LAPORAN PENDAHULUAN CA DAN LAMBUNG

LAPORAN PENDAHULUAN

1. DEFINISI
Kanker lambung adalah sejenis kanker saluran cerna dengan insidensi
paling tinggi. akhir tahun 1997 telah dibuktikan bahwa Helicobacter pylori
jugamemegang peranan kausal pada semua tumor ini. banyak pengidap kanker
lambung semula melalui gastritis kronis dan atrofia sel diduga berangsurangsurmenyebabkan berkembangnya tumor ganas. pembedahan dan radiasi kini
tidak diperlukan lagi karena kuman dapat dibasmi dengan antibiotika. (Tjay, Tan
Joan :2002)
Kanker lambung adalah adenokarsinoma yang muncul paling sering
sebagai massa ireguler dengan penonjolan ulserasi sentral yang dalam ke lumen
danmenyerang lumen dinding lambung. (Harnawatiah : 2008)

2. ANATOMI

Sumber : (Aanatmoi lambung antonius, 2006)

3. FISIOLOGI
Lambung terletak dibagian kiri atas abdomen tepat dibawah diafragma. Secara
anatomis lambung terbagi atas fundus, badan, dan antrum pilorikum atau pilorus. Sebelah
kanan lambung terdapat cekungan kurvatura minor dan bagian kiri bawah lambung terdapat

kurvatura mayor.
Kapasitas normal lambung sebesar 1-2 L (Lewis, 2000). Volume lambung akan
meningkat pada saat makan, dan menurun pada saat cairan lambung (kimus) masuk ke dalam
usus halus. Pada saat lambung menglami relaksasi (kosong), mukosa masuk ke dalam lipatan
yang disebut rugae. Rugae merupakan tempat sementara dari pembesaran lambung. Pada saat
lambung di isi, maka rugae menyempit dan pada saat lambung penuh maka rugae menghilang
(simon, 2003).
Sfingter pada kedua ujung lambung mengatur pengeluaran dan pemasukan. Sfingter
kardia atau sfingter esofagus bawah, mengalirkan makanan masuk ke dalam lambung dan
mencegah refluks isi lambung memasuki esofagus kembali. Di saat sfingter pilorikum
berelaksasi, makanan masuk ke dalam duodenum dan ketika berkontraksi, sfingter ini akan
mencegah terjadinya aliran balik isi usus halus ke dalam lambung. Sfingter pilorus memiliki
arti klinis yang penting karena dapat mengalami stenosis (penyempitan pilorus yang
menyumbat) sebagai komplikasi dari penyakit tukak lambung. Stenosis pilorus atau
pilorospasme terjadi bila serat-serat otot di sekelilingnya mengalami hipertrofi atau spasme
sehingga sfingter gagal berelaksasi untuk mengalirkan makanan dari lambung ke dalam
duodenum.
Tidak seperti pada daerah gastrointestinal lain, bagian otot-otot lambung tersusun dari tiga
lapis dan buka dua lapis otot polos:


1. Lapisan longitudinal dibagian luar
2. Lapisan sirkulasi di tengah
3. Lapisan oblik di bagian dalam
Susunan saraf otot yang unik akan memungkinkan berbagai macam kombinasi kontraksi
yang akan diperlukan untuk memecahkan makanan menjadi partikel-partikel yang kecil,
mengaduk dan mencampur makanan tersebut dengan cairan lambung, lalu mendorongnya ke
arah duodenum.
Persarafan lambung sepenuhnya otonom. Suplai saraf parasimpatis untuk lambung
dan duodenum di hantarkan ke dan dari abdomen melalui saraf vagus. Trunkus vagus
mencabangkan ramus gastrik, pilorik, hepatik, dan seliaka. Persarafan simpatis adalah
melalui

saraf

splanknikus

mayor

dan


ganglia

seliakum.

Serabut-serabut

aferan

menghantarkan impuls nyeri yang dirangsang oleh perengangan, kontraksi otot, dan
peradangan, serta dirasakan didaerah epigastrium. Serabut-serabut aferen simpatis
menghambat pergerakan dan sekresi lambung. Pleksus saraf mesenterikus (Auerbach) dan
submukosa (Meissner) membentuk persarafan intrinsik dinding lambung dan mengoordinasi
aktivitas motorik dan sekresi mukosa lambung.
Seluruh suplai darah dilambung dan pankreas (serta hati, empedu, dan limpa)
terutama berasal dari arteri seliaka atau trunkus seliakus, yang mempercabangkan cabangcabang yang menyuplai kurvatura minor dan mayor. Dua cabang arteri yang mmperdarahi
yaitu arteri gastroduodenalis dan arteri pankreatikoduodenalis (retroduodenalis) yang berjalan
sepanjang bulbus posterior duodenum. Tukak dinding posterior duodenum dapat mengerosi
arteri ini dan menyebabkan perdarahan.




Fungsi lambung:
Lambung menampung makanan yang masuk melalui esophagus, menghancurkan
makanan dengan gerakan peristaltik lambung dan getah lambung dan getah lambung.
Penghancuran makanan dilakukan dengan dua cara
a. Mekanis : menyimpan, mencampur dengan sekret lambung dan mengeluarkan kimus
ke dalam usus. Pendorongan makanan terjadi seacara gerakperiistaltik
setiap 20 detik.
b. Kimiawi : bolus dalam lambung akan dicampur dengan asam lambung dan enzim
enzim tergantung jenis makanan enzim yang dihasilkan antara lain
pepsin asam garam,renin dan lapisan lambung.
1. Pepsin, memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan pepton) agar dapat
diabsorbsi di intestinum minor.
2. Asam garam (HCL) mengasamkan makanan sebagai antiseptik dan disenfektan
yang masuk kedalam makanan. Disamping itu mengubah pepsinogen menjadi
pepsin dalam suasana asam.
3. Renin, sebagai ragi pembekuan susu dan membetuk kasein dab kaseinogen dari
protein.
4. Lapisan lambung memecah lemak menjadi asam lemak untuk merangsang sekresi
getah lambung.

Sekresi

getah

lambung

mulai

terjadi

pada

awal

orang

makan

apabila


melihat,mencium,merasakan makanan maka sekresi lambung akan terangsang, karena
pengaruh saraf sehingga menimbulkan rangsangan kimiawi yang menyebabkan dinding
lambumg melepaskan hormon yang disebut sekresi getah lambung mengalami 3 fase yaitu:

a. Fase serebral
Antisipasi dari makan menyebabkan stimulus merambat ke otak ke nervus vagus
sampai kelambung yang merupakan kelenjar yang terstimulasi untuk mensekresi hormon
gastrin yang disekresi oleh membran mukosa kanalis pylorus yang menghsilkan getah
lambung
b. Fase gatric
Pada fase ini gastrin lebih banyak diproduksi.
c. Fase intestinal
Masuknya darah ke dalam intestinum menyebabkan sekresi getah lambung
membentuk lebih banyak gastrin.

4. ETIOLOGI
Penyebab kanker lambung adalah bakteri Helicobacter Pylori yang ditemukan
oleh dua warga Australia peraih hadiah Nobel Kedokteran pada tahun 2005, yakni J.
Robin Warren dan Barry J. Marshall. Akan tetapi, penyebab keberadaan bakteri
Helicobacter Pylori di dalam lambung masih belum diketahui dengan pasti. Banyak

hal yang menjadi penyebabnya. Misalnya pola makan yang tidak sehat, seperti kurang
mengkonsumsi buah dan sayur. Juga gaya hidup tidak sehat, seperti merokok,
mengkonsumsi alkohol, dan makan makanan yang dibakar (barbeque). Polip
lambung, suatu pertumbuhan jinak yang berbentuk bundar, yang tumbuh ke dalam
rongga lambung, diduga merupakan pertanda kanker dan oleh karena itu polip selalu
diangkat. Selain itu juga terdapat factor genetic karena dapat terjadi jika ada anggota
keluarga lain yang juga mengalami kanker lambung. Frekuensi lebih besar timbul

pada individu dengan golongan darah A. Riwayat keluarga meningkatkan resiko
individu tetapi minimal, hanya 4% dari organ dgn karsinoma lambung mempunyai
riwayat keluarga.
Faktor makanan tertentu diperkirakan berperan dalam pertumbuhan kanker
lambung. Faktor-faktor ini meliputi :
a.

Asupan garam yang tinggi.

b.

Asupan karbohidrat yang tinggi.


c.

Asupan bahan pengawet (nitrat) yang tinggi.

d.

Asupan sayuran hijau dan buah yang kurang.

e.

Ada kaitannya dengan : diet, genetic, komposisi tanah, lambung kronis

Faktor risiko dari ca lambung antara lain:
1. Infeksi Helicobacter pylori
Iinfeksi kronis bakteri Helicobacter pylori merupakan faktor risiko yang kuat terkena
kanker lambung. Beberapa studi menunjukkan bahwa bakteri ini mungkin penyebab
untuk 90 persen kanker lambung.
1. Umur
Penyakit ini jarang terjadi sebelum usia 40 tahun, tapi insiden penyakit ini

meningkat terus setelahnya.
2. Jenis Kelamin
Pria memiliki risiko dua kali lipat, dibandingkan dengan wanita.

3. Diet
Asupan makanan tinggi dari makanan asin, asap, dan acar diketahui
meningkatkan risiko. Kadar garam tinggi dapat merusak selaput lender
lambung dan usus.Asupan tinggi buah dan sayuran menurunkan risiko.
4. Penyakit lambung
Riwayat gastritis kronis, anemia pernisiosa, atau gastrektomi parsial
meningkatkan risiko.

5. MANIFESTASI KLINIS
Pada tahap awal kanker lambung, gejala mungkin tidak ada. Beberapa
penelitian telah menunjukkan bahwa gejala awal, seperti nyeri yang hilang dengan
antasida, dapat menyerupai gejala pada pasien ulkus benigna. Gejala penyakit
progresif dapat meliputi:
a. Nyeri
b. Penurunan Berat badan
c. Muntah

d. Anoreksia
e. Disfagia
f. Nausea
g. Kelemahan

h. Hematemasis
i. Regurgitasi
j. Mudah kenyang
k. Asites ( perut membesar)
l. Keram abdomen
m. Darah yang nyata atau samar dalam tinja
n. Pasien mengeluh rasa tidak enak pada perut terutama sehabis makan.
o. Dispepsia

6.PATHWAY

7. PATOFISOLOGI
Kanker lambung adalah adenokarsinoma yang muncul paling sering sebagai
massa irregular dengan penonjolan ulserasi sentral ke lumen dan menyerang lumen
dinding lambung. Kanker mungkin menginfiltrasi dan menyebabkan penyempitan

lumen yang paling sering di antrum. Infiltrasi dapat melebar keseluruh lambung,
menyebabakan kantong tidak dapat meregang dengan hilangnya lipatan normal dan
lumen yg sempit, tetapi hal ini tidak lazim. Desi polipoid juga mungkin timbul dan
menyebabkan sukar untuk membedakan dari polip benigna pada X-ray. Kanker
lambung mungkin timbul sebagai penyebaran tumor superficial yang hanya
melibatkan permukaan mukosa dan menimbulkan keadaan granuler walupun hal ini
jarang. Kira-kira 75% dari karsinom ditemukan pada 1/3 distal lambung, selain itu
menginvasi struktur local seperti bagian bawah dari esophagus, pancreas, kolon
transversum dan peritoneum. Metastase timbul pada paru, pleura, hati, otak dan
lambung.

8. KOMPLIKASI
Menurut Sudayo (2006 : 351) komplikasi dari tumor gaster adalah sebagai
berikut :
1. Perforasi
2. Dapat terjadi perforasi akut dan perforasi kronik.
3. Hematemesis.

4. Hematemesis yang masif dan melena dapat terjadi pada tumor ganas lambung
sehingga dapat menimbulkan anemia.
5. Obstruksi.
6. Dapat terjadi pada bagian bawah lambung dekat daerah pilorus yang disertai
keluhan mintah-muntah.
7. Adhesi.
8. Jika tumor mengenai dinding lambung dapat terjadi perlengketan dan infiltrasi
dengan organ sekitarnya dan menimbulkan keluhan nyeri perut

9. PEMERIKSAAN PENUNJAN
A. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi yang sering digunakan jenis penyakit ini adalah
endoskopi, endoskopi merupakan pemeriksaan yang paling sensitif dan
spesifik untuk mendiagnosa ca lambung. Endoskopi dengan resolusi tinggi
dapat mendeteksi perubahan ringan pada warna, relief arsitektur dan
permukaan

mukosa

gaster

yang

mengarah

pada

karsinoma

dini

gaster (Lumongga, 2008).
B. Pemeriksaan sitologi
Pemeriksaan sitologi pada gaster dilakukan melalui sitologibrushing. Pada
keadaan normal, tampak kelompok sel-sel epitel superfisial yang reguler
membentuk gambaran seperti honey comb. Sel-sel ini mempunyai inti yang
bulat dengan kromatin inti yang tersebar merata (Lumongga, 2008).

