BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan - Windi Estikasari BAB II
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori
1. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari hari pertama haid terakhir. (Yeyeh, 2009 h.2) Kehamilan adalah mulai dari
ovulasi sampai partus lamanya 280 hari
(40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). (Yeyeh, 2009 h.2) Menurut
Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke 13 hingga 27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40). (Prawirohardjo, 2009 h.213)
Dari uraian di atas, maka kehamilan dapat disimpulkan sebagai penyatuan
spermatozoa dan ovum sehingga berimplantasi menjadi hasil
konsepsi sampai lahirnya janin, dikatakan kehamilan yang normal apabila lamanya 280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan dan tidak melebihi 300 hari atau 43 minggu dan yang dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, yaitu trimester 1 berlangsung selama 12 minggu, trimester 2 (13-27 minggu) dan trimester 3 (28-40 minggu).
b. Fisiologis Kehamilan
1) Siklus hormonal Dalam kehidupan wanita, siklus hormonal merupakan sesuatu yang sangat penting dan menentukan dalam reproduksi wanita. Siklus ini akan
8 melibatkan siklus ovarium (pertumbuhan
folikel, ovulasi dan pembentukan korpus luteum)
a) Siklus
hipotalamus-hipofise
Menjelang akhir menstruasi yang normal, kadar
progesteron dan
estrogen darah menurun. Dengan rendahnya kadar hormon ovarium
dalam darah ini akan memacu
hipotalamus untuk mensekresi
gonadotropin-releasing hormon (Gn-RH). Gn-RH bekerja sebaliknya
yaitu mensimulasi sekresi
hipofisis anterior FSH. Pengaruh hormon
FSH ini, dapat menstimulasi perkembangan
folikel de Graff ovarium
dan produksi estrogennya. Dengan menurunnya kadar
estrogen
menyebabkan
Gn-RH hipotalamus memacu hipofise anterior
mengeluarkan
lutenizing Hormon (LH). Pada hari ke 12 terjadi lonjakan
LH yang mencolok dan kadar
estrogen berada di bawah puncak,
sehingga dalam waktu 24 sampai 36 jam mengawali
ekspulsi ovum
dari
folikel de Graff. LH mencapai puncak pada sekitar hari ke 13 atau
ke 14 pada siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi
fertilisasi dan implantasi
ovum pada waktu itu, kadar progesteron dan estrogen menurun, terjadi
menstruasi dan
hipotalamus sekali lagi distimulasi untuk menyekresi
Gn-RH. Proses ini disebut siklus
hipotalamus-hipofisis. (Kusmiyati,
2010 h.27)
b) Ovulasi Keluarnya sel telur
(ovum) dari folikel de graff dan pecahnya folikel de
graff disebut ovulasi. Ovulasi biasanya terjadi pada pertengahan siklus
menstruasi. Banyak cara digunakan untuk menentukan saat
ovulasi
diantaranya dengan pengambilan
ovum langsung dari tuba, dengan
cara ini Allen (1930) berhasil mengambil
ovum pada hari ke-12, 15 dan
16 dari siklus menstruasi dan ia berkesimpulan
ovulasi terjadi pada hari ke-14 dari siklus 28 hari.
c) Hormon-hormon yang diproduksi dalam ovarium (1) Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel teka. Sel-sel granulosa yang telah
mengalami luteinisasi menghasilkan baik estrogen maupun
progesteron. Estrogen menimbulkan proliferasi dari endometrium,
tapi pengaruhnya lebih luas karena menyebabkan timbulnya pertumbuhan payudara, rambut kelamin, dll. Hormon ini dipergunakan untuk mengatur haid, untuk pengobatan
menopouse.
(2)
Progesteron
Dibentuk oleh
korpus luteum setelah terjadi ovulasi. Selain itu plasenta, glandula supra renalis, juga merupakan sumber
pembuatan progesteron.
