Pengaruh Budaya Organisasi KaizenTerhadap Kinerja Kerja Karyawan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk (Jalan Ahmad Yani No. 2 Kesawan Medan) Chapter III V
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh dari suatu
variabel terhadap variabel lain yaitu pengaruh budaya organisasi Kaizen(variabel
independen)
terhadap kinerja karyawanPT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk
Medan (variabel dependen). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian assosiatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu
penelitian yang berupaya untuk mengkaji bagaimana suatu variabel dipengaruhi oleh
variabel lain dengan menggunakan analisis data kuantitatif berupa metode-metode
statistik.
3.2
Lokasi Penelitian
Penelitian di lakukan di PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk Medan yang
beralamat Jln. Jend. Ahmad Yani No. 2 Medan. Waktu penelitian dilaksanakan pada
bulan November 2016 sampai dengan selesai .
3.3
Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2008, hal. 115) Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada PT.PP. London
Sumatra Indonesia Tbk Medan yang berjumlah 109 orang.
45
Universitas Sumatera Utara
46
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2008, hal. 118) Penentuan sampel pada penelitian ini
menggunakan metode probability sampling dengan teknik simple random
samplingyang merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada didalam populasi tersebut.Menentukan jumlah sampel dari suatu populasi
dapat menggunakan Rumusan Slovin dengan nilai kritis sebesar 10%.
(Juliandi, 2013 hal. 62)
Dimana:
1
n
N
=Konstanta
= Ukuran sampel
= Ukuran populasi
=Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, sebanyak 10%.
Maka sampel akan dicari dengan menggunakan rumus Slovin,
n=
109
1 + 109(10%) 2
= 52 orang
Berdasarkan teori tersebut maka dapat diperoleh sampel sebanyak 52 orang.
Dan penelitian ini juga menggunakan proposionate stratified random
sampling, tehnik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai
Universitas Sumatera Utara
47
pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu
berstrata
3.4
Hipotesis
Hipotesis menurut sugiyono (2008, hal. 93) “ Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang secara teoritis di anggap
paling mungkin atau paling tinggi kebenarannya”. Berdasarkan masalah yang
diteliti maka penulis membuat hipotesis sebahai berikut:
1.
H0 : Tidak ada pengaruh budaya kaizenterhadap kinerja karyawan di PT.PP.
London Sumatra Indonesia Tbk Medan
2.
Ha : Ada pengaruh budaya kaizen terhadap kinerja karyawan di PT.PP.
London Sumatra Indonesia Tbk Medan
3.5
Definisi Konsep
Menurut Soedjadi (2000:14) konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan
untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan
dengan suatu istilah atau rangkaian kata. Untuk memberikan batasan-batasan yang
lebih jelas dari masing-masing konsep guna menghindari adanya salah pengertian,
maka definisi konsep yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan kerangka
teoritis yang telah dikemukakan. Adapun
yang menjadi definisi konsep dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
48
1.
Budaya Kaizen
Kaizen menurut Imaiadalahkemajuan dan perbaikan terus menerus dalam
kehidupan seseorang, kehidupan berumah tangga, kehidupan bermasyarakat,
dan kehidupan kerja.
2.
Kinerja Karyawan
Kinerja karyawan menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara bahwa Kinerja
karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
3.6
Definisi Operasional
Definisi operasional adalah sebagai suatu unsur penelitian yang merupakan
petujuk tentang bagaimana suatu variabel diukur dalam rangka memudahkan
pelaksanakan penelitian dilapangan, sehingga memerlukan operasionalisasi dari
masing-masing konsep yang digunakan dalam menggambarkan perilaku atau gejala
yang dapat diamati dengan kata-kata yang dapat diuji dan diketahui kebenarannya.
Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
49
Tabel 3.1
Defenisi Operasional
No
Variabel
Definisi
Variabel
Indikator
Skala
1.
Variabel
bebas
(X),
yaitu:
Budaya
Kaizen
Kaizen
a)
adalahperubaha b)
n secara
bertahap dan
terus menerus
c)
untuk sebuah
kemajuan
d)
Teamwork (Tim kerja)
Personal
Disipline(Disiplin
pribadi)
Improved Morale
(Peningkatan Moral)
Quality Circle
(Kualitas Lingkaran)
e) Suggestion for
Improvement (Saran
untuk Perbaikan)
Likert atau
Interval: Skala
ini mengukur
tingkat
persetujuan atau
ketidaksetujuan
responden
terhadap
serangkaian
pertanyaan yang
mengukur suatu
objek.
2.
Variabel
terikat
(Y),
yaitu:
Kinerja.
Kinerja
adalahsebuah
hasil yang
diberikan
karyawan
kepada
perusahaan
dalam bentuk
pekerjaan atau
tanggungjawab
a)
Kuantitas Pekarjaan
b) Dapat tidaknya
diandalkan
c) Sikap
d)
Kualitas Pekerjaan
Likert atau
Interval: Skala
ini mengukur
tingkat
persetujuan atau
ketidaksetujuan
responden
terhadap
serangkaian
pertanyaan yang
mengukur suatu
objek.
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016
3.7
Tehnik Pengumpulan Data
3.7.1 Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden terpilih
dari lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada
Universitas Sumatera Utara
50
responden yang terpilih , yang berisikan pertanyaan mengenai variabel penelitian.
Dalam hal ini peneliti memperolehnya dengan menggunakan kuesioner yang
disebarkan secara langsung kepada 52 karyawan PT.PP. London Sumatra Indonesia
Tbk Medan
3.7.2 Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder, yaitu Teknik pengumpulan data yang dapat
dilakukan melalui kegiatan pengumpulan data yang diperoleh dri sumber kedua atau
sumber sekunder untuk mendukung data primer.
Untuk pengumpulan data sekunder ini penulis menggunakan cara sebagai
berikut:
a.
Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku,
Karya ilmiah serta pendapat para ahli yang berkompetensi serta memiliki
revelensi dengan masalah yang ada.
b.
Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan menggunakan catatancatatan atau dokumen yang di dapat di lokasi penelitian yang relevan dengan
masalah yang diteliti.
3.8
Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala
Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Untuk keperluan analisis kuantitatif ini,
maka setiap variabel diberi skala 1 (satu) sampai 5 (lima) yang terlihat di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
51
Tabel 3.2
Interval bentuk pertanyaan positif
Pernyataan
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Bobot
5
4
3
2
1
3.9 Teknik Uji Instrumen Penelitian
3.9.1 Uji Validitas
Kuesioner sebagai sumber data utama dalam penelitian ini harus dilakukan uji
validitas terlebih dahulu untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang baik
dengan menggunakan bantuan paket program statistic SPSS (Statistic Product and
Service Solution) versi 20.0. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan mampu mengungkapkan data dari variabel yang
diteliti secara tepat, adapun kriteria dalam menentukan valid tidaknya suatu kuesioner
adalah sebagai berikut:
1. Jika r hitung > r tabel maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.
2. Jika r hitung < r tabel maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrument penelitian.
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang kali untuk
mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas akan
menunjukkan konsisten dari jawaban-jawaban responden yang terdapat pada
kuesioner. Uji ini dilakukan setelah uji validitas yang di uji merupakan pernyataan
Universitas Sumatera Utara
52
yang sudah valid. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji
statistik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
(α) 0.60. Adapun kriteria pengujian reliabilitas adalah:
1.
Jika nilai koefisien reliabilitas > 0.6, maka instrumen yang diuji adalah
reliabel.
2. Jika nilai koefisien reliabilitas < 0.6, maka instrumen yang diuji adalah
tidak reliabel.
3.10
Uji Asumsi Klasik
3.10.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel terikat
dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Metode yang
dapat dipakai untuk uji normalitas yaitu analisis grafik dan analisis statistik. Jika data
menyebar disekitaran garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model
regresi penelitian merupakan data normal atau mendekati normal.
3.11 Teknik Analisis Data
3.11.1Metode Regresi Linier Sederhana
Peneliti mengetahui arah hubungan antara variabel independen yaitu Budaya
Organisasi Kaizen terhadap variabel dependen kinerja
karyawan pada PT. PP.
London Sumatra Indonesia Tbk apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi
nilai variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau
penurunan. Maka dari itu akan digunakan metode analisis regresi linear sederhana
Universitas Sumatera Utara
53
agar hasil yang diperoleh lebih terarah, maka peneliti menggunakan bantuan program
SPSS versi 20.0.
maka dimasukkan ke dalam rumus : Y = a + bX
Keterangan : Y = Subjek/nilai dalam variabel dependen yang diprediksi
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = Koefisien regresi yang menunjukkan peningkatan/penurunan
variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen
X = Subjek pada variabel independen mempunyai nilai tertentu.
3.11.2Uji Non Parametrik Statistik
Pengujian non parametrik merupakan pengujian yang tidak membutuhkan
asumsi mengenai bentuk distribusi sampling statistika dan atau bentuk distribusi
populasinya.
Pengujian non parametrik tidak menuntut:
1. Sampel yang diambil harus berdistribusi normal
2. Angka-angka sampel merupakan ukuran-ukuran tingkat taraf tinggi
Ukuran taraf / tingkat tinggi adalah sesuatu yang menghasilkan ukuran/ bilangan yang
digunakan untuk menunjukkan arti penting dari perbedaan yang terjadi. ( Ukuran
tingkat penilaian, misal: 1 = jelek, 10 = bagus )
3.11.2.1 Korelasi Linear Sederhana (Product Moment Correlation)
Nilai KPM disimbolkan dengan r (rho). Nilai KPM juga berada di antara -1 <
r < 1. Bila nilai r = 0, berarti tidak ada korelasi atau tidak ada hubungan anatara
variabel independen dan dependen. Nilai r = +1 berarti terdapat hubungan yang
Universitas Sumatera Utara
54
positif antara variabel independen dan dependen. Nilai r = -1 berarti terdapat
hubungan yang negatif antara variabel independen dan dependen. Dengan kata lain,
tanda “+” dan “-“ menunjukkan arah hubungan di antara variabel yang sedang
diopersionalkan.Uji signifikansi KPM menggunakan uji t, sehingga nilai t hitung
dibandingkan dengan nilai t tabel. Kekuatan hubungan antarvariabel ditunjukkan
melalui nilai korelasi. Berikut adalah tabel nilai korelasi beserta makna nilai tersebut :
Tabel 3.3
Makna Nilai Korelasi Product Moment
Nilai
0,00 – 0,19
Makna
Sangat rendah / sangat lemah
0,20 – 0,39
Rendah/ lemah
0,40 – 0,59
Sedang
0,60 – 0,79
Tinggi/kuat
0,80 – 1,00
Sangat tinggi/sangat kuat
rxy = ……
dengan :
sdx
: standar deviasi x
sdy
: standar deviasi y
3.12Uji Hipotesis
3.12.1 Uji Signifikasi Parsial (Uji-t)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelasan atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Adapun uji t menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
55
Ho : β1 = 0 ,
Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan
dari variabel independen yaitu Budaya Organisasi Kaizen (X) terhadap
variabel dependen yaitu kinerja karyawan (Y).
Ha : β1 ≠ 0 ,
Artinya secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan dari
variabel independen yaitu Budaya Organisasi Kaizen (X) terhadap
variabel dependen yaitu kinerja karyawan (Y).
3.12.2 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Identifikasi determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh
variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Identifikasi determinasi
(R2) berfungsi untuk mengetahui signifikasi variabel, maka harus dicari koefisien
determinasi menunjukkan besarnya kontribusi variabel independen (X) terhadap
variabel dependen (Y). Jika determinasi (R2) semakin besar (mendekati 1) maka dapat
dikatakan bahwa pengaruh yang signifikan dari variabel independen (X) yaitu
Budaya Organisasi Kaizen serta variabel dependen (Y) yaitu kinerja karyawan
semakin besar. Sebaliknya determinasi (R2) semakin kecil (mendekati 0) maka dapat
dikatakan pengaruh yang signifikan dari variabel independen (X) yaitu Budaya
Organisasi Kaizen serta variabel dependen (Y) yaitu kinerja karyawan semakin
kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan variabel
independen (X) yaitu Budaya Organisasi Kaizen serta variabel dependen (Y) yaitu
kinerja karyawan
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah Umum Perusahaan
Sejarah PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk berawal dari satu abad yang
lalu di tahun 1906 melalui inisiatif Harrisons & Crossfield Plc, perusahaan
perkebunan dan perdagangan yang berbasis di London. Perkebunan London-Sumatra,
yang kemudian lebih dikenal dengan nama (Lonsum), berkembang menjadi salah satu
perusahaan perkebunan terkemuka di dunia, dengan lebih 100.000 hektar perkebunan
kelapa sawit, karet, kakao dan teh di empat pulau terbesar di Indonesia.Berbagai
perusahaan perkebunan mengambil kesempatan untuk memanfaatkan sumber daya
alam yang ada.
