BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 1495093927BAB 3 ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENSTRA INFRST CK FIX

BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

3.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang

3.1.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya

  Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya, berdasarkan Perpres 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 dan Renstra Ditjen Cipta Karya 2015- 2019. Dalam Perpres 2 Tahun 2015, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disebut RPJM Daerah, adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun sesuai periode masing-masing pemerintah daerah. Dalam Renstra Ditjen Cipta Karya 2015-2019, sasaran pembangunan kawasan permukiman yang

  4. Peningkatan efisiensi layanan air minum dilakukan melalui penerapan prinsip jaga air, hemat air dan simpan air secara nasional; 5. Penciptaan dokumen perencanaan infrastruktur permukiman yang mendukung;

  6. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar; 7. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk keserasiannya terhadap lingkungan.

  Berdasarkan Arahan RPJMN, maka arahan pembangunan bidang Cipta Karya Kabupaten Musi Rawas dirumuskan secara singkat sebagai berikut: 1.

  Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0% melalui penanganan kawasan permukiman kumuh seluas 140 hektar dan peningkatan keswadayaan masyarakat di 186 desa.

2. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung

3.1.2 Arahan Penataan Ruang

  Potensi Arahan Penataan Ruang, antara lain berisikan arahan penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN), Kawasan Strategis Nasional (KSN) pada kabupaten Musi Rawas sesuai dengan amanat PP. Berdasarkan amanat PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), kabupaten Musi Rawas mengemban sebagian dari misi dunia dalam mengurangi ancaman pemanasan global dengan menjaga dan mempertahankan fungsi lindung Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

  Berdasarkan kriteria sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, kawasan strategis nasional di kabupaten Musi Rawas adalah Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). TNKS dengan luas 251.251 Ha atau 20% lebih dari luas total Kab. Musi Rawas, ditetapkan menjadi Kawasan Strategis Nasional sebagai Kawasan Lindung Taman Nasional. Sementara itu, pemerintah Kabupaten Musi Rawas telah menetapkan visi daerah sebagai

  Penetapan Daerah diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional 2008-2028 (RTRWN), Pada tabel Sistem Perkotaan Nasional, Provinsi Sumatera Selatan dengan PKN Kota Palembang, PKW Lubuk Linggau masuk ke dalam Tahapan Pengembangan I, Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan Kota-Kota Pusat Pertumbuhan Nasional, dengan Pengembangan/Peningkatan fungsi Kota. Dalam RTRW Provinsi Sumatera Selatan, Kota Lubuklinggau berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah dan Kecamatan Muara Beliti, Kecamatan Muara Lakitan dan Kecamatan Rupit sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Ini artinya Kota Lubuklinggau mempunyai kapasitas untuk melayani wilayah Kabupaten Musi Rawas dan Kabupaten Empat Lawang dan wilayah lain di sekitarnya. Mengacu pada kebijakan dan strategi di atas, Muara Beliti, Muara Lakitan dan Rupit (Rupit telah menjadi bagian dari kabupaten Musi Rawas Utara) diarahkan menjadi Pusat Kegiatan Lokal (PKL) untuk wilayah Kabupaten Musi Rawas.

  Arahan spasial untuk Bidang Cipta Karya Kabupaten Musi Rawas berdasarkan penjabaran sebelumnya yaitu pendekatan pembangunan

3.1.3 Arahan Wilayah Pengembangan Strategis

  Keterpaduan pembangunan bidang Cipta Karya diarahkan untuk mendukung pengembangan wilayah pada WPS. WPS merupakan wilayah- wilayah yang dipandang memerlukan prioritas pembangunan yang didukung keterpaduan penyelenggaraan infrastruktur dan meningkatkan peran serta seluruh stakeholder. Dalam Renstra Kementerian PU-PR 2015-2019 ditetapkan 35 WPS yang merepresentasikan keseimbangan pembangunan antar wilayah dan mereflksikan amanat NAWACITA.

