Pengaruh prestasi belajar pengalaman PPL 2, dan jenis pekerjaan orang tua terhadap minat untuk menjadi guru : studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2006-2007 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogya

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PRESTASI BELAJAR, PENGALAMAN PPL 2, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT UNTUK MENJADI

GURU

Studi Kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2006-2007

Dwi Setyawati Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan: (1) pengaruh prestasi belajar terhadap minat untuk menjadi guru (2) pengaruh pengalaman PPL 2 terhadap minat untuk menjadi guru (3) pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap minat untuk menjadi guru.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi FKIP USD. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2006-2007 sejumlah 60 mahasiswa. Penarikan sampel dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis uji F, regresi sederhana, dan uji T.

Hasil penelitian menunjukkan (1) tidak ada pengaruh prestasi belajar terhadap minat untuk menjadi guru dengan probabilitas 0,206 > 0,05; (2) tidak ada pengaruh pengalaman PPL 2 terhadap minat untuk menjadi guru (thitung1,856 <

tabel

t sebesar 2,000) dengan probabilitas 0,069 > 0,05; (3) tidak ada pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap minat untuk menjadi guru dengan probabilitas 0,218 > 0,05.


(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LEARNING ACHIEVEMENT, EXPERIENCE OF THE SECOND FIELD STUDY PROGRAM, AND PARENTS’ OCCUPATION TOWARDS THE INTEREST TO BECOME A TEACHER A Case Study: The Students of Accounting Education Study Program 2006-2007

batch

Dwi Setyawati Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

The purpose of this study is to describe: (1) the influence of the learning achievement towards the interest to become teachers; (2) the influence of the experience of the second field study program towards the interest to become teachers; (3) the influence of parents’occupation towards the interest to become teachers.

The population of this research is students of Accounting Education Study Program, Faculty of Education, Sanata Dharma University. The samples are 60 students of Accounting Education Study Program who belong to 2006-2007 batch. The samples were drawn by applying purposive sampling technique. The data were analysed by the techniques of F test, simple regression analysis and T test.

The results shows :(1) there is no influence of the learning achievement towards the interest to become teachers with probability 0,206 > 0,05; (2) there is no influence of the second field study program towards the interest to become the teachers (tcount 1,856 < t table2,000) with probability 0,068 > 0,05; (3) there is no influence of parents’ occupation towards the interest to become teachers with probability 0,218 > 0,05.


(3)

PENGARUH PRESTASI BELAJAR, PENGALAMAN PPL 2,

DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT

UNTUK MENJADI GURU

Studi Kasus : Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2006-2007 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh: Dwi Setyawati NIM : 061334051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA


(4)

(5)

(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tulis ini kupersembahkan sebagai ucapan syukur dan

terimakasih kepada:

Tuhan Yesus ”yang selalu

menyertai, memberikan jalan

terang dan menuntun tiap

langkahku”

Orangtuaku dan Keluargaku “yang

selalu memberikan dorongan dan

semangat”

Sahabat-sahabatku “kalian yang

menjadi motivasiku untuk berjuang

meraih cita-cita”

Almamaterku –Universitas Sanata

Dharma-

”tempat aku menuntut ilmu dan

berjuang”


(7)

MOTTO

Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka, namun terkadang kita melihat dan

menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama hingga kita tidak melihat

pintu lain terbuka.

~Alexander Graham Bell~

Tempat untuk berbahagia itu disini. Waktu untuk berbahagia itu kini.

Cara untuk berbahagia ialah dengan membuat orang lain berbahagia.

~Robert G Ingersoll~

Suatu kehidupan yang penuh kesalahan tak hanya lebih berharga namun juga lebih

berguna dibandingkan hidup tanpa melakukan apapun.

~George Bernard Shaw~

Jika kita sungguh-sungguh menginginkan cinta, maka cintalah pada akhirnya

yang justru menunggu kita.

~Oscar Wilde~

You have to endure caterpillars if you want to see butterflies.

~Antoine De Saint~


(8)

(9)

(10)

ABSTRAK

PENGARUH PRESTASI BELAJAR, PENGALAMAN PPL 2, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT UNTUK MENJADI

GURU

Studi Kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2006-2007

Dwi Setyawati Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan: (1) pengaruh prestasi belajar terhadap minat untuk menjadi guru (2) pengaruh pengalaman PPL 2 terhadap minat untuk menjadi guru (3) pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap minat untuk menjadi guru.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi FKIP USD. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2006-2007 sejumlah 60 mahasiswa. Penarikan sampel dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis uji F, regresi sederhana, dan uji T.

Hasil penelitian menunjukkan (1) tidak ada pengaruh prestasi belajar terhadap minat untuk menjadi guru dengan probabilitas 0,206 > 0,05; (2) tidak ada pengaruh pengalaman PPL 2 terhadap minat untuk menjadi guru (thitung1,856 <

tabel

t sebesar 2,000) dengan probabilitas 0,069 > 0,05; (3) tidak ada pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap minat untuk menjadi guru dengan probabilitas 0,218 > 0,05.


(11)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LEARNING ACHIEVEMENT, EXPERIENCE OF THE SECOND FIELD STUDY PROGRAM, AND PARENTS’ OCCUPATION TOWARDS THE INTEREST TO BECOME A TEACHER A Case Study: The Students of Accounting Education Study Program 2006-2007

batch

Dwi Setyawati Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

The purpose of this study is to describe: (1) the influence of the learning achievement towards the interest to become teachers; (2) the influence of the experience of the second field study program towards the interest to become teachers; (3) the influence of parents’occupation towards the interest to become teachers.

The population of this research is students of Accounting Education Study Program, Faculty of Education, Sanata Dharma University. The samples are 60 students of Accounting Education Study Program who belong to 2006-2007 batch. The samples were drawn by applying purposive sampling technique. The data were analysed by the techniques of F test, simple regression analysis and T test.

The results shows :(1) there is no influence of the learning achievement towards the interest to become teachers with probability 0,206 > 0,05; (2) there is no influence of the second field study program towards the interest to become the teachers (tcount 1,856 < t table2,000) with probability 0,068 > 0,05; (3) there is no influence of parents’ occupation towards the interest to become teachers with probability 0,218 > 0,05.


(12)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar, sehingga penulis dapat menyelasikan skripsi dengan judul “PENGARUH PRESTASI BELAJAR, PENGALAMAN PPL 2, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT UNTUK MENJADI GURU”.

Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah mungkin terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerjasama, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak Laurentius Saptono S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; 4. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. selaku Dosen

Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan serta masukan berupa kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini;


(13)

5. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

6. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

7. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan;

8. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu penulis dalam penelitian;

9. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu kelancaran proses belajar selama ini;

10.Seluruh karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

11.Orang tuaku tercinta “yang telah memberikan doa, semangat, dukungan dan materi bagi keberhasilan penulis”;

12.Adikku Jenny dan Micco “yang telah memberi warna dalam hidupku”;

13.Buat seseorang yang ku sayangi ”love you ngok....makasih ya pinjaman kalkulator nya...hehehehe, meskipun kau tak selalu disisi ku setiap saat namun ku tau doa, kasih sayang serta semangat mu selalu ada buat uik...makan mie nya dikurangi


(14)

yach..hehehehe...Bahagiakan lah orang-orang yang menyayangi mu, karna saat kamu tlah kehilangan dia kamu tak memiliki kesempatan lagi untuk membuatnya bahagia...jangan lupa ya!!! ”;

14.Untuk keluarga besar ku ”terima kasih atas doa nya selama ini... ” Kakung ”meskipun tak diberi kesempatan untuk melihat cucu mu wisuda tapi paling tidak engkau tau bahwa cucu mu kini sudah menjadi seorang sarjana...”

15.Teman-teman Pendidikan Akuntansi angkatan 2006, yang telah banyak memberikan kenangan indah selama kuliah, ”ayo semangat...kibarkan kejayaanmu pendidikan akuntansi...”;

16.Teman seperjuangan: Dwi Sulis, Galih, Novi, Putri, Alin ”akhirnya aku bisa menyusul kalian....aku gong nya nech...makasih ya kerjasamanya selama ini”;

17.Sahabat-sahabatku,, Sisca ”makasii teman...akhirnya kita mampu melewati ini smua...makasii banget slama ini dah banyak banget membantu aku, nemenin aku mondar mandir selalu kehabisan bensin saat akan pergi mengajar...hahahaha, dengerin keluh kesah q...pokoknya tante cizca slalu mampu membuat ku tertawa lebar...” Retno ”makasii ya teman...slama ini dah banyak banget bantu aku dalam tugas-tugas kuliah, apalagi dalam menyelesaikan skripsi ini...kamu dah kaya dosen pembimbing kedua deh bagi ku...seneng banget punya temen belajar kaya kamu ret...jangan lupa kenangan lucu kita saat kerampokan bolpoin waktu penelitian dies...hahahah”;


(15)

Mela ”ga usah buru-buru balik Kalimantan, dah siap kah meninggalkan yogya dan teman-teman yang yang menyenangkan seperti kami...hehehe semoga sukses disana..” Detha ”ayo det semangat...selangkah lagi trus kita jalan-jalan ke pantai bareng-bareng...” Suster Eno ”makasii atas doa dan semangat yang suster berikan...sering-sering maen ke kapel ter...byar dapat bunga gratis terus dari coster..trus kalo pulang ke maumere jangan lupa masak pakis dan pete ya ter...hehehe” Inggit, Yocep, Lena, Lina ”makasii kalian sudah menemani ku saat panik akan mengahadapi ujian dan akhirnya aku keluar menjadi Dwi Setyawati. S. Pd., ...sukses ya buat kalian smua...” dan teman-temanku Djinonx, Ninin, Dety, Irene, Eris, Rara, Ni Putu, dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu ”semoga kita smua menjadi orang yang sukses dan apa yang kita harapkan dapat tercapai...”.


