Analisis Penerapan Good Corporate Governance (Gcg), Manajemen Risiko Dan Pengaruhnya Terhadap Laba Pada Pt. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1

Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang bersifat kualitatif yaitu

penelitian yang menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah
berdasarkan kondisi realitas dengan melakukan studi kasus (Erlina, 2008:14).
Bagaimana pelaksanaan penerapan Good Corporate Governance dan Manajemen
Resiko pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk, dan berpengaruh terhadap Laba
perusahaan.

3.2

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk pada

bulan Januari hingga April dengan fokus penelitian terhadap pelaksanaanGood
Corporate Governance, dan Manajemen resiko sesuai dengan ketentuan Bank

Indonesia.

3.3

Jenis dan Sumber Data
Jenis data dan Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu laporan tahunan
perusahaan dan laporan GCG.

Universitas Sumatera Utara

2. Sumber Data merupakan data internal yang diperoleh dari PT. Bank
Muamalat Indonesia, Tbk dan website resmi perusahaan serta literatur
yang mendukung proses penelitian.

3.4 Metode Analisis Data
Metode analisis data penelitian ini adalah penelitian bersifat kualitatif
deskriptif yang menggambarkan serta menjelaskan penerapan Good Corporate
Governancedan Manajemen Risiko pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk serta
pelaksanaannya dalam kegiatan perbankan.

Data dianalisis secara kualitatif dan pembahasannya dilakukan dengan
membandingkan antara kriteria yang seharusnya dengan kenyataan yang ada pada
perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk
PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani
1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia
(MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27
Syawal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen
Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha
Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat,
terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada
saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara
silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan

komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp
106 miliar.
Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank
Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini
semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan
terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus
dikembangkan.
Saat ini Bank Muamalat memberikan layanan bagi lebih dari 2,5 juta
nasabah melalui 275 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan

Universitas Sumatera Utara

BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos
Online/SOPP di seluruh Indonesia, 32.000 ATM, serta 95.000 merchant
debet. BMI saat ini juga merupakan satu-satunya bank syariah yang telah
membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia. Untuk
meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia, kerjasama dijalankan
dengan jaringan Malaysia Electronic Payment System (MEPS) sehingga
layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM di Malaysia. Sebagai
Bank Pertama Murni Syariah, bank muamalat berkomitmen untuk

menghadirkan layanan perbankan yang tidak hanya comply terhadap syariah,
namun juga kompetitif dan aksesibel bagi masyarakat hingga pelosok
nusantara. Komitmen tersebut diapresiasi oleh pemerintah, media massa,
lembaga nasional dan internasional serta masyarakat luas melalui lebih dari
70 award bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun Terakhir.
Penghargaan yang diterima antara lain sebagai Best Islamic Bank in
Indonesia 2009 oleh Islamic Finance News (Kuala Lumpur), sebagai Best
Islamic Financial Institution in Indonesia 2009 oleh Global Finance (New
York) serta sebagai The Best Islamic Finance House in Indonesia 2009 oleh
Alpha South East Asia (Hong Kong).

4.1.2 Visi dan Misi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk
Visi dari PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk adalah Menjadi bank
syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dan dikagumi di pasar
rasional.

Universitas Sumatera Utara

Misi dari PT. Bank Muamalat Indonesia adalah Menjadi role model
lembaga keuangan syariah dunia dengan penekanan pada semangat

kewirausahaan, keunggulan manajemen, dan orientasi investasi yang inovatif
untuk memaksimalkan nilai kepada seluruh pemangku kepentingan.

4.1.3 Budaya Perusahaan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk
Keberhasilan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh kemampuan
sumber daya manusianya, keunggulan produk atau jasa yang dijual, jaringan,
dan teknologi yang unggul guna mendukung operational excellence.
Komponen tersebut bukanlah penentu yang menjadi kunci keberhasilan suatu
bisnis. Faktor pendorong yang sesungguhnya terletak pada kekuatan visi dan
misi serta nilai-nilai yang menjadi sumber inspirasi dan energi budaya kerja
perusahaan.
Hal ini dibuktikan oleh Bank Muamalat yang memiliki visi menjadi
bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spritual, dikagumi di pasar
rasional dengan misi menjadi role model lembaga keuangan syariah dunia yang
penekanannya pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan
orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai kepada
stakeholders. Pencapaian visi dan misi tersebut sangat didukung oleh nilai-nilai
yang tertanam dan ditumbuh kembangkan oleh individual serta positioning
Perseroan sebagai lembaga keuangan syariah, sehingga harus digerakkan
dengan sistem, akhlak, dan akidah sesuai prinsip syariah.


Universitas Sumatera Utara

Bank Muamalat menjunjung praktik kejujuran sejak awal rekrutmen,
serta larangan menerima imbalan dalam bentuk apapun dari para nasabah dan
mitra kerja. Selain itu Bank Muamalat juga sangat tegas dalam menyikapi
risiko reputasi yang ditimbulkan karyawan akibat perilaku yang tidak sesuai
dengan tatanan budaya, etika, dan hukum.

4.1.4 Struktur Organisasi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk
Direksi saat ini telah diangkat berdasarkan hasil keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham pada tanggal 23 April 2009 dan tanggal 22 Juli 2009
serta sesuai dengan surat keputusan Gubernur Bank Indonesia No.
11/5/GBI/DPbS tanggal 15 Juni 2009 danNo. 11/8/GBI/DPbS tanggal 28
September 2009, jumlah anggota Direksi yang telah memenuhi kriteria dalam
fitand proper test Bank Indonesia adalah 5 (lima) orang.
Sesuai dengan Addendum I Surat Keputusan Direksi mengenai struktur
organisasi Bank Muamalat dengan No.051/DIR/KPTS/IV/2012 yang disahkan
tanggal 12 Juni 2012,maka struktur tata kelola Bank Muamalat sebagai
berikut:


Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

4.2 Produk dan Layanan PT. Bank Muamalat Indoensia, Tbk
4.2.1 Pendanaan
Produk Pendanaan di Bank Muamalat terdiri dari Giro, Tabungan, dan
Deposito. Berikut merupakan penjelasan dari produk-produk tersebut.
4.2.1.1 GIRO MUAMALAT
1.

Giro Perorangan
Giro syariah dalam mata uang Rupiah dan USDollar yang

memudahkan semua jenis kebutuhan transaksi bisnis maupun transaksi

Universitas Sumatera Utara

keuangan personal Anda. Giroini diperuntukkan perorangan dengan usia

18 tahun keatas.
2.