Kesempatan ini diambil oleh Horrison & Crossfield Ltd, yang berdiri sejak
tahun 1884 di London dan beroperasi di Indonesia pada tahun 1906. Pada mulanya
perusahaan ini bekas hak Concessie berdasarkan perjanjian antara Zelfbestuur Deli
dengan beberapa perusahaan Rubber Company Ltd, yang disahkan President
Sumatera Timur. Dalam rangka konfersi Undang-Undang Pokok Agraria (UU No. 5
Tahun 1960) Hak Concessie tersebut konversi menjadi Hak Guna Usaha sebagaimana
ditegaskan dalam surat Menteri Agraria tanggal 1 Maret 1962 No. Ka. 13/7/1.
Pada tahun 1962-1964 perusahaan ini memperluas bidang usahanya dengan
mengadakan penggabungan diantara perusahaan perkebunan Inggris yang memiliki
beberapa kebun di Sumatera Utara. Dengan adanya penggabungan ini terbentuklah
56
Universitas Sumatera Utara
57
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. PT. PP. London Sumatra Indonesia
Tbk didirikan dengan akte pendirian No. 93 tanggal 18 Desember 1962 dihadapan
notaris Raden Kardiman di Jakarta dan naskah No. 20 tanggal 9 September 1963
yang dibuat dihadapan notaris yang sama.
Kemudian timbul pergolakan akibat
adanya perubahan situasi antara pemerintahan Indonesia dengan pemerintah Inggris.
Pemerintah Indonesia berniat mengambil alih pengurusan perusahaan dan
menyerahkan kepada bangsa Indonesia.
Pengambil alihan ini segera dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 1964 yang
pengurusannya berada dalam penguasaan dan pengawasan dari suatu badan
pemerintah dengan nama Badan Pengawas Perkebunan Asing Republik Indonesia
(BPPARI) dan perkebunan ini diganti namanya menjadi PT. PP. Dwikora I & II.
Kemudian berdasarkan ketetapan Presiden No. 6 tahun 1967, diadakan suatu
perjanjian antara pemerintah Republik Indonesia dengan Horrison & Crossfield Ltd
dan anak perusahaannya. Persetujuan perjanjian ini berlaku mulai tanggal 20 Maret
1968. Maksud dan tujuan dari perusahaan ini adalah:
1. Pengembangan hak milik penguasa dan pengusahaan dari pemerintah Republik
Indonesia kepada Horrison & Crossfield Ltd terhadap perkebunan yang pernah
dikelola.
2. Melakukan kerjasama untuk kepentingan bersama dalam hal perkebunan karet dan
kelapa sawit dan proyek pertanian lainnya serta proyek-proyek pangan yang
mungkin dilaksanakan oleh perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
58
Terwujudnya perjanjian ini juga didasarkan atas pertimbangan:
1. Instruksi Presiden Kabinet No. 28/U/1996 tertanggal 12 Desember 1996 dan
semua peraturan lain yang bertalian dengan pengembalian perusahaan-perusahaan
asing di Indonesia.
2. Undang-Undang No. 1 tahun 1967 mengenai penanaman modal asing dan semua
peraturan lain mengenai penanaman modal asing di Indonesia.
Dengan adanya perjanjian ini maka kepemilikan dan penguasaan perusahaan
tersebut oleh pemerintah Republik Indonesia dikembalikan kepada pemiliknya
semula yaitu Horrison & Crossfield Ltd pada tanggal 1 April 1968 dan diganti
kembali namanya menjadi PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Dalam perjanjian
itu disebutkan tentang hak-hak eksploitasi termasuk menguasai dan menjual hasil
produksi dan hak untuk menanam semua jenis tanaman. Pada tanggal 21 November
1991, PT. PP. London Sumatra Inddonesia Tbk melakukan marger dengan beberapa
perusahaan dibawah ini:
1. PT Nagodang Plantation Company
2. PT Sibulan Plantation Company
3. PT Perusahaan Perkebunan Bajue Kidoel
4. PT Perusahaan Perkebunan Sulawesi
Keempat perusahaan ini menggabungkan nama menjadi PT. PP London
Sumatra Indonesia Tbk. Status PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk adalah
perusahaan penanam modal Asing (PMA) berdasarkan surat Ketua Badan Koordinasi
Penanaman Modal tanggal 12 November 1991 Nomor 794/III/PMA/1991. Pada
tanggal 27 Juli 1994, kepemilikan saham PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk
Universitas Sumatera Utara
59
sepenuhnya diambil oleh Pan London Sumatra Plantation dengan komposisi saham
100%. Dikarenakan krisis moneter yang melanda Indonesia menyebabkan komposisi
saham mengalami beberapa kali perubahan. Pada tahun 1998 kepemilikan saham PT.
PP London Sumatra Indonesia Tbk adalah Pan London Sumatra Plantation dengan
komposisi saham sebesar 47,23%, Commerzbank (SEA) Ltd Singapura sebesar
5,83%, dan sisanya sebesar 46,94% dimiliki oleh masyarakat. Sejak tahun 1996,
perusahaan ini menjadi perusahaan yang Go Public. Dengan demikian PT. PP.
London Sumatra Indonesia Tbk telah dituntut untuk menjalankan aktivitasnya secara
profesional lagi. Untuk melanjutkan usahanya PT. PP. London Sumatra Indonesia
Tbk telah memperpanjang Hak Guna Usaha yaitu terhitung tanggal 1 Januari 1999.
Sejarah Gedung Lonsum Medan
Gambar 4.1
Gedung Lonsum Medan pada tahun 1906
Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk
Universitas Sumatera Utara
60
Hampir seluruh di wilayah Indonesia terdapat bangunan bersejarah. Hal ini
sebagai bukti historis perjalanan bangsa Indonesia yang sejak ratusan tahun yang lalu.
Di kota Medan, Sumatera Utara terdapat berbagai situs peninggalan sejarah yang
masih terawat dengan baik, misalnya Kantor Pos Medan, Bank Indonesia, Gedung
Jakarta Lioyd dan lainnya.
Di pusat kota, jalan Ahmad Yani kota Medan terdapat pula gedung kantor PT.
PP. London Sumatra Indonesia Tbk (Lonsum). Bangunan bersejarah peninggalan
kolonial Belanda ini telah menjadi cagar budaya dan sebagai salah satu ikon kota
Medan. Gedung ini terletak sekitar 100 meter dari Lapangan Merdeka Medan.
Konon, menurut catatan sejarah yang didapat dari Badan Warisan Sumatera bahwa
gedung tersebut dibangun pada tahun 1906 bersamaan dengan lahirnya Ratu Juliana,
Royal Dutch Family.
Gedung yang bergaya arsitektur Eropa ini dibangun oleh perusahaan Inggris
yaitu Horison & Crosfield Company (H&C). Perusahaan H&C yang berpusat di
Liverpool, Inggris ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
perdagangan berbagai komoditas. Di Indonesia, perusahaan ini mulai merambah
bisnis perkebunan karet di Sumatera, dan merupakan cikal bakal lahirnya Lonsum.
Setelah gedung ini dijual kepada pemerintah Belanda, namanya diubah sesuai nama
puteri Belanda menjadi Juliana Building. Gedung berlantai lima ini didominasi warna
putih khas gedung Eropa bad 18-19. Model arsitekturnya pun dipengaruhi gaya Eropa
seperti yang terlihat pada bentuk jendela di sisi kiri dan sisi kanan. Sementara gaya
arsitektur kolonial Belanda terlihat dari bentuk jendela panjang dan lebar plus tiangtiang dan tangga besar di depan pintu masuk
Universitas Sumatera Utara
61
Gambar 4.2
Lift Kuno di Gedung Lonsum Medan
Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk
Lonsum merupakan gedung pertama di Medan yang menggunakan teknologi
lift untuk memudahkan pengguna bangunan berlantai lima ini. Bentuk lift seperti
sangkar besi bermotif bunga dengan dekorasi art deco. Lift yang digunakan sejak
tahun 1910 ini masih berfungsi baik. Untuk mengantarkan penumpang ke setiap
lantai, lift ini dioperasikan secara manual lewat bantuan operator. Untuk perawatan
lift yang berusia ratusan tahun ini setiap hari Sabtu, bahkan setiap tahun didatangkan
teknisi khusus dari Inggris. Konon lift klasik tersebut hanya ada dua di dunia, yakni
di Inggris dan di Indonesia, di Gedung Lonsum Medan. Tak heran bila, kelestarian
gedung dan lift yang berada di gedung Lonsum ini mendapat perhatian dari
pemerintah setempat sebagai cagar budaya di kota Medan.
4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan
A. Visi
Visi PT. PP. London Sumatra Indonesia adalah menjadi perusahaan perkebunan
yang efisien dengan memberikan strategi yang meliputi:
Universitas Sumatera Utara
62
1. Perusahaan perkebunan dan peningkatan kapasitas produksi.
2. Efisien operasi dan biaya.
3. Pengembangan
secara
terus
menerus
dalam
program
penelitian,
pengembangan, serta produksi CPO (Crude Palm Oil), karet dan cokelat.
B. Misi
Misi PT. PP. London Sumatra Indonesia adalah meningkatkan kesejahteraan
rakyat dengan menyediakan lapangan pekerjaan yang luas dan menjadi salah satu
penghasil pajak terbesar untuk negara.
C. Tujuan
Tujuan PT. PP. London Sumatra Indonesia adalah menjadi perusahaan terbaik
dan menghasilkan keuntungan yang ditargetkan.
4.1.3 Makna Logo Perusahaan
Gambar 4.3
Logo PT. PP. London Sumatra Indonesia
Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia
Universitas Sumatera Utara
63
Keterangan Gambar:
1. Warna hijau: Mengandung pengertian bahwa perusahaan ini bergerak dalam
bidang perkebunan dan bertujuan menghijaukan wilayah Indonesia.
2. Daun sawit: Melambangkan daunnya sedang berkembang dimana perusahaan ini
sedang giat-giatnya untuk terus menggunakan pohon sawit sebagai komoditas
utama perusahaan walaupun perusahaan juga menanam pohon lain seperti karet,
kakao, kopi, dan teh.
4.1.4 Ruang Lingkup Perusahaan
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang perkebunan dan pengolah hasil produksi dari bahan mentah menjadi
bahan baku. Ruang lingkup kegiatan perusahaan ini meliputi penanaman,
pemeliharaan, pemanenan, pengolahan dan penjualan hasil produksi. Perusahaan ini
mempunyai perkebunan yang tersebar di wilayah Republik Indonesia yaitu Sumatera
Utara, Sumatera Selatan, Jawa, Sulawesi dan Kalimantan. Khusus wilayah Kabupaten
Dati-II Deli Serdang terdapat 4 (empat) perkebunan yang terletak di Kecamatan
Galang, Tanjung Morawa, Rampah, dan Tebing Tinggi.
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk menanam berbagai jenis tanaman
meliputi kelapa sawit, karet, coklat (cocoa) yang lokasi perkebunannya mayoritas
berada di Sumatera Utara, sedangkan untuk tanaman karet dan kopi berada di daerah
Jawa yaitu di Jember dan Surabaya. Perkebunan-perkebunan lain terletak di Ujung
Pandang, Palembang, Jakarta, Samarinda, Sampit, dan Kertasari (Bandung). Selain
perkebunan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk juga memilki bebarapa unit
pabrik pengolahan yang berlokasi di dalam areal kebun untuk mengolah semua
Universitas Sumatera Utara
64
produk yang dihasilkan oleh kebun-kebun sendiri. Hal ini bertujuan untuk mencapai
efisiensi kerja serta mempermudah pengolahan dan penghematan biaya khususnya
biaya angkut. Lokasi unit pengolahan yang ada di Deli Serdang adalah sebagai
berikut:
1. R. Sialang POM untuk mengolah kelapa sawit
2. R. Sialang cocoa untuk mengolah biji kakao (coklat)
3. S. Merah Crumb & Si Bulan Sheet untuk mengolah karet
Dengan adanya pabrik pengolahan tersebut maka seluruh hasil perkebunan
dapat diolah sendiri tanpa harus mengirimkan ke tempat lain. Semua produk yang
dihasilkan merupakan komoditi ekspor seperti CPO, Latek dan biji coklat kering
oleh karena itu produk tersebut termasuk komoditi yang mutunya diawasi oleh
pemerintah dalam hal ini adalah Departemen Perdagangan. Hasil produksi yang akan
di ekspor tersebut dikirimkan ke Negara pengimport khususnya Singapura dan
bebebrapa Negara Lain seperti America, Jerman, Belanda, Italia, Kanada dan juga
India. Hasil produksi tersebut dikirim menggunakan jasa perkapalan melalui
pelabuhan Belawan. Barang-barang yang telah dipersiapkan langsung dimuat ke
kapal yang akan membawa ke Negara importer.
Dari tahun ke tahun PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk mengalami
perkembangan yang pesat. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan ini telah memiliki
metode pengolahan organisasi yang baik. Dengan keberhasilan yang diperoleh PT.
PP. London Sumatra Indonesia Tbk telah banyak memberikan manfaat kepada
pemerintah antara lain:
Universitas Sumatera Utara
65
1. Penghasil devisa Negara.
2. Memberikan bantuan modal dalam pelaksanaan pembangunan.
3. Mempertahankan dan melestarikan alam Indonesia.
4. Menyerap tenaga kerja deengan menciptakan lapangan pekerjaan dan memberikan
kesempatan kerja sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran.
