Adorasi Ekaristi dalam hidup rohani para suster Sang Timur di Pulau Jawa, Provinsi Indonesia - USD Repository

  

ADORASI EKARISTI DALAM HIDUP ROHANI

PARA SUSTER SANG TIMUR

DI PULAU JAWA, PROVINSI INDONESIA

S K R I P SI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

  

Oleh:

Beatrix Yovita Wuga

NIM: 051124015

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

  

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

  

PERSEMBAHAN

  Dengan penuh rasa syukur skripsi ini saya persembahkan kepada Kongregasi para suster Sang Timur.

  

MOTTO

  “Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus”.

  (Flp 3:14) Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian orang lain yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 20 Oktober 2009 Penulis,

  Beatrix Yovita Wuga

  

ABSTRAK

  Judul skripsi ini adalah “ADORASI EKARISTI DALAM HIDUP ROHANI PARA SUSTER SANG TIMUR DI PULAU JAWA, PROVINSI INDONESIA”. Penulis memilih judul ini bertolak dari suatu keprihatinan bahwa pemahaman dan penghayatan yang benar tentang adorasi Ekaristi kurang nampak dalam kehidupan para suster Sang Timur yang ada di pulau Jawa. Dengan adanya pemahaman akan adorasi Ekaristi yang baik dan benar ini, para suster akan semakin mampu menghayatinya dalam kehidupan dan pelayanan setiap hari untuk meningkatkan hidup rohani.

  Masalah pokok dalam skripsi ini adalah sejauh mana pemahaman dan penghayatan adorasi Ekaristi dilaksanakan setiap hari oleh para suster. Berkaitan dengan hal ini, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: cara apa yang dapat dilakukan oleh para suster Sang Timur untuk meningkatkan pemahaman dan penghayatan adorasi Ekaristi pada zaman sekarang? Model pendalaman mana yang dapat membantu para suster Sang Timur untuk memahami adorasi Ekaristi sehingga dapat meningkatkan penghayatan adorasi Ekaristi di zaman ini?

  Untuk menanggapi permasalahan tersebut penulis menggunakan metode penelitian berupa wawancara dan pengisian kuisioner bagi para suster Sang Timur di komunitas-komunitas yang tersebar di pulau Jawa. Dari hasil penelitian mengungkapkan kenyataan bahwa para suster Sang Timur belum sepenuhnya memahami dan menghayati adorasi Ekaristi. Untuk menyikapi kenyataan tersebut penulis berusaha memaparkan dan menguraikan pengertian adorasi Ekaristi yang baik dan benar menurut ajaran Gereja Katolik dan juga adorasi Ekaristi menurut para Paus. Namun sebelumnya penulis menguraikan terlebih dahulu teologi Ekaristi menurut Konsili Vatikan II karena adorasi Ekaristi merupakan salah satu devosi Ekaristi dan keduanya saling berkaitan satu sama lain. Selain adorasi Ekaristi menurut Konsili Vatikan II juga dipaparkan adorasi Ekaristi dalam kongregasi suster Sang Timur yang telah diwariskan oleh ibu pendiri Ibu Clara Fey.

  Usaha yang dilakukan oleh penulis untuk menjawab tantangan pemahaman dan penghayatan adorasi Ekaristi adalah dengan cara mengadakan program rekoleksi model katekese Shared Christian Praxis (SCP) di komunitas-komunitas suster Sang Timur yang ada di pulau Jawa selama tujuh (7) bulan berturut-turut.

  Hasil studi ini menyimpulkan bahwa para suster Sang Timur perlu mempelajari dan memahami adorasi Ekaristi sebagai salah satu bagian dari Ekaristi yang merupakan pusat hidup kristiani dan menjadikannya sebagai sumber hidup rohani dalam menghayati adorasi Ekaristi dalam hidup dan pelayanan di tengah dunia masa kini. Para suster hendaknya berusaha memberikan kesaksian hidup yang bertolak dari teladan hidup Yesus, yang mengorbankan diriNya untuk kebahagian dan keselamatan umat manusia seluruhnya.

  

ABSTRACT

  The title of this mini thesis is: “ E U C H A R

  I S T A D O R A T

  I O N

  I N T H E

  “ E U C H A R

  I S T A D O R A T

  I O N

  I N T H E

  R E L

  I G

  I O U S L

  I F E O F S A N G T

  I M U R S

  I S T E R S

  I N J A

  V A , P R O

  V I N C E O F

  R E L

  I G

  I O U S L

  I F E O F S A N G T

  I M U R S

  I S T E R S

  I N J A

  V A , P R O

  V I N C E O F

  I I N N D D O O N N E E S S

  I understanding and the genuine living of it seem not to be appeared in the life of the Sisters of Sang Timur in Java. With the good understanding of this true Eucharist Adoration, it is expected that the sisters may be able to live it more in their daily services in order to foster a good religious life.

  I A A . . ” ” The writer chose this title based on a concern that the true T

  The main problem in this writing is: how far, the sisters have realied the understanding and the living of the Eucharist Adoration, in their daily life. In connection with that, the problem was formulated as follows: (1) what is the way the sisters may use to increase their understanding to live the Eucharist Adoration nowadays? (2) What kind of deepening model is it that can help the sisters to comprehend the Eucharist Adoration that they may live it better?

