CAPITAL BUDGETING DAN PENGANGGARAN MODAL

CAPITAL BUDGETING (PENGANGGARAN MODAL)

MANAJEMEN KEUANGAN

Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi.
Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas
masuk dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yg akan datang.
Capital budget adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap. Penganggaran
modal (capital budgeting) adalah proses menyeluruh menganalisa proyek2 dan
menentuan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal.
Pentingnya Penggangaran Modal
Keputusan penggaran modal akan berpengaruh pada jangka waktu yang lama
sehingga perusahaan kehilangan fleksibilitasnya.
Penanggaran modal yg efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari
penambahan aktiva.
Pengeluaran modal sangatlah penting
Tahap-Tahap Penganggaran Modal
Biaya proyek harus ditentukan.
Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari proyek, termasuk
nilai akhir aktiva.
Risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi probabilitas

aliran kas).
Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya modal
(cost of capital) yg tepat untuk mendiskon aliran kas proyek.
Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan
digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva.

Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan dengan
biayanya.

Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity costmemegang peranan yang
penting. Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang
dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu. Misalnya dalam
penggantian mesin lama dengan mesin baru, harga jual mesin lama harus
diperhitungkan dalam mempertimbangkan investasi pada mesin baru.
Dalam prinsip akuntansi yang lazim, biaya bunga modal sendiri tidak boleh
diperhitungkan sebagai biaya. Dalam pengambilan keputusan investasi, biaya
modal sendiri justru harus diperhitungkan. Analisis biaya dalam keputusan
investasi lebih dititikberatkan pada aliran kas, karena saat penelimaan kas dalam
investasi memilki nilai waktu uang. Satu rupiah yang diterima sekarang lebih
berharga dibandingkan dengan satu rupiah yang diterima di masa yang akan

datang. Oleh karena itu, meskipun untuk perhitungan laba perusahaan, biaya
diperhitungkan berdasarkan asas akrual, namun dalam perhitungan pemilihan
investasi yang memperhitungkan nilai waktu uang, biaya yang diperhitungkan
adalah biaya tunai.
PAJAK PENGHASILAN
Karena keputusan investasi didasarkan pada aliran kas, maka pajak atas laba
merupakan unsur informasi penting yang ikut dipertimbangkan dalam perhitungan
aliran kas untuk pengambilan keputusan investasi. Jika suatau usulan investasi
diperkirakan akan mengakibatkan penghematan biaya atau tanbahan pendapatan,
maka disisi lain akan mengakibatkan timbulnya laba diferensial, yang akan
menyebabkan tambahan pajak penghasilan yang akan dibayar oleh perusahaan.
Oleh karena itu dalam memperhitungkan aliran kas keluar dari investasi, perlu
diperhitungkan pula tambahan atau pengurangan pajak yang harus dibayar akibat
adanya penghematan biaya atau penambahan pendapatan tersebut dan sebaliknya.
KRITERIA PENILAIAN INVESTASI
Dalam pemilihan usulan investasi, manajemen memerlukan informasi akuntansi
sebagai salah satu dasar penting untuk menentukan pilihan investasi. Informasi

akuntansi dimasukkan dalam suatu model pengambilan keputusan yang berupa
kriteria penilaian investasi untuk memungkinkan manajemen memilih investasi

terbaik di antara alternatif investasi yang tersedia.
Ada beberapa metode untuk menilai perlu tidaknya suatu investasi atau untuk
memilih berbagai macam alternatif investasi atau bisa disebut metode untuk
menentukan capital budgeting (penganggaran modal).

 Pay back method
 Average return on investment
 Present value
 Discounted cash flow (Internal Rate of Return)
 Modified Internal Rate of Return (MIRR)
 Profitability Index (PI)

1.

PAY BACK METHOD

Dalam metode ini faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu
usulan investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali
investasi. Oleh karena itu, dengan metode ini setiap usulan investasi dinilai
berdasarkan apakah dalam jangka waktu tertentu yang diinginkan oleh

manajemen , jumlah kas masuk atau penghematan tunai yang diperoleh dari
investasi dapat menutup investasi yang direncanakan.

Investasi

Pay back period =
Kas masuk bersih

Kelemahan pay back method:
1.

Metode ini tidak memeperhitungkan nilai waktu uang.

2.
Metode ini tidak memperlihatkan pendapatan selanjutnya setelah investasi
pokok kembali.

Kelebihan pay back method:
1.
Untuk investasi yang besar resikonya dan sulit diperkirakan, maka metode ini

dapat mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi.
2.
Metode ini dapat digunakan untuk menilai dua investasi yang mempunyai
rate of return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka
waktu pengembaliannya paling cepat.
3.
Metode ini merupakan alat yang paling sederhana untuk penilaian usulan
investasi.
PV Investasi
Pay back period =
PV Kas masuk bersih

2.

Average Return on Investment

Metode ini sering disebut Financial statement method, karena dalam
perhitungannya digunakan angka laba akuntansi.

Rata-rata Laba sesudah pajak

Rata-rata kembalian investasi =
Rata-rata investasi

Kriteria pemilihan investasi dengan metode ini adalah: Suatu investasi akan
diterima jika tarif kembalian investasinya dapat memenuhi batasan yang telah
ditetapkan oleh manajemen.

Kelemahan metode rata-rata kembalian investasi:
Belum memperhitungkan nilai waktu uang.
Menitik beratkan maslah akuntansi, sehingga kurang memperhatikan data aliran
kas dari investasi
3. Merupakan pendekatan jangka pendek.

PRESENT VALUE METHOD
Teknik net present value (NPV) merupakan teknik yang didasarkan pada arus kas
yang didiskontokan. Ini merupakan ukuran dari laba dalam bentuk rupiah yang
diperoleh dari suatu investasi dalam bentuk nilai sekarang. NPV dari suatu proyek
ditentukan dengan menhitung nilai sekarang dari arus kas yang diperoleh dari
operasi dengan menggunakan tingkat keuntungan yang dikehendaki dan kemudian
menguranginya dengan pengeluaran kas neto awal.


NPV = present value dari arus kas operasi – pengeluaran kas neto awal

At
NPV = -Io + ∑ -------------- -----periode
t( 1 + r ) t

Io
r

= nilai investasi atau outlays

At
= aliran kas neto pada
= diacount rate
t

= umur proyek.

Jikalau NPV dari suatu proyek positif, hal ini berarti bahwa proyek tersebut

diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan sebesar jumlah positif dari NPV yang
dihitung dari investasi tersebut dan juga bahwa investasi tersebut diharpkan akan
menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi daripada tingkat keuntungan
yang dikehendaki.

Contoh:

1. Suatu tawaran investasi sebesar Rp. 20.000.000,- diharapkan selama 3 tahun
mendatangkan proceeds Rp. 10.000.000,- per-tahun. Berapa proceeds nya?

a.

Jika tidak memperhatikan time value of money :

b.

