Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Metanol dan Fraksi Kloroform Daun Sirsak (Annona muricata L.)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman sirsak (Annona muricata L.), yang juga dikenal dengan
sebutan nangka sebrang merupakan tanaman tropis dan sudah tidak asing lagi
bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini mempunyai manfaat besar bagi
kehidupan manusia, yaitu sebagai tanaman buah yang syarat dengan gizi.
Dalam industri makanan, sirsak dapat diolah menjadi selai buah, sari buah,
sirup dan dodol sirsak (Warisno dan Dahana, 2012).
Daun sirsak mengandung flavonoid, tanin, alkaloid, saponin, kalsium,
fosfor, hidrat arang, vitamin (A, B dan C), fitosterol, kalsium oksalat dan
beberapa kandungan kimia lainnya termasuk annonaceous acetogenins
(Mangan, 2009). Daun tanaman ini secara tradisional digunakan untuk
mencegah dan mengobati abses, artritis, asma, bronkitis, gangguan empedu,
diabetes, jantung, hipertensi, cacingan, gangguan hati, malaria, rematik, obat
penenang, tumor dan kanker (Wicaksono, 2011)., selain itu digunakan juga
untuk pengobatan beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri seperti
pneumonia, diare, infeksi saluran kemih dan beberapa jenis penyakit kulit
karena ekstrak dari daun inimemiliki senyawa antibakteri yang berlimpah
(Gajalakshmi, et al., 2012).
Studi untuk sifat antibakteri telah diteliti dan menunjukkan bahwa daun
sirsak mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri gram positif maupun
Universitas Sumatera Utara
negatif seperti Staphylococcus aureus, Vibrio cholerae, Escherichia coli, dan
Salmonella enteritidis (Viera, et al., 2010).
Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang sering
terdapat pada kulit dan selaput lendir manusia. Bakteri ini dapat menjadi
penyebab infeksi pada kulit (Jawetz, 2001). Escherichia colimerupakan bakteri
gram negatif yang banyak ditemukan di dalam usus besar manusia sebagai
flora normal. Bakteri ini menjadi patogen ketika mencapai jaringan di luar
intestinal normal atau tempat flora normal yang kurang umum dan dapat
menyebabkan
infeksi
primer
pada
usus
misalnya
diare
(Syahrurachman, dkk., 1994).
Penelitian yang dilakukan oleh Andrisa (2012), mengenai aktivitas
antibakteri pada ekstrak etanol, fraksi etil asetat dan fraksi n-heksana dari daun
sirsak dilakukan dengan metode difusi agar. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa fraksi etil asetat daun sirsak merupakan fraksi yang paling aktif sebagai
antibakteri.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
skrining fitokimia, dan uji aktivitas antibakteri dari ekstrak metanol dan fraksi
kloroform daun sirsak (Annona muricata L.)menggunakan bakteri uji yaitu
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Pembuatan ekstrak dilakukan
dengan cara maserasi. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode
difusi agar menggunakan cakram kertas.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah
1. Apa saja golongan senyawayang terdapat dalam simplisiadaun sirsak?
2. Apakah ekstrak metanol dan fraksi kloroform dari simplisia daun
sirsakmempunyai sifat antibakteri terhadap bakteriStaphylococcus
aureus dan Escherichia coli?
1.3 Hipotesis
1. Simplisia daun sirsak mengandung senyawa flavonoid, tanin, alkaloid
dan saponin.
2. Ekstrak metanol dan fraksi kloroform dari simplisia daun sirsak bersifat
antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia
coli.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui informasi golongan senyawa yang terdapat dalam
simplisia daun sirsak.
