Jurnal ilmiah PENGARUH DOSEN PERFEKSIONI
PENGARUH DOSEN PERFEKSIONIS TERHADAP MOTIVASI SEMANGAT
BELAJAR DAN TINGKAH LAKU MAHASISWA
Oleh:
Faizal Bahri Hayat, Moch. Alvin Firmansyah, Moh. As’ad Muzaqi, Arief Nurrahman, Tri
Leksono, Agung Putra, Eko Prasetyo Nugroho, Ilham Kurniawan Akbar, Esyad Imanuddin,
Danang Setiawan, Moh. Andi Rosyadi, Agus Santoso, Rizal Fajar Subkhi
Abstraksi
Pengaruh adalah suatu hal yang dapat merubah karakteristik,
prilaku, watak dan pola fikir seseorang. Pengaruh dosen perfeksionis
terhadap motivasi belajar dan tingkah laku mahasiswa terbagi
menjadi 2 antara lain sisi positif dan sisi negatif, sisi positifnya dapat
membuat mahasiswa termotivasi dan menjadi lebih disiplin,
sedangkan sisi negatifnya bagi mahasiswa yang belum terbiasa
dengan dosen perfeksionis mereka akan merasa tertekan. Dalam hal
ini kesalahan tidak bisa dilimpahkan ke pada satu sisi saja, akan
tetapi keduanya harus instropeksi diri. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pengaruh dan peran dosen penting untuk membangun motivasi
belajar dan tingkah laku mahasiswa didiknya. Dalam hal ini kita
menggunakan angket sebagai bahan penelitian.
Kata kunci: Sosial, pendidikan, perngaruh antar individu,
masalah belajar dan bimbingan.
Latar Belakang
Pembangunan sektor pendidikan
tidak pernah akan mencapai tujuan akhir
yang sempurna dan final. Hal ini
disebabkan konteks dan cara berpikir
belajar di Indonesia sering menjadi
penyebab
naik
turunnya
kualitas
pendidikan di Indonesia. Selain itu
kurikulum pendidikan di Indonesia yang
selalu dinamis dan berubah-ubah serta
tidak konstan, sering menjadi salah satu
dampak terpuruknya pendidikan di
Indonesia.
Pengembangan dan perubahan pada
sektor pendidikan sepertinya tidak bisa
terlepas dari pengaruh sosial budaya.
Dalam kaitan ini terjadi hubungan timbal
balik yaitu : perubahan sosial budaya yang
mempengaruhi pendidikan dan pendidikan
mempengaruhi sosial budaya. Salah satu
contoh hubungan timbal balik tersebuut
disuatu lingkungan perkuliahan atau
Perguruan Tinggi adalah hubungan antara
dosen pengajar dan mahasiswa.
Terkait dengan hubungan dosen dan
mahasiswa tersebut yang seringkali
menjadi problem adalah bagaimana sifat
dan tingkah laku dosen yang seringkali
bertindak abnormal untuk memberikan
batasan yang lebih tinggi kepada para
mahasiswanya. Namun bagi mahasiswa
yang awam dan terutama para mahasiswa
baru seringkali merasakan suatu shock
therapy yang kadang ada yang berdampak
positif dan juga ada yang berdampak
negative. Dampak positifnya seringkali
beberapa mahasiswa yang berpikir positif
menilai perbuatan dosen ini merupakan
suatu dorongan atau motivasi agar lebih
giat belajar. Namun dampak negatifnya
adalah ketika beberapa mahasiswa yang
berpikir
negatif
dan
menganggap
perbuatan dosen tersebut merupakan suatu
tindakan abnormal akan mempengaruhi
tingkah laku mahasiswa untuk semakin
berani menentang pendapat dosen dengan
alasan yang berlandas pada ketidak sukaan
mahasiswa terhadap dosen tersebut.
Metode Penelitian
Dalam
penelitian,
teknik
pengumpulan data merupakan faktor
penting demi keberhasilan penelitian. Hal
ini berkaitan dengan bagaimana cara
mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan
apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data adalah mengenai
dari mana data diperoleh. Apakah data
diperoleh dari sumber langsung (data
primer) atau data diperoleh dari sumber
tidak langsung (data sekunder). Metode
Pengumpulan Data merupakan teknik atau
cara yang dilakukan untuk mengumpulkan
data. Metode menunjuk suatu cara
sehingga
dapat
diperlihatkan
penggunaannya
melalui
angket,
wawancara, pengamatan, tes, dokumentasi
dan sebagainya.
Kami disini menggunakan metode
angket atau kuisioner karena kami ingin
mengetahui bagaimana jawaban dari
narasumber
yang
banyak.
Jika
menggunakan metode wawancara di
butuhkan waktu yang lama dan kurang
efisien. Penjenisan penelitian kami dengan
menggunakan pendekatan dan data yang
kami kumpulan yaitu menggunakan
penelitian
kualitatif.
Disini
kami
menganalisis data menggunakan statistik
atau angka untuk memperoleh data akurat
dari sampel narasumber. Dari banyaknya
narasumber tersebut kami mendapatkan
jawaban
yang
berbeda-beda,
kami
mengelompokkan jawaban berdasarkan
kriteria jawaban dan membuat diagram
presentase untuk mengetahui berapa
banyak jawaban yang memenuhi kriteria
atau tidak.
Angket atau kuesioner adalah
teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat
pertanyaan atau pernyataan kepada orang
lain yang dijadikan responden untuk
dijawabnya. Meskipun terlihat mudah,
teknik pengumpulan data melalui angket
cukup sulit dilakukan jika respondennya
cukup besar dan tersebar di berbagai
wilayah. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan angket
menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono,
2007:163) terkait dengan prinsip penulisan
angket,
prinsip
pengukuran
dan
penampilan fisik.
Prinsip Penulisan angket
beberapa faktor antara lain :
menyangkut
Isi dan tujuan pertanyaan artinya
jika isi pertanyaan ditujukan untuk
mengukur maka harus ada skala
yang jelas dalam pilihan jawaban.
Bahasa yang digunakan harus
disesuaikan dengan kemampuan
responden.
Tidak
mungkin
menggunakan bahasa yang penuh
istilah-istilah bahasa Inggris pada
responden yang tidak mengerti
bahasa Inggris, dsb.
Tipe dan bentuk pertanyaan apakah
terbuka atau tertutup. Jika terbuka
artinya jawaban yang diberikan
adalah bebas, sedangkan jika
pernyataan
tertutup
maka
responden hanya diminta untuk
memilih jawaban yang disediakan.
Pengumpulan data dengan observasi
langsung atau dengan pengamatan
langsung adalah cara pengambilan data
dengan menggunakan mata tanpa ada
pertolongan alat standar lain untuk
keperluan tersebut. Pengamatan baru
tergolong sebagai teknik mengumpulkan
data, jika pengamatan tersebut mempunyai
kriteria berikut:
Pengamatan
digunakan
untuk
penelitian dan telah direncanakan
secara sistematik.
Pengamatan harus berkaitan dengan
tujuan penelitian yang telah
direncanakan.
Pengamatan tersebut dicatat secara
sistematis dan dihubungkan dengan
proposisi umum dan bukan
dipaparkan sebagai suatu set yang
menarik perhatian saja.
Pengamatan dapat dicek dan dikontrol
atas
validitas
dan
reliabilitasnya.
Penggunaan pengamatan langsung sebagai
cara mengumpulkan data mempunyai
beberapa keuntungan antara lain :
Pertama. Dengan cara pengamatan
langsung, terdapat kemungkinan untuk
mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan,
dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut
berlaku, atau sewaktu perilaku tersebut
terjadi. Dengan cara pengamatan, data
yang langsung mengenai perilaku yang
tipikal dari objek dapat dicatat segera, dan
tidak menggantungkan data dari ingatan
seseorang.
Kedua. Pengamatan langsung dapat
memperoleh data dari subjek baik tidak
dapat berkomunikasi secara verbal atau
yang tak mau berkomunikasi secara verbal.