5. Memberikan sumbangan kepada Negara dalam bidang Pajak Bumi dan Bangunan,
Pajak Perseroan dan Pajak Ekspor.
Perseroan mengelola lebih dari 112.000 hektar area perkebunan, yang terdiri
dari perkebunan inti dan perkebunan plasma di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan
Sulawesi. Pabrik kelapa sawit di Sumatera dan Kalimantan yang dikelola oleh
Lonsum memiliki total kapasitas pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) hampir
mencapai 2,3 juta ton per tahun. Lonsum juga mengoperasikan beberapa fasilitas
pengolahan karet, satu pabrik kakao dan satu pabrik teh.
Perseroan mengelola lebih dari 112.000 hektar area perkebunan, yang terdiri
dari perkebunan inti dan perkebunan plasma di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan
Sulawesi. Pabrik kelapa sawit di Sumatera dan Kalimantan yang dikelola oleh
Lonsum memiliki total kapasitas pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) hampir
mencapai 2,3 juta ton per tahun. Lonsum jugamengoperasikan beberapa fasilitas
pengolahan karet, satu pabrik kakao dan satu pabrik teh.
Produksi minyak sawit lestari (CSPO) dimulai setelah perkebunan dan pabrik
kelapa sawit Lonsum di Sumatera Utara menerima sertifikasi Roundtable on
Sustainable OilPalm (RSPO) di awal tahun 2009. Kemudian, Perseroan juga
menerima sertifikasi RSPO untuk perkebunan dan pabrik kelapa sawitnyadi Sumatera
Universitas Sumatera Utara
66
Selatan. Di akhir tahun 2014, Lonsum merupakan salah satu produsen CSPO terbesar
di Indonesia, dengan produksi CSPO mencapai sekitar 44% dari total produksi
minyak sawit (CPO). Selain itu, pada akhir 2013 Lonsum juga telah meraih sertifikasi
Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) untuk tiga area perkebunan dan satu pabrik di
Sumatera Utara.
Lonsum senantiasa mengadopsi praktek manajemen perkebunan dan
teknologi yang terbaik, serta berkomitmen membangun sumber daya manusia yang
terampil dan berpengalaman. Kemampuannya di bidang riset dan pengembangan
memegang peranan penting dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil
perkebunan. Sampai tahun 2014, total tenaga kerja Lonsum mencapai lebih dari
15.000 karyawan, yang bekerja di kantor pusat Perseroan di Jakarta, kantorkantor
regional, serta di area perkebunan yang berlokasi di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan
Sulawesi.
Lonsum menjadi perusahaan terbuka di tahun 1996, serta mencatatkan
sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya, setelah Harrisons & Crossfield
menjual seluruh kepemilikan sahamnya kepada PT Pan London Sumatra Plantations
(PPLS) di tahun 1994. Di tahun2007, Lonsum menjadi bagian dari Grup Indofood
ketika Indofood Agri Resources Ltd (IndoAgri), anak perusahaan PT Indofood
Sukses Makmur Tbk (Indofood) di bidang agribisnis, melakukan akuisisi melalui
anak perusahaannya di Indonesia, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP). Pada tahun
2010, IndoAgri melakukan divestasi 8% kepemilikannya di Lonsum, di mana 3,1%
dijual ke SIMP. Pelepasan kepemilikan ini telah meningkatkan porsi saham bagi
investor publik menjadi sebesar 40,5% dari 35,6%.
Universitas Sumatera Utara
67
Gambar 4.4
Struktur Pemegang Saham PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk
Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk
Untuk meningkatkan keahlian serta kemampuan para staff dan karyawan, PT.
PP. London Sumatra Indonesia Tbk secara terus menerus melaksanakan program
pelatihan dan mengikut sertakan staff dan karyawan pada kursus dan seminar yang
dilaksanakan di dalam maupun di luar perusahaan. Pelatihan yang dilaksanakan dari
dalam perusahaan seperti kursus budi daya tanaman, manajemen pengolahan
tanaman. Selain itu yang diperoleh dari luar perusahaan seperti pelatihan administrasi
akuntansi, perpajakan, komputer, pengendalian hama penyakit tanaman, pengolahan
dan perencanaan pabrik. Perusahaan juga berusaha untuk tetap memperhatikan
kesejahteraan pekerjanya dengan memberikan sarana-sarana seperti perumahan,
keagamaan, social, pelayanan kesehatan dan olahraga.
Universitas Sumatera Utara
68
4.1.5 Struktur OrganisasiPerusahaan
Struktur organisasi merupakan salah satu unsur terpenting dalam suatu
organisasi atau perusahaan. Fungsi struktur organisasi diantaranya adalah untuk
pembagian wewenang, menyusun pembagian kerja dan merupakan suatu sistem
komunikasi. Dengan demikian kegiatan yang beraneka ragam dalam suatu
perusahaan disusun secara teratur sehingga tujuan usaha yang telah ditetapkan
sebelumnya dapat tercapai dengan baik.
Dalam penerapannya struktur organisasi dari suatu perusahaan selalu berbedabeda antara yang satu dengan yang lainnya. Untuk menetapkan suatu struktur
organisasi harus dilihat sesuai dengan jenis perusahaan dan lingkup kebutuhan
perusahaan yang menggunakannya.
Adapun struktur organisasi yang dipergunakan PT. PP. London Sumatra
Indonesia Tbk, Medan adalah struktur organisasi garis, yang perlimpahan wewenang
berlangsung secara vertikal yaitu dari pimpinan tertinggi kepada para bagian atau
departemen yang bersangkutan. Dengan adanya struktur organisasi yang memisahkan
fungsi dengan jelas, maka dapat diperoleh keuntungan sebagai berikut:
1. Terciptanya arus komunikasi yang baik dalam perusahaan.
2. Terhindar dari konflik dalam pelaksanaan kegiatan kerja.
3. Mendapatkan ketegasan fungsi dan tanggung jawab dari masing-masing karyawan.
4. Terwujudnya hubungan yang harmonis antar karyawan dalam perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
69
Gambar 4.5
Struktur Organisasi PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, Medan
Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk
4.1.6 Deskripsi TugasPerusahaan
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, Medan adalah sebuah perusahaan
terkemuka milik asing di Indonesia yang bergerak di bidang perkebunan dengan
kegiatan usaha mencakup pembudidayaan, pemanenan, dan pengolahan kelapa sawit,
karet, coklat, kopi, teh, serta penjualan bibit kelapa sawit yang bermutu tinggi, dan
dalam melaksanakan kegiatannya memilki struktur organisasi sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
70
pembagian kerjanya masing-masing agar kegiatan perusahaan dapat berjalan sesuai
dengan harapan.
Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian yang ada dalam
struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Board of Commissioner (Dewan Komisaris)
Dewan Komisaris adalah posisi tertinggi dalam struktur organisasi di PT. PP.
London Sumatra Indonesia Tbk.
Wewenang dan tanggung jawab dari Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:
a. Mengawasi pekerjaan Direksi.
b. Berhak memeriksa dokumen kantor, gedung dan kekayaan perusahaan.
c. Meminta berbagai keterangan dari Direksi yang berkenaan dengan kepentingn
perusahaan.
d. Berhak atas beban perusahaan serta meminta bantuan ahli untuk melakukan
pemeriksaan.
e. Mempertimbangkan serta memutuskan laporan tahunan dan program kerja
tahunan yang diajukan President Direktur.
f. Menyetujui kebijaksanaan Presiden Direktur dalam penggunaan kekayaan
menurut cara pandang yang baik.
2.
President Director (Presiden Direktur)
Presiden direktur adalah pimpinan tertinggi yang berkuasa penuh terhadap
perusahaan dengan berkewajiban mengawasi pekerjaan direktur.
Wewenang dan tanggung jawab dari presiden direktur adalah sebagai berikut:
a. Membuat kebijaksanaan yang diperlukan dalam pelaksanaannya.
Universitas Sumatera Utara
71
b. Mengatur strategi agar pelaksanaan operasi perusahaan dapat berjalan dengan
lancar.
c. Merencanakan dan mengendalikan kebijaksanaan keuangan yang telah dibuat
oleh bagian keuangan termasuk menyetujui anggaran belanja dan biaya
perusahaan.
d. Seluruh
strategi
dan
kebijaksanaan
yang
dilakukan
harus
dapat
dipertanggungjawabkan kepada Dewan Komisaris.
3.
Director Research
Wewenang dan tanggung jawab dari Director Research adalah sebagai berikut:
a. Mengadakan diskusi dan menemani para ahli dari konsultan perusahaan
selama kunjungan ke perusahaan.
b. Mengontrol produksi bibit sawit, coklat, karet, dan hasil pemeliharaan bibit
unggul.
4.
Director Production
Wewenang dan tanggung jawab dari Director Production adalah sebagai berikut:
a. Bertugas dan bertanggung jawab atas perencanaan, pengaturan bidang
produksi termasuk kelancaran proses produksi baik kualitas maupun kuantitas.
b. Membawahi pekerjaan yang dilaksanakan oleh bagian produksi.
5.
Director Accounts
Wewenang dan tanggung jawab dari Director Accounts adalah sebagai berikut:
a. Merencanakan dan mengawasi keuangan perusahaan dalam hal pengadaan
atau perolehan dana agar tidak terjadi suatu pemborosan atau penggunaan
yang tidak tepat.
Universitas Sumatera Utara
72
b. Mengawasi dan mengatur karyawan bagian keuangan.
c. Bertanggung
jawab
terhadap
pengukuran
atas
pelaporan
keuangan
perusahaan.
d. Mengendalikan atau mengadakan pengawasan terhadap arus uang masuk dan
uang keluar.
6.
Head of Government and Community Relations (Kepala Bagian Hubungan
Masyarakat)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Hubungan Masyarakat
adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada President Direktur.
b. Memimpin dan mengelola Government & Community Relations.
c. Membuat kebijakan perusahaan mengenai Government & Community
Relations
d. Membina hubungan antara perusahaan dengan masyarakat atau Pemerintah
dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat
disekitar perusahaan.
e. Membawahi Community Relations Manager & Government Relations
Manager.
7.
Coorporate Secretary and Head of Legal Affairs (Sekretaris Direksi)
Wewenang dan tanggung jawab dari Sekretaris Direksi adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur.
b. Berperan sebagai Sekretaris Perusahaan.
c. Menangani masalah hukum yang ada di perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
73
d. Memimpin dan mengolah pelaksanaan dan administrasi perizinan serta
dokumentasi.
e. Membawahi Legal Affair Manager.
8.
Head of Coorporate Communications (Kepala Bagian Komunikasi
Perusahaan)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Komunikasi Perusahaan
adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur.
b. Memimpin dan mengelola aktivitas Coorporate Communication, termasuk:
1) Mengkonsolidasi informasi tentang aktivitas perusahaan.
2) Menyediakan media komunikasi internal dan eksternal.
3) Membina hubungan dengan wartawan.
c. Membawahi internal Communication Manager dan Eksternal Communication
Manager.
9. Head of Investor Relations (Kepala Bagian Investasi)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Investasi adalah sebagai
berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur.
b. Menyiapkan informasi positif untuk investor dan calon investor dengan
koordinasi dengan seluruh departemen.
c. Menjalin dan menjaga hubungan baik dengan investor dan selalu berupaya
memperluas jaringan komunikasi dengan cara berperan aktif dilembaga
Universitas Sumatera Utara
74
investasi, pasar, bursa, perusahaan sekuritas, Bapepam, emitendan calon
emiten.
d. Menjadi pendamping bagi investor yang berminat melihat perusahaan secara
langsung, serta berkoordinasi dengan bagian-bagian terkait.
e. Mengidentifikasi isu internal yang dapat mempengaruhi citra perusahaan
dimata investor dan mencari penyelesaiannya dengan berkoordinasi dengan
pihak-pihak terkait.
f. Mengkoordinasi pertemuan BOD dengan investor.
10. Head of Internal Audit and Risk Management (Kepala Bagian Internal
Audit dan Manajemen Resiko)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Internal Audit dan
Manajemen Resiko adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur
b. Memimpin dan mengelola kegiatan Internal Audit dan Risk Management
c. Membuat kebijakan Risk Management.
d. Membuat Audit dan menyiapkan laporan Audit.
e. Memastikan perusahaan telah memiliki dan menjalankan semua standar yang
diperlukan.
f.Membawahi Internal Audit Manager dan Risk Management Manager.
11. Head of Human Resources (Kepala Bagian Personalia)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Personalia adalah sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
75
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director HR (Human Resources) dan
GS (General Services).
b. Memimpin, mengelola dan mengendalikan aktifitas pengembangan dan
pengelola SDM guna mendukung pencapaian bisnis.
c. Mengembangkan strategi dan system pengembangan SDM serta mengelola
pelaksanaannya.
d. Membawahi HR Services Manager, HR Planning dan Recruitment Manager.
12. Head of General Services (Kepala Bagian Umum)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Umum adalah sebagai
berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director HR dan GS.
b. Memimpin, mengelola, dan mengkoordinasi keseluruhan aktifitas yang
berhubungan dengan layanan umum, kesehatan, dan keamanan kerja.
c. Menyediakan sarana pendukung yang memadai dan menunjang kelancaran
operasi perusahaan.
d. Membawahi Support Facilities Manager, Health and Safety Manager dan GS
Administration Staff.
