Hubungan prestasi belajar, pengalaman PPL 2 dan latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat menjadi guru akuntansi : studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyak
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah dasar utama dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan agar dapat berperan pada masa yang akan datang. Dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia, pendidikan menduduki peranan penting sehingga perlu mendapatkan prioritas utama. Pada hakekatnya pendidikan adalah proses terjadinya interaksi antara guru dan siswa. Dalam proses interaksi tersebut, guru tidak hanya memberikan ilmu yang dimiliki kepada para siswanya, namun guru juga harus mampu memberikan pemahaman yang dalam tentang materi yang diberikan kepada siswanya.
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005 dijelaskan bahwa pengakuan dan kedudukan guru dan dosen mempunyai misi yaitu: a) mengangkat martabat seorang guru dan dosen; b) menjamin hak dan kewajiban guru dan dosen; c) meningkatkan kompetensi guru dan dosen; d) meningkatkan mutu pendidikan; e) mengurangi kesenjangan ketersediaan guru dan dosen antar daerah dari segi mutu, jumlah, kualitas akademik dan kompetensi; f) meningkatkan pelayanan yang bermutu.
Keberadaan Undang-Undang Guru dan Dosen membuat posisi guru sebagai sebuah profesi semakin terlindungi serta kesejahteraan guru
(23)
semakin terjamin dan meningkat. Guru yang memenuhi kualifikasi akademik dan mempunyai sertifikat sebagai pendidik dijanjikan mendapatkan tunjangan sebesar satu kali gaji pokok. Undang-Undang Guru dan Dosen tersebut memberikan manfaat positif bagi guru. Peningkatan drastis kesejahteraan guru menjadikan perubahan pandangan masyarakat tentang profesi guru.
Untuk meningkatkan sistem pendidikan terhadap tenaga kependidikan secara terpadu telah diupayakan antara lain Pengembangan Pola Pendidikan Tenaga Kependidikan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Dalam pola Pembaharuan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan tersebut dinyatakan bahwa pendidikan tenaga kependidikan adalah pendidikan profesional (Masidjo, 1988:1). Berdasarkan dari Pola Pembaharuan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan tersebut, seseorang bila inggin berprofesi sebagai guru harus dipersiapkan dahulu melalui program pendidikan formal (sekolah keguruan atau fakultas keguruan) supaya para mahasiswa calon guru memiliki kepribadian dan kompetensi dasar guru.
Ada banyak faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya minat mahasiswa untuk menjadi seorang guru. Penelitian ini memfokuskan pada faktor prestasi belajar, pengalaman PPL 2 dan latar belakang pekerjaan orang tua.
Prestasi belajar merupakan ukuran kemampuan seseorang terhadap bidang tertentu. Dalam perguruan tinggi, prestasi belajar mahasiswa dilihat dari Indeks Prestasi (IP). Tinggi rendahnya indeks prestasi yang dicapai
(24)
oleh mahasiswa merupakan ukuran kemampuan dari mahasiswa tersebut dan juga dapat menentukan cepat tidaknya mahasiswa tersebut menyelesaikan studinya. Dengan berprestasi, mahasiswa akan lebih memiliki pengetahuan tentang apa dan bagaimana profesi guru dalam kenyataan sebenarnya. Biasanya mahasiswa yang memiliki prestasi yang tinggi akan lebih percaya diri ketika inggin menjadi guru.
Program Pengalaman Lapangan (PPL) juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap minat seorang mahasiswa untuk menjadi seorang guru. Mahasiswa calon guru yang memiliki keterampilan keguruan dan kompetensi dasar keguruan diharapkan dapat melaksanakan tugasnya berdasarkan oleh penguasaan materi/bahan ajar, ketahanan professional, penguasaan proses serta kamampuan penyesuaian diri dan di atas segalanya sikap kependidikan yang mantap (Darji Darmodiharjo, 1980:9 dalam Masidjo 1988:2). Melalui PPL ini diharapkan mahasiswa dapat terjun langsung, berinteraksi, menimba pengalaman serta mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dibangku kuliah untuk selanjutnya dipraktikan di sekolah tempat praktik. Calon guru tidak hanya mampu menguasai materi dalam perkuliahan secara teori saja tetapi akan lebih baik jika memiliki pengalaman nyata dalam mengajar dikelas. PPL sebagai muara dari seluruh program pendidikan prajabatan guru, PPL dilaksanakan secara terjadwal setelah mahasiswa mendapatkan bekal yang memadai. PPL juga mempengaruhi tinggi rendahnya minat seorang mahasiswa untuk menjadi seorang guru. Jika pengalaman yang diperoleh saat PPL menarik dan
(25)
berkesan maka minat menjadi guru akan tinggi, begitu pula sebaliknya jika pengalaman selama PPL dirasa kurang berkesan maka minat untuk menjadi seorang guru akan rendah.
Tidak jarang peran serta orang tua juga berpengaruh terhadap pilihan dan keinginan mahasiswa untuk menjadi guru. Latar belakang pekerjaan orang tua juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk menjadi seorang guru. Jika orang tua mereka berprofesi sebagai seorang guru, biasanya mereka akan mengikuti jejak orang tuanya menjadi seorang guru karena melihat menjadi guru itu pekerjaan yang menyenangkan seperti yang dilakukan oleh orang tuanya. Dan sebaliknya, jika pekerjaan orang tuanya bukan sebagai guru, minat seorang mahasiswa untuk menjadi seorang guru akan rendah.
Berkaitan dengan hal-hal yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik untuk meneliti mahasiswa yang sudah melakukan PPL 2 dan masih aktif di Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan judul “Hubungan Prestasi Belajar, Pengalaman PPL 2 dan Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua terhadap Minat
menjadi Guru Akuntansi”
B. Batasan Masalah
Banyak faktor yang mempengaruhi minat menjadi guru, penulis membatasi penulisan hanya pada masalah : hubungan prestasi belajar,
(26)
pengalaman PPL 2 dan latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat menjadi guru akuntansi.
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan prestasi belajar terhadap minat menjadi guru akuntansi pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi? 2. Apakah ada hubungan pengalaman PPL 2 terhadap minat menjadi
guru akuntansi pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi?
3. Apakah ada hubungan latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat menjadi guru akuntansi pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara prestasi belajar terhadap minat menjadi guru.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pengalaman PPL 2 terhadap minat menjadi guru.
(27)
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat menjadi guru akuntansi.
E. Manfaat penelitian
1. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah khasanah kepustakaan serta dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan bagi penelitian selanjutnya di Universitas Sanata Dharma.
2. Bagi penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan pengetahuan bagi penulis dalam bidang penelitian ilmiah.
3. Bagi mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan untuk para mahasiswa agar memiliki prestasi belajar dan motivasi belajar yang tinggi untuk menjadi guru akuntansi yang profesional
(28)
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritik
1. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan (Muhibbin Syah, 1995:89). Seseorang dikatakan belajar jika terjadi perubahan tertentu, misalnya semula tidak mengetahui tentang lbu kota Indonesia dan kemudian setelah belajar menjadi tahu. Tetapi tidak semua perubahan dapat disebut sebagai hasil dari belajar seperti misalnya seorang bayi yang belum bisa berjalan menjadi bisa berjalan, perubahan ini terjadi karena kematangan.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam (Muhibbin Syah, 1995:132): 1) Faktor internal siswa (faktor dari dalam siswa), yakni
keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
(29)
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran.
c. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan (kamus besar bahasa indonesia), sedangkan menurut Muhibbin (1997:141), prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
Prestasi belajar yang diperoleh siswa merupakan salah satu bukti yang menunjukkan keberhasilan belajar dari siswa di sekolah. Mengenai prestasi belajar, W.S Winkel (1984:3) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti usaha yang dicapai.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Winkel (1984:43) menyatakan bahwa ada dua hal yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu:
1) Faktor pada pihak siswa: (1) faktor psikis meliputi intelektual dan non intelektual, (2) faktor atau kondisi fisik.
2) Faktor dari luar diri siswa: (1) faktor pengatur proses sekolah, meliputi kurikulum, disiplin guru dan fasilitas yang dimiliki sekolah, (2) faktor sosial di sekolah meliputi sistem sekolah,
(30)
status sosial, interaksi guru dan siswa, (3) faktor situasional meliputi politik dan ekonomi, waktu, tempat, musim dan iklim. Pendapat Winkel tersebut di atas sangatlah lengkap karena memasukan faktor dari dalam dan faktor dari luar siswa, dimana faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Semakin bagus prestasi belajar siswa maka keterampilan yang diperoleh di bangku sekolah akan sangat membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan yang dimilikinya.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui dengan melihat hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat dilihat melalui raport. Raport adalah sebuah buku yang memuat laporan hasil belajar siswa selama siswa tersebut mengikuti proses belajar di sekolah. Raport berguna bagi orang tua dan siswa sendiri untuk mengetahui kemampuan siswa.
2. Program Pangalaman Lapangan (PPL)
a. Arti PPL
PPL adalah suatu program yang merupakan ajang penelitian terpadu untuk menerapkan berbagai ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam rangka pembentukan guru yang professional. PPL dirancang untuk melatih para calon guru agar memiliki kecakapan keguruan secara lengkap dan terintegrasi.
(31)
Program ini meliputi latihan pembelajaran dan latihan melaksanakan tugas-tugas kependidikan selain pembelajaran.
