sejarah peradaban islam (2) peradaban islam (2)
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejarah merupakan cerita kehidupan masa lalu yang dapat diketahui dari sumber –
sumber tertentu . SPI sendiri membahas tentang sejarah perkembangan agama islam dari
mulai awal penyebaranya oleh Nabi Muhammad SAW sampai pada zaman kita yang
sekarang ini dalam penyebaranya sendiri sendiri menggunakan berbagai macam
metodologi yang di gunakan.Oleh karena itu penyusun bermaksud untuk membahas
tentang peradaban islam dan metodologi yang di gunakan dalam tiap periode
. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud Sejarah Peradaban Islam ?
2. Bagaimana pembagian periodisasi SPI ?
3. Bagaimana teknik penulisan sejarah ?
4. Apa ragam metodologi yang digunakan dalam studi SPI ?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan ragam metodologi SPI ?
c. Tujuan
1. Mengetahui apa yang di maksud SPI
2. Mengetahui bagaimana pembagian periodisasi SPI
3. Mengetahui teknik penulisan sejarah
4. Mengetahui ragam metodologi yang digunakan dalam studi SPI beserta kelebihan dan
kekurangannya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Sejarah Peradaban Islam
Dalam bahasa Inggris, sejarah disebut history yang artinya masa yang telah lampau.
Dalam hal ini masa lampau umat manusia. 1[1] Oleh karena itu, sejarah tentu saja membahas
kegiatan manusia di masa lampau. Bahkan kata history ini berawal dari kata benda istor
dalam bahasa Yunani berarti orang pandai atau bijaksana. Hal ini karena dalam catatan
sejarah peristiwa dan kisah yang terjadi dapat diambil ibrahnya sehingga manusia tidak
melakukan kesalahan lagi dalam kehidupannya.
Dalam bahasa Arab sejarah ini dipadankan dengan istilah sajaratun, artinya pohon.
Kalau kita melihat Gambar silsilah raja-raja, secara pintas akan tampak seperti gambar
sebuah pohon. Oleh karena itu, sejarah dapat diartikan silsilah keturunan raja-raja, yang
berarti merupakan peristiwa pemerintahan dan keluarga raja yang sudah lampau. Ada juga
yang menyebutkannya dalam bahasa Arab yaitu Tarikh yaitu suatu cabang ilmu pengetahuan
yang berkenaan dengan kronologi berbagai peristiwa.
Sejarawan Indonesia, seperti Sartono Kartodirjo membagi pengertian sejarah sebagai
subjektif dan objektif.2[2]Sejarah dalam arti Subjektif adalah suatu konstruk, yakni bangunan
yang disusun penulis sebagai suatu uraian atau cerita. Disebut subjektif tidak lain karena
sejarah memuat unsur-unsur dari isi subjek (pengarang, penulis). Karena pengetahuan
maupun gambaran sejarah adalah hasil penggambaran atau rekonstruksi dari pengarang, mau
tidak mau memuat sifat-sifat, gaya bahasa, struktur pemikiran, pandangan, dan sebagainya.
Sedangkan sejarah dalam arti objektif adalah menunjuk kejadian atau peristiwa itu sendiri,
yakni proses sejarah dalam aktualitasnya.
Adapun Definisi sejarah menurut pendapat beberapa ahli yang dapat dipaparkan
adalah sebagai berikut:
a.
Menurut Ibnu Khaldun.
Sejarah adalah catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia,
tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak-watak masyarakat itu, seperti keliaran,
1[1] Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, Terj. Nugroho Notosusanto. Jakarta : UI Press, 1986, hlm.27
2[2] Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1993, hlm. 14 -15
keramah tamahan dan solidaritet golongan, tentang revolusi-revolusi dan pemberontakanpemberontakan oleh segolongan rakyat melawan golongan yang lain dengan akibat timbulnya
kerajaan-kerajaan dan negara-negara, dengan tingkat bermacam-macam, tentang bermacammacam kegiatan dan kedudukan orang, baik untuk mencapai penghidupannya, maupun dalam
bermacam-macam cabang ilmu pengetahuan dan pertukangan, dan padau mumnya tentang
segala perubahan yang terjadi kedalam masyarakat karena watak masyarakat itu sendiri
b.
