BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori Kehamilan - Nyita Rusbaningsih BAB II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori Kehamilan

  1. Pengertian Kehamilan Masa kehimalan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan ( Prawirohardjo , 2009 h 80).

  Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang atem (Sukarni, 2013; hal:63).

  2. Proses Terjadinya Kehamilan Peristiwa prinsip terjadinya kehamilan, yaitu :

  a) Pembuahan / fertilisasi : bertemunya / ovum wanita dengan sel benih / spermatozoa pria.

  b) Pembelahan sel (zigot) dari ahsil pembuahan.

  c) Nidasi / implantasi zigot tersebut pada dinding saluran reproduksi (pada keadaan normal: implantasi pada lapisan endometrium dinding kavum uteri). Pertumbuhan da perkembangan zigot-embrio-janin menjadi bakal individu baru.

  Kehamilan dipengaruhi berbagai hormone : estrogen, progesterone, human chorionic gonadotropin, human somatomammotrpin, dan prolaktin. Human Chorionic Gonadotropin (hCG) adalah hormon aktif khusus yang berperan selama awal masa kehamilan, berfluktuasi kadarnya selama kehamilan. Terjadi perubahan juga pada anatomi dan fisiologi organ-organ sistem reproduksi dan organ-organ sistem tubuh lainnya, yang dipengaruhi terutama oleh perubahan keseimbangan hormonal tersebut (Sukarni, 2013; hal : 65).

  3. Tanda Kehamilan

  a) Terlambat datang bulan Selain hamil, terlambat datang bulan biasa disebabkan oleh peningkatan atau penurunan berat badan secara drastic. Selain itu, masalah hormon, kelelahan, stress, pil kontrasepsi, dan sedang menyusui juga bisa jadi penyebab terlambat datang bulan (Sukarni, 2013; hal : 65).

  b) Mual dan Muntah Suka mual dan muntah tanpa sebab jelas, Bisa saja itu adalah morning sickness. Namun kalau Anda tidak sedang hamil, mual dan muntah adalah tanda keracunan makanan, stres, dan gangguan perut (Sukarni, 2013; hal : 65).

  c) Payudara Membengkak Beberapa ibu hamil mengalami pembengkakan di bagian payudara mereka. Sementara itu, factor lain yang menyebabkan hal ini adalah hormone, pil konrasepsi, dan tanda bahwa Anda akan segera mengalami menstruasi (Sukarni, 2013; hal : 65).

  d) Lelah dan mengantuk Susah bangun karena lelah, Perasaan tersebut identik dengan tanda kehamilan. Namun stress, sakit, dan depresi juga bisa memicu rasa lelah dan mengantuk (Sukarni, 2013; hal : 65).

  e) Nyeri punggung Kehamilan tiga bulan pertama ditandai dengan rasa nyeri di bagian punggung. Kalau Anda tidak hamil, mungkin Anda menderita penyakit tertentu yang berhubungan dengan punggung (Sukarni, 2013; hal : 65).

  f) Sakit kepala Kadar hormon estrogen biasanya membuat ibu hamil sering terserang sakit kepala secara berkala. Sebab lain dari sakit kepala ini adalah dehidrasi, kafein, dan mata kejang (Sukarni, 2013; hal : 65). g) Suka ngemil.

  h) Areola menghitam merupakan bagian sekitar puting. i) Sering pipis. j) Gerakan dalam perut pada minggu ke-16 sampai ke-22, ada pergerakan yang merupakan tanda ada janin di dalam perut. k) Detak jantung dalam perut. l) Sakit kepala ringan (pusing). m) Sakit di tulang rusuk. n) Rasa sesak. o) Air liur yang berlebihan bahkan sering muntah-muntah. p) Sebagian wanita merasa resah dan sensitif. q) Suhu panas yang tinggi setelah indung telur mengeluarkan sel telur dan terjadi pembuahan. r) Tidak mendapat haid/ menstruasi. s) Badan mengembang dan rahim membesar membuat perut semakn tampak besar. t) Perubahan pada payudara u) Muntah-muntah ringan di pagi atau sore hari khususnya tahap awal kehamilan. v) Sangat sensitive terhadap bau-bauan. w) Sulit berkonsentrasi terhadap pekerjaan. x) Mengidam. y) Perubahan detak jantung dan organ sirkulatif. z) Kelenjar endokrin. aa) Perubahan pada tulang dan gigi. bb) Sering buang air kecil dan sulit buang air besar terutama di awal dan akhir masa kehamilan. cc) Keluarnya cairan dari vagina. dd) Adanya gangguan pada pencernaan, khususnya di awal kehamilan. ee) Bercak berwarna merah yang mirip dengan bisul dibagian bawah perut. ff) Terjadi perubahan pada kulit, rambut, dan kuku. gg) Merasa tersengat atau terbakar di bagian bawah dada dan biasanya diikuti oleh muntah atau cairan yang asam atau pahit. hh) Kehilangan selera makan akibat tekanan rahim terhadap perut dan usus panjang. ii) Adanya wasir, yaitu pembuluh darah normal di daerah rectum. jj) Nyei pada tulang. kk) Sesak nafas yang terjadi selam dua bulan terakhir kehamilan. ll) Sakit punggung, sakit punggung yang dirasakan saat hamil disebabkan beberapa ligament di puggung anda sudah tidak ada.

