TINJAUAN YURIDIS TERHADAP EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH DI KABUAPTEN MAJALENGKA
ISSN 1978-0168
PUBLICITAS
Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka
Volume 11 No 1 Januari – April 2017
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP EFEKTIFITAS PELAKSANAAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG
PENDAFTARAN TANAH DI KABUAPTEN MAJALENGKA
Oleh : Yeni Nuraeni, SH., MH.
Dosen Fakultas Hukum Universitas Majalengka
ABSTRAK
Pendaftaran tanah untuk pertama kalinya dilakukan untuk tanah-tanah yang
belum didaftarkan atau belum pernah disertifikatkan, hal ini untuk menjamin kepastian
hukum, maka mendaftarkan hak atas tanah merupakan hal yang penting untuk
dilakukan bagi pemegang hak atas tanah serta pihak lain yang berkepentingan dengan
tanah tersebut.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis
normatif, yaitu merupakan penelitian kepustakaan, atau penelitian terhadap data
sekunder, atau penelitian yang dilakukan dan ditujukan hanya kepada peraturanperaturan tertulis atau bahan-bahan hukum lain. Data yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari studi kepustakaan dan data
primer yang diperolah dengan cara wawancara dan obvservasi.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa
Pelaksanaan pendaftaran tanah hak atas tanah yang berlangsung di Kantor
Pertanahan Majalengka belum sesuai, bahwa menurut aturan sebenarnya proses
pendaftaran tanah adalah 98 (sembilan puluh delapan) hari kerja, tetapi kenyataannya
waktu yang dibutuhkan ternyata lebih lama. Yaitu meliputi : pengumpulan dan
pemeriksaan berkas permohonan dari pemohon, pengukuran dan pemetaan bidang
tanah yang dimohonkan, pemeriksaan dan penelitian data yuridis oleh Panitia A
(Ajudikasi), pengumuman data fisik dan data yuridis, pembuatan berita acara
pengesahan pengumuman data fisik dan data yuridis, pembukuan hak sampai dengan
penerbitan sertifikat hak milik atas nama pemohon/pendaftar.
Kata kunci : Efektifitas Pelaksanaan Pendaftaran Tanah
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) 1
PUBLICITAS
ISSN 1978-0168
Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka
Volume 11 No 1 Januari – April 2017
meningkatnya
Latar Belakang
kebutuhan
lain
yang
besar
berkaitan dengan tanah. Tanah tidak saja
penghidupan masyarakatnya atau mata
digunakan sebagai tempat bermukim
pencahariannya
atau tempat tinggal dan bertani, akan
Indonesia,
sebagian
masih
mengandalkan
ekonomi meraka di sektor pertanahan.
tetapi
Banyak sekali usaha yang berkaitan
jaminan untuk mendapatkan pinjaman
dengan pertanahan. Kondisi tata kota
dari pihak bank, untuk keperluan jual
yang
beli
berubah-ubah
menyebabkan
pertanahan,
bertambahnya
di
Indonesia
bisa
dan
juga
sewa
dijadikan
menyewa.
sebagai
Begitu
banyaknya
masalah
pentingnya kegunaan tanah bagi orang
seiring
dengan
atau badan hukum sehingga dituntut
jumlah
penduduk
di
adanya jaminan kepastian hukum atas
tanah tersebut.
Indonesia.
Indonesia pula merupakan negara
Mengingat
betapa
pentingnya
kepulauan terbesar di dunia dengan besar
tanah bagi kehidupan manusia, dalam
kehidupan
masih
Undang Undang Dasar Negara Republik
bercorak agraris karena sesuai dengan
Indonesia Tahun 1945 diatur mengenai
iklim Indonesia yang beriklim tropis.
tanah dan air, yaitu dalam Pasal 33 ayat
Tentunya dengan hal yang demikian,
(3) yang berbunyi : “Bumi, air dan
tanah menjadi objek yang sangat penting
kekayaan yang terkandung di dalamnya
seiring dengan perkembangan kehidupan
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan
manusia saat ini. Memasuki era modern,
sebesar-besarnya
tanah tidak lagi hanya sebatas menjadi
rakyat.” Berdasarkan ketentuan Pasal 33
sumber kehidupan, namun juga sebagai
ayat (3) tersebut dapat kita ketahui
lahan tempat tinggal yang turun temurun
bahwa kemakmuran masyarakatlah yang
untuk
menjadi
masyarakatnya
melanjutkan
kelangsungan
tujuan
untuk
kemakmuran
utama
dalam
generasi kehidupan manusia. Hal ini
pemanfaatan fungsi bumi, air dan segala
menunjukkan bahwa adanya hubungan
kekayaan yang terkandung di dalamnya.
yang sangat erat manusia dengan tanah.
Sebagai wujud nyata dari Pasal 33 ayat
Kebutuhan akan tanah dewasa ini
semakin
meningkat
sejalan
dengan
bertambahnya jumlah penduduk dan
(3) tersebut, maka pada 24 September
1960 Pemerintah Indonesia pada saat itu
mengundangkan
dan
menyatakan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) 2
PUBLICITAS
ISSN 1978-0168
Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka
Volume 11 No 1 Januari – April 2017
berlakunya Undang-Undang Nomor 5
1997 yang merupakan penyempurnaan
Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
dari Peraturan Pemerintah Nomor 10
Pokok Pokok Agraria, yang dikenal juga
Tahun 1961 yang mengatur tentang
dengan nama UUPA, bagi seluruh
pendaftaran tanah.
wilayah Indonesia.
Di Indonesia sistem pendaftaran
Salah satu tujuan dalam UndangUndang
Pokok
adalah
Masih banyak masyarakat Indonesia
untuk
yang sukar untuk dapat mengatasi
memberikan kepastian hukum mengenai
masalah ini dengan baik. Sebagian besar
hak-hak
rakyat
penduduk mengira masalah ini hanya
seluruhnya. Untuk mewujudkan tujuan
dapat diselesaikan dengan uang. Cara
tersebut maka diadakan pendaftaran
instan ataupun cepat yang dilakukan
tanah yang secara tegas diatur dalam
dengan
Pasal 19 ayat (1) Undang-Udang Pokok
mengeluarkan uang maka akan semakin
Agraria
“Untuk
cepat pula penyelesaiannya. Padahal
oleh
sesuai kenyataan, cara yang diambil ini
pemerintah diadakan pendaftaran tanah
salah. Pejabat Pembuat Akta Tanah
di seluruh wilayah Republik Indonesia
(PPAT)
menurut ketentuan-ketentuan yang diatur
dalam pendaftaran tanah menyatakan
dengan Peraturan Pemerintah.”1
“uang
meletakkan
dasar-dasar
atas
yang
menjamin
Agraria
tanah masih menimbulkan polemik.
tanah
bagi
berbunyi
kepastian
:
hukum
semakin
yang
besar
menyelesaikan
yang
diminta
dari
mereka
urusan
para
Pasal 19 ayat (1) UUPA ini
pendaftaran tanah mereka akan masuk ke
ditujukan kepada Pemerintah sebagai
dalam kas negara dan bukan masuk ke
instruksi
saku pribadi dan proses ini biasa disebut
Republik
agar
di
seluruh
Indonesia
wilayah
diadakan
pendaftaran tanah yang bersifat “recht
kadaster” artinya yang bersifat menjamin
kepastian hukum. Adapun Peraturan
Pemerintah
yang
dimaksud
adalah
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1
Undang Undang No.5 Tahun 1960 tentang
Pokok Pokok Agraria
sebagai uang administrasi”.