Menurut Bauer
Sejarah ialah suatu ilmu pengetahuan yang berikhtiar untuk melukiskan dan dengan
penglihatan yang simpatik menjelaskan fenomena kehidupan sepanjang terjadi perubahan
karena adanya hubungan antara manusia terhadap masyarakatnya. Melihat dampaknya pada
masa-masa berikutnya atau yang berhubungan dengan kualitas mereka yang khas dan
berkonsentrasi pada perubahan-perubahan yang temporerdan di dalam hubungan terhadap
yang tidak dapat diproduksi kembali.
c.
Menurut Zidi Gazalba
Sejarah adalah gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya sebagai makhluk
sosial yang disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi urutan fakta tersebut dengan tafsiran
dan penjelasan yang memberi pengertian dan kefahaman tentang apa yang telah berlalu itu.
d.
Menurut Brenheim
Sejarah adalah ilmu yang menyelidiki dan menceritakan fakta-fakta di dalam waktu
temporer dan di dalam hubungan dengan perkembangan umat manusia dalam aktifitas
mereka (baikindividu maupun kolektif) sebagai makhluk sosial di dalam hubungan sebab
akibat.
Sejarah memiliki dua konsep. Konsep pertama, sejarah dengan pengertiannya
(serangkaian peristiwa masa lampau) yang dapat memberikan pemahaman akan arti obyektif
tentang masa lampau, adapun konsep kedua, (keseluruhan pengalaman manusia), yaitu
sejarah menunjukkan maknanya yang subyektif, sebab masa lampau itu telah menjadi sebuah
kisah atau cerita.
Sejarah peradaban islam diartikan sebagai perekembangan atau kemajuan kebudayaan
islam dalam perspektif sejarahnya .Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab AlHadharah Al-Islamiyyah. Kata dalam bahasa Arab ini sering kita terjemahkan kedalam
bahasa Indonesia dengan kebudayaan Islam.Di Indonesia seringkali disinonimkan dua kata
antara “ kebudayaan dan peradaban “. Namun dalam perkembangan ilmu Antropologi
sekarang, kedua istilah tersebut telah dibedakan.
2. Periodisasi Sejarah Peradaban Islam
Peradaban Islam adalah landasan historis yang mengkaji tentang keseluruhan
kebudayaan dalam suatu periodisasi sejarah. Periodisasi sejarah sangat berhubungan dengan
konteks ruang dan waktu yang sangat berpengaruh pada hasil karya, Ide dan gagasan di masa
yang lalu. Oleh karena itu dikalangan sejarawan terdapat perbedaan tentang saat dimulainya
sejarah islam. Secara umum, perbedaan pendapat tersebut dapat dibedakan menjadi dua.
Pertama, sebagian sejarawan berpendapat bahwa sejarah islam dimulai sejak Nabi saw.
Diangkat menjadi rasul. Menurut pendapat ini, selama 13 tahun Nabi Muhammad SAW
tinggal di Mekkah telah lahir masyarakat muslim meskipun belum berdaulat. Kedua,
sebagian sejarawan berpendapat bahwa sejarah umat islam dimulai sejak nabi Muhammad
SAW hijrah ke Madinah karena masyarakat muslim baru berdaulat ketika nabi Muhammad
SAW tinggal di Madinah. Karena Nabi Muhammad SAW yang tinggal di Madinah, tidak
hanya sebagai rasul, tetapi juga merangkap sebagai pemimpin atau kepala Negara
berdasarkan konstitusi yang disebut Piagam Madinah. Disamping banyaknya perbedaan
mengenai sejarah umat Islam ini maka para sejarawan juga berbeda dalam menentukan fase
dalam periodisasi Islam ini salah satu contoh.
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution3[10] Periodisasi sejarah Islam terbagi pada 3
periode :
1. Periode Klasik (650 – 1250 M)
Pada periode ini, disebut juga sebagai masa keemasan di dalam sejarah islam. Sebagai
masa keemasan, masa ini sering dijadikan tolak ukur dan rujukan keteladanan. Masa Nabi
SAW yang hanya berlangsung kurang lebih 23 tahun. Pada periode klasik, arab sangat
menonjol karena memang Islam hadir di sana. Pada masa klasik telah terwujud kesatuan
budaya islam di bawah naungan Islam dengan bahasa arab. Pada masa ini Islam meliputi dua
masa kemajuan yaitu: masa Rasululah SAW, khulafaurrasyidin, bani umaiyah dan masa-masa
permulaan daulah Abbasiyah. Masa itu merupakan masa perluasan wilayah yang dimulai oleh
khulafaurrasyidin dilanjutkan Bani Umaiyah dan mencapai keemasan pada masa bani
Abbasiyah yang membuat islam menjadi Negara besar. Di masa ini peradaban Islam tumbuh
menjadi peradaban baru. Dari sisi perkembangan ilmu telah berkembang kajian-kajian teologi
pada masa kini. Pada awal islam pengaruh helenisme dan juga filsafat Yunani terhadap tradisi
3[10] Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam; Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Jakarta: Bulan
Bintang, 1975, hlm. 11-13
keilmuan, Islam sudah sangat kental, sehingga pada saat selanjutnya pengaruh itupun terus
mewarnai perkembangan ilmu pada masa-masa berikutnya.
2. Periode Pertengahan (1250 – 1800 M)
Pada periode pertengahan muncul tiga kerajaan besar Islam yang mewakili tiga
kawasan budaya, yaitu kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia, dan kerajaan
Mughal di India. Kerajaan-kerajaan islam yang lain, meski juga ada yang cukup besar, tetapi
jauh lebih lemah dibandingkan dengan tiga kerajaan ini, bahkan berada dalam pengaruh salah
satu diantaranya. Kerajaan Mughal adalah kerajaan yang berdiri seperempat abad setelah
berdirinya Kerajaan Safawi, jadi diantar ketiga kerajaan besar tersebut Kerajaan Mughal
inilah yang termuda, walaupun kerajaan ini bukanlah kerajaan Islam yang pertama di anak
benua India,Pada periode pertengahan, pembahasan yang paling banyak mendapat tempat
adalah percaturan politik di pusat Islam dan peradaban yang dibina oleh dinasti-dinasti yang
kebetulan berhasil memegang hegemoni politik, serta tiga kerajaan besar Islam (Usmani,
Safawi, dan Mughal) dan peradaban yang dibinanya. Pada periode ini terjadi dua masa
kemunduran dan masa Tiga Kerajaan Besar. Turki Utsmani, daulah Shafawiyah, dan Daulah
Mongoliyah di India. Fase tiga kerajaan besar mengalami kemajuan pada tahun 1500 – 1700
M, dan mengalami kemunduran kembali pada 1700 – 1800 M.
3. Periode Modern (1800 – sampai sekarang)
Pada masa ini telah terbentuk sistem masyarakat muslim yang bersifat global.
Masing-masing dibangun berdasarkan interaksi antara institusi Negara Islam,
Keagamaan dan institusi Komunal Timur Tengah dengan institusi sosial dan cultural
setempat, dan setiap interaksi melahirkan tipe kemasyarakatn Islam yang berbeda-beda.
Meskipun setiap masyarakat bersifat khas (unique), namun diantara mereka terdapat
kemiripan bentuk dan antar mereka dipertalikan oleh beberapa hubungan politik dan
keagamaan dan oleh persamaan nilasi-nilai cultural. Dengan demikian mereka membentuk
Islam yang bersifat global (mendunia).
Hal ini tentu berbeda dengan buku Badri Yatim dalam bukunya Sejarah Peradaban Islam yang
membagi sbb:
1. Masa Kemajuan Islam (650 -100
2. Masa disintegrasi (1000 – 1250 M)
3. Islam di Spanyol dan pengaruhnya terhadap Renaisans di Eropa
4. Masa Kemunduran
5. Masa tiga Kerajaan Besar (1500-1800M)
6. Kemunduran tiga Kerajaan Besar (1700 – 1800 M)
7. Penjajahan Barat atas dunia Islam dan perjuangan kemerdekaan Negara-negara Islam
8. Kedatangan Islam di Indonesia dan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
Melihat gambaran di atas masih banyak lagi fase-fase lain yang ditulis kalangan
sejarawan namun periode-periode ini sudah dapat memberi batasan terhadap pemahaman kita
pada sejarah islam. Pada pembahasan kali ini hanya akan dibatasi pada masa klasik yaitu
mulai dari zaman Kota Mekkah sebelum menjadi Islam sekitar abad ke 6 M sampai abad ke12 M dan zaman pertengahan di awal abad ke 13 – 15 M serta pada zaman modern pada abad
ke 15 – 18 M atau sampai zaman sekarangan ini karena pembahasan SPI diikat oleh ruang
dan waktu maka kajiannya dapat fleksibel untuk melihat proses peristiwa di era dulu dengan
memandang di era sekarang.
Secara umum sejarah peradaban Islam, terbagi menjadi sepuluh periodisasi antara
lain:
a.
Periode Nabi Muhammad dan kebangkitan islam (571-632 M)
b.
Periode Khulafa al-Rosyidin (632-661 M)
c.
Zaman Bani Ummayyah (661-749 M)
d.
Zaman Abbasiyah I (750-847 M)
e.
Zaman Abbasiyah II (847-1055 M)
f.
Zaman Abbasiyah terakhir (1055-1258 M)
g.
Timur Tengah setelah Baghdad jatuh (1258-1520 M)
h.
Timur tengah sampai abad -18 (1520-1800 M)
i.
Timur tengah pada abad -19 dan ke-20 sampai perang dunia 1 (1798-1914 M)
j.
Dunia islam sejak perang dunia 1 (1914-1968 M)
Menurut Prof. DR. H. N. Shiddiqi, ada beberapa pendapat yaitu: Tolak
ukurnya adalah pada system politik, hal ini biasanya digunakan pada sejarah konvensional,
persoalan ekonomi (maju-mundurnya ekonomi) dalam sebuah negara,
pada tingkat peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, pada masuk dan berkembangnya suatu
agama.
Menurut A. Hasymy (1978), periodisasi sejarah perkembangan Islam
adalah sebagai berikut:
1)
Permulaan Islam (610 -661 M)
2)
Daulah Ammawiyah (661-750M)
3)
Daulah Abbasiah I (750-847 M)
4)
Daulah Abbasiah II (847-946M)
5)
Daulah Abbasiah III (946-1075M)
6)
Daulah Mughal (1261-1520M)
7)
Daulah Mughal (1520-1801M)
8)
Daulah Utsmaniah (1801-Sekarang)
3. Teknik Penulisan Sejarah
Penulisan sejarah ( historiografi ) mengalami perkembangan . Pada awalnya , sejarah
identic dengan politik bahkan Sir John Seeley sebagaimana dikutip Mark M. Kurg
mengatakan “ History is Past Politics “ dan politik adalah sejarah masa kini . Persepsi ini
terbentuk karena kenyataan bahwa sampai beberapa waktu yang lalu sejarah masih dianggap /
diperlakukan sebagai sejarah raja2.
4. Ragam Metodologi Dalam SPI
Berkembangnya metodologi sejarah menimbulkan pergeseran / perluasan topic
sejarah . Reaksi terhadap sejarah politik yang dominan ( sejara politik gaya lama ) muncul
pada abad ke – 20 . Reaaksi ini muncul antara lain di sebabkan oleh kesadaran bahwa
dalam sejarah politik banyak aspek kehidupan masyarakat seperti aspek social , ekonomi ,
kebudayaan , intelektual dsb .
5. Kelebihan dan Kekurangan Ragam Metodologi SPI
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah peradaban islam diartikan sebagai perekembangan atau kemajuan kebudayaan
islam dalam perspektif sejarahnya
Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab Al-Hadharah Al-Islamiyyah. Kata
dalam bahasa Arab ini sering kita terjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan kebudayaan
Islam.Di Indonesia seringkali disinonimkan dua kata antara “ kebudayaan dan peradaban “.
Namun dalam perkembangan ilmu Antropologi sekarang, kedua istilah tersebut telah
dibedakan.
Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat.
Sedangkan peradaban lebih berkaitan Manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan
teknologis. Kebudayaan lebih direflesasikan dalam seni, sastra, religi, dan moral. Sedangkan
peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi dan teknologi
Priode sejarah peradaban islam
-
Priode klasik
-
Priode petengahan
-
Pride modern
B. Saran
Belajar dari masa lalu merupakan sesuatu yang perlu kita lakukan. Dari uraian di atas
kita dapat mengambil pelajaran bahwa kita harus berusaha dengan maksimal agar bisa
membuat perubahan. Di samping itu kita sebagai umat Islam juga harus bisa menjaga
persatuan dan kesatuan agar musuh-musuh Islam tidak bisa menghancurkan kita
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejarah merupakan cerita kehidupan masa lalu yang dapat diketahui dari sumber –
sumber tertentu . SPI sendiri membahas tentang sejarah perkembangan agama islam dari
mulai awal penyebaranya oleh Nabi Muhammad SAW sampai pada zaman kita yang
sekarang ini dalam penyebaranya sendiri sendiri menggunakan berbagai macam
metodologi yang di gunakan.Oleh karena itu penyusun bermaksud untuk membahas
tentang peradaban islam dan metodologi yang di gunakan dalam tiap periode
. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud Sejarah Peradaban Islam ?
2. Bagaimana pembagian periodisasi SPI ?
3. Bagaimana teknik penulisan sejarah ?
4. Apa ragam metodologi yang digunakan dalam studi SPI ?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan ragam metodologi SPI ?
c. Tujuan
1. Mengetahui apa yang di maksud SPI
2. Mengetahui bagaimana pembagian periodisasi SPI
3. Mengetahui teknik penulisan sejarah
4. Mengetahui ragam metodologi yang digunakan dalam studi SPI beserta kelebihan dan
kekurangannya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Sejarah Peradaban Islam
Dalam bahasa Inggris, sejarah disebut history yang artinya masa yang telah lampau.
Dalam hal ini masa lampau umat manusia. 1[1] Oleh karena itu, sejarah tentu saja membahas
kegiatan manusia di masa lampau. Bahkan kata history ini berawal dari kata benda istor
dalam bahasa Yunani berarti orang pandai atau bijaksana. Hal ini karena dalam catatan
sejarah peristiwa dan kisah yang terjadi dapat diambil ibrahnya sehingga manusia tidak
melakukan kesalahan lagi dalam kehidupannya.
Dalam bahasa Arab sejarah ini dipadankan dengan istilah sajaratun, artinya pohon.
Kalau kita melihat Gambar silsilah raja-raja, secara pintas akan tampak seperti gambar
sebuah pohon. Oleh karena itu, sejarah dapat diartikan silsilah keturunan raja-raja, yang
berarti merupakan peristiwa pemerintahan dan keluarga raja yang sudah lampau. Ada juga
yang menyebutkannya dalam bahasa Arab yaitu Tarikh yaitu suatu cabang ilmu pengetahuan
yang berkenaan dengan kronologi berbagai peristiwa.
Sejarawan Indonesia, seperti Sartono Kartodirjo membagi pengertian sejarah sebagai
subjektif dan objektif.2[2]Sejarah dalam arti Subjektif adalah suatu konstruk, yakni bangunan
yang disusun penulis sebagai suatu uraian atau cerita. Disebut subjektif tidak lain karena
sejarah memuat unsur-unsur dari isi subjek (pengarang, penulis). Karena pengetahuan
maupun gambaran sejarah adalah hasil penggambaran atau rekonstruksi dari pengarang, mau
tidak mau memuat sifat-sifat, gaya bahasa, struktur pemikiran, pandangan, dan sebagainya.
Sedangkan sejarah dalam arti objektif adalah menunjuk kejadian atau peristiwa itu sendiri,
yakni proses sejarah dalam aktualitasnya.
Adapun Definisi sejarah menurut pendapat beberapa ahli yang dapat dipaparkan
adalah sebagai berikut:
a.
Menurut Ibnu Khaldun.
Sejarah adalah catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia,
tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak-watak masyarakat itu, seperti keliaran,
1[1] Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, Terj. Nugroho Notosusanto. Jakarta : UI Press, 1986, hlm.27
2[2] Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1993, hlm. 14 -15
keramah tamahan dan solidaritet golongan, tentang revolusi-revolusi dan pemberontakanpemberontakan oleh segolongan rakyat melawan golongan yang lain dengan akibat timbulnya
kerajaan-kerajaan dan negara-negara, dengan tingkat bermacam-macam, tentang bermacammacam kegiatan dan kedudukan orang, baik untuk mencapai penghidupannya, maupun dalam
bermacam-macam cabang ilmu pengetahuan dan pertukangan, dan padau mumnya tentang
segala perubahan yang terjadi kedalam masyarakat karena watak masyarakat itu sendiri
b.
Menurut Bauer
Sejarah ialah suatu ilmu pengetahuan yang berikhtiar untuk melukiskan dan dengan
penglihatan yang simpatik menjelaskan fenomena kehidupan sepanjang terjadi perubahan
karena adanya hubungan antara manusia terhadap masyarakatnya. Melihat dampaknya pada
masa-masa berikutnya atau yang berhubungan dengan kualitas mereka yang khas dan
berkonsentrasi pada perubahan-perubahan yang temporerdan di dalam hubungan terhadap
yang tidak dapat diproduksi kembali.
c.
Menurut Zidi Gazalba
Sejarah adalah gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya sebagai makhluk
sosial yang disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi urutan fakta tersebut dengan tafsiran
dan penjelasan yang memberi pengertian dan kefahaman tentang apa yang telah berlalu itu.
d.
Menurut Brenheim
Sejarah adalah ilmu yang menyelidiki dan menceritakan fakta-fakta di dalam waktu
temporer dan di dalam hubungan dengan perkembangan umat manusia dalam aktifitas
mereka (baikindividu maupun kolektif) sebagai makhluk sosial di dalam hubungan sebab
akibat.
Sejarah memiliki dua konsep. Konsep pertama, sejarah dengan pengertiannya
(serangkaian peristiwa masa lampau) yang dapat memberikan pemahaman akan arti obyektif
tentang masa lampau, adapun konsep kedua, (keseluruhan pengalaman manusia), yaitu
sejarah menunjukkan maknanya yang subyektif, sebab masa lampau itu telah menjadi sebuah
kisah atau cerita.
Sejarah peradaban islam diartikan sebagai perekembangan atau kemajuan kebudayaan
islam dalam perspektif sejarahnya .Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab AlHadharah Al-Islamiyyah. Kata dalam bahasa Arab ini sering kita terjemahkan kedalam
bahasa Indonesia dengan kebudayaan Islam.Di Indonesia seringkali disinonimkan dua kata
antara “ kebudayaan dan peradaban “. Namun dalam perkembangan ilmu Antropologi
sekarang, kedua istilah tersebut telah dibedakan.
2. Periodisasi Sejarah Peradaban Islam
Peradaban Islam adalah landasan historis yang mengkaji tentang keseluruhan
kebudayaan dalam suatu periodisasi sejarah. Periodisasi sejarah sangat berhubungan dengan
konteks ruang dan waktu yang sangat berpengaruh pada hasil karya, Ide dan gagasan di masa
yang lalu. Oleh karena itu dikalangan sejarawan terdapat perbedaan tentang saat dimulainya
sejarah islam. Secara umum, perbedaan pendapat tersebut dapat dibedakan menjadi dua.
Pertama, sebagian sejarawan berpendapat bahwa sejarah islam dimulai sejak Nabi saw.
Diangkat menjadi rasul. Menurut pendapat ini, selama 13 tahun Nabi Muhammad SAW
tinggal di Mekkah telah lahir masyarakat muslim meskipun belum berdaulat. Kedua,
sebagian sejarawan berpendapat bahwa sejarah umat islam dimulai sejak nabi Muhammad
SAW hijrah ke Madinah karena masyarakat muslim baru berdaulat ketika nabi Muhammad
SAW tinggal di Madinah. Karena Nabi Muhammad SAW yang tinggal di Madinah, tidak
hanya sebagai rasul, tetapi juga merangkap sebagai pemimpin atau kepala Negara
berdasarkan konstitusi yang disebut Piagam Madinah. Disamping banyaknya perbedaan
mengenai sejarah umat Islam ini maka para sejarawan juga berbeda dalam menentukan fase
dalam periodisasi Islam ini salah satu contoh.