  Sakit ini akan terus dirasai saat berat badan anda bertambah dan selama masa kehamilan (Sukarni, 2013; hal : 68).

  4. Masa-masa kehamilan Masa kehamilan dibagi menjadi tiga periode atau trimester, masing- masing selama 13 minggu. Trimester membantu pengelompokkan tahap perkembangna janin dan tubuh ibu sebagai berikut :

  a. Trimester pertama Periode sebagai penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Ada beberapa ketidaknyamanan pada trimester pertama seperti kelemahan, perubahan nafsu makan, kepekaan emosional, senua ini dapat mencerminkan konflik dan depresi yang di alami dan pada saat bersamaan hal-hal terseut menjadi pengingat tentang kehamilannya (Sukarni,2013; hal : 71- 72).

  b. Trimester kedua Periode kesehatan yang baik, dimana wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil. Trimester kedua terbagi atas dua fase yaitu praquickening dan pasca-quickening.

  Quickening menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang terpisah, yang menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologis utamanya pada trimester kedua, yakni mengembangkan identitas sebagai ibu bagi dirinya sendiri, yang berbeda dari ibunya. Pada trimester kedua mulai terjadi perubahan pada tubuh. Janin mulai aktif bergerak pada periode ini (Sukarni,2013; hal : 74).

  c. Trimester ketiga Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Trimester ketiga merupakan waktu persiapan yang aktif terlihat dalam menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua sementara perhatian utama wanita terfokus pada bayi yang akan segera dilahirkan (Sukarni, 2013; hal : 74).

  5. Posisi knee-chest Tindakan ini dilakukan pada kehamilan sekitar 7-7,5 bulan, masih dapat dicoba melakukan posisi knee-chest 3-4 kali per hari selama 15 menit. Situasi ruangan yang masih longgar diharapkan dapat memberi peluang kepala turun menuju pintu atas panggul. Dasar pertimbangan kepala lebih berat dari bokong sehingga dengan hukum alam akan mengarah ke pintu atas panggul (Manuaba, 2010; hal : 117).

  6. Fisiologi kehamilan

  a) Proses kehamilan Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan terdiri dar: ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Yuni kusmiati,2009,Hal:10).

  b) Ovulasi Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35 tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi proses pertumbuhan ovum (oogenesis) asalnya epitel germinal -> oogonium-> folikel primer-> proses pematangan pertama. Dengan pengaruh hormom FSH folikel primer mengalami perubhan menjadi folikel de graaf yang menuju ke permukaan ovarium disertai pembentukan cairan folikel. Desakan folikel de graf ke permukaan ovarium menyebabkan penipisan dan disertai devaskularisasi. yang disebut dnegan ovulasi (Yuni kusmiati,2009,Hal:10).

  c) Spermatozoa.

  Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks. Spermatogonium berasal dari sel primitive tubulus, menjadi spermatosit pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatisod, akhirnya spermatozoa.

  Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi matarantai hormonal yang kompleks dari panca indera hipotalamus, hipofisis, dan sel interstitial leydig sehingga spermatogonium dapat mengalami proses mitosis. Pada setipa hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc. bentuk spermatozoa seperti kecebong yang terdiri dari kepala, leher dan ekor (Yuni kusmiati,2009,Hal:10).

  d) Konsepsi.

  Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut dengan konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot.

  Proses konsepsi dapat berlangsung seperti uraian dibawah ini. Keseluruhan proses tersebut merupakan matarantau fertilisasi atau konsepsi. 1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovuasi, diliouti oleh korona radiate, yang mengandung persediaan nutrisi.

  2) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase ditengah sitoplasma yang disebut vitelus.

  3) Dalam perjalnaan, korona radiate makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi dialirkan kedalam vitelus, melalui saluran pada zona pelusida. 4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempoat yang paling luas yang dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum mempunyai waktu hidup terlama didalam ampula tuba.

  5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.

  e) Proses Nidasi atau implantasi Dengan masuknya inti spermatozoa kedalam sitoplma,

  “vitelus” membangkitkan kemabli pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan”metaphase”. Proses pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk anaphase dan “telofase” sehingga pronukleusny a manjadi “haploid” (Yuni kusmiati,2009,Hal:38).

  f) Pembentukan plasenta Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding depan atau belakang. Pada blastula, penyebaran sel trofoblas yang tumbuh tidak rata, sehingga bagian blastula dengan inner cell mas akan tertanam kedalam endometrium.

  Sel trfoblas menghancurkan endometrium sampai terjadi pembentukan pasenta yang berasal dari primer vili korealis.

  Terjadinya nidasi mendorong sel blastula mengadakan diferensiasi.sel yang dekat dnegan ruangan eksoselom membentuk “entoderm” dan yolk sac (kantong kuning telur) sedangkan sel lain membentuk “ectoderm” dan ruangan amnion. Plat embrio terbentuk diantara dua ruang yaitu ruang amnion dan kantong yolk sac (Yuni kusmiati,2009,Hal:46).

