FAKTOR–FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ULKUS DIABETIKA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI RSUD. DR. SOEDARSO DAN KLINIK KITAMURA PONTIANA

FAKTOR–FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
ULKUS DIABETIKA PADA PENDERITA DIABETES
MELLITUS DI RSUD. DR. SOEDARSO DAN
KLINIK KITAMURA PONTIANAK
Gity Mitasari 1, Ismael Saleh 2, Marlenywati 3

1

Perminatan Epidemiologi Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak
Tahun 2014 (ggity@ymail.com)

2

Perminatan Epidemiologi Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak
(ismael_irnawan@yahoo.com)

3

Perminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Pontianak (marlenywati_83@yahoo.co.id)


ABSTRAK
Latar belakang : Penderita DM memiliki 15-25% berpotensi mengalami ulkus kaki
diabetik selama hidup mereka, dan tingkat kekambuhan 50% sampai 70% selama 5 tahun.
Angka kejadian Ulkus diabetika di RSUD. Dr. Soedarso Pontianak setiap tahunnya mengalami
peningkatan. Tahun 2011 proporsi Ulkus diabetika sebesar 3,19%, mengalami peningkatan pada
tahun 2012 menjadi sebesar 5,08%, dan tahun 2013 sebesar 5,41%. Ulkus bila terjadi infeksi
tidak diatasi dengan baik, hal itu akan berlanjut menjadi pembusukan bahkan dapat diamputasi.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian ulkus diabetika pada penderita diabetes mellitus di RSUD. Dr. Sodarso dan Kitamura
Pontianak.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol. Sampel penelitian sebanyak
74 responden (37 kasus dan 37 kontrol) diambil menggunakan teknik accidental sampling.
Menggunakan uji Chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara lama
menderita DM ≥8 tahun (p value = 0,019), riwayat ulkus sebelumnya (p value = 0,000),
kebiasaan olahraga (p value = 0,000), kepatuhan berobat (p value = 0,010), keterpaparan asap
rokok (p value = 0,005), perawatan kaki (p value = 0,027) dan penggunaan alas kaki (p value =
0,002). Variabel yang tidak berhubungan yaitu aktivitas fisik (p value = 0,352), kepatuhan diet
(p value = 0,485), dan usia (p value = 0,772).
Saran : Bagi RSUD. Dr. Soedarso dan Kitamura Pontianak untuk meningkatkan

Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada penderita Diabetes Mellitus. Meningkatkan
kepatuhan dalam melaksanakan olahraga secara rutin, pengobatan, menghindari paparan asap
rokok, perawatan kaki teratur, dan penggunaan alas kaki yang tepat dapat mencegah hal-hal
yang tidak diinginkan sehingga komplikasi bisa diminimalisir.
Kata kunci

: Lama Menderita DM, Riwayat Ulkus, DM, Ulkus diabetika

128 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik

ABSTRACK
Background : People with diabetes mellitus have a 15-25% possibility to experience
diabetic foot ulcer in their lifetime. They also have the potency for recurrence of 50-70% for 5
years. The number of diabetic foot ulcer cases at DR.SOEDARSO hospital Pontianak increased
sharply each year. In 2011, the proportion of diabetic ulcers was 3,19%. In 2102, the cases
raised to 5,08 %. In 2013, the cases continually increased to 5,41%. If not promptly treated,
diabetic ulcers will lead to decay and result in amputation
Objective : This study aimed at discovering the factors associated with the incidence of
diabetic ulcers in patients with diabetes mellitus at Dr.Soedarso Hospital and Kitamura Clinic
Pontianak.

Methods : A case control design was carried out in this study. The samples were 74
respondents consisted of 37 case group and 37 control group. They were selected by using
accidental sampling. Then, the data were statistically analyzed by using Chi square test.
Result : The study revealed two findings. First, there were significant correlations of
≥8 years DM experience (p value = 0,19), previous ulcer history (p value = 0,000), exercise
habit (p value = 0,000), medication adherence (p value = 0,010), smoke exposure (p value =
0,005), foot care (p value = 0,027) and foot ware usage (p value = 0,002). Second, there were
no correlations of physical activity (p value = 0,352), dietary compliance (p value = 0,485),
and age (p value = 0,485)
Conclusions : As a result, either Dr. Soedarso Hospital or Kitamura Clinic should
improve the education, information, and communication to the patients with diabetes mellitus.
Also, people with DM require to exercise regularly, take regular treatment/medication, avoid
smoke exposure, take foot care, and wear appropriate foot ware. These ways are expected to
prevent from unwanted incidence and minimize the complication.
Key words : duration of DM, ulcer history, Diabetes Mellitus, diabetic ulcer.