Tahun

Investasi


Proceeds

0

20.000.000,-

-

1

10.000.000,-

2

10.000.000,-

3

10.000.000,-


Jumlah

30.000.000,-

Jika memperhatikan time value of money (DF=10%)
Tahun

Investasi

DF 10%

Proceeds dengan DF 10%

0

20.000.000

1

-


1

0,909

10.000.000,- x0,909=
9.090.000,-

2

0,826

10.000.000,- x0,826=
8.260.000,-

3

0,751

10.000.000,- x0,751=
7.510.000,-

JUMLAH

24.860.000,-

Jika tidak memperhatiakn time fulue of money maka proceeds yang diperoleh
selama 3 tahun adalah Rp. 30.000.000,-

Jika memperhatikan time falue of money maka proceeds yang diperoleh
selama 3 tahun adalah Rp. 24.860.000,(Suratiyah, 2006).

DF singkatan dari Discount Faktor, yaitu:
Suatu bilangan , kurang dari 1,0 yang dapat dipakai untuk mengalikan
(mengurangi) suatu jumlah diwaktu yang akan datang, supaya menjadi nilai
sekarang , dengan rumus sebagai berikut (Kadariah dkk, 1978).

1

(1 – I)n

DF =

Nilai sekarang adalah nilai pada tahun ke nol (n=0), sehingga DF tahun ke nol
adalah satu (1).

1.

Untuk Investasi yang Proceeds Tiap Tahunnya Sama.

NPV dihitung dengan menggunakan tabel Present Worth An Annuity Factor (PW
of Annuity).

Contoh:



Suatu tawaran investasi sebesar Rp. 100.000.000,- Proceeds yang diharapkan
selama 5 tahun adalah sebesar Rp. 22.500.000,- Apa pendapat saudara jika cost of
capital 10 %.
Jawab:
Cost of capital = discount rate = tingkat discount = tingkat bunga.
PV Proceeds = 3,790 x Rp. 22.500.000,- = Rp.

85.275.000,-

Investasi

= Rp. 100.000.000,-

NPV

= - Rp. 14.725.000,-

Karena NPV negative maka usulan investasi tersebut, tidak dapat diterima.

2.

Untuk Investasi Yang Proceeds Tiap Tahunnya Tidak Sama

NPV dihitung dengan menggunakan Tabel Discount Factor (DF).
 Contoh:
Suatu tawaran investasi sebesar Rp. 120.000.000,- Perkiraan proceeds yang akan
diterima tiap tahunnya dan perhitungan NPV dapat dilihat pada Tabel berikut:
DF 10%

Proceeds

PV Proceeds

0,909

60.000.000,-

54.540.000,-

0,826

50.000.000,-

41.300.000

0,751

30.000.000,-

22.490.000

0,683

30.000.000,-

20.490.000

0,620

30.000.000,-

18.600.000

0,564

30.000.000,-

16.920.000

174.380.000
(120.000.000)
54.380.000

Karena NPV adalah positif, maka tawaran investasi dapat diterima (Suratiyah,
2006).
DISCOUNTED CASH FLOWS METHOD (IRR)
Pada dasarnya metode ini sama dengan metode present value,perbedaanya adalah
dalam present value tarif kembalian sudah ditentukan lebih dahulu, sedangkan
dalam discounted cash flow justru tarif kembalian yang dihitung sebagi dasar untuk
menerima atau menolak suatu usulan investasi. Penentuan tarif kembalian
dilakukan dengan metode trial and error, dengan cara sebagai berikut;

1.
Mencari nilai tunai aliran kas masuk bersih pada tarif kembalian yang dipilih
secara sembarang di atas atau dibawah tarif kembalian investasi yang diharapkan.
2.
Mengiterpolasikan kedua tarif kembalian tersebut untuk mendapatkan tarif
kembalian sesungguhnya.

Contoh:
Investasi Rp.200 juta. Penyusutan stright line. Nilai sisa=0.
Nilai uang dalam jutaan rupiah. Perhitungan IRR adalah:
Thn Penju- Biaya Penyu- EBT Pajak ProAlan

kas

sutan

Ceeds

PV
Procds.

PV Procds.
DF=20%

DF=19%
1

150

70

50

30

12

68

57,143

56,667

2

175

90

50

35

14

71

50,138

49,306

3

210

110

50

50

20

80

47,473

46,296

4

250

120

50

80

32

98

48,870

47,261

203,623

199,530

PV Proceeds
Keterangan:

PV Proceeds , nilainya mendekati investasinya (PV Investasinya = PV Outlaynya)

3,623

-0,47

6,233 -

IRR = 19 %+



x 1% = 19,88%

Perhitungan IRR Yang Proceeds Tiap Tahunnya Sama

Contoh:
Suatu tawaran investasi sebesar Rp. 45.000.000,- Proceeds tahunan selama 3 tahun
sebesar Rp. 22.500.000,- Berapa IRR dan apa pendapat anda jika cost of
capital 10 % ?

Keterangan

DF 20 %

DF 23 %

PV PROCEEDS 2,106 x Rp.22.500.000
=

DF 24 %

2,011 x Rp.22.500.000 1,981 x Rp.22.500.000
=
=

Rp.47.385.000,-

Rp.45.247.500,-

Rp. 44.572.500,-

PV INVESTASI Rp.45.000.000.-

Rp.45.000.000,-

Rp. 45.000.000,-

NPV

Rp.

Rp.

Rp. 2.385.000,-

247.500,-

427.500,- (-)

Jawab:
IRR = 23 % + (247.500,- 675.500,- x 1 %) = 23,37 %
IRR = 24 % + (-427.500,- 675.500,- x 1 %) =23,37 %
Karena IRR =23,37 % adalah lebih besar dari Cost of Capital = 10%, maka
tawaran investasi dapat diterima.



Perhitungan IRR Yang Proceeds Tiap Tahunnya Tidak Sama

Contoh:
Suatu tawaran investesi Rp 120.000.000,- Selama 6 tahun Proceeds yang
diharapkan adalah sbb:
Thn

Invest ;

DF

PV

DF

PV

Proceeds(Rp)

27%

0

120.000.000,-

1

120.000.000,-

1

120.000.000,-

1

60.000.000,-

0,787

47.220.000,-

0,781

46.860.000,-

2

50.000.000,-

0,620

31.000.000,-

0,610

30.500.000,-

3

30.000.000,-

0,488

14.640.000,-

0,476

14.280.000,-

4

30.000.000,-

0,384

11.520.000,-

0,372

11.160.000,-

5

30.000.000,-

0,302

9.060.000,-

0,291

8.730.000,-

28%

6

30.000.000,-

0,238

7.140.000,-

7

PV.PROCEEDS

120.580.000,-

118.340.000,-

8

NPV

+580.000,-

-1.660.000.-

IRR = 27% +( 580.000 / 2.240.000 x 1%) = 27,26 %
IRR = 28% +(-1.660.000 / 2.240.000 x 1%) = 27,26%

Cara lain menghitung IRR:

IRR = P1 – C1 (P2-P1 / C2-C1)
Keterangan:
P1 = tingkat bunga 1
P2 = tingkat bunga 2
C1 = NPV 1
C2 = NPV 2

IRR = 27 % - 580.000 (28%-27% / 1.660.000-580.000)
= 27 % + 0,26%
= 27,26 %

Modified Internal Rate of Return (MIRR)

0,227

6.810.000,-

MIRR adalah suatu tingkat diskonto yang menyebabkan persent value biaya sama
dengan present value nilai terminal,dimana nilai terminal adalah future value dari
kas masuk yang digandakan dengan biaya modal.

