adanya perjanjian ini maka kepemilikan dan penguasaan
perusahaan tersebut oleh pemerintah Republik Indonesia dikembalikan kepada
pemiliknya semula yaitu Horrison & Crossfield Ltd pada tanggal 1 April 1968 dan
diganti kembali namanya menjadi PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk.
Dalam perjanjian itu disebutkan tentang hak-hak eksploitasi termasuk menguasai
dan menjual hasil produksi dan hak untuk menanam semua jenis tanaman.
Pada tanggal 21 November 1991, PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk
melakukan marger dengan beberapa perusahaan dibawah ini:
1. PT Nagodang Plantation Company
2. PT Sibulan Plantation Company
3. PT Perusahaan Perkebunan Bajue Kidoel
4. PT Perusahaan Perkebunan Sulawesi
Keempat perusahaan ini menggabungkan nama menjadi PT. PP. London
Sumatra Indonesia , Tbk. Status PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk
adalah perusahaan penanam modal Asing (PMA) berdasarkan surat Ketua Badan
Koordinasi

Penanaman

794/III/PMA/1991.

Pada

Modal
tanggal

tanggal
27

12
Juli

November
1994,

1991

kepemilikan

Nomor
saham

PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk sepenuhnya diambil oleh Pan London
Sumatra Plantation dengan komposisi saham 100%. Dikarenakan krisis moneter
yang melanda Indonesia menyebabkan komposisi saham mengalami beberapa kali
perubahan. Pada tahun 1998 kepemilikan saham PT. PP. London Sumatra
Indonesia, Tbk adalah Pan London Sumatra Plantation dengan komposisi saham
sebesar 47,23%, Commerzbank (SEA) Ltd Singapura sebesar 5,83%, dan sisanya

Universitas Sumatera Utara

61

sebesar 46,94% dimiliki oleh masyarakat. Sejak tahun 1996, perusahaan ini
menjadi perusahaan yang Go Public. Dengan demikian PT. PP. London Sumatra
Indonesia, Tbk telah dituntut untuk menjalankan aktivitasnya secara profesional
lagi. Untuk melanjutkan usahanya PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk telah
memperpanjang Hak Guna Usaha yaitu terhitung tanggal 1 Januari 1999.
Sejarah Gedung Lonsum Medan

Gambar 4.1
Gedung Lonsum Medan pada tahun 1906

Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk
Hampir seluruh di wilayah Indonesia terdapat bangunan bersejarah.
Hal ini sebagai bukti historis perjalanan bangsa Indonesia yang sejak ratusan
tahun yang lalu. Di kota Medan, Sumatera Utara terdapat berbagai situs
peninggalan sejarah yang masih terawat dengan baik, misalnya Kantor Pos
Medan, Bank Indonesia, Gedung Jakarta Lioyd dan lainnya.

Universitas Sumatera Utara

62

Di pusat kota, jalan Ahmad Yani kota Medan terdapat pula gedung kantor
PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk (Lonsum). Bangunan bersejarah
peninggalan kolonial Belanda ini telah menjadi cagar budaya dan sebagai salah
satu ikon kota Medan. Gedung ini terletak sekitar 100 meter dari Lapangan
Merdeka Medan. Konon, menurut catatan sejarah yang didapat dari Badan
Warisan Sumatera bahwa gedung tersebut dibangun pada tahun 1906 bersamaan
dengan lahirnya Ratu Juliana, Royal Dutch Family.
Gedung yang bergaya arsitektur Eropa ini dibangun oleh perusahaan
Inggris yaitu Horison & Crosfield Company (H&C). Perusahaan H&C yang
berpusat di Liverpool, Inggris ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang perdagangan berbagai komoditas. Di Indonesia, perusahaan ini mulai
merambah bisnis perkebunan karet di Sumatera, dan merupakan cikal bakal
lahirnya Lonsum. Setelah gedung ini dijual kepada pemerintah Belanda, namanya
diubah sesuai nama puteri Belanda menjadi Juliana Building. Gedung berlantai
lima

ini

didominasi

warna

putih

khas

gedung

Eropa

bad

18-19.

