Skrining Fitokimia dan Uji aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Serta Fraksi Dari Daun Sijukkot (Lactuca indica L.)
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan
51
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2.Gambar tumbuhan dan daun sijukkot
Tumbuhan sijukkot
Daun sijukkot
52
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Gambarsimplisia dan serbuk simplisia daun sijukkot
Simplisia daun sijukkot
Serbuk simplisia daun sijukkot
53
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Bagan kerja penelitian
Daun sijukkot
Dicuci di air mengalir
Ditiriskan
Ditimbang berat basahnya
Dikeringkan
Ditimbang berat keringnya
Simplisia
Dihaluskan dengan blender
Disimpan
Serbuk simplisia
Karakterisasi meliput i:
• Makroskopik
• Penetapan kadar air
• Penetapan kadar sari
yang larut air
• Penetapan kadar sari
yang larut etanol
• Penetapan kadar abu
total
Skrining fitokimia
meliputi golongan
senyawa:
• Alkaloid
• Glikosida
• Antrakuinon
• Flavonoid
• Steroid
• Saponin
• Tanin
Pembuatan ekstrak
Dimaserasi
dengan
etanol 80%
Ekstrak etanol
Difraksinasi
Fraksi
n-heksana
Fraksi
etilasetat
Uji aktivitas
antibakteri
54
Universitas Sumatera Utara
55
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Bagan pembuatan ekstrak etanol daun sijukkot (Lactuca indica L.)
500 g serbuk simplisia
Dimasukkan ke dalam bejana
Dimasukkan etanol 80% sampai
simplisia terendam sempurna
Dibiarkan selama 5 hari terlindung
dari cahaya, sambil sesekali diaduk
Disaring
Ampas
Maserat
Ditambahkan
dengan etanol
80 %
Dibiarkan
selama 2 hari
Disaring
Ampas
Maserat
Diuapkan dengan penguap vakum putar
Ekstrak kental
(78,85 g)
56
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Bagan pembuatan fraksi n-heksana, fraksi etilasetat dan fraksi air
daun Sijukkot
Ekstrak etanol daun sijukkot
Ditambahkan dengan etanol dan
akuades
Dimasukkan dalam corong pisah
Diekstraksi dengan n-heksana
Dikocok dan didiamkan sampai
terbentuk
dua
lapisan
dan
dipisahkan
Fraksi n-heksana
Fraksi air
Ditambahkan dengan etilasetat
Dikumpulkan
Dikocok dan didiamkan
sampai terbentuk dua
lapisan dan dipisahkan
Dipekatkan dengan
penguap vakum
putar
Fraksi n-heksana
pekat (3,46 g)
Fraksi air
Fraksi etilasetat
Dikumpulkan
Dikumpulkan
Dipekatkan di atas
Dipekatkan dengan
penangas air
penguap vakum putar
Fraksi air
kental (22,40 g)
Fraksi etilasetat
kental (1,60 g)
57
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Perhitungan Karakterisasi Simplisia Daun Sijukkot
1. Penetapan kadar air
=
Kadar air
a.
volume II-volume I
berat sampel
Berat sampel
= 5,0064 g
Volume I
= 2,0 ml
Volume II
= 2,2 ml
Kadar air
=
b. Berat sampel
2,2-2,0
5,0064
x 100%= 3,9948%
= 5,0025 g
Volume I
= 2,2 ml
Volume II
= 2,6 ml
Kadar air
=
Berat sampel
= 5,0045 g
Volume I
= 2,6 ml
Volume II
= 2,9 ml
Kadar air
=
Kadar air rata-rata
=
c.
� 100 %
2,6-2,2
5,0025
2,9-2,6
5,0045
x 100% = 7,9960%
x 100% = 5,9946%
(3,9948+7,9960+5,9946)%
3
= 5,9951%
58
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (lanjutan)
2. Perhitungan penetapan kadar sari larut dalam air
Kadar sari=
Berat sari
100
x
×100%
Berat Sampel
20
a. Berat sampel = 5,0024 g
Berat sari
= 0,1623 g
Kadar sari
=
0,1623
5,0024
x
100
20
x 100% = 16,2222%
b. Berat sampel = 5,0026 g
Berat sari
= 0,1486 g
Kadar sari
=
0,1486
5,0026
x
100
20
x 100% = 14,8230%
c. Berat sampel = 5,0034 g
Berat sari
= 0,1602 g
Kadar sari
=
Kadar sari rata-rata
=
0,1602
5,0034
x
100
20
x 100% = 16,0091%
16,2222+14,8230+16,0091%
3
= 15,6847%
59
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (lanjutan)
3. Perhitungan penetapan kadar sari larut dalam etanol
Kadar sari=
Berat sari
100
x
×100%
Berat Sampel
20
a. Berat sampel = 5,0018 g
Berat sari
= 0,1603 g
Kadar sari
=
0,1603
5,0018
x
100
x 100% = 16,0242%
20
b. Berat sampel = 5,0620 g
Berat sari
= 0,1656 g
Kadar sari
=
0,1656
5,0620
x
100
x 100% = 16,3572%
20
c. Berat sampel = 5,0037 g
Berat sari
= 0,1625 g
Kadar sari
=
Kadar sari rata-rata
=
0,1625
5,0037
x
100
20
x 100% = 16,2380%
(16,0242+16,3572+16,2380)%
3
= 16,2064%
60
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (lanjutan)
4. Perhitungan penetapan kadar abu total simplisia
Kadar abu total=
Berat Abu
×100%
Berat Sampel
a. Berat sampel = 2,0549 g
Berat abu
= 0,2741 g
Kadar abu
= 2,0549
0,2741
x 100 % = 13,3388 %
b. Berat sampel = 2,0463 g
Berat abu
= 0,2695 g
Kadar abu
=
0,2695
2,0463
x 100% = 13,1701%
c. Berat sampel = 2,0340 g
Berat abu
= 0,2819 g
Kadar abu
=
0,2819
2,0340
Kadar abu total rata-rata =
x 100% = 13,8559%
(13,3388+13,1701+13,8559)%
3
= 13,4549%
61
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
5. Perhitungan penetapan kadar abu tidak larut dalam asam
Kadar abu yang tidak larut dalam asam =
Sampel I
Sampel II
Sampel III
Berat Abu
Berat Sampel
x 100%
Berat sampel = 2,0549 g
Berat abu
= 0,0119 g
Kadar abu
=
0,0021
2,0549
x 100% = 0,58 %
Berat sampel = 2,0463 g
Berat abu
= 0,0108 g
Kadar abu
=
0,0030
2,0463
x 100% = 0,53%
Berat sampel = 2,0340 g
Berat abu
= 0,0134 g
Kadar abu
=
0,0028
2,0340
x 100% = 0,66%
Kadar abu tidak larut dalam asam rata-rata =
0,58%+0,53%+0,66%
3
= 0,59%
62
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Bagan pengujian aktivitas antibakteri
Biakan murni bakteri
Diambil dengan jarum ose steril
Ditanam pada media nutrient agar miring
Diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam
Stok kultur bakteri
Disuspensikan dalam 10 ml media nutrient
broth steril
Dibandingkan kekeruhan suspense bakteri
dengan Mc Farland Standard
Inokulum bakteri
Dimasukkan 0,1 ml inokulum ke dalam
cawan petri
Ditambahkan 15 ml media Nutrient Agar ke
dalam cawan petri
Dihomogenkan dan biarkan hingga memadat
Media padat
Diletakkan pencadang kertas yang telah di tetes
larutan uji ekstrak/ fraksi dengan berbagai
konsentrasi dan pelarut DMSO sebagai blanko
Diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
Diukur diameter daerah hambatan di sekitar
pencadang kertas dengan menggunakan jangka
sorong
Hasil
63
