HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP ISS JATIPURNO WONOGIRI -
HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DAN
KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP ISS JATIPURNO
WONOGIRI
skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
oleh
Esti Dika Sulistyowati
1301412071
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Dan orangorang yang masih terus belajar akan menjadi pemilik masa depan” – Mario Teguh
PERSEMBAHAN
Untuk Almamaterku, Universitas Negeri Semarang
iv
PRAKATA
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Alloh SWT atas segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul “Hubungan antara Kematangan Emosi dan Keharmonisan keluarga
dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII di SMP ISS Jatipurno Wonogiri”. Skripsi
ini diajukan kepada Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa adanya hubungan yang signifikan
antara kematangan emosi dan keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar. Hal ini
berarti semakin baik kematangan emosi dan semakin baik keharmonisan keluarga
maka akan semakin baik juga motivasi belajarnya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tersusunnya skripsi ini bukan hanya
atas kemampuan dan usaha penulis semata. Namun juga berkat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak khususnya dosen pembimbing yang telah sabar
membimbing penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor UNNES yang telah memberikan
kesempatan penulis untuk menempuh studi di Jurusan Bimbingan dan Konseling
sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan.
2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan FIP UNNES yang telah memberikan ijin
penelitian untuk penyelesaian skripsi.
3. Drs. Eko Nusantoro, M.Pd, Kons., Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP
UNNES yang telah memberikan rekomendasi ijin penelitian untuk penyelesaian
skripsi.
4. Dra. Ninik Setyowani, M. Pd., Dosen pembimbing utama yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi sampai terselesaikannya skripsi ini.
5. Drs. Suharso, M.Pd. Kons., Dosen pembimbing kedua yang telah memberikan
kritik dan saran sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
v
6. Dra. Sinta Saraswati, M.Pd.,Kons. dan tim penguji skripsi, yang telah memberi
masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan bekal pengetahuan, bimbingan, dan
motivasinya selama mengikuti perkuliahan sampai dengan selesai.
8. Kepala Sekolah SMP ISS Jatipurno yang telah memberikan ijin kepada peneliti
untuk melakukan penelitian dan bersedia membantu serta bekerjasama dalam
penyelesaian skripsi ini.
9. Guru Bimbingan dan Konseling di SMP ISS Jatipurno yang telah memberikan
ijin, bersedia membantu dan bekerjasama dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Kedua orangtua dan adikku tercinta, terima kasih untuk kasih sayangnya,
perhatian, dukungan, doa, dan kesabarannya.
11. Teman-teman BK angkatan 2012.
12. Serta berbagai pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penelitian ini
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca serta dapat
memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan khususnya terkait dengan
perkembangan ilmu bimbingan dan konseling.
Semarang, November 2016
Penulis
vi
ABSTRAK
Sulistyowati, Esti Dika. 2016. Hubungan antara Kematangan Emosi dan
Keharmonisan Keluarga dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII di SMP ISS
Jatipurno Wonogiri. Skripsi. Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing I: Dra. Ninik Setyowani, M. Pd. dan Pembimbing II: Drs.
Suharso, M.Pd. Kons.
Kata kunci: kematangan emosi, keharmonisan keluarga, motivasi belajar
Penelitian ini berdasarkan fenomena di SMP ISS Jatipurno Wonogiri yang
menunjukkan bahwa terdapat siswa kelas VIII yang mempunyai permasalahan
motivasi belajar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran motivasi belajar
siswa, gambaran kematangan emosi siswa, gambaran keharmonisan keluarga siswa,
hubungan antara kematangan emosi dengan motivasi belajar siswa, hubungan antara
keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar siswa, hubungan antara kematangan
emosi dan keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar siswa. Penelitian ini
termasuk penelitian expost facto, bersifat korelasional, dan menggunakan pendekatan
kuantitatif non eksperimental. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kematangan
emosi (ଵ ), keharmonisan keluarga (ଶ ), dan variabel terikat dalam penelitian ini
adalah motivasi belajar (Y). Populasi penelitian sebanyak 166 siswa kelas VIII.
Teknik sampling yang digunakan adalah proportional random sampling, sampel
diambil berdasarkan tabel Isaac dan Michael dengan tingkat kesalahan 5% (n=114).
Pengumpulan data menggunakan skala psikologi dan angket tertutup. Validitas diuji
dengan rumus product moment, dan reliabilitas diuji dengan rumus Alpha. Teknik
analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif persentase, regresi linier
sederhana dan regresi linier berganda.
Hasil analisis deskriptif persentase menunjukkan bahwa motivasi belajar
siswa dalam kategori baik dengan persentase 68%, kematangan emosi siswa termasuk
kategori baik dengan persentase 70%, sedangkan keharmonisan keluarga siswa
termasuk dalam kategori baik dengan persentase 72%. Dari analisis regresi ganda
menunjukkan bahwa 1) ada hubungan yang signifikan antara kematangan emosi
dengan motivasi belajar, diperoleh hasil ݐ௧௨ = 2,215 dengan nilai sig = 0,029 <
0,05, 2) ada hubungan yang signifikan antara keharmonisan keluarga dengan motivasi
belajar, diperoleh hasil ݐ௧௨ = 2,034 dengan nilai sig = 0,044 < 0,05, 3) ada
hubungan yang signifikan antara kematangan emosi dan keharmonisan keluarga
dengan motivasi belajar, diperoleh nilai ܨ௧௨ = 3,719 dengan sig = 0,027 < 0,05.
Oleh karena itu, disarankan guru bimbingan dan konseling untuk memberikan
layanan bimbingan dan konseling bagi siswa terkait dengan kematangan emosi,
keharmonisan keluarga dan motivasi belajar.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
PENGESAHAN ..............................................................................................
ii
PERNYATAAN .............................................................................................
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................
iv
PRAKATA ......................................................................................................
v
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xv
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian .....................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................
1.5 Sistematika Skripsi ..................................................................................
1
1
7
8
9
10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................
2.1 Penelitian Terdahulu .............................................................................
2.2 Motivasi Belajar .....................................................................................
2.2.1 Pengertian Motivasi ..............................................................................
2.2.2 Pengertian Belajar..................................................................................
2.2.3 Pengertian Motivasi Belajar .................................................................
2.2.4 Ciri-Ciri Motivasi Belajar ......................................................................
2.2.5 Macam-Macam Motivasi Belajar ..........................................................
2.2.6 Fungsi Motivasi Belajar ........................................................................
2.3 Kematangan Emosi.................................................................................
2.3.1 Emosi ....................................................................................................
2.3.1.1 Pengertian Emosi ...............................................................................
2.3.1.2 Ciri-Ciri Emosi ...................................................................................
2.3.1.3 Macam-Macam Emosi .......................................................................
2.3.2 Pengertian Kematangan Emosi .............................................................
2.3.3 Ciri-Ciri Kematangan Emosi .................................................................
2.3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Emosi .....................
2.4 Keharmonisan Keluarga .......................................................................
2.4.1 Keluarga.................................................................................................
12
12
15
16
18
19
20
22
24
25
25
25
27
27
30
31
33
36
36
viii
2.4.1.1 Pengertian Keluarga ...........................................................................
2.4.1.2 Fungsi-Fungsi Keluarga ....................................................................
2.4.2 Pengertian Keharmonisan Keluarga ......................................................
2.4.3 Ciri-Ciri Keharmonisan Keluarga .........................................................
2.4.4 Aspek-Aspek Keharmonisan Keluarga .................................................
2.4.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keharmonisan Keluarga ...............
2.5 Hubungan antara Kematangan Emosi dan Keharmonisan Keluarga
dengan Motivasi Belajar ........................................................................
2.6 Hipotesis ..................................................................................................
36
37
39
42
44
46
BAB 3 METODE PENELITIAN ..................................................................
3.1 Jenis Penelitian ......................................................................................
3.2 Variabel Penelitian ................................................................................
3.2.1 Identifikasi Variabel ..............................................................................
3.2.2 Hubungan antar Variabel .......................................................................
3.2.3 Definisi Operasional Variabel ...............................................................
3.2.3.1 Motivasi Belajar .................................................................................
3.2.3.2 Kematangan Emosi .............................................................................
3.2.3.3 Keharmonisan Keluarga ....................................................................
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................
3.3.1 Populasi Penelitian ...............................................................................
3.3.2 Sampel Penelitian .................................................................................
3.4 Metode dan Alat Pengumpul Data ........................................................
3.4.1 Metode Pengumpul Data .......................................................................
3.4.1.1 Skala Psikologi ..................................................................................
3.4.1.2 Angket atau Kuosioner .......................................................................
3.4.2 Alat Pengumpul Data.............................................................................
3.4.2.1 Skala Motivasi Belajar........................................................................
3.4.2.2 Skala Kematangan Emosi ...................................................................
3.4.2.3 Angket Keharmonisan Keluarga .......................................................
3.4.3 Prosedur Penyusunan Instrumen ...........................................................
3.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ....................................................
3.5.1 Validitas Instrumen................................................................................
3.5.2 Reliabilitas Instrumen ............................................................................
3.5.3 Hasil Uji Coba Instrumen ......................................................................
3.5.3.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Skala Motivasi Belajar .......................
3.5.3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Skala Kematangan Emosi ...................
55
55
56
56
57
58
58
58
59
59
59
60
63
63
63
65
66
67
70
71
73
75
75
76
78
78
79
ix
48
53
3.5.3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Angket Keharmonisan Keluarga ........
3.5.3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Skala Motivasi Belajar....................
3.5.3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Skala Kematangan Emosi ...............
3.5.3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Angket Keharmonisan Keluarga ....
3.6 Metode Analisis Data..............................................................................
3.6.1 Analisis Deskriptif .................................................................................
3.6.2 Regresi Linier Sederhana.......................................................................
3.6.3 Regresi Linier Berganda ........................................................................
3.6.3.1 Uji Asumsi ..........................................................................................
3.6.4 Uji Hipotesis Penelitian .........................................................................
3.6.4.1 Uji Signifikansi ...................................................................................
79
80
80
80
80
80
82
83
84
86
86
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................
4.1.1 Gambaran Motivasi Belajar Siswa kelas VIII di SMP ISS Jatipurno
Wonogiri ................................................................................................
4.1.2 Gambaran Kematangan Emosi Siswa kelas VIII di SMP ISS
Jatipurno Wonogiri ................................................................................
4.1.3 Gambaran Keharmonisan Keluarga Siswa kelas VIII di SMP ISS
Jatipurno Wonogiri ................................................................................
4.1.4 Hubungan antara Kematangan Emosi (X1) dengan Motivasi Belajar
(Y) Siswa Kelas VIII di SMP ISS Jatipurno Wonogiri .........................
4.1.5 Hubungan antara Keharmonisan Keluarga (X2) dengan Motivasi
Belajar (Y) Siswa Kelas VIII di SMP ISS Jatipurno Wonogiri ............