Model arsitekturnya pun dipengaruhi gaya Eropa seperti yang terlihat pada bentuk
jendela di sisi kiri dan sisi kanan. Sementara gaya arsitektur kolonial Belanda
terlihat dari bentuk jendela panjang dan lebar plus tiang-tiang dan tangga besar di
depan pintu masuk.

Universitas Sumatera Utara

63

Lift Kuno di Gedung Lonsum Medan
Gambar 4.2
Lift Kuno di Gedung Lonsum Medan

Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk
Lonsum merupakan gedung pertama di Medan yang menggunakan
teknologi lift untuk memudahkan pengguna bangunan berlantai lima ini.
Bentuk lift seperti sangkar besi bermotif bunga dengan dekorasi art deco.
Lift

yang

digunakan

sejak

tahun

1910

ini

masih

berfungsi

baik.

Untuk mengantarkan penumpang ke setiap lantai, lift ini dioperasikan secara
manual lewat bantuan operator. Untuk perawatan lift yang berusia ratusan tahun
ini setiap hari Sabtu, bahkan setiap tahun didatangkan teknisi khusus dari Inggris.
Konon lift klasik tersebut hanya ada dua di dunia, yakni di Inggris dan
di Indonesia, di Gedung Lonsum Medan. Tak heran bila, kelestarian gedung dan
lift yang berada di gedung Lonsum ini mendapat perhatian dari pemerintah
setempat sebagai cagar budaya di kota Medan.

Universitas Sumatera Utara

64

4.1.2

Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan

A. Visi
Visi PT. PP. London Sumatra Indonesia, TBK adalah menjadi perusahaan
perkebunan yang efisien dengan memberikan strategi yang meliputi:
1. Perusahaan perkebunan dan peningkatan kapasitas produksi.
2. Efisien operasi dan biaya.
3. Pengembangan

secara

terus

menerus

dalam

program

penelitian,

pengembangan, serta produksi CPO (Crude Palm Oil), karet dan cokelat.
B. Misi
Misi PT. PP. London Sumatra Indonesia, tbk adalah meningkatkan
kesejahteraan rakyat dengan menyediakan lapangan pekerjaan yang luas dan
menjadi salah satu penghasil pajak terbesar untuk negara.
C. Tujuan
Tujuan PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk adalah menjadi perusahaan
terbaik dan menghasilkan keuntungan yang ditargetkan
4.1.3

Makna Logo Perusahaan
Gambar 4.3
Logo PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk

Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk

Universitas Sumatera Utara

65

Keterangan Gambar:
1. Warna hijau: Mengandung pengertian bahwa perusahaan ini bergerak dalam
bidang perkebunan dan bertujuan menghijaukan wilayah Indonesia.
2. Daun sawit: Melambangkan daunnya sedang berkembang dimana perusahaan
ini sedang giat-giatnya untuk terus menggunakan pohon sawit sebagai
komoditas utama perusahaan walaupun perusahaan juga menanam pohon lain
seperti karet, kakao, kopi, dan teh.

4.1.4

Ruang Lingkup Perusahaan
PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk adalah perusahaan yang bergerak

dalam bidang perkebunan dan pengolah hasil produksi dari bahan mentah menjadi
bahan baku. Ruang lingkup kegiatan perusahaan ini meliputi penanaman,
pemeliharaan,

pemanenan,

pengolahan

dan

penjualan

hasil

produksi.

Perusahaan ini mempunyai perkebunan yang tersebar di wilayah Republik
Indonesia yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa, Sulawesi dan
Kalimantan. Khusus wilayah Kabupaten Dati-II Deli Serdang terdapat 4 (empat)
perkebunan yang terletak di Kecamatan Galang, Tanjung Morawa, Rampah,
dan Tebing Tinggi.
PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk menanam berbagai jenis tanaman
meliputi kelapa sawit, karet, coklat (cocoa) yang lokasi perkebunannya mayoritas
berada di Sumatera Utara, sedangkan untuk tanaman karet dan kopi berada
di daerah Jawa yaitu di Jember dan Surabaya. Perkebunan-perkebunan lain
terletak di Ujung Pandang, Palembang, Jakarta, Samarinda, Sampit, dan Kertasari
(Bandung). Selain perkebunan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk juga
memilki bebarapa unit pabrik pengolahan yang berlokasi di dalam areal kebun

