Hubungan prestasi belajar, pengalaman PPL 2 dan latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat menjadi guru akuntansi : studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah dasar utama dalam menciptakan sumber daya
manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan agar dapat berperan pada masa yang akan datang. Dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia, pendidikan menduduki peranan penting sehingga perlu mendapatkan prioritas utama. Pada hakekatnya pendidikan adalah proses terjadinya interaksi antara guru dan siswa. Dalam proses interaksi tersebut, guru tidak hanya memberikan ilmu yang dimiliki kepada para siswanya, namun guru juga harus mampu memberikan pemahaman yang dalam tentang materi yang diberikan kepada siswanya.
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005 dijelaskan bahwa pengakuan dan kedudukan guru dan dosen mempunyai misi yaitu: a) mengangkat martabat seorang guru dan dosen; b) menjamin hak dan kewajiban guru dan dosen; c) meningkatkan kompetensi guru dan dosen; d) meningkatkan mutu pendidikan; e) mengurangi kesenjangan ketersediaan guru dan dosen antar daerah dari segi mutu, jumlah, kualitas akademik dan kompetensi; f) meningkatkan pelayanan yang bermutu.
Keberadaan Undang-Undang Guru dan Dosen membuat posisi guru
2 semakin terjamin dan meningkat. Guru yang memenuhi kualifikasi akademik dan mempunyai sertifikat sebagai pendidik dijanjikan mendapatkan tunjangan sebesar satu kali gaji pokok. Undang-Undang Guru dan Dosen tersebut memberikan manfaat positif bagi guru. Peningkatan drastis kesejahteraan guru menjadikan perubahan pandangan masyarakat tentang profesi guru.
Untuk meningkatkan sistem pendidikan terhadap tenaga kependidikan secara terpadu telah diupayakan antara lain Pengembangan Pola Pendidikan Tenaga Kependidikan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Dalam pola Pembaharuan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan tersebut dinyatakan bahwa pendidikan tenaga kependidikan adalah pendidikan profesional (Masidjo, 1988:1). Berdasarkan dari Pola Pembaharuan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan tersebut, seseorang bila inggin berprofesi sebagai guru harus dipersiapkan dahulu melalui program pendidikan formal (sekolah keguruan atau fakultas keguruan) supaya para mahasiswa calon guru memiliki kepribadian dan kompetensi dasar guru.
Ada banyak faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya minat mahasiswa untuk menjadi seorang guru. Penelitian ini memfokuskan pada faktor prestasi belajar, pengalaman PPL 2 dan latar belakang pekerjaan orang tua.
Prestasi belajar merupakan ukuran kemampuan seseorang terhadap bidang tertentu. Dalam perguruan tinggi, prestasi belajar mahasiswa dilihat
3 oleh mahasiswa merupakan ukuran kemampuan dari mahasiswa tersebut dan juga dapat menentukan cepat tidaknya mahasiswa tersebut menyelesaikan studinya. Dengan berprestasi, mahasiswa akan lebih memiliki pengetahuan tentang apa dan bagaimana profesi guru dalam kenyataan sebenarnya. Biasanya mahasiswa yang memiliki prestasi yang tinggi akan lebih percaya diri ketika inggin menjadi guru.
Program Pengalaman Lapangan (PPL) juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap minat seorang mahasiswa untuk menjadi seorang guru. Mahasiswa calon guru yang memiliki keterampilan keguruan dan kompetensi dasar keguruan diharapkan dapat melaksanakan tugasnya berdasarkan oleh penguasaan materi/bahan ajar, ketahanan professional, penguasaan proses serta kamampuan penyesuaian diri dan di atas segalanya sikap kependidikan yang mantap (Darji Darmodiharjo, 1980:9 dalam Masidjo 1988:2). Melalui PPL ini diharapkan mahasiswa dapat terjun langsung, berinteraksi, menimba pengalaman serta mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dibangku kuliah untuk selanjutnya dipraktikan di sekolah tempat praktik. Calon guru tidak hanya mampu menguasai materi dalam perkuliahan secara teori saja tetapi akan lebih baik jika memiliki pengalaman nyata dalam mengajar dikelas. PPL sebagai muara dari seluruh program pendidikan prajabatan guru, PPL dilaksanakan secara terjadwal setelah mahasiswa mendapatkan bekal yang memadai. PPL juga mempengaruhi tinggi rendahnya minat seorang mahasiswa untuk menjadi
4 berkesan maka minat menjadi guru akan tinggi, begitu pula sebaliknya jika pengalaman selama PPL dirasa kurang berkesan maka minat untuk menjadi seorang guru akan rendah.
Tidak jarang peran serta orang tua juga berpengaruh terhadap pilihan dan keinginan mahasiswa untuk menjadi guru. Latar belakang pekerjaan orang tua juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk menjadi seorang guru. Jika orang tua mereka berprofesi sebagai seorang guru, biasanya mereka akan mengikuti jejak orang tuanya menjadi seorang guru karena melihat menjadi guru itu pekerjaan yang menyenangkan seperti yang dilakukan oleh orang tuanya. Dan sebaliknya, jika pekerjaan orang tuanya bukan sebagai guru, minat seorang mahasiswa untuk menjadi seorang guru akan rendah.
Berkaitan dengan hal-hal yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik untuk meneliti mahasiswa yang sudah melakukan PPL 2 dan masih aktif di Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan judul “Hubungan Prestasi Belajar, Pengalaman
PPL 2 dan Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua terhadap Minat menjadi Guru Akuntansi”
B. Batasan Masalah
Banyak faktor yang mempengaruhi minat menjadi guru, penulis membatasi penulisan hanya pada masalah : hubungan prestasi belajar,
5 pengalaman PPL 2 dan latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat menjadi guru akuntansi.
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan prestasi belajar terhadap minat menjadi guru akuntansi pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi?
2. Apakah ada hubungan pengalaman PPL 2 terhadap minat menjadi guru akuntansi pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi?
3. Apakah ada hubungan latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat menjadi guru akuntansi pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara prestasi belajar terhadap minat menjadi guru.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pengalaman PPL 2 terhadap minat menjadi guru.
6
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat menjadi guru akuntansi.
E. Manfaat penelitian
1. Bagi Universitas Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah khasanah kepustakaan serta dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan bagi penelitian selanjutnya di Universitas Sanata Dharma.
2. Bagi penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan pengetahuan bagi penulis dalam bidang penelitian ilmiah.
3. Bagi mahasiswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan untuk para mahasiswa agar memiliki prestasi belajar dan motivasi belajar yang tinggi untuk menjadi guru akuntansi yang profesional
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik
1. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan (Muhibbin Syah, 1995:89). Seseorang dikatakan belajar jika terjadi perubahan tertentu, misalnya semula tidak mengetahui tentang lbu kota Indonesia dan kemudian setelah belajar menjadi tahu. Tetapi tidak semua perubahan dapat disebut sebagai hasil dari belajar seperti misalnya seorang bayi yang belum bisa berjalan menjadi bisa berjalan, perubahan ini terjadi karena kematangan.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam (Muhibbin Syah, 1995:132):
1) Faktor internal siswa (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis
8 digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran.
c. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan (kamus besar bahasa indonesia), sedangkan menurut Muhibbin (1997:141), prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
Prestasi belajar yang diperoleh siswa merupakan salah satu bukti yang menunjukkan keberhasilan belajar dari siswa di sekolah. Mengenai prestasi belajar, W.S Winkel (1984:3) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti usaha yang dicapai.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Winkel (1984:43) menyatakan bahwa ada dua hal yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu:
1) Faktor pada pihak siswa: (1) faktor psikis meliputi intelektual dan non intelektual, (2) faktor atau kondisi fisik.
2) Faktor dari luar diri siswa: (1) faktor pengatur proses sekolah, meliputi kurikulum, disiplin guru dan fasilitas yang dimiliki sekolah, (2) faktor sosial di sekolah meliputi sistem sekolah,
9 status sosial, interaksi guru dan siswa, (3) faktor situasional meliputi politik dan ekonomi, waktu, tempat, musim dan iklim.
Pendapat Winkel tersebut di atas sangatlah lengkap karena memasukan faktor dari dalam dan faktor dari luar siswa, dimana faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Semakin bagus prestasi belajar siswa maka keterampilan yang diperoleh di bangku sekolah akan sangat membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan yang dimilikinya.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui dengan melihat hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat dilihat melalui raport.
Raport adalah sebuah buku yang memuat laporan hasil belajar siswa selama siswa tersebut mengikuti proses belajar di sekolah.
Raport berguna bagi orang tua dan siswa sendiri untuk mengetahui kemampuan siswa.
2. Program Pangalaman Lapangan (PPL)
a. Arti PPL PPL adalah suatu program yang merupakan ajang penelitian terpadu untuk menerapkan berbagai ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam rangka pembentukan guru yang professional. PPL dirancang untuk melatih para calon guru agar memiliki kecakapan keguruan secara lengkap dan terintegrasi.