13. Head of Security (Kepala Bagian Keamanan)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Keamanan adalah sebagai
berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director and Director HR dan GS.
b. Memimpin dan mengelola aktifitas yang berhubungan dengan keamanan
untuk melindungi fasilitas dan kegiatan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
76
c. Memantau pelaksanaan sistem dan prosedur keamanan di seluruh wilayah.
d. Berkoordinasi dengan pihak-pihak eksternal terkait mengenai masalah
kemanan untuk melindungi fasilitas dan kegiatan perusahaan.
e. Membawahi semua Regional Security Manager dan Security Coordinator.
14. Head of Treasury (Kepala Bagian Bendahara)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Bendahara adalah sebagai
berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director Finance.
b. Memimpin dan mengelola dana (Penerimaan, penempatan, dan pengeluaran)
perusahaan terselenggara dengan baik.
c. Membawahi Financial Instuition Relations Manager, Cash Management, dan
Payment Manager, Pension Fund Supervisor dan Plasma Financing serta
Administration Manager.
15. Head of Accounting and Tax (Kepala Bagian Akuntansi dan Perpajakan)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Akuntansi dan Perpajakan
adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director Finance.
b. Memimpin, mengelola dan mengkoordinasi seluruh aktifitas akuntansi dan
pajak perusahaan agar selalu berjalan sesuai dengan kebijkasanaan
perusahaan.
c. Melakukan semua koordinasi dengan semua Regional Finance Manager
untuk pelaksanaan pencatatan akuntansi dimasing-masing wilayah.
Universitas Sumatera Utara
77
d. Membawahi Recording and Consilidation Manager and Fixed Asset
Manager.
16. Head of Procurement and Logistic (Kepala Bagian Penerimaan dan
Persediaan)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Kepala Bagian Penerimaan
dan Persediaan adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director Finance.
b. Memimpin, mengelola dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pengadaan,
penyimpanan dan distribusi barang agar dapat mendukung kegiatan bisnis
perusahaan secara optimal.
c. Membawahi Logistic Procurement Administration Manager, Estate and
Planting Procurement Manager, Direct Material dan General Supllies
Procurement Manager, Infrastructure and Non Planting Pricyrenebt
Manager, Logistic Manager.
17. Co-Head of Procurement and Logistic (Wakil Kepala Bagian Penerimaan
dan Persediaan)
Wewenang dan tanggung jawab dari Wakil Kepala Bagian Penerimaan dan
Persediaan adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab terhadap Head of Procurement and Logistic.
b. Membantu Head of Procurement and Logistic untuk mengelola dan
mengkoordinasi kegiatan pengadaan barang.
Universitas Sumatera Utara
78
18. Head of Project Management Office (Kepala Bagian Manajemen Proyek)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Manajemen Proyek adalah
sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab terhadap Manager Director Finance.
b. Memimpin,
mengelola
dan
mengkoordinasi
kegiatan
monitoring
perkembangan proyek-proyek yang sedang berjalan.
c. Melaporkan proyek-proyek yang sedang berjalan.
19. Head of Information System and Business Process (Kepala Bagian Sistem
dan Proses Bisnis)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Sistem dan Proses Bisnis
adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab terhadap Manager Director Finance.
b. Mengelola dan mengkoordinasi seluruh kegiatan sistem informasi agar dapat
mendukung seluruh kegiatan perusahaan secara optimal.
c. Memahami Management Information System and Application Support
Manager, IT Quality Manager Infrastructure, Communication and Data
Center Operation Manager, Business Process dan System Prosedur Manager.
20. Training Section
Wewenang dan tanggung jawab dari Training Section adalah sebagai berikut:
a. Merencanakan training.
b. Mengadakan pelatihan-pelatihan kepada tenaga kerja yang baru maupun yang
lama baik staff maupun karyawan.
Universitas Sumatera Utara
79
21. General and Home Affect
Wewenang dan tanggung jawab dari General and Home Afffectadalah menangani
dan mengendalikan masalah, problem dan gangguan yang terjadi di
rumah/kediaman atau dimana saja dari para Dewan Komisaris, Presiden Diektur
dan Direktur.
22. Clinic Section
Wewenang dan tanggung jawab dari Clinic Section adalah Menangani
pengobatan para staff dan karyawan kantor di klinik-klinik dan juga pelayanan
yang diberikan oleh medis yang disediakan perusahaan.
4.1.7 Kode Etik dan Budaya Perusahaan
Kode Etik Perseroan ditetapkan oleh Direksi pada tanggal 20Januari 2006,
dan guna memenuhi ketentuan POJK 33 makatelah disusun dan ditetapkan Kode Etik
Perseroan yang baruoleh Direksi dan Dewan Komisaris yang berlaku efektif
mulaitanggal
1
Desember 2015
untuk
menggantikan
Kode EtikPerseroan
sebelumnya. Kode Etik Perseroan disusun gunamemberikan pengarahan kepada
Dewan Komisaris, Direksi,karyawan Perseroan dan anak perusahaan Perseroan
(“GrupLonsum”), serta pendukung organ Grup Lonsum dalammenjalankan etika
berbisnis dan pekerjaan masing-masingDewan Komisaris, Direksi, karyawan Grup
Lonsum (“AnggotaPerusahaan”) dan Pendukung Organ Grup Lonsum(“Pendukung
Organ”).
Kode Etik terdiri terdiri dari kebijakan Etika BisnisPerusahaan dan Etika
Kerja Pekerja dan PendukungOrgan. Kode Etik tersebut berlaku bagi seluruh
AnggotaPerusahaan dan Pendukung Organ dimana setiappelanggaran Kode Etik
Universitas Sumatera Utara
80
merupakan bentuk pelanggaranterhadap persyaratan ketenagakerjaan serta dapat
mengakibatkan pemberian tindakan disipliner. KodeEtik dapat diakses melalui portal
internal Perseroandan dikomunikasikan kepada Anggota Perusahaan danPendukung
Organ dalam kegiatan orientasi.
Kebijakan Etika Bisnis Perusahaan mengatur hal-hal berikut:
a. Ketaatan terhadap hukum dan peraturan
b. Hubungan dengan pemegang saham
c. Hubungan dengan pelanggan
d. Hubungan dengan mitra usaha
e. Kerahasiaan informasi
f. Tanggung jawab sosial perusahaan,
g. Pemeliharaan lingkungan,
h. Keselamatan dan kesehatan kerja, dan
i. Perlakuan yang wajar.
Etika Kerja Pekerja mengatur antara lain hal-hal berikut:
a. Ketaatan terhadap hukum dan peraturan
b. Penyalahgunaan kekuasaan dan tindak kekerasan
c. Perlindungan dan penggunaan aset berwujud dan aset
tidak berwujud
d. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
e. Pekerjaan lain di luar perusahaan
f. Benturan kepentingan dan transaksi dengan pihak
terkait
Universitas Sumatera Utara
81
g. Perilaku atau tindakan yang dilarang
h. Gratifikasi
i. Obat-obatan terlarang dan minuman keras,
j. Perjudian,
k. Senjata,
l. Penyalahgunaan media komunikasi dan media sosial,
m. Hubungan organisasi/politik,
n. Insider trading,
o. Hubungan keluarga, dan
p. Kebijakan informasi/ pengaduan pelanggaran(Whistleblowing Policy).
4.2 Gambaran Umum Responden
4.2.1 Identitas Responden
Penelitian ini mengangkat permasalahan mengenai pengaruh budaya
organisasi kaizenterhadap peningkatan kinerja karyawan. Responden yang 52
karyawan PT.PP.London Sumatra Indonesia Tbk. Para Responden yang telah
melakukan pengisian kuisoner kemudian akan diidentifikasi berdasarkan jenis
kelamin, usia dan pendidikan. Identifikasi ini dilakukan untuk mengetahui
karakteristik secara umum responden penelitian.
Berdasarkan identifikasi menurut jenis kelamin akan dilihat jumlah ditribusi
karyawan laki-laki dan perempuan, yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
82
Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden
No
Kategori
Jumlah
Persentase
1
Laki-Laki
37
71 %
2
Perempuan
15
29%
Jumlah
100 %
Sumber : Hasil Pengelolahan Data, 2017
Jumlah reponden pria terlihat lebih banyak (71%) dibanding dengan jumlah
responden wanita (29%). Hal ini disebabkan karena PT.PP.London Sumatra
Indonesia Tbk. Hal ini disebabkan karena PT.PP.London Sumatra Indonesia Tbk
bergerak dibidang perkebunan, dan lebih banyak melibatkan pekerja laki-laki karena
dalam pekerjaan ini dibutuhkan kesiapan mental dan fisik yang sangat tinggi,
pekerjaan ini juga menyita banyak waktu yang memungkinkan karyawan bekerja
lembur lebih lama.
Dalam melakukan identifikasi menurut usia karyawan dapat dibuat klasifikasi
seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Usia Responden
No
Katagori
Jumlah
Persentase
1
21-30 thn
10
19%
2
31-40 thn
30
58%
3
41-50 thn
9
17%
Universitas Sumatera Utara
83
4
>50 thn
3
Jumlah
6%
100%
Sumber: Hasil pengelolahan Data, 2017
Tabel diatas menunjukkan bahwa karyawan pada PT.PP.London Sumatra
Indonesia Tbk didominasi umur antara 31 – 40 tahun sebanyak 30 orang atau 58%
dan 21 – 30 tahun sebanyak 10 orang atau 19%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
rata-rata karyawan masih produktif dalam bekerja sehingga kinerja karyawan masih
dapat ditingkatkan lagi. PT.PP.London Sumatra Indonesia Tbk memiliki karyawan
yang cukup baik dari identitas umur karyawan diharapkan dapat bekerja produktif
demi mencapai tujuan perusahaan.
Berdasarkan pendidikan terakhir, maka dapat dikelompokkan kedalam tabel
berikut ini
Tabel 4.3
Pendidikan Terakhir Responden
No
Pendidikan
Terakhir
Jumlah
Persentase
1
SMA/SMK
25
47%
2
D-III
5
10%
3
S1
17
33%
4
S2
5
10%
Jumlah
100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer,2017
Universitas Sumatera Utara
84
Tabel diatas menunjukkan bahwa karyawan PT.PP.London Sumatra Indonesia
Tbk didominasi oleh tingkat pendidikan SMA/SMK sebanyak 25 orang atau 47%.
Dari data diatas dapat disimpulkan, bahwa sebagian besar karyawan PT.PP.London
Sumatra Indonesia Tbk berpendidikan terakhir SMA/SMK. Hal ini menunjukkan
bahwa karyawan memiliki kemampuan bekerja yang cukup tinggi sehingga
diharapkan dapat memenuhi target yang telah ditetapkan perusahaan.
4.2.2
Budaya Organisasi Kaizen (X) pada PT.PP.London Sumatra Tbk
Medan
Dalam mengukur variabel Budaya Organisasi Kaizen (X) di PT.PP.London
Sumatra Tbk Medan, peneliti menggunakan 5 (lima) indikator yaitu Teamwork(Tim
kerja), Personal Disipline (Disiplin Pribadi), Improved Morale (Peningkatan Moral),
Quality Circle (Kualitas Lingkaran), Suggestion for Improvement(Saran untuk
Perbaikan). Kemudian indikator-indikator tersebut dikembangkan menjadi 13
(tigabelas) item pernyataan. Dari pernyataan tersebut diperoleh jawaban seperti pada
tabel dibawah ini:
1. Teamwork (Tim Kerja)
Berdasarkan 2 pernyataan mengenai indikator Teamwork (Tim Kerja),
Teamwork (Tim Kerja) yang dianggap berhasil adalah dapat memberikan tambahan
rasa kepedulian, empati ataupun kerjasama dalam bekerja atau dalam menghadapi
sebuah masalah yang dijelaskan pada tabel berikut ini
Tabel 4.4 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Saling Membantu dalam
Melakukan Pekerjaan
NO
1
Keterangan
Jumlah
Persentase
Sangat Setuju
13
25%
Universitas Sumatera Utara
85
2
Setuju
28
54%
3
Netral
10
19%
4
Tidak Setuju
1
2%
5
Sangat Tidak Sejutu
-
-
52
100%
Jumlah
Hasil Pengolahan Data, 2017
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, ditunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 54 % hal ini menunjukkan bahwa
respon karyawan terhadap saling membantu sesama karyawan dalam melakukan
pekerjaan sudah cukup tinggi dan tim kerja yang dibangun sudah cukup
memuaskan.
Tabel 4.5 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Rasa Empati Terhadap
Karyawan yang Sedang Menghadapi Masalah
NO
Keterangan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
16
31%
2
Setuju
26
50%
3
Netral
9
17%
4
Tidak Setuju
-
-
5
Sangat Tidak Sejutu
1
2%
52
100%
Jumlah
Hasil Pengolahan Data, 2017
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, ditunjukkan bahwa responden yang
menyatakan “setuju” yaitu sebesar 50% hal ini menunjukkan bahwa setengah dari
Universitas Sumatera Utara
86
se
METODE PENELITIAN
3.1
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh dari suatu
variabel terhadap variabel lain yaitu pengaruh budaya organisasi Kaizen(variabel
independen)
terhadap kinerja karyawanPT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk
Medan (variabel dependen). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian assosiatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu
penelitian yang berupaya untuk mengkaji bagaimana suatu variabel dipengaruhi oleh
variabel lain dengan menggunakan analisis data kuantitatif berupa metode-metode
statistik.
3.2
Lokasi Penelitian
Penelitian di lakukan di PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk Medan yang
beralamat Jln. Jend. Ahmad Yani No. 2 Medan. Waktu penelitian dilaksanakan pada
bulan November 2016 sampai dengan selesai .
3.3
Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2008, hal. 115) Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada PT.PP. London
Sumatra Indonesia Tbk Medan yang berjumlah 109 orang.
45
Universitas Sumatera Utara
46
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2008, hal. 118) Penentuan sampel pada penelitian ini
menggunakan metode probability sampling dengan teknik simple random
samplingyang merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada didalam populasi tersebut.Menentukan jumlah sampel dari suatu populasi
dapat menggunakan Rumusan Slovin dengan nilai kritis sebesar 10%.
(Juliandi, 2013 hal. 62)
Dimana:
1
n
N
=Konstanta
= Ukuran sampel
= Ukuran populasi
=Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, sebanyak 10%.
Maka sampel akan dicari dengan menggunakan rumus Slovin,
n=
109
1 + 109(10%) 2
= 52 orang
Berdasarkan teori tersebut maka dapat diperoleh sampel sebanyak 52 orang.
Dan penelitian ini juga menggunakan proposionate stratified random
sampling, tehnik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai
Universitas Sumatera Utara
47
pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu
berstrata
3.4
Hipotesis
Hipotesis menurut sugiyono (2008, hal. 93) “ Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang secara teoritis di anggap
paling mungkin atau paling tinggi kebenarannya”. Berdasarkan masalah yang
diteliti maka penulis membuat hipotesis sebahai berikut:
1.
H0 : Tidak ada pengaruh budaya kaizenterhadap kinerja karyawan di PT.PP.
London Sumatra Indonesia Tbk Medan
2.
Ha : Ada pengaruh budaya kaizen terhadap kinerja karyawan di PT.PP.
London Sumatra Indonesia Tbk Medan
3.5
Definisi Konsep
Menurut Soedjadi (2000:14) konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan
untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan
dengan suatu istilah atau rangkaian kata. Untuk memberikan batasan-batasan yang
lebih jelas dari masing-masing konsep guna menghindari adanya salah pengertian,
maka definisi konsep yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan kerangka
teoritis yang telah dikemukakan. Adapun
yang menjadi definisi konsep dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
48
1.
Budaya Kaizen
Kaizen menurut Imaiadalahkemajuan dan perbaikan terus menerus dalam
kehidupan seseorang, kehidupan berumah tangga, kehidupan bermasyarakat,
dan kehidupan kerja.
2.
Kinerja Karyawan
Kinerja karyawan menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara bahwa Kinerja
karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
3.6
Definisi Operasional
Definisi operasional adalah sebagai suatu unsur penelitian yang merupakan
petujuk tentang bagaimana suatu variabel diukur dalam rangka memudahkan
pelaksanakan penelitian dilapangan, sehingga memerlukan operasionalisasi dari
masing-masing konsep yang digunakan dalam menggambarkan perilaku atau gejala
yang dapat diamati dengan kata-kata yang dapat diuji dan diketahui kebenarannya.
Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
49
Tabel 3.1
Defenisi Operasional
No
Variabel
Definisi
Variabel
Indikator
Skala
1.
Variabel
bebas
(X),
yaitu:
Budaya
Kaizen
Kaizen
a)
adalahperubaha b)
n secara
bertahap dan
terus menerus
c)
untuk sebuah
kemajuan
d)
Teamwork (Tim kerja)
Personal
Disipline(Disiplin
pribadi)
Improved Morale
(Peningkatan Moral)
Quality Circle
(Kualitas Lingkaran)
e) Suggestion for
Improvement (Saran
untuk Perbaikan)
Likert atau
Interval: Skala
ini mengukur
tingkat
persetujuan atau
ketidaksetujuan
responden
terhadap
serangkaian
pertanyaan yang
mengukur suatu
objek.
2.
Variabel
terikat
(Y),
yaitu:
Kinerja.
Kinerja
adalahsebuah
hasil yang
diberikan
karyawan
kepada
perusahaan
dalam bentuk
pekerjaan atau
tanggungjawab
a)
Kuantitas Pekarjaan
b) Dapat tidaknya
diandalkan
c) Sikap
d)
Kualitas Pekerjaan
Likert atau
Interval: Skala
ini mengukur
tingkat
persetujuan atau
ketidaksetujuan
responden
terhadap
serangkaian
pertanyaan yang
mengukur suatu
objek.
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016
3.7
Tehnik Pengumpulan Data
3.7.1 Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden terpilih
dari lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada
Universitas Sumatera Utara
50
responden yang terpilih , yang berisikan pertanyaan mengenai variabel penelitian.
Dalam hal ini peneliti memperolehnya dengan menggunakan kuesioner yang
disebarkan secara langsung kepada 52 karyawan PT.PP. London Sumatra Indonesia
Tbk Medan
3.7.2 Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder, yaitu Teknik pengumpulan data yang dapat
dilakukan melalui kegiatan pengumpulan data yang diperoleh dri sumber kedua atau
sumber sekunder untuk mendukung data primer.
Untuk pengumpulan data sekunder ini penulis menggunakan cara sebagai
berikut:
a.
Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku,
Karya ilmiah serta pendapat para ahli yang berkompetensi serta memiliki
revelensi dengan masalah yang ada.
b.
Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan menggunakan catatancatatan atau dokumen yang di dapat di lokasi penelitian yang relevan dengan
masalah yang diteliti.
3.8
Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala
Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Untuk keperluan analisis kuantitatif ini,
maka setiap variabel diberi skala 1 (satu) sampai 5 (lima) yang terlihat di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
51
Tabel 3.2
Interval bentuk pertanyaan positif
Pernyataan
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Bobot
5
4
3
2
1
3.9 Teknik Uji Instrumen Penelitian
3.9.1 Uji Validitas
Kuesioner sebagai sumber data utama dalam penelitian ini harus dilakukan uji
validitas terlebih dahulu untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang baik
dengan menggunakan bantuan paket program statistic SPSS (Statistic Product and
Service Solution) versi 20.0. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan mampu mengungkapkan data dari variabel yang
diteliti secara tepat, adapun kriteria dalam menentukan valid tidaknya suatu kuesioner
adalah sebagai berikut:
1. Jika r hitung > r tabel maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.
2. Jika r hitung < r tabel maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrument penelitian.
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang kali untuk
mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas akan
menunjukkan konsisten dari jawaban-jawaban responden yang terdapat pada
kuesioner. Uji ini dilakukan setelah uji validitas yang di uji merupakan pernyataan
Universitas Sumatera Utara
52
yang sudah valid. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji
statistik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
(α) 0.60. Adapun kriteria pengujian reliabilitas adalah:
1.
Jika nilai koefisien reliabilitas > 0.6, maka instrumen yang diuji adalah
reliabel.
2. Jika nilai koefisien reliabilitas < 0.6, maka instrumen yang diuji adalah
tidak reliabel.
3.10
Uji Asumsi Klasik
3.10.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel terikat
dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Metode yang
dapat dipakai untuk uji normalitas yaitu analisis grafik dan analisis statistik. Jika data
menyebar disekitaran garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model
regresi penelitian merupakan data normal atau mendekati normal.
3.11 Teknik Analisis Data
3.11.1Metode Regresi Linier Sederhana
Peneliti mengetahui arah hubungan antara variabel independen yaitu Budaya
Organisasi Kaizen terhadap variabel dependen kinerja
karyawan pada PT. PP.
London Sumatra Indonesia Tbk apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi
nilai variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau
penurunan. Maka dari itu akan digunakan metode analisis regresi linear sederhana
Universitas Sumatera Utara
53
agar hasil yang diperoleh lebih terarah, maka peneliti menggunakan bantuan program
SPSS versi 20.0.
maka dimasukkan ke dalam rumus : Y = a + bX
Keterangan : Y = Subjek/nilai dalam variabel dependen yang diprediksi
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = Koefisien regresi yang menunjukkan peningkatan/penurunan
variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen
X = Subjek pada variabel independen mempunyai nilai tertentu.
3.11.2Uji Non Parametrik Statistik
Pengujian non parametrik merupakan pengujian yang tidak membutuhkan
asumsi mengenai bentuk distribusi sampling statistika dan atau bentuk distribusi
populasinya.
Pengujian non parametrik tidak menuntut:
1. Sampel yang diambil harus berdistribusi normal
2. Angka-angka sampel merupakan ukuran-ukuran tingkat taraf tinggi
Ukuran taraf / tingkat tinggi adalah sesuatu yang menghasilkan ukuran/ bilangan yang
digunakan untuk menunjukkan arti penting dari perbedaan yang terjadi. ( Ukuran
tingkat penilaian, misal: 1 = jelek, 10 = bagus )
3.11.2.1 Korelasi Linear Sederhana (Product Moment Correlation)
Nilai KPM disimbolkan dengan r (rho). Nilai KPM juga berada di antara -1 <
r < 1. Bila nilai r = 0, berarti tidak ada korelasi atau tidak ada hubungan anatara
variabel independen dan dependen. Nilai r = +1 berarti terdapat hubungan yang
Universitas Sumatera Utara
54
positif antara variabel independen dan dependen. Nilai r = -1 berarti terdapat
hubungan yang negatif antara variabel independen dan dependen. Dengan kata lain,
tanda “+” dan “-“ menunjukkan arah hubungan di antara variabel yang sedang
diopersionalkan.Uji signifikansi KPM menggunakan uji t, sehingga nilai t hitung
dibandingkan dengan nilai t tabel. Kekuatan hubungan antarvariabel ditunjukkan
melalui nilai korelasi. Berikut adalah tabel nilai korelasi beserta makna nilai tersebut :
Tabel 3.3
Makna Nilai Korelasi Product Moment
Nilai
0,00 – 0,19
Makna
Sangat rendah / sangat lemah
0,20 – 0,39
Rendah/ lemah
0,40 – 0,59
Sedang
0,60 – 0,79
Tinggi/kuat
0,80 – 1,00
Sangat tinggi/sangat kuat
rxy = ……
dengan :
sdx
: standar deviasi x
sdy
: standar deviasi y
3.12Uji Hipotesis
3.12.1 Uji Signifikasi Parsial (Uji-t)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelasan atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Adapun uji t menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
55
Ho : β1 = 0 ,
Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan
dari variabel independen yaitu Budaya Organisasi Kaizen (X) terhadap
variabel dependen yaitu kinerja karyawan (Y).
Ha : β1 ≠ 0 ,
Artinya secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan dari
variabel independen yaitu Budaya Organisasi Kaizen (X) terhadap
variabel dependen yaitu kinerja karyawan (Y).
3.12.2 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Identifikasi determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh
variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Identifikasi determinasi
(R2) berfungsi untuk mengetahui signifikasi variabel, maka harus dicari koefisien
determinasi menunjukkan besarnya kontribusi variabel independen (X) terhadap
variabel dependen (Y). Jika determinasi (R2) semakin besar (mendekati 1) maka dapat
dikatakan bahwa pengaruh yang signifikan dari variabel independen (X) yaitu
Budaya Organisasi Kaizen serta variabel dependen (Y) yaitu kinerja karyawan
semakin besar. Sebaliknya determinasi (R2) semakin kecil (mendekati 0) maka dapat
dikatakan pengaruh yang signifikan dari variabel independen (X) yaitu Budaya
Organisasi Kaizen serta variabel dependen (Y) yaitu kinerja karyawan semakin
kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan variabel
independen (X) yaitu Budaya Organisasi Kaizen serta variabel dependen (Y) yaitu
kinerja karyawan
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah Umum Perusahaan
Sejarah PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk berawal dari satu abad yang
lalu di tahun 1906 melalui inisiatif Harrisons & Crossfield Plc, perusahaan
perkebunan dan perdagangan yang berbasis di London. Perkebunan London-Sumatra,
yang kemudian lebih dikenal dengan nama (Lonsum), berkembang menjadi salah satu
perusahaan perkebunan terkemuka di dunia, dengan lebih 100.000 hektar perkebunan
kelapa sawit, karet, kakao dan teh di empat pulau terbesar di Indonesia.Berbagai
perusahaan perkebunan mengambil kesempatan untuk memanfaatkan sumber daya
alam yang ada.