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Data hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol
1. Data hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol terhadap Escherichia colidan
Lactobacillus acidophillus
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Konsentrasi
(mg/mL)
500
400
300
200
100
75
25
20
15
10
Blanko
Keterangan: D
*
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
D1
11,5
11,0
10,5
9,8
8,3
8,0
7,5
7,0
-
Escherichia coli
D2
D3
12,0
11,7
11,2
11,3
10,7
10,6
9,4
9,6
8,6
8,1
8,3
7,9
7,9
7,6
7,4
7,3
-
D*
11,73
11,33
10,60
9,60
8,33
8,06
7,66
7,23
-
Lactobacillus acidophillus
D1
D2
D3
D*
12,7
13,0
13,2 12,96
11,8
11,0
12,5 11,76
11,5
10,8
11,6 11,30
11,4
10,5
11,5 11,13
9,0
9,0
9,3
9,10
8,9
8,7
8,9
8,83
7,7
7,2
8,5
7,80
6,8
6,6
7,0
6,80
-
: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: Rata-rata
: Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: DMSO
2. Data hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol terhadap Pseudomonas areginosa dan
Staphylococcus aureus
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Konsentrasi
(mg/mL)
500
400
300
200
100
75
25
20
15
10
Blanko
Keterangan: D
*
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
Pseudomonas areginosa
D1
D2
D3
D*
14,2
14,2
14,5 14,30
12,8
13,5
13,7 13,33
11,6
12,2
12,0 11,93
11,3
11,9
11,2 11,46
6,1
7,4
6,9
6,8
-
Staphylococcus aureus
D1
D2
D3
D*
11,3
10,2
11,2
10,9
11,3
10,0
11,1
10,8
10,8
9,9
10,8
10,5
9,6
8,5
9,2
9,1
9,1
8,2
8,5
8,6
8,3
7,5
7,9
7,9
7,2
6,2
6,7
6,7
-
: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: Rata-rata
: Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: DMSO
64
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (lanjutan)
3. Data hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol terhadap Streptococcus mutans dan
Vibrio cholerae
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Konsentrasi
(mg/mL)
500
400
300
200
100
75
25
20
15
10
Blanko
Keterangan: D
*
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
Streptococcus mutans
D1
D2
D3
D*
12,8
12,3
12,4 12,50
10,5
10,1
10,9 10,50
10,1
9,7
10,2 10,00
8,5
8,1
8,3
8,30
-
D1
14,2
13,5
12,3
11,1
9,7
9,7
-
Vibrio cholerae
D2
D3
14,1
13,9
13,9
13,9
12,7
12,8
11,6
11,8
9,9
10,1
9,8
9,9
-
D*
14,06
13,76
12,60
11,50
9,90
9,80
-
: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: Rata-rata
: Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: DMSO
65
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. Data hasil uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksana
1. Data hasil uji aktivitas antibakteri n-heksana terhadap Escherichia colidan
Lactobacillus acidophillus
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Konsentrasi
(mg/mL)
500
400
300
200
100
75
25
20
15
10
Blanko
Keterangan: D
*
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
D1
11,4
10,9
10,8
10,3
9,8
9,4
8,8
7,0
-
Escherichia coli
D2
D3
11,4
11,5
10,8
11,1
10,7
11,1
10,6
10,9
10,0
10,1
9,4
9,8
8,8
8,9
7,4
7,9
-
D*
11,46
10,93
10,86
10,60
9,96
9,53
8,83
7,43
-
Lactobacillus acidophillus
D1
D2
D3
D*
11,2
11,3
10,2 10,90
10,6
10,6
10,3 10,50
10,5
10,6
10,1 10,40
10,4
10,5
10,0 10,23
10,2
10,1
10,0 10,10
9,5
10,2
9,5
9,73
9,8
9,6
9,4
9,60
8,5
8,4
8,0
8,30
7,3
7,3
7,0
7,20
-
: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: Rata-rata
: Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: DMSO
2. Data hasil uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksana terhadap Pseudomonas areginosa
dan Staphylococcus aureus
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Konsentrasi
(mg/mL)
500
400
300
200
100
75
25
20
15
10
Blanko
Keterangan: D
*
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
Pseudomonas areginosa
D1
D2
D3
D*
11,8
12,5
11,9 12,06
10,7
11,6
10,7 11,00
10,3
10,7
10,2 10,40
10,2
10,7
10,1 10,33
9,8
10,1
9,5
9,80
8,2
9,4
7,9
8,50
8,0
8,8
7,5
8,10
-
Staphylococcus aureus
D1
D2
D3
D*
11,7
11,3
11,8 11,60
11,5
11,3
11,7 11,50
11,1
11,1
11,4 11,20
11,1
10,9
11,3 11,10
8,2
7,5
8,6
8,10
-
: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: Rata-rata
: Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: DMSO
66
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (lanjutan)
3. Data hasil uji aktivitas antibakteri n-heksana terhadap Streptococcus mutans dan
Vibrio cholerae
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Konsentrasi
(mg/mL)
500
400
300
200
100
75
25
20
15
10
Blanko
Keterangan: D
*
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
Streptococcus mutans
D1
D2
D3
D*
13,2
13,2
12,9 13,10
10,2
10,6
10,1 10,30
10,1
10,2
9,7
10,00
9,1
9,1
9,4
9,20
-
D1
11,2
10,5
10,2
10,0
9,9
9,9
9,8
8,2
-
Vibrio cholerae
D2
D3
11,0
10,4
10,3
10,1
10,0
9,7
9,9
9,6
9,8
9,5
9,6
9,5
9,5
9,4
8,1
8,0
-
D*
10,86
10,30
9,96
9,83
9,73
9,66
9,60
8,10
-
: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: Rata-rata
: Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: DMSO
67
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. Data hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etilasetat
1. Data hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etilasetat terhadap Escherichia colidan
Lactobacillus acidophillus
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Konsentrasi
(mg/mL)
500
400
300
200
100
75
25
20
15
10
Blanko
Keterangan: D
*
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
D1
24,2
22,8
21,8
16,7
14,4
13,9
12,2
10,0
6,9
-
Escherichia coli
D2
D3
24,5
24,5
23,7
24,0
22,9
22,5
17,8
20,1
14,5
16,4
14,2
14,2
12,4
12,9
9,0
10,2
6,7
8,3
-
D*
24,40
23,50
22,40
18,20
15,10
14,10
12,50
9,73
7,30
-
Lactobacillus acidophillus
D1
D2
D3
D*
26,4
25,8
26,1 26,10
21,3
21,2
21,1 21,20
21,3
21,1
20,9 21,10
20,2
20,1
17,9 19,40
16,7
16,2
16,6 16,50
9,9
9,6
9,3
9,60
-
: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: Rata-rata
: Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: DMSO
2. Data hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etilasetat terhadap Pseudomonas areginosa dan
Staphylococcus aureus
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
12.