4.1.6 Hubungan antara Kematangan Emosi (X1) dan Keharmonisan
Keluarga (X2) dengan Motivasi Belajar (Y) Siswa Kelas VIII di
SMP ISS Jatipurno Wonogiri ................................................................
4.2 Pembahasan ............................................................................................
4.2.1 Gambaran Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII di SMP ISS Jatipurno
Wonogiri ................................................................................................
4.2.2 Gambaran Kematangan Emosi Siswa Kelas VIII di SMP ISS
Jatipurno Wonogiri ................................................................................
4.2.3 Gambaran Keharmonisan Keluarga Siswa Kelas VIII di SMP ISS
Jatipurno Wonogiri ................................................................................
4.2.4 Hubungan Kematangan Emosi (X1) dengan Motivasi Belajar (Y) Siswa
Kelas VIII di SMP ISS Jatipurno Wonogiri ..........................................
4.2.5 Hubungan Keharmonisan Keluarga (X2) dengan Motivasi Belajar (Y)
Siswa kelas VIII di SMP ISS Jatipurno Wonogiri ................................
4.2.6 Hubungan antara Kematangan Emosi dan Keharmonisan Keluarga
87
x
88
90
92
94
96
97
100
100
102
104
107
110
denganMotivasi Belajar Siswa Kelas VIII di SMP ISS Jatipurno
Wonogiri ................................................................................................
4.3 Keterbatasan Penelitian .........................................................................
112
116
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ...............................................................
1.1 Simpulan .................................................................................................
1.2 Saran .......................................................................................................
117
117
119
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
LAMPIRAN..................................................................................... ...............
120
124
xi
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
3.11
3.12
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
4.13
Halaman
Populasi Siswa Kelas VIII SMP ISS Jatipurno Wonogiri .....................
Penentuan Sampel Isaac dan Michael .....................................................
Daftar Perolehan Jumlah Sampel ............................................................
Penggunaan Alat Pengumpul Data..........................................................
Kategori Jawaban dan Cara Penskoran Skala Motivasi Belajar .............
Kisi-Kisi Instrumen Skala Motivasi Belajar ...........................................
Kategori Jawaban dan Cara Penskoran Skala Kematangan Emosi .........
Kisi-Kisi Instrumen Skala Kematangan Emosi.......................................
Kategori Jawaban dan Cara Penskoran Angket Keharmonisan
Keluarga ..................................................................................................
Kisi-Kisi Instrumen Angket Keharmonisan Keluarga ............................
Kategori Interpretasi Skor Reliabilitas ....................................................
Kriteria kematangan emosi, keharmonisan keluarga dan motivasi
belajar siswa ............................................................................................
Distribusi Frekuensi Persentase Skor Motivasi Belajar ..........................
Persentase Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII di SMP ISS Jatipurno
Wonogiri per Masing-Masing Indikator .................................................
Distribusi Frekuensi Persentase Skor Kematangan Emosi .....................
Persentase Kematangan Emosi Siswa Kelas VIII di SMP ISS Jatipurno
Wonogiri per Masing-masing Indikator ..................................................
Distribusi Frekuensi Persentase Skor Keharmonisan Keluarga ..............
Persentase Keharmonisan Keluarga Siswa kelas VIII SMP ISS
Jatipurno Wonogiri per Masing-Masing Indikator .................................
Hasil Uji Asumsi Klasik Kematangan Emosi (X1) dengan Motivasi
Belajar (Y)...............................................................................................
Koefisien Hubungan Kematangan Emosi (X1) dengan Motivasi
Belajar (Y) ..............................................................................................
Hasil Uji Asumsi Klasik Keharmonisan Keluarga (X2) dengan Motivasi
Belajar (Y)...............................................................................................
Koefisien Hubungan Keharmonisan Keluarga (X2) dengan Motivasi
Belajar (Y)...............................................................................................
Hasil Uji Asumsi Klasik Kematangan Emosi (X1) dan Keharmonisan
Keluarga (X2) dengan Motivasi Belajar (Y) ...........................................
Koefisien Hubungan Kematangan Emosi (X1) dan Keharmonisan
Keluarga (X2) dengan Motivasi Belajar (Y) ...........................................
Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ....................................................
xii
60
61
62
67
68
69
70
71
72
73
78
82
88
89
90
91
92
93
94
95
96
96
98
98
99
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Kerangka Berpikir ...................................................................................
3.1 Hubungan antar Variabel ........................................................................
3.2 Prosedur Penyusunan Instrumen .............................................................
xiii
53
57
75
DAFTAR GRAFIK
Grafik
Halaman
4.1 Distribusi Frekuensi Persentase Skor Motivasi Belajar ..........................
4.2 Distribusi Frekuensi Persentase Skor Kematangan Emosi .....................
4.3 Distribusi Frekuensi Persentase Skor Keharmonisan Keluarga ..............
xiv
89
91
93
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Pedoman Observasi Data Awal ..................................................................
2. Pedoman Wawancara Data Awal ...............................................................
3. Kisi-Kisi Instrumen Skala Motivasi Belajar Uji Coba ...............................
4. Skala Motivasi Belajar Uji Coba ...............................................................
5. Kisi-Kisi Instrumen Skala Kematangan Emosi Uji Coba ..........................
6. Skala Kematangan Emosi Uji Coba ...........................................................
7. Kisi-Kisi Instrumen Angket Keharmonisan Keluarga Uji Coba................
8. Angket Keharmonisan Keluarga Uji Coba ................................................
9. Tabulasi Data Hasil Uji Coba Skala Motivasi Belajar ...............................
10. Tabulasi Data Hasil Uji Coba Skala Kematangan Emosi ..........................
11. Tabulasi Data Hasil Uji Coba Angket Keharmonisan Keluarga ................
12. Hasil Uji Reliabilitas ..................................................................................
13. Kisi-Kisi Instrumen Skala Motivasi Belajar ..............................................
14. Skala Motivasi Belajar ...............................................................................
15. Lembar Jawab Skala Motivasi Belajar .......................................................
16. Kisi-Kisi Instrumen Skala Kematangan Emosi..........................................
17. Skala Kematangan Emosi ..........................................................................
18. Lembar Jawab Skala Kematangan Emosi ..................................................
19. Kisi-Kisi Instrumen Angket Keharmonisan Keluarga ...............................
20. Angket Keharmonisan Keluarga ................................................................
21. Lembar Jawab Angket Keharmonisan Keluarga........................................
22. Uji Asumsi Klasik ......................................................................................
23. Analisis Regresi .........................................................................................
24. Uji Hipotesis ..............................................................................................
25. Dokumentasi Penelitian .............................................................................
26. Surat Keterangan telah melakukan penelitian dari SMP ISS
Jatipurno Wonogiri.....................................................................................
xv
125
126
127
128
132
133
137
138
141
149
157
165
167
168
171
172
173
176
177
178
181
182
189
190
191
192
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja,
teratur dan terencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang
diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Dalam pendidikan formal, belajar
menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan
didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru.
“Belajar adalah proses perubahan manusia ke arah tujuan yang lebih baik dan
bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain” (Baharuddin, 2010: 15). Apabila setelah
belajar tidak terjadi perubahan dalam diri manusia, maka tidaklah dapat dikatakan
telah berlangsung proses belajar. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam
prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang memuaskan
dibutuhkan adanya proses belajar. Seorang siswa dalam melaksanakan proses belajar,
memerlukan adanya dorongan tertentu agar dapat memperoleh hasil belajar sesuai
dengan tujuan yang diharapkan.
Dorongan dalam belajar ini merupakan suatu hal yang sangat diperlukan bagi
siswa untuk dapat meningkatkan prestasi belajar yaitu berupa motivasi belajar.
2
Motivasi dalam belajar memegang peranan yang sangat penting karena
motivasi yang dimiliki siswa akan menentukan hasil yang dicapai dari kegiatan
pembelajaran. “Motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul karena adanya
rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk
mengadakan perubahan tingkah laku lebih baik dari keadaan sebelumnya” (Uno,
2011: 9).
Dari definisi tersebut jelaslah bahwa motivasi pada dasarnya merupakan
dorongan efektif yang menggerakkan perilaku individu untuk mencapai tujuan
tertentu. Motivasi dapat menjadi penyebab siswa untuk dapat berkembang dan
mampu mencapai hasil belajar yang lebih baik. Untuk itu, agar dapat mencapai
prestasi belajar yang optimal siswa harus memiliki motivasi belajar yang tinggi.
Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang dapat mendorong siswa atau individu
untuk belajar. Motivasi belajar bukan saja penting karena menjadi pendorong dalam
belajar, namun juga memperlancar belajar dan hasil belajar siswa.
Fenomena yang terjadi di SMP ISS Jatipurno khususnya siswa kelas VIII
menunjukkan adanya masalah terkait motivasi belajar. Berdasarkan hasil observasi
terdapat 35% (60 siswa) dari jumlah keseluruhan kelas VIII (166 siswa) dimana siswa
tersebut menunjukkan kurangnya motivasi dalam belajar. Kurangnya motivasi belajar
dapat dilihat dari tingkah laku seperti kurang antusias mengikuti pelajaran,
mengerjakan PR di sekolah, malas mencatat, mencontek pekerjaan teman, mengantuk
di kelas, dan tidak berani menyampaikan pendapat ketika diskusi berlangsung. Selain
itu, tidak jarang ada yang celometan ketika guru sedang memberikan materi
3
pelajaran. Hal tersebut dapat terlihat bahwa kemauan atau motivasi siswa dalam
belajar masih kurang.
Berdasarkan wawancara dengan guru pembimbing, ketika anak diberikan
tugas atau pekerjaan rumah tidak sedikit yang menyepelekannya sehingga mereka
kurang dapat mengikuti materi pelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini
disebabkan karena siswa menganggap remeh pelajaran, kurangnya dukungan
orangtua, serta sistem penyampaian materi yang kurang menarik bagi siswa.
Motivasi belajar itu sendiri terdapat dua jenis, yaitu motivasi instrinsik dan
motivasi ekstrinsik.
Uno (2011: 4), motif intrinsik timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari
luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau
sejalan dengan kebutuhannya.Sedangkan motif ekstrinsik timbul karena
adanya rangsangan dari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan
terdapat minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan timbul karena
melihat manfaatnya.
Berdasarkan pendapat Uno tersebut, bahwa motivasi belajar itu ada yang
bersifat instrinsik atau timbul dari dalam diri siswa sendiri sesuai dengan
kebutuhannya, ada juga yang bersifat ekstrinsik atau muncul karena adanya
rangsangan dari luar individu. Dalam hal ini, terlihat bahwa motivasi belajar
disebabkan adanya dorongan atau rangsangan dari dalam dan luar diri individu.