d) Hormon-hormon penting lainnya yang berperan dalam reproduksi (1)
Prostaglandin Prostaglandin adalah asam lemak yang dioksigenasi, dihasilkan
oleh kebanyakan organ tubuh, terutama oleh
prostat dan endometrium. Prostaglandin penting untuk mematangkan serviks
dan memperkuat kontraksi endometrium pada saat persalinan. (2)
Prolaktin Sekresi prolaktin diatur oleh Prolactine Inhibiting Factor (PIF) yang
dihasilkan oleh
hipotalamus. Terdapat hubungan yang erat antara PIF dan GnRH. Penurunan PIF dan GnRH menyebabkan trias klinik amenorea, defisiensi estrogen dan galaktore. Kadar prolaktin
normal adalah 5-25 ng/ml. Fungsi utama prolaktin adalah pembentukan air susu. 2) Proses konsepsi
Konsepsi didefinisikan sebagai pertemuan antara sperma dan sel telur
yang menandai awal kehamilan. Peristiwa ini merupakan rangkaian kejadian yang meliputi pembentukan
gamet (telur dan sperma), ovulasi
(pelepasan telur), penggabungan
gamet dan implantasi embrio didalam uterus.
a)
Ovum
Saat
ovulasi, ovum keluar dari folikel ovarium yang pecah. Ovum
tidak dapat berjalan sendiri. Kadar estrogen yang tinggi meningkatkan gerakan tuba uterina, sehingga silia tuba tersebut dapat menangkap ovum dan menggerakannya sepanjang tuba menuju rongga rahim.
Ada dua lapisan pelindung yang mengelilingi ovum. Lapisan pertama berupa membran tebal tidak berbentuk, yang disebut zona
pelucida. Lingkaran luar yang disebut korona radiata, terdiri dari sel-sel
oval yang dipersatukan oleh asam hialuronat. Ovum dianggap subur selama 24 jam setelah
ovulasi. Apabila tidak difertilisasi oleh sperma, ovum berdegenerasi dan direabsorbsi.
Pada waktu
ovulasi sel telur yang telah masak dilepaskan dari
ovarium. Dengan gerakan seperti menyapu oleh fimbria tuba uterina, ia
ditangkap oleh
infundibulum. Selanjutnya ia masuk ke dalam ampulae
sebagai hasil gerakan
silia dan kontraksi otot. Sebuah ovum mungkin
ditangkap/masuk ke dalam infundibulum tuba yang berlawanan. Keadaan ini disebut
migrasi eksterna. Ovum biasanya dibuahi dalam
12 jam setelah
ovulasi dan akan mati dalam 12 jam bila tidak segera
dibuahi. (Kusmiyati, 2010 h.34-35)
b)
Spermatozoa
Pada saat
coitus kira-kira 3-5 cc ditumpahkan kedalam fornik
posterior, dengan jumlah spermatozoa sekitar 200-500 juta. Dengan
gerakan ekornya sperma masuk ke dalam
kanalis servikalis. Di dalam
rongga uterus dan
tuba gerakan sperma terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot pada organ tersebut. Spermatozoa dapat mencapai ampula, kira-kira satu jam setelah
coitus. Ampula tuba merupakan tempat terjadinya fertilisasi. Hanya
beberapa ratus
sperma yang bisa mencapai tempat ini. Sebagian
besar mati sebagai akibat keasaman
vagina, sebagian lagi hilang/mati dalam perjalanan. Sperma dapat bertahan dalam saluran reproduksi wanita sampai empat hari.
Dalam saluran reproduksi wanita
spermatozoa mengalami
kapasitasi sebelum ia mampu membuahi
ovum. Kapasitasi terjadi
dalam
rongga uterus dan tuba yaitu berupa pelepasan lapisan
pelindung di sekitar
akrosom. Setelah ini terjadilah reaksi akrosomik
yaitu pembentukan lobang-lobang kecil pada
akrosom tempat
dilepaskannya enzim-enzim yang dapat melisiskan corona radiata dan
zona pelucida. Setidak-tidaknya dikenal dua enzim yaitu CPE (Corona
Penetrating Enzyme) yang mencerna korona radiata dan hialuronidase
yang mencerna zona pelusida. (Kusmiyati, 2010 h.36)
c) Fertilisasi Proses kehamilan dimulai dari fertilisasi yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma. Sebelum keduanya bertemu, akan terjadi 3 fase yaitu :
(1) Tahap penembusan
korona radiata
Dari 200-500 juta, hanya 200-300 juta yang sampai
dituba falopi
yang bisa menembus
korona radiata karena sudah mengalami kapasitasi.
