Analisis Respon Masyarakat Kota Medan terhadap Biaya Administrasi Perbankan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Bank
Dalam pembahasan sahari-hari, Bank dikenal sebagai lembaga keuangan

yang kegiatan utamanya menerima simpanan seperti, simpanan giro, tabungan dan
deposito.Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (credit) bagi
masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu,Bank juga dikenal sebagai
tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam
bentuk pembayaran dan setoran seperti, pembayaran listrik, telepon, air, pajak,
uang kuliah dan pembayaran lainnya.
Sebagai lembaga keuangan yang dipercaya masyarakat, Bank merupakan
industri jasa yang sangat penting yang dapat menunjang keseluruhan program
pembiayaan, pembangunan baik dalam menghimpun dana maupun sebagai
lembaga yang melancarkan arus uang dari dan ke masyarakat.
Untuk lebih jelasnya tentang pengertian Bank, maka penulis akan
mengemukakan beberapa defenisi diantaranya menurut Undang-Undang RI tahun
1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengam

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Menurut A.Abdurachman dalam Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan
Perdagangan dari buku kelembagaan perbankan (1999 : 1) mengemukakan bahwa
Bank adalah suatu lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa

Universitas Sumatera Utara

seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, bertindak sebagai tempat
penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaan-perusahaan
dan lain lain.
Menurut G.M.Verryn Stuart dalam bukunya Bank Politik (1999 : 1)
mengemukakan bahwa Bank adalah suatu badan usaha yang bertujuan untuk
memuaskan nasabah, baik dengan alat-alat poembayaran sendiri atau dengan uang
yang diperoleh dari orang lain, maupun dengan jalan mengedarkan alat-alat
penukaran baru berupa uang giral .
Kemudian, Mishkin (2008) juga mendefinisikan Bank sebagai lembaga
keuangan yang menerima simpanan dan membuat pinjaman. Bank merupakan
lembaga perantara keuangan dimana rata-rata orang sering berinteraksi.

Kasmir (2008) mendefinisikan Bank sebagai lembaga keuangan yang
kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito.Kemudian
Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat
yang membutuhkannya.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, penulis mengambil kesimpulan
bahwa Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut kepada
masyarakat

yang

bertujuan

untuk

mensejahterakan

masyarakat.Kegiatan

menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok Bank sedangkan

memberikan jasa Bank lainnya hanya kegiatan pendukung.
Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya akan diikuti

Universitas Sumatera Utara

dengan pemberian balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai
rangsangan bagi masyarakat agar lebih tertarik untuk menabung. Kegiatan
menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan
jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan
utama tersebut.
2.2

Fungsi Bank
Bank sebagai sebuah lembaga keuangan tentu memiliki fungsi seperti

halnya lembaga- lembaga lain. Menurut Irsyad Lubis (2010:10) Fungsi Bank
dalam perekonomian suatu Negara diklasifikasikan sebagai berikut.
2.2.1


Fungsi Bank sebagai Agent of Trust
Artinya bahwa aktivitas Bank sebagai financial intermediary menjalankan

fungsinya atas dasar kepercayaan yang diterima oleh Bank dari masyarakat.
Kepercayaan masyarakat yang diberikan berupa amanat agar Bank mengelola dan
mengamankan dana yang disimpan masyarakat di Bank tersebut. Fungsi Bank
sebagai Agent of trust ini tentu tidak terlepas dari prinsip saling menguntungkan
bagi kedua belah pihak. Bank diyakini akan mengelola uang atau dana tersebut
sedemikian rupa sehingga masyarakat akan memperoleh keuntungan berupa
pendapatan bunga dan masyarakat terus merasa yakin bahwa Bank tersebut dalam
keadaan sehat dan tidak terancam bangkrut serta mereka akan dapat menarik uang
mereka kapan saja atau dalam tempo yang telah ditentukan berakhir.