Nilai terminal

 CIFt (1 + k ) n-t
PV Biaya =

(1 + MIRR )n

=

(1 + MIRR )n

dimana:
CIF t

: aliran kas masuk pada periode t

MIRR

: modified IRR

n

: usia proyek

k

: biaya modal proyek/tingkat keuntungan diinginkan

Nilai terminal : future value dari aliran kas masuk yang digandakan dengan biaya
modal/return diinginkan.

Profitability Index (PI)
PI adalah nilai tunai semua kas masuk yang diterima sesudah investasi awal dibagi
dengan investasi awal.

Nilai tunai penerimaan sesudah investasi awal
PI =

Investasi awal

Bila ada beberapa alternatif proyek, manajemen sebaiknya memilih proyek yang
memiliki PI lebih besar dari satu dan yang paling tinggi.

Average Rate Of Raturn (ARR)

AVERAGE EAT

AVERAGE INVESTASI

ARR =

Contoh:

Ada dua alternative investasi yaiti A sebesar Rp. 60.000.000,- usianya 6 tahun dan
B sebesar Rp. 72.000.000,- usia 6 tahun. Selama usia tersebut proceeds yang akan
diperoleh sebagai berikut:
TAHUN

PROCEEDS A

PROCEEDS B

1

Rp. 20.000.000,-

Rp. 45.000.000,-

2

20.000.000,-

22.000.000,-

3

20.000.000,-

20.000.000,-

4

20.000.000,-

13.000.000,-

5

20.000.000,-

13.000.000,-

6

20.000.000,-

13.000.000,-

Penyusutan
menggunakan
metoda garis
lurus. Bagaimana
pendapat anda?
Jawab;
Penyusutan
investasi A =
60.000.000,- :

6 = 10.000.000,-/ th.
Penyusutan investasi B = 72.000.000,- : 6 = 12.000.000,-/th.
Proceeds = EAT + Penyusutan.
EAT = Proceeds – Penyusutan.

THN

PROCEEDS A

PROCEEDS B

EAT A

EAT B

1

20.000.000

45.000.000

10.000.000

33.000.000

2

20.000.000

22.000.000

10.000.000

10.000.000

3

20.000.000

20.000.000

10.000.000

8.000.000

4

20.000.000

13.000.000

10.000.000

1.000.000

5

20.000.000

13.000.000

10.000.000

1.000.000

6

20.000.000

13.000.000

10.000.000

1.000.000

120.000.000

126.000.000

60.000.000

54.000.000

JUMLAH

RATA2

-

-

10.000.000

9.000.000

Average Investasi A = 60.000.000 : 2 = 30.000.000,Average Investasi B = 72.000.000 : 2 = 36.000.000,(dibagi dua karena ada awal dan akhir investasi).
ARR A = 10.000.000 : 30.000.000 = 0,33
ARR B = 9.000.000 : 36.000.000 = 0,25
Maka dipilih investasi A karena 0,33 > 0,25

Capital Rationing
Capital Rationing merupakan suatu proses tentang bagaimana memilih alternative
investasi yang ada, sehingga modal yang dimiliki bisa tertanam dengan
profitabilitas yang tinggi. Dalam hal ini ada dua pendekatan, yaitu dengan IRR
dan PV.

Pendekatan IRR.
Contoh:
Ada 6 investasi dengan data sebagai berikut:

NAMA

INVESTASI
(Rp)

IRR (%)

A

8.000.000

12

B

7.000.000

20

C

10.000.000

18

D

4.000.000

8

E

6.000.000

15

F

11.000.000

11

Bagaimana pendapat anda, jika dana yang ada hanya
Rp. 25.000.000,- Cost of Capital 10 %.
JAWAB;
Langkah yang ditempuh:
1.

Susun ranking investasi berdasar IRR.

2.

Pilih alternative investasi yang tidak melebihi dana yang tersedia.
Ranking IRR:
NAMA

INVESTASI

IRR

B

7.000.000

20

C

10.000.000

16

E

6.000.000

15

A

8.000.000

12

F

11.000.000

11

D

4.000.000

8

Kombinasi investasi yang tidak melebihi Rp. 25.000.000:

BCE

CEA

BEA

B = 7.000.000

C = 10.000.000

B = 7.000.000

C = 10.000.000

E = 6.000.000

E = 6.000.000
E=

= 8.000.000

6.000.000

A = 8.000.000

23.000.000

24.000.000

21.000.000

Pendekatan Present Value.
Contoh:

NAMA

INVESTASI(Rp)

IRR(%)

PV
PROCEEDS(Rp)

A

8.000.000

12

10.000.000

B

7.000.000

20

11.000.000

C

10.000.000

16

14.500.000

D

4.000.000

8

3.600.000

E

6.000.000

15

8.100.000

F

11.000.000

11

12.500.000

Jawab:
1.susun ranking atas dasar IRR
2.pilih kombinasi investasi yang tidak melebihi dana

A

3.cari NPV yang tertinggi
NAMA

INVESTA
SI(Rp)

IR PV PROCEE
R DS(Rp)
(
%
)

B

7.000.000 20 11.200.000

C

10.000.000 16 14.500.000

E

6.000.000 15

8.100.000

A

8.000.000 12 10.000.000
11.000.000 11 12.650.000 C
UT OF RATE
4.000.00
8
0
3.600.000

F
D

Kombinasi BCE, yang dipilih:

PV proceeds B

= 11.200.000

PV proceeds C

= 14.500.000
PV proceeds E

PV 0f proceeds

33.800.000
INVESTASI

NPV

= 8.100.000 +

23.000.000 –

10.000.000

Investasi D tidak diperhitungkan karena IRR nya 8% atau lebih kecil dari cute of
rate. Dari berbagai kombinasi tersebut dipilih yang NPV nya tertinggi, yaitu BCE.

Penilaian Investasi dengan Umur (Usia) Ekonomis Berbeda
 Untuk memilih usulan investasi yang memiliki umur ekonomis berbeda dapat
dilakukan dengan dua pendekatan: Chain method atau Replacement method dan
Equivalent annual cost.
 Langkah-langkah chain method:
1.
Mencari angka kelipatan persekutuan terkecil yang dapat dibagi oleh kedua
umur usulan investasi.
2.

Menghitung present value biaya dari masing-masing usulan investasi

 Langkah-langkah equivalent annual cost :
1.
Menghitung present value dari biaya usulan investasi dengan discount rate
tertentu.
2.
Mencari annuity factor dari discounted rate yang digunakan untuk
menghitung present value investasi yang bersangkutan.
3.
Membagi present value masing-masing usulan investasi (poin 1) dengan
(poin 2).
4.
Usulan investasi yang memiliki biaya ekuivalen tahunan terkecil merupakan
usulan yang dipilih.

Pengaruh Inflasi Pada Capital Budgeting
Apabila laju inflasi cukup signifikan, maka perlu diperimbangkan dalam keputusan
capital budgeting.
Ada dua komponen yang terpengaruh oleh inflasi, yaitu aliran kas masuk dan
tingkat penghasilan (rate of return) atau cost of capital yang diinginkan. Oleh
karena itu kedua komponen tersebut perlu disesuaikan. Pedoman penyesuaiannya
adalah sbb:

1.
Kalikan indeks harga dengan aliran kas yang diukur berdasarkan nilai rupiah
riil untuk mendapatkan arus kas dengan nilai nominal.
2.

Hitung tingkat penghasilan nominal :

(1 + tingkat inflasi ) ( 1 + tingkat penghasilan ) – 1

Jenis-jenis Keputusan Investasi Modal
Keputusan investasi modal berhubungan dengan proses perencanaan,
penentuan tujuan dan prioritas, pengaturan pembiayaan, dan penggunaan kriteria
tertentu untuk memilih asset jangka panjang. Proses pembuatan keputusan sering
disebut dengan penganggaran modal. Ada dua jenis penganggaran modal: proyek
independen dan proyek mutually exclusive.

Proyek independen adalah proyek yang jika diterima atau ditolak, tidak
mempengaruhi arus kas dari proyek lain. Contoh: keputusan Astra Internasional
untuk membangun pabrik baru Toyota tidak berpengaruh terhadap keputusan
untuk membangun pabrik Daihatsu.

Proyek mutually exclusive adalah suatu proyek yang jika proyek yang jika
diterima akan membuat ditolaknya alternatif proyek lainnya. Misalnya: keputusan
untuk meneruskan penggunaan mesin manual atau menggantikannya dengan
mesin yang terotomatisasi.
Keputusan investasi modal berhubungan dengan investasi pada aset jangka
panjang. Salah satu tugas manajer adalah untuk menentukan apakah investasi
modal
akan dapat mengembalikan investasi awal dan memberikan return yang memadai.

Secara umum disepakati bahwa return yang memadai harus menutupi biaya
opportunitas dari modal yang diinvestasikan. Mengingat bahwa modal investasi
sering
diperoleh dari sumber yang berbeda, maka return yang dihasilkan juga merupakan
campuran dari biaya opportunitas berbagai sumber yang digunakan dalam
permodalan. Manajer harus memilih proyek yang menjanjikan maksimalisasi
kekayaan pemilik perusahaan.
Untuk membuat keputusan investasi, manajer harus memperkirakan jumlah
dan waktu munculnya arus kas, menilai risiko investasi, dan mempertimbangkan
pengaruh proyek terhadap laba perusahaan. Salah satu hal tersulit adalah
memperkirakan arus kas; keakuratan arus kas akan meningkatkan reliabilitas
keputusan investasi. Dalam membuat proyeksi arus kas, manajer harus
mengidentifikasikan dan menghitung keuntungan terkait dengan proyek yang
diusulkan.

Ada dua model yang digunakan untuk membuat suatu keputusan investasi
modal, yaitu: nondiscounting model dan discounting model. Nondiscounting
model
mengabaikan nilai waktu uang, sedangkan discounting model secara eksplisit
menggunakan nilai waktu uang.
Model Nondiskonto
1.

Periode Pengembalian(Payback Period)

Payback period adalah jangka waktu yang digunakan oleh perusahaan untuk
mengembalikan investasi awalnya. Rumus yang digunakan untuk menghitung
periode payback adalah berikut ini:
Periode payback = investasi awal
arus kas tahunan
Dengan metode ini, perusahaan menetapkan periode payback maksimum
untuk semua proyek dan menolak setiap proyek yang melebihi periode payback
tersebut. Metode payback dapat digunakan sebagai ukuran kasar risiko; semakin
lama periode yang diperlukan proyek untuk mengembalikan investasi awalnya,
semakin berisiko pula proyek tersebut. Kelemahan metode payback: (1)
mengabaikan nilai waktu uang, dan (2) mengabaikan kinerja investasi setelah
periode payback. Periode payback memberikan kepada manajer informasi yang
dapat digunakan untuk:
S Membantu mengendalikan risiko yang berhubungan dengan ketidakpastian
aliran kas masa depan
S Membantu meminimumkan dampak investasi dari masalah likuiditas
perusahaan
S Membantu mengendalikan risiko keusangan
S Membantu mengendalikan pengaruh investasi dalam pengukuran kinerja
2.

Tingkat Pengembalian Akuntansi(Accounting Rate of Return)

Accounting Rate of Return (ARR) mengukur return proyek dari labanya,
bukan dari arus kasnya. Laba berbeda dengan arus kas karena akrual dan deferral

yang digunakan dalam perhitungannya. Laba bersih rata-rata suatu proyek bisa
dihitung dengan mengurangi arus kas dengan depresiasi rata-rata. ARR dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:

ARR =

Laba, rata-rata.
Investasi awal atau investasi ratarata

Dimana: Investasi rata-rata = (investasi awal + nilai residu)/2
Alasan penggunaan ARR:

Sebagai suatu ukuran screening untuk memastikan bahwa investasi baru
tidak
akan mempengaruhi laba bersih secara negatif.

Untuk memastikan pengaruh yang diinginkan terhadap laba bersih sehingga
bonus meningkat.
Berbeda dengan payback period, ARR mempertimbangkan profitabilitas
proyek, namun seperti payback period, ARR mengabaikannya nilai waktu uang.
Oleh karenanya, kedua model tersebut disebut model nondiskonto.
Model Diskonto
Model diskonto secara eksplisit mempertimbangkan nilai waktu dari uang dan
memasukkan konsep diskonto arus kas masuk dan arus kas keluar.
1. Nilai Sekarang Bersih(Net Present Value)
Net Present Value (NPV) merupakan selisih/perbedaan antara nilai sekarang
aliran kas masuk dan kas keluar yang berhubungan dengan proyek. NPV dihitung
dengan:
NPV = [£CFt/(1 + i/] - I
= [£CFt dft] - I
=P-I
dimana: I = nilai sekarang dari biaya projek (biasanya modal awal)
CFt = arus kas masuk yang diterima pada periode t, dengan t=1... n
n = umur hidup proyek

i = tingkat return yang diinginkan
t = periode waktu
P = nilai sekarang dari aliran kas masuk di masa depan
dft = 1//(1 + i)\ faktor diskon
NPV mengukur profitabilitas investasi. Nilai NPV positif suatu proyek
menunjukkan adanya peningkatan kekayaan. Dalam menggunakan NPV, tingkat

pengembalian yang duperlukan harus ditentukan. Tingkat pengembalian yang
diperlukan (required rate of return) adalah tingkat pengembalian minimum yang
dapat diterima; sering disebut juga sebagai tingkat diskonto, tingkat batas/tingkat
rintangan (hurdle rate), dan biaya modal.
Kriteria dalam pembuatan keputusan tentang NPV meliputi:

Jika NPV = 0. Hal ini menunjukkan bahwa: (1) investasi awal telah dapat
dikembalikan, dan (2) tingkat kembalian investasi telah terpenuhi. Jika NPV =
0, berarti titik impas sudah tercapai dan pengambil keputusan dapat menerima
atau menolak proyek tersebut.

Jika NPV > 0. Hal ini menunjukkan: (1) investasi awal telah dapat
dikembalikan, (2) tingkat kembalian investasi telah terpenuhi, (3) tingkat
kembalian yang diterima adalah selisih antara no (1) dan no (2). Jika NPV > 0,
maka investasi tersebut menguntungkan dan dapat diterima.

Jika NPV < 0. Hal ini berarti hasil investasi lebih kecil dari tingkat
pengembalian yang diperlukan. Sebaiknya investasi ditolak.
Model NPV mengasumsikan bahwa semua aliran kas yang dihasilkan oleh
proyek segera diinvestasikan kembali untuk memperoleh tingkat kembalian yang
diharapkan selama umur proyek.
2. Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return)
Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat diskonto pada saat NPV proyek
sama dengan nol. Untuk mencapai IRR, maka P = I. Dengan df sebagai faktor
diskonto dan CF sebagai arus kas tahunan, maka dihasilkan persamaan:
I = £CFt/(1 + i)
(1 + i) = UYCFx
df = I/ICFt
Contoh: sebuah proyek memerlukan investasi Rp10.000.000 dan akan
memberikan return Rp12.000.000 setelah satu tahun. Berapakah IRR-nya?
Rp12.000.000/(1 + i) = Rp10.000.000

1 + i = 1.2
i = 0.20

Jika IRR sudah dihitung, maka IRR dibandingkan dengan tingkat return yang
diinginkan oleh perusahaan. Jika IRR lebih besar dari tingkat return yang
diinginkan, maka proyek diterima; jika IRR sama dengan tingkat return yang
diinginkan, maka diterima/ditolaknya proyek sama saja; jika IRR lebih kecil dari
tingkat return yang diinginkan, maka proyek ditolak.
IRR merupakan ukuran yang paling sering digunakan dalam pembuatan
keputusan investasi modal. Manajer menyukai IRR karena konsep IRR mudah
untuk digunakan. Selain itu manajer mungkin percaya bahwa IRR merupakan
tingkat return aktual yang diterima dari investasi awal. Apapun alasannya
pemahaman mendasar terhadap konsep IRR sangat diperlukan.
Contoh Pembuatan Keputusan Investasi Modal
Berikut ini diberikan contoh soal untuk menggambarkan penerapan metode
nondiskonto dan diskonto dalam penilaian investasi:
■ Aloha Company ingin membeli mesin otomatis yang menggunakan teknologi
komputerisasi terbaru. Pembelian mesin otomatis tersebut memerlukan biaya
sebesar Rp2.400.000,00. Mesin tersebut dianggap memiliki umur ekonomis
selama 5 tahun tanpa adanya nilai residual. Setiap tahunnya, Aloha mengharapkan
pendapatan kas sebesar Rp3.900.000,00 dan pengeluaran kas sebesar Rp
3.000.000,00. Diminta:
a.

Hitunglah payback period untuk mesin otomatis tersebut!

b.
Hitunglah ARR (accounting rate of return) dengan menggunakan (1)
investasi
awal dan (2) investasi rata-rata!
c.

Hitunglah NPV dengan asumsi tingkat return yang diharapkan 10%!

d.

Hitungkah IRR mesin otomatis!

e.

Apakah sebaiknya Aloha Company membeli mesin tersebut?

Jawab:

Arus kas bersih/tahun = arus kas masuk - arus kas keluar
= Rp3.900.000 - Rp3.000.000
= Rp900.000,00 per tahun
a.

Payback period = Rp2.400.000/Rp900.000 per tahun

= 2,67 tahun
= 2 tahun 8 bulan
b.

Penyusutan = Rp2.400.000/5 tahun = Rp480.000,00/tahun

Laba bersih = arus kas/tahun - penyusutan
= Rp900.000 - Rp480.000
= Rp420.000,00
(1) ARR (investasi awal) = Rp420.000/Rp2.400.000 = 17,5%
(2) ARR (investasi rata-rata) = Rp420.000/(Rp2.400.000/2) = 35%
c. NPV
(1) Menggunakan tingkat diskonto yang tersedia di tabel (faktor diskonto
10%) atau menghitung dengan kalkulator sesuai dengan rumus: CFt/(1
+ i)
Tahun Arus Kas

Faktor Diskonto Nilai Sekarang

0

(Rp2.400.000)

1,00

(Rp2.400.000)

1

Rp900.000

0,909

Rp818.100

2

Rp900.000

0,826

Rp743.400

3

Rp900.000

0,751

Rp675.900

4

Rp900.000

0,683

Rp614.700

5

Rp900.000

0,621

Rp558.900

Total arus kas masuk

Rp3.411.000

NPV

Rp1.011.000

(2) Menggunakan faktor diskonto tunggal (koefisien anuitas)
Tahun Arus Kas

Faktor Diskonto Nilai Sekarang

0

(Rp2.400.000)

1,00

(Rp2.400.000)

1-5

Rp900.000

3,791

Rp3.411.900

NPV

Rp1.011.900[1]

Diketahui bahwa faktor diskonto adalah 2,67. Selanjutnya karena investasi ini
mempunyai periode 5 tahun maka kita mencarinya di tabel diskonto pada baris
kelima. Kita temukan bahwa nilai 2,67 berada di antara nilai 2,745 (diskonto
24%) dan 2,635 (diskonto 26%). Dengan demikian faktor diskonto dari
investasi ini adalah antara 24% - 26% dengan kecenderungan mendekati 26%.
e. Dengan memperhatikan perhitungan terhadap return investasi dengan berbagai
metode, antara lain: periode pengembalian 2 tahun 8 bulan, ARR investasi
awal 17,5 dan ARR investasi rata-rata 35%, NPV positif sebesar Rp1.011.000,
IRR mendekati 26% (lebih besar dari return yang diharapkan, yaitu 10%),
maka sebaiknya Aloha Company membeli mesin otomatis tersebut.
Postaudit Proyek Modal
Postaudit mengukur kinerja aktual proyek terhadap estimasi proyek tersebut.
Postaudit juga dapat merekomendasikan suatu tindakan koreksi untuk
meningkatkan
kinerja atau untuk meninggalkan/menghentikan proyek tersebut. Perusahaan yang
menggunakan postaudit terhadap proyeknya akan memperoleh beberapa
keuntungan:
(1) dengan mengevaluasi profitabilitas, postaudit memastikan bahwa sumber daya
perusahaan telah digunakan secara cermat, (2) postaudit mempengaruhi perilaku
manajer, post audit memberikan umpan balik terhadap manajer untuk membantu
meningkatkan pembuatan keputusan di masa depan. Meskipun demikian, postaudit
juga memiliki keterbatasan: (1) memerlukan biaya cukup besar dan (2) asumsi
yang
digunakan menjadi kurang tepat karena adanya perubahan dalam lingkungan
operasi
aktual.
Proyek Mutually Exclusive
Banyak keputusan investasi modal yang berhubungan dengan proyek-proyek
yang bersifat mutually exclusive (saling meniadakan). Metode yang sering
digunakan
untuk memilih suatu proyek diantara beberapa alternative yang tersedia adalah
NPV

dan IRR. Dalam proyek independen, NPV dan IRR menghasilkan keputusan yang
sama; jika NPV > 0, maka IRR > tingkat return yang dibutuhkan. NPV berbeda
dengan IRR dalam dua hal:
■ NPV mengasumsikan bahwa masing-masing arus kas masuk yang diterima
diinvestasikan kembali pada tingkat return yang diminta, sedangkan IRR

mengasumsikan bahwa masing-masing arus kas masuk diinvestasikan pada
tingkat IRR yang ditentukan.
■ NPV mengukur profitabilitas dalam nilai absolut, sedangkan IRR mengukur
dalam nilai relatif.
Karena NPV mengukur dampak dari proyek-proyek tersebut terhadap
perusahaan, maka memilih proyek yang memiliki nilai NPV terbesar konsisten
dengan usaha memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Adapun IRR yang
merupakan ukuran relatif profitabilitas hanya mampu mengukur secara akurat
tingkat
return yang diinvestasikan di internal perusahaan. Memaksimalkan IRR tidak akan
memaksimalkan kemakmuran pemilik perusahaan karena tidak memperhatikan
kontribusi proyek secara absolut (dalam nilai uang). Oleh karenanya, NPV lebih
baik
untuk digunakan dalam memilih proyek di antara pelbagai alternatif dibandingkan
dengan IRR.