(2) Penembusan
zona pellusida
Zona pelusida adalah sebuah perisai glikoprotein di sekeliling ovum
yang mempermudah dan mempertahankan pengikatan
sperma dan
menginduksi reaksi
akrosom. Spermatozoa lain ternyata bisa
menempel di
zona pelusida tetapi hanya satu yang terlihat mampu
menembus oosit. (3) Tahap penyatuan
oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan
zigot yang mempunyai
kromosom diploid (44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis
kelamin baru (XX untuk wanita dan XY untuk laki-laki). (a) Pembelahan :
Setelah itu
zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4
sel, 8 sel, sampai dengan 16 sel disebut
Blastomer (3 hari) dan
membentuk sebuah gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel-sel tersebut akan membelah membentuk buah arbei dan 16 sel disebut
Morula (4 hari). Saat morula memasuki rongga rahim,
cairan mulai menembus
zona pellusida masuk ke dalam ruang
antar sel yang ada di massa sel dalam. Berangsur-angsur ruang antar sel menyatu dan akhirnya terbentuklah sebuah rongga atau
blastokel sehingga disebut Blastokista (4 ½ - 5 hari). Sel yang
bagian dalam disebut
embrioblas dan sel di luar disebut trofoblas. Zona pelusida akhirnya menghilang sehingga trofoblas
bisa memasuki dinding rahim (endometrium) dan siap berimplantasi (5 ½ - 6 hari) dalam bentuk Blastokista tingkat lanjut. (b) Nidasi / implantasi :
Nidasi atau implantasi adalah penanaman sel telur yang sudah
dibuahi ke dalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi pada pars superior korpus uteri bagian anterior atau
posterior. Pada saat implantasi, selaput lendir rahim sedang berada pada
fase sekretorik (2-3 hari setelah ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahim dan pembuluh nadi menjadi berkelok-kelok.
(korpus) dekat fundus uteri. (Hani, 2011 h.38)
terbentuk dan muka seperti manusia. Janin dapat menelan, melakukan gerakan pernafasan, kencing, menggerakan anggota badan, mengedipkan mata dan mengerutkan dahi. Mulutnya membuka dan menutup. Berat janin sekitar 15-30m gram dan panjang 5-9 mm. (Kusmiyati, 2009 h.39)
abdomen, genetalia
eksterna mempunyai karakteristik laki-laki atau perempuan, anus sudah
pesat menjadi janin. pada akhir 12 minggu pertama kehamilan jantungnya berdetak, usus-usus lengkap didalam
teratogen. Dari gumpalan yang kecil, embrio berkembang dengan
yang paling kritis dalam perkembangan sistem organ dan penampilan luar utama janin. Daerah yang sedang berkembang, mengalami pembelahan sel yang cepat dan sangat rentan terhadap malformasi akibat
konsepsi. Tahap ini merupakan masa organogenesis yaitu masa
setelah
embrio berlangsung dari hari ke 15 sampai sekitar 8 minggu
(a) Trimester I : Tahap
Konsepsi
3) Perkembangan dan pertumbuhan Hasil
belakang rahim
Jaringan ini mengandung banyak cairan. (c) Proses
nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua (Tanda Hartman). Umumnya, nidasi terjadi pada dinding depan atau
kemudian sembuh dan menutup lagi. Itulah sebabnya, terkadang saat
desidua, menyebabkan luka kecil yang
mudah masuk ke dalam
Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam akan
mengandung glikogen, serta mudah dihancurkan oleh trofoblas.
endometrium ini banyak
berada dalam masa sekresi. Jaringan
blastokista mencapai rongga rahim, jaringan endometrium
Ketika
nidasi : Blastokista tingkat lanjut diselubungi oleh suatu simpai disebut trofoblas yang mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan.
(b) Trimester II dan III : Pada akhir kehamilan 20 minggu berat janin sekitar 340 gram dan panjang sekitar 16-17 cm. Ibu dapat merasakan gerakan bayi, sudah terdapat mekoneum didalam usus dan sudah terdapat
verniks pada
kulit. pada kehamilan 28 minggu berat bayi lebih sedikit dari satu kilogram dan pajangnya 23 cm. Pada usia kehamilan 32 minggu berat bayi 1,7 kg dan panjangnya 28 cm. Kulitnya mengkerut dan
testis sudah
turun ke
skrotum pada bayi laki-laki. Pada usia kehamilan 36-40 minggu,
jika ibu mendapat gizi yang cukup, kebanyakan berat bayi antara 3 sampai 3,5 kg dan panjang 35 cm. (Kusmiyati, 2009 h.39-40)
c. Tanda-tanda Kehamilan :
1) Tanda tidak pasti
(presumptive sign)
a)
Amenorea (berhentingan menstruasi) Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de Graf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi.
b) Mual muntah Pengaruh
estrogen dan progesterone terjadi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada pagi hari yang disebut
morning sickness.
c) Ngidam Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian disebut ngidam.
d)
Syncope (pingsan)
Terjadinya gangguan
sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan
iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope atau pingsan.
e) Kelelahan Sering terjadi pada trimester 1 akibat dari penurunan kecepatan basal metabolisme pada kehamilan, yang akan meningkat seiring pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas metabolisme hasil
konsepsi
f) Payudara tegang
Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada payudara,
sedangkan progesterone menstimulasi perkembangan sistem alveolar payudara. Bersama somatomamotropin, hormon-hormon ini menimbulkan pembesaran payudara, menimbulkan perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan pertama kehamilan, pelebaran putting susu, serta pengeluaran kolostrum. g) Sering
miksi
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering
miksi. Frekuensi miksi yang sering, terjadi pada
triwulan pertama akibat desakan uterus terhadap kandung kemih.
h)
Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh
progesterone dapat menghambat peristaltic usus (tonus otot
menurun) sehingga kesulitan untuk BAB i) Pigmentasi kulit Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi akibat pengaruh
hormone kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.
j)
Epulis
Hipertropi papilla ginggivae / gusi, sering terjadi pada triwulan pertama.
k)
Varises
Pengaruh
estrogen dan progesterone menyebabkan pelebaran pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat.
Varises
dapat terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis, serta payudara. (Hani, 2011 h.72-74)
2) Tanda kemungkinan
(probability sign) :
a) Pembesaran perut Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamilan.
b) Tanda
hegar Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uteri
c) Tanda
Goodel
Adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir d) Tanda Chadwicks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks e) Tanda piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu. f) Kontraksi
Braxton Hicks
Merupakan peregangan sel-sel uterus, akibat meningkatnya
actomysin
di dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak
beritmik, sporadic, tidak nyeri,
biasanya timbul pada kehamilan 8 minggu tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan
abdominal pada trimester ketiga.
g) Teraba
ballottement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
h) Pemeriksaan tes biologis kehamilan
(planotest) positif
Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya
Human Chorionic
Gonadotropin (hCG) yang diproduksi oleh sinsiotropoblastik sel selama
kehamilan. (Hani, 2011 h.74-75) 3) Tanda pasti
(positive sign)
a) Gerakan janin dalam rahim Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa.
Gerakan janin ini baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
b) Denyut jantung janin Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat
fetal
electrocardiograf (misalnya dopler). DJJ baru dapat didengar pada usia
kehamilan 18-20 minggu
c) Bagian-bagian janin Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester 3). Bagian janin ini dapat dilihat lebih sempuirna menggunakan USG d) Kerangka janin Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG.
(Hani, 2011 h.75)
d. Perubahan Fisiologis dan Psikologis Ibu Hamil
1) Perubahan fisiologis Ibu hamil
a) Sistem reproduksi (1)
Uterus Uterus akan mengalami pembesaran akibat peningkatan hormon estrogen dan progesteron, uterus akan mengalami hipertrofi dan hipervaskularisasi akibat dari pertumbuhan dan perkembangan janin,
pertambahan amnion dan perkembangan plasenta dari yang berukuran 30 gram sampai 100 gram. Uterus ditopang oleh beberapa ligament : (a)
ligamentum kardinale sinistra dan dekstra
Fungsi : mencegah supaya uterus tidak turun, terdiri atas jaringan ikat tebal. Berjalan dari serviks dan puncak vagina ke arah lateral dinding pelvis. Didalamnya ditemukan banyak pembuluh darah, antara lain vena dan arteria uterine. (b)
ligamentum sacrouterinum sinistra dan dekstra
ligamentum yang menahan uterus supaya tidak banyak bergerak, berjalan dan serviks bagian belakang, kiri dan kanan, ke arah os.sacrum kiri dan kanan
(c)
ligamentum rotundum sinistra dan dekstra
ligamentum yang menahan uterus dalam antefleksi. Berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan kanan ke daerah inguinal kiri dan kanan
(d)
ligamentum infundibulo pelvikum
ligamentum yang meliputi tuba, berjalan dari uterus ke arah sisi, tidak banyak mengandung jaringan ikat. (Ummi hani 2011;h.25) (2) Serviks
Terjadi hipervaskularisasi dan pelunakan pada serviks peningkatan hormon estrogen dan progesteron. Peningkatan lendir serviks yang disebut dengan operkulum. Kerapuhan meningkat sehingga mudah berdarah saat melakukan senggama
(3)
Vagina
Terjadi peningkatan produksi lendir oleh
mukosa vagina, hipervaskularisasi pada vagina
(4)
Ovarium
Tidak terjadi pembentukan folikel baru dan hanya terlihat perkembangan dari
korpus luteum
b) Sistem pencernaan (1) Payudara
Terjadi
hipervaskularisasi pembuluh darah akibat peningkatan
hormon
estrogen dan progesteron. Selain itu, juga terjadi
peningkatan
hormon somatomamotropin untuk produksi ASI
sehingga menjadi lebih besar (2) Mulut dan gusi
Peningkatan
estrogen dan progesteron meningkatkan aliran darah ke
rongga mulut,
hipervaskularisasi pembuluh darah kapiler gusi
sehingga terjadi
edema dan hiperplastis, ketebalan epitel berkurag
sehingga gusi lebih rapuh, timbulnya muntah menyebabkan kebersihan mulut terganggu dan meningkatkan rasa asam di mulut (3) Lambung
Terjadi relaksasi pada otot-otot pencernaan antara lain peristaltik dilambung sehingga pencernaan makanan oleh lambung menjadi lebih lama dan mudah terjadi
peristaltik balik ke esofagus. Selain itu,
pengaruh dari peningkatan hormon
HCG juga dapat menyebabkan
ibu hamil merasakan mual dan muntah (4) Usus halus dan usus besar
Relaksasi pada usus halus sehingga penyerapan makanan menjadi lebih maksimal. Relaksasi juga terjadi pada usus besar sehingga penyerapan air menjadi lama
c) Sistem kardiovaskuler Jantung : Hipertrofi (pembesaran) atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh peningkatan volume darah dan curah jantung. Karena diafragma terdorong ke atas, jantung terangkat keatas dan berotasi ke depan. Antara minggu ke 14 dan ke 20, denyut meningkat perlahan, mencapai 10 sampai 15 kali per menit, kemudian menetap sampai aterm.
d) Sistem perkemihan Peningkatan sensitivitas kandung kemih dan pada tahap selanjutnya merupakan akibat kompresi pada kandung kemih e) Sistem integumen
(1) Muka Terjadi perubahan warna bercak
hiperpigmentasi kecoklatan pada
kulit di daerah tonjolan maksila dan dahi, khususnya pada wanita hamil berkult hitam akibat peningkatan hormon
estrogen dan progesteron, serta hormon melanokortikotropin
(2) Kulit Peningkatan kelenjar
apocrine akibat peningkatan hormon, kelenjar
tersebut meningkat terutama akibat berat badan dan kegiatan metabolik yang meningkat, peningkatan aktivitas kelenjar
sebasea.
(Hani, 2011 h. 51-61) 2) Perubahan psikologis ibu hamil
a) Trimester 1 Segera setelah terjadi peningkatan hormon
estrogen dan progesteron
dalam tubuh maka akan muncul berbagai macam ketidaknyamanan secara fisiologis pada ibu hamil misalnya mual muntah, keletihan, dan pembesaran pada payudara. Hal ini akan memicu perubahan psikologis seperti : (1) Ibu membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan kesedihan (2) Mencari tahu secara aktif apakah memang benar-benar hamil dengan memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan sering kali memberitahukan orang lain apa yang dirahasiakannya
(3) Hasrat melakukan seks berbeda-beda pada setiap wanita (4) Sedangkan bagi suami sebagai calon ayah timbul kebanggaan, tetapi bercampur dengan keprihatinan akan mencari nafkah untuk keluarga. (Hani 2011 h.68) b) Trimester 2 Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sudah terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat kehamilan sudah mulai berkurang. Perut ibu pun belum terlalu besar sehingga belum dirasakan ibu sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan janinnya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang di luar dirinya dan diri sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido. (Hani, 2011 h.68)
c) Trimester 3 Trimester ketiga biasanya disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya.
Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasakan khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala terjadinya persalinan pada ibu. Sering kali ibu merasa khawatir atau takut kalu-kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggap membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. (Hani, 2011 h.69)
e. Tanda Bahaya Kehamilan
1) Tanda bahaya masa kehamilan muda
a) Perdarahan pervaginam Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah normal. pada masa awal sekali kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit atau spotting disekitar waktu pertama haidnya terlambat. Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang merah, perdarahan yang banyak, atau perdarahan yang sangat menyakikan.
Perdarahan ini dapat berarti
aborsi, kehamilan mola, dan kehamilan ektopik. (Hani, 2011 h.108)
(1)
Abortus Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat
tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu
Abortus spontan adalah abortus terjadi secara alamiah tanpa intervensi luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan tersebut.
(Kusmiyati, 2010 h.154) (2) Kehamilan
mola
Hamil
mola adalah suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil konsepsi tidak berkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi
dari vili korialis disertai dengan degenerasi hidrofik. (3) Kehamilan
ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi diluar rahim. Kehamilan
ektopik dikatakan terganggu apabila berakhir dengan abortus atau ruptur tuba. Kebanyakan kehamilan ektopik terjadi
dalam tuba. (4)
Hipertensi Gravidarum Hipertensi dalam kehamilan termasuk hipertensi karena kehamilan
dan
hipertensi kronik (meningkatnya tekanan darah sebelum usia
kehamilan 20 minggu). Klasifikasi
hipertensi dalam kehamilan :
(a)
Hipertensi (tanpa proteinurina atau odema)
(b)
Preeklampsia ringan
(c)
Preeklampsia berat
(d)
Eklampsia (Hani, 2011 h.112-113)
(5) Nyeri perut bagian bawah Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang. Hal ini mungkin gejala utama pada kehamilan ektopik atau abortus. (Hani, 2011 h.115)
2) Tanda bahaya ibu dan janin masa kehamilan lanjut
a) Perdarahan per vaginam Perdarahan pada kehamilan setelah 22 minggu sampai sebelum bayi dilahirkan dinamakan perdarahan inpartu sebelum kelahiran.
Perdarahan pada akhir kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak dan kadang-kadang tetapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan seperti ini bisa berarti
plasenta previa atau abrupsi plasenta. (Hani, 2011 h.118).
Jenis-jenis perdarahan
:
(1)
Plasenta previa
Adalah
plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi
sebagian / seluruh ostium uteri internum. (2)
Solutio plasenta (abruptio plasenta)
Adalah lepasnya plasenta sebelum waktunya. Secara normal plasenta terlepas setelah anak lahir.
b) Sakit kepala yang hebat dan menetap Sakit kepala selama kehamilan adalah umum, dan seringkali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin mengalami penglihatan yang kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre eklampsia. (Hani, 2011 h.118)
c) Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun senja) Karena pengaruh hormonal dalam kehamilan, ketajaman visual ibu dapat berubah. Perubahan yang kecil adalah normal. masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual mendadak, misalnya pandangan kabur atau berbayang dan berbintik-bintik. Perubahan visual mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat. Perubahan visual yang mendadak mungkin merupakan suatu tanda pre-eklampsia (Hani, 2011 h.119)
d) Nyeri
abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik,
persalinan preterm, abrupsi plasenta. (Hani, 2011 h.119)
e) Bengkak pada muka atau tangan Bengkak dapat menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada permukaan muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan preeklampsia. (Hani, 2011 h.121) f) Bayi kurang bergerak seperti biasa
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. (Hani, 2011 h.121)
f. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan
1) Asuhan trimester I (pada usia <12 minggu) (a) Menegakkan diagnosa kehamilan baik dengan metode sederhana maupun dengan memperhatikan perubahan fisiologi yang terjadi, serta kolaborasi untuk dilakukannya USG untuk penegakkan diagnosis pasti