Universitas Sumatera Utara

66

untuk mengolah semua produk yang dihasilkan oleh kebun-kebun sendiri.
Hal ini bertujuan untuk mencapai efisiensi kerja serta mempermudah pengolahan
dan penghematan biaya khususnya biaya angkut. Lokasi unit pengolahan yang ada
di Deli Serdang adalah sebagai berikut:
1. R. Sialang POM untuk mengolah kelapa sawit
2. R. Sialang cocoa untuk mengolah biji kakao (coklat)
3. S. Merah Crumb & Si Bulan Sheet untuk mengolah karet
Dengan adanya pabrik pengolahan tersebut maka seluruh hasil perkebunan
dapat diolah sendiri tanpa harus mengirimkan ke tempat lain. Semua produk yang
dihasilkan merupakan komoditi ekspor seperti CPO, Latek dan biji coklat kering
oleh karena itu produk tersebut termasuk komoditi yang mutunya diawasi oleh
pemerintah dalam hal ini adalah Departemen Perdagangan. Hasil produksi yang
akan di ekspor tersebut dikirimkan ke Negara pengimport khususnya Singapura
dan bebebrapa Negara Lain seperti America, Jerman, Belanda, Italia, Kanada dan
juga India. Hasil produksi tersebut dikirim menggunakan jasa perkapalan melalui
pelabuhan Belawan. Barang-barang yang telah dipersiapkan langsung dimuat
ke kapal yang akan membawa ke Negara importer.
Dari tahun ke tahun PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk mengalami
perkembangan yang pesat. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan ini telah
memiliki metode pengolahan organisasi yang baik. Dengan keberhasilan yang
diperoleh PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk telah banyak memberikan
manfaat kepada pemerintah antara lain:
1. Penghasil devisa Negara.
2. Memberikan bantuan modal dalam pelaksanaan pembangunan.
3. Mempertahankan dan melestarikan alam Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

67

4. Menyerap tenaga kerja deengan menciptakan lapangan pekerjaan dan
memberikan

kesempatan

kerja

sehingga

dapat

mengurangi

jumlah

pengangguran.
5. Memberikan sumbangan kepada Negara dalam bidang Pajak Bumi dan
Bangunan, Pajak Perseroan dan Pajak Ekspor.
Perseroan mengelola lebih dari 112.000 hektar area perkebunan,
yang terdiri dari perkebunan inti dan perkebunan plasma di Sumatera, Jawa,
Kalimantan dan Sulawesi. Pabrik kelapa sawit di Sumatera dan Kalimantan
yang dikelola oleh Lonsum memiliki total kapasitas pengolahan Tandan Buah
Segar (TBS) hampir mencapai 2,3 juta ton per tahun. Lonsum juga
mengoperasikan beberapa fasilitas pengolahan karet, satu pabrik kakao dan satu
pabrik teh.
Perseroan mengelola lebih dari 112.000 hektar area perkebunan,
yang terdiri dari perkebunan inti dan perkebunan plasma di Sumatera, Jawa,
Kalimantan dan Sulawesi. Pabrik kelapa sawit di Sumatera dan Kalimantan
yang dikelola oleh Lonsum memiliki total kapasitas pengolahan Tandan Buah
Segar (TBS) hampir mencapai 2,3 juta ton per tahun. Lonsum juga
mengoperasikan beberapa fasilitas pengolahan karet, satu pabrik kakao dan satu
pabrik teh.
Produksi minyak sawit lestari (CSPO) dimulai setelah perkebunan dan
pabrik kelapa sawit Lonsum di Sumatera Utara menerima sertifikasi Roundtable
on Sustainable Oil Palm (RSPO) di awal tahun 2009. Kemudian, Perseroan juga
menerima sertifikasi RSPO untuk perkebunan dan pabrik kelapa sawitnya
di Sumatera Selatan. Di akhir tahun 2014, Lonsum merupakan salah satu
produsen CSPO terbesar di Indonesia, dengan produksi CSPO mencapai sekitar