[1] Perbedaan NPV antara perhitungan (1) dan (2) muncul karena pembulatan.
d. IRR
IRR dalam investasi ini adalah tingkat suku bunga yang menyamakan antara 5
kali arus kas tahunan Rp900.000,00 dengan investasi sebesar Rp2.400.000,00.
Dengandf sebagai faktor diskonto dan CF sebagai arus kas tahunan, maka
dihasilkan persamaan:
I - CF(df)
df = I/CF
= Rp2.400.000/Rp900.000
= 2,67

Investasi modal digunakan untuk menjelaskan rencana manajer untuk
mengeluarkan dana dalam jumlah besar untuk membiayai proyek-proyek yang
memilliki implikasi jangka panjang. Investasi tidak hanya mencakup penanaman
dana, tetapi pembelian barang dagangan dan peralatan merupakan investasi. Dalam
hal ini, manajer harus secara hati-hati memilih proyek yang menjanjikan kembailan
masa mendatang yang paling besar. Kepiawaian para manajer untuk membuat
keputusan investasi modal merupakan factor yang paling penting yang
berpengaruh terhadapa perusahaan dalam jangka panjang.
Perencanaan investasi
Jenis-jenis Keputusan Investasi Modal
Jenis-jenis keputusan investasi modal adalah:
1. Keputusan pengurangan biaya
2. Keputusan pelunasan pabrik dan fasilitas penggudangan
3. Keputusan pemilihan mesin
4. Keputusan untuk membeli atau menyewa
5. Keputusan penggantian peralatan
Keputusan investasi modal dapat dibagi menjadi 2 kelompok:
1. Keputusan penyaringan (Screening decision)
Adalah jenis keputusan yang berkaitan dengan apakah usulan proyek investasi
memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Keputusan pemilihan (Preference decision)
Adalah jenis keputusan yang berkaitan dengan pemilihan beberapa alternative
usulan proyek investasi.
Nilai Waktu Uang
Dalam pembuatan keputusan investasi modal, perlu digunakan teknik atau
pendekatan yang mengakui nilai waktu uang. Hal ini didasarkan pada kenyataan
bahwa nilai satu rupiah pada hari ini lebih besar dbanding dengan nilai satu rupiah

pada tahun yang akan datang. Kondisi ini juga berlaku dalam pemilihan alternative
proyek investasi.
Teknik investasi modal yang mengakui kedua karakteristik investasi bisnis adalah
teknik yang melibatkan arus kas yang didiskontokan(discounted cash flow), yaitu
arus kas yang dinilai kembali menurut kesetaraan waktu. Dengan penilaian
kembali tesebut, angka-angka rupiah dapat diperbandingkan satu sama lain dan
perusahaan dapat pula mengetahui apakah sebuah usulan proyek investasi
memenuhi standar (criteria) minimum yang telah ditetapkan atau tidak.
Ada dua pendekatan dalam pendiskontoan arus kas, yaitu:

1. Metode Nilai Bersih Sekarang (Net Present Value/NPV)
Dengan metode NPV, penilaian sebuah usulan investasi dilakukan dengan
prosedur sebagai berikut:
• Seluruh arus kas masuk yang dijanjikan oleh sebuah proyek investasi dinilai
tunaikan.
• Seluruh arus kas keluar selama umur proyek juga dinilaitunaikan.
• Nilai tunai arus kas masuk dijumlahkan dan nilai tunai arus kas keluar juga
dijumlahkan.
• Bandingkan nilai uang tunai arus kas masuk dan jumlah nilai tunai arus kas
keluar.
Selisih antara kedua angka disebut dengan net present value. Angka ini digunakan
untuk membuat keputusan menerima atau menolak sebuah usulan investasi. Jika
nilai tunai arus kas masuk lebih besar dari jumlah nilai tunai arus kas keluar, maka
usulan investasi tersebut diterima, demikian pula sebalikanya, jika jumlah nilai
tunai arus kas masuk lebih kecil dibanding jumlah nilai tunai arus kas keluar, maka
usulan investasi ditolak.
Mengapa analisis menekankan pada arus kas?

Alasan utamanya adalah bahwa laba akuntansi dihitung berdasarkan konsep
accrual yang mengabaikan timing arus masuk dan arus keluar kas. Meskipun
informasi laba bersih sangat bermanfaat bagi keperluan lain, namun informasi laba
bersih tidak digunakan dalam analisis pendiskontoan arus kas. Dengan demikian,
manajer dapat mengabaikan informasi laba bersih dan lebih berkonsetrasi pada
upaya mengidentifikasi arus kas yang berhubungan dengan sebuah proyek
investasi.

Jenis-jenis arus kas, antara lain:
1. Arus kas keluar, merupakan investasi awal (termasuk biaya instalasi), kenaikan
modal kerja, reparasi dan pemeliharaan, dan kenaikkan biaya operasi.
2. Arus kas masuk, merupakan kenaikkan pendapatan, penurunan biaya, nilai
sisa/residu, dan pembebasan modal kerja.
Pemuliahan investasi awal
Ketika menghitung nilai tunai sebuah proyek, depresiasi tidak dikurangkan ,
karena:
1. Depresiasi merupakan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran kas saat ini.
2. Metode pendiskontoan arus kas secara otomatis memberikan kembalian
investasi awal, sehingga pengurang depresiasi tidak diperukan.
Penyederhanaan asumsi
Dalam menggunakan metode arus kas yang didiskontokan, minimum ada dua
asumsi yang disederhanakan, yaitu:
1. Seluruh arus kas selain investasi awal dianggap terjadi pada akhir tahun.
2. Seluruh arus kas yang dihasilkan oleh sebuah proyek investasi segera
diinvestasikan kembali.
Pemilihan tingkat bunga (discount rate)