  7. Perubahan fisiologis pada kehamilan.

  a) Uterus Rahim atau uterus yang semula besarbta sejempol atau beratnya 30 gram akan mengakamu hipertofidsn hyperplasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot rahim mengalami hyperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.Perubahan pada stimulus uteri (rahim) meneybabkan isthmus enjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling sentuh (Yuni kusmiati,2009,Hal:17).

  b) Vagina Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna merah dan kebiruan (tanda Chadwick) ( Prawirohardjo, 2009 h; 178).

  c) Ovarium Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteumgravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia kehamilan 16 minggu. Kejadian ini tidak dapat lepas dari kemungkinan vili korealis yang mengeuarkan hormone korionik gonadotropin yang mirip dengan hormone luteotropik hipofisis anterior ( Prawirohardjo, 2009 h; 178).

  d) Payudara Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan pemberan asi pada saat laktasi.

  Perkembangan payudara tidak dapat di lepaskan dari pengaruh hormone saat kehamilan, yaitu estrogen, progesterone dan somatomamotrofin ( Prawirohardjo, 2009 h; 178).

  e) Sirkulasi darah Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa factor, antara lain:

  1) Meningkatkan kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memnuhi kebutuhanm perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. 2) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulais retroplasenter.

  3) Pengaruh hormone estrogen dan progesterone makin meningkat. Akibat dari factor tersebut dijumpai beberapa perubahan perdaran darah. 4) Volume darah, volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjaid pengecerab darah, dnegan puncaknya pada usia kehmailan 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah besar menajadi 25-30% sedangka sel darah bertambah sekitar 20%. 5) Sel darah, sel darah merah maikn meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan jarum dalam rahim, ettapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodelusi yang disertai dengan anemia fisiologis.

  6) Sistem respirasi, pada kehamilan, terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O ₂. 7) Sistem pencernaan, oleh akrena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat dan dapat menyebabkan:

  a. Pengeluaran air liur berlebihan

  b. Daerah lambung terasa panas

  c. Terjadi mual dan sakit

  d. Muntah yang berlebihan e. Progesterone menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi.

  (Manuaba, 2010 h;110).

  f) Plasenta dan air ketuban Plasenta berbentuk bundar dengan ukuran 15 cm x 20 cm dengan tebal 2,5-3 cm dan berat plasenta 500 g. tali pusat yang menghubungkan plasenta panjangnya 25-60 cm. tali pusat terpendek yang pernah dilaporkan adalah 2,5 cm dan terpanjang sekitar 200 cm.

  Plasenta merupakan akar janim untuk menghisap nutrisi dari ibu dalam bentuk O ₂, asam amino, vitamin, minersl, dsn zat lainnya dan progesterone dan korpus sisa metabolism janin CO

  ₂ (Yuni kuamiyati, 2009, Hal:46).

  8. Fisiologi pertumbuhan janin.

  a. Pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim Pada kehamilan 20 minggu, indeks plasnta adalah 0,30; 28 minggu 0,25; 38 minggu 0,15. Jadi makin tua usia kehamilan maka akan semakin rendah indeks plasentanya.

  b. Usia kehamilan Menentukan usia kehamilan sangat penting untuk memperkirakan persalinan. Usia kehamilan dapat ditentukan dengan: a. Menggunakan rumus neggle

  b. Gerakan pertama kali

  c. Perkiraan TFU

  d. Penentuan usia kehamilan

  9. Diagnosis kehamilan Tanda dugaan kehamilan

  a. Amenore, konsepsi dan nidasi akan menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graaf dan ovulasi b. Mual dan muntah, ini ada pengarungnya dari hormone estrogen menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan.

  c. Ngidam, wanita hamil sering mengingikan makanan tertentu

  d. Pingsan, terjaidnya gangguan sirkulasi kedaerah kepala menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan pingsan

  e. Payudara tegang, pengruh dari estrogen dan progesterone dan somatomamotrofin menimbulkan deposit lunak, air, dan garam pada payudara.

  10. Kebutuhan dasar pada ibu hamil Trimester I ialah :

  a. Pola istirahat yang cukup

  b. Kebutuhan gizi dan nutrisi ibu hamil

  c. Rileksasi

  d. Diet ringan untuk mengatasi mual muntah

  e. Pengetahuan/ informasi tentang ibu hamil f. Olahraga atau senam hamil

  g. Menjaga personal hygiene

  h. Pemberian imunisasi TT Perubahan fisik pada Trimester II antara lain yaitu :

  a. Terjadinya pembesaran pada pembuluh-pembuluh darah alat genetalia

  b. Konsistensi serviks menjadi lunak dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak.

  c. Pada usia kehamilan 16 minggu cavum uteri sama sekali diisi oleh ruang amnion yang terisi janin dan istimus menjadi bagian korpus uteri. Pada usia 16 minggu mulai terbentuk plasenta dan menggantikan fungsi korpus luteum graviditatum.

  d. Pada kehamilan 12 minggu ke atas putting susu dapat mengeluarkan cairan berwarna putih agak jernih yang disebut colostrum.

  e. Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat.

  f. Penurunan tekanan oksigen sehingga wanita hamil sering mengeluhkan sesak nafas.