10 Program ini meliputi latihan pembelajaran dan latihan melaksanakan tugas-tugas kependidikan selain pembelajaran.
PPL merupakan muara dari seluruh program pendidikan pra-jabatan guru. Oleh karena itu, pelaksanaan PPL dilakukan sesudah mahasiswa memperoleh bekal yang memadai dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan tugasnya sebagai guru, seperti penguasaan landasan kependidikan, penguasaan pelajaran dan pengelolaan proses pembelajaran.
Kecakapan keguruan mempunyai banyak aspek yang berkaitan, yang harus dilatihkan secara bertahap dan terintegrasi.
Keseluruhan kecakapan keguruan di atas perlu dilandasi dengan nilai serta sikap keguruan yang positif.
b. Tujuan PPL PPL bertujuan agar praktikan memiliki kompetensi berikut:
1) Mengenal lingkungan sosial sekolah secara cermat dan menyeluruh, meliputi aspek fisik, tata administratif, serta tata kurikuler dan kegiatan pendidikan. 2) Menerapkan berbagai kecakapan keguruan secara menyeluruh dan terintegrasi dalam situasi nyata di bawah bimbingan Guru
Pamong dan Dosen Pembimbing PPL. 3) Mengambil manfaat dari pengalaman ber-PPL agar semakin memiliki kecakapan keguruan secara profesianal.
11
c. Tempat dan Waktu PPL 1) Tempat
PPL dilaksanakan di sekolah menengah (SMU,SMK dan SLTP), baik sekolah negeri maupun swasta.
2) Waktu PPL dilaksanakan dengan sistem blok dan sebaran, dalam keadaan tertentu dapat dilaksanakan sistem campuran.
d. Kegiatan
a) Membuat rencana kegiatan
b) Mengenal sekolah tempat Melaksakan PPL (Observasi Sekolah)
c) Mengenal proses pembelajaran dan aktivitas siswa
d) Melaksanakan pembelajaran
e) Membuat alat peraga untuk kepentingan pengajaran
f) Mengerjakan tugas administrasi/ketatausahaan
g) Berlatih/berpartisipasi dalam pemeliharaan dan pendayagunaan sarana pengajaran h) Berlatih/berpartisipasi dalam pembinaan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler i) Menyelenggarakan kegiatan lain j) Menghadiri pertemuan dengan Dosen Pembimbing dan membina hubungan dengan sekolah
12 l) Menempuh ujian lisan pertanggungjawaban PPL pada Dosen Pembimbing.
3. Minat
a. Pengertian Minat Minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu (Winkel, 1987:105).
Demikian minat dapat menimbulkan sikap yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimulasi khusus sesuai dengan keadaan tersebut (Semiawan, 1982 ) dalam Dewa Ketut (1988:61). Menurut Dewa Ketut (1988:61) minat adalah merupakan suatu kesukaan, kegemaran, atau kesenangan akan sesuatu.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan sikap atau perasaan senang terhadap suatu aktivitas, pengalaman, benda. Minat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu karena rasa tertarik akan hal itu.
b. Macam-macam Minat Ada tiga cara yang digunakan untuk menentukan minat menurut Safran (Dewa Ketut, 1988:61 ) :
1) Minat yang diekspresikan ( Expressed interest ) :
13 Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata tertentu. Misalnya seseorang mungkin mengatakan bahwa ia/dia tertarik dalam menciptakan suatu model pesawat udara, dalam mengumpulkan perangko, dan mengumpulkan mata uang logam. 2) Minat yang diwujudkan ( Manifest interest )
Seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam suatu aktivitas tertentu. Misalnya siswa dapat ikut serta menjadi anggota klub musik, drama, matematika. 3) Minat yang diinventarisasikan ( Inventoried interest )
Seseorang menilai minatnya dapat diukur dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu. Rangkaian pertanyaan semacam ini sering disebut inventori minat.
4. Guru
a. Pengertian guru Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencariannya) mengajar.
Guru merupakan salah satu faktor internal utama dalam
14 memiliki satu tanggung jawab untuk membawa siswa-siswinya pada satu taraf kematangan tertentu. Dalam rangka ini maka semestinya setiap rencana, tindakan, peranan, keputusan dan penilaian yang dilaksanakan oleh guru tersebut harus dapat didudukan dan dibenarkan dari sudut pelaksanaan tanggung jawabnya (Winarno, 1982:56).
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apabila suatu bangsa yang sedang membangun, terlebih bagi keberlangsungan hidup bangsa di tengah-tengah lintasan perjalanan zaman dengan teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri (Uzer Usman, 1997:6-8)
b. Peran guru dalam proses belajar-mengajar Peran guru dalam proses belajar-mengajar adalah sebagai berikut (Uzer Usman, 1997:9-11):
15 Guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang akan dicapai siswa.
2) Guru sebagai pengelola kelas Guru hendaknya mampu mengelola kelas sabagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. 3) Guru sebagai mediator dan fasilitator
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi yang lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Sedangkan sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar- mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar.
16 4) Guru sebagai evaluator
Mengadakan evaluasi pada waktu-waktu tertentu terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun oleh pihak pendidik.
5. Jenis Pekerjaan
Pekerjaan sebagai guru tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang pandai dalam bidang-bidang tertentu belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan prasyarat- prasyarat khusus, apalagi sebagai guru yang profesional yang harus menguasai betul seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan (Moh Uzer Usman, 1997:5). Menurut Riwanto (1994:166- 167) jenis pekerjaan dibagi ke dalam delapan golongan yaitu:
a. Tenaga profesional, teknisi dan sejenis
b. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan
c. Tenaga tata usaha dan tenaga yang sejenis
d. Tenaga usaha penjualan
e. Tenaga usaha jasa
f. Tenaga usaha pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan
17
h. Lainnya Dalam penelitian ini peneliti hanya melihat latar belakang pekerjaan orang tua dari pekerjaan poin (a) tenaga profesional yaitu tenaga pendidik dan bukan tenaga pendidik. Guru yang dimaksud adalah guru yang bekerja dalam dunia pendidikan formal yaitu guru yang mengajar di sekolah baik PNS maupun swasta.
6. Motivasi Belajar
Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu atau keadaan seseorang atau organisasi yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu (Usman, 1995: 28-29).
Sedangkan menurut W.S. Winkel (1996: 150), motivasi adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi tujuan tertentu.
Muhibbin Syah (1995: 137) membedakan motivasi menjadi dua macam, yaitu:
18
a. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.
b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar, misalnya pujian dan hadiah, peraturan/tata tertip sekolah, suri teladan orang tua, guru, merupakan contoh-contoh motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa untuk belajar.
B. Kerangka Berfikir
1. Hubungan Prestasi Belajar dengan Minat menjadi Guru Akuntansi Prestasi belajar merupakan salah satu bukti yang menunjukkan keberhasilan dari mahasiswa di Perguruan Tinggi. Jika seseorang memperoleh prestasi yang baik, minat untuk menjadi guru juga akan tinggi. Intensitas prestasi belajar seorang mahasiswa akan sangat menentukan minat seorang mahasiswa untuk menjadi seorang guru.
19 merasa lebih memiliki rasa percaya diri yang tinggi untuk menjadi seorang guru. Dari penelitian yang dilakukan oleh Bangkit Harry Saputra dengan judul Hubungan Prestasi Belajar, Motivasi Belajar dan pengalaman PPL 2 terhadap Minat untuk menjadi Guru Akuntansi menunjukkan bahwa ada hubungan antara prestasi belajar dengan minat untuk menjadi guru akuntansi. Hal ini ditunjukkan dari perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa koefisien korelasi ( r )= 0,159 melebihi nilai 0,00. hitung
2. Hubungan Pengalaman PPL 2 dengan Minat Menjadi Guru Akuntansi PPL dirancang untuk melatih para calon guru agar memiliki kecakapan keguruan secara lengkap dan terintegrasi. Keberhasilan seorang mahasiswa dalam melakukan PPL 2 dapat mendorong minat mahasiswa untuk menjadi guru. Pengalaman yang didapat ketika di luar kelas maupun ketika mengajar di dalam kelas juga akan mendorong minat seorang mahasiswa untuk menjadi guru. Dari penelitian yang dilakukan oleh Bangkit Harry Saputra dengan judul Hubungan Prestasi Belajar, Motivasi Belajar dan pengalaman PPL 2 terhadap Minat untuk menjadi Guru Akuntansi menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengalaman PPL 2 dengan minat unruk menjadi guru akuntansi. Hal ini ditunjukkan dari perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa koefisien korelasi ( r )= 0,365 melebihi nilai hitung 0,00.
20
3. Hubungan Pengalaman PPL 2 dengan Minat Menjadi Guru Akuntansi Jika ada salah satu orang tua yang bekerja sebagai guru dan dapat menjadi panutan atau contoh bahwa menjadi guru itu menyenangkan dan mulia, maka hal ini juga dapat mendorong keinginan anak atau mahasiswa untuk menjadi guru seperti orang tuanya. Namun sebaliknya jika perkerjaan orang tua menjadi guru menjadikan anak tidak senang karena apa yang dilakukan orang tua mereka terlalu berat dan tidak mendapatkan imbalan yang baik, maka hal ini juga dapat berakibat anak tidak tertarik menjadi guru.
C. Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan positif prestasi belajar terhadap minat menjadi guru akuntansi.
2. Ada hubungan positif pengalaman PPL 2 terhadap minat menjadi guru akuntansi.
3. Ada hubungan positif latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat menjadi guru akuntansi.
4. Ada hubungan positif prestasi belajar dan pengalaman PPL 2 terhadap minat menjadi guru akuntansi
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yaitu studi secara
intensif tentang latar belakang, status sekarang, interaksi lingkungan sekitar dari unit sosial yaitu seorang individu, kelompok, lembaga, atau komunitas (Soegeng, 2006:138). Jenis penelitian studi kasus ini bila dihubungkan dengan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian hanya berlaku sebagai objek yang diteliti saja dan tidak berlaku bagi objek penelitian lain. Penelitian ini terbatas pada objek tertentu saja yaitu mahasiswa sebagai responden. Penilitian ini dilaksanakan pada semua mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi yang sudah melakukan PPL 2 dan masih aktif.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Program Studi Pendidikan Akuntansi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2012.
22 C.
Subjek dan Objek Penelitian 1.
Subjek Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang sudah melakukan PPL 2 dan masih aktif.
2. Objek Penelitian
Objek yang diteliti adalah prestasi belajar, pengalaman PPL 2 dan latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat menjadi guru akuntansi.
D. Populasi, Sampel dan Penarikan Sampel
1. Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian (Soegeng,
2006:102). Dalam penelitian ini populasinya adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang sudah melakukan PPL 2 dan masih aktif.
2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Soegeng, 2006:71). Sampel penelitian ini dihitung dengan rumus Slovin ( Consuelo, 1993: 161 ):
N n = 2
1 Ne
23 Keterangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (5%)
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi yang sudah melakukan PPL 2 dan masih aktif.
3. Teknik Penarikan Sampel
Teknik sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yang ditemui atau siapapun yang dipandang peneliti cocok sebagai sumber data (Sumarsini dan Salamah, 2006:79). Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah semua mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang sudah melakukan PPL 2 dan masih aktif.
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya (Suharsimi Arikunto, 1991;93). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah prestasi belajar, pengalaman PPL 2, dan latar belakang pekerjaan orang tua.
24 2.
Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang menjadi akibat dari variabel bebas (Suharsimi Arikunto, 1991;93). Variabel terikat dalam panelitian ini adalah minat menjadi guru akuntansi.
3. Pengukuran Variabel a.
Variabel Prestasi Belajar Prestasi belajar mahasiswa dapat dilihat dari indeks prestasi
(IP). Indeks prestasi terdiri indeks prestasi semester (IPS) yang dihitung setiap semester dan indeks prestasi komulatif (IPK) yang dihitung komulatif dari semester pertama sampai dengan semester terakhir. Dalam penelitian ini, yang menjadi alat ukur untuk melihat prestasi belajar mahasiswa adalah menggunakan indeks prestasi komulatif. Pemberian skor dalam variabel ini adalah sebagai berikut:
No Prestasi Skor
1 IPK 0,00 s/d 0,99
1
2 IPK 1,00 s/d 1,99
2
3 IPK 2,00 s/d 2,99
3
4 IPK 3,00 s/d 4,00
4 b. Variabel pengalaman PPL 2
Indikator pengalaman PPL 2 terdiri dari kemampuan mengajar, mengelola kelas dan mengerjakan tugas administrasi.
Indikator-indikator tersebut dituangkan dalam bentuk kuesioner dan diukur dengan skala Likert. Pemberian skor adalah sebagai berikut:
25 Jawaban Pilihan Kuesioner Positif Negatif
Selalu (SL)
4
1 Sering (SR)
3
2 Kadang-kadang (KD)
2
3 Tidak Pernah (TP)
1
4
c. Variabel Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua Untuk latar belakang pekerjaan orang tua digunakan skala pengukuran dengan alternatif jawaban “guru” skor 2 dan “bukan guru” skor 1.
d. Variabel Minat menjadi Guru Akuntansi Untuk mengukur minat mahasiswa menjadi guru digunakan skala Likert dengan alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Pemberian skor adalah sebagai berikut:
Jawaban Pernyataan Positif Negatif
Sangat Setuju (SS)
4
1 Setuju (S)
3
2 Tidak Setuju (TS)
2
3 Sangat Tidak Setuju 1 4 (STS) F.
Teknik pengumpulan data
1. Kuesioner Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
26 Arikunto, 1997;128). Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai variabel bebas dan variabel terikat.
Butir-butir pertanyaan disajikan dalam bentuk, yaitu pertanyaan positif dan pertanyaan negatif. Pertanyaan positif adalah pertanyaan yang mendukung gagasan, sedangkan pertanyaan negatif adalah pertanyaan yang tidak mendukung gagasan.
Kisi-kisi koesioner untuk pengalaman PPL 2, dan minat menjadi guru disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Penelitian Variabel Pengalaman PPL 2 dan Minat menjadi GuruNo Variabel Indikator Positif Negatif
1 Pengalaman PPL 2
a. Proses pembelajaran 1,2
Kemampuan merumuskan tujuan pembelajaran Kemampuan melakukan proses
5, 7, 13, 6, 15 belajar mengajar
14 Kemampuan menutup proses
3, 4, 8 pembelajaran b. Penampilan personal
9, 10, 11, dan sosial
17 12, 16
2 Minat menjadi guru a.
Intrinsik: 1,2
Keinginan menjadi guru Bakat yang dimiliki
3,4,8
27 diperoleh mahasiswa Profesi yang mulia Perbedaan jenis kelamin b.
2. Dokumentasi
1. Pengujian Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat- tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. (Suharsimi
y x y x n r
) )( ( i i i i xy
=
∑ ∑ ∑
Arikunto, 1997:144). Rumus yang digunakan adalah:
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data mengenai hal- hal atau variabel yang berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peratura-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 1997;135). Metode ini dilakukan untuk melengkapai data-data yang telah dikumpulkan oleh peneliti.
Ekstrinsik Dukungan keluarga Kedudukan guru yang mulia di masyarakat Gaji guru
Dikutip dari skripsi Bangkit Harry Saputra (2009), kemudian dijabarkan oleh penulis.
9 13,17
14
7 11,12,16 10,15
18
5
6
G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
28 Keterangan: xy
r = koefisien korelasi skor item dengan skor total ∑ x = jumlah skor item dari kuesioner
∑ y = jumlah skor total
∑ xy
= jumlah perkalian antara skor item dengan skor total
∑ 2 x = jumlah kuadrat skor item
∑ 2 y = jumlah kuadrat skor total
N = jumlah subjek/responden Koefisien korelasi yang diperoleh dari perhitungan menunjukkan tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur. Untuk menentukan kesahihan setiap item ditentukan derajat kebebasan (dk) = N-2 dengan taraf signifikansi 5%. Jika r hitung >
r tabel, maka kuesioner dikatakan valid dan jika r hitung < r tabel, maka dikatakan tidak valid.
Pelaksanaan uji coba ini dilakukan pada mahasiswa sebanyak 30 orang. Dari hasil uji coba diketahui derajat kebebasan sebesar 28 (30-2), dan diperoleh r tabel sebesar 0,361 dengan taraf signifikansi 5%. Adapun hasil uji coba validitas sebagai berikut:
29 Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Pengalaman PPL 2
D Dari hasil uji validitas pengalaman PPL 2 di atas menunjukkan bahwa ada 3 instrumen yang tidak valid ( hitung
r > tabel r ) .
Butir insrtumen yang tidak valid adalah nomor 3, 14 dan 16. Instrumen yang tidak valid tersebut dihapus atau dibuang dan dilakukan uji validitas ulang. Berikut ini disajikan hasil pengukuran uji validitas ulang
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted Corrected
Item-Total Correlation
Cronbach’s Alpha if Item
Deleted Butir1 66.03 41.620 .658 .844 Butir2 65.87 44.257 .501 .852 Butir3 66.23 48.116 -.036 .874 Butir4 66.03 41.620 .658 .844 Butir5 66.00 43.241 .439 .854 Butir6 65.90 44.438 .471 .853 Butir7 65.73 45.720 .395 .856 Butir8 65.77 44.737 .541 .852 Butir9 66.10 43.266 .524 .850 Butir10 66.10 42.783 .535 .850 Butir11 65.80 45.062 .404 .855 Butir12 65.77 45.289 .382 .856 Butir13 65.77 45.220 .461 .854 Butir14 65.93 45.306 .350 .857 Butir15 66.17 41.868 .532 .850 Butir16 66.30 43.597 .305 .863 Butir17 66.63 40.792 .547 .850 Butir18 66.00 44.621 .509 .852 Butir19 65.77 44.116 .487 .852 Butir20 65.97 43.068 .656 .846
30 Tabel 3.3
0,361 Valid 15 0,538 0,361 Valid
0,416
0,361 Valid 12 0,478 0,361 Valid
13
0,571
0,361 Valid
14
0,515
16
0,361 Valid 10 0,388 0,361 Valid
0,433
0,361 Valid 17 0,662 0,361 Valid
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Minat menjadi Guru AkuntansiScale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted Corrected
Item-Total Correlation
Cronbach’s Alpha if Item
11
0,534
Hasil Uji Validitas Pengalaman PPL 2 No Pertanyaan hitung r tabel r
0,361 Valid
Keterangan
1 0,635 0,361 Valid
2
0,561
0,361 Valid
3
0,635
4
9
0,447
0,361 Valid
5
0,528
0,361 Valid 6 0,403 0,361 Valid
7
0,553
0,361 Valid 8 0,509 0,361 Valid
Deleted Butir1 63.70 43.734 .412 .862 Butir2 63.57 43.771 .476 .858 Butir3 63.47 45.085 .507 .857 Butir4 63.03 46.723 .418 .860 Butir5 63.27 48.133 .070 .875 Butir6 63.23 44.806 .652 .853 Butir7 63.23 44.323 .727 .851 Butir8 63.47 42.809 .674 .850 Butir9 63.37 44.723 .478 .858 Butir10 63.37 44.792 .399 .861 Butir11 63.70 45.321 .437 .859 Butir12 63.23 45.220 .514 .857
31 Butir15 63.37 44.033 .559 .855 Butir16 63.50 44.534 .594 .854 Butir17 63.47 45.568 .590 .856 Butir18 63.57 45.495 .441 .859 Butir19 63.37 44.033 .688 .851 Butir20 64.10 46.783 .118 .880
Dari hasil uji validitas minat menjadi guru akuntansi di atas menunjukkan bahwa ada 2 instrumen yang tidak valid ( hitung
r > tabel r ).
Butir insrtumen yang tidak valid adalah nomor 5 dan 20. Instrumen yang tidak valid tersebut dihapus atau dibuang dan dilakukan uji validitas ulang. Berikut ini disajikan hasil pengukuran uji validitas ulang.
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Minat menjadi Guru Akuntansi No Pertanyaanhitung r tabel r
Keterangan
1 0,492 0,361 Valid 2 0,565 0,361 Valid 3 0,574 0,361 Valid 4 0,373 0,361 Valid 5 0,624 0,361 Valid 6 0,748 0,361 Valid 7 0,687 0,361 Valid 8 0,510 0,361 Valid 9 0,389 0,361 Valid 10 0,435 0,361 Valid
11 0,496 0,361 Valid 12 0,440 0,361 Valid 13 0,627 0,361 Valid 14 0,587 0,361 Valid 15 0,567 0,361 Valid 16 0,528 0,361 Valid 17 0,443 0,361 Valid 18 0,640 0,361 Valid
32 2.
Pengujian Relialibilitas Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik ( Suharsimi Arikunto, 1997:154 ), yaitu sebagai berikut dimasukkan ke rumus Alpha: 2
k
b
∑
r =
1 11 2
k
1
t
Keterangan: = reliabilitas instrumen
r 11 k = banyak butir pertanyaan 2
varian total = t 2
= jumlah varian butir b Butir soal dikatakan reliabel jika cronbach alpha lebih besar dari 0.6, dan tidak reliabel jika cronbach alpha lebih kecil dari 0.6.
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Pengalaman PPL 2Cronbach’s Alpha Based on Cronbach’s Alpha Standardized Items N of Items
0.878 0.883
17 Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Minat menjadi Guru Akuntansi
Cronbach’s Alpha Based on Cronbach’s Alpha Standardized Items N of Items
33 Hasil pengujian pada variabel pengalaman PPL 2 dan variabel minat menjadi guru akuntansi nilai cronbach alpha sebesar 0.883 dan 0.898 nilai tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel dikatakan riliabel karena lebih besar dari 0.6.
H. Tehnik Analisis Data a.
Uji Prasyarat Analisis Korelasi 1)
Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang terjaring berdistribusi normal, sehingga analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Dalam uji normalitas ini digunakan rumus uji satu sampel dari Kolmogorov-
Smirnov , yaitu tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu sampel
(skor observasi) dan distribusi teoritisnya. Uji ini menetapkan suatu titik dimana teoritis dan yang terobservasi mempunyai perbedaan terbesar. Artinya distribusi sampling yang diamati benar-benar merupakan observasi suatu sampel random dari distribusi teoritis (Ghozali, 2002:35-36). Alat statistik untuk pengujian normalitas data penelitian ini adalah tes Kolmogorov-Smirnov. Adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas sebagai berikut (Ghozali, 2002:36):
D maksimum F
X S
X
= o n
34 Keterangan: D = Deviasi maksimum F = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
o
S ( X )= Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
n
Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih besar dari taraf signifikan 5%, berarti sebaran data variabel normal.
Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil dari taraf signifikansi 5% berarti sebaran data variabel tidak normal.
2) Uji Asumsi Klasik
Dalam regresi berganda terdapat beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi, agar dapat menghasilkan estimator linier yang akurat dan mendekati atau sama dengan kenyataan. Asumsi-asumsi dasar
tersebut dikenal sebagai asumsi klasik (Hasan, 1999 : 268).
a) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi masalah multikolinieritas digunakan rumus sebagai berikut:
N
XY ( X )( Y ) ∑ ∑ ∑ r = xy 2 2 2 2
( N
X ( X ) ( N Y ( Y ) ) ∑ ∑ ∑ ∑
Selanjutnya dengan komputer program SPSS diadakan
35 Statistics akan diperoleh VIF (Variance Inflation Factor). Untuk mengetahui terjadi tidaknya multikolinieritas, digunakan ketentuan sebagai berikut:
VIF = I / Tolerance
Untuk mengetahui terjadi tidaknya multikolinieritas digunakan ketentuan sebagai berikut: jika VIF > 5, maka terjadi multikolinieritas jika VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinieritas b)
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk memeriksa adanya autokorelasi biasanya memakai uji Durbin-Watson dengan rumus sebagai berikut: n
e e
I t t
∑
t =
2 d = n 2 e t∑ t = I Keterangan:
d = Statistik Durbin-Watson
= d Gangguan estimasi t
t = Observasi terakhir t-1 = Observasi sebelumnya
36 Pada penelitian ini uji autokorelasi yang digunakan adalah Uji Durbin-Watson (DW-test), uji Durbin Watson digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag di antara variabel independen.
Perhitungan uji autokorelasi diperoleh dengan bantuan program SPSS.
Hipotesis yang diuji adalah: H0: tidak ada auto korelasi ( r=0) HA: ada autokorelasi (r
≠0) Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi:
Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision
≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4 Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4 – du
≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi, positif atau Tidak ditolak du < d < 4 - du negatif c)
Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heterokedastisitas digunakan uji korelasi rank dari Sperman (Sperman’s rank coreelation test)
37 Rumus korelasi rank dari Sperman didefinisikan sebagai berikut: 2
d
i
∑
d1
6 =
n ( n
1 )
Keterangan:
= Perbedaan dalam rank yang diberikan kepada dua
d i
karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomena ke-i.
N = Banyaknya individu atau fenomena yang diberi rank Selanjutnya dengan bantuan omputer program SPSS, untuk menentukan terjadi tidaknya masalah heterokedastisitas digunakan ketentuan sebagai berikut: Jika r hitung > r tabel, maka terjadi heterokedastisitas s s Jika r hitung < r tabel, maka tidak terjadi s s heterokedastisitas
Atau dapat juga dengan membandingkan tingkat probabilitasnya. Adapun ketentuan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Jika probabilitas (P) < 0,05, maka terjadi heterokedastisitas Jika probabilitas (P) > 0,05, maka tidak terjadi heterokedastisitas
38 b.
Pengujian Hipotesis Penelitian 1)
Hipotesis pertama Teknik analisis korelasi Product Moment digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara prestasi belajar dengan minat menjadi guru akuntansi. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996:368)
( )( )
N X y i i X y ∑ ∑ ∑ r xy = 2 2 2 2
( n
X ( i i i X ) ( n Y ( Y ) ) ∑ ∑ ∑ ∑ i
Keterangan:
X : jumlah nilai X ∑
Y : jumlah nilai Y ∑
n : jumlah sampel
r : koefisien korelasi antara kedua variabel x dan y xy
Hipotesis dapat diterima bila > dan sebaliknya hipotesis ditolak bila < Untuk pengujian keberartian koefisien korelasi maka dihitung t dan t dengan rumus (Sudjana, 1996:380): hitung tabel
2
r n t = 2
1 r Keterangan: r = keofisien korelasi sederhana n = jumlah sampel
39 Dalam pengujian ini digunakan taraf signifikan 5 %. Jika hitung
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
∑ Y : jumlah nilai Y
∑ X : jumlah nilai X
Keterangan:
X N r
X X n y X y
Y Y n
) )( ( 2 2 2 2 i i i i i i xy
= ) ) ( ( ) ( (
2) Hipotesis kedua Teknik analisis korelasi Product Moment digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengalaman PPL 2 dengan minat menjadi guru akuntansi. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996:368)
t < tabel t berarti tidak ada hubungan positif antara variabel
Sangat Kuat (Sugiyono, 2009 : 250)
Sedang Kuat
Sangat Rendah Rendah
0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 00,00 – 0,199