Giro Institusi
Giro syariah dalam mata uang Rupiah dan USDollar yang

memudahkan dan membantu semua jenis kebutuhan transaksi bisnis
perusahaan Anda. Giro ini diperuntukkan bagi institusi yang memiliki
legalitas badan.

4.2.1.2 TABUNGAN
1.

Tabungan Muamalat
Tabungan syariah dalam mata uang rupiah yang akan meringankan

transaksi keuangan Anda, memberikan akses yang mudah, serta manfaat
yang luas. Tabungan Muamalat kini hadir dengan dua pilihan kartu
ATM/Debit yaitu Kartu Shar-E Regular dan Kartu Debit Shar-E Gold.
Tabungan Muamalat diperuntukkan perorangan usia 18tahun ke atas.

2.

Tabungan Muamalat Dollar
Tabungan syariah dalam denominasi valuta asing USDollar (USD)

dan Singapore Dollar (SGD) yang ditujukan untuk melayani kebutuhan
transaksi dan investasi yang lebih beragam, khususnya yang melibatkan
mata uang USD dan SGD. Tabungan Muamalat Dollar diperuntukkan
perorangan usia 18 tahun ke atas dan Institusi yang memiliki legalitas
badan.

Universitas Sumatera Utara

3.

Tabungan Haji Arafah
Tabungan haji dalam mata uang rupiah yang dikhususkan bagi Anda

masyarakat muslim Indonesia yang berencana menunaikan ibadah Haji.
Tabungan Haji Arafah diperuntukkan perorangan usia 18 tahun keatas

(secara individu atau kelompok).
4.

Tabungan Haji Arafah Plus
Tabungan haji dalam mata uang rupiah yang dikhususkan bagi Anda

masyarakat muslim Indonesia yang berencana menunaikan ibadah Haji
secara regular maupun plus. Tabungan Haji Arafah Plus diperuntukkan
perorangan usia 18 tahun ke atas (secara individu atau kelompok).
5.

Tabungan Muamalat Umroh
Tabungan berencana dalam mata uang rupiah yang akan membantu

Anda mewujudkan impian untuk berangkat beribadah Umroh. Tabungan
Muamalat Umroh diperuntukkan perorangan usia 18 tahun keatas.
6.

TabunganKu
Tabungan syariah dalam mata uang rupiah yang sangat terjangkau


bagi Anda dan semua kalangan masyarakat serta bebas biaya
administrasi. Tabunganku diperuntukkan perorangan usia 18 tahun ke
atas.
7.

Tabungan iB Muamalat Wisata
PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk. sebagai pelopor Bank Syariah di

Indonesia pada tanggal 16 April 2012telah meluncurkan sebuah produk
Tabungan baru bernama Tabungan iB Muamalat Wisata. Tabungan ini

Universitas Sumatera Utara

merupakan sebuah tabungan rencana yang didesain untuk memenuhi
keinginan Nasabah yang memiliki rencana untuk berwisata sehingga
Nasabah dapat merencanakan keinginannya tersebut sesuai dengan
kemampuannya.
8.

Tabungan iB Muamalat Prima
Sebagai bentuk dari komitmen PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

untuk memenuhi kebutuhan Nasabah dengan produk-produk yang
inovatif, maka pada tanggal 13 Juli 2012 PT Bank Muamalat Indonesia,
Tbk. secara resmi meluncurkan Tabungan iB Muamalat Prima. Tabungan
Prioritas yang didesain bagi Nasabah yang ingin mendapatkan Bagi Hasil
yang tinggi bahkan setara dengan deposito.

4.2.1.3 DEPOSITO
1.

Deposito Mudharabah
Deposito syariah dalam mata uang Rupiah dan USDollar yang

fleksibel dan memberikan hasil investasi yang optimal bagi Anda.
Deposito Mudharabah diperuntukkan perorangan usia 18 tahun ke atas
dan Institusi yang memiliki legalitas badan.
2.

Deposito Fullinves

Deposito syariah dalam mata uang Rupiah dan USDollar yang fleksibel
dan memberikan hasil investasi yang optimal serta perlindungan asuransi
jiwa gratis bagi Anda. Merupakan jenis investasi yang dikhususkan bagi
nasabah perorangan dengan jangka waktu 6 dan 12 bulan. Deposito

Universitas Sumatera Utara

Fulinves dapat diperpanjang secara otomatis (automatic roll over) dan
dapat dipergunakan sebagai jaminan pembiayaan di bank Muamalat.
Deposito Fulinves diperuntukkan perorangan usia 18tahun ke atas.

4.2.2 Pembiayaan
4.2.2.1 KONSUMEN
1. KPR Muamalat iB
KPR Muamalat iB adalah produk pembiayaan yang akan
membantu Anda untuk memiliki rumah (ready stock/bekas),
apartemen, ruko, rukan, kios maupun pengalihan take-over
KPR dari bank lain. Pembiayaan Rumah Indent, Pembangunan
dan Renovasi. Diperuntukkan bagi perorangan (WNI) cakap
hukum yang berusia minimal 21 tahun atau maksimal 55 tahun
untuk karyawan dan 60 tahun untuk wiraswasta atau
profesional pada saatjatuh tempo pembiayaan
2. Auto muamalat
Auto muamalat adalah produk pembiayaan yang akan
membantu Anda untuk memiliki kendaraan bermotor. Produk
ini adalah kerjasama Bank Muamalat dengan Al-Ijarah
Indonesia Finance (ALIF) dengan jangka waktu pembiayaan
sampai dengan 5 tahun. Diperuntukkan bagi perorangan (WNI)
cakap hukum yang berusia minimal 21 tahun atau maksimal 55
tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan atau badan usaha

Universitas Sumatera Utara

yang memiliki legalitas di Indonesia, baik nasional maupun
multinasional
3. Dana Talangan Porsi Haji
Dana Talangan Porsi Haji adalah pinjaman dengan skema alqardhul hasan yang ditujukan untuk membantu Anda
mendapatkan porsi keberangkatan haji lebih awal, meskipun
saldo tabungan Haji Anda belum mencapai syarat pendaftaran
porsi. Diperuntukkan untuk perorangan (WNI) cakap hukum
yang berusia minimal 21 tahun atau maksimal 55 tahun pada
saat jatuh tempo pembiayaan. Jangka waktu pembiayaan
sampai dengan 15 bulan.
4. Pembiayaan Muamalat Umroh
Pembiayaan Muamalat Umroh adalah produk pembiayaan
yang akan membantu mewujudkan impian Anda untuk
beribadah Umroh dalam waktu yang segera. Diperuntukkan
bagi perorangan (WNI) cakap hukum yang berusia minimal 21
tahun atau maksimal 55 tahun pada saat jatuh tempo
pembiayaan. Dengan jangka waktu pembiayaan sampai dengan
36 bulan.
5. Pembiayaan Anggota Koperasi
Pembiayaan konsumtif yang diperuntukkan bagi beragam jenis
pembelian konsumtif kepada karyawan/guru/PNS (selaku end

Universitas Sumatera Utara

user) melalui koperasi. Diperuntukkan bagi karyawan usia 18
tahun ke atas secara berkelompok yang diajukan oleh Koperasi
Karyawan.