Kesempatan ini diambil oleh Horrison & Crossfield Ltd, yang berdiri sejak
tahun 1884 di London dan beroperasi di Indonesia pada tahun 1906. Pada mulanya
perusahaan ini bekas hak Concessie berdasarkan perjanjian antara Zelfbestuur Deli
dengan beberapa perusahaan Rubber Company Ltd, yang disahkan President
Sumatera Timur. Dalam rangka konfersi Undang-Undang Pokok Agraria (UU No. 5
Tahun 1960) Hak Concessie tersebut konversi menjadi Hak Guna Usaha sebagaimana
ditegaskan dalam surat Menteri Agraria tanggal 1 Maret 1962 No. Ka. 13/7/1.
Pada tahun 1962-1964 perusahaan ini memperluas bidang usahanya dengan
mengadakan penggabungan diantara perusahaan perkebunan Inggris yang memiliki
beberapa kebun di Sumatera Utara. Dengan adanya penggabungan ini terbentuklah
56
Universitas Sumatera Utara
57
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. PT. PP. London Sumatra Indonesia
Tbk didirikan dengan akte pendirian No. 93 tanggal 18 Desember 1962 dihadapan
notaris Raden Kardiman di Jakarta dan naskah No. 20 tanggal 9 September 1963
yang dibuat dihadapan notaris yang sama.
Kemudian timbul pergolakan akibat
adanya perubahan situasi antara pemerintahan Indonesia dengan pemerintah Inggris.
Pemerintah Indonesia berniat mengambil alih pengurusan perusahaan dan
menyerahkan kepada bangsa Indonesia.
Pengambil alihan ini segera dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 1964 yang
pengurusannya berada dalam penguasaan dan pengawasan dari suatu badan
pemerintah dengan nama Badan Pengawas Perkebunan Asing Republik Indonesia
(BPPARI) dan perkebunan ini diganti namanya menjadi PT. PP. Dwikora I & II.
Kemudian berdasarkan ketetapan Presiden No. 6 tahun 1967, diadakan suatu
perjanjian antara pemerintah Republik Indonesia dengan Horrison & Crossfield Ltd
dan anak perusahaannya. Persetujuan perjanjian ini berlaku mulai tanggal 20 Maret
1968. Maksud dan tujuan dari perusahaan ini adalah:
1. Pengembangan hak milik penguasa dan pengusahaan dari pemerintah Republik
Indonesia kepada Horrison & Crossfield Ltd terhadap perkebunan yang pernah
dikelola.
2. Melakukan kerjasama untuk kepentingan bersama dalam hal perkebunan karet dan
kelapa sawit dan proyek pertanian lainnya serta proyek-proyek pangan yang
mungkin dilaksanakan oleh perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
58
Terwujudnya perjanjian ini juga didasarkan atas pertimbangan:
1. Instruksi Presiden Kabinet No. 28/U/1996 tertanggal 12 Desember 1996 dan
semua peraturan lain yang bertalian dengan pengembalian perusahaan-perusahaan
asing di Indonesia.
2. Undang-Undang No. 1 tahun 1967 mengenai penanaman modal asing dan semua
peraturan lain mengenai penanaman modal asing di Indonesia.
Dengan adanya perjanjian ini maka kepemilikan dan penguasaan perusahaan
tersebut oleh pemerintah Republik Indonesia dikembalikan kepada pemiliknya
semula yaitu Horrison & Crossfield Ltd pada tanggal 1 April 1968 dan diganti
kembali namanya menjadi PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Dalam perjanjian
itu disebutkan tentang hak-hak eksploitasi termasuk menguasai dan menjual hasil
produksi dan hak untuk menanam semua jenis tanaman. Pada tanggal 21 November
1991, PT. PP. London Sumatra Inddonesia Tbk melakukan marger dengan beberapa
perusahaan dibawah ini:
1. PT Nagodang Plantation Company
2. PT Sibulan Plantation Company
3. PT Perusahaan Perkebunan Bajue Kidoel
4. PT Perusahaan Perkebunan Sulawesi
Keempat perusahaan ini menggabungkan nama menjadi PT. PP London
Sumatra Indonesia Tbk. Status PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk adalah
perusahaan penanam modal Asing (PMA) berdasarkan surat Ketua Badan Koordinasi
Penanaman Modal tanggal 12 November 1991 Nomor 794/III/PMA/1991. Pada
tanggal 27 Juli 1994, kepemilikan saham PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk
Universitas Sumatera Utara
59
sepenuhnya diambil oleh Pan London Sumatra Plantation dengan komposisi saham
100%. Dikarenakan krisis moneter yang melanda Indonesia menyebabkan komposisi
saham mengalami beberapa kali perubahan. Pada tahun 1998 kepemilikan saham PT.
PP London Sumatra Indonesia Tbk adalah Pan London Sumatra Plantation dengan
komposisi saham sebesar 47,23%, Commerzbank (SEA) Ltd Singapura sebesar
5,83%, dan sisanya sebesar 46,94% dimiliki oleh masyarakat. Sejak tahun 1996,
perusahaan ini menjadi perusahaan yang Go Public. Dengan demikian PT. PP.
London Sumatra Indonesia Tbk telah dituntut untuk menjalankan aktivitasnya secara
profesional lagi. Untuk melanjutkan usahanya PT. PP. London Sumatra Indonesia
Tbk telah memperpanjang Hak Guna Usaha yaitu terhitung tanggal 1 Januari 1999.
Sejarah Gedung Lonsum Medan
Gambar 4.1
Gedung Lonsum Medan pada tahun 1906
Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk
Universitas Sumatera Utara
60
Hampir seluruh di wilayah Indonesia terdapat bangunan bersejarah. Hal ini
sebagai bukti historis perjalanan bangsa Indonesia yang sejak ratusan tahun yang lalu.
Di kota Medan, Sumatera Utara terdapat berbagai situs peninggalan sejarah yang
masih terawat dengan baik, misalnya Kantor Pos Medan, Bank Indonesia, Gedung
Jakarta Lioyd dan lainnya.
Di pusat kota, jalan Ahmad Yani kota Medan terdapat pula gedung kantor PT.
PP. London Sumatra Indonesia Tbk (Lonsum). Bangunan bersejarah peninggalan
kolonial Belanda ini telah menjadi cagar budaya dan sebagai salah satu ikon kota
Medan. Gedung ini terletak sekitar 100 meter dari Lapangan Merdeka Medan.
Konon, menurut catatan sejarah yang didapat dari Badan Warisan Sumatera bahwa
gedung tersebut dibangun pada tahun 1906 bersamaan dengan lahirnya Ratu Juliana,
Royal Dutch Family.
Gedung yang bergaya arsitektur Eropa ini dibangun oleh perusahaan Inggris
yaitu Horison & Crosfield Company (H&C). Perusahaan H&C yang berpusat di
Liverpool, Inggris ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
perdagangan berbagai komoditas. Di Indonesia, perusahaan ini mulai merambah
bisnis perkebunan karet di Sumatera, dan merupakan cikal bakal lahirnya Lonsum.
Setelah gedung ini dijual kepada pemerintah Belanda, namanya diubah sesuai nama
puteri Belanda menjadi Juliana Building. Gedung berlantai lima ini didominasi warna
putih khas gedung Eropa bad 18-19. Model arsitekturnya pun dipengaruhi gaya Eropa
seperti yang terlihat pada bentuk jendela di sisi kiri dan sisi kanan. Sementara gaya
arsitektur kolonial Belanda terlihat dari bentuk jendela panjang dan lebar plus tiangtiang dan tangga besar di depan pintu masuk
Universitas Sumatera Utara
61
Gambar 4.2
Lift Kuno di Gedung Lonsum Medan
Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk
Lonsum merupakan gedung pertama di Medan yang menggunakan teknologi
lift untuk memudahkan pengguna bangunan berlantai lima ini. Bentuk lift seperti
sangkar besi bermotif bunga dengan dekorasi art deco. Lift yang digunakan sejak
tahun 1910 ini masih berfungsi baik. Untuk mengantarkan penumpang ke setiap
lantai, lift ini dioperasikan secara manual lewat bantuan operator. Untuk perawatan
lift yang berusia ratusan tahun ini setiap hari Sabtu, bahkan setiap tahun didatangkan
teknisi khusus dari Inggris. Konon lift klasik tersebut hanya ada dua di dunia, yakni
di Inggris dan di Indonesia, di Gedung Lonsum Medan. Tak heran bila, kelestarian
gedung dan lift yang berada di gedung Lonsum ini mendapat perhatian dari
pemerintah setempat sebagai cagar budaya di kota Medan.
4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan
A. Visi
Visi PT. PP. London Sumatra Indonesia adalah menjadi perusahaan perkebunan
yang efisien dengan memberikan strategi yang meliputi:
Universitas Sumatera Utara
62
1. Perusahaan perkebunan dan peningkatan kapasitas produksi.
2. Efisien operasi dan biaya.
3. Pengembangan
secara
terus
menerus
dalam
program
penelitian,
pengembangan, serta produksi CPO (Crude Palm Oil), karet dan cokelat.
B. Misi
Misi PT. PP. London Sumatra Indonesia adalah meningkatkan kesejahteraan
rakyat dengan menyediakan lapangan pekerjaan yang luas dan menjadi salah satu
penghasil pajak terbesar untuk negara.
C. Tujuan
Tujuan PT. PP. London Sumatra Indonesia adalah menjadi perusahaan terbaik
dan menghasilkan keuntungan yang ditargetkan.
4.1.3 Makna Logo Perusahaan
Gambar 4.3
Logo PT. PP. London Sumatra Indonesia
Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia
Universitas Sumatera Utara
63
Keterangan Gambar:
1. Warna hijau: Mengandung pengertian bahwa perusahaan ini bergerak dalam
bidang perkebunan dan bertujuan menghijaukan wilayah Indonesia.
2. Daun sawit: Melambangkan daunnya sedang berkembang dimana perusahaan ini
sedang giat-giatnya untuk terus menggunakan pohon sawit sebagai komoditas
utama perusahaan walaupun perusahaan juga menanam pohon lain seperti karet,
kakao, kopi, dan teh.
4.1.4 Ruang Lingkup Perusahaan
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang perkebunan dan pengolah hasil produksi dari bahan mentah menjadi
bahan baku. Ruang lingkup kegiatan perusahaan ini meliputi penanaman,
pemeliharaan, pemanenan, pengolahan dan penjualan hasil produksi. Perusahaan ini
mempunyai perkebunan yang tersebar di wilayah Republik Indonesia yaitu Sumatera
Utara, Sumatera Selatan, Jawa, Sulawesi dan Kalimantan. Khusus wilayah Kabupaten
Dati-II Deli Serdang terdapat 4 (empat) perkebunan yang terletak di Kecamatan
Galang, Tanjung Morawa, Rampah, dan Tebing Tinggi.
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk menanam berbagai jenis tanaman
meliputi kelapa sawit, karet, coklat (cocoa) yang lokasi perkebunannya mayoritas
berada di Sumatera Utara, sedangkan untuk tanaman karet dan kopi berada di daerah
Jawa yaitu di Jember dan Surabaya. Perkebunan-perkebunan lain terletak di Ujung
Pandang, Palembang, Jakarta, Samarinda, Sampit, dan Kertasari (Bandung). Selain
perkebunan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk juga memilki bebarapa unit
pabrik pengolahan yang berlokasi di dalam areal kebun untuk mengolah semua
Universitas Sumatera Utara
64
produk yang dihasilkan oleh kebun-kebun sendiri. Hal ini bertujuan untuk mencapai
efisiensi kerja serta mempermudah pengolahan dan penghematan biaya khususnya
biaya angkut. Lokasi unit pengolahan yang ada di Deli Serdang adalah sebagai
berikut:
1. R. Sialang POM untuk mengolah kelapa sawit
2. R. Sialang cocoa untuk mengolah biji kakao (coklat)
3. S. Merah Crumb & Si Bulan Sheet untuk mengolah karet
Dengan adanya pabrik pengolahan tersebut maka seluruh hasil perkebunan
dapat diolah sendiri tanpa harus mengirimkan ke tempat lain. Semua produk yang
dihasilkan merupakan komoditi ekspor seperti CPO, Latek dan biji coklat kering
oleh karena itu produk tersebut termasuk komoditi yang mutunya diawasi oleh
pemerintah dalam hal ini adalah Departemen Perdagangan. Hasil produksi yang akan
di ekspor tersebut dikirimkan ke Negara pengimport khususnya Singapura dan
bebebrapa Negara Lain seperti America, Jerman, Belanda, Italia, Kanada dan juga
India. Hasil produksi tersebut dikirim menggunakan jasa perkapalan melalui
pelabuhan Belawan. Barang-barang yang telah dipersiapkan langsung dimuat ke
kapal yang akan membawa ke Negara importer.
Dari tahun ke tahun PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk mengalami
perkembangan yang pesat. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan ini telah memiliki
metode pengolahan organisasi yang baik. Dengan keberhasilan yang diperoleh PT.
PP. London Sumatra Indonesia Tbk telah banyak memberikan manfaat kepada
pemerintah antara lain:
Universitas Sumatera Utara
65
1. Penghasil devisa Negara.
2. Memberikan bantuan modal dalam pelaksanaan pembangunan.
3. Mempertahankan dan melestarikan alam Indonesia.
4. Menyerap tenaga kerja deengan menciptakan lapangan pekerjaan dan memberikan
kesempatan kerja sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran.