(16)

(17)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xix


(18)

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Batasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Tinjauan Teoretik ... 11

1. Minat ... 11

2. Definisi Guru ... 20

3. Prestasi Belajar ... 27

4. Pengalaman PPL 2 ... 31

5. Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 33

B. Kerangka Berfikir ... 35

C. Hipotesis Penelitian ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

A. Jenis Penelitian ... 39

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

C. Populasi dan Sampel ... 39

D. Variabel Penelitian ... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ... 46


(19)

1. Pengujian Validitas ... 47

2. Pengujian Reliabilitas ... 50

G. Prasyarat Analisis ... 53

1. Uji Normalitas ... 53

2. Uji Linieritas ... 53

3. Uji Homogenitas ... 55

H. Pengujian Hipotesis ... 55

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 59

A. Sejarah Universitas Sanata Dharma ... 59

B. Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan USD ... 63

C. Sejarah Pendidikan Akuntansi ... 66

D. Program dan Fasilitas Pendukung Untuk ... Kesejahteraan Mahasiswa ... 71

BAB V DESKRIPSI, ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 76

A. Deskripsi Data ... 76

1. Deskripsi Prestasi Belajar ... 76

2. Deskripsi Pengalaman PPL 2 ... 77

3. Deskripsi Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 78

4. Deskripsi Minat Menjadi Guru ... 78

B. Hasil Pengujian ... 80

1. Uji Normalitas ... 80


(20)

C. Pengujian Hipotesis ... 86

D. Pembahasan Hasil Analisis ... 90

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN ... 93

A. Kesimpulan ... 93

B. Keterbatasan Penelitian ... 93

C. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 96 LAMPIRAN


(21)

DAFTAR TABEL

3.1 Tabel Kisi-Kisi Kuesioner ... 42

3.2 Tabel Skoring Variabel Minat Menjadi Guru ... 44

3.3 Tabel Skoring Prestasi Belajar ... 45

3.4 Tabel Skoring Variabel Pengalaman PPL 2 ... 45

3.5 Tabel Skoring Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 46

3.6 Tabel Hasil Uji Validitas Instrumen PPL 2 ... 48

3.7 Tabel Hasil Uji Validitas Instrumen Minat Menjadi Guru ... 49

3.8 Tabel Tingkat Keterhandalan Variabel Penelitian ... 51

3.9 Tabel Uji Reliabilitas ... 52

5.1 Tabel Deskripsi Variabel Prestasi Belajar ... 76

5.2 Tabel Deskripsi Variabel Pengalaman PPL 2 ... 77

5.3 Tabel Deskripsi Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 78

5.4 Tabel Deskripsi Minat Menjadi Guru ... 79

5.5 Tabel Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Prestasi Belajar ... 80

5.6 Tabel Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Pengalaman PPL 2 ... 81

5.7 Tabel Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 83

5.8 Tabel Rangkuman Hasil Pengujian Linieritas ... 84

5.9 Tabel Pengujian Homogenitas ... 85

5.10 Tabel Pengujian Hipotesis ditinjau dari Prestasi Belajar ... 86

5.11 Tabel Pengujian Hipotesis ditinjau dari Pengalaman PPL 2 ... 88 5.12 Tabel Pengujian Hipotesis ditinjau dari Jenis Pekerjaan


(22)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner ... 100 Lampiran II Data Penelitian Uji Validitas dan Reliabilitas

A. Data PPL 2 ... 107 B. Data Minat Untuk Menjadi Guru ... 111 Lampiran III Data Induk Penelitian ... 116 Lampiran IV PAP II ... 125 Lampiran V Perhitungan SPSS

A. Uji Normalitas ... 128 B. Uji Linieritas ... 129 C. Uji Homogenitas ... 130 Lampiran VI Tabel Pengujian

A. Tabel t ... 132 B. Tabel r ... 133 C. Tabel F ... 134 Lampiran VII Surat Ijin Penelitian ... 137


(23)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pendidikan

menduduki peranan penting sehingga perlu mendapatkan prioritas tinggi.

Perkembangan dan meningkatnya mutu pendidikan di Indonesia tidak terlepas

dari jasa yang diberikan oleh guru. Guru adalah satu-satunya komponen

manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha

pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan.

Guru merupakan ujung tombak dari sebuah proses pendidikan yang

berhubungan langsung dengan siswa sebagai subyek dan obyek belajar.

Sedangkan pendidikan merupakan proses pendewasaan terhadap siswa yang

merupakan tahap perkembangan dari sebuah kehidupan manusia. Proses

pendewasaan yang dialami anak didik ketika memperoleh pendidikan di

antaranya adalah pendewasaan intelektual, pendewasaan moral, dan

pendewasaan sosial. Menjadi guru bukanlah hal yang mudah, suatu pekerjaan

yang menuntut kompetensi luar dalam. Maksud luar dalam di sini adalah guru

itu selain harus bisa mengajar (transfer ilmu) juga dituntut untuk bisa

mendidik (transfer moral). Begitu berat tanggung jawab seorang guru,

sehingga keliru jika ada orang yang mengatakan semua orang bisa menjadi


(24)

Citra guru di masyarakat atau di negara kita berubah-ubah dari waktu ke

waktu. Perubahan citra guru tersebut dipengaruhi oleh perubahan aspirasi

(penilaian serta penghargaan) warga masyarakat terhadap jabatan guru, unjuk

kerja para guru yang telah berkarya dan adanya perubahan persyaratan jabatan

guru sebagai dampak kemajuan ilmu serta teknologi era profesionalisasi dan

spesialisasi (Samana, 1994:113).

Citra dan wibawa guru pada masa kolonial lebih tinggi dibandingkan

dengan guru sekarang ini. Masa itu, guru adalah profesi yang diidam-idam

kan. Karena guru menerima gaji 40 gulden, padahal seorang inlander hanya

perlu segobang (2,5 sen) untuk hidupnya. Tak heran jika sekolah keguruan

menjadi lulusan sekolah terbaik. Di samping fasilitas dan kemudahan yang

diperoleh, status guru akan membawanya menuju strata atas dalam kelas

masyarakat. Tidak sedikit guru yang kemudian sampai di puncak sebagai

pimpinan masyarakat (http://debrito.net/isi).

Mutu pendidikan Indonesia sekarang ini sangat rendah. Ketika mutu

pendidikan itu dinilai rendah, maka sasaran tombak pertama adalah guru.

Guru sebagai pelaku utama pendidikan adalah kambing hitam persoalan.

Dengan kata lain, rendahnya mutu sekolah dipandang mempunyai kaitan

langsung dengan rendahnya mutu guru. Berbagai dakwaan muncul: guru tidak

profesional, guru tidak bertanggung jawab mengajar tapi justru mencari

obyekan. Berbagai persoalan yang dihadapi guru-guru Indonesia hampir setiap


(25)

profesionalitas yang semakin luntur, sampai penghargaan dan status sosial

guru yang semakin merosot di mata masyarakat.

Persoalan mendasar dari mutu pendidikan adalah kesejahteraan guru.

Kesejahteraan meliputi aspek material dan non material. Yang non material

misalnya kemudahan naik pangkat, suasana kerja yang sejuk, dan

perlindungan hukum. Adapun yang temasuk aspek material adalah gaji,

tunjangan, dan intensif lainnya. Aspek material, khususnya gaji inilah yang

harus secara jujur diakui masih minim. Walaupun secara langsung tidak

berpengaruh terhadap kualitas guru, tetapi gaji guru dan mutu pendidikan

memang tak terpisahkan.

Salah satu tantangan dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional

adalah terbatasnya sumber daya tenaga pengajar (guru). Keterbatasan sumber

daya ini, antara lain dipengaruhi terbatasnya jumlah siswa berprestasi yang

bersedia menjadi guru. Cukup jarang siswa berprestasi waktu di sekolah,

setelah lulus kuliah kemudian menjadi guru. Mayoritas siswa dengan prestasi

baik melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi cenderung memilih fakultas non

keguruan. Hal ini dipengaruhi dengan anggapan di sebagian masyarakat

bahwa profesi sebagai guru tidak cukup menjanjikan dari sisi ekonomi. Tidak

sedikit siswa berprestasi kemudian direkrut sebuah perusahaan saat lulus dari

bangku kuliah. Selain itu, perbedaan sifat antara laki-laki dan perempuan

dalam hal perhatian, pandangan, cara berfikir dan perasaan akan berpengaruh


(26)

mempengaruhi perbedaan minat siswa untuk bekerja menjadi guru (Gilarso,

1995 :5)

Lembaga pendidikan guru (FKIP), bukanlah idola para siswa dan orang

tua. Sebab, dalam masyarakat yang cenderung melihat kemampuan ekonomi

sebagai ukuran status sosial, status guru dipandang “kurang baik” karena

pendapatannya rendah. Sampai saat ini, mereka yang berminat menjadi calon

guru, terutama dari keluarga kurang mampu atau kurang mampu secara

akademis. Mayoritas mahasiswa FKIP adalah berasal dari masyarakat desa,

pinggiran, atau kota lapisan bawah. Mereka memilih FKIP dengan harapan

bisa kuliah dan kemudian bisa diangkat menjadi pegawai negri sipil. Namun

kenyataannya, masih banyak lulusan FKIP yang tidak dapat di angkat lantaran

kemampuannya juga rendah.

Jika kita amati, dalam dasawarsa terakhir terungkap bahwa minat masuk

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) terus merosot, baik dari segi

kualitas maupun kuantitas. Berita surat kabar akhir-akhir ini terungkap bahwa

beberapa daerah mulai kekurangan guru. Ini berarti antara kebutuhan guru dan

mendidik calon guru belum seimbang. Dalam upaya mengatasi ketimpangan

dalam menyiapkan tenaga kependidikan itu, diperlukan daya tarik untuk

menjadi guru. Karena negara kita sedang membutuhkan guru yang

berkompetensi, pemerintah berusaha menarik minat siswa di SLTA. Di

samping itu, pemerintah juga terus mencari cara supaya dapat memiliki siswa


(27)

guru itu harus datang dari diri sendiri, tidak bisa dipaksa-paksa. Kebanyakan

jaman sekarang ini orang menjadi guru karena terpaksa.

Lahirnya UU Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005 diharapkan mampu

meningkatkan minat siswa untuk menjadi guru. Dalam UU Guru dan Dosen

tersebut dijelaskan bahwa pengakuan dan kedudukan guru dan dosen

mempunyai misi yaitu: a) mengangkat martabat seorang guru dan dosen, b)

menjamin hak dan kewajiban guru dan dosen, c) meningkatkan kompetensi

guru dan dosen, d) meningkatkan mutu pendidikan, e) mengurangi

kesenjangan ketersediaaan guru dan dosen antar daerah dari segi mutu,

jumlah, kualitas akademik dan kompetensi, f) meningkatkan pelayanan yang

bermutu.

Di beberapa daerah, seperti DKI Jakarta, pemerintah daerah memberikan

insentif tambahan yang cukup signifikan kepada para guru pegawai negri sipil

(PNS). Dengan tunjangan dari pemerintah daerah sekitar Rp 2 juta per bulan,

penghasilan seorang guru PNS minimal Rp 3 juta. Undang-undang Guru dan

Dosen juga memberikan sinyal bahwa kesejahteraan guru akan ditingkatkan.

Guru yang memenuhi kualifikasi akademik dan mengantongi sertifikat sebagai

pendidik dijanjikan mendapatkan tunjangan sebesar satu kali gaji pokok.

Belum lagi tambahan tunjangan fungsional sebesar Rp 500.000,00 per bulan.

Peningkatan drastis kesejahteraan guru yang sempat menjadi topik yang

sangat hangat dibicarakan di kalangan masyarakat mengubah minat siswa


(28)

Keberadaan UU Guru dan Dosen membuat posisi guru sebagai sebuah

profesi semakin terlindungi, serta kesejahteraan guru semakin terjamin. Tidak

hanya program sertifikasi saja yang menyebabkan semakin banyak orang yang

menginginkan untuk berprofesi menjadi guru. Belum lama ini pemerintah

telah mengeluarkan PP No 10 tahun 2008 tentang gaji PNS, yang menyatakan

bahwa mulai April 2008 gaji PNS naik 20% dari gaji pokoknya. Dengan

demikian, secara tidak langsung kesejahteraan guru negri juga akan semakin

meningkat.

Pengalaman PPL diduga juga berpengaruh dalam minat seorang

mahasiswa untuk menjadi seorang guru. Pembentukan kemampuan keguruan

dilakukan secara bertahap yaitu mulai dari pembentukan berbagai unsur

kemampuan, penghayatan sikap, dan nilai-nilai berbagai mata kuliah dan

kemudian secara bertahap lagi dalam latihan Praktik Pengalaman Lapangan

(PPL). Latihan dalam Praktik Pengalaman Lapangan dilakukan secara

bertahap pula seperti terlihat dalam tahap-tahap latihan: 1) Latihan

Keterampilan terbatas melalui latihan dalam Pengajaran Mikro (PPL 1) yang

berlangsung dalam situasi buatan (simulasi), 2) pengenalan lapangan melalui

observasi dan penghayatan langsung berbagai aspek kehidupan di sekolah, 3)

latihan keterampilan secara terintegrasi dalam situasi yang sebenarnya untuk

berlatih mengerjakan tugas-tugas mengajar dan non mengajar. Hal-hal yang

diperoleh selama melakukan PPL juga mempengaruhi tinggi/rendahnya

seorang mahasiswa untuk menjadi guru, jika pengalaman yang diperoleh


(29)

begitu juga sebaliknya jika pengalaman selama melakukan PPL mahasiswa itu

merasa kurang berkesan maka minat untuk menjadi seorang guru akan rendah.

Selanjutnya dalam mengarahkan minat mahasiswa untuk menjadi guru

tidak lepas dari faktor lingkungan keluarga yang terkait langsung dengan

pekerjaan orang tua serta tidak lepas dari diri mahasiswa itu sendiri yang dapat

dilihat dan diukur dari prestasi belajarnya.

Jenis pekerjaan yang ada dalam keluarga, khususnya orang tua

mahasiswa akan mempengaruhi pola pikir seseorang terhadap profesi guru.

Orang tua yang sukses didalam pekerjaannya (menjadi seorang guru), akan

memotivasi anak untuk melakukan hal yang sama dengan orang tuanya.

Dengan begitu tidak menutup kemungkinan bahwa anak tersebut akan

menentukan pilihan untuk menjadi seorang guru sebagai warisan dari orang

tua mahasiswa. Walaupun anak tersebut juga tertarik untuk mencari pekerjaan

di bidang lain, kemungkinan mereka untuk menjadi seorang guru sangat kuat

karena mereka telah menyaksikan dan menikmati keberhasilan orang tuanya

menjadi seorang guru. Bagi mahasiswa yang orang tuanya bukan seorang guru

pun tidak akan menutup kemungkinan bagi mereka nantinya untuk menjadi

seorang guru. Hal itu dapat terjadi melihat kondisi saat ini dimana peluang

untuk menjadi guru sangat besar dan jaminan kesejahteraan guru mulai

meningkat. Akan tetapi ada kemungkinan mahasiswa yang orang tuanya

bukan seorang guru kurang memiliki minat untuk menjadi guru dibandingkan


(30)

Berdasarkan dari fenomena-fenomena di atas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Prestasi Belajar, Pengalaman PPL 2 dan Jenis Pekerjaan Orang Tua Terhadap Minat untuk Menjadi Guru”, studi kasus pada mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2006-2007 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan gambaran latar belakang di atas dapat diidentifikasi berbagai

masalah yang ada:

1. Adanya pengaruh dari lingkungan luar atau lingkungan sosial mahasiswa

terhadap besarnya minat menjadi guru.

2. Adanya pengaruh berkembangnya mutu pendidikan dan meningkatnya

kesejahteraan guru terhadap besarnya minat mahasiswa menjadi guru.

3. Adanya pengaruh prestasi belajar terhadap minat mahasiswa untuk menjadi

guru.

4. Adanya pengaruh pengalaman PPL 2 terhadap minat mahasiswa untuk

menjadi guru.

5. Adanya pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap minat mahasiswa


(31)

C. Batasan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi minat siswa untuk menjadi guru, baik

faktor yang berasal dari diri sendiri (intrinsik) dan faktor yang berasal dari luar

individu (ekstrinsik). Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui minat

siswa untuk menjadi guru yang ditinjau dari prestasi belajar, pengalaman PPL

2 dan jenis pekerjaan orang tua.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh prestasi belajar mahasiswa Program Studi

Pendidikan Akuntansi angkatan 2006-2007 FKIP USD terhadap minat

untuk menjadi guru?

2. Apakah ada pengaruh pengalaman PPL 2 mahasiswa Program Studi

Pendidikan Akuntansi angkatan 2006-2007 FKIP USD terhadap minat

untuk menjadi guru?

3. Apakah ada pengaruh jenis pekerjaan orang tua mahasiswa Program Studi

Pendidikan Akuntansi angkatan 2006-2007 FKIP USD terhadap minat


(32)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar mahasiswa Program Studi

Pendidikan Akuntansi FKIP USD terhadap minat untuk menjadi guru.

2. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman PPL 2 mahasiswa Program

Studi Pendidikan Akuntansi FKIP USD terhadap minat untuk menjadi

guru.

3. Untuk mengetahui pengaruh jenis pekerjaan orang tua mahasiswa Program

Studi Pendidikan Akuntansi FKIP USD terhadap minat untuk menjadi

guru.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak:

1. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi/gambaran

sejauh mana minat mereka untuk berprofesi menjadi guru.

2. Bagi Penulis

Pelaksanaan penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk

menambah pengetahuan dan menerapkan teori selama mengikuti kuliah

terutama dalam bidang pendidikan.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Diharapkan dapat menambah referensi penelitian di perpustakaan yang


(33)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Teoritik

1. Definisi Minat

Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan pilihan

orang. Minat pada hakekatnya merupakan perhatian, keinginan, rasa suka

dan rasa terikat dengan suatu obyek walaupun tidak ada yang menyuruh

(Kartono, 1980:109). Secara sederhana minat (interest) merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar

terhadap sesuatu. Minat adalah kecenderungan yang agak menetap pada

objek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang

berkecimpung pada bidang itu (Winkel, 1983:30). Seseorang yang

mengerjakan suatu pekerjaan dengan disertai minat sebelumnya, pada

umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik daripada mereka yang

tidak berminat sebelumnya.

Minat selalu berhubungan dengan kemampuan, kebutuhan,

pengalaman dari individu. Pernyataan tersebut didukung oleh Walgito

(1997:38) yang mengatakan, bahwa minat merupakan suatu keadaan

dimana seseorang menaruh perhatian terhadap suatu objek disertai dengan

adanya adanya keinginan untuk berhubungan lebih aktif dengan objek


(34)

Menurut pendapat Witherington (Buchori, 1978:125), minat adalah

kesadaran seseorang, bahwa suatu obyek, seseorang, suatu soal atau suatu

situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Di sini minat dibagi

menjadi dua macam, yaitu:

a. Minat primitif (biologis), timbul karena jaringan-jaringan tubuh. Ini

berkisar pada soal makan dan kebebasan aktivitas.

b. Minat kultural (sosial), berasal dari perbuatan belajar yang tarafnya

lebih tinggi. Minat ini merupakan hasil pendidikan.