  To analyze the problems mentioned above, I employed the research methods: interview and questionaire given to the Sang Timur Sisters in the communities located in Java. And the results of the research show that the sisters’ understanding about the Eucharist Adoration, and the way they live it as well, are still less. To deal with that reality, I explain and define the meaning of the good and true Eucharist Adoration as the Popes meant. I also elaborate the Eucharist Theology according to the Second Vatican Council, because Eucharist Adoration is one of Eucharist Devotion and both of them are connected to each other. Beside the meaning of Eucharist Adoration according to the Second Vatican Council, I explain the Eucharist Adoration in the Sisters Congregation of Sang Timur, which are inherited by our Holy Mother, Clara Fey.

  To answer such problem and challenge I propose a recollection program, in the catechesis model of Shared Christian Praxis (SCP) for the Sang Timur communities in Java, for seven months.

  The result of the study shows that the Sang Timur Sisters still need to learn and to understand the Eucharist Adoration as a part of the Eucharist which is the contrae or our Christian life and have it as a spiritual source in living the Eucharist Adoration in the life and service nowadays. The sisters have to try to offer a witnessing life which is based on the holy example of Jesus Christ, who sacrificed Himself for the sake of the salvation and happiness of all men.

  Pujian dan syukur yang berlimpah kepada Allah yang Mahakuasa dan Maharahim atas segala rahmat, berkat dan penyelenggaraanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul ”ADORASI EKARISTI DALAM HIDUP ROHANI PARA SUSTER SANG TIMUR DI PULAU JAWA PROVINSI INDONESIA”.

  Skripsi ini disusun atas dasar keprihatinan penulis terhadap kehidupan rohani suster Sang Timur yang kurang berdampak dalam kenyataan hidup sehari-hari berkaitan dengan adorasi Ekaristi yang dilaksanakan setiap hari. Oleh karena itu penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memberikan sumbangan bagi para suster Sang Timur dalam usaha untuk memperkembangkan hidup rohani lewat adorasi Ekaristi sehingga sumbangan ini bisa dimaknai dan diwujudkan dalam kehidupan yang nyata setiap hari.

  Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menerima bantuan, dukungan dan perhatian baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan hati yang tulus ikhlas penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada:

  1. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A. selaku dosen pembimbing dan penguji pertama, yang telah menyediakan waktu, tenaga, ide-ide, serta setia membimbing dan mengarahkan penulis dengan penuh kesabaran, sehingga penulisan skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik.

  2. Dr. C. Putranta, S.J., selaku dosen pembimbing akademik, penguji kedua dan pembimbing rohani, yang dengan sabar dan setia mendampingi dan memberikan motivasi baik dalam perkuliahan maupun dalam perjuangan hidup selama ini.

  3. P. Banyu Dewa H.S., M.Si., selaku dosen penguji ketiga, yang telah memberikan dukungan, perhatian serta berkenan menguji penulis.

  4. Seluruh staf dosen dan karyawan IPPAK, yang telah mendidik dan membimbing serta membekali pengetahuan yang bermanfaat dan menolong penulis dalam menyusun skripsi ini.

  5. Sr. Alfonsa, PIJ, selaku Provinsial kongregasi suster Sang Timur dan staf DPP Provinsi Indonesia, yang telah memberikan kepercayaan untuk belajar, banyak memberi dukungan, perhatian, sarana sehingga penulisan skripsi dapat terselesaikan.

  6. Sr. Xaveria, PIJ, selaku pembimbing Yunior, yang dengan setia dan penuh kesabaran mendampingi, membimbing dan menyemangati penulis sampai skripsi ini selesai.

  7. Sr. Goretti, PIJ, selaku Pemimpin komunitas Sentul, dan para suster Sang Timur yang telah memberikan dukungan, perhatian, cinta dan doanya dengan cara apapun sejak awal kuliah sampai selesainya skripsi ini.

  8. Teman-teman mahasiswa khususnya angkatan 2005/2006, yang telah melewati bersama dengan berbagai suka duka selama kuliah di IPPAK sampai selesainya penulisan skripsi ini.

  9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu baik dalam dukungan, perhatian, dan sarana sehingga penulisan skripsi dapat terselesaikan.

  Semoga Allah yang maha baik senantiasa melimpahkan kasihNya dan memberkati semua pihak yang telah mendukung penulisan skripsi ini sampai selesai.

  Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan baik dari segi isi, bahasa, maupun penyusunannya. Maka penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi menyempurnakan buah pikiran ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya para suster Sang Timur.

  Yogyakarta, 20 Oktober 2009 Penulis Beatrix Yovita Wuga

  DAFTAR ISI

  Halaman JUDUL................................................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv MOTTO ............................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................ vii ABSTRAK ........................................................................................................... viii ABSTRACT......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ......................................................................................... x DAFTAR ISI........................................................................................................ xiii DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xviii

  BAB I. PENDAHULUAN................................................................................... 1 A. Latar Belakang Penulisan ..................................................................... 1 B. Rumusan Permasalahan ........................................................................

  4 C. Tujuan Penulisan................................................................................... 5 D. Manfaat Penulisan.................................................................................

  5 E. Metode Penulisan.................................................................................. 5 F. Sistematika Penulisan ...........................................................................

  6 BAB II. KENYATAAN ADORASI EKARISTI DALAM KEHIDUPAN SUSTER SANG TIMUR DI PULAU JAWA ......................................

  8 A. Gambaran Umum Kongregasi Suster Sang Timur di Pulau Jawa ........

  8 1. Sejarah berdirinya Kongregasi..........................................................