Pada
awalnya
pelaksanaan
pendaftaran tanah diadakan menurut
ketentuan-ketentuan yang diatur dalam
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 10
Tahun 1961 Tentang Pendaftaran Tanah.
Namun
dalam
perjalanan
waktu
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) 3
PUBLICITAS
ISSN 1978-0168
Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka
Volume 11 No 1 Januari – April 2017
keberadaan Peraturan Pemerintah (PP)
seluruh anggota keluarga kawasan yang
ini dianggap belum maksimal karena ada
hidup di atas tanah tersebut. Hanya saja,
beberapa
karena
kendala
di
antaranya
dan
tenaga
sehingga
manusia yang satu sama dengan yang
penguasaan tanah - tanah sebagian besar
lain tidak mempunyai nasib yang sama
tidak didukung oleh alat pembuktian
dalam mengembangkan hidupnya, sudah
yang memadai. Selain itu Peraturan
barang tentu tanah milik bersama akan
Pemerintah
keterbatasan
ini
memberikan
yang
cukup
menjadi
kemungkinan
untuk
bagiannya dari kepemilikan bersama
singkat
dan
waktu dalam mendaftarkan tanah yang
diperoleh setelah peralihan hak, selain
itu yang mendaftar tidak harus Pejabat
Pembuat Akta Tanah tetapi bisa juga
pemilik baru dari hak atas tanah
sehingga
seringkali
didaftarkan.
Untuk
tanahnya
tidak
memperbaiki
kelemahan-kelemahan ini dikeluarkanlah
peraturan mengenai pendaftaran tanah
yang baru untuk lebih menyempurnakan
peratutan pendaftaran tanah sebelumnya,
yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 24
Terselenggaranya
tanah
sebagai
hal
yang
penting
asasnya
dilakukan, sebab yang diprioritaskan
adalah fungsi haknya yakni bagaimana
supaya dapat memberikan manfaat bagi
dikeluarkan
pendaftaran
memungkinkan
bagi
para
pemegang hak atas tanah dapat dengan
mudah membuktikan hak atas tanah
yang dikuasainya. Bagi para pihak yang
berkepentingan, seperti calon pembeli
dan calon kreditur dapat dengan mudah
untuk memperoleh keterangan yang
diperlukan mengenai tanah yang menjadi
objek perbuatan hukum yang akan
dilakukan.
membantu
Bagi
pemerintah
dalam
dapat
melaksanakan
kebijakan di bidang pertanahannya.
Rendahnya kesadaran masyarakat
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
Awalnya pendaftaran tanah bukan
yang
tersebut.
hasil
memuaskan. Karena tidak ada batas
sasaran
kehidupan
belum
terlaksanannya pendaftaran tanah dengan
waktu
perkembangan
untuk
mendaftarkan
menjadi
disebabkan
sertifikat
tanah
miliknya
tersebut
ketidaktauan
dapat
masyarakat
akan adanya aturan tentang keharusan
pendaftaran tanah karena kurangnya
sosialisasi
dari
Pemerintah
kepada
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) 4
PUBLICITAS
ISSN 1978-0168
Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka
Volume 11 No 1 Januari – April 2017
masyarakat
itu
sendiri
sehingga
Nomor
24
Tahun
1997
tentang
masyarakat tidak mengetahui pentingnya
Pendaftaran Tanah secara tepat, mulai
pendaftaran tanah milik mereka untuk
dari penerapan asas sederhana, aman,
dikonversi
terjangkau,
sesuai
dengan
Undang
mutakhir
dan
terbuka,
Undang Pokok Agraria (UUPA) dan
sehingga permasalahan
yang terjadi
Peraturan Pemerintah tersebut. Selain itu
selama
diminimalisir
adanya persepsi yang timbul di tengah
seminimal mungkin.
masyarakat bahwa pendaftaran hak atas
suatu tanah hanya akan mempersulit
meraka saja, mulai dari biaya yang
mahal, proses yang berbelit-belit dan
adanya perasaan takut jika tanahnya
diatur
oleh
pegawai
dari
kantor
ini
dapat
Berdasarkan latar belakang di atas
maka identifikasi permasalahan yang
dapat
dikemukakan
adalah
sebagai
berikut:
1. Bagaimana
proses
pelaksanaan
pertanahan nantinya tanah akan diambil
Pendaftaran Hak Atas Tanah di
oleh
Kantor
pemerintah
untuk
kepentingan
umum, sehingga timbul respon yang
Pertanahan
Kabupaten
Majalengka.
kurang baik dari masyarakat terutama di
2. Faktor – faktor apa saja yang
daerah pedesaan terhadap pengukuran
menjadi kendala dalam pendaftaran
tanah
tanah di Kabupaten Majalengka.
ataupun
penelitian
surat-surat
bukti hak atas tanah yang kesemuanya
3. Sejauh
itu akan memerlukan waktu yang sangat
masyarakat
lama.
sertifikat
Untuk
itu
kiranya
sangatlah
mana
pengetahuan
tentang
tanah
serta
pentingnya
manfaat
sertifikat tersebut.
penting suatu produk hukum yang dapat
menjamin kepastian hukum bagi para
Tujuan Penelitian
pemegang hak-hak atas tanah tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
Hal
sebagai berikut:
ini
dapat
diwujudkan
sedini
mungkin dengan menerapkan asas-asas
1. Untuk mengetahui dan mengkaji
pendaftaran tanah seperti yang tertuang
proses pelaksanaan Pendaftaran Hak
dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) 5
PUBLICITAS
ISSN 1978-0168
Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka
Volume 11 No 1 Januari – April 2017
Atas Tanah di Kantor Pertanahan
dilengkapi dalam permohonan dalam
Kabupaten Majalengka.
pendaftaran tanah.