4.2.2.2 MODAL KERJA
1. Pembiayaan Modal Kerja
Pembiayaan Modal Kerja adalah produk pembiayaan yang
akan membantu kebutuhan modal kerjausaha Anda yang
diberikan dalam rupiah maupun valuta asing sehingga
kelancaran operasional dan rencana pengembangan usaha
Anda akan terjamin. Diperuntukkan bagi perorangan (WNI)
pemilik usaha dan badan usaha yang memiliki legalitas di
Indonesia
2. Pembiayaan LKM Syariah
Pembiayaan Modal Kerja Lembaga Keuangan Mikro (LKM)
Syariah adalah produk pembiayaan yang ditujukan untuk LKM
Syariah (BPRS/BMT/Koperasi) yang hendak meningkatkan
pendapatan dengan memperbesar portfolio pembiayaannya
kepada Nasabah atau anggotanya (end-user). Diperuntukkan
bagi badan usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS),
Baitul Maal wat Tamwil (BMT), dan Koperasi yang dapat
menjalankan

skema

syariah

atas

pembiayaan

kepada

anggotanya.

Universitas Sumatera Utara

3. Pembiayaan Rekening Koran Syariah
Pembiayaan

Rekening

Koran

Syariah

adalah

produk

pembiayaan khusus modal kerja yang akan meringankan usaha
Anda dalam mencairkan dan melunasi pembiayaan sesuai
kebutuhan dan kemampuan. Diperuntukkan bagi badan usaha
yang memiliki legalitas di Indonesia.

4.2.2.3 INVESTASI
1. Pembiayaan Investasi
Pembiayaan

Investasi

adalah

pembiayaan

yang

akan

membantu kebutuhan investasi jangka menengah/panjang
usaha Anda guna membiayai pembelian barang-barang modal
dalam rangka rehabilitasi, modernisasi, perluasan ataupun
pendirian proyek baru sehingga mendukung rencana ekspansi
yang telah Anda susun. Diperuntukkan bagi perorangan (WNI)
pemilik usaha dan badan usaha yang memiliki legalitas di
Indonesia.
2. KPR Muamalat IB Bisnis
KPR Muamalat IB Bisnis adalah produk pembiayaan yang
akan membantu usaha Anda untuk membeli, membangun
ataupun merenovasi properti maupun pengalihan take-over
pembiayaan properti dari banklain untuk kebutuhan bisnis

Universitas Sumatera Utara

Anda. Diperuntukkan bagi badan usaha dalam negeri (nonasing) yang memiliki legalitas di Indonesia.

4.2.3 Layanan
4.2.3.1 Jasa Layanan Internasional Banking
a. Remittance
Remittance adalah layanan transfer baik masuk maupun
keluar dalam valuta asing dalam semua mata uang ke lebih
dari 150 negara, akan mendukung kebutuhan transaksi luar
negeri baik untuk bisnis maupun lainnya.
b. Trade Finance
Trade Finance adalah layanan transaksi bisnis baik jasa dan
pembiayaan syariah yang innovatif untuk mendukung
kelancaran bisnis perdagangan nasabah, baik untuk transaksi
perdagangan lokal maupun internasional dan untuk transaksi
L/C maupun non L/C.
c. Investment Service
Investment Service meliputi layanan Financial Advisory bagi
klien untuk menghimpun dana dari pasar modal syariah.
Layanan ini juga meliputi Islamic Syndication dimana Bank
Muamalat akan membantu klien menghimpun dana dari
komunitas keuangan islam internasional, guna membiayai

Universitas Sumatera Utara

proyek-proyek pembiayaan infrastruktur, perdagangan, dan
bisnis lain yang sejalan dengan syariah.
4.2.3.2 Jasa Layanan 24 Jam
a. SMS Banking
b. SalaMuamalat
c. Muamalat Mobile Banking
d. Internet Banking
e. Cash Management System
f. PC Banking
g. Transfer
h. Pembayaran Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS)

4.3 Pelaksanaan Tata Kelola (Good Corporate Governance) pada PT.
Bank Muamalat Indonesia, Tbk
4.3.1 Tata Kelola (Good Corporate Governance)
Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) telah
dilakukan oleh Bank Muamalat sebagai salah satu pondasi perusahaan untuk
mencapai visi dan misinya, serta untuk tumbuh secara berkelanjutan
sustainable growth) di masa mendatang. Sebagai pelopor bank syariah di
Indonesia, Bank Muamalat terus berupaya untuk menjadi perusahaan terbaik
dalam mengimplementasikan pelaksanaan Good Corporate Governance
(GCG) hingga saat ini.

Universitas Sumatera Utara

Tata kelola perusahaan yang baik akan memastikan pengelolaan aset
dilakukan secara hati-hati serta perusahaan akan menjalankan bisnisnya sesuai
dengan standar etika yang berlaku dengan transparansi dan akuntabilitas yang
tinggi.
Menjadi pelopor perbankan syariah di Indonesia menuntut Bank
Muamalat untuk terus menempa diri menjadi lebih baik, terus berupaya untuk
tumbuh mengikuti perkembangan waktu (modern) dengan tetap berpegang
pada nilai-nilai dan etika bisnis syariah, serta berkontribusi dalam
meningkatkan ekonomi masyarakat secara profesional sehingga dapat
memberikan manfaat nyata bagi para pemangku kepentingan dan masyarakat
pada umumnya.
Implementasi praktik Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG) di Bank
Muamalat berjalan dengan baik sepanjang tahun 2012. Seperti dilaporkan
dalam Laporan Tahunan sebelumnya, Bank Muamalat pada tahun 2011
melakukan evaluasi internal (self assessment) atas perangkat maupun praktik
GCG di Perseroan, untuk mengidentifikasi kekurangan dan kelemahan yang
ada. Secara bertahap, Bank Muamalat kemudian melakukan langkah-langkah
perbaikan dan penyempurnaan. Di tahun 2012, upaya-upaya ini antara lain
mencakup penyempurnaan struktur organisasi dan penyelarasan proses-proses
kerja untuk memperbaiki rentang kendali maupun jalur pertangungjawaban
menjadi lebih jelas, serta penyelesaian infrastruktur dan perangkatAnti Fraud,
termasuk pengembangan dan implementasi Whistle Blowing System.