PPL merupakan muara dari seluruh program pendidikan pra-jabatan guru. Oleh karena itu, pelaksanaan PPL dilakukan sesudah mahasiswa memperoleh bekal yang memadai dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan tugasnya sebagai guru, seperti penguasaan landasan kependidikan, penguasaan pelajaran dan pengelolaan proses pembelajaran.
Kecakapan keguruan mempunyai banyak aspek yang berkaitan, yang harus dilatihkan secara bertahap dan terintegrasi. Keseluruhan kecakapan keguruan di atas perlu dilandasi dengan nilai serta sikap keguruan yang positif.
b. Tujuan PPL
PPL bertujuan agar praktikan memiliki kompetensi berikut:
1) Mengenal lingkungan sosial sekolah secara cermat dan menyeluruh, meliputi aspek fisik, tata administratif, serta tata kurikuler dan kegiatan pendidikan.
2) Menerapkan berbagai kecakapan keguruan secara menyeluruh dan terintegrasi dalam situasi nyata di bawah bimbingan Guru Pamong dan Dosen Pembimbing PPL.
3) Mengambil manfaat dari pengalaman ber-PPL agar semakin memiliki kecakapan keguruan secara profesianal.
(32)
c. Tempat dan Waktu PPL 1) Tempat
PPL dilaksanakan di sekolah menengah (SMU,SMK dan SLTP), baik sekolah negeri maupun swasta.
2) Waktu
PPL dilaksanakan dengan sistem blok dan sebaran, dalam keadaan tertentu dapat dilaksanakan sistem campuran.
d. Kegiatan
a) Membuat rencana kegiatan
b) Mengenal sekolah tempat Melaksakan PPL (Observasi Sekolah)
c) Mengenal proses pembelajaran dan aktivitas siswa d) Melaksanakan pembelajaran
e) Membuat alat peraga untuk kepentingan pengajaran f) Mengerjakan tugas administrasi/ketatausahaan
g) Berlatih/berpartisipasi dalam pemeliharaan dan pendayagunaan sarana pengajaran
h) Berlatih/berpartisipasi dalam pembinaan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler
i) Menyelenggarakan kegiatan lain
j) Menghadiri pertemuan dengan Dosen Pembimbing dan membina hubungan dengan sekolah
(33)
l) Menempuh ujian lisan pertanggungjawaban PPL pada Dosen Pembimbing.
3. Minat
a. Pengertian Minat
Minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu (Winkel, 1987:105).
Demikian minat dapat menimbulkan sikap yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimulasi khusus sesuai dengan keadaan tersebut (Semiawan, 1982 ) dalam Dewa Ketut (1988:61). Menurut Dewa Ketut (1988:61) minat adalah merupakan suatu kesukaan, kegemaran, atau kesenangan akan sesuatu.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan sikap atau perasaan senang terhadap suatu aktivitas, pengalaman, benda. Minat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu karena rasa tertarik akan hal itu.
b. Macam-macam Minat
Ada tiga cara yang digunakan untuk menentukan minat menurut Safran (Dewa Ketut, 1988:61 ) :
(34)
Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata tertentu. Misalnya seseorang mungkin mengatakan bahwa ia/dia tertarik dalam menciptakan suatu model pesawat udara, dalam mengumpulkan perangko, dan mengumpulkan mata uang logam.
2) Minat yang diwujudkan ( Manifest interest )
Seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam suatu aktivitas tertentu. Misalnya siswa dapat ikut serta menjadi anggota klub musik, drama, matematika.
3) Minat yang diinventarisasikan ( Inventoried interest )
Seseorang menilai minatnya dapat diukur dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu. Rangkaian pertanyaan semacam ini sering disebut inventori minat.
4. Guru
a. Pengertian guru
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencariannya) mengajar. Guru merupakan salah satu faktor internal utama dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Pada setiap guru
(35)
memiliki satu tanggung jawab untuk membawa siswa-siswinya pada satu taraf kematangan tertentu. Dalam rangka ini maka semestinya setiap rencana, tindakan, peranan, keputusan dan penilaian yang dilaksanakan oleh guru tersebut harus dapat didudukan dan dibenarkan dari sudut pelaksanaan tanggung jawabnya (Winarno, 1982:56).
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apabila suatu bangsa yang sedang membangun, terlebih bagi keberlangsungan hidup bangsa di tengah-tengah lintasan perjalanan zaman dengan teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri (Uzer Usman, 1997:6-8)
b. Peran guru dalam proses belajar-mengajar
Peran guru dalam proses belajar-mengajar adalah sebagai berikut (Uzer Usman, 1997:9-11):
(36)
Guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang akan dicapai siswa.
2) Guru sebagai pengelola kelas
Guru hendaknya mampu mengelola kelas sabagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi.
3) Guru sebagai mediator dan fasilitator
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi yang lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Sedangkan sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar-mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar.
(37)
4) Guru sebagai evaluator
Mengadakan evaluasi pada waktu-waktu tertentu terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun oleh pihak pendidik.
5. Jenis Pekerjaan
Pekerjaan sebagai guru tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang pandai dalam bidang-bidang tertentu belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan prasyarat-prasyarat khusus, apalagi sebagai guru yang profesional yang harus menguasai betul seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan (Moh Uzer Usman, 1997:5). Menurut Riwanto (1994:166-167) jenis pekerjaan dibagi ke dalam delapan golongan yaitu:
a. Tenaga profesional, teknisi dan sejenis b. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan c. Tenaga tata usaha dan tenaga yang sejenis d. Tenaga usaha penjualan
e. Tenaga usaha jasa
f. Tenaga usaha pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan g. Tenaga produksi, operator alat angkutan, pekerja kasar
(38)
h. Lainnya
Dalam penelitian ini peneliti hanya melihat latar belakang pekerjaan orang tua dari pekerjaan poin (a) tenaga profesional yaitu tenaga pendidik dan bukan tenaga pendidik. Guru yang dimaksud adalah guru yang bekerja dalam dunia pendidikan formal yaitu guru yang mengajar di sekolah baik PNS maupun swasta.
6. Motivasi Belajar
Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu atau keadaan seseorang atau organisasi yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu (Usman, 1995: 28-29). Sedangkan menurut W.S. Winkel (1996: 150), motivasi adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi tujuan tertentu.
Muhibbin Syah (1995: 137) membedakan motivasi menjadi dua macam, yaitu:
(39)
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar, misalnya pujian dan hadiah, peraturan/tata tertip sekolah, suri teladan orang tua, guru, merupakan contoh-contoh motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa untuk belajar.
B. Kerangka Berfikir
1. Hubungan Prestasi Belajar dengan Minat menjadi Guru Akuntansi Prestasi belajar merupakan salah satu bukti yang menunjukkan keberhasilan dari mahasiswa di Perguruan Tinggi. Jika seseorang memperoleh prestasi yang baik, minat untuk menjadi guru juga akan tinggi. Intensitas prestasi belajar seorang mahasiswa akan sangat menentukan minat seorang mahasiswa untuk menjadi seorang guru. Karena dengan prestasi belajar yang baik, akan membuat mahasiswa
(40)
merasa lebih memiliki rasa percaya diri yang tinggi untuk menjadi seorang guru. Dari penelitian yang dilakukan oleh Bangkit Harry Saputra dengan judul Hubungan Prestasi Belajar, Motivasi Belajar dan pengalaman PPL 2 terhadap Minat untuk menjadi Guru Akuntansi menunjukkan bahwa ada hubungan antara prestasi belajar dengan minat untuk menjadi guru akuntansi. Hal ini ditunjukkan dari perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa koefisien korelasi (rhitung)= 0,159 melebihi nilai 0,00.
2. Hubungan Pengalaman PPL 2 dengan Minat Menjadi Guru Akuntansi PPL dirancang untuk melatih para calon guru agar memiliki kecakapan keguruan secara lengkap dan terintegrasi. Keberhasilan seorang mahasiswa dalam melakukan PPL 2 dapat mendorong minat mahasiswa untuk menjadi guru. Pengalaman yang didapat ketika di luar kelas maupun ketika mengajar di dalam kelas juga akan mendorong minat seorang mahasiswa untuk menjadi guru. Dari penelitian yang dilakukan oleh Bangkit Harry Saputra dengan judul Hubungan Prestasi Belajar, Motivasi Belajar dan pengalaman PPL 2 terhadap Minat untuk menjadi Guru Akuntansi menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengalaman PPL 2 dengan minat unruk menjadi guru akuntansi. Hal ini ditunjukkan dari perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa koefisien korelasi (rhitung)= 0,365 melebihi nilai 0,00.
(41)
3. Hubungan Pengalaman PPL 2 dengan Minat Menjadi Guru Akuntansi Jika ada salah satu orang tua yang bekerja sebagai guru dan dapat menjadi panutan atau contoh bahwa menjadi guru itu menyenangkan dan mulia, maka hal ini juga dapat mendorong keinginan anak atau mahasiswa untuk menjadi guru seperti orang tuanya. Namun sebaliknya jika perkerjaan orang tua menjadi guru menjadikan anak tidak senang karena apa yang dilakukan orang tua mereka terlalu berat dan tidak mendapatkan imbalan yang baik, maka hal ini juga dapat berakibat anak tidak tertarik menjadi guru.
C. Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan positif prestasi belajar terhadap minat menjadi guru akuntansi.