2. Untuk mengatahui dan mengkaji
tentang Kendala-kendala apa saja
yang
timbul
Pendaftaran
dalam
Hak
proses
Atas
Tanah
tersebut.
3. Untuk mengetahui dan mengkaji
sejauh
mana
masyarakat
tentang
Kegunaan Praktis
2.
Dari penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kegunaan sebagai
berikut:
1. Sebagai sumber referensi tambahan
pengetahuan
bagi Materi Hukum Pertanahan,
pentingnya
khususnya yang berkaitan dengan
Pendaftaran Hak Atas tanah.
Sertifikat Tanah.
2. Menjadi sumber informasi bagi
pihak-pihak yang berkepentingan
Kegunaan Penelitian
Penulis
penelitian
mengharapkan
ini
dapat
hasil
memberikan
kegunaan baik secara teoretis maupun
praktis, yaitu :
dapat memberikan sumbangan pemikiran
perkembangan
dan
Hak
Atas
Tanah.
3. Menjadi bahan bagi mereka yang
ingin
mendalami
masalah
dengan
yang
Hukum
Pertanahan, khususnya mengenai
Melalui penelitian ini diharapkan
bagi
Pendaftaran
berkaitan
Kegunaan Teoretis
1.
dengan
pembinaan
Pendaftaran Hak Atas Tanah.
4. Menjadi sumbangan pemikiran bagi
Kantor
Pertanahan
Hukum Tanah Nasional di Indonesia,
Majalengka
khususnya
tugas pelayanan yang berkaitan
yang
berkaitan
dengan
Pendaftaran Hak Atas Tanah. Serta dapat
dengan
menambah khasanah ilmu pengetahuan
Tanah.
hukum di bidang agraria, terutama yang
berkaitan
dengan
permasalahan
pendafataran tanah, serta memahami
dalam
Kabupaten
Pendaftaran
menjalankan
Hak
Atas
Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
langkah- langkah, prosedur, serta syaratsyarat
yang
harus
dipenuhi
atau
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) 6
PUBLICITAS
ISSN 1978-0168
Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka
Volume 11 No 1 Januari – April 2017
Spesifikasi Penelitian
3) Peraturan Pemerintah Nomor 24
Penelitian ini bersifat deskriptif
analisis, yaitu melukiskan fakta-fakta
berupa data dan bahan hukum primer
(perudang-undangan),
bahan
hukum
Tanah.
4) Peraturan Menteri Agraria Nomor 3
Tahun
1997
tentang
Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
sekunder dan bahan hukum tertier.
Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Metode Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan yuridis
normatif, yaitu merupakan penelitian
kepustakaan, atau penelitian terhadap
data sekunder, atau penelitian yang
dilakukan dan ditujukan hanya kepada
peraturan-peraturan tertulis atau bahanbahan hukum lain.
Pendafataran Tanah.
Bahan hukum sekunder
b.
yaitu bahan yang erat hubungannya
dengan bahan hukum primer dan dapat
membantu proses analisis bahan hukum
primer, berupa literatur, hasil penelitian,
lokakarya,
seminar
yang
berkaitan
dengan penelitian ini.
Bahan
c.
Tahap Penelitian
Tahap-tahap
Tahun 1997 tentang Pendaftaran
hukum
tersier,
yaitu bahan yang memberikan informasi
penelitian
yang
tentang
bahan
hukum
primer
dan
dilakukan oleh penulis adalah penelitian
sekunder, misalnya artikel majalah dan
kepustakaan, yaitu mengumpulkan data
koran.
sekunder yang terdiri dari :
a.
Bahan
Teknik Pengumpulan Data
hukum
primer
Pengumpulan data yang berhasil
berupa peraturan perundang-undangan
diperoleh
yang berkaitan dengan penelitian ini,
dengan cara :
antara lain :
1) Undang
Undang
Dasar
Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
2) Undang Undang Nomor 5 Tahun
1960 tentang Pokok Pokok Agraria.
dari
a. Penelitian
penelitian
dilakukan
kepustakaan,
yaitu
mempergunakan data yang diperoleh
dengan cara meneliti bahan yang
merupakan data sekunder.
b. Penelitian
lapangan,
yaitu
data
diperoleh dari instansi terkait dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) 7
PUBLICITAS
ISSN 1978-0168
Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka
Volume 11 No 1 Januari – April 2017
persoalan yang tengah diteliti berupa
data primer.
Pertanahan
Majalengka/BPN,
Kabupaten
Jl,
Gerakan
Koperasi Majalengka.
Alat Pengumpulan Data
Alat
a. Kantor
pengumpulan
data
yang
digunakan penulis adalah wawancara,
yaitu mengadakan tanya jawab untuk
b. Perpustakaan
Universitas
Majalengka.
Kesimpulan
mendapatkan data secara langsung dari
Berdasarkan hasil penelitian dan
responden yang terkait dengan masalah
pembahasan pada bab sebelumnya, maka
pendaftaran hak atas tanah.
penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut :
Analisis Data
Penarikan kesimpulan dari hasil
penelitian
yang
dilakukan
dengan
metode
analisis
normatif,
normatif
karena
belum sesuai, bahwa menurut aturan
penelitian bertitik tolak dari peraturan
sebenarnya waktu yang dibutuhkan
yang ada sebagai hukum positif.
untuk proses pendaftaran hak milik
yuridis
sudah
terkumpul
1. Proses pelaksanaan pendaftaran hak
Kualitatif merupakan analisis data
yang
berasal
wawancara
dari
dan
informasi
data
hasil
kepustakaan.
Dengan demikian merupakan analisis
data
tanpa
mempergunakan
rumus
angka.
atas tanah yang berlangsung di
Kantor
Pertanahan
Majalengka
tanah atau pendaftaran tanah pertama
kali menjadi sertifikat haknya adalah
98 (sembilan puluh delapan) hari
kerja.
Akan
kenyataannya
dibutuhkan
tetapi
dalam
waktu
yang
ternyata
lebih
lama.
Yaitu meliputi : pengumpulan dan
Lokasi Peneltian
pemeriksaan berkas permohonan dari
Di dalam penyusunan ini penulis
pemohon, pengukuran dan pemetaan
mengambil lokasi penelitian di wilayah
bidang tanah
Kabupaten
untuk
pemeriksaan dan penelitian data
diperlukan.
yuridis oleh Panitia A (Ajudikasi),
memperoleh
Majalengka
data
yang
Penelitian lapangan dilakukan di :
yang dimohonkan,
pengumuman data fisik dan data
yuridis
selama
2
(dua)
bulan,
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) 8
PUBLICITAS
ISSN 1978-0168
Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka
Volume 11 No 1 Januari – April 2017
pembuatan berita acara pengesahan
yang disebut dalam sertifikat tanah,
pengumuman data fisik dan data
adalah orang yang berhak atas tanah
yuridis,
yang
pembukuan
hak
sampai
bersangkutan.
Dalam
arti
dengan penerbitan sertifikat hak
bahwa selama tidak ada alat bukti
milik atas nama pemohon/pendaftar.
lain
yang
membuktikan
ketidak
dalam
benarannya, maka keterangan yang
pendaftaran tanah minimnya alat
ada dalam sertifikat tanah haruslah
bukti kepemilikan awal sebagai dasar
dianggap benar, dengan tidak perlu
bagi konversi hak lama ke dalam
alat
hak-hak atas tanah sesuai dengan
misalnya, saksi-saksi, akta jual - beli
UUPA
dan surat-surat keterangan pejabat,
2. Kendala
yang
timbul
sebagaimana
disyaratkan
bukti
tambahan,
dalam Pasal 24 ayat (1) PP No. 24
hanya
Tahun 1997 jo PMNA No. 3 Tahun
permulaan yang harus dikuatkan oleh
1997 yang diajukan oleh pemohon
alat bukti lainnya.
merupakan kendala utama dalam
pelaksanaan pendaftaran hak atas
tanah
di
Majalengka
Kantor
yang
Pertanahan
menyebabkan
pemeriksaan dan penelitian data
yuridis yang dilakukan oleh Panitia A
(Ajudikasi) memerlukan waktu yang
lebih lama dari yang seharusnya dan
pada
akhirnya
mengakibatkan
lamanya proses penerbitan sertifikat
dianggap
seperti
bukti
Saran
Untuk
lebih
meningkatkan
kesadaran warga masyarakat di wilayah
Kabupaten
Majalengka
mengenai
pentingnya untuk mendaftarkan tanahtanah
mereka
yang
masih
belum
bersertifikat, maka penulis memberikan
saran-saran sebagai berikut :
1. Untuk proses pendaftaran tanah agar
masyarakat
haknya.
sebagai
lebih
mudah
3. Pentingnya sertifikat dan Manfaat
mendapatkan informasi yang benar
dari sebuah sertifika bagi masyarakat
mengenai pendaftaran tanah hak
tersebut secara umum kita semua
milik adat menjadi sertifikat, ada
tahu bahwa manfaat dari sebuah
baiknya
sertifikat tanah adalah sebagai alat
Majalengka
bukti bahwa si pemegang atau orang
mengenai
jika
Kantor
Pertanahan
menyediakan
jenis
pelayanan
brosur
yang
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) 9
ISSN 1978-0168
PUBLICITAS
Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka
Volume 11 No 1 Januari – April 2017
diberikan dan syarat-syarat yang
pendafaran haknya tidak terhambat
harus dipenuhi untuk setiap jenis
dan bisa diselesaikan dalam waktu
layanan yang didistribusikan kepada
yang tidak terlalu lama. serta harus
masyarakat melalui Desa/Kelurahan
mengadakan kegiatan-kegiatan yang
yang ada di wilayah Kabupaten
mengikut
Majalengka, atau bisa juga berupa
masyarakat
layanan informasi yang bisa diakses
penyuluhan atau seminar mengenai
melalui internet dengan membuat
pentingnya pendaftaran tanah untuk
laman khusus Kantor Pertanahan
mendapatkan
jaminan
Majalengka.
hukum
kepemilikan
2. Agar tidak timbul kendala dalam
pendaftaran
tanah
pembinaan
terhadap
yaitu
adanya
atas
baik
peran
itu
aktif
berupa
kepastian
tanah
(tanah) milik warga tersebut.
3. Agar
masyarakat
Kabupaten
atau
Majalengka mendaftarkan tanah nya
dalam
ke Kantor Pertanahan., agar tidak ada
mengelola administrasi yang memuat
pemalsuan dalam sertifikat tanah.
data-data riwayat kepemilikan tanah-
Serta tidak ada pengambilan hak
tanah milik adat atau lama yang ada
tanah yang dilakukan oleh orang lain
di wilayah desa tersebut. Sehingga
karena merupakan bukti yang kuat di
ketika
persidangan.
pegawai
aparat
sertakan
Desa/Kelurahan
berlangsung
proses
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) 10
ISSN 1978-0168
PUBLICITAS
Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka
Volume 11 No 1 Januari – April 2017
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku :
Adrian Sutedi. 2008. Peralihan Hak Atas Tanah Dan Pendfatarannya.
Grafika. Jakarta.
Sinar
AP. Parlindungan.1997. Pendaftaran Tanah di Indonesia. Mandar Maju.
Bandung.
. 1990. Konversi Hak-hak Atas Tanah. Mandar Maju.
Bandung
Bachtiar Effendi. 1983. Pendaftaran Tanah Di Indonesia Dan Peraturan
Pelaksanaannya. Alumni. Bandung.
Boedi Harsono. 2005. Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan UUPA,
Isi Dan Pelaksanaannya. Jilid I, Hukum Tanah Nasional. Djambatan.
Jakarta.
Badan Pertanahan Nasional. 1989. Himpunan Karya Tulis Pendaftaran.
Jakarta.
Burhanudin Ali. 2008. Mengurus sendiri Surat-surat penting dan surat
izin usaha. Hi-Fest Publishing. Jakarta
Djoko Prakoso dan Budiman Adi Purwanto. 1985. Ekistensi Prona
sebagai Pelaksana Mekanisme Fungsi Agraria. Ghalia Indonesia.
Jakarta.
Efendi Perangin. 1991. Hukum Agraria Indonesia. Rajawali Pers. Jakarta
Kartini, Muljadi dan Gunawan Widjaja. 2014. Seri Hukum Harta
Kekayaan, Hak-Hak Atas Tanah. Kencana. Jakarta.
Soedharyo Soimin. 2001. Status Hak Dan Pembebasan Tanah. Sinar
Grafika. Jakarta.
Supriyadi. 2015. Hukum Agraria. Sinar Grafika. Jakarta
2. Peraturan Perundang –undangan
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria.
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
Peraturan Menteri Pertanian dan Agraria No. 2 Tahun 1962 tentang
Penegasan Konversi dan Pendaftaran Bekas Hak-hak Indonesia
Tanah
Atas
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No.
3 Tahun 1997 tentang Peraturan Pelaksana Peraturan Pemerintah No.
24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
3. Sumber-sumber lain
Internet :
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) 11
ISSN 1978-0168
PUBLICITAS
Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka
Volume 11 No 1 Januari – April 2017
http://raypratama.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-dan-fungsi-sertifikathak.html
http://www.jurnalhukum.com/pendaftaran-tanah/
http://artonang.blogspot.com/2016/05/prona-proyek-operasi-nasional-agraria.html?m=1
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) 12
PUBLICITAS
Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka
Volume 11 No 1 Januari – April 2017
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP EFEKTIFITAS PELAKSANAAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG
PENDAFTARAN TANAH DI KABUAPTEN MAJALENGKA
Oleh : Yeni Nuraeni, SH., MH.