Universitas Sumatera Utara

2.2.2

Fungsi Bank sebagai Agent of Development
Guna mewujudkan pembagunan dan kesejahteraan dalam perekonomian,


Bank dianggap sebagai lembaga yang cukup berperan signifikan. Hal ini
dikarenakan aktivitas Bank sebagai financial intermediary dapat mempertemukan
sektor rill dan sektor moneter untuk berinteraksi. Sebagian besar peredaran uang
dalam perekonomian terjadi melalui institusi perbankan sehingga interaksi sektor
rill dan sektor moneter diharapkan berjalan dengan baik demi mendukung proses
pembangunan.
Surplus dana yang dihimpun perbankan akan disalurkan kepada pengusaha
dan masyarakat lainnya sehingga dana itu diinvestasikan di tengah masyarakat.
Investasi ini akan menghasilkan berbagai barang dan jasa yang diperlukan untuk
membuka lapangan pekerjaan yang mendatangkan penghasilan. Pertambahan
barang dan jasa pada akhirnya akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi dan
pendapatan nasional. Kegiatan distribusi, konsumsi dan produksi akan meningkat
dan lebih merata sehingga kesejahteraan masyarakat dan tingkat hidup akan
menjadi lebih baik. Semua ini tidak dapat dipisahkan dari pengeloaan uang yang
baik dan pengunaan dana yang besar sehingga Bank sebagai agent of development
sangat diperlukan eksistensinya di bidang ini.
2.2.3

Fungsi Bank sebagai Agent of Service
Bank diketahui juga sebagai lembaga yang bergerak di bidang jasa yang


lebih beragam, dengan kata lain aktivitas perbankan tidak hanya terbatas dalam
hal menghimpun dana dan menyalurkan dana ditengah masyarakat. Sebagian

Universitas Sumatera Utara

besar produk dan jasa perbankan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyrakat
seperti jasa pengiriman atau transfer uang dalam waktu singkat dan aman.
Masyarakat juga dapat memanfaatkan jasa Bank bukan hanya sebagai tempat
menyimpan uang saja, tetapi sebagai tempat menyimpan perhiasan atau suratsurat berharga secara aman dengan memanfaatkan fasilitas Safe Deposit Box yang
ditawarkan oleh perbankan.
Selain produk dan jasa perbankan diatas, berbagai produk dan jasa-jasa
perbankan lainnya masih dapat dimanfaatkan masyarakat sesuai dengan
kebutuhan dan keperluan. Dengan kata lain, aktivitas perbankan bukan hanya
sebagai agen terpercaya dan agen pembangunan saja tetapi Bank juga dapat
dianggap berfungsi sebagai agent of services.
Agar masyarakat lebih berkeinginan untuk menyimpan uangnya di Bank,
maka pihak Bank juga harus memberikan rangsangan berupa balas jasa yang akan
diberikan kepada nasabah/ penyimpan. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga,
bagi hasil, hadiah, pelayanan atau balas jasa lainnya. Semakin tinggi balas jasa

yang diberikan akan menambah minat masyarakat untuk menyimpan uangnya.
Oleh karena itu, pihak perbankan harus memberikan berbagai rangsangan dan
kepercayaan

sehingga

masyarakat

berminat

menanamkan

dananya

(kasmir,2008:26).
2.3

Sistem Penghimpunan Dana Bank
Dana adalah uang tunai yang dimiliki Bank ataupun aktiva lancar yang


dikuasai Bank dan setiap waktu dapat diuangkan (Sinungan Muchdarsyah,

Universitas Sumatera Utara

1993).Jumlah dana yang dihimpun Bank sangat menentukan pertumbuhan suatu
Bank karena semakin banyak dana yang di himpun oleh Bank maka semakin
banyak dana yang dapat dikembangkan oleh Bank dalam bentuk penyaluran dana
yang menghasilkan keuntungan. Sumber dana yang dimiliki oleh Bank didapat
dari :
1.

Dana sendiri
Sumber dana ini terdiri dari :
1. Setoran modal dari pemegang saham
Merupakan setoran para pemegang saham.
2. Dana cadangan Bank
Maksudnya adalah cadangan-cadangan laba pada tahun sebelumnya yang
tidak dibagi kepada para pemegang saham.Dana cadangan ini sengaja
disediakan.
3. Laba Bank yang belum di bagi

Merupakan laba pemegang saham tahun sebelumnya yang belum di bagi
kepada para pemegang saham, sehingga dapat

dimanfaatkan sebagai

modal untuk sementara waktu
2.