Universitas Sumatera Utara

68

44% dari total produksi minyak sawit (CPO). Selain itu, pada akhir 2013 Lonsum
juga telah meraih sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) untuk tiga
area perkebunan dan satu pabrik di Sumatera Utara.
Lonsum senantiasa mengadopsi praktek manajemen perkebunan dan
teknologi yang terbaik, serta berkomitmen membangun sumber daya manusia
yang
dan

terampil

dan

pengembangan

berpengalaman.
memegang

Kemampuannya

peranan

penting

di

dalam

bidang

riset

meningkatkan

produktivitas dan kualitas hasil perkebunan. Sampai tahun 2014, total tenaga kerja
Lonsum mencapai lebih dari 15.000 karyawan, yang bekerja di kantor pusat
Perseroan di Jakarta, kantorkantor regional, serta di area perkebunan yang
berlokasi di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
Lonsum menjadi perusahaan terbuka di tahun 1996, serta mencatatkan
sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya, setelah Harrisons & Crossfield
menjual seluruh kepemilikan sahamnya kepada PT Pan London Sumatra
Plantations (PPLS) di tahun 1994. Di tahun2007, Lonsum menjadi bagian dari
Grup Indofood ketika Indofood Agri Resources Ltd (IndoAgri), anak perusahaan
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) di bidang agribisnis, melakukan
akuisisi melalui anak perusahaannya di Indonesia, PT Salim Ivomas Pratama Tbk
(SIMP). Pada tahun 2010, IndoAgri melakukan divestasi 8% kepemilikannya di
Lonsum, di mana 3,1% dijual ke SIMP. Pelepasan kepemilikan ini telah
meningkatkan porsi saham bagi investor publik menjadi sebesar 40,5% dari
35,6%.

Universitas Sumatera Utara

69

Gambar 4.4
Struktur Pemegang Saham PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk

Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk
Untuk meningkatkan keahlian serta kemampuan para staff dan karyawan,
PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk secara terus menerus melaksanakan
program pelatihan dan mengikut sertakan staff dan karyawan pada kursus
dan seminar yang dilaksanakan di dalam maupun di luar perusahaan. Pelatihan
yang dilaksanakan dari dalam perusahaan seperti kursus budi daya tanaman,
manajemen pengolahan tanaman. Selain itu yang diperoleh dari luar perusahaan
seperti pelatihan administrasi akuntansi, perpajakan, komputer, pengendalian
hama

penyakit

tanaman,

pengolahan

dan

perencanaan

pabrik.

Perusahaan juga berusaha untuk tetap memperhatikan kesejahteraan pekerjanya
dengan memberikan sarana-sarana seperti perumahan, keagamaan, social,
pelayanan kesehatan dan olahraga.

Universitas Sumatera Utara

70

4.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan salah satu unsur terpenting dalam suatu
organisasi atau perusahaan. Fungsi struktur organisasi diantaranya adalah untuk
pembagian wewenang, menyusun pembagian kerja dan merupakan suatu sistem
komunikasi. Dengan demikian kegiatan yang beraneka ragam dalam suatu
perusahaan disusun secara teratur sehingga tujuan usaha yang telah ditetapkan
sebelumnya dapat tercapai dengan baik. Dalam penerapannya struktur organisasi
dari suatu perusahaan selalu berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya.
Untuk menetapkan suatu struktur organisasi harus dilihat sesuai dengan jenis
perusahaan dan lingkup kebutuhan perusahaan yang menggunakannya.
Struktur organisasi yang dipergunakan PT. PP. London Sumatra
Indonesia, Tbk Medan adalah struktur organisasi garis, yang perlimpahan
wewenang berlangsung secara vertikal yaitu dari pimpinan tertinggi kepada para
bagian atau departemen yang bersangkutan. Dengan adanya struktur organisasi
yang memisahkan fungsi dengan jelas, maka dapat diperoleh keuntungan sebagai
berikut:
1. Terciptanya arus komunikasi yang baik dalam perusahaan.
2. Terhindar dari konflik dalam pelaksanaan kegiatan kerja.
3. Mendapatkan ketegasan fungsi dan tanggung jawab dari masing-masing
karyawan.
4. Terwujudnya hubungan yang harmonis antar karyawan dalam perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

71

Gambar 4.5
Struktur Organisasi PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, Medan

Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk

Universitas Sumatera Utara

72

4.1.6

Deskripsi Tugas Perusahaan
PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk Medan adalah sebuah perusahaan

terkemuka milik asing di Indonesia yang bergerak di bidang perkebunan dengan
kegiatan usaha mencakup pembudidayaan, pemanenan, dan pengolahan kelapa
sawit, karet, coklat, kopi, teh, serta penjualan bibit kelapa sawit yang bermutu
tinggi, dan dalam melaksanakan kegiatannya memilki struktur organisasi sesuai
dengan pembagian kerjanya masing-masing agar kegiatan perusahaan dapat
berjalan sesuai dengan harapan.
Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian yang ada dalam
struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Board of Commissioner (Dewan Komisaris)
Dewan Komisaris adalah posisi tertinggi dalam struktur organisasi di PT.
PP. London Sumatra Indonesia, Tbk.
Wewenang dan tanggung jawab dari Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:
a. Mengawasi pekerjaan Direksi.
b. Berhak memeriksa dokumen kantor, gedung dan kekayaan perusahaan.
c. Meminta berbagai keterangan dari Direksi yang berkenaan dengan kepentingn
perusahaan.
d. Berhak atas beban perusahaan serta meminta bantuan ahli untuk melakukan
pemeriksaan.
e. Mempertimbangkan serta memutuskan laporan tahunan dan program kerja
tahunan yang diajukan President Direktur.
f. Menyetujui kebijaksanaan Presiden Direktur dalam penggunaan kekayaan
menurut cara pandang yang baik.

Universitas Sumatera Utara

73

2.

President Director (Presiden Direktur)
Presiden direktur adalah pimpinan tertinggi yang berkuasa penuh terhadap

perusahaan dengan berkewajiban mengawasi pekerjaan direktur.
Wewenang dan tanggung jawab dari presiden direktur adalah sebagai berikut:
a.

Membuat kebijaksanaan yang diperlukan dalam pelaksanaannya.

b.

Mengatur strategi agar pelaksanaan operasi perusahaan dapat berjalan dengan
lancar.

c.

Merencanakan dan mengendalikan kebijaksanaan keuangan yang telah dibuat
oleh bagian keuangan termasuk menyetujui anggaran belanja dan biaya
perusahaan.

d.

Seluruh

strategi

dan

kebijaksanaan

yang

dilakukan

harus

dapat

dipertanggungjawabkan kepada Dewan Komisaris.
3.

Director Research
Wewenang dan tanggung jawab dari Director Research adalah sebagai

berikut:
a.

Mengadakan diskusi dan menemani para ahli dari konsultan perusahaan
selama kunjungan ke perusahaan.

b.

Mengontrol produksi bibit sawit, coklat, karet, dan hasil pemeliharaan bibit
unggul.

4.

Director Production
Wewenang dan tanggung jawab dari Director Production adalah sebagai

berikut:
a.

Bertugas dan bertanggung jawab atas perencanaan, pengaturan bidang
produksi termasuk kelancaran proses produksi baik kualitas maupun
kuantitas.

Universitas Sumatera Utara

74

b.

Membawahi pekerjaan yang dilaksanakan oleh bagian produksi.

5.

Director Accounts
Wewenang dan tanggung jawab dari Director Accounts adalah sebagai

berikut:
a.

Merencanakan dan mengawasi keuangan perusahaan dalam hal pengadaan
atau perolehan dana agar tidak terjadi suatu pemborosan atau penggunaan
yang tidak tepat.

b.

Mengawasi dan mengatur karyawan bagian keuangan.

c.

Bertanggung

jawab

terhadap

pengukuran

atas

pelaporan

keuangan

perusahaan.
d.

Mengendalikan atau mengadakan pengawasan terhadap arus uang masuk dan
uang keluar.

6.

Head of Government and Community Relations (Kepala Bagian
Hubungan Masyarakat)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Hubungan

Masyarakat adalah sebagai berikut:
a.

Bertanggung jawab kepada President Direktur.

b.

Memimpin dan mengelola Government & Community Relations.

c.

Membuat kebijakan perusahaan mengenai Government & Community
Relations

d.

Membina hubungan antara perusahaan dengan masyarakat atau Pemerintah
dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat
disekitar perusahaan.

e.

Membawahi Community Relations Manager & Government Relations
Manager.