PENDAHULUAN
Diabetes Mellitus (DM) telah
menyerang 382 juta orang di dunia pada
tahun 2013, dan jumlah ini diproyeksikan

meningkat menjadi 592 juta orang pada
2035.1 Pada tahun 2030 diperkirakan DM
menempati urutan
ketujuh tertinggi
penyebab kematian di dunia.2 Di
Indonesia sendiri pada tahun 2007
prevalensi DM mencapai 1,1% dan
meningkat sebesar 2,1% pada tahun
2013.3 Provinsi Kalimantan Barat

menunjukkan peningkatan prevalensi DM
sebesar 1,1%.3 Kabupaten/kota dengan
penderita DM tertinggi adalah Kota
Pontianak yaitu 37,2%.4
Penderita
Diabetes
mellitus
berisiko 29 kali terjadi komplikasi ulkus
diabetika.5 Kejadian ulkus kaki diabetik
dan amputasi ulkus diabetika cukup tinggi

di negara berkembang dan maju.6
Penderita
DM
memiliki
15-25%
berpotensi mengalami ulkus kaki diabetik
selama hidup mereka, dan tingkat

129 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik

kekambuhan 50% sampai 70% selama 5
tahun.7 Ulkus diabetik adalah komplikasi
diabetes mellitus yang terjadi berulangulang dan serius dengan tingkat kejadian
per tahun 1% sampai 4% dan memilki
risiko 15% sampai 25% seumur hidup.8
Ulkus diabetika adalah luka yang
terjadi karena adanya kelainan pada saraf,
kelainan pembuluh darah dan kemudian
adanya infeksi. Bila infeksi tidak diatasi
dengan baik, hal itu akan berlanjut

menjadi pembusukan bahkan dapat
diamputasi.9 Ulkus diabetika memerlukan
perawatan yang lama di rumah sakit dan
menjadi beban tidak hanya pada pasien,
tetapi juga pada masyarakat dengan biaya
kesehatan yang cukup besar.10
Studi epidemiologi melaporkan
lebih dari satu juta amputasi dilakukan
pada
penyandang
diabetes
setiap
tahunnya. Ini berarti, setiap 30 detik ada
kasus amputasi kaki diabetes di seluruh
dunia.11 Kasus ulkus dan gangren diabetik
merupakan kasus yang paling banyak
dirawat di rumah sakit. Angka kematian
akibat ulkus dan gangren berkisar 1723%, sedangkan angka amputasi berkisar
15-30%. Sementara angka kematian 1
tahun pasca amputasi sebesar 14,8%.

Jumlah itu meningkat pada tahun ketiga
menjadi 37%. Rata-rata umur pasien
hanya 23,8 bulan pasca amputasi.12
Data dari bagian Sistem Informasi
dan Rekam Medis di RSUD. Dr.Soedarso
Pontianak, proporsi kejadian ulkus
diabetika pada tahun 2011 sebesar 3,19%
dengan proporsi kematian sebesar 1,34%,
pada tahun 2012 ulkus diabetika
mengalami peningkatan sebesar 1,89%
menjadi 5,08% dengan proporsi kematian
sebesar 2,6% dan semakin meningkat
pada tahun 2013 dengan proporsi sebesar

5,41% dan proporsi kematian sebesar
2,5%.
Faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian ulkus diabetika pada
penderita DM diantaranya adalah aktivitas
fisik atau olahraga, keterpaparan asap

rokok, kepatuhan berobat, kepatuhan diet
DM, lama menderita DM, penggunaan
alas kaki, perawatan kaki, riwayat ulkus,
dan usia.
Berdasarkan
hasil
survei
pendahuluan terhadap 8 orang penderita
ulkus diabetika di RSUD. Dr Soedarso
diperoleh penderita berusia diatas 45
tahun, 62,5% menderita DM lebih dari 10
tahun, 100% tidak berolahraga. Selain itu,
50% memiliki riwayat merokok dan
menjadi perokok pasif serta 37,5% tidak
patuh berobat. Dan 62,5% tidak patuh
dalam diet DM. Perawatan kaki hanya
dilakukan oleh 37,5%, serta 75% tidak
menggunakan alas kaki yang tepat.
Metode
Penelitian ini dilakukan di Rumah

Sakit Umum Daerah Dr. Soedarso dan
Klinik Kitamura Pontianak. Pengumpulan
data

dilakukan

sejak

tanggal

22

September- 3 Oktober 2014. Penelitian ini
merupakan

penelitian

observasional

analitik dengan pendekatan kasus kontrol

(Case Control).
Populasi

dalam

penelitian

ini

adalah seluruh pasien Diabetes mellitus,
baik yang menderita dan tidak menderita
ulkus diabetika di RSUD Dr.Soedarso
periode dari Januari-Juni berjumlah 116

130 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik

penderita ulkus diabetika dan periode

Square dengan derajat ketepatan 95% (α=


Maret-Juni

0,05).

berjumlah

312

penderita

diabetes mellitus tanpa ulkus. Populasi
kasus yaitu penderita Diabetes mellitus
yang mengalami ulkus diabetika yang

Hasil Penelitian
Gambaran Umum

menjalani rawat inap dan rawat jalan di

Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

RSUD Dr.Soedarso, sedangkan populasi

Soedarso Pontianak merupakan rumah

kontrol adalah penderita Diabetes mellitus

sakit milik pemerintah dan dikelola oleh

yang tidak mengalami ulkus diabetika.

Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 74

Barat,

responden, yang terdiri dari 37 kasus dan

254,420 M2 dan luas bangunan sebesar

37 kontrol. Teknik pengambilan sampel

21.735,54 M2 dengan fasilitas tempat tidur

yang

sebanyak 446 tempat tidur dan jumlah

digunakan

adalah

Accidental

memiliki

luas

lahan

sebesar

tenaga kerja sebanyak 967 orang dari

Sampling.

berbagai jenis ketenagaan. Proporsi rataData diperoleh melalui wawancara
langsung kepada responden menggunakan
kuesioner. Kuesioner variabel kepatuhan
diet DM diadaptasi dari The Cancer
Council

Victoria:

Questionnaire..

Food

Kuesioner

Frequency
variabel

kepatuhan berobat diadaptasi dari Morisky
8-item

Medication

Adherence

Questionnaire. Untuk kuesioner variabel
perawatan kaki diadaptasi dari Diabetes
Care Program Of Nova Scotia (DCPNS)

rata kunjungan pasien selama 3 tahun
terakhir sebesar 7,9%. Angka kunjungan
pasien ke klinik poli penyakit dalam
RSUD Dr. Soedarso Pontianak setiap
tahunnya mengalami peningkatan. Pada
tahun 2011 angka kunjungan baru dan
kunjungan

ulang

sebanyak

13.626

kunjungan, menurun menjadi

11.695

kunjungan pada tahun 2012, serta pada
tahun 2013

menjadi sebesar

kunjungan.

dan penggunaan alas kaki dilakukan
pengukuran
Guttman..

menggunakan
Kuesioner

aktivitas

Skala
fisik

diadaptasi dari Global Physical Activity
Questionnaire.. Analisis data dilakukan
secara bertahap meliputi analisis univariat
dan bivariat diuji secara statistik Chi

131 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik

10.698

Dari tabel 1 dapat

Karakteristik Responden
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pendidikan

karakteristik

dan Pekerjaan Responden

tingkat

Karakteristik
Responden

Kasus
N
%

responden

pendidikan

diketahui

berdasarkan

responden

pada

kelompok kasus adalah dengan tingkat

Kontrol
N
%

pendidikan SMA yaitu sebesar 43,2%,

PENDIDIKAN

sedangkan responden pada kelompok

Sekolah Dasar

13

35,1

7

18,9

kontrol sebagian besar adalah dengan

SMP
SMA
Perguruan Tinggi

4
16
4

10,8
43,2
10,8

5
13
12

13,5
35,1
32,4

tingkat pendidikan SMA sebesar 32,4%.
Karakteristik

responden

berdasarkan

pekerjaan pada kelompok kasus sebagian

PEKERJAAN
PNS/TNI/Polri
Pegawai Swasta
Wirausaha
IRT

3
7
3
14

8,1
18,9
8,1
37,8

11
4
2
8

29,7
10,8
5,4
21,6

Petani
Buruh
Pensiunan

0
3
7

0
8,1
18,9

6
0
6

16,2
0
16,2

Variabel
Lama Menderita DM
- ≥8 Tahun
- ≥8 Tahun
Kebiasaan Olahraga
- Tidak Rutin
- Rutin
Aktivitas Fisik
- Berisiko
- Tidak berisiko
Kepatuhan Berobat
- Tidak baik
- Baik
Kepatuhan Diet
- Tidak Patuh
- Patuh
Keterpaparan Asap Rokok
- Terpapar
- Tidak Terpapar
Perawatan Kaki
- Berisiko
- Tidak Berisiko

besar tidak bekerja37,8% sedangkan pada
kelompok

56,8
43,2

sebagian

Analisa Univariat

11
26

p value

OR 95% CI

0,019

3,102
(1,189-8,095)

29,7
70,3

7,354
0,000

26
11

70,3
29,7

9
28

24,3
75,7

17
20

45,9
54,1

21
16

56,8
43,2

(2,625-20,599)
1,384

0,485

(0,555-3,454)
3,056
(1,180-7,909)

0,020
22
15

59,5
40,5

12
25

32,4
67,7

1,544
(0,617-3,863)
0,485

20
17

54,1
45,9

16
21

43,2
56,8

3,960
(1,489-10,534)

0,005
22
15

59,5
40,5

besar

PNS/TNI/Polri sebesar 29,7%.