Dana yang bersumber dari lembaga keuangan lain
Sumber dana yang berasal dari lembaga keuangan lainnya ini merupakan
tambahan jika Bank kesulitan mendapatkan dana yang masuk dari sumber
yang lain. Sumber dana ini terdiri dari :

Universitas Sumatera Utara

1. Kredit likuiditas dari Bank Sentral
Merupakan kredit yang di berikan oleh Bank Indonesia kepada Bankyang
kesulitan likuiditas.
2. Pinjaman antar Bank (call money)
Biasanya pinjaman ini diberikan kepada Bank yang membutuhkan

danayang besar dalam waktu yang mendesak.
3. Pinjaman antar Bank melalui interbank call money market
Perbedaan interbank call money market ini dengan call money adalah dari
segi pinjaman yang di berikan kepada Bank yang membutuhkan dana,
untuk memenuhi suatu kebutuhan dana yang lebih terencana.
4. Pinjaman dari luar negeri
5. Surat berharga pasar uang (SBPU)
Dalam sumber ini pihak perbankan menerbitkan SBPU yang
kemudian diperjualkan kepada pihak yang berminat. Baik lembaga
keuangan maupun lembaga non keuangan.
3.

Dana masyarakat
Sumber dana ini merupakan sumber dana yang terpenting bagi kegiatan
oprasional sebuah Bank dan merupakan salah satu tolak ukur dalam menilai
keberhasilan suatu Bank, jika suatu Bank dapat membiayai seluruh kegiatan
operasionalnya dari sumber dana ini maka Bank tersebut dapat dinilai Bank
yang berhasil. Pencarian sumber dana ini relatif relatif paling dominan di

Universitas Sumatera Utara


banding sumber pendanaan yang lain. Sumber dana dari masyarakat ini dapat
dilakukan dalam bentuk :
1. Rekening Giro
Rekening giro adalah produk perbankan berupa simpanan dari nasabah
perorangan maupun badan usaha.Dana ini dapat disimpan dalam bentuk
rupiah maupun mata uang asing. Dana ini juga dapat ditarik kapan saja
dengan menggunakan warkat cek dan/atau bilyet giro
2. Rekening Tabungan (Saving deposit)
Rekening tabungan memiliki fungsi yang sama seperti rekening giro yaitu
sebagai rekening untuk menyimpan uang. Letak perbedaannya yaitu
rekening tabungan ini memiliki buku tabungan dan untuk menarik
tabungannya, harus memakai atm atau buku tabungan.Tentu ini berbeda
dengan rekening giro, dimana untuk menarik tabungannya harus melalui
cek atau bilyet giro.
3. Rekening Deposito (time deposit)
Yaitu produk perbankan dalam bentuk simpanan nasabah yang
penarikannya hanya dapat diambil saat jatuh tempo sesuai kesepakatan
nasabah dengan Bank yang bersangkutan.
4. Deposito yang tidak di transaksikan
Sumber dana ini merupakan sumber utama pendanaan Bank.

Universitas Sumatera Utara

2.4

Sistem Penyaluran Dana Bank
Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil

dihimpun dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal sebagai kegiatan Lending. Dana
yang berhasil dihimpun oleh Bank apabila dibiarkan akan menjadi beban. Bank
berusaha mengalokasikan dananya dalam bentuk beberapa aktiva dengan berbagai
macam pertimbangan, agar dana yang telah dihimpun dapat produktif. Alokasi
dana yang telah berhasil dihimpun oleh Bank akan disalurkan dalam bentuk :
1.

Cadangan liquiditas
Yaitu aktiva yang dipakai untuk liquiditas Bank jangka pendek, resiko dari
aktiva ini cukup rendah karena cadangan ini termasuk aktiva yang tidak
produktif (Idle fund)

2.

Investasi
Investasi yang dilakukan oleh pihak Bankdilihat daricaraBank menyalurkan
dananya kepada beberapa bidang atau proyek yang sedang berjalan maupun
yang akan dilakukan melalui keikutsertaan Bank di dalam kepemilikan
saham. Karena investasi ini merupakan aktiva yang produktif maka memiliki
resiko yang besar.

3.

Aktiva tetap dan inventaris
Aktiva ini tergolong tidak produktif namun memiliki resiko tinggi tetapi
Bank harus tetap mengalokasikan dananya pada aktiva ini karena Bank harus
mempunyai inventaris kantor.

Universitas Sumatera Utara

4.

Penyaluran kredit
Penyaluran dana yang dilakukan oleh Bank kepada masyarakat adalah dengan
cara memberikan pinjaman atau yang disebut kredit. Kredit yang di berikan
terdiri dari berbagai macam, sesuai dengan kemampuan Bank bersangkutan.

2.5

Biaya
Istilah biaya yang sering digunakan merupakan terjemahan dari istilah cost

dan expenses yang sering dianggap mempunyai arti yang sama. Sebenarnya cost
dan expenses mempunyai arti yang berbeda dan digunakan untuk hal yang
berbeda pula. Cost adalah pengorbanan sumber daya ekonomis tertentu untuk
memperoleh sumber daya ekonomi lainnya. Sedangkan Expenses adalah
pengorbanan

sumber

daya

ekonomis

untuk

memperoleh

penghasilan

(revenue)”.Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam
rangka memperoleh penghasilan (revenue) yang akan dipakai sebagai pengurang
penghasilan”.
2.5.1

Penggolongan Biaya
Penggolongan biaya adalah sebagai berikut:

1.

Menurut Objek Pengeluaran, penggolongan ini merupakan penggolongan
yang paling sederhana, yaitu berdasarkan penjelasan singkat mengenai suatu
objek pengeluaran.

2.

Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan,biaya dapat digolongkan
menjadi 3 kelompok, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

a. Biaya Produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan langsung dengan
fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk
selesai. Biaya produksi dapat digolongkan ke dalam biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.
b. Biaya Pemasaran, adalah biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan
kegiatan pemasaran produk.
c. Biaya Administrasi Umum, yaitu biaya-biaya untuk mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran produk.
3.

Menurut Hubungan Biaya dengan sesuatu yang dibiayai, terbagi atas

2

golongan, yaitu:
a. Biaya Langsung (Direct Cost), merupakan biaya yang terjadi dimana
penyebab satu-satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai.
Dalam kaitannya dengan produk, biaya langsung terdiri dari biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung.
b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost), biaya yang terjadi tidak hanya
disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya dengan
produk, biaya tidak langsung dikenal dengan biaya overhead pabrik.
4.

Menurut Perilaku dalam Kaitannya dengan Perubahan Volume Kegiatan
Biaya dibagi menjadi 4, yaitu:
a. Biaya Tetap (Fixed Cost), biaya yang jumlahnya tetap konstan tidak
dipengaruhi perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai tingkat
kegiatan tertentu.
b. Biaya Variabel (Variable Cost), biaya yang jumlah totalnya berubah

Universitas Sumatera Utara

secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas.
c. Biaya Semi Variabel, biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung
unsur biaya tetap dan biaya variabel.
d. Biaya Semi Fixed, biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu
dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
5.

Menurut Jangka Waktu Manfaatnya Biaya dibagi 2 bagian, yaitu:
a. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure), yaitu pengeluaran yang akan
memberikan manfaat atau benefit pada periode akuntansi atau pengeluaran
yang akan dapat memberikan manfaat pada periode akuntansi yang akan
datang.
b. Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure), yaitu pengeluaran yang
akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi dimana
pengeluaran itu terjadi.