  9

  2. Karya Pelayanan Kongregasi Suster Sang Timur............................. 10

  3. Situasi Komunitas dan Karya Para Suster Sang Timur Provinsi Indonesia............................................................................ 11

  a. Pulau Kalimantan..................................................................... 11

  b. Pulau Flores ............................................................................ 12

  c. Pulau Jawa .............................................................................. 15 1). Komunitas suster Sang Timur di Jawa Timur..................... 15 2). Komunitas suster Sang Timur di Madura ........................... 19 3). Komunitas suster Sang Timur di Yogyakarta..................... 20 4). Komunitas suster Sang Timur di Jawa Tengah................... 22 5). Komunitas suster Sang Timur di Jawa Barat...................... 23

  B. Penghayatan Adorasi Ekaristi dalam Komunitas-komunitas Suster Sang Timur di Pulau Jawa ................................................................... 25

  1. Komunitas Provinsialat Sang Timur Jl. Bandulan Barat 40 Malang ............................................................................................ 26

  2. Komunitas suster Profes Jl. Bandulan Barat 40 Malang ............... 27

  3. Komunitas Novisiat Sang Timur Jl. Bandulan Barat 40 Malang ........................................................................................... 29

  4. Komunitas suster Sang Timur Jl. Bandung 2, Malang ................... 30 5. Komunitas suster Sang Timur Jedong, Malang ..............................

  32 6. Komunitas suster Sang Timur Batu Malang...................................

  33

  7. Komunitas suster Sang Timur Pasuruan-Jatim ............................... 34

  8. Komunitas suster Sang Timur Curahjati-Banyuwangi ................... 36

  9. Komunitas suster Sang Timur Sumenep-Madura ........................... 37

  10. Komunitas suster Sang Timur Pamekasan-Madura........................ 38

  11. Komunitas suster Sang Timur Jl. Batikan 7 Yogyakarta................ 40

  12. Komunitas suster Sang Timur Jl. Sultan Agung 50........................ 41

  13. Komunitas suster Sang Timur Nanggulan-Kulonprogo Yogyakarta......................................................................................

  42 14. Komunitas suster Sang Timur Kekancan Mukti Semarang............

  44 15. Komunitas suster Sang Timur PAK Semarang...............................

  45 16. Komunitas suster Sang Timur Tomang Jakarta ..............................

  46

  17. Komunitas suster Sang Timur Ciledug-Tangerang ........................ 48

  18. Komunitas suster Sang Timur Cakung ........................................... 49

  C. Motivasi Penghayatan Adorasi Ekaristi dalam hidup Pribadi .............. 50

  1. Kehidupan Rohani ........................................................................... 51

  2. Kehidupan Sehari-hari.....................................................................

  74

  87 1. Hubungan antara Perayaan Ekaristi dan Adorasi Ekaristi ..............

  86 E. Pokok-pokok Adorasi Ekaristi dan Perayaan Perayaan Ekaristi .........

  84 2. Paus Benedictus XVI: Sacramentum Caritatis................................

  84 b. Ecclesia De Eucharistia............................................................

  83 a. Redemptionis Sacramentum......................................................

  83 1. Paus Yohanes Paulus II....................................................................

  82 D. Adorasi Ekaristi Menurut Paus Yohanes Paulus II dan Benedictus XVI....................................................................................

  81 3. Adorasi Ekaristi dalam Presbyterorum Ordinis .............................

  80 2. Adorasi Ekaristi menurut Lumen Gentium ....................................

  79 1. Adorasi Ekaristi dalam Sacrosanctum Concilium ..........................

  75 C. Adorasi Ekaristi dalam Konsili Vatikan II ...........................................

  5. Adorasi Ekaristi sebagai bagian yang tak terpisahkan dari perayaan Ekaristi.............................................................................

  73 4. Kehadiran Kristus dalam Adorasi Ekaristi .....................................

  53 D. Rangkuman Kesulitan dalam Penghayatan Adorasi Ekaristi bagi Para Suster Sang Timur di Pulau Jawa ........................................

  70 3. Adorasi Ekaristi sebagai Doa.........................................................

  68 2. Pengertian Adorasi Ekaristi ............................................................

  68 1. Sejarah Adorasi Ekaristi .................................................................

  67 B. Pengertian Adorasi dalam Gereja .........................................................

  64 3. Dimensi Eskatologis .......................................................................

  60 2. Dimensi Eklesiologis ......................................................................

  59 1. Dimensi Kristologis ........................................................................

  59 A. Teologi Ekaristi menurut Konsili Vatikan II ........................................

  57 BAB III. ADORASI EKARISTI DALAM GEREJA..........................................

  56 4. Motivasi suster Sang Timur ............................................................

  55 3. Susunan pelaksanaan adorasi..........................................................

  1. Makna adorasi Ekaristi bagi para suster Sang Timur ..................... 54 2. Waktu yang disediakan ...................................................................

  54

  87

  2. Bentuk-bentuk Devosi Ekaristi .......................................................

  88 a. Arti devosi.................................................................................

  89 b. Bentuk-bentuk devosi Ekaristi bersama ...................................