  Kebutuhan dasar ibu hamil Trimester II ialah :

  a) Penggunaan pakaian dalam yang berbahan katun untuk mempermudah penyerapan keringat b) Kebutuhan gizi yaitu peningkatan konsumsi protein, vitamin, dan zat besi

  Perubahan fisik pada Trimester III antara lain yaitu :

  a) Itmus lebih nyata menjadi korpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah rahim b) Kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul, sehingga keluhan sering kencing akan timbul karena kandung kencing mulai tertekan.

  c) Kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan berat badan mulai awal kehamilan sampai akhir adalah 10-12 kg.

  d) Sakit pinggang yang diakibatkan oleh hormon progresteron dan hormon relaxing yang menjadikan relaksasi jaringan ikat dan otot-otot, biasanya terjadi pada satu minggu terakhir kehamilan (Sujiyatini,2008 h; 55-69). Kebutuhan dasar ibu hamil Trimester III yaitu :

  a) Mempersiapkan rencana tempat kelahiran, memilih penolong (tenaga kesehatan) untuk membantu proses persalinan b) Mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi

  c) Konseling tentang tanda-tanda persalinan

  d) Konseling tentang tanda bahaya persalinan Perubahan dan adaptasi psikologis dalam masa kehamilan : Trimester I : a) Munculnya kebingungan tentang kehamilannya.

  b) Kekhawatiran terhadap kehamilan

  c) Selalu mencari tanda-tanda bahwa dirinya benar-benar hamil d) Hasrat melakukan hubungan seks meningkat. Trimester II :

  a) Ibu sudah mulai menerima kehamilannya

  b) Ketertarikan dan aktivitas terfokus pada kehamilannya

  c) Kecemasan orang tua terhadap janinnya apabila anaknya lahir cacat d) Perhatian penuh terhadap janin yang ada dalam kandungan.

  Trimester III :

  a) Terpusatnya perhatian terhadap kehadiran bayi

  b) Wanita hamil akan berusaha melindungi bayinya dengan menghindari kerumunan yang dianggap membahayakan c) Mulai muncul ketakutan akan rasa sakit dan bahaya fisik yang muncul ketika persalinan d) Perasaan sedih karena kehilangan perhatian dan hak istimewa yang dimiliki selama kehamilan (Sujiyatini,2008 h; 70-81).

  11. Perubahan psikologis pada kehamilan :

  a. Pada trimester I Pada trimester pertama seorang ibu masih takut menerima kehamilan ini, merasa kebingungan dengan kehamilannya.

  Kekhawatiran juga terjadi yang berkaitan dengan kemungkinan terjadinya keguguran maka dari itu banyak wanita yang sengaja merahasiakan kehamilannya. b. Pada trimester II Keadaan ibu pada trimester ini sudah mulai sehat dan psikologisnya sudah mulai membaik. Ibu sduah dapat menerima kehamilan ini dan mulai merasakan gerakan bayinya.

  c. Pada trimester III Seorang wanita hamil tinggal menanti kelahiran bayinya.

  Perhatian lebih memusat ke kehamilan dan selalu berusaha untuk melindungi bayi yang di kandung ( Yuni Kusmiati, S. ST, dkk, 2008: 71 ).

  12. Pengertian Antenatal Care Antenatal Care adalah perawatan sebelum persalinan ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.(Manuaba I.B.G,

  1998,hal.129). Antenatal Care adalah pengawasan sebelum anak lahir terutama ditujukan pada anak (Mochtar R, hal.49).

  13. Pelayanan Antenatal Care Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan pembantu dan perawat bidan) untuk ibu selama kehamilannya sesuai dengan standar minimal pelayanan antenatal care yang meliputi 10T yaitu timbang berat badan, ukut tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi tetanus toxoid, ukur tinggi fundus uteri, pemberian tablet besi minimal 90 derajat selama kehamilan, test penyakit menular seksual

  (PMS) dan temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (Saifuddin A.B, 2006, hal.282).

  12. Tujuan Pengawasan Antenatal

  a. Tujuan Umum Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu selama dalam kehamilan sehingga didapatkan ibu dan janin yang sehat (Mochtar R, hal. 47).

  b. Tujuan Khusus 1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin 2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan janin.

  3) Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. 4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

  5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.

  6) Mempersiapkan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Saifuddin A.B,2006, hal.90).

  13. Jadwal Kunjungan Antenatal

  a. Kunjungan Antenatal Care untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut :

  1) Trimester I : 1 kali 2) Trimester II : 1 kali 3) Trimester III : 2 kali, (Profil Departemen Kesehatan)

  b. Jadwal pemeriksaan Antenatal Care adalah : 1) Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat satu bulan.

  2) Periksa ulang satu kali sebulan sampai kehamilan

  1) Sama pada trimester pertama dan kedua. 2) Palpasi abdominal untuk mengetahui adatujuh bulan. 3) Periksa ulang dua kali sebulan sampai kehamilan sembilan bulan.

  4) Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan sembilan bulan.

  5) Periksa khusus apabila ada keluhan-keluhan. Pengawasan Antenatal sangat penting dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai hamil secara dini sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinan dan nifas (Manuaba I.B.G, 1998,hal.128).

  14. Asuhan kebidanan yang dilakukan pada ibu hamil:

  a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan social ibu dan bayi c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan

  d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan

  e. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi (Maternal, neonatal,2009,Hal:10).

