NEGARA HUKUM DAN HAM (1)
NEGARA HUKUM DAN HAM
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berdasarkan perspektif ilmu hukum administrasi, ada dua jenis hukum administrasi, yaitu
pertama,hukum administrasi umum (allgemeem deel) , Yakni berkenaan dengan teori-teori dan
prinsip-prinsip yang berlaku untuk semua bidang hukum administrasi,tidak terikat pada bidangbidang tertentu , kedua hukum administrasi khusus (bijzonder deel) , yakni hukum-hukum yang
terkait dengan bidang-bidang pemerintahan tertentu seperti hukum lingkungan, hukum tata ruang
, hukum kesehatan dan sebagainya. Sekilas Tentang Negara Hukum. Pemikiran atau konsepsi
manusia tentang Negara hukum juga lahir dan berkembang dalam situasi kesejarahan. Oleh
karena itu , meskipun konsep Negara hukum dianggap sebagai konsep universal. Secara
embrionik, gagasan Negara hukum telah dikemukakan oleh plato.Ada tiga unsur dari pemerintah
yang berkonstitusi yaitu peratama, pemerintah dilaksanakan untuk kepentingan umum; kedua
pemerintah dilaksanakan menurut hukum yang berdasarkan pada ketentuan-ketentuan
umum,bukan yang dibuat secara sewenang-wenang yang menyampingkan konvensi dan
konstitusi; ketiga, pemerintah berkonstitusi berarti pemerintah yang dilaksanakan atas kehendak
rakyat,bukan berupa paksaan – tekanan yang dilaksanakan pemerintah despotik.Dalam kaitannya
dengan konstitusi bahwa konstitusi meupakan penyusunan jabatan dalam suatu Negara dan
menentukan apa yang dimaksudkan dengan badan pemerintahan dan apa akhir dari setiap
masyarakat.
Hak Asasi Manusia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.Penegakan HAM yang kuat terjadi
ketika bangsa ini memperjuangkan hak asasinya, yaitu: “kemerdekaan”, yang telah berabad-abad
dirampas oleh penjajah.
Para pendiri negeri ini telah merasakan sendiri bagaimana penderitaan yang dialami karena hak
asasinya diinjak-injak oleh penjajah. Oleh karena itu, tidak mengherankan setelah berhasil
mencapai kemerdekaan, para pendiri negeri ini mencantumkan prinsip-prinsip HAM dalam
Konstitusi RI (Undang-undang Dasar 1945 dan Pembukaannya) sebagai pedoman dan cita-cita
yang harus dilaksanakan dan dicapai. Sejak memasuki era reformasi, Indonesia telah melakukan
upaya pemajuan HAM, termasuk menciptakan hukum positif. Kasus pelanggaran HAM di
Indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan dan tuntas sehingga diharapkan
perkembangan dunia HAM di Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik. Salah satu
tokoh HAM di Indonesia adalah Munir yang tewas dibunuh di atas pesawat udara saat menuju
Belanda dari Indonesia. Oleh karena itu sebagai warga negara yang baik kita seharusnya
menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan,
jabatan, dan lain sebagainya. Makalah ini akan memperdalam pengetahuan kita tentang HAM
dan kaitan antara HAM dan Negara Hukum.
a. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal yang telah di jelaskan pada Bab I Pendahuluan, adapun permasalahan
yang saya temukan dan saya angkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Negara hukum ?
2. Bagaimanakah ruang Lingkup Negara Hukum ?
3. Bagaimana Pelaksanaan dan Penegakan HAM di Indonesia ?
4. Apa saja permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam upaya penegakan HAM ?
b. Tujuan Penulisan
Karya ilmiah ini dibuat untuk meamenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan pada fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di universitas Jambi dan ingin
lebih mengetahui dan mengkaji mengenai Negara Hukum dan HAM .
Sesuai dengan penelitian diatas, tujuan yang dapat dicapai dalam penelitian diatas adalah :
1. Menjelaskan devinisi Negara Hukum.
2. Menjelaskan ruang lingkup Negara Hukum.
3. Menjelaskan pelaksanaan dan penegakan HAM di indonesia.
4. Menjelaskan permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam upaya penegakan HAM.
c.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut.
1. Bagi pembaca, dapat mengetahui pengertian Negara Hukum dan HAM.
2. Bagi peneliti, dapat memudahkan penelitiannya dalam Negara Hukum dan HAM.
3. Bagi penulis, merasa puas dengan makalah yang dibuatnya, karena telah berupaya menyadarkan
masyarakat tentang Negara Hukum dan HAM.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mengenai Negara Hukum
Negara Hukum Adalah Negara yang didalamnya terdapat berbagai aspek peraturanperaturan yang memang bersifat abstrak yaitu memaksa, dan mempunyai sanksi yang
tegas.Gagasan Negara hukum masih bersifat samar-samar dan tenggelam dalam waktu yang
sangat panjang, kemudian muncul kembali secara lebih ekplisit pada abad ke-19,yaitu dengan
munculnya konsep rechtsstaat dari Freidrich Julius Stahl, yang diilhami oleh Immanuel Kant,
unsur-unsur Negara hukum adalah:
a. Perlindungan hak-hak Asasi Manusia
b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu.
c. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan
d. Peradilan administrasi dalam perselisihan
Munculnya “unsur peradilan administrasi dalam perselisihan “ pada konsep rechtsstaat
menunjukan adanya hubungan histories antara Negara Hukum Eropa Kontinental dengan Hukum
Romawi. “Konsep rechtsstaat bertumpu pada sistem hukum continental yang disebut “civil law”
atau “modern roman law” Dalam perkembangannya konsepsi Negara hukum tersebut kemudian
mengalami penyempurnaan diantaranya :
1.
sistem pemerintahan Negara yang didasarkan atas kedaulatan rakyat
2.
bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya harus berdasar atas hukum
atau peraturan perundang-undangan,
3.
adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia (Warga Negara)
4.
adanya pembagian kekuasaan dalam Negara
5.
adanya pengawasan dari badan-badan peradilan yang bebas dan mandiri,arti lembaga peradilan
tersebut benar-benar tidak memihak dan tidak berada dibawah pengaruh eksekutif.,
6.
adanya peran yang nyata dari anggota-anggota masyarakat atau warga Negara untuk turut serta
mengawasi perbuatan dan pelaksanaan yang dilakukan oleh pemerintah
7.
adanya system perekonomian yang dapat menjamin pembagian yang merata sumber daya yang
diperlukan bagi kemakmuran warga Negara.
Perumusan unsur-unsur Negara hukum ini tidak terlepas dari falsafah dan sosio politik yang
melatar belakanginya, terutama pengaruh falsafah Individualisme, yang menempatkan individu
atau warga Negara sebagai primus interpares dalam kehidupan bernegara. Oleh karena itu,unsur
pembatasan kekuasaan Negara untuk melindungi hak-hak individu menempati posisi yang
signifikan. Semangat membatasi kekuasaan Negara ini semakin kental segera setelah lahirnya
adagiyum yang begitu popular dan Lord Acton, yaitu “power tends to corrupt, but absolute
power
corruptabsolutely
“ (Manusia
yang
mempunyai
kekuasaan
cenderung
untuk
menyalahgunakan kekuasaan itu, tetapi kekuasaan yang tidak terbatas (absolut) pasti akan
disalah gunakan ). Model Negara hukum seperti ini berdasarkan catatan sejarah disebut dengan
demokrasi konstitusional, dengan cirri pemerintah yang demokrtis adalah pemerintah yang
terbatas kekuasaannya dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang terhadap warga
negaranya. Dengan kata lain , esensi dari Negara berkonstitusi adalah perlindungan terhadap
hak-hak
asasi
manusia.Atas
dasar
itu
keberadaan
konstitusi
dalam
suatu
Negara
merupakancondition sine quanon Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak
dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, bila Negara hukum diidentikan dengan keberadaan
konstitusi dalam suatu Negara dalam abad ke-20 ini hampir tidak suatu Negara pun yang
menganggap suatu Negara modern tanpa menyebutkan dirinnya “ Negara berdasar atas hukum “
Negara hukum identik dengan Negara yang berkonstitusi atau Negara yang menjadikan
konstitusi sebagai aturan main kehidupan kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan.
Telah disebutkan bahwa pada dataran implementasi Negara hukum itu memiliki karakteristik
dan model yang beragam. Terlepas dari berbagai model Negara hukum tersebut , Budiono
mencatat bahwa sejarah pemikiran manusia mengenai politik dan hukum secara bertahap menuju
kearah kesimpulan, yaitu Negara merupakan Negara yang akan mewujudkan harapan pada warga
Negara akan kehidupan yang tertib, adil, dan sejahtera jika Negara itu bdiselenggarakan
berdasarkan hukum sebagai aturan main Dalam Negara hukum, hukum menjadi aturan
permainan untuk mencapai cita-cita bersama sebagai kesepakatan politik. Hukum juga menjadi
aturan permainan untuk menyelesaikan segala macamperselisihan, termasuk juga perselisihan
politik dalam rangka mencapai kesepakatan politik tadi. Dengan demikian, hukum tidak
mengabdi kepada kepentingan politik sectarian dan primordial, melainkan kepada cita-cita
politik dalam kerangka kenegaraan
Negara Hukum Demokratis, Negara hukum bertumpu pada konstitusi dan peraturan
perundang-undangan,dengan kedaulatan rakyat, yang dijalankan melalui system demokrasi.
Hubungan antara Negara hukum dan demokrasi tidak dapat dipisahkan. Demokrasi tanpa
pengaturan hukum akan kehilangan bentuk dan arah, sedangkan hukum tanpa demokrasi akan
kehilangan makna.Demokrasi merupakan cara paling aman untuk mempertahankan kontrol atas
Negara hukum. Dengan demikian Negara hukum yang bertopeng pada sistem demokrasi dapat
disebut sebagai Negara hukum demokratis
Prinsip-prinsip Negara hukum
1.