Kejadian Ulkus
Diabetika
Kasus
Kontrol
N
%
N
%
21
16

kontrol

10
27

27,0
73,0

3,081
(1,116-8,504)

0,027

132 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik

5,744

29
8

Penggunaan Alas Kaki
- Berisiko (tidak tepat)
- Tidak berisiko (tepat)
Usia
- ≥50 Tahun
- 8

(

menderita

DM,

Berdasarkan

dibandingkan

hasil

wawancara

dengan responden aktivitas fisik yang
dilakukan

ditempat

kerja

sering

menyebabkan perlukaan adanya benda
tajam disekitar lingkungan kerja sehingga
awal penyebab terjadinya

luka

bisa

diakibatkan oleh tertusuknya benda-benda
tajam yang ada disekitar.

4.

Hubungan

antara

kepatuhan

berobat dengan kejadian Ulkus
diabetika
Berdasarkan

uji

statistik

Chi-

square diperoleh nilai p value = 0,020 (<
0,05) dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan

yang

signifikan

antara

kepatuhan berobat dengan kejadian Ulkus

134 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik

Diabetika pada Penderita DM di RSUD.

yang

Dr.

mengakibatkan lisis.14

Soedarso

Pontianak.

Dari

hasil

melebihi

Berdasarkan

analisis diperoleh nilai OR = 3,423 (95%

responden

CI = 1,180-7,909).
Dalam studi kohortnya bahwa

kapasitas

keadaan

akan

hasil
minum

kurang

sel

yang

wawancara
obat

membaik

ketika

sementara

penggunaan agen antihipertensi jangka

ketika keadaan membaik akan berhenti

panjang

DM

minum obat (48,6%), dengan alasan takut

berisiko

akan bahaya dari obat tersebut (50%), dan

pada

ACEi

menjadikan

50%

pasien
lebih

mengalami ulkus diabetika dan 50% lebih

sisanya lupa (82,4%).

berisiko menjalani amputasi tungkai bagi

Upaya

yang

dilakukan

untuk

yang memiliki penyakit arteri perifer.

meningkatkan pengetahuan masyarakat

Defisiensi B12 biokimiawi ditemukan

terhadap pentingnya kepatuhan berobat

pada

yang

adalah program terapi farmakologis perlu

menggunakan metformin dibandingkan

diberikan bersamaan dengan pengaturan

dengan 2,4% pasien DM yang tidak

makan dan latihan jasmani yang terdiri

menggunakan metformin serta 3,3% pada

dari obat oral dan suntikan.

5,8%

pada

pasien

DM

subjek tanpa DM.14
Penggunaan

metformin

yang

5.

Hubungan

disertai masalah hipoperfusi pada sistem

diet

kardiovaskuler

diabetika

seperti

gagal

jantung

dengan

Berdasarkan

kongestif, syok, atau hipoksia dapat

antara

kepatuhan

kejadian

uji

statistik

Ulkus

Chi-

asidosis.14

square diperoleh nilai p value = 0,352 (>

Kondisi laktat asidosis memungkinkan

0,05) dapat disimpulkan bahwa tidak ada

terjadinya

hubungan

memicu

terjadinya

mitokondria
penurunan

laktat

disfungsi

enzim

yang

berlanjut

sintesis

ATP

pada

pompa

channel

signifikan

antara

dengan

kepatuhan diet dengan kejadian Ulkus

(adenosin

diabetika pada penderita DM di RSUD.

trifosfat), penurunan ATP menyebabkan
fungsi

yang

Na+/K+

Dr. Soedarso Pontianak.
Kepatuhan

ikut

seseorang

yang

menurun. Kondisi ini memaksa ion Na+

menderita luka diabetik untuk menjalani

yang lebih banyak pada ekstrasel masuk

diet

ke ruang intrasel, sehingga terjadi influks

penyembuhan luka diabetik tersebut. Hal

ion Na+ yang ikut membawa molekul air

ini

DM

dikarenakan

akan

orang

135 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik

mempengaruhi

yang

patuh

menjalani diet DM akan lebih terkontrol

Kebiasaan merokok akibat dari

kadar glukosa darahnya dan cenderung

nikotin yang terkandung di dalam rokok

cepat penyembuhannya, sedangkan orang

akan

yang kurang patuh menjalani diet DM

endotel kemudian terjadi penempelan dan

cenderung meningkat atau tidak terkontrol

agregasi

kadar

terjadi kebocoran sehingga lipoprotein

glukosa

darahnya,

sehingga

dapat

menyebabkan

trombosit

akan

kerusakan

yang

selanjutnya

cenderung lama penyembuhannya. Hal ini

lipase

memperlambat

disebabkan karena kurangnya glukosa

lemak

untuk sel akan menghambat regenerasi

timbulnya aterosklerosis. Aterosklerosis

sel.

berakibat vaskuler Insusifiency sehingga

darah

dan

clearance

mempermudah

aliran darah ke arteri dornalis pedis,
6.

Hubungan antara keterpaparan

poplitea, dan tibialis juga akan menurun.5

asap rokok dengan kejadian
7.

Ulkus diabetika
Berdasarkan

uji

statistik

Chi-

Hubungan

antara

perawatan

kaki dengan kejadian Ulkus

square diperoleh nilai p value = 0,005 (<

diabetika

0,05) dapat disimpulkan bahwa ada

Berdasarkan

uji

statistik

Chi-

antara

square diperoleh nilai p value = 0,027 (<

keterpaparan asap rokok dengan kejadian

0,05) dapat disimpulkan bahwa ada

Ulkus Diabetika pada Penderita DM di

hubungan

RSUD. Dr. Soedarso Pontianak. Hasil

perawatan kaki dengan kejadian Ulkus

analisis diperoleh nilai OR = 3,960 (95%

diabetika pada penderita DM di RSUD.

CI = 1,489-10).

Dr.

hubungan

yang

Persentase

signifikan

yang

tinggi

dalam

penggunaan tembakau (merokok dan
mengunyah tembakau) ditemukan pada

yang

Soedarso

signifikan

Pontianak.

antara

Dari

hasil

analisis diperoleh nilai OR = 3,081 (95%
CI = 1,116-8,504).
Individu

yang

melakukan

kelompok penderita LKD dengan derajat

perawatan kaki tidak rutin, mengalami

III dan IV skala Wagner, perilaku

neuropati

penggunaan tembakau dikaitkan dengan

pengendalian kadar gula darah buruk dan

pelambatan penyembuhan luka. Dalam

gangguan penglihatan memiliki risiko

studi ini pula ditemukan 75% subjek studi

sebesar 96% terjadi ulkus.11

dengan LKD menderita neuropati.15

yang melakukan perawatan kaki rutin,

motorik,

mengalami

136 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik

PAD,

Individu

tidak mengalami neuropati motorik, tidak

alaskaki, hal ini disebabkan karena pada

mengalami PAD, pengendalian kadar gula

penderita diabetes mellitus sangat rentan

darah tidak buruk dan tidak ada gangguan

terhadap

penglihatan memiliki risiko sebesar 2,4%

mengakibatkan

terjadi ulkus.

terutama pada pasien diabetes mellitus

Upaya yang dapat dilakukan dalam
mencegah ulkus diabetika antarala lain
dengan melakukan perawatan kaki secara
mandiri mulai dari kegiatan menyentuh
dan melihat ujung kaki setiap hari,
memeriksan dan merawat kaki setiap hari,
mencuci kaki dan mengeringkan ke selasela jari dengan menggunakan handuk,
menggunakan pelembab agar kaki tidak
kering dan pecah-pecah, serta memotong
ku 1 minggu 2 kali dan memotong kuku
sesuai bentuk kuku.

dengan

terjadinya

trauma

ulkus

komplikasi

yang

diabetikum,

neuropati

yang

mengakibatkan sensasi rasa berkurang,
sehingga penderita diabetes mellitus tidak
menyadari secaracepat bahwa kakinya
tertusuk benda tajam dan terluka.16
Berdasarkan hasi penelitian dan
observasi langsung terhadap alas kaki
yang

digunakan

menemukan

bahwa

diabetisi,

peneliti

sebagian

besar

responden menggunakan alas kaki tetapi
tidak tertutup, hanya sebagian yang
menggunakan alas kaki di dalam rumah,
dan tidak menggunakan kaos kaki.

8.

Hubungan antara penggunaan

9.

Hubungan antara usia dengan

alas kaki dengan kejadian Ulkus

kejadian Ulkus diabetika

diabetika

Berdasarