EVALUASI BIAYA KONSTRUKSI DAN KUAT TEKAN BETON
EVALUASI BIAYA KONSTRUKSI DAN KUAT TEKAN BETON
DENGAN MENGGUNAKAN BETON DAUR ULANG
PADA PROYEK SEDERHANA DI KOTA MEDAN
Ahmad Bima Nusa1),
Ratna Simatupang2)
Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan
Jl. HM. Joni No. 70C Medan
Telp : 061-7366804, Fax : 061-7366804
email: ahmadbimanusa@yahoo.com
Abstrak
Daur ulang beton adalah salah satu cara yang semakin popular digunakan dalam
memanfaatkan agregat tersisa ketika suatu struktur yang terbuat dari beton dihancurkan. Dahulu,
puing-puing atau limbah ini dibuang ke tempat sampah, tetapi karena adanya kesadaran untuk
menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi biaya konstruksi, limbah tersebut mulai
dimanfaatkan kembali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya konstruksi
menggunakan beton limbah dan membandingkan kuat tekan pada beton yang menggunakan
agregat batu pecah dan agregat daur ulang dengan pemadatan manual dan mekanis.
Hasil analisa biaya menunjukkan bahwa terjadi kenaikan biaya sebesar 32,17 % pada beton yang
menggunakan campuran beton limbah. Sebaliknya, pada uji kuat tekan beton dengan pemadatan
manual terjadi penurunan sebesar 22,219 % menggunakan agregat kasar batu pecah dan turun
34,795 % menggunakan agregat kasar daur ulang. Sedangkan uji kuat tekan beton menggunakan
agregat kasar daur ulang turun sebesar 38,881 % dengan pemadatan mekanis dan turun 53,171
% dengan pemadatan manual.
Dapat disimpulkan bahwa untuk penggunaan agregat kasar daur ulang sebagai alternatif
pengganti agregat kasar pada beton masih dapat dipergunakan untuk konstruksi bangunan
dengan mutu K-125.Dan untuk mengurangi biaya konstruksi perlu adanya tempat pengolahan
pembuangan beton limbah yang menggunakan teknologi.
Keywords: Beton Limbah, Kuat Tekan, Analisa Biaya,
Abstract
Concrete reclycling is becoming an increasingly popular wa to utilize aggregate left behind when
structures are demolished. In the past, this rubble was disposed of in landfill, but with more
attention being paid to environmental concerns, concrete recycling allows reuse of rubble while
also keeping conctruction costs down. This study aims to know the cost of construction using
concrete waste and comparethe compressive strength of concrete using crushed stone aggregate
sand recycle daggregate with manual and mechanic alcompaction.
The results ofthe cost analysis shows that there is an increase of 32,17% on the cost of concrete
using waste concrete mix. In contrast, thecompressive strengthtestingof concrete by manual
compaction decline of 22,219% using coarseaggregateof crushed stoneanddropped34,795%
usingrecycledcoarseaggregate.
While
testingthe
strength
of
concreteusingrecycled
coarseaggregatesfell by38,881% withmechanicalcompactionand53.171% withmanualcompaction.
On the conclusionit shows thatforthe use ofrecycled coarseaggregatesas an alternative
tocoarseaggregatein concretecan still beusedforthe construction of buildingswiththe quality ofK125.
Andtoreducethe
cost
ofconstructionis
necessary
toplaceconcretedisposalof
wastetreatmenttechnology.
Keywords:Concrete Waste, Compressive Strength, CostAnalysis
1. PENDAHULUAN
Berdasarkan
pengamatan
yang
memperlambat
waktu
penyelesaian
dilakukan dalam beberapa penelitian,
proyek. Oleh karenanya pihak industri
kontribusi industri konstruksi terhadap
konstruksi tidak berusaha mengurangi
timbunan sampah di daerah perkotaan
limbah yang mereka hasilkan walaupun
cenderung
kemungkinan untuk menghemat biaya
meningkat.Diperkirakan
bahwa 15% – 30% limbah padat yang
yang sangat signifikan.
dibuang ke landfill merupakan limbah
konstruksi (Bossink & Brouwer 1996:
2. TINJAUAN PUSTAKA
vol 122).Penghancuran sebuah bangunan
Beton adalah suatu campuran
infrastruktur sangat beragam, mulai dari
yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah
campuran beton hingga kayu furnitur dan
atau agregat lain yang dicampur jadi satu
logam sisa tulangan.Penanganan limbah
dengan suatu pasta yang terbuat dari
puing bangunan juga beragam sesuai
semen dan air membentuk suatu massa
dengan material tersebut.
mirip batuan. Terkadang satu atau lebih
Penggunaan
puing-puing
beton
bahan
aditif
ditambahkan
untuk
limbah bongkaran bangunan sebagai
menghasilkan beton dengan karakteristik
agregat kasar biasa dikenal dengan
tertentu, seperti kemudahan pengerjaan
recycled concrete aggregate diharapkan
(workability),
dapat
pengerasan. Agregat mempunyai peran
dijadikan
bahan
pilihan
lain
durabilitas
dan
waktu
agregat penyusun beton sehingga beton
sebagai
yang dihasilkan memiliki kekuatan yang
mempunyai kekuatan dan rigiditas yang
sama dengan beton konvensional (beton
lebih rendah berperan sebagai pengikat
normal) yang menggunakan agregat
dan air (mixer) sebagai media pencampur
alami.
untuk
Pada aspek manajemen konstruksi
sampai level tertentu material yang
terbuang
menjadi
limbah
penguat,
semen
menghomogenkan
(matriks)
komposisi
penyusun dan kontak luas permukaan.
Dalam bidang bangunan yang
telah
dimaksud dengan beton adalah campuran
diperhitungkan dalam anggaran biaya.
dari agregat halus dan kasar dengan
Upaya mencegah terbuangnya material
semen yang dipersatukan oleh air dalam
sampai pada level yang lebih rendah,
perbandingan tertentu.Beton juga dapat
akan menjadi tambahan biaya maupun
didefinisikan sebagai bahan bangunan
dan konstruksi yang sifat-sifatnya dapat
dibuat (Mulyono, 2003:5). Analisa harga
ditentukan
satuan
terlebih
mengadakan
dahulu
dengan
perencanaan
dan
pekerjaan
adalah
suatu
caraperhitungan harga satuan pekerjaan
pengawasan yang teliti terhadap bahan-
konstruksi
bahan yang dipilih.
perkalian kebutuhan bahan bangunan,
Secara
umum
kelebihan
yang
dijabarkan
dalam
dan
upah kerja dan peralatan dengan harga
kekurangan beton adalah sebagai berikut:
bahan bangunan, standar pengupahan
1. Kelebihan Beton
pekerja dan harga sewa / beli peralatan
Dapat dengan mudah dibentuk
sesuai
dengan
kebutuhan
untuk
menyelesaikan
per
satuan
pekerjaan konstruksi.
konstruksi
Mampu memikul beban yang berat
2.1. Bahan Campuran Beton
Beton tersusun dari 3(tiga) bahan
Tahan terhadap temperatur yang
penyusun utama yaitu semen, agregat
tinggi
Biaya pemeliharaan yang sangat
dan air. Jika diperlukan, bahan tambah
(admixture) dapat ditambahkan untuk
kecil
mengubah sifat-sifat tertentu dari beton
2. Kekurangan beton
Bentuk yang telah dibuat sulit
yang bersangkutan.
Pada
diubah
Pelaksanaan
membutuhkan
pekerjaan
ketelitian
yang
tinggi
umumnya,
beton
mengandung rongga udara sekitar 1% 2%, pasta semen (semen dan air) sekitar
25% - 40% dan agregat (agregat halus
dan agregat kasar) sekitar 60% -
Berat
75%.Untuk mendapatkan kekuatan yang
Daya pantul suara yang tinggi
Sebagian besar bahan pembuat
beton adalah bahan lokal (kecuali semen
portland atau bahan tambah kimia),
sehingga sangat menguntungkan secara
ekonomi. Namun, pembuatan beton akan
menjadi mahal jika perencanaan tidak
memahami
karakteristik
penyusunan
beton
bahan-bahan
yang
harus
disesuaikan dengan struktur yang akan
baik,
sifat
dan
karakterikstik
dari
masing-masing bahan penyusun tersebut
perlu dipelajari (Mulyono, 2003:19).
2.2. Agregat
Kandungan
campuran
beton
tinggi.berdasarkan
komposisi
agregat
agregat
dalam
biasanya
sangat
pengalaman,
tersebut
berkisar
antara 60%-70% dari berat campuran
beton. Agregat yang digunakan dalam
campuran beton biasanya berukuran
Analisa harga satuan pekerjaan
lebih kecil dari 40 mm. (Muliyono,
ini dipengaruhi oleh angka koefisien
2003:65).
yang
2.3. Semen
bahan/material, nilai satuan alat dan nilai
Semen
merupakan
menunjukkan
nilai
satuan
bahan
satuan upah tenaga kerja ataupun satuan
campuran yang secara kimiawi aktif
pekerjaan yang dapat digunakan sebagai
setelah tercampur dengan air.Agregat
acuan/panduan untuk merencanakan atau
tidak memiliki peranan yang penting
mengendalikan biaya suatu pekerjaan.
dalam reaksi kimia tersebut, tetapi
berfungsi bahan pengisi mineral yang
3. METODE PENELITIAN
dapat mencegah perubahan-perubahan
Penelitian ini dilakukan untuk
volume beton setelah pengadukan selesai
mengetahui
dan memperbaiki keawetan beton yang
dipergunakan
dihasilkan.Pada
beton
konstruksi yang sederhana dan juga
mengandung rongga udara sekitar 1% -
kekuatan beton yang dihasilkan dengan
2%, pasta semen (semen dan air) sekitar
menggunakan agregat kasar dari hasil
25% - 40% dan agregat (agregat halus
daur ulang (agregat kasar dari beton yang
dan agregat kasar) sekitar 60% - 75%.
dihancurkan) sebagai materialnya serta
(Mulyono, 2003 :19).
membandingkannya dengan kuat tekan
2.4. Air
beton normal pada umur 28 hari.Adapun
umumnya,
besaran
biaya
untuk
yang
membangun
Air diperlukan pada pembuatan
analisa biaya yang digunakan adalah
beton untuk memicu proses kimiawi
analisa SNI yang lazim dipergunakan
semen,
oleh
membasahi
memberikan
pekerjaan
agregat
kemudahan
beton.
Air
yang
dan
dalam
dapat
Konsultan
maupun
Kontraktor
dalam menghitung biaya.
Disamping itu, penelitian ini juga
diminum umumnya dapat digunakan
menghitung
sebagai campuran beton. Air yang
menggunakan agregat kasar daur ulang
mengandung
yang
dari sisa Guli A beton bangunan di
garam,
sekitar Kota Medan.Pengambilan agregat
minyak, gula atau bahan kimia lainnya,
sisa Guli A beton ini dilakukan tanpa
bila dipakai dalam campuran beton akan
melihat kekuatan awal dari beton benda
menurunkan
bahkan
uji.Komposisi yang digunakan dalam
dapat mengubah sifat-sifat beton yang
penelitian ini adalah 100% menggunakan
dihasilkan. (Mulyono, 2003:51)
material agregat kasar dari hasil daur
berbahaya,
senyawa-senyawa
yang
tercemar
kualitas
beton,
kekuatan
beton
dengan
ulang.Untuk agregat halus digunakan
dan air (mixer) sebagai media pencampur
agregat alam yaitu pasir alami dan semen
untuk
seperti pada pembuatan beton pada
penyusun dan kontak luas permukaan.
umumnya.
menghomogenkan
komposisi
Dalam bidang bangunan yang
Adapun jumlah benda uji pada
dimaksud dengan beton adalah campuran
penelitian ini adalah 24 buah benda uji
dari agregat halus dan kasar dengan
seperti yang diperlihatkan pada tabel 1
semen yang dipersatukan oleh air dalam
sebagai berikut:
perbandingan tertentu.Beton juga dapat
didefinisikan sebagai bahan bangunan
Tabel 1. Jumlah Sampel Benda Uji
Kode
Benda
Uji
A
d
Tinggi
Jenis
(mm)
(mm)
Agregat
150
300
X
ditentukan
Umur
28
Jumlah
hari
6 buah
150
300
X
6 buah
A
150
300
Y
6 buah
12 buah
B
150
300
Y
terlebih
mengadakan
dahulu
dengan
perencanaan
dan
pengawasan yang teliti terhadap bahan12 buah
B
dan konstruksi yang sifat-sifatnya dapat
bahan yang dipilih.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
6 buah
Untuk mengerjakan 1m3 beton
Jumlah
24 buah
normal K-175 adalah Rp. 717,597.14,sedangkan
untuk 1 m3 beton limbah
jauh lebih mahal yaitu Rp.1,057,971.00
Beton adalah suatu campuran
yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah
atau agregat-agregat lain yang dicampur
jadi satu dengan suatu pasta yang terbuat
dari semen dan air membentuk suatu
massa mirip batuan. Terkadang satu atau
(selisih
tertentu, seperti kemudahan pengerjaan
(workability),
durabilitas
dan
waktu
pengerasan.Agregat mempunyai peran
sebagai
penguat,
semen
(matriks)
mempunyai kekuatan dan rigiditas yang
lebih rendah berperan sebagai pengikat
terjadi
penambahan biaya sebesar 32,17 %. Hal
ini disebabkan akibat besarnya biaya
untuk
mengerjakan
beton
menjadi
ageregat dan ditambah dengan ongkos
angkut materialnya.
lebih bahan aditif ditambahkan untuk
menghasilkan beton dengan karakteristik
Rp.340,373,-)artinya
Sedangkan dalam pengujian kuat
tekan
silinder
beton
masing-masing
variasi pada saat beton mencapai umur
28 hari dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2.Hasil Pengujian Kuat Tekan
Rata-rata Silinder Beton
Dari hasil analisa perhitungan
terlihat pada Gambar 1
Kode
N
Bend
o
a Uji
1
XA
2
XB
3
4
YA
YB
Berat
Bend
a Uji
menjelaskan
bahwa kuat tekan beton rata-rata untuk
Beban
Maks
(kN)
f’i
beton yang dipadatkan secara mekanis
(MPa)
adalah 25,542 Mpa, sedangkan untuk
beton yang dipadatkan dengan cara
(kg)
12,62
12,76
373,570
456,36
21,214
25,54
11,88
11,96
7
243,760
328,588
2
13,893
18,690
manual adalah 21,214 Mpa .
25
20
17.522
19.165 19.810
XA = pemadatan manual menggunakan
agregat batu Guli A
12.466
10
17.965
15.990
15
Dimana :
21.688
13.971 14.383
15.564 14.823
12.153
5
XB = pemadatan mekanis menggunakan
0
agregat batu Guli A
YA = pemadatan manual menggunakan
agregat kasar daur ulang
YB = pemadatan mekanis menggunakan
agregat kasar daur ulang
35
30
24.616
25
23.128
20
15
1
2
3
4
5
6
Gambar 2. Perbandingan Kuat Tekan
Beton Dengan Agregat Daur Ulang
Sedangkan pada Gambar 2 kuat
28.864
24.124 25.006
26.663
23.977
tekan beton rata-rata untuk beton daur
ulang yang dipadatkan dengan cara
20.204
21.637 21.237 21.192
19.887
mekanis adalah 18,69 Mpa dan kuat
tekan beton rata-rata yang dipadatkan
10
dengan manual adalah 13,89 Mpa.
5
0
1
2
3
4
5
6
Gambar 1. Perbandingan Kuat Tekan
Beton Dengan Agregat Batu Guli A
beton yang dipadatkan secara manual
35
30
24.616
25
28.864
24.124 25.006
20
15
17.522
19.165 19.810
26.663
23.977
5. KESIMPULAN
21.688
17.965
15.990
10
juga terjadi penurunan sebesar 34,509 %.
Dari hasil penelitian untuk kuat
Beton dengan
agregat batu pecah
5
tekan beton dengan agregat kasar daur
ulang dapat diambil kesimpulan sebagai
0
1
2
3
4
5
6
berikut :
1. Beton
yang
dipadatkan
secara
Gambar 3. Perbandingan Kuat Tekan
mekanis terbukti lebih memiliki kuat
Beton Dengan Pemadatan Mekanis
tekan yang lebih baik dibandingkan
dengan
yang
dipadatkan
secara
manual.
2. Penggunaan agregat kasar daur ulang
25
23.128
20
20.204
21.637 21.237 21.192
15
12.466
10
13.971 14.383
sebagai alternatif pengganti agregat
19.887
kasar pada beton sangat berpengaruh
terhadap
15.564 14.823
12.153
terbukti
kekuatan
dengan
mutu
penurunan
beton,
mutu
beton yang dihasilkan.
5
3. Penurunan kuat tekan
pada beton
yang menggunakan agregat kasar batu
0
1
2
3
4
5
6
pecah dengan pemadatan manual
sebesar 22,219 %, penurunan kuat
Gambar 4. Perbandingan Kuat Tekan
tekan pada beton yang menggunakan
Beton Dengan Pemadatan Manual
agregat kasar daur ulang dengan
pemadatan manual sebesar 34,795 %.
Perbandingan kuat tekan beton
4. Penurunan kuat tekan pada beton yang
rata-rata untuk beton normal dan beton
menggunakan
agregat
kasar
daur
daur ulang dengan cara mekanis dapat
ulang dengan pemadatan mekanis
dilihat pada Gambar 3 dimana terjadi
sebesar 38,881%, penurunan kuat
penurunan kuat tekan sebesar 26,825 %.
tekan pada beton yang menggunakan
Sedangkan pada Gambar 4 kuat tekan
agregat kasar daur ulang dengan
pemadatan manual sebesar 53,171 %.
5. Dari analisa biaya, untuk pembuatan
1m3 beton dengan campuran daur
Departemen Pekerjaan Umum., Tata
Cara Pembuatan Beton Normal, SK
SNI T-15-1990-03
ulang jauh lebih mahal dibandingkan
dengan beton konvensional biasa.
6. Penggunaan limbah tersebut masih
layak dipergunakan untuk konstruksi
bangunan sederhana dengan mutu
beton K-125.
7. Untuk
penelitian
pada beton dapat diteliti dengan
mengurangi faktor air semen pada
campuran beton.
8. Penggunaan agregat kasar daur ulang
pada beton dapat diteliti dengan
bahan
Departemen
Pekerjaan
Umum.,
Pembuatan dan Pengujian Contoh
Uji Beton; SK SNI M-14-1989-F
selanjutnya,
penggunaan agregat kasar daur ulang
penggunaan
Departemen Pekerjaan Umum., Tata
Cara Perencanaan Struktur Beton
Untuk Bangunan Gedung, SK SNI
03-2847-2002
tambah
untuk
meningkatkan kuat tekan pada beton.
9. Perlunya sarana tempat pembuangan
limbah beton yang mampu merubah
beton jadi menjadi ageregat sehingga
perlu kajian lebih lanjut dari aspek
nilai ekonomisnya.
6. DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Aswani Irma.2009, Pengaruh
Penggunaan Recycled Concrete
Aggregate Terhadap Kuat Tekan
Karakteristik
Beton,Jurnal
Dinamika TEKNIK SIPIL
B.A.G.
Bossink
and
H.J.H.
Browers.Construction
waste:
quanrufication
and
source
evaluation. Journal of Construction
Engineering and Management, vol.
122. 1996
Departemen Pekerjaan Umum., Metode
Pembuatan dan Perawatan Benda
Uji Beton di Laboratorium, SK SNI
M-62-1990-03
Diana Eichweld.. ”Construction Waste :
Environmental Issue“. The 20 th
IRMI
Construction
Risk
Converece 2000
Ervianto Wulfram.2009,Manajemen
Proyek Konstruksi, Andi
Yogyakarta.
E.R Skoiles. : Waste Prepention On
Site”. Gread Britain : Butler &
Tanner Ltd.1987:18
Hardjasaputra,
Harianto
&
Ciputera,Andri.2007.Penggunaan
Limbah Beton Sebagai Agregat
Kasar Pada Campuran Beton Baru.
Seminar Nasional “Sustainability
dalam Bidang Material, Rekayasa
dan Konstruksi Beton.Bandung
Hal Johnston, William R. Mincks.”Wate
Management
for
Construction
Manager”, part of the American
Association of Cost engineering,
morgantown, 1992
Laboratorium
Teknologi
Bahan
Konstruksi.(2012), Diktat Praktikum
Beton Teknik Sipil, Sekolah Tinggi
Teknik Harapan Medan
Mulyono,T. 2004.Teknologi Beton, Andi
Yogyakarta
RICS. 2007.British Journal:Housing
Construction Waste.England
Soegiarso,
Roesdiman
dan
Gondokusumo,
Onnyxiforus.2007.Global Trend in
Sustainable
Construstion.Seminar
Nasional “Sustainability dalam
Bidang Material, Rekayasa dan
Konstruksi Beton.Bandung
Sugiri,
Saptahari.2002.
Teknologi
Beton:Bahan-bahan
Campuran
Beton Pengecoran dan Perawatan
Beton Sifat-sifat Mekanik dan Fisik
Beton. Program Studi Teknik
Sipil.Institut Teknologi Bandung.
Teresa Janine Paul.1997.Sustainibility in
Practice:Reducing
Construction
Waste ini the Ontario Residential
Construction Industry.Ontario
Tchobanoglous, G,…,Theisen, H ., and
Eliassen, R (1977) solit waste :
Engineering
Principles
and
Management IssuesMcGraw- Hill
book Co.’ New York, N.Y
DENGAN MENGGUNAKAN BETON DAUR ULANG
PADA PROYEK SEDERHANA DI KOTA MEDAN
Ahmad Bima Nusa1),
Ratna Simatupang2)
Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan
Jl. HM. Joni No. 70C Medan
Telp : 061-7366804, Fax : 061-7366804
email: ahmadbimanusa@yahoo.com
Abstrak
Daur ulang beton adalah salah satu cara yang semakin popular digunakan dalam
memanfaatkan agregat tersisa ketika suatu struktur yang terbuat dari beton dihancurkan. Dahulu,
puing-puing atau limbah ini dibuang ke tempat sampah, tetapi karena adanya kesadaran untuk
menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi biaya konstruksi, limbah tersebut mulai
dimanfaatkan kembali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya konstruksi
menggunakan beton limbah dan membandingkan kuat tekan pada beton yang menggunakan
agregat batu pecah dan agregat daur ulang dengan pemadatan manual dan mekanis.
Hasil analisa biaya menunjukkan bahwa terjadi kenaikan biaya sebesar 32,17 % pada beton yang
menggunakan campuran beton limbah. Sebaliknya, pada uji kuat tekan beton dengan pemadatan
manual terjadi penurunan sebesar 22,219 % menggunakan agregat kasar batu pecah dan turun
34,795 % menggunakan agregat kasar daur ulang. Sedangkan uji kuat tekan beton menggunakan
agregat kasar daur ulang turun sebesar 38,881 % dengan pemadatan mekanis dan turun 53,171
% dengan pemadatan manual.
Dapat disimpulkan bahwa untuk penggunaan agregat kasar daur ulang sebagai alternatif
pengganti agregat kasar pada beton masih dapat dipergunakan untuk konstruksi bangunan
dengan mutu K-125.Dan untuk mengurangi biaya konstruksi perlu adanya tempat pengolahan
pembuangan beton limbah yang menggunakan teknologi.
Keywords: Beton Limbah, Kuat Tekan, Analisa Biaya,
Abstract
Concrete reclycling is becoming an increasingly popular wa to utilize aggregate left behind when
structures are demolished. In the past, this rubble was disposed of in landfill, but with more
attention being paid to environmental concerns, concrete recycling allows reuse of rubble while
also keeping conctruction costs down. This study aims to know the cost of construction using
concrete waste and comparethe compressive strength of concrete using crushed stone aggregate
sand recycle daggregate with manual and mechanic alcompaction.
The results ofthe cost analysis shows that there is an increase of 32,17% on the cost of concrete
using waste concrete mix. In contrast, thecompressive strengthtestingof concrete by manual
compaction decline of 22,219% using coarseaggregateof crushed stoneanddropped34,795%
usingrecycledcoarseaggregate.
While
testingthe
strength
of
concreteusingrecycled
coarseaggregatesfell by38,881% withmechanicalcompactionand53.171% withmanualcompaction.
On the conclusionit shows thatforthe use ofrecycled coarseaggregatesas an alternative
tocoarseaggregatein concretecan still beusedforthe construction of buildingswiththe quality ofK125.
Andtoreducethe
cost
ofconstructionis
necessary
toplaceconcretedisposalof
wastetreatmenttechnology.
Keywords:Concrete Waste, Compressive Strength, CostAnalysis
1. PENDAHULUAN
Berdasarkan
pengamatan
yang
memperlambat
waktu
penyelesaian
dilakukan dalam beberapa penelitian,
proyek. Oleh karenanya pihak industri
kontribusi industri konstruksi terhadap
konstruksi tidak berusaha mengurangi
timbunan sampah di daerah perkotaan
limbah yang mereka hasilkan walaupun
cenderung
kemungkinan untuk menghemat biaya
meningkat.Diperkirakan
bahwa 15% – 30% limbah padat yang
yang sangat signifikan.
dibuang ke landfill merupakan limbah
konstruksi (Bossink & Brouwer 1996:
2. TINJAUAN PUSTAKA
vol 122).Penghancuran sebuah bangunan
Beton adalah suatu campuran
infrastruktur sangat beragam, mulai dari
yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah
campuran beton hingga kayu furnitur dan
atau agregat lain yang dicampur jadi satu
logam sisa tulangan.Penanganan limbah
dengan suatu pasta yang terbuat dari
puing bangunan juga beragam sesuai
semen dan air membentuk suatu massa
dengan material tersebut.
mirip batuan. Terkadang satu atau lebih
Penggunaan
puing-puing
beton
bahan
aditif
ditambahkan
untuk
limbah bongkaran bangunan sebagai
menghasilkan beton dengan karakteristik
agregat kasar biasa dikenal dengan
tertentu, seperti kemudahan pengerjaan
recycled concrete aggregate diharapkan
(workability),
dapat
pengerasan. Agregat mempunyai peran
dijadikan
bahan
pilihan
lain
durabilitas
dan
waktu
agregat penyusun beton sehingga beton
sebagai
yang dihasilkan memiliki kekuatan yang
mempunyai kekuatan dan rigiditas yang
sama dengan beton konvensional (beton
lebih rendah berperan sebagai pengikat
normal) yang menggunakan agregat
dan air (mixer) sebagai media pencampur
alami.
untuk
Pada aspek manajemen konstruksi
sampai level tertentu material yang
terbuang
menjadi
limbah
penguat,
semen
menghomogenkan
(matriks)
komposisi
penyusun dan kontak luas permukaan.
Dalam bidang bangunan yang
telah
dimaksud dengan beton adalah campuran
diperhitungkan dalam anggaran biaya.
dari agregat halus dan kasar dengan
Upaya mencegah terbuangnya material
semen yang dipersatukan oleh air dalam
sampai pada level yang lebih rendah,
perbandingan tertentu.Beton juga dapat
akan menjadi tambahan biaya maupun
didefinisikan sebagai bahan bangunan
dan konstruksi yang sifat-sifatnya dapat
dibuat (Mulyono, 2003:5). Analisa harga
ditentukan
satuan
terlebih
mengadakan
dahulu
dengan
perencanaan
dan
pekerjaan
adalah
suatu
caraperhitungan harga satuan pekerjaan
pengawasan yang teliti terhadap bahan-
konstruksi
bahan yang dipilih.
perkalian kebutuhan bahan bangunan,
Secara
umum
kelebihan
yang
dijabarkan
dalam
dan
upah kerja dan peralatan dengan harga
kekurangan beton adalah sebagai berikut:
bahan bangunan, standar pengupahan
1. Kelebihan Beton
pekerja dan harga sewa / beli peralatan
Dapat dengan mudah dibentuk
sesuai
dengan
kebutuhan
untuk
menyelesaikan
per
satuan
pekerjaan konstruksi.
konstruksi
Mampu memikul beban yang berat
2.1. Bahan Campuran Beton
Beton tersusun dari 3(tiga) bahan
Tahan terhadap temperatur yang
penyusun utama yaitu semen, agregat
tinggi
Biaya pemeliharaan yang sangat
dan air. Jika diperlukan, bahan tambah
(admixture) dapat ditambahkan untuk
kecil
mengubah sifat-sifat tertentu dari beton
2. Kekurangan beton
Bentuk yang telah dibuat sulit
yang bersangkutan.
Pada
diubah
Pelaksanaan
membutuhkan
pekerjaan
ketelitian
yang
tinggi
umumnya,
beton
mengandung rongga udara sekitar 1% 2%, pasta semen (semen dan air) sekitar
25% - 40% dan agregat (agregat halus
dan agregat kasar) sekitar 60% -
Berat
75%.Untuk mendapatkan kekuatan yang
Daya pantul suara yang tinggi
Sebagian besar bahan pembuat
beton adalah bahan lokal (kecuali semen
portland atau bahan tambah kimia),
sehingga sangat menguntungkan secara
ekonomi. Namun, pembuatan beton akan
menjadi mahal jika perencanaan tidak
memahami
karakteristik
penyusunan
beton
bahan-bahan
yang
harus
disesuaikan dengan struktur yang akan
baik,
sifat
dan
karakterikstik
dari
masing-masing bahan penyusun tersebut
perlu dipelajari (Mulyono, 2003:19).
2.2. Agregat
Kandungan
campuran
beton
tinggi.berdasarkan
komposisi
agregat
agregat
dalam
biasanya
sangat
pengalaman,
tersebut
berkisar
antara 60%-70% dari berat campuran
beton. Agregat yang digunakan dalam
campuran beton biasanya berukuran
Analisa harga satuan pekerjaan
lebih kecil dari 40 mm. (Muliyono,
ini dipengaruhi oleh angka koefisien
2003:65).
yang
2.3. Semen
bahan/material, nilai satuan alat dan nilai
Semen
merupakan
menunjukkan
nilai
satuan
bahan
satuan upah tenaga kerja ataupun satuan
campuran yang secara kimiawi aktif
pekerjaan yang dapat digunakan sebagai
setelah tercampur dengan air.Agregat
acuan/panduan untuk merencanakan atau
tidak memiliki peranan yang penting
mengendalikan biaya suatu pekerjaan.
dalam reaksi kimia tersebut, tetapi
berfungsi bahan pengisi mineral yang
3. METODE PENELITIAN
dapat mencegah perubahan-perubahan
Penelitian ini dilakukan untuk
volume beton setelah pengadukan selesai
mengetahui
dan memperbaiki keawetan beton yang
dipergunakan
dihasilkan.Pada
beton
konstruksi yang sederhana dan juga
mengandung rongga udara sekitar 1% -
kekuatan beton yang dihasilkan dengan
2%, pasta semen (semen dan air) sekitar
menggunakan agregat kasar dari hasil
25% - 40% dan agregat (agregat halus
daur ulang (agregat kasar dari beton yang
dan agregat kasar) sekitar 60% - 75%.
dihancurkan) sebagai materialnya serta
(Mulyono, 2003 :19).
membandingkannya dengan kuat tekan
2.4. Air
beton normal pada umur 28 hari.Adapun
umumnya,
besaran
biaya
untuk
yang
membangun
Air diperlukan pada pembuatan
analisa biaya yang digunakan adalah
beton untuk memicu proses kimiawi
analisa SNI yang lazim dipergunakan
semen,
oleh
membasahi
memberikan
pekerjaan
agregat
kemudahan
beton.
Air
yang
dan
dalam
dapat
Konsultan
maupun
Kontraktor
dalam menghitung biaya.
Disamping itu, penelitian ini juga
diminum umumnya dapat digunakan
menghitung
sebagai campuran beton. Air yang
menggunakan agregat kasar daur ulang
mengandung
yang
dari sisa Guli A beton bangunan di
garam,
sekitar Kota Medan.Pengambilan agregat
minyak, gula atau bahan kimia lainnya,
sisa Guli A beton ini dilakukan tanpa
bila dipakai dalam campuran beton akan
melihat kekuatan awal dari beton benda
menurunkan
bahkan
uji.Komposisi yang digunakan dalam
dapat mengubah sifat-sifat beton yang
penelitian ini adalah 100% menggunakan
dihasilkan. (Mulyono, 2003:51)
material agregat kasar dari hasil daur
berbahaya,
senyawa-senyawa
yang
tercemar
kualitas
beton,
kekuatan
beton
dengan
ulang.Untuk agregat halus digunakan
dan air (mixer) sebagai media pencampur
agregat alam yaitu pasir alami dan semen
untuk
seperti pada pembuatan beton pada
penyusun dan kontak luas permukaan.
umumnya.
menghomogenkan
komposisi
Dalam bidang bangunan yang
Adapun jumlah benda uji pada
dimaksud dengan beton adalah campuran
penelitian ini adalah 24 buah benda uji
dari agregat halus dan kasar dengan
seperti yang diperlihatkan pada tabel 1
semen yang dipersatukan oleh air dalam
sebagai berikut:
perbandingan tertentu.Beton juga dapat
didefinisikan sebagai bahan bangunan
Tabel 1. Jumlah Sampel Benda Uji
Kode
Benda
Uji
A
d
Tinggi
Jenis
(mm)
(mm)
Agregat
150
300
X
ditentukan
Umur
28
Jumlah
hari
6 buah
150
300
X
6 buah
A
150
300
Y
6 buah
12 buah
B
150
300
Y
terlebih
mengadakan
dahulu
dengan
perencanaan
dan
pengawasan yang teliti terhadap bahan12 buah
B
dan konstruksi yang sifat-sifatnya dapat
bahan yang dipilih.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
6 buah
Untuk mengerjakan 1m3 beton
Jumlah
24 buah
normal K-175 adalah Rp. 717,597.14,sedangkan
untuk 1 m3 beton limbah
jauh lebih mahal yaitu Rp.1,057,971.00
Beton adalah suatu campuran
yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah
atau agregat-agregat lain yang dicampur
jadi satu dengan suatu pasta yang terbuat
dari semen dan air membentuk suatu
massa mirip batuan. Terkadang satu atau
(selisih
tertentu, seperti kemudahan pengerjaan
(workability),
durabilitas
dan
waktu
pengerasan.Agregat mempunyai peran
sebagai
penguat,
semen
(matriks)
mempunyai kekuatan dan rigiditas yang
lebih rendah berperan sebagai pengikat
terjadi
penambahan biaya sebesar 32,17 %. Hal
ini disebabkan akibat besarnya biaya
untuk
mengerjakan
beton
menjadi
ageregat dan ditambah dengan ongkos
angkut materialnya.
lebih bahan aditif ditambahkan untuk
menghasilkan beton dengan karakteristik
Rp.340,373,-)artinya
Sedangkan dalam pengujian kuat
tekan
silinder
beton
masing-masing
variasi pada saat beton mencapai umur
28 hari dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2.Hasil Pengujian Kuat Tekan
Rata-rata Silinder Beton
Dari hasil analisa perhitungan
terlihat pada Gambar 1
Kode
N
Bend
o
a Uji
1
XA
2
XB
3
4
YA
YB
Berat
Bend
a Uji
menjelaskan
bahwa kuat tekan beton rata-rata untuk
Beban
Maks
(kN)
f’i
beton yang dipadatkan secara mekanis
(MPa)
adalah 25,542 Mpa, sedangkan untuk
beton yang dipadatkan dengan cara
(kg)
12,62
12,76
373,570
456,36
21,214
25,54
11,88
11,96
7
243,760
328,588
2
13,893
18,690
manual adalah 21,214 Mpa .
25
20
17.522
19.165 19.810
XA = pemadatan manual menggunakan
agregat batu Guli A
12.466
10
17.965
15.990
15
Dimana :
21.688
13.971 14.383
15.564 14.823
12.153
5
XB = pemadatan mekanis menggunakan
0
agregat batu Guli A
YA = pemadatan manual menggunakan
agregat kasar daur ulang
YB = pemadatan mekanis menggunakan
agregat kasar daur ulang
35
30
24.616
25
23.128
20
15
1
2
3
4
5
6
Gambar 2. Perbandingan Kuat Tekan
Beton Dengan Agregat Daur Ulang
Sedangkan pada Gambar 2 kuat
28.864
24.124 25.006
26.663
23.977
tekan beton rata-rata untuk beton daur
ulang yang dipadatkan dengan cara
20.204
21.637 21.237 21.192
19.887
mekanis adalah 18,69 Mpa dan kuat
tekan beton rata-rata yang dipadatkan
10
dengan manual adalah 13,89 Mpa.
5
0
1
2
3
4
5
6
Gambar 1. Perbandingan Kuat Tekan
Beton Dengan Agregat Batu Guli A
beton yang dipadatkan secara manual
35
30
24.616
25
28.864
24.124 25.006
20
15
17.522
19.165 19.810
26.663
23.977
5. KESIMPULAN
21.688
17.965
15.990
10
juga terjadi penurunan sebesar 34,509 %.
Dari hasil penelitian untuk kuat
Beton dengan
agregat batu pecah
5
tekan beton dengan agregat kasar daur
ulang dapat diambil kesimpulan sebagai
0
1
2
3
4
5
6
berikut :
1. Beton
yang
dipadatkan
secara
Gambar 3. Perbandingan Kuat Tekan
mekanis terbukti lebih memiliki kuat
Beton Dengan Pemadatan Mekanis
tekan yang lebih baik dibandingkan
dengan
yang
dipadatkan
secara
manual.
2. Penggunaan agregat kasar daur ulang
25
23.128
20
20.204
21.637 21.237 21.192
15
12.466
10
13.971 14.383
sebagai alternatif pengganti agregat
19.887
kasar pada beton sangat berpengaruh
terhadap
15.564 14.823
12.153
terbukti
kekuatan
dengan
mutu
penurunan
beton,
mutu
beton yang dihasilkan.
5
3. Penurunan kuat tekan
pada beton
yang menggunakan agregat kasar batu
0
1
2
3
4
5
6
pecah dengan pemadatan manual
sebesar 22,219 %, penurunan kuat
Gambar 4. Perbandingan Kuat Tekan
tekan pada beton yang menggunakan
Beton Dengan Pemadatan Manual
agregat kasar daur ulang dengan
pemadatan manual sebesar 34,795 %.
Perbandingan kuat tekan beton
4. Penurunan kuat tekan pada beton yang
rata-rata untuk beton normal dan beton
menggunakan
agregat
kasar
daur
daur ulang dengan cara mekanis dapat
ulang dengan pemadatan mekanis
dilihat pada Gambar 3 dimana terjadi
sebesar 38,881%, penurunan kuat
penurunan kuat tekan sebesar 26,825 %.
tekan pada beton yang menggunakan
Sedangkan pada Gambar 4 kuat tekan
agregat kasar daur ulang dengan
pemadatan manual sebesar 53,171 %.
5. Dari analisa biaya, untuk pembuatan
1m3 beton dengan campuran daur
Departemen Pekerjaan Umum., Tata
Cara Pembuatan Beton Normal, SK
SNI T-15-1990-03
ulang jauh lebih mahal dibandingkan
dengan beton konvensional biasa.
6. Penggunaan limbah tersebut masih
layak dipergunakan untuk konstruksi
bangunan sederhana dengan mutu
beton K-125.
7. Untuk
penelitian
pada beton dapat diteliti dengan
mengurangi faktor air semen pada
campuran beton.
8. Penggunaan agregat kasar daur ulang
pada beton dapat diteliti dengan
bahan
Departemen
Pekerjaan
Umum.,
Pembuatan dan Pengujian Contoh
Uji Beton; SK SNI M-14-1989-F
selanjutnya,
penggunaan agregat kasar daur ulang
penggunaan
Departemen Pekerjaan Umum., Tata
Cara Perencanaan Struktur Beton
Untuk Bangunan Gedung, SK SNI
03-2847-2002
tambah
untuk
meningkatkan kuat tekan pada beton.
9. Perlunya sarana tempat pembuangan
limbah beton yang mampu merubah
beton jadi menjadi ageregat sehingga
perlu kajian lebih lanjut dari aspek
nilai ekonomisnya.
6. DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Aswani Irma.2009, Pengaruh
Penggunaan Recycled Concrete
Aggregate Terhadap Kuat Tekan
Karakteristik
Beton,Jurnal
Dinamika TEKNIK SIPIL
B.A.G.
Bossink
and
H.J.H.
Browers.Construction
waste:
quanrufication
and
source
evaluation. Journal of Construction
Engineering and Management, vol.
122. 1996
Departemen Pekerjaan Umum., Metode
Pembuatan dan Perawatan Benda
Uji Beton di Laboratorium, SK SNI
M-62-1990-03
Diana Eichweld.. ”Construction Waste :
Environmental Issue“. The 20 th
IRMI
Construction
Risk
Converece 2000
Ervianto Wulfram.2009,Manajemen
Proyek Konstruksi, Andi
Yogyakarta.
E.R Skoiles. : Waste Prepention On
Site”. Gread Britain : Butler &
Tanner Ltd.1987:18
Hardjasaputra,
Harianto
&
Ciputera,Andri.2007.Penggunaan
Limbah Beton Sebagai Agregat
Kasar Pada Campuran Beton Baru.
Seminar Nasional “Sustainability
dalam Bidang Material, Rekayasa
dan Konstruksi Beton.Bandung
Hal Johnston, William R. Mincks.”Wate
Management
for
Construction
Manager”, part of the American
Association of Cost engineering,
morgantown, 1992
Laboratorium
Teknologi
Bahan
Konstruksi.(2012), Diktat Praktikum
Beton Teknik Sipil, Sekolah Tinggi
Teknik Harapan Medan
Mulyono,T. 2004.Teknologi Beton, Andi
Yogyakarta
RICS. 2007.British Journal:Housing
Construction Waste.England
Soegiarso,
Roesdiman
dan
Gondokusumo,
Onnyxiforus.2007.Global Trend in
Sustainable
Construstion.Seminar
Nasional “Sustainability dalam
Bidang Material, Rekayasa dan
Konstruksi Beton.Bandung
Sugiri,
Saptahari.2002.
Teknologi
Beton:Bahan-bahan
Campuran
Beton Pengecoran dan Perawatan
Beton Sifat-sifat Mekanik dan Fisik
Beton. Program Studi Teknik
Sipil.Institut Teknologi Bandung.
Teresa Janine Paul.1997.Sustainibility in
Practice:Reducing
Construction
Waste ini the Ontario Residential
Construction Industry.Ontario
Tchobanoglous, G,…,Theisen, H ., and
Eliassen, R (1977) solit waste :
Engineering
Principles
and
Management IssuesMcGraw- Hill
book Co.’ New York, N.Y