Adakalanya
subjek
tidak
mau
berkomunikasi, secara verbal dengan
enumerator atau peneliti, baik karena takut,
karena tidak ada waktu atau karena
enggan. Dengan pengamatan langsung, hal
di atas dapat ditanggulangi. Selain dari
keuntungan yang telah diberikan di atas,
pengamatan secara langsung sebagai salah
satu metode dalam mengumpulkan data,
mempunyai kelemahan-kelemahan.
Deskripsi Hasil Penelitian (Angket)
Hasil Angket Penilaian Mahasiswa terhadap Dosen Perfeksionis
70
60
50
40
Jumlah suara
30
20
10
0
Positif Negatif Golput
Dari hasil angket yang didapatkan
dari 101 responden mahasiswa yang
dilakukan
di
lingkungan
kampus
Politeknik Negeri Jember Program studi
Teknik
Komputer
angkatan
2014
didapatkan:
1. Total 23 mahasiswa di
lingkungan
kampus
Politeknik Negeri Jember
Program
studi
Teknik
Komputer angkatan 2014
memberikan
penilaian
positif terhadadap dosen
perfeksionis.
2. Total 63 mahasiswa di
lingkungan
kampus
Politeknik Negeri Jember
Program
studi
Teknik
Komputer angkatan 2014
memberikan
penilaian
negatif terhadadap dosen
perfeksionis.
3. Total 5 mahasiswa di
lingkungan
kampus
Politeknik Negeri Jember
Program
studi
Teknik
Komputer angkatan 2014
tidak mengisi angket.
Serta kami melampirkan alasan dan
saran dari responden yang ada pada angket
yang kelompok kami lakukan.
Alasan & saran penilaian negatif
mahasiswa terhadap dosen perfeksionis:
1. “Karena sebagian dari
mereka (mahasiswa) akan
tertekan dan tidak mungkin
dapat berkonsentrasi penuh
terhadap
pelajaran
tersebut.
Saran
saya
sebaiknya lebih sabar dan
jangan terlalu serius dalam
mengajar.”
2. “Karena
tidak
bisa
melakukan
pendekatan
terhadap dosen, bosen.”
keberhasilan dalam hal apapun.
Orang yang potensial namun
perfeksionis
akan
terhambat
kemampuannya.
Hasrat
menciptakan konten terbaik adalah
hal yang perlu, namun seorang
perfeksionis akan menemukan
banyak rintangan yang sama sekali
tidak perlu.
Sisi
positif
perfeksionisme:
1. Termotivasi
oleh
kebutuhan untuk hidup
dengan benar,
Alasan & saran penilaian positif
mahasiswa terhadap dosen perfeksionis:
2. Termotivasi
untuk
memperbaiki diri sendiri
dan orang lain,
1. “Karena dalam hal ini
dosen memberikan kita
pelajaran
akan
kedisiplinan. Dan ketika
disiplin maka kita akan
mudah
dalam
meraih
kesuksesan.”
3. Memperhatikan
sesuatu
mendetail,
segala
secara
4. Tidak mudah menyerah,
meski
harus
menanggung
beban
yang berat.
2. “Karena
dosen
yang
demikian memiliki sisi
kebaikan tersendiri yang
dapat memotivasi bahkan
menginspirasi mahasiswa.”
Sisi negatif sifat
perfeksionisme:
1. Menuntut orang lain
seperti dirinya, sehingga
cenderung mencari-cari
kesalahan orang lain,
2. Over sensitif terhadap
berbagai kesalahan,
3. Sering kali beranggapan
bahwa banyak orang
tidak tahu apa yang
harus
diperbuat,
sehingga
menuntut
setiap orang berbuat
seperti dirinya.
Kajian Teori
Perfeksionis (Perfeksionisme)
Perfeksionisme adalah
keyakinan bahwa seseorang harus
menjadi atau mencapai kondisi
terbaik pada aspek ataupun nonmateri. Perfeksionis adalah orang
yang
memiliki
pandangan
perfeksionisme.
Perfeksionisme
dapat
menyebabkan seseorang memiliki
perhatian berlebih terhadap detail
suatu hal kecil, sensitif terhadap
kritik, memiliki ego yang tinggi.
Hal-hal yang dapat menghambat
sifat
Watak
adalah sifat batin manusia
yang
mempengaruhi
segenap
pikiran dan tingkah laku. Watak
atau karakter merupakan diri kita
yang sesungguhnya merupakan
hasil olah tempramen, yang sudah
dipengaruhi
oleh
lingkungan
pendidikan,
agama,
budaya,
kebiasaan-kebiasaan serta tekanan
dan tantangan hidup yang kita lalui.
Watak seseorang dapat dibagi
menjadi 4 macam yaitu
1. Berjiwa
sebagai
pemimpin
(koleris
yang kuat)
2. Berjiwa perfeksionist,
dan suka menganalisa
(melankolis
yang
sempurna)
3. Berjiwa damai, tidak
suka
konflik
(phlegmatis
yang
damai)
4. Ada
yang
suka
berbicara,
bersikap
kekanak-kanakan
(sanguinis
yang
popular)
Prilaku
Adalah
aktivitas
yang
timbul karena adanya stimulus dan
respons serta dapat diamati secara
langsung maupun tidak langsung.
Prilaku berkaitan dengan etika, ada
beberapa etika pada manusia,
1. Etika deskriptif yaitu
etika yang berusaha
meneropong
secara
kritis dan rasional sikap
dan prilaku manusia
dan apa yang dikejar
oleh manusia dalam
hidup
inisebagai
sesuatu yang bernilai
2. Etika normatif yaitu
etika yang berusaha
menetapkan berbagai
sikap dan pola prilaku
ideal yang seharusnya
dimiliki oleh manusia
dalam
hidup
ini.
Sebagai sesuatu yang
bernilai
Pola pikir
adalah cara yang digunakan
untuk memikirkan sesuatu; yakni
cara
mengeluarkan
keputusan
hukum
tentang
sesuatu,
berdasarkan kaidah tertentu yang
diimani dan diyakini seseorang.
Untuk membentuk pola pikir yang
berkembang di lingkungan kita,
kita harus memberi pengaruh bagi
orang lain karena sebagian besar
pola
pikir
terbentuk
dari
lingkungan.
Pola fikir positif adalah cara
berfikir seseorang untuk mencapai
sesuatu yang lebih baik, missal aku
punya ketrampilan / kemampuan
yang hebat maukah kau bekerja
sama denganku.Pola fikir negatif
adalah cara berfikir yang tidak
baik, missal kita terlahir dari
seseorang
yang
hidupnya
kekurangan dan kita selalu
menyalahkan keadaan. Itu semua
terjadi karna kita tidak mau
mencoba untuk menjadi lebih baik.
Karakter
adalah
tabiat
atau
kebiasaan. Sedangkan menurut ahli
psikologi, karakter adalah sebuah
sistem keyakinan dan kebiasaan
yang
mengarahkan
tindakan
seorang individu. Karena itu, jika
pengetahuan mengenai karakter
seseorang itu dapat diketahui, maka
dapat diketahui pula bagaimana
individu tersebut akan bersikap
untuk kondisi-kondisi tertentu.
Dilihat
dari
sudut
pengertian.karakter didefinisikan
sebagai suatu tindakan yang terjadi
tanpa ada lagi pemikiran lagi
karena sudah tertanam dalam
pikiran, dan dengan kata lain,
karakter dapat disebut dengan
kebiasaan.
mahasiswa tersebut bahwa dirinya merasa
di diskriminasi atau dikucilkan. Dalam
kondisi ini, teman sekampus adalah solusi
terbaik untuk merubah cara berpikir
mahasiswa tersebut menuju arah yang
positif atau malah menjadi negatif.