2.5.2

Biaya Administrasi Umum
Biaya administrasi umum adalah semua biaya yang terjadi dan

berhubungan dengan fungsi administrasi. Meliputi biaya dalam rangka penentuan
kebijaksanaan, perencanaan, pengarahan dan pengendalian terhadap kegiatan
perusahaan secara keseluruhan. Termasuk dalam biaya ini adalah biaya untuk
direktur dan staf (pimpinan perusahaan), bagian umum dan personalia, bagian
humas dan hukum, bagian keuangan, bagian akuntansi dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

2.5.3

Anggaran Biaya Administrasi Umum
Anggaran biaya administrasi umum adalah anggaran yang merencanakan

secara lebih terperinci tentang biaya-biaya yang akan terjadi serta terdapat
didalam lingkungan kantor administrasi umum perusahaan, serta biaya-biaya lain
yang bersifat untuk keperluan perusahaan secara keseluruhan, yang didalamnya
meliputi rencana tentang jenis biaya administrasi umum. Jumlah dan waktu biaya
administrasi umum tersebut terjadi dan dibebankan, yang masing-masing
dikaitkan dengan departemen dimana biaya administrasi umum tersebut terjadi.
2.5.4

Kegunaan Anggaran Biaya Adminitrasi Umum
Secara umum, semua anggaran termasuk juga anggaran biaya administrasi

umum mempunyai tiga kegunaan pokok, yaitu:
1.

Sebagai pedoman kerja, memberikan arah serta sekaligus memberikan targettarget yang harus dicapai oleh kegiatan perusahaan diwaktu yang akan
datang.

2.

Sebagai alat pengkoordinasian kerja, agar semua bagian yang terdapat
didalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerja sama dengan baik
menuju sasaran yang ditetapkan.

3.

Sebagai alat pengawasan kerja, sebagai tolok ukur, alat pembanding untuk
menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan. Sedangkan secara khusus,
anggaran biaya administrasi umum berguna sebagai dasar menyusun
anggaran kas, karena sebagian dari biaya-biaya administrasi tersebut
memerlukan pengeluaran kas.

Universitas Sumatera Utara

2.5.5

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Biaya
Administrasi Umum
Agar suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik, maka taksiran-taksiran

yang termuat didalamnya harus cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan
realisasinya. Untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih akurat, diperlukan
data, informasi dan pengalaman yang merupakan faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam penyusunan anggaran biaya administrasi umum, yaitu:
1.

Anggaran penjualan, walaupun secara tidak langsung, anggaran penjualan
mempengaruhi besar kecilnya biaya administrasi umum. Jumlah penjualan
yang besar akan meningkatkan kesibukan dibagian penjualan yang secara
tidak langsung akan mengakibatkan pula kesibukan dibagian administrasi
umum.

2.

Anggaran unit yang akan diproduksi, walaupun secara tidak langsung,
anggaran unit yang akan diproduksi mempengaruhi besar kecilnya biaya
administrasi umum. Jumlah unit yang sangat besar akan meningkatkan
kesibukan dibagian produksi (pabrik) yang akan mengakibatkan pula
peningkatan kesibukan dibagian administrasi umum.

3.

Berbagai standar yang relevan ditetapkan oleh perusahaan, yang berkaitan
dengan biaya administrasi umum (misalnya standar pemakaian bahan-bahan,
standar pemakaian listrik dan sebagainya).

4.

Sistem pembayaran upah (gaji) yang dipakai perusahaan, khususnya
dibayarkan kepada para karyawan bagian administrasi umum.

Universitas Sumatera Utara

5.

Metode depresiasi yang dipakai oleh perusahaan, khususnya depresiasi
terhadap aktiva tetap yang ada dilingkungan bagian administrasi umum.

6.

Metode alokasi biaya yang dipakai oleh perusahaan untuk membagi biaya
yang semula merupakan suatu kesatuan (biaya bersama) menjadi beberapa
kelompok sesuai dengan tempat dimana biaya tersebut terdapat atau terjadi.