Faktor instrinsik yang berpengaruh dalam motivasi belajar salah satunya
adalah kematangan emosi. Remaja cenderung memiliki emosi yang labil sehingga
terkadang muncul dalam bentuk yang meledak-ledak. Hal ini dikarenakan perubahan
emosi selama masa awal remaja biasanya terjadi lebih cepat. Masa remaja
4
mempunyai energi yang besar dan perkembangan emosi yang belum stabil sedangkan
pengendalian diri pada masa remaja terkadang masih sulit dilakukan. Remaja yang
belum bisa mengontrol emosi negatif dengan baik dapat mengakibatkan remaja dalam
bertingkah laku sangat dikuasai emosinya. Hurlock (1980: 213) mengemukakan
bahwa:
Petunjuk kematangan emosi pada diri individu adalah kemampuan individu
untuk menilai situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi secara
emosional, tidak lagi bereaksi tanpa berpikir sebelumnya seperti anak-anak
atau orang yang tidak matang, sehingga akan menimbulkan reaksi emosional
yang stabil dan tidak berubah-ubah dari satu emosi atau suasana hati yang
lain.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kematangan emosi adalah
kemampuan individu untuk mengadakan tanggapan-tanggapan emosi secara matang
dan mampu mengontrol serta mengendalikan emosinya sehingga menunjukkan suatu
kesiapan dalam bertindak. Orang yang emosinya matang mampu mengadakan
penyesuaian antara yang dia inginkan dan kenyataan yang dia hadapi.
Walgito (2000: 44) mengatakan bahwa seseorang telah mencapai kematangan
emosi apabila dirinya dapat mengendalikan emosinya dan diharapkan individu
berpikir secara matang, melihat persoalan secara obyektif. Dalam hal ini, dengan
kematangan emosi diharapkan siswa akan dapat berpikir secara baik, termasuk dalam
hal belajarnya. Apabila dalam belajar siswa dapat berpikiran secara baik tidak
menutup kemungkinan motivasi belajarnya pun akan tinggi.
Berdasarkan wawancara dengan guru pembimbing, praktikan memperoleh
gambaran mengenai kematangan emosi siswa kelas VIII, yaitu menunjukkan bahwa
5
siswa kurang bisa dalam mengendalikan emosinya. Misalnya saja ada yang
melampiaskan kemarahannya dengan teman dekatnya, bertengkar, sering melamun,
dan suka berkata kasar. Dengan adanya kematangan emosi dalam diri siswa,
diharapkan siswa mampu mengendalikan emosinya dan mampu berpikir secara baik
sehingga dalam belajar akan memperoleh hasil yang baik pula.
Berkaitan dengan permasalahan motivasi belajar, salah satu faktor yang dapat
berpengaruh terhadap motivasi belajar adalah keharmonisan keluarga. Penelitian
Rahayu (2013: 195) ”lingkungan keluarga yang harmonis, kondusif, bahagia,
menyenangkan dapat memotivasi anak untuk belajar dan menimbulkan dorongan
berprestasi pada siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa”.
Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa agar tercapai prestasi belajar yang baik adalah
lingkungan keluarga, yaitu adanya keluarga yang harmonis.
Setiap orang pasti mendambakan keluarga yang harmonis, keluarga yang
penuh dengan rasa aman, tenang, riang gembira dan saling menyayangi diantara
anggota keluarga. “Keluarga harmonis akan tercipta jika setiap anggota keluarga
menyadari dan mengakui hak dan kewajiban masing-masing” (Prihatiningsih dan
Nurhainun, 2006: 2). Untuk menciptakan keharmonisan dalam keluarga juga
diperlukan adanya komunikasi yang baik antar anggota keluarga. Dengan terciptanya
komunikasi yang baik dapat menumbuhkan rasa saling pengertian, rasa aman dan
ketenangan bagi anak. Hal tersebut akan berpengaruh pada proses belajar siswa
sehingga akan berdampak pada motivasi belajarnya.
6
Dalam kenyataan sehari-hari tidak semua keluarga dapat mencapai keluarga
yang harmonis. Ada diantara keluarga yang mengalami banyak masalah. Salah satu
ciri keluarga yang tidak harmonis adalah terjadinya pertengkaran atau percekcokan
diantara anggota keluarga dan tidak adanya komunikasi dalam keluarga sehingga
kehidupan dalam keluarga tidak ada kedamaian dan ketentraman (Prihatiningsih dan
Nurhainun, 2006: 1). Apabila hal ini berlangsung terus maka akan menyebabkan
terjadinya perceraian. Iklim keluarga yang tidak sehat ini akan mempengaruhi
perkembangan emosi anak, kemudian berpengaruh terhadap perilaku anak, yang
akhirnya prestasi belajarnya mundur.
Berdasarkan fenomena di lapangan, peneliti memperoleh gambaran mengenai
permasalahan kurangnya keharmonisan dalam keluarga. Berdasarkan wawancara
dengan guru pembimbing bahwa ketidakharmonisan dalam keluarga mengakibatkan
anak merasa kurang diperhatikan, misalnya di sekolah anak sering membolos, datang
ke sekolah sering terlambat, merokok di lingkungan sekolah, mengerjakan PR di
sekolah, kurang bisa menghargai guru ketika pelajaran sedang berlangsung, bahkan
ada yang jarang pulang ke rumah. Apabila dalam sebuah keluarga seorang anak
mendapatkan bimbingan, pengawasan, rasa aman, perhatian, sikap saling pengertian
dan kasih sayang dari anggota keluarga lain maka akan mengakibatkan anak menjadi
termotivasi untuk belajar sehingga anak bisa meraih prestasi belajar yang baik.
Bagi anak-anak yang motivasi belajarnya rendah yang diakibatkan karena
kebutuhan emosinya tidak terpenuhi dan kurangnya keharmonisan dalam keluarga
akan berpotensi mengalami permasalahan belajar di kemudian hari. Dampaknya akan
7
meluas pada kemampuannya dalam memahami kejadian atau peristiwa-peristiwa lain
yang dialami sehari-hari. Untuk itu, pelayanan guru bimbingan dan konseling
hendaknya berjalan secara efektif dalam membantu siswa mencapai tujuan-tujuan
perkembangannya dan mengatasi permasalahan yang dialami oleh siswa.
Disinilah dirasakan perlunya pelayanan bimbingan dan konseling dalam
mengatasi
berbagai
permasalahan
siswa.
Permasalahan
tersebut
mencakup
permasalahan yang terjadi di lingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah.
Manfaat bimbingan dan konseling cukup penting bagi seorang siswa untuk mengatasi
berbagai permasalahan, termasuk dalam hal kematangan emosi, keharmonisan
keluarga maupun motivasi belajar siswa.
Hal tersebutlah yang memunculkan ketertarikan penulis untuk melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan antara Kematangan Emosi dan Keharmonisan
Keluarga dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII di SMP ISS Jatipurno
Wonogiri”.
1.2
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah seperti di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa kelas VIII di SMP ISS Jatipurno
Wonogiri ?
8
1.2.2 Bagaimana gambaran kematangan emosi siswa kelas VIII di SMP ISS
Jatipurno Wonogiri ?
1.2.3 Bagaimana gambaran keharmonisan keluarga siswa kelas VIII di SMP ISS
Jatipurno Wonogiri ?
1.2.4 Seberapa erat hubungan antara kematangan emosi dengan motivasi belajar
siswa kelas VIII di SMP ISS Jatipurno Wonogiri ?
1.2.5
Seberapa erat hubungan antara keharmonisan keluarga dengan motivasi
belajar siswa kelas VIII di SMP ISS Jatipurno Wonogiri?
1.2.6
Seberapa erat hubungan antara kematangan emosi dan keharmonisan keluarga
dengan motivasi belajar siswa kelas VIII di SMP ISS Jatipurno Wonogiri?
1.3
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan permasalahan yang telah diajukan
maka penelitian ini bertujuan:
1.3.1 Untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa kelas VIII di SMP ISS
Jatipurno Wonogiri.
1.3.2 Untuk mengetahui gambaran kematangan emosi siswa kelas VIII di SMP ISS
Jatipurno Wonogiri.
1.3.3 Untuk mengetahui gambaran keharmonisan keluarga siswa kelas VIII di SMP
ISS Jatipurno Wonogiri.
9
1.3.4 Untuk mengetahui hubungan antara kematangan emosi dengan motivasi
belajar siswa kelas VIII di SMP ISS Jatipurno Wonogiri.
1.3.5 Untuk mengetahui hubungan antara keharmonisan keluarga dengan motivasi
belajar siswa kelas VIII di SMP ISS Jatipurno Wonogiri.
1.3.6 Untuk mengetahui hubungan antara kematangan emosi dan keharmonisan
keluarga dengan motivasi belajar siswa kelas VIII di SMP ISS Jatipurno
Wonogiri.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan di
bidang bimbingan dan konseling, khususnya bagi pengembangan teori mengenai
hubungan antara kematangan emosi dan keharmonisan keluarga dengan motivasi
belajar siswa.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Sebagai bahan masukan bagi para konselor bahwa dalam memotivasi belajar
siswa perlu memperhatikan faktor internal salah satunya yaitu kematangan
emosi, dan faktor keluarga karena keluarga merupakan salah satu faktor
eksternal tumbuhnya motivasi belajar siswa.
1.4.2.2 Sebagai masukan bagi siswa untuk selalu meningkatkan motivasi belajar agar
dapat meraih prestasi dan cita-cita yang diinginkan.
10
1.4.2.3 Bagi peneliti lanjutan, dirasa perlu melakukan penelitian lebih lanjut tentang
motivasi belajar dengan aspek-aspek lain yang belum diteliti dalam penelitian
ini.
1.5
Sistematika Skripsi
Sistematika skripsi merupakan garis besar penyusunan skripsi yang
memudahkan jalan pemikiran dalam memahami keseluruhan isi skripsi yang berisi :
1.5.1
Bagian Awal Skripsi
Bagian ini berisi tentang halaman judul, abstrak, halaman pengesahan,
halaman motto dan persembahan, halaman kata pengantar, daftar isi, daftar tabel,
daftar grafik, dan daftar lampiran.
1.5.2
Bagian Inti
Bagian inti terdiri dari lima bab, yaitu :
Bab 1 Pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika skripsi.
Bab 2 Tinjauan Pustaka. Pada bab ini disajikan kajian pustaka yang
membahas teori-teori yang melandasi penelitian ini. Beberapa konsep teori yang
disajikan pada bab ini mencakup penelitian terdahulu, teori mengenai motivasi
belajar, teori mengenai kematangan emosi, teori mengenai keharmonisan keluarga
serta hipotesis.
11
Bab 3 Metode Penelitian. Pada bab ini disajikan metode penelitian yang
meliputi jenis penelitian, variabel penelitian, populasi, sampel, metode pengumpulan
data, validitas dan reliabilitas, hasil uji instrumen, prosedur penyusunan instrumen
serta teknik analisis data.
Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini disajikan hasil penelitian
yang meliputi hasil analisis deskriptif persentase, hasil uji asumsi, hasil uji regresi
sederhana, hasil uji regresi ganda, hasil uji hipotesis, pembahasan penelitian dan
keterbatasan penelitian.
Bab 5 Penutup. Pada bab ini disajikan simpulan atas hasil penelitian serta
saran-saran.
1.5.3
Bagian Akhir Skripsi
Pada bagian ini terdapat daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang
mendukung penelitian ini.
12
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka merupakan kajian secara teoritis yang akan dipakai sebagai
dasar penelitian. Dalam bab ini akan diuraikan tinjauan pustaka yang mendasari
penelitian ini yang meliputi (1) penelitian terdahulu (2) motivasi belajar (3)
kematangan emosi (4) keharmonisan keluarga (5) hubungan antara kematangan emosi
dan keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar dan (6) hipotesis.
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya oleh
peneliti lain. Tujuannya adalah sebagai bahan masukan bagi peneliti dan untuk
membandingkan antara penelitian yang satu dengan yang lain. Dalam penelitian
terdahulu akan diuraikan pokok bahasan sebagai berikut :
2.1.1
Buyung Desiverlina (2015) Hubungan Kecerdasan Emosional dan
Keharmonisan
Keluarga dengan Motivasi Belajar Siswa di Sekolah
SMK Kesehatan Samarinda
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Buyung Desiverlina menunjukkan
bahwa (1) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dan
keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar siswa SMK Kesehatan Samarinda.
(2) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dengan
motivasi belajar siswa SMK Kesehatan Samarinda. (3) Tidak terdapat hubungan
13
antara keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar siswa SMK Kesehatan
Samarinda.
2.1.2
Lusiana Solita, dkk (2012) Hubungan antara Kemandirian Emosi dengan
Motivasi Belajar
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lusiana dkk (2012) menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara kemandirian emosi dengan motivasi belajar
siswa. Pada masa remaja siswa menampilkan bermacam-macam emosi sesuai dengan
apa yang dirasakan, salah satu jenis emosi yang sering ditampilkan remaja adalah
emosi marah, siswa sangat sering marah pada masalah-masalah yang sepele yang
akhirnya berpengaruh pada motivasi belajar siswa, namun siswa yang memiliki
kemandirian emosi bisa mengontrol marah dan tidak berpengaruh pada motivasi
belajarnya. Jadi siswa yang mandiri secara emosi, tentu dapat mengontrol emosinya
untuk dapat menampilkan emosi yang positif yang dapat mendorong dalam kegiatan
belajar.
2.1.3
Muhammad Aries Nugrahanto (2011) Hubungan antara Keharmonisan
Keluarga dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV dan V Madrasah
Ibtidaiyah Kadirejo 01 Ds. Kadirejo Kec. Pabelan Kab. Semarang Tahun
Pelajaran 2010/2011.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Aries Nugrahanto
menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara keharmonisan keluarga dengan
motivasi belajar siswa MI Kadirejo 01 Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten
14
Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011. Semakin tinggi tingkat keharmoisan keluarga
semakin tinggi pula tingkat motivasi belajar.
2.1.4
Listriana
Fatimah
(2010)
Hubungan
Persepsi
Anak
terhadap
Keharmonisan Keluarga dan Pola Asuh Orang Tua dengan Motivasi
Belajar (Studi di Prodi D-III Kebidanan FIK UNIPDU Jombang).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Listriana Fatimah menunjukkan bahwa
(1) Ada hubungan yang signifikan antara persepsi anak terhadap keharmonisan
keluarga dengan motivasi belajar. (2) Ada hubungan yang signifikan antara persepsi
anak terhadap pola asuh orang tua dengan motivasi belajar. (3) Ada hubungan yang
signifikan antara persepsi anak terhadap keharmonisan keluarga dan pola asuh orang
tua dengan motivasi belajar. Setiap peningkatan 1 skor persepsi anak terhadap
keharmonisan keluarga akan meningkatkan motivasi belajar sebesar 0,921 dan setiap
peningkatan 1 skor persepsi anak terhadap pola asuh orang tua akan meningkatkan
motivasi belajar sebesar 0,878.
2.1.5 M. Asy’ari, dkk (2014) Konsep Diri, Kecerdasan Emosi Dan Motivasi
Belajar Siswa.
Hasil penelitian yang dilakukan M. Asy’ari, dkk menunjukkan bahwa (1) Ada
hubungan positif yang signifikan antara konsep diri dengan motivasi belajar siswa
SMK Assa’adah Sampurnan Bungah. Semakin tinggi konsep diri siswa maka akan
semakin baik pula motivasi belajarnya (2) Ada hubungan positif yang signifikan
antara kecerdasan emosional dengan motivasi belajar siswa SMK Assa’adah
Sampurnan Bungah. Semakin tinggi kecerdasan emosional siswa maka akan semakin
15
baik pula siswa termotivasi dalam belajarnya. (3) Ada hubungan positif yang
signifikan antara konsep diri dan kecerdasan emosional secara bersama-sama dengan
motivasi belajar siswa SMK Assa’adah Sampurnan Bungah. Semakin tinggi konsep
diri dan kecerdasan emosional siswa maka akan semakin baik pula motivasi
belajarnya.
Berdasarkan kelima penelitian terdahulu diatas, menunjukkan bahwa
penelitian mengenai motivasi belajar sudah banyak dilakukan. Bahkan sudah ada
yang meneliti tentang hubungan kecerdasan emosi dan keharmonisan keluarga
dengan motivasi belajar. Namun, semuanya belum pernah ada yang menyinggung
tentang hubungan kematangan emosi dan keharmonisan keluarga dengan motivasi
belajar. Dengan demikian penelitian yang dilakukan peneliti ini sah untuk dilakukan,
karena belum ada yang meneliti hal ini sebelumnya. Berkaitan dengan hal tersebut,
peneliti akan meneliti hubungan antara kematangan emosi dan keharmonisan
keluarga dengan motivasi belajar pada siswa kelas VIII di SMP ISS Jatipurno
Wonogiri.
2.2 Motivasi Belajar
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Betapa
pentingnya motivasi dalam belajar, karena keberadaannya sangat berarti bagi
perbuatan belajar. Motivasi yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar.
16
Apabila siswa tidak memiliki motivasi belajar, maka tidak akan terjadi kegiatan
belajar pada siswa tersebut.
2.2.1 Pengertian Motivasi
Maslow sebagai tokoh motivasi aliran humanisme, menyatakan bahwa
kebutuhan manusia secara hierarkis semuanya laten dalam diri manusia. Kebutuhan
tersebut mencakup kebutuhan fisiologis (sandang pangan), kebutuhan rasa aman
(bebas bahaya), kebutuhan kasih sayang, kebutuhan dihargai dan dihormati, dan
kebutuhan aktualisasi diri (Uno, 2011: 6).
Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan homeostatik seperti makan, minum,
gula, garam, protein, serta kebutuhan istirahat dan seks. Kebutuhan rasa aman dan
perlindungan meliputi kebutuhan keamanan, stabilitas, proteksi, struktur, hukum,
keteraturan, batas, bebas dari takut dan cemas. Kebutuhan sosial meliputi antara lain
kebutuhan kasih sayang, keluarga, sejawat pasangan, anak, kebutuhan menjadi bagian
dari kelompok. Kebutuhan penghargaan seperti (1) kebutuhan kekuatan, penguasaan,
kompetensi, kepercayaan diri, kemandirian. (2) kebutuhan prestise, penghargaan dari
orang lain, status, ketenaran, dominasi, menjadi penting, kehormatan dan apresiasi.
Sedangkan kebutuhan aktualisasi diri dapat meliputi (1) kebutuhan orang untuk
menjadi yang seharusnya sesuai potensinya. Kebutuhan kreatif, realisasi diri,
pengembangan self. (2) kebutuhan harkat kemanusiaan untuk mencapai tujuan, terus
maju, menjadi lebih baik (Alwisol, 2009: 202).
Menurut Maslow apabila kebutuhan dasar manusia terpenuhi maka akan
timbul kebutuhan yang lebih tinggi lagi. Jika kebutuhan yang lebih tinggi tersebut
17
pun dapat terpenuhi lagi, manusia akan mempunyai keinginan yang lebih tinggi dari
sebelumnya, demikian seterusnya. Untuk memberikan motivasi yang berhasil dalam
belajar harus berawal dari pemenuhan kebutuhan dasar para siswa. Kemudian timbul
rasa beprestasi pada seseorang yang merupakan sumber kebanggaan. Rasa berprestasi
inilah yang akan mendorong siswa untuk berkompetisi dan merasa butuh untuk
memperoleh hasil yang tertinggi.
Istilah motivasi memiliki akar kata dari bahasa latin movere, yang berarti
gerak atau dorongan untuk bergerak. Atau bisa disebut dengan motif yang diartikan
sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu
tersebut bertindak atau berbuat guna mencapai suatu tujuan. Berbagai ahli
memberikan definisi tentang motivasi, motivasi menurut Uno (2011: 3) “motivasi
merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan
perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya”. Sedangkan
menurut Hamalik (2013: 158) “motivasi adalah perubahan energi yang terjadi dalam
diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai
suatu tujuan”.
Motivasi menurut McDonald yang dikutip oleh Hamalik (2014: 173)
“Motivation is energy change within the person characterized by affective arousal
and anticipatory goal reactions”. Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam
pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai
tujuan. “Motivasi adalah “pendorongan”; suatu usaha yang disadari untuk
mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak
18
melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu” (Purwanto, 2007:
71).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil pengertian motivasi adalah
suatu kekuatan atau dorongan dalam diri individu yang membuat individu tersebut
bertingkah laku yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuannya,
termasuk didalamnya adalah kegiatan belajar.
2.2.2 Pengertian Belajar
Menurut Slameto (2010: 2) “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”. Hal senada juga dikemukakan oleh Basleman dan Mappa (2011: 12)
“belajar adalah perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu dalam berinteraksi
dengan lingkungannya”.
“Belajar adalah proses perubahan manusia ke arah tujuan yang lebih baik dan
bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain” (Baharuddin, 2010: 15). Sedangkan
menurut Purwanto (2007: 85) “belajar adalah tingkah laku yang mengalami
perubahan yang relatif mantap melalui latihan atau pengalaman karena belajar
menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan
dalam pengertian, pemecahan suatu masalah atau berpikir, keterampilan, kecakapan,
kebiasaan, ataupun sikap”.
19
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
proses perubahan tingkah laku yang dialami individu sebagai akibat dari pengalaman
dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
2.2.3 Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Dalam
belajar, motivasi sangat penting karena sebagai modal yang berkaitan dengan
semangat dan kebutuhan dalam melakukan kegiatan belajar. “Motivasi belajar adalah
proses yang memberikan semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya
perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan
lama” (Suprijono, 2012: 163)
Uno (2011: 23) “motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada
siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada
umumnya dengan beberapa indikator dan atau unsur yang mendukung. Hal itu
mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar”. Pada
hakikatnya motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan
keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan akan belajar, harapan akan cita-cita.