Asas legalitas
Pembatasan warga Negara (oleh pemerintah) harus ditemukan dasarnya dalam undangundang yang merupakan peraturan umum.Undang-undang secara umum harus memberikan
jaminan (terhadap warga Negara) dari tindakan (pemerintah) yang sewenang-wenang , kolusi
dan berbagai jenis tindakan yang tidak benar
2.
Perlindungan hak-hak asasi
3.
Pemerintah terikat pada hukum
Hukum harus dapat ditegakan ketika hukum itu dilanggar,pemerintah harus menjamin bahwa
ditengah masyarakat terdapat instrument yuridis penegakan hukum,pemerintah dapat memaksa
seseorang yang melanggar hukum melalui sistem peradilan Negara, memaksakan hukum publik
secara prinsip merupakan tugas pemerintah.
4.
Pengawasan oleh hakim yang merdeka
Negara hukum secara sederhana adalah Negara yang menempatkan hukum sebagai dasar
kekuasaan Negara dan penyelenggaraan kekuasaan tersebut dalam segala bentuknya dilakukan
dibawah kekuasaan hukum. Negara hukum menentukan bahwa pemerintah harus tunduk pada
hukum, bukannya hukum yang harus tunduk pada pemerintah.
Dalam Negara hukum, hukum ditempatkan sebagai aturan main sebagai dalam
penyelenggaraan kenegaraan, pemerintah, dan kemasyarakatan, sementara tujuan hukum itu
sendiri antara lain :(diletakan untuk menata masyarakat yang damai ,adil dan bermakna) Artinya
sasaran dari Negara hukum adalah terciptanya kegiatan kenegaraan pemerintahan dan
kemasyarakatan yang bertumpu pada keadilan,kedamaian dan kemanfaatan atau kebermaknaan.
Dalam Negara hukum, eksistensi hukum dijadikan sebagai instrumen dalam menata kehidupan
kenegaraan, pemerintahan dan kemasyarakatan.
Pentingnya pemencaran dan pemisahan kekuasaan inilah yang kemudian melahirkan teori
pemencaran kekuasaan atau pemisahan kekuasaan . Dengan membaginya menjadi kekuasaan
legislatif (membuat undang-undang), kekuasaan eksekutif (melaksanakan undang-undang) dan
kekuasaan federatif (keamanan dan hubungan luar negri) .Bahwa dalam suatu negara ada tiga
organ dan fungsi pemeritah yaitu legislatif,eksekutif, dan yudisial , Masing-masing organ ini
harus dipisahkan karena memusatkan lebih dari satu fungsi dari satu orang atau organ
pemerintahan merupakan ancaman kebebasan individu. Seiring dengan perkembangan kenegaran
dan pemerintahan ajaran Negara hukum yang kini dianut oleh Negara-negara didunia khususnya
setelah perang dunia kedua adalah Negara kesejahteraan (welfar state) dalam bidang ekonomi
yang melarang Negara dan pemerintah mencampuri kehidupan ekonomi masyarakat . Akibat
pembatasan ini pemerintah atau administrasi negara menjadi pasif, sehingga sering disebut
Negara penjaga malam . Karena timbul adanya kerusuhan-kerusuhan maka konsepsi Negara
penjaga malam telah gagal dalam implementasinya .Yang membuat negara mengalami kerugian
yang mungkian bukan kerugian materil saja tetapi juga kerugian formil seluruhnya yang dapat
menyengsarakan suluruh rakyatnya , demikian pula Negara juga tidak akan terkontrol dalam
mengatur segala bentuk-bentuk pemerintahannya dalam kondisi seperti sekarang ini yang belum
kondusif serta aman, damai dan sejahtera
Kegagalan inilah yang membuat suatu negara terimplementasi yang menempatkan
pemerintah yang harus bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya dan dapat
mensejahterakan masyarakatnya kembali seperti sediakala lagi.
Kegagalan implementasi tersebut kemudian muncul gagasan yang menempatkan pemerintah
sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya , Ciri utama Negara ini
adalah munculnya kewajiban pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan umum bagi warganya
.Dengan kata lain, ajaran merupakan bentuk konkret yang membatasi peran Negara dan
pemerintah untuk mencampuri kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat yang menghendaki
pemerintah dan Negara terlibat aktif dalam kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat, sebagai
langkah untuk mewujudkan kesejahteraan umum, disamping menjaga ketertiban dan keamanan .
sejak Negara turut serta secara aktif dalam pergaulan kemasyarakatan, lapangan pekerjaan
pemerintah semakin lama makin luas. Admimistrasi Negara diserahi kewajiban untuk
menyelenggarakan kesejahteraan umum, diberinya tugas itu yang khusus bagi administrasi
Negara
agar
dapat
menjalankan
tugas
menyelenggarakan
kesejahteraan
rakyatnya,
penyelenggaraan pengajaran bagi semua warga Negara, dan sebaginya secara baik, maka
administrasi Negara memerlukan kemerdekaan untuk dapat bertindak atas inisiatif sendiri,
terutama dalam penyelesaian soal-soal genting yang timbul dengan sekonyong-konyong dan
yang peraturan penyelenggaraan belum ada, yaitu belum dibuat oleh badan kenegaraan yang
diserahi fungsi legislatif.
Pemberian kewenangan pada Negara kepada administrasi Negara untuk bertindak sebagai
inisiatif itu lazim yaitu, suatu yang didalamnya mengandung kewajiban dan kekuasaan yang luas.
Kewajiban adalah tindakan yang harus dilakukan,sedangkan kekuasaan yang luas itu
menyiratkan adanya kebebasan memilih melakukan atau tidak melakukan tindakan. Dalam
praktik, kewajiban dan kekuasaan berkaitan erat .Suatu kebebasan yang diberikan kepada alat
administrasi, yaitun kebebasan yang pada asasnya memperkenankan alat administrasi Negara
mengutamakan keefektifan tercapainya suatu tujuan dari pada berpegang teguh kepada ketentuan
hukum.
2.2 Ruang Lingkup Negara Hukum
Di negri Belanda ada dua istilah mengenai hukum ini yaitu bestuurrecht dan
administratief recht, dengan kata dasar ‘administratie’ dan ‘bastuur’.terhadap dua istilah ini para
sarjana Indonesia berbeda pendapat dalam menerjemahkannya. Administrase ini ada yang
menerjemahkan dengan tata usah, tata usaha pemerintahan, tata pemerintahan, tata usaha Negara,
dan ada yang menerjemahkan dengan administrasi saja, sedangkan bastuur diterjemahkan secara
seragam dengan pemerintahan.
Perbedaan penerjemahan tersebut mengakibatkan perbedaan penamaan terhadap hukum
ini, yakni seperti HAN, Hukum Tata Pemerintahan, Hukum Tata usaha Pemerintahan, Hukum
Tata Usaha Negara, Hukum Tata Usaha Negara Indonesia, HAN Indonesia, dan Hukum
administrasi, tanpa atribut Negara, sebagaimana yang dianut Hadjon, dengan alasan bahwa pada
kata administrasi itu sudah mengandung konotasi Negara/ pemerintahan. Sebenarnya kedua kata
ini dalam penggungaanya memiliki makna sama, karena pemerintah itu sendiri merupakan
terjemahan dari kata administrasi. Meski demikian ada akan dikemukakan secara terpisah
mengenai istilah administrasi Negara dan istilah pemerintah/pemerintahan berdasarkan kamus
dan yang berkembang dikalangan para sarjana.
a)
Administrasi merujuk pada pengertian yang ketiga, yakni kegiatan yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pemerintahan Prajudi Atmosudirdjo mengemukakan bahwa administrasi
Negara mempunyai tiga arti, yaitu;
1.
Sebagai salah satu fungsi pemerintah;
2.
Sebagai aparatur dan aparat dari pada pemerintah;
3.
Sebagai proses pemerintah yang memerlukan kerja sama tertentu.
Menurut Bintoro Tjokroamidjojo administrasi Negara adalah manajemen dan organisasi dari
manusia-manusia dan peralatannya guna mencapai tujuan-tujuan pemerintah.”Sondang P.
Siagian mengartikan administrasi Negara sebagai “keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh
seluruh aparatur pemerintah dari satu Negara dalam usaha mencapai tujuan Negara”. EUtrecht
menyebutkan bahwa administrasi Negara adalah gabungan jabatan-jabatan, aparat (alat)
administrasi yang dibawah pimpinan pemerintah melakukan sebagian dari pekerjaan pemerintah,
Menurut Dimock & Dimock, administrasi Negara adalah aktivitas-aktivitas Negara dalam
melaksanakan kekuasaankekuasaan politiknya, dalam arti sempit, aktivitas-aktivitas badan-badan eksekutif dan
kehakiman atau khususnya aktivitas-aktivitas badan eksekutif saja dalam melaksanakan
pemerintahan. “Bahsan Mustafa mengartikan administrasi Negara sebagai gabungan jabatanjabatan yang dibentuk dan disusun secara bertingkat dan diserahi tugas melakukan sebagian dari
pekerjaan pemerintah dalam arti luas, yang tidak diserahkan kepada badan-badan pembuat
undang-undang dan badan-badan kehakiman. Sudah jelas dari beberapa pendapat tersebut
dapatlah diketahui bahwa adminisrtasi Negara adalah “Keseluruhan aparatur pemerintah yang
melakukan berbagai aktivitas atau tugas-tugas Negara selain tugas pembuatan undang-undang
dan pengadilan”
b)
Pemerintah/Pemerintahan
Pemerintah sebagai alat kelengkapan Negara dapat diartikan secara luas dan dalam arti
sempit. Pemerintah dalam arti luas itu mencangkup semua alat kelengkapan Negara, yang pada
pokoknya terdiri dari cabang-cabang kekuasaan eksekutif,legislatif, dan yudisial atau alat-alat
kelengkapan Negara lain yang bertindak untuk dan atas nama Negara, sedangkan dalam
pengertian sempit pemerintah adalah cabang kekuasaan eksekutif.