1. Interaksi antar mahasiswa.
Pembahasan
Melihat kondisi angket di atas yang
didominasi dengan penilaian negatif bukan
berarti setiap perilaku dosen yang
perfeksionis merupakan suatu tindakan
yang tak bermanfaat dalam hubungan
sosial antara dosen pengajar dan
mahasiswa. Semuanya kembali kepada
mental dan cara berfikir mahasiswa
sebagai pelajar. Apakah mereka siap atau
tidak itu hanyalah sebuah fatamorgana
dalam pengembangan hubungan sosial
dalam pendidikan.
Sebagai mahasiswa baru, mereka
mungkin masih menyimpan suatu tindakan
yang biasa mereka lakukan di sekolah
menengah. Positifnya jika mereka sudah
terbiasa dengan batasan yang tinggi dalam
kedisplinan dan pengajaran terhadapa guru
mereka, maka tindakan dosen yang
perfeksionis merupakan tindakan biasa
yang sudah mereka dapat. Namun
negatifnya, jika dalam sekolah menengah
pun mereka sudah terbiasa untuk
menentang tindakan guru mereka yang
bersifat abnormal menurut mereka. Maka
jika
mereka
melanjutkan
kedalam
Perguruan tinggi dan bertemu dosen
pengajar yang perfeksionis kemungkinan
ada dua hal yang mempengaruhi tingkah
laku mahasiswa yang memiliki cara
pandang berbeda; yang pertama adalah
mereka
sangat
terinspirasi
dan
menganggap tindakan dosen pengajar
tersebut akan berdampak positif kepadanya
di kemudian hari saat keluar menuju dunia
kerja. Namun yang kedua, mahasiswa
tersebut akan merasa tertekan dan apabila
kemungkinan terparah adalah saat tidak
adanya hubungan interaksi dengan
temannya yang berbeda pikiran dengannya
maka akan berdampak pada pemikiran
Interaksi antar mahasiswa
sangat penting karena akan
mempengaruhi
dan
memberikan
sugesti
pada
fikiran mengenai kabar, berita,
atau cerita yang diceritakan
oleh temannya. Hal ini sangat
mempengaruhi motivasi belajar
serta mempengaruhi prestasi
belajar yang menjadi salah satu
tolak ukur atau indikator
keberhasilan
proses
pembelajaran. Jika seorang
mahasiswa
sedang
menceritakan
mengenai
perilaku seorang dosen yang
dalam mengajar bisa dikatakan
sangat tegas dan merujuk ke sisi
ribet,
maka
sebelum
ia
bertatapan
dengan
dosen
tersebut tanpa mengetahui sifat
dosen itu maka ia akan
mengecap
dosen
tersebut
seperti yang dikatakan atau di
ceritakan
oleh
temannya.
Kebalikannya jika seorang
menceritakan bahwa dosen
pengajar salah satu matakuliah
tersebut
sangat
mudah
dipahami, maka ia sebelum
bertemu dan mengetahui dosen
tersebut ia akan mengecap
dosen tersebut seperti apa yang
diceritakan oleh temannya.
a. Dampak positif interaksi
antar mahasiswa.
Dampak
positifnya
mahasiswa
tersebut akan semakin
termotivasi
untuk
membuktikan
kepada
dosen bahwa dia akan
memberikan
prestasi
akademik yang terbaik
dan dapat mengalahkan
teman-temannya dalam
mata
kuliah
yang
diajarkan
dosen
pengajar bersangkutan.
Dalam hal tingkah laku,
mahasiswa
tersebut
akan semakin kritis
dengan apa yang di
ajarkan
dosen
bersangkutan.
Serta
memberikan rasa haus
akan pengetahuan dan
akan mencari sesuatu
hal
yang
invoatif
berdasarkan logika dan
imajinasinya. Dalam hal
ini
ada
2
sektor
hubungan timbal balik
yang
memberikan
pengembangan kepada
tingkah laku mahasiswa
tersebut; yang pertama
adalah hubungan timbal
balik
antara
dosen
pengajar dan mahasiswa
yang
memberikan
pengaruh
positif
terhadap tingkah laku
kepada
mahasiswa
tersebut serta hubungan
timbal
balik
antar
mahasiswa
yang
memberikan solusi dari
cara
pandang
mahasiswa
yang
sebelumnya
merasa
tertekan
menjadi
mahasiswa
yang
mempunyai
motivasi
semangat belajar yang
abnormal atau keluar
dari zona
nyaman
mereka.
b. Dampak
interaksi
mahasiswa
negatif
antar
Dampak
negatifnya
sangat
terfokus pada tingkah
laku mahasiswa itu
sendiri. Ketika teman
sekampus
mereka
mengajak mereka ke
suatu hal yang makin
menjerumuskan mereka
semakin jauh dengan
pendidikan
seperti
halnya mengajak ke
narkoba atau obatobatan terlarang, sex
bebas,dan
suatu
tindakan kriminal yang
dapat menghancurkan
masa depan mahasiswa
tersebut.
Dalam kondisi di atas
dosen pengajar akan merasa
gagal mendidik mahasiswa,
alasan ini adalah mengapa
kurikulum pendidikan jaman
dulu dan jaman sekarang
berbeda. Ketika jaman dulu
pendidik akan memberikan
kedisplinan yang luar biasa
ketat kepada pelajar dan
memberikan tekanan yang luar
biasa
yang
bermaksud
memaksa pelajar menjadi
disiplin. Namun kenyataanya,
pendidikan jaman dulu tersebut
tidak berlaku pada jaman
sekarang. Pada jaman sekarang
pendidik dipaksa tidak hanya
mengajar
namun
harus
mempunyai suatu hubungan
interaksi kepada pelajarnya
yang
bermaksud
untuk
memberikan suatu semangat
motivasi belajar yang tinggi.
Bukan hanya memaksa untuk
mengajarkan disiplin saja,
namun juga fokus pada bakat
pelajar tersebut. Dengan cara
itu, para pendidik dapat
berkomunikasi dengan
kepada para pelajarnya.
baik
mahasiswanya menjadi lebih
baik dari dirinya.
2. Kesiapan
dan
motivasi
mahasiswa itu sendiri.
Motivasi
didefinisikan
sebagai kondisi internal yang
membangkitkan
seseorang
untuk bertindak, mendorong
seseorang
menuju
tujuan
tertentu,
dan
membuat
seseorang tetap bertahan dalam
kegiatan tertentu. Motivasi
dapat
diartikan
sebagai
dorongan internal maupun
eksternal dalam diri seseorang,
melalui indikasi adanya hasrat
serta minat untuk melakukakan
kegiatan, adanya dorongan
serta
kebutuhan
untuk
melakukan kegiatan, adanya
harapan
dan
cita-cita,
penghargaan
maupun
penghormatan
atas
diri,
kondusifitas lingkungan, dan
adanya kegiatan yang menarik.
Dalam dunia pendidikan,
karakter
siswa
ataupun
mahasiswa
berbeda-beda.
Mulai dari yang individual,
maupun yang membutuhkan
teman ataupun sahabat. Pada
waktu siswa mulai berganti
tingkatan dari yang kecil ke
yang lebih besar, contohnya
dari SMA/MA/SMK masuk ke
perguruan tinggi. Yang semula
diatur oleh guru pada waktu
sekolah di SMA/MA/SMK,
dan sekarang mereka harus
bisa mengatur dirinya sendiri
(mandiri) pada waktu di
perguruan tinggi.
Di perguruan tinggi mereka
akan hidup mandiri dengan
bertanggung jawab atas dirinya
sendiri, dan juga faktor
lingkungan dan teman sangat
mempengaruhi
pemikiran
mereka. Dengan faktor tersebut
pemikiran
mereka
atau
mahasiswa terhadap dosen
berbeda-beda,
ada
yang
berfikiran negatif ataupun
positif. Dengan perubahan
yang awalnya diatur oleh guru
ataupun
sekolah
menjadi
bertanggung jawab atas dirinya
sendiri
ataupun
mandiri,
seharusnya mahasiswa bisa
mengerti sifat dosen.Karena
dosen
tidak
akan
menjerumuskan mahasiswanya
kedalam kegagalan justru
sebaliknya,
dosen
ingin
Jadi,
motivasi
sangat
berpengaruh
dalam
pembelajaran mahasiswa, jika
mahasiswa tidak termotivasi
dalam pembelajaran mata
kuliah maka ia enggan untuk
antusias dan tertarik dalam
pengajaran mata kuliah yang
diterangkan oleh dosen. Hal ini
menyebabkan mahasiswa tak
tertarik dan dan melakukan
penolakan kepada mata kuliah
dan dosen pengajar.
3. Keterkaitan dosen
semangat mahasiswa
terhadap
Di dalam sebuah perguruan
tinggi, banyak dosen yang
memiliki karakteristik yang
berbeda-beda.
Walaupun
berbeda-beda
dalam
karakteristik, dosen memiliki
tugas dan tanggung jawab yang
telah diamanatkan di tri
dharma
perguruan
tinggi
mencangkup: pendidikan dan
pengajaran, penelitian dan
kegiatan pengabdian kepada
masyarakat.
Demikian
pula
halnya
dengan kemampuan yang perlu
dimiliki dosen ditentukan
dengan tugas yang diemban,
yang
meliputi
tugas
melaksanakan pendidikan dan
pengajaran, penelitian dan
pengabdian pada masyarakat.
Berkenaan dengan kemampuan
yang perlu dimiliki dosen,
kemampuan
yang
harus
dimiliki
oleh
dosen
adalahKemampuan
professional
meliputi
penguasaan
materi
bahan
ajar,Kemampuan
sosial
meliputi kemampuan untuk
menyesuaikan diri kepada
tujuan kerja dan lingkungan
sekitar sewaktu menjalankan
tugas
sebagai
pengajar,
Kemampuan personal meliputi
penampilan sikap positif atas
situasi kerja sebagai pengajar
dan situasi pendidikan, dan
sebagai
motivator
untuk
semangat
belajar
para
mahasiswa.
4. Kondusifitas keadaan, ruangan
dan lingkungan saat mengajar.
Kondusifitas
keadaan
sangat
penting
dalam
pembelajaran mata kuliah. Jika
keadaan
suasana
saat
pembelajaran mata kuliah
berlangsung tidak ramai dan
kondusif, maka materi yang
disampaikan
dosen
akan
mudah diserap oleh mahasiswa
yang
memperhatikannya.
Keadaan tersebut sangatlah
bagus dalam pembelajaran,
mahasiswa
bias
fokus
memperhatikan dan dosen juga
dapat fokus mengajar tanpa
ada
mahasiswa
yang
celometan sehingga dapat
mengganggu
pembelajaran.
Dosen tidak marah-marah,
mahasiswa pun serius serta
termotivasi
untuk
memperhatikan pembelajaran
mata kuliah yang diterangkan
oleh dosen.
5. Iktikad baik dosen perfeksionis.
Sifat perfeksionis itu tidak
selalu buruk. Terdapat banyak
sisi
positif
atas
sifat
perfeksionis. Seperti melatih
mahasiswa
didiknya
agar
konsisten, melatih mahasiswa
untuk disiplin, bersungguhsungguh dalam melakukan
suatu pekerjaan, menghargai
waktu
dan
mengajari
mahasiswa didiknya apa yang
harus
diutamakan
dalam
mengerjakan suatu pekerjaan.
Untuk
melatih
mahasiswa
didiknya untuk siap terjun ke
lingkungan
kerja
dan
lingkungan sosial setelah ia
lulus.
Dosen
perfeksionis
pastinya juga memiliki niatan
yang baik bagi mahasiswanya
yang ia didik agar kedepannya
mahasiswa tersebut menjadi
lebih baik dari sebelumnya.
Seperti memahat sebuah patung
yang terbuat dari batu. Yang
pada saat pahatan tempaan
pertama sangat keras, susah,
dan terasa sakit (diartikan
seperti mahasiswa yang tidak
siap dan tidak suka terhadap
sifat perfeksionis akan merasa
terbebani atau tertekan). Seiring
waktu semakin lama dipahat
maka hasilnya akan menjadi
bagus,
begitupula
dengan
kepribadian dan pengembangan
karakter mahasiswa didiknya.
Kesimpulan
Dosen adalah salah satu komponen
yang esensial di perguruan tinggi
keberadaan dosen menjadi sangat penting
terkait dengan peran, tugas, tanggungjawab
untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Untuk menuju tujuan pendidikan
nasional tersebut diperlukan Dosen yang
Profesional, hal tersebut sesuai dengan UU
No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, dimana dosen dinyatakan sebagai
pendidik profesional dan ilmuwan dengan
tugas
utama
mentransformasikan,
mengembangkan, dan menyebarluaskan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.
Kualitas mengajar harus didukung
oleh dasar pengetahuan kuat, mood
mendukung, tahu apa yang diketahuinya
dan mempunyai kompetensi intelektualitas
yang bagus. Pengajar yang baik
mengembangkan kemampuan merasakan
kebutuhan emosional peserta didik,latar
belakang sosial, perkembangan kognitif,
serta ketertarikan meningkatkan motivasi
belajar peserta didik. Pengajar itu harus
menguasai betul materi kuliah, sanggup
mengemukakannya
secara
jelas,
mempersiapkannya
sunguh-sungguh,
bersedia
memberi
respons
kepada
pertanyaan dari mahasiswa.
Kinerja dosen dan motivasi belajar
mahasiswa mempunyai peranan yang
sangat penting dalam proses belajar
mengajar sehingga seseorang merasa
senang dan terpanggil untuk meningkatkan
mutu pembelajaran, karena faktor -faktor
tersebut
lebih
berpengaruh
untuk
mewujudkan aktifitas untuk mencapai
suatu tujuan terutama dalam meraih
prestasi belajar secara optimal. Kinerja
dosen dan motivasi belajar siswa yang
tinggi akansemakin menguatkan atau
meneguhkan seseorang atau individu untuk
melakukan atau berbuat dalam mencapai
apa yang diinginkan sehingga seseorang
mahasiswa dengan motivasi belajar yang
tinggi akan jauh lebih semangat untuk
selalu berusaha atau belajar sehingga
diperoleh hasil atau prestasi belajar yang
tinggi pula. Sebaliknya kinerja dosen yang
kurang profesional didalam proses belajar
mengajar
maka
akan
menurunkan
semangat belajar mahasiswa sehingga
tidak ada dorongan atau motivasi untuk
berusaha kearah pencapaian suatu hasil
yang baik.
Daftar Pustaka
Arikunto S. 2008. Dasar - dasar Evaluasi
Pendidikan.Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Atkinson. 2003. Pengantar Psikologi,
Edisi kedelapan, University of California,
`San
Diego,
Stanford
University.Jakarta
:
Penerbit
Erlangga.
Hamalik M. 2002. Psikologi Belajar dan
Mengajar. Cetakan Ketujuh, Bandung :
Sinar Baru
Hamzah B. Uno. 2008.
Profesi
Kependidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Handoko M. 2007. Motivasi Daya
Penggerak Tingkah Laku. Cetakan
Keempat,
Yogyakarta : Kanisius.
Hidayat T. 2004. Masalah Belajar dan
Bimbingan. Edisi III, Surakarta :
Depdikbud. RI
Mustakim.
2001.
Pendidikan.Surakarta :
Belajar.
PT.
Psikologi
Pustaka
Nabhani. 2007. Hubungan Antara Minat
Dan Motivasi Dengan Prestasi Belajar
Pada Mahasiswa. Bandung: Media
Salemba
Nasution, S. 2003. Berbagai Pendekatan
Dalam Proses Belajar Mengajar,
Cetakan VII. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Neoleka A, 2006. Pengantar Penelitian
Pendidikan. Jakarta : Takindo Utama.
Sardiman AM. 2008. Interaksi Dan
Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Raja
Grafindo Perkasa.
Setho
H. 2007. Hubungan Persepsi
Mahasiswa Tentang Sifat dan
Pengajaran
Dosen
Dengan
Motivasi Dan Prestasi Belajar
Pada Mahasiswa. Jakarta: Reka
Sosial
Siagian P. 2004.Teori Motivasi dan
Aplikasinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Lampiran
BELAJAR DAN TINGKAH LAKU MAHASISWA
Oleh:
Faizal Bahri Hayat, Moch. Alvin Firmansyah, Moh. As’ad Muzaqi, Arief Nurrahman, Tri
Leksono, Agung Putra, Eko Prasetyo Nugroho, Ilham Kurniawan Akbar, Esyad Imanuddin,
Danang Setiawan, Moh. Andi Rosyadi, Agus Santoso, Rizal Fajar Subkhi
Abstraksi
Pengaruh adalah suatu hal yang dapat merubah karakteristik,
prilaku, watak dan pola fikir seseorang. Pengaruh dosen perfeksionis
terhadap motivasi belajar dan tingkah laku mahasiswa terbagi
menjadi 2 antara lain sisi positif dan sisi negatif, sisi positifnya dapat
membuat mahasiswa termotivasi dan menjadi lebih disiplin,
sedangkan sisi negatifnya bagi mahasiswa yang belum terbiasa
dengan dosen perfeksionis mereka akan merasa tertekan. Dalam hal
ini kesalahan tidak bisa dilimpahkan ke pada satu sisi saja, akan
tetapi keduanya harus instropeksi diri. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pengaruh dan peran dosen penting untuk membangun motivasi
belajar dan tingkah laku mahasiswa didiknya. Dalam hal ini kita
menggunakan angket sebagai bahan penelitian.
Kata kunci: Sosial, pendidikan, perngaruh antar individu,
masalah belajar dan bimbingan.
Latar Belakang
Pembangunan sektor pendidikan
tidak pernah akan mencapai tujuan akhir
yang sempurna dan final. Hal ini
disebabkan konteks dan cara berpikir
belajar di Indonesia sering menjadi
penyebab
naik
turunnya
kualitas
pendidikan di Indonesia. Selain itu
kurikulum pendidikan di Indonesia yang
selalu dinamis dan berubah-ubah serta
tidak konstan, sering menjadi salah satu
dampak terpuruknya pendidikan di
Indonesia.
Pengembangan dan perubahan pada
sektor pendidikan sepertinya tidak bisa
terlepas dari pengaruh sosial budaya.
Dalam kaitan ini terjadi hubungan timbal
balik yaitu : perubahan sosial budaya yang
mempengaruhi pendidikan dan pendidikan
mempengaruhi sosial budaya. Salah satu
contoh hubungan timbal balik tersebuut
disuatu lingkungan perkuliahan atau
Perguruan Tinggi adalah hubungan antara
dosen pengajar dan mahasiswa.
Terkait dengan hubungan dosen dan
mahasiswa tersebut yang seringkali
menjadi problem adalah bagaimana sifat
dan tingkah laku dosen yang seringkali
bertindak abnormal untuk memberikan
batasan yang lebih tinggi kepada para
mahasiswanya. Namun bagi mahasiswa
yang awam dan terutama para mahasiswa
baru seringkali merasakan suatu shock
therapy yang kadang ada yang berdampak
positif dan juga ada yang berdampak
negative. Dampak positifnya seringkali
beberapa mahasiswa yang berpikir positif
menilai perbuatan dosen ini merupakan
suatu dorongan atau motivasi agar lebih
giat belajar. Namun dampak negatifnya
adalah ketika beberapa mahasiswa yang
berpikir
negatif
dan
menganggap
perbuatan dosen tersebut merupakan suatu
tindakan abnormal akan mempengaruhi
tingkah laku mahasiswa untuk semakin
berani menentang pendapat dosen dengan
alasan yang berlandas pada ketidak sukaan
mahasiswa terhadap dosen tersebut.
Metode Penelitian
Dalam
penelitian,
teknik
pengumpulan data merupakan faktor
penting demi keberhasilan penelitian. Hal
ini berkaitan dengan bagaimana cara
mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan
apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data adalah mengenai
dari mana data diperoleh. Apakah data
diperoleh dari sumber langsung (data
primer) atau data diperoleh dari sumber
tidak langsung (data sekunder). Metode
Pengumpulan Data merupakan teknik atau
cara yang dilakukan untuk mengumpulkan
data. Metode menunjuk suatu cara
sehingga
dapat
diperlihatkan
penggunaannya
melalui
angket,
wawancara, pengamatan, tes, dokumentasi
dan sebagainya.
Kami disini menggunakan metode
angket atau kuisioner karena kami ingin
mengetahui bagaimana jawaban dari
narasumber
yang
banyak.
Jika
menggunakan metode wawancara di
butuhkan waktu yang lama dan kurang
efisien. Penjenisan penelitian kami dengan
menggunakan pendekatan dan data yang
kami kumpulan yaitu menggunakan
penelitian
kualitatif.
Disini
kami
menganalisis data menggunakan statistik
atau angka untuk memperoleh data akurat
dari sampel narasumber. Dari banyaknya
narasumber tersebut kami mendapatkan
jawaban
yang
berbeda-beda,
kami
mengelompokkan jawaban berdasarkan
kriteria jawaban dan membuat diagram
presentase untuk mengetahui berapa
banyak jawaban yang memenuhi kriteria
atau tidak.
Angket atau kuesioner adalah
teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat
pertanyaan atau pernyataan kepada orang
lain yang dijadikan responden untuk
dijawabnya. Meskipun terlihat mudah,
teknik pengumpulan data melalui angket
cukup sulit dilakukan jika respondennya
cukup besar dan tersebar di berbagai
wilayah. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan angket
menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono,
2007:163) terkait dengan prinsip penulisan
angket,
prinsip
pengukuran
dan
penampilan fisik.
Prinsip Penulisan angket
beberapa faktor antara lain :
menyangkut
Isi dan tujuan pertanyaan artinya
jika isi pertanyaan ditujukan untuk
mengukur maka harus ada skala
yang jelas dalam pilihan jawaban.
Bahasa yang digunakan harus
disesuaikan dengan kemampuan
responden.
Tidak
mungkin
menggunakan bahasa yang penuh
istilah-istilah bahasa Inggris pada
responden yang tidak mengerti
bahasa Inggris, dsb.
Tipe dan bentuk pertanyaan apakah
terbuka atau tertutup. Jika terbuka
artinya jawaban yang diberikan
adalah bebas, sedangkan jika
pernyataan
tertutup
maka
responden hanya diminta untuk
memilih jawaban yang disediakan.
Pengumpulan data dengan observasi
langsung atau dengan pengamatan
langsung adalah cara pengambilan data
dengan menggunakan mata tanpa ada
pertolongan alat standar lain untuk
keperluan tersebut. Pengamatan baru
tergolong sebagai teknik mengumpulkan
data, jika pengamatan tersebut mempunyai
kriteria berikut:
Pengamatan
digunakan
untuk
penelitian dan telah direncanakan
secara sistematik.
Pengamatan harus berkaitan dengan
tujuan penelitian yang telah
direncanakan.
Pengamatan tersebut dicatat secara
sistematis dan dihubungkan dengan
proposisi umum dan bukan
dipaparkan sebagai suatu set yang
menarik perhatian saja.
Pengamatan dapat dicek dan dikontrol
atas
validitas
dan
reliabilitasnya.
Penggunaan pengamatan langsung sebagai
cara mengumpulkan data mempunyai
beberapa keuntungan antara lain :
Pertama. Dengan cara pengamatan
langsung, terdapat kemungkinan untuk
mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan,
dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut
berlaku, atau sewaktu perilaku tersebut
terjadi. Dengan cara pengamatan, data
yang langsung mengenai perilaku yang
tipikal dari objek dapat dicatat segera, dan
tidak menggantungkan data dari ingatan
seseorang.
Kedua. Pengamatan langsung dapat
memperoleh data dari subjek baik tidak
dapat berkomunikasi secara verbal atau
yang tak mau berkomunikasi secara verbal.