  90

  c. Bentuk-bentuk devosi Ekaristi pribadi ..................................... 102

  F. Adorasi Ekaristi dalam Kongregasi Suster Sang Timur ....................... 104

  1. Pandangan Ibu Pendiri (Clara Fey) tentang Adorasi Ekaristi......... 105

  2. Pelaksanaan Kebaktian dalam Hidup Nyata ................................... 106

  3. Hubungan Spiritualitas ”Manete In Me” dengan Adorasi Ekaristi.................................................................. 109 a. Arti Manete In Me .................................................................... 109

  b. Spiritualitas Manete In Me dan Adorasi Ekaristi..................... 110

  BAB IV. USULAN PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PENGHAYATAN ADORASI EKARISTI BAGI PARA SUSTER SANG TIMUR DI PULAU JAWA ...................................... 111 A. Latar Belakang Pemilihan Program ...................................................... 112 B. Alasan Pemilihan Tema ........................................................................ 114 C. Rumusan Tema dan Tujuan .................................................................. 116 D. Penjabaran Program .............................................................................. 118 E. Petunjuk Pelaksanaan Program............................................................. 122 F. Contoh Persiapan Rekoleksi ................................................................. 124 BAB V. PENUTUP ............................................................................................. 141 A. Kesimpulan ........................................................................................... 141 B. Saran ..................................................................................................... 144 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 146 LAMPIRAN......................................................................................................... 148 Lampiran 1: Panduan Wawancara ................................................................ (1) Lampiran 2: Hasil Wawancara dengan para suster Yunior Tahun I-V.................................................................................. (2) Lampiran 3: Hasil Wawancara dengan para suster Yunior Tahun VI ................................................................................... (5) Lampiran 4: Hasil Wawancara dengan para suster Senior ........................... (8)

  Lampiran 5: Doa-doa dalam Adorasi Ekaristi .............................................. (11) Lampiran 6: Lagu-lagu untuk Adorasi Ekaristi ........................................... (13) Lampiran 7: Gambar dalam Slide .............................................................. (16)

  Lampiran 8: Foto-foto Kegiatan Adorasi...................................................... (19)

  Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

  

Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan catatan singkat . (Dipersembahkan kepada

  Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal 8.

  AA : Apostolicam Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kerasulan Awam, 7 Desember 1965.

  AG : Ad Gentes , Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kegiatan Misioner Gereja, 7 Desember 1965.

  CT : Catechesi Trandendae , Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus

  II kepada para uskup, klerus dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979.

  EE : Ecclesia de Eucharistiae , Surat Ensiklik Paus Yohanes Paulus II kepada para uskup, imam, dan diakon, penyandang hidup bakti, pria dan perempuan dan segenap para beriman tentang Ekaristi dan hubungannya dengan Gereja, 17 April 2003.

  ES : Eucharistiae Sacramentum , Dokumen dari Kongregasi Ibadat dan Tata Tertib Sakramen mengenai Sakramen Mahakudus yang dimuat dalam teks Rituale Romanum, 21 Juni 1973.

  LG : Lumen Gentium , Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja, 21 November 1964.

  PC : Perfectae Caritatis , Dekrit Konsili Vatikan II tentang Pembaharuan dan Penyesuaian Hidup Religius, 28 Oktober 1965.

  PO : Presbyterorum Ordinis , Dekrit Konsili Vatikan II tentang Pelayanan dan Kehidupan Para Imam, 31 Januari 1994.

  PUMR : Pedoman Umum Misale Romawi, terjemahan dari Institutio Generalis Missalis Romawi , oleh Komisi Liturgi KWI, 2000.

  RS : Redemptionis Sacramentum , Instruksi VI Kongregasi Ibadat dan Tata Tertib Sakramen mengenai sejumlah hal yang perlu dilaksanakan ataupun dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, 25 Maret 2004. SC : Sacrosanctum Consilium , Konstitusi Konsili Vatikan II mengenai Liturgi, 4 Desember 1965.

  SCar : Sacramentum Caritatis , Anjuran Apostolik Pasca-Sinode Paus Benedictus XVI kepada para uskup, imam, biarawan-biarawati dan kaum beriman awam mengenai Ekaristi sebagai sumber dan puncak kehidupan serta Perutusan Gereja, 22 Februari 2007. Art Balita Bdk BKBLII BKIA DIY Hal

  IPPAK Jl KE KWI MB Napi No PAK PH PIA PIJ PIR

  : : : : : : : : : : : : : : : : : : :

  Artikel Bawah lima tahun (istilah untuk para suster Sang Timur yang berkaul kekal di bawah lima tahun).

  Bandingkan Badan Kerja sama Bina Lanjut Imam Indonesia, 22 Juni 2007 Balai Kesehatan Ibu dan Anak Daerah Istimewa Yogyakarta Halaman Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Jalan Kidung Ekaristi Konferensi Waligereja Indonesia Madah Bakti Nara Pidana Nomor Panti Asuhan Katolik Pedoman Hidup Suster-suster Sang Timur Pembinaan Iman Anak

  Pauperis Infantis Jesu

  Pembinaan Iman Remaja PKKI Pkl Prov RSU sbb SCP s/d SD SDK Sekami SLB SMA SMK SMP SMPN SMU St STFT STKAT WIB WK YPAK

  : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :

  Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia Pukul Provinsi Rumah Sakit Umum Sebagai berikut

  Shared Christian Praxis

  Sampai dengan Sekolah Dasar Sekolah Dasar Katolik Serikat Anak Misioner Sekolah Luar Biasa Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Pertama Negeri Sekolah Menengah Umum Santa/ santo Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Sekolah Tinggi Kateketik Waktu Indonesia Barat Wanita Katolik Yayasan Panti Asuhan Katolik belakang penulisan, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

  Perayaan Ekaristi menjadi pusat hidup rohani iman kristiani. Dalam perkembangan Gereja selanjutnya, perayaan Ekaristi merupakan sumber dan puncak seluruh kehidupan umat kristiani (LG 11) dan sekaligus puncak seluruh tindakan liturgi dan peribadatan Gereja. Devosi terhadap Ekaristi mempunyai beberapa bentuk. Salah satu di antaranya adalah adorasi Ekaristi. Munculnya praktek adorasi Ekaristi berkaitan erat dengan berbagai bentuk devosi Ekaristi (Martasudjita, 2007: 24) .