2. Ada hubungan positif pengalaman PPL 2 terhadap minat menjadi guru akuntansi.
3. Ada hubungan positif latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat menjadi guru akuntansi.
4. Ada hubungan positif prestasi belajar dan pengalaman PPL 2 terhadap minat menjadi guru akuntansi
(42)
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yaitu studi secara
intensif tentang latar belakang, status sekarang, interaksi lingkungan sekitar
dari unit sosial yaitu seorang individu, kelompok, lembaga, atau komunitas
(Soegeng, 2006:138). Jenis penelitian studi kasus ini bila dihubungkan
dengan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian hanya
berlaku sebagai objek yang diteliti saja dan tidak berlaku bagi objek
penelitian lain. Penelitian ini terbatas pada objek tertentu saja yaitu
mahasiswa sebagai responden. Penilitian ini dilaksanakan pada semua
mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi yang sudah melakukan
PPL 2 dan masih aktif.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Program Studi Pendidikan Akuntansi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
(43)
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang sudah melakukan PPL 2 dan masih aktif.
2. Objek Penelitian
Objek yang diteliti adalah prestasi belajar, pengalaman PPL 2
dan latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat menjadi guru
akuntansi.
D. Populasi, Sampel dan Penarikan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian (Soegeng,
2006:102). Dalam penelitian ini populasinya adalah mahasiswa
Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang sudah
melakukan PPL 2 dan masih aktif.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Soegeng, 2006:71). Sampel penelitian ini dihitung dengan rumus
Slovin ( Consuelo, 1993: 161 ):
2
1 Ne
N n
=
(44)
Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (5%)
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa
dan mahasiswi yang sudah melakukan PPL 2 dan masih aktif.
3. Teknik Penarikan Sampel
Teknik sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling
yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yang ditemui
atau siapapun yang dipandang peneliti cocok sebagai sumber data
(Sumarsini dan Salamah, 2006:79). Dalam penelitian ini yang menjadi
sampel adalah semua mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang sudah melakukan PPL 2 dan masih aktif.
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel
lainnya (Suharsimi Arikunto, 1991;93). Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah prestasi belajar, pengalaman PPL 2, dan latar
(45)
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang menjadi akibat dari
variabel bebas (Suharsimi Arikunto, 1991;93). Variabel terikat dalam
panelitian ini adalah minat menjadi guru akuntansi.
3. Pengukuran Variabel
a. Variabel Prestasi Belajar
Prestasi belajar mahasiswa dapat dilihat dari indeks prestasi
(IP). Indeks prestasi terdiri indeks prestasi semester (IPS) yang
dihitung setiap semester dan indeks prestasi komulatif (IPK) yang
dihitung komulatif dari semester pertama sampai dengan semester
terakhir. Dalam penelitian ini, yang menjadi alat ukur untuk melihat
prestasi belajar mahasiswa adalah menggunakan indeks prestasi
komulatif. Pemberian skor dalam variabel ini adalah sebagai berikut:
No Prestasi Skor
1 2 3 4
IPK 0,00 s/d 0,99 IPK 1,00 s/d 1,99 IPK 2,00 s/d 2,99 IPK 3,00 s/d 4,00
1 2 3 4
b. Variabel pengalaman PPL 2
Indikator pengalaman PPL 2 terdiri dari kemampuan
mengajar, mengelola kelas dan mengerjakan tugas administrasi.
Indikator-indikator tersebut dituangkan dalam bentuk kuesioner dan
(46)
Jawaban Pilihan Kuesioner Positif Negatif
Selalu (SL) 4 1
Sering (SR) 3 2
Kadang-kadang (KD) 2 3
Tidak Pernah (TP) 1 4
c. Variabel Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua
Untuk latar belakang pekerjaan orang tua digunakan skala
pengukuran dengan alternatif jawaban “guru” skor 2 dan “bukan
guru” skor 1.
d. Variabel Minat menjadi Guru Akuntansi
Untuk mengukur minat mahasiswa menjadi guru digunakan
skala Likert dengan alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
Pemberian skor adalah sebagai berikut:
Jawaban Pernyataan Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS)
1 4
F. Teknik pengumpulan data
1. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
(47)
Arikunto, 1997;128). Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai variabel bebas dan variabel terikat.
Butir-butir pertanyaan disajikan dalam bentuk, yaitu
pertanyaan positif dan pertanyaan negatif. Pertanyaan positif adalah
pertanyaan yang mendukung gagasan, sedangkan pertanyaan negatif
adalah pertanyaan yang tidak mendukung gagasan.
Kisi-kisi koesioner untuk pengalaman PPL 2, dan minat
menjadi guru disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kisi-kisi Kuesioner Penelitian Variabel Pengalaman PPL 2 dan Minat menjadi Guru
No Variabel Indikator Positif Negatif
1 Pengalaman PPL 2 a. Proses pembelajaran Kemampuan merumuskan tujuan pembelajaran Kemampuan melakukan proses belajar mengajar Kemampuan menutup proses pembelajaran
b. Penampilan personal dan sosial
1,2
5, 7, 13, 14
3, 4, 8
9, 10, 11, 12, 16
6, 15
17
2 Minat menjadi guru a. Intrinsik:
Keinginan menjadi
guru
Bakat yang dimiliki mahasiswa
Motivasi yang
1,2
(48)
diperoleh mahasiswa Profesi yang mulia
Perbedaan jenis
kelamin b. Ekstrinsik
Dukungan keluarga Kedudukan guru yang
mulia di masyarakat Gaji guru
6 5 18 7 11,12,16 10,15 14 9 13,17 Dikutip dari skripsi Bangkit Harry Saputra (2009), kemudian dijabarkan
oleh penulis.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku,
majalah, dokumen, peratura-peraturan, notulen rapat, catatan harian,
dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 1997;135). Metode ini dilakukan
untuk melengkapai data-data yang telah dikumpulkan oleh peneliti.
G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
1. Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. (Suharsimi
Arikunto, 1997:144). Rumus yang digunakan adalah:
∑
∑
∑
∑
∑
= ) ) ( ( ) ( ( ) )( ( 2 2 2 2 i i i i i i i i xy y y n x x n y x y x n r(49)
Keterangan:
xy
r = koefisien korelasi skor item dengan skor total
∑
x = jumlah skor item dari kuesioner∑
y = jumlah skor total∑
xy = jumlah perkalian antara skor item dengan skor total∑
2x = jumlah kuadrat skor item
∑
2y = jumlah kuadrat skor total
N = jumlah subjek/responden
Koefisien korelasi yang diperoleh dari perhitungan
menunjukkan tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang
diukur. Untuk menentukan kesahihan setiap item ditentukan derajat
kebebasan (dk) = N-2 dengan taraf signifikansi 5%. Jika rhitung >
rtabel, maka kuesioner dikatakan valid dan jika rhitung < rtabel,
maka dikatakan tidak valid.
Pelaksanaan uji coba ini dilakukan pada mahasiswa
sebanyak 30 orang. Dari hasil uji coba diketahui derajat kebebasan
sebesar 28 (30-2), dan diperoleh rtabel sebesar 0,361 dengan taraf
(50)
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Pengalaman PPL 2
D
Dari hasil uji validitas pengalaman PPL 2 di atas
menunjukkan bahwa ada 3 instrumen yang tidak valid (rhitung >
tabel
r )
.
Butir insrtumen yang tidak valid adalah nomor 3, 14 dan 16. Instrumen yang tidak valid tersebut dihapus atau dibuang dandilakukan uji validitas ulang. Berikut ini disajikan hasil pengukuran
uji validitas ulang
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach’s Alpha if Item
Deleted
Butir1 66.03 41.620 .658 .844
Butir2 65.87 44.257 .501 .852
Butir3 66.23 48.116 -.036 .874
Butir4 66.03 41.620 .658 .844
Butir5 66.00 43.241 .439 .854
Butir6 65.90 44.438 .471 .853
Butir7 65.73 45.720 .395 .856
Butir8 65.77 44.737 .541 .852
Butir9 66.10 43.266 .524 .850
Butir10 66.10 42.783 .535 .850
Butir11 65.80 45.062 .404 .855
Butir12 65.77 45.289 .382 .856
Butir13 65.77 45.220 .461 .854
Butir14 65.93 45.306 .350 .857
Butir15 66.17 41.868 .532 .850
Butir16 66.30 43.597 .305 .863
Butir17 66.63 40.792 .547 .850
Butir18 66.00 44.621 .509 .852
Butir19 65.77 44.116 .487 .852
(51)
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Pengalaman PPL 2 No
Pertanyaan hitung
r rtabel Keterangan
1 0,635 0,361 Valid
2 0,561 0,361 Valid
3 0,635 0,361 Valid
4 0,447 0,361 Valid
5 0,528 0,361 Valid
6 0,403 0,361 Valid
7 0,553 0,361 Valid
8 0,509 0,361 Valid
9 0,534 0,361 Valid
10 0,388 0,361 Valid
11 0,416 0,361 Valid
12 0,478 0,361 Valid
13 0,571 0,361 Valid
14 0,515 0,361 Valid
15 0,538 0,361 Valid
16 0,433 0,361 Valid
17 0,662 0,361 Valid
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Minat menjadi Guru Akuntansi
Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach’s Alpha if Item
Deleted
Butir1 63.70 43.734 .412 .862
Butir2 63.57 43.771 .476 .858
Butir3 63.47 45.085 .507 .857
Butir4 63.03 46.723 .418 .860
Butir5 63.27 48.133 .070 .875
Butir6 63.23 44.806 .652 .853
Butir7 63.23 44.323 .727 .851
Butir8 63.47 42.809 .674 .850
Butir9 63.37 44.723 .478 .858
Butir10 63.37 44.792 .399 .861
Butir11 63.70 45.321 .437 .859
Butir12 63.23 45.220 .514 .857
Butir13 63.30 45.872 .490 .858
(52)
Butir15 63.37 44.033 .559 .855
Butir16 63.50 44.534 .594 .854
Butir17 63.47 45.568 .590 .856
Butir18 63.57 45.495 .441 .859
Butir19 63.37 44.033 .688 .851
Butir20 64.10 46.783 .118 .880
Dari hasil uji validitas minat menjadi guru akuntansi di atas
menunjukkan bahwa ada 2 instrumen yang tidak valid (rhitung> rtabel). Butir insrtumen yang tidak valid adalah nomor 5 dan 20. Instrumen
yang tidak valid tersebut dihapus atau dibuang dan dilakukan uji
validitas ulang. Berikut ini disajikan hasil pengukuran uji validitas
ulang.