Universitas Sumatera Utara

4.3.2 Landasan dan Kebijakan Good Corporate Governance
Kewajiban untuk melaksanakan serta menyampaikan laporan GCG
kepada Bank Indonesia, telah dilakukan Bank Muamalat secara
berkesinambungan dengan pelaksanaan yang semakin baik. Hal ini
merupakan wujud dari komitmen Bank Muamalat dalam melaksanakan
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember
2009 dan Surat Edaran (SE) BI No.12/13/DPbS tanggal 30 April 2010
tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum
Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) terutama Pasal 62 dan
Pasal 63 mengenai kewajiban Bank untuk menyampaikan Laporan
Pelaksanaan GCG kepada Bank Indonesia (BI) dan pemangku
kepentingan lainnya.
Dalam

melaksanakan GCG,

Bank

Muamalat tidak

hanya

berpedoman pada ketentuan dan peraturan yang mengatur tentang
pelaksanaan GCG sebagaimana disebutkan di atas, namun juga
berpedoman pada ketentuan internal dan peraturan perundanganundangan yang berlaku lainnya.
Sebagaimana Muamalat Spirit yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari pelaksanaan GCG, transformasi yang dilakukan oleh
Manajemen Bank Muamalat sejak tahun 2009 merupakan upaya untuk
lebih memacu pelaksanaan tata kelola perusahaan yang lebih baik di
Bank Muamalat, disamping terus mengembangkan budaya kepatuhan
serta meningkatkan kesadaran akan risiko yang dihadapi.

Universitas Sumatera Utara

Adapun pengertian inti dari Muamalat Spirit adalah semangat yang
didalamnya

terdapat

prinsip-prinsip

GCG

yaitu

transparansi,

akuntabilitas, responsibilitas, profesional/independensi, fairness dan
sikap kepedulian yang dijalankan melalui pengabdian serta ketaatan
kepadaAllah SWT. Karena hal itu, Bank Muamalat berkomitmen untuk
terus meningkatkan pelaksanaan GCG dan Muamalat Spirit ini diseluruh
tingkatan dan jenjang organisasi.

4.3.3 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance PT. Bank
Muamalat Indonesia, Tbk
Prinsip-prinsip mengenai tata kelola perusahaan secara Islami
(Syariah) dan sesuai dengan praktik-praktik terbaik yang berlaku di
perbankan nasional maupun internasional serta nilai-nilai yang ada di
Bank Muamalat, merupakan dasar bagi Perseroan untuk terus berupaya
menjadi Bank terbaik dalam penerapan GCG selama ini.
Adapun nilai-nilai dimaksud tercermin dari aspek-aspek sebagai
berikut:
a. Keterbukaan

(Transparency)

yaitu

keterbukaan

dalam

mengemukakan informasi yang material dan relevan serta mudah
diakses oleh setiap orang yang berkepentingan. Keterbukaan tidak
hanya mengungkapkan informasi yang dipersyaratkan oleh peraturan
perundang-undangan,

tetapi

juga

hal

penting

dalam

proses

pengambilan keputusan sesuai dengan ketentuan syariah, tanpa

Universitas Sumatera Utara

mengurangi kewajiban Bank untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan
organisasi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Akuntabilitas
pelaksanaan

(Accountability)

yaitu

pertanggungjawaban

kejelasan

organ

fungsi

Bank

dan

sehingga

pengelolaannya berjalan secara efektif. Manajemen Bank Muamalat
harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan
dan wajar. Untuk itu bisnisBank Muamalat harus dikelola secara
benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan pelaku bisnis dengan
tetap memperhitungkan kepentingan para pemangku kepentingan.
c. Tanggung Jawab (Responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsipprinsip

pengelolaan

kewajiban/tanggung

Bank

yang

jawabnya

sehat,

serta

terhadap

melaksanakan

masyarakat

dan

lingkungannya.
d. Profesional (Professional) yaitu memiliki kompetensi, mampu
bertindak obyektif, dan bebas dari pengaruh/tekanan dari pihak
manapun (independen), bebas dari benturan kepentingan serta
memiliki

komitmen

yangtinggi

untuk

mengembangkan

Bank

Muamalat.
e. Kewajaran

(Fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam

memenuhi hak-hak pemangku kepentingan berdasarkan perjanjian dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kesetaraan mengandung
unsur

kesamaan

perlakuan

dan

kesempatan,

sehingga

tidak

Universitas Sumatera Utara

diperbolehkan membedakan antara satu nasabah/seseorang dengan
nasabah/orang yang lainnya.
f. Sikap Kepedulian (Social Awareness) yaitu rasa peduli kepada
masyarakat yang kurang beruntung dan lingkungan, yang dilakukan
dengan berbagai bentuk kegiatan kemanusiaan dan sosial sebagai
wujud dari pertanggungjawaban sosial Bank Muamalat kepada
masyarakat dan lingkungan.