  15. Tanda bahaya kehamilan muda dan penatalaksanaannya seperti :

  a. Abortus : Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum janinmencapai berat 500 gram atau umur kehamilan kurang dari 22 mingguatau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan (Sarwono, 2008,Hal:167).

  Abortus adalah berakhirnya kehamilan melalui cara apapun,spontan maupun buatan, sebelum janin mampu bertahan hidup.Batasan ini berdasar umur kehamilan dan berat badan. Dengan lainperkataan abortus adalah terminasi kehamilan sebelum 20 minggu ataudengan berat kurang dari 500 gr (Handono, 2009,Hal: 154).

  b. Kehamilan ektopik : Kehamilan ektopik terganggu dapat dilihat jika pasien pucat/anemis, kesadaran menurun dan lemah, syok, perut kembung, nyeri pada perut bawah, nyeri goyang porsio. Jika terjadi tanda-tanda tersebut maka penanganannya yaitu : Lakukan persiapan untuk tindakan operatif gawat darurat, menghentikan sumber perdarahan, siapkan darah pengganti, infus dengan RL (500 ml dalam 15 menit pertama) atau 2 L dalam 2 jam pertama (termasuk selama tindakan berlangsung), transfusi darah, lakukan eksisi bagian tuba yang mengandung hasil konsepsi, berikan antibiotika kombinasi atau tunggal dengan spektrum yang luas, atasi anemia dengan tablet besi 600 mg/hari, dan konseling pasca tindakan (Icemi sukarni,2010,Hal 78).

  c. Mola hidatidosa : Tindakan yang dapat dilakukan adalah evakuasi jaringan mola, berikan infus 10 IU oksitosin dalam 500 ml RL dengan 40-60 tetes/menit, pengosongan dengan aspirasi vakum, jika pada anemia sedang berikan tablet besi 600 mg/hari dan untuk anemia berat lakukan transfusi darah, pasien dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi hormonal (Sarwono, 2006, h: 145-159). d. Hiperemesis gravidarum Hiperemesis gravidarum adalah mual

  • – muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari
  • – hari dan bahkan membahayakan hidupnya. (Manuaba, 2001) Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum (Sastrawinata,2004,Hal:56). Penatalaksanaan Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan
  • – obatan :

  a) Sedativa : phenobarbital

  b) Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B

  • – kompleks

  c) Anti histamin : Dramamin, avomin

  d) Anti emetik (pada keadan lebih berat) : Disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasi Penatalaksanaan

  :

  a) Penderita diisolasi dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik b) Menjaga keseimbangan cairan

  c) Anjurkan makan dan minum bila keadaan membaik

  d) Dianjurkan pemberian bitamin B dan B tambahan

  1

  6 e) Berikan konseling pada pasien bahwa penyakitnya bisa disembuhka serta menghilangkan rasa takut dan konflik yang melatarbelakangi hiperemesis

  e. Preeklamsia/eklamsia Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Eklampsia adalah preeklampsia disertai dengan kejang atau koma yang timbul bukan akibat kelainan neurologi. Superimposed preeklampsia-eklampsia adalah timbulnya preeklampsia atau eklampsia pada pasien yang menderita hipertensi kronik (Yuni kusmiyati,2008,Hal:160).

  Penatalaksanaan : 1) Preeklampsia ringan

  Pastikan usia kehamilan, kematangan serviks, dan kemungkinan pertumbuhan janin terhambat. Pada pasien rawat jalan anjurkan untuk istirahat baring 2 jam siang hari dan tidur >8 jam malam hari. Rawat pasien bila tidak ada perbaikan dalam 2 minggu pengobatan rawat jalan. Berikan obat antihipertensi metildopa 3x125 mg, nifedipin 3-8 x 5-10 mg atau pindolol 1-3 x 5 mg (dosis maksimal 30 mg).

  Bila keadaan ibu membaik dan tekanan darah dapat dipertahankan 140-150/90-100 mmHg tunggu persalinan sampai aterm.

  2) Preeklampsia berat Rawat pasien di rumah sakit. Berikan MgSO dalam infus

  4

  dekstrosa 5% dengan kecepatan 15-20 tetes/menit. Dosis awal MgSO , 2 g IV dalam 10 menit selanjutnya 2g/jam dalam

  4

  drip infus sampai tekanan darah stabil (140-150/90-100 mmHg) (pemberian MgSO harus memenuhi syarat yaitu

  4

  reflek patella +, pernafasan >16 kali/menit, urin >100 cc dalam 4 jam). Berikan nifedipin 3-4 x 10 mg oral. Lakukan terminasi kehamilan.

  f. Anemia Dalam Kehamilan 1) pengertian

  Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dimana kadar hemoglobin dibawah 11 gr %. ( Saifuddin, AB,2006 hal 281).

  Anemia berarti kurangnya hemoglobin dalam darah, yang disebabkan oleh jumlah sel darah merah yang terlalu sedikit.

  Anemia adalah kondisi di mana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau masa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan (Wasnidar,2007.Hal 20).

  Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal.

  2) Penyebab anemia umumnya adalah:

  a) Kurang gizi (malnutrisi)

  b) Kurang zat besi dalam diet

  c) Malabsorpsi

  d) Kehilangan darah yang banyak: persalinan yang lalu, haid dan lain-lain.

  e) Penyakit-penyakit kronis: tbc, paru, cacing usus, malaria dan lain-lain.

