EVALUASI BIAYA KONSTRUKSI DAN KUAT TEKAN BETON

EVALUASI BIAYA KONSTRUKSI DAN KUAT TEKAN BETON
DENGAN MENGGUNAKAN BETON DAUR ULANG
PADA PROYEK SEDERHANA DI KOTA MEDAN
Ahmad Bima Nusa1),
Ratna Simatupang2)
Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan
Jl. HM. Joni No. 70C Medan
Telp : 061-7366804, Fax : 061-7366804
email: ahmadbimanusa@yahoo.com
Abstrak
Daur ulang beton adalah salah satu cara yang semakin popular digunakan dalam
memanfaatkan agregat tersisa ketika suatu struktur yang terbuat dari beton dihancurkan. Dahulu,
puing-puing atau limbah ini dibuang ke tempat sampah, tetapi karena adanya kesadaran untuk
menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi biaya konstruksi, limbah tersebut mulai
dimanfaatkan kembali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya konstruksi
menggunakan beton limbah dan membandingkan kuat tekan pada beton yang menggunakan
agregat batu pecah dan agregat daur ulang dengan pemadatan manual dan mekanis.
Hasil analisa biaya menunjukkan bahwa terjadi kenaikan biaya sebesar 32,17 % pada beton yang
menggunakan campuran beton limbah. Sebaliknya, pada uji kuat tekan beton dengan pemadatan
manual terjadi penurunan sebesar 22,219 % menggunakan agregat kasar batu pecah dan turun
34,795 % menggunakan agregat kasar daur ulang. Sedangkan uji kuat tekan beton menggunakan

agregat kasar daur ulang turun sebesar 38,881 % dengan pemadatan mekanis dan turun 53,171
% dengan pemadatan manual.
Dapat disimpulkan bahwa untuk penggunaan agregat kasar daur ulang sebagai alternatif
pengganti agregat kasar pada beton masih dapat dipergunakan untuk konstruksi bangunan
dengan mutu K-125.Dan untuk mengurangi biaya konstruksi perlu adanya tempat pengolahan
pembuangan beton limbah yang menggunakan teknologi.
Keywords: Beton Limbah, Kuat Tekan, Analisa Biaya,
Abstract
Concrete reclycling is becoming an increasingly popular wa to utilize aggregate left behind when
structures are demolished. In the past, this rubble was disposed of in landfill, but with more
attention being paid to environmental concerns, concrete recycling allows reuse of rubble while
also keeping conctruction costs down. This study aims to know the cost of construction using
concrete waste and comparethe compressive strength of concrete using crushed stone aggregate
sand recycle daggregate with manual and mechanic alcompaction.
The results ofthe cost analysis shows that there is an increase of 32,17% on the cost of concrete
using waste concrete mix. In contrast, thecompressive strengthtestingof concrete by manual
compaction decline of 22,219% using coarseaggregateof crushed stoneanddropped34,795%
usingrecycledcoarseaggregate.
While
testingthe

strength
of
concreteusingrecycled
coarseaggregatesfell by38,881% withmechanicalcompactionand53.171% withmanualcompaction.
On the conclusionit shows thatforthe use ofrecycled coarseaggregatesas an alternative
tocoarseaggregatein concretecan still beusedforthe construction of buildingswiththe quality ofK125.
Andtoreducethe
cost
ofconstructionis
necessary
toplaceconcretedisposalof
wastetreatmenttechnology.

Keywords:Concrete Waste, Compressive Strength, CostAnalysis

1. PENDAHULUAN
Berdasarkan

pengamatan


yang

memperlambat

waktu

penyelesaian

dilakukan dalam beberapa penelitian,

proyek. Oleh karenanya pihak industri

kontribusi industri konstruksi terhadap

konstruksi tidak berusaha mengurangi

timbunan sampah di daerah perkotaan

limbah yang mereka hasilkan walaupun


cenderung

kemungkinan untuk menghemat biaya

meningkat.Diperkirakan

bahwa 15% – 30% limbah padat yang

yang sangat signifikan.

dibuang ke landfill merupakan limbah
konstruksi (Bossink & Brouwer 1996:

2. TINJAUAN PUSTAKA

vol 122).Penghancuran sebuah bangunan

Beton adalah suatu campuran

infrastruktur sangat beragam, mulai dari


yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah

campuran beton hingga kayu furnitur dan

atau agregat lain yang dicampur jadi satu

logam sisa tulangan.Penanganan limbah

dengan suatu pasta yang terbuat dari

puing bangunan juga beragam sesuai

semen dan air membentuk suatu massa

dengan material tersebut.

mirip batuan. Terkadang satu atau lebih

Penggunaan


puing-puing

beton

bahan

aditif

ditambahkan

untuk

limbah bongkaran bangunan sebagai

menghasilkan beton dengan karakteristik

agregat kasar biasa dikenal dengan

tertentu, seperti kemudahan pengerjaan


recycled concrete aggregate diharapkan

(workability),

dapat

pengerasan. Agregat mempunyai peran

dijadikan

bahan

pilihan

lain

durabilitas

dan


waktu

agregat penyusun beton sehingga beton

sebagai

yang dihasilkan memiliki kekuatan yang

mempunyai kekuatan dan rigiditas yang

sama dengan beton konvensional (beton

lebih rendah berperan sebagai pengikat

normal) yang menggunakan agregat

dan air (mixer) sebagai media pencampur

alami.


untuk

Pada aspek manajemen konstruksi
sampai level tertentu material yang
terbuang

menjadi

limbah

penguat,

semen

menghomogenkan

(matriks)

komposisi


penyusun dan kontak luas permukaan.
Dalam bidang bangunan yang

telah

dimaksud dengan beton adalah campuran

diperhitungkan dalam anggaran biaya.

dari agregat halus dan kasar dengan

Upaya mencegah terbuangnya material

semen yang dipersatukan oleh air dalam

sampai pada level yang lebih rendah,

perbandingan tertentu.Beton juga dapat


akan menjadi tambahan biaya maupun

didefinisikan sebagai bahan bangunan

dan konstruksi yang sifat-sifatnya dapat

dibuat (Mulyono, 2003:5). Analisa harga

ditentukan

satuan

terlebih

mengadakan

dahulu

dengan

perencanaan

dan

pekerjaan

adalah

suatu

caraperhitungan harga satuan pekerjaan

pengawasan yang teliti terhadap bahan-

konstruksi

bahan yang dipilih.

perkalian kebutuhan bahan bangunan,

Secara

umum

kelebihan

yang

dijabarkan

dalam

dan

upah kerja dan peralatan dengan harga

kekurangan beton adalah sebagai berikut:

bahan bangunan, standar pengupahan

1. Kelebihan Beton

pekerja dan harga sewa / beli peralatan

 Dapat dengan mudah dibentuk
sesuai

dengan

kebutuhan

untuk

menyelesaikan

per

satuan

pekerjaan konstruksi.

konstruksi
 Mampu memikul beban yang berat

2.1. Bahan Campuran Beton
Beton tersusun dari 3(tiga) bahan

 Tahan terhadap temperatur yang

penyusun utama yaitu semen, agregat

tinggi
 Biaya pemeliharaan yang sangat

dan air. Jika diperlukan, bahan tambah
(admixture) dapat ditambahkan untuk

kecil

mengubah sifat-sifat tertentu dari beton

2. Kekurangan beton
 Bentuk yang telah dibuat sulit

yang bersangkutan.
Pada

diubah
 Pelaksanaan
membutuhkan

pekerjaan
ketelitian

yang

tinggi

umumnya,

beton

mengandung rongga udara sekitar 1% 2%, pasta semen (semen dan air) sekitar
25% - 40% dan agregat (agregat halus
dan agregat kasar) sekitar 60% -

 Berat

75%.Untuk mendapatkan kekuatan yang

 Daya pantul suara yang tinggi
Sebagian besar bahan pembuat
beton adalah bahan lokal (kecuali semen
portland atau bahan tambah kimia),
sehingga sangat menguntungkan secara
ekonomi. Namun, pembuatan beton akan
menjadi mahal jika perencanaan tidak
memahami

karakteristik

penyusunan

beton

bahan-bahan
yang

harus

disesuaikan dengan struktur yang akan

baik,

sifat

dan

karakterikstik

dari

masing-masing bahan penyusun tersebut
perlu dipelajari (Mulyono, 2003:19).
2.2. Agregat
Kandungan
campuran

beton

tinggi.berdasarkan
komposisi

agregat

agregat

dalam

biasanya

sangat

pengalaman,
tersebut

berkisar

antara 60%-70% dari berat campuran
beton. Agregat yang digunakan dalam

campuran beton biasanya berukuran

Analisa harga satuan pekerjaan

lebih kecil dari 40 mm. (Muliyono,

ini dipengaruhi oleh angka koefisien

2003:65).

yang

2.3. Semen

bahan/material, nilai satuan alat dan nilai

Semen

merupakan

menunjukkan

nilai

satuan

bahan

satuan upah tenaga kerja ataupun satuan

campuran yang secara kimiawi aktif

pekerjaan yang dapat digunakan sebagai

setelah tercampur dengan air.Agregat

acuan/panduan untuk merencanakan atau

tidak memiliki peranan yang penting

mengendalikan biaya suatu pekerjaan.

dalam reaksi kimia tersebut, tetapi
berfungsi bahan pengisi mineral yang

3. METODE PENELITIAN

dapat mencegah perubahan-perubahan

Penelitian ini dilakukan untuk

volume beton setelah pengadukan selesai

mengetahui

dan memperbaiki keawetan beton yang

dipergunakan

dihasilkan.Pada

beton

konstruksi yang sederhana dan juga

mengandung rongga udara sekitar 1% -

kekuatan beton yang dihasilkan dengan

2%, pasta semen (semen dan air) sekitar

menggunakan agregat kasar dari hasil

25% - 40% dan agregat (agregat halus

daur ulang (agregat kasar dari beton yang

dan agregat kasar) sekitar 60% - 75%.

dihancurkan) sebagai materialnya serta

(Mulyono, 2003 :19).

membandingkannya dengan kuat tekan

2.4. Air

beton normal pada umur 28 hari.Adapun

umumnya,

besaran

biaya

untuk

yang

membangun

Air diperlukan pada pembuatan

analisa biaya yang digunakan adalah

beton untuk memicu proses kimiawi

analisa SNI yang lazim dipergunakan

semen,

oleh

membasahi

memberikan
pekerjaan

agregat

kemudahan
beton.

Air

yang

dan
dalam
dapat

Konsultan

maupun

Kontraktor

dalam menghitung biaya.
Disamping itu, penelitian ini juga

diminum umumnya dapat digunakan

menghitung

sebagai campuran beton. Air yang

menggunakan agregat kasar daur ulang

mengandung

yang

dari sisa Guli A beton bangunan di

garam,

sekitar Kota Medan.Pengambilan agregat

minyak, gula atau bahan kimia lainnya,

sisa Guli A beton ini dilakukan tanpa

bila dipakai dalam campuran beton akan

melihat kekuatan awal dari beton benda

menurunkan

bahkan

uji.Komposisi yang digunakan dalam

dapat mengubah sifat-sifat beton yang

penelitian ini adalah 100% menggunakan

dihasilkan. (Mulyono, 2003:51)

material agregat kasar dari hasil daur

berbahaya,

senyawa-senyawa
yang

tercemar

kualitas

beton,

kekuatan

beton

dengan

ulang.Untuk agregat halus digunakan

dan air (mixer) sebagai media pencampur

agregat alam yaitu pasir alami dan semen

untuk

seperti pada pembuatan beton pada

penyusun dan kontak luas permukaan.

umumnya.

menghomogenkan

komposisi

Dalam bidang bangunan yang

Adapun jumlah benda uji pada

dimaksud dengan beton adalah campuran

penelitian ini adalah 24 buah benda uji

dari agregat halus dan kasar dengan

seperti yang diperlihatkan pada tabel 1

semen yang dipersatukan oleh air dalam

sebagai berikut:

perbandingan tertentu.Beton juga dapat
didefinisikan sebagai bahan bangunan

Tabel 1. Jumlah Sampel Benda Uji
Kode
Benda
Uji
A

d

Tinggi

Jenis

(mm)

(mm)

Agregat

150

300

X

ditentukan

Umur
28

Jumlah

hari
6 buah

150

300

X

6 buah

A

150

300

Y

6 buah
12 buah

B

150

300

Y

terlebih

mengadakan

dahulu

dengan

perencanaan

dan

pengawasan yang teliti terhadap bahan12 buah

B

dan konstruksi yang sifat-sifatnya dapat

bahan yang dipilih.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

6 buah

Untuk mengerjakan 1m3 beton

Jumlah

24 buah

normal K-175 adalah Rp. 717,597.14,sedangkan

untuk 1 m3 beton limbah

jauh lebih mahal yaitu Rp.1,057,971.00
Beton adalah suatu campuran
yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah
atau agregat-agregat lain yang dicampur
jadi satu dengan suatu pasta yang terbuat
dari semen dan air membentuk suatu
massa mirip batuan. Terkadang satu atau

(selisih

tertentu, seperti kemudahan pengerjaan
(workability),

durabilitas

dan

waktu

pengerasan.Agregat mempunyai peran
sebagai

penguat,

semen

(matriks)

mempunyai kekuatan dan rigiditas yang
lebih rendah berperan sebagai pengikat

terjadi

penambahan biaya sebesar 32,17 %. Hal
ini disebabkan akibat besarnya biaya
untuk

mengerjakan

beton

menjadi

ageregat dan ditambah dengan ongkos
angkut materialnya.

lebih bahan aditif ditambahkan untuk
menghasilkan beton dengan karakteristik

Rp.340,373,-)artinya

Sedangkan dalam pengujian kuat
tekan

silinder

beton

masing-masing

variasi pada saat beton mencapai umur
28 hari dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2.Hasil Pengujian Kuat Tekan
Rata-rata Silinder Beton

Dari hasil analisa perhitungan
terlihat pada Gambar 1

Kode

N

Bend

o

a Uji

1

XA

2

XB

3
4

YA
YB

Berat
Bend
a Uji

menjelaskan

bahwa kuat tekan beton rata-rata untuk

Beban
Maks
(kN)

f’i

beton yang dipadatkan secara mekanis

(MPa)

adalah 25,542 Mpa, sedangkan untuk
beton yang dipadatkan dengan cara

(kg)
12,62
12,76

373,570
456,36

21,214
25,54

11,88
11,96

7
243,760
328,588

2
13,893
18,690

manual adalah 21,214 Mpa .
25
20
17.522

19.165 19.810

XA = pemadatan manual menggunakan
agregat batu Guli A

12.466
10

17.965

15.990

15

Dimana :

21.688

13.971 14.383

15.564 14.823
12.153

5

XB = pemadatan mekanis menggunakan
0

agregat batu Guli A
YA = pemadatan manual menggunakan
agregat kasar daur ulang
YB = pemadatan mekanis menggunakan
agregat kasar daur ulang

35
30
24.616
25
23.128
20
15

1

2

3

4

5

6

Gambar 2. Perbandingan Kuat Tekan
Beton Dengan Agregat Daur Ulang

Sedangkan pada Gambar 2 kuat

28.864
24.124 25.006

26.663

23.977

tekan beton rata-rata untuk beton daur
ulang yang dipadatkan dengan cara

20.204

21.637 21.237 21.192

19.887

mekanis adalah 18,69 Mpa dan kuat
tekan beton rata-rata yang dipadatkan

10

dengan manual adalah 13,89 Mpa.

5
0
1

2

3

4

5

6

Gambar 1. Perbandingan Kuat Tekan
Beton Dengan Agregat Batu Guli A

beton yang dipadatkan secara manual

35
30
24.616
25

28.864
24.124 25.006

20
15
17.522

19.165 19.810

26.663

23.977

5. KESIMPULAN

21.688
17.965

15.990

10

juga terjadi penurunan sebesar 34,509 %.

Dari hasil penelitian untuk kuat

Beton dengan
agregat batu pecah

5

tekan beton dengan agregat kasar daur
ulang dapat diambil kesimpulan sebagai

0
1

2

3

4

5

6

berikut :
1. Beton

yang

dipadatkan

secara

Gambar 3. Perbandingan Kuat Tekan

mekanis terbukti lebih memiliki kuat

Beton Dengan Pemadatan Mekanis

tekan yang lebih baik dibandingkan
dengan

yang

dipadatkan

secara

manual.
2. Penggunaan agregat kasar daur ulang

25
23.128
20

20.204

21.637 21.237 21.192

15
12.466
10

13.971 14.383

sebagai alternatif pengganti agregat
19.887

kasar pada beton sangat berpengaruh
terhadap

15.564 14.823
12.153

terbukti

kekuatan
dengan

mutu

penurunan

beton,
mutu

beton yang dihasilkan.

5

3. Penurunan kuat tekan

pada beton

yang menggunakan agregat kasar batu

0
1

2

3

4

5

6

pecah dengan pemadatan manual
sebesar 22,219 %, penurunan kuat

Gambar 4. Perbandingan Kuat Tekan

tekan pada beton yang menggunakan

Beton Dengan Pemadatan Manual

agregat kasar daur ulang dengan
pemadatan manual sebesar 34,795 %.