Pada keadaan gastritis, sel tampak lebih kuboidal dengan sitoplasma yang
sedikit dan inti sedikit membesar.Pada karsinoma, sel-sel menjadi tersebar
ataupun sedikit berkelompok yang irreguler, inti sel membesarn hiperkromatin
dan mempunyai anak inti yang multipel atau pun giant nukleus (Lumongga,
2008).
a. Pemeriksaan sitologi brushing ini jika dilakukan dengan benar, mempunyai
nilai keakuratan sampai 85% tetapi bila pemeriksaan ini dilanjutkan dengan
biopsi lambung maka nilai keakuratannya dapat mencapai 96% (Lumongga,
2008).
C. Pemeriksaan makroskopis

b. Secara makroskopis ukuran karsinoma dini pada lambung ini terbagi atas
dua

golongan,

dengan minute dan

yaitu

tumor

tumor

dengan

dengan

ukuran

ukuran

6

<


5

mm

disebut

10

mm

disebut

dengansmall (Lumongga, 2008).
c. Lokasi tumor pada karsinoma lambung ini adalah pylorus dan antrum (5060%), curvatura minor (40%), cardia (25%), curvatura mayor (12%).
d. CT Staging pada karsinoma lambung
1. Stage I : Massa intra luminal tanpa penebalan dinding.
2. Stage II : Penebalan dinding lebih dari 1 cm.
3. Stage III : Invasi langsung ke struktur sekitarnya.
4.

Stage IV : Penyakit telah bermetastase.

D. Pemeriksaan fisis.
Pemeriksaan fisis dapat membantu diagnosis berupa berat badan menurun
dan anemia. Didaerah epigastrium mungkin ditemukan suatu massa dan jika
telah terjadi metastasis ke hati,teraba hati hati yang ireguler, dan kadang kadang
kelenjar limfe klavikula teraba.

E. CT Scan

Pemeriksaan CT Scan dilakukan sebagai evaluasi praoperatif dan untuk
melihat stadium dengan dan penyebaran ekstrak lambung yang penting untuk
penentuan intervensi bedah radikal dan pemberian informasi prabedah pada
pasien.
F. Pemeriksaan darah pada tinja
Pada ca lambung sering didapatkan perdarahan dalam tinja (occult
blood) untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan tes benzidin.

10. PENATALAKSAAN MEDIS
a. Pencegahan
Kanker lambung dapat dicegah dengan cara-cara anatara lain
1. Makan lebih banyak buah dan sayuran.

2. Mengurangi jumlah makanan diasap dan asin yang dikonsumsi.
3. Berhenti merokok.
b. Pengobatan
1. Kemoterapi dan terapi radiasi
Bila karsinoma telah menyebar ke luar dari lambung, tujuan pengobatannya adalah
untuk mengurangi gejala dan memperpanjang harapan hidup. Kemoterapi dan terapi
penyinaran bisa meringankan gejala.
1. Reseksi bedah
Jika penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah
pembedahan. Pembedahan sudah dapat dilakukan sebagai tindakan paliatif.
2. Obat multiple (fluorosil, mitomisin C dan doksorubisin)
Di antara obat yang di gunakan adalah 5 FU, trimetrexote, fluorosil,
mitomisin C, doksorubisin, hidrourea, epirubisin dan karmisetin dengan hasil
18 – 30 %.
3. Hiperalimentasi (nutrisi intravena).
Nutrisi intravena yag disuntikan melalui intravena yang berfunsi untuk
menggantikan nutrisi karena kanker lambung ini. Karena kanker lmbung
proses penyerapan nutrisi yang terjadi di lambung terganggu dan
mengakibatkan kekurangan nutrisi dari kebutuhan yang diperlukan. Maka
diberikan hiperalimentasi ini.

 Perawatan
1. Klien dirawat dengan tujuan untuk isolasi, observasi, dan pengobatan. Klien
harus tetap berbaring sampai beberapa hari setelah tanda dan gejala terjadi,
dan 7 hari setelah dilakukan operasi untuk mencegah terjadinya komplikasi
perdarahan usus atau perforasi usus.
2. Pada klien dengan kesadaran menurun, diperlukan perubahan-perubahan
posisi berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik.


Diet
1. Pada mulanya klien diberikan makanan diet cair atau bubur saring kemudian bubur
kasar untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat secara dini yaitu
nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang sayuran dengan serat kasar) dapat
diberikan dengan aman kepada klien.

11. FARMAKOLOGI
No

Nama obat

1.

IVFD RL
Asering

Golongan

Dosis

Indikasi

Kontra
Indikasi

isotonik

1:1 gtt
xx/menit

Mengembalikan
keseimbangan
elektrolit pada
dehidrasi

Hipertermi,
kelainan ginjl,
kerusakan sel
hati, laktat
asodosi

2.

3.

Ceftriaxone

campto

Antibiotik

1 gram

isotonik

2 mg/ml

Infeksi saluran
pernafasan, infeksi
saluran kemih,infeksi
gornore,
sepsis,meningitis,infksi
tulang dan jaringan
lunak, infeksi kulit

Hiposensitif
terhadap
ceftriaxone
atau
cefalosforin
lainya

Terapi pilihan kedua
dengan kanker ca
lambung,

Penyakit
inflamasi
perut kronik