Universitas Sumatera Utara

75

7. Coorporate Secretary and Head of Legal Affairs (Sekretaris Direksi)
Wewenang dan tanggung jawab dari Sekretaris Direksi adalah sebagai
berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur.
b. Berperan sebagai Sekretaris Perusahaan.
c. Menangani masalah hukum yang ada di perusahaan.
d. Memimpin dan mengolah pelaksanaan dan administrasi perizinan serta
dokumentasi.
e. Membawahi Legal Affair Manager.
8.

Head of Coorporate Communications (Kepala Bagian Komunikasi
Perusahaan)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Komunikasi

Perusahaan adalah sebagai berikut:
a.

Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur.

b.

Memimpin dan mengelola aktivitas Coorporate Communication, termasuk:
1) Mengkonsolidasi informasi tentang aktivitas perusahaan.
2) Menyediakan media komunikasi internal dan eksternal.
3) Membina hubungan dengan wartawan.

c.

Membawahi

internal

Communication

Manager

dan

Eksternal

Communication Manager.
9. Head of Investor Relations (Kepala Bagian Investasi)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Investasi adalah sebagai
berikut:

Universitas Sumatera Utara

76

a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur.
b. Menyiapkan informasi positif untuk investor dan calon investor dengan
koordinasi dengan seluruh departemen.
c. Menjalin dan menjaga hubungan baik dengan investor dan selalu berupaya
memperluas jaringan komunikasi dengan cara berperan aktif dilembaga
investasi, pasar, bursa, perusahaan sekuritas, Bapepam, emitendan calon
emiten.
d. Menjadi pendamping bagi investor yang berminat melihat perusahaan secara
langsung, serta berkoordinasi dengan bagian-bagian terkait.
e. Mengidentifikasi isu internal yang dapat mempengaruhi citra perusahaan
dimata investor dan mencari penyelesaiannya dengan berkoordinasi dengan
pihak-pihak terkait.
f. Mengkoordinasi pertemuan BOD dengan investor.
10. Head of Internal Audit and Risk Management (Kepala Bagian Internal
Audit dan Manajemen Resiko)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Internal Audit dan
Manajemen Resiko adalah sebagai berikut:
a.

Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur

b.

Memimpin dan mengelola kegiatan Internal Audit dan Risk Management

c.

Membuat kebijakan Risk Management.

d.

Membuat Audit dan menyiapkan laporan Audit.

e.

Memastikan perusahaan telah memiliki dan menjalankan semua standar yang
diperlukan.

f.

Membawahi Internal Audit Manager dan Risk Management Manager.

Universitas Sumatera Utara

77

11. Head of Human Resources (Kepala Bagian Personalia)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Personalia adalah
sebagai berikut:
a.

Bertanggung jawab kepada Managing Director HR (Human Resources) dan
GS (General Services).

b.

Memimpin, mengelola dan mengendalikan aktifitas pengembangan dan
pengelola SDM guna mendukung pencapaian bisnis.

c.

Mengembangkan strategi dan system pengembangan SDM serta mengelola
pelaksanaannya.

d.

Membawahi HR Services Manager, HR Planning dan Recruitment Manager.

12. Head of General Services (Kepala Bagian Umum)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Umum adalah sebagai
berikut:
a.

Bertanggung jawab kepada Managing Director HR dan GS.

b.

Memimpin, mengelola, dan mengkoordinasi keseluruhan aktifitas yang
berhubungan dengan layanan umum, kesehatan, dan keamanan kerja.

c.

Menyediakan sarana pendukung yang memadai dan menunjang kelancaran
operasi perusahaan.

d.

Membawahi Support Facilities Manager, Health and Safety Manager dan GS
Administration Staff.

13. Head of Security (Kepala Bagian Keamanan)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Keamanan adalah
sebagai berikut:
a.

Bertanggung jawab kepada Managing Director and Director HR dan GS.

Universitas Sumatera Utara

78

b.

Memimpin dan mengelola aktifitas yang berhubungan dengan keamanan
untuk melindungi fasilitas dan kegiatan perusahaan.

c.

Memantau pelaksanaan sistem dan prosedur keamanan di seluruh wilayah.

d.

Berkoordinasi dengan pihak-pihak eksternal terkait mengenai masalah
kemanan untuk melindungi fasilitas dan kegiatan perusahaan.

e.

Membawahi semua Regional Security Manager dan Security Coordinator.

14. Head of Treasury (Kepala Bagian Bendahara)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Bendahara adalah
sebagai berikut:
a.

Bertanggung jawab kepada Managing Director Finance.

b.

Memimpin dan mengelola dana (Penerimaan, penempatan, dan pengeluaran)
perusahaan terselenggara dengan baik.

c.

Membawahi Financial Instuition Relations Manager, Cash Management, dan
Payment Manager, Pension Fund Supervisor dan Plasma Financing serta
Administration Manager.

15. Head of Accounting and Tax (Kepala Bagian Akuntansi dan
Perpajakan)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Akuntansi dan
Perpajakan adalah sebagai berikut:
a.

Bertanggung jawab kepada Managing Director Finance.

b.

Memimpin, mengelola dan mengkoordinasi seluruh aktifitas akuntansi dan
pajak perusahaan agar selalu berjalan sesuai dengan kebijkasanaan
perusahaan.

c.

Melakukan semua koordinasi dengan semua Regional Finance Manager
untuk pelaksanaan pencatatan akuntansi dimasing-masing wilayah.

Universitas Sumatera Utara

79

d.

Membawahi Recording and Consilidation Manager and Fixed Asset
Manager.

16. Head of Procurement and Logistic (Kepala Bagian Penerimaan dan
Persediaan)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Kepala Bagian
Penerimaan dan Persediaan adalah sebagai berikut:
a.

Bertanggung jawab kepada Managing Director Finance.

b.

Memimpin, mengelola dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pengadaan,
penyimpanan dan distribusi barang agar dapat mendukung kegiatan bisnis
perusahaan secara optimal.

c.

Membawahi Logistic Procurement Administration Manager, Estate and
Planting Procurement Manager, Direct Material dan General Supllies
Procurement Manager, Infrastructure and Non Planting Pricyrenebt
Manager, Logistic Manager.

17. Co-Head

of

Procurement and

Logistic

(Wakil

Kepala

Bagian

Penerimaan dan Persediaan)
Wewenang dan tanggung jawab dari Wakil Kepala Bagian Penerimaan
dan Persediaan adalah sebagai berikut:
a.

Bertanggung jawab terhadap Head of Procurement and Logistic.

b.

Membantu Head of Procurement and Logistic untuk mengelola dan
mengkoordinasi kegiatan pengadaan barang.

18. Head of Project Management Office (Kepala Bagian Manajemen
Proyek)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Manajemen Proyek
adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

80

a.

Bertanggung jawab terhadap Manager Director Finance.

b.

Memimpin,

mengelola

dan

mengkoordinasi

kegiatan

monitoring

perkembangan proyek-proyek yang sedang berjalan.
c.

Melaporkan proyek-proyek yang sedang berjalan.

19. Head of Information System and Business Process (Kepala Bagian
Sistem dan Proses Bisnis)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Sistem dan Proses
Bisnis adalah sebagai berikut:
a.

Bertanggung jawab terhadap Manager Director Finance.

b.

Mengelola dan mengkoordinasi seluruh kegiatan sistem informasi agar dapat
mendukung seluruh kegiatan perusahaan secara optimal.

c.

Memahami Management Information System and Application Support
Manager, IT Quality Manager Infrastructure, Communication and Data
Center Operation Manager, Business Process dan System Prosedur Manager.

20. Training Section
Wewenang dan tanggung jawab dari Training Section adalah sebagai
berikut:
a.

Merencanakan training.

b.

Mengadakan pelatihan-pelatihan kepada tenaga kerja yang baru maupun yang
lama baik staff maupun karyawan.

21. General and Home Affect
Wewenang dan tanggung jawab dari General and Home Afffect adalah
menangani dan mengendalikan masalah, problem dan gangguan yang terjadi di
rumah/kediaman atau dimana saja dari para Dewan Komisaris, Presiden Diektur
dan Direktur.