Konsentrasi
(mg/mL)
500
400
300
200
100
75
25
20
15
10
Blanko
Keterangan: D
*
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
Pseudomonas areginosa
D1
D2
D3
D*
22,2
20,7
21,0 21,30
20,1
18,7
19,2 19,33
19,8
18,6
18,9 19,10
18,5
18,2
18,5 18,40
18,1
17,0
17,7 17,60
17,6
16,7
17,3 17,20
11,8
10,8
11,3 11,30
9,3
8,7
8,5
8,83
7,7
7,1
6,6
7,13
-
Staphylococcus aureus
D1
D2
D3
D*
20,3
19,9
20,1 20,10
19,2
18,9
19,2 19,10
18,8
18,0
18,7 18,50
17,8
17,1
17,6 17,50
17,2
16,7
16,8 16,90
16,1
15,2
15,5 15,60
11,1
10,8
11,4 11,10
8,7
8,6
8,6
8,63
-
: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: Rata-rata
: Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: DMSO
68
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. (Lanjutan)
3. Data hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etilasetat terhadap Streptococcus mutans dan
Vibrio cholerae
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Konsentrasi
(mg/mL)
500
400
300
200
100
75
25
20
15
10
Blanko
Keterangan: D
*
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
Streptococcus mutans
D1
D2
D3
D*
20,1
20,2
20,6 20,30
19,5
19,1
18,7 19,10
17,6
17,2
17,1 17,30
16,3
16,0
16,1 16,13
14,5
14,2
14,2 14,30
13,8
13,9
14,1 13,93
11,3
11,3
10,0 11,20
8,4
8,7
8,6
8,56
7,9
7,7
7,5
7,70
-
D1
22,6
21,2
21,1
20,3
19,4
18,2
9,2
-
Vibrio cholerae
D2
D3
22,2
22,7
21,2
21,5
21,0
21,2
20,0
20,0
19,2
18,7
17,5
15,6
8,2
7,8
-
D*
22,50
21,30
21,10
20,10
19,10
17,10
8,40
-
: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: Rata-rata
: Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: DMSO
69
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. Data hasil uji aktivitas antibakteri fraksi air
1. Data hasil uji aktivitas antibakteri fraksi air terhadap Escherichia colidan
Lactobacillus acidophillus
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Konsentrasi
(mg/mL)
500
400
300
200
175
150
125
100
75
25
Blanko
Keterangan: D
*
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
D1
12,7
12,6
7,6
6,1
-
Escherichia coli
D2
D3
12,4
12,4
12,2
11,6
7,4
7,2
6,1
6,1
-
D*
12,50
12,20
7,40
6,10
-
Lactobacillus acidophillus
D1
D2
D3
D*
14,1
13,7
13,3 13,70
11,6
11,2
11,4 11,40
11,5
11,1
11,2 11,26
8,2
7,5
7,7
7,80
7,5
7,3
7,4
7,40
-
: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: Rata-rata
: Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: DMSO
2. Data hasil uji aktivitas antibakteri fraksi air terhadap Pseudomonas areginosa dan
Staphylococcus aureus
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Konsentrasi
(mg/mL)
500
400
300
200
175
150
125
100
75
25
Blanko
Keterangan: D
*
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
Pseudomonas areginosa
D1
D2
D3
D*
13,1
13,6
14,2 13,63
11,0
11,4
12,4 11,60
10,4
10,6
11,1 10,70
10,2
10,6
10,7 10,50
-
Staphylococcus aureus
D1
D2
D3
D*
13,8
14,0
13,6 13,80
12,7
13,1
12,3 12,70
9,5
9,9
9,7
9,70
9,4
9,2
9,6
9,40
-
: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: Rata-rata
: Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: DMSO
70
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. (Lanjutan)
3. Data hasil uji aktivitas antibakteri fraksi air terhadap Streptococcus mutans dan
Vibrio cholerae
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Konsentrasi
(mg/mL)
500
400
300
200
175
150
125
100
75
25
Blanko
Keterangan: D
*
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
Streptococcus mutans
D1
D2
D3
D*
10,1
9,7
10,2 10,00
9,0
8,6
9,1
8,90
8,7
7,8
8,4
8,30
6,1
6,1
6,1
6,10
-
D1
11,2
9,3
7,5
6,3
-
Vibrio cholerae
D2
D3
11,4
10,7
10,2
9,9
8,3
7,6
7,3
7,1
-
D*
11,10
9,80
7,80
6,90
-
: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: Rata-rata
: Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: DMSO
71
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. Gambar pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun
sijukkot
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sijukkot terhadap
Escherichia coli
E
A
E
B
F
D
C
G
H
I
K
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J konsentrasi berturut-turut 500, 400,
300, 200, 100, 75, 25, 20, 15, dan 10 mg/ml
K = blanko
72
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. (lanjutan)
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sijukkot terhadap
Lactobacillus acidophillus
A
E
B
F
D
G
C
I
H
I
K
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J konsentrasi berturut-turut 500, 400,
300, 200, 100, 75, 25, 20, 15, dan 10 mg/ml
K = blanko
73
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. (lanjutan)
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sijukkot terhadap
Pseudomonas aeroginosa
A
E
D
F
K
B
G
C
Keterangan : A, B, C, D, E, F dan G konsentrasi berturut-turut 500, 400, 300,
200, 100, 75 dan 25 mg/ml
K = blanko
74
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. (lanjutan)
2. Gambar pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sijukkot terhadap
Staphylococcus aureus
A
E
D
B
G
F
C
H
K
I
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J konsentrasi berturut-turut 500, 400,
300, 200, 100, 75, 25, 20, 15, dan 10 mg/ml
K = blanko
75
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. (lanjutan)
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sijukkot terhadap
Streptococcus mutans
A
E
K
B
F
D
C
G
Keterangan : A, B, C, D, E, F dan G konsentrasi berturut-turut 500, 400, 300,
200, 100, 75 dan 25 mg/ml
K= blanko
76
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. (lanjutan)
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sijukkot terhadap
Vibrio cholerae
A
E
K
B
D
F
G
C
Keterangan : A, B, C, D, E, F dan G konsentrasi berturut-turut 500, 400, 300,
200, 100, 75 dan 25 mg/ml
K = blanko
77
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi n-heksana daun
sijukkot
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi n-heksana daun sijukkot
terhadap Escherichia coli
A
E
D
F
B
G
C
H
I
K
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J konsentrasi berturut-turut 500, 400,
300, 200, 100, 75, 25, 20, 15, dan 10 mg/ml
K = blanko
78
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. (lanjutan)
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi n-heksana daun sijukkot terhadap
Lactobacillus acidophillus
A
E
K
B
F
D
G
C
H
I
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J konsentrasi berturut-turut 500, 400,
300, 200, 100, 75, 25, 20, 15, dan 10 mg/ml
