Pengaruh variasi jumlah CMC-Na sebagai gelling agent terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan sabun cuci tangan antibakteri ekstrak etanol daun beluntas (pluchea indica (l.) less) - USD Repository

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENGARUH VARIASI JUMLAH CMC-Na SEBAGAI GELLING AGENT
TERHADAP SIFAT FISIK DAN STABILITAS FISIK SEDIAAN SABUN
CUCI TANGAN ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN BELUNTAS
(Pluchea indica (L.) Less)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :
Marcelina Widani Amanda Rompas
NIM : 108114163

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENGARUH VARIASI JUMLAH CMC-Na SEBAGAI GELLING AGENT
TERHADAP SIFAT FISIK DAN STABILITAS FISIK SEDIAAN SABUN
CUCI TANGAN ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN BELUNTAS
(Pluchea indica (L.) Less)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi


Oleh :
Marcelina Widani Amanda Rompas
NIM : 108114163

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN
Don’t feel pressured to know what your life purpose is.
Just chill out and enjoy the peace.
The idea will come.
– Josh Langley -


Kupersembahkan karyaku ini untuk:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Ibu dan Papa tercinta atas cinta dan kasih sayangnya
Adikku Bernadette Sonya Anindita Rompas
Martinus Rubiarso
Sahabat-sahabatku
Almamaterku

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

v


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,
rahmat dan karunia-Nya selama penelitian dan penyusunan skripsi ini sehingga
dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul PENGARUH VARIASI

JUMLAH CMC-Na SEBAGAI GELLING AGENT TERHADAP SIFAT FISIK
DAN STABILITAS FISIK SEDIAAN SABUN CUCI TANGAN EKSTRAK
ETANOL DAUN BELUNTAS (Pluchea indica (L.) Less) ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Program
Studi Ilmu Farmasi (S. Farm.). Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan
dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Septimawanto Dwi Prasetyo, M.Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama
penelitian maupun penyusunan skripsi.
2. Bapak Prof. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt., selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan masukan, kritik dan saran kepada penulis.
3. Bapak Enade Perdana Istyastono, Ph.D., Apt., selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan masukan, kritik dan saran kepada penulis.
4. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
5. Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma atas ilmu yang
diberikan dan kebersamaan selama kuliah berlangsung.

vii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6. Pak Musrifin, Pak Mukmin, Mas Agung serta laboran-laboran lainnya atas
bantuan selama penulis menyelesaikan penelitian.
7. Kedua orang tua penulis, Abraham Sonny Rompas dan Cornelia Tri Widayati
atas doa dan dukungan yang selalu diberikan kepada penulis selama penelitian
dan penyusunan skripsi.
8. Bernadette Sonya Anindita Rompas dan Martinus Rubiarso yang selalu
memberikan semangat dan dorongan kepada penulis.
9. Partner skripsiku Rosalia Suryaningtyas atas kesabaran, kerjasama, suka duka
dan bantuannya selama mengerjakan penelitian dan penyusunan skripsi ini.
10. Romo Irsan Rimawal, SJ., atas dukungan dan doa yang diberikan kepada
penulis.
11. Emmanuella Venni dan Yustina Retno Larasati yang banyak membantu dan

mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Teman-teman satu laboratorium yang sering memberi masukan kepada penulis
selama penelitian Yoestenia, Devina, Palma, dan Ita.
13. Teman-teman yang telah menghibur penulis dalam kepenatan selama
penelitian dan penyusunan skripsi Emilia Jevina, Karonia “Inem”, dan Febrian
Cahyadi.
14. Teman-teman Kos Muria: Mbak Hana, Mbak Astrid, Kak Sofi, Arvita, Kak
Frada, Jessi dll. Terimakasih telah menemani penulis begadang dalam
menyelesaikan skripsi.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15. Terimakasih kepada teman-teman Farmasi: Rosa, Titi, Sita, Sisca, Epong,

Apong, Nita, Widya dan teman-teman FST B. Atas kebersamaannya selama
ini.
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penyelesaian skripsi ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis membutuhkan saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga
skripsi ini kiranya dapat memberikan inspirasi dan manfaat dan kegunaannya bagi
pembaca dan dapat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 5 Agustus 2014
Penulis

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................................

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..............................................................


v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .............................

vi

PRAKATA ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI .........................................................................................................

x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xix
INTISARI.............................................................................................................. xxi
ABSTRACT ............................................................................................................ xxii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................

1

A. Latar Belakang .........................................................................................

1

1. Rumusan masalah ...............................................................................

4

2. Keaslian penelitian .............................................................................

4

3. Manfaat penelitian ..............................................................................

5

B. Tujuan Penelitian .....................................................................................

6

1. Tujuan umum .....................................................................................

6

2. Tujuan khusus .....................................................................................

6

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ................................................................

7

A. Cuci Tangan .............................................................................................

7

B. Bakteri ......................................................................................................

7

C. Isolasi Mikroba ........................................................................................

9

1. Metode taburan....................................................................................

9

2. Metode sebaran ................................................................................... 10
3. Metode goresan ................................................................................... 10
D. Uji Potensi Senyawa Antibakteri ............................................................. 10
1. Metode difusi sumuran ........................................................................ 11
2. E-test ................................................................................................... 11
3. Metode disk plate ................................................................................ 11
4. Metode ditch-diffusion ........................................................................ 11
E. Pengukuran Diameter Zona Hambat ......................................................... 12
F. Daun Beluntas .......................................................................................... 12
1. Taksonomi tanaman ............................................................................ 12
2. Nama tanaman ..................................................................................... 13
3. Deskripsi tanaman ............................................................................... 13
4. Kandungan kimia ................................................................................ 14
5. Manfaat daun beluntas ........................................................................ 14
G. Ekstraksi ................................................................................................... 14
1. Maserasi .............................................................................................. 15
H. Sabun ........................................................................................................ 16
I. Gel ............................................................................................................ 16
J. Gelling agent ............................................................................................ 16
1. Sodium Carboxy Methyl Cellulose (CMC-Na) ................................... 17
K. Formulasi ................................................................................................. 18
1. Surfaktan (Sodium Lauryl Sulphate) .................................................. 18
2. Humektan ............................................................................................ 19
a. Gliserol .......................................................................................... 19
b. Propilen glikol ............................................................................... 20

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3. Pengawet (metil paraben) .................................................................... 20
4. Etanol .................................................................................................. 22
5. Aquadest (air murni) ........................................................................... 22
L. Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik ................................................................. 22
1. Viskositas ........................................................................................... 23
2. Penetapan pH ...................................................................................... 23
3. Ketahanan busa ................................................................................... 24
M. Landasan Teori .......................................................................................... 24
N. Hipotesis.................................................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 26
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................... 26
B. Variabel Penelitian ................................................................................... 26
C. Definisi Operasional ................................................................................. 27
D. Bahan dan Alat Penelitian ........................................................................ 29
1. Bahan penelitian ................................................................................. 29
2. Alat penelitian .................................................................................... 29
E. Tata Cara Penelitian ................................................................................. 30
1. Pembuatan serbuk daun beluntas ....................................................... 30
a. Pengumpulan bahan daun beluntas ............................................... 30
b. Pembuatan serbuk daun beluntas .................................................. 30
2. Pembuatan ekstrak etanol daun beluntas ............................................ 30
a. Ekstraksi serbuk daun beluntas ..................................................... 30
b. Penetapan kadar total fenolik ....................................................... 31
3. Uji potensi antibakteri ekstrak etanol daun beluntas ......................... 31
a. Pembuatan stok isolat bakteri tangan ............................................ 31
b. Pembuatan suspensi isolat bakteri uji ........................................... 31
c. Pembuatan konsentrasi ekstrak etanol daun beluntas ................... 32
d. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun beluntas................... 33
e. Penentuan konsentrasi ekstrak ...................................................... 34

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4. Pembuatan sediaan gel sabun cuci tangan antibakteri ekstrak etanol
daun beluntas ....................................................................................... 34
a. Modifikasi formula gel sabun cuci tangan antibakteri ekstrak etanol
daun beluntas ................................................................................. 34
b. Pembuatan gel sabun cuci tangan antibakteri ekstrak etanol daun
beluntas ......................................................................................... 35
5. Evaluasi sediaan gel sabun cuci tangan antibakteri ekstrak etanol daun
beluntas ............................................................................................... 35
a. Sifat fisik ....................................................................................... 35
b. Stabilitas fisik ................................................................................ 36
6. Uji aktivitas antibakteri sediaan gel sabun cuci tangan antibakteri
ekstrak etanol daun beluntas terhadap isolat bakteri tangan ............... 37
a. Pembuatan suspensi bakteri uji ..................................................... 37
b. Uji aktivitas sediaan gel sabun cuci tangan antibakteri ekstrak
etanol daun beluntas ...................................................................... 37
F. Analisis Data ............................................................................................ 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 39
A. Pengumpulan Bahan dan Determinasi Tanaman .................................... 39
B. Pembuatan Serbuk Daun Beluntas ........................................................... 40
C. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Beluntas ............................................... 41
D. Uji Potensi Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas ........................... 42
1. Isolasi bakteri tangan .......................................................................... 42
2. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun beluntas ........................ 43
E. Pembuatan Sediaan Sabun Cuci Tangan Antibakteri Ekstrak Etanol Daun
Beluntas .................................................................................................... 50
F. Uji Sifat Fisik Sediaan Gel Sabun Cuci Tangan Antibakteri Ekstrak
Etanol Daun Beluntas ............................................................................... 53
1. Uji organoleptis ................................................................................. 53
2. Uji pH ................................................................................................ 54
3. Viskositas ........................................................................................... 54

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4. Ketahanan busa .................................................................................. 57
G. Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel Sabun Cuci Tangan Antibakteri Ekstrak
Etanol Daun Beluntas ............................................................................... 59
1. Organoleptis dan pH ........................................................................... 59
2. Viskositas ........................................................................................... 59
3. Ketahanan busa .................................................................................. 61
H. Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel Sabun Cuci Tangan Antibakteri
Ekstrak Etanol Daun Beluntas.................................................................. 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 65
A. Kesimpulan .............................................................................................. 65
B. Saran ......................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67
LAMPIRAN ......................................................................................................... 71
BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................... 111

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I.

Struktur Sel Bakteri ................................................................................

Tabel II.

Formula Sediaan Gel Sabun Cuci Tangan Antibakteri Ekstrak
Etanol Daun Beluntas .............................................................................

Tabel III.

49

Formula Sediaan Gel Sabun Cuci Tangan Antibakteri Ekstrak
Etanol Daun Beluntas ............................................................................. .

Tabel IX.

48

Hasil Uji Wilcoxon Diameter Zona Hambat Ekstrak Etanol Daun
Beluntas terhadap Isolat Bakteri Punggung Tangan.............................

Tabel VIII.

47

Hasil Uji Kruskal-Wallis Diameter Zona Hambat Ekstrak Etanol
Daun Beluntas terhadap Isolat Bakteri Tangan ......................................

Tabel VII.

45

Nilai Probabilitas uji Shapiro-Wilk Diameter Zona Hambat Ekstrak
Etanol Daun Beluntas terhadap Isolat Bakteri Tangan ..........................

Tabel VI.

35

Diameter Zona Hambat Ekstrak Etanol Daun Beluntas terhadap
Isolat Bakteri Tangan .............................................................................

Tabel V.

34

Variasi Jumlah CMC-Na pada Formula Sediaan Gel Sabun Cuci
Tangan Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas ...............................

Tabel IV.

8

52

Data Uji Organoleptis Sediaan Gel Sabun Cuci Tangan
Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas Selama 48 jam
Penyimpanan ........................................................................................

Tabel X.

Data Uji pH Sediaan Gel Sabun Gel Cuci Tangan Antibakteri
Ekstrak Etanol Daun Beluntas Selama 48 jam Penyimpanan ................

Tabel XI.

54

54

Data Viskositas Sediaan Gel Sabun Gel Cuci Tangan Antibakteri
Ekstrak Etanol Daun Beluntas Selama 48 jam Penyimpanan ................

xv

54

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Tabel XII.

Uji Shapiro-Wilk Viskositas Sediaan Gel Sabun Cuci Tangan
Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas Selama 48 jam
Penyimpanan ...........................................................................................

Tabel XIII.

55

Nilai Probabilitas Uji Post Hoc Viskositas Sediaan Gel Sabun Cuci
Tangan Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas Selama 48 jam
Penyimpanan ...........................................................................................

Tabel XIV.

Data Ketahanan Busa Sediaan Gel Sabun Cuci Tangan Antibakteri
Ekstrak Etanol Daun Beluntas Selama 48 jam Penyimpanan .................

Tabel XV.

56

57

Nilai P-Value Ketahanan Busa Sediaan Gel Sabun Cuci Tangan
Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas Selama 48 jam
Penyimpanan ...........................................................................................

Tabel XVI.

58

Data Viskositas Sediaan Gel Sabun Cuci Tangan Antibakteri
Ekstrak Etanol Daun Beluntas Selama Beberapa Hari Penyimpanan .....

60

Tabel XVII. Data Uji Ketahanan Busa Sediaan Gel Sabun Cuci Tangan
Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas Selama Beberapa Hari
Penyimpanan ...........................................................................................

61

Tabel XVIII. Diameter Zona Hambat Sediaan Sabun Gel Cuci Tangan
Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas terhadap Isolat Bakteri
Tangan .....................................................................................................

xvi

63

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.

Tanaman Beluntas ..................................................................................

13

Gambar 2.

Struktur Sodium Carboxy Methyl Cellulose ............................................

18

Gambar 3.

Sodium Lauryl Sulphate ..........................................................................

18

Gambar 4.

Struktur Gliserol .....................................................................................

20

Gambar 5.

Struktur Propilen Glikol .........................................................................

20

Gambar 6.

Struktur Metil Paraben ...........................................................................

22

Gambar 7.

Kontrol Media Nutrient Agar dan Hasil Inokulasi Bakteri Tangan .......

43

Gambar 8.

Zona Hambat Ekstrak Etanol Daun Beluntas terhadap
Pertumbuhan Isolat Bakteri Tangan .......................................................

45

Gambar 9.

Kontrol Pertumbuhan Isolat Bakteri Tangan .........................................

45

Gambar 10.

Kontrol Media Nutrient Agar ................................................................

45

Gambar 11.

Grafik Pengaruh Konsentrasi CMC-Na terhadap Viskositas
Sediaan Gel Sabun Cuci Tangan Antibakteri Ekstrak Etanol
Selama 48jam Penyimpanan ................................................................

Gambar 12.

57

Grafik Pengaruh Konsentrasi CMC-Na terhadap Ketahanan Busa
Sediaan Gel Sabun Cuci Tangan Antibakteri Ekstrak Etanol Daun
Beluntas ................................................................................................

Gambar 13.

Sediaan Gel Sabun Cuci Tangan Antibakteri Ekstrak Etanol
Daun Beluntas Selama 48 jam Penyimpanan .......................................

Gambar 14.

58

59

Sediaan Gel Sabun Gel Cuci Tangan Antibakteri Ekstrak Etanol
Daun Beluntas Setelah 28 hari Penyimpanan ..............................

xvii

59

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Gambar 15.

Grafik Stabilitas Viskositas Sediaan Gel Sabun Cuci Tangan
Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas Selama Beberapa Hari
Penyimpanan ..........................................................................................

Gambar 16.

60

Grafik Stabilitas Ketahanan Busa Sediaan Gel Sabun Cuci Tangan
Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas Selama Beberapa Hari
Penyimpanan ..........................................................................................

61

Gambar 17.

Gambar Uji Ketahanan Busa .................................................................

62

Gambar 18.

Zona Hambat Sediaan Gel Sabun Cuci Tangan Antibakteri Ekstrak
Etanol Daun Beluntas terhadap Isolat Bakteri Tangan, Kontrol
Pertumbuhan Isokat Bakteri Tangan, dan Kontrol Media Nutrient
Agar ..............................................................................................

xviii

64

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.

Surat Keterangan Identifikasi Daun Beluntas ........................................

72

Lampiran 2. Certificate of Analysis (CoA) Ekstrak Etanol Daun Beluntas
(Pluchea indica (L.) Less) dari LPPT UGM ...........................................

73

Lampiran 3. Langkah Kerja Ekstraksi Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica (L.)
Less) dari LPPT UGM ............................................................................

74

Lampiran 4. Keterangan Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica (L.)
Less) dari LPPT UGM ...........................................................................

75

Lampiran 5. Penetapan Kadar Total Fenolik Ekstrak Etanol Daun Beluntas
(Pluchea indica (L.) Less) dari LPPT UGM ..........................................

76

Lampiran 6. Sampel Ekstrak Etanol Daun Beluntas dan Foto Isolat Bakteri
Tangan ....................................................................................................
Lampiran 7.

Foto Zona Hambat Ekstrak Etanol Daun Beluntas terhadap Isolat
Bakteri Tangan .......................................................................................

Lampiran 8.

78

Uji Normalitas Shapiro-Wilk Diameter Zona Hambat Ekstrak
Etanol Daun Beluntas terhadap Isolat Bakteri Tangan .........................

Lampiran 9.

77

79

Uji Kruskal-Wallis Diameter Zona Hambat Ekstrak Etanol Daun
Beluntas terhadap Isolat Bakteri Tangan ...............................................

80

Lampiran 10. Uji Wilcoxon Diameter Zona Hambat Ekstrak Etanol Daun
Beluntas terhadap Isolat Bakteri Tangan ...............................................

81

Lampiran 11. Perhitungan Ekstrak Daun Beluntas dan Foto Sediaan Gel Sabun
Cuci Tangan Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas ......................

84

Lampiran 12. Foto Sediaan Gel Sabun Cuci Tangan Ekstrak Etanol Daun
Beluntas Setelah 28 hari Penyimpanan ..................................................

85

Lampiran 13. Data Uji Organoleptis dan pH Sediaan Gel Sabun Cuci Tangan
Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas Selama Beberapa Hari
Penyimpanan ..........................................................................................

86

Lampiran 14. Data Uji Viskositas Sediaan Gel Sabun Cuci Tangan Antibakteri
Ekstrak Etanol Daun Beluntas Selama Beberapa Hari Penyimpanan ....

xix

87

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Lampiran 15. Hasil Uji Statistik Sifat Fisik Viskositas Sediaan Gel Sabun Cuci
Tangan Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas ...............................

88

Lampiran 16. Hasil Uji Statistik Stabilitas Viskositas Sediaan Gel Sabun Cuci
Tangan Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas ...............................

89

Lampiran 17. Data Uji Sifat Fisik dan Uji Statistik Ketahanan Busa Sediaan Gel
Sabun Cuci Tangan Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas ............

92

Lampiran 18. Hasil Uji Statistik Stabilitas Ketahanan Busa Sediaan Gel Sabun
Cuci Tangan Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas .......................

95

Lampiran 19. Foto Zona Hambat Sediaan Gel Sabun Cuci Tangan Antibakteri
Ekstrak Etanol Daun Beluntas terhadap Isolat Bakteri Tangan dan
Basis Sediaan Gel Sabun Cuci Tangan ..................................................

99

Lampiran 20. Diameter Zona Hambat Sediaan Gel Sabun Cuci Tangan
Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas terhadap Isolat Bakteri
Tangan ....................................................................................................

100

Lampiran 21. Uji Normalitas Shapiro-Wilk Zona Hambat Sediaan Gel Sabun Cuci
Tangan Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas terhadap Isolat
Bakteri Tangan .......................................................................................

101

Lampiran 22. Uji Kruskal Wallis Zona Hambat Sediaan Gel Sabun Cuci Tangan
Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas ............................................

104

Lampiran 23. Uji Wilcoxon Zona Hambat Sediaan Gel Sabun Cuci Tangan
Ekstrak Etanol Daun Beluntas dibandingkan dengan Basis Sediaan
Gel Sabun Cuci Tangan .........................................................................

105

Lampiran 24. Nilai Probabilitas Uji Wilcoxon: Perbandingan Antara Sediaan Gel
Sabun Cuci Tangan Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas
dengan Basis Sediaan Gel Cuci Tangan ................................................

107

Lampiran 25. Uji Wilcoxon Zona Hambat Sediaan Gel Sabun Cuci Tangan
Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas dibandingkan dengan
Kontrol Positif ........................................................................................

108

Lampiran 26. Nilai probabilitas Uji Wilcoxon: Perbandingan Antara Sediaan Gel
Sabun Cuci Tangan Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas
Dengan Kontrol Positif ..........................................................................

xx

110

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

INTISARI
Senyawa fenolik merupakan kandungan utama dalam ekstrak etanol daun
beluntas (Pluchea Indica (L.) Less) yang memiliki potensi antibakteri. Penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi optimum ekstrak etanol daun beluntas
yang dapat digunakan sebagai antibakteri terhadap isolat bakteri tangan dengan
metode difusi dan untuk mengetahui pengaruh gelling agent terhadap sifat fisik
dan stabilitas fisik yang meliputi pH, viskositas, pergeseran viskositas dan
ketahanan busa.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Hasil pengukuran
diameter zona hambat dianalisis dengan mengunakan uji Kruskal-Wallis
kemudian dilanjutkan uji Wilcoxon, sementara hasil pengukuran data sifat fisik
dan stabilitas fisik kemudian dianalisis menggunakan uji One Way ANOVA,
untuk mengetahui signifikansi pengaruh gelling agent terhadap sifat fisik dan
stabilitas fisik gel. Data yang diperoleh, dianalisis dengan menggunakan software
R 3.1.0
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi 6% ekstrak etanol
daun beluntas, dapat memberikan daya hambat terhadap isolat bakteri tangan.
Terdapat perbedaan viskositas yang signifikan pada penggunaan variasi jumlah
gelling agent. Namun variasi jumlah gelling agent tidak menunjukkan adanya
pengaruh terhadap respon ketahanan busa dan pergeseran viskositas.
Kata kunci: Sabun cuci tangan, CMC-Na, ekstrak etanol daun beluntas, potensi
antibakteri, sifat fisik, dan stabilitas fisik

xxi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
Phenolic compounds are the major chemical compounds of beluntas leaves
(Pluchea indica (L.) Less) ethanol extract that have potential as an antibacterial.
This study aimed to determine the optimum concentration of beluntas leaves
ethanol extract which can be used as antibacterial towards hand bacterial isolates
with diffusion method, and to figure out the effect of gelling agent towards
physical properties which consist of pH, viscosity, viscosity shift, and foam
stability.
This study is an experimental study. The data of measurement result of
inhibiton zones statiscally analyzed with the Kruskal-Wallis test followed the
Wilcoxon test, whereas the data of measurement result of physical properties and
physical stability statically analyzed with the One Way ANOVA test; to find the
significance of gelling agent effect towards physical characteristics and gel
physical stability. Data was analyzed by using the R 3.1.0 software.
Beluntas leaves (Pluchea indica (L.) Less) ethanol extract showed
antibacterial activity towards bacterial isolate at a concentration of 6%. There was
a significant viscosity difference at the usage on the amount variance of gelling
agent, whereas the amount of variance of gelling agent did not show any
significant differences towards foam stability response and viscosity shift.

Keywords: hand soap, CMC-Na, Pluchea indica (L.) Less ethanol extract,
antibacterial activity, physical properties, and physical stability.

xxii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit infeksi masih merupakan jenis penyakit yang paling banyak
diderita oleh penduduk di negara berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu
penyebab penyakit infeksi adalah bakteri. Menurut Radji (2009) bakteri
merupakan mikroorganisme yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, tetapi
hanya dilihat dengan bantuan mikroskop.
Penyakit infeksi dapat dikurangi dengan kebiasaan berperilaku hidup
bersih dan sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas dasar kesadaran diri. Salah satu contoh sederhana
perilaku hidup bersih dan sehat adalah dengan menjaga kebersihan tubuh.
Tangan merupakan bagian tubuh yang sering digunakan untuk menyentuh
dan memegang benda, karena itu tangan disebut perantara yang paling sering
menularkan bakteri penyakit. Berdasarkan data WHO, tangan mengandung
bakteri sebanyak 39.000-460.000 CFU per sentimeter kubik, yang berpotensi
tinggi menyebabkan penyakit infeksi menular (Rochimawati, 2013).
Kebersihan tangan yang kurang, juga menyebabkan penyakit terkait
makanan seperti infeksi Salmonella dan E. coli. Beberapa dapat mengalami gejala
yang menganggu seperti mual, muntah, dan diare. Tangan yang terlihat bersih
belum tentu terbebas dari bakteri penyakit, karena itu kebersihan tangan tetap
harus dijaga dengan mencuci tangan menggunakan sabun.

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

Sabun berfungsi untuk melarutkan kotoran dan minyak ada permukaan
kulit dengan menggunakan air sehingga dapat diangkat dengan mudah dari kulit.
Sabun dapat membersihkan minyak, kotoran, dan keringat yang menempel di kulit
(Izhar, 2009).
Dewasa ini, telah banyak sabun cuci tangan yang beredar di pasaran
dengan berbagai merk dan bentuk sediaan. Kebanyakan sabun cuci tangan yang
beredar di pasaran berbahan dasar triclosan sebagai antibakteri. Triclosan
diketahui dapat menyebabkan resistensi antibiotik sehingga dapat menghambat
kerja obat-obatan yang sebelumnya memiliki potensi antibiotik. Selain itu,
penggunaan triclosan yang terlalu sering dan berlebihan dapat membunuh flora
normal kulit yang sebenarnya merupakan salah satu mikroba untuk perlindungan
kulit (Gusviputri, 2013). Dilihat dari adanya dampak negatif yang dapat
ditimbulkan oleh triclosan, maka perlu dipikirkan bahan alternatif lain yang dapat
menggantikan triclosan sebagai antibakteri. Dalam hal ini, digunakan ekstrak
etanol beluntas sebagai antibakteri untuk mengurangi pemakaian bahan sintetik
dalam formulasi sabun cuci tangan. Bahan alami juga cenderung tidak
memberikan dampak yang buruk bagi kulit dalam pemakaian jangka panjang.
Daun beluntas (Pluchea indica (L.) Less.) biasa digunakan sebagai obat
untuk menghilangkan bau badan, obat penurun panas, obat batuk dan obat
antidiare. Selain itu daun beluntas yang telah direbus sering pula digunakan untuk
mengobati penyakit kulit (Winarno dan Sundari, 1998). Setelah diteliti secara
ilmiah, daun beluntas (Pluchea indica (L.) Less.) diketahui memiliki kandungan
flavonoid dalam daun beluntas (Pluchea indica (L.) Less.) memiliki aktivitas

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

antimikroba terhadap Staphylococcus aureus, E. coli, Pseudomonas fluorecens
dan Salmonela thypi (Ardiansyah et al., 2003). Hasil uji total kandungan fenolik
menyatakan bahwa semakin muda daun, kadar total fenol semakin besar (Saffan
dan El-Mousallamy, 2008).
Pada penelitian ini akan dibuat sediaan sabun cuci tangan antibakteri
ekstrak etanol daun beluntas dalam bentuk gel. Gel mengandung komposisi air
dalam jumlah tinggi sehingga dapat meningkatkan disolusi obat dan juga
memudahkan migrasi obat melalui basis utamanya (Jones, 2008). Bentuk sediaan
ini tentu diharapkan dapat membuat ekstrak daun beluntas menjadi nyaman
digunakan sebagai antibakteri.
Viskositas sediaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
stabilitas sediaan gel. Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang
menyatakan besar kecilnya gesekan di dalam fluida. Viskositas di pengaruhi oleh
gelling agent. Gelling agent yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah CMCNa. Dalam hal ini digunakan CMC-Na karena CMC-Na memiliki gugus natrium
yang dapat mengikat air (terhidrasi) tanpa perlu pemanasan selain itu CMC-Na
stabil pada rentang pH 5-9 sehingga dalam formulasi tidak diperlukan
penambahan agen pembasa.
Pada penelitiaan ini dilakukan formulasi sediaan sabun cuci tangan
antibakteri ekstrak etanol daun beluntas dengan menggunakan variasi jumlah
CMC-Na sebagai gelling agent. Variasi jumlah CMC-Na dilakukan untuk
mengetahui pengaruh CMC-Na sebagai gelling agent terhadap sifak fisik dan
stabilitas fisik sediaan sabun cuci tangan antibakteri ekstrak etanol daun beluntas.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

1. Rumusan Masalah
Berdasarkan data di atas maka dapat disusun permasalahan :
a. Apakah ekstrak etanol daun beluntas memiliki aktivitas antibakteri
terhadap isolat bakteri di tangan?
b. Apakah terdapat perbedaan sifat fisik dan stabilitas fisik dalam penggunaan
variasi jumlah CMC-Na sebagai gelling agent pada sabun cuci tangan
antibakteri ekstrak etanol daun beluntas?
2. Keaslian Penelitian
Sejauh penelusuran yang dilakukan penulis, penelitian mengenai variasi jumlah
CMC-Na sebagai gelling agent pada formulasi sabun cuci tangan antibakteri
ekstrak etanol daun beluntas, belum pernah dilakukan. Beberapa penelitian
yang terkait formulasi ekstrak etanol daun beluntas yang pernah dilakukan
sebelumnya antara lain :
1.

Perbedaan Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun
Beluntas (Pluchea indica (L.) Less) dengan Variasi Jumlah Sorbitan
Monooleate sebagai Emulsifying agent (Hardita, 2012).

2.

Perbedaan Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun
Beluntas (Pluchea indica (L.) Less) dengan Variasi Jumlah Sorbitan
Monostearate sebagai Emulsifying agent (Lesmana, 2012).

3.

Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.)
dan Stabilitas Aktivitasnya pada Berbagai Konsentrasi Garam dan Tingkat
pH yang dilakukan oleh (Ardiansyah et al., 2003).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Menambah pengetahuan mengenai formulasi sabun cuci tangan antibakteri
dari bahan alam daun beluntas (Pluchea indica (L.) Less) dengan
menggunakan CMC-Na sebagai gelling agent.
b. Manfaat praktis
Memperoleh informasi sifat fisik dan stabilitas fisik sabun cuci tangan
antibakteri ekstrak daun beluntas dengan menggunakan variasi jumlah
CMC-Na sebagai gelling agent.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui perbedaan sifat fisik dan stabilitas fisik sabun cuci tangan
antibakteri ekstrak etanol daun beluntas (Pluchea indica (L.) Less) dengan
variasi jumlah CMC-Na sebagai gelling agent.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun beluntas terhadap isolat
bakteri di tangan.
b. Untuk mengetahui perbedaan sifat fisik dan stabilitas fisik yang signifikan
pada variasi jumlah CMC-Na dalam sabun cuci tangan antibakteri ekstrak
etanol daun beluntas.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Cuci Tangan
Cuci tangan merupakan salah satu cara untuk menghindari penularan
penyakit terutama penyakit yang ditularkan melalui makanan. Kebiasaan mencuci
tangan secara teratur perlu dilatih. Jika sudah terbiasa mencuci tangan sehabis
bermain atau ketika akan makan makan diharapkan kebiasaan tersebut akan
terbawa sampai tua. Mencuci tangan yang baik dilakukan pada air yang mengalir
(Djauzi, 2009).
Cuci tangan sama dengan proses membuang kotoran dan debu secara
mekanis dari kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air, dengan tujuan
untuk mencegah kontaminasi silang (manusia ke manusia atau benda
terkontaminasi ke manusia) suatu penyakit atau perpindahan kuman. Pentingnya
membudayakan cuci tangan memakai sabun secara baik dan benar didukung oleh
data WHO yang menunjukkan, setiap tahun rata-rata 100.000 anak di Indonesia
meninggal dunia karena diare (Apryani, 2012).
B. Bakteri
Bakteri merupakan mikroba prokariotik uniseluler, berkembang biak
secara aseksual dengan pembelahan sel. Semua bakteri memiliki struktur sel yang
relatif sederhana. Berdasarkan komposisi dan struktur dinding sel, maka bakteri
dibagi ke dalam dua golongan yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif
(Pratiwi, 2008).

7

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

Berdasarkan bentuk bakteri digolongkan menjadi tiga golongan utama,
yaitu bentuk coccus (bulat), bentuk basil (batang), dan bentuk spiral. Komponen
utama struktur bakteri terdiri atas makromolekul, yaitu DNA, RNA, protein,
polisakarida, dan fosfolipida. Makromolekul terdiri atas sub-unit primer, yaitu
nukleotida, asam amino dan karbohidrat. Secara keseluruhan, struktur utama
makromolekul sangat mempengaruhi sifat-sifat suatu sel dan menentukan
perbedaan fungsi sel itu dalam sistem biologi (Radji, 2009).
Tabel I. Struktur Sel Bakteri (Radji, 2009)
Makromolekul Penyusun Materi Sel Bakteri
Makromolekul

Sub-unit primer

Terdapat pada
DNA: nukleus (kromosom), plasmid

Nukleotida (DNA dan
rRNA: ribosom, mRNA

Asam nukleat
RNA)

tRNA: sitoplasma
Flagel, pili, dinding sel, membran sitoplasma,
Protein

Asam amino
ribosom, sitoplasma

Polisakarida

Karbohidrat

Kapsul bakteri, badan inklusi, dinding sel

Fosfolipida

Asam lemak

Membran Sel

Bakteri dapat ditemukan sebagai flora normal dalam tubuh manusia yang
sehat. Sebagai flora normal manusia, bakteri merupakan hal yang sangat penting
dalam melindungi tubuh dari datangnya bakteri patogen. Namun pada beberapa
kasus dapat menyebabkan infeksi jika manusia tersebut mempunyai toleransi yang
rendah terhadap mikroorganisme. Contohnya E. coli paling banyak dijumpai
sebagai penyebab infeksi saluran kemih (Ducel, 2002).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

Penyebaran bakteri pada manusia dapat terjadi melalui kulit, hidung
atapun mulut. Kulit secara konstan berhubungan dengan bakteri dari udara atau
dari benda-benda, tetapi kebanyakan bakteri ini tidak tumbuh pada kulit karena
kulit tidak sesuai untuk pertumbuhannya. Pada umumnya bakteri pada kulit
mampu bertahan lama karena kulit mengeluarkan substansi bakterisidal (Pelczar,
2005). Bakteri dapat menimbulkan penyakit pada mahkluk hidup lain karena
memiliki kemampuan menginfeksi, mulai dari infeksi ringan sampai infeksi berat
(Radji, 2009).
Dalam penelitian berjudul “Identifikasi Mikroorganisme Pada Tangan
Tenaga Medis dan Paramedis di Unit Perinatologi Rumah Sakit Abdul Moeloek
Bandar Lampung” ditemukan berbagai macam bakteri di tangan paramedis seperti
Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus saprophyticus, Staphylococcus
aureus, Serratia liquefacients, Pseudomonas aeruginosa, Enterobacter aerogenes,
Citrobacter freundii, dan Salmonella sp

(Pratami, Apriliana, dan Rukmono,

2014).
C. Isolasi Mikroba
Isolasi merupakan suatu tindakan pengambilan mikroorganisme yang
terdapat di alam kemudian menumbuhkannya dalam suatu medium buatan
(Sutedjo, Kartasapoetra, dan Sastroatmodjo, 1996). Untuk dapat mengisolasi
mikroba dari suatu mikroba, dapat digunakan beberapa perangkat prosedur yaitu:
1. Metode taburan (pour plate)
Dalam proses ini suspensi bakteri dalam cairan dicampur dengan agar yang
sudah dileburkan pada suhu kira-kira 50oC. Kemudian agar dituangkan ke dalam

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

cawan petri, dibiarkan mendingin supaya membeku dan diinkubasi. Bakteri akan
tumbuh dibawah atau di atas permukaan agar (Tarigan, 1988).
2. Metode sebaran (spread plate)
Dalam metode ini suspensi bakteri diencerkan dalam cairan tertentu dan
disebarkan pada media nutrient agar, kemudian sebuah batang gelas yang
dibengkokkan dapat digunakan untuk menyebarkan suspensi bakteri yang akan
diisolasi. Cara ini dilakukan beberapa kali sehingga hanya diperoleh satu jenis
mikroba (Tarigan, 1988).
3. Metode goresan (steak plate)
Apabila ingin mengisolasi suatu mikroba yang terdapat di dalam tanah
maka kita dapat membuat suspensi tanah tersebut dengan air yang steril. Lalu
ambil nutrient agar dan dituangkan ke dalam cawan petri yang steril. Setelah
dingin diinokulasi suspensi tersebut pada nutrient agar dengan menggunakan
loop dan menggoreskannya pada permukaan media yang digunakan. Inkubasi
dalam incubator dengan suhu 37oC dan setelah 3-4 hari dapat diamati
pertumbuhan bakteri tersebut (Tarigan, 1988).
D. Uji Potensi Senyawa Antibakteri
Uji potensi senyawa antibakteri bertujuan untuk mengetahui kemampuan
suatu senyawa uji dalam menghambat pertumbuhan bakteri dengan mengukur
respon pertumbuhan populasi mikroorganisme terhadap agen antibakteri (Pratiwi,
2008). Metode uji potensi suatu senyawa antibakteri dapat dilakukan dengan cara
difusi dan dilusi. Beberapa contoh metode difusi, antara lain:

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

1. Metode difusi sumuran
Metode difusi merupakan metode uji potensi antimikroba secara kualitatif
untuk menentukan aktivitas antimikroba (Boyd, 1984). Metode difusi didasarkan
pada kemampuan obat untuk berdifusi ke dalam media tempat bakteri uji
berkembang biak secara optimal (Hugo dan Russel, 1987).
2. E-test
Metode ini digunakan untuk mengestimasi KHM (Kadar Hambat
Minimum), yaitu konsentrasi minimal suatu agen antibakteri untuk dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Metode ini menggunakan strip
plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar terendah hingga kadar
tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang telah diinokulasikan
dengan bakteri uji (Pratiwi, 2008).
3. Metode ditch-plate
Metode ini dilakukan dengan cara menghilangkan potongan agar dari
cawan dan mengisi lubang yang terbentuk dengan agar yang telah berisi senyawa
antibakteri. Medium dapat diatur sedemikian rupa hingga beberapa bakteri dapat
diinokulasikan secara streakplate pada agar yang telah mengandung antibakteri
tersebut. Metode ini cocok untuk pengujian senyawa terhadap sejumlah besar
bakteri (Pratiwi, 2008).
4. Metode disc diffusion
Metode ini digunakan untuk menggunakan papper disc yang berisikan
agen antibakteri diletakkan pada media agar yang telah diinokulasikan dengan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

bakteri uji, kemudian area jernih yang terbentuk menunjukkan adanya hambatan
pertumbuhan bakteri (Pratiwi, 2008).
E. Pengukuran Diameter Zona Hambat
Zona hambat merupakan zona terhambatnya pertumbuhan bakteri yang
disebabkan oleh suatu senyawa antibakteri. Pengukuran diameter zona hambat
dapat diukur dengan menggunakan jangka sorong (Pelczar, 1986). Selain
menggunakan jangka sorong, dapat digunakan Sorcerer Image Analysis System
untuk mengukur zona hambat. Prinsip pengukuran zona hambat dengan
membandingkan perbedaan secara kontras antara zona jernih dan zona
pertumbuhan bakteri. Zona hambat dapat dianalisis secara tunggal atau beberapa
zona hambat dengan menggunakan program scanning measurement frames. Data
dapat dikirim langsung ke Microsoft Excel atau database Oracle untuk diolah
lebih lanjut (Reynolds, 2013).
F. Daun Beluntas (Pluchea indica (L.) Less)
1. Taksonomi tanaman
Divisi

: Spermathophyta

Subdivisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledonae

Bangsa

: Asterales

Suku

: Asteraceae

Marga

: Pluchea

Jenis

: Pluchea indica (L.) Less

(Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

2. Nama tanaman
Nama daerah

: Luntas (Jawa Tengah), Beluntas (Sunda), Baluntas
(Madura) , Lamutasa (Makasar), dan Lenabou (Timor)

Nama asing :

: Marsh heabane dan Luan yi (Cina)

(Hariana, 2002).

3. Deskripsi tanaman

Gambar 1. Tanaman Beluntas (Dalimartha, 1999)

Tanaman beluntas memiliki habitat

perdu dengan tinggi 1-1,5 m.

Batangnya berkayu, bulat, tegak, bercabang, bila masih mudah berwarna ungu
setelah tua putih kotor. Daunnya tunggal, berbentuk bulat telur, tepi rata, ujung
runcing, pangkal tumpul, berbulu halus, panjang 3,8-6,4 cm, lebar 2-4 cm,
tulangnya menyirip, berwarna hijau. Bunganya majemuk, mahkota lepas, putik
bentuk jarum, panjang kurang lebih 6 mm, berwarna hitam kecoklatan, kepala sari
berwarna putih kekuningan. Akar beluntas merupakan akar tunggang dan
bercabang (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).
Perbanyakan tumbuhan beluntas dilakukan dengan stek batang. Beluntas
dirawat dengan disiram air cukup, dijaga kelembapan tanahnya, dan dipupuk
dengan pupuk organik (Hariana, 2002). Beluntas umumnya tumbuh liar di daerah

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

kering pada tanah yang keras dan berbatu atau ditanam sebagai tanaman pagar.
Tumbuhan ini memerlukan cukup cahaya matahari atau sedikit naungan
(Dalimartha, 1999).
4. Kandungan kimia
Kandungan kimia yang terdapat pada daun beluntas (Pluchea indica (L.)
Less) antara lain alkaloid

Dokumen yang terkait

Pengaruh konsentrasi CMC-NA sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik gel ekstrak pegagan (Centella asiatica (L.) Urban).

4 22 139

Pengaruh penambahan minyak peppermint sebagai penetration enhancer terhadap karakteristik dan sifat fisik sediaan gel ekstrak tempe.

2 0 105

Pengaruh span 80 sebagai emulsifying agent dan carbopol 940 sebagai gelling agent terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik krim sunscreen fraksi etil asetat daun jambu biji (psidium guajava l.).

0 3 100

Pengaruh tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel antiacne minyak cengkeh (Oleum caryophill) aplikasi desain faktorial.

3 4 98

Pengaruh span 80 sebagai emulsifying agent dan carbopol 940 sebagai gelling agent terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik krim sunscreen fraksi etil asetat daun jambu biji

0 2 98

Perbedaan sifat fisik dan stabilitas fisik deodoran ekstrak etanol daun beluntas (Pluchea indica L.) dengan variasi jumlah sorbitan monostearate sebagai emulsifying agent - USD Repository

0 0 174

Perbedaan sifat fisik dan stabilitas fisik deodoran ekstrak etanol daun beluntas (Pluchea indica L.) dengan variasi jumlah sorbitan Monooleate sebagai emulsifying agent - USD Repository

0 0 133

Pengaruh penambahan konsentrasi CMC-Na pada sediaan sunscreen gel ekstrak temu giring (Curcuma heyneana Val.) terhadap sifat fisik dan stabilitas sediaan dengan sorbitol sebagai humectant - USD Repository

0 0 110

Pengaruh konsentrasi ekstrak kulit buah manggis (garcinia mangostana l.) terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan emulgel - USD Repository

1 1 125

Pengaruh variasi jumlah carbopol® sebagai gelling agent terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan sabun cuci tangan ekstrak etanol daun beluntas (pluchea indica (l.) less) dan uji aktivitas antibakteri - USD Repository

0 1 111