Dosen Fakultas Hukum Universitas Majalengka
ABSTRAK
Pendaftaran tanah untuk pertama kalinya dilakukan untuk tanah-tanah yang
belum didaftarkan atau belum pernah disertifikatkan, hal ini untuk menjamin kepastian
hukum, maka mendaftarkan hak atas tanah merupakan hal yang penting untuk
dilakukan bagi pemegang hak atas tanah serta pihak lain yang berkepentingan dengan
tanah tersebut.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis
normatif, yaitu merupakan penelitian kepustakaan, atau penelitian terhadap data
sekunder, atau penelitian yang dilakukan dan ditujukan hanya kepada peraturanperaturan tertulis atau bahan-bahan hukum lain. Data yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari studi kepustakaan dan data
primer yang diperolah dengan cara wawancara dan obvservasi.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa
Pelaksanaan pendaftaran tanah hak atas tanah yang berlangsung di Kantor
Pertanahan Majalengka belum sesuai, bahwa menurut aturan sebenarnya proses
pendaftaran tanah adalah 98 (sembilan puluh delapan) hari kerja, tetapi kenyataannya
waktu yang dibutuhkan ternyata lebih lama. Yaitu meliputi : pengumpulan dan
pemeriksaan berkas permohonan dari pemohon, pengukuran dan pemetaan bidang
tanah yang dimohonkan, pemeriksaan dan penelitian data yuridis oleh Panitia A
(Ajudikasi), pengumuman data fisik dan data yuridis, pembuatan berita acara
pengesahan pengumuman data fisik dan data yuridis, pembukuan hak sampai dengan
penerbitan sertifikat hak milik atas nama pemohon/pendaftar.
Kata kunci : Efektifitas Pelaksanaan Pendaftaran Tanah
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) 1
PUBLICITAS
ISSN 1978-0168
Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka
Volume 11 No 1 Januari – April 2017
meningkatnya
Latar Belakang
kebutuhan
lain
yang
besar
berkaitan dengan tanah. Tanah tidak saja
penghidupan masyarakatnya atau mata
digunakan sebagai tempat bermukim
pencahariannya
atau tempat tinggal dan bertani, akan
Indonesia,
sebagian
masih
mengandalkan
ekonomi meraka di sektor pertanahan.
tetapi
Banyak sekali usaha yang berkaitan
jaminan untuk mendapatkan pinjaman
dengan pertanahan. Kondisi tata kota
dari pihak bank, untuk keperluan jual
yang
beli
berubah-ubah
menyebabkan
pertanahan,
bertambahnya
di
Indonesia
bisa
dan
juga
sewa
dijadikan
menyewa.
sebagai
Begitu
banyaknya
masalah
pentingnya kegunaan tanah bagi orang
seiring
dengan
atau badan hukum sehingga dituntut
jumlah
penduduk
di
adanya jaminan kepastian hukum atas
tanah tersebut.
Indonesia.
Indonesia pula merupakan negara
Mengingat
betapa
pentingnya
kepulauan terbesar di dunia dengan besar
tanah bagi kehidupan manusia, dalam
kehidupan
masih
Undang Undang Dasar Negara Republik
bercorak agraris karena sesuai dengan
Indonesia Tahun 1945 diatur mengenai
iklim Indonesia yang beriklim tropis.
tanah dan air, yaitu dalam Pasal 33 ayat
Tentunya dengan hal yang demikian,
(3) yang berbunyi : “Bumi, air dan
tanah menjadi objek yang sangat penting
kekayaan yang terkandung di dalamnya
seiring dengan perkembangan kehidupan
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan
manusia saat ini. Memasuki era modern,
sebesar-besarnya
tanah tidak lagi hanya sebatas menjadi
rakyat.” Berdasarkan ketentuan Pasal 33
sumber kehidupan, namun juga sebagai
ayat (3) tersebut dapat kita ketahui
lahan tempat tinggal yang turun temurun
bahwa kemakmuran masyarakatlah yang
untuk
menjadi
masyarakatnya
melanjutkan
kelangsungan
tujuan
untuk
kemakmuran
utama
dalam
generasi kehidupan manusia. Hal ini
pemanfaatan fungsi bumi, air dan segala
menunjukkan bahwa adanya hubungan
kekayaan yang terkandung di dalamnya.
yang sangat erat manusia dengan tanah.
Sebagai wujud nyata dari Pasal 33 ayat
Kebutuhan akan tanah dewasa ini
semakin
meningkat
sejalan
dengan
bertambahnya jumlah penduduk dan
(3) tersebut, maka pada 24 September
1960 Pemerintah Indonesia pada saat itu
mengundangkan
dan
menyatakan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) 2
PUBLICITAS
ISSN 1978-0168
Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka
Volume 11 No 1 Januari – April 2017
berlakunya Undang-Undang Nomor 5
1997 yang merupakan penyempurnaan
Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
dari Peraturan Pemerintah Nomor 10
Pokok Pokok Agraria, yang dikenal juga
Tahun 1961 yang mengatur tentang
dengan nama UUPA, bagi seluruh
pendaftaran tanah.
wilayah Indonesia.
Di Indonesia sistem pendaftaran
Salah satu tujuan dalam UndangUndang
Pokok
adalah
Masih banyak masyarakat Indonesia
untuk
yang sukar untuk dapat mengatasi
memberikan kepastian hukum mengenai
masalah ini dengan baik. Sebagian besar
hak-hak
rakyat
penduduk mengira masalah ini hanya
seluruhnya. Untuk mewujudkan tujuan
dapat diselesaikan dengan uang. Cara
tersebut maka diadakan pendaftaran
instan ataupun cepat yang dilakukan
tanah yang secara tegas diatur dalam
dengan
Pasal 19 ayat (1) Undang-Udang Pokok
mengeluarkan uang maka akan semakin
Agraria
“Untuk
cepat pula penyelesaiannya. Padahal
oleh
sesuai kenyataan, cara yang diambil ini
pemerintah diadakan pendaftaran tanah
salah. Pejabat Pembuat Akta Tanah
di seluruh wilayah Republik Indonesia
(PPAT)
menurut ketentuan-ketentuan yang diatur
dalam pendaftaran tanah menyatakan
dengan Peraturan Pemerintah.”1
“uang
meletakkan
dasar-dasar
atas
yang
menjamin
Agraria
tanah masih menimbulkan polemik.
tanah
bagi
berbunyi
kepastian
:
hukum
semakin
yang
besar
menyelesaikan
yang
diminta
dari
mereka
urusan
para
Pasal 19 ayat (1) UUPA ini
pendaftaran tanah mereka akan masuk ke
ditujukan kepada Pemerintah sebagai
dalam kas negara dan bukan masuk ke
instruksi
saku pribadi dan proses ini biasa disebut
Republik
agar
di
seluruh
Indonesia
wilayah
diadakan
pendaftaran tanah yang bersifat “recht
kadaster” artinya yang bersifat menjamin
kepastian hukum. Adapun Peraturan
Pemerintah
yang
dimaksud
adalah
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1
Undang Undang No.5 Tahun 1960 tentang
Pokok Pokok Agraria
sebagai uang administrasi”.