K = blanko
79
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. (lanjutan)
2. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi n-heksana daun sijukkot terhadap
Pseudomonas aeroginosa
A
E
F
B
D
G
C
H
I
K
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J konsentrasi berturut-turut 500, 400,
300, 200, 100, 75, 25, 20, 15, dan 10 mg/ml
K = blanko
80
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. (lanjutan)
3. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi n-heksana daun sijukkot terhadap
Staphylococcus aureus
A
D
E
B
K
C
F
G
Keterangan : A, B, C, D, E, F dan G konsentrasi berturut-turut 500, 400, 300,
200, 100, 75 dan 25 mg/ml
K = blanko
81
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. (lanjutan)
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi n-heksana daun sijukkot
terhadap Streptococcus mutans
A
E
B
F
D
K
C
G
Keterangan : A, B, C, D, E, F dan G konsentrasi berturut-turut 500, 400, 300,
200, 100, 75 dan 25 mg/ml
K = blanko
82
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. (lanjutan)
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi n-heksana daun sijukkot
terhadap Vibrio cholera
A
E
B
F
D
G
C
H
I
K
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J konsentrasi berturut-turut 500, 400,
300, 200, 100, 75, 25, 20, 15, dan 10 mg/ml
K = blanko
83
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi etilasetat daun
sijukkot
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi etilasetat daun sijukkot terhadap
Escherichia coli
A
E
D
B
F
C
G
H
I
K
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J konsentrasi berturut-turut 500, 400,
300, 200, 100, 75, 25, 20, 15, dan 10 mg/ml
K = blanko
84
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15. (lanjutan)
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi etilasetat daun sijukkot terhadap
Lactobacilus acidophillus
A
E
B
F
D
C
G
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J konsentrasi berturut-turut 500, 400,
300, 200, 100, 75, 25, 20, 15, dan 10 mg/ml
K = blanko
85
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15. (lanjutan)
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi etilasetat daun sijukkot terhadap
Pseudomonas aeroginosa
A
E
B
D
F
G
C
H
I
K
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J konsentrasi berturut-turut 500, 400,
300, 200, 100, 75, 25, 20, 15, dan 10 mg/ml
K = blanko
86
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15. (lanjutan)
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi etilasetat daun sijukkot terhadap
Staphylococcus aureus
A
B
E
G
D
F
C
H
I
K
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J konsentrasi berturut-turut 500, 400,
300, 200, 100, 75, 25, 20, 15, dan 10 mg/ml
K = blanko
87
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15. (lanjutan)
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi etilasetat daun sijukkot terhadap
Streptococcus mutans
A
E
B
F
D
C
G
H
I
K
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J konsentrasi berturut-turut 500, 400,
300, 200, 100, 75, 25, 20, 15, dan 10 mg/ml
K = blanko
88
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15. (lanjutan)
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi etilasetat daun sijukkot terhadap
Vibrio cholera
A
E
B
F
D
G
C
H
K
I
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J konsentrasi berturut-turut 500, 400,
300, 200, 100, 75, 25, 20, 15, dan 10 mg/ml
K = blanko
89
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16. (lanjutan)
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi air daun sijukkot terhadap
Lactobacillus acidophilus
A
E
B
F
D
C
G
H
I
K
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I. J konsentrasi berturut-turut 500, 400, 300,
200, 175, 150, 125, 100, 75 dan 25 mg/ml
K = blanko
90
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16. (lanjutan)
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi airdaun sijukkot terhadap
Pseudomonas aeruginosa
E
A
B
F
D
G
C
H
K
I
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I. J konsentrasi berturut-turut 500, 400, 300,
200, 175, 150, 125, 100, 75 dan 25 mg/ml
K = blanko
91
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16. (lanjutan)
2. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi airdaun sijukkot terhadap
Staphylococcus aureus
A
B
E
F
D
G
C
H
K
I
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I. J konsentrasi berturut-turut 500, 400, 300,
200, 175, 150, 125, 100, 75 dan 25 mg/ml
K = blanko
92
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16. (lanjutan)
3. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi airdaun sijukkot terhadap Streptococcus
mutans
E
A
B
D
F
G
C
H
I
K
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I. J konsentrasi berturut-turut 500, 400, 300,
200, 175, 150, 125, 100, 75 dan 25 mg/ml
K = blanko
93
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16. (lanjutan)
4. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi airdaun sijukkot terhadap Vibrio
cholera
E
A
B
F
D
G
C
H
K
I
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I. J konsentrasi berturut-turut 500, 400, 300,
200, 175, 150, 125, 100, 75 dan 25 mg/ml
K = blanko
94
Universitas Sumatera Utara
51
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2.Gambar tumbuhan dan daun sijukkot
Tumbuhan sijukkot
Daun sijukkot
52
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Gambarsimplisia dan serbuk simplisia daun sijukkot
Simplisia daun sijukkot
Serbuk simplisia daun sijukkot
53
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Bagan kerja penelitian
Daun sijukkot
Dicuci di air mengalir
Ditiriskan
Ditimbang berat basahnya
Dikeringkan
Ditimbang berat keringnya
Simplisia
Dihaluskan dengan blender
Disimpan
Serbuk simplisia
Karakterisasi meliput i:
• Makroskopik
• Penetapan kadar air
• Penetapan kadar sari
yang larut air
• Penetapan kadar sari
yang larut etanol
• Penetapan kadar abu
total
Skrining fitokimia
meliputi golongan
senyawa:
• Alkaloid
• Glikosida
• Antrakuinon
• Flavonoid
• Steroid
• Saponin
• Tanin
Pembuatan ekstrak
Dimaserasi
dengan
etanol 80%
Ekstrak etanol
Difraksinasi
Fraksi
n-heksana
Fraksi
etilasetat
Uji aktivitas
antibakteri
54
Universitas Sumatera Utara
55
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Bagan pembuatan ekstrak etanol daun sijukkot (Lactuca indica L.)