Tabel 3.2 Daftar 35 WPS

  Kelompok WPS WPS WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Merak-Bakauheni-Bandar Lampung- Palembang-Tanjung Api-Api; Metro Medan-Tebing Tinggi-Dumai- Pekanbaru; Jakarta-Bandung-Cirebon-Semarang; Malang-Surabaya Bangkalan; Yogyakarta-Solo-Semarang; Balikpapan-Samarinda-Maloy; Manado-Bitung-Amurang; Makassar-Pare Pare- Mamuju

  WPS Pertumbuhan Terpadu Ternate-Sofifi-Morotai; Kemaritiman Ambon-Seram WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Batam-Bintan-Karimun; Kemaritiman Jambi-Palembang-Bangka Belitung

  (Pangkal Pinang) WPS Konektivitas Keseimbangan Jakarta-Bogor-Ciawi-Sukabumi; Pertumbuhan Terpadu Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi WPS Pusat Pertumbuhan Sibolga-Padang-Bengkulu; Sedang Berkembang Yogyakarta-Prigi-Blitar-Malang; Banjarmasin- Batulicin-Palangkaraya;

  Ketapang-Pontianak-Singkawang- Sambas; Gorontalo- Bolaang Mongondow; Palu-Banggai; Sorong-Manokwari; Manokwari-Bintuni

  WPS Konektivitas dan Pusat Denpasar-Padang Bay Pertumbuhan Wisata WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Sabang-Banda Aceh-Langsa Berkembang dan Hinterland

  Strategi pembangunan nasional selama 5 (lima) tahun ke depan sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 berdasarkan kepada : 1.

  Norma Pembangunan 2. Dimensi Pembangunan a.

  Dimensi pembangunan manusia dan masyarakat.

  Pembangunan mental dan karakter menjadi salah satu prioritas utama pembangunan, tidak hanya di birokrasi tetapi juga pada seluruh komponen masyarakat.

  b.

  Dimensi pembangunan sektor unggulan.

  Hal ini meliputi kedaulatan pangan, ketahanan energi dan ketenagalistrikan, kemaritiman dan kelautan, pariwisata dan industri.

  c.

  Dimensi pemerataan dan kewilayahan 3. Kondisi sosial, politik, hukum, dan keamanan yang stabil. Sumatera adalah: Pintu Gerbang Perdagangan Internasional; Industri Berbasis Komoditas Kelapa Sawit, Karet, Timah, Bauksit, & Kaolin; Lumbung Energi Nasional, Termasuk Pengembangan Energi Terbarukan Biomassa; Hilirisasi Komoditas Batu Bara; dan Percepatan Pembangunan Ekonomi Berbasis Maritim (Kelautan).

  Pembangunan infrastruktur PUPR pada setiap WPS akan diterpadukan dengan sasaran pokok dan program nasional. Pada poin ketiga diterpadukan dengan program Pengembangan Perkotaan KSN, PKW dan PKSN/Kota Perbatasan di antaranya di Pulau Sumatera; Pulau Jawa-Bali; Kepulauan Nusa Tenggara; Pulau Kalimantan; Kepulauan Maluku dan Pulau lainnya. Poin Keempat, diterpadukan dengan program pengembangan Tol Laut (pelabuhan hub dan pelabuhan feeder) yang di antaranya di Pulau Sumatera (Malahayati, Belawan, Kuala Tanjung, Teluk Bayur, Panjang, Batu Ampar, Jambi: Talang Duku, dan Palembang: Boom Baru); Pulau Jawa (Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Tanjung Emas); Pulau Kalimantan (Sampit, Banjarmasin, Samarinda, Balikpapan, Kariangau, dan Pontianak); Pulau Bali Rawas tidak diarahkan pada pengembangan kemaritiman dikarenakan secara geografis kabupaten Musi Rawas tidak terletak di kawasan pesisir, namun arahan fungsi pengembangan wilayah kabupaten Musi Rawas diarahkan pada tiga substansi yaitu agro, kawasan lindung dan pengelolaan sumber daya alam secara arif.

3.1.4 Arahan Rencana Pembangunan Daerah

  Arahan pembangunan daerah sesuai dengan RPJMD Provinsi, RPJMD Kabupaten Musi Rawas, dan Renstra SKPD terkait untuk pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. RPJMD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2018 ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2018. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2018 memuat visi, misi, tujuan dan sasaran serta prioritas program.