2.6

Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)

2.6.1

Konsep BOPO
Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan

pendapatan operasional. Rasio ini sering juga disebut sebagai rasio efisiensi yang
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen Bank dalam mengendalikan
biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti
semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan Bank yang bersangkutan
sehingga kemungkinan suatu Bank ada dalam kondisi bermasalah semakin kecil.
Rasio BOPO menunjukkan adanya risiko operasional yang ditanggung Bank.
Menurut Dahlan Siamat (1993:42), risiko operasional terjadi karena adanya
ketidakpastian mengenai usaha Bank, antara lain kemungkinan kerugian dari
operasi bila terjadi penurunan keuntungan yang dipengaruhi oleh struktur biaya
operasional Bank dan kemungkinan terjadinnya kegagalan atas jasa-jasa dan
produk-produk baru yang ditawarkan. Risiko operasional dapat timbul jika Bank
tidak konsisten mengikuti aturanaturan yang berlaku.

Universitas Sumatera Utara

2.6.2

Hubungan Antara BOPO dan Kinerja
Bahtiar Usman (2003) dan Wisnu Mawardi (2004) dalam penelitiannya

menyatakan dalam perbankan dan industri pada umumnya terejadi hubungan
negatif antara biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO) dengan
profitabilitas. BOPO menunjukkan seberapa besar Bank dapat menekan biaya
operasionalnya di satu pihak, dan seberapa besar kemampuan untuk meningkatkan
pendapatan operasional di pihak lain. BOPO memiliki pengaruh terhadap kinerja
perbankan karena menunjukkan seberapa besar Bank dapat melakukan efisiensi
terhadap biaya operasional yang dikeluarkan. Semakin kecil rasio BOPO, berarti
semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan Bank yang bersangkutan
sehingga kemungkinan yang lebih besar bagi Bank untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih dan menunjukkan bahwa Bank tidak berada dalam kondisi
bermasalah.
2.7

Konsep Kemampuan Membayar (Ability to Pay) dan Kemauan
Membayar (Willingness to Pay)

2.7.1

Ability to Pay
Definisi Ability to Pay menurut kamus Encarta (2007) adalah kemampuan

seseorang untuk membayar sejumlah uang yang telah mengkonsumsi suatu
produk dan mendapatkam haknya. Misalnya, seseorang yang ingin menabung di
suatu Bank tertentu mengeluarkan sejumlah materi agar dapat tetap melanjutkan
pelayanan tabungannya di Bank tersebut. Dengan demikian analisis ATP adalah
suatu pengkajian pola pengeluaran individu yang rasional. Prinsip Ability to

Universitas Sumatera Utara

Paydikemukan oleh filsuf dari Swiss Jean-Jacques Rousseau (1712-1778),
politikus ekonomi asal Perancis Jean-Baptiste Say (1767-1832) dan ekonom asal
Inggris John Stuart Mill (1806-1873). Prinsip ATP di dasarkan pada pemikiran
keseimbangan pengorbanan (equal sacrifice), sering dipertimbangkan menjadi
karakteristik orang sosialis, dan juga paling banyak digunakan di ekonomi
industri, tetapi equal of sacrifice ini merupakan suatu interpretasi dari bentuk
absolute, proporsional atau marginal terms. Bentuk yang paling popular dari
prinsip ATP adalah equal marginal sacrifice principle. Indicator primer ATP
adalah pendapatan (R.A. Musgrave dan Pinggi B. Musgrave, 1989). Biaya
administrasi Bank yang terjangkau adalah tempat menabung dimana total biaya
administrasi Bank terjangkau bagi yang menerima pelayanan di Bank tersebut.
Ability to Pay tidak hanya fokus terhadap apakah masyarakat mau membayar
untuk mendapatkan pelayanan yang lebih layak, akan tetapi apakah masyarakat
mampu membayar pelayanan yang lebih baik. Ability to Pay mengkaitkan fungsi
pendapatan dengan biaya hidup, dimana pada gilirannya mengutamakan fungsi
pekerjaan. Pendapatan (dibobotkan berdasarkan biaya pengeluaran hidup) dan
ukuran pekerjaan seringkali digunakan untuk mengestimasi kondisi sosial
ekonomi komunitas dan dihubungkan dengan kemampuan masyarakat untuk
mendapatkan suatu pelayanan yang lebih baik dalam studi ini yaitu untuk
mendapatkan pelayanan yang lebih memadai. Hui (1999) menyatakan bahwa
kemampuan membayar/Ability to Pay (ATP) adalah konsep ekonomi yang
memiliki peranan untuk menentukan jumlah uang yang akan dibayarkan
konsumen untuk penyediaan suatu barang dan jasa. ATP berperan untuk