Untuk menggunakan metode NPV, kita harus memilih tingkat kembalian untuk
pendiskontoan arus kas menjadi nilai tunai. Tingkat kembalian yang digunakan
dalam perhitungan biasanya merupakan tingkat bunga umum yang berlaku di
pasar. Umunya mengacu pada biaya modal (cost of capital) perusahaan. Biaya
modal adalah rata-rata tingkat kembalian yang harus dibayarkan oleh perusahaan
kepada kreditur jangka panjang dan para pemegang saham untuk pengguna modal
mereka. Yang dimaksud dengan modal terdiri dari modal asing (utang) dan modal
sendiri (modal saham).
2. Metode Tingkat Kembalian Internal (Internal Rate Of Return/IIR)
The time-adjusted rate of return (TARR) atau internal rate of return (IIR) adaah
tingkat bunga yang dijanjikan oleh sebuah proyek investasi selama umur proyek
tersebut. Tingkat bunga ini sering disebut dengan hasil (yield) sebuah proyek
investasi. IIR dihitung dengan mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai tunai
arus kas keluar dan nilai tunai arus kas masuk sebuah proyek. Dengan kata lain,
IIR adalah tingkat bunga yang menghasilkan angka NPV sama dengan nol. Jadi
IIR merupakan true interest yield yang dijanjikan olh sebuah proyek investasi.
Penggunaan angka Intenal Rate of Return
Tingkat kembalian minimum adalah tingkat kembalian yang diharapkan dari
sebuah proyek investasi. Apabila angka IIR lebih besar atau sama dengan tingkat
kembalian minimum yang diharapkan, maka usulan sebuah proyek dapat diterima.
Jika angka IIR lebih kecil dari tingkat kembalian minimum, maka usulan investasi
ditolak. Angka yang dijadikan patokan dasar untuk menetapkan tingkat kemalian
minimum adalah biaya modal (cost of capital).
Biaya modal (cost of capital) sebagai alat penyaring usulan investasi
Jika perusahaan menggunakan metode IIR, biaya modal digunakan sebagai tarif
penghambat (hurdle rate) yang harus dilewati oleh sebuah proyek investasi agar
usulan proyek itu diterima.
Jika perusahaan menggunakan metode NPV, maka biaya modal dipakai sebagai
tingkat bunga (discount rate) guna menghitung NPV untuk usulan proyek investasi.
Perbandingan antara metode NPV dan metode IIR

1. Metode NPV lebih mudah digunakan
2. Asumsi yang dibangun dalam metode IIR memunculkan pertanyaan.
Yang menyebabkan perbedaan antara metode NPV dengan metode IIR adalah (1)
metode NPV menganggap bahwa arus masuk kas akan diinvestasikan kembali
pada tingakat kembalian tertentu, sedangkan metode IIR tingkat kembaliannya
sama dengan IIR, (2) NPV mengukur kemampulabaan dalam angka absolute,
sedangkan IIR mengukurnya dalam angka relative (%).
Capital Rationing
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam melakukan
kajian dan pemilihan proyek-proyek dengan kendala dana untuk menghasilkan
nilai maksimum bagi perusahaan disebut capital rationing, yaitu merupakan
pendekatan dalam pemilihan berbagai alternative proyek investasi apabila
perusahaan memiliki dana terbatas. Dalam pendekatan ini, nilai perusahaan
dimaksimumkan dengan memilih kombinasi proyek yang merayap dana yang
tersedia dan memaksimumkan jumlah NPV.
Proyek independen dan investasi parsial
Untuk memilih proyek investasi yang memaksimumkan jumlah NPV dapat
digunakan indeks NPV apabila 2 kondisi ini terpenuhi, yaitu: (1) proyek investasi
yang dianalisis bukan proyek yang saling meniadakan (mutually exclusive), dan
(2) dimungkinkan investasi parsial. Indeks NPV dapat dihitung dengan membagi
NPV dengan investasi awal.
Indeks NPV = NPV/Investasi awal
Investasi yang dapat dipecah (divisible investment), artinya investasi dapat
dilakukan untuk sebagian saja, sedangkan investasi yang tidak dapat dipecah
(indivisible investment), artinya nilai investasinya harus 100%.
Jika dana yang dimiliki oleh perudahaan tidak terbatas jumlahnya, maka proyek
yang menghasilkan NPV tertinggilah yang akan dipilih dari proyek-proyek yang

saling meniadakan. Namun jika dana yang tersedia terbatas, maka criteria NPV
tidak dapat lagi digunakan karena pemilihan beberapa proyek akan mempengaruhi
ketersediaan dana untuk proyek-proyek lainnya.
Pendekatan Lain Dalam Analisis Investasi Modal
Metode-metode untuk menganalisis investasi modal antara lain:
1. Metode Periode Kembalian Investasi (Payback Method)
Periode kembalian investasi adalah waktu yang diberikan oleh sebuah proyek
investasi untuk menutup investasi mula-mula dengan penerimaan kas yang
dihasilkan oleh investasi tersebut. Metode periode kembalian investasi
memusatkan perhatiannya pada rentang waktu tersebut. Anggapan dasar metode
ini adalah semakin cepat waktu yang diperlukan oleh sebuah proyek investasi
untuk menutup investasi awal, semakin baik proyek investasi tersebut. Untuk
menghitung periode kembalian investasi dapat menggunakan rumus berikut:
Periode Kembalian = Investasi Awal/Arus Kas Masuk Bersih Tahunan
Kelebihan metode periode kembalian investasi:
• Membantu manajer mengidentifikasi manakah diantara proposal yang “akan
dipertimbangkan” untuk dievaluasi lebih lanjut dengan menggunakan metodemetode yang lebih akurat.
• Bermanfaat bagi perusahaan yang baru yang kondisinya kekurangan kas.
• Bermanfaat bagi industri yang produknya cepat usang.
2. Metode Tingkat Kembalian Sederhana (Simple Rate Of Return Method)
Metode ini merupakan metode yang tidak melibatkan pendiskontoan arus kas
masuk, namun lebih memfokuskan pada laba bersih akuntansi. Rumus untuk
menganalisis investasi modal dengan metode tingkat kembalian sederhana:

Atau

Postaudit Terhadap Proyek Investasi Terpilih
Postaudit sebuah proyek investasi yang terpilih merupakan tindak lanjut setelah
sebuah usulan proyek investasi dipilih dan diterapkan. Tujuannya adalah untuk
mengetahui apakah kinerja proyek investasi yang diharapkan benar-benar dapat
dicapai, selain itu untuk menilai apakah data dan informasi yang digunakan
sebagai bahan pertimbangan membuat keputusan mau memilih alternative proyek
investasi cukup akurat dan menggambarkan kondisi sesugguhnya.
Investasi Modal di Lingkungan Industri Maju
Di lingkungan industri maju, investasi jangka panjang umumnya berhubunga
dengan otomasi (komputerisasi) pabrik. Sebelum komitmen terhadap otomasi
dilakukan, sebuah perusahaan seharusnya meningkatkan efisiensi penggunaan
teknologi yang sekarang dipakai. Berbagai manfaat dapat diperoleh dari
perencanaan rancangan ulang da penyederhanaan proses manufaktur yang
dilakukan sekarang.
Jika manfaat dari perencanaan ulang dan penyederhanaan teah dicapai, barulah
dapat dilihat secara jelas apakah otomasi dapat menghasikan tambahan biaya.
Lingkungan manufaktur baru menghendaki bahwa perhatian sekarang lebih
diarahkan pada input yang digunakan dalam model pendiskontoan arus kas.
Investasi dalam system manufaktur biasanya lebih mudah diidentifikasi, karena
hamper semua investasi digunakan untuk pembelian peralatan produksi. Estimasi
arus kas operasi dari investasi dalam peralatan standar umumnya bersandar pada
manfaat wujud yang dapat diidentifikasikan secara jelas, seperti peghematan biaya
tenaga kerja. Di lingkungan manufaktur baru, manfaat tak berwujud dan manfaat
tidak langsung nilainya sangat material dan penting bagi kelayakan sebuah proyek.