  Dengan mempertimbangkan kemajuan yang telah dicapai pada

  Berdasarkan visi pembangunan yang telah ditetapkan, misi pembangunan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2018 sebagai berikut:

  1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi;

  2. Memantapkan stabilitas daerah;

  3. Meningkatkan pemerataan yang berkeadilan;

  4. Meningkatkan pengelolaan lingkungan yang lestari dan penanggulangan bencana.

  Misi kesatu menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan perlu ditopang oleh pertumbuhan dari sisi pengeluaran dan sisi produksi yang seimbang agar peningkatan jumlah permintaan tidak diikuti oleh tekanan inflasi yang tinggi.

  Misi kedua menekankan peningkatan stabilitas daerah melalui 3 (tiga) aspek, yaitu: (1) stabilitas ekonomi dengan menjaga stabilitas harga dan nilai tukar, (2) stabilitas sosial dengan mencegah konflik sosial; serta (3) stabilitas politik. pengembangan penghidupan yang berkelanjutan dan melakukan sinergi dari seluruh pihak, termasuk kerjasama dan kemitraan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, swasta dan masyarakat.

  Misi keempat menegaskan pelaksanaan konservasi dan pemanfaatan lingkungan hidup dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang berkelanjutan yang disertai dengan penguasaan dan pengelolaan resiko bencana untuk mengantisipasi perubahan iklim.

  Prioritas Program Provinsi Sumatera Selatan tahun 2013-2018 adalah :

  1. Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Keamanan dan Ketertiban Masyarakat

  2. Pendidikan, Kesehatan dan Sosial Budaya

  3. Penanggulangan Kemiskinan

  4. Pembangunan Pertanian

  5. Infrastruktur dan Energi Tabel 3.3.Keterkaitan Prioritas Pembangunan Kabupaten Musi Rawas Dengan Prioritas Provinsi Sumatera Selatan

  No Program Prioritas Kabupaten Musi Rawas Program Prioritas Provinsi Sumatera Selatan

  Prioritas Pengembangan Wilayah.

  Program Prioritas Ketujuh Pengelolaan Lingkungan dan Pengendalian Bencana

  6 Prioritas Pembangunan Nomor Enam; Pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa didukung oleh Penanganan masalah sosial, kependudukan; tenaga kerja dan pelestarian lingkungan hidup

  Pengembangan Usaha

  5 Prioritas Pembangunan Nomor Lima; Peningkatan daya saing ekonomi melalui produktivitas non pertanian,Penanaman Modal, Koperasi UKM, perdagangan dan industri Program Prioritas Investasi dan

  Pertanian

  4 Prioritas Pembangunan Nomor Empat; Peningkatan Kemandirian pangan melalui produktivitas pertanian dalam arti luas Program Prioritas Pembangunan

  3 Prioritas Pembangunan Nomor Tiga; Pemenuhan infrastruktur dasar yang didukung oleh sarana prasarana perhubungan, komunikasi dan Informatika

  1

  Kesehatan dan Sosial Budaya

  2 Prioritas Pembangunan Nomor Dua; Kesehatan merata, bermutu dan berstandar yang didukung oleh Pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga sejahtera Program Prioritas Pendidikan,

  Kesehatan dan Sosial Budaya

  1 Prioritas Pembangunan Nomor Satu; Pendidikan unggul berstandar, didukung oleh Infrastruktur pendidikan yang memadai, guru yang berkualitas, pengelolaan perpustakaan dan arsip Program Prioritas Pendidikan,

  3

  2

  7 Prioritas Pembangunan Nomor Tujuh Program Prioritas Pertama; Tata Kelola

Tabel 3.4 Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai

  Kebutuhan Pendanaan RPJMD Kabupaten Musi Rawas

  Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kinerja pada

  Bidang Urusan Kondisi Indikator Awal

  PD Pemerintahan Kinerja Kinerja RPJMD 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Penang

  Kode dan Program pada Program (Tahun gung Prioritas

  Akhir (Outcame) 2016) jawab Pembangunan

  RPJMD Data Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

  Tahun (%) (000) (%) (000) (%) (000) (%) (000) (%) (000) (%) (000) 2015 (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

DINAS PU CIPTA KARYA DAN TATA RUANG

  cakupan Dinas Program Pelayanan layanan PU.