Sedangkan menurut Mappiare (1982:64), minat dipengaruhi oleh

latar belakang lingkungan, tingkat ekonomi, status sosial, dan pengalaman.

Selanjutnya Mappiare (1982:78) menjelaskan bahwa minat remaja dapat

dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Minat pribadi, yaitu kecenderungan untuk mengajar hal-hal yang

menjadi keinginannya. Minat yang timbul dari individu dapat

menimbulkan kepuasan. Minat pribadi meliputi minat memperoleh

pengakuan, penghargaan, minat mengembangkan diri, minat untuk

sukses, minat untuk sekolah, minat untuk jabatan dan sebagainya.

b. Minat terhadap reaksi, yaitu kecenderungan yang ada pada diri

individu terhadap hal-hal yang dapat mengembangkan individu pada

kondisi semula, dari ketegangan-ketegangan setelah individu

melakukan aktivitas sehingga pikiran, jiwa serta jasmaninya menjadi


(35)

c. Minat terhadap kelanjutan studi dan jabatan. Dengan tercapainya suatu

tingkat pendidikan tinggi bagi individu, maka terbuka peluang untuk

mencapai jabatan yang lebih tinggi, memperoleh pekerjaan elit dan

pada gilirannya memudahkan bagi individu untuk meningkatkan

statusnya.

Minat seseorang dapat di ukur melalui kegiatan-kegiatan yang

sering dilakukan dan melalui pertanyaan mengenai senang atau tidak

senang terhadap suatu obyek. Super dan Crites (Yahny Kils, 1988:33)

mengemukakan bahwa ada 4 cara untuk mengetahui minat seseorang,

yaitu:

a. Melalui pertanyaan-pertanyaan mengenai hal-hal yang disenangi

dan yang tidak disenangi.

b. Melalui pengamatan mengenai hal-hal yang sering dilakukan.

c. Melalui tes obyektif.

d. Melalui tes minat yang telah dipersiapkan secara baku.

Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menentukan minat

(Sukardi, (1998:63):

a. Minat yang diekspresikan / Expressed Interest

Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan

kata tertentu. Contoh: seseorang mengatakan bahwa dirinya suka


(36)

b. Minat yang diwujudkan / Manifest Interest

Seseorang yang mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata,

tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif

dalam suatu aktifitas tertentu. Contoh: siswa yang aktif dalam

kegiatan drama.

c. Minat yang diinvestasikan / Inventoried Interest

Seseorang dapat di ukur minatnya dengan menjawab terhadap

sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk

kelompok aktivitas tertentu.

Guru perlu mengadakan pengukuran terhadap minat peserta

didiknya. Adapun tujuan mengadakan pengukuran terhadap minat

peserta didik (Nurkancana, 1983:225) sebagai berikut:

a. Untuk meningkatkan minat peserta didik

Setiap guru mempunyai kewajiban untuk meningkatkan

minat peserta didiknya. Minat merupakan komponen yang paling

penting dalam kehidupan pada umumnya, dan dalam dunia

pendidikan khususnya. Guru yang mengabaikan hal ini tidak akan

berhasil dalam pekerjaan mengajar.

b. Memelihara minat yang baru timbul

Apabila peserta didik menunjukkan minat yang kecil, maka

merupakan tugas guru untuk membangkitkan dan mengembangkan


(37)

c. Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik

Tugas guru di sini adalah menghindarkan hal-hal yang tidak

baik pada peserta didiknya, sehingga diharapkan mereka tidak

tertarik terhadap hal-hal yang tidak baik tersebut.

d. Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kepada anak

tentang study atau pekerjaan yang cocok baginya.

Walaupun minat bukan merupakan indikasi yang pasti,

tentang sukses tidaknya anak dalam pendidikan yang akan datang

atau dalam jabatan, namun interest merupakan pertimbangan yang cukup berarti kalau dihubungkan dengan data-data lain.

Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang

untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas

memilih. Minat berbeda dengan kesenangan. Bila orang melihat bahwa

sesuatu akan menguntungkan, biasanya orang merasa berminat untuk

memperolehnya. Minat lebih bersifat menetap, tetapi minat bisa padam

bila tidak disalurkan karena berbagai hambatan, sedangkan kesenangan

merupakan minat yang bersifat sementara atau tidak menetap

(Hurlock, 1978:114). Minat dipengaruhi oleh jenis kelamin,

kesempatan, lingkungan, dan apa saja yang menjadi minat teman

sebayanya (Surachmad, 1978:84).

Menurut Giyatama (1990:6), minat digolongkan menjadi


(38)

a. Secara intrinsik

Minat secara intrinsik merupakan minat yang timbul dari

dalam individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik

dapat timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar,

bakat, jenis kelamin dan intelegensi.

1) Sikap

Sikap adalah cara bertingkah laku yang khas, yang tertuju

terhadap orang-orang, rombongan-rombongan atau

persoalan-persoalan (Buchori, 1978:126). Sikap merupakan kemampuan

internal yang berperanan sekali dalam mengambil tindakan,

lebih-lebih bila terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak.

Orang yang bersikap tertentu, cenderung menerima atau

menolak suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek itu,

berguna/berharga baginya atau tidak. Bila obyek dinilai ”baik”,

maka mempunyai sikap positif dan sebaliknya bila obyek

dinilai ”jelek”, maka mempunyai sikap negatif (Winkel,

1987:77).

2) Persepsi

Persepsi merupakan proses yang meliputi penginderaan

terhadap rangsang, pengorganisasian rangsang, dan penafsiran

rangsang sehingga individu mengerti rangsang yang


(39)

3) Prestasi Belajar

Prestasi merupakan suatu kemampuan yang dimiliki

seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan

dan menghasilkan perubahan yang khas, yaitu perubahan dalam

sikap dan tingkah laku yang tercapai dan dapat dilihat secara

nyata serta dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yaitu

tes (Winkel, 1986:48).

4) Bakat

Bakat dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian yang

umum kita pahami, adalah kelebihan/keunggulan alamiah yang

melekat pada diri kita dan menjadi pembeda antara kita dengan

orang lain.

5) Jenis kelamin

Jenis kelamin adalah suatu komponen yang kritis dalam

identitas seseorang, yaitu laki-laki dan perempuan.

6) Intelegensi

Menurut pendapat Wechsler (Winkel, 1987:85), intelegensi

adalah kemampuan untuk bertindak dengan mencapai suatu

tujuan, untuk berpikir secara rasional dan untuk berhubungan

dengan lingkungan secara efektif.

b. Secara ekstrinsik


(40)

lain karena latar belakang ekonomi, minat orang tua dan teman

sebaya.

1) Latar belakang ekonomi

Apabila status ekonomi baik, orang cenderung memperluas

minat mereka untuk mencakup hal-hal yang semula belum

mampu mereka laksanakan. Sebaliknya, kalau status ekonomi

buruk atau kurang baik karena tanggungjawab keluarga atau

usaha yang kurang maju, maka orang cenderung mempersempit

minat mereka.

2) Minat orang tua

Sikap orang tua mempengaruhi sikap anak terhadap

pekerjaan dalam dua hal. Pertama, orang tua mendesak anak

untuk tertarik pada pekerjaan yang mereka anggap bagus dan

bergengsi, tanpa mempedulikan minat dan sikap anak, dan

kedua, mereka menganjurkan anaknya untuk menghindari

pekerjaan tertentu karena dianggap tidak menguntungkan

(Elizabeth B. Hurlock, 1978:144).

3) Minat teman sebaya

Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian

remaja dalam dua cara. Pertama, konsep diri remaja merupakan

cerminan dari anggapan tentang konsep teman-teman mengenai

dirinya. Kedua, ia berada dalam tekanan untuk


(41)

kelompok. Teman sebaya memiliki pengaruh yang besar

terhadap perkembangan pola kepribadian remaja, karena

remaja lebih sering berada di luar rumah bersama dengan

teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat,

penampilan dan perilaku lebih besar daripada keluarga

(Elizabeth B. Hurlock, 1997:235).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat

adalah rasa ketertarikan dan keinginan yang mendalam, dan

menimbulkan suatu gairah pada individu untuk mengerjakan dan

berkecimpung dalam sesuatu bidang tertentu. Sedangkan faktor-faktor

yang mempengaruhi minat adalah faktor intrinsik (bersumber dari diri

sendiri) dan faktor ekstrinsik (bersumber dari lingkungan sosial).

Minat sangat berfungsi bagi manusia karena dapat mengarahkan

seseorang untuk mencapai tujuan hidupnya, sehingga dapat membawa

manusia pada hal-hal yang dianggap tidak perlu menjadi sesuatu yang

bermanfaat dalam dirinya karena timbulnya kesadaran untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa membebani orang lain. Selain itu

minat juga dapat memberikan pandangan hidup seseorang atau seluruh

perbendaharaan seseorang (Whitherington, 1999:136).

Dari batasan di atas dapat disimpulkan bahwa minat sangat

berarti bagi kehidupan manusia karena dapat mengarahkan tujuan


(42)

Minat menjadi guru akuntansi adalah ketertarikan seseorang

terhadap profesi guru akuntansi yang ditunjukkan dengan adanya

pemusatan pikiran, perasaan senang dan perhatian yang lebih terhadap

profesi guru dalam bidang akuntansi. Minat tersebut meliputi:

pengetahuan dan informasi mengenai profesi guru akuntansi, perasaan

senang dan ketertarikan terhadap profesi guru akuntansi, perhatian

yang lebih besar terhadap profesi guru akuntansi serta kemauan dan

hasrat untuk menjadi guru akuntansi.

2. Definisi Guru

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

Tentang Guru dan Dosen mengatakan bahwa “ Guru adalah pendidik

profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah”. Sementara itu Ametembun (1973:3),

mengemukakan guru adalah semua orang yang berwenang dan

bertanggungjawab terhadap pendidikan murid, individual maupun klasikal,

baik di sekolah maupun luar sekolah. Guru yang dimaksud di sini

mencakup semua guru dan tingkat pra sekolahan (TK) sampai guru besar

(Dosen) di perguruan tinggi, baik yang berstatus negeri maupun swasta.

Profesi guru memiliki arti jabatan atau pekerjaan sebagai guru yang


(43)

(Ametembun, 1973:11). Mengingat tugas dan tanggungjawab guru yang

begitu kompleks, maka profesi ini tidak bisa dimiliki sembarang orang.

Untuk menjadi seorang guru, mereka harus memiliki pendidikan dan

latihan-latihan khusus sebelumnya, sehingga mampu menjalankan profesi

mengajar tersebut secara profesional. Seperti yang dijelaskan C. V. Good

(Samana, 1987:69) bahwa pekerjaan yang berkualitas profesional memiliki

ciri-ciri tertentu, memerlukan persiapan atau pendidikan khusus bagi calon

pelakunya (membutuhkan pendidikan pra jabatan yang relevan), memiliki

kecakapan prasyarat yang telah ditentukan oleh pihak yang berwenang

(misal: organisasi profesional ataupun pemerintah) dan jabatan profesional

tersebut harus mendapat pengakuan dari masyarakat atau negara.

a. Tugas guru

Menurut Depdiknas, (2004:8), guru sebagai tenaga profesional

bertugas:

1) Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran,

2) Menilai hasil pembelajaran,

3) Melakukan bimbingan dan pelatihan,

4) Melakukan penelitian,

5) Membantu pengambangan dan pengelolaan program sekolah serta


(44)

b. Hak dan kewajiban guru

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

2005 tentang Guru dan Dosen mengatakan bahwa hak dan kewajiban

guru adalah sebagai berikut:

Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak:

1) memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan

jaminan kesejahteraan sosial,

2) mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan

prestasi kerja,

3) memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas

kekayaan intelektual,

4) memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi,

5) memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran

untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan,

6) memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut

menentukan kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada

peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan

peraturan perundang-undangan,

7) memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam

melaksanakan tugas,

8) memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi,

9) memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan


(45)

10)memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan

meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi,

11)memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam

bidangnya.

Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban:

1) merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran

yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran,

2) meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan

kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan

ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan seni,

3) bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan

jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau

latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik

dalam pembelajaran,

4) menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan

kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika,

5) memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Menurut Supriyadi (1993), untuk menjadi seorang guru yang

profesional harus dituntut untuk memiliki lima hal sebagai berikut:

1) Guru menguasai secara mendalam bahan atau mata pelajaran yang

diajarkan serta cara mengajarkannya pada siswa.


(46)

kepentingan siswa. Bagi seorang guru hal ini merupakan dua hal

yang tidak dapat dipisahkan.

3) Bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai

teknik evaluasi. Mulai dari pengamatan dalam perilaku siswa

sampai tes hasil belajar.

4) Guru mampu berpikir secara sistematis tentang apa yang

dilakukan, dan belajar dari pengalamannnya. Artinya, harus selalu

ada waktu untuk mengadakan refleksi terhadap apa yang telah

dilakukannya. Untuk bisa belajar dari pengalaman, ia harus tahu

mana yang benar dan mana yang salah, serta baik dan buruknya

pada proses belajar siswa.

5) Guru seyogianya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam

lingkungan profesinya, misalnya PGRI dan organisasi lainnya.

Kematangan profesional guru ditandai dengan perwujudan guru

yang memiliki keahlian, rasa tanggungjawab dan rasa kesejawatan

yang tinggi (Surya, 2003:30). Selain harus menjalankan tugasnya

secara profesional, seorang guru juga harus memiliki kompetensi.

Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan

perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan

oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Pendapat di atas sejalan dengan B. J Chandler (Sahertian,

1994:27) yang menjelaskan tentang profesi mengajar. Dikatakannya


(47)

kekhususan. Memerlukan kelengkapan mengajar dan ketrampilan yang

menggambarkan bahwa seseorang melakukan tugas mengajar yaitu

membimbing manusia.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi guru

merupakan suatu jabatan atau pekerjaan sebagai guru yang

membutuhkan pendidikan atau latihan khusus di bidang keguruan,

sehingga mampu mengerjakan tugas mengajarnya secara profesional,

dan mendapatkan pengakuan dari masyarakat dan negara.

c. Kompetensi guru

Undang-undang no. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,

pada Bab IV pasal 10 dan dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada Bab VI pasal 3 telah

menegaskan tentang kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan.

Kompetensi tersebut meliputi :

1) kompetensi pedagogik

Dalam Undang-undang No 14 tahun 2005 tentang guru dan doesn

dikemukakan kompetensi pedagogik adalah “kemampuan

mengelola pembelajaran peserta didik”. Kompetensi ini dapat

dilihat dari kemampuan merencanakan program belajar mengajar,

kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar


(48)

2) kompetensi kepribadian

Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar,

memiliki karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh

terhadap keberhasilan pengembangan sumber daya manusia.

Kepribadian yang mantap dari sosok seorang guru akan

memberikan teladan yang baik terhadap anak didik maupun

masyarakatnya, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang

patut “digugu” (ditaati nasehat/ucapan/perintahnya) dan “ditiru” (di

contoh sikap dan perilakunya). Kepribadian guru merupakan faktor

terpenting bagi keberhasilan belajar anak didik.

3) kompetensi profesional

Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, kompetensi profesional adalah “kemampuan penguasaan

materi pelajaran secara luas dan mendalam”. Surya (2003:138)

mengemukakan kompetensi profesional adalah berbagai

kemampuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya

sebagai guru profesional. Kompetensi profesional meliputi

kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan

yang harus diajarkannya beserta metodenya, rasa tanggung jawab

akan tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat guru lainnya.

4) kompetensi sosial

Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya


(49)

kelas merupakan perwujudan interaksi dalam proses komunikasi.

Menurut Undang-undang Guru dan Dosen kompetensi sosial

adalah “kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi

secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru,

orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar”. Surya

(2003:138) mengemukakan kompetensi sosial adalah kemampuan

yang diperlukan oleh seseorang agar berhasil dalam berhubungan

dengan orang lain. Dalam kompetensi sosial ini termasuk

keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan tanggung

jawab sosial.

3. Prestasi Belajar

a. Pengertian belajar

Menurut Winkel (1996:53) belajar adalah suatu aktivitas mental

atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,

yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

ketrampilan, dan nilai-nilai (sikap).

Morgan mengatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang

relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi akibat suatu hasil dari

latihan atau pengalaman (Wisnubrata Hendroyuwono, 1982/1983:3).

Moh. Surya (1981:32) menyimpulkan bahwa belajar ialah suatu proses

usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan


(50)

Dimyati Mahmud (1989:121-122) menyatakan bahwa belajar

adalah perubahan tingkah laku, baik yang dapat diamati maupun yang

tidak dapat diamati secara langsung, dan terjadi dalam diri seseorang

karena pengalaman.

Berdasarkan pengertian di atas dapat diidentifikasi ciri-ciri belajar

sebagai berikut:

1) Dalam belajar ada perubahan tingkah laku, baik tingkah laku yang

dapat diamati maupun tingkah laku yang tidak dapat diamati secara

langsung.

2) Dalam belajar,perubahan tingkah laku meliputi tingkah laku

kognitif, afektif, psikomotor, dan campuran.

3) Dalam belajar, perubahan terjadi melalui pengalaman atau latihan.

4) Dalam belajar, perubahan tingkah laku menjadi sesuatu yang relatif

menetap.

5) Belajar merupakan suatu proses usaha, yang artinya belajar

berlangsung dalam kurun waktu cukup lama.

Menurut Slameto (1988:3), ada enam ciri perubahan tingkah laku

dalam pengertian belajar:

1) Perubahan terjadi secara sadar.

Artinya individu yang belajar akan menyadari terjadinya

perubahan dalam dirinya sebagai akibat dari aktivitas belajar itu.


(51)

Sebagai hasil dari belajar, perubahan yang terjadi dalam diri

individu akan berlangsung terus-menerus dan tidak statis, serta

akan berguna untuk belajar selanjutnya.

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

Perubahan-perubahan dalam belajar akan berkembang ke arah

yang lebih baik dengan usaha individu tersebut.

4) Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara.

Hal ini berarti bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi setelah

belajar akan bersifat menetap.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan tau terarah.

Hal ini berarti bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena

ada tujuan yang hendak dicapai.

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Jika seseorang belajar mengenai sesuatu maka sebagai hasilnya dia

akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh baik

dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.

b. Pengertian prestasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1983:1659) prestasi

adalah hasil yang dicapai (dari yang telah dilakukan). Prestasi

merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang yang

merupakan hasil dari proses yang dilakukan dan menghasilkan


(52)

yang tercapai dan dapat di ukur dengan menggunakan alat ukur yaitu

tes (Winkel, 1986:48).

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan prestasi belajar anatara

lain sebagai berikut (Usman, 1993:9):

1) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa:

a) faktor jasmani meliputi seluruh hal yang berkaitan dengan

keadaan jasmani atau fisik siswa, baik yang bersifat bawaan

maupun yang diperoleh dari pengalaman.

b) faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh. Yang terdiri atas:

i. faktor intelektif yang meliputi faktor potensial yaitu

kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata,

yaitu prestasi yang dimiliki.

ii. Faktor non intelektif, yaitu faktor unsur-unsur

kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat,

kebutuhan, motivasi, emosi, dan penguasaan diri.

c) Faktor kematangan fisik maupun psikis

2) Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang

berpengaruh terhadap perolehan prestasi belajar siswa:

a) faktor lingkungan sosial di mana siswa tinggal, yaitu

lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan


(53)

b) faktor budaya yang ada di sekitar lingkungan hidup siswa

seperti adat istiadat yang berlaku di masyarakat, ilmu

pengetahuan, teknologi dan kesenian.

c) faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas

belajar.

d) faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar adalah kecakapan nyata dan dapat diukur yang berupa

pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai interaksi aktif antara subyek

belajar selama berlangsungnya proses belajar mengajar. Prestasi belajar

tercermin dalam IPK terakhir yang telah diperoleh mahasiswa.

4. Pengalaman PPL

Program Pengalaman Lapangan (PPL) dirancang untuk melatih

calon guru agar memiliki kecakapan keguruan secara lengkap dan

terintegrasi. Program ini meliputi latihan mengajar dan latihan

melaksanakan tugas-tugas kependidikan di Sekolah selain pembelajaran.

PPL merupakan muara dari seluruh program pendidikan

pra-jabatan guru. Oleh karena itu, pelaksanaan PPL dilakukan sesudah

mahasiswa memperoleh bekal yang memadai dalam berbagai bidang yang

berkaitan dengan tugasnya sebagai guru, seperti penguasaan landasan

kependidikan, penguasaan mata pelajaran, dan pengelolaan proses


(54)

Kecakapan keguruan mempunyai banyak aspek yang berkaitan,

yang harus dilatih secara bertahap dan terintegrasi. Keseluruhan

kecakapan keguruan perlu dilandasi dengan nilai serta sikap keguruan

yang positif.

Menurut Poerwodarminto (1996:8), “pengalaman adalah suatu

keadaan, situasi dan kondisi yang pernah dialami (dirasakan), dijalankan

dan ditanggung dalam praktek nyata”. Dari definisi tersebut dapat kita

lihat bahwa pengalaman dapat terjadi dimana saja, baik itu di sekolah

maupun di luar sekolah.

Selanjutnya menurut Oemar Hamalik (2002:171-172) PPL adalah

serangkaian kegiatan yang diprogramkan bagi siswa LPTK, yang meliputi

baik latihan mengajar maupun latihan di luar mengajar. Kegiatan ini

merupakan ajang untuk membentuk dan membina kompetensi-kompetensi

profesional yang dipersyaratkan oleh pekerjaan guru atau tenaga

kependidikan yang lain. Sasaran yang ingin dicapai adalah pribadi calon

pendidik yang memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, nilai dan

sikap, serta pola tingkah laku yang diperlukan bagi profesinya serta cakap

dan tepat menggunakannya di dalam penyelenggaraan pendidikan dan

pengajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Menurut Buku Pedoman Pelaksanaan Program Pengalaman


(55)

a. Mengenal lingkungan sosial sekolah secara cermat dan menyeluruh,

meliputi aspek fisik, tata administrasi, serta tata kurikuler dan

kegiatan kependidikan.

b. Menerapkan berbagai kecakapan keguruan secara menyeluruh dan

terintegrasi dalam situasi nyata di bawah bimbingan Guru Pamong

dan Dosen Pembimbing PPL.

c. Mengambil manfaat dari pengalaman ber-PPL agar semakin memiliki

kecakapan keguruan secara profesional.

d. Mengembangkan diri agar lebih disiplin karena calon guru menjadi

teladan untuk anak didik.

e. Melatih keterampilan pengelolaan kelas.

f. Melatih rasa percaya diri dalam menghadapi siswa yang beraneka

ragam atau unik.

5. Jenis Pekerjaan Orang Tua

a. Pengertian Jenis Pekerjaan

Definisi jenis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

yang mempunyai ciri (sifat, keturunan, dan sebagainya) yang khusus,

sedangkan pekerjaan adalah barang apa yang dilakukan (diperbuat,

dikerjakan, dan sebagainya); tugas kewajiban; hasil bekerja;

perbuatan. Jadi yang dimaksud dengan jenis pekerjaan adalah suatu

bentuk atau macam kegiatan yang dilakukan seseorang untuk


(56)

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu (Biro Pengembangan Sosial

Budaya, hal 12):

1) Pekerjaan Pokok

Pekerjaan pokok adalah pekerjaan yang dimiliki seseorang

sebagai sumber utama dari penghasilan, yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat pekerjaan ini adalah

tetap.

2) Pekerjaan sampingan atau sambilan

Pekerjaan sampingan atau sambilan adalah pekerjaan yang

dimiliki atau dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan

tambahan untuk memperoleh penghasilan tambahan guna

memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Sifat pekerjaan

sampingan atau sambilan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok.

Dalam penelitian ini penulis membedakan pekerjaan orang tua

menjadi dua jenis, yaitu:

a) Guru

b) Bukan Guru

b. Pengertian Orang Tua

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1999:706),

orang tua adalah ayah, ibu kandung; orang yang dihormati (disegani)

di kampung; tetua. Jadi orang tua adalah setiap orang yang

bertanggung jawab dalam penghidupan sehari-hari. Lazimnya disebut


(57)

memegang peranan dalam kelangsungan hidup suatu rumah tangga

atau keluarga. Sedangkan semua anak-anaknya yang berada di bawah

penguasaan maupun asuhan dan bimbingannya disebut sebagai

anggota keluarga.

Oleh sebab itu orang tua mempunyai peranan yang penting dan

memiliki tanggung jawab yang besar terhadap semua anggota

keluarga yang berada di bawah tanggung jawabnya.

B. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh Prestasi Belajar Terhadap Minat untuk Menjadi Guru

Keberhasilan dapat dilihat dari prestasi belajar yang telah dicapai

mahasiswa. Indeks Prestasi (IP) adalah nilai kredit rata-rata yang

merupakan satuan nilai akhir, menggambarkan kadar daya serap suatu

hasil belajar. Indeks Prestasi Komulatif (IPK) menunjukkan penguasaan

teori atau pengetahuan materi kuliah. Dengan demikian apabila prestasi

belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi FKIP USD tinggi yang

ditunjukkan dalam IPK tinggi, maka diduga minat mahasiswa untuk

menjadi guru juga tinggi.

2. Pengaruh Pengalaman PPL 2 Terhadap Minat untuk Menjadi Guru

Praktik nyata yang pernah dialami dan dijalankan oleh para

mahasiswa keguruan melalui serangkaian kegiatan PPL merupakan ajang


(58)

dan tepat dalam menggunakannya. Dengan adanya

kompetensi-kompetensi yang dimiliki bagi para calon guru, kegiatan PPL merupakan

kegiatan yang tepat sasaran karena langsung tertuju pada objek yang

sebenarnya yaitu para peserta didik. Dengan pengalaman terjun langsung

di lapangan maka memungkinkan mahasiswa program studi pendidikan

akuntansi FKIP USD untuk lebih berminat menjadi guru.

3. Pengaruh Jenis Pekerjaan Orang Tua Terhadap Minat untuk Menjadi Guru

Orang tua memiliki peranan yang sangat penting di dalam

keluarga, terutama dalam memberikan perhatian dan dukungan terhadap

anak-anak, selain itu orang tua memiliki peranan dalam mencakupi

kebutuhan mereka seperti pendidikan, kesehatan, sandang dan juga

pangan. Untuk dapat melakukan itu semua, orang tua harus bekerja. Jenis

pekerjaan yang dilakukan antara orang tua yang satu dengan yang lain

berbeda.

Jenis pekerjaan orang tua diduga dapat menimbulkan minat

anak-anak mereka dalam menentukan jenis pekerjaan apa yang akan mereka

tekuni. Jika jenis pekerjaan orang tuanya sebagai seorang guru, maka tidak

menutup kemungkinan akan menimbulkan minat yang tinggi pada diri

anak tersebut untuk mengikuti jejak orang tuanya sebagai guru. Akan

tetapi jika jenis pekerjaan orang tuanya bukan sebagai guru, keinginan

untuk menjadi seorang guru kecil. Walaupun begitu, tetap diharapkan anak

tersebut memiliki minat terhadap profesi guru dengan bekal ilmu dan


(59)

pengetahuan mereka dari membaca tentang profesi guru dan melihat

pengalaman seseorang yang sukses menjadi seorang guru.

Selanjutnya paradigma penelitian ini dapat dilukiskan sebagai berikut:

Gambar 1. Pengaruh Antar Variabel Penelitian

Keterangan:

X1 : Variabel Prestasi Belajar

X2 : Variabel Pengalaman PPL 2

X3 : Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua

Y : Variabel Minat Menjadi Guru

: Pengaruh parsial antara prestasi belajar, pengalaman PPL

dan jenis pekerjaan orang tua terhadap minat menjadi

guru X1

X2

Y


(60)

C. Hipotesis Penelitian

1. Terdapat pengaruh prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan

Akuntansi angkatan 2006-2007 FKIP USD terhadap minat menjadi guru.

2. Terdapat pengaruh pengalaman PPL 2 mahasiswa Program Studi

Pendidikan Akuntansi angkatan 2006-2007 FKIP USD terhadap minat

menjadi guru.