4.3.4 Mekanisme Good Corporate Governance pada PT. Bank
Muamalat Indonesia, Tbk
Menyadari amat pentingnya aspek Tata Kelola Perusahaan bagi
pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan, pengembangan dan
penyempurnaan pelaksanaan prinsip GCG terus memperoleh perhatian di
Bank Muamalat. Selama tahun berjalan Bank Muamalat telah
berhasilmelakukan evaluasi internal yang komprehensif (self assessment)
untuk mengidentifikasi kelemahan atau kekurangan pada perangkat
maupun implementasi GCG yang ada.
Dari hasilevaluasi dan review tersebut, Perseroan melalui
Compliance

Division

telah

berhasil

melakukan

perbaikan

dan

penyempurnaan terhadap Hirarki Kebijakan Bank Muamalat beserta
berbagai perangkatnya, yakni Kebijakan Umum (Hirarki 1), Pedoman
(Hirarki 2), maupun Prosedur Pelaksanaan (Hirarki 3), untuk seluruh
aktivitas/fungsi yangada di Perseroan. Keberadaan, kelengkapan dan

Universitas Sumatera Utara

penyempurnaan berbagai sistem dan prosedur perusahaan tersebut
merupakan kemajuan yang sangat signifikan bagi implementasi GCG di
Bank Muamalat sesuai ketentuan Bank Indonesia, maupun kebutuhan
penting untuk pengembangan bisnis dan usaha perseroan di masa-masa
mendatang.
Dalam melaksanakan GCG tersebut, struktur organisasi tata
kelola Bank Muamalat yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS), Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah, Direksi dan
Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris dan Direksi bekerja sesuai
dengan lingkup tugas, tanggung jawab, serta fungsinya masing-masing
sesuai dengan ketentuan yangberlaku.
Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas
melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan
anggaran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas.
Dewan

Pengawas

Syariah

adalah

dewan

yang

bertugas

memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan
Bank agar sesuai dengan Prinsip Syariah.
Dalam hal membantu pelaksanaan tugasnya dan sesuai dengan
ketentuan GCG, Dewan Komisaris telah membentuk komite-komite yaitu
Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan
Nominasi (KRN).

Universitas Sumatera Utara

Atas dasar prinsip independensi, itikad baik, dan profesionalisme
seluruh organ berupaya untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG dan
menjadi panutan bagi seluruh lini organisasi Bank Muamalat.

4.4 Pelaksanaan

Manajemen

Risiko pada PT.

Bank Muamalat

Indonesia, Tbk
4.4.1 Struktur Organisasi Manajemen Risiko
Sesuai PBI No.13/23/PBI/2011 tanggal 2 November 2011 tentang
Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan sesuai
dengan Surat Keputusan (addendum) INo. 096/DIR/KPTS/VI/2012
tanggal 12 Juni 2012, di bawah ini adalah struktur organisasi dari
Manajemen Risiko Bank Muamalat.

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Divisi Manajemen Resiko
Sumber : Annual Report PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk 2012

Universitas Sumatera Utara

Dari struktur organisasi di atas, dapat dilihat bahwa Direktur
Kepatuhan juga membawahi fungsi Manajemen Risiko. Fungsi Divisi
Manajemen Risiko dalam struktur tersebut bukanlah merupakan fungsi
yang melakukan pengambilan keputusan akhir ataupun transaksional,
namun lebih kepada proses identifikasi, pengukuran, monitoring dan
pengendalian risiko. Hasil review Divisi Manajemen Risiko akan
digunakan sebagai pertimbangan bagi Unit Bisnis dalam pengambilan
keputusan akhir. Rekomendasi dari fungsi Divisi Manajemen Risiko
sifatnya tidak mengikat, sehingga ketika Divisi Manajemen Risiko tidak
merekomendasikan (misalnya suatu pengajuan pembiayaan), maka Unit
Bisnis masih dapat melanjutkan proses dan memberikan persetujuan atas
pengajuan pembiayaan tersebut. Namun demikian tentunya jika terjadi
case tersebut dan Compliance & Risk Management Director tetap
berpandangan bahwa risiko atas aktivitas/rencana tersebut terlalu besar
atau sulit dimitigasi dengan baik atau memiliki potensi merugikan Bank
atau melanggar prinsip-prinsip Good Corporate Governance/kepatuhan/
prudential banking, maka Compliance & Risk Management Director
dapat mengeluarkan “Veto”.
Sampai dengan akhir Desember 2012 jumlah karyawan yang
membantu pelaksanaan fungsi Manajemen Risiko di Bank Muamalat
berjumlah 50 orang.
1. Kepala Divisi Manajemen Risiko 1 orang
2. Officer dan Financial Risk Officer 27 orang

Universitas Sumatera Utara

3. Non Officer dan Financial Risk Staff 20 orang
4. Service Assistant 2 orang
Bank terekspos 10 jenis risiko. Risiko tersebut meliput i risiko
kredit, pasar, likuiditas, operasional,

hukum, reputasi, stratejik,

kepatuhan, imbal hasil dan investasi. Untuk itu dibentuk beberapa
departemen yang membantu mengindentifikasi, mengukur, memantau,
dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan bank, yaitu
sebagai berikut:
1. Pengelolaan Risiko Pembiayaan (Financing Risk Management)
mempunyai tugas yaitu;
a. Mengkoordinasikan semua FRO dan FRS dalam proses analisis
pembiayaan, memberikan pendapat atau rekomendasi berdasarkan
usulan pembiayaan;
b. Memberikan rekomendasi dan/atau pendapat risiko berdasarkan
usulan pembiayaan untuk tingkat Kepala Divisi atau Direktur;
c. Merumuskan metodologi yang efektif dan efisien untuk penilaian
risiko pembiayaan;
d. Memberikan masukan untuk perbaikan kebijakan pembiayaan yang
lebih efisien dan efektif, termasuk manajemen portofolio;
e. Memberikan jaminan terkait dengan proses penilaian risiko sesuai
dengan SLA disepakati;

Universitas Sumatera Utara

f. Memberikan bimbingan kepada FRO/FRS untuk meningkatkan
kualifikasi dan kemampuan mereka dalam melakukan Penilaian
Risiko Pembiayaan;
g. Melakukan penilaian kinerja FRO/FRS sesuai dengan kebijakan
Human Capital Division.

2. Pengelolaan Risko Pasar (Market Risk Management) mempunyai tugas
yaitu:
a. Mengkoordinasikan Petugas Risiko Pasar dalam melakukan
analisis risiko pasar dan risiko likuiditas untuk kegiatan: Treasury,
Internasional Perbankan dan Lembaga Keuangan (IBFI);
b. Mengembangkan kerangka/kebijakan/tool/model untuk mengelola
risiko pasar dan likuiditas;
c. Melakukan pemantauan risiko portofolio treasury, risiko likuiditas
dan limit counter party IBFI;
d. Melakukan review pada portofolio/posisi, limitcounter party limit
transaksi secara terus menerus bersama dengan Divisi Treasury dan
IBFI;
e. Melakukan analisis dan pemantauan AFS dan kategori aset HTM,
termasuk membuat profil risikonya;
f. Menyediakan perbaikan untuk kerangka kerja yang efektif dan
efisien untuk kebijakan/tool/model bagirisiko pasar dan risiko
likuiditas;

Universitas Sumatera Utara

g. Memberikan bimbingan kepada petugas risiko pasar untuk
meningkatkan

kualifikasi

dan

kemampuan

mereka

dalam

melakukan penilaian risiko pasar dan risiko likuiditas;
h. Melakukan penilaian kinerja pegawai risiko pasar sesuai dengan
kebijakan Human Capital Division.

