ETIKA PROFESIONAL DAN DALAM AUDITING.docx

ETIKA PROFESIONAL DALAM AUDITING
A. Etika Profesional
Etika secara harfiah bermakna pengetahuan tentang azas-azas akhlak atau moral. Etika secara
terminologi kemudian berkembang menjadi suatu konsep yang menjelaskan tentang batasan baik
atau buruk, benar atau salah, dan bisa atau tidak bisa, akan suatu hal untuk dilakukan dalam
suatu pekerjaan tertentu.
B. Pentingnya Nilai-Nilai Etika dalam Auditing
beragam masalah etis berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan auditing. Banyak
auditor menghadapi masalah serius karena mereka melakukan hal-hal kecil yang tak satu pun
tampak mengandung kesalahan serius, namun ternyata hanya menumpuknya hingga menjadi
suatu kesalahan yang besar Untuk itu pengetahuan akan tanda-tanda peringatan adanya masalah
etika akan memberikan peluang untuk melindungi diri sendiri
C. Dilema Etika dan Solusinya
Dilema etika adalah Situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus membuat keputusan
tentang perilaku seperti apa yang tepat untuk dilakukannya.Terdapat dua faktor utama yang
mungkin menyebabkan orang berperilaku tidak etis, yakni:
1. Standar etika orang tersebut berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Misalnya,
seseorang menemukan dompet berisi uang di bandar udara (bandara). Dia mengambil
isinya dan membuang dompet tersebut di tempat terbuka. Pada kesempatan berikutnya,
pada saat bertemu dengan keluarga dan teman-temannya, yang bersangkutan dengan
bangga bercerita bahwa dia telah menemukan dompet dan mengambil isinya.

2. Orang tersebut secara sengaja bertindak tidak etis untuk keuntungan diri sendiri. Misalnya,
seperti contoh di atas, seseorang menemukan dompet berisi uang di bandara. Dia
mengambil isinya dan membuang dompet tersebut di tempat tersembunyi dan
merahasiakan kejadian tersebut.
D. Pemecahan Dilema Etika

Pendekatan enam langkah berikut ini merupakan pendekatan sederhana untuk memecahkan
dilema etika:
1. Dapatkan fakta-fakta yang relevan
2. Identifikasi isu-isu etika dari fakta-fakta yang ada
3. Tentukan siapa dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi oleh dilema etika
4. Identifikasi alternatif-alternatif yang tersedia bagi orang yang memecahkan dilema etika
5. Identifikasi konsekuensi yang mungkin timbul dari setiap alternatif
6. Tetapkan tindakan yang tepat.
E. Kebutuhan Khusus Akan Kode Etik Profesi
Perlunya Etika Profesional bagi Organisasi Profesi :
 Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan kepercayaan
dari masyarakat yang dilayaninya.
 Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik akan menjadi lebih tinggi
jika profesi tersebut menerapkan standar mutu tinggi


terhadap pelaksanaan

pekerjaan profesional yang dilakukan oleh anggota profesinya.
a.

Kode Etik Profesi AICPA (American Institute of Certified Public Accountants)
Standar umum perilaku yang ideal dan menjadi khusus tentang perilaku yang harus
dilakukan terdiri dari empat bagian yaitu :
 Prinsip etika profesi
 Peraturan etika
 Interpretasi atas peraturan etika
 Kaidah etika

b.

Kode Etik Akuntan Indonesia
Etika profesional bagi praktik akuntan di Indonesia ditetapkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia Kode Etik Akuntan Indonesia mempunyai struktur seperti kode etik AICPA
yang meliputi prinsip etika, aturan etika dan interpretasi aturan etika yang diikuti

dengan tanya jawab dalam kaitannya dengan interpretasi aturan etika.Prinsip etika

akuntan atau kode etik akuntan meliputi delapan butir. Delapan butir tersebut
terdeskripsikan sebagai berikut :
1) Tanggung jawab profesi
Bahwa akuntan di dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai profesional
harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua
kegiatan yang dilakukannya.
2) Kepentingan publik
Akuntan sebagai anggota IAI berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam
kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepentingan publik, dan
menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
3) Integritas
Akuntan sebagai seorang profesional, dalam memelihara dan meningkatkan
kepercayaan publik, harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya tersebut
dengan menjaga integritasnya setinggi mungkin.
4) Obyektifitas
Dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, setiap akuntan sebagai anggota IAI
harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari benturan kepentingan.
5) Kompetensi dan kehati-hatian profesional

Akuntan dituntut harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan penuh kehatihatian,

kompetensi,

dan

ketekunan,

serta

mempunyai

kewajiban

untuk

mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada tingkat yang
diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat
dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi,
dan teknik yang paling mutakhir.

6) Kerahasiaan
Akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan
informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban
profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
7) Perilaku profesional

Akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk berperilaku konsisten selaras
dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat
mendiskreditkan profesinya.
8) Standar teknis
Akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu dan mematuhi
standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan
dengan berhati-hati, akuntan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan
dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan
obyektifitas.
F. Prinsip- Prinsip Etika
 Responsibilities
Exercise sensitive and professional moral judgment.
 The public interest

Serve the public interest ,honor the public trust,and demonstrate commitment to
the profession.
 Integrity
Perform professional responsibilities with the highest sense of integrity.
 Objectivity and independence
Be independent in fact and apprearance in providing auditing and other attestation
services.
 Due care
Observe technical and ethical standards,improve competence,and perform to the
best your ability.
 Scope and nature of services
Follow code of professional conduct in determining scope and nature of services.
G. Kerangka Aturan Etika Akuntan Public Indonesia
1) Independensi,Integritas,Dan Objektivitas
a. Independensi
Dalam menjalankan tugasnya,anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap
mental independen di dalam memberikan jasa professional sebagaimana diatur
dalam standar professional akuntan public yang di tetapkan oleh IAI. Sikap

mental independen tersebut harus meliputi independen dalam fakta (in fact)

maupun dalam penampilan (in appearance).
b. Integritas dan objectivitas
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan integritas dan
objectivitas,harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak
boleh membiarkan factor salah saji material (material misstament) yang di
ketahuinya atau mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangannya kepada
pihak lain.
2) Standar Umum
Anggota KAP harus mematuhi standar berikut ini :
 Kompetensi professional
Anggota KAP hanya boleh melakukan pemberian jasa professional yang secara
layak (reasonable) di harapkan dapat diselesaikan dengan kompetensi
professional.
 Kecermatan dan keseksamaan professional
Anggota KAP wajib melakukan pemberian jasa professional dengan kecermatan
dan keseksamaan professional.
 Perencanaan dan supervise
Anggota KAP wajib merencanakan dan mensupervisi secara memadai setiap
pelaksanaan pemberian jasa professional.
 Data relevan yang memadai

Anggota KAP wajib memperoleh data relevan yang memadai untuk menjadi
untuk menjadi dasar layak bagi simpulan atau rekomendasi sehubungan dengan
pelaksanaan jasa professional.
Kepatuhan Terhadap Standar
Anggota

KAP

yang

melaksanakan

penugasan

jasa

auditing,atesti,review ,kompilasi,konsultasi manajemen,perpajakan,atau jasa professional
lainnya wajib mematuhi standar yang di keluarkan oleh badan pengatur standar yang di
tetapkan oleh IAI.
3) Tanggung Jawab kepada klien:


Informasi Klien yang rahasia; tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang
rahasia tanpa persetujuan dari klien.
Ketentuan ini tidak dimaksudkan untuk:
a. Ketentuan peraturan yang berlaku (aturan etika, kaputuhan standar

dan

PABU)
Mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun untuk mematuhi
peraturan perundangan yang berlaku seperti panggilan resmi penyidikan
pejabat pengusut atau melarang kepatuhan anggota KAP terhadap ketentuan
peraturan yang berlaku.
b. Review mutu
Menghalangi anggota dari pengajuan pengaduan keluhan atau pemberian
komentar atas penyidikan yang dilakukan oleh badan yang dibentuk IAI-KAP
dalam rangka penegakan disiplin anggota.
4) Tanggung Jawab Pada Rekan Seprofesi
 Wajib memelihara citra profesi ( tidak merusak reputasi rekan seprofesi)
 Komunikasi antar Akuntan Publik

 Wajib berkomunikasi secara tertulis kepada AP terdahulu jika akan melakukan
perikatan (engagement)
 Wajib menanggapi secara tertulis.
 Perikatan Atestasi
Reaudit tidak diperkenankan, kecuali untuk memenuhi peraturan perundangan
5) Tanggung Jawab dan Praktik Lain
 Perbuatan dan Perkataan yang mendiskreditkan
Perbuatan dan Perkataan yang mencemarkan profesi
 Iklan, promosi dan Pemasaran Lainnya
Diperbolehkan sepanjang tidak merendahkan citra profesi
 Komisi dan Fee Referal (Rujuk)
Komisi; Diperbolehkan, sepanjang tidak merendahkan citra professional Fee
referal; Hanya sesama profesi
 Bentuk Organisasi dan KAP
Sesuai aturan, tidak menyesatkan dan merendahkan citra profesi

H. Pelanggaran Etika Profesi:
 Pelanggaran Publikasi

(penawaran jasa tanpa permintaan,


iklan

surat

kabar,pengedaran bulletin kantor akuntan)
 Pelanggaran obyektifitas opini (mengecilkan penghasilan, memperbesar biaya
suatu laporan keuangan)
 Pelanggaran independensi seorang internal auditor holding, mempunyai KAP
yang memeriksa perusahaan anak holding tersebut.
 Pelanggaran hubungan administratif dengan teman seprofesi, Kasus menerima
klien yang ditolak KAP lain berlatar belakang perang tarif
 Perubahan opini akuntan tanpa pendukung kuat; WTP tanpa kertas kerja
memadai