Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Konsumen Terhadap Jumlah Konsumsi Beras (Studi Kasus : Kecamatan Medan Denai)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris dan maritim yang mempunyai kekayaan
sumber daya alam sangat potensial, sudah sewajarnya harus mencukupi kebutuhan
pangan bagi penduduknya, karena pangan dapat mempengaruhi kehidupan
bermasyarakat, bernegara, berbangsa baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial,
budaya, dan pertahanan maupun keamanan.
Menurut Nababan (2006), pangan itu sendiri adalah segala sesuatu yang berasal
dari tanaman, ternak dan ikan yang memenuhi kebutuhan karbohidrat, lemak,
protein, dan mineral yang bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatan.
Pangan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang cukup mendasar, dianggap
strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat emosional bahkan politis.
Terpenuhinya kebutuhan pangan secara kuantitas dan kualitas merupakan hal
yang sangat penting bagi landasan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
dalam jangka panjang (Amang, 1993).
Menurut AAK (2006), padi adalah salah satu komoditas pangan yang terpenting
dalam kehidupan penduduk Indonesia, selain itu padi juga memegang peranan
penting dalam kehidupan bangsa Indonesia yang mana juga diharapkan dapat
menjadi salah saatu komoditas andalan penyumbang devisa negara dari sektor
nonmigas.

Beras adalah bagian butir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam, Sekam
secara anatomi disebut palea (bagian yang ditutupi) dan lemma (bagian yang

Universitas Sumatera Utara

menutupi). Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah digiling
sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya. Bagian isi inilah yang
berwarna putih, kemerahan, ungu atau bahkan hitam, yang disebut beras.
Beras adalah hasil olahan dari produk yang disebut padi (Oryza sativa), sejak
kapan mulai dijadikan bahan makanan oleh manusia tidak ada dokumen tertulis
yang menyebutkannya. Tetapi yang pasti manusia telah memanfaatkannya sejak
ribuan tahun yang lalu (Khumaidi, 1997).
Rata-rata Pengeluaran Perkapita Sebulan Untuk

Makanan

Menurut Jenis

Pengeluaran di Daerah Perkotaan/Perdesaan (rupiah), 2014 dapat dilihat pada
Tabel 1.1


Tabel 1.1 Pengeluaran Rata-Rata Perkapita Sebulan Menurut Jenis
Pengeluaran Daerah Perkotaan/Perdesaan Tahun 2014.
Perkotaan+
Jenis Pengeluaran
Perkotaan Perdesaan
Perdesaan
Makanan
(Rp)
(Rp)
(Rp)
Padi-padian
62 399
90 908
76 866
Umbi-umbian
3 065
3 526
3 299
Ikan

58 492
49 371
53 864
Daging
15 435
10 030
12 692
Telur, Susu
30 914
18 077
24 400
Sayur-sayuran
33 402
33 902
33 656
Kacang-kacangan
7 054
5 644
6 338
Buah-buahan

19 982
13 881
16 886
Minyak dan Lemak
17 499
17 786
17 645
Bahan Minuman
12 945
13 594
13 274
Bumbu-Bumbuan
5 527
5 977
5 756
Konsumsi Lainnya
5 220
4 994
5 106
Makanan dan Minuman yang sudah

86 293
55 084
70 455
Jadi
Tembakau, Sirih
58 091
59 282
58 695
Jumlah (Rp)
416 319
382 056
398 932
Sumber: Badan Pusat Statistika Sumatera Utara, 2015.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.1 mengindikasikan bahwa padi-padian menempati posisi kedua setelah
makanan dan minuman yang sudah jadi, rata-rata pengeluaran per kapita untuk
padi-padian di desa lebih besar dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran di kota.
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dikatakan bahwa terjadi perubahan Jumlah konsumsi

beras baik wilayah perkotaan maupun wilayah perdesaan.
Faktor utama yang mempengaruhi tingginya konsumsi beras di Indonesia adalah
jumlah penduduk yang sangat besar, yaitu sekitar 250 juta orang, ditambah lagi
dengan semakin meluasnya wilayah yang penduduknya mengkonsumsi beras
sebagai makanan utama. Pada awalnya, kultur konsumsi beras hanya pada
sebagaian penduduk Sumatera, Jawa, Bali, Kalimatan, dan Sulawesi. Sementara
masyarakat Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua berkultur makan umbi umbian,
sagu, dan sukun. namun sejak revolusi hijun 1970-an, kultur konsumsi beras
masuk sampai pedalaman Papua.
Peningkatan jumlah penduduk dan perbaikan kesejahteraan masyarakat Indonesia
mendorong laju kebutuhan konsumsi pangan. Kecukupan penyediaan pangan
sangat penting artinya dalam rangka mempertinggi taraf hidup, kecerdasan dan
kesejahteraan rakyat. Prioritas peningkatan pangan melalui produksi sendiri
merupakan prioritas pembangunan utama. Masalah pangan tidak menjadi sebuah
permasalahan jika dalam penyediaannya mampu mencukupi konsumsi penduduk.
Dalam hal ini pangan selalu tersedia dan tersebar merata di seluruh wilayah
pemukiman penduduk, serta semua penduduk mampu membeli pangan yang
dibutuhkan (Sumodiningrat, 2001).

Universitas Sumatera Utara


Selain itu, tingginya konsumsi beras di Indonesia juga dikarenakan adanya budaya
makan rakyat Indonesia yang merasa “belum makan jika belum mengonsumsi
nasi”, meskipun kebutuhan karbohidratnya sudah dipenuhi dari makanan lain,
sehingga kebutuhan konsumen akan beras berbeda antara konsumen satu dengan
lainnya.
Peningkatan pendapatan masyarakat mengakibatkan peningkatan tuntutan
terhadap kualitas. Masalah kualitas menjadi salah satu kriteria penting konsumen
dalam memilih beras yang akan dikonsumsinya. Konsumen beras saat ini semakin
mementingkan mutu dan melihat beras tidak hanya sebagai komoditas melainkan
sebagai suatu produk dengan kriteria tertentu.
Latar belakang pendapatan pun berpengaruh terhadap pilihan beras. Dengan
demikian penulis tertarik untuk menganalisis “Pengaruh Karakteristik Sosial
Ekonomi Konsumen Beras Terhadap Jumlah konsumsi Beras”.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah:
1.

Bagaimana karaktreristik sosial ekonomi konsumen beras di Kecamatan
Medan Denai ?


2.

Bagaimana pengaruh karakteristik sosial ekonomi konsumen beras terhadap
Jumlah konsumsi beras di Kecamatan Medan Denai ?

3.

Bagaimana konsumsi beras berdasarkan tingkat pendapatan dengan Atribut
Beras di Kecamatan Denai ?

Universitas Sumatera Utara

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis karakteristik sosial ekonomi konsumen beras di
Kecamatan Medan Denai.
2.

Untuk menganalisis pengaruh karakteristik sosial ekonomi konsumen beras

terdahap Jumlah konsumsi beras di Kecamatan Medan Denai.

3.

Untuk menganalisis konsumsi beras berdasarkan tingkat pendapatan dengan
Atribut Beras di Kecamatan Medan Denai.

1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat kepada:
1.

Produsen dan pengusaha beras, sebagai bahan masukan dan pertimbangan
untuk memilih jenis dan kualitas beras yang akan diproduksi/dipasarkan.

2.

Pemerintah, sebagai masukan dan pertimbangan dalam pengambilan
kebijakan masalah komoditi beras.

3.


Peneliti lain, sebagai sumber informasi untuk mengadakan penelitian lebih
lanjut tentang komoditas beras.

Universitas Sumatera Utara