Sedangkan dari faktor ekstrinsik yaitu adanya penghargaan, lingkungan belajar
KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP ISS JATIPURNO
WONOGIRI
skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
oleh
Esti Dika Sulistyowati
1301412071
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Dan orangorang yang masih terus belajar akan menjadi pemilik masa depan” – Mario Teguh
PERSEMBAHAN
Untuk Almamaterku, Universitas Negeri Semarang
iv
PRAKATA
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Alloh SWT atas segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul “Hubungan antara Kematangan Emosi dan Keharmonisan keluarga
dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII di SMP ISS Jatipurno Wonogiri”. Skripsi
ini diajukan kepada Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa adanya hubungan yang signifikan
antara kematangan emosi dan keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar. Hal ini
berarti semakin baik kematangan emosi dan semakin baik keharmonisan keluarga
maka akan semakin baik juga motivasi belajarnya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tersusunnya skripsi ini bukan hanya
atas kemampuan dan usaha penulis semata. Namun juga berkat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak khususnya dosen pembimbing yang telah sabar
membimbing penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor UNNES yang telah memberikan
kesempatan penulis untuk menempuh studi di Jurusan Bimbingan dan Konseling
sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan.
2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan FIP UNNES yang telah memberikan ijin
penelitian untuk penyelesaian skripsi.
3. Drs. Eko Nusantoro, M.Pd, Kons., Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP
UNNES yang telah memberikan rekomendasi ijin penelitian untuk penyelesaian
skripsi.
4. Dra. Ninik Setyowani, M. Pd., Dosen pembimbing utama yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi sampai terselesaikannya skripsi ini.
5. Drs. Suharso, M.Pd. Kons., Dosen pembimbing kedua yang telah memberikan
kritik dan saran sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
v
6. Dra. Sinta Saraswati, M.Pd.,Kons. dan tim penguji skripsi, yang telah memberi
masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan bekal pengetahuan, bimbingan, dan
motivasinya selama mengikuti perkuliahan sampai dengan selesai.
8. Kepala Sekolah SMP ISS Jatipurno yang telah memberikan ijin kepada peneliti
untuk melakukan penelitian dan bersedia membantu serta bekerjasama dalam
penyelesaian skripsi ini.
9. Guru Bimbingan dan Konseling di SMP ISS Jatipurno yang telah memberikan
ijin, bersedia membantu dan bekerjasama dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Kedua orangtua dan adikku tercinta, terima kasih untuk kasih sayangnya,
perhatian, dukungan, doa, dan kesabarannya.
11. Teman-teman BK angkatan 2012.
12. Serta berbagai pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penelitian ini
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca serta dapat
memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan khususnya terkait dengan
perkembangan ilmu bimbingan dan konseling.
Semarang, November 2016
Penulis
vi
ABSTRAK
Sulistyowati, Esti Dika. 2016. Hubungan antara Kematangan Emosi dan
Keharmonisan Keluarga dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII di SMP ISS
Jatipurno Wonogiri. Skripsi. Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing I: Dra. Ninik Setyowani, M. Pd. dan Pembimbing II: Drs.
Suharso, M.Pd. Kons.
Kata kunci: kematangan emosi, keharmonisan keluarga, motivasi belajar
Penelitian ini berdasarkan fenomena di SMP ISS Jatipurno Wonogiri yang
menunjukkan bahwa terdapat siswa kelas VIII yang mempunyai permasalahan
motivasi belajar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran motivasi belajar
siswa, gambaran kematangan emosi siswa, gambaran keharmonisan keluarga siswa,
hubungan antara kematangan emosi dengan motivasi belajar siswa, hubungan antara
keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar siswa, hubungan antara kematangan
emosi dan keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar siswa. Penelitian ini
termasuk penelitian expost facto, bersifat korelasional, dan menggunakan pendekatan
kuantitatif non eksperimental. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kematangan
emosi (ଵ ), keharmonisan keluarga (ଶ ), dan variabel terikat dalam penelitian ini
adalah motivasi belajar (Y). Populasi penelitian sebanyak 166 siswa kelas VIII.
Teknik sampling yang digunakan adalah proportional random sampling, sampel
diambil berdasarkan tabel Isaac dan Michael dengan tingkat kesalahan 5% (n=114).
Pengumpulan data menggunakan skala psikologi dan angket tertutup. Validitas diuji
dengan rumus product moment, dan reliabilitas diuji dengan rumus Alpha. Teknik
analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif persentase, regresi linier
sederhana dan regresi linier berganda.
Hasil analisis deskriptif persentase menunjukkan bahwa motivasi belajar
siswa dalam kategori baik dengan persentase 68%, kematangan emosi siswa termasuk
kategori baik dengan persentase 70%, sedangkan keharmonisan keluarga siswa
termasuk dalam kategori baik dengan persentase 72%. Dari analisis regresi ganda
menunjukkan bahwa 1) ada hubungan yang signifikan antara kematangan emosi
dengan motivasi belajar, diperoleh hasil ݐ௧௨ = 2,215 dengan nilai sig = 0,029 <
0,05, 2) ada hubungan yang signifikan antara keharmonisan keluarga dengan motivasi
belajar, diperoleh hasil ݐ௧௨ = 2,034 dengan nilai sig = 0,044 < 0,05, 3) ada
hubungan yang signifikan antara kematangan emosi dan keharmonisan keluarga
dengan motivasi belajar, diperoleh nilai ܨ௧௨ = 3,719 dengan sig = 0,027 < 0,05.
Oleh karena itu, disarankan guru bimbingan dan konseling untuk memberikan
layanan bimbingan dan konseling bagi siswa terkait dengan kematangan emosi,
keharmonisan keluarga dan motivasi belajar.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
PENGESAHAN ..............................................................................................
ii
PERNYATAAN .............................................................................................
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................
iv
PRAKATA ......................................................................................................
v
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xv
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian .....................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................
1.5 Sistematika Skripsi ..................................................................................
1
1
7
8
9
10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................
2.1 Penelitian Terdahulu .............................................................................
2.2 Motivasi Belajar .....................................................................................
2.2.1 Pengertian Motivasi ..............................................................................
2.2.2 Pengertian Belajar..................................................................................
2.2.3 Pengertian Motivasi Belajar .................................................................
2.2.4 Ciri-Ciri Motivasi Belajar ......................................................................
2.2.5 Macam-Macam Motivasi Belajar ..........................................................
2.2.6 Fungsi Motivasi Belajar ........................................................................
2.3 Kematangan Emosi.................................................................................
2.3.1 Emosi ....................................................................................................
2.3.1.1 Pengertian Emosi ...............................................................................
2.3.1.2 Ciri-Ciri Emosi ...................................................................................
2.3.1.3 Macam-Macam Emosi .......................................................................
2.3.2 Pengertian Kematangan Emosi .............................................................
2.3.3 Ciri-Ciri Kematangan Emosi .................................................................
2.3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Emosi .....................
2.4 Keharmonisan Keluarga .......................................................................
2.4.1 Keluarga.................................................................................................
12
12
15
16
18
19
20
22
24
25
25
25
27
27
30
31
33
36
36
viii
2.4.1.1 Pengertian Keluarga ...........................................................................
2.4.1.2 Fungsi-Fungsi Keluarga ....................................................................
2.4.2 Pengertian Keharmonisan Keluarga ......................................................
2.4.3 Ciri-Ciri Keharmonisan Keluarga .........................................................
2.4.4 Aspek-Aspek Keharmonisan Keluarga .................................................
2.4.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keharmonisan Keluarga ...............
2.5 Hubungan antara Kematangan Emosi dan Keharmonisan Keluarga
dengan Motivasi Belajar ........................................................................
2.6 Hipotesis ..................................................................................................
36
37
39
42
44
46
BAB 3 METODE PENELITIAN ..................................................................
3.1 Jenis Penelitian ......................................................................................
3.2 Variabel Penelitian ................................................................................
3.2.1 Identifikasi Variabel ..............................................................................
3.2.2 Hubungan antar Variabel .......................................................................
3.2.3 Definisi Operasional Variabel ...............................................................
3.2.3.1 Motivasi Belajar .................................................................................
3.2.3.2 Kematangan Emosi .............................................................................
3.2.3.3 Keharmonisan Keluarga ....................................................................
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................
3.3.1 Populasi Penelitian ...............................................................................
3.3.2 Sampel Penelitian .................................................................................
3.4 Metode dan Alat Pengumpul Data ........................................................
3.4.1 Metode Pengumpul Data .......................................................................
3.4.1.1 Skala Psikologi ..................................................................................
3.4.1.2 Angket atau Kuosioner .......................................................................
3.4.2 Alat Pengumpul Data.............................................................................
3.4.2.1 Skala Motivasi Belajar........................................................................
3.4.2.2 Skala Kematangan Emosi ...................................................................
3.4.2.3 Angket Keharmonisan Keluarga .......................................................
3.4.3 Prosedur Penyusunan Instrumen ...........................................................
3.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ....................................................
3.5.1 Validitas Instrumen................................................................................
3.5.2 Reliabilitas Instrumen ............................................................................
3.5.3 Hasil Uji Coba Instrumen ......................................................................
3.5.3.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Skala Motivasi Belajar .......................
3.5.3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Skala Kematangan Emosi ...................
55
55
56
56
57
58
58
58
59
59
59
60
63
63
63
65
66
67
70
71
73
75
75
76
78
78
79
ix
48
53
3.5.3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Angket Keharmonisan Keluarga ........
3.5.3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Skala Motivasi Belajar....................
3.5.3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Skala Kematangan Emosi ...............
3.5.3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Angket Keharmonisan Keluarga ....
3.6 Metode Analisis Data..............................................................................
3.6.1 Analisis Deskriptif .................................................................................
3.6.2 Regresi Linier Sederhana.......................................................................
3.6.3 Regresi Linier Berganda ........................................................................
3.6.3.1 Uji Asumsi ..........................................................................................
3.6.4 Uji Hipotesis Penelitian .........................................................................
3.6.4.1 Uji Signifikansi ...................................................................................
79
80
80
80
80
80
82
83
84
86
86
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................
4.1.1 Gambaran Motivasi Belajar Siswa kelas VIII di SMP ISS Jatipurno
Wonogiri ................................................................................................
4.1.2 Gambaran Kematangan Emosi Siswa kelas VIII di SMP ISS
Jatipurno Wonogiri ................................................................................
4.1.3 Gambaran Keharmonisan Keluarga Siswa kelas VIII di SMP ISS
Jatipurno Wonogiri ................................................................................
4.1.4 Hubungan antara Kematangan Emosi (X1) dengan Motivasi Belajar
(Y) Siswa Kelas VIII di SMP ISS Jatipurno Wonogiri .........................
4.1.5 Hubungan antara Keharmonisan Keluarga (X2) dengan Motivasi
Belajar (Y) Siswa Kelas VIII di SMP ISS Jatipurno Wonogiri ............
4.1.6 Hubungan antara Kematangan Emosi (X1) dan Keharmonisan
Keluarga (X2) dengan Motivasi Belajar (Y) Siswa Kelas VIII di
SMP ISS Jatipurno Wonogiri ................................................................
4.2 Pembahasan ............................................................................................
4.2.1 Gambaran Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII di SMP ISS Jatipurno
Wonogiri ................................................................................................
4.2.2 Gambaran Kematangan Emosi Siswa Kelas VIII di SMP ISS
Jatipurno Wonogiri ................................................................................
4.2.3 Gambaran Keharmonisan Keluarga Siswa Kelas VIII di SMP ISS
Jatipurno Wonogiri ................................................................................
4.2.4 Hubungan Kematangan Emosi (X1) dengan Motivasi Belajar (Y) Siswa
Kelas VIII di SMP ISS Jatipurno Wonogiri ..........................................
4.2.5 Hubungan Keharmonisan Keluarga (X2) dengan Motivasi Belajar (Y)
Siswa kelas VIII di SMP ISS Jatipurno Wonogiri ................................
4.2.6 Hubungan antara Kematangan Emosi dan Keharmonisan Keluarga
87
x
88
90
92
94
96
97
100
100
102
104
107
110
denganMotivasi Belajar Siswa Kelas VIII di SMP ISS Jatipurno
Wonogiri ................................................................................................
4.3 Keterbatasan Penelitian .........................................................................
112
116
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ...............................................................
1.1 Simpulan .................................................................................................
1.2 Saran .......................................................................................................
117
117
119
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
LAMPIRAN..................................................................................... ...............
120
124
xi
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
3.11
3.12
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
4.13
Halaman
Populasi Siswa Kelas VIII SMP ISS Jatipurno Wonogiri .....................
Penentuan Sampel Isaac dan Michael .....................................................
Daftar Perolehan Jumlah Sampel ............................................................
Penggunaan Alat Pengumpul Data..........................................................
Kategori Jawaban dan Cara Penskoran Skala Motivasi Belajar .............
Kisi-Kisi Instrumen Skala Motivasi Belajar ...........................................
Kategori Jawaban dan Cara Penskoran Skala Kematangan Emosi .........
Kisi-Kisi Instrumen Skala Kematangan Emosi.......................................
Kategori Jawaban dan Cara Penskoran Angket Keharmonisan
Keluarga ..................................................................................................
Kisi-Kisi Instrumen Angket Keharmonisan Keluarga ............................
Kategori Interpretasi Skor Reliabilitas ....................................................
Kriteria kematangan emosi, keharmonisan keluarga dan motivasi
belajar siswa ............................................................................................
Distribusi Frekuensi Persentase Skor Motivasi Belajar ..........................
Persentase Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII di SMP ISS Jatipurno
Wonogiri per Masing-Masing Indikator .................................................
Distribusi Frekuensi Persentase Skor Kematangan Emosi .....................
Persentase Kematangan Emosi Siswa Kelas VIII di SMP ISS Jatipurno
Wonogiri per Masing-masing Indikator ..................................................
Distribusi Frekuensi Persentase Skor Keharmonisan Keluarga ..............
Persentase Keharmonisan Keluarga Siswa kelas VIII SMP ISS
Jatipurno Wonogiri per Masing-Masing Indikator .................................
Hasil Uji Asumsi Klasik Kematangan Emosi (X1) dengan Motivasi
Belajar (Y)...............................................................................................
Koefisien Hubungan Kematangan Emosi (X1) dengan Motivasi
Belajar (Y) ..............................................................................................
Hasil Uji Asumsi Klasik Keharmonisan Keluarga (X2) dengan Motivasi
Belajar (Y)...............................................................................................
Koefisien Hubungan Keharmonisan Keluarga (X2) dengan Motivasi
Belajar (Y)...............................................................................................
Hasil Uji Asumsi Klasik Kematangan Emosi (X1) dan Keharmonisan
Keluarga (X2) dengan Motivasi Belajar (Y) ...........................................
Koefisien Hubungan Kematangan Emosi (X1) dan Keharmonisan
Keluarga (X2) dengan Motivasi Belajar (Y) ...........................................
Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ....................................................
xii
60
61
62
67
68
69
70
71
72
73
78
82
88
89
90
91
92
93
94
95
96
96
98
98
99
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Kerangka Berpikir ...................................................................................
3.1 Hubungan antar Variabel ........................................................................
3.2 Prosedur Penyusunan Instrumen .............................................................
xiii
53
57
75
DAFTAR GRAFIK
Grafik
Halaman
4.1 Distribusi Frekuensi Persentase Skor Motivasi Belajar ..........................
4.2 Distribusi Frekuensi Persentase Skor Kematangan Emosi .....................
4.3 Distribusi Frekuensi Persentase Skor Keharmonisan Keluarga ..............
xiv
89
91
93
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Pedoman Observasi Data Awal ..................................................................
2. Pedoman Wawancara Data Awal ...............................................................
3. Kisi-Kisi Instrumen Skala Motivasi Belajar Uji Coba ...............................
4. Skala Motivasi Belajar Uji Coba ...............................................................
5. Kisi-Kisi Instrumen Skala Kematangan Emosi Uji Coba ..........................
6. Skala Kematangan Emosi Uji Coba ...........................................................
7. Kisi-Kisi Instrumen Angket Keharmonisan Keluarga Uji Coba................
8. Angket Keharmonisan Keluarga Uji Coba ................................................
9. Tabulasi Data Hasil Uji Coba Skala Motivasi Belajar ...............................
10. Tabulasi Data Hasil Uji Coba Skala Kematangan Emosi ..........................
11. Tabulasi Data Hasil Uji Coba Angket Keharmonisan Keluarga ................
12. Hasil Uji Reliabilitas ..................................................................................
13. Kisi-Kisi Instrumen Skala Motivasi Belajar ..............................................
14. Skala Motivasi Belajar ...............................................................................
15. Lembar Jawab Skala Motivasi Belajar .......................................................
16. Kisi-Kisi Instrumen Skala Kematangan Emosi..........................................
17. Skala Kematangan Emosi ..........................................................................
18. Lembar Jawab Skala Kematangan Emosi ..................................................
19. Kisi-Kisi Instrumen Angket Keharmonisan Keluarga ...............................
20. Angket Keharmonisan Keluarga ................................................................
21. Lembar Jawab Angket Keharmonisan Keluarga........................................
22. Uji Asumsi Klasik ......................................................................................
23. Analisis Regresi .........................................................................................
24. Uji Hipotesis ..............................................................................................
25. Dokumentasi Penelitian .............................................................................
26. Surat Keterangan telah melakukan penelitian dari SMP ISS
Jatipurno Wonogiri.....................................................................................
xv
125
126
127
128
132
133
137
138
141
149
157
165
167
168
171
172
173
176
177
178
181
182
189
190
191
192
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja,
teratur dan terencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang
diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Dalam pendidikan formal, belajar
menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan
didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru.
“Belajar adalah proses perubahan manusia ke arah tujuan yang lebih baik dan
bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain” (Baharuddin, 2010: 15). Apabila setelah
belajar tidak terjadi perubahan dalam diri manusia, maka tidaklah dapat dikatakan
telah berlangsung proses belajar. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam
prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang memuaskan
dibutuhkan adanya proses belajar. Seorang siswa dalam melaksanakan proses belajar,
memerlukan adanya dorongan tertentu agar dapat memperoleh hasil belajar sesuai
dengan tujuan yang diharapkan.
Dorongan dalam belajar ini merupakan suatu hal yang sangat diperlukan bagi
siswa untuk dapat meningkatkan prestasi belajar yaitu berupa motivasi belajar.
2
Motivasi dalam belajar memegang peranan yang sangat penting karena
motivasi yang dimiliki siswa akan menentukan hasil yang dicapai dari kegiatan
pembelajaran. “Motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul karena adanya
rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk
mengadakan perubahan tingkah laku lebih baik dari keadaan sebelumnya” (Uno,
2011: 9).
Dari definisi tersebut jelaslah bahwa motivasi pada dasarnya merupakan
dorongan efektif yang menggerakkan perilaku individu untuk mencapai tujuan
tertentu. Motivasi dapat menjadi penyebab siswa untuk dapat berkembang dan
mampu mencapai hasil belajar yang lebih baik. Untuk itu, agar dapat mencapai
prestasi belajar yang optimal siswa harus memiliki motivasi belajar yang tinggi.
Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang dapat mendorong siswa atau individu
untuk belajar. Motivasi belajar bukan saja penting karena menjadi pendorong dalam
belajar, namun juga memperlancar belajar dan hasil belajar siswa.
Fenomena yang terjadi di SMP ISS Jatipurno khususnya siswa kelas VIII
menunjukkan adanya masalah terkait motivasi belajar. Berdasarkan hasil observasi
terdapat 35% (60 siswa) dari jumlah keseluruhan kelas VIII (166 siswa) dimana siswa
tersebut menunjukkan kurangnya motivasi dalam belajar. Kurangnya motivasi belajar
dapat dilihat dari tingkah laku seperti kurang antusias mengikuti pelajaran,
mengerjakan PR di sekolah, malas mencatat, mencontek pekerjaan teman, mengantuk
di kelas, dan tidak berani menyampaikan pendapat ketika diskusi berlangsung. Selain
itu, tidak jarang ada yang celometan ketika guru sedang memberikan materi
3
pelajaran. Hal tersebut dapat terlihat bahwa kemauan atau motivasi siswa dalam
belajar masih kurang.
Berdasarkan wawancara dengan guru pembimbing, ketika anak diberikan
tugas atau pekerjaan rumah tidak sedikit yang menyepelekannya sehingga mereka
kurang dapat mengikuti materi pelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini
disebabkan karena siswa menganggap remeh pelajaran, kurangnya dukungan
orangtua, serta sistem penyampaian materi yang kurang menarik bagi siswa.
Motivasi belajar itu sendiri terdapat dua jenis, yaitu motivasi instrinsik dan
motivasi ekstrinsik.
Uno (2011: 4), motif intrinsik timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari
luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau
sejalan dengan kebutuhannya.Sedangkan motif ekstrinsik timbul karena
adanya rangsangan dari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan
terdapat minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan timbul karena
melihat manfaatnya.
Berdasarkan pendapat Uno tersebut, bahwa motivasi belajar itu ada yang
bersifat instrinsik atau timbul dari dalam diri siswa sendiri sesuai dengan
kebutuhannya, ada juga yang bersifat ekstrinsik atau muncul karena adanya
rangsangan dari luar individu. Dalam hal ini, terlihat bahwa motivasi belajar
disebabkan adanya dorongan atau rangsangan dari dalam dan luar diri individu.
Faktor instrinsik yang berpengaruh dalam motivasi belajar salah satunya
adalah kematangan emosi. Remaja cenderung memiliki emosi yang labil sehingga
terkadang muncul dalam bentuk yang meledak-ledak. Hal ini dikarenakan perubahan
emosi selama masa awal remaja biasanya terjadi lebih cepat. Masa remaja
4
mempunyai energi yang besar dan perkembangan emosi yang belum stabil sedangkan
pengendalian diri pada masa remaja terkadang masih sulit dilakukan. Remaja yang
belum bisa mengontrol emosi negatif dengan baik dapat mengakibatkan remaja dalam
bertingkah laku sangat dikuasai emosinya. Hurlock (1980: 213) mengemukakan
bahwa:
Petunjuk kematangan emosi pada diri individu adalah kemampuan individu
untuk menilai situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi secara
emosional, tidak lagi bereaksi tanpa berpikir sebelumnya seperti anak-anak
atau orang yang tidak matang, sehingga akan menimbulkan reaksi emosional
yang stabil dan tidak berubah-ubah dari satu emosi atau suasana hati yang
lain.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kematangan emosi adalah
kemampuan individu untuk mengadakan tanggapan-tanggapan emosi secara matang
dan mampu mengontrol serta mengendalikan emosinya sehingga menunjukkan suatu
kesiapan dalam bertindak. Orang yang emosinya matang mampu mengadakan
penyesuaian antara yang dia inginkan dan kenyataan yang dia hadapi.
Walgito (2000: 44) mengatakan bahwa seseorang telah mencapai kematangan
emosi apabila dirinya dapat mengendalikan emosinya dan diharapkan individu
berpikir secara matang, melihat persoalan secara obyektif. Dalam hal ini, dengan
kematangan emosi diharapkan siswa akan dapat berpikir secara baik, termasuk dalam
hal belajarnya. Apabila dalam belajar siswa dapat berpikiran secara baik tidak
menutup kemungkinan motivasi belajarnya pun akan tinggi.
Berdasarkan wawancara dengan guru pembimbing, praktikan memperoleh
gambaran mengenai kematangan emosi siswa kelas VIII, yaitu menunjukkan bahwa
5
siswa kurang bisa dalam mengendalikan emosinya. Misalnya saja ada yang
melampiaskan kemarahannya dengan teman dekatnya, bertengkar, sering melamun,
dan suka berkata kasar. Dengan adanya kematangan emosi dalam diri siswa,
diharapkan siswa mampu mengendalikan emosinya dan mampu berpikir secara baik
sehingga dalam belajar akan memperoleh hasil yang baik pula.
Berkaitan dengan permasalahan motivasi belajar, salah satu faktor yang dapat
berpengaruh terhadap motivasi belajar adalah keharmonisan keluarga. Penelitian
Rahayu (2013: 195) ”lingkungan keluarga yang harmonis, kondusif, bahagia,
menyenangkan dapat memotivasi anak untuk belajar dan menimbulkan dorongan
berprestasi pada siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa”.
Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa agar tercapai prestasi belajar yang baik adalah
lingkungan keluarga, yaitu adanya keluarga yang harmonis.
Setiap orang pasti mendambakan keluarga yang harmonis, keluarga yang
penuh dengan rasa aman, tenang, riang gembira dan saling menyayangi diantara
anggota keluarga. “Keluarga harmonis akan tercipta jika setiap anggota keluarga
menyadari dan mengakui hak dan kewajiban masing-masing” (Prihatiningsih dan
Nurhainun, 2006: 2). Untuk menciptakan keharmonisan dalam keluarga juga
diperlukan adanya komunikasi yang baik antar anggota keluarga. Dengan terciptanya
komunikasi yang baik dapat menumbuhkan rasa saling pengertian, rasa aman dan
ketenangan bagi anak. Hal tersebut akan berpengaruh pada proses belajar siswa
sehingga akan berdampak pada motivasi belajarnya.
6
Dalam kenyataan sehari-hari tidak semua keluarga dapat mencapai keluarga
yang harmonis. Ada diantara keluarga yang mengalami banyak masalah. Salah satu
ciri keluarga yang tidak harmonis adalah terjadinya pertengkaran atau percekcokan
diantara anggota keluarga dan tidak adanya komunikasi dalam keluarga sehingga
kehidupan dalam keluarga tidak ada kedamaian dan ketentraman (Prihatiningsih dan
Nurhainun, 2006: 1). Apabila hal ini berlangsung terus maka akan menyebabkan
terjadinya perceraian. Iklim keluarga yang tidak sehat ini akan mempengaruhi
perkembangan emosi anak, kemudian berpengaruh terhadap perilaku anak, yang
akhirnya prestasi belajarnya mundur.
Berdasarkan fenomena di lapangan, peneliti memperoleh gambaran mengenai
permasalahan kurangnya keharmonisan dalam keluarga. Berdasarkan wawancara
dengan guru pembimbing bahwa ketidakharmonisan dalam keluarga mengakibatkan
anak merasa kurang diperhatikan, misalnya di sekolah anak sering membolos, datang
ke sekolah sering terlambat, merokok di lingkungan sekolah, mengerjakan PR di
sekolah, kurang bisa menghargai guru ketika pelajaran sedang berlangsung, bahkan
ada yang jarang pulang ke rumah. Apabila dalam sebuah keluarga seorang anak
mendapatkan bimbingan, pengawasan, rasa aman, perhatian, sikap saling pengertian
dan kasih sayang dari anggota keluarga lain maka akan mengakibatkan anak menjadi
termotivasi untuk belajar sehingga anak bisa meraih prestasi belajar yang baik.
Bagi anak-anak yang motivasi belajarnya rendah yang diakibatkan karena
kebutuhan emosinya tidak terpenuhi dan kurangnya keharmonisan dalam keluarga
akan berpotensi mengalami permasalahan belajar di kemudian hari. Dampaknya akan
7
meluas pada kemampuannya dalam memahami kejadian atau peristiwa-peristiwa lain
yang dialami sehari-hari. Untuk itu, pelayanan guru bimbingan dan konseling
hendaknya berjalan secara efektif dalam membantu siswa mencapai tujuan-tujuan
perkembangannya dan mengatasi permasalahan yang dialami oleh siswa.
Disinilah dirasakan perlunya pelayanan bimbingan dan konseling dalam
mengatasi
berbagai
permasalahan
siswa.
Permasalahan
tersebut
mencakup
permasalahan yang terjadi di lingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah.
Manfaat bimbingan dan konseling cukup penting bagi seorang siswa untuk mengatasi
berbagai permasalahan, termasuk dalam hal kematangan emosi, keharmonisan
keluarga maupun motivasi belajar siswa.
Hal tersebutlah yang memunculkan ketertarikan penulis untuk melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan antara Kematangan Emosi dan Keharmonisan
Keluarga dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII di SMP ISS Jatipurno
Wonogiri”.
1.2
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah seperti di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa kelas VIII di SMP ISS Jatipurno
Wonogiri ?
8
1.2.2 Bagaimana gambaran kematangan emosi siswa kelas VIII di SMP ISS
Jatipurno Wonogiri ?
1.2.3 Bagaimana gambaran keharmonisan keluarga siswa kelas VIII di SMP ISS
Jatipurno Wonogiri ?
1.2.4 Seberapa erat hubungan antara kematangan emosi dengan motivasi belajar
siswa kelas VIII di SMP ISS Jatipurno Wonogiri ?
1.2.5
Seberapa erat hubungan antara keharmonisan keluarga dengan motivasi
belajar siswa kelas VIII di SMP ISS Jatipurno Wonogiri?
1.2.6
Seberapa erat hubungan antara kematangan emosi dan keharmonisan keluarga
dengan motivasi belajar siswa kelas VIII di SMP ISS Jatipurno Wonogiri?
1.3
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan permasalahan yang telah diajukan
maka penelitian ini bertujuan:
1.3.1 Untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa kelas VIII di SMP ISS
Jatipurno Wonogiri.
1.3.2 Untuk mengetahui gambaran kematangan emosi siswa kelas VIII di SMP ISS
Jatipurno Wonogiri.
1.3.3 Untuk mengetahui gambaran keharmonisan keluarga siswa kelas VIII di SMP
ISS Jatipurno Wonogiri.
9
1.3.4 Untuk mengetahui hubungan antara kematangan emosi dengan motivasi
belajar siswa kelas VIII di SMP ISS Jatipurno Wonogiri.
1.3.5 Untuk mengetahui hubungan antara keharmonisan keluarga dengan motivasi
belajar siswa kelas VIII di SMP ISS Jatipurno Wonogiri.
1.3.6 Untuk mengetahui hubungan antara kematangan emosi dan keharmonisan
keluarga dengan motivasi belajar siswa kelas VIII di SMP ISS Jatipurno
Wonogiri.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan di
bidang bimbingan dan konseling, khususnya bagi pengembangan teori mengenai
hubungan antara kematangan emosi dan keharmonisan keluarga dengan motivasi
belajar siswa.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Sebagai bahan masukan bagi para konselor bahwa dalam memotivasi belajar
siswa perlu memperhatikan faktor internal salah satunya yaitu kematangan
emosi, dan faktor keluarga karena keluarga merupakan salah satu faktor
eksternal tumbuhnya motivasi belajar siswa.
1.4.2.2 Sebagai masukan bagi siswa untuk selalu meningkatkan motivasi belajar agar
dapat meraih prestasi dan cita-cita yang diinginkan.
10
1.4.2.3 Bagi peneliti lanjutan, dirasa perlu melakukan penelitian lebih lanjut tentang
motivasi belajar dengan aspek-aspek lain yang belum diteliti dalam penelitian
ini.
1.5
Sistematika Skripsi
Sistematika skripsi merupakan garis besar penyusunan skripsi yang
memudahkan jalan pemikiran dalam memahami keseluruhan isi skripsi yang berisi :
1.5.1
Bagian Awal Skripsi
Bagian ini berisi tentang halaman judul, abstrak, halaman pengesahan,
halaman motto dan persembahan, halaman kata pengantar, daftar isi, daftar tabel,
daftar grafik, dan daftar lampiran.
1.5.2
Bagian Inti
Bagian inti terdiri dari lima bab, yaitu :
Bab 1 Pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika skripsi.
Bab 2 Tinjauan Pustaka. Pada bab ini disajikan kajian pustaka yang
membahas teori-teori yang melandasi penelitian ini. Beberapa konsep teori yang
disajikan pada bab ini mencakup penelitian terdahulu, teori mengenai motivasi
belajar, teori mengenai kematangan emosi, teori mengenai keharmonisan keluarga
serta hipotesis.
11
Bab 3 Metode Penelitian. Pada bab ini disajikan metode penelitian yang
meliputi jenis penelitian, variabel penelitian, populasi, sampel, metode pengumpulan
data, validitas dan reliabilitas, hasil uji instrumen, prosedur penyusunan instrumen
serta teknik analisis data.
Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini disajikan hasil penelitian
yang meliputi hasil analisis deskriptif persentase, hasil uji asumsi, hasil uji regresi
sederhana, hasil uji regresi ganda, hasil uji hipotesis, pembahasan penelitian dan
keterbatasan penelitian.
