Tingkat perilaku sosial siswa kelas X SMA St. Yosep Pangkal Pinang Bangka tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

  

TINGKAT PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS X

SMA St. YOSEF PANGKALPINANG BANGKA

TAHUN AJARAN 2007/2008

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Bimbingan dan Konseling

  

OLEH :

YOHANES ASTO NURSIHWANA

0011140070

  

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

MOTO DAN PERSEMBAHAN

  

MOTO:

  Maju Terus Pantang Mundur !!!

  

PERSEMBAHAN:

  Skripsi ini kupersembahkan kepada kedua orangtuaku terkasih Mordonius Sudarsono dan Fiantini Halianto, kekasihku Nadia Maharani dan adikku Elias Surya Hernowo.

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 24 Juli 2008 Penulis,

  Yohanes Astonursihwana

  

ABSTRAK

TINGKAT PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS X

SMA St. YOSEF PANGKALPINANG BANGKA

TAHUN AJARAN 2007/2008

  Yohanes Astonursihwana Universitas Sanata Dharma

  Yogyakarta 2008 Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey.

  Populasi penelitian adalah populasi terbatas, yaitu seluruh siswa putra dan seluruh siswi putri kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka tahun ajaran 2007/2008 yang berjumlah 179 siswa (83 siswa putra dan 96 siswi putri).

  Masalah penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah tingkat perilaku sosial para siswa putra kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka tahun ajaran 2007/2008? (2) Bagaimanakah tingkat perilaku sosial para siswi putri kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka tahun ajaran 2007/2008? (3) Apakah ada perbedaan tingkat perilaku sosial antara para siswa putra dan para siswi putri kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka tahun ajaran 2007/2008?

  Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Tingkat Perilaku Sosial Siswa dengan jumlah pernyataan sebanyak 66 item. Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan masalah penelitian, variabel penelitian, kajian teoritik, dan mengenai semua unsur perilaku sosial siswa.

  Hasil penelitian adalah (1) Jumlah para siswa putra yang memiliki tingkat perilaku sosial rendah (60,2%) lebih banyak dari pada jumlah para siswa putra yang memiliki tingkat perilaku sosial tinggi (39,7%). (2) Jumlah para siswi putri yang memiliki tingkat perilaku sosial tinggi (64,7%) lebih banyak dari pada jumlah para siswi putri yang memiliki tingkat perilaku sosial rendah (35,4%). (3) Terdapat perbedaan signifikan antara tingkat perilaku sosial para siswa putra dan para siswi putri kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka tahun ajaran 2007/2008.

  

ABSTRACT

LEVEL OF THE STUDENT’S SOCIAL BEHAVIOR IN GRADE X

St. YOSEF SENIOR HIGH SCHOLL

PANGKALPINANG BANGKA IN 2007/2008

  Yohanes Astonursihwana Sanata Dharma University

  Yogyakarta 2008

  This research was a descriptive research using survey method. The population of this research was limited population, they were all of the students both boys and girls in grade X of St. Yosef Senior High School Pangkalpinang Bangka that consisted of 179 students (boys = 83 and girls = 96).

  The problems of this research were : (1) What is the social behavior level of the boys student in grade X St. Yosef Senior High Scholl Pangkalpinang Bangka in 2007/2008? (2) What is the social behavior level of the girls student in grade X St. Yosef Senior High Scholl Pangkapinang Bangka in 2007/2008? (3) Is there any difference in social behavior level among boys and girls in St. Yosef Senior High Scholl Pangkalpinang Bangka in 2007/2008?

  The instrument of this research was questionnaire about social behavior level of students which consisted of 66 statements. The instrument in this research was based on the problems of research, the variable of research, theoretical review, and all about element of social behavior.

  The results of this research were (1) Some of male students who had low level of social behavior (60,2%) was more than some of students who had high level of social behavior (39,7%). (2) Some of female students who had high level of social behavior (64,7%) was more than some of students who had low level of the social behavior (35,4%). (3) There was a difference social behavior among boys and girls in grade X St. Yosef Senior High School Pangkalpinang Bangka in 2007/2008.