  3) Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan

  a. Anemia Defisiensi Besi Anemia dalam kehamilan yang sering dijumpai adalah anemia kekurangan zat besi. Hal ini disebabkan karena kurangnya zat besi dalam makanan, karena gangguan resorbsi, atau karena terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari badan, misalnya pada perdarahan.

  b. Anemia Megaloblastik Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folik, malnutrisi dan infeksi yang kronik.

  c. Anemia Hipoplastik Anemia ini disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. d. Anemia Hemolitik Anemia ini disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya (Wiknjosastro H, 2006, hal.451-458). 4) Patofisiologi Anemia

  Anemia lebih sering ditemukan dalam kehamilan karena keperluan akan zat-zat makanan makin bertambah dan terjadi pula perubahan-perubahan dalam darah dan sumsum tulang. Volume darah bertambah banyak dalam kehamilan, yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan plasma, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi). Pertambahan tersebut berbanding sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%. Hemodilusi dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi ibu yaitu dapat meringankan beban kerja jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, yang disebabkan oleh peningkatan cardiac output akibat hipervolemia. Kerja jantung lebih ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula, sehingga tekanan darah tidak naik. Kedua, pada perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah mulai sejak kehamilan umur 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro H, 2006, hal.448).

  5) Tanda dan Gejala Anemia Gejala umum yang terjadi pada seseorang dengan anemia adalah lemas, pusing, cepat lelah, mudah mengantuk, konsentrasi menurun, pandangan berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk, tampak pucat. Kepucatan dapat dilihat pada konjungtiva.

  a) Tanda yang berkaitan dengan anemia

  a. Ikterus

  b. Hipotensi ortostatik

  c. Edema perifer

  d. Membran mukosa dan bantalan kuku pucat

  e. Lidah halus (papil tak menonjol), lecet

  f. Takikardi

  g. Takipnea, dispnea saat beraktivitas

  b) Gejala yang berkaitan dengan anemia

  a. Keletihan, mengantuk

  b. Lemah

  c. Pusing

  d. Sakit kepala

  e. Napsu makan kurang

  f. Perubahan dalam kesukaan makanan

  g. Perubahan mood h. Perubahan kebiasaan tidur (Varney H,2006.;h.127). 6) Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan

  Bahaya selama kehamilan

  a. Tumbuh kembang janin terlambat dengan berbagai manifestasi kliniknya.

  b. Menimbulkan hiperemesis gravidarum dan gestosis.

  c. Menimbulkan plasenta previa.

  d. Dapat menimbulkan solusio plasenta Bahaya terhadap persalinan a. Persalinan berlangsung lama.

  b. Sering terjadi fetal distress.

  c. Persalinan dengan tindakan operasi.

  d. Terjadi emboli air ketuban Bahaya selama post partum a. Terjadi perdarahan post partum.

  b. Mudah terjadi infeksi pada masa nifas

  c. Dapat terjadi retensio plasenta d. Subinfolusi uteri.

  Bahaya terhadap janin a. Abortus.

  b. Terjadi kematian intra uterin.

  c. Persalinan prematuritas tinggi. d. Berat badan lahir rendah.

  e. Kelahiran dengan anemia.

  f. Dapat terjadi cacat bawaan.

  g. Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal ( Manuaba I.B.G, 2000, hal.31-32).

  7) Pencegahan Untuk menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui data dasar kesehatan umum ibu hamil tersebut. Dalam pemeriksaan kesehatan disertai adanya pemeriksaan laboratorium sebagian besar dari pemeriksaan serta pengobatan anemia dalam kehamilan biasanya meliputi pemberian tambahan zat besi dan asam folat, diet yang seimbang juga memperbaiki anemia. Arisman, MB (2004), menjelaskan pencegahan anemia dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah : a. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan

  Mengkonsumsi pangan hewani seperti daging, ikan, dan telur dalam gizi yang cukup dapat mencegah anemia, sayur hijau dan buah- buahan ditambah dengan kacang

  • – kacangan dan padi
  • – padian yang cukup mengandung zat besi. Vitamin C diperlukan untuk meningkatkan penyerapan zat besi didalam tubuh.

  b. Suplementasi Zat Besi

  Kebutuhan zat besi pada ibu dapat dilihat berdasarkan trimester kehamilan.

  Trimester :Kebutuhan relatif sedikit yaitu 0,8 mg/hari. Trimester II:Kebutuhan meningkat yaitu 6,3 mg/hari. Trimester III:Kebutuhan zat besinya yaitu 6,3 mg/hari.

  c. Pengetahuan Memberikan pengertian pada ibu hamil agar mengkonsumsi tablet besi, karena ibu hamil cenderung menolak mengkonsumsi tablet ini karena adanya berbagai efek samping seperti mual. Para ibu hamil harus diberikan pendidikan yang tepat tentang bahaya yang mungkin terjadi akibat anemia, dan beri penjelasan bahwa salah satu penyebab anemia adalah defisiensi zat besi.

  d. Pengawasan Penyakit Infeksi Pengawasan penyakit infeksi memerlukan upaya kesehatan masyarakat pencegahan seperti : penyediaan air bersih, perbaikan sanitasi lingkungan dan kebersihan perorangan. Jika terjadi infestasi parasit, penyebab kehilangan darah kronis sudah pasti cacing tambang yang menjadi penyebabnya.