500 g serbuk simplisia
Dimasukkan ke dalam bejana
Dimasukkan etanol 80% sampai
simplisia terendam sempurna
Dibiarkan selama 5 hari terlindung
dari cahaya, sambil sesekali diaduk
Disaring
Ampas
Maserat
Ditambahkan
dengan etanol
80 %
Dibiarkan
selama 2 hari
Disaring
Ampas
Maserat
Diuapkan dengan penguap vakum putar
Ekstrak kental
(78,85 g)
56
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Bagan pembuatan fraksi n-heksana, fraksi etilasetat dan fraksi air
daun Sijukkot
Ekstrak etanol daun sijukkot
Ditambahkan dengan etanol dan
akuades
Dimasukkan dalam corong pisah
Diekstraksi dengan n-heksana
Dikocok dan didiamkan sampai
terbentuk
dua
lapisan
dan
dipisahkan
Fraksi n-heksana
Fraksi air
Ditambahkan dengan etilasetat
Dikumpulkan
Dikocok dan didiamkan
sampai terbentuk dua
lapisan dan dipisahkan
Dipekatkan dengan
penguap vakum
putar
Fraksi n-heksana
pekat (3,46 g)
Fraksi air
Fraksi etilasetat
Dikumpulkan
Dikumpulkan
Dipekatkan di atas
Dipekatkan dengan
penangas air
penguap vakum putar
Fraksi air
kental (22,40 g)
Fraksi etilasetat
kental (1,60 g)
57
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Perhitungan Karakterisasi Simplisia Daun Sijukkot
1. Penetapan kadar air
=
Kadar air
a.
volume II-volume I
berat sampel
Berat sampel
= 5,0064 g
Volume I
= 2,0 ml
Volume II
= 2,2 ml
Kadar air
=
b. Berat sampel
2,2-2,0
5,0064
x 100%= 3,9948%
= 5,0025 g
Volume I
= 2,2 ml
Volume II
= 2,6 ml
Kadar air
=
Berat sampel
= 5,0045 g
Volume I
= 2,6 ml
Volume II
= 2,9 ml
Kadar air
=
Kadar air rata-rata
=
c.
� 100 %
2,6-2,2
5,0025
2,9-2,6
5,0045
x 100% = 7,9960%
x 100% = 5,9946%
(3,9948+7,9960+5,9946)%
3
= 5,9951%
58
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (lanjutan)
2. Perhitungan penetapan kadar sari larut dalam air
Kadar sari=
Berat sari
100
x
×100%
Berat Sampel
20
a. Berat sampel = 5,0024 g
Berat sari
= 0,1623 g
Kadar sari
=
0,1623
5,0024
x
100
20
x 100% = 16,2222%
b. Berat sampel = 5,0026 g
Berat sari
= 0,1486 g
Kadar sari
=
0,1486
5,0026
x
100
20
x 100% = 14,8230%
c. Berat sampel = 5,0034 g
Berat sari
= 0,1602 g
Kadar sari
=
Kadar sari rata-rata
=
0,1602
5,0034
x
100
20
x 100% = 16,0091%
16,2222+14,8230+16,0091%
3
= 15,6847%
59
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (lanjutan)
3. Perhitungan penetapan kadar sari larut dalam etanol
Kadar sari=
Berat sari
100
x
×100%
Berat Sampel
20
a. Berat sampel = 5,0018 g
Berat sari
= 0,1603 g
Kadar sari
=
0,1603
5,0018
x
100
x 100% = 16,0242%
20
b. Berat sampel = 5,0620 g
Berat sari
= 0,1656 g
Kadar sari
=
0,1656
5,0620
x
100
x 100% = 16,3572%
20
c. Berat sampel = 5,0037 g
Berat sari
= 0,1625 g
Kadar sari
=
Kadar sari rata-rata
=
0,1625
5,0037
x
100
20
x 100% = 16,2380%
(16,0242+16,3572+16,2380)%
3
= 16,2064%
60
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (lanjutan)
4. Perhitungan penetapan kadar abu total simplisia
Kadar abu total=
Berat Abu
×100%
Berat Sampel
a. Berat sampel = 2,0549 g
Berat abu
= 0,2741 g
Kadar abu
= 2,0549
0,2741
x 100 % = 13,3388 %
b. Berat sampel = 2,0463 g
Berat abu
= 0,2695 g
Kadar abu
=
0,2695
2,0463
x 100% = 13,1701%
c. Berat sampel = 2,0340 g
Berat abu
= 0,2819 g
Kadar abu
=
0,2819
2,0340
Kadar abu total rata-rata =
x 100% = 13,8559%
(13,3388+13,1701+13,8559)%
3
= 13,4549%
61
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
5. Perhitungan penetapan kadar abu tidak larut dalam asam
Kadar abu yang tidak larut dalam asam =
Sampel I
Sampel II
Sampel III
Berat Abu
Berat Sampel
x 100%
Berat sampel = 2,0549 g
Berat abu
= 0,0119 g
Kadar abu
=
0,0021
2,0549
x 100% = 0,58 %
Berat sampel = 2,0463 g
Berat abu
= 0,0108 g
Kadar abu
=
0,0030
2,0463
x 100% = 0,53%
Berat sampel = 2,0340 g
Berat abu
= 0,0134 g
Kadar abu
=
0,0028
2,0340
x 100% = 0,66%
Kadar abu tidak larut dalam asam rata-rata =
0,58%+0,53%+0,66%
3
= 0,59%
62
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Bagan pengujian aktivitas antibakteri
Biakan murni bakteri
Diambil dengan jarum ose steril
Ditanam pada media nutrient agar miring
Diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam
Stok kultur bakteri
Disuspensikan dalam 10 ml media nutrient
broth steril
Dibandingkan kekeruhan suspense bakteri
dengan Mc Farland Standard
Inokulum bakteri
Dimasukkan 0,1 ml inokulum ke dalam
cawan petri
Ditambahkan 15 ml media Nutrient Agar ke
dalam cawan petri
Dihomogenkan dan biarkan hingga memadat
Media padat
Diletakkan pencadang kertas yang telah di tetes
larutan uji ekstrak/ fraksi dengan berbagai
konsentrasi dan pelarut DMSO sebagai blanko
Diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
Diukur diameter daerah hambatan di sekitar
pencadang kertas dengan menggunakan jangka
sorong
Hasil
63
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Data hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol
1. Data hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol terhadap Escherichia colidan
Lactobacillus acidophillus
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Konsentrasi
(mg/mL)
500
400
300
200
100
75
25
20
15
10
Blanko
Keterangan: D
*
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
D1
11,5
11,0
10,5
9,8
8,3
8,0
7,5
7,0
-
Escherichia coli
D2
D3
12,0
11,7
11,2
11,3
10,7
10,6
9,4
9,6
8,6
8,1
8,3
7,9
7,9
7,6
7,4
7,3
-
D*
11,73
11,33
10,60
9,60
8,33
8,06
7,66
7,23
-
Lactobacillus acidophillus
D1
D2
D3
D*
12,7
13,0
13,2 12,96
11,8
11,0
12,5 11,76
11,5
10,8
11,6 11,30
11,4
10,5
11,5 11,13
9,0
9,0
9,3
9,10
8,9
8,7
8,9
8,83
7,7
7,2
8,5
7,80
6,8
6,6
7,0
6,80
-
: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: Rata-rata
: Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: DMSO
2. Data hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol terhadap Pseudomonas areginosa dan
Staphylococcus aureus
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Konsentrasi
(mg/mL)
500
400
300
200
100
75
25
20
15
10
Blanko
Keterangan: D
*
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
Pseudomonas areginosa
D1
D2
D3
D*
14,2
14,2
14,5 14,30
12,8
13,5
13,7 13,33
11,6
12,2
12,0 11,93
11,3
11,9
11,2 11,46
6,1
7,4
6,9
6,8
-
Staphylococcus aureus
D1
D2
D3
D*
11,3
10,2
11,2
10,9
11,3
10,0
11,1
10,8
10,8
9,9
10,8
10,5
9,6
8,5
9,2
9,1
9,1
8,2
8,5
8,6
8,3
7,5
7,9
7,9
7,2
6,2
6,7
6,7
-
: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: Rata-rata
: Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: DMSO
64
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (lanjutan)
3. Data hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol terhadap Streptococcus mutans dan
Vibrio cholerae
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Konsentrasi
(mg/mL)
500
400
300
200
100
75
25
20
15
10
Blanko
Keterangan: D
*
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
Streptococcus mutans
D1
D2
D3
D*
12,8
12,3
12,4 12,50
10,5
10,1
10,9 10,50
10,1
9,7
10,2 10,00
8,5
8,1
8,3
8,30
-
D1
14,2
13,5
12,3
11,1
9,7
9,7
-
Vibrio cholerae
D2
D3
14,1
13,9
13,9
13,9
12,7
12,8
11,6
11,8
9,9
10,1
9,8
9,9
-
D*
14,06
13,76
12,60
11,50
9,90
9,80
-
: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: Rata-rata
: Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: DMSO
65
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. Data hasil uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksana
1. Data hasil uji aktivitas antibakteri n-heksana terhadap Escherichia colidan
Lactobacillus acidophillus
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Konsentrasi
(mg/mL)
500
400
300
200
100
75
25
20
15
10
Blanko
Keterangan: D
*
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
D1
11,4
10,9
10,8
10,3
9,8
9,4
8,8
7,0
-
Escherichia coli
D2
D3
11,4
11,5
10,8
11,1
10,7
11,1
10,6
10,9
10,0
10,1
9,4
9,8
8,8
8,9
7,4
7,9
-
D*
11,46
10,93
10,86
10,60
9,96
9,53
8,83
7,43
-
Lactobacillus acidophillus
D1
D2
D3
D*
11,2
11,3
10,2 10,90
10,6
10,6
10,3 10,50
10,5
10,6
10,1 10,40
10,4
10,5
10,0 10,23
10,2
10,1
10,0 10,10
9,5
10,2
9,5
9,73
9,8
9,6
9,4
9,60
8,5
8,4
8,0
8,30
7,3
7,3
7,0
7,20
-
: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: Rata-rata
: Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: DMSO
2. Data hasil uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksana terhadap Pseudomonas areginosa
dan Staphylococcus aureus
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Konsentrasi
(mg/mL)
500
400
300
200
100
75
25
20
15
10
Blanko
Keterangan: D
*
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
Pseudomonas areginosa
D1
D2
D3
D*
11,8
12,5
11,9 12,06
10,7
11,6
10,7 11,00
10,3
10,7
10,2 10,40
10,2
10,7
10,1 10,33
9,8
10,1
9,5
9,80
8,2
9,4
7,9
8,50
8,0
8,8
7,5
8,10
-
Staphylococcus aureus
D1
D2
D3
D*
11,7
11,3
11,8 11,60
11,5
11,3
11,7 11,50
11,1
11,1
11,4 11,20
11,1
10,9
11,3 11,10
8,2
7,5
8,6
8,10
-
: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: Rata-rata
: Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: DMSO
66
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (lanjutan)
3. Data hasil uji aktivitas antibakteri n-heksana terhadap Streptococcus mutans dan
Vibrio cholerae
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Konsentrasi
(mg/mL)
500
400
300
200
100
75
25
20
15
10
Blanko
Keterangan: D
*
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
Streptococcus mutans
D1
D2
D3
D*
13,2
13,2
12,9 13,10
10,2
10,6
10,1 10,30
10,1
10,2
9,7
10,00
9,1
9,1
9,4
9,20
-
D1
11,2
10,5
10,2
10,0
9,9
9,9
9,8
8,2
-
Vibrio cholerae
D2
D3
11,0
10,4
10,3
10,1
10,0
9,7
9,9
9,6
9,8
9,5
9,6
9,5
9,5
9,4
8,1
8,0
-
D*
10,86
10,30
9,96
9,83
9,73
9,66
9,60
8,10
-
: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: Rata-rata
: Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: DMSO
67
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. Data hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etilasetat
1. Data hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etilasetat terhadap Escherichia colidan
Lactobacillus acidophillus
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Konsentrasi
(mg/mL)
500
400
300
200
100
75
25
20
15
10
Blanko
Keterangan: D
*
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
D1
24,2
22,8
21,8
16,7
14,4
13,9
12,2
10,0
6,9
-
Escherichia coli
D2
D3
24,5
24,5
23,7
24,0
22,9
22,5
17,8
20,1
14,5
16,4
14,2
14,2
12,4
12,9
9,0
10,2
6,7
8,3
-
D*
24,40
23,50
22,40
18,20
15,10
14,10
12,50
9,73
7,30
-
Lactobacillus acidophillus
D1
D2
D3
D*
26,4
25,8
26,1 26,10
21,3
21,2
21,1 21,20
21,3
21,1
20,9 21,10
20,2
20,1
17,9 19,40
16,7
16,2
16,6 16,50
9,9
9,6
9,3
9,60
-
: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: Rata-rata
: Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: DMSO
2. Data hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etilasetat terhadap Pseudomonas areginosa dan
Staphylococcus aureus
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
12.
Konsentrasi
(mg/mL)
500
400
300
200
100
75
25
20
15
10
Blanko
Keterangan: D
*
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
Pseudomonas areginosa
D1
D2
D3
D*
22,2
20,7
21,0 21,30
20,1
18,7
19,2 19,33
19,8
18,6
18,9 19,10
18,5
18,2
18,5 18,40
18,1
17,0
17,7 17,60
17,6
16,7
17,3 17,20
11,8
10,8
11,3 11,30
9,3
8,7
8,5
8,83
7,7
7,1
6,6
7,13
-
Staphylococcus aureus
D1
D2
D3
D*
20,3
19,9
20,1 20,10
19,2
18,9
19,2 19,10
18,8
18,0
18,7 18,50
17,8
17,1
17,6 17,50
17,2
16,7
16,8 16,90
16,1
15,2
15,5 15,60
11,1
10,8
11,4 11,10
8,7
8,6
8,6
8,63
-
: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: Rata-rata
: Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: DMSO
68
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. (Lanjutan)
3. Data hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etilasetat terhadap Streptococcus mutans dan
Vibrio cholerae
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Konsentrasi
(mg/mL)
500
400
300
200
100
75
25
20
15
10
Blanko
Keterangan: D
*
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
Streptococcus mutans
D1
D2
D3
D*
20,1
20,2
20,6 20,30
19,5
19,1
18,7 19,10
17,6
17,2
17,1 17,30
16,3
16,0
16,1 16,13
14,5
14,2
14,2 14,30
13,8
13,9
14,1 13,93
11,3
11,3
10,0 11,20
8,4
8,7
8,6
8,56
7,9
7,7
7,5
7,70
-
D1
22,6
21,2
21,1
20,3
19,4
18,2
9,2
-
Vibrio cholerae
D2
D3
22,2
22,7
21,2
21,5
21,0
21,2
20,0
20,0
19,2
18,7
17,5
15,6
8,2
7,8
-
D*
22,50
21,30
21,10
20,10
19,10
17,10
8,40
-
: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: Rata-rata
: Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: DMSO
69
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. Data hasil uji aktivitas antibakteri fraksi air
1. Data hasil uji aktivitas antibakteri fraksi air terhadap Escherichia colidan
Lactobacillus acidophillus
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Konsentrasi
(mg/mL)
500
400
300
200
175
150
125
100
75
25
Blanko
Keterangan: D
*
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
D1
12,7
12,6
7,6
6,1
-
Escherichia coli
D2
D3
12,4
12,4
12,2
11,6
7,4
7,2
6,1
6,1
-
D*
12,50
12,20
7,40
6,10
-
Lactobacillus acidophillus
D1
D2
D3
D*
14,1
13,7
13,3 13,70
11,6
11,2
11,4 11,40
11,5
11,1
11,2 11,26
8,2
7,5
7,7
7,80
7,5
7,3
7,4
7,40
-
: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: Rata-rata
: Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: DMSO
2. Data hasil uji aktivitas antibakteri fraksi air terhadap Pseudomonas areginosa dan
Staphylococcus aureus
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Konsentrasi
(mg/mL)
500
400
300
200
175
150
125
100
75
25
Blanko
Keterangan: D
*
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
Pseudomonas areginosa
D1
D2
D3
D*
13,1
13,6
14,2 13,63
11,0
11,4
12,4 11,60
10,4
10,6
11,1 10,70
10,2
10,6
10,7 10,50
-
Staphylococcus aureus
D1
D2
D3
D*
13,8
14,0
13,6 13,80
12,7
13,1
12,3 12,70
9,5
9,9
9,7
9,70
9,4
9,2
9,6
9,40
-
: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: Rata-rata
: Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: DMSO
70
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. (Lanjutan)
3. Data hasil uji aktivitas antibakteri fraksi air terhadap Streptococcus mutans dan
Vibrio cholerae
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Konsentrasi
(mg/mL)
500
400
300
200
175
150
125
100
75
25
Blanko
Keterangan: D
*
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
Streptococcus mutans
D1
D2
D3
D*
10,1
9,7
10,2 10,00
9,0
8,6
9,1
8,90
8,7
7,8
8,4
8,30
6,1
6,1
6,1
6,10
-
D1
11,2
9,3
7,5
6,3
-
Vibrio cholerae
D2
D3
11,4
10,7
10,2
9,9
8,3
7,6
7,3
7,1
-
D*
11,10
9,80
7,80
6,90
-
: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: Rata-rata
: Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
: DMSO
71
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. Gambar pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun
sijukkot
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sijukkot terhadap
Escherichia coli
E
A
E
B
F
D
C
G
H
I
K
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J konsentrasi berturut-turut 500, 400,
300, 200, 100, 75, 25, 20, 15, dan 10 mg/ml
K = blanko
72
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. (lanjutan)
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sijukkot terhadap
Lactobacillus acidophillus
A
E
B
F
D
G
C
I
H
I
K
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J konsentrasi berturut-turut 500, 400,
300, 200, 100, 75, 25, 20, 15, dan 10 mg/ml
K = blanko
73
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. (lanjutan)
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sijukkot terhadap
Pseudomonas aeroginosa
A
E
D
F
K
B
G
C
Keterangan : A, B, C, D, E, F dan G konsentrasi berturut-turut 500, 400, 300,
200, 100, 75 dan 25 mg/ml
K = blanko
74
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. (lanjutan)
2. Gambar pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sijukkot terhadap
Staphylococcus aureus
A
E
D
B
G
F
C
H
K
I
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J konsentrasi berturut-turut 500, 400,
300, 200, 100, 75, 25, 20, 15, dan 10 mg/ml
K = blanko
75
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. (lanjutan)
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sijukkot terhadap
Streptococcus mutans
A
E
K
B
F
D
C
G
Keterangan : A, B, C, D, E, F dan G konsentrasi berturut-turut 500, 400, 300,
200, 100, 75 dan 25 mg/ml
K= blanko
76
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. (lanjutan)
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sijukkot terhadap
Vibrio cholerae
A
E
K
B
D
F
G
C
Keterangan : A, B, C, D, E, F dan G konsentrasi berturut-turut 500, 400, 300,
200, 100, 75 dan 25 mg/ml
K = blanko
77
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi n-heksana daun
sijukkot