Perbandingan kuat tekan beton

4. Penurunan kuat tekan pada beton yang

rata-rata untuk beton normal dan beton

menggunakan

agregat

kasar

daur

daur ulang dengan cara mekanis dapat

ulang dengan pemadatan mekanis

dilihat pada Gambar 3 dimana terjadi

sebesar 38,881%, penurunan kuat

penurunan kuat tekan sebesar 26,825 %.

tekan pada beton yang menggunakan

Sedangkan pada Gambar 4 kuat tekan

agregat kasar daur ulang dengan
pemadatan manual sebesar 53,171 %.

5. Dari analisa biaya, untuk pembuatan
1m3 beton dengan campuran daur

Departemen Pekerjaan Umum., Tata
Cara Pembuatan Beton Normal, SK
SNI T-15-1990-03

ulang jauh lebih mahal dibandingkan
dengan beton konvensional biasa.
6. Penggunaan limbah tersebut masih
layak dipergunakan untuk konstruksi
bangunan sederhana dengan mutu
beton K-125.
7. Untuk

penelitian

pada beton dapat diteliti dengan
mengurangi faktor air semen pada
campuran beton.
8. Penggunaan agregat kasar daur ulang
pada beton dapat diteliti dengan
bahan

Departemen
Pekerjaan
Umum.,
Pembuatan dan Pengujian Contoh
Uji Beton; SK SNI M-14-1989-F

selanjutnya,

penggunaan agregat kasar daur ulang

penggunaan

Departemen Pekerjaan Umum., Tata
Cara Perencanaan Struktur Beton
Untuk Bangunan Gedung, SK SNI
03-2847-2002

tambah

untuk

meningkatkan kuat tekan pada beton.
9. Perlunya sarana tempat pembuangan
limbah beton yang mampu merubah
beton jadi menjadi ageregat sehingga
perlu kajian lebih lanjut dari aspek
nilai ekonomisnya.
6. DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Aswani Irma.2009, Pengaruh
Penggunaan Recycled Concrete
Aggregate Terhadap Kuat Tekan
Karakteristik
Beton,Jurnal
Dinamika TEKNIK SIPIL
B.A.G.
Bossink
and
H.J.H.
Browers.Construction
waste:
quanrufication
and
source
evaluation. Journal of Construction
Engineering and Management, vol.
122. 1996

Departemen Pekerjaan Umum., Metode
Pembuatan dan Perawatan Benda
Uji Beton di Laboratorium, SK SNI
M-62-1990-03
Diana Eichweld.. ”Construction Waste :
Environmental Issue“. The 20 th
IRMI
Construction
Risk
Converece 2000
Ervianto Wulfram.2009,Manajemen
Proyek Konstruksi, Andi
Yogyakarta.
E.R Skoiles. : Waste Prepention On
Site”. Gread Britain : Butler &
Tanner Ltd.1987:18
Hardjasaputra,
Harianto
&
Ciputera,Andri.2007.Penggunaan
Limbah Beton Sebagai Agregat
Kasar Pada Campuran Beton Baru.
Seminar Nasional “Sustainability
dalam Bidang Material, Rekayasa
dan Konstruksi Beton.Bandung
Hal Johnston, William R. Mincks.”Wate
Management
for
Construction
Manager”, part of the American
Association of Cost engineering,
morgantown, 1992
Laboratorium
Teknologi
Bahan
Konstruksi.(2012), Diktat Praktikum
Beton Teknik Sipil, Sekolah Tinggi
Teknik Harapan Medan

Mulyono,T. 2004.Teknologi Beton, Andi
Yogyakarta
RICS. 2007.British Journal:Housing
Construction Waste.England
Soegiarso,
Roesdiman
dan
Gondokusumo,
Onnyxiforus.2007.Global Trend in
Sustainable
Construstion.Seminar
Nasional “Sustainability dalam
Bidang Material, Rekayasa dan
Konstruksi Beton.Bandung

Sugiri,
Saptahari.2002.
Teknologi
Beton:Bahan-bahan
Campuran
Beton Pengecoran dan Perawatan
Beton Sifat-sifat Mekanik dan Fisik
Beton. Program Studi Teknik
Sipil.Institut Teknologi Bandung.
Teresa Janine Paul.1997.Sustainibility in
Practice:Reducing
Construction
Waste ini the Ontario Residential
Construction Industry.Ontario
Tchobanoglous, G,…,Theisen, H ., and
Eliassen, R (1977) solit waste :
Engineering
Principles
and
Management IssuesMcGraw- Hill
book Co.’ New York, N.Y