Julrahmatiyal Fajri's Blog
Just for study to write!!!!!

Lanjut ke konten
Beranda
← Keputusan Portofolio : Resiko dan Analisis Portofolio
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL DAN
KETERKAITANNYA DENGAN KINERJA PADA PERUSAHAAN PROPERTY
DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2011
SAMPAI DENGAN 2014 →
ANGGARAN MODAL ( CAPITAL BUDGETING)
Posted on 22 Desember 2014by julrahmatiyalfajri
PENDAHULUAN
Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi.
Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas
masuk dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yg akan datang.
Capital budget adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap. Penganggaran
modal (capital budgeting) adalah proses menyeluruh menganalisa proyek2 dan
menentuan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal.
Pentingnya Penggangaran Modal

Keputusan penggaran modal akan berpengaruh pada jangka waktu yang lama
sehingga perusahaan kehilangan fleksibilitasnya.
Penanggaran modal yg efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari
penambahan aktiva.
Pengeluaran modal sangatlah penting
Tahap-Tahap Penganggaran Modal
Biaya proyek harus ditentukan.
Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari proyek, termasuk
nilai akhir aktiva.
Risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi probabilitas
aliran kas).
Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya modal
(cost of capital) yg tepat untuk mendiskon aliran kas proyek.
Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan
digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva.
Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan dengan
biayanya.
Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang
penting. Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang
dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu. Misalnya dalam
penggantian mesin lama dengan mesin baru, harga jual mesin lama harus
diperhitungkan dalam mempertimbangkan investasi pada mesin baru.
Dalam prinsip akuntansi yang lazim, biaya bunga modal sendiri tidak boleh
diperhitungkan sebagai biaya. Dalam pengambilan keputusan investasi, biaya
modal sendiri justru harus diperhitungkan. Analisis biaya dalam keputusan
investasi lebih dititikberatkan pada aliran kas, karena saat penelimaan kas dalam
investasi memilki nilai waktu uang. Satu rupiah yang diterima sekarang lebih
berharga dibandingkan dengan satu rupiah yang diterima di masa yang akan
datang. Oleh karena itu, meskipun untuk perhitungan laba perusahaan, biaya

diperhitungkan berdasarkan asas akrual, namun dalam perhitungan pemilihan
investasi yang memperhitungkan nilai waktu uang, biaya yang diperhitungkan
adalah biaya tunai.
PEMBAHASAN
Pengertian
Capital Budgeting adalah merupakan proses evaluasi dan pemilihan investasi
jangka panjang yang konsisten terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan.
Definisi Capital Budgeting “Capital Budgeting is the Process of evaluating and
selecting long-term invesments consistents with the firm’s goal of owner wealth
maximization”. Investasi juga berarti pengeluaran pada saat ini dan hasil yang
diharapkan dari pengeluaran tersebut baru akan diterima lebih dari satu tahun
mendatang. Definisi Capital Budgetingadalah sebagai berikut: “Capital Budgeting
involves the entire process of planning whose returns are expected to extend
beyond one year”.
Sebagai konsekuensinya, perusahaan membutuhkan prosedur tertentu untuk
menganalisa dan menyeleksi beberapa alternatif investasi yang ada. Keputusan
mengenai investasi tersebut sulit dilakukan karena memerlukan penilaian
mengenai situasi dimasa yang akan datang, sehingga dibutuhkan asumsi-asumsi
yang mendasari estimasi terhadap situasi yang paling mendekati yang mungkin
terjadi, baik situasi internal maupun eksternal perusahaan. Investasi tersebut harus
dihitung sesuai dengan cash flow perusahaan dan harus merupakan keputusan yang
paling tepat untuk menghindari resiko kerugian atas investasi tersebut. “As time
passes, fixed assets may become obselete or may require an overhaul; at these
points, too, financial decisions may be required”. Perusahaan biasanya membuat
berbagai alternatif atau variasi untuk berinvestasi dalam jangka panjang, yakni
berupa penambahan aset tetap seperti tanah, mesin dan peralatan. Aset tersebut
merupakan aset yang berpotensi, yang merupakan sumber pendapatan yang
potensial dan mencerminkan nilai dari sebuah perusahaan.Capital budgeting dan
keputusan keuangan diperlakukan secara terpisah. Bila investasi yang diajukan
telah ditentukan untuk diterima, manager keuangan kemudian memilih metoda
pembiayaan yang paling baik.

-. Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas
masuk dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yg akan datang.
-. Capital budget adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap
-. Penganggaran modal (capital budgeting) adalah proses menyeluruh menganalisa
proyek2 dan menentuan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal.
-. Proses mengumpulkan, mengevaluasi, menyeleksi, dan menentukan alternatif
penanaman modal yang akan memberikan penghasilan bagi perusahaan untuk
jangka waktu lebih dari 1 tahun.
*. Pentingnya Penggangaran Modal
Keputusan penggaran modal akan berpengaruh pada jangka waktu yang lama
sehingga perusahaan kehilangan fleksibilitasnya.
Penanggaran modal yg efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari
penambahan aktiva.
Pengeluaran modal sangatlah penting
*. Motif Capital Budgeting
Pengembangan produk baru atau pembelian aktiva baru
Pengurangan biaya dengan mengganti aktiva yang tidak efisien
Modernisasi atas aktiva tetap
*. JENIS-JENIS KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL
Penambahan dan perluasan fasilitas
Produk baru
Inovasi dan perluasan produk
Penggantian (replacements) (a) penggantian pabrik a1/11/2005tau
peralatan usang (b) penggantian pabrik atau peralatan lama dengan pabrik atau
peralatan yang lebih

Menyewa/membuat atau membeli
Penyesuaian fasilitas dan peralatan dengan peraturan pemerintah, lingkungan, dan
keamanan
Lain-lain keputusan seperti kampanye iklan, program pelatihan dan proyek-proyek
yang memerlukan analisis arus kas keluar dan arus kas masuk.
*. PRINSIP DASAR PROSES PENGANGGARAN MODAL
Penganggaran modal pada dasarnya adalah aplikasi prinsip yang mengatakan
bahwa perusahaan harus menghasilkan keluaran atau menyelenggarakan kegiatan
bisnis sedemikian rupa sehingga hasil imbuh (marginal revenue) produk sama
dengan biaya imbuhnya (marginal cost).
Prinsip ini dalam kerangka penganggaran modal berarti bahwa perusahaan harus
melakukan tambahan investasi sedemikian rupa sehingga perolehan imbuh
(marginal returns) investasi itu sama dengan biaya imbuhnya. Daftar berbagai
proyek investasi dari hasil yang tertinggi hingga yang terendah mencerminkan
kebutuhan perusahaan akan modal untuk investasi.
Biaya imbuh dari berbagai daftar investasi itu memberi petunjuk tentang upaya
perusahaan untuk memperoleh tambahan modal guna membiayai investasi. Biaya
imbuh modal berarti sejumlah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk
memperoleh dana dari luar (misalnya meminjam atau menjual saham dan biaya
tumbal/opportunity cost dari dana sendiri yan