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution3[10] Periodisasi sejarah Islam terbagi pada 3
periode :
1. Periode Klasik (650 – 1250 M)
Pada periode ini, disebut juga sebagai masa keemasan di dalam sejarah islam. Sebagai
masa keemasan, masa ini sering dijadikan tolak ukur dan rujukan keteladanan. Masa Nabi
SAW yang hanya berlangsung kurang lebih 23 tahun. Pada periode klasik, arab sangat
menonjol karena memang Islam hadir di sana. Pada masa klasik telah terwujud kesatuan
budaya islam di bawah naungan Islam dengan bahasa arab. Pada masa ini Islam meliputi dua
masa kemajuan yaitu: masa Rasululah SAW, khulafaurrasyidin, bani umaiyah dan masa-masa
permulaan daulah Abbasiyah. Masa itu merupakan masa perluasan wilayah yang dimulai oleh
khulafaurrasyidin dilanjutkan Bani Umaiyah dan mencapai keemasan pada masa bani
Abbasiyah yang membuat islam menjadi Negara besar. Di masa ini peradaban Islam tumbuh
menjadi peradaban baru. Dari sisi perkembangan ilmu telah berkembang kajian-kajian teologi
pada masa kini. Pada awal islam pengaruh helenisme dan juga filsafat Yunani terhadap tradisi
3[10] Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam; Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Jakarta: Bulan
Bintang, 1975, hlm. 11-13
keilmuan, Islam sudah sangat kental, sehingga pada saat selanjutnya pengaruh itupun terus
mewarnai perkembangan ilmu pada masa-masa berikutnya.
2. Periode Pertengahan (1250 – 1800 M)
Pada periode pertengahan muncul tiga kerajaan besar Islam yang mewakili tiga
kawasan budaya, yaitu kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia, dan kerajaan
Mughal di India. Kerajaan-kerajaan islam yang lain, meski juga ada yang cukup besar, tetapi
jauh lebih lemah dibandingkan dengan tiga kerajaan ini, bahkan berada dalam pengaruh salah
satu diantaranya. Kerajaan Mughal adalah kerajaan yang berdiri seperempat abad setelah
berdirinya Kerajaan Safawi, jadi diantar ketiga kerajaan besar tersebut Kerajaan Mughal
inilah yang termuda, walaupun kerajaan ini bukanlah kerajaan Islam yang pertama di anak
benua India,Pada periode pertengahan, pembahasan yang paling banyak mendapat tempat
adalah percaturan politik di pusat Islam dan peradaban yang dibina oleh dinasti-dinasti yang
kebetulan berhasil memegang hegemoni politik, serta tiga kerajaan besar Islam (Usmani,
Safawi, dan Mughal) dan peradaban yang dibinanya. Pada periode ini terjadi dua masa
kemunduran dan masa Tiga Kerajaan Besar. Turki Utsmani, daulah Shafawiyah, dan Daulah
Mongoliyah di India. Fase tiga kerajaan besar mengalami kemajuan pada tahun 1500 – 1700
M, dan mengalami kemunduran kembali pada 1700 – 1800 M.
3. Periode Modern (1800 – sampai sekarang)
Pada masa ini telah terbentuk sistem masyarakat muslim yang bersifat global.
Masing-masing dibangun berdasarkan interaksi antara institusi Negara Islam,
Keagamaan dan institusi Komunal Timur Tengah dengan institusi sosial dan cultural
setempat, dan setiap interaksi melahirkan tipe kemasyarakatn Islam yang berbeda-beda.
Meskipun setiap masyarakat bersifat khas (unique), namun diantara mereka terdapat
kemiripan bentuk dan antar mereka dipertalikan oleh beberapa hubungan politik dan
keagamaan dan oleh persamaan nilasi-nilai cultural. Dengan demikian mereka membentuk
Islam yang bersifat global (mendunia).
Hal ini tentu berbeda dengan buku Badri Yatim dalam bukunya Sejarah Peradaban Islam yang
membagi sbb:
1. Masa Kemajuan Islam (650 -100
2. Masa disintegrasi (1000 – 1250 M)
3. Islam di Spanyol dan pengaruhnya terhadap Renaisans di Eropa
4. Masa Kemunduran
5. Masa tiga Kerajaan Besar (1500-1800M)
6. Kemunduran tiga Kerajaan Besar (1700 – 1800 M)
7. Penjajahan Barat atas dunia Islam dan perjuangan kemerdekaan Negara-negara Islam
8. Kedatangan Islam di Indonesia dan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
Melihat gambaran di atas masih banyak lagi fase-fase lain yang ditulis kalangan
sejarawan namun periode-periode ini sudah dapat memberi batasan terhadap pemahaman kita
pada sejarah islam. Pada pembahasan kali ini hanya akan dibatasi pada masa klasik yaitu
mulai dari zaman Kota Mekkah sebelum menjadi Islam sekitar abad ke 6 M sampai abad ke12 M dan zaman pertengahan di awal abad ke 13 – 15 M serta pada zaman modern pada abad
ke 15 – 18 M atau sampai zaman sekarangan ini karena pembahasan SPI diikat oleh ruang
dan waktu maka kajiannya dapat fleksibel untuk melihat proses peristiwa di era dulu dengan
memandang di era sekarang.
Secara umum sejarah peradaban Islam, terbagi menjadi sepuluh periodisasi antara
lain:
a.
Periode Nabi Muhammad dan kebangkitan islam (571-632 M)
b.
Periode Khulafa al-Rosyidin (632-661 M)
c.
Zaman Bani Ummayyah (661-749 M)
d.
Zaman Abbasiyah I (750-847 M)
e.
Zaman Abbasiyah II (847-1055 M)
f.
Zaman Abbasiyah terakhir (1055-1258 M)
g.
Timur Tengah setelah Baghdad jatuh (1258-1520 M)
h.
Timur tengah sampai abad -18 (1520-1800 M)
i.
Timur tengah pada abad -19 dan ke-20 sampai perang dunia 1 (1798-1914 M)
j.
Dunia islam sejak perang dunia 1 (1914-1968 M)
Menurut Prof. DR. H. N. Shiddiqi, ada beberapa pendapat yaitu: Tolak
ukurnya adalah pada system politik, hal ini biasanya digunakan pada sejarah konvensional,
persoalan ekonomi (maju-mundurnya ekonomi) dalam sebuah negara,
pada tingkat peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, pada masuk dan berkembangnya suatu
agama.
Menurut A. Hasymy (1978), periodisasi sejarah perkembangan Islam
adalah sebagai berikut:
1)
Permulaan Islam (610 -661 M)
2)
Daulah Ammawiyah (661-750M)
3)
Daulah Abbasiah I (750-847 M)
4)
Daulah Abbasiah II (847-946M)
5)
Daulah Abbasiah III (946-1075M)
6)
Daulah Mughal (1261-1520M)
7)
Daulah Mughal (1520-1801M)
8)
Daulah Utsmaniah (1801-Sekarang)
3. Teknik Penulisan Sejarah
Penulisan sejarah ( historiografi ) mengalami perkembangan . Pada awalnya , sejarah
identic dengan politik bahkan Sir John Seeley sebagaimana dikutip Mark M. Kurg
mengatakan “ History is Past Politics “ dan politik adalah sejarah masa kini . Persepsi ini
terbentuk karena kenyataan bahwa sampai beberapa waktu yang lalu sejarah masih dianggap /
diperlakukan sebagai sejarah raja2.
4. Ragam Metodologi Dalam SPI
Berkembangnya metodologi sejarah menimbulkan pergeseran / perluasan topic
sejarah . Reaksi terhadap sejarah politik yang dominan ( sejara politik gaya lama ) muncul
pada abad ke – 20 . Reaaksi ini muncul antara lain di sebabkan oleh kesadaran bahwa
dalam sejarah politik banyak aspek kehidupan masyarakat seperti aspek social , ekonomi ,
kebudayaan , intelektual dsb .
5. Kelebihan dan Kekurangan Ragam Metodologi SPI
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah peradaban islam diartikan sebagai perekembangan atau kemajuan kebudayaan
islam dalam perspektif sejarahnya
Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab Al-Hadharah Al-Islamiyyah. Kata
dalam bahasa Arab ini sering kita terjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan kebudayaan
Islam.Di Indonesia seringkali disinonimkan dua kata antara “ kebudayaan dan peradaban “.
Namun dalam perkembangan ilmu Antropologi sekarang, kedua istilah tersebut telah
dibedakan.
Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat.
Sedangkan peradaban lebih berkaitan Manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan
teknologis. Kebudayaan lebih direflesasikan dalam seni, sastra, religi, dan moral. Sedangkan
peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi dan teknologi
Priode sejarah peradaban islam
-
Priode klasik
-
Priode petengahan
-
Pride modern
B. Saran
Belajar dari masa lalu merupakan sesuatu yang perlu kita lakukan. Dari uraian di atas
kita dapat mengambil pelajaran bahwa kita harus berusaha dengan maksimal agar bisa
membuat perubahan. Di samping itu kita sebagai umat Islam juga harus bisa menjaga
persatuan dan kesatuan agar musuh-musuh Islam tidak bisa menghancurkan kita