5. Memberikan sumbangan kepada Negara dalam bidang Pajak Bumi dan Bangunan,
Pajak Perseroan dan Pajak Ekspor.
Perseroan mengelola lebih dari 112.000 hektar area perkebunan, yang terdiri
dari perkebunan inti dan perkebunan plasma di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan
Sulawesi. Pabrik kelapa sawit di Sumatera dan Kalimantan yang dikelola oleh
Lonsum memiliki total kapasitas pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) hampir
mencapai 2,3 juta ton per tahun. Lonsum juga mengoperasikan beberapa fasilitas
pengolahan karet, satu pabrik kakao dan satu pabrik teh.
Perseroan mengelola lebih dari 112.000 hektar area perkebunan, yang terdiri
dari perkebunan inti dan perkebunan plasma di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan
Sulawesi. Pabrik kelapa sawit di Sumatera dan Kalimantan yang dikelola oleh
Lonsum memiliki total kapasitas pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) hampir
mencapai 2,3 juta ton per tahun. Lonsum jugamengoperasikan beberapa fasilitas
pengolahan karet, satu pabrik kakao dan satu pabrik teh.
Produksi minyak sawit lestari (CSPO) dimulai setelah perkebunan dan pabrik
kelapa sawit Lonsum di Sumatera Utara menerima sertifikasi Roundtable on
Sustainable OilPalm (RSPO) di awal tahun 2009. Kemudian, Perseroan juga
menerima sertifikasi RSPO untuk perkebunan dan pabrik kelapa sawitnyadi Sumatera
Universitas Sumatera Utara
66
Selatan. Di akhir tahun 2014, Lonsum merupakan salah satu produsen CSPO terbesar
di Indonesia, dengan produksi CSPO mencapai sekitar 44% dari total produksi
minyak sawit (CPO). Selain itu, pada akhir 2013 Lonsum juga telah meraih sertifikasi
Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) untuk tiga area perkebunan dan satu pabrik di
Sumatera Utara.
Lonsum senantiasa mengadopsi praktek manajemen perkebunan dan
teknologi yang terbaik, serta berkomitmen membangun sumber daya manusia yang
terampil dan berpengalaman. Kemampuannya di bidang riset dan pengembangan
memegang peranan penting dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil
perkebunan. Sampai tahun 2014, total tenaga kerja Lonsum mencapai lebih dari
15.000 karyawan, yang bekerja di kantor pusat Perseroan di Jakarta, kantorkantor
regional, serta di area perkebunan yang berlokasi di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan
Sulawesi.
Lonsum menjadi perusahaan terbuka di tahun 1996, serta mencatatkan
sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya, setelah Harrisons & Crossfield
menjual seluruh kepemilikan sahamnya kepada PT Pan London Sumatra Plantations
(PPLS) di tahun 1994. Di tahun2007, Lonsum menjadi bagian dari Grup Indofood
ketika Indofood Agri Resources Ltd (IndoAgri), anak perusahaan PT Indofood
Sukses Makmur Tbk (Indofood) di bidang agribisnis, melakukan akuisisi melalui
anak perusahaannya di Indonesia, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP). Pada tahun
2010, IndoAgri melakukan divestasi 8% kepemilikannya di Lonsum, di mana 3,1%
dijual ke SIMP. Pelepasan kepemilikan ini telah meningkatkan porsi saham bagi
investor publik menjadi sebesar 40,5% dari 35,6%.
Universitas Sumatera Utara
67
Gambar 4.4
Struktur Pemegang Saham PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk
Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk
Untuk meningkatkan keahlian serta kemampuan para staff dan karyawan, PT.
PP. London Sumatra Indonesia Tbk secara terus menerus melaksanakan program
pelatihan dan mengikut sertakan staff dan karyawan pada kursus dan seminar yang
dilaksanakan di dalam maupun di luar perusahaan. Pelatihan yang dilaksanakan dari
dalam perusahaan seperti kursus budi daya tanaman, manajemen pengolahan
tanaman. Selain itu yang diperoleh dari luar perusahaan seperti pelatihan administrasi
akuntansi, perpajakan, komputer, pengendalian hama penyakit tanaman, pengolahan
dan perencanaan pabrik. Perusahaan juga berusaha untuk tetap memperhatikan
kesejahteraan pekerjanya dengan memberikan sarana-sarana seperti perumahan,
keagamaan, social, pelayanan kesehatan dan olahraga.
Universitas Sumatera Utara
68
4.1.5 Struktur OrganisasiPerusahaan
Struktur organisasi merupakan salah satu unsur terpenting dalam suatu
organisasi atau perusahaan. Fungsi struktur organisasi diantaranya adalah untuk
pembagian wewenang, menyusun pembagian kerja dan merupakan suatu sistem
komunikasi. Dengan demikian kegiatan yang beraneka ragam dalam suatu
perusahaan disusun secara teratur sehingga tujuan usaha yang telah ditetapkan
sebelumnya dapat tercapai dengan baik.
Dalam penerapannya struktur organisasi dari suatu perusahaan selalu berbedabeda antara yang satu dengan yang lainnya. Untuk menetapkan suatu struktur
organisasi harus dilihat sesuai dengan jenis perusahaan dan lingkup kebutuhan
perusahaan yang menggunakannya.
Adapun struktur organisasi yang dipergunakan PT. PP. London Sumatra
Indonesia Tbk, Medan adalah struktur organisasi garis, yang perlimpahan wewenang
berlangsung secara vertikal yaitu dari pimpinan tertinggi kepada para bagian atau
departemen yang bersangkutan. Dengan adanya struktur organisasi yang memisahkan
fungsi dengan jelas, maka dapat diperoleh keuntungan sebagai berikut:
1. Terciptanya arus komunikasi yang baik dalam perusahaan.
2. Terhindar dari konflik dalam pelaksanaan kegiatan kerja.
3. Mendapatkan ketegasan fungsi dan tanggung jawab dari masing-masing karyawan.
4. Terwujudnya hubungan yang harmonis antar karyawan dalam perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
69
Gambar 4.5
Struktur Organisasi PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, Medan
Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk
4.1.6 Deskripsi TugasPerusahaan
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, Medan adalah sebuah perusahaan
terkemuka milik asing di Indonesia yang bergerak di bidang perkebunan dengan
kegiatan usaha mencakup pembudidayaan, pemanenan, dan pengolahan kelapa sawit,
karet, coklat, kopi, teh, serta penjualan bibit kelapa sawit yang bermutu tinggi, dan
dalam melaksanakan kegiatannya memilki struktur organisasi sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
70
pembagian kerjanya masing-masing agar kegiatan perusahaan dapat berjalan sesuai
dengan harapan.
Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian yang ada dalam
struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Board of Commissioner (Dewan Komisaris)
Dewan Komisaris adalah posisi tertinggi dalam struktur organisasi di PT. PP.
London Sumatra Indonesia Tbk.
Wewenang dan tanggung jawab dari Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:
a. Mengawasi pekerjaan Direksi.
b. Berhak memeriksa dokumen kantor, gedung dan kekayaan perusahaan.
c. Meminta berbagai keterangan dari Direksi yang berkenaan dengan kepentingn
perusahaan.
d. Berhak atas beban perusahaan serta meminta bantuan ahli untuk melakukan
pemeriksaan.
e. Mempertimbangkan serta memutuskan laporan tahunan dan program kerja
tahunan yang diajukan President Direktur.
f. Menyetujui kebijaksanaan Presiden Direktur dalam penggunaan kekayaan
menurut cara pandang yang baik.
2.
President Director (Presiden Direktur)
Presiden direktur adalah pimpinan tertinggi yang berkuasa penuh terhadap
perusahaan dengan berkewajiban mengawasi pekerjaan direktur.
Wewenang dan tanggung jawab dari presiden direktur adalah sebagai berikut:
a. Membuat kebijaksanaan yang diperlukan dalam pelaksanaannya.
Universitas Sumatera Utara
71
b. Mengatur strategi agar pelaksanaan operasi perusahaan dapat berjalan dengan
lancar.
c. Merencanakan dan mengendalikan kebijaksanaan keuangan yang telah dibuat
oleh bagian keuangan termasuk menyetujui anggaran belanja dan biaya
perusahaan.
d. Seluruh
strategi
dan
kebijaksanaan
yang
dilakukan
harus
dapat
dipertanggungjawabkan kepada Dewan Komisaris.
3.
Director Research
Wewenang dan tanggung jawab dari Director Research adalah sebagai berikut:
a. Mengadakan diskusi dan menemani para ahli dari konsultan perusahaan
selama kunjungan ke perusahaan.
b. Mengontrol produksi bibit sawit, coklat, karet, dan hasil pemeliharaan bibit
unggul.
4.
Director Production
Wewenang dan tanggung jawab dari Director Production adalah sebagai berikut:
a. Bertugas dan bertanggung jawab atas perencanaan, pengaturan bidang
produksi termasuk kelancaran proses produksi baik kualitas maupun kuantitas.
b. Membawahi pekerjaan yang dilaksanakan oleh bagian produksi.
5.
Director Accounts
Wewenang dan tanggung jawab dari Director Accounts adalah sebagai berikut:
a. Merencanakan dan mengawasi keuangan perusahaan dalam hal pengadaan
atau perolehan dana agar tidak terjadi suatu pemborosan atau penggunaan
yang tidak tepat.
Universitas Sumatera Utara
72
b. Mengawasi dan mengatur karyawan bagian keuangan.
c. Bertanggung
jawab
terhadap
pengukuran
atas
pelaporan
keuangan
perusahaan.
d. Mengendalikan atau mengadakan pengawasan terhadap arus uang masuk dan
uang keluar.
6.
Head of Government and Community Relations (Kepala Bagian Hubungan
Masyarakat)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Hubungan Masyarakat
adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada President Direktur.
b. Memimpin dan mengelola Government & Community Relations.
c. Membuat kebijakan perusahaan mengenai Government & Community
Relations
d. Membina hubungan antara perusahaan dengan masyarakat atau Pemerintah
dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat
disekitar perusahaan.
e. Membawahi Community Relations Manager & Government Relations
Manager.
7.
Coorporate Secretary and Head of Legal Affairs (Sekretaris Direksi)
Wewenang dan tanggung jawab dari Sekretaris Direksi adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur.
b. Berperan sebagai Sekretaris Perusahaan.
c. Menangani masalah hukum yang ada di perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
73
d. Memimpin dan mengolah pelaksanaan dan administrasi perizinan serta
dokumentasi.
e. Membawahi Legal Affair Manager.
8.
Head of Coorporate Communications (Kepala Bagian Komunikasi
Perusahaan)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Komunikasi Perusahaan
adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur.
b. Memimpin dan mengelola aktivitas Coorporate Communication, termasuk:
1) Mengkonsolidasi informasi tentang aktivitas perusahaan.
2) Menyediakan media komunikasi internal dan eksternal.
3) Membina hubungan dengan wartawan.
c. Membawahi internal Communication Manager dan Eksternal Communication
Manager.
9. Head of Investor Relations (Kepala Bagian Investasi)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Investasi adalah sebagai
berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur.
b. Menyiapkan informasi positif untuk investor dan calon investor dengan
koordinasi dengan seluruh departemen.
c. Menjalin dan menjaga hubungan baik dengan investor dan selalu berupaya
memperluas jaringan komunikasi dengan cara berperan aktif dilembaga
Universitas Sumatera Utara
74
investasi, pasar, bursa, perusahaan sekuritas, Bapepam, emitendan calon
emiten.
d. Menjadi pendamping bagi investor yang berminat melihat perusahaan secara
langsung, serta berkoordinasi dengan bagian-bagian terkait.
e. Mengidentifikasi isu internal yang dapat mempengaruhi citra perusahaan
dimata investor dan mencari penyelesaiannya dengan berkoordinasi dengan
pihak-pihak terkait.
f. Mengkoordinasi pertemuan BOD dengan investor.
10. Head of Internal Audit and Risk Management (Kepala Bagian Internal
Audit dan Manajemen Resiko)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Internal Audit dan
Manajemen Resiko adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur
b. Memimpin dan mengelola kegiatan Internal Audit dan Risk Management
c. Membuat kebijakan Risk Management.
d. Membuat Audit dan menyiapkan laporan Audit.
e. Memastikan perusahaan telah memiliki dan menjalankan semua standar yang
diperlukan.
f.Membawahi Internal Audit Manager dan Risk Management Manager.
11. Head of Human Resources (Kepala Bagian Personalia)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Personalia adalah sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
75
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director HR (Human Resources) dan
GS (General Services).
b. Memimpin, mengelola dan mengendalikan aktifitas pengembangan dan
pengelola SDM guna mendukung pencapaian bisnis.
c. Mengembangkan strategi dan system pengembangan SDM serta mengelola
pelaksanaannya.
d. Membawahi HR Services Manager, HR Planning dan Recruitment Manager.
12. Head of General Services (Kepala Bagian Umum)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Umum adalah sebagai
berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director HR dan GS.
b. Memimpin, mengelola, dan mengkoordinasi keseluruhan aktifitas yang
berhubungan dengan layanan umum, kesehatan, dan keamanan kerja.
c. Menyediakan sarana pendukung yang memadai dan menunjang kelancaran
operasi perusahaan.
d. Membawahi Support Facilities Manager, Health and Safety Manager dan GS
Administration Staff.
13. Head of Security (Kepala Bagian Keamanan)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Keamanan adalah sebagai
berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director and Director HR dan GS.
b. Memimpin dan mengelola aktifitas yang berhubungan dengan keamanan
untuk melindungi fasilitas dan kegiatan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
76
c. Memantau pelaksanaan sistem dan prosedur keamanan di seluruh wilayah.
d. Berkoordinasi dengan pihak-pihak eksternal terkait mengenai masalah
kemanan untuk melindungi fasilitas dan kegiatan perusahaan.
e. Membawahi semua Regional Security Manager dan Security Coordinator.
14. Head of Treasury (Kepala Bagian Bendahara)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Bendahara adalah sebagai
berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director Finance.
b. Memimpin dan mengelola dana (Penerimaan, penempatan, dan pengeluaran)
perusahaan terselenggara dengan baik.
c. Membawahi Financial Instuition Relations Manager, Cash Management, dan
Payment Manager, Pension Fund Supervisor dan Plasma Financing serta
Administration Manager.
15. Head of Accounting and Tax (Kepala Bagian Akuntansi dan Perpajakan)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Akuntansi dan Perpajakan
adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director Finance.
b. Memimpin, mengelola dan mengkoordinasi seluruh aktifitas akuntansi dan
pajak perusahaan agar selalu berjalan sesuai dengan kebijkasanaan
perusahaan.
c. Melakukan semua koordinasi dengan semua Regional Finance Manager
untuk pelaksanaan pencatatan akuntansi dimasing-masing wilayah.
Universitas Sumatera Utara
77
d. Membawahi Recording and Consilidation Manager and Fixed Asset
Manager.
16. Head of Procurement and Logistic (Kepala Bagian Penerimaan dan
Persediaan)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Kepala Bagian Penerimaan
dan Persediaan adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director Finance.
b. Memimpin, mengelola dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pengadaan,
penyimpanan dan distribusi barang agar dapat mendukung kegiatan bisnis
perusahaan secara optimal.
c. Membawahi Logistic Procurement Administration Manager, Estate and
Planting Procurement Manager, Direct Material dan General Supllies
Procurement Manager, Infrastructure and Non Planting Pricyrenebt
Manager, Logistic Manager.
17. Co-Head of Procurement and Logistic (Wakil Kepala Bagian Penerimaan
dan Persediaan)
Wewenang dan tanggung jawab dari Wakil Kepala Bagian Penerimaan dan
Persediaan adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab terhadap Head of Procurement and Logistic.
b. Membantu Head of Procurement and Logistic untuk mengelola dan
mengkoordinasi kegiatan pengadaan barang.
Universitas Sumatera Utara
78
18. Head of Project Management Office (Kepala Bagian Manajemen Proyek)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Manajemen Proyek adalah
sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab terhadap Manager Director Finance.
b. Memimpin,
mengelola
dan
mengkoordinasi
kegiatan
monitoring
perkembangan proyek-proyek yang sedang berjalan.
c. Melaporkan proyek-proyek yang sedang berjalan.
19. Head of Information System and Business Process (Kepala Bagian Sistem
dan Proses Bisnis)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Sistem dan Proses Bisnis
adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab terhadap Manager Director Finance.
b. Mengelola dan mengkoordinasi seluruh kegiatan sistem informasi agar dapat
mendukung seluruh kegiatan perusahaan secara optimal.
c. Memahami Management Information System and Application Support
Manager, IT Quality Manager Infrastructure, Communication and Data
Center Operation Manager, Business Process dan System Prosedur Manager.
20. Training Section
Wewenang dan tanggung jawab dari Training Section adalah sebagai berikut:
a. Merencanakan training.
b. Mengadakan pelatihan-pelatihan kepada tenaga kerja yang baru maupun yang
lama baik staff maupun karyawan.
Universitas Sumatera Utara
79
21. General and Home Affect
Wewenang dan tanggung jawab dari General and Home Afffectadalah menangani
dan mengendalikan masalah, problem dan gangguan yang terjadi di
rumah/kediaman atau dimana saja dari para Dewan Komisaris, Presiden Diektur
dan Direktur.
22. Clinic Section
Wewenang dan tanggung jawab dari Clinic Section adalah Menangani
pengobatan para staff dan karyawan kantor di klinik-klinik dan juga pelayanan
yang diberikan oleh medis yang disediakan perusahaan.
4.1.7 Kode Etik dan Budaya Perusahaan
Kode Etik Perseroan ditetapkan oleh Direksi pada tanggal 20Januari 2006,
dan guna memenuhi ketentuan POJK 33 makatelah disusun dan ditetapkan Kode Etik
Perseroan yang baruoleh Direksi dan Dewan Komisaris yang berlaku efektif
mulaitanggal
1
Desember 2015
untuk
menggantikan
Kode EtikPerseroan
sebelumnya. Kode Etik Perseroan disusun gunamemberikan pengarahan kepada
Dewan Komisaris, Direksi,karyawan Perseroan dan anak perusahaan Perseroan
(“GrupLonsum”), serta pendukung organ Grup Lonsum dalammenjalankan etika
berbisnis dan pekerjaan masing-masingDewan Komisaris, Direksi, karyawan Grup
Lonsum (“AnggotaPerusahaan”) dan Pendukung Organ Grup Lonsum(“Pendukung
Organ”).
Kode Etik terdiri terdiri dari kebijakan Etika BisnisPerusahaan dan Etika
Kerja Pekerja dan PendukungOrgan. Kode Etik tersebut berlaku bagi seluruh
AnggotaPerusahaan dan Pendukung Organ dimana setiappelanggaran Kode Etik
Universitas Sumatera Utara
80
merupakan bentuk pelanggaranterhadap persyaratan ketenagakerjaan serta dapat
mengakibatkan pemberian tindakan disipliner. KodeEtik dapat diakses melalui portal
internal Perseroandan dikomunikasikan kepada Anggota Perusahaan danPendukung
Organ dalam kegiatan orientasi.
Kebijakan Etika Bisnis Perusahaan mengatur hal-hal berikut:
a. Ketaatan terhadap hukum dan peraturan
b. Hubungan dengan pemegang saham
c. Hubungan dengan pelanggan
d. Hubungan dengan mitra usaha
e. Kerahasiaan informasi
f. Tanggung jawab sosial perusahaan,
g. Pemeliharaan lingkungan,
h. Keselamatan dan kesehatan kerja, dan
i. Perlakuan yang wajar.
Etika Kerja Pekerja mengatur antara lain hal-hal berikut:
a. Ketaatan terhadap hukum dan peraturan
b. Penyalahgunaan kekuasaan dan tindak kekerasan
c. Perlindungan dan penggunaan aset berwujud dan aset
tidak berwujud
d. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
e. Pekerjaan lain di luar perusahaan
f. Benturan kepentingan dan transaksi dengan pihak
terkait
Universitas Sumatera Utara
81
g. Perilaku atau tindakan yang dilarang
h. Gratifikasi
i. Obat-obatan terlarang dan minuman keras,
j. Perjudian,
k. Senjata,
l. Penyalahgunaan media komunikasi dan media sosial,
m. Hubungan organisasi/politik,
n. Insider trading,
o. Hubungan keluarga, dan
p. Kebijakan informasi/ pengaduan pelanggaran(Whistleblowing Policy).
4.2 Gambaran Umum Responden
4.2.1 Identitas Responden
Penelitian ini mengangkat permasalahan mengenai pengaruh budaya
organisasi kaizenterhadap peningkatan kinerja karyawan. Responden yang 52
karyawan PT.PP.London Sumatra Indonesia Tbk. Para Responden yang telah
melakukan pengisian kuisoner kemudian akan diidentifikasi berdasarkan jenis
kelamin, usia dan pendidikan. Identifikasi ini dilakukan untuk mengetahui
karakteristik secara umum responden penelitian.
Berdasarkan identifikasi menurut jenis kelamin akan dilihat jumlah ditribusi
karyawan laki-laki dan perempuan, yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
82
Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden
No
Kategori
Jumlah
Persentase
1
Laki-Laki
37
71 %
2
Perempuan
15
29%
Jumlah
100 %
Sumber : Hasil Pengelolahan Data, 2017
Jumlah reponden pria terlihat lebih banyak (71%) dibanding dengan jumlah
responden wanita (29%). Hal ini disebabkan karena PT.PP.London Sumatra
Indonesia Tbk. Hal ini disebabkan karena PT.PP.London Sumatra Indonesia Tbk
bergerak dibidang perkebunan, dan lebih banyak melibatkan pekerja laki-laki karena
dalam pekerjaan ini dibutuhkan kesiapan mental dan fisik yang sangat tinggi,
pekerjaan ini juga menyita banyak waktu yang memungkinkan karyawan bekerja
lembur lebih lama.
Dalam melakukan identifikasi menurut usia karyawan dapat dibuat klasifikasi
seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Usia Responden
No
Katagori
Jumlah
Persentase
1
21-30 thn
10
19%
2
31-40 thn
30
58%
3
41-50 thn
9
17%
Universitas Sumatera Utara
83
4
>50 thn
3
Jumlah
6%
100%
Sumber: Hasil pengelolahan Data, 2017
Tabel diatas menunjukkan bahwa karyawan pada PT.PP.London Sumatra
Indonesia Tbk didominasi umur antara 31 – 40 tahun sebanyak 30 orang atau 58%
dan 21 – 30 tahun sebanyak 10 orang atau 19%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
rata-rata karyawan masih produktif dalam bekerja sehingga kinerja karyawan masih
dapat ditingkatkan lagi. PT.PP.London Sumatra Indonesia Tbk memiliki karyawan
yang cukup baik dari identitas umur karyawan diharapkan dapat bekerja produktif
demi mencapai tujuan perusahaan.
Berdasarkan pendidikan terakhir, maka dapat dikelompokkan kedalam tabel
berikut ini
Tabel 4.3
Pendidikan Terakhir Responden
No
Pendidikan
Terakhir
Jumlah
Persentase
1
SMA/SMK
25
47%
2
D-III
5
10%
3
S1
17
33%
4
S2
5
10%
Jumlah
100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer,2017
Universitas Sumatera Utara
84
Tabel diatas menunjukkan bahwa karyawan PT.PP.London Sumatra Indonesia
Tbk didominasi oleh tingkat pendidikan SMA/SMK sebanyak 25 orang atau 47%.
Dari data diatas dapat disimpulkan, bahwa sebagian besar karyawan PT.PP.London
Sumatra Indonesia Tbk berpendidikan terakhir SMA/SMK. Hal ini menunjukkan
bahwa karyawan memiliki kemampuan bekerja yang cukup tinggi sehingga
diharapkan dapat memenuhi target yang telah ditetapkan perusahaan.
4.2.2
Budaya Organisasi Kaizen (X) pada PT.PP.London Sumatra Tbk
Medan
Dalam mengukur variabel Budaya Organisasi Kaizen (X) di PT.PP.London
Sumatra Tbk Medan, peneliti menggunakan 5 (lima) indikator yaitu Teamwork(Tim
kerja), Personal Disipline (Disiplin Pribadi), Improved Morale (Peningkatan Moral),
Quality Circle (Kualitas Lingkaran), Suggestion for Improvement(Saran untuk
Perbaikan). Kemudian indikator-indikator tersebut dikembangkan menjadi 13
(tigabelas) item pernyataan. Dari pernyataan tersebut diperoleh jawaban seperti pada
tabel dibawah ini:
1. Teamwork (Tim Kerja)
Berdasarkan 2 pernyataan mengenai indikator Teamwork (Tim Kerja),
Teamwork (Tim Kerja) yang dianggap berhasil adalah dapat memberikan tambahan
rasa kepedulian, empati ataupun kerjasama dalam bekerja atau dalam menghadapi
sebuah masalah yang dijelaskan pada tabel berikut ini
Tabel 4.4 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Saling Membantu dalam
Melakukan Pekerjaan
NO
1
Keterangan
Jumlah
Persentase
Sangat Setuju
13
25%
Universitas Sumatera Utara
85
2
Setuju
28
54%
3
Netral
10
19%
4
Tidak Setuju
1
2%
5
Sangat Tidak Sejutu
-
-
52
100%
Jumlah
Hasil Pengolahan Data, 2017
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, ditunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 54 % hal ini menunjukkan bahwa
respon karyawan terhadap saling membantu sesama karyawan dalam melakukan
pekerjaan sudah cukup tinggi dan tim kerja yang dibangun sudah cukup
memuaskan.
Tabel 4.5 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Rasa Empati Terhadap
Karyawan yang Sedang Menghadapi Masalah
NO
Keterangan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
16
31%
2
Setuju
26
50%
3
Netral
9
17%
4
Tidak Setuju
-
-
5
Sangat Tidak Sejutu
1
2%
52
100%
Jumlah
Hasil Pengolahan Data, 2017
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, ditunjukkan bahwa responden yang
menyatakan “setuju” yaitu sebesar 50% hal ini menunjukkan bahwa setengah dari
Universitas Sumatera Utara
86
se