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : YOHANES ASTO NURSIHWANA Nomor Mahasiswa : 0011140070

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Uni- versitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  TINGKAT PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS X SMA St. YOSEF PANGKALPINANG BANGKA TAHUN AJARAN 2007/2008

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me- ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 03 September 2008 Yang menyatakan (YOHANES ASTO NURSIHWANA)

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab atas rahmat dan penyertaanNya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di bidang Bimbingan dan Konseling. Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Drs. Wens Tanlain M.Pd., Dosen pembimbing yang telah dengan sukarela menyisihkan waktu untuk memberikan tuntunan, petunjuk, bimbingan, perhatian, pendorong semangat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  2. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si. Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah menyetujui dan memberikan kesempatan bagi saya untuk menulis skripsi ini, serta memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

  3. SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka yang menerima penulis dan telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian.

  4. Budi Gunawan S.Pd, S.Mn selaku kepala sekolah SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka.

  5. Segenap Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah dan pernah mendidik penulis selama kuliah serta ilmu yang telah diberikan kepada penulis, yaitu : Pak Wens, Ibu Reta, Pak Sinurat, Pak Samana, Pak Puji, Pak Gendon, Pak Masidjo, Pak Tatung, Sr. Milburga, Ibu

  Retno, Ibu Maslichah, Pak Medi, Pak Wahana, Romo Sigit, Ibu Setyandari, dan Ibu Nina.

  6. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar dan berkembang.

  7. Perpustakaan Sanata Dharma dan segenap petugas serta pegawai perpustakaan yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi.

  8. Kedua Orang tuaku tercinta, Bapak Mordonius Sudarsono dan Ibu Fiantini Halianto atas dukungan, perhatian, dorongan semangat, pengertian, biaya, dan cinta kasihnya terhadap penulis, serta adikku satu-satunya Elias Surya Hernowo.

  9. Kepada Nadia Maharani pacarku, pendamping selama aku mengerjakan skripsi, pemberi semangat, kasih sayang, kesetiaan, kepercayaan, dan bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.

  10. Segenap teman-teman angkatan 2000 kelas A dan B: Nancy, Ola, Titut, Mita, Nita, Coan, Boim, Ino, Wahyu, Charli, Ona, Agus, Andi, Budi, Indah, Ninda, Deby, Nit-Not, Ki-Ki, Lia, Yuli, dan lain- lain, segenap kakak tingkat, dan adik tingkat.

  11. Seluruh teman-teman di UKM Sepakbola Sanata Dharma: Jimmy, Ndaru, Edi, Yosi, Setyo, Niko, Adwi, Cu-Cu, Eko, Ari (Yor), Bintang, Galih (Gaban), Bangkit, Singgih, Aga, Adi, Klemen, dan lainnya.

  12. Pelatih UKM Sepakbola, Bapak Melius Mau atas pengertiannya ketika saya harus ijin tidak ikut latihan.

  13. Segenap Siswa-siswi SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008 atas kontribusinya dalam pengisian Kuesioner Tingkat Perilaku Sosial Siswa-Siswi.

  14. Segenap Guru di SMA St. Yosef yang telah mendukung penelitian penulis.

  15. Segenap teman-teman angkatan 2000 Program Studi Sastra Inggris universitas Sanata Dharma: Jody, Greg, Ade, Dito, Imel, Amel, dan segenap teman-teman di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Akhirnya penulis berharap sksipsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Terima kasih.

  Yogyakarta, 15 Juli 2008 Penulis.

DAFTAR ISI

  Halaman

  

HALAMAN JUDUL………………………………………………………...……. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………….... ii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………….. iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………. iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………….… v

ABSTRAK……………………………………………………………………….… vi

ABSTRACT

  ……………………………………………………………………….. vii

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. viii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..... xi

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………. xv

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………… xvii

  

BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………… 1

A. Latar Belakang Masalah………………………………………………... 1 B. Rumusan Masalah ……………………………………………………… 5 C. Tujuan Penelitian………………………………………………………. 6 D. Manfaat Penelitian…………………………………………………….. 6 E. Batasan Variabel Penelitian……………………………………………. 6 F. Hipotesis Penelitian…………………………………………………….. 7

  

BAB II. KAJIAN TEORITIS…………………………………………………….. 8

A. Pendidikan SMA…………………………………………………………… 8

  a. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler……………………………….. 15

  c. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Sosial……………………... 21

  6. Paduan Suara (Koor)……………………………………………. 19

  5. Seni Tari………………………………………………………… 19

  4. Futsal……………………………………………………………. 19

  3. Sepakbola……………………………………………………….. 18

  2. Bola Voli………………………………………………………... 17

  1. Basket…………………………………………………………… 16

  b. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler……………………………… 16

  4. Kegiatan Ekstrakurikuler………………………………………………... 15

  1. Pengertian Pendidikan Formal…………………………………………. 8

  3. Pengajaran Kelas………………………………………………………... 14

  2. Aspek Perilaku Sosial…………………………………………………… 13

  1. Pengertian perilaku Sosial………………………………………………. 12

  B. Perkembangan Perilaku Sosial Siswa ………………………………………. 12

  b. Struktur Kurikulum SMA………………………………………….... 10

  a. Isi Kurikulum SMA…………………………………………………. 9

  3. Kurikulum SMA………………………………………………………… 9

  2. Pendid ikan Sekolah Menengah Atas…………………………………… 9

  1. Perilaku Belajar Kelompok…………………………………….. 21

  2. Perilaku Permainan Kelompok…………………………………. 22

  3. Perilaku Pergaulan dengan Teman Sebaya……………………... 22

  C. Jenis Kelamin……………………………………………………………….. 23

  

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……………………………………….. 26

A. Jenis Penelitian……………………………………………………………… 26 B. Alat Pengumpul Data……………………………………………………….. 26

  1. Kuesioner Tingkat Perilaku Sosial Siswa ………………………………. 26

  2. Pemberian Skor-Skor…………………………………………………… 27

  C. Teknik Analisis Data………………………………………………………... 28

  1. Perhitungan Koefisien Korelasi………………………………………… 28

  2. Perhitungan Koefisien Reliabilitas……………………………………… 28

  3. Perhitungan Validitas Kuesioner……………………………………….. 29

  4. Mean……………………………………………………………………. 30

  5. Chi-Kuadrat…………………………………………………………….. 31

  D. Populasi Penelitian…………………………………………………………. 32

  E. Prosedur Pengambilan Data………………………………………………… 32

  1. Tahap Persiapan………………………………………………………… 32

  2. Tahap Pelaksanaan……………………………………………………… 33

  3. Perinc ian Proses Pengambilan Data……………………………………. 33

  

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………… 35

A. Hasil Penelitian……………………………………………………………… 35

  B. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………………….. 38

  

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….. 42

A. Kesimpulan…………………………………………………………………. 42 B. Saran………………………………………………………………………... 42

  1. Proses pengajaran…………………………………………………………… 42

  2. Proses Kegiatan Ekstrakurikuler……………………………………………. 43

  3. Program Bimbingan dan Konseling…………………………………………. 43

  

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 45

LAMPIRAN………………………………………………………………………... 47

  

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel 1. Struktur Kurikulum SMA/MA Kelas X………………………………… 10 Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Perilaku Sosial Siswa-Siswi………………………. 27 Tabel 3. Koefisien Reliabilitas dan Validitas Kuesioner

  Tingkat Perilaku Sosial Siswa Siswi kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008……… 30

  Tabel 4. Klasifikasi Koefisiean Korelasi Alat Ukur……………………………… 30 Tabel 5. Tingkat Perilaku Sosial Para Siswa Putra

  Kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008………………………………………………... 36

  Tabel 6. Tingkat Perilaku Sosial Para Siswi Putri Kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008………………………………………………… 36

  Tabel 7. Tingkat Perilaku Sosial Para Siswa Putra dan Para Siswi Putri Kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008………………………………………………… 37

  Tabel 8. Skor-Skor Kuesioner Tingkat Perilaku Sosial Siswa-Siswi Kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008………………………………………………… 54

  Tabel 9. Tabel Deviasi Skor Siswa-Siswi Kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008…………………………………………………. 60

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1. Kuesioner Tingkat Perilaku Sosial Siswa-Siswi…………………… 47 Lampiran 2. Tabel 8. Skor-Skor Kuesioner Tingkat Perilaku Sosial

  Siswa-Siswi Kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008…………………………………………... 54

  Lampiran 3. Tabel 9.Tabel Deviasi Skor Siswa-Siswi Kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008…………………………………………… 60

  Lampiran 4. Lembar Hitung Reliabilitas dan Validitas………………………….. 66 Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian dari Program Studi Bimbingan dan Konseling

  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta…………………………….. 67 Lampiran 6. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian dari SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka………………………… 68

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Harian Pikiran Rakyat, 1 November 2007, memuat ulasan yang ditulis oleh Yesmil Anwar, salah seorang Dosen di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Bandung, tetang awal mula munculnya geng motor, karakterisktik geng motor yang ada

  di daerah Bandung, rentang usia anggota geng motor, serta beberapa usaha untuk meredam dan mencegah munculnya geng motor.

  Kompas 11 November 2007, memuat berita kekerasan yang dilakukan oleh beberapa siswa senior yang tergabung ke dalam geng gazper terhadap siswa junior di sekolah tersebut. Kekerasan yang menimpa Fadil, salah satu siswa disekolah tersebut mencuat ke permukaan setelah orang tua siswa yang bersangkutan melaporkan ke pihak kepolisian mengenai kekerasan yang menimpa anak mereka.

  Kompas16 November 2007, mengupas permasalahan seputar kekerasan di lingkungan sekolah, atau yang sering juga disebut dengan bullying di lingkungan sekolah SMA 34, yang dilakukan oleh siswa-siswa senior yang tergabung dalam geng Gazper terhadap siswa-siswa junior. Kekerasan yang menimpa Fadil merupakan bukti nyata dari kekerasan dalam lingkungan sekolah yang sudah sejak dulu terjadi dan cenderung didiamkan saja oleh pihak sekolah, dan masyarakat luas.

  2 Harian Surabaya Raya, Sabtu, 17 November 2007 mengungkap fakta yang terjadi akhir-akhir ini yaitu perilaku kenakalan siswa sekolah yang tergabung dalam geng motor di daerah Bandung dan sekitarnya. Perilaku mereka meresahkan masyarakat dan termasuk ke dalam tindakan kriminal, yaitu pengerusakan bangunan, pembuat kericuhan, ugal- ugalan di jalan raya, bahkan sampai ke perampasan harta benda orang lain yang disertai dengan penganiayaan. Perilaku yang meresahkan ini ramai dibicarakan sejak beredarnya sebuah rekaman video yang mempertontonkan situasi perekrutan para calon anggota geng motor tersebut. Kekerasan geng motor tersebut menyebabkan tewasnya I Putu Ogik, salah satu korban yang ditusuk oleh beberapa anggota geng motor di daerah Gang Masjid, Kiaracondong, Bandung.

  Perilaku di atas termasuk dalam kenakalan dan kekerasan siswa. Kenakalan siswa

  

(Juvenile Deliquency) adalah perilaku yang secara luas tidak dapat diterima, mulai dari

  perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial (suka membuat ribut di sekolah), pelanggaran (seperti melarikan diri dari rumah) yang dilakukan siswa. (Santrock,1983: 22)

  Menurut M. Gold dan J.Petronio, kenakalan anak (juvenile delinquency) adalah tindakan oleh seseorang yang belum dewasa yang sengaja melanggar hukum dan yang diketahui oleh anak itu sendiri bahwa jika perbuatannya sempat diketahui oleh petugas hukum dirinya dapat dikenai hukuman (Sarwono, 1989: 205).

  Pemahaman diatas di dasari dari sudut pandang hukum, sehingga kategori perilaku kenakalan remaja menjadi terbatas. Menurut Sarwono, secara keseluruhan, semua tingkah laku yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku di masyarakat (norma agama, etika, peraturan sekolah, dan keluarga) dapat disebut sebagai perilaku

  3 menyimpang, akan tetapi bila penyimpangan itu terjadi terhadap norma – norma hukum, barulah dapat dikatakan sebagai kenakalan (Santrock, 1989: 206).

  Jensen secara mendalam berpendapat bahwa, kenakalan remaja adalah tindakan yang mengakibatkan adanya korban fisik (perkelahian, perampokan, dll), korban materi (pencurian, pemerasan, dll), kenakalan yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain (pelacuran, seks sebelum pernikahan, penyalahgunaan obat, dll), dan kenakalan yang melawan status sosial (membolos sekolah, melanggar aturan sekolah, membantah perintah orang tua dan guru) (Santrock, 1989: 209).

  Perilaku para siswa di atas jelas menghambat perkembangan diri mereka dan tidak sesuai dengan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional yang telah tertuang dalam Undang – undang No.20 tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003.

  Fungsi pendidikan nasional, yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, sedangkan tujuannya yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang Undang N0.20, tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003)

  Kegiatan yang dapat digunakan adalah pengembangan diri siswa dalam fungsi Pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, minat, dan bakat setiap peserta didik, serta melalui kegiatan pengajaran di sekolah. Siswa memperoleh bantuan layanan bimbingan agar mampu menyesuaikan diri dalam lingkungan.

  4 Lingkungan hidup, terutama lingkungan sosial siswa, teman di sekolah, keluarga, dan guru serta pegawai sekolah. Kegiatan pengembangan diri yang berkelanjutan, diharapkan mampu membantu siswa dalam memahami dirinya, dan juga lingkungan sosial. Kenakalan siswa pada dasarnya dipahami sebagai bentuk tingkah laku menyimpang atau tingkah laku salah suai dalam proses perkembangan diri.

  Siswa belum memiliki kesadaran yang tinggi dan keberanian yang kuat untuk berperilaku yang dilandasi pemahaman terhadap perilaku sosial yang sesuai dengan norma sosial dan aturan sekolah. Menurut Camarena, tekanan dari teman-teman sekolah dalam berinteraksi membuat sebagian siswa sulit untuk secara mandiri berperilaku yang sesuai dengan norma dan aturan sekolah. Tekanan tersebut dapat digolongkan ke dalam jenis tekanan yang bersifat baik dan tekanan yang bersifat buruk. Tekanan yang bersifat buruk membentuk siswa yang cenderung menjadi pengekor perilaku teman – teman lainnya, yang pada umumnya termasuk dalam perilaku buruk seperti menggunakan bahasa jorok dan kasar, mencuri, merusak, dan mengolok-olok orangtua dan guru (Santrock, 1983: 44).

  Hurlock, menyimpulkan bahwa pengaruh teman sebaya sangatlah besar bagi perilaku sosial siswa. Siswa lebih banyak menghabiskan waktu berada di luar rumah (di lingkungan sekolah) bersama dengan teman-teman sebaya sebagai kelompok, sehingga dapat dimengerti kuatnya pengaruh kelompok teman sebaya pada sikap, minat, penampilan, dan perilaku. Perilaku sosial siswa yang buruk karena besarnya pengaruh teman sebaya seperti membolos sekolah, melanggar aturan sekolah, tetap di lakukan siswa tanpa memperdulikan akibat dan perasaan mereka sendiri ketika melakukan perilaku tersebut (Hurlock, 1980: 213).

  5 Kegiatan layanan bimbingan, merupakan usaha penyadaran akan tingkah laku yang benar. Kegiatan layanan bimbingan bertujuan supaya siswa mampu mengatur kehidupannya sendiri, memiliki pandangannya sendiri, mengambil sikap sendiri, dan berani menanggung akibat dan konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Layanan bimbingan klasikal adalah bimbingan yang diberikan kepada siswa dalam satuan kelas, dan bentuk yang dapat digunakan adalah kelompok diskusi (Winkel, 1997: 136).

  Pemahaman sosial siswa mendasari perilaku sosial mereka. Apabila tingkat pemahaman sosial siswa ini tinggi, perilaku sosial yang ditunjukkan oleh siswa tersebut akan cenderung bersifat baik. Hal ini mendasari ketertarikan penelitian ini tentang sejauh mana pemahaman sosial siswa terhadap lingkungan sekolah. Penelitian ini dilakukan terhadap para siswa kelas I SMU St. Yosef . Mereka sedang melakukan penyesuaian diri dengan teman – teman di sekolah.

B. Rumusan Masalah

  Masalah yang diteliti adalah:

  1. Bagaimana tingkat perilaku sosial para siswa putera kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008?

  2. Bagaimana tingkat perilaku sosial para siswi puteri kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang BangkaTahun Ajaran 2007/2008?

  3. Apakah ada perbedaan tingkat perilaku sosial antara para siswa putera dan para siswi puteri kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008?

  6

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat perilaku sosial para siswa putra kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Tahun Ajaran 2007/2008 dan gambaran tentang tingkat perilaku sosial para siswi putri kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008, serta memperoleh gambaran tentang perbedaan tingkat perilaku sosial antara para siswa putra dan para siswi putri kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008.

  D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru pembimbing atau konselor sekolah untuk mengembangkan kegiatan layanan bimbingan sosial dalam bentuk kegiatan kelompok yang dapat meningkatkan perilaku sosial para siswa.

  E. Batasan Variabel Penelitian

  1. Tingkat perilaku sosial siswa adalah kecenderungan tindakan siswa-siswi baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal, terhadap teman sekelas, teman di luar kelas, teman laki- laki dan perempuan, dan dengan guru serta pegawai di sekolah yang diukur menggunakan Kuesioner dan ditunjukkan dengan skor-skor yang diperoleh dari siswa-siswi. Terdapat dua tingkat perilaku sosial yaitu tinggi dan rendah.

  2. Jenis kelamin adalah identitas diri siswa, ada putera dan puteri.

  7

F. Hipotesis Penelitian :

  Terdapat perbedaan signifikan antara tingkat perilaku sosial kelompok siswa putra dan kelompok siswi putri kelas X SMA St. Yosef Pangkalpinang Bangka Tahun Ajaran 2007/2008.

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Pendidikan SMA

  1. Pengertian Pendidikan Formal Pengertian pendidikan ditegaskan dalam Undang – Undang N0.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1, adalah :

  Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

  Jalur pendidikan di Indonesia dikenal dengan pendidikan formal, non formal, dan informal. Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 11, 12, 13 adalah :

  Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara tersrtuktur dan berjenjang, sedangkan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan

  Jenjang pendidikan di Indonesia, sesuai dengan ketentuan umum Undang- undang N0. 20 tahun 2003 tetang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 8, adalah :

  Tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkatan perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan .

  9 Jenjang Pendidikan formal di Indonesia dilandasi oleh Undang-undang

  N0.20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal 14 yaitu : Jenjang pendidikan formal terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

  2. Pendidikan di Sekolah Menengah Atas Pendidikan menengah termasuk jalur pendidikan formal berbentuk

  Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat (Pasal 18, Undang- undang N0. 20 tentang Sitem Pendidikan Nasional tahun 2003). Jadi sekolah Menengah Atas termasuk ke dalam jalur pendidikan formal dan jenjang pendidikan menengah.

  3. Kurikulum SMA

  a. Isi Kurikulum SMA Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 37 Ayat 1, Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah wajib memuat : a. Pendidikan Jasmani; b. Pendidikan Kewarganegaraan;

  c. Bahasa;

  d. Matematika;

  e. Ilmu Pengetahuan Alam;

  f. Ilmu Pengetahuan Sosial;

  g. Seni dan Budaya;

  h. Pendidikan Jasmani dan Olahraga; i. Ketrampilan/kejuruan; dan j. Muatan Lokal

  10 b. Struktur Kurikulum SMA

  Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Atas, menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, No. 22 tahun 2006 sebagai berikut : Tabel 1. Struktur Kurikulum SMA/MA Kelas X

  STRUKTUR KURIKULUM SMA/MA KELAS X KOMPONEN ALOKASI WAKTU Semester 1 Semester 2

A. Mata Pelajaran

  2

  2

  11. Ekonomi

  2

  2

  12. Sosiologi

  2

  2

  13. Seni Budaya

  2

  2

  14. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan kesehatan

  2

  1

  15. Tekonologi Informasi dan komunikasi

  2

  2

  16. Ketrampilan/Bahasa Asing

  2

  2 B. Muatan Lokal

  2

  2 C. Pengembangan Diri 2* 2* Jumlah

  38

  38 2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

  Kurikulum SMA/MA kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimun empat jam pembelajaran per minggu secara kesuluruhan. Alokasi waktu satu jam pelajaran adalah 45 menit, sedangkan minggu efektif dalam satu tahun pelajran (dua semester) adalah 34-38 minggu.

  1

  10. Geografi

  2

  4

  2. Pendidikan Kewarganegaraan

  2

  2

  3. Bahasa Indonesia

  4

  4

  4. Bahasa Inggris

  4

  4

  5. Matematika

  4

  1

  6. Fisika

  2

  2

  7. Biologi

  2

  2

  8. Kimia

  2

  2

  9. Sejarah

  1. Pendidikan Agama

  1

  11 Muatan lokal adalah kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada sedangkan substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.

  Kegiatan pengembanga n diri dalam kurikulum bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap siswa sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri ini difasilitasi oleh konselor sekolah, guru atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler, pelayanan konseling, yang berkaitan dengan masalah pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir siswa (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, No. 22 tahun 2006)

  Kegiatan konseling yang berkenaan dengan kegiatan pengembangan diri yang dapat meningkatkan perilaku sosial siswa-siswi adalah kegiatan bimbingan kelompok, penekanannya nampak pada hubungan antar individu siswa, hubungan kerja sama dalam komunikasi, sehingga terjadi penyesuaian sosial. Kegiatan layanan bimbingan dengan bentuk kegiatan kelompok, diberikan kepada siswa agar dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam melakukan interaksi sosial dan peningkatan perilaku sosial yang baik, sehingga siswa dapat menyelesaikan tugas pembelajaran dalam kurikulum yang bermuara pada hasil belajar yang baik.

  12

B. Perkembangan Perilaku Sosial Siswa

  1. Pengertian perilaku Sosial Dalam kehidupan bermasyarakat orang biasanya berkumpul dalam kelompok-kelompok keluarga, dan kelompok teman kerja. Keadaan ini juga terjadi di lingkungan pendidikan yaitu para siswa berkumpul secara berkelompok dan mengejakan kegiatan pendidikan secara berkelompok-kelompok. Perilaku masing- masing dipengaruhi oleh perilaku teman dan juga oleh aturan yang harus dipatuhi bersama. Oleh karena itu perilaku sosial dapat diartikan dari segi individu maupun dari segi aturan masyarakat/kelompok.

  English and English, l970: 507, mengemukakan:” Social behavior is (i). behavior influenced by the presence and behavior of others persons;(ii) behavior controlled by organized society;(iii) behavior that is directed at or seeks to influence others”. Chaplin, l989: 469, mengemukakan bahwa:” Social behavior (tingkah laku sosial) adalah: (l) tingkah laku yang dipengaruhi oleh hadirnya orang lain;(2) tingkah laku kelompok;(3) tingkah laku yang ada di bawah kontrol masyarakat”.

  Jadi, perilaku sosial atau tingkah laku sosial terjadi dalam kebersamaan individu- individu; tingkah laku individu yang satu dipengaruhi oleh kehadiran atau tingkah laku individu yang lain dan umumnya tingkah laku mereka disesuaikan dengan aturan yang berlaku atau yang mereka sepakati bersama. Hal yang menuntun seseorang berperilaku sosial adalah perilaku orang lain dan norma yang berlaku di kelompok tersebut. Perilaku sosial merupakan kecenderungan dalam suatu kelompok sosial (Davidoff, 1981: 315).

  13 Campbell dengan teori evolusi sosial menyebutkan bahwa ada tiga norma penting dalam perilaku sosial yaitu (1) tanggung jawab sosial (2) saling ketimbalbalikan dan (3) keadaan sosial (Sears, 1985: 50).

  Oleh karena itu, perilaku sosial siswa merupakan kecenderungan bentuk- bentuk tindakan sosial siswa berdasarkan norma-norma sosial yang berlaku bagi kelompok siswa, misalnya norma lingkungan sekolah, norma keluarga, aturan di lingkungan kelompok siswa.

  2. Aspek Perilaku Sosial Davidoff, 1981: 316, mengemukakan bahwa ada dua aspek utama perilaku sosial yaitu konformitas dan ketaatan.

  a. Konformitas Konformitas atau keseragaman perilaku sosial terjadi sebagai akibat dari adanya tekanan (nyata atau tidak nyata). Konformitas ini dibagi menjadi 4 jenis yaitu (1) kerelaan (compliance) dan penerimaan (2) kerelaan tanpa penerimaan (3) penerimaan tanpa kerelaan (4) tanpa penerimaan maupun kerelaan.

  b. Ketaatan Ketaatan merupakan bentuk penyerahan diri untuk bekerjasama menyesuaikan diri dengan norma/aturan yang berlaku dalam sebuah kelompok sosial tertentu. Ketaatan ini dilakukan sehingga terhindar dari akibat yang tidak diinginkan misalnya tidak diterima, tidak disetujui .

  14

  3. Pengajaran Kelas Lingkungan sekolah merupakan sebuah sarana yang dapat digunakan siswa untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas perkembangan mereka.

  Sekolah merupakan sarana pendidikan yang membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan akademis serta mengembangkan kemampuan perilaku sosial karena dalam lingkungan sekolah, interaksi antar siswa dan guru secara intensif terjadi.

  Dalam situasi pengajaran di kelas, interaksi tercipta antara guru, dan antar siswa dalam kelas melalui komunikasi selama proses mengajar. Interaksi yang baik dapat memancing siswa menjadi aktif dalam proses pengajaran dalam kelas sehingga siswa menjadi bagian dalam proses pengajaran, bukan hanya sebagai pendengar pasif. Bentuk interaksi yang dapat dimunculkan adalah proses tanya jawab antara guru-siswa dan siswa- guru. Bentuk interaksi ini menyebabkan terjadinya proses komunikasi yang membantu siswa dalam memahami materi pelajaran yang sedang diajarkan dan memancing siswa untuk berperilaku aktif selama proses pembelajaran dalam kelas.

Dokumen yang terkait

Tingkat efektivitas program bimbingan klasikal bidang personal sosial bagi para siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2006/2007 - USD Repository

0 1 106

Teknik pembelajaran kemampuan bersastra siswa kelas X semester I tahun ajaran 2006/2007 SMA Batik I Surakarta - USD Repository

0 0 102

Hubungan antara kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VIII SMP Kanisius se-Kabupaten Sleman tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

0 0 123

Kompetensi konselor yang diharapkan oleh para siswa Kelas XI SMA Bopkri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

0 0 96

Sikap-sikap guru pembimbing yang diharapkan para siswa kelas VII dan VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

0 0 113

Tingkat pemahaman para siswa putra dan putri kelas XI SMA St. Mikael Sleman tahun ajaran 2008/2009 terhadap perilaku seksual yang wajar dan tidak wajar - USD Repository

0 0 111

Hubungan antara minat baca dengan kemampuan membaca cepat siswa kelas V SD Negeri di Gugus Umbulmartani, Ngemplak, Sleman tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

0 0 112

Persepsi siswa Kelas X dan Kelas XI SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 terhadap layanan konseling individual - USD Repository

0 0 113

Tingkat komunikasi siswa dalam kegiatan-kegiatan kelompok para siswa kelas X SMA St. Mikael Sleman tahun ajaran 2008/2009 - USD Repository

0 0 74

Perbedaan kemampuan menyimak rekaman cerpen ``satu kecupan`` pada siswa kelas XI multimedia dan siswa kelas XI tekstil SMKN II Sewon Bantul Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

0 0 148