3. Terdapat pengaruh jenis pekerjaan orang tua mahasiswa Program Studi

Pendidikan Akuntansi angkatan 2006-2007 FKIP USD terhadap minat


(61)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, penelitian ini merupakan

penelitian ex post facto, karena hanya mengungkapkan data yang sudah ada atau dilakukan setelah kejadian berlangsung dengan menggunakan pendekatan

kuantitatif. Hasil penelitian yang berwujud data kuantitatif akan dianalisis

dengan teknik statistik.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Prodi Pendidikan Akuntansi FKIP Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta dengan alamat Mrican, Tromol Pos 29,

Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober s/d November 2010.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

“Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas


(62)

kesimpulannya” (Sugiyono, 2003:55). Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi yang sudah mengambil

mata kuliah PPL 2, karena mahasiswa yang sudah melaksanakan kegiatan

PPL 2 lebih mempunyai pengalaman mengenai praktik pengajaran di

sekolah-sekolah secara nyata.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan

menggunakan cara-cara tertentu (FX. Muhadi, 2002:61). Dalam menentukan

besar kecilnya sampel, sebenarnya tidak ada ketepatan yang mutlak.

Sehingga dari berbagai pertimbangan menyatakan sebagai berikut : Apabila

subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Sebaliknya apabila subjeknya besar dapat

diambil 20%-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari :

a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga, dan biaya.

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini

menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian

yang resikonya lebih besar tentu saja jika sampelnya lebih besar,

hasilnya akan lebih baik (Suharsimi, 1997:112).

Dalam penelitian ini sampel yang diambil sebanyak 60 mahasiswa, yang

terdiri dari 41 mahasiswa dari angkatan 2006 dan 19 mahasiswa dari


(63)

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah purposive sampling

dikenal juga dengan sampel pertimbangan, terjadi apabila pengambilan

sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan peneliti (FX. Muhadi,

2002:168). Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Pendidikan

Akuntansi angkatan 2006 dan 2007 yang diambil dengan pertimbangan

mahasiswa angkatan 2006 dan 2007 masih mudah ditemui dan masih

banyak yang belum menyelesaikan kuliahnya.

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998:99). Dalam penelitian ini

terdapat dua variabel, yaitu:

a. Variabel Bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini

yaitu :

1) Prestasi Belajar (X1)

2) Pengalaman PPL 2 (X2)

3) Jenis Pekerjaan Orang Tua (X3)

b. Variabel Terikat (dependent variable) adalah variabel yang menjadi akibat dari variabel bebas (Suharsimi Arikunto, 1991:93). Variabel


(64)

2. Pengukuran Variabel Penelitian

a. Variabel Minat Menjadi Guru

Untuk mengukur minat mahasiswa untuk menjadi guru, cara yang

digunakan adalah menggolongkan minat mahasiswa menjadi guru

menjadi dua, yaitu secara intrinsik dan secara ekstrinsik (Giyatama,

1990:6). Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Sub Variabel Sub-sub Variabel Indikator Pertanyaan positif negatif Minat Secara Intrinsik a. Sikap b. Persepsi c. Bakat d. Intelegensi

- Memiliki sikap tertarik terhadap profesi guru.

- Merupakan cita-cita sejak kecil - Senang bergaul dengan banyak orang. - Situasi kerja yang nyaman.

- Siswa memiliki pandangan yang positif terhadap profesi guru.

- Peluang kerja guru. - Jenjang karier guru jelas. - Jam kerja singkat.

- Guru memerlukan kesabaran.

- Ingin berbagi ilmu kepada orang lain.

- Memiliki kemampuan dan ketrampilan mengajar.

- Mampu mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya tentang keguruan.

1 2 3 4 5,6,7, 12, 13 8 9 10 15 16 17 11


(65)

Pengalaman PPL 2 Ketertarikan Proses pembelajaran Kemampuan mengajar

- Memiliki rasa senang bertemu orang-orang baru.

- Sulit berinteraksi dengan orang-orang baru.

- Mahasiswa dibantu oleh guru saat pelaksanaan PPL.

- Mahasiswa PPL sangat dihargai oleh siswa tempat PPL.

- Merasa nyaman berada di lingkungan PPL.

- Mampu bekerjasama dengan guru dan pihak sekolah lainnya.

- Mampu menyiapkan administrasi pembelajaran sebelum mengajar. - Ketrampilan mengajar

- Kemampuan mengelola kelas

- Merasa senang terlibat dalam kegiatan di sekolah tempat PPL.

- Pendampingan belajar

1 3 4 5 6 10 11, 14, 15 16, 17, 18 2

7, 8, 9

12, 13

Pengukuran variabel minat mahasiswa untuk menjadi guru didasarkan pada

indikator-indikatornya. Masing-masing dari indikator dijabarkan dalam bentuk

pertanyaan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert, yaitu skala

yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi dan minat seseorang

atau kelompok orang tentang suatu fenomena sosial. Skor jawaban setiap item


(66)

Tabel 3.2

Skoring Berdasarkan Skala Linkert

Alternatif Jawaban Skor

Pernyataan

Positif

Pernyataan

Negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Ragu-ragu (R) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

b. Variabel Prestasi Belajar

Prestasi belajar mahasiswa adalah hasil yang diperoleh mahasiswa

selama mengikuti perkuliahan yang dapat dilihat dari indeks

prestasi (IP). Indeks prestasi terdiri dari indeks prestasi semester

(IPS), yang dihitung pada tiap semester dan indeks prestasi

kumulatif (IPK) yang dihitung kumulatif dari semester pertama

sampai dengan semester terakhir. Dalam penelitian ini, yang

menjadi alat ukur untuk melihat prestasi belajar mahasiswa adalah

menggunakan indeks prestasi kumulatif. Pemberian skor dalam


(67)

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel Prestasi Belajar Mahasiswa

No Prestasi Skor

1.

2.

3.

4.

5.

IPK 3,0 s/d 4,0

IPK 2,5 s/d 2,9

IPK 2,0 s/d 2,4

IPK 1,5 s/d 1,9

Lebih kecil dari 1,5

1

2

3

4

5

c. Variabel Pengalaman PPL 2

Indikator pengalaman PPL 2 yang terdiri dari kemampuan

mengajar, mengelola kelas dan mengerjakan tugas administrasi.

Indikator-indikator tersebut dituangkan dalam bentuk kuesioner

dan diukur dengan skala Likert. Pemberian skor adalah sebagai

berikut :

Tabel 3.4

Skor Variabel Pengalaman PPL 2

Jawaban Pilihan Kuesioner

Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2


(68)

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

d. Variabel jenis pekerjaan orang tua

Pekerjaan orang tua adalah pekerjaan pokok yang ditekuni

orang tua mahasiswa setiap harinya. Dalam penelitian ini, penulis

mengelompokkan ke dalam dua golongan yaitu guru dan bukan

guru, yang kemudian diberi skor sebagai berikut:

Tabel 3.5

Jenis Pekerjaan Orang Tua

Jenis Pekerjaan Skor

Guru

Bukan Guru

1 2

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto 2006:151).

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu teknik yang dimungkinkan oleh peneliti

untuk memperoleh informasi tentang gambaran umum universitas dan


(69)

responden, yaitu jumlah mahasiswa yang masih aktif di kampus. Selain

itu juga untuk mengetahui data prestasi belajar yang dilihat dari IPK.

F. Pengujian Instrumen Penelitian

a. Pengujian Validitas

Validitas instrumen adalah taraf sampai dimana suatu instrumen

mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995:242).

Pengujian validitas (test of validity) dimaksudkan untuk mengetahui apakah butir-butir pertanyaan mampu mengukur yang seharusnya diukur

(sahih) atau tidak. Uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan

rumus teknik korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Karl Person (Arikunto, 2002:243):

r

xy

=

{

}

{

∑ ∑

− 2 2 2 2 ) ( ) ( ) )( ( Y Y N X X N Y X XY N Keterangan:

r

xy : koefisien korelasi antar variabel X dan Y

N X Y : : : jumlah subyek

skor masing-masing item tes ke 1

skor total setiap item tes ke 1

XY : produk dari X dan Y


(70)

Y : jumlah nilai Y

2

X : jumlah X kuadrat

2

Y : jumlah Y kuadrat (Suharsimi Arikunto, 2002:146)

Pelaksanaan perhitungan uji validitas item pada penelitian ini penulis

menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science). Kemudian mencari r tabel yaitu dengan dk= n- dengan taraf signifikansi

5%. Kriteria pengujian adalah apabila rhitung lebih besar dari pada r tabel

maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Sebaliknya apabila rhitung

lebih kecil dari rtabel maka butir soal tersebut tidak valid.

Pelaksanaan uji coba instrumen penelitian ini dilakukan pada

mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

dengan jumlah responden 48 orang. Dari hasil uji coba tersebut diketahui

harga kritik Product Moment tabel (r tabel) sebesar 0,284 dengan taraf signifikansi 5%. Adapun hasil uji coba validitas sebagai berikut:

Tabel 3.6

Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Item Variabel Pengalaman PPL 2

Butir No.

Nilai r Tabel Nilai r hitung Status

1 0,284 0,457 Valid

2 0,284 0,450 Valid

3 0,284 0,432 Valid


(71)

5 0,284 0,336 Valid

6 0,284 0,563 Valid

7 0,284 0,443 Valid

8 0,284 0,361 Valid

9 0,284 0,462 Valid

10 0,284 0,450 Valid 11 0,284 0,469 Valid 12 0,284 0,370 Valid 13 0,284 0,553 Valid 14 0,284 0,408 Valid 15 0,284 0,339 Valid 16 0,284 0,284 Valid 17 0,284 0,444 Valid 18 0,284 0,291 Valid

Tabel 3.7

Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Item Variabel Minat Menjadi Guru

Butir No.