Pemerintah dalam arti sempit adalah organ/alat perlengkapan Negara yang diserahi tugas
pemerintahan atau melaksanakan undang-undang, sedangkan dalam arti luas mencangkup semua
badan yang menyelenggarakan semua kekuasaan didalam Negara baik eksekutuf maupun
legislatif dan yudikatif. Dalam kepustakaan disebutkan bahwa istilah pemerintahan disebutkan
memiliki dua pengertian, yaitu seabagai fungsi dan sebagai organisasi.
1)
Pemerintah sebagai fungsi adalah: melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, pemerintah
sebagai organ adalah kumpulan organ-organ dan organisasi pemerintahan yang dibebani dengan
pelaksanaan tugas pemerintahan.
2)
Pemerintah sebagai organisasi adalah: bila kita mempelajari ketentuan-ketentuan susunan
organisasi, termasuk didalamnya fungsi, penugasan, kewenangan, kewajiban masing-masing
departemen pemerintahan, badan-badan, instansi serta dinas-dinas pemerintahan.
Sebagai fungsi kita meneliti ketentuan-ketentuan yang mengatur apa dan cara tindakan
aparatur pemerintahan sesuai dengan kewenangan masing-masing, fungsi pemerintah itu dapat
ditentukan dengan menempatkannya dalam hubungan dengan fungsi perundang-undangan dan
peradilan.Pemerintah dapat dirumuskan secara negatif sebagai segala macam kegiatan
perundang-undangn dan peradilan. Kalaupun hukum administrasi Negara berkenaan dengan
kekuasaan eksekutif, pengertian eksekutif ini tidak sama dengan apa dengan apa yang
dimaksudkan dengan konsep trias politika (yang menempatkan kekuasaan eksekutif hanya
melaksanakan undang-undang).
Meskipun secara umum dianut definisi negatif tentang pemerintahan, yaitu sebagai suatu
aktivitas diluar perundangan dan peradilan, pada kenyataannya pemerintah juga melakukan
tindakan hukum dalam bidang legislasi, misalnya dalam pembuatan undang-undang organik dan
pembuatan berbagai peraturan pelaksanaan lainnya, dan juga bertindak dalam bidang
penyelesaian perselisihan, misalnya dalam penyelesaian hukum melalui upaya administrasi dan
dalam hal penegakan hukum administrasi atau pada penerapan sanki-sanki administrasi yang
semuanya itu menjadi objek kajian hukum administrasi Negara. Oleh karena itu tidak mudah
untuk menentukan ruang lingkup hukum administrasi Negara. Di samping itu kesukaran
menentukan ruang lingkup hukum administrasi Negara ini disebabkan pula oleh beberapa
faktor,Pertama, HAN berkaitan dengan tindakan pemerintahan yang tidak semuanya dapat
ditentukan secara tertulis dalam peraturan perundang-undangan seiring dengan perkembangan
kemasyarakatan yang memerlukan pelayanan pemerintah dan masing-masing masyarakat disuatu
daerah atau Negara berbeda tuntutan dan kebutuhan. Kedua, pembuatan peraturan-peraturan,
keputusan-keputusan dan instrument yuridis bidang administrasi lainnya tidak hanya terletak
pada satu tangan atau lembaga. Ketiga, hukum administrasi Negara berkembang sejalan dengan
perkembangan tugas-tugas pemerintahan dan kemasyarakatan, yang menyebabkan pertumbuhan
bidang hukum administrasi Negara tertentu berjalan secara sektoral. Karena faktor-faktor inilah,
(HAN tidak dapat dikodefikasi, seperti dalam hukum perdata dan hukum pidana yang dapat
dikumpulkan menjadi satu kitab undang-undang).
Prajudi Atmosudirdjo membagi HAN dalam dua bagian, yaitu HAN heteronom dan HAN
otonom. HAN heteronom yang bersumber pada UUD,TAP MPR, dan UU adalah hukum yang
mengatur seluk beluk organisasi dan fungsi administrasi Negara HAN otonom adalah hukum
oprasional yang diciptakan pemerintah dan administrasi Negara. Dan juga ada yang
menyebutkan bahwa HAN itu ada HAN umum dan ada HAN khusus. HAN umum berkenaan
dengan peraturan-peraturan umum mengenai tindakan hukum dan hubungan hukum administrasi
atau peraturan-peraturan dan prinsip-prinsip yang berlaku untuk semua bidang hukum
administrasi, dalam arti tidak terikat pada bidang-bidang tertentu. Sementara itu, HAN khusus
adalah peraturan-peraturan yang berkaitan dengan bidang-bidang tertentu seperti peraturan tata
ruang, peraturan tentang kepegawaian, peraturan tentang pertanahan, peraturan tentang
kesehatan, peraturan tentang perpajakan, peraturan bidang pendidikan, peraturan pertambangan,
dan sebagainya.
Adanya perbedaan bidang hukum Administrasi khusus merupakan suatu hal yang logis dan
wajar mengingat masing-masing Negara dihadapkan pada perbedaan sosio kultural, politik,
sistem pemerintahan, kebijakan pemerintah, dan sebagainya, Artinya, munculnya pembedaan
antara hukum administrasi umum dan hukum administrasi khusus merupakan suatu yang tidak
dapat dihindari dan suatu yang alamiah. Munculnya hukum administrasi ini semakin penting
artinya seiring dengan lahirnya berbagai bidang tugas-tugas pemerintahan yang baru dan sejalan
dengan perkembangan dan penemuan-penemuan baru berbagai bidang kehidupan ditengah
masyarakat, yang harus diatur melalui hukum administrasi. Dalam konteks ini tampak bahwa
hukum administrasi itu tumbuh dan berkembang secara Dinamis.
Berdasarkan keterangan tersebut, tampak bahwa bidang hukum administrasi itu sangat luas
sehingga tidak dapat ditentukan secara tegas ruang lingkupnya. Disamping itu khusus bagi
Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, terdapat pula hukum administrasi daerah, yaitu
peraturan-peraturan yang berkenaan dengan administrasi daearah atau pemerintah daerah.
Sehubungan dengan adanya hukum administrasi tertulis, yang tertuang dalam berbagai peraturan
perundang-undangan, dan hukum administrasi tidak tertulis, yang lazim disebut asas-asas
pemerintahan yang layak, Keberadaan dan sasaran dari hukum administrasi Negara adalah
sekumpulan peraturan hukum yang mengatur tentang tugas dan kewenangan pemerintahan dalam
berbagai dimensinya sehingga tercipta penyelenggaraan pemerintahan dan kemasyarakatan yang
baik dalam suatu Negara hukum. Dengan deamikian, keberadaan hukum administrasi Negara
dalam suatu Negara hukum merupakan condition sine quanon.
Menurut WF.Prins, batas antara hukum administrasi Negara debgan hukum tata Negara
sebagaimana telah dijelaskan beberapa pengarang, satupun tidak ada yang sama. Akan tetapi,
bila diteliti, di dalam membuat batas tersebut, sadar maupun tidak, yang telah diambil sebagai
dasar pikiran ialah bahwa tata Negara mengenai hal pokok. Setelah menyebutkan bahwa hukum
tata Negara dan hukum administrasi Negara merupakan satu kesatuan dan hukum administrasi
Negara dianggap sebagai bagian atau tambahan dari hukum tata Negara, yang kemudian
pendapat ditinggalkan karena perkembangan sejarah menempatkan hukum daministrasi Negara
sebagai bidang kajian hukum sendiri, mendefinisikan hukum administrasi Negara sebagai
(keseluruhan norma yang berasal dari hukum tata negrara yang mengatur hubungan hukum di
antara aparat Negara, mengatur prosedur pembentukan keputusan yang mengikat pemerintahan,
dan memuat ketentuan mengenai hubungan hukum dengan subjek hukum lain). Guna mengakhiri
perbedaan pendapat mengenai perbedaan antara hukum tata Negara dan denagan hukum
administrasi Negara cukuplah disebutkan pendapat dari Bagir Manan, yang mengatakan bahwa
secara keilmuan hukum yang mengatur tingkah laku Negara (alat perlengkapan Negara)
dimasukan kedalam kelompok hukum tata Negara, sedangkan hukum yang mengatur
pemerintahan (dalam arti administrasi Negara) masuk kedalam kelompok hukum administrasi
Negara.
2.3 Pelaksanaan dan penegakan HAM di Indonesia
Tegaknya HAM selalu mempunyai hubungan korelasional positif dengan tegaknya
negara hukum. Sehingga dengan dibentuknya KOMNAS HAM dan Pengadilan HAM, regulasi
hukum HAM dengan ditetapkannya UU No. 39 Tahun 1999 dan UU No. 26 Tahun 2000 serta
dipilihnya para hakim ad hoc, akan lebih menyegarkan iklim penegakkan hukum yang sehat.
Artinya kebenaran hukum dan keadilan harus dapat dinikmati oleh setiap warganegara secara
egaliter. Disadari atau tidak, dengan adanya political will dari pemerintah terhadap penegakkan
HAM, hal itu akan berimplikasi terhadap budaya politik yang lebih sehat dan proses
demokratisasi yang lebih cerah. Dan harus disadari pula bahwa kebutuhan terhadap tegaknya
HAM dan keadilan itu memang memerlukan proses dan tuntutan konsistensi politik. Begitu pula
keberadaan budaya hukum dari aparat pemerintah dan tokoh masyarakat merupakan faktor
penentu
(determinant)
HAM.
yang
mendukung
tegaknya
Kenyataan menunjukkan bahwa masalah
HAM di indonesia selalu menjadi sorotan tajam dan bahan perbincangan terus-menerus, baik
karena konsep dasarnya yang bersumber dari UUD 1945 maupun dalam realita praktisnya di
lapangan ditengarai penuh dengan pelanggaran-pelanggaran. Sebab-sebab pelanggaran HAM
antara lain adanya arogansi kewenangan dan kekuasaan yang dimiliki seorang pejabat yang
berkuasa, yang mengakibatkan sulit mengendalikan dirinya sendiri sehingga terjadi pelanggaran
terhadap hak-hak orang lain.
Terutama dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini, issue mengenai HAM di Indonesia
bergerak dengan cepat dan dalam jumlah yang sangat mencolok. Gerak yang cepat tersebut
terutama karena memang telah terjadi begitu banyak pelanggaran HAM, mulai dari yang
sederhana sampai pada pelanggaran HAM berat(gross human right violation). Disamping itu
juga karena gigihnya organisasi-organisasi masyarakat dalam memperjuangkan pemajuan dan
perlindungan HAM
Masalah Hak Azasi Manusia (HAM) “populer” di Indonesia pada masa pemerintahanOrde Baru.
Di masa ini banyak peristiwa yang dinilai merupakan pelanggaran HAM.
Pada dasarnya HAM terdapat pada UUD 1945 BAB
X-A pasal 28-A sampai dengan pasal 28-J. Sebagian kalangan menafsirkan, dengan adanya dasar
hukum tersebut maka masyarakat Indonesia berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum (UUD 1945
Amandemen ke-2 pasal 28-D ayat 1).
Memang jika ditilik dari defenisi HAM maka di
Indonesia tercatat banyak sekali kasus yang terjadi khususnya di bidang HAM. Misalnya kasuskasus penggusuran rumah-rumah warga yang dibangun di sekitar jembatan, pembersihan para
pedagang kaki lima yang sering meresahkan para pengguna jalan raya seperti para pengguna
kendaraan bermotor dan para pejalan kaki.
Pada masa menjelang peralihan pemerintahan
dari masa Orde Baru ke masa Reformasi banyak sekali kejadian menyangkut pelanggaran HAM
ini. Peristiwa 1998 yang berujung penguduran diri Presiden Soeharto pada waktu itu sebetulnya
adalah puncak dari segela peristiwa yang terjadi sebelumnya.
2.4 Permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam penegakan HAM di Indonesia
Kenyataan menunjukkan bahwa masalah HAM di Indonesia selalu menjadi sorotan tajam
dan bahan perbincangan terus-menerus, baik karena konsep dasarnya yang bersumber dari UUD
1945 maupun dalam realita praktisnya di lapangan ditengarai penuh dengan pelanggaranpelanggaran. Sebab-sebab pelanggaran HAM antara lain adanya arogansi kewenangan dan
kekuasaan yang dimiliki seorang pejabat yang berkuasa, yang mengakibatkan sulit
mengendalikan dirinya sendiri sehingga terjadi pelanggaran terhadap hak-hak orang lain.
Terutama dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini, issue mengenai HAM di Indonesia
bergerak dengan cepat dan dalam jumlah yang sangat mencolok. Gerak yang cepat tersebut
terutama karena memang telah terjadi begitu banyak pelanggaran HAM, mulai dari yang
sederhana sampai pada pelanggaran HAM berat (gross human right violation). Di samping itu
juga karena gigihnya organisasi-organisasi masyarakat dalam memperjuangkan pemajuan dan
perlindungan HAM. Berbagai permasalahan yang dihadapi pemerintah Indonesia dalam rangka
penghormatan, pengakuan, penegakan hukum dan HAM antara lain
1.
Penegakan Hukum di Indonesia belum dirasakan optimal oleh masyarakat. Hal itu antara
lain, ditunjukan oleh masih rendahnya kinerja lembaga peradilan. Penegakan hukum sejumlah
kasus pelanggaran HAM berat yang sudah selesai tahap penyelidikannya pada tahun 2002, 2003,
dan 2004, sampai sekarang belum di tindak lanjuti tahap penyelidikannya.
2.
Masih ada peraturan perundang-undangan yang belum berwawasan gender dan belum
memberikan perlindungan HAM. Hal itu terjadi antara lain, karena adanya aparat hukum, baik
aparat pelaksana peraturan perundang-undangan, maupun aparat penyusun peraturan perundangundangan yang belum mempunyai pemahaman yang cukup atas prinsip-prinsip perlindungan hak
asasi manusia.
3.
Belum membaiknya kondisi kehidupan ekonomi bangsa sebagai dampak krisis ekonomi
yang terjadi telah menyebabkan sebagian besar rakyat tidak dapat menikmati hak-hak dasarnya
baik itu hak ekonominya seperti belum terpenuhinya hak atas pekerjaan yang layak dan juga hak
atas pendidikan
4.
Sepanjang tahun 2004 telah terjadi beberapa konflik dalam masyarakat, seperti Aceh,
Ambon, dan Papua yang tidak hanya melibatkan aparat Negara tetapi juga dengan kelompok
bersenjata yang menyebabkan tidak terpenuhinya hak untuk hidup secara aman dan hak untuk
ikut serta dalam pemerintahan
5.
Adanya aksi terorisme yang ditujukan kepada sarana public yang mnyebabkan rasa tidak
aman bagi masyarakat
6.
Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antara satu Negara dengan
Negara lainnya manjdi makin tinggi. Dengan demikian kecenderungan munculnya kejahatan
yang bersifat transnasional menjadi makin sering terjadi. Kejahatan-kejahatan tersebut antara
lain, terkait dengan masalah narkotika, pencucian uang dan terorisme. Salah satu permasalahan
yang sering timbul adalah adanya peredaran dokumen palsu. Yang membuat orang-orang luar
bebas datang ke Indonesia
Beberapa masalah Hak Asasi di Indonesia yaitu:
1.
Perlindungan Perempuan : Keadilan dan kesetaraan gender.
UUD 1945 pasal 27 menjamin persamaan Hak perempuan dan Laki-laki ; dan Bahwa perempuan
adalah bagian dari HAM yang tercantum dalam UU No. 7/198-4 tentang anti diskriminasi dan
UU No. 39/1999 tentang HAK. Ada pun hak-hak politik perempuan tercantum dalam UU No.
68/1958
2.
Rencana Aksi Nasional (RAN) Penghapusan perdagangan perempuan dan Anak
Indonesia telah memiliki rencana aksi nasional penghapusan trafficking perempuan dan anak
2003-2007. RAN tersebut merupakan implementasi dari konvensi PBB menentang kejahatan
Terorganisir antar Negara
3.
Perlindungan Hak Anak
Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah legislative dan administrative untuk lebih
memperbaiki perlindungan hak-hak anak dan perempuan. Langkah-langkah legislative tersebut
antara lain dengan keluarnya UU No. 32 tahun 2002 tentang perlindungan anak dan UU No. 20
tahun 2003 dengan system pendidikan nasional. Sedangkan langkah administrative dalam
menetukan rencana aksi dan penentuan penjuru untuk pemajuan dan perlindungan HAM antara
lain, melalui kepres No. 59 tahun 2002 tentang rencana aksi nasional penghapusan Bentukbentuk pekerjaan terburuk anak. Dan juga pembentukan komisi perlindungan anak Indonesia di
bentuk pada tahun 2003 melalui keppres No. 77 tahun 2003
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Negara Hukum Adalah Negara yang didalamnya terdapat berbagai aspek peraturanperaturan yang memang bersifat abstrak yaitu memaksa, dan mempunyai sanksi yang
tegas.Gagasan Negara hukum masih bersifat samar-samar dan tenggelam dalam waktu yang
sangat panjang, kemudian muncul kembali secara lebih ekplisit pada abad ke-19,yaitu dengan
munculnya konsep rechtsstaat dari Freidrich Julius Stahl, yang diilhami oleh Immanuel Kant,
unsur-unsur Negara hukum adalah:
a. Perlindungan hak-hak Asasi Manusia
b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu.
c. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan
d. Peradilan administrasi dalam perselisihan
B. SARAN
Pengawalan penegakan HAM kian berat. Tak semudah membalik telapak tangan.
Buktinya dibangsa ini belum bisa sepenuhnya menancapkannya. Walau masih bangsa muda
dibandingkan dengan bangsa-bangsa barat, namun waktu seperti itu bukanlah sempit bagi
pemerintah kita untuk mewujudkannya. Namun kembali lagi pada kenyataanya. Bangsa
indonesia belum menjamin HAM pada warganya. Dibutuhkan keseriusan pemerintah untuk
mempelopori penegakan HAM di indonesia. Tentu saja itu tidak cukup hanya pemerintah,
namun partisipasi dan kerja sama antara warga negara masih sangat dibutuhkan.
Kita sebagai generasi penerus bangsa dan sebagai mahasiswa sudah semestinya
membantu pemerintah untuk terus menegakkan HAM di indonesia.
Penguasa negara harusnya bisa memproyeksikan dan men-real-kan ( menjadi kenyataan )
sebuah tujuan negara yang terkandung dalam alinea IV UUD NRI 1945. Dengan tidak bertindak
sewenang-wenang. Rakyat juga harus membantu mewujudkannya dengan mematuhi segala
peraturan perundang-uandangan yang ada dalam negara indonesia, serta membantu pemerintah
dalam mewujudkan negara aman, dan makmur.