(b) Penapisan kebiasaan ibu yang kurang baik, serta dapat menyebabkan gangguan pada janin dan kehamilan, seperti merokok dan minum minuman keras
(c) Melakukan penapisan penyakit penyerta dalam kehamilan (d) Peeriksaan berat badan dan IMT (e) Pemeriksaan tekanan darah (f) Deteksi infeksi menular seksual termasuk HIV/AIDS, deteksi infeksi bakteri uria (g) Pemenuhan kebutuhan asam folat, vitamin D, vitamin B6, vitamin B12 untuk mengatasi mual dan anemia dalam kehamilan. Pemberian Fe secara rutin tidak dianjurkan karena memiliki efek samping bagi ibu
(h) Kebutuhan vitamin A selama kehamilan (i) Menyiapkan psikologis ibu terhadap kehamilan yang terjadi (j) Mengurangi keluhan akibat ketidaknyamanan yang terjadi pada awal kehamilan (k) Pemberian informasi sesuai kebutuhan ibu berdasarkan temuan (l) Deteksi dini komplikasi yang mungkin terjadi pada trimester I dan melakukan tindakan kolaborasi atau rujukan dengan tepat (m) Libatkan keluarga dalam setiap asuhan yang diberikan
(Irianti, 2014 h.274)
2) Trimester II (a) Pemantauan pertambahan berat badan (b) Pemeriksaan tekanan darah (c) Pemeriksaan tinggi fundus pada usia kehamilan 24 minggu (d) Melakukan palpasi abdominal (e) Melakukan pemeriksaan denyut jantung janin (f) Pemeriksaan lab urine (g) Deteksi anemia akibat hemodilusi (h) Deteksi terhadap masalah psikologis dan berikan dukungan selama kehamilan (i) Deteksi pertumbuhan janin terhambat baik dengan pemeriksaan palpasi dan pemeriksaan kolaborasi dengan USG (j) Pemberian vaksinasi TT untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum pada bayi (k) Mengurangi keluhan akibat ketidaknyamanan yang terjadi (l) Memenuhi kebutuhan kalsium dan asam folat ibu, multivitamin dan suplemen lain hanya diberikan jika terdeteksi terjadinya pemenuhan yang tidak adekuat pada bayi
(m) Deteksi dini komplikasi yang terjadi dan melakukan tindakan kolaborasi atau rujukan secara tepat (n) Melibatkan keluarga dalam setiap asuhan
(Irianti, 2014 h.274) 3) Trimester III
(a) Pemantauan pertambahan berat badan berdasarkan pada IMT bayi (b) Pemeriksaan tekanan darah (c) Pemeriksaan tinggi fundus dan penentuan berat badan janin (d) Penentuan letak janin dengan palpasi abdominal (e) Melakukan pemeriksaan denyut jantung janin (f) Deteksi terhadap masalah psikologis dan berikan dukungan selama kehamilan (g) Deteksi pertumbuhan janin terhambat baik dengan pemeriksaan palpasi (h) Mengurangi keluhan akibat ketidaknyamanan yang terjadi pada trimester III
(i) Deteksi dini komplikasi yang terjadi dan melakukan tindakan kolaborasi atau rujukan secara tepat (j) Melibatkan keluarga dalam setiap asuhan (k) Persiapan laktasi (l) Persiapan persalinan (m) Melakukan kolaborasi pemeriksaan USG (n) Lakukan rujukan bila ditemukan tanda-tanda patologi pada trimester III
(Irianti, 2014 h.275)
2. Persalinan
a. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil
konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya
kontraksi
persalinan yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta. (Sulistyawati, 2010 h.4) Persalinan adalah rangkaian peristiwa mulai dari kenceng-kenceng teratur sampai dikeluarkannya produk
konsepsi (janin, plasenta, ketuban,
dan cairan ketuban) dari uterus dan keluar melalui jalan lahir atau mlalui jalan lain, dengan bantuan atau dengan kekuatan sendiri. (Sumarah, 2009 h.1)
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil
konsepsi yang dapat
hidup di luar
uterus melalui vagina ke dunia luar. Proses tersebut dapat
dikatakan normal atau spontan jika bayi yang dilahirkan berada pada posisi letak belakang kepala dan berlangsung tanpa bantuan alat-alat atau pertolongan. Pada umumnya proses ini berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam. (Sondakh, 2013 h.2)
Dari uraian di atas, maka persalinan dapat disimpulkan sebagai proses pengeluaran janin melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Persalinan dimulai dari kenceng-kenceng teratur dan ditandai perubahan serviks sampai dikeluarkannya janin sampai plasenta. Persalinan dapat dikatakan normal atau spontan apabila bayi yang dilahirkan berada pada posisi letak belakang kepala dan berlangsung tanpa bantuan alat-alat atau pertolongan.
b. Fisiologis Persalinan
Perlu diketahui bahwa selama kehamilan, dalam tubuh wanita terdapat dua hormon yang dominan 1)
estrogen
berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas otot rahim serta memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan
oksitosin : prostaglandin dan mekanis
2)
progesteron
berfungsi untuk menurunkan sensitivitas otot rahim : menghambat rangsangan dari luar seperti rangsangan
oksitosin, prostaglandin dan mekanis, serta menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi. Estrogen dan progesteron harus dalam komposisi keseimbangan,
sehingga kehamilan dapat dipertahankan. Perubahan keseimbangan antara
estrogen dan progesteron memicu oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis posterior, hal tersebut menyebabkan kontraksi yang disebut
dengan
Braxton Hicks. Kontraksi Braxton Hicks akan menjadi kekuatan
dominan saat mulainya proses persalinan sesungguhnya, oleh karena itu makin matang usia kehamilan maka frekuensi ini akan semakin sering.
Oksitosin diduga bekerjasama dengan prostaglandin, yang
kadarnya makin meningkat mulai dari usia kehamilan minggu ke 15. Di samping itu, faktor status gizi wanita hamil dan keregangan otot rahim juga secara penting mempengaruhi dimulainya kontraksi otot rahim. (Sumarah, 2009 h.2) (a) Teori penurunan hormon saat 1-2 minggu sebelum proses melahirkan dimulai, terjadi penurunan kadar estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim, jika kadar progesteron turun akan menyebabkan tegangnya pembuluh darah dan menimbulkan his
(b) Teori plasenta menjadi tua seiring matangnya usia kehamilan, villi chorialis dalam plasenta mengalami beberapa perubahan, hal ini menyebabkan turunnya kadar
estrogen dan progesteron yang mengakibatkan tegangnya
(2) teori ini menunjukan, pada kehamilan dengan bayi anensefalus sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuknya
kehamilan menyebabkan
oksitosin meningkatkan aktivitasnya
dalam merangsang otot rahim untuk berkontraksi, dan akhirnya persalinan dimulai. (f) Teori
hipotalamus-pituitari dan glandula suprarenalis
(1)
glandula suprarenalis merupakan pemicu terjadinya persalinan
hipotalamus.
(3) menurunnya konsentrasi
(g) Teori prostaglandin
prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua disangka sebagai salah
satu sebab permulaan persalinan. Hasil percobaan menunjukan bahwa prostaglandin F
2
dan E
2
progesteron karena matangnya usia
Braxton Hicks
pembuluh darah sehingga akan menimbulkan kontraksi uterus. (c) Teori
ganglion servikalis (fleksus
frankenhauser), bila ganglion ini digeser dan ditekan (misalnya oleh
distensi rahim
(1) otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu (2) setelah melewati batas tersebut, akhirnya terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai (3) contohnya pada kehamilan gemeli, sering terjadi kontraksi karena uterus teregang oleh ukuran janin ganda, sehingga kadang kehamilan gemeli mengalami persalinan yang lebih dini. (d) Teori
iritasi mekanis
dibelakang
serviks
terletak
kepala janin), maka akan timbul
mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi
kontraksi uterus
(e) Teori
oksitosin
(1)
oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior
(2) perubahan keseimbangan
estrogen dan progesteron dapat
yang diberikan secara intravena menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap usia kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar
prostaglandin yang tinggi
baik dalam air ketuban maupun darah
perifer pada ibu hamil sebelum melahirkan atau selama proses persalinan.
(h) Induksi persalinan persalinan dapat juga ditimbulkan dengan jalan sebagai berikut: (1)
gagang laminaria : dengan cara laminaria ke dalam kanalis servikalis
(2)
amniotomi : pemecahan ketuban
(3)
oksitosin drip : pemberian oksitosin menurut tetesan per infus
(Sulistyawati, 2010 h.5)
c. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
1)
Passage (jalan lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar panggul, vagina, dan
introitus (lubang luar vagina). Meskipun jaringan
lunak, khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relative kaku. Oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai. (Sumarah, 2008 h.23)
2)
Passenger (janin dan plasenta)
Passanger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat