PERANAN PETANI DALAM KEGIATAN EKONOMI DI

PERANAN PETANI DALAM KEGIATAN EKONOMI DI DESA SERAG
KECAMATAN PULUNG KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2000-2014

PROPOSAL
Untuk memenuhi tugas matakuliah Sejarah Perekonomian
Yang dibina oleh bapak Aditya Nugroho Widiadi

OLEH
AHMAD SYAHRONI
NIM. 120731435890

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
November 2014

PERANAN PETANI DALAM KEGIATAN EKONOMI DI DESA SERAG KECAMATAN
PULUNG KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2000-2014
A. Latar Belakang
Ada tiga aspek penting dalam kehidupan, kata orang jawa tiga aspek tersebut yakni
sandang, papan, pangan (pakaian, tempat tinggal, makanan). Sandang (pakaian) merupakan

aspek kehidupan yang paling penting, manusia dimanapun mereka berada sudah dapat
dipastikan mereka berpakaian, bahkan untuk suku-suku pelosok di tanah air inipun juga
sudah mulai dikenalkan dengan pakaian, meski itupun terbilang berpakaian dengan sangat
minim. Model-model pakaianpun juga tergantung dimana kita tinggal, karena tidak mungkin
juga kita berada di tempat yang sangat panas sdangkan kita memakai pakaian berupa jaket
dengan bahan kain wol. Karena pakain tersebut cocok digunakan di daerah yang mempunyai
empat iklim termasuk musim dingin, umumnya pakaian tersebut tidak umum dipakai di
Indonesia. Papan (tempat tinggal) juga merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki
dalam sebuah kehidupan, lebih-lebih di masa seperti sekarang ini yang sudah tidak ada lagi
yang bermodel hidup dengan cara bertempat tinggal nomaden (tidak menetap). Banyak juga
yang sekarang punya dua atau lebih tempat tinggal, biasanya ada rumah induk yang setiap
harinya dihuni, namun selain itu juga ada vila yang biasanya di tinggali ketika liburan tiba
atau sebagai tempat untuk tinggal sementara.Makanan sendiri merupakan kebutuhan primer
dalam kehidupan, manusia ataupun makhluk hidup lainnya tidak akan bisa bertahan hidup
tanpa adanya makanan untuk di konsumsi. Dalam tradisi Jawa ada sebuah kalimat “orang
jawa itu kalau belum makan nasi maka belum dianggap makan”, hal itu bisa terjadi karena
suatu kebiasaan. Kebiasaan ini kemudian diturunkan kepada anak dan juga cucunya, seperti
saat pagi yang lebih tua selalu mengingatkan untuk makan, meski sudah makan banyak jajan
misalnya saja gorengan, kalau memang belum makan nasi pasti nantinya dimarahin. Hal
tersebutlah yang membiasakan orang jawa makan selalu dengan nasi. Oleh karena orang jawa

kalau belum makan nasi dinamakan belum makan, maka secara otomatis kebutuhan terhadap
beras itu sangat tinggi. Kalau masyarakat kota yang biasanya beras itu didapat dengan
membeli, lain halnya dengan di desa yang karena biasanya masyarakat desa itu mendapatkan
beras itu dari hasil persawahannya sendiri atau dari hasil memanen sendiri.
Kabupaten Ponorogo adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa
Timur. Ponorogo masuk pada daereh Karisedanan Madiun, berbatasan dengan Kabupaten
Madiun di sebelah utara, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Magetan dan

Kabupaten Purwantoro, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten pacitan, dan di
sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Trenggalek dan kabupaten Tulungagung.
Ponorogo terkenal dengan kesenian Reog ponorogonya, untuk kulinernya ada nasi pecel, sate,
tahu thek, dan masih banyak lagi kuliner yang bisa ditemuin di Ponorogo. Untuk wisata yang
paling dikenal di Ponorogo yaitu Danau Ngebel, air terjun pletuk, goa maria, dan juga tanah
bergoyang. Di Ponorogo sendiri lahan yang digunakan untuk pertanian masih sangat banyak
dan sangat luas, jika kita melihat langsung disana ketika kita melewati jalan-jalan menuju
kota pasti kita akan melewati hamparan sawah yang sangat luas. Meski sekarang banyak
lahan pertanian yang diubah menjadi lahan untuk didirikannya perumahan-perumahan.
Penggusuran lahan pertanian di kota Ponorogo sudah banyak terjadi, hal seperti ini yang
membuat lahan pertanian di Ponorogo menjadi sempit. Ketika sumber daya lebih sedikit
dibandingkan keinginan anggota masyarakat, jadi dikehendaki supaya kita tidak

memboroskan sumber daya yang kita miliki, cara yang paling mudah untuk tidak
memboroskan sumber daya adalah tidak menggunakannya sama sekali (Richard, 1993: 39).
Di daerah Ponorogo timur, tepatnya di Desa Serag Kecamatan Pulung Kabupaten
Ponorogo, lahan pertaniannya masih sangat banyak dan belum ada penggusuran lahan
pertanian sama sekali. Penduduk di desa ini memang rata-rata profesinya adalah sebagai
petani, meski ada yang menjadi guru, karyawan, pedagang, namun disampingnya pasti juga
masih bertani atau mengurus sawah dan ladang. Profesi sebagai petani di desa ini umumnya
dijadikan sebagai profesi utama, karena sebagian kecil penduduk desa profesi utamanya
bukanlah petani. Pasar menjadi sektor utama sebagai tempat pusat berjalannya roda
perekonomian, para petani dan pekebun biasa menjual hasil dari sawah dan ladangnya ke
pasar seperti, padi, pisang, nangka, sayur, dan bahan-bahan pokok lainnya.pasar tradisional
adalah tempat menjajakan hasil pertanian dan perkebunan di desa Serag ini, meski sudah
masuk pula tempat berbelanja seperti swalayan-swalayan namun pasar tradisional tetap
menjadi pusat transaksi jual beli atau tempat terjadinya kegiatan perekonomian. Pertanian dan
tambang merupakan sumber devisa utama (Norman, 1987: 2). Dalam kelompok masyarakat
desa seperti di desa Serag ini banyak pemuda-pemuda yang memilih putus sekolah atau
berhenti dan tidak meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi, karena lebih suka melanjutkan
bekerja dan juga membantu orang tua mengurus sawah, ladang ataupun peternakan.
Kesadaran pendidikan masih kurang dan tingkat pengangguran juga lumayan besar namun
tidak kentara. Masyarakat yang mayoritas adalah petani, pasti juga ada ciri-ciri yang

menjadikan ciri khas tersendiri dari petani. Dalam golongan petani, pengangguran tidak

kentara, penghasilan rendah, biasanya dianggap sebagai ciri yang membentuk masalah
agraria (Norman, 1987: 2).
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah peneliti tuliskan, maka rumusan masalah yang akan
dibahas oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana tingkat perekonomian petani di desa Serag?
b. Bagaimana peranan petani dalam kegiatan ekonomi di desa Serag?
c. Kenapa pertanian tetap menjadi pilihan bagi masyarakat di desa Serag?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti adalah untuk mengetahui
beberapa hal yaitu sebagai berikut:
a. Mengetahui tingkat perekonomian dari petani-petani di desa Serag.
b. Mengetahui peranan petani dalam kegiatan ekonomi yang terjadi di desa Serag.
c. Mengetahui alasan kenapa pertanian tetap menjadi pilihan utama bagi masyarakat
di desa Serag.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti ini untuk selanjutnya diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi:

1. Bagi Universitas Negeri Malang:
Manfaat yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini dalam hal ilmu
pengetahuan yakni diharapkan dapat menjadi sebuah perbandingan bagi peneliti
selanjutnya dan juga dapat menjadi rujukan dalam penelitian tentang bentuk pertanian
yang ada di desa Serag dan juga alasan kenapa sektor pertanian menjadi sumber
utama ekonomi. Dan sangat diharapkan agar penelitian ini nantinya dapat
disempurnakan bagi peneliti selanjutnya.
2. Bagi Peneliti atau Penulis:
Manfaat yang didapat dari penelitian ini yakni yang paling utama adalah
menambah wawasan tentang ilmu penelitian dan juga menambah pengalaman
meneliti. Selain dari kedua hal tersebut tentunya juga menambah pengetahuan tentang
perekonomian petani di desa Serag, baik dari tingkat perekonomiannya maupun roda
perekonomian yang berjalan. Dan lebih menghargai pertanian dengan cara tidak
menggunakan beras impor.
3. Bagi Masyarakat Umum:

Dengan adanya penelitian ini yang memfokuskan pada pertanian di desa
Serag, baik dari segi model pertaniannya maupun dari segi ekonominya. Dengan hal
ini maka diharapkan agar semua masyarakat dapat menghargai hasil pertanian, dan
lebih mengetahui bagaimana pentingnya pertanian bagi bangsa indonesia.

E. Ruang Lingkup
Dalam ruang lingkup ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
-

Ruang Lingkup Spasial
Ruang lingkup spasial ini sendiri dibatasi pada sektor pertanian yang ada di
desa Serag, dan juga kegiatan-kegiatan ekonomi para petani. Ruang lingkup penelitian
ini yakni dibatasi pada kegiatan pertanian masyarakat di Desa Serag Kecamatan

-

Pulung Kabupaten Ponorogo.
Ruang Lingkup Temporal
Untuk ruang lingkup temporal pada penelitian ini difokuskan pada tahun 2000
sampai dengan tahun 2014 sekarang ini, dalam jenjang waktu tersebut terjadi
perubahan-perubahan pada model pertanian atau model bertani karena adanya
modernisasi, baik dalam hal pupuk-pupuknya maupun juga alat-alat yang digunakan

-


untuk bertani.
Ruang Lingkup Kajian
Kajian tentang ekonomi pertanian ini di fokuskan pada tingkat perekonomian
para petani di desa Serag dalam masyarakat, juga roda perekonomian yang berjalan
dalam lingkup para petani, dan selain itu juga meneliti bagaimana pentingnya
pertanian bagi penduduk desa Serag.

F. Kerangka Pemikiran
Istilah ekonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu (oikos) yang berarti
"keluarga, rumah tangga" dan (nomos) yang berarti "peraturan, aturan, hukum". Secara garis
besar, ekonomi diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga. Dalam
pertanian juga tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan ekonomi, karena dua hal ini juga selalu
berkaitan, bahkan semua hal juga tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan ekonomi.
Penulisan tentang kajian atau penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar peranan dari sektor pertanian dalam roda ekonomi atau kegiatan ekonomi yang terjadi
di desa Serag. Petani mempunyai sesuatu yang disebut sebagai suatu pandangan tentang
kehidupan yang baik (Robert, 1982: 88). Pandangan yang baik ini adalah suatu artian karena
petani sebenarnya hanya ingin menghargai apa yang dapat diambil dari negeri ini, salah satu

hal inilah yang juga menjadi pandangan yang baik. Selain hal itu juga masih banyak hal yang

baik yang mungkin dilakukan petani, seperti halnya mengurangi impor beras dari negara
tetangga dengan cara memperluas daerah atau wilayah pertanian dan juga memperbaiki
produktifitas padi secara menyeluruh baik petani kecil maupun petani besar.
Kebanyakan petani di desa Serag setelah proses memanen padi adalah menjual
sebagian besar hasil panen yang kemudian digunakan untuk mencukupi kebutuhan seharihari. Sebagian besar petani menjual sebagian besar padi kepada pedagang dari luar desa
sendiri (William, 1996: 83). Di desa Serag sendiri yang menerima padi adalah pedagang dari
tetangga desa yakni Bu Jumi warga desa Kesugihan yakni sebagai pengepul atau penerima
hasil panen dari petani.
G. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Metode Sejarah. Penelitian dengan
menggunakan Metode Sejarah ini meliputi beberapa rangkaian, yaitu:
1. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber primer.
Sumber primernya adalah petani-petani di desa Serag sendiri, petani disini bertindak
sebagai informan yang kemudian peneliti menggali informasi tentang pertanian juga
perekonomian yang berjalan dengan cara melakukan wawancara. Metode wawancara
atau metode interview, mencakup cara yang dipergunakan kalau seseorang, untuk
tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara
lisan dari seorang responden, dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang
itu (Koentjaraningrat, 1993: 129).

2. Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data dilakukan dengan melakukan kegiatan studi
lapangan dengan, pengamatan langsung terhadap sektor pertanian yang ada di desa
Serag baik proses pengerjaannya maupun juga alat-alat dalam pengerjaan lahan
pertaniannya dan selain itu juga mengamati langsung kegiatan ekonomi yang terjadi.
Pengumpulan bahan keterangan mengenai kenyataan yang hendak dipelajari dengan
menggunakan cara pengamatan, dapat diselenggarakan oleh seorang peneliti saja dan
kalau perlu tanpa biaya apapun (Koentjaraningrat, 1993: 108). Selain dengan studi
lapangan, teknik pengumpulan data juga dengan melalui wawancara langsung
terhadap pemilik sawah yakni petani-petani di desa Serag. Sedangkan sebagai data
tambahan adalah dari data primer.

3. Analisis Data
Data yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi proses pengerjaan lahan
pertanian, dari situ kita dapat mengetahui bagaimana para petani mulai dari awal
penanaman sudah berusaha keras untuk mencapai akhir ataupun mencapai panen yang
baik. Dengan panen yang baik maka akan mendapatkan pula uang yang berlebih,
meskipun pada kenyataannya petani bukan sebagai tingkat paling tinggi dilihat dari
pendapatan ekonominya. Rata-rata petani masih termasuk kelompok yang tergolong
rendah tingkat pendapatan perkepalanya (Marbun, 1988: 2). Karena faktanya banyak

kegiatan yang lebih menghasilkan daripada bertani dan mengerjakan ladang dan
sawah, meski begitu petani tetaplah memilih menjadi petani. Dari hal-hal tersebut
peneliti dapat menambah pengetahuan dan dari pengamatan tersebut juga peneliti
dapat mengetahui proses apa saja yang terjadi pada pertanian termasuk pada tahap
penjualan hasil bertani (kegiatan ekonomi).
4. Interpretasi Data
Tahapan akhir dari proses penelitian ini adalah tahap interpretasi data, dengan
cara data dikumpulkan melalui proses pengumpulan dan pengolahan data yang akan
dideskripsikan untuk menghasilkan suatu analisis mengenai kegiatan petani dalam
kegiatan perekonomian.
H. Sistematika
Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh dari hasil penelitian yang akan
diuraikan dalam penulisan ini, maka penulis akan menuliskan sistematika penulisan. Adapun
sistematika dalam penulisan penelitian terdiri dari lima bab yang tiap-tiap bab akan terdiri
dari sub-sub bab, yang membahas tentang materi penulisan hasil penelitian ini. Pembagianpembagian bab dalam penelitian ini akan akan dituliskan sebagai berikut:
-

Bab I

: Merupakan Pendahuluan yang meliputi tujuh sub, yakni: Latar


Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,
Ruang Lingkup, Kerangka Pemikiran, Metode Penelitian, dan Sistematika
-

Pembahasan.
Bab II
: Pembahasan tentang tingkat perekonomian para petani di desa Serag.
Bab III
: pembahasan tentang peranan petani dalam kegiatan ekonomi yang

-

terjadi di desa Serag.
Bab IV
: pembahasan tentang alasan mayoritas penduduk di desa Serag tetap

-

memilih petani sebagai pilihan utama untuk bekerja.
Bab V
: Penutup, yang menguraikan tentang Kesimpulan dan Saran.

DAFTAR RUJUKAN
Collier, William L., dkk. 1996. Pendekatan Baru dalam Pembangunan Pedesaan di Jawa.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Koentjaraningrat. 1993. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: GM press.
Lipsey, Richard G., dkk. 1993. Ilmu Ekonomi. Jakarta: Rineka Cipta.
Long, Norman. 1987. Sosiologi Pembanguna Pedesaan. Jakarta: Bina Aksara.

Marbun, B.N. 1988. Proses Pembangunan Desa. Menyongsong Tahun 2000. Jakarta:
Erlangga.
Renfield, Robert. 1982. Masyarakat Petani dan Kebudayaan. Jakarta: Rajawali.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi. online diakses pada tanggal 26 November 2014.