  Administrasi

  75 80 1.461.213 82 1.534.274 85 1.610.988 87 1691.537 90 1.776.114 92 1.864.919

  92 administrasi Cipta Perkantoran perkantoran

  Karya Program Cakupan Peningkatan layanan

  Dinas Sarana dan ketersediaan PU.

  70 75 260.400 80 273.420 82 287.091 85 301.446 90 316.518 95 332.344

  95 Prasarana Aparatur sarana dan Cipta prasarana Karya aparatur

  Cakupan Program Layanan

  Dinas Peningkatan Ketersediaan PU. Kapasitas Sumber

  50 55 160.000 60 168.000 65 176.400 70 185.220 75 194.481 80 204.205

  80 sarana dan Cipta Daya prasarana

  Karya Aparatur aparatur Program Cakupan

  Peningkatan layanan Dinas PU Pengembangan ketersediaan

  55 60 275.000 65 288.750 70 303.188 75 318.347 80 334.264 85 350.978

  85 Cipta Sistem Pelaporan sarana dan Karya Capaian Kinerja prasarana dan Keuangan aparatur Infrastruktur ketersediaan rutin Sarana layanan Program Pemeliharaan Cakupan sarana dan 45 45 813.780 50 854.469 55 897.192 60 942.052 65 989.154 70 1.038.612 70 Dinas PU. CK & TR gorong Drainase/gorong- kondisi baik Program Persentase Pembangunan Saluran panjang drainase infrastruktur prasarana 14.4 17 14.122.400 25 14.828.520 33 15.569.945 6 42 16.348.443 50 17.165.865 75 18.024.158 75 Dinas PU. CK & TR

  Kinerja Air Minum pengguna air Pembangunan Turap/bronjong Program Rasio rumah Pengembangan tangga Turap/Talud/Bronjong terhadap total Program Rasio kebutuhan 100 M 900.000 200 M 945.000 300 M 992.250 400 M 1.041.862 500 M 1.093.955 600 M 1.148.653 600 M Dinas PU. CK & TR dan Air Limbah bersih (%) 84.20% Tinggal dan Rasio rumah perumahan masyarakat seluruh 74 75.6 600.000 76.6 19.660.525 80 630.000 80 20.643.552 85 661.500 85 21.675.729 90 22.759.516 90 694.575 95 729.303 100 765.768 100 95 23.897.491 100 25.092.366 100 Dinas PU. Dinas PU. CK & TR Pengembangan infrastruktur Wilayah Strategis dan agropolitan dan Cepat Tumbuh kawasan cepat Program Cakupan perumahan bersanitasi tumbuh 91 92 11.883 93 12.477.150 94 13.101.007 95 13.756.057 96 14.443.860 97 15.166.053 97 Dinas PU. CK & TR CK & TR Program Pemanfaatan Rasio ruang Tara Ruang dokumen Program Perencanaan Jumlah turunannya tersusun beserta ruang yang perencanaan tata 1 dok 1dok 920.000 1 dok 966.000 1 dok 1.014.300 1 dok 1.065.015 1 dok 1.118.265 1 dok 1.174.179 1 dok Dinas PU. CK & TR Ruang terbuka hijau Pemanfaatan Ruang wewenang antar Program Pengendalian Cakupan wilayah ber per satuan luas HPL/HGB institusi 5.68 7 100.000 10 105.000 12 110.250 15 115.762 20 121.550 25 127.628 25 Dinas PU. Dinas PU. CK & TR pemanfaatan tata ruang pengendalian

  25 30 100.000 35 105.000 40 110.250 45 115.762 50 121.550 55 127.628 55 CK & TR Sumber: RPJMD Kab. Musi Rawas 2016-2021

3.2 Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

3.2.1 Rencana Kawasan Permukiman (RKP)

  Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman kabupaten Musi Rawas berdasarkan RTRW kabupaten Musi Rawas, dijabarkan sebagai berikut : 1.

  Kawasan Permukiman Perkotaan Menunjukkan areal kawasan permukiman perkotaan, kawasan ini menempati areal dengan bentuk wilayah datar-berombak (0-8%), jenis tanah alluvial dan pola penggunaan lahan eksisting permukiman dan pekarangan. Kawasan ini menyebar secara spot-spot, terutama di pusat-pusat ibukota kecamatan dan desa/kelurahan di seluruh kecamatan di Kabupaten Musi Rawas.

  Arahan pemanfaatan ruang ditujukan untuk mengoptimalkan dan mengendalikan peruntukan lahan dengan tetap mempertahankan

2. Kawasan Permukiman Perdesaan

  Menunjukkan areal kawasan permukiman perdesaan, kawasan ini menempati areal dengan bentuk wilayah datar bergelombang (0- 15%), jenis tanah podsolik, kambisol, alluvial dan koluvial, dengan pola penggunaan lahan eksisting permukiman dan pekarangan. Kawasan ini menyebar di tiap kecamatan di wilayah kabupaten Musi Rawas. Arahan pemanfaatan ruang ditujukan untuk mengoptimalkan fungsi layanan bagi masyarakat perdesaan dengan pengaturan tata ruang permukiman dan pengadaan fasilitas sosial dan fasilitas umum perdesaan yang mendukung kegiatan pertanian /agropolitan.

3.2.2 Rencana Induk Penyediaan Air Minum (RISPAM)

Tabel 3.5 Daftar UPT BLUD-SPAM Kabupaten Musi Rawas

NO KECAMATAN LOKASI TAHUN PEMBUATAN SUMBER AIR BAKU LAMA OPERASI KAPASITAS (JAM) (L/DETIK)

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

SUMUR BOR

  1 JAYALOKA DESA GIRIYOSO 1997

  8

  5 MEGANG SAKTI KEL. TALANG UBI S. SENARO

  1. Rencana sistem pelayanan Peningkatan cakupan akses air minum dengan jaringan perpipaan khususnya pada masyarakat perdesaan yang belum terjangkau oleh SPAM melalui melalui penyediaan pelayanan sarana dan prasarana air minum.

  2. Rencana pengembangan SPAM  Pembuatan Rencana Induk SPAM (MasterPlan SPAM) Kabupaten Musi Rawas.

   Pengadaan dan pemasangan jaringan pipa distribusi.  Penambahan kapasitas dan sistem sambungan rumah air minum serta perlindungan sumber air baku dari pencemaran lingkungan.

3. Rencana penurunan kebocoran air minum

  Rencana penurunan kebocoran air minum berkaitan dengan rencana pengembangan SPAM. Pembuatan Masterplan akan membantu pembentukan zonasi skala prioritas penanggulangan kebocoran berdasarkan tingginya tingkat kebocoran yang terjadi.

  Sasaran Prioritas Pembangunan Air Limbah

  

1 Sosialisasi rencana pembangunan MCK umum kepada masyarakat oleh Dinas

Terkait

  2 Pembebasan Lahan/Tanah

  3 Perencanaan detail (DED) MCK Umum

  4 Biaya Operasional dan Pemeliharaan MCK Umum

  

5 Penyuluhan dan kampanye mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan

Air Limbah domestic (pada daerah yang berpotensi untuk dibangun MCK ++)

  6 Sosialisasi rencana pembangunan MCK++ kepada masyarakat oleh Dinas Terkait

  7 Perencanaan detail (DED) MCK ++

  8 Pembebasan Lahan/Tanah

  9 Studi AMDAL Pembangunan IPLT

  10 Sosialisasi dan Kampanye rencana Pembangunan IPLT

  11 Pembebasan Lahan/Tanah

  12 Perencanaan Detail (DED) Pembangunan IPLT Sumber: MPS Kab. Musi Rawas 2016-2021

  Tujuan dan Sasaran Air Limbah Domestik

  Air Limbah Permukiman 1.

  Berkurangnya Praktek buang Air Besar Sembarangan(BABs) dari 33% menjadi 0% (pada tahun 2018)

  2. Meningkatkan Kesadaran Mayarakat Sebesar 33% atau 123.459 jiwa untuk tidak BABs pada akhir tahun 2018

  3. Meningkatnya akses prasarana dan sarana air limbah sistem on site di perkotaan dan perdesaan untuk perbaikan kesehatan masyarakat dari 89,8% menjadi 95% di tahun 2017

  4. Meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana jamban keluarga dengan tengki septik yang tidak aman dari 10,2% menjadi septik aman 0% atau meningkat 10,2% (7.632 KK) pada akhir 2018 5. Tersedianya regulasi air limbah permukiman domestic pada tahun 2018 6. Terpisahnya antara regulator dan operator dalam pengelolaan IPLT pada tahun 2018 7. Meningkatkan dan mengembangnya sumber pendanaan prasarana dan sarana air limbah permukiman setiap tahunnya

  Sumber: MPS Kab. Musi Rawas 2016-2021 Pembangunan Persampahan 1.

  Tujuan dan Sasaran Pembangunan Persampahan Sasaran pembangunan Persampahan terkait sanitasi sampai dengan periode Tahun 2018 di Kabupaten Musi rawas disusun berdasarkan tingkat prioritas dan hasil kesepakatan pokja sanitasi kab. Musi Rawas yaitu sebagai berikut:

  Sasaran Prioritas Pembangunan Persampahan

  1 Meningkatkan kapasitas TPA Tiang Pumpung Kepungut yang baru di tahun 2018

  2 Mendorong pengolahan sampah dengan 3R di desa hingga kecamatan di tahun 2018

  3 Meningkatnya kualitas layanan pengelolaan persampahan sesuai dengan UU persampahan dan SPM pada akhir tahun 2018

  4 Berdasarkan UU No. 18 tahun 2008, rencana pengelolaan persampahan di TPA menggunakan metode Sanitary

  5 Meningkatnya peran serta swasta dalam pengembangan sistem pengelolaan persampahan

  6 Pembangunan TPS

  7 Transfer Depo Pembebasan Lahan

  8 Penyusunan DED Transfer Depo

  9 Penyusunan DED Landasan Kontainer

  10 Penyusunan DED TPA Muara Kelingi

  11 Pembangunan TPA di Kecamatan Muara Kelingi

  12 Pembangunan dan pengelolaan TPS di Kecamatan Muara Kelingi

Sumber: MPS Kab. Musi Rawas 2016-2021

  Tujuan dan Sasaran Persampahan Domestik

  Air Limbah Permukiman

2. Strategi Pembangunan Persampahan

  Melakukan pembangunan TPA, Penerapan konsep 3R untuk upaya pengurangan sampah, pengadaan sarana prasarana persampahan, melakukan penyuluhan penyuluhan kepada masyarakat tentang pengelolaan persampahan dan diadakannya bimtek pengomposan untuk mengurangi volume sampah ke TPA dan dapat digunakan sebagai pupuk oleh petani.

3.2.4 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

  Kawasan Perkotaan Muara Beliti ibukota Kabupaten Musi Rawas, sesuai dengan konsep RTBL, terbagi atas Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) A terbagi atas dua bagian segmentasi sebagai berikut: a.

  Penataan segmen 1 Koridor Jalan Kolektor Utama Pusat Agropolitan Bagian wilayah Perkotaan (BWP) Muara Beliti yang merupakan segmentasi 1 meliputi: b.

  Pusat kegiatan agropolitan center: prasarana dan sarana agropolitan sebagai magnit utama koridor jalan utama pusat Penataan segmen 2 Koridor Jalan Arteri dan Jalan utama Pusat Pemerintahan Kabupaten Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) muara Beliti yang merupakan segmentasi 2 meliputi: 1.

  Pelayanan publik pemerintahan/perkantoran perumahan kepadatan rendah, ruang terbuka hijau, hujan kota

  2. Perkantoran Pemerintah Kabupaten sebagai magnit utama kawasan pusat pemerintahan

3. Pusat kegiatan Olahraga (sport center dan lapangan golf)

  Semua bagian wilayah perkotaan (BWP) A Muara Beliti Ibukota Kabupaten Musi Rawas dan koridor penataan secara keseluruhan merupakan satu kesatuan kawasan Perkotaan Muara Beliti sebagai Ibukota Kabupaten Musi Rawas dan Ibukota Kecamatan Muara Beliti, karena itu maka perencanaan dan pembangunan infrastruktur kawasan, juga harus terintegrasi secara sistem. Untuk itu, maka lingkup indikasi program terbagi atas indikasi program pembangunan yang bersifat menyeluruh untuk seluruh kawasan, terutama yang berkaitan

  2. Pemasangan pju (penerangan jalan umum) dan penerangan untuk pedestrian setiap jarak 30 meter

  3. Penanaman pohon pelindung penanaman rumput sepanjang median, jalur hijau, dan ruang-ruang terbuka hijau

4. Penataan sempadan irigasi 5.

  Pembuatan halte kendaraan umum dan jalur perlambatan, disesuaikan dengan rencana pengaturan lalu lintas route angkutan umum 6. Penataan street furniture, setiap 50 meter 7. Penataan tata informasi sesuai dengan rencana tiap meter sepanjang pedestrian

  8. Pembangunan jalan baru (atau pelebaran jalan lintas eksisting), serta membangun beberapa gerbang bukaan dan landmark di persimpangan jalan 9. Penataan kawasan perdagangan dan jasa 10.