  Bagi umat kristiani di Indonesia adorasi Ekaristi merupakan suatu hal yang tidak asing lagi karena adorasi Ekaristi diadakan hampir setiap bulan. Umat kristiani di Indonesia masih kuat dengan kebiasaan berdevosi entah kepada Bunda Maria, para kudus maupun kepada Yesus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus. Gereja Keuskupan Agung Semarang mencanangkan berbagai upaya dalam meningkatkan cinta dan sembah bakti umat kepada Tuhan melalui Sakramen Mahakudus. Hal ini terlihat dalam rangka menghadapi Kongres Ekaristi I yang telah berlangsung Juni 2008, di mana untuk menyongsong Semarang, seperti adorasi Ekaristi baik itu 1 (satu) jam, 1 (satu) hari maupun adorasi Ekaristi abadi. Pada umumnya paroki-paroki yang ada di Keuskupan Agung Semarang ini sudah mempraktekkan sembah bakti mereka kepada Yesus yang bertakhta dalam Sakramen Mahakudus.

  Kongregasi suster Sang Timurpun berdevosi kepada Sakramen Mahakudus. Perayaan Ekaristi bersama dan penyembahan kepada Sakramen Mahakudus menjadi pusat dan sumber kekuatan bagi persekutuan (PH 72). Para suster Sang Timur menerima kekuatan dari Tuhan demi kehendakNya untuk membaktikan diri kepada sesama dan sekaligus semakin bersatu erat di antara para suster serta dengan semua orang yang yang dilayani. Maka masing-masing komunitas menyediakan waktu khusus untuk bersembah sujud di hadapan Sakramen Mahakudus yang ditakhtakan di altar. Dan praktek adorasi Ekaristi ini sudah berlangsung lama sejak kongregasi suster Sang Timur diresmikan oleh Sri Paus IX pada 12 Mei 1869 sebagai persekutuan religius kepausan. Dan pada 15 Juni 1888, Sri Paus Leo XIII mengesahkan Konstitusi dan Pedoman Hidup suster Sang Timur.

  Sebagai generasi penerus Ibu Clara Fey, para suster Sang Timur di zaman ini berusaha mewujudkan cita-cita pendiri dalam mengabdi Tuhan lewat karya kerasulan yang dipercayakan kepada masing-masing suster, hidup bersama dalam komunitas dan juga kehidupan sehari-hari para suster itu sendiri. Namun pengabdian ini akan berdampak baik bagi orang lain dan demi kemuliaanNya bila para suster Sang Timur selalu dan senantiasa tinggal pada kasihNya. ”Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu” (Yoh 15:4) adalah Sabda Yesus yang apapun, juga ajakan Yesus kepada para muridNya: ”Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku, berjaga-jagalah dan berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan” (Mat 26:40-41) yang menjadi ajakan dari Yesus untuk para suster Sang Timur. Menanggapi sabda Yesus dan melanjutkan semangat pendiri, para suster Sang Timur bersembah sujud di hadapan Sakramen Mahakudus secara bersama dan secara pribadi setiap hari. Di tengah kesibukan karya yang dilakukan oleh anggota komunitas suster Sang Timur diharapkan dengan kesadaran penuh memuji dan menyembah Tuhan yang hadir dalam Sakramen Mahakudus untuk menimba kekuatan dari padaNya dan memuliakan namaNya yang agung.

  Devosi Ekaristi dalam bentuk adorasi Ekaristi dilaksanakan oleh para suster Sang Timur setiap hari. Namun persatuan pribadi suster Sang Timur dengan Tuhan masih sebatas waktu adorasi di kapel, belum diwujudkan dalam kenyataan hidup sehari-hari. Para suster Sang Timur mengawali seluruh hari dengan doa dan perayaan Ekaristi sebagai sumber kekuatan untuk bersaksi di tengah umat yang dilayani setiap hari. Pada sore hari para suster datang bersujud di hadapan Sakramen Mahakudus untuk mengucapkan syukur kepada Dia yang selalu setia pada membimbing dan menuntun perjalanan dan perjuangan umatNya.

  Doa-doa dan adorasi Ekaristi tidak hanya terjadi di kapel tetapi hendaknya terwujud dalam kesaksian hidup di tengah umat yang dilayani, baik di bidang pendidikan, kesehatan, pastoral, maupun di bidang pelayanan sosial. Yang terpenting bukanlah tugas apa yang para suster laksanakan dalam komunitas, melainkan bahwa para suster mewartakan Kristus dengan cara hidupnya (PH 58). dengan Allah (PC 8; bdk. AA 4). Maka doa-doa dan adorasi Ekaristi menjadi sumber kekuatan suster Sang Timur dalam mewartakan kasih Kristus di tengah umat yang dilayani sehingga merekapun mengalami kasih Kristus. Para suster Sang Timur perlu meningkatkan kesadaran bahwa seluruh hari merupakan ibadah dan sembah bakti yang tak kunjung putus kepada Tuhan sehingga para suster terbantu untuk memaknai adorasi Ekaristi dalam kehidupan nyata setiap hari.

  Bertolak dari latar belakang di atas, penulis mengadakan wawancara dan penyebaran kuisioner kepada para suster Yunior, Medior dan Senior Sang Timur di komunitas-komunitas yang ada di pulau Jawa. Maka penulis menyadari betapa pentingnya adorasi Ekaristi bagi hidup rohani para suster Sang Timur. Kesadaran itu telah dipaparkan dalam sebuah tulisan dengan judul: “ADORASI EKARISTI DALAM HIDUP ROHANI PARA SUSTER SANG TIMUR DI PULAU JAWA, PROVINSI INDONESIA”.

  Berdasarkan uraian di atas, penulis menemukan beberapa persoalan yang menjadi perhatian penulis:

  1. Bagaimana pelaksanaan adorasi Ekaristi bisa berdampak pada perkembangan hidup rohani para suster Sang Timur di pulau Jawa?

  2. Bagaimana pemahaman para suster Sang Timur di pulau Jawa mengenai adorasi Ekaristi dalam Gereja Katolik?

  3. Usaha apa yang dilakukan untuk membantu para suster Sang Timur di pulau Jawa dalam meningkatkan hidup rohani melalui adorasi Ekaristi?

  C. Tujuan Penulisan

  1. Menggali pengalaman para suster Sang Timur di pulau Jawa dalam pelaksanaan adorasi Ekaristi yang berdampak pada perkembangan hidup rohani.

  2. Memaparkan pemahaman tentang adorasi Ekaristi dalam Gereja Katolik.

  3. Mengusulkan model katekese yang tepat untuk membantu para suster Sang Timur menghayati adorasi Ekaristi dalam peningkatan hidup rohani.

  4. Memenuhi salah satu persyaratan kelulusan sarjana stratum 1 di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma.

  D. Manfaat Penulisan

  1. Membantu para suster Sang Timur untuk memahami makna adorasi Ekaristi yang sesungguhnya dalam kongregasi dan Gereja serta mampu mewujudkannya dalam kehidupan setiap hari.

  2. Memberi sumbangan permenungan bagi para suster Sang Timur tentang penghayatan adorasi Ekaristi dalam kehidupan sehari-hari.

  Metode penulisan yang dipakai adalah deskriptif analitis yaitu penulis menggambarkan secara faktual keadaan yang terjadi dalam usaha menghayati adorasi Ekaristi bagi para suster Sang Timur di pulau Jawa. Hal ini dengan mengadakan analitis berdasarkan studi pustaka dan menganalisa berdasarkan data-data yang diperoleh lewat kuisioner dan wawancara yang ditujukan kepada para suster Sang Timur khususnya yang ada di Pulau Jawa.

  Bab I berisikan pendahuluan yang meliputi latar belakang pemilihan judul, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

  Bab II menyajikan pelaksanaan konkret tentang adorasi Ekaristi yang dilaksanakan oleh para suster Sang Timur di komunitas-komunitas yang ada di pulau Jawa yang didahului dengan memberikan gambaran umum kongregasi suster Sang Timur sejak berdirinya, dengan segala karya kerasulan yang ada didalamnya.

  Bab III membahas teologi Ekaristi sebagai puncak seluruh peribadatan Gereja. Penulis juga menguraikan adorasi Ekaristi dalam Gereja Katolik sebagai ungkapan penghayatan iman umat di mana di dalamnya dijelaskan pengertian adorasi Ekaristi, adorasi Ekaristi sebagai doa, kehadiran Kristus dalam adorasi Ekaristi dan adorasi Ekaristi sebagai bagian yang tak terpisahkan dari perayaan Ekaristi, serta dokumen-dokumen Gereja yang berbicara mengenai adorasi Ekaristi.

  Bab IV menguraikan usulan program rekoleksi sebagai salah satu cara untuk memahami adorasi Ekaristi dalam meningkatkan hidup rohani para suster Sang Timur melalui katekese model SCP.

  Bab V merupakan penutup yang menyimpulkan seluruh isi dari tulisan ini pulau Jawa dalam meningkatkan hidup rohaninya melalui adorasi Ekaristi yang dilaksanakan di komunitas-komunitas setiap hari.

  Demikianlah proses berpikir penulis yang dituangkan dalam skripsi sederhana ini. Penulis berharap melalui skripsi ini, adorasi Ekaristi semakin dipahami dan dengan demikian mampu menghayatinya dalam karya pelayanan para suster Sang Timur sehari-hari. suster Sang Timur sebagai kelanjutan dari pola hidup Ibu Clara Fey, pendiri kongregasi suster Sang Timur. Komunitas-komunitas suster Sang Timur selalu mengadakan adorasi Ekaristi setiap hari, walaupun banyak tugas dan kegiatan yang dihadapinya. Komunitas dan karya kerasulan para suster Sang Timur yang ada di pulau Jawa lebih banyak jumlahnya bahkan lebih berkembang daripada yang ada di pulau Flores dan Kalimantan. Di pulau Jawa hampir semua daerah terdapat komunitas serta karya kerasulan para suster Sang Timur, baik di bidang pendidikan, kesehatan, pastoral maupun di bidang pelayanan sosial. Setiap komunitas tentu saja mempunyai peraturan serta pengalaman masing-masing berkaitan dengan adorasi Ekaristi, meskipun kongregasi atau provinsi tidak menetapkan peraturan yang khusus yang berlaku untuk setiap komunitas Sang Timur karena provinsi memberi kebebasan kepada setiap komunitas yang disesuaikan dengan situasi keberadaan komunitas setempat.

  A. Gambaran Umum Kongregasi Suster Sang Timur di Pulau Jawa

  Kongregasi suster Sang Timur merupakan kongregasi kepausan yang sekarang berpusat di Simpelveld, Belanda. Kongregasi suster Sang Timur terdiri dari 8 (delapan) provinsi dan 4 (empat) regio . Pembagian wilayah atau daerah beserta keputusan Dewan, dengan berbagai pertimbangan tertentu baik dalam hal jumlah anggota, kemandirian dalam membiayai semua anggota serta siapa saja yang terlibat dalam mengembangkan kongregasi ataupun provinsi dan regio. Kongregasi suster Sang Timur untuk provinsi Indonesia berpusat di Malang. Kata “Sang Timur” merupakan sebutan untuk suster PIJ yang ada di Indonesia karena sejak negara Indonesia merdeka dari penjajahan asing, pemerintah Indonesia mewajibkan kepada semua masyarakat dan lembaga-lembaga religius yang bernuansa asing terutama Belanda dan Jepang dihilangkan. Maka PIJ yang artinya Kanak-kanak Yesus yang miskin sangat cocok dengan sebutan Sang Timur yang oleh orang Jawa diartikan raja muda di Betlehem yang adalah Yesus sendiri, sehingga sampai saat ini lebih dikenal dengan Sang Timur. Namun dalam penulisan tetap menggunakan PIJ karena berlaku untuk semua suster Sang Timur di seluruh dunia.

  1. Sejarah Berdirinya Kongregasi Suster Sang Timur (PIJ) Kongregasi suster Sang Timur didirikan oleh Ibu Clara Fey pada 2

  Februari 1844, di kota Aachen, Jerman. Berdirinya kongregasi ini berawal dari keprihatinan Ibu Clara Fey terhadap para korban revolusi industri terutama anak- anak dan kaum muda yang kehilangan orang tua mereka. Akibat dari revolusi tersebut, banyak anak yang keadaannya sungguh memprihatinkan dan menyedihkan, selain kehilangan orang tua, merekapun harus bekerja keras di pabrik selama 12 sampai 14 jam dalam sehari, bertempat tinggal di lorong- lorong, tanpa memperoleh cinta dan perhatian dari siapapun apalagi mendapat bersama teman-temannya yang mempunyai pandangan yang sama, akhirnya di bawah pimpinan Ibu Clara Fey muncullah sekolah kecil dan rumah yatim piatu yang pertama (PH VII-VIII). Dan mulai saat itu, Ibu Clara Fey bersama beberapa temannya menampung anak-anak yang terlantar itu, melayani, memelihara mereka, memberi pendidikan terutama pendidikan iman bagi anak-anak itu.

  2. Karya Pelayanan Kongregasi Suster Sang Timur Ibu Clara Fey memulai karya kongregasi dengan mendirikan sebuah sekolah kecil yang merupakan keprihatinannya melihat kehidupan anak-anak dan kaum muda korban revolusi industri yang tidak memperoleh kasih dan perhatian dari orang tuanya. Dengan bantuan rahmat Allah dan atas kerja sama para imam dan teman-temannya, akhirnya karya pelayanan yang awalnya hanya sekolah kecil dan rumah yatim piatu akhirnya berkembang terus menjadi sebuah lembaga yang mampu menampung, memelihara dan mendidik secara jasmani dan rohani serta menghantar anak-anak dan kaum muda untuk sampai kepada Yesus lewat pengalaman hidup mereka setiap hari karena didasari oleh cinta kasih yang mendalam satu sama lain (PH VIII). Atas dasar keprihatinan yang menjadi asal mula berdirinya kongregasi suster Sang Timur, maka karya pelayanan para suster Sang Timurpun sampai saat ini juga berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Karya pelayanan yang berkembang sampai sekarang ini adalah pelayanan di bidang pendidikan, kesehatan, pastoral, karya sosial yang mempunyai tujuan yang sama sejak awal yaitu menghantar mereka yang dilayani terutama anak- anak dan kaum muda yang terlantar, yang tidak diperhatikan oleh keluarganya

  3. Situasi Komunitas dan Karya Para Suster Sang Timur Provinsi Indonesia Sejak 29 Mei 1932 kongregasi suster Sang Timur mulai mengembangkan karya Allah ke tanah misi yaitu Indonesia tercinta ini.

  Kehadiran kongregasi ini dirintis oleh para suster Sang Timur dari provinsi Belanda yang berjumlah 7 (tujuh) orang. Mereka mulai berkarya pertama kali di Pasuruan, Jawa Timur. Berdasarkan hasil laporan kapitel umum (2008), di usia yang 77 tahun berkarya di Indonesia, jumlah suster Sang Timur untuk provinsi Indonesia 259 orang yang tersebar di berbagai daerah yang ada di Indonesia seperti di Kalimantan, Flores, dan Jawa, dengan bidang pelayanan pendidikan, kesehatan, pastoral, dan karya sosial (Generalat suster-suster Sang Timur, 2008: 27).

  a. Pulau Kalimantan Komunitas suster Sang Timur yang ada di Kalimantan terdiri dari 2

  (dua) komunitas yaitu: komunitas suster Sang Timur Ketapang dan komunitas suster Sang Timur Simpang Dua dan masing-masing komunitas mempunyai 4 (empat) suster medior dan senior yang berkarya di daerah tersebut.

  1). Komunitas suster Sang Timur Ketapang Komunitas Ketapang didirikan pada 18 Maret 1990 dan suster yang sekarang berkarya di tempat ini berjumlah 4 (empat) orang: 2 (dua) suster senior dan 2 (dua) suster medior. Dan sampai saat ini, mereka menangani karya dalam bidang pendampingan anak asrama putri, pastoral keluarga, orang sakit, PIA,

  (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 14, 22; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 24).