C. DAFTAR PUSTAKA
www.kemhan.com/2009/01/hukum-administrasi-negara.html
http://setia.student.umm.ac.id/about/
http://fatahilla.blogspot.com/2010/08/negara-hukum-indonesia
http://deluk12.wordpress.com/makalah-ham/
http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-macam-dan-jenis-hak-asasi-manusia-ham-yangberlaku-umum-global-pelajaran-ilmu-ppkn-pmp-indonesia.html?m=1
Diposkan oleh hendry poetra di 10.32
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Posting Lebih Baru Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berdasarkan perspektif ilmu hukum administrasi, ada dua jenis hukum administrasi, yaitu
pertama,hukum administrasi umum (allgemeem deel) , Yakni berkenaan dengan teori-teori dan
prinsip-prinsip yang berlaku untuk semua bidang hukum administrasi,tidak terikat pada bidangbidang tertentu , kedua hukum administrasi khusus (bijzonder deel) , yakni hukum-hukum yang
terkait dengan bidang-bidang pemerintahan tertentu seperti hukum lingkungan, hukum tata ruang
, hukum kesehatan dan sebagainya. Sekilas Tentang Negara Hukum. Pemikiran atau konsepsi
manusia tentang Negara hukum juga lahir dan berkembang dalam situasi kesejarahan. Oleh
karena itu , meskipun konsep Negara hukum dianggap sebagai konsep universal. Secara
embrionik, gagasan Negara hukum telah dikemukakan oleh plato.Ada tiga unsur dari pemerintah
yang berkonstitusi yaitu peratama, pemerintah dilaksanakan untuk kepentingan umum; kedua
pemerintah dilaksanakan menurut hukum yang berdasarkan pada ketentuan-ketentuan
umum,bukan yang dibuat secara sewenang-wenang yang menyampingkan konvensi dan
konstitusi; ketiga, pemerintah berkonstitusi berarti pemerintah yang dilaksanakan atas kehendak
rakyat,bukan berupa paksaan – tekanan yang dilaksanakan pemerintah despotik.Dalam kaitannya
dengan konstitusi bahwa konstitusi meupakan penyusunan jabatan dalam suatu Negara dan
menentukan apa yang dimaksudkan dengan badan pemerintahan dan apa akhir dari setiap
masyarakat.
Hak Asasi Manusia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.Penegakan HAM yang kuat terjadi
ketika bangsa ini memperjuangkan hak asasinya, yaitu: “kemerdekaan”, yang telah berabad-abad
dirampas oleh penjajah.
Para pendiri negeri ini telah merasakan sendiri bagaimana penderitaan yang dialami karena hak
asasinya diinjak-injak oleh penjajah. Oleh karena itu, tidak mengherankan setelah berhasil
mencapai kemerdekaan, para pendiri negeri ini mencantumkan prinsip-prinsip HAM dalam
Konstitusi RI (Undang-undang Dasar 1945 dan Pembukaannya) sebagai pedoman dan cita-cita
yang harus dilaksanakan dan dicapai. Sejak memasuki era reformasi, Indonesia telah melakukan
upaya pemajuan HAM, termasuk menciptakan hukum positif. Kasus pelanggaran HAM di
Indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan dan tuntas sehingga diharapkan
perkembangan dunia HAM di Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik. Salah satu
tokoh HAM di Indonesia adalah Munir yang tewas dibunuh di atas pesawat udara saat menuju
Belanda dari Indonesia. Oleh karena itu sebagai warga negara yang baik kita seharusnya
menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan,
jabatan, dan lain sebagainya. Makalah ini akan memperdalam pengetahuan kita tentang HAM
dan kaitan antara HAM dan Negara Hukum.
a. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal yang telah di jelaskan pada Bab I Pendahuluan, adapun permasalahan
yang saya temukan dan saya angkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Negara hukum ?
2. Bagaimanakah ruang Lingkup Negara Hukum ?
3. Bagaimana Pelaksanaan dan Penegakan HAM di Indonesia ?
4. Apa saja permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam upaya penegakan HAM ?
b. Tujuan Penulisan
Karya ilmiah ini dibuat untuk meamenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan pada fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di universitas Jambi dan ingin
lebih mengetahui dan mengkaji mengenai Negara Hukum dan HAM .
Sesuai dengan penelitian diatas, tujuan yang dapat dicapai dalam penelitian diatas adalah :
1. Menjelaskan devinisi Negara Hukum.
2. Menjelaskan ruang lingkup Negara Hukum.
3. Menjelaskan pelaksanaan dan penegakan HAM di indonesia.
4. Menjelaskan permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam upaya penegakan HAM.
c.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut.
1. Bagi pembaca, dapat mengetahui pengertian Negara Hukum dan HAM.
2. Bagi peneliti, dapat memudahkan penelitiannya dalam Negara Hukum dan HAM.
3. Bagi penulis, merasa puas dengan makalah yang dibuatnya, karena telah berupaya menyadarkan
masyarakat tentang Negara Hukum dan HAM.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mengenai Negara Hukum
Negara Hukum Adalah Negara yang didalamnya terdapat berbagai aspek peraturanperaturan yang memang bersifat abstrak yaitu memaksa, dan mempunyai sanksi yang
tegas.Gagasan Negara hukum masih bersifat samar-samar dan tenggelam dalam waktu yang
sangat panjang, kemudian muncul kembali secara lebih ekplisit pada abad ke-19,yaitu dengan
munculnya konsep rechtsstaat dari Freidrich Julius Stahl, yang diilhami oleh Immanuel Kant,
unsur-unsur Negara hukum adalah:
a. Perlindungan hak-hak Asasi Manusia
b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu.
c. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan
d. Peradilan administrasi dalam perselisihan
Munculnya “unsur peradilan administrasi dalam perselisihan “ pada konsep rechtsstaat
menunjukan adanya hubungan histories antara Negara Hukum Eropa Kontinental dengan Hukum
Romawi. “Konsep rechtsstaat bertumpu pada sistem hukum continental yang disebut “civil law”
atau “modern roman law” Dalam perkembangannya konsepsi Negara hukum tersebut kemudian
mengalami penyempurnaan diantaranya :
1.
sistem pemerintahan Negara yang didasarkan atas kedaulatan rakyat
2.
bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya harus berdasar atas hukum
atau peraturan perundang-undangan,
3.
adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia (Warga Negara)
4.
adanya pembagian kekuasaan dalam Negara
5.
adanya pengawasan dari badan-badan peradilan yang bebas dan mandiri,arti lembaga peradilan
tersebut benar-benar tidak memihak dan tidak berada dibawah pengaruh eksekutif.,
6.
adanya peran yang nyata dari anggota-anggota masyarakat atau warga Negara untuk turut serta
mengawasi perbuatan dan pelaksanaan yang dilakukan oleh pemerintah
7.
adanya system perekonomian yang dapat menjamin pembagian yang merata sumber daya yang
diperlukan bagi kemakmuran warga Negara.
Perumusan unsur-unsur Negara hukum ini tidak terlepas dari falsafah dan sosio politik yang
melatar belakanginya, terutama pengaruh falsafah Individualisme, yang menempatkan individu
atau warga Negara sebagai primus interpares dalam kehidupan bernegara. Oleh karena itu,unsur
pembatasan kekuasaan Negara untuk melindungi hak-hak individu menempati posisi yang
signifikan. Semangat membatasi kekuasaan Negara ini semakin kental segera setelah lahirnya
adagiyum yang begitu popular dan Lord Acton, yaitu “power tends to corrupt, but absolute
power
corruptabsolutely
“ (Manusia
yang
mempunyai
kekuasaan
cenderung
untuk
menyalahgunakan kekuasaan itu, tetapi kekuasaan yang tidak terbatas (absolut) pasti akan
disalah gunakan ). Model Negara hukum seperti ini berdasarkan catatan sejarah disebut dengan
demokrasi konstitusional, dengan cirri pemerintah yang demokrtis adalah pemerintah yang
terbatas kekuasaannya dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang terhadap warga
negaranya. Dengan kata lain , esensi dari Negara berkonstitusi adalah perlindungan terhadap
hak-hak
asasi
manusia.Atas
dasar
itu
keberadaan
konstitusi
dalam
suatu
Negara
merupakancondition sine quanon Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak
dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, bila Negara hukum diidentikan dengan keberadaan
konstitusi dalam suatu Negara dalam abad ke-20 ini hampir tidak suatu Negara pun yang
menganggap suatu Negara modern tanpa menyebutkan dirinnya “ Negara berdasar atas hukum “
Negara hukum identik dengan Negara yang berkonstitusi atau Negara yang menjadikan
konstitusi sebagai aturan main kehidupan kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan.
Telah disebutkan bahwa pada dataran implementasi Negara hukum itu memiliki karakteristik
dan model yang beragam. Terlepas dari berbagai model Negara hukum tersebut , Budiono
mencatat bahwa sejarah pemikiran manusia mengenai politik dan hukum secara bertahap menuju
kearah kesimpulan, yaitu Negara merupakan Negara yang akan mewujudkan harapan pada warga
Negara akan kehidupan yang tertib, adil, dan sejahtera jika Negara itu bdiselenggarakan
berdasarkan hukum sebagai aturan main Dalam Negara hukum, hukum menjadi aturan
permainan untuk mencapai cita-cita bersama sebagai kesepakatan politik. Hukum juga menjadi
aturan permainan untuk menyelesaikan segala macamperselisihan, termasuk juga perselisihan
politik dalam rangka mencapai kesepakatan politik tadi. Dengan demikian, hukum tidak
mengabdi kepada kepentingan politik sectarian dan primordial, melainkan kepada cita-cita
politik dalam kerangka kenegaraan
Negara Hukum Demokratis, Negara hukum bertumpu pada konstitusi dan peraturan
perundang-undangan,dengan kedaulatan rakyat, yang dijalankan melalui system demokrasi.
Hubungan antara Negara hukum dan demokrasi tidak dapat dipisahkan. Demokrasi tanpa
pengaturan hukum akan kehilangan bentuk dan arah, sedangkan hukum tanpa demokrasi akan
kehilangan makna.Demokrasi merupakan cara paling aman untuk mempertahankan kontrol atas
Negara hukum. Dengan demikian Negara hukum yang bertopeng pada sistem demokrasi dapat
disebut sebagai Negara hukum demokratis
Prinsip-prinsip Negara hukum
1.
Asas legalitas
Pembatasan warga Negara (oleh pemerintah) harus ditemukan dasarnya dalam undangundang yang merupakan peraturan umum.Undang-undang secara umum harus memberikan
jaminan (terhadap warga Negara) dari tindakan (pemerintah) yang sewenang-wenang , kolusi
dan berbagai jenis tindakan yang tidak benar
2.
Perlindungan hak-hak asasi
3.
Pemerintah terikat pada hukum
Hukum harus dapat ditegakan ketika hukum itu dilanggar,pemerintah harus menjamin bahwa
ditengah masyarakat terdapat instrument yuridis penegakan hukum,pemerintah dapat memaksa
seseorang yang melanggar hukum melalui sistem peradilan Negara, memaksakan hukum publik
secara prinsip merupakan tugas pemerintah.
4.
Pengawasan oleh hakim yang merdeka
Negara hukum secara sederhana adalah Negara yang menempatkan hukum sebagai dasar
kekuasaan Negara dan penyelenggaraan kekuasaan tersebut dalam segala bentuknya dilakukan
dibawah kekuasaan hukum. Negara hukum menentukan bahwa pemerintah harus tunduk pada
hukum, bukannya hukum yang harus tunduk pada pemerintah.
Dalam Negara hukum, hukum ditempatkan sebagai aturan main sebagai dalam
penyelenggaraan kenegaraan, pemerintah, dan kemasyarakatan, sementara tujuan hukum itu
sendiri antara lain :(diletakan untuk menata masyarakat yang damai ,adil dan bermakna) Artinya
sasaran dari Negara hukum adalah terciptanya kegiatan kenegaraan pemerintahan dan
kemasyarakatan yang bertumpu pada keadilan,kedamaian dan kemanfaatan atau kebermaknaan.
Dalam Negara hukum, eksistensi hukum dijadikan sebagai instrumen dalam menata kehidupan
kenegaraan, pemerintahan dan kemasyarakatan.
Pentingnya pemencaran dan pemisahan kekuasaan inilah yang kemudian melahirkan teori
pemencaran kekuasaan atau pemisahan kekuasaan . Dengan membaginya menjadi kekuasaan
legislatif (membuat undang-undang), kekuasaan eksekutif (melaksanakan undang-undang) dan
kekuasaan federatif (keamanan dan hubungan luar negri) .Bahwa dalam suatu negara ada tiga
organ dan fungsi pemeritah yaitu legislatif,eksekutif, dan yudisial , Masing-masing organ ini
harus dipisahkan karena memusatkan lebih dari satu fungsi dari satu orang atau organ
pemerintahan merupakan ancaman kebebasan individu. Seiring dengan perkembangan kenegaran
dan pemerintahan ajaran Negara hukum yang kini dianut oleh Negara-negara didunia khususnya
setelah perang dunia kedua adalah Negara kesejahteraan (welfar state) dalam bidang ekonomi
yang melarang Negara dan pemerintah mencampuri kehidupan ekonomi masyarakat . Akibat
pembatasan ini pemerintah atau administrasi negara menjadi pasif, sehingga sering disebut
Negara penjaga malam . Karena timbul adanya kerusuhan-kerusuhan maka konsepsi Negara
penjaga malam telah gagal dalam implementasinya .Yang membuat negara mengalami kerugian
yang mungkian bukan kerugian materil saja tetapi juga kerugian formil seluruhnya yang dapat
menyengsarakan suluruh rakyatnya , demikian pula Negara juga tidak akan terkontrol dalam
mengatur segala bentuk-bentuk pemerintahannya dalam kondisi seperti sekarang ini yang belum
kondusif serta aman, damai dan sejahtera
Kegagalan inilah yang membuat suatu negara terimplementasi yang menempatkan
pemerintah yang harus bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya dan dapat
mensejahterakan masyarakatnya kembali seperti sediakala lagi.
Kegagalan implementasi tersebut kemudian muncul gagasan yang menempatkan pemerintah
sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya , Ciri utama Negara ini
adalah munculnya kewajiban pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan umum bagi warganya
.Dengan kata lain, ajaran merupakan bentuk konkret yang membatasi peran Negara dan
pemerintah untuk mencampuri kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat yang menghendaki
pemerintah dan Negara terlibat aktif dalam kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat, sebagai
langkah untuk mewujudkan kesejahteraan umum, disamping menjaga ketertiban dan keamanan .
sejak Negara turut serta secara aktif dalam pergaulan kemasyarakatan, lapangan pekerjaan
pemerintah semakin lama makin luas. Admimistrasi Negara diserahi kewajiban untuk
menyelenggarakan kesejahteraan umum, diberinya tugas itu yang khusus bagi administrasi
Negara
agar
dapat
menjalankan
tugas
menyelenggarakan
kesejahteraan
rakyatnya,
penyelenggaraan pengajaran bagi semua warga Negara, dan sebaginya secara baik, maka
administrasi Negara memerlukan kemerdekaan untuk dapat bertindak atas inisiatif sendiri,
terutama dalam penyelesaian soal-soal genting yang timbul dengan sekonyong-konyong dan
yang peraturan penyelenggaraan belum ada, yaitu belum dibuat oleh badan kenegaraan yang
diserahi fungsi legislatif.
Pemberian kewenangan pada Negara kepada administrasi Negara untuk bertindak sebagai
inisiatif itu lazim yaitu, suatu yang didalamnya mengandung kewajiban dan kekuasaan yang luas.
Kewajiban adalah tindakan yang harus dilakukan,sedangkan kekuasaan yang luas itu
menyiratkan adanya kebebasan memilih melakukan atau tidak melakukan tindakan. Dalam
praktik, kewajiban dan kekuasaan berkaitan erat .Suatu kebebasan yang diberikan kepada alat
administrasi, yaitun kebebasan yang pada asasnya memperkenankan alat administrasi Negara
mengutamakan keefektifan tercapainya suatu tujuan dari pada berpegang teguh kepada ketentuan
hukum.
2.2 Ruang Lingkup Negara Hukum
Di negri Belanda ada dua istilah mengenai hukum ini yaitu bestuurrecht dan
administratief recht, dengan kata dasar ‘administratie’ dan ‘bastuur’.terhadap dua istilah ini para
sarjana Indonesia berbeda pendapat dalam menerjemahkannya. Administrase ini ada yang
menerjemahkan dengan tata usah, tata usaha pemerintahan, tata pemerintahan, tata usaha Negara,
dan ada yang menerjemahkan dengan administrasi saja, sedangkan bastuur diterjemahkan secara
seragam dengan pemerintahan.
Perbedaan penerjemahan tersebut mengakibatkan perbedaan penamaan terhadap hukum
ini, yakni seperti HAN, Hukum Tata Pemerintahan, Hukum Tata usaha Pemerintahan, Hukum
Tata Usaha Negara, Hukum Tata Usaha Negara Indonesia, HAN Indonesia, dan Hukum
administrasi, tanpa atribut Negara, sebagaimana yang dianut Hadjon, dengan alasan bahwa pada
kata administrasi itu sudah mengandung konotasi Negara/ pemerintahan. Sebenarnya kedua kata
ini dalam penggungaanya memiliki makna sama, karena pemerintah itu sendiri merupakan
terjemahan dari kata administrasi. Meski demikian ada akan dikemukakan secara terpisah
mengenai istilah administrasi Negara dan istilah pemerintah/pemerintahan berdasarkan kamus
dan yang berkembang dikalangan para sarjana.
a)
Administrasi merujuk pada pengertian yang ketiga, yakni kegiatan yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pemerintahan Prajudi Atmosudirdjo mengemukakan bahwa administrasi
Negara mempunyai tiga arti, yaitu;
1.
Sebagai salah satu fungsi pemerintah;
2.
Sebagai aparatur dan aparat dari pada pemerintah;
3.
Sebagai proses pemerintah yang memerlukan kerja sama tertentu.
Menurut Bintoro Tjokroamidjojo administrasi Negara adalah manajemen dan organisasi dari
manusia-manusia dan peralatannya guna mencapai tujuan-tujuan pemerintah.”Sondang P.
Siagian mengartikan administrasi Negara sebagai “keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh
seluruh aparatur pemerintah dari satu Negara dalam usaha mencapai tujuan Negara”. EUtrecht
menyebutkan bahwa administrasi Negara adalah gabungan jabatan-jabatan, aparat (alat)
administrasi yang dibawah pimpinan pemerintah melakukan sebagian dari pekerjaan pemerintah,
Menurut Dimock & Dimock, administrasi Negara adalah aktivitas-aktivitas Negara dalam
melaksanakan kekuasaankekuasaan politiknya, dalam arti sempit, aktivitas-aktivitas badan-badan eksekutif dan
kehakiman atau khususnya aktivitas-aktivitas badan eksekutif saja dalam melaksanakan
pemerintahan. “Bahsan Mustafa mengartikan administrasi Negara sebagai gabungan jabatanjabatan yang dibentuk dan disusun secara bertingkat dan diserahi tugas melakukan sebagian dari
pekerjaan pemerintah dalam arti luas, yang tidak diserahkan kepada badan-badan pembuat
undang-undang dan badan-badan kehakiman. Sudah jelas dari beberapa pendapat tersebut
dapatlah diketahui bahwa adminisrtasi Negara adalah “Keseluruhan aparatur pemerintah yang
melakukan berbagai aktivitas atau tugas-tugas Negara selain tugas pembuatan undang-undang
dan pengadilan”
b)
Pemerintah/Pemerintahan
Pemerintah sebagai alat kelengkapan Negara dapat diartikan secara luas dan dalam arti
sempit. Pemerintah dalam arti luas itu mencangkup semua alat kelengkapan Negara, yang pada
pokoknya terdiri dari cabang-cabang kekuasaan eksekutif,legislatif, dan yudisial atau alat-alat
kelengkapan Negara lain yang bertindak untuk dan atas nama Negara, sedangkan dalam
pengertian sempit pemerintah adalah cabang kekuasaan eksekutif.
Pemerintah dalam arti sempit adalah organ/alat perlengkapan Negara yang diserahi tugas
pemerintahan atau melaksanakan undang-undang, sedangkan dalam arti luas mencangkup semua
badan yang menyelenggarakan semua kekuasaan didalam Negara baik eksekutuf maupun
legislatif dan yudikatif. Dalam kepustakaan disebutkan bahwa istilah pemerintahan disebutkan
memiliki dua pengertian, yaitu seabagai fungsi dan sebagai organisasi.
1)
Pemerintah sebagai fungsi adalah: melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, pemerintah
sebagai organ adalah kumpulan organ-organ dan organisasi pemerintahan yang dibebani dengan
pelaksanaan tugas pemerintahan.
2)
Pemerintah sebagai organisasi adalah: bila kita mempelajari ketentuan-ketentuan susunan
organisasi, termasuk didalamnya fungsi, penugasan, kewenangan, kewajiban masing-masing
departemen pemerintahan, badan-badan, instansi serta dinas-dinas pemerintahan.
Sebagai fungsi kita meneliti ketentuan-ketentuan yang mengatur apa dan cara tindakan
aparatur pemerintahan sesuai dengan kewenangan masing-masing, fungsi pemerintah itu dapat
ditentukan dengan menempatkannya dalam hubungan dengan fungsi perundang-undangan dan
peradilan.Pemerintah dapat dirumuskan secara negatif sebagai segala macam kegiatan
perundang-undangn dan peradilan. Kalaupun hukum administrasi Negara berkenaan dengan
kekuasaan eksekutif, pengertian eksekutif ini tidak sama dengan apa dengan apa yang
dimaksudkan dengan konsep trias politika (yang menempatkan kekuasaan eksekutif hanya
melaksanakan undang-undang).
Meskipun secara umum dianut definisi negatif tentang pemerintahan, yaitu sebagai suatu
aktivitas diluar perundangan dan peradilan, pada kenyataannya pemerintah juga melakukan
tindakan hukum dalam bidang legislasi, misalnya dalam pembuatan undang-undang organik dan
pembuatan berbagai peraturan pelaksanaan lainnya, dan juga bertindak dalam bidang
penyelesaian perselisihan, misalnya dalam penyelesaian hukum melalui upaya administrasi dan
dalam hal penegakan hukum administrasi atau pada penerapan sanki-sanki administrasi yang
semuanya itu menjadi objek kajian hukum administrasi Negara. Oleh karena itu tidak mudah
untuk menentukan ruang lingkup hukum administrasi Negara. Di samping itu kesukaran
menentukan ruang lingkup hukum administrasi Negara ini disebabkan pula oleh beberapa
faktor,Pertama, HAN berkaitan dengan tindakan pemerintahan yang tidak semuanya dapat
ditentukan secara tertulis dalam peraturan perundang-undangan seiring dengan perkembangan
kemasyarakatan yang memerlukan pelayanan pemerintah dan masing-masing masyarakat disuatu
daerah atau Negara berbeda tuntutan dan kebutuhan. Kedua, pembuatan peraturan-peraturan,
keputusan-keputusan dan instrument yuridis bidang administrasi lainnya tidak hanya terletak
pada satu tangan atau lembaga. Ketiga, hukum administrasi Negara berkembang sejalan dengan
perkembangan tugas-tugas pemerintahan dan kemasyarakatan, yang menyebabkan pertumbuhan
bidang hukum administrasi Negara tertentu berjalan secara sektoral. Karena faktor-faktor inilah,
(HAN tidak dapat dikodefikasi, seperti dalam hukum perdata dan hukum pidana yang dapat
dikumpulkan menjadi satu kitab undang-undang).
Prajudi Atmosudirdjo membagi HAN dalam dua bagian, yaitu HAN heteronom dan HAN
otonom. HAN heteronom yang bersumber pada UUD,TAP MPR, dan UU adalah hukum yang
mengatur seluk beluk organisasi dan fungsi administrasi Negara HAN otonom adalah hukum
oprasional yang diciptakan pemerintah dan administrasi Negara. Dan juga ada yang
menyebutkan bahwa HAN itu ada HAN umum dan ada HAN khusus. HAN umum berkenaan
dengan peraturan-peraturan umum mengenai tindakan hukum dan hubungan hukum administrasi
atau peraturan-peraturan dan prinsip-prinsip yang berlaku untuk semua bidang hukum
administrasi, dalam arti tidak terikat pada bidang-bidang tertentu. Sementara itu, HAN khusus
adalah peraturan-peraturan yang berkaitan dengan bidang-bidang tertentu seperti peraturan tata
ruang, peraturan tentang kepegawaian, peraturan tentang pertanahan, peraturan tentang
kesehatan, peraturan tentang perpajakan, peraturan bidang pendidikan, peraturan pertambangan,
dan sebagainya.
Adanya perbedaan bidang hukum Administrasi khusus merupakan suatu hal yang logis dan
wajar mengingat masing-masing Negara dihadapkan pada perbedaan sosio kultural, politik,
sistem pemerintahan, kebijakan pemerintah, dan sebagainya, Artinya, munculnya pembedaan
antara hukum administrasi umum dan hukum administrasi khusus merupakan suatu yang tidak
dapat dihindari dan suatu yang alamiah. Munculnya hukum administrasi ini semakin penting
artinya seiring dengan lahirnya berbagai bidang tugas-tugas pemerintahan yang baru dan sejalan
dengan perkembangan dan penemuan-penemuan baru berbagai bidang kehidupan ditengah
masyarakat, yang harus diatur melalui hukum administrasi. Dalam konteks ini tampak bahwa
hukum administrasi itu tumbuh dan berkembang secara Dinamis.
Berdasarkan keterangan tersebut, tampak bahwa bidang hukum administrasi itu sangat luas
sehingga tidak dapat ditentukan secara tegas ruang lingkupnya. Disamping itu khusus bagi
Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, terdapat pula hukum administrasi daerah, yaitu
peraturan-peraturan yang berkenaan dengan administrasi daearah atau pemerintah daerah.
Sehubungan dengan adanya hukum administrasi tertulis, yang tertuang dalam berbagai peraturan
perundang-undangan, dan hukum administrasi tidak tertulis, yang lazim disebut asas-asas
pemerintahan yang layak, Keberadaan dan sasaran dari hukum administrasi Negara adalah
sekumpulan peraturan hukum yang mengatur tentang tugas dan kewenangan pemerintahan dalam
berbagai dimensinya sehingga tercipta penyelenggaraan pemerintahan dan kemasyarakatan yang
baik dalam suatu Negara hukum. Dengan deamikian, keberadaan hukum administrasi Negara
dalam suatu Negara hukum merupakan condition sine quanon.
Menurut WF.Prins, batas antara hukum administrasi Negara debgan hukum tata Negara
sebagaimana telah dijelaskan beberapa pengarang, satupun tidak ada yang sama. Akan tetapi,
bila diteliti, di dalam membuat batas tersebut, sadar maupun tidak, yang telah diambil sebagai
dasar pikiran ialah bahwa tata Negara mengenai hal pokok. Setelah menyebutkan bahwa hukum
tata Negara dan hukum administrasi Negara merupakan satu kesatuan dan hukum administrasi
Negara dianggap sebagai bagian atau tambahan dari hukum tata Negara, yang kemudian
pendapat ditinggalkan karena perkembangan sejarah menempatkan hukum daministrasi Negara
sebagai bidang kajian hukum sendiri, mendefinisikan hukum administrasi Negara sebagai
(keseluruhan norma yang berasal dari hukum tata negrara yang mengatur hubungan hukum di
antara aparat Negara, mengatur prosedur pembentukan keputusan yang mengikat pemerintahan,
dan memuat ketentuan mengenai hubungan hukum dengan subjek hukum lain). Guna mengakhiri
perbedaan pendapat mengenai perbedaan antara hukum tata Negara dan denagan hukum
administrasi Negara cukuplah disebutkan pendapat dari Bagir Manan, yang mengatakan bahwa
secara keilmuan hukum yang mengatur tingkah laku Negara (alat perlengkapan Negara)
dimasukan kedalam kelompok hukum tata Negara, sedangkan hukum yang mengatur
pemerintahan (dalam arti administrasi Negara) masuk kedalam kelompok hukum administrasi
Negara.
2.3 Pelaksanaan dan penegakan HAM di Indonesia
Tegaknya HAM selalu mempunyai hubungan korelasional positif dengan tegaknya
negara hukum. Sehingga dengan dibentuknya KOMNAS HAM dan Pengadilan HAM, regulasi
hukum HAM dengan ditetapkannya UU No. 39 Tahun 1999 dan UU No. 26 Tahun 2000 serta
dipilihnya para hakim ad hoc, akan lebih menyegarkan iklim penegakkan hukum yang sehat.
Artinya kebenaran hukum dan keadilan harus dapat dinikmati oleh setiap warganegara secara
egaliter. Disadari atau tidak, dengan adanya political will dari pemerintah terhadap penegakkan
HAM, hal itu akan berimplikasi terhadap budaya politik yang lebih sehat dan proses
demokratisasi yang lebih cerah. Dan harus disadari pula bahwa kebutuhan terhadap tegaknya
HAM dan keadilan itu memang memerlukan proses dan tuntutan konsistensi politik. Begitu pula
keberadaan budaya hukum dari aparat pemerintah dan tokoh masyarakat merupakan faktor
penentu
(determinant)
HAM.
yang
mendukung
tegaknya
Kenyataan menunjukkan bahwa masalah
HAM di indonesia selalu menjadi sorotan tajam dan bahan perbincangan terus-menerus, baik
karena konsep dasarnya yang bersumber dari UUD 1945 maupun dalam realita praktisnya di
lapangan ditengarai penuh dengan pelanggaran-pelanggaran. Sebab-sebab pelanggaran HAM
antara lain adanya arogansi kewenangan dan kekuasaan yang dimiliki seorang pejabat yang
berkuasa, yang mengakibatkan sulit mengendalikan dirinya sendiri sehingga terjadi pelanggaran
terhadap hak-hak orang lain.