Adakalanya
subjek
tidak
mau
berkomunikasi, secara verbal dengan
enumerator atau peneliti, baik karena takut,
karena tidak ada waktu atau karena
enggan. Dengan pengamatan langsung, hal
di atas dapat ditanggulangi. Selain dari
keuntungan yang telah diberikan di atas,
pengamatan secara langsung sebagai salah
satu metode dalam mengumpulkan data,
mempunyai kelemahan-kelemahan.
Deskripsi Hasil Penelitian (Angket)
Hasil Angket Penilaian Mahasiswa terhadap Dosen Perfeksionis
70
60
50
40
Jumlah suara
30
20
10
0
Positif Negatif Golput
Dari hasil angket yang didapatkan
dari 101 responden mahasiswa yang
dilakukan
di
lingkungan
kampus
Politeknik Negeri Jember Program studi
Teknik
Komputer
angkatan
2014
didapatkan:
1. Total 23 mahasiswa di
lingkungan
kampus
Politeknik Negeri Jember
Program
studi
Teknik
Komputer angkatan 2014
memberikan
penilaian
positif terhadadap dosen
perfeksionis.
2. Total 63 mahasiswa di
lingkungan
kampus
Politeknik Negeri Jember
Program
studi
Teknik
Komputer angkatan 2014
memberikan
penilaian
negatif terhadadap dosen
perfeksionis.
3. Total 5 mahasiswa di
lingkungan
kampus
Politeknik Negeri Jember
Program
studi
Teknik
Komputer angkatan 2014
tidak mengisi angket.
Serta kami melampirkan alasan dan
saran dari responden yang ada pada angket
yang kelompok kami lakukan.
Alasan & saran penilaian negatif
mahasiswa terhadap dosen perfeksionis:
1. “Karena sebagian dari
mereka (mahasiswa) akan
tertekan dan tidak mungkin
dapat berkonsentrasi penuh
terhadap
pelajaran
tersebut.
Saran
saya
sebaiknya lebih sabar dan
jangan terlalu serius dalam
mengajar.”
2. “Karena
tidak
bisa
melakukan
pendekatan
terhadap dosen, bosen.”
keberhasilan dalam hal apapun.
Orang yang potensial namun
perfeksionis
akan
terhambat
kemampuannya.
Hasrat
menciptakan konten terbaik adalah
hal yang perlu, namun seorang
perfeksionis akan menemukan
banyak rintangan yang sama sekali
tidak perlu.
Sisi
positif
perfeksionisme:
1. Termotivasi
oleh
kebutuhan untuk hidup
dengan benar,
Alasan & saran penilaian positif
mahasiswa terhadap dosen perfeksionis:
2. Termotivasi
untuk
memperbaiki diri sendiri
dan orang lain,
1. “Karena dalam hal ini
dosen memberikan kita
pelajaran
akan
kedisiplinan. Dan ketika
disiplin maka kita akan
mudah
dalam
meraih
kesuksesan.”
3. Memperhatikan
sesuatu
mendetail,
segala
secara
4. Tidak mudah menyerah,
meski
harus
menanggung
beban
yang berat.
2. “Karena
dosen
yang
demikian memiliki sisi
kebaikan tersendiri yang
dapat memotivasi bahkan
menginspirasi mahasiswa.”
Sisi negatif sifat
perfeksionisme:
1. Menuntut orang lain
seperti dirinya, sehingga
cenderung mencari-cari
kesalahan orang lain,
2. Over sensitif terhadap
berbagai kesalahan,
3. Sering kali beranggapan
bahwa banyak orang
tidak tahu apa yang
harus
diperbuat,
sehingga
menuntut
setiap orang berbuat
seperti dirinya.
Kajian Teori
Perfeksionis (Perfeksionisme)
Perfeksionisme adalah
keyakinan bahwa seseorang harus
menjadi atau mencapai kondisi
terbaik pada aspek ataupun nonmateri. Perfeksionis adalah orang
yang
memiliki
pandangan
perfeksionisme.
Perfeksionisme
dapat
menyebabkan seseorang memiliki
perhatian berlebih terhadap detail
suatu hal kecil, sensitif terhadap
kritik, memiliki ego yang tinggi.
Hal-hal yang dapat menghambat
sifat
Watak
adalah sifat batin manusia
yang
mempengaruhi
segenap
pikiran dan tingkah laku. Watak
atau karakter merupakan diri kita
yang sesungguhnya merupakan
hasil olah tempramen, yang sudah
dipengaruhi
oleh
lingkungan
pendidikan,
agama,
budaya,
kebiasaan-kebiasaan serta tekanan
dan tantangan hidup yang kita lalui.
Watak seseorang dapat dibagi
menjadi 4 macam yaitu
1. Berjiwa
sebagai
pemimpin
(koleris
yang kuat)
2. Berjiwa perfeksionist,
dan suka menganalisa
(melankolis
yang
sempurna)
3. Berjiwa damai, tidak
suka
konflik
(phlegmatis
yang
damai)
4. Ada
yang
suka
berbicara,
bersikap
kekanak-kanakan
(sanguinis
yang
popular)
Prilaku
Adalah
aktivitas
yang
timbul karena adanya stimulus dan
respons serta dapat diamati secara
langsung maupun tidak langsung.
Prilaku berkaitan dengan etika, ada
beberapa etika pada manusia,
1. Etika deskriptif yaitu
etika yang berusaha
meneropong
secara
kritis dan rasional sikap
dan prilaku manusia
dan apa yang dikejar
oleh manusia dalam
hidup
inisebagai
sesuatu yang bernilai
2. Etika normatif yaitu
etika yang berusaha
menetapkan berbagai
sikap dan pola prilaku
ideal yang seharusnya
dimiliki oleh manusia
dalam
hidup
ini.
Sebagai sesuatu yang
bernilai
Pola pikir
adalah cara yang digunakan
untuk memikirkan sesuatu; yakni
cara
mengeluarkan
keputusan
hukum
tentang
sesuatu,
berdasarkan kaidah tertentu yang
diimani dan diyakini seseorang.
Untuk membentuk pola pikir yang
berkembang di lingkungan kita,
kita harus memberi pengaruh bagi
orang lain karena sebagian besar
pola
pikir
terbentuk
dari
lingkungan.
Pola fikir positif adalah cara
berfikir seseorang untuk mencapai
sesuatu yang lebih baik, missal aku
punya ketrampilan / kemampuan
yang hebat maukah kau bekerja
sama denganku.Pola fikir negatif
adalah cara berfikir yang tidak
baik, missal kita terlahir dari
seseorang
yang
hidupnya
kekurangan dan kita selalu
menyalahkan keadaan. Itu semua
terjadi karna kita tidak mau
mencoba untuk menjadi lebih baik.
Karakter
adalah
tabiat
atau
kebiasaan. Sedangkan menurut ahli
psikologi, karakter adalah sebuah
sistem keyakinan dan kebiasaan
yang
mengarahkan
tindakan
seorang individu. Karena itu, jika
pengetahuan mengenai karakter
seseorang itu dapat diketahui, maka
dapat diketahui pula bagaimana
individu tersebut akan bersikap
untuk kondisi-kondisi tertentu.
Dilihat
dari
sudut
pengertian.karakter didefinisikan
sebagai suatu tindakan yang terjadi
tanpa ada lagi pemikiran lagi
karena sudah tertanam dalam
pikiran, dan dengan kata lain,
karakter dapat disebut dengan
kebiasaan.
mahasiswa tersebut bahwa dirinya merasa
di diskriminasi atau dikucilkan. Dalam
kondisi ini, teman sekampus adalah solusi
terbaik untuk merubah cara berpikir
mahasiswa tersebut menuju arah yang
positif atau malah menjadi negatif.
1. Interaksi antar mahasiswa.
Pembahasan
Melihat kondisi angket di atas yang
didominasi dengan penilaian negatif bukan
berarti setiap perilaku dosen yang
perfeksionis merupakan suatu tindakan
yang tak bermanfaat dalam hubungan
sosial antara dosen pengajar dan
mahasiswa. Semuanya kembali kepada
mental dan cara berfikir mahasiswa
sebagai pelajar. Apakah mereka siap atau
tidak itu hanyalah sebuah fatamorgana
dalam pengembangan hubungan sosial
dalam pendidikan.
Sebagai mahasiswa baru, mereka
mungkin masih menyimpan suatu tindakan
yang biasa mereka lakukan di sekolah
menengah. Positifnya jika mereka sudah
terbiasa dengan batasan yang tinggi dalam
kedisplinan dan pengajaran terhadapa guru
mereka, maka tindakan dosen yang
perfeksionis merupakan tindakan biasa
yang sudah mereka dapat. Namun
negatifnya, jika dalam sekolah menengah
pun mereka sudah terbiasa untuk
menentang tindakan guru mereka yang
bersifat abnormal menurut mereka. Maka
jika
mereka
melanjutkan
kedalam
Perguruan tinggi dan bertemu dosen
pengajar yang perfeksionis kemungkinan
ada dua hal yang mempengaruhi tingkah
laku mahasiswa yang memiliki cara
pandang berbeda; yang pertama adalah
mereka
sangat
terinspirasi
dan
menganggap tindakan dosen pengajar
tersebut akan berdampak positif kepadanya
di kemudian hari saat keluar menuju dunia
kerja. Namun yang kedua, mahasiswa
tersebut akan merasa tertekan dan apabila
kemungkinan terparah adalah saat tidak
adanya hubungan interaksi dengan
temannya yang berbeda pikiran dengannya
maka akan berdampak pada pemikiran
Interaksi antar mahasiswa
sangat penting karena akan
mempengaruhi
dan
memberikan
sugesti
pada
fikiran mengenai kabar, berita,
atau cerita yang diceritakan
oleh temannya. Hal ini sangat
mempengaruhi motivasi belajar
serta mempengaruhi prestasi
belajar yang menjadi salah satu
tolak ukur atau indikator
keberhasilan
proses
pembelajaran. Jika seorang
mahasiswa
sedang
menceritakan
mengenai
perilaku seorang dosen yang
dalam mengajar bisa dikatakan
sangat tegas dan merujuk ke sisi
ribet,
maka
sebelum
ia
bertatapan
dengan
dosen
tersebut tanpa mengetahui sifat
dosen itu maka ia akan
mengecap
dosen
tersebut
seperti yang dikatakan atau di
ceritakan
oleh
temannya.
Kebalikannya jika seorang
menceritakan bahwa dosen
pengajar salah satu matakuliah
tersebut
sangat
mudah
dipahami, maka ia sebelum
bertemu dan mengetahui dosen
tersebut ia akan mengecap
dosen tersebut seperti apa yang
diceritakan oleh temannya.
a. Dampak positif interaksi
antar mahasiswa.
Dampak
positifnya
mahasiswa
tersebut akan semakin
termotivasi
untuk
membuktikan
kepada
dosen bahwa dia akan
memberikan
prestasi
akademik yang terbaik
dan dapat mengalahkan
teman-temannya dalam
mata
kuliah
yang
diajarkan
dosen
pengajar bersangkutan.
Dalam hal tingkah laku,
mahasiswa
tersebut
akan semakin kritis
dengan apa yang di
ajarkan
dosen
bersangkutan.
Serta
memberikan rasa haus
akan pengetahuan dan
akan mencari sesuatu
hal
yang
invoatif
berdasarkan logika dan
imajinasinya. Dalam hal
ini
ada
2
sektor
hubungan timbal balik
yang
memberikan
pengembangan kepada
tingkah laku mahasiswa
tersebut; yang pertama
adalah hubungan timbal
balik
antara
dosen
pengajar dan mahasiswa
yang
memberikan
pengaruh
positif
terhadap tingkah laku
kepada
mahasiswa
tersebut serta hubungan
timbal
balik
antar
mahasiswa
yang
memberikan solusi dari
cara
pandang
mahasiswa
yang
sebelumnya
merasa
tertekan
menjadi
mahasiswa
yang
mempunyai
motivasi
semangat belajar yang
abnormal atau keluar
dari zona
nyaman
mereka.
b. Dampak
interaksi
mahasiswa
negatif
antar
Dampak
negatifnya
sangat
terfokus pada tingkah
laku mahasiswa itu
sendiri. Ketika teman
sekampus
mereka
mengajak mereka ke
suatu hal yang makin
menjerumuskan mereka
semakin jauh dengan
pendidikan
seperti
halnya mengajak ke
narkoba atau obatobatan terlarang, sex
bebas,dan
suatu
tindakan kriminal yang
dapat menghancurkan
masa depan mahasiswa
tersebut.
Dalam kondisi di atas
dosen pengajar akan merasa
gagal mendidik mahasiswa,
alasan ini adalah mengapa
kurikulum pendidikan jaman
dulu dan jaman sekarang
berbeda. Ketika jaman dulu
pendidik akan memberikan
kedisplinan yang luar biasa
ketat kepada pelajar dan
memberikan tekanan yang luar
biasa
yang
bermaksud
memaksa pelajar menjadi
disiplin. Namun kenyataanya,
pendidikan jaman dulu tersebut
tidak berlaku pada jaman
sekarang. Pada jaman sekarang
pendidik dipaksa tidak hanya
mengajar
namun
harus
mempunyai suatu hubungan
interaksi kepada pelajarnya
yang
bermaksud
untuk
memberikan suatu semangat
motivasi belajar yang tinggi.
Bukan hanya memaksa untuk
mengajarkan disiplin saja,
namun juga fokus pada bakat
pelajar tersebut. Dengan cara
itu, para pendidik dapat
berkomunikasi dengan
kepada para pelajarnya.
baik
mahasiswanya menjadi lebih
baik dari dirinya.
2. Kesiapan
dan
motivasi
mahasiswa itu sendiri.
Motivasi
didefinisikan
sebagai kondisi internal yang
membangkitkan
seseorang
untuk bertindak, mendorong
seseorang
menuju
tujuan
tertentu,
dan
membuat
seseorang tetap bertahan dalam
kegiatan tertentu. Motivasi
dapat
diartikan
sebagai
dorongan internal maupun
eksternal dalam diri seseorang,
melalui indikasi adanya hasrat
serta minat untuk melakukakan
kegiatan, adanya dorongan
serta
kebutuhan
untuk
melakukan kegiatan, adanya
harapan
dan
cita-cita,
penghargaan
maupun
penghormatan
atas
diri,
kondusifitas lingkungan, dan
adanya kegiatan yang menarik.
Dalam dunia pendidikan,
karakter
siswa
ataupun
mahasiswa
berbeda-beda.
Mulai dari yang individual,
maupun yang membutuhkan
teman ataupun sahabat. Pada
waktu siswa mulai berganti
tingkatan dari yang kecil ke
yang lebih besar, contohnya
dari SMA/MA/SMK masuk ke
perguruan tinggi. Yang semula
diatur oleh guru pada waktu
sekolah di SMA/MA/SMK,
dan sekarang mereka harus
bisa mengatur dirinya sendiri
(mandiri) pada waktu di
perguruan tinggi.
Di perguruan tinggi mereka
akan hidup mandiri dengan
bertanggung jawab atas dirinya
sendiri, dan juga faktor
lingkungan dan teman sangat
mempengaruhi
pemikiran
mereka. Dengan faktor tersebut
pemikiran
mereka
atau
mahasiswa terhadap dosen
berbeda-beda,
ada
yang
berfikiran negatif ataupun
positif. Dengan perubahan
yang awalnya diatur oleh guru
ataupun
sekolah
menjadi
bertanggung jawab atas dirinya
sendiri
ataupun
mandiri,
seharusnya mahasiswa bisa
mengerti sifat dosen.Karena
dosen
tidak
akan
menjerumuskan mahasiswanya
kedalam kegagalan justru
sebaliknya,
dosen
ingin
Jadi,
motivasi
sangat
berpengaruh
dalam
pembelajaran mahasiswa, jika
mahasiswa tidak termotivasi
dalam pembelajaran mata
kuliah maka ia enggan untuk
antusias dan tertarik dalam
pengajaran mata kuliah yang
diterangkan oleh dosen. Hal ini
menyebabkan mahasiswa tak
tertarik dan dan melakukan
penolakan kepada mata kuliah
dan dosen pengajar.