  2). Komunitas suster Sang Timur Simpang Dua Komunitas ini didirikan pada 1 Oktober 1992. Keempat suster yang berkarya di komunitas saat ini adalah 2 (dua) suster senior dan 2 (dua) suster medior. Para suster di komunitas ini menangani karya pelayanan di bidang pendidikan (PAK di sekolah), pastoral (keluarga, PIA, misdinar, mudika, orang sakit, kunjungan ke stasi-stasi). Komunitas ini berada di daerah pedalaman Kalimantan Barat dimana sangat sulit dijangkau dengan kendaraan umum maupun pribadi karena sehari perjalanan jauhnya dari Ketapang dengan melintasi hutan dan juga perairan yang luas (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 14, 22; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 24-25).

  b. Pulau Flores Para suster Sang Timur mulai berkarya di Flores pada Juli 1985. Dan sampai saat ini, komunitas para suster Sang Timur yang ada di Flores berjumlah

  5 (lima) komunitas yaitu: komunitas suster Sang Timur Mauloo, Magepanda, Maronggela, Wairklau dan Bajawa (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 14, 23; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 19-23).

  1). Komunitas suster Sang Timur Mauloo, Maumere Komunitas ini mulai berkarya pada Juli 1985 oleh 5 (lima) suster yang berbagai karya kerasulan seperti pendidikan (TK), karya sosial (Panti asuhan), pastoral; orang sakit, keluarga, sekami/ PIA-PIR, mudika, sahabat Sang Timur, Santa Anna yang ditangani oleh 4 (empat) suster: 2 (dua) suster senior dan 2 (dua) suster yunior (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 14, 23; bdk.

  Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 19).

  2). Komunitas suster Sang Timur Magepanda, Maumere Pada Desember 1994, komunitas ini didirikan dan mulai berkarya di bidang pastoral (keluarga, anak-anak yang miskin dan terlantar, kunjungan keluarga dan orang sakit, pembinaan iman anak dan mudika, legio Maria, persiapan penerimaan sakramen-sakramen), pendidikan (TK dan diperbantukan di SDK Magepanda) dan sekarang ini karya-karya ditangani oleh 6 (enam) suster: 2 (dua) suster senior, 1 (satu) suster medior dan 3 (tiga) suster yunior.

  Selain itu, komunitas ini juga ikut ambil bagian dalam memperhatikan gizi anak- anak yang ada di kampung sekitar komunitas dengan memberi makan bubur kacang seminggu 3 (tiga) kali (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 14, 24; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 19-20).

  3). Komunitas suster Sang Timur Maronggela, Bajawa Sejak Agustus 2000, para suster Sang Timur mulai mengembangkan sayapnya ke pedalaman Riung Barat, Bajawa dan sejak tahun 2007 sampai saat ini 4 (empat) suster yang berkarya di daerah tersebut yaitu: 1 (satu) suster medior, 1 (satu) suster balita dan 2 (dua)suster yunior yang menangani bidang

  (pembinaan iman sekami, mudika, persiapan penerimaan sakramen-sakramen, kunjungan keluarga dan pastoral ke stasi-stasi), pertanian (pengolahan sawah dan ladang), peternakan (pemeliharaan sapi) dan pendampingan asrama putri (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 14, 23; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 21-22).

  4). Komunitas suster Sang Timur Wairklau, Maumere Komunitas Wairklau merupakan komunitas yang berada di tengah kota

  Maumere dan bisa dijangkau dari berbagai daerah. Komunitas ini mulai berkarya sejak Desember 2002 sebagai rumah pembinaan calon suster Sang Timur (Postulat dan Novisiat). Dalam 6 (enam) tahun terakhir ini, karya pelayanan para suster di komunitas ini bertambah dengan adanya pendampingan asrama putri, pastoral (orang sakit di RSU, keluarga dan para lansia, kaum muda, Santa Anna, sekami). Jumlah suster yang ada di komunitas ini adalah 8 (delapan) suster yang terdiri dari 2 (dua) suster yunior, 1 (satu) suster balita, 3 (tiga) suster medior dan 2 (dua) suster senior (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 14, 24; bdk.

  Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 20-21).

  5). Komunitas suster Sang Timur Bajawa Komunitas ini berada di tengah kota Bajawa dan para suster mulai berkarya tahun 2005 dengan bidang pelayanan sehari-hari adalah pastoral

  (keluarga, lanjut usia, pendampingan iman sekami, mudika, persiapan penerimaan sakramen-sakramen), pertanian (pengolahan sawah) dan ini terdiri dari 4 (empat) suster: 2 (dua) suster yunior, 1 (satu) suster medior dan 1 (satu) suster senior (Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 31).

  c. Pulau Jawa Komunitas para suster Sang Timur yang berkarya di pulau Jawa terdiri dari 16 komunitas yang tersebar di Jawa Timur, Madura, DIY, Jawa Tengah dan

  Jawa Barat. Karya pelayanan para suster Sang Timur di pulau Jawa bergerak di bidang pendidikan dari TK-SMA, kesehatan (rumah sakit bersalin, poliklinik dan BKIA), pelayanan sosial (panti asuhan dan asrama), dan pastoral (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 15-22; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 2- 17).

  1). Komunitas suster Sang Timur di Jawa Timur Komunitas suster Sang Timur yang ada di Jawa Timur berjumlah 6

  (enam) komunitas yang tersebar di kota Malang, Batu, Pasuruan, dan Curahjati dengan karyanya masing-masing baik dalam bidang pendidikan maupun kesehatan dan juga pastoral (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 13, 22).

  a). Komunitas suster Profes Bandulan Barat 40, Malang Komunitas ini mulai berkarya secara resmi pada tahun 1998. Para suster yang berjumlah 12 orang: 5 (lima) suster yunior, 2 (dua) suster balita, 2