  Penataan kawasan perkantoran 11.

  1. Segmen 1 pada koridor jalan utama pusat agropolitan center bagian wilayah perkotaan (BWP) Muara Beliti pada segmentasi 1 : kawasan pusat agropolitan center, kesehatan, perkantoran, perdagangan dan jasa, perumahan kepadatan sedang, dan ruang terbuka hijau. Pola kegunaan di kawasan ini didominasi dan diarahkan sebagai kawasan agropolitan center, perkantoran, perdagangan dan jasa, dengan memanfaatkan dan menata (mengoptimalkan) kondisi ruang dan bangunan yang ada, yaitu program penataan kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa, perumahan kepadatan sedang, koridor jalan utama dan sempadan sungai, serta ruang terbuka hijau. Sistem pengembangan pemanfaatan lahan di kawasan ini dapat dilakukan dengan model konsolidasi lahan (land

  consolidation) yang dapat memberikan keuntungan bagi berbagai stakeholder. dengan cara konsolidasi lahan, land sharing atau pembebasan lahan oleh pengembang/pemerintah.

  Untuk merealisasikan program-program pembangunan/ pengembangan fisik ini, beberapa program non fisik perlu dilakukan sebagai berikut:

   Penataaan sektor informal pada lokasi-lokasi yang diperkenankan sesuai dengan arahan RTBL, yaitu di dalam kawasan blok penataan baik berupa ruang terbuka maupun di dalam bangunan yang diintegrasikan dengan fungsi ruang tata bangunan. Untuk perlu dilakukan kerjasama antar seluruh stakeholder yang difasilitasi oleh pemkab.

   Program sosialisasi RTBL dan persiapan partisipasi masyarakat. Untuk merealisasikan semua program sesuai arahan RTBL, selain perlu dilakukan sosialisasi RTBL kepada seluruh stakeholder yang terkait dengan pengembangan kawasan ini, juga perlu dipersiapkan kawasan perencanaan yang layak huni, berjati diri, produktif dan berkelanjutan. Komponen rancangan meliputi: struktur peruntukan lahan, intensitas pemanfaatan lahan, tata bangunan, sistem sirkulasi dan jalur penghubung, sistem ruang terbuka dan tata hijau, tata kualitas lingkungan, sistem prasarana dan utilitas bangunan. Panduan rancangan bersifat mengaktualisasikan tujuan penataan lingkungan/ kawasan yang layak huni, berjati diri, produktif dan berkelanjutan secara lebih terstruktur dan mudah dilaksanakan (design guidelines).

  Rencana investasi Pembangunan yang akan dilakukan di kawasan ini (sesuai indikasi program) dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:

  1. kabupaten menganggarkan dana Pemerintah pembangunan melalui APBD, terutama untuk penyediaan sarana dan prasarana lingkungan yang berfungsi sebagai public utilities di sepanjang kawasan ini.

  2. menata dan membangun kawasan sesuai arahan RTBL dengan kompensasi fiscal selama kurun waktu tertentu.

  4. Mengajak pihak pemilik lahan, swasta dan atau masyarakat atas sepengetahuan pemerintah untuk bersama-sama menata jalur pedestrian, sempadan sungai atau halaman kapling sebagai ruang terbuka hijau dan tanaman hias.

3.2.5 Matriks Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Tabel 3.5 Matriks Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

INDIKASI PRODUK STATUS ARAHAN NO.

  (1) (2) (3) (4) (5) (6)

  1. RKP Ada Ada Ada Ada

  2. RISPAM Ada Ada Ada Ada

  3. SSK Ada Ada Ada Ada

  4. RTBL Ada Ada Ada Ada