Analisis Respon Masyarakat Kota Medan terhadap Biaya Administrasi Perbankan

(1)

Lampiran 1 Kuesioner

KUISIONER

ANALISIS RESPON MASYARAKAT KOTA MEDAN TERHADAP BIAYA ADMINISTRASI PERBANKAN

Kepada Yth.

Bapak/Ibu/Saudara nasabah perbankan di

Medan

Dengan hormat, saya maklumkan bahwa saya FACHRUROZY, mahasiswa FEB USU Medan sedang melakukan penelitian tentang analisis respon masyarakat kota Medan terhadap biaya administrasi perbankan. Tujuan dari kajian ini adalah untuk melihat bagaimana tanggapan masyarakat terhadap besar kecilnya biaya administrasi perbankan serta bagaimana tingkat kemauan dan kemampuan masyrakat itu sendiri dalam membayar biaya administrasi perbankan tersebut.

Oleh sebab itu, saya memohon, kiranya Bapak/Ibu/Sdr dapat membantu menjawab questioner ini yang berguna untuk penulisan skripsi ini.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada Bapak/Ibu/Sdr yang telah berpartisipasi untuk mengisi kuesioner ini. Semoga penelitian ini berguna untuk pengembangan biaya

administrasi perbankan di masa mendatang.

I. Karakteristik Responden

1 JenisKelamin 1. Laki-laki

2. Perempuan

2 Umur ... ... tahun

3 Alamat, Kecamatan Jl. ...

4 Status Nikah 1. Belum Nikah

2. Nikah 3. Cerai Hidup 4. Cerai Mati

5 Pendidikan tertinggi 1. Tidak pernah sekolah 2. Tidak Tamat SD 3. Tamat SD 4. Tamat SMP 5. Tamat SMA/SMK 6. Tamat Akademi (D1 –

D3) 7. Tamat PT


(2)

6 Jenis Bank yang dimiliki 1. Konvensional

Yaitu Bank ... 2. Syariah

Yaitu Bank ...

7 Pendapatan/bulan 1. ≤ Rp 500.000

2. Rp 500.000-1.000.000 3. Rp 1.000.000-5.000.000 4. Rp 5.000.000-10.000.000 5. > Rp 10.000.000

II. Kemampuan Membayar (Ability To Pay)

1 Biaya administrasi bank yang dikeluarkan per bulan

1. ≤ Rp 5.000 2. Rp 5.000 - 10.000 3. Rp 10.000 - 15.000 4. Rp 15.000 - 20.000 5. > Rp 20.000 2 Apakah Bapak/Ibu/Sdr “mampu” membayar

biaya adminstrasi tersebut?

1. Ya 2. Tidak 3 Pada tingkat harga berapa Bapak/Ibu/Sdr

“mampu” membayar biaya administrasi perbankan?

1. ≤ Rp 5.000 2. Rp 5.000 - 10.000 3. Rp 10.000 - 15.000 4. Rp 15.000 - 20.000 5. > Rp 20.000 4 Menurut Bapak/Ibu/Sdr mengenai jumlah biaya

administrasi yang berlaku sekarang

1. Sangat Mahal 2. Mahal 3. Cukup Mahal 4. Biasa Saja 5. Murah 6. Murah Sekali

III. Kemauan Membayar (Willingness To Pay)

1 Berapa jumlah biaya administrasi yang realistis yang Bapak/Ibu/Sdr “mau” untuk membayarnya?

Rp ...

2 Untuk meningkatkan pelayanan apakah Bapak/Ibu?Sdr “mau” membayar lebih biaya administrasi tersebut?

1. Tidak 2. Ya, berapa:


(3)

Rp ... 3 Alasan kenapa “mau” untuk membayar biaya

administrasi yang telah diterapkan oleh bank

1. Untuk menerima pelayanan yang baik dari bank.

2. Murah dan terjangkau 3. Terpaksa

4. Tidak pernah tahu-menahu mengenai biaya tersebut.

5. Lain-lain:...

1. Sejak sekian lama menjadi nasabah, apakah Bapak/Ibu/Sdr masih tetap lebih menyukai bank dimana Bapak/Ibu/Sdr menabung sekarang?

a. Ya, sebab:... b. Tidak lagi, sebab:...

2. Menurut Bapak/Ibu/Sdr, apakah nilai biaya administrasi yang selama ini diterapkan oleh bank sudah termasuk “wajar”?

a. Ya, sebab:... b. Tidak, sebab:...

3. Menurut Bapak/Ibu/Sdr, apakah akan tetap menyukai bank tempat ibu menabung meskipun biaya administrasi bank tersebut suatu saat akan meningkat?

a. Ya, sebab:... b. Tidak lagi, sebab:...


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Aladwani, A. (2001). Online banking: A field study of drivers, development challenges and expectations. International Journal of Information

Management, 21, 2001 , 213-225.

Budjianto, Didik dan Wahyu Dwi Astuti, 2008. "Analisis Kemampuan dan

Kemauan Masyarakat Dalam Membayar Pelayanan Puskesmas di Wilayah Kerja Puskesmas Taman, Sekardangan, dan Tarik Kabupaten Sidoarjo", Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, Vol 11.

Kasmir, 2008.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Rajawali Press Kuncoro, Mudradjad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi, edisi 3,

Jakarta: Penerbit Erlangga

Listfield R, d. F., 1994. "Modernizing payment System in Emerging

Economies"World Bank Policy Research Working paper, 1336.

Loix, E. R., 2005. "Who's afraid of the cashless society ? Belgian Survei

evidence", Preliminary Journal.

Lubis, Irsyad . 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Medan: USU Press Mishkin, F. S. 2001. The Economic of Money Banking, and Financial Markets.

Sixth Edition. Columbia: Addison Wesley Longman: Columbia University.

.2008.The Economics of Money Banking, and Financial Markets. Eight Edition. New Jersey: Pearson Education.

Mudayana, Ahmad Ahid dan Heni Rusmitasari, 2015. "Analisis Kemampuan dan

Kemauan Membayar Pasien Rawat Inap di RS PKU Muhammadiyah Bantul."Jurnal Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan.

Randy, Muhammad, 2013."Identifikasi Kemampuan dan Kemauan Membayar

Sewa Masyarakat Berpenghasilan Rendah Terhadap Rumah Susun Sederhana Sewa dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya." Jurnal Perencanaan dan Wilayah Kota.

Sinulingga, Sukaria. 2011. Metode Penelitian. Medan: USU Press.

Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso.Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.


(5)

Website :

Aziz, Dede Erik Abdul. 2015. Rincian Biaya Administrasi Bank Mandiri. terbaru/(4 Okt 2015).

Mandiri. 2016. Tarif Layanan Bank Mandiri.

Wisnu, Ferdinand. 2013. Pengertian Bank Dan Reformasi Bank.


(6)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara ilmiah dalam keilmuan dengan tujuan mengumpulkan data untuk kegunaan tertentu secara rasional, sistematis dan empiris. Berikut adalah metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan tujuan menganalisis atau mendeskripsikan secara sistematik, faktual dan akurat tentang kenyataan-kenyataan dan perilaku atau sifat suatu objek atau populasi tertentu. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan menggunakan sistem questionnaire yang ditujukan pada populasi tertentu yang sebelumnya telah ditetapkan.

Kuncoro (2009) mendeskripsikan penelitian deskriptif meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian.Tipe yang paling umum digunakan dari penelitian deskriptif ini meliputi penilaian sikap atau pendapat terhadap individu, organisasi, keadaan ataupun prosedur.Data deskriptif pada umumnya dikumpulkan melalui daftar pertanyaan dalam survei, wawancara ataupun observasi.

3.2 Lokasi Penelitian


(7)

3.3 Batasan Operasional

Penelitian ini mengkaji tentangkemampuan dan kemauan membayar masyarakat terhadap penggunaan biaya administrasi perbankan dikalangan masyarakat serta penerapan efisiensinya pada sistem perbankan.

3.4 Definisi Operasional

1. Biaya Administrasi

Adalah segala biaya yang dibebankan kepada nasabah demi kelancaran sistem perbankan dan biasanya biaya ini akan diterapkan pada semua produk perbankan.

2. Ability to Pay(ATP)

Adalah kemampuan seseorang untuk membayar sejumlah uang yang telah mengkonsumsi suatu produk dan mendapatkan haknya. ATP mengkaitkan fungsi pendapatan dengan biaya hidup, dimana pada umumnya mengutamakan fungsi pekerjaan dan pendapatan.

3. Willingness to Pay (WTP)

Adalah sebuah konsep ekonomi yang mempunyai fungsi untuk menentukan jumlah uang yang akan dibayarkan konsumen untuk penyediaan suatu barang dan jasa. WTP memiliki peranan penting untuk menemukan kemauan membayar masyarakat terhadap suatu barang dan jasa.


(8)

4. Efisiensi

Adalah sebuah acuan yang dapat diterapkan untuk menciptakan sistem perbankan yang baik yang dapat dipercaya oleh masyarakat.

5. BOPO

Adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini sering juga disebut sebagai rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen Bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional.

3.5 Skala Pengukuran Variabel.

Pada penelitian ini para responden harus memilih dari beberapa kategori yang ada yang tentunya sesuai dengan kenyataan dan pada akhirnya akan disimpulkan agar memperoleh hasil dari penelitian ini. Skala yang digunakan adalah skala kategori (category scale).Skala ini digunakan untuk mendapatkan jawaban tunggal dari multiple item atas jawaban-jawaban yang tersedia bagi responden untuk dipilih sesuai dengan keadaannya (Sinulingga, 2011).

Skala variabel tersebut adalah sebagai berikut: 1. Karakteristik Responden

Umurdan pendidikan. 2. Ability to Pay


(9)

3. Willingness to Pay

Jenis pelayanan yang ditawarkan, kemauan membayar masyarakat. 4. BOPO

Rasio biaya operasional dan pendapatan operasional.

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu masyarakat yang menjadi nasabah pada suatu Bank yang menerapkan langsung biaya administrasi perbankan di Kota Medan.Teknik penarikan sample yang digunakan adalah dengan teknik sampling secara nonprobabilitas. Jenis atau caranya yaitu dengan

purposive sampling atau judgemental sampling.Sample yang peneliti ambil

berupa 3Bank yang masing-masing terbagi atas 1 Bank dariBank BUMN Konvensional, 1 Bank dari Bank Swasta Konvensional dan 1 Bank dari BankSyariah yang masing-masing Bankdibagi sebagai berikut;

1. 20 Responden dari Bank Nasional Indonesia (BUMN Konvensional) 2. 20 Responden dari Bank Central Asia (Swasta Konvensional), dan 3. 10 Responden dari Bank Muamalat Indonesia (Syariah)

maka total keseluruhan responden adalah 50 responden nasabah masyarakat Kota Medan. Data ini bertujuan untuk melihat pola perilaku masyarakat dalam memilih Bank.


(10)

3.7 Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung didapat atau dikumpulkan oleh peneliti dengan cara metode observasi atau wawancara serta penyebaran kuesioner.

2. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data-data pendukung literatur yang diperoleh dariBank. Data-data seperti biaya adminstrasi perbankandan hal-hal yang relevan dan berkenaan dengan judul penelitian.

3.8 Metode Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Yaitu teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dengan cara menyebarkannya, adapun isi dari kuesioner tersebut adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Dalam hal ini, responden yang dimaksud adalah masyarakat yang menjadi nasabah pada Bank-Bank di kota Medan.

2. Studi Literatur

Merupakan teknik studi yang dilakukan dalam mengumpulkan data dan informasi melalui berbagai sumber baik buku, jurnal, tesis dan situs otoritas resmi instansi terkait dan sebagainya.


(11)

3.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif.Analisis ini bertujuan untuk mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang sedang terjadi saat penelitian berjalan.Setelah data-data yang diperoleh dari para responden dimasukkan kedalam komputer dalam bentuk coding maka data tersebut diolah dengan menggunakan SPSS 20. Hasil output SPSS tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan perangkat analisis statistika yang seperti yang diuraikan pada tabel 3.1 dibawah ini.

Tabel 3.1 Teknik Analisis Data

Tujuan Alat Analisis

1. Mengidentifikasi karakteristik dan prilaku nasabah dalam membayar biaya administrasi perbankan.

2. Menganalisis bagaimanatingkat efisiensi Bank terhadap pelayanan yang ada melalui biaya adminstrasi.

3. Menjelaskan persepsi, preferensi dan prilaku nasabah itu sendiri terhadap kemauan dan kesanggupan masyarakat dalam membayar biaya administrasi perbankan.

Analisis Crosstab

Analisis BOPO

Analisis Deskriptif


(12)

1. Analisis Cross-Tab

Analisis Cross-Tab (Cross-Tabulation) menggunakan uji statistik untuk mengidentifikasikan dan mengetahui korelasi antara dua variabel. Dimana apabila terdapat hubungan antara keduanya, maka terdapat tingkat ketergantungan yang saling mempengaruhi yaitu variabel yang satu ikut mempengaruhi perubahan pada variabel yang lain. Hipotesis awal yang digunakan pada tahap perhitungan crosstab adalah adanya keterkaitan antara variabel baris dan kolom. Analisis Cross-Tab akan dilakukan dengan bantuan

software SPSS 20 untuk memudahkan dalam menganalisis data yang

didapatkan dari lapangan. 2. Analisis BOPO

Analisis BOPO digunakan untuk menjawab permasalahan yang kedua yaitu untuk mengetahui seberapa besar Bank dapat melakukan efisiensi terhadap biaya operasional yang dikeluarkan. Semakin kecil rasio BOPO, berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan Bank yang bersangkutan sehingga ada kemungkinanyang lebih besar bagi Bank untuk mendapatkan keuntungan dan menunjukkan bahwa Bank tidak berada dalam kondisi bermasalah.

3. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab permasalahan yang ketiga yaitu untuk mengetahui persepsi, preferensi dan perilaku masyarakat itu sendiri terhadap biaya administrasi perbankan dan melihat bagaimana efisiensi Bank melalui penerapan biaya administrasinya.


(13)

Analisis ini akan dilakukan dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul. Data yang analisis berupa jawaban-jawaban kuisioner dari para responden yaitu masyarakat atau nasabah di Kota Medan.


(14)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Kota Medan

Kotamadya Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota ini merupakan wilayah yang subur di wilayah dataran rendah timur dari propinsi Sumatera Utara dengan ketinggian yang berada di 22,5 meter di bawah permukaan laut. Kota ini dilalui oleh dua sungai yaitu Sungai Deli dan Sungai Babura yang bermuara di Selat Malaka. Secara geografis, Medan terletak pada 3,30°-3,43° LU dan 98,35°-98,44° BT dengan topografi cenderung miring ke utara. Sebelah barat dan timur Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli dan Serdang.Di sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka.Letak yang strategis ini menyebabkan Medan berkembang menjadi pintu gerbang kegiatan perdagangan barang dan jasa baik itu domestik maupun internasional.Kota Medan beriklim tropis basah dengan curah hujan rata-rata 2000-2500 mm per tahun. Suhu udara di Kota Medan berada pada maksimum 32,4°C dan minimum 24°C. Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar.Secara administratif, batas wilayah Medan adalah akan disajikan pada tabel 4.1.


(15)

Tabel 4.1

Batas Wilayah Kota Medan

Utara Selat Malaka

Selatan Kabupaten Deli Serdang Barat Kabupaten Deli Serdang Timur Kabupaten Deli Serdang

Sumber: BPS

Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Pada Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 tanggal 29 September 1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha, meliputi 4 Kecamatan dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU tanggal 21 September 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat. Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Pada Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 tanggal 29 September 1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha, meliputi 4 Kecamatan dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU tanggal 21 September 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat.Berdasarkan luas administrasi yang sama maka melalui Surat Persetujuan Menteri Dalam Negeri Nomor 140/2271/PUOD, tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan melakukan pemekaran


(16)

Kelurahan menjadi 144 Kelurahan. Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefitipan 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan, yakni :

Tabel 4.2

Karakteristik Kota Medan

No. Kecamatan Jumlah kelurahan Luas (Km²) Presentase (%)

1 Medan Tuntungan 9 20,68 7,8

2 Medan Johor 6 12,81 4,83

3 Medan Amplas 8 14,58 5,5

4 Medan Denai 5 11,19 4,22

5 Medan Area 12 9,05 3,41

6 Medan Kota 12 7,99 3,01

7 Medan Maimun 6 5,27 1,99

8 Medan Polonia 5 5,52 2,08

9 Medan Baru 6 5,84 2,2

10 Medan Selayang 6 9,01 3,4

11 Medan Sunggal 6 2,98 1,13

12 Medan Helvetia 7 15,44 5,83

13 Medan Petisah 7 13,16 4,97


(17)

15 Medan Timur 11 5,33 2,01

16 Medan Perjuangan 9 7,76 2,93

17 Medan Tembung 7 4,09 1,54

18 Medan Deli 6 20,84 7,86

19 Medan Labuhan 7 36,67 13,83

20 Medan Marelan 4 23,82 8,89

21 Medan Belawan 6 26,25 9,9

Jumlah 151 265,1 100

Sumber : Medan Dalam Angka Tahun 1999

Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa Kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Labuhan dengan luas sebesar 36,67 km². Berdasarkan Tabel 4.2 juga dapat disimpulkan bahwa luas Kota Medan secara keseluruhan adalah sebesar 265,10 km².

4.1.2 Jumlah Penduduk Kota Medan

Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan juga merupakan kota terbesar diluar pulau Jawa. Dengan status sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara tentunya memiliki sarana dan fasilitas yang lebih baik dibandingkan daerah lain disekitarnya. Hal inilah yang merupakan daya tarik dan daya dorong bagi masyarakat untuk berpindah dari daerah – daerah sekitarnya, dan juga sebagai salah satu faktor peningkatan jumlah penduduk Kota Medan dari tahun ke tahun.Jumlah penduduk Kota Medan mengalami peningkatan yang cukup nyata dari tahun 2008 hingga tahun 2012. Jumlah penduduk Kota Medan dari tahun 2008 hingga 2012 berturut – turut yakni 2.102.105 jiwa, 2.121.053


(18)

jiwa, 2.097.610 jiwa, 2.117.224 jiwa dan 2.122.804 jiwa. Jumlah penduduk tertinggi berada di kecamatan Medan Deli yaitu sebanyak 170.931 jiwa, dan kecamatan dengan jumlah penduduk terendah yaitu berada di kecamatan Medan Baru sebanyak 39.577 jiwa. Komposisi penduduk Kota Medan menurut jenis kelamin pada tahun 2012 terdiri dari penduduk laki – laki sebanyak 1.047.875 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebanyak 1.074.929 jiwa. Berdasarkan kelompok usia, penduduk Kota Medan terbesar terdapat pada kelompok usia 20 – 24 yaitu sebanyak 238.551 jiwa dan yang terkecil pada kelompok usia 75 tahun keatas sebanyak 19.638 jiwa. Komposisi penduduk Kota Medan menurut kecamatan dan jenis kelamin pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Penduduk di Kota Medan Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2012

NO KECAMATAN Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Medan Tuntungan 39.887 42.155 82.042 2 Medan Johor 62.005 63.908 125.913 3 Medan Amplas 57.615 58.612 116.227 4 Medan Denai 71.374 70.627 142.001 5 Medan Area 47.802 48.873 96.675 6 Medan Kota 35.236 37.449 72.685 7 Medan Maimun 19.422 20.243 39.665 8 Medan Polonia 26.321 27.231 53.552 9 Medan Baru 17.574 22.003 39.577 10 Medan Selayang 49.266 51.189 100.455 11 Medan Sunggal 55.425 57.542 112.967 12 Medan Helvetia 71.211 74.308 145.519 13 Medan Petisah 29.371 32.484 61.855 14 Medan Barat 34.748 36.164 70.912 15 Medan Timur 52.629 56.163 108.792 16 Medan Perjuangan 45.167 48.359 93.526 17 Medan Tembung 65.417 68.424 133.841 18 Medan Deli 86.482 84.449 170.931


(19)

19 Medan Labuhan 57.333 55.309 112.645 20 Medan Marelan 74.673 72.645 147.318 21 Medan Belawan 48.917 46.792 95.709

TOTAL 1.047.875 1.074.929 2.122.804

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2012

4.1.3 Perkembangan Ekonomi Kota Medan

Pembangunan ekonomi daerah dalam periode jangka panjang (mengikuti pertumbuhan PDRB), membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor non primer, khususnya industri pengolahan dengan increasing retunrn to scale (relasi positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas) yang dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi. Ada kecenderungan, bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi membuat semakin cepat proses peningkatan pendapatan masyarakat per kapita, dan semakin cepat pula perubahan struktur ekonomi, dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu lain mendukung proses tersebut, seperti tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi, relatif tetap.

Perubahan struktur ekonomi umumnya disebut transformasi struktural dan didefinisikan sebagai rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya dalam komposisi permintaan agregat (produksi dan pengangguran faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja dan modal) yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Berdasarkan perbandingan peranan dan kontribusi antar lapangan usaha terhadap PDRB pada kondisi harga berlaku tahun 2005-2007 menunjukkan, pada tahun 2005 sektor tertier memberikan sumbangan sebesar 70,03 persen, sektor sekunder sebesar


(20)

26,91 persen dan sektor primer sebesar 3,06 persen. Lapangan usaha dominan yaitu perdagangan, hotel dan restoran menyumbang sebesar 26,34 persen, sub sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65 persen dan sub sektor industri pengolahan sebesar 16,58 persen.

Tabel 4.4

Perbandingan Peranan dan Kontribusi Antar Lapangan Usaha Terhadap PDRB Pada Kondisi Harga Berlaku Tahun 2005-2007

No. Sektor 2005 2006 2007

1 Tertier 70.03 68.7 69.21

2 Sekunder 26.91 28.37 27.93

3 Primer 3.06 2.93 2.86

4 Lapangan Usaha 26.34 25.98 25.44 5 Sub Transportasi dan telekomunikasi 18.65 18.65 19.02 6 Sub sektor industri pengolahan 16.58 13.41 16.28

Sumber: BPS

Kontribusi tersebut tidak mengalami perubahan berarti bila dibandingkan dengan kondisi tahun 2006. Sektor tertier memberikan sumbangan sebesar 68,70 persen, sekunder sebesar 28,37 persen dan primer sebesar 2,93 persen. Masing-masing lapangan usaha yang dominan yaitu perdagangan, hotel dan restoran sebesar 25,98 persen, sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65 persen, industri jasa pengolahan sebesar 16,58 persen dan jasa keuangan 13,41 persen. Demikian juga pada tahun 2007, sektor tertier mendominasi perekonomian Kota Medan, yaitu sebesar 69,21 persen, disusul sektor sekunder sebesar 27,93 persen dan sektor primer sebesar 2,86 persen. Masing masing lapangan usaha yang dominan memberikan kontribusi sebesar 25,44 persen dari lapangan usaha perdagangan/hotel/restoran, lapangan usaha transportasi/telekomunikasi sebesar 19,02 persen dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 16,28 persen.


(21)

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Profil Nasabah

Profil dari 50 orang responden nasabah perbankan di Kota Medan yang terdiri atas 3 bank sebagai sample yaitu Bank BNI, Bank BCA dan Bank Muamalat pada penelitian ini dapat dilihat dari data-data yang disajikan berikut ini.

4.2.2 Profil Usia Responden

Berdasarkan hasil kuesioner yang sudah diolah maka dapat diketahui secara umum usia berkisar antara 17-57 tahun.

Tabel 4.5

Komposisi Responden Berdasarkan Kelompok Usia

No Usia (tahun) Jumlah Persen (%)

1 20-29 18 36

2 30-39 12 24

3 40-49 14 28

4 50-59 6 12

Total 50 100%

Sumber : Data Primer Diolah

Sebagian besar responden yang mengisi kuesioner secara rata-rata berusia antara 20-49 tahun yaitu berjumlah 44 orang.Dimana rata-rata berusia 36 tahun.Data lebih lengkap dapat dilihat pada tabel 4.5.


(22)

4.2.3 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jika dilihat dari jenis kelamin maka persentase berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini bersifat seimbang yang mana terdiri dari 31 laki-laki dan 19 perempuan atau 62:38.Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6

Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis kelamin Jumlah Persentase

1 Laki-laki 31 62%

2 Perempuan 19 38%

Sumber : Data Primer Diolah

4.2.4 Profil Responden Berdasarkan Status

Berdasarkan status masing-masing responden maka dapat pula dilihat bahwa sebagian besar responden atau 56% dari total sudah menikah dengan kata lain sebagian besar reponden pada dasarnya sudah berkeluarga dan hanya 34% atau sekitar 17 dari responden yang belum menikah. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.7.


(23)

Tabel 4.7

Profil Responden Berdasarkan Status

No Keterangan Jumlah Persentase

1 Belum Menikah 17 34%

2 Sudah Menikah 28 56%

3 Cerai Hidup 2 4%

4 Cerai Mati 3 6%

Sumber: Data Primer Diolah

4.2.5 Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Dari hasil tabulasi kuesioner yang diperoleh maka dapat dilihat bahwa terdapat 56 % dari total responden adalah berpendidikan pada tingkat perguruan tinggi dan 20 % berpendidikan diploma, sementara hanya terdapat 22% dari responden yang berpendidikan SMA/SMK atau sederajat dan 2% yang berpendidikan SD. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah berikut.


(24)

Gambar 4.1

Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 4.2.6 Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Jika dilihat berdasarkan tingkat pendapatan secara umum seluruh responden yang merupakan nasabah perbankan maka akan terlihat seperti tabel 4.3 dimana 6 % atau 3 orang memiliki pendapatan lebih dari Rp 10.000.000/bulan, 34% atau 17 orang memiliki pendapatan dengan range antara Rp 5.000.000 s/d Rp 10.000.000 dan 58 % atau 29 responden berpendapatan antara Rp 1.000.000 s/d Rp 5.000.000 serta hanya 2% atau satu orang saja yang berpendapatan dengan range Rp 500.000 – Rp 1.000.000.

Tabel 4.8

Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan

No Pendapatan Jumlah Persentase

1 < Rp 500.000 0 0%

2 Rp 500.000 - Rp 1.000.000 1 2% 3 Rp 1.000.000 - Rp 5.000.000 29 58%

56% 20%

22% 2%

TINGKAT PENDIDIKAN

Perguruan Tinggi Tamat Akademi D1-D3 Tamat SMA/MK Tamat SD


(25)

4 Rp 5.000.000 – Rp 10.000.000 17 34% 5 >Rp 10.000.000 3 6%

Total 50 100%

Sumber : Data Primer Diolah

4.3 Analisis Crosstab

Analisis crosstab digunakan untuk melihat tabulasi silang serta signifikansi dari hubungan beberapa variabel dalam penelitian.

4.3.1 Hubungan Tingkat Usia Terhadap Kemampuan Dalam Membayar Biaya Administrasi Perbankan

Tabel 4.9 dibawah menjelaskan hubungan antara usia responden secara keseluruhan terhadap kemampuan responden dalam membayar biaya administrasi

perbankan berdasarkan hasil kuesioner yang telah diolah.

Tabel 4.9

Presepsi Nasabah Terhadap Kemampuan Membayar Biaya Administrasi PerbankanBerdasarkan Tingkat Usia

Usia

Frekuensi Kemampuan

Total

Mampu Tidak

Mampu MANDIRI

20-29 Tahun 9 2 11


(26)

40-49 Tahun 4 0 4

50-59 Tahun 0 0 0

Jumlah 17 3 20

BCA

20-29 Tahun 3 1 4

30-39 Tahun 3 1 4

40-49 Tahun 5 2 7

50-59 Tahun 2 3 5

Jumlah 13 7 20

Sumber: data diolah

Tabel 4.9

Presepsi Nasabah Terhadap Kemampuan Membayar Biaya Administrasi PerbankanBerdasarkan Tingkat Usia (Lanjutan)

MUAMALAT

20-29 Tahun 1 2 3

30-39 Tahun 1 2 3

40-49 Tahun 1 2 3

50-59 Tahun 0 1 1

Jumlah 3 7 10

Sumber: data diolah

Pada tabel 4.9 lebih menjelaskan hubungan antara usia responden terhadap kemampuan masyarakat atau nasabah Bank Mandiri, Bank BCA dan Bank Muamalat dalam membayar biaya administrasi perbankan, dimana dapat dilihat dengan jelas bahwa pada Bank Mandiri mayoritas responden yang mampu membayar berusia 20 – 49 tahun, sedangkan untuk Bank BCA responden yang


(27)

mampu membayar biaya administrasi berada pada jenjang usia 40 – 49 tahun dan untuk Bank Muamalat mayoritas responden yang mampu membayar biaya administrasi hanya 3 responden, dari 10 total responden pada Bank Muamalat, dan dari 7 responden yang memiliki jenjang usia 20 – 49 tahun adalah usia yang tidak mampu untuk membayar biaya tersebut. Maka dari keseluruhan Bank yang menjadi sample, dapat dikatakan bahwa nasabah dengan jenjang usia 20-49 tahun adalah usia yang paling mampu untuk membayar biaya administrasi. Seperti yang diketahui bahwa Bank Muamalat menerapkan biaya Rp 7000 untuk jasa administrasi mereka sedangkan untuk Bank Mandiri sebesar Rp 11.500 dan Bank BCA sebesar Rp 15.000 untuk Tahun 2016.

4.3.2 Hubungan Tingkat PendidikanTerhadap Kemampuan Membayar

Biaya Administrasi Perbankan

Tabel 4.10 dibawah menjelaskan hubungan antara pendidikan responden secara keseluruhan terhadap kemampuan responden dalam membayar biaya administrasi perbankan berdasarkan hasil kuesioner yang telah diolah.


(28)

Tabel 4.10

Presepsi Nasabah Terhadap Kemampuan Membayar Biaya Administrasi PerbankanBerdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan

Kemampuan

Total Mampu

Tidak Mampu MANDIRI

Tamat SD 0 0 0

Tamat SMA/SMK 6 0 6

Tamat Akademi (D1-D3) 3 2 5

Tamat Perguruan Tinggi 8 1 9

Jumlah 17 3 20

BCA

Tamat SD 0 1 1

Tamat SMA/SMK 3 1 4

Tamat Akademi (D1-D3) 1 1 2

Tamat Perguruan Tinggi 9 4 13

Jumlah 13 7 20

MUAMALAT

Tamat SD 0 0 0

Tamat SMA/SMK 1 0 1

Tamat Akademi (D1-D3) 0 3 3

Tamat Perguruan Tinggi 5 1 6

Jumlah 6 4 10


(29)

Pada 4.10 tersebut lebih menjelaskan hubungan antara pendidikan responden terhadap kemampuan masyarakat atau nasabah Bank Mandiri, Bank BCA dan Bank Muamalat dalam membayar biaya administrasi mereka masing-masing dimana dapat dilihat dengan jelas bahwa mayoritas responden yang mampu membayar adalah responden yang memiliki jenjang pendidikan dari tamat SMA sampai ke tamat Perguruan Tinggi. Tetapi, jika diperhatikan lebih seksama pada tiap Bank, maka nasabah yang tamat Perguruan Tinggi adalah nasabah yang paling ideal yang mampu untuk membayar biaya administrasi perbankan.

4.3.3 Hubungan Pendapatan Terhadap Kemampuan Membayar Biaya

Administrasi Perbankan

Tabel 4.11 dibawah menjelaskan hubungan antara pendapatan responden secara keseluruhan terhadap kemampuan responden dalam membayar biaya administrasi perbankan berdasarkan hasil kuesioner yang telah diolah.

Tabel 4.11

Presepsi Nasabah Terhadap Kemampuan Membayar Biaya Administrasi PerbankanBerdasarkan Tingkat Pendapatan

Pendapatan

Kemampuan

Total

Mampu Tidak Mampu

MANDIRI

Rp 500.000 – Rp 1.000.000 1 0 1

Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 9 3 12


(30)

>Rp 10.000.000 0 0 0

Jumlah 17 3 20

BCA

Rp 500.000 – Rp 1.000.000 0 0 0

Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 5 4 9

Rp 5.000.000 – Rp 10. 000.000 6 2 8

>Rp 10.000.000 2 1 3

Jumlah 13 7 20

MUAMALAT

Rp 500.000 – Rp 1.000.000 0 0 0

Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 5 3 8

Rp 5.000.000 – Rp 10. 000.000 1 1 2

>Rp 10.000.000 0 0 0

Jumlah 6 4 10

Sumber: data diolah

Pada 4.11 tersebut lebih menjelaskan hubungan antara pendapatan responden terhadap kemampuan masyarakat atau nasabah Bank Mandiri, Bank BCA dan Bank Muamalat dalam membayar biaya administrasi mereka masing-masing dimana dapat dilihat dengan jelas bahwa mayoritas responden yang mampu membayar adalah responden yang memiliki jenjang pendapatan dari Rp 1.000.000 – Rp 10.000.000. Sedangkan untuk nasabah yang tidak mampu dalam membayar biaya administrasi juga mayoritas pada jenjang pendapatan Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000.


(31)

4.3.4 Hubungan TingkatUsiaTerhadap Kemauan Dalam Membayar Biaya Administrasi Perbankan

Tabel 4.12 dibawah menjelaskan hubungan antara usia responden secara keseluruhan terhadap kemauan responden dalam membayar biaya administrasi

perbankan mereka pada tingkat harga tertentu berdasarkan hasil kuesioner yang telah diolah.

Tabel 4.12

Presepsi Nasabah Terhadap Kemauan Membayar Biaya Administrasi PerbankanBerdasarkan Tingkat Usia

Usia

Tingkat Kemauan

Total < Rp

5.000

Rp 5000 –

Rp 10.000

Rp 10.000

– Rp 15.000

Rp 15.000

– Rp 20.000 MANDIRI

20-29 Tahun 1 10 0 0 11

30-39 Tahun 1 4 0 0 5

40-49 Tahun 1 3 0 0 4

50-59 Tahun 0 0 0 0 0

Jumlah 3 17 0 0 20


(32)

Tabel 4.12

Presepsi Nasabah Terhadap Kemauan Membayar Biaya Administrasi PerbankanBerdasarkan Tingkat Usia (Lanjutan)

BCA

20-29 Tahun 3 1 0 0 4

30-39 Tahun 3 1 0 0 4

40-49 Tahun 3 4 0 0 7

50-59 Tahun 3 2 0 0 5

Jumlah 12 8 0 0 20

MUAMALAT

20-29 Tahun 3 0 0 0 3

30-39 Tahun 2 1 0 0 3

40-49 Tahun 3 0 0 0 3

50-59 Tahun 1 0 0 0 1

Jumlah 9 1 0 0 10

Sumber: data diolah

Tabel 4.12 menjelaskan hubungan antara usia responden terhadap tingkat harga harga berapa, masyarakat atau nasabah Bank Mandiri, Bank BCA dan Bank Muamalat mau untuk membayar biaya administrasi mereka, dimana dapat dilihat dengan jelas bahwa mayoritas keseluruhan responden berdasarkan usia dari tiap Bank, mau untuk membayar biaya administrasi tersebut dengan tingkat harga yang bermacam-macam. Untuk Bank Mandiri, mayoritas nasabah mau unutuk membayar biaya administrasi pada tingkat harga Rp 5.000 – Rp 10.000. Sedangkan untuk Bank BCA dan Bank Muamalat pada tingkat harga dibawah Rp 5.000.


(33)

4.3.5 Hubungan PendidikanTerhadap Kemauan Dalam Membayar Biaya Administrasi Perbankan

Tabel 4.13 dibawah menjelaskan hubungan antara pendidikan responden secara keseluruhan terhadap kemauan responden dalam membayar biaya administrasi perbankan mereka pada tingkat harga tertentu berdasarkan hasil kuesioner yang telah diolah.

Tabel 4.13

Presepsi Nasabah Terhadap Kemauan Membayar Biaya Administrasi PerbankanBerdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan Kemauan Total < Rp 5000 Rp 5000– 10.000 Rp 10.000– 15.000 Rp 15.000– 20.000 >Rp 20.000 MANDIRI

Tamat SD 0 1 0 0 0 1

Tamat SMA/SMK 3 9 0 0 0 12

Tamat D1-D3 0 7 0 0 0 7

Tamat S1 0 0 0 0 0 0

Jumlah 3 17 0 0 0 20

BCA

Tamat SD 0 0 0 0 0 0

Tamat SMA/SMK 6 3 0 0 0 9

Tamat D1-D3 5 3 0 0 0 8


(34)

Jumlah 12 8 0 0 0 20 MUAMALAT

Tamat SD 0 0 0 0 0 0

Tamat SMA/SMK 7 1 0 0 0 8

Tamat D1-D3 2 0 0 0 0 2

Tamat PT 0 0 0 0 0 0

Jumlah 9 1 0 0 0 10

Sumber: data diolah

Tabel 4.13 menjelaskan hubungan antara pendapatan responden terhadap tingkat kemauan masyarakat atau nasabah Bank Mandiri, Bank BCA dan Bank Muamalat untuk membayar biaya administrasi mereka, dimana dapat dilihat dengan jelas bahwa mayoritas keseluruhan responden berdasarkan pendidikan dari tiap Bank, mau untuk membayar biaya administrasi tersebut dengan tingkat harga yang bervariasi. Untuk Bank Mandiri, mayoritas nasabah mau unutuk membayar biaya administrasi pada tingkat harga Rp 5.000 – Rp 10.000. Sedangkan untuk Bank BCA dan Bank Muamalat pada tingkat harga dibawah Rp 5.000.Dilihat secara keseluruhan, maka masyarakat atau nasabah dari seluruh Bank yang menjadi sampel, lebih mau untuk membayar biaya administrasi pada harga dibawah Rp 5.000 sampai Rp 10.000 saja.

4.3.6 Hubungan PendapatanTerhadap Kemauan dalam Membayar Biaya

Administrasi Perbankan

Tabel 4.14 dibawah menjelaskan hubungan antara pendapatan responden secara keseluruhan terhadap kemauan responden dalam membayar biaya


(35)

administrasi perbankan mereka pada tingkat harga tertentu berdasarkan hasil kuesioner yang telah diolah.

Tabel 4.14

Presepsi Nasabah Terhadap Kemauan Membayar Biaya Administrasi PerbankanBerdasarkan Tingkat Pendapatan

Pendapatan Kemauan Total < Rp 5000 Rp 5000 10.000 Rp 10.000 15.000 Rp 15.000 20.000 >Rp 20.000 MANDIRI

Rp 500.000 –

Rp 1.000.000 0 1 0 0 0 1

Rp 1.000.000 –

Rp 5.000.000 3 9 0 0 0 12

Rp 5.000.000 –

Rp 10. 000.000 0 7 0 0 0 7

>Rp 10.000.000 0 0 0 0 0 0

Jumlah 3 17 0 0 0 20

Sumber: data diolah

Tabel 4.14

Presepsi Nasabah Terhadap Kemauan Membayar Biaya Administrasi PerbankanBerdasarkan Tingkat Pendapatan (Lanjutan)

BCA

Rp 500.000 –


(36)

Rp 1.000.000 –

Rp 5.000.000 6 3 0 0 0 9

Rp 5.000.000 –

Rp 10. 000.000 5 3 0 0 0 8

>Rp 10.000.000 1 2 0 0 0 3

Jumlah 12 8 0 0 0 20

MUAMALAT

Rp 500.000 –

Rp 1.000.000 0 0 0 0 0 0

Rp 1.000.000 –

Rp 5.000.000 7 1 0 0 0 8

Rp 5.000.000 –

Rp 10. 000.000 2 0 0 0 0 2

>Rp 10.000.000 0 0 0 0 0 0

Jumlah 9 1 0 0 0 10

Sumber: data diolah

Tabel 4.14 menjelaskan hubungan antara pendapatan responden terhadap tingkat kemauan masyarakat atau nasabah Bank Mandiri, Bank BCA dan Bank Muamalat untuk membayar biaya administrasi mereka, dimana dapat dilihat dengan jelas bahwa mayoritas keseluruhan responden berdasarkan pendapatan dari tiap Bank, mau membayar biaya administrasi tersebut dengan tingkat harga yang berbeda-beda. Untuk Bank Mandiri, mayoritas nasabah mau unutuk membayar biaya administrasi pada tingkat harga Rp 5.000 – Rp 10.000. Sedangkan untuk Bank BCA dan Bank Muamalat pada tingkat harga dibawah Rp 5.000.


(37)

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa biaya administrasi diatas harga Rp 10.000 adalah harga yang tidak ideal untuk dijadikan sebagai biaya administrasi perbankan menurut presepsi masyarakat.

4.3.7 Hubungan Usia Terhadap Kewajaran Dalam Membayar Biaya

Administrasi Perbankan

Tabel 4.15 dibawah menjelaskan hubungan antara usia responden secara keseluruhan terhadap tanggapan responden mengenai kewajaran harga yang ditetapkan oleh Bank dalam membayar biaya administrasi perbankan berdasarkan hasil kuesioner yang telah diolah.

Tabel 4.15

Presepsi Nasabah Terhadap Kewajaran Membayar Biaya Administrasi PerbankanBerdasarkan Tingkat Usia

Usia

Kewajaran

Total

Wajar Tidak

MANDIRI

20-29 Tahun 5 6 11

30-39 Tahun 3 2 5

40-49 Tahun 2 2 4

50-59 Tahun 0 0 0

Jumlah 10 10 20

BCA

20-29 Tahun 2 2 4


(38)

40-49 Tahun 1 6 7

50-59 Tahun 2 3 5

Jumlah 12 8 20

MUAMALAT

20-29 Tahun 2 1 3

30-39 Tahun 3 0 3

40-49 Tahun 3 0 3

50-59 Tahun 1 0 1

Jumlah 9 1 10

Sumber: data diolah

Tabel 4.15 menjelaskan hubungan antara usia responden secara keseluruhan terhadap tanggapan responden mengenai kewajaran harga yang ditetapkan oleh Bank Mandiri, Bank BCA dan Bank Muamalat sehingga responden merasa mampu dan mau untuk membayar biaya administrasi mereka.

Maka dapat dilihat dengan jelas, bahwa mayoritas keseluruhan responden berdasarkan usia dari tiap Bank, beranggapan bahwa biaya administrasi yang diterapkan masih dalam kondisi yang wajar. Dimana jenjang usia 20-59 tahun adalah usia yang paling ideal untuk beranggapan kalau biaya tersebut bisa dikatakan wajar.Tetapi jika diteliti kembali, maka usia 20-29 tahun dengan jumlah responden sebanyak 9 orang dan usia 40-49 tahun sebanyak 8 orang dari keseluruhan responden yang diteliti adalah usia yang juga beranggapan bahwa biaya administrasi yang diterapkan oleh bank belum sepenuhnya bisa dikatakan wajar.


(39)

4.3.8 Hubungan PendidikanTerhadap Kewajaran Dalam Membayar Biaya Administrasi

Tabel 4.16 dibawah menjelaskan hubungan antara pendidikan responden secara keseluruhan terhadap tanggapan responden mengenai kewajaran pada harga yang ditetapkan Bank dalam membayar biaya administrasi perbankan berdasarkan hasil kuesioner yang telah diolah.

Tabel 4.16

Presepsi Nasabah Terhadap Kewajaran Membayar Biaya Administrasi PerbankanBerdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan

Kewajaran

Total

Wajar Tidak Wajar

MANDIRI

Tamat SD 0 0 1

Tamat SMA/SMK 3 3 12

Tamat Akademi (D1-D3) 1 4 7

Tamat Perguruan Tinggi 6 3 0

Jumlah 10 10 20

BCA

Tamat SD 1 0 0

Tamat SMA/SMK 2 2 9

Tamat Akademi (D1-D3) 0 2 8

Tamat Perguruan Tinggi 5 8 3


(40)

MUAMALAT

Tamat SD 0 0 0

Tamat SMA/SMK 1 0 8

Tamat Akademi (D1-D3) 3 0 2

Tamat Perguruan Tinggi 5 1 0

Jumlah 9 1 10

Sumber: data diolah

Tabel 4.16 menjelaskan hubungan antara pendidikan responden secara keseluruhan terhadap tanggapan responden mengenai kewajaran harga yang ditetapkan oleh Bank Mandiri, Bank BCA dan Bank Muamalat sehingga masyarakat atau nasabah merasa wajar untuk membayar biaya administrasi mereka, dimana dapat dilihat dengan jelas bahwa mayoritas keseluruhan responden berdasarkan pendidikan dari tiap Bank, lebih merasa wajar untuk membayar biaya administrasi tersebut. Tingkat pendidikan pada Perguruan Tinggi adalah yang paling mayoritas mengatakan bahwa biaya administrasi yang diberikan bank dapat dikatakan wajar.

4.3.9 Hubungan PendapatanTerhadap Kewajaran Dalam Membayar

Biaya Administrasi Perbankan

Tabel 4.17 dibawah menjelaskan hubungan antara pendapatan responden secara keseluruhan terhadap tanggapan responden mengenai kewajaran harga yang ditetapkan Bank dalam membayar biaya administrasi perbankan berdasarkan hasil kuesioner yang telah diolah.


(41)

Tabel 4.17

Presepsi Nasabah Terhadap Kewajaran Membayar Biaya Administrasi PerbankanBerdasarkan Tingkat Pendapatan

Pendapatan

Kewajaran

Total Wajar

Tidak Wajar MANDIRI

Rp 500.000 – Rp 1.000.000 1 0 1

Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 3 9 12

Rp 5.000.000 – Rp 10. 000.000 6 1 7

>Rp 10.000.000 0 0 0

Jumlah 10 10 20

BCA

Rp 500.000 – Rp 1.000.000 0 0 0

Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 5 4 9

Rp 5.000.000 – Rp 10. 000.000 1 7 8

>Rp 10.000.000 2 1 3

Jumlah 8 12 20

MUAMALAT

Rp 500.000 – Rp 1.000.000 0 0 0

Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 7 1 8

Rp 5.000.000 – Rp 10. 000.000 2 0 2

>Rp 10.000.000 0 0 0

Jumlah 9 1 10


(42)

Tabel 4.17 menjelaskan hubungan antara pendapatan responden terhadap tingkat harga berapa masyarakat atau nasabah Bank Mandiri, Bank BCA dan Bank Muamalat merasa wajar untuk membayar biaya administrasi mereka, dimana dapat dilihat dengan jelas bahwa mayoritas responden yang memiliki pendapatan Rp 1.000.000 sampai 10.000.000 lebih merasa wajar untuk membayar biaya administrasi tersebut.

4.3.10 Hubungan Usia Terhadap Alasan Kemauan Membayar Biaya Administrasi Perbankan

Tabel 4.18 dibawah menjelaskan hubungan antara usia responden secara keseluruhan terhadap alasan responden untuk mau membayar biaya administrasi perbankan mereka pada tingkat harga tertentu berdasarkan hasil kuesioner yang telah diolah.

Tabel 4.18

Presepsi Nasabah Terhadap Alasan Kemauan Untuk Membayar Biaya Administrasi PerbankanBerdasarkan Tingkat Usia

Usia

Alasan Untuk

menerima pelayanan yang baik dari bank

Murah dan

terjangkau Terpaksa

Tidak pernah

tahu menahu

Total

MANDIRI

20-29 Tahun 6 4 0 1 11


(43)

40-49 Tahun 2 0 2 0 4

50-59 Tahun 0 0 0 0 0

Jumlah 10 6 3 1 20

Sumber: data diolah

Tabel 4.18

Presepsi Nasabah Terhadap Alasan Kemauan Untuk Membayar Biaya Administrasi PerbankanBerdasarkan Tingkat Usia (Lanjutan)

BCA

20-29 Tahun 1 1 2 0 4

30-39 Tahun 2 0 1 1 4

40-49 Tahun 4 1 1 1 7

50-59 Tahun 2 0 3 0 5

Jumlah 9 2 7 2 20

MUAMALAT

20-29 Tahun 1 1 1 0 3

30-39 Tahun 2 0 1 0 3

40-49 Tahun 1 0 1 1 3

50-59 Tahun 0 0 0 1 1

Jumlah 4 1 3 2 10

Sumber: data diolah

Tabel 4.18 menjelaskan hubungan antara usia responden terhadap alasan masyarakat atau nasabah Bank Mandiri, Bank BCA dan Bank Muamalat mau untuk membayar biaya administrasi mereka, dimana dapat dilihat dengan jelas bahwa mayoritas keseluruhan responden berdasarkan usia dari tiap Bank,


(44)

memiliki alasan membayar biaya administrasi tersebut dengan bervariasi tanggapan. Dari keseluruhan usia responden yang diteliti, mayoritas dari usia 20-59 tahun lebih memilih alasan untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik dari Bank.

4.3.11 Hubungan Pendidikan Terhadap Alasan Mau untuk Membayar Biaya Administrasi Perbankan

Tabel 4.19 dibawah menjelaskan hubungan antara pendidikan responden secara keseluruhan terhadap alasan responden untuk mau membayar biaya administrasi perbankan mereka pada tingkat harga tertentu berdasarkan hasil kuesioner yang telah diolah.

Tabel 4.19

Presepsi Nasabah Terhadap Alasan Kemauan Untuk Membayar Biaya Administrasi PerbankanBerdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan Alasan Tot al Untuk menerima pelayanan yang baik dari bank Murah dan Terjang kau Terpaksa Tidak tahu- mena hu Lain -lain MANDIRI

Tamat SD 0 0 0 1 0 1

Tamat SMA/SMK 4 0 6 1 1 12

Tamat D1-D3 6 0 0 1 0 7

Tamat PT 0 0 0 0 0 0


(45)

BCA

Tamat SD 0 0 0 0 0 0

Tamat SMA/SMK 2 1 5 1 0 9

Tamat D1-D3 5 1 2 0 0 8

Tamat PT 2 0 0 1 0 3

Jumlah 9 2 7 2 0 20

MUAMALAT

Tamat SD 0 0 0 0 0 0

Tamat SMA/SMK 4 1 2 1 0 8

Tamat D1-D3 0 0 1 1 0 2

Tamat PT 0 0 0 0 0 0

Jumlah 4 1 3 2 0 10

Sumber: data diolah.

Tabel 4.19 menjelaskan hubungan antara pendidikan responden terhadap alasan masyarakat atau nasabah Bank Mandiri, Bank BCA dan Bank Muamalat mau untuk membayar biaya administrasi mereka, dimana dapat dilihat dengan jelas bahwa mayoritas keseluruhan responden berdasarkan pendidikan dari tiap Bank, memiliki alasan membayar biaya administrasi tersebut dengan bervariasi tanggapan. Dari keseluruhan usia responden yang diteliti, mayoritas Tamat SMA/SMK dan Tamat Perguruan Tinggi lebih memilih alasan untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik dari Bank. Tetapi tidak sedikit juga yang memilih alasan terpaksa.Terdapat 16 responden yang mengatakan bahwa terpaksa untuk membayar biaya administrasi perbankan. Hal ini bisa saja disebabkan oleh kontrak kerja sama Bank dengan perusahaan tempat responden bekerja yang mengharuskan untuk menggunakan Bank tersebut.


(46)

4.3.12 Pendapatan - Alasan Mau Membayar Biaya Administrasi Perbankan

Tabel 4.20 dibawah menjelaskan hubungan antara pendapatan responden secara keseluruhan terhadap alasan responden untuk mau membayar biaya administrasi perbankan mereka pada tingkat harga tertentu berdasarkan hasil kuesioner yang telah diolah.

Tabel 4.20

Presepsi Nasabah Terhadap Alasan Kemauan Untuk Membayar Biaya Administrasi PerbankanBerdasarkan Tingkat Pendapatan

Pendapatan

Alasan

Tot al Menerima

pelayanan yang baik

Murah, Terjang

kau

Terpaksa

Tidak tahu- menahu

Lain -lain MANDIRI

Rp 500.000 –

Rp 1.000.000 0 0 0 1 0 1

Rp 1.000.000 –

Rp 5.000.000 4 0 6 1 1 12

Rp 5.000.000 –

Rp 10. 000.000 6 0 0 1 0 7

>Rp 10.000.000 0 0 0 0 0 0

Jumlah 10 0 6 3 1 20 Sumber: data diolah.


(47)

Tabel 4.20

Presepsi Nasabah Terhadap Alasan Kemauan Untuk Membayar Biaya Administrasi PerbankanBerdasarkan Tingkat Pendapatan (Lanjutan)

BCA

Rp 500.000 –

Rp 1.000.000 0 0 0 0 0 0

Rp 1.000.000 –

Rp 5.000.000 2 1 5 1 0 9

Rp 5.000.000 –

Rp 10. 000.000 5 1 2 0 0 8

>Rp 10.000.000 2 0 0 1 0 3

Jumlah 9 2 7 2 0 20 MUAMALAT

Rp 500.000 –

Rp 1.000.000 0 0 0 0 0 0

Rp 1.000.000 –

Rp 5.000.000 4 1 2 1 0 8

Rp 5.000.000 –

Rp 10. 000.000 0 0 1 1 0 2

>Rp 10.000.000 0 0 0 0 0 0

Jumlah 4 1 3 2 0 10 Sumber: data diolah.

Tabel 4.20menjelaskan hubungan antara pendapatan responden terhadap alasan masyarakat atau nasabah Bank Mandiri, Bank BCA dan Bank Muamalat mau untuk membayar biaya administrasi mereka, dimana dapat dilihat dengan jelas bahwa mayoritas keseluruhan responden berdasarkan pendapatan dari tiap Bank, memiliki alasan membayar biaya administrasi tersebut dengan bervariasi tanggapan. Dari keseluruhan usia responden yang diteliti, mayoritas pendapatan


(48)

Rp 1.000.000 sampai Rp 10.000.000 lebih memilih alasan untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik dari Bank. Sedangkan mayoritas rata-rata responden dengan tingkat pendapatan Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 ternyata banyak juga yang memilih terpaksa untuk membayar biaya administrasi perbankan. Hal ini sama kaitannya dengan ulasan sebelumnya pada pendidikan serta hubungannya dengan alasan mau untuk membayar biaya administrasi..

4.3.13 Hubungan Usia Terhadap Kemahalan Dalam Membayar Biaya Administrasi Perbankan

Tabel 4.21 dibawah menjelaskan hubungan antara usia responden secara keseluruhan terhadap keputusan responden untuk tetap menabung dan mau membayar biaya administrasi perbankan mereka pada tingkat harga tertentu meskipun biaya tersebut dapat dikatakan mahal pada beberapa nasabah berdasarkan hasil kuesioner yang telah diolah.

Tabel 4.21

Presepsi Nasabah Terhadap Kemahalan Dalam Membayar Biaya Administrasi PerbankanBerdasarkan Tingkat Usia

Usia

Frekuensi Kemahalan

Total Sangat

Mahal

Cukup

Mahal Mahal

Biasa Saja MANDIRI

20-29 Tahun 0 0 0 1 1

30-39 Tahun 4 3 3 2 12


(49)

50-59 Tahun 0 0 0 0 0

Jumlah 4 3 4 9 20

BCA

20-29 Tahun 0 0 0 0 0

30-39 Tahun 4 0 4 1 9

40-49 Tahun 2 1 5 0 8

50-59 Tahun 0 2 1 0 3

Jumlah 6 3 10 1 20

MUAMALAT

20-29 Tahun 0 0 0 0 0

30-39 Tahun 0 3 2 3 8

40-49 Tahun 0 0 1 1 2

50-59 Tahun 0 0 0 0 0

Jumlah 4 3 3 4 10

Sumber: data diolah

Tabel 4.21 menjelaskan hubungan antara usia responden terhadap tanggapan masyarakat atau nasabah Bank Mandiri, Bank BCA dan Bank Muamalat mengenai kemahalan biaya administrasi sehingga dapat memengaruhi kemauan dan kemampuan nasabah dalam membayar biaya administrasi mereka, dimana dapat dilihat dengan jelas bahwa mayoritas keseluruhan responden berdasarkan usia dari tiap Bank, memberi tannggapan bahwa biaya administrasi yang diterapkan ketiga Bank tersebut dianggap mahal.Seperti yang dapat kita lihat pada tabel 4.21 bahwa rentang umur 30-39 tahun lebih mayoritas mengatakan bahwa biaya administrasi yang diterapkan oleh Bank masih dalam kategori Mahal.Sedangkan hanya umur 40-49 tahun saja yang mayoritas mengatakan biaya


(50)

tersebut dalam kategori biasa saja.Tetapi jika dilihat secara keseluruhan total 14 responden yang menganggap biasa saja.

4.3.14 Hubungan PendidikanTerhadapKemahalan Dalam Membayar Biaya Administrasi Perbankan

Tabel 4.22 dibawah menjelaskan hubungan antara pendidikan responden secara keseluruhan terhadap keputusan responden untuk tetap menabung dan mau membayar biaya administrasi perbankan mereka pada tingkat harga tertentu meskipun biaya tersebut meningkat pada waktu yang tidak ditentukan berdasarkan hasil kuesioner yang telah diolah.

Tabel 4.22

Presepsi Nasabah Terhadap Kemahalan Dalam Membayar Biaya Administrasi PerbankanBerdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan

Frekuensi Kemahalan Total

Sangat Mahal

Cukup

Mahal Mahal

Biasa Saja MANDIRI

Tamat SD 0 0 0 1 1

Tamat SMA/SMK 4 3 3 2 12

Tamat Akademi (D1-D3) 0 0 1 6 7

Tamat Perguruan Tinggi 0 0 0 0 0

Jumlah 4 3 4 9 20

BCA


(51)

Tamat SMA/SMK 4 0 4 1 9

Tamat Akademi (D1-D3) 2 1 5 0 8

Tamat Perguruan Tinggi 0 2 1 0 3

Jumlah 6 3 10 1 20

MUAMALAT

Tamat SD 0 0 0 0 0

Tamat SMA/SMK 0 3 2 3 8

Tamat Akademi (D1-D3) 0 0 1 1 2

Tamat Perguruan Tinggi 0 0 0 0 0

Jumlah 4 3 3 4 10

Sumber: data diolah

Tabel 4.22 menjelaskan hubungan antara pendidikan responden terhadap tanggapan masyarakat atau nasabah Bank Mandiri, Bank BCA dan Bank Muamalat mengenai kemahalan biaya administrasi sehingga dapat memengaruhin kemauan nasabah dalam membayar biaya administrasi mereka, dimana dapat dilihat dengan jelas bahwa mayoritas keseluruhan responden dari tingkat pendidikan, Tamat SMA/SMK dan Tamat Akademi(D1-D3) berdasarkan tiap Bank, memberi tanggapan bahwa biaya administrasi yang diterapkan ketiga Bank tersebut dianggap mahal.

4.3.15 Hubungan PendapatanTerhadapKemahalan Dalam Membayar Biaya Administrasi Perbankan

Tabel 4.23 dibawah menjelaskan hubungan antara pendapatan responden secara keseluruhan terhadap keputusan responden untuk tetap menabung dan mau


(52)

membayar biaya administrasi perbankan mereka pada tingkat harga tertentu meskipun biaya tersebut meningkat pada waktu yang tidak ditentukan berdasarkan hasil kuesioner yang telah diolah.

Tabel 4.23

Presepsi Nasabah Terhadap Kemahalan Dalam Membayar Biaya Administrasi PerbankanBerdasarkan Tingkat Pendapatan

Pendapatan

Frekuensi Kemahalan

Total Sangat

Mahal

Cukup

Mahal Mahal

Biasa Saja MANDIRI

Rp 500.000 – Rp 1.000.000 0 0 0 1 1

Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 4 3 3 2 12

Rp 5.000.000 – Rp 10. 000.000 0 0 1 6 7

>Rp 10.000.000 0 0 0 0 0

Jumlah 4 3 4 9 20

BCA

Rp 500.000 – Rp 1.000.000 0 0 0 0 0

Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 4 0 4 1 9

Rp 5.000.000 – Rp 10. 000.000 2 1 5 0 8

>Rp 10.000.000 0 2 1 0 3

Jumlah 6 3 10 1 20

MUAMALAT

Rp 500.000 – Rp 1.000.000 0 0 0 0 0

Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 0 3 2 3 8


(53)

>Rp 10.000.000 0 0 0 0 0

Jumlah 4 3 3 4 10

Sumber: data diolah

Tabel 4.23 menjelaskan hubungan antara pendapatan responden terhadap tanggapan masyarakat atau nasabah Bank Mandiri, Bank BCA dan Bank Muamalat mengenai kemahalan biaya administrasi sehingga dapat mempengaruhin kemauan nasabah dalam membayar biaya administrasi mereka, dimana dapat dilihat dengan jelas bahwa mayoritas keseluruhan responden berdasarkan pendapatan dari tiap Bank, memberi tannggapan bahwa biaya administrasi yang diterapkan ketiga Bank tersebut dianggap mahal. Mayoritas pada pendapatan Rp 1.000.000 – Rp 10.000.000 memberikan tanggapan bahwa biaya yang diterapkan Bank dikategorikan Mahal padahal pada dasarnya, nasabah yang memiliki rentang pendapatan demikian adalah yang paling ideal untuk menerima biaya administrasi yang diterapkan Bank.

4.3.16 Hubungan UsiaTerhadap Frekuensi Untuk Tetap Menyukai Bank Meskipun Biaya Administrasi Meningkat

Tabel 4.24 dibawah menjelaskan hubungan antara usia responden secara keseluruhan terhadap keputusan responden untuk tetap menyukai Bank tersebut dan mau membayar biaya administrasi perbankan mereka pada tingkat harga tertentu meskipun biaya tersebut meningkat pada waktu yang tidak ditentukan berdasarkan hasil kuesioner yang telah diolah.


(54)

Tabel 4.24

Presepsi Nasabah Terhadap Alasan Tetap Menyukai Bank Meski Biaya Administrasi Perbankan MeningkatBerdasarkan Tingkat Usia

Usia

Frekuensi Tetap

Menyukai Bank Total

Ya Tidak

MANDIRI

20-29 Tahun 11 0 11

30-39 Tahun 5 0 5

40-49 Tahun 4 0 4

50-59 Tahun 0 0 0

Jumlah 20 0 20

BCA

20-29 Tahun 4 0 4

30-39 Tahun 4 0 4

40-49 Tahun 7 0 7

50-59 Tahun 5 0 5

Jumlah 20 0 20

MUAMALAT

20-29 Tahun 2 1 3

30-39 Tahun 3 0 3

40-49 Tahun 3 0 3

50-59 Tahun 1 0 1

Jumlah 9 10 10


(55)

Tabel 4.24 menjelaskan hubungan antara usia responden terhadap tanggapan masyarakat atau nasabah Bank Mandiri, Bank BCA dan Bank Muamalat yang tetap menyukai Bank tersebut dan tetap mau untuk membayar biaya administrasi mereka, dimana dapat dilihat dengan jelas bahwa mayoritas keseluruhan responden berdasarkan usia dari tiap Bank, hampir keseluruhan dari jumlah responden berdasarkan usia memilih tetap menyukai Bank tersebut meskipun ada peningkatan biaya administrasi. Hanya 1 responden saja dari Bank Muamalat yang memilih untuk tidak lagi memilih untuk suka dalam menabung di Bank Muamalat jika biaya administrasi tersebut ditingkatkan. Mayoritas rentang usia 20-59 tahun memilih tetap menyukai Bank meskipun ada peningkatan biaya administrasi nantinya.

4.3.17 Hubungan PendidikanTerhadap Frekuensi Untuk Tetap Menyukai Bank Meskipun Biaya Administrasi Meningkat

Tabel 4.25 dibawah menjelaskan hubungan antara pendidikan responden secara keseluruhan terhadap keputusan responden untuk tetap menabung dan mau membayar biaya administrasi perbankan mereka pada tingkat harga tertentu meskipun biaya tersebut meningkat pada waktu yang tidak ditentukan berdasarkan hasil kuesioner yang telah diolah.


(56)

Tabel 4.25

Presepsi Nasabah Terhadap Alasan Tetap Menyukai Bank Meski Biaya Administrasi Perbankan MeningkatBerdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan

Tetap Menyukai

Bank Total

Ya Tidak

MANDIRI

Tamat SD 1 0 1

Tamat SMA/SMK 12 0 12

Tamat Akademi (D1-D3) 7 0 7

Tamat Perguruan Tinggi 0 0 0

Jumlah 20 0 20

BCA

Tamat SD 0 0 0

Tamat SMA/SMK 9 0 9

Tamat Akademi (D1-D3) 8 0 8

Tamat Perguruan Tinggi 3 0 3

Jumlah 20 0 20

Sumber: data diolah

Tabel 4.25

Presepsi Nasabah Terhadap Alasan Tetap Menyukai Bank Meski Biaya Administrasi Perbankan MeningkatBerdasarkan Tingkat Pendidikan

(Lanjutan) MUAMALAT

Tamat SD 0 0 0

Tamat SMA/SMK 7 1 8

Tamat Akademi (D1-D3) 2 0 2

Tamat Perguruan Tinggi 0 0 0

Jumlah 9 1 10


(57)

Tabel 4.25 menjelaskan hubungan antara pendidikan responden terhadap tanggapan masyarakat atau nasabah Bank Mandiri, Bank BCA dan Bank Muamalat yang tetap menyukai Bank tersebut dan tetap mau untuk membayar biaya administrasi mereka, hampir keseluruhan dari jumlah responden berdasarkan pendidikan memilih tetap menyukai Bank tersebut. Dapat dilihat bahwa mayoritas rentang pendidikan dari Tamat SMA sampai ke Perguruan Tinggi memilih tetap menyukai Bank meskipun ada peningkatan biaya administrasi nantinya.

4.3.18 Hubungan PendapatanTerhadap Frekuensi Untuk Tetap Menyukai Bank Meskipun Biaya Administrasi Meningkat

Tabel 4.26 dibawah menjelaskan hubungan antara pendapatan responden secara keseluruhan terhadap keputusan responden untuk tetap menabung dan mau membayar biaya administrasi perbankan mereka pada tingkat harga tertentu meskipun biaya tersebut meningkat pada waktu yang tidak ditentukan berdasarkan hasil kuesioner yang telah diolah.

Tabel 4.26

Presepsi Nasabah Terhadap Alasan Tetap Menyukai Bank Meski Biaya Administrasi Perbankan MeningkatBerdasarkan Tingkat Pendapatan

Pendapatan

Tetap Menyukai

Bank Total

Ya Tidak

MANDIRI


(58)

Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 12 0 12

Rp 5.000.000 – Rp 10. 000.000 7 0 7

>Rp 10.000.000 0 0 0

Jumlah 20 0 20

BCA

Rp 500.000 – Rp 1.000.000 0 0 0

Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 9 0 9

Rp 5.000.000 – Rp 10. 000.000 8 0 8

>Rp 10.000.000 3 0 3

Jumlah 20 0 20

MUAMALAT

Rp 500.000 – Rp 1.000.000 0 0 0

Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 7 1 8

Rp 5.000.000 – Rp 10. 000.000 2 0 2

>Rp 10.000.000 0 0 0

Jumlah 9 1 10

Sumber: data diolah.

Tabel 4.26 menjelaskan hubungan antara pendapatan responden terhadap tanggapan masyarakat atau nasabah Bank Mandiri, Bank BCA dan Bank Muamalat yang tetap menyukai Bank tersebut dan tetap mau untuk membayar biaya administrasi mereka, dimana dapat dilihat dengan jelas bahwa hampir keseluruhan dari jumlah responden berdasarkan usia memilih tetap menyukai Bank tersebut meskipun ada peningkatan biaya administrasi. Hanya 1 responden saja dari Bank Muamalat yang memilih untuk tidak lagi memilih untuk suka dalam menabung di Bank Muamalat jika biaya administrasi tersebut ditingkatkan.Dapat dilihat bahwa mayoritas rentang pendapatan dari Rp 1.000.000


(59)

– 10.000.000 memilih untuk tetap menyukai Bank meskipun ada peningkatan biaya administrasi nantinya.

4.4. Tingkat Efisiensi Bank Melalui Biaya Administrasi Perbankan Dilihat

dari Tingkat BOPO

Dendawijiaya (2000) mengungkapkan bahwa, Biaya Operasional Pendapatan Operasional adalah rasio perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasi . Semakin rendah BOPO berarti semakin efisien bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar. BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional) yang merupakan perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional.Semakin besar BOPO maka semakin kecil ROA bank, karena laba yang diperoleh bank kecil.

Tabel 4.27

Biaya Operasional Dan Pendapatan Operasional

Bank

Harga BOPO (%) Tahun 2014

Mandiri 64

BCA 62

Muamalat 85


(60)

Dilihat dari tabel 4.27 dapat disimpulkan bahwa pada Bank Mandiri, dengan rasio BOPO sebesar 64% pada tahun 2014 dikatakan bagus karena dibawah batas normal 70%, dan masih dibawah peer group 65,64%. Rasio ini mencerminkan komitmen manajemen Bank Mandiri untuk tetap mempertahankan efisiensi disaat meningkatnya biaya operasional karena naiknya suku bunga dana ketiga. Begitu juga dengan Bank BCA yang memiliki harga BOPO sebesar 62% yang juga tetap menunjukkan komitmennya dalam menerapkan efisiensi perbankan khususnya pada tahap penerapan biaya administrasi perbankan. Tetapi berbeda dengan Bank Muamalat yang memiliki harga BOPO sebesar 85% ini jelas berada diatas batas normal 70% dan diatas peer group 65,64% yang menunjukkan bahwa biaya administrasi belum begitu dapat memengaruhi efisiensi kinerja perbankan khusunya Bank Muamalat. BOPO memiliki pengaruh terhadap kinerja perbankan karena menunjukkan seberapa besar bank dapat melakukan efisiensi terhadap biaya operasional yang dikeluarkan. Semakin kecil rasio BOPO, berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan yang lebih besar bagi bank untuk mendapatkan keuntungan yang lebih dan menunjukkan bahwa bank tidak berada dalam kondisi bermasalah.


(61)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil survei Willingness to Pay(WTP) dan Ability to Pay (ATP) terhadap Biaya Administrasi Perbankan dan setelah dilakukan analisis data statistikserta pembahasannya, maka dapat disimpulkan bahwa.

1. Masyarakat Kota Medan ternyata memiliki kemampuan dalam membayar biaya administrasi perbankan pada tingkat harga Rp 10.000 – 20.000 tetapi meskipun masyarakat tersebut mampu untuk membayar biaya administrasi tersebut, tidak sedikit yang memilih untuk tidak mau membayar biaya administrasinya pada tingkat harga yang sudah ditentukan. Masyarakat Kota Medan yang pada penelitian ini dibagi atas nasabah Bank Mandiri, Bank BCA dan Bank Muamalat meskipun memiliki tingkat pendapatan yang sudah memadai dan bahkan lebih dari cukup, tetap saja merasa berat untuk membayarkan biaya administrasi tersebut. Hal ini terjadi bukan tidak memiliki alasan yang jelas. Tetapi masyarakat banyak yang memberikan presepsinya bahwa biaya administrasi tersebut belum begitu wajar dan masih memberatkan para nasabah mengingat pelayanan Bank masih ada yang belum memadai.

2. Kemauan masyarakat untuk membayar biaya administrasi perbankan sangat jauh berbeda dengan harga yang sudah diterapkan oleh Bank. Masyarakat mau membayar biaya administrasi tersebut berkisar pada


(62)

rata-rata Rp 3.000 - Rp 10.000. Hal ini dipengaruhi oleh karakteristik ekonomi dan sosial responden. Adapun faktor yang paling berpengaruh terhadap kemauan membayar biaya administrasi perbankan adalah pendapatan responden, pendidikan responden, serta usia responden. Hubungan variable tersebut yaitu semakin tinggi pendapatan responden, semakin tinggi pendidikan, dan semakin besar usia responden maka kemauan membayar biaya administrasi perbankan juga akan semakin besar dan semakin bervariasi.

3. Biaya administrasi ternyata memiliki hubungan terhadap peningkatan dan penurunan nilai BOPO. Seperti yang diketahui pada penelitian ini, bahwa Bank Mandiri dan Bank BCA adalah Bank yang memiliki nilai BOPO cukup ideal dan dibawah batas standar nilai BOPO yaitu sebesar 70%. Sedangkan Bank Muamalat berdasarkan Laporan Keuangan pada tahun 2014 menunjukkan nilai BOPO yang cukup besar dan ini bisa saja dikatakan tidak memiliki efisiensi dalam penggunaan biaya administrasinya. Artinya, Pendapatan Operasional yang masuk ke Bank Muamalat lebih kecil dari Biaya Operasional yang keluar. Ini yang menyebabkan Bank Muamalat masih belum memiliki komitmen untuk melakukan efisiensi.

5.2Saran

1. Untuk mewujudkan masyarakat perbankan yang paham dan tahu mengenai biaya administrasi perbankan. Agar masyarakat tidak kembali apatis dan lebih memerdulikan biaya administrasi perbankan mereka mengingat


(63)

pendapatan yang dimiliki harus disisihkan untuk biaya administrasi tersebut.

2. Untuk dapat mendukung efisiensi sistem perbankan yang inovatif, dari segi fasilitas dan pelayanan Bank yang lebih handal, cepat dan efektif, berbagai pihak juga harus terus menyosialisasikan pentingnya untuk mengetahui perkembangan biaya administrasi perbankan yang diterapkan oleh bank-bank. Sehingga tidak ada lagi yang keberatan merasa tidak mampu dengan adanya biaya administrasi yang diterapkan oleh Bank. 3. Perbankan harus lebih aktif untuk menginovasikan jumlah biaya

administrasi mereka yang lebih ramah bagi masyarakat di Indonesia, karena bukan hanya sangat menguntungkan dari sisi efisiensi namun juga akan memberikan dampak luas terhadap perubahan perilaku dan presepsi masyarakat secara keseluruhan sehingga masyarakat rindu dan suka untuk menabung.


(64)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bank

Dalam pembahasan sahari-hari, Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan seperti, simpanan giro, tabungan dan deposito.Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (credit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu,Bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti, pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah dan pembayaran lainnya.

Sebagai lembaga keuangan yang dipercaya masyarakat, Bank merupakan industri jasa yang sangat penting yang dapat menunjang keseluruhan program pembiayaan, pembangunan baik dalam menghimpun dana maupun sebagai lembaga yang melancarkan arus uang dari dan ke masyarakat.

Untuk lebih jelasnya tentang pengertian Bank, maka penulis akan mengemukakan beberapa defenisi diantaranya menurut Undang-Undang RI tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengam Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Menurut A.Abdurachman dalam Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan dari buku kelembagaan perbankan (1999 : 1) mengemukakan bahwa Bank adalah suatu lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa


(65)

seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaan-perusahaan dan lain lain.

Menurut G.M.Verryn Stuart dalam bukunya Bank Politik (1999 : 1) mengemukakan bahwa Bank adalah suatu badan usaha yang bertujuan untuk memuaskan nasabah, baik dengan alat-alat poembayaran sendiri atau dengan uang yang diperoleh dari orang lain, maupun dengan jalan mengedarkan alat-alat penukaran baru berupa uang giral .

Kemudian, Mishkin (2008) juga mendefinisikan Bank sebagai lembaga keuangan yang menerima simpanan dan membuat pinjaman. Bank merupakan lembaga perantara keuangan dimana rata-rata orang sering berinteraksi.

Kasmir (2008) mendefinisikan Bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito.Kemudian Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, penulis mengambil kesimpulan bahwa Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat.Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok Bank sedangkan memberikan jasa Bank lainnya hanya kegiatan pendukung.

Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya akan diikuti


(66)

dengan pemberian balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat agar lebih tertarik untuk menabung. Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut.

2.2 Fungsi Bank

Bank sebagai sebuah lembaga keuangan tentu memiliki fungsi seperti halnya lembaga- lembaga lain. Menurut Irsyad Lubis (2010:10) Fungsi Bank dalam perekonomian suatu Negara diklasifikasikan sebagai berikut.

2.2.1 Fungsi Bank sebagai Agent of Trust

Artinya bahwa aktivitas Bank sebagai financial intermediary menjalankan fungsinya atas dasar kepercayaan yang diterima oleh Bank dari masyarakat. Kepercayaan masyarakat yang diberikan berupa amanat agar Bank mengelola dan mengamankan dana yang disimpan masyarakat di Bank tersebut. Fungsi Bank sebagai Agent of trust ini tentu tidak terlepas dari prinsip saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Bank diyakini akan mengelola uang atau dana tersebut sedemikian rupa sehingga masyarakat akan memperoleh keuntungan berupa pendapatan bunga dan masyarakat terus merasa yakin bahwa Bank tersebut dalam keadaan sehat dan tidak terancam bangkrut serta mereka akan dapat menarik uang mereka kapan saja atau dalam tempo yang telah ditentukan berakhir.


(67)

2.2.2 Fungsi Bank sebagai Agent of Development

Guna mewujudkan pembagunan dan kesejahteraan dalam perekonomian, Bank dianggap sebagai lembaga yang cukup berperan signifikan. Hal ini dikarenakan aktivitas Bank sebagai financial intermediary dapat mempertemukan sektor rill dan sektor moneter untuk berinteraksi. Sebagian besar peredaran uang dalam perekonomian terjadi melalui institusi perbankan sehingga interaksi sektor rill dan sektor moneter diharapkan berjalan dengan baik demi mendukung proses pembangunan.

Surplus dana yang dihimpun perbankan akan disalurkan kepada pengusaha dan masyarakat lainnya sehingga dana itu diinvestasikan di tengah masyarakat. Investasi ini akan menghasilkan berbagai barang dan jasa yang diperlukan untuk membuka lapangan pekerjaan yang mendatangkan penghasilan. Pertambahan barang dan jasa pada akhirnya akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional. Kegiatan distribusi, konsumsi dan produksi akan meningkat dan lebih merata sehingga kesejahteraan masyarakat dan tingkat hidup akan menjadi lebih baik. Semua ini tidak dapat dipisahkan dari pengeloaan uang yang baik dan pengunaan dana yang besar sehingga Bank sebagai agent of development sangat diperlukan eksistensinya di bidang ini.

2.2.3 Fungsi Bank sebagai Agent of Service

Bank diketahui juga sebagai lembaga yang bergerak di bidang jasa yang lebih beragam, dengan kata lain aktivitas perbankan tidak hanya terbatas dalam hal menghimpun dana dan menyalurkan dana ditengah masyarakat. Sebagian


(1)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ...

... i

DAFTAR ISI... . ... iii

DAFTAR TABEL ... ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... .. 8

1.3 Tujuan Penelitian ... .. 8

1.4 Manfaat Penelitian ... .. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank ... .. 10

2.2 Fungsi Bank ... .. 12

2.3 Sistem Penghimpunan Dana Bank... 14

2.4 Sistem Penyaluran Dana Bank... 18

2.5 Biaya... 19

2.6 Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional... 24

2.7 Konsep Kemamuan Membayar dan Kemauan Membayar... 25

2.8 Penelitian Terdahulu... 28

2.9 Kerangka Konseptual... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2 Lokasi Penelitian ... 32

3.3 Batasan Operasional ... 33

3.4 Definisi Operasional ... 33

3.5 Skala Pengukuran Variabel... 34

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

3.7 Jenis dan Sumber Data... 36

3.8 Metode Pengumpulan Data... 36

3.9 Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum... 40

4.1.1 Kota Medan... ... 40

4.1.2 Jumlah Penduduk Kota Medan... ... 43

4.1.3 Perkembangan Ekonomi Kota Medan... ... 44


(2)

4.2.1 Profil Nasabah... .... 46

4.2.2 Profil Usia Responden ... 46

4.2.3 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 47

4.2.4 Profil Responden Berdasarkan Status... .... 48

4.2.5 Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 48

4.2.6 Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan... ..49

4.3 Analisis Crosstab... ... ..50

4.3.1 Hubungan Tingkat Usia Terhadap Kemampuan Dalam Membayar Biaya Administrasi Perbankan... ..50

4.3.2 Hubungan Tingkat Pendidikan Terhadap KemampuanDalam Membayar Biaya Administrasi .. Perbankan ... ..52

4.3.3 Hubungan Tingkat Pendapatan Terhadap KemampuanDalam Membayar Biaya Administrasi .. Perbankan ... ..53

4.3.4 Hubungan Tingkat Usia Terhadap Kemauan Dalam . Membayar Biaya Administrasi Perbankan ... ..54

4.3.5 Hubungan Tingkat Pendidikan Terhadap Kemauan Dalam Membayar Biaya Administrasi Perbankan... ... ..55

4.3.6 Hubungan Tingkat Pendapatan Terhadap Kemauan Dalam Membayar Biaya Administrasi Perbankan ... 57

4.3.7 Hubungan Usia Terhadap Kewajaran Dalam Membayar Biaya Administrasi Perbankan... 59

4.3.8 Hubungan Pendidikan Terhadap Kewajaran Dalam Membayar Biaya Administrasi Perbankan...60

4.3.9 Hubungan Pendapatan Terhadap Kewajaran Dalam Membayar Biaya Administrasi Perbankan... ... . 61

4.3.10 Hubungan Usia Terhadap Alasan Kemauan Membayar Biaya Administrasi Perbankan ... . 63

4.3.11Hubungan Pendidikan Terhadap Alasan Kemauan Membayar Biaya Administrasi Perbankan... . 64

4.3.12 Hubungan Pendapatan Terhadap Alasan Kemauan Membayar Biaya Administrasi Perbankan ... . 66

4.3.13 Hubungan Usia Terhadap Kemahalan Dalam Membayar Biaya Administrasi Perbankan ... .68

4.3.14 Hubungan PendidikanTerhadap Kemahalan Dalam Membayar Biaya Administrasi Perbankan... . 69

4.3.15 Hubungan PendapatanTerhadap Kemahalan Dalam Membayar Biaya Administrasi Perbankan... . 71

4.3.16 Hubungan Usia Terhadap Frekuensi TetapMenyukai Bank Meskipun BiayaMeningkat... 72

4.3.17 Hubungan Pendidikan Terhadap Frekuensi Tetap Menyukai Bank Meskipun Biaya meningkat... 74 4.3.18 Hubungan Pendapatan Terhadap Frekuensi Menyukai


(3)

Bank Meskipun Biaya

Meningkat...754.4 Tingkat Efisiensi Bank Melalui Biaya Administrasi

Perbankan Dilihat dari Tingkat BOPO... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 79 5.2 Saran ... 80 DAFTAR PUSTAKA ... 82


(4)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Tarif Khusus Biaya Administrasi Bank Mandiri...3

3.1 Teknik Analisis Data...37

4.1 Batas Wilayah Kota Medan...41

4.2 Karakteristik Kota Medan...42

4.3 Penduduk di Kota Medan Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2012...44

4.4 Perbandingan Peranan dan Kontribusi Antar Lapangan Usaha Terhadap PDRB Pada Kondisi Harga Berlaku Tahun 2005-2007...45

4.5 Komposisi Responden Berdasarkan Kelompok Umur...47

4.6 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...47

4.7 Profil Responden Berdasarkan Status...48

4.8 Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan...49

4.9 Presepsi Nasabah Terhadap Kemampuan Membayar Biaya Administrasi Perbankan Berdasarkan Tingkat Usia...50

4.10 Presepsi Nasabah Terhadap Kemampuan Membayar Biaya Administrasi Perbankan Berdasarkan Tingkat Pendidikan..52

4.11 Presepsi Nasabah Terhadap Kemampuan Membayar Biaya Administrasi Perbankan Berdasarkan Tingkat Pendapatan..53

4.12 Presepsi Nasabah Terhadap Kemauan Membayar Biaya Administrasi Perbankan Berdasarkan Tingkat Usia...54

4.13 Presepsi Nasabah Terhadap Kemauan Membayar Biaya Administrasi Perbankan Berdasarkan Tingkat Pendidikan..56

4.14 Presepsi Nasabah Terhadap Kemauan Membayar Biaya Administrasi Perbankan Berdasarkan Tingkat Pendapatan..57

4.15 Presepsi Nasabah Terhadap Kewajaran Membayar Biaya Administrasi Perbankan Berdasarkan Tingkat Usia...59

4.16 Presepsi Nasabah Terhadap Kewajaran Membayar Biaya Administrasi Perbankan Berdasarkan Tingkat Pendidikan..61

4.17 Presepsi Nasabah Terhadap Kewajaran Membayar Biaya Administrasi Perbankan Berdasarkan Tingkat Pendapatan..62

4.18 Presepsi Nasabah Terhadap Alasan Mau Membayar Biaya Administrasi Perbankan Berdasarkan Tingkat Usia...63

4.19 Presepsi Nasabah Terhadap Alasan Mau Membayar Biaya Administrasi Perbankan Berdasarkan Tingkat Pendidikan..65

4.20 Presepsi Nasabah Terhadap Alasan Mau Membayar Biaya Administrasi Perbankan Berdasarkan Tingkat Pendapatan..66

4.21 Presepsi Nasabah Terhadap Kemahalan Membayar Biaya Administrasi Perbankan Berdasarkan Tingkat Usia...68

4.22 Presepsi Nasabah Terhadap Kemahalan Membayar Biaya Administrasi Perbankan Berdasarkan Tingkat Pendidikan..70


(5)

4.23 Presepsi Nasabah Terhadap Kemahalan Membayar Biaya Administrasi Perbankan Berdasarkan Tingkat Pendapatan… 71 4.24 Presepsi Nasabah Terhadap Alasan Menyukai Bank

Berdasarkan Tingkat Usia... 73 4.25 Presepsi Nasabah Terhadap Alasan Menyukai Bank

Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 74 4.26 Presepsi Nasabah Terhadap Alasan Menyukai Bank

Berdasarkan Tingkat Pendapatan... 76 4.27 Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional... 77


(6)

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 31 4.1 Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 49