Nilai r Tabel Nilai r hitung Status

1 0,284 0,782 Valid

2 0,284 0,540 Valid

3 0,284 0,577 Valid

4 0,284 0,752 Valid

5 0,284 0,632 Valid

6 0,284 0,706 Valid

7 0,284 0,677 Valid

8 0,284 0,772 Valid

9 0,284 0,681 Valid

10 0,284 0,419 Valid 11 0,284 0,458 Valid 12 0,284 0,692 Valid 13 0,284 0,729 Valid 14 0,284 0,575 Valid 15 0,284 0,785 Valid 16 0,284 0,765 Valid 17 0,284 0,613 Valid


(72)

Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa keseluruhan nilai rhitung

menunjukkan angka yang lebih besar dari pada rtabel (0,284). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan variabel

pengalaman PPL 2 dan minat siswa untuk menjadi guru adalah valid.

b. Pengujian Reliabilitas

Menurut Bhuono Agung Nugroho (2005:72), reliabilitas

(keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi

responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan

konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun

dalam suatu bentuk kuesioner.

Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya. Reliabilitas dinyatakan dengan

angka-angka, biasanya sebagai suatu koefisien yang tinggi menunjang

reliabilitas yang tinggi pula. Untuk pengujian ini digunakan rumus

koefisien Alpha Cronbach (Arikunto, 2002:193).

r11 =

(

)

⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ −1 k k ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡

2

2 1 t b σ σ Keterangan :

r

11 k

σ

2 b

= reliabilitas instrumen

= banyak butir pertanyaan


(73)

σ

2

t

= varian total

Nilai varian butir dapat dicari berdasarkan rumus sebagai berikut:

( )

n n

x

x

2 2 2

∑ ∑ =

σ

Keterangan:

n = jumlah responden

X = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)

Sebagai pedoman untuk menentukan keterhandalan variabel

penelitian, digunakan interpretasi nilai r sebagai berikut (Suharsimi

Arikunto, 1989:167):

Tabel 3.8

Tingkat Keterhandalan Variabel Penelitian

No Koefisien Alpha Tingkat Keterandalan

1. 0,800-1,00 Sangat Tinggi

2. 0,600-0,799 Tinggi

3. 0,400-0,599 Cukup

4. 0,200-0,399 Rendah


(74)

Menurut pendapat Nunnaly (Ghozali, 2001) jika rhitung lebih besar

dari 0,60 maka butir soal dapat dikatakan reliabel. Sebaliknya, jika

rhitung lebih kecil dari 0,60 maka butir soal tersebut tidak reliabel.

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus

Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi 12. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.9

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Kriteria

Reliabilitas

Koefisien Alpha Cronbach

Status

Pengalaman PPL 2 0,6 0,823 Reliabel Minat mahasiswa untuk

menjadi guru

0,6 0,928 Reliabel

Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa koefisien Alpha Cronbach variabel pengalaman PPL 2 dan variabel minat mahasiswa untuk menjadi guru sebesar 0,823 dan 0,928. Kedua variabel tersebut

memiliki koefisien Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6. Jadi dapat disimpulkan bahwa kuesioner variabel pengalaman PPL 2 dan minat


(75)

G. Prasyarat Analisis

Untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang tepat diperlukan

analisis data yang benar. Sebelum data dianalisis maka terlebih dahulu

dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang

digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Untuk

mengetahui hal tersebut digunakan rumus Kolmogorov-Smirnov

(Sugiyono, 1999:255) yang dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :

Dmaximum = [Sn(X1)−Sn(X2)] Keterangan :

Dmaximum : deviasi maximum

Sn(X1) : distribusi kumulatif yang ditentukan

Sn(X2) : distribusi kumulatif yang diobservasi Kriteria penerimaan:

- Jika nilai Fhitung > dari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 0,05

maka distribusi data dikatakan tidak normal

- Jika nilai Fhitung < dari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 0,05

maka distribusi data dikatakan normal

2. Uji Linieritas


(76)

persamaan regresi dengan menguji signifikansi nilai F. Adapun rumus

yang digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut (Sudjana,

1996:332): e S TC S F 2 2 = Keterangan:

( )

2 2 − = k TC JK TC S

( )

2 2 − = k E JK e S Dimana:

F = Harga bilangan F untuk garis regresi

TC

S2 = Varian tuna cocok

e

S2 = Varian kekeliruan

( )

TC

JK = Jumlah kuadrat tuna cocok

( )

E

JK = Jumlah kuadrat kekeliruan Kriteria yang digunakan yaitu:

- Jika Fhitung < dari nilai Ftabel maka hubungan antar variabel bebas

dengan variabel terikat bersifat linier.

- Jika Fhitung> dari nilai Ftabel maka hubungan antar variabel bebas


(77)

3. Uji Homogenitas

Untuk menggeneralisasikan hasil penelitian maka harus lebih

dahulu yakin bahwa kelompok-kelompok yang membentuk sampel

berasal dari populasi yang sama. Kesamaan asal sampel ini antara lain

dibuktikan dengan adanya kesamaan variasi diantara kelompok

sampel, dan ini mengandung arti bahwa kelompok-kelompok tersebut

homogen, maka dapat dikatakan bahwa kelompok-kelompok sampel

tersebut berasal dari populasi yang sama. Metode yang dipakai dalam

pengujian ini adalah uji Barlett (Arikunto, 2004:215). Adapun langkah-langkah uji homogenitas menurut Sudjana (2002: 250)

sebagai berikut:

rkecil Varians te

rbesar Varians te F =

Harga Fhitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga

Ftabel dengan dk pembilang n -1 dan dk penyebut n – 1. Dalam hal ini

berlaku ketentuan bila harga Fhitung lebih kecil atau sama dengan

Ftabel ( Fhitung ≤ Ftabel ), maka dapat disimpulkan bahwa varians data

yang akan dianalisis homogen.

H. Pengujian Hipotesis

Analisis yang digunakan untuk menguji model dalam penelitian ini adalah


(78)

a. Perumusan Hipotesis

Dalam penelitian ini rumusan hipotesis yang akan digunakan adalah:

1) Hipotesis 1

Ho = tidak ada pengaruh prestasi belajar mahasiswa Prodi

Pendidikan Akuntansi angkatan 2006-2007 FKIP

USD terhadap minat untuk menjadi guru.

H1 = ada pengaruh prestasi belajar mahasiswa Prodi

Pendidikan Akuntansi angkatan 2006-2007 FKIP

USD terhadap minat untuk menjadi guru.

Untuk menguji hipotesis pertama, digunakan rumus analisis

varian Uji F (One Way Anova). Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan (jelas) antara

rata-rata hitung tiga kelompok atau lebih.

2) Hipotesis 2

Ho = tidak ada pengaruh pengalaman PPL 2 mahasiswa

Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2006-2007

FKIP USD terhadap minat untuk menjadi guru.

H1 = ada pengaruh pengalaman PPL 2 mahasiswa Prodi

Pendidikan Akuntansi angkatan 2006-2007 FKIP

USD terhadap minat untuk menjadi guru.

Untuk menguji hipotesis kedua, digunakan analisis regresi

linear sederhana. Rumus yang digunakan analisis regresi satu


(79)

Y= a + bx

Keterangan :

Y= kriteria

x = prediktor

a = bilangan konstan

b = bilangan koefisien prediktor (Sugiono, 2003 : 244)

3) Hipotesis 3

Ho = tidak ada pengaruh jenis pekerjaan orang tua

mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan

2006-2007 FKIP USD terhadap minat untuk menjadi

guru.

H1 = ada pengaruh jenis pekerjaan orang tua mahasiswa

Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2006-2007

FKIP USD terhadap minat untuk menjadi guru.

Untuk menguji hipotesis ketiga, digunakan rumus uji beda

mean yaitu uji t. Pengolahan data ini dilakukan dengan bantuan

komputer dengan menggunakan program SPSS versi 12.

b. Penentuan Taraf Signifikansi

Pengujian hipotesis yang akan digunakan untuk mengetahui pengaruh

variabel-variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat, yaitu

dengan memanfaatkan uji t. Adapun rumus uji t yang digunakan adalah


(80)

t =

2

1 2

r n r

− −

Keterangan :

t = nilai t hitung

r = koefisien korelasi

n = jumlah sampel (Sugiyono, 2003 : 215)

Untuk mengetahui apakah hipotesis ditolak atau diterima, maka harus

membandingkan harga t dengan derajat kebebasan pada taraf signifikan

5%.

c. Penarikan kesimpulan

1) Sig < taraf nyata (0,05) maka Ho ditolak


(1)

133 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

(3)

135 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

(5)

137

 

LAMPIRAN

7

Surat Ijin Penelitian

                       


(6)

138

 


Dokumen yang terkait

PENGARUH INTENSITAS BELAJAR DAN POLA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN 2006.

0 2 9

Hubungan prestasi belajar, pengalaman PPL 2 dan latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat menjadi guru akuntansi : studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyak

0 0 161

Hubungan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jenis pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa : studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2007-2010.

3 5 148

Pengaruh status sosial ekonomi orang tua dan konsep diri mahasiswa terhadap minat berwirausaha bimbingan belajar : studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

0 0 145

Minat mahasiswa jurusan akuntansi untuk mengikuti pendidikan profesi guru ditinjau dari jenis kelamin, IPK, dan pekerjaan orang tua : studi kasus mahasiswa Akuntansi Angkatan 2007-2009 Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 143

Hubungan pengajaran mikro dan program pengalaman lapangan di sekolah dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru : studi kasus mahasiswa Universitas Sanata Dharma Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan angkatan 2005.

0 0 135

Hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap status sosial guru dan prestasi belajar dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus pada mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006.

0 0 159

Hubungan antara jenis pekerjaan orang tua dan prestasi belajar dengan minat berwirausaha mahasiswa : studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2003-2004 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 3 109

PENGARUH PRESTASI BELAJAR, PENGALAMAN PPL 2, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT UNTUK MENJADI GURU

0 0 158

Hubungan prestasi belajar, pengalaman PPL 2 dan latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat menjadi guru akuntansi : studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyak

0 0 159