2. Untuk mengetahui informasi aktivitas antibakteri ekstrak metanol dan
fraksi kloroform dari simplisia daun sirsak terhadap bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai informasi tentang aktivitas
antibakteri dari simplisia daun sirsak terhadap bakteri Staphylococcus
aureus dan Escherichia coli.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman sirsak (Annona muricata L.), yang juga dikenal dengan
sebutan nangka sebrang merupakan tanaman tropis dan sudah tidak asing lagi
bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini mempunyai manfaat besar bagi
kehidupan manusia, yaitu sebagai tanaman buah yang syarat dengan gizi.
Dalam industri makanan, sirsak dapat diolah menjadi selai buah, sari buah,
sirup dan dodol sirsak (Warisno dan Dahana, 2012).
Daun sirsak mengandung flavonoid, tanin, alkaloid, saponin, kalsium,
fosfor, hidrat arang, vitamin (A, B dan C), fitosterol, kalsium oksalat dan
beberapa kandungan kimia lainnya termasuk annonaceous acetogenins
(Mangan, 2009). Daun tanaman ini secara tradisional digunakan untuk
mencegah dan mengobati abses, artritis, asma, bronkitis, gangguan empedu,
diabetes, jantung, hipertensi, cacingan, gangguan hati, malaria, rematik, obat
penenang, tumor dan kanker (Wicaksono, 2011)., selain itu digunakan juga
untuk pengobatan beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri seperti
pneumonia, diare, infeksi saluran kemih dan beberapa jenis penyakit kulit
karena ekstrak dari daun inimemiliki senyawa antibakteri yang berlimpah
(Gajalakshmi, et al., 2012).
Studi untuk sifat antibakteri telah diteliti dan menunjukkan bahwa daun
sirsak mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri gram positif maupun
Universitas Sumatera Utara
negatif seperti Staphylococcus aureus, Vibrio cholerae, Escherichia coli, dan
Salmonella enteritidis (Viera, et al., 2010).
Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang sering
terdapat pada kulit dan selaput lendir manusia. Bakteri ini dapat menjadi
penyebab infeksi pada kulit (Jawetz, 2001). Escherichia colimerupakan bakteri
gram negatif yang banyak ditemukan di dalam usus besar manusia sebagai
flora normal. Bakteri ini menjadi patogen ketika mencapai jaringan di luar
intestinal normal atau tempat flora normal yang kurang umum dan dapat
menyebabkan
infeksi
primer
pada
usus
misalnya
diare
(Syahrurachman, dkk., 1994).
Penelitian yang dilakukan oleh Andrisa (2012), mengenai aktivitas
antibakteri pada ekstrak etanol, fraksi etil asetat dan fraksi n-heksana dari daun
sirsak dilakukan dengan metode difusi agar. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa fraksi etil asetat daun sirsak merupakan fraksi yang paling aktif sebagai
antibakteri.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
skrining fitokimia, dan uji aktivitas antibakteri dari ekstrak metanol dan fraksi
kloroform daun sirsak (Annona muricata L.)menggunakan bakteri uji yaitu
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Pembuatan ekstrak dilakukan
dengan cara maserasi. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode
difusi agar menggunakan cakram kertas.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah
1. Apa saja golongan senyawayang terdapat dalam simplisiadaun sirsak?
2. Apakah ekstrak metanol dan fraksi kloroform dari simplisia daun
sirsakmempunyai sifat antibakteri terhadap bakteriStaphylococcus
aureus dan Escherichia coli?
1.3 Hipotesis
1. Simplisia daun sirsak mengandung senyawa flavonoid, tanin, alkaloid
dan saponin.
2. Ekstrak metanol dan fraksi kloroform dari simplisia daun sirsak bersifat
antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia
coli.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui informasi golongan senyawa yang terdapat dalam
simplisia daun sirsak.
2. Untuk mengetahui informasi aktivitas antibakteri ekstrak metanol dan
fraksi kloroform dari simplisia daun sirsak terhadap bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai informasi tentang aktivitas
antibakteri dari simplisia daun sirsak terhadap bakteri Staphylococcus
aureus dan Escherichia coli.
Universitas Sumatera Utara