  Parasit dalam jumlah besar dapat mengganggu penyerapan berbagai zat gizi, termasuk penyerapan zat besi.

  e. Fortifikasi makanan

  Fortifikasi makanan merupakan salah satu cara pencegahan defisiensi zat besi paling efektif. Biaya permulaannya tidak terlalu mahal, dan biaya pengulangannya lebih murah dari pada pemberian suplemen. Kesulitan utama adalah mendapatkan makanan yang cocok untuk difortifikasi tanpa merubah rasa dan penampilan makanan. Karena orang tidak mungkin menerima makanan yang telah difortifikasi dimana zat besi yang ditambahkan dapat dideteksi

  8) Hemoglobin (Hb) adalah komponen sel darah merah yang berfungsi menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Jika Hb berkurang, jaringan tubuh kekurangan oksigen. Oksigen diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses metabolisme (Manuaba,2001Hal:76). Pada pemeriksaan dan pengawasan haemoglobin dapat dilakukan dengan mengunakan metode sachli yang dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I (umur kehamilan sebelum 12 seminggu) dan trimester III (umur kehamilan 28 sampai 36 minggu). Di antara metode yang paling sering digunakan di laboratorium dan paling sederhana adalah metode Sahli, dan yang lebih canggih adalah metode sianmethemoglobin, pemeriksaan Hb elektrik. Pada metode Sahli, hemoglobin dihidrolisis dengan HCl menjadi globin

  ferroheme.

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Metode Pemeriksaan Hb

  Jenis Metode Obyektifitas Keakuratan Kesederhanaan Efisiensi

Sahli Sedang Sedang Tinggi Sedang

  Tinggi Tinggi Rendah Rendah Sianmethemoglobin

Electric Tinggi Sedang Sedang Tinggi

  Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat di bagi menjadi 4 kategori yaitu : 1) Hb > 11 gr%Tidak anemia (normal). 2) Hb 9-10 gr% Anemia ringan. 3) Hb 7-8 gr% Anemia sedang. 4) Hb <7 gr% Anemia berat (Manuaba, 2001). Dalam pemeriksaan Hb secara sahli kesalahan yang sering terjadi adalah sebagai berikut :

  1) Alat/reagen kurang sempurna, yaitu : a. Volume pipet Hb tidak selalu tepat 20 ul.

  b. Warna standard sering sudah pucat.

  c. Kadar larutan HCL sering tidak dikontrol 2) Orang yang melakukan pemeriksaan : a. Pengambilan darah kurang baik.

  b. Penglihatan pemeriksa tidak normal atau sudah lelah.

  c. Intensitas sinar/penerangan kurang.

  d. Pada waktu waktu membaca hsil dipermukaan terdapat gelembungudara.

  e. Pipet tidak dibilas dengan HCL. f. Pengenceran tidak baik.

  16. Tanda bahaya pada kehamilan lanjut dan penatalaksanaannya :

  a. Perdarahan pervaginam Perdarahan pada kehamilan lanjut adalah perdarahan pada trimester terakhir dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normaladalah merah, banyak, dan kadang-kadang tapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri.

  b. Plasenta previa Adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi sebagian/seluruh ostium uteri internum. Gejalanya adalah perdarahan tanpa nyeri, bisa terjadi tiba-tiba, bagian terendah anak sangat tinggi karena plasenta terletak pada bagian bawah rahim.

  Penatalaksanaannya :

Tentukan usia gestasinya, jika <37 minggu lakukan tirah baring dan

  pemantauan ketat serta jika perdarahan banyak akhiri kehamilan dengan seksio sesaria. Usia gestasi &gt;37 minggu lakukan PDMO jika diketahui plasenta previa marginalis atau plasenta letak rendah dapat dilakukan induksi atau akselerasi.

  c. Solusio plasenta Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada uterus sebelum janin dilahirkan.

  Tanda dan gejalanya adalah perdarahan tampak, kadang-kadang darah tidak keluar, terkumpul di belakang plasenta, bila perdarahan tersembunyi rahim keras seperti papan, perdarahan disertai nyeri, nyeri abdomen saat dipegang, palpasi sulit dilakukan, fundus uteri makin lama makin naik, tidak ada DJJ. Penatalaksanaannya : Evaluasi keadaan janin, evaluasi tanda vital, anemia dan koagulopati.

  Apabila janin masih hidup dan terjadi gawat janin namun pembukaan lengkap, bagian terendah di dasar panggul, maka percepat kala II dengan amniotomi dan dapat dilakukan partus pervaginam. Jika janin hidup dan keadaan normal lakukan tindakan seksio sesarea. Namun, apabila janin mati kondisi serviks pembukaan 1 jari, penurunan di hodge II-III lakukan seksio sesarea. Dan jika janin matu namun keadaan serviks lunak, pembukaan &gt;3 cm, penurunan di hodge III-IV lakukan amniotomi, akselerasi (infus oksitosin), dan dapat partus pervaginam.

  d. Ruptur Uteri Adalah robekan atau diskontinuitas dinding rahim akibat dilampauinya daya regang miometrium. Penyebabnya adalah disproporsi janin dan panggul, partus macet atau trumatik. Tanda dan gejalanya adalah nyeri hebat di perut bagian bawah, diikuti dengan syok dan perdarahan pervaginam.

  Penatalaksanaannya : Berikan cairan RL 500 ml dalam 15-20 menit dan siapkan laparatomi.

  Lakukan laparatomi untuk melahirkan anak dan plasenta. Bila konservasi uterus masih diperlukan dan kondisi jaringan memungkinkan, lakukan reparasi uterus. Bila luka mengalami nekrosis yang luas dan kondisi pasien mengkhawatirkan, lakukan histerektomi.

  Lakukan bilasan peritoneal dan pasang drain dari kavum abdomen. Bila terdapat tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dan serum anti tetanus.

B. Tinjauan Teori Persalinan

  1. Pengertian persalinan Persalinanan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (36- 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Sukarni,2013; hal : 185 ).

  Adapun bentuk persalinan sebagai berikut :

  a. Persalinan spontan, bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.

  b. Persalinan buatan, bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.

  c. Persalinan anjuran (partus presipitatus) (Manuaba, 2010; hal : 164).

  2. Etiologi persalinan Penyebab terjadinya persalinan karena beberapa teori diantaranya adalah: a. Teori penurunan hormone:1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormone estrogen dan progesterone. Progesterone bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul His bila kadar progesterone turun

  b. Teori plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone yang menyebabkan kekjangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahi,

  c. Teori distensi rahim: Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenter

  d. Teori iritasi mekanik,dibelakang serviks terletak ganglion servikale.bila ganglion ini digeser dan ditekkan, misalnya ditekan oleh kepala janin maka akan timbul kontraksi uterus (Prawirodiharjo,2007;hal.181).

  3. Proses terjadi persalinan Dalam proses terjadinya persalinan ada dua hormone yang dominan saat hamil, yaitu : a. Estrogen yang meningkatkan sensitivitas otot rahim, memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, dan rangsangan mekanis.

  b. Progesteron yang menurunkan sensitivitas otot rahim, menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis, dan menyebabkan otot rahim dan otot plos relaksasi (Manuaba, 2010; hal : 167). Permualaan terjadinya persalinan dari penurunan hormone progesterone menjelang persalinan dapat menimbulkan kontraksi otot rahim menyebabkan:

  a) Turunnya kepala, masuk pintu atas panggul terutama pada primigravida minggu ke-36 dapat menimbulkan sesak di bagian bwah, di atas simfisi pubis dan sering ingin berkemih atau sulit kencing karena kandung kemh tertekan kepala.

  b) Perut lebih melebar karena fundus uteri turun

  c) Muncul saat nyeri di daerah pinggang karena kontraksi ringan otot rahim dan tertekannya pleksus Frankenhauser yang terletak sekitar serviks(tanda persalinan palsu).

  d) Terjadi perlunakan serviks karena terdapatkontraksi otot rahim

  e) Terjadi pengeluaran lendir, lendir penutup serviks dilepaskan (Manuaba, 2010; hal : 167-169).

  4. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan Faktor yang mempengaruhi persalinan adalah :

  1) Power / tenaga yang mendorong anak Power atau tenaga yang mendorong anak adalah :

  a. His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan

  1. His persalinan yang menyebabkan pendataran dan pembukaan serviks Terdiri dari : his pembukaan, his pengeluaran, dan his pelepasan uri.

  2. His pendahuluan tidak berpengaruh terhadap serviks.

  3. Tenaga mengejan .

  4. Kontraksi otot-otot dinding perut.

  5. Kepala di dasar panggul merangsang mengejan.

  6. Paling efektif saat kontraksi/ his. 2) Passage / panggul

  a. Bagian-bagian tulang panggul

  1. Dua Os Coxae (a) Os ischium (b) Os pubis (c) Os sacrum (d) Os illium

  2. Os Cossygis Pelvis mayor disebelah atas pelvis mino, superior dari linea terminalis. Fungsi obstetriknya menyangga uterus yang membesar waktu hamil (Sukarni,2013; hal : 186-187).

  3) Passanger / Fetus

  a. Akhir minggu ke-8 janin mulai Nampak menyerupai manusia dewasa, menjadi jelas pada minggu akhir minggu ke-12.

  b. Usia 12 minggu jenis kelamin luarnya sudah sapat dikenali.

  c. Quickening (terasa gerakan janin pada ibu hamil) terjadi usia kehamilan 16-20 minggu.

  d. Detak jantung janin mulai terdengar minggu 18/10.

  e. Panjang rata-rata jnain cukup bulan 50 cm.

  f. Berat rata-rata janin laki 3400 gr/ perempuan 3150 gr.

  g. Janin cukup bulan lingkar kepala dan bahu hampir sama. Hal yang menentukan kemampuan untuk melewati jalan lahir dari factor passanger adalah : a) Presentasi janin dan bagian janin yang terletak pada bagian depan jalan lahir, seperti : a. Presentasi kepala (verteks, muka, dahi)