Universitas Sumatera Utara

menemukenali kemampuan membayar paling tinggi dari masyarakat, dalam hal
ini masyarakat atau nasabah berpenghasilan rendah terhadap jumlah biaya
adminstrasi yang dikenakan Bank. Kemampuan untuk membayar (secara aktual)
merupakan fungsi dari ukuran biaya administrasi dan pendapatannya.
2.7.2

Willingness to Pay
Kemauan untuk membayar merupakan sebuah konsep ekonomi yang

mempunyai fungsi untuk menentukan jumlah uang yang akan dibayarkan
konsumen untuk penyediaan suatu barang dan jasa. WTP mempunyai peranan
pada berbagai riset untuk menemukenali kemauan membayar paling tinggi
masyarakat terhadap suatu barang dan jasa. Menurut Altaf dan Whittington
(1992), manfaat informasi tentang WTP pengguna (konsumen) barang dan jasa
diantaranya adalah memperkirakan jumlah konsumen yang akan mempergunakan
jasa pelayanan prasarana, besar pungutan yang akan diberlakukan, jumlah
konsumen yang akan terlayani dengan berbagai besar alternative pungutan yang
diberlakukan. Dalam ekonomi konsep WTP sangat penting karena selain sebagai
ukuran kepuasan juga untuk mengukur keuntungan. Salah satu kelebihan dari
survei WTP adalah dapat secara spesifik mengukur manfaat dari proyek
prasarana. Survei WTP sangat berguna dalam kasus dimana pasar sama sekali
belum terbentuk. Studi WTP normalnya menanyakan pada rumah tangga yang
tinggal pada suatu lokasi geografis tertentu, berapa jumlah besar barang dan
jasadikonsumsi dan berapa jumlah uang yang bersedia mereka bayarkan untuk
penyediaan barang atau jasa. Ada beberapa faktor yang diduga mempengaruhi

Universitas Sumatera Utara

WTP pelayanan prasarana faktor tersebut adalah karakteristik responden atau
jumlah rumah tangga dan besar kemampuan untuk membayar (Ability to Pay)
(Altaf dan Whittington, 1992), karakteristik tempat tinggal, karakteristik
prasarana yang ada, serta karakteristik prasarana yang ditawarkan.
2.8

Penelitian Terdahulu
Samino

Setiawan

(2009)

dalam

penelitiannya

mengenai

“Biaya

Administrasi Pembiayaan Di Bank Syariah” mengungkapkan bahwa biaya
administrasi dibeBankan langsung kepada nasabah. Biaya administrasi yang
dibeBankan kepada satu pihak, jelas akan menjadi pendapatan bagi perbankan,
tetapi di dalam dunia syariah, beban atau biaya administrasi itu mengandung
unsur yang memiliki hukum yang sama dengan riba yaitu diharamkan.
Chairul Anwar, Yunita Sari, dan Tina Miniawati Barusman (2012) dalam
penelitiannya yaitu “Analisis Pengunaan Anggaran Biaya Administrasi Umum
dan Efisiensi Terhadap Peningkatan Kinerja Supervisor” juga mengungkapkan
bahwa meskipun suatu perusahaan telah menerapkan anggaran biaya administrasi,
namun pada dasarnya masih banyak terjadi kekurangan yang terjadi dari
penerapan biaya administrasi tersebut, hal itu disebabkan karena adanya faktorfaktor lain yang terjadi, seperti bertambah atau berkurangnya jumlah karyawan
dan staf administrasi yang dapat mempengaruhi penggunaan jenis biaya gaji
karyawan dan staf administrasi, biaya tunjangan karyawan dan staf administrasi,
biaya lembur dan biaya THR, serta biaya penyusutan lainnya sehingga pada tahun
2005 mengakibatkan perusahaan PT. Lautan Teduh Interniaga mengalami