3. Keterkaitan dosen
semangat mahasiswa
terhadap
Di dalam sebuah perguruan
tinggi, banyak dosen yang
memiliki karakteristik yang
berbeda-beda.
Walaupun
berbeda-beda
dalam
karakteristik, dosen memiliki
tugas dan tanggung jawab yang
telah diamanatkan di tri
dharma
perguruan
tinggi
mencangkup: pendidikan dan
pengajaran, penelitian dan
kegiatan pengabdian kepada
masyarakat.
Demikian
pula
halnya
dengan kemampuan yang perlu
dimiliki dosen ditentukan
dengan tugas yang diemban,
yang
meliputi
tugas
melaksanakan pendidikan dan
pengajaran, penelitian dan
pengabdian pada masyarakat.
Berkenaan dengan kemampuan
yang perlu dimiliki dosen,
kemampuan
yang
harus
dimiliki
oleh
dosen
adalahKemampuan
professional
meliputi
penguasaan
materi
bahan
ajar,Kemampuan
sosial
meliputi kemampuan untuk
menyesuaikan diri kepada
tujuan kerja dan lingkungan
sekitar sewaktu menjalankan
tugas
sebagai
pengajar,
Kemampuan personal meliputi
penampilan sikap positif atas
situasi kerja sebagai pengajar
dan situasi pendidikan, dan
sebagai
motivator
untuk
semangat
belajar
para
mahasiswa.
4. Kondusifitas keadaan, ruangan
dan lingkungan saat mengajar.
Kondusifitas
keadaan
sangat
penting
dalam
pembelajaran mata kuliah. Jika
keadaan
suasana
saat
pembelajaran mata kuliah
berlangsung tidak ramai dan
kondusif, maka materi yang
disampaikan
dosen
akan
mudah diserap oleh mahasiswa
yang
memperhatikannya.
Keadaan tersebut sangatlah
bagus dalam pembelajaran,
mahasiswa
bias
fokus
memperhatikan dan dosen juga
dapat fokus mengajar tanpa
ada
mahasiswa
yang
celometan sehingga dapat
mengganggu
pembelajaran.
Dosen tidak marah-marah,
mahasiswa pun serius serta
termotivasi
untuk
memperhatikan pembelajaran
mata kuliah yang diterangkan
oleh dosen.
5. Iktikad baik dosen perfeksionis.
Sifat perfeksionis itu tidak
selalu buruk. Terdapat banyak
sisi
positif
atas
sifat
perfeksionis. Seperti melatih
mahasiswa
didiknya
agar
konsisten, melatih mahasiswa
untuk disiplin, bersungguhsungguh dalam melakukan
suatu pekerjaan, menghargai
waktu
dan
mengajari
mahasiswa didiknya apa yang
harus
diutamakan
dalam
mengerjakan suatu pekerjaan.
Untuk
melatih
mahasiswa
didiknya untuk siap terjun ke
lingkungan
kerja
dan
lingkungan sosial setelah ia
lulus.
Dosen
perfeksionis
pastinya juga memiliki niatan
yang baik bagi mahasiswanya
yang ia didik agar kedepannya
mahasiswa tersebut menjadi
lebih baik dari sebelumnya.
Seperti memahat sebuah patung
yang terbuat dari batu. Yang
pada saat pahatan tempaan
pertama sangat keras, susah,
dan terasa sakit (diartikan
seperti mahasiswa yang tidak
siap dan tidak suka terhadap
sifat perfeksionis akan merasa
terbebani atau tertekan). Seiring
waktu semakin lama dipahat
maka hasilnya akan menjadi
bagus,
begitupula
dengan
kepribadian dan pengembangan
karakter mahasiswa didiknya.
Kesimpulan
Dosen adalah salah satu komponen
yang esensial di perguruan tinggi
keberadaan dosen menjadi sangat penting
terkait dengan peran, tugas, tanggungjawab
untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Untuk menuju tujuan pendidikan
nasional tersebut diperlukan Dosen yang
Profesional, hal tersebut sesuai dengan UU
No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, dimana dosen dinyatakan sebagai
pendidik profesional dan ilmuwan dengan
tugas
utama
mentransformasikan,
mengembangkan, dan menyebarluaskan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.
Kualitas mengajar harus didukung
oleh dasar pengetahuan kuat, mood
mendukung, tahu apa yang diketahuinya
dan mempunyai kompetensi intelektualitas
yang bagus. Pengajar yang baik
mengembangkan kemampuan merasakan
kebutuhan emosional peserta didik,latar
belakang sosial, perkembangan kognitif,
serta ketertarikan meningkatkan motivasi
belajar peserta didik. Pengajar itu harus
menguasai betul materi kuliah, sanggup
mengemukakannya
secara
jelas,
mempersiapkannya
sunguh-sungguh,
bersedia
memberi
respons
kepada
pertanyaan dari mahasiswa.
Kinerja dosen dan motivasi belajar
mahasiswa mempunyai peranan yang
sangat penting dalam proses belajar
mengajar sehingga seseorang merasa
senang dan terpanggil untuk meningkatkan
mutu pembelajaran, karena faktor -faktor
tersebut
lebih
berpengaruh
untuk
mewujudkan aktifitas untuk mencapai
suatu tujuan terutama dalam meraih
prestasi belajar secara optimal. Kinerja
dosen dan motivasi belajar siswa yang
tinggi akansemakin menguatkan atau
meneguhkan seseorang atau individu untuk
melakukan atau berbuat dalam mencapai
apa yang diinginkan sehingga seseorang
mahasiswa dengan motivasi belajar yang
tinggi akan jauh lebih semangat untuk
selalu berusaha atau belajar sehingga
diperoleh hasil atau prestasi belajar yang
tinggi pula. Sebaliknya kinerja dosen yang
kurang profesional didalam proses belajar
mengajar
maka
akan
menurunkan
semangat belajar mahasiswa sehingga
tidak ada dorongan atau motivasi untuk
berusaha kearah pencapaian suatu hasil
yang baik.
Daftar Pustaka
Arikunto S. 2008. Dasar - dasar Evaluasi
Pendidikan.Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Atkinson. 2003. Pengantar Psikologi,
Edisi kedelapan, University of California,
`San
Diego,
Stanford
University.Jakarta
:
Penerbit
Erlangga.
Hamalik M. 2002. Psikologi Belajar dan
Mengajar. Cetakan Ketujuh, Bandung :
Sinar Baru
Hamzah B. Uno. 2008.
Profesi
Kependidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Handoko M. 2007. Motivasi Daya
Penggerak Tingkah Laku. Cetakan
Keempat,
Yogyakarta : Kanisius.
Hidayat T. 2004. Masalah Belajar dan
Bimbingan. Edisi III, Surakarta :
Depdikbud. RI
Mustakim.
2001.
Pendidikan.Surakarta :
Belajar.
PT.
Psikologi
Pustaka
Nabhani. 2007. Hubungan Antara Minat
Dan Motivasi Dengan Prestasi Belajar
Pada Mahasiswa. Bandung: Media
Salemba
Nasution, S. 2003. Berbagai Pendekatan
Dalam Proses Belajar Mengajar,
Cetakan VII. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Neoleka A, 2006. Pengantar Penelitian
Pendidikan. Jakarta : Takindo Utama.
Sardiman AM. 2008. Interaksi Dan
Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Raja
Grafindo Perkasa.
Setho
H. 2007. Hubungan Persepsi
Mahasiswa Tentang Sifat dan
Pengajaran
Dosen
Dengan
Motivasi Dan Prestasi Belajar
Pada Mahasiswa. Jakarta: Reka
Sosial
Siagian P. 2004.Teori Motivasi dan
Aplikasinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Lampiran