3. Pengelolaan Risiko Operasional (Operational Risk Management)
mempunyai tugas yaitu:
a. Mengkoordinasikan Petugas Risiko Operasional dalam melakukan
analisis risiko operasional dan risiko lainnya (selain pembiayaan
risiko/risiko pasar);
b. Mengembangkan

dan

menerapkan

kerangka

kerja/kebijakan/tool/model untuk mengelola risiko operasional;
c. Melakukan sosialisasi untuk mengimplementasikan kesadaran
risiko operasional kepada seluruh karyawan bank dan semua unit
Bank;
d. Melakukan analisis tentang kejadian atas risiko operasional
termasuk potensi kerugian, dan memberikan bimbingan pada
mitigasi risiko;
e. Menyediakan perbaikan untuk kerangka kerja yang efektif dan
efisien untuk kebijakan/tool/model untuk manajemen risiko
operasional;
f. Membuat profil risiko operasional dalam lingkupBank;
g. Membuat data base untuk analisis risiko operasional;

Universitas Sumatera Utara

h. Memberikan bimbingan kepada petugas risiko operasional untuk
meningkatkan kualifikasi dan kemampuan dalam analisis dan
pemantauan risiko operasional;
i. Melakukan penilaian kinerja pegawai risiko operasional sesuai
dengan kebijakan Human Capital Division.

4.

Risk MIS & Data Governance Department mempunyai tugas yaitu:
a. Memberikan

bimbingan

kepada

petugas

MIS

dalam

mempersiapkan manajemen risiko pada tingkat bank secara
keseluruhan;
b. Memberikan bimbingan kepada petugas data kepatuhan kepada
peraturan dalam melakukan kontrol kualitas data dalam data base
Bank Muamalat yang akan digunakan dalam menciptakan MIS
manajemen risiko;
c. Menyiapkan laporan regulasi pada tingkat bankwide, seperti profil
risiko;
d. Menyiapkan pembaruan pada metodologi dan prosedur untuk
membuat profil risiko atau risiko lain yang berhubungan dengan
laporan pengelolaan sesuai dengan peraturan dan ketentuan Bank
Indonesia;
e. Menyiapkan laporan pengelolaan risiko yang diperlukan oleh
Dewan Komisaris/Direksi, baik reguler maupun laporan ad hoc;
f. Memberikan dukungan administratif untuk pertemuan Komite
Manajemen Risiko;

Universitas Sumatera Utara

g. Bekerja sama dengan Departemen Risiko Analitik dan Sistem
untuk membuat dan melakukan peningkatan MIS manajemen risiko
berbasis web;
h. Memberikan bimbingan kepada MIS Officer dan Chief data sesuai
dengan peraturan untuk meningkatkan kualifikasi dan kemampuan
petugas di bidang MISdan Kualitas Kontrol Data;
i. Melakukan

penilaian

kinerja

MIS

Officer

dan

Pejabat

Pemerintahan data sesuai dengan kebijakan Human Capital
Departemen.

5.

Policy & Portfolio Management Department mempunyai tugas yaitu:
a. Memberikan

bimbingan

kepada

Petugas

Kebijakan

dalam

mempersiapkan kebijakan risiko pembiayaan dan pedoman yang
akan diusulkan untuk diimplementasikan;
b. Memberikan bimbingan kepada Petugas Pengelolaan porofolio
dalam analisis dan pemantauan terhadap kualitas portofolio
pembiayaan Bank Muamalat.
c. Menyiapkan pedoman portofolio sebagai panduan bagi unit bisnis
dalam target investasi. Menyakinkan sinkronisasi antara prosedur,
kebijakan, pedoman dan manajemen risiko;
d. Melakukan proses pengkinian atau pembaruan kebijakan, pedoman
sesuai dengan target bisnis Bank;
e. Melakukan sosialisasi kebijakan risiko pembiayaan dan pedoman
untuk semua unit terkait;

Universitas Sumatera Utara

f. Bekerja sama dengan Departemen Risk Analytic & Sistem dalam
membangun

dan

memberikan

bimbingan

kepada

Kebijakan dan Manajemen Portofolio untuk

Petugas

meningkatkan

kualifikasi dan kemampuan petugas dalam bidang analisis
kebijakan dan manajemen portofolio;
g. Melakukan penilaian kinerja Petugas Kebijakan dan Manajemen
Portofolio sesuai dengan kebijakan Human Capital Division ini.

6.

Risk Analytic & System Department mempunyai tugasyaitu:
a. Memberikan bimbingan kepada Risiko Pejabat Analytic dalam
menciptakan model untuk mengukur risiko pembiayaan (scoring
dan model rating) untuk segmen ritel dan non-ritel
b. Menerapkan dan memelihara model kinerja dalam mengukur risiko
nasabah pembiayaan;
c. Menerapkan

dua

dimensi

penilaian

pembiayaan

dengan

mengembangkan sebuah model fasilitas risk rating;
d. Memberikan bimbingan kepada Business Analystdan Programmer
untuk mengembangkan web berbasis sistem manajemen risiko;
e. Melakukan Risiko analisis Teknologi Informasi dan memberikan
pendapat untuk meningkatkan Sistem Teknologi Informasi Bank
Muamalat;
f. Mengembangkan kerangka/kebijakan untuk pengukuran model
risiko (scoring dan modelrating);

Universitas Sumatera Utara

g. Melakukan sosialisasi mengenai pengukuran model risiko (scoring
dan model rating) untuk semua unit terkait;
h. Memberikan bimbingan kepada Risiko Petugas Analytic, Business
Analyst dan Programmer untuk meningkatkan kualifikasi dan
kemampuan mereka;
i. Melakukan penilaian kinerja Petugas Analitik Risiko, Business
Analyst dan Programmer sesuai dengan kebijakan Human Capital
Division.