Universitas Sumatera Utara

kerugian dalam biaya administrasi umum perusahaan. Tetapi hal positif dari
pengunaan biaya administrasi ini adalah meningkatnya kinerja supervisor bagian
keuangan dan administrasi umum pada perusahaan ini dan dapat melakukan
efisiensi terhadap peningkatan kinerja setiap tahunnya.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Desi Noorlida Sari (2015)
mengenai “Analisis Biaya Administrasi Tabungan iB Muamalat Pada Bank
Muamalat Cabang Banjarmasin” bahwa dalam pengguanaan biaya administrasi,
Bank Muamalat menggunakan biaya administrasi untuk keperluan perawatan
ATM, memperbanyak kantor Bank Muamalat. Namun dalam pengelolaannya,
Bank Muamalat belum bisa mengefesiensikan biaya administrasi tersebut.
Nyatanya, masih banyak nasabah yang memberikan biaya administrasi (ujrah)
sebesar Rp 10.000,00 kepada Bank Muamalat, dan nisbah yang mereka dapat
10% : 90%, karena hal demikian, maka ada nasabah yang mengeluhkan biaya
administrasi tersebut. Hukum biaya administrasi (ujrah) diperbolehkan seperti
yang tertera dalam hadis riwayat Ibnu Majah. Dan faktor-faktor kenaikan biaya
administrasi karena untuk pembiayaan operasional yaitu untuk meningkatkan
pelayanan dan memperbanyak fasilitas seperti mesin ATM. Dan dilihat dari
fasilitas ATM, Bank Muamalat masih kurang jika dibanding Bank lain seperti
BRI, BNI dan 60 BSM. Jumlah ATM Bank Muamalat di Kalimantan Selatan
yaitu 34 mesin ATM, namun Bank Muamalat terus menyebar mesin ATM.
Kemudian Didik Budjianto dan Wahyu Dwi Astuti dalam jurnalnya yang
berjudul “Analisis Kemampuan dan Kemauan Masyarakat dalam membayar
pelayanan Puskesmas Taman, Sekardangan dan Tarik Kabupaten Sidoarjo”

Universitas Sumatera Utara

menerangkan bahwa untuk mendapatkan patokan tarif atau biaya yang wajar dan
terjangkau maka haruslah memperhitungkan unit cost dan jumlah biaya
pengembangan yang digunakan oleh pihak penyedia pelayanan kesehatan. Hal ini
sangat penting dilakukan karena tingkat kemampuan dan kemauan masyarakat
membeli pelayanan tersebut di Indonesia khususnya Kabupaten Sidoarjo sangat
bervariasi dan sampai saat ini belum ada data yang akurat mengenai hal tersebut.
Oleh karena itu dalam upaya penetapan tersebut maka kemampuan dan kemauan
masyarakat harus diketahui terlebih dahulu. Ternyata bukan hanya faktor ATP
dan WTP saja yang memengaruhi penerapan tarif, terdapat beberapa faktor
lainnya seperti unit cost, kebijakan keuangan/daerah, pesaing dan subsidi
pemerintah.
Muhammad

Randy

dalam

penelitiannya

mengenai

“Identifikasi

Kemampuan dan Kemauan Membayar Sewa Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Terhadap

Rumah

Susun

Sederhana

Sewa

dan

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhinya” menjelaskan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap
kemauan membayar rumah susun sederhana adalah pendapatan total keluarga,
pendidikan responden, pekerjaan responden, dan akses terhadap tempat kerja.
Hubungan variabel tersebut yaitu semakin tinggi penghasilan total keluarga,
semakin tinggi pendidikan, dan semakin mudah akses menuju tempat kerja maka
kemauan membayar untuk rumah susun sederhana sewa juga akan semakin besar.

Universitas Sumatera Utara

2.9

Kerangka Konseptual

Tingkat Efisiensi
Perbankan
Biaya
Administrasi
Perbankan

BOPO

Kemampuan
Perspektif
Masyarakat
Kemauan

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

Universitas Sumatera Utara