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi n-heksana daun sijukkot
terhadap Escherichia coli
A
E
D
F
B
G
C
H
I
K
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J konsentrasi berturut-turut 500, 400,
300, 200, 100, 75, 25, 20, 15, dan 10 mg/ml
K = blanko
78
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. (lanjutan)
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi n-heksana daun sijukkot terhadap
Lactobacillus acidophillus
A
E
K
B
F
D
G
C
H
I
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J konsentrasi berturut-turut 500, 400,
300, 200, 100, 75, 25, 20, 15, dan 10 mg/ml
K = blanko
79
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. (lanjutan)
2. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi n-heksana daun sijukkot terhadap
Pseudomonas aeroginosa
A
E
F
B
D
G
C
H
I
K
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J konsentrasi berturut-turut 500, 400,
300, 200, 100, 75, 25, 20, 15, dan 10 mg/ml
K = blanko
80
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. (lanjutan)
3. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi n-heksana daun sijukkot terhadap
Staphylococcus aureus
A
D
E
B
K
C
F
G
Keterangan : A, B, C, D, E, F dan G konsentrasi berturut-turut 500, 400, 300,
200, 100, 75 dan 25 mg/ml
K = blanko
81
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. (lanjutan)
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi n-heksana daun sijukkot
terhadap Streptococcus mutans
A
E
B
F
D
K
C
G
Keterangan : A, B, C, D, E, F dan G konsentrasi berturut-turut 500, 400, 300,
200, 100, 75 dan 25 mg/ml
K = blanko
82
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. (lanjutan)
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi n-heksana daun sijukkot
terhadap Vibrio cholera
A
E
B
F
D
G
C
H
I
K
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J konsentrasi berturut-turut 500, 400,
300, 200, 100, 75, 25, 20, 15, dan 10 mg/ml
K = blanko
83
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi etilasetat daun
sijukkot
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi etilasetat daun sijukkot terhadap
Escherichia coli
A
E
D
B
F
C
G
H
I
K
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J konsentrasi berturut-turut 500, 400,
300, 200, 100, 75, 25, 20, 15, dan 10 mg/ml
K = blanko
84
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15. (lanjutan)
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi etilasetat daun sijukkot terhadap
Lactobacilus acidophillus
A
E
B
F
D
C
G
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J konsentrasi berturut-turut 500, 400,
300, 200, 100, 75, 25, 20, 15, dan 10 mg/ml
K = blanko
85
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15. (lanjutan)
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi etilasetat daun sijukkot terhadap
Pseudomonas aeroginosa
A
E
B
D
F
G
C
H
I
K
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J konsentrasi berturut-turut 500, 400,
300, 200, 100, 75, 25, 20, 15, dan 10 mg/ml
K = blanko
86
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15. (lanjutan)
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi etilasetat daun sijukkot terhadap
Staphylococcus aureus
A
B
E
G
D
F
C
H
I
K
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J konsentrasi berturut-turut 500, 400,
300, 200, 100, 75, 25, 20, 15, dan 10 mg/ml
K = blanko
87
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15. (lanjutan)
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi etilasetat daun sijukkot terhadap
Streptococcus mutans
A
E
B
F
D
C
G
H
I
K
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J konsentrasi berturut-turut 500, 400,
300, 200, 100, 75, 25, 20, 15, dan 10 mg/ml
K = blanko
88
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15. (lanjutan)
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi etilasetat daun sijukkot terhadap
Vibrio cholera
A
E
B
F
D
G
C
H
K
I
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J konsentrasi berturut-turut 500, 400,
300, 200, 100, 75, 25, 20, 15, dan 10 mg/ml
K = blanko
89
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16. (lanjutan)
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi air daun sijukkot terhadap
Lactobacillus acidophilus
A
E
B
F
D
C
G
H
I
K
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I. J konsentrasi berturut-turut 500, 400, 300,
200, 175, 150, 125, 100, 75 dan 25 mg/ml
K = blanko
90
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16. (lanjutan)
1. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi airdaun sijukkot terhadap
Pseudomonas aeruginosa
E
A
B
F
D
G
C
H
K
I
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I. J konsentrasi berturut-turut 500, 400, 300,
200, 175, 150, 125, 100, 75 dan 25 mg/ml
K = blanko
91
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16. (lanjutan)
2. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi airdaun sijukkot terhadap
Staphylococcus aureus
A
B
E
F
D
G
C
H
K
I
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I. J konsentrasi berturut-turut 500, 400, 300,
200, 175, 150, 125, 100, 75 dan 25 mg/ml
K = blanko
92
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16. (lanjutan)
3. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi airdaun sijukkot terhadap Streptococcus
mutans
E
A
B
D
F
G
C
H
I
K
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I. J konsentrasi berturut-turut 500, 400, 300,
200, 175, 150, 125, 100, 75 dan 25 mg/ml
K = blanko
93
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16. (lanjutan)
4. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi airdaun sijukkot terhadap Vibrio
cholera
E
A
B
F
D
G
C
H
K
I
J
Keterangan : A, B, C, D, E, F, G, H, I. J konsentrasi berturut-turut 500, 400, 300,
200, 175, 150, 125, 100, 75 dan 25 mg/ml
K = blanko
94
Universitas Sumatera Utara