Universitas Sumatera Utara

81

22. Clinic Section
Wewenang dan tanggung jawab dari Clinic Section adalah Menangani
pengobatan para staff dan karyawan kantor di klinik-klinik dan juga pelayanan
yang diberikan oleh medis yang disediakan perusahaan.
4.1.7

Kode Etik dan Budaya Perusahaan
Kode Etik Perseroan ditetapkan oleh Direksi pada tanggal 20 Januari 2006,

dan guna memenuhi ketentuan POJK 33 maka telah disusun dan ditetapkan Kode
Etik Perseroan yang baru oleh Direksi dan Dewan Komisaris yang berlaku efektif
mulai tanggal 1 Desember 2015 untuk menggantikan Kode Etik Perseroan
sebelumnya. Kode Etik Perseroan disusun guna memberikan pengarahan kepada
Dewan Komisaris, Direksi, karyawan Perseroan dan anak perusahaan Perseroan
(“Grup Lonsum”), serta pendukung organ Grup Lonsum dalam menjalankan etika
berbisnis dan pekerjaan masing-masing Dewan Komisaris, Direksi, karyawan
Grup Lonsum (“Anggota Perusahaan”) dan Pendukung Organ Grup Lonsum
(“Pendukung Organ”).
Kode Etik terdiri terdiri dari kebijakan Etika Bisnis Perusahaan dan Etika
Kerja Pekerja dan Pendukung Organ. Kode Etik tersebut berlaku bagi seluruh
Anggota Perusahaan dan Pendukung Organ dimana setiap pelanggaran Kode Etik
merupakan bentuk pelanggaran terhadap persyaratan ketenagakerjaan serta dapat
mengakibatkan pemberian tindakan disipliner. Kode Etik dapat diakses melalui
portal internal Perseroan dan dikomunikasikan kepada Anggota Perusahaan dan
Pendukung Organ dalam kegiatan orientasi.

Universitas Sumatera Utara

82

Kebijakan Etika Bisnis Perusahaan mengatur hal-hal berikut:
a. Ketaatan terhadap hukum dan peraturan
b. Hubungan dengan pemegang saham
c. Hubungan dengan pelanggan
d. Hubungan dengan mitra usaha
e. Kerahasiaan informasi
f. Tanggung jawab sosial perusahaan,
g. Pemeliharaan lingkungan,
h. Keselamatan dan kesehatan kerja, dan
i. Perlakuan yang wajar
Etika Kerja Pekerja mengatur antara lain hal-hal berikut:
a. Ketaatan terhadap hukum dan
peraturan

h. Gratifikasi
i. Obat-obatan

b. Penyalahgunaan kekuasaan dan
tindak kekerasan
c. Perlindungan

terlarang

dan

minuman keras,Perjudian,
j. Senjata,

dan

penggunaan

aset berwujud dan aset tidak
berwujud

k. Penyalahgunaan

media

komunikasi dan media sosial,
l. Hubungan organisasi/politik,

d. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

m. Insider trading,

e. Pekerjaan lain di luar perusahaan

n. Hubungan keluarga, dan

f. Benturan

o. Kebijakan informasi/ pengaduan

kepentingan

dan

transaksi d

Dokumen yang terkait

Pengaruh Self Efficacy dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk (Jalan Ahmad Yani No. 2 Kesawan Medan)

10 46 205

Pengaruh Budaya Organisasi KaizenTerhadap Kinerja Kerja Karyawan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk (Jalan Ahmad Yani No. 2 Kesawan Medan)

42 170 160

Pengaruh Budaya Organisasi KaizenTerhadap Kinerja Kerja Karyawan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk (Jalan Ahmad Yani No. 2 Kesawan Medan)

0 0 2

Pengaruh Budaya Organisasi KaizenTerhadap Kinerja Kerja Karyawan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk (Jalan Ahmad Yani No. 2 Kesawan Medan) Chapter III V

0 0 76

Pengaruh Self Efficacy dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk (Jalan Ahmad Yani No. 2 Kesawan Medan)

2 12 14

Pengaruh Self Efficacy dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk (Jalan Ahmad Yani No. 2 Kesawan Medan)

1 1 2

Pengaruh Self Efficacy dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk (Jalan Ahmad Yani No. 2 Kesawan Medan)

2 4 8

Pengaruh Self Efficacy dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk (Jalan Ahmad Yani No. 2 Kesawan Medan)

0 0 34

Pengaruh Self Efficacy dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk (Jalan Ahmad Yani No. 2 Kesawan Medan)

1 7 2

Pengaruh Self Efficacy dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk (Jalan Ahmad Yani No. 2 Kesawan Medan)

0 0 49