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Minat menjadi Guru Akuntansi No
Pertanyaan
hitung
r rtabel Keterangan
1 0,492 0,361 Valid 2 0,565 0,361 Valid 3 0,574 0,361 Valid 4 0,373 0,361 Valid 5 0,624 0,361 Valid 6 0,748 0,361 Valid 7 0,687 0,361 Valid 8 0,510 0,361 Valid 9 0,389 0,361 Valid 10 0,435 0,361 Valid 11 0,496 0,361 Valid 12 0,440 0,361 Valid 13 0,627 0,361 Valid 14 0,587 0,361 Valid 15 0,567 0,361 Valid 16 0,528 0,361 Valid 17 0,443 0,361 Valid 18 0,640 0,361 Valid
(53)
2. Pengujian Relialibilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik ( Suharsimi
Arikunto, 1997:154 ), yaitu sebagai berikut dimasukkan ke rumus
Alpha:
11
r =
∑
22 1 1 t b k k Keterangan: 11
r = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan
2 t
= varian total
2 b
= jumlah varian butir
Butir soal dikatakan reliabel jika cronbach alpha lebih besar
dari 0.6, dan tidak reliabel jika cronbach alpha lebih kecil dari 0.6.
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Pengalaman PPL 2
Cronbach’s Alpha
Cronbach’s Alpha Based on
Standardized Items N of Items
0.878 0.883 17
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Minat menjadi Guru Akuntansi
Cronbach’s Alpha
Cronbach’s Alpha Based on
Standardized Items N of Items
(54)
Hasil pengujian pada variabel pengalaman PPL 2 dan variabel
minat menjadi guru akuntansi nilai cronbach alpha sebesar 0.883
dan 0.898 nilai tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel
dikatakan riliabel karena lebih besar dari 0.6.
H. Tehnik Analisis Data
a. Uji Prasyarat Analisis Korelasi
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui apakah data yang terjaring berdistribusi normal,
sehingga analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Dalam uji
normalitas ini digunakan rumus uji satu sampel dari
Kolmogorov-Smirnov, yaitu tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu sampel
(skor observasi) dan distribusi teoritisnya. Uji ini menetapkan suatu
titik dimana teoritis dan yang terobservasi mempunyai perbedaan
terbesar. Artinya distribusi sampling yang diamati benar-benar
merupakan observasi suatu sampel random dari distribusi teoritis
(Ghozali, 2002:35-36). Alat statistik untuk pengujian normalitas data
penelitian ini adalah tes Kolmogorov-Smirnov. Adapun rumus uji
Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas sebagai berikut (Ghozali,
2002:36):
(55)
Keterangan:
D = Deviasi maksimum
Fo = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
Sn ( X )= Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih
besar dari taraf signifikan 5%, berarti sebaran data variabel normal.
Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil
dari taraf signifikansi 5% berarti sebaran data variabel tidak normal.
2) Uji Asumsi Klasik
Dalam regresi berganda terdapat beberapa asumsi klasik yang
harus dipenuhi, agar dapat menghasilkan estimator linier yang akurat
dan mendekati atau sama dengan kenyataan. Asumsi-asumsi dasar
tersebut dikenal sebagai asumsi klasik (Hasan, 1999 : 268).
a) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi
masalah multikolinieritas digunakan rumus sebagai berikut:
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
= ) ) ( ( ) ( ( ) )( ( 2 2 22 X N Y Y
X N Y X XY N rxy
Selanjutnya dengan komputer program SPSS diadakan
(56)
Statistics akan diperoleh VIF (Variance Inflation Factor). Untuk
mengetahui terjadi tidaknya multikolinieritas, digunakan
ketentuan sebagai berikut:
VIF = I / Tolerance
Untuk mengetahui terjadi tidaknya multikolinieritas
digunakan ketentuan sebagai berikut:
jika VIF > 5, maka terjadi multikolinieritas
jika VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinieritas
b) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Untuk memeriksa adanya autokorelasi biasanya
memakai uji Durbin-Watson dengan rumus sebagai berikut:
∑
∑
= = = n I t t n t t t e I e e d 2 2 Keterangan:d = Statistik Durbin-Watson
t
d = Gangguan estimasi
t = Observasi terakhir
(57)
Pada penelitian ini uji autokorelasi yang digunakan adalah
Uji Durbin-Watson (DW-test), uji Durbin Watson digunakan
untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan
mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi
dan tidak ada variabel lag di antara variabel independen.
Perhitungan uji autokorelasi diperoleh dengan bantuan program
SPSS.
Hipotesis yang diuji adalah:
H0: tidak ada auto korelasi ( r=0)
HA: ada autokorelasi (r≠0)
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi:
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif Tolak No decision Tolak No decision Tidak ditolak
0 < d < dl 0 ≤ d ≤ du 4 – dl < d < 4 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl du < d < 4 - du
c) Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan kepengamatan yang lain. Model regresi yang baik
adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi
ada tidaknya masalah heterokedastisitas digunakan uji korelasi
(58)
Rumus korelasi rank dari Sperman didefinisikan sebagai berikut: =
∑
) 1 ( 6 1 2 n n d d i Keterangan: id = Perbedaan dalam rank yang diberikan kepada dua
karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomena
ke-i.
N = Banyaknya individu atau fenomena yang diberi rank
Selanjutnya dengan bantuan omputer program SPSS,
untuk menentukan terjadi tidaknya masalah heterokedastisitas
digunakan ketentuan sebagai berikut:
Jika rshitung > rstabel, maka terjadi heterokedastisitas
Jika rshitung < rstabel, maka tidak terjadi heterokedastisitas
Atau dapat juga dengan membandingkan tingkat
probabilitasnya. Adapun ketentuan yang digunakan adalah
sebagai berikut:
Jika probabilitas (P) < 0,05, maka terjadi heterokedastisitas
Jika probabilitas (P) > 0,05, maka tidak terjadi
(59)
b. Pengujian Hipotesis Penelitian
1) Hipotesis pertama
Teknik analisis korelasi Product Moment digunakan untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara prestasi belajar dengan
minat menjadi guru akuntansi. Adapun rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996:368)
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
= ) ) ( ( ) ( ( ) )( ( 2 2 2 2 i i i i i i xy Y Y n X X n y X y X N r Keterangan:∑
X : jumlah nilai X∑
Y : jumlah nilai Y n : jumlah sampelxy
r : koefisien korelasi antara kedua variabel x dan y
Hipotesis dapat diterima bila > dan sebaliknya
hipotesis ditolak bila <
Untuk pengujian keberartian koefisien korelasi maka
dihitung thitung dan ttabel dengan rumus (Sudjana, 1996:380):
2 1 2 r n r t = Keterangan:
r = keofisien korelasi sederhana
(60)
Dalam pengujian ini digunakan taraf signifikan 5 %. Jika
hitung
t < ttabel berarti tidak ada hubungan positif antara variabel prestasi belajar dengan minat menjadi guru akuntansi. Jika thitung >
tabel
t berarti ada hubungan yang positif signifikan antara variabel
prestasi belajar dengan minat menjadi guru akuntansi.
Tabel 3.8
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
00,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat (Sugiyono, 2009 : 250)
2) Hipotesis kedua
Teknik analisis korelasi Product Moment digunakan untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara pengalaman PPL 2 dengan
minat menjadi guru akuntansi. Adapun rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996:368)
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
= ) ) ( ( ) ( ( ) )( ( 2 2 2 2 i i i i i i xy Y Y n X X n y X y X N r Keterangan:∑
X : jumlah nilai X∑
Y : jumlah nilai Y n : jumlah sampel(61)
xy
r : koefisien korelasi antara kedua variabel x dan y
Hipotesis dapat diterima bila > dan sebaliknya
hipotesis ditolak bila <
Untuk pengujian keberartian koefisien korelasi maka
dihitung thitung dan ttabel dengan rumus (Sudjana, 1996:380):
2 1 2 r n r t = Keterangan:
r = keofisien korelasi sederhana
n = jumlah sampel
Dalam pengujian ini digunakan taraf signifikan 5 %. Jika
hitung
t < ttabel berarti tidak ada hubungan positif antara variabel pengalaman PPl 2 dengan minat menjadi guru akuntansi. Jika thitung > ttabel berarti ada hubungan yang positif signifikan antara variabel pengalaman PPL 2 dengan minat menjadi guru akuntansi.
Tabel 3.9
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
00,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat (Sugiyono, 2009 : 250)
(62)
3) Hipotesis ketiga
Untuk menguji hipotesis ketiga yaitu latar belakang pekerjaan
orang tua peneliti menggunakan uji Chi Kuadrat ( yang
dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS 16,0. Adapun
langkah – langkah yang harus dilakukan adalah:
a) Mencari nilai fh
fh =
Ket :
∑R = Jumlah baris ∑K = Jumlah kolom b) Mencari nilai Chi Kuadrat
=
Ket :
= chi kuadrat
= frekuensi yang diperoleh dari sampel
= frekuensi yang diharapkan dalam sampel
c) Menentukan derajat kebebasan dan tingkat kepercayaan
dk =(R-1) – (K-1)
Dengan menentukan tingkat kepercayaan 95%, adapun
kreteria keputusannya adalah: Diterima jika < tetapi
(63)
d) Pengujian besarnya ketergantungan
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan
variabel independen berpengaruh dengan variabel dependen.
Dengan menggunakan cara nilai chi kuadrat diuji dengan
koefisian kontingensi:
C =
Ket:
C = koefisien kontingensi
= hasil perhitungan chi kuadrat
= jumlah sampel
Agar nilai C dapat digunakan untuk menilai derajat asosiasi
antar faktor, maka nilai C perlu dibandingkan dengan koefisien
kontingensi maksimum terjadi, maka dapat dirumuskan sebagai
berikut:
=
Ket :
= koefisiensi kontingensi maksimum
= harga maksimum antara baris dan banyaknya kolom
Semakin dekat nilai C dengan maka semakin besar
hubungan antar faktor. Dengan kata lain faktor yang satu makin
(64)
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap derajat hubungan
yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman
pada acuan tabel berikut ini :
Tabel 3.10 Interpretasi Nilai C
Nilai C Interpretasi
0,80 – 1,00 0,60 – < 0,80 0,40 – < 0,60 0,20 – < 0,40
< 0,20
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
(Syafaruddin, 2005 ; 187)
4) Hipotesis keempat
Untuk menguji hipotesis penelitian keempat yaitu apakah ada
hubungan antara prestasi belajar dan pengalaman PPL 2 dengan minat
menjadi guru akuntansi akan digunakan teknik analisis regresi ganda
adalah sebagai berikut:
a) Membuat persamaan garis regresi
Y= a + +
Keterangan :
Y = Variabel terikat ( minat menjadi guru akuntansi )
a = harga Y ketika harga X= 0 (harga konstan)
b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan
peningkatan ataupun penurunan variabel independen yang
didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+)
(65)
x = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai
tertentu
b) Mencari koefisien korelasi antara Y dengan prediktor , dengan
rumus :
=
Keterangan :
= koefisien korelasi antara variabel Y dan variabel
= koefisien variabel bebas
= koefisien variabel bebas
= Jumlah perkalian dan Y
= Jumlah perkalian dan Y
= kuadrat variabel terikat
= variabel bebas 1 (prestasi belajar)
= variabel bebas 2 (pengalaman PPL 2)
Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi ganda tersebut
signifikan atau tidak, digunakan uji F dengan rumus:
) 1 /( ) 1 ( / 2 2 = k n R K R Fh Dimana:
Fh = F hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F tabel
2
R = koefisien korelasi ganda
k = jumlah variabel independen
(66)
45
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Universitas Sanata Dharma
1. PTPG Sanata Dharma (1955-1958)
Ide untuk mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) oleh Prof. Moh. Yamin, S.H. (Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan RI) pada tahun 1950-an disambut baik oleh para imam Katolik, terutama Ordo Societas Jesus (Serikat Yesus yang lazim disingkat S.J.). Waktu itu Ordo ini telah membuka kursus-kursus B1, antara lain B1 Mendidik (Yayasan De Britto) di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H. Loeff, S.J. dan B1 Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) di Semarang yang dikelola oleh Pater W.J. Van der Meulen, S.J. dan Pater H. Bastiaanse, S.J. Dengan dukungan dari Conggregatio de Propaganda Fide, selanjutnya Pater Kester yang waktu itu menjabat sebagai Superior Misionaris Serikat Yesus menggabungkan kursus-kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi dan lahirlah PTPG Sanata Dharma pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 17 Desember 1955.
Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai 4 jurusan, yaitu Bahasa Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Para pembesar misi Serikat Yesus menunjuk Pater Prof. Nicolaus Driyarkara, S.J. menjadi Dekan PTPG Sanata Dharma dan Pater H. Loeff sebagai Wakil Dekan. Nama “Sanata Dharma” diciptakan oleh Pater K. Looymans, S.J. yang
(67)
waktu itu menjadi pejabat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan di Kantor Wali Gereja Indonesia. “Sanata Dharma” sebenarnya dibaca “Sanyata Dharma” yang artinya “kebaktian yang sebenarnya” atau “pelayanan yang nyata”. Kebaktian dan pelayanan itu ditujukan kepada tanah air dan gereja (Pro Patria et Eclessia).
2. FKIP Sanata Dharma (1958-1965)
Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tentang perubahan PTPG menjadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada bulan November 1958 berubah menjadi FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) Sanata Dharma dan merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta. Pada masa FKIP ini Sanata Dharma berhasil memperoleh status “disamakan” dengan negeri berdasarkan SK Menteri PTIP No.1/1961 pada tanggal 6 Mei 1961 jo No.77/1962 tanggal 11 Juli 1962. Walaupun bagian dari Universitas Katolik Indonesia, secara de facto FKIP Sanata Dharma berdiri sendiri.
3. IKIP Sanata Dharma (1965-1993)
Untuk mengatasi kerancuan antara menjadi bagian dari Universita Katolik Indonesia cabang Yogyakarta dengan kemandirian FKIP Sanata Dharma sebagai sebuah institusi pendidikan, FKIP Sanata Dharma berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK Menteri PTIP
(68)
No.237/B-Swt/U/1965. Surat keputusan itu berlaku mulai tanggal 1 September 1965. Selain melaksanakan Program S1 (sebelumnya Sarjana Muda dan Sarjana), IKIP Sanata Dharma juga dipercaya pemerintah untuk mengelola Program Diploma I, II, dan III untuk jurusan Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai program Diploma ini ditutup pada tahun 1990 dan selanjutnya dibuka program Diploma II PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar).
4. Universitas Sanata Dharma (1993 sampai sekarang)
Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta kemajuan zaman, tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK Mendikbud No.46/D/O/1993, IKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal dengan nama USD. Dengan perkembangan ini, USD diharapkan tetap dapat memajukan sistem pendidikan guru sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setelah berkembang menjadi universitas, Sanata Dharma terdorong untuk memperluas muatan program pendidikannya. Di samping tetap mempertahankan pendidikan guru dengan tetap membuka FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan), Sanata Dharma membuka beberapa fakultas baru. Universitas Sanata Dharma sekarang memiliki 8 Fakultas dengan 25 Program Studi, 3 Program Pasca Sarjana, 1 Program Profesi, dan 3 Program Khusus Bersertifikat. Sekarang ini banyak hal berkembang di Universitas Sanata
(69)
Dharma. Perkembangannya meliputi berbagai aspek, baik sarana fisik (gedung, lab, perpustakaan, dan fasilitas fisik lainnya), administrasi (sistem informasi, manajemen, biro/lembaga/pusat/serta unit pendukung), peningkatan mutu akademik, penelitian, pengajaran, serta pengabdian pada masyarakat.
5. Nama-nama yang pernah menjabat sebagai Rektor Universitas
Sanata Dharma:
a. Prof. Dr. N. Drijarkara, S.J. (1955-1967) b. Drs. J. Drost, S.J. (1968-1976)
c. Prof. Dr. A.M. Kadarman, S.J. (1977-1984) d. Drs. F.X. Danuwinata, S.J. (1984-1988) e. Drs. A. Tutoyo, M.Sc. (1988-1993) f. Dr. M. Sastrapratedja, S.J. (1993-2001) g. Dr. Paulus Suparno, S.J., MST (2001-2006)
h. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc. (2006-sekarang)
B. Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan Universitas Sanata Dharma
1. Visi
Universitas Sanata Dharma (USD) didirikan oleh Serikat Yesus Provinsi Indonesia bersama dengan rekan imam dan awam Katolik untuk berpartisipasi dalam usaha melindungi dan meningkatkan martabat
(70)
manusia dengan memadukan keunggulan akademik dan nilai kemanusiaan.
a. Universitas Sanata Dharma terdorong untuk terus mencari, menemukan, dan mengungkapkan kebenaran secara obyektif dengan kebebasannya. Hal itu didasarkan pada pengakuan akan kebaikan hakiki dunia sebagai ciptaan Allah yang harus dipelajari, diselidiki, dan direnungkan maknanya serta dibangun dan dilestarikan demi kesejahteraan umat manusia dan kemuliaan Allah yang lebih besar. b. Menyadari peran penting generasi muda dalam mewujudkan masa
depan bangsa Indonesia. Universitas Sanata Dharma merasa terpanggil untuk memberikan sumbangan positif kepada usaha bersama dalam pengembangan pikiran, hati, dan kehendak kaum muda, dengan maksud membangkitkan potensi mereka untuk secara aktif dan kreatif ikut membangun masyarakat pluralistic yang adil, demokratis, dan sejahtera.
c. Usaha pengembangan itu didasarkan pada nilai kebangsaan dan kebudayaan nasional seperti terungkap dalam Pancasila dan UUD 1945. Pada visi kristiani mengenai martabat manusia sebagai ciptaan Allah, tanggung jawab sosialnya serta tujuannya yang luhur dan pada spiritualitas Ignatian yang terwujud dalam arah pendidikan Serikat Yesus seperti “menjadi manusia bagi sesama” (men and women for
and with others), perhatian pribadi (cura personalis), serta semangat
(71)
2. Misi
a. Mengembangkan sistem pendidikan yang dapat memadukan keunggulan akademik dan nilai kemanusiaan.
b. Mengembangkan universitas yang dapat menjadi hati nurani kritis masyarakat.
c. Menyelenggarakan penelitian terutama untuk lebih menggali secara kritis kebenaran manusiawi dan mengembangkan martabat manusia. d. Mengembangkan kebebasan akademik dan otonomi keilmuan untuk
dapat menemukan kebenaran berdasarkan pada etika keilmuan.
e. Menyelenggarakan pendidikan yang humanis dengan semangat dialogis yang mengembangkan segi intelektual, moral, emosional, dan spiritual secara terpadu.
f. Membantu mahasiswa menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa, dan dapat berguna bagi masyarakat.
g. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dan sekaligus membantu mahasiswa untuk mengembangkan kepekaan sosial terhadap masyarakat.
h. Mempersiapkan tenaga yang professional, baik dalam bidang keilmuan maupun dalam bidang kependidikan.
3. Tujuan Pendidikan
Pendidikan di USD bertujuan membantu mencerdaskan putra-putri bangsa dengan memadukan keunggulan akademik dan nilai-nilai
(72)
humanistic yang berlandaskan nilai-nilai Kristiani yang universal dan cita-cita kemanusiaan sebagaimana terkandung dalam Pancasila, sehingga memiliki kemampuan akademik sesuai dengan bidang studinya dan integritas kepribadian yang tinggi.
C. Struktur Organisasi
Keterangan:
: Garis komando : Garis koordinasi
SENAT FAKULTAS
Unit MKK Fakultas (MKDK)
LPPM DEKAN FKIP
WD I WD II
Pusat Penelitian & Pelayanan Pendidikan (PA) Unit PPL dan
Laboratorium Micro Teaching Unit Tata Usaha
JIP Kajur Sekjur JIPS Kajur Sekjur JPBS Kajur Sekjur JPMIPA Kajur Sekjur Prodi D2-PGSD Kaprodi Wakaprodi Kalab & Koord.PPL Prodi BK Kaprodi Wakaprodi Kalab & Koord.PPL Prodi IPPAK Kaprodi Wakaprodi Kalab & Koord.PPL Prodi PSej Kaprodi Wakaprodi Kalab & Koord.PPL Prodi PE Kaprodi Wakaprodi Kalab & Koord.PPL Prodi PAK Kaprodi Wakaprodi Kalab & Koord.PPL Prodi PBI Kaprodi Wakaprodi Kalab & Koord.PPL Prodi PBSID Kaprodi Wakaprodi Kalab & Koord.PPL Prodi PMat Kaprodi Wakaprodi Kalab & Koord.PPL Prodi PFis Kaprodi Wakaprodi Kalab & Koord.PPL Prodi S1-PGSD Kaprodi Wakaprodi Kalab & Koord.PPL Dosen Mahasiswa Dosen Mahasiswa Dosen Mahasiswa Dosen Mahasiswa Dosen Mahasiswa Dosen Mahasiswa Dosen Mahasiswa Dosen Mahasiswa Dosen Mahasiswa Dosen Mahasiswa Dosen Mahasiswa
(73)
1. Senat Fakultas merupakan badan normatif dan perwakilan tertinggi di tingkat fakultas yang memiliki wewenang dalam menjabarkan kebijakan dan peraturan universitas untuk fakultas.
2. Dekan FKIP memimpin FKIP dibantu oleh WD I (Wakil Dekan I bidang akademik) dan WD II (Wakil Dekan II bidang administrasi umum dan bidang keuangan). Tugas Dekan dan Wakil Dekan (Staf Dekanat) adalah sebagai berikut:
a. Dekan bertugas memimpin penyelenggaraan pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat, membina tenaga kependidikan, mahasiswa, tenaga administrasi, dan bertanggung jawab kepada Rektor.
b. Wakil Dekan I (WD I) bertugas membantu dekan dalam memimpin pelaksanaan kegiatan di bidang akademik yang meliputi pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.
c. Wakil Dekan II (WD II) bertugas membantu Dekan dalam memimpin pelaksanaan kegiatan di bidang administrasi umum dan keuangan. d. Tugas yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan di bidang
pendidikan yang bersifat kokurikuler dan ekstrakurikuler serta kemahasiswaan menjadi tanggung jawab bersama Staf Dekanat, sedangkan urusan yang berhubungan dengan keuangan kegiatan kemahasiswaan tingkat fakultas dikelola oleh WD II.
3. Unit MKK Fakultas (MKDK) bertugas mengatur dan mengkoordinasikan penyelenggaraan Mata Kuliah Keahlian (MKK) fakultas atau Mata Kuliah
(74)
Dasar Keahlian (MKDK) di lingkup fakultas. Unit ini dipimpin oleh WD I yang bertanggung jawab langsung kepada dekan.
4. Pusat Penelitian dan Pelayanan Pendidikan (P4) bertugas membantu dan mengkoordinasikan kegiatan penelitian dan pelayanan pendidikan kepada masyarakat luar dan membagikan berbagai tugas tersebut kepada dosen-dosen yang terkait dalam koordinasi dengan dekanat FKIP. P4 dipimpin oleh kepala P4.
5. Unit tata usaha menyelenggarakan administrasi kegiatan akademik pada tiap-tiap program studi. Unit tata usaha dalam menjalankan tugasnya berada di bawah koordinasi Wakil Dekan II. Unit tata usaha FKIP dipimpin oleh seorang Kepala Tata Usaha (KTU) yang bertanggung jawab langsung kepada WD II.
6. Unit PPL bertugas mengatur dan mengkoordinasikan penyelenggaraan PPL mahasiswa dalam lingkup fakultas dan mengelola Laboratorium
Micro Teaching fakultas. Unit PPL fakultas dipimpin oleh seorang ketua
unit PPL yang sekaligus menjadi koordinator Laboratorium Micro
Teaching fakultas dan bertanggung jawab langsung kepada dekan.
7. Ketua Jurusan (kajur) bertugas memimpin jurusan, dibantu oleh sekretaris jurusan (sekjur).
8. Ketua program studi (kaprodi) bertugas memimpin prodi, dibantu oleh seorang wakil ketua program studi (wakaprodi). Prodi adalah satuan pelaksana pendidikan yang bertugas melaksanakan satuan kurikulum untuk satu keahlian tertentu.
(75)
9. Dosen tetap FKIP USD terdiri dari dosen yang diangkat oleh Yayasan Sanata Dharma dan dosen PNS yang diperbantukan pada USD menjadi pegawai tetap di lingkup FKIP dengan tugas untuk mengajar, mengadakan penelitian, dan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. Setiap dosen tetap di lingkup FKIP diindukkan pada suatu prodi sesuai dengan bidang keahlian yang dimilikinya.
10.Dosen tidak tetap (DTT) FKIP USD adalah tenaga pendidik yang mendapat surat tugas dari rektor USD dengan tugas untuk mengajar di suatu prodi di lingkup FKIP USD untuk jangka waktu tertentu.
11.Mahasiswa FKIP USD adalah orang yang terdaftar sebagai peserta didik di suatu program studi yang diselenggarakan oleh suatu jurusan atau prodi di lingkup FKIP USD.
D. Sejarah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
FKIP yang sekarang ini merupakan salah satu fakultas dari Universitas Sanata Dharma, yang dulu pernah populer dengan sebutan IKIP Sanata Dharma, mulanya adalah sebuah Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) yang berdiri pada tanggal 17 Desember 1955. Mulai bulan November tahun 1958, pemerintah mengubah nama PTPG menjadi FKIP. Berkaitan dengan itu, nama PTPG Sanata Dharma berganti menjadi FKIP Sanata Dharma yang merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia. Kemudian mulai 1 September 1965, Presiden Soekarno membentuk IKIP yang merupakan gabungan dari FKIP dan IPG. Sehingga berdasarkan SK
(76)
No.237/B-SWTU/1965, FKIP Sanata Dharma berganti nama menjadi IKIP Sanata Dharma.
Akhirnya, seiring dengan tuntutan perkembangan zaman, melalui SK Mendikbud No.46/D/O/1993, IKIP Sanata Dharma menjadi sebuah universitas. Universitas Sanata Dharma (USD). Dengan demikian, IKIP yang dulu merupakan lembaga yang berdiri sendiri, sekarang merupakan sebuah fakultas dari USD. Pada tahun 1998, Fakultas Ilmu Pendidikan Agama Katolik (FIPA) menggabung dengan FKIP menjadi Prodi IPPAK, Jurusan Ilmu Pendidikan.
FKIP USD mempunyai 4 jurusan dengan 11 program studi untuk gelar S1, 1 program studi nongelar.
1. Jurusan Ilmu Pendidikan (JIP)
a. Program Studi Bimbingan dan Konseling (BK)
b. Program Studi Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK)
c. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) 2. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni (JPBS)
a. Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI)
b. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah (PBSID)
3. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS) a. Program Studi Pendidikan Akuntansi (PAK) b. Program Studi Pendidikan Ekonomi (PE)
(77)
c. Pendidikan Sejarah (PSej)
4. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (JPMIPA) a. Program Studi Pendidikan Fisika (PFis)
b. Program Studi Pendidikan Matematika (PMat) c. Program Studi Pendidikan Biologi (PBio)
Secara umum, FKIP USD bertujuan untuk menyiapkan tenaga kependidikan yang professional, humanistic, memiliki semangat dialogis, dan menghargai serta mengembangkan kebebasan dan kejujuran akademik dalam proses pendidikan. Untuk mencapai tujuan tersebut, FKIP USD didukung oleh tenaga-tenaga pendidikan yang telah berpengalaman serta fasilitas-fasilitas yang sangat memadai.
E. Visi dan Misi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
1. Visi
Penyiapan tenaga kependidikan/guru yang kompeten dengan dilandasi nilai-nilai Pancasila dan cinta kasih melalui penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas.
2. Misi
a. Menyiapkan tenaga kependidikan/guru yang kompeten, yang berciri sebagai berikut:
1) Memiliki integritas moral dan kepribadian. 2) Menguasai bidang kependidikan/keguruan
(78)
3) Mempunyai kompetensi pada bidang ilmu yang menjadi keahliannya.
4) Mampu menjalin komunikasi social dengan baik.
b. Menjalin kemitraan dengan masyarakat (nasional dan internasional) dan pemerintah untuk memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui pendidikan.
F. Sejarah Program Studi Pendidikan Akuntansi
Program Studi (PS) Pendidikan Akuntansi merupakan salah satu program studi di bawah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma (JPIPS-FKIP-USD). PS ini merupakan kelanjutan dari Jurusan Ekonomi yang dibuka tanggal 17 Desember 1955 ketika Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) didirikan atas desakan Menteri Pendidikan Muhammad Yamin untuk menanggapi perlunya pendidikan calon guru SLTP dan SMA. Pendirian Sanata Dharma dilandasi oleh semangat untuk membantu masyarakat yang pada waktu itu sangat membutuhkan tenaga guru sekolah menengah yang baik di berbagai bidang.
Pada waktu berdirinya (1958), PS Pendidikan Ekonomi menggunakan nama Jurusan Ilmu Ekonomi FKIP Sanata Dharma. Selanjutnya berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 28 Januari 1985, Jurusan Ilmu Ekonomi diganti nama menjadi Jurusan Pendidikan Dunia Usaha yang memiliki 2 (dua) jalur, yaitu PS Pendidikan Ekonomi Koperasi dan PS
(79)
Pendidikan Akuntansi, dengan status “disamakan”. Status ini ditetapkan kembali pada tanggal 14 Mei 1986 berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0363/0/1986.
Sejak IKIP Sanata Dharma berubah menjadi Universitas Sanata Dharma berdasarkan SK Dirjen Dikti No.266/Dikti/Kep/1993, PS Pendidikan Akuntansi di bawah Jurusan Pendidikan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Pada tahun 2003, PS Pendidikan Akuntansi terakreditasi dengan peringkat nilai Akreditasi B yang ditetapkan oleh BAN-PT tertanggal 19 September 2003 untuk jangka waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal ditetapkan.
Berdasarkan SK Dirjen Dikti No.143/DIKTI/Kep/1999 tentang penataan Prodi, tahun 1999 nama PS Pendidikan Akuntansi diganti dengan PS Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Pada tahun 2002 Kopertis Wilayah V Yogyakarta memberikan nilai A terhadap kelayakan penyelenggaraan Prodi Pendidikan Akuntansi.
G. Deskripsi Program Studi Pendidikan Akuntansi
Tujuan Program Studi Pendidikan Akuntansi ini adalah untuk menghasilkan tenaga kependidikan yang professional di bidang akuntansi, manajemen, dan bidang ekonomi/koperasi. Dalam menyelenggarakan pendidikan, Program Studi berdasarkan pada kurikulum nasional dan muatan lokal. Penyelenggaraan proses belajar mengajar dilaksanakan teratur dan didukung oleh ketersediaan fasilitas yang memadai.
(80)
Sikap kritis yang ditanamkan pada mahasiswa dalam proses belajar mengajar terbukti telah memberikan dasar yang kuat bagi lulusan dalam berpikir secara ilmiah. Sebagai hasilnya, lulusan Program Studi Pendidikan Akuntansi memiliki kemampuan yang memadai di bidangnya dan memiliki fleksibilitas yang tinggi. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan banyaknya lulusan prodi yang menduduki jabatan/posisi penting dalam dunia pendidikan dan non kependidikan, yakni sebagai sumber daya manusia yang dapat diandalkan di bidang akuntansi pada perusahaan dagang, perusahaan manufaktur, perusahaan jasa seperti bank, perhotelan, perusahaan konsultan manajemen/bisnis/perpajakan/asuransi, dan sebgainya.
H. Visi, Misi, dan Sasaran Program Studi Pendidikan Akuntansi
1. Visi
Membangkitkan dan mengembangkan potensi generasi muda agar mampu berpartisipasi aktif dan kreatif dalam membangun masyarakat pluralistik yang adil dan demokratik sesuai dengan bidang keahliannya, yang dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta visi kristiani mengenai martabat manusia.
2. Misi
a. Menyediakan bagi masyarakat tenaga kependidikan dan non kependidikan di bidang ekonomi – akuntansi yang professional, dewasa secara spiritual, moral, intelektual, sosial, dan emosional serta mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
(81)
b. Menyelenggarakan pendidikan yang humanis dengan semangat dialogis.
c. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat, sekaligus membantu mahasiswa untuk mengembangkan kepekaan dan kepedulian sosialnya.
d. Menyelenggarakan penelitian di bidang Pendidikan Akuntansi demi pengembangan martabat manusia.
3. Sasaran
a. Mempersiapkan tenaga kependidikan dan non kependidikan di bidang ekonomi – akuntansi yang professional dan kreatif dalam menggunakan teknologi informasi.
b. Meningkatkan kualitas proses pendidikan yang humanis dialogis lewat peningkatan sarana dan prasarana pembelajaran yang berupa
hardware, software, dan brainware-nya.
c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian yang dilakukan oleh para dosen baik individual maupun kelompok dan oleh mahasiswa sebagai syarat kelulusannya.
d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengabdian kepada masyarakat baik yang dilakukan oleh program studi sebagai satu kesatuan, dosen, dan mahasiswa secara individual maupun kelompok seraya mengembangkan networking dengan lembaga-lembaga pendidikan dan non-kependidikan.
(82)
I. Sumber Daya Manusia
Staf dosen PS Pendidikan Akuntansi sebagian besar telah dan sedang menyelesaikan pendidikan jenjang S2. 11 (sebelas) dosen tetap dan 1 (satu) tenaga administrasi saat ini, adalah sebagai berikut:
1. Drs. F.X. Muhadi, M.Pd.
2. Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si.S. 3. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si. 4. Catur Rismiati, S.Pd., M.A.
5. Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. 6. Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. 7. Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. 8. Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si.
9. Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. 10.Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Si.
11.Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd.
12.Theresia Aris Sudarsilah (Tenaga Administrasi).
J. Sarana dan Prasarana
Usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran antara lain dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana perkuliahan seperti menciptakan ruang kuliah dan tempat duduk yang nyaman, menyediakan laboratorium computer yang memadai, menyediakan perpustakaan serta jumlah eksemplar buku dan judul yang memadai termasuk CD-ROM.
(83)
Setiap dosen tetap disediakan satu ruangan kerja pribadi agar mampu menyiapkan pembelajaran, penulisan karya ilmiah, dan bimbingan mahasiswa dengan baik.
Sistem administrasi akademik PS Pendidikan Akuntansi yang berbasis computer mendukung tersedianya informasi yang cepat dan akurat untuk pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
K. Kemahasiswaan
1. Organisasi Kemahasiswaan Tingkat Program Studi
Organisasi kemahasiswaan tingkat program studi adalah Himpunan Mahasiswa PS Pendidikan yang disebut HMPS (Himpunan Mahasiswa PS Pendidikan Akuntansi).
a. HMPS Pendidikan Akuntansi merupakan perwakilan mahasiswa PS Pendidikan Akuntansi yang bertanggung jawab kepada Wakil Ketua PS Pendidikan Akuntansi.
b. HMPS Pendidikan Akuntansi merencanakan, menyelenggarakan, dan mengembangkan kegiatan-kegiatan ko dan ekstra kurikuler bersama Wakil Ketua PS Pendidikan Akuntansi.
2. Kegiatan-Kegiatan PS Pendidikan Akuntansi
a. Kegiatan ko kurikuler 1) Riset pasar (semester I).
2) Studi ekskursi ke perusahaan di DIY-Jateng (semester III). 3) Studi ekskursi ke perusahaan di luar DIY-Jateng (semester V).
(84)
4) Penelitian kolaboratif dosen-mahasiswa (semester VII). b. Kegiatan ekstra kurikuler
1) Lomba seni / alat peraga. 2) Lomba karya tulis. 3) Retret / rekoleksi.
4) Dialogal dosen – mahasiswa. 5) Pengabdian pada masyarakat.
(85)
64
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A.
Deskriptif Data
Berikut ini disajikan data tentang prestasi belajar, pengalaman PPL 2,
latar belakang pekerjaan orang tua dan minat menjadi guru akuntansi.
Deskripsi data ini dinyatakan dalam bentuk daftar tabulasi frekuensi dengan
berdasar pada Pedoman Acuan Patokan II (PAP II). Berikut disajikan
uraiannya.
1.
Prestasi Belajar
Tabel 5.1
Deskripsi Data tentang Prestasi Belajar
No
Prestasi
Frekuensi
Persentase (%)
1
IPK 3,00 s/d 4,00
27
51,9%
2
IPK 2,00 s/d 2,99
25
48,1%
3
IPK 1,00 s/d 1,99
0
0%
4
IPK 0,00 s/d 0,99
0
0%
TOTAL
52
100%
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 27 mahasiswa (51,9%)
memiliki prestasi belajar dengan IPK 3,00 s/d 4,00, 25 mahasiswa (48,1%)
memiliki prestasi belajar dengan IPK 2,00 s/d 2,99. Sedangkan untuk
mahasiswa yang memiliki prestasi belajar dengan IPK 1,00 s/d 1,99 dan
IPK 0,00 s/d 0,99 adalah 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar mahasiswa memiliki prestasi dengan IPK 3,00 s/d 4,00.
(86)
2.
Pengalaman PPL 2
Berdasarkan data tentang pengalaman PPL 2 diketahui bahwa skor
jawaban tertinggi adalah 65 dan skor jawaban terendah adalah 41.
Berdasarkan data tersebut berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi
pengalaman PPL 2:
Tabel 5.2
Deskripsi Data tentang Pengalaman PPL 2
No
Interval skor
Frekuensi
Persentase
Kategori
1
58 – 68
19
36,6%
Sangat baik
2
51 –57
26
50%
Baik
3
46–50
6
11,5%
cukup
4
40–45
1
1,9%
Tidak baik
5
<40
0
0%
Sangat tidak baik
Jumlah
52
100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa 19 mahasiswa (36,6%)
menyatakan pengalaman PPL 2 sangat baik. 26 mahasiswa (50%)
menyatakan pengalaman PPL 2 baik. 6 mahasiswa (11,5%) menyatakan
pengalaman PPL 2 cukup, 1 mahasiswa (1,9%) menyatakan pengalaman
PPL 2 tidak baik. Sedangkan untuk kategori sangat sangat tidak baik
adalah 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
mahasiswa memiliki pengalaman PPL 2 yang baik.
3.
Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua
Dari latar belakang pekerjaan orang tua responden dapat
digolongkan menjadi dua kategori yaitu guru dan bukan guru. Tabel
berikut ini memberikan deskripsi latar belakang pekerjaan orang tua
responden:
(87)
Tabel 5.3
Deskripsi Data tentang Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua
Dari table di atas dapat dilihat bahwa latar belakang pekerjaan
orang tua sebesar 29 orang (55,8%) adalah guru dan 23 orang (44,2%)
bukan guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
latar pekerjaan orang tua responden adalah guru.
4.
Minat menjadi Guru Akuntansi
Berdasarkan data tentang minat menjadi guru akuntansi diketahui
bahwa skor jawaban tertinggi adalah 68 dan skor jawaban terendah adalah
46. Berdasarkan data tersebut berikut ini disajikan tabel distribusi
frekuensi minat menjadi guru akuntansi:
Tabel 5.4
Deskripsi Data tentang Minat menjadi Guru Akuntansi
No
Interval skor
Frekuensi
Persentase
Kategori
1
62 – 72
11
21,2%
Sangat tinggi
2
54 – 61
30
57,7%
Tinggi
3
48 – 53
10
19,2%
cukup
4
43 – 47
1
1,9%
Rendah
5
<43
0
0%
Sangat rendah
Jumlah
52
100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa 11 mahasiswa (21,2%)
menyatakan minat menjadi guru akuntansi sangat tinggi. 30 mahasiswa
(57,7%) menyatakan minat menjadi guru akuntansi tinggi. 10 mahasiswa
(19,2%) menyatakan minat menjadi guru akuntansi cukup, 1 mahasiswa
No
Prestasi
Frekuensi
Persentase (%)
1
Guru
29
55,8%
2
Bukan guru
23
44,2%
(88)
(1,9%) menyatakan minat menjadi guru akuntansi rendah. Sedangkan
untuk kategori sangat rendah adalah 0%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki minat menjadi
guru akuntansi yang tinggi.
B.
Analisis Data
1.
Uji Prasyarat Analisis
a.
Uji Normalitas
Untuk menguji hipotesis diperlukan persyaratan, yaitu data
yang dikorelasikan berdistribusi normal. Oleh karena itu pada bagian
ini dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data variabel
prestasi belajar dan pengalaman PPL 2 terhadap minat menjadi guru
akuntansi berdistribusi normal.
Tabel 5.5
Hasil Pengujian Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N
52
Normal Parameters
aMean
.0000000
Std. Deviation
4.50829213
Most Extreme
Differences
Absolute
.054
Positive
.054
Negative
-.052
Kolmogorov-Smirnov Z
.392
Asymp. Sig. (2-tailed)
.998
(89)
Tabel di atas menunjukan bahwa nilai probabilitas
b.
Uji Asumsi Klasik
(Asymp.
Sig) adalah 0,998. Oleh karena nilai probabilitas variabel prestasi
belajar, pengalaman PPL 2 dan variabel minat menjadi guru
akuntansi lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data
variabel prestasi belajar, pengalaman PPL 2 dan variabel minat
menjadi guru akuntansi berdistribusi normal.
Dalam regresi berganda terdapat beberapa asumsi klasik
yang harus dipenuhi, agar dapat menghasilkan estimator linier yang
akurat dan mendekati atau sama dengan kenyataan. Asumsi-asumsi
dasar tersebut dikenal sebagai asumsi klasik (Hasan, 1999 : 268).
1)
Uji Multikolinearitas
Hasil perhitungan uji multikoliniearitas dengan
menggunakan bantuan program SPSS 16 adalah sebagai berikut:
Tabel 5.6
Hasil Uji Multikolinearitas
Berdasarkan analisis
collinearity statistics
untuk
variabel prestasi belajar didapat besar
tolerance
0,893. Hal ini
Coefficients
aModel
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
Collinearity Statistics
B
Std. Error
Beta
Tolerance
VIF
1
(Constant)
38.057
7.725
4.926
.000
PRETASI
.391
1.351
.041
.289
.774
.893
1.120
JML_PPL
.320
.140
.325
2.286
.027
.893
1.120
(1)
(2)
3.
Tabel
chi square
df 0.995 0.99 0.975 0.95 0.9 0.1 0.05 0.025 1 --- --- 0.001 0.004 0.016 2.706 3.841 5.024
2 0.01 0.02 0.051 0.103 0.211 4.605 5.991 7.378
3 0.072 0.115 0.216 0.352 0.584 6.251 7.815 9.348
4 0.207 0.297 0.484 0.711 1.064 7.779 9.488 11.143
5 0.412 0.554 0.831 1.145 1.61 9.236 11.07 12.833
6 0.676 0.872 1.237 1.635 2.204 10.645 12.592 14.449
7 0.989 1.239 1.69 2.167 2.833 12.017 14.067 16.013
8 1.344 1.646 2.18 2.733 3.49 13.362 15.507 17.535
9 1.735 2.088 2.7 3.325 4.168 14.684 16.919 19.023
10 2.156 2.558 3.247 3.94 4.865 15.987 18.307 20.483
11 2.603 3.053 3.816 4.575 5.578 17.275 19.675 21.92
12 3.074 3.571 4.404 5.226 6.304 18.549 21.026 23.337
13 3.565 4.107 5.009 5.892 7.042 19.812 22.362 24.736
14 4.075 4.66 5.629 6.571 7.79 21.064 23.685 26.119
15 4.601 5.229 6.262 7.261 8.547 22.307 24.996 27.488
16 5.142 5.812 6.908 7.962 9.312 23.542 26.296 28.845
17 5.697 6.408 7.564 8.672 10.085 24.769 27.587 30.191
18 6.265 7.015 8.231 9.39 10.865 25.989 28.869 31.526
19 6.844 7.633 8.907 10.117 11.651 27.204 30.144 32.852
20 7.434 8.26 9.591 10.851 12.443 28.412 31.41 34.17
21 8.034 8.897 10.283 11.591 13.24 29.615 32.671 35.479
22 8.643 9.542 10.982 12.338 14.041 30.813 33.924 36.781
23 9.26 10.196 11.689 13.091 14.848 32.007 35.172 38.076
24 9.886 10.856 12.401 13.848 15.659 33.196 36.415 39.364
25 10.52 11.524 13.12 14.611 16.473 34.382 37.652 40.646
26 11.16 12.198 13.844 15.379 17.292 35.563 38.885 41.923
27 11.808 12.879 14.573 16.151 18.114 36.741 40.113 43.195
28 12.461 13.565 15.308 16.928 18.939 37.916 41.337 44.461
29 13.121 14.256 16.047 17.708 19.768 39.087 42.557 45.722
30 13.787 14.953 16.791 18.493 20.599 40.256 43.773 46.979
40 20.707 22.164 24.433 26.509 29.051 51.805 55.758 59.342
50 27.991 29.707 32.357 34.764 37.689 63.167 67.505 71.42
60 35.534 37.485 40.482 43.188 46.459 74.397 79.082 83.298
70 43.275 45.442 48.758 51.739 55.329 85.527 90.531 95.023
80 51.172 53.54 57.153 60.391 64.278 96.578 101.879 106.629
90 59.196 61.754 65.647 69.126 73.291 107.565 113.145 118.136
(3)
(4)
(5)
LAMPIRAN 9
Surat Ijin Penelitian
(6)