Pada
awalnya
pelaksanaan
pendaftaran tanah diadakan menurut
ketentuan-ketentuan yang diatur dalam
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 10
Tahun 1961 Tentang Pendaftaran Tanah.
Namun
dalam
perjalanan
waktu
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) 3
PUBLICITAS
ISSN 1978-0168
Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka
Volume 11 No 1 Januari – April 2017
keberadaan Peraturan Pemerintah (PP)
seluruh anggota keluarga kawasan yang
ini dianggap belum maksimal karena ada
hidup di atas tanah tersebut. Hanya saja,
beberapa
karena
kendala
di
antaranya
dan
tenaga
sehingga
manusia yang satu sama dengan yang
penguasaan tanah - tanah sebagian besar
lain tidak mempunyai nasib yang sama
tidak didukung oleh alat pembuktian
dalam mengembangkan hidupnya, sudah
yang memadai. Selain itu Peraturan
barang tentu tanah milik bersama akan
Pemerintah
keterbatasan
ini
memberikan
yang
cukup
menjadi
kemungkinan
untuk
bagiannya dari kepemilikan bersama
singkat
dan
waktu dalam mendaftarkan tanah yang
diperoleh setelah peralihan hak, selain
itu yang mendaftar tidak harus Pejabat
Pembuat Akta Tanah tetapi bisa juga
pemilik baru dari hak atas tanah
sehingga
seringkali
didaftarkan.
Untuk
tanahnya
tidak
memperbaiki
kelemahan-kelemahan ini dikeluarkanlah
peraturan mengenai pendaftaran tanah
yang baru untuk lebih menyempurnakan
peratutan pendaftaran tanah sebelumnya,
yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 24
Terselenggaranya
tanah
sebagai
hal
yang
penting
asasnya
dilakukan, sebab yang diprioritaskan
adalah fungsi haknya yakni bagaimana
supaya dapat memberikan manfaat bagi
dikeluarkan
pendaftaran
memungkinkan
bagi
para
pemegang hak atas tanah dapat dengan
mudah membuktikan hak atas tanah
yang dikuasainya. Bagi para pihak yang
berkepentingan, seperti calon pembeli
dan calon kreditur dapat dengan mudah
untuk memperoleh keterangan yang
diperlukan mengenai tanah yang menjadi
objek perbuatan hukum yang akan
dilakukan.
membantu
Bagi
pemerintah
dalam
dapat
melaksanakan
kebijakan di bidang pertanahannya.
Rendahnya kesadaran masyarakat
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
Awalnya pendaftaran tanah bukan
yang
tersebut.
hasil
memuaskan. Karena tidak ada batas
sasaran
kehidupan
belum
terlaksanannya pendaftaran tanah dengan
waktu
perkembangan
untuk
mendaftarkan
menjadi
disebabkan
sertifikat
tanah
miliknya
tersebut
ketidaktauan
dapat
masyarakat
akan adanya aturan tentang keharusan
pendaftaran tanah karena kurangnya
sosialisasi
dari
Pemerintah
kepada
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) 4
PUBLICITAS
ISSN 1978-0168
Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka
Volume 11 No 1 Januari – April 2017
masyarakat
itu
sendiri
sehingga
Nomor
24
Tahun
1997
tentang
masyarakat tidak mengetahui pentingnya
Pendaftaran Tanah secara tepat, mulai
pendaftaran tanah milik mereka untuk
dari penerapan asas sederhana, aman,
dikonversi
terjangkau,
sesuai
dengan
Undang
mutakhir
dan
terbuka,
Undang Pokok Agraria (UUPA) dan
sehingga permasalahan
yang terjadi
Peraturan Pemerintah tersebut. Selain itu
selama
diminimalisir
adanya persepsi yang timbul di tengah
seminimal mungkin.
masyarakat bahwa pendaftaran hak atas
suatu tanah hanya akan mempersulit
meraka saja, mulai dari biaya yang
mahal, proses yang berbelit-belit dan
adanya perasaan takut jika tanahnya
diatur
oleh
pegawai
dari
kantor
ini
dapat
Berdasarkan latar belakang di atas
maka identifikasi permasalahan yang
dapat
dikemukakan
adalah
sebagai
berikut:
1. Bagaimana
proses
pelaksanaan
pertanahan nantinya tanah akan diambil
Pendaftaran Hak Atas Tanah di
oleh
Kantor
pemerintah
untuk
kepentingan
umum, sehingga timbul respon yang
Pertanahan
Kabupaten
Majalengka.
kurang baik dari masyarakat terutama di
2. Faktor – faktor apa saja yang
daerah pedesaan terhadap pengukuran
menjadi kendala dalam pendaftaran
tanah
tanah di Kabupaten Majalengka.
ataupun
penelitian
surat-surat
bukti hak atas tanah yang kesemuanya
3. Sejauh
itu akan memerlukan waktu yang sangat
masyarakat
lama.
sertifikat
Untuk
itu
kiranya
sangatlah
mana
pengetahuan
tentang
tanah
serta
pentingnya
manfaat
sertifikat tersebut.
penting suatu produk hukum yang dapat
menjamin kepastian hukum bagi para
Tujuan Penelitian
pemegang hak-hak atas tanah tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
Hal
sebagai berikut:
ini
dapat
diwujudkan
sedini
mungkin dengan menerapkan asas-asas
1. Untuk mengetahui dan mengkaji
pendaftaran tanah seperti yang tertuang
proses pelaksanaan Pendaftaran Hak
dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) 5
PUBLICITAS
ISSN 1978-0168
Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka
Volume 11 No 1 Januari – April 2017
Atas Tanah di Kantor Pertanahan
dilengkapi dalam permohonan dalam
Kabupaten Majalengka.
pendaftaran tanah.
2. Untuk mengatahui dan mengkaji
tentang Kendala-kendala apa saja
yang
timbul
Pendaftaran
dalam
Hak
proses
Atas
Tanah
tersebut.
3. Untuk mengetahui dan mengkaji
sejauh
mana
masyarakat
tentang
Kegunaan Praktis
2.
Dari penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kegunaan sebagai
berikut:
1. Sebagai sumber referensi tambahan
pengetahuan
bagi Materi Hukum Pertanahan,
pentingnya
khususnya yang berkaitan dengan
Pendaftaran Hak Atas tanah.
Sertifikat Tanah.
2. Menjadi sumber informasi bagi
pihak-pihak yang berkepentingan
Kegunaan Penelitian
Penulis
penelitian
mengharapkan
ini
dapat
hasil
memberikan
kegunaan baik secara teoretis maupun
praktis, yaitu :
dapat memberikan sumbangan pemikiran
perkembangan
dan
Hak
Atas
Tanah.
3. Menjadi bahan bagi mereka yang
ingin
mendalami
masalah
dengan
yang
Hukum
Pertanahan, khususnya mengenai
Melalui penelitian ini diharapkan
bagi
Pendaftaran
berkaitan
Kegunaan Teoretis
1.
dengan
pembinaan
Pendaftaran Hak Atas Tanah.
4. Menjadi sumbangan pemikiran bagi
Kantor
Pertanahan
Hukum Tanah Nasional di Indonesia,
Majalengka
khususnya
tugas pelayanan yang berkaitan
yang
berkaitan
dengan
Pendaftaran Hak Atas Tanah. Serta dapat
dengan
menambah khasanah ilmu pengetahuan
Tanah.
hukum di bidang agraria, terutama yang
berkaitan
dengan
permasalahan
pendafataran tanah, serta memahami
dalam
Kabupaten
Pendaftaran
menjalankan
Hak
Atas
Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
langkah- langkah, prosedur, serta syaratsyarat
yang
harus
dipenuhi
atau
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) 6
PUBLICITAS
ISSN 1978-0168
Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka
Volume 11 No 1 Januari – April 2017
Spesifikasi Penelitian
3) Peraturan Pemerintah Nomor 24
Penelitian ini bersifat deskriptif
analisis, yaitu melukiskan fakta-fakta
berupa data dan bahan hukum primer
(perudang-undangan),
bahan
hukum
Tanah.
4) Peraturan Menteri Agraria Nomor 3
Tahun
1997
tentang
Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
sekunder dan bahan hukum tertier.
Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Metode Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan yuridis
normatif, yaitu merupakan penelitian
kepustakaan, atau penelitian terhadap
data sekunder, atau penelitian yang
dilakukan dan ditujukan hanya kepada
peraturan-peraturan tertulis atau bahanbahan hukum lain.
Pendafataran Tanah.
Bahan hukum sekunder
b.
yaitu bahan yang erat hubungannya
dengan bahan hukum primer dan dapat
membantu proses analisis bahan hukum
primer, berupa literatur, hasil penelitian,
lokakarya,
seminar
yang
berkaitan
dengan penelitian ini.
Bahan
c.
Tahap Penelitian
Tahap-tahap
Tahun 1997 tentang Pendaftaran
hukum
tersier,
yaitu bahan yang memberikan informasi
penelitian
yang
tentang
bahan
hukum
primer
dan
dilakukan oleh penulis adalah penelitian
sekunder, misalnya artikel majalah dan
kepustakaan, yaitu mengumpulkan data
koran.
sekunder yang terdiri dari :
a.
Bahan
Teknik Pengumpulan Data
hukum
primer
Pengumpulan data yang berhasil
berupa peraturan perundang-undangan
diperoleh
yang berkaitan dengan penelitian ini,
dengan cara :
antara lain :
1) Undang
Undang
Dasar
Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
2) Undang Undang Nomor 5 Tahun
1960 tentang Pokok Pokok Agraria.
dari
a. Penelitian
penelitian
dilakukan
kepustakaan,
yaitu
mempergunakan data yang diperoleh
dengan cara meneliti bahan yang
merupakan data sekunder.
b. Penelitian
lapangan,
yaitu
data
diperoleh dari instansi terkait dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) 7
PUBLICITAS
ISSN 1978-0168
Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka
Volume 11 No 1 Januari – April 2017
persoalan yang tengah diteliti berupa
data primer.
Pertanahan
Majalengka/BPN,
Kabupaten
Jl,
Gerakan
Koperasi Majalengka.
Alat Pengumpulan Data
Alat
a. Kantor
pengumpulan
data
yang
digunakan penulis adalah wawancara,
yaitu mengadakan tanya jawab untuk
b. Perpustakaan
Universitas
Majalengka.
Kesimpulan
mendapatkan data secara langsung dari
Berdasarkan hasil penelitian dan
responden yang terkait dengan masalah
pembahasan pada bab sebelumnya, maka
pendaftaran hak atas tanah.
penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut :
Analisis Data
Penarikan kesimpulan dari hasil
penelitian
yang
dilakukan
dengan
metode
analisis
normatif,
normatif
karena
belum sesuai, bahwa menurut aturan
penelitian bertitik tolak dari peraturan
sebenarnya waktu yang dibutuhkan
yang ada sebagai hukum positif.
untuk proses pendaftaran hak milik
yuridis
sudah
terkumpul
1. Proses pelaksanaan pendaftaran hak
Kualitatif merupakan analisis data
yang
berasal
wawancara
dari
dan
informasi
data
hasil
kepustakaan.
Dengan demikian merupakan analisis
data
tanpa
mempergunakan
rumus
angka.
atas tanah yang berlangsung di
Kantor
Pertanahan
Majalengka
tanah atau pendaftaran tanah pertama
kali menjadi sertifikat haknya adalah
98 (sembilan puluh delapan) hari
kerja.
Akan
kenyataannya
dibutuhkan
tetapi
dalam
waktu
yang
ternyata
lebih
lama.
Yaitu meliputi : pengumpulan dan
Lokasi Peneltian
pemeriksaan berkas permohonan dari
Di dalam penyusunan ini penulis
pemohon, pengukuran dan pemetaan
mengambil lokasi penelitian di wilayah
bidang tanah
Kabupaten
untuk
pemeriksaan dan penelitian data
diperlukan.
yuridis oleh Panitia A (Ajudikasi),
memperoleh
Majalengka
data
yang
Penelitian lapangan dilakukan di :
yang dimohonkan,
pengumuman data fisik dan data
yuridis
selama
2
(dua)
bulan,
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) 8
PUBLICITAS
ISSN 1978-0168
Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka
Volume 11 No 1 Januari – April 2017
pembuatan berita acara pengesahan
yang disebut dalam sertifikat tanah,
pengumuman data fisik dan data
adalah orang yang berhak atas tanah
yuridis,
yang
pembukuan
hak
sampai
bersangkutan.
Dalam
arti
dengan penerbitan sertifikat hak
bahwa selama tidak ada alat bukti
milik atas nama pemohon/pendaftar.
lain
yang
membuktikan
ketidak
dalam
benarannya, maka keterangan yang
pendaftaran tanah minimnya alat
ada dalam sertifikat tanah haruslah
bukti kepemilikan awal sebagai dasar
dianggap benar, dengan tidak perlu
bagi konversi hak lama ke dalam
alat
hak-hak atas tanah sesuai dengan
misalnya, saksi-saksi, akta jual - beli
UUPA
dan surat-surat keterangan pejabat,
2. Kendala
yang
timbul
sebagaimana
disyaratkan
bukti
tambahan,
dalam Pasal 24 ayat (1) PP No. 24
hanya
Tahun 1997 jo PMNA No. 3 Tahun
permulaan yang harus dikuatkan oleh
1997 yang diajukan oleh pemohon
alat bukti lainnya.
merupakan kendala utama dalam
pelaksanaan pendaftaran hak atas
tanah
di
Majalengka
Kantor
yang
Pertanahan
menyebabkan
pemeriksaan dan penelitian data
yuridis yang dilakukan oleh Panitia A
(Ajudikasi) memerlukan waktu yang
lebih lama dari yang seharusnya dan
pada
akhirnya
mengakibatkan
lamanya proses penerbitan sertifikat
dianggap
seperti
bukti
Saran
Untuk
lebih
meningkatkan
kesadaran warga masyarakat di wilayah
Kabupaten
Majalengka
mengenai
pentingnya untuk mendaftarkan tanahtanah
mereka
yang
masih
belum
bersertifikat, maka penulis memberikan
saran-saran sebagai berikut :
1. Untuk proses pendaftaran tanah agar
masyarakat
haknya.
sebagai
lebih
mudah
3. Pentingnya sertifikat dan Manfaat
mendapatkan informasi yang benar
dari sebuah sertifika bagi masyarakat
mengenai pendaftaran tanah hak
tersebut secara umum kita semua
milik adat menjadi sertifikat, ada
tahu bahwa manfaat dari sebuah
baiknya
sertifikat tanah adalah sebagai alat
Majalengka
bukti bahwa si pemegang atau orang
mengenai
jika
Kantor
Pertanahan
menyediakan
jenis
pelayanan
brosur
yang
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) 9
ISSN 1978-0168
PUBLICITAS
Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka
Volume 11 No 1 Januari – April 2017
diberikan dan syarat-syarat yang
pendafaran haknya tidak terhambat
harus dipenuhi untuk setiap jenis
dan bisa diselesaikan dalam waktu
layanan yang didistribusikan kepada
yang tidak terlalu lama. serta harus
masyarakat melalui Desa/Kelurahan
mengadakan kegiatan-kegiatan yang
yang ada di wilayah Kabupaten
mengikut
Majalengka, atau bisa juga berupa
masyarakat
layanan informasi yang bisa diakses
penyuluhan atau seminar mengenai
melalui internet dengan membuat
pentingnya pendaftaran tanah untuk
laman khusus Kantor Pertanahan
mendapatkan
jaminan
Majalengka.
hukum
kepemilikan
2. Agar tidak timbul kendala dalam
pendaftaran
tanah
pembinaan
terhadap
yaitu
adanya
atas
baik
peran
itu
aktif
berupa
kepastian
tanah
(tanah) milik warga tersebut.
3. Agar
masyarakat
Kabupaten
atau
Majalengka mendaftarkan tanah nya
dalam
ke Kantor Pertanahan., agar tidak ada
mengelola administrasi yang memuat
pemalsuan dalam sertifikat tanah.
data-data riwayat kepemilikan tanah-
Serta tidak ada pengambilan hak
tanah milik adat atau lama yang ada
tanah yang dilakukan oleh orang lain
di wilayah desa tersebut. Sehingga
karena merupakan bukti yang kuat di
ketika
persidangan.
pegawai
aparat
sertakan
Desa/Kelurahan
berlangsung
proses
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) 10
ISSN 1978-0168
PUBLICITAS
Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka
Volume 11 No 1 Januari – April 2017
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku :
Adrian Sutedi. 2008. Peralihan Hak Atas Tanah Dan Pendfatarannya.
Grafika. Jakarta.
Sinar
AP. Parlindungan.1997. Pendaftaran Tanah di Indonesia. Mandar Maju.
Bandung.
. 1990. Konversi Hak-hak Atas Tanah. Mandar Maju.
Bandung
Bachtiar Effendi. 1983. Pendaftaran Tanah Di Indonesia Dan Peraturan
Pelaksanaannya. Alumni. Bandung.
Boedi Harsono. 2005. Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan UUPA,
Isi Dan Pelaksanaannya. Jilid I, Hukum Tanah Nasional. Djambatan.
Jakarta.
Badan Pertanahan Nasional. 1989. Himpunan Karya Tulis Pendaftaran.
Jakarta.
Burhanudin Ali. 2008. Mengurus sendiri Surat-surat penting dan surat
izin usaha. Hi-Fest Publishing. Jakarta
Djoko Prakoso dan Budiman Adi Purwanto. 1985. Ekistensi Prona
sebagai Pelaksana Mekanisme Fungsi Agraria. Ghalia Indonesia.
Jakarta.
Efendi Perangin. 1991. Hukum Agraria Indonesia. Rajawali Pers. Jakarta
Kartini, Muljadi dan Gunawan Widjaja. 2014. Seri Hukum Harta
Kekayaan, Hak-Hak Atas Tanah. Kencana. Jakarta.
Soedharyo Soimin. 2001. Status Hak Dan Pembebasan Tanah. Sinar
Grafika. Jakarta.
Supriyadi. 2015. Hukum Agraria. Sinar Grafika. Jakarta
2. Peraturan Perundang –undangan
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria.
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
Peraturan Menteri Pertanian dan Agraria No. 2 Tahun 1962 tentang
Penegasan Konversi dan Pendaftaran Bekas Hak-hak Indonesia
Tanah
Atas
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No.
3 Tahun 1997 tentang Peraturan Pelaksana Peraturan Pemerintah No.
24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
3. Sumber-sumber lain
Internet :
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) 11
ISSN 1978-0168
PUBLICITAS
Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka
Volume 11 No 1 Januari – April 2017
http://raypratama.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-dan-fungsi-sertifikathak.html
http://www.jurnalhukum.com/pendaftaran-tanah/
http://artonang.blogspot.com/2016/05/prona-proyek-operasi-nasional-agraria.html?m=1
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) 12