Terutama dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini, issue mengenai HAM di Indonesia
bergerak dengan cepat dan dalam jumlah yang sangat mencolok. Gerak yang cepat tersebut
terutama karena memang telah terjadi begitu banyak pelanggaran HAM, mulai dari yang
sederhana sampai pada pelanggaran HAM berat(gross human right violation). Disamping itu
juga karena gigihnya organisasi-organisasi masyarakat dalam memperjuangkan pemajuan dan
perlindungan HAM
Masalah Hak Azasi Manusia (HAM) “populer” di Indonesia pada masa pemerintahanOrde Baru.
Di masa ini banyak peristiwa yang dinilai merupakan pelanggaran HAM.
Pada dasarnya HAM terdapat pada UUD 1945 BAB
X-A pasal 28-A sampai dengan pasal 28-J. Sebagian kalangan menafsirkan, dengan adanya dasar
hukum tersebut maka masyarakat Indonesia berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum (UUD 1945
Amandemen ke-2 pasal 28-D ayat 1).
Memang jika ditilik dari defenisi HAM maka di
Indonesia tercatat banyak sekali kasus yang terjadi khususnya di bidang HAM. Misalnya kasuskasus penggusuran rumah-rumah warga yang dibangun di sekitar jembatan, pembersihan para
pedagang kaki lima yang sering meresahkan para pengguna jalan raya seperti para pengguna
kendaraan bermotor dan para pejalan kaki.
Pada masa menjelang peralihan pemerintahan
dari masa Orde Baru ke masa Reformasi banyak sekali kejadian menyangkut pelanggaran HAM
ini. Peristiwa 1998 yang berujung penguduran diri Presiden Soeharto pada waktu itu sebetulnya
adalah puncak dari segela peristiwa yang terjadi sebelumnya.
2.4 Permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam penegakan HAM di Indonesia
Kenyataan menunjukkan bahwa masalah HAM di Indonesia selalu menjadi sorotan tajam
dan bahan perbincangan terus-menerus, baik karena konsep dasarnya yang bersumber dari UUD
1945 maupun dalam realita praktisnya di lapangan ditengarai penuh dengan pelanggaranpelanggaran. Sebab-sebab pelanggaran HAM antara lain adanya arogansi kewenangan dan
kekuasaan yang dimiliki seorang pejabat yang berkuasa, yang mengakibatkan sulit
mengendalikan dirinya sendiri sehingga terjadi pelanggaran terhadap hak-hak orang lain.
Terutama dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini, issue mengenai HAM di Indonesia
bergerak dengan cepat dan dalam jumlah yang sangat mencolok. Gerak yang cepat tersebut
terutama karena memang telah terjadi begitu banyak pelanggaran HAM, mulai dari yang
sederhana sampai pada pelanggaran HAM berat (gross human right violation). Di samping itu
juga karena gigihnya organisasi-organisasi masyarakat dalam memperjuangkan pemajuan dan
perlindungan HAM. Berbagai permasalahan yang dihadapi pemerintah Indonesia dalam rangka
penghormatan, pengakuan, penegakan hukum dan HAM antara lain
1.
Penegakan Hukum di Indonesia belum dirasakan optimal oleh masyarakat. Hal itu antara
lain, ditunjukan oleh masih rendahnya kinerja lembaga peradilan. Penegakan hukum sejumlah
kasus pelanggaran HAM berat yang sudah selesai tahap penyelidikannya pada tahun 2002, 2003,
dan 2004, sampai sekarang belum di tindak lanjuti tahap penyelidikannya.
2.
Masih ada peraturan perundang-undangan yang belum berwawasan gender dan belum
memberikan perlindungan HAM. Hal itu terjadi antara lain, karena adanya aparat hukum, baik
aparat pelaksana peraturan perundang-undangan, maupun aparat penyusun peraturan perundangundangan yang belum mempunyai pemahaman yang cukup atas prinsip-prinsip perlindungan hak
asasi manusia.
3.
Belum membaiknya kondisi kehidupan ekonomi bangsa sebagai dampak krisis ekonomi
yang terjadi telah menyebabkan sebagian besar rakyat tidak dapat menikmati hak-hak dasarnya
baik itu hak ekonominya seperti belum terpenuhinya hak atas pekerjaan yang layak dan juga hak
atas pendidikan
4.
Sepanjang tahun 2004 telah terjadi beberapa konflik dalam masyarakat, seperti Aceh,
Ambon, dan Papua yang tidak hanya melibatkan aparat Negara tetapi juga dengan kelompok
bersenjata yang menyebabkan tidak terpenuhinya hak untuk hidup secara aman dan hak untuk
ikut serta dalam pemerintahan
5.
Adanya aksi terorisme yang ditujukan kepada sarana public yang mnyebabkan rasa tidak
aman bagi masyarakat
6.
Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antara satu Negara dengan
Negara lainnya manjdi makin tinggi. Dengan demikian kecenderungan munculnya kejahatan
yang bersifat transnasional menjadi makin sering terjadi. Kejahatan-kejahatan tersebut antara
lain, terkait dengan masalah narkotika, pencucian uang dan terorisme. Salah satu permasalahan
yang sering timbul adalah adanya peredaran dokumen palsu. Yang membuat orang-orang luar
bebas datang ke Indonesia
Beberapa masalah Hak Asasi di Indonesia yaitu:
1.
Perlindungan Perempuan : Keadilan dan kesetaraan gender.
UUD 1945 pasal 27 menjamin persamaan Hak perempuan dan Laki-laki ; dan Bahwa perempuan
adalah bagian dari HAM yang tercantum dalam UU No. 7/198-4 tentang anti diskriminasi dan
UU No. 39/1999 tentang HAK. Ada pun hak-hak politik perempuan tercantum dalam UU No.
68/1958
2.
Rencana Aksi Nasional (RAN) Penghapusan perdagangan perempuan dan Anak
Indonesia telah memiliki rencana aksi nasional penghapusan trafficking perempuan dan anak
2003-2007. RAN tersebut merupakan implementasi dari konvensi PBB menentang kejahatan
Terorganisir antar Negara
3.
Perlindungan Hak Anak
Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah legislative dan administrative untuk lebih
memperbaiki perlindungan hak-hak anak dan perempuan. Langkah-langkah legislative tersebut
antara lain dengan keluarnya UU No. 32 tahun 2002 tentang perlindungan anak dan UU No. 20
tahun 2003 dengan system pendidikan nasional. Sedangkan langkah administrative dalam
menetukan rencana aksi dan penentuan penjuru untuk pemajuan dan perlindungan HAM antara
lain, melalui kepres No. 59 tahun 2002 tentang rencana aksi nasional penghapusan Bentukbentuk pekerjaan terburuk anak. Dan juga pembentukan komisi perlindungan anak Indonesia di
bentuk pada tahun 2003 melalui keppres No. 77 tahun 2003
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Negara Hukum Adalah Negara yang didalamnya terdapat berbagai aspek peraturanperaturan yang memang bersifat abstrak yaitu memaksa, dan mempunyai sanksi yang
tegas.Gagasan Negara hukum masih bersifat samar-samar dan tenggelam dalam waktu yang
sangat panjang, kemudian muncul kembali secara lebih ekplisit pada abad ke-19,yaitu dengan
munculnya konsep rechtsstaat dari Freidrich Julius Stahl, yang diilhami oleh Immanuel Kant,
unsur-unsur Negara hukum adalah:
a. Perlindungan hak-hak Asasi Manusia
b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu.
c. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan
d. Peradilan administrasi dalam perselisihan
B. SARAN
Pengawalan penegakan HAM kian berat. Tak semudah membalik telapak tangan.
Buktinya dibangsa ini belum bisa sepenuhnya menancapkannya. Walau masih bangsa muda
dibandingkan dengan bangsa-bangsa barat, namun waktu seperti itu bukanlah sempit bagi
pemerintah kita untuk mewujudkannya. Namun kembali lagi pada kenyataanya. Bangsa
indonesia belum menjamin HAM pada warganya. Dibutuhkan keseriusan pemerintah untuk
mempelopori penegakan HAM di indonesia. Tentu saja itu tidak cukup hanya pemerintah,
namun partisipasi dan kerja sama antara warga negara masih sangat dibutuhkan.
Kita sebagai generasi penerus bangsa dan sebagai mahasiswa sudah semestinya
membantu pemerintah untuk terus menegakkan HAM di indonesia.
Penguasa negara harusnya bisa memproyeksikan dan men-real-kan ( menjadi kenyataan )
sebuah tujuan negara yang terkandung dalam alinea IV UUD NRI 1945. Dengan tidak bertindak
sewenang-wenang. Rakyat juga harus membantu mewujudkannya dengan mematuhi segala
peraturan perundang-uandangan yang ada dalam negara indonesia, serta membantu pemerintah
dalam mewujudkan negara aman, dan makmur.
C. DAFTAR PUSTAKA
www.kemhan.com/2009/01/hukum-administrasi-negara.html
http://setia.student.umm.ac.id/about/
http://fatahilla.blogspot.com/2010/08/negara-hukum-indonesia
http://deluk12.wordpress.com/makalah-ham/
http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-macam-dan-jenis-hak-asasi-manusia-ham-yangberlaku-umum-global-pelajaran-ilmu-ppkn-pmp-indonesia.html?m=1
Diposkan oleh hendry poetra di 10.32
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Posting Lebih Baru Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)