Bab 5 Penutup. Pada bab ini disajikan simpulan atas hasil penelitian serta
saran-saran.
1.5.3
Bagian Akhir Skripsi
Pada bagian ini terdapat daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang
mendukung penelitian ini.
12
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka merupakan kajian secara teoritis yang akan dipakai sebagai
dasar penelitian. Dalam bab ini akan diuraikan tinjauan pustaka yang mendasari
penelitian ini yang meliputi (1) penelitian terdahulu (2) motivasi belajar (3)
kematangan emosi (4) keharmonisan keluarga (5) hubungan antara kematangan emosi
dan keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar dan (6) hipotesis.
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya oleh
peneliti lain. Tujuannya adalah sebagai bahan masukan bagi peneliti dan untuk
membandingkan antara penelitian yang satu dengan yang lain. Dalam penelitian
terdahulu akan diuraikan pokok bahasan sebagai berikut :
2.1.1
Buyung Desiverlina (2015) Hubungan Kecerdasan Emosional dan
Keharmonisan
Keluarga dengan Motivasi Belajar Siswa di Sekolah
SMK Kesehatan Samarinda
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Buyung Desiverlina menunjukkan
bahwa (1) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dan
keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar siswa SMK Kesehatan Samarinda.
(2) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dengan
motivasi belajar siswa SMK Kesehatan Samarinda. (3) Tidak terdapat hubungan
13
antara keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar siswa SMK Kesehatan
Samarinda.
2.1.2
Lusiana Solita, dkk (2012) Hubungan antara Kemandirian Emosi dengan
Motivasi Belajar
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lusiana dkk (2012) menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara kemandirian emosi dengan motivasi belajar
siswa. Pada masa remaja siswa menampilkan bermacam-macam emosi sesuai dengan
apa yang dirasakan, salah satu jenis emosi yang sering ditampilkan remaja adalah
emosi marah, siswa sangat sering marah pada masalah-masalah yang sepele yang
akhirnya berpengaruh pada motivasi belajar siswa, namun siswa yang memiliki
kemandirian emosi bisa mengontrol marah dan tidak berpengaruh pada motivasi
belajarnya. Jadi siswa yang mandiri secara emosi, tentu dapat mengontrol emosinya
untuk dapat menampilkan emosi yang positif yang dapat mendorong dalam kegiatan
belajar.
2.1.3
Muhammad Aries Nugrahanto (2011) Hubungan antara Keharmonisan
Keluarga dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV dan V Madrasah
Ibtidaiyah Kadirejo 01 Ds. Kadirejo Kec. Pabelan Kab. Semarang Tahun
Pelajaran 2010/2011.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Aries Nugrahanto
menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara keharmonisan keluarga dengan
motivasi belajar siswa MI Kadirejo 01 Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten
14
Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011. Semakin tinggi tingkat keharmoisan keluarga
semakin tinggi pula tingkat motivasi belajar.
2.1.4
Listriana
Fatimah
(2010)
Hubungan
Persepsi
Anak
terhadap
Keharmonisan Keluarga dan Pola Asuh Orang Tua dengan Motivasi
Belajar (Studi di Prodi D-III Kebidanan FIK UNIPDU Jombang).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Listriana Fatimah menunjukkan bahwa
(1) Ada hubungan yang signifikan antara persepsi anak terhadap keharmonisan
keluarga dengan motivasi belajar. (2) Ada hubungan yang signifikan antara persepsi
anak terhadap pola asuh orang tua dengan motivasi belajar. (3) Ada hubungan yang
signifikan antara persepsi anak terhadap keharmonisan keluarga dan pola asuh orang
tua dengan motivasi belajar. Setiap peningkatan 1 skor persepsi anak terhadap
keharmonisan keluarga akan meningkatkan motivasi belajar sebesar 0,921 dan setiap
peningkatan 1 skor persepsi anak terhadap pola asuh orang tua akan meningkatkan
motivasi belajar sebesar 0,878.
2.1.5 M. Asy’ari, dkk (2014) Konsep Diri, Kecerdasan Emosi Dan Motivasi
Belajar Siswa.
Hasil penelitian yang dilakukan M. Asy’ari, dkk menunjukkan bahwa (1) Ada
hubungan positif yang signifikan antara konsep diri dengan motivasi belajar siswa
SMK Assa’adah Sampurnan Bungah. Semakin tinggi konsep diri siswa maka akan
semakin baik pula motivasi belajarnya (2) Ada hubungan positif yang signifikan
antara kecerdasan emosional dengan motivasi belajar siswa SMK Assa’adah
Sampurnan Bungah. Semakin tinggi kecerdasan emosional siswa maka akan semakin
15
baik pula siswa termotivasi dalam belajarnya. (3) Ada hubungan positif yang
signifikan antara konsep diri dan kecerdasan emosional secara bersama-sama dengan
motivasi belajar siswa SMK Assa’adah Sampurnan Bungah. Semakin tinggi konsep
diri dan kecerdasan emosional siswa maka akan semakin baik pula motivasi
belajarnya.
Berdasarkan kelima penelitian terdahulu diatas, menunjukkan bahwa
penelitian mengenai motivasi belajar sudah banyak dilakukan. Bahkan sudah ada
yang meneliti tentang hubungan kecerdasan emosi dan keharmonisan keluarga
dengan motivasi belajar. Namun, semuanya belum pernah ada yang menyinggung
tentang hubungan kematangan emosi dan keharmonisan keluarga dengan motivasi
belajar. Dengan demikian penelitian yang dilakukan peneliti ini sah untuk dilakukan,
karena belum ada yang meneliti hal ini sebelumnya. Berkaitan dengan hal tersebut,
peneliti akan meneliti hubungan antara kematangan emosi dan keharmonisan
keluarga dengan motivasi belajar pada siswa kelas VIII di SMP ISS Jatipurno
Wonogiri.
2.2 Motivasi Belajar
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Betapa
pentingnya motivasi dalam belajar, karena keberadaannya sangat berarti bagi
perbuatan belajar. Motivasi yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar.
16
Apabila siswa tidak memiliki motivasi belajar, maka tidak akan terjadi kegiatan
belajar pada siswa tersebut.
2.2.1 Pengertian Motivasi
Maslow sebagai tokoh motivasi aliran humanisme, menyatakan bahwa
kebutuhan manusia secara hierarkis semuanya laten dalam diri manusia. Kebutuhan
tersebut mencakup kebutuhan fisiologis (sandang pangan), kebutuhan rasa aman
(bebas bahaya), kebutuhan kasih sayang, kebutuhan dihargai dan dihormati, dan
kebutuhan aktualisasi diri (Uno, 2011: 6).
Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan homeostatik seperti makan, minum,
gula, garam, protein, serta kebutuhan istirahat dan seks. Kebutuhan rasa aman dan
perlindungan meliputi kebutuhan keamanan, stabilitas, proteksi, struktur, hukum,
keteraturan, batas, bebas dari takut dan cemas. Kebutuhan sosial meliputi antara lain
kebutuhan kasih sayang, keluarga, sejawat pasangan, anak, kebutuhan menjadi bagian
dari kelompok. Kebutuhan penghargaan seperti (1) kebutuhan kekuatan, penguasaan,
kompetensi, kepercayaan diri, kemandirian. (2) kebutuhan prestise, penghargaan dari
orang lain, status, ketenaran, dominasi, menjadi penting, kehormatan dan apresiasi.
Sedangkan kebutuhan aktualisasi diri dapat meliputi (1) kebutuhan orang untuk
menjadi yang seharusnya sesuai potensinya. Kebutuhan kreatif, realisasi diri,
pengembangan self. (2) kebutuhan harkat kemanusiaan untuk mencapai tujuan, terus
maju, menjadi lebih baik (Alwisol, 2009: 202).
Menurut Maslow apabila kebutuhan dasar manusia terpenuhi maka akan
timbul kebutuhan yang lebih tinggi lagi. Jika kebutuhan yang lebih tinggi tersebut
17
pun dapat terpenuhi lagi, manusia akan mempunyai keinginan yang lebih tinggi dari
sebelumnya, demikian seterusnya. Untuk memberikan motivasi yang berhasil dalam
belajar harus berawal dari pemenuhan kebutuhan dasar para siswa. Kemudian timbul
rasa beprestasi pada seseorang yang merupakan sumber kebanggaan. Rasa berprestasi
inilah yang akan mendorong siswa untuk berkompetisi dan merasa butuh untuk
memperoleh hasil yang tertinggi.
Istilah motivasi memiliki akar kata dari bahasa latin movere, yang berarti
gerak atau dorongan untuk bergerak. Atau bisa disebut dengan motif yang diartikan
sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu
tersebut bertindak atau berbuat guna mencapai suatu tujuan. Berbagai ahli
memberikan definisi tentang motivasi, motivasi menurut Uno (2011: 3) “motivasi
merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan
perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya”. Sedangkan
menurut Hamalik (2013: 158) “motivasi adalah perubahan energi yang terjadi dalam
diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai
suatu tujuan”.
Motivasi menurut McDonald yang dikutip oleh Hamalik (2014: 173)
“Motivation is energy change within the person characterized by affective arousal
and anticipatory goal reactions”. Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam
pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai
tujuan. “Motivasi adalah “pendorongan”; suatu usaha yang disadari untuk
mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak
18
melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu” (Purwanto, 2007:
71).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil pengertian motivasi adalah
suatu kekuatan atau dorongan dalam diri individu yang membuat individu tersebut
bertingkah laku yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuannya,
termasuk didalamnya adalah kegiatan belajar.
2.2.2 Pengertian Belajar
Menurut Slameto (2010: 2) “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”. Hal senada juga dikemukakan oleh Basleman dan Mappa (2011: 12)
“belajar adalah perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu dalam berinteraksi
dengan lingkungannya”.
“Belajar adalah proses perubahan manusia ke arah tujuan yang lebih baik dan
bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain” (Baharuddin, 2010: 15). Sedangkan
menurut Purwanto (2007: 85) “belajar adalah tingkah laku yang mengalami
perubahan yang relatif mantap melalui latihan atau pengalaman karena belajar
menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan
dalam pengertian, pemecahan suatu masalah atau berpikir, keterampilan, kecakapan,
kebiasaan, ataupun sikap”.
19
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
proses perubahan tingkah laku yang dialami individu sebagai akibat dari pengalaman
dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
2.2.3 Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Dalam
belajar, motivasi sangat penting karena sebagai modal yang berkaitan dengan
semangat dan kebutuhan dalam melakukan kegiatan belajar. “Motivasi belajar adalah
proses yang memberikan semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya
perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan
lama” (Suprijono, 2012: 163)
Uno (2011: 23) “motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada
siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada
umumnya dengan beberapa indikator dan atau unsur yang mendukung. Hal itu
mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar”. Pada
hakikatnya motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan
keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan akan belajar, harapan akan cita-cita.
Sedangkan dari faktor ekstrinsik yaitu adanya penghargaan, lingkungan belajar