4.4.2 Sertifikasi Manajemen Resiko
Untuk mendukung pelaksanaan manajemen risiko dalam kegiatan
usaha diperlukan Pengurus dan Pejabat Bank yang memiliki kompetensi
dan keahlian dalam bidang manajemen risiko.Untuk itu, Bank Muamalat
bekerja sama dengan Muamalat Institute menyelenggarakan pelatihan
untuk persiapan ujian sertifikasi manajemen risiko. Seluruh jajaran
pejabat Bank Muamalat secara bertahap wajib mengikuti Ujian
Sertifikasi Manajemen Risiko (Level I, II, III, IV, dan V) yang
diselenggarakan oleh Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR).
Saat ini sudah 91% Pejabat Bank Muamalat yang sudah mengikuti
dan lulus sertifikasi manajemen risiko. Kedepannya akan dilengkapi
Pejabat Bank yang belum mengikut i atau memiliki training sertifikasi
manajemen resiko ini sehingga menjadi100%.

Universitas Sumatera Utara

4.4.3 Pelaksanaan Manajemen Resiko
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Bank Muamalat telah
melakukan pengelolaan risiko untuk sepuluh jenis risiko sesuai
ketentuan, yaitu risiko pembiayaan, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko
operasional, risiko kepatuhan, risiko strategi, risiko reputasi, risiko
hukum, risiko imbal hasil, dan risiko investasi. Dalam hal ini, Bank
Mumalat telah melakukan upaya-upaya berupa identifikasi serta
pengumpulan data dan informasi secara sistematis mengenai kedua jenis
risiko tersebut, namun belum memperhitungkannya dalam penilaian
profil risiko bank.
Divisi Manajemen Risiko merupakan unit yang bertanggung
jawab untuk melakukan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pengendalian atas risiko-risiko yang timbul dari kegiatan usaha Bank
Muamalat, melalui pendekatan berbasis jenis risiko yang ditangani (risk
handled approach).
Sesuai dengan PBI No. 13/23/PBI/2011, jenis-jenis risiko tersebut
adalah risiko pembiayaan, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko
operasional, risiko kepatuhan, risiko stratejik, risiko reputasi, risiko
hukum, risiko imbal hasil, dan risiko investasi.
Divisi Manajemen Risiko adalah independen dari satuan kerja
operasional (risk taking unit) maupun terhadap satuan kerja yang
melaksanakan fungsi pengendalian intern. Selain Divisi Manajemen
Risiko, perangkat manajemen risiko di Bank Muamalat juga dilengkapi

Universitas Sumatera Utara

dengan struktur Komite Manajemen Risiko, Komite Pemantau Risiko,
dan Dewan Pengawas Syariah. Komite Pemantau Risiko merupakan
Komite di bawah Dewan Komisaris yang membantu Dewan Komisaris
dalam mengevaluasi kebijakan manajemen risiko, kesesuaian antara
kebijakan manajemen risiko dan pelaksanaan kebijakan tersebut, serta
efektivitas pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Divisi
Manajemen Risiko. Dewan Pengawas Syariah mempunyai tugas dan
tanggung jawab dalam memberikan nasehat dan saran kepada Direksi
serta mengawasi kegiatan Bank agar senantiasa sesuai dengan prinsipprinsip syariah.
Komite Manajemen Risiko merupakan komite eksekutif yang
beranggotakan seluruh anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif terkait di
Bank Muamalat. Tugas, tanggung jawab dan wewenang Komite
Manajemen Risiko antara lain adalah dalam penyusunan kebijakan
manajemen risiko; perbaikan penerapan manajemen risiko secara berkala
maupun yang bersifat insidentil akibat dari perubahan kondisi eksternal
maupun internal Bank; serta penetapan (justification) atas hal-hal yang
terkait dengan keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal
(irregularities).

Universitas Sumatera Utara

4.5 Pengaruh Penerapan Tata Kelola (Good Corporate Governance) &
Manajemen Risiko terhadap Laba PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk
4.5.1 Pengaruh Penerapan Tata Kelola (Good Corporate Governance)
terhadap Laba
Implementasi praktik Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG) di
Bank Muamalat berjalan dengan baik sepanjang tahun 2012. Dalam Laporan
Tahunan sebelumnya, Bank Muamalat pada tahun 2011 melakukan evaluasi
internal (self assessment) atas perangkat maupun praktik GCG di Perseroan,
untuk mengidentifikasi kekurangandan kelemahan yang ada. Secara bertahap,
Bank Muamalat kemudian melakukan langkah-langkah perbaikan dan
penyempurnaan. Di tahun 2012, upaya-upaya ini antara lain mencakup
penyempurnaan struktur organisasi dan penyelarasan proses-proses kerja
untuk memperbaiki rentang kendali maupun jalur pertangungjawaban
menjadi lebih jelas, serta penyelesaian infrastruktur dan perangkatAnti Fraud,
termasuk pengembangan dan implementasi Whistle Blowing System.
Whistle Blowing System merupakan sistem yang mengelola pengaduan
pelanggaran yang memungkinkan setiap orang baik pihak internal maupun
eksternal untuk dapat menyampaikan/melaporkan suatu tindakan yang
dianggap melanggar ketentuan mengenai adanya dugaan pelanggaran
terhadap pelaksanaan GCG kepada perseroan secara pribadi baik melalui
surat, telepon, email serta media lainnya kepada Direksi dan sistem ini
menjamin kerahasiaan indentitas pelapor dan laporannya.

Universitas Sumatera Utara

Berbagai upaya penerapan yang telah dilakukan oleh perusahaan
terkait dengan kebijakan-kebijakan Tata Kelola perusahaan memiliki dampak
baik terhadap kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan. Tidak hanya
terbatas pada Laba namun terhadap perbaikan pada struktur organisasi
maupun proses-proseskerja antara lain telah memungkinkan pengambilan
keputusan yang lebih cepat dan sekaligus tepat. Pada gilirannya, ini
berdampak pada peningkatan efisiensi pengelolaan aset dan kewajiban di
Bank Muamalat, sehingga dapat lebih optimal dalam mengupayakan
pertumbuhan profitabilitas maupun peningkatan skala usaha sepanjang tahun
2012.

4.5.2 Pengaruh Penerapan Manajemen Risiko terhadap Laba
Sebagai bagian dari praktik GCG dan sekaligus salah satu elemen
utama proses transformasi, Bank Muamalat juga terus membangun fungsi
manajemen risiko yang selaras dengan standar praktik terbaik dalam industri.
Melalui penerapan manajemen risiko, Bank Muamalat berkomitmen untuk
meningkatkan dan melindungi nilai perusahaan dengan tetap mengutamakan
prinsip kehati-hatian. Manajemen risiko yang diterapkan oleh Bank
Muamalat seiring dengan transformasinya adalah manajemen risiko yang
terintegrasi (Enterprise Risk Management/ERM).
Secara umum kemampuan pengelolaan risiko semakin disadari
sebagai salah satu faktor kunci kesuksesan dari kelangsungan usaha suatu

Universitas Sumatera Utara

institusi keuangan, hal ini sejalan dengan meningkatnya tantangan usaha
yang dipicu antara lain:
1. Proses globalisasi yang meningkatkan saling ketergantungan antara
sektor keuangan suatu Negara dengan negara lainnya
2. Ketatnya persaingan usaha dan kemajuan teknologi informasi yang
mendorong semakin variatif dan kompleksnya produk keuangan
khususnya perbankan.
Beberapa risk management tool dan sistem siap diimplementasikan
secara penuh dalam tahun-tahun mendatang. Ini mencakup antara lain scoring
system untuk mengevaluasi risiko nasabah pembiayaan segmen konsumer,
UKM dan Mikro;
1. Incident Management Data Capture (IMDC) merupakan sistem yang
digunakan untuk meramalkan potensi risiko operasional di masa
depan

yang

menyediakan

platform

untuk

melaporkan

dan

menganalisis risiko operasional;
2. Financing

Allocation

Limit

(FAL)

yang

digunakan

untuk

mengendalikan risiko konsentrasi pembiayaan dan mengoptimalkan
pembiayaan yang sesuai dengan keahlian Bank Muamalat. FAL
sebagai parameter untuk mengevaluasi, mengatur dan mengendalikan
portofolio pembiayaan agar tumbuh sehat dan berkelanjutan serta
menghindari terjadinya risiko konsentrasi dalam pembiayaan. FAL di
review secara berkala untuk menyesuaikan kondisi bisnis dan risiko
bank;

Universitas Sumatera Utara

3. Muamalat Early Warning System (MEWS) yang digunakan untuk
mendeteksi perkembangan kinerja nasabah sedini mungkin; serta
penyusunan Risk MIS berbasis-Web. MEWS memantau secara aktif
kinerja nasabah pembiayaan dalam memenuhi kewajiban sesuai
dengan akad pembiayaan yang telah disepakati dengan Bank
Muamalat. Kinerja yang diukur MEWS meliputi informasi kuantitatif
nasabah (kondisi keuangan), dan informasi kualitatif nasabah
(manajemen, regulasi dan kondisi makro ekonomi terhadap usaha
nasabah dan aktifitas keuangan nasabah di Bank Muamalat) yang
dilakukan secara berkala tiga bulanan.
Bank Muamalat secara berkelanjutan terus mengembangkan dan
meningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko dan struktur pengendalian
internal yang terpadu dan komprehensif, sehingga dapat memberikan
informasi adanya potensi risiko secara lebih dini dan selanjutnya mengambil
langkah-langkah yang memadai untuk meminimalkan dampak risiko.
Kerangka manajemen risiko ini dituangkan dalam kebijakan, prosedur, limitlimit transaksi, kewenangan dan ketentuan lain serta berbagai perangkat
manajemen risiko, yang berlaku di seluruh lingkup aktivitas usaha.
Manajemen resiko juga turut memberikan dampak terhadap aktifitas
perusahaan dalam mencapai target perusahaan yakni laba. Seperti Tata Kelola
perusahaan, manajemen risiko memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Manajemen Risiko berfungsi untuk memastikan bahwa kebijakan
dan prosedur tersebut sesuai dengan perkembangan bisnis yang ada, maka

Universitas Sumatera Utara

evaluasi selalu dilakukan secara berkala sesuai dengan perubahan parameter
risiko. Sehingga semua aktifitas yang dilakukan terutama dalam hal transaksi
keuangan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah
dibuat. Dengan dukungan kebijakan dan manajemen risiko yang berfungsi
baik, maka manajemen risiko akan menjadi mitra strategis bagi unit bisnis
dalam mendapatkan hasil optimal dari operasional perusahaan dengan
memperhatikan aspek kehati-hatian. Sehingga fungsi operasional perusahaan
dapat memperoleh hasil yang optimal.

Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN & SARAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan Penerapan Good
Corporate Governance (GCG), dan Manajemen Risiko pada PT. Bank Muamalat
Indonesia, Tbk yang berpengaruh terhadap Laba. Hasil penelitian ini memberikan
kesimpulan sebagai berikut :

5.1 Kesimpulan
1.

Berdasarkan hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan
Tata kelola dan Manajemen Risiko pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk
sudah dilakukan sesuai dengan kaidah dan ketentuan Bank Indonesia.

2.

Penerapan Good Corporate Governance pada prinsipnya memiliki pengaruh
terhadap kegiatan operasional perusahaan seperti implementasi praktik
perbankan dan pengelolaan serta pengawasan terhadap aktifitas perbankan.

3.

Penerapan Manajemen Risiko dalam perbankan khususnya tertuju pada
fungsi yang melakukan proses identifikasi, pengukuran dan pengendalian
terhadap aktifitas yang cenderung memiliki risiko, seperti pengajuan
pemberian pembiayaan kepada nasabah. Dengan adanya Divisi dan
terlaksananya Manajemen Risiko, maka Bank dapat melakukan mitigasi
terhadap kemungkinan timbulnya risiko dari kebijakan yang telah dilakukan.

Universitas Sumatera Utara

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan dalam penelitian ini, maka dapat
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1.

Pentingnya

perusahaan

lebih

mengoptimalkan

pengawasan

terhadap

implementasi praktik Tata Kelola perusahaan terhadap berbagai aktifitas
Perusahaan.

2. Seiring dengan pelaksanaan Tata Kelola perusahaan, maka praktik
Manajemen Risiko juga turut diterapkan dalam setiap aktifitas perbankan. Hal
ini dikarenakan kegiatan dalam perbankan cenderung memiliki tingkat
potensi risiko yang tinggi baik dari aktifitas operasional maupun kegiatan
bisnis perusahaan.

3. Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan dan Manajemen Risiko harus terus
diperhatikan dan dilakukan secara berkesinambungan agar pelaksanaannya
memenuhi ketentuan Perbankan di Indonesia yaitu Peraturan Bank Indonesia
untuk menjaga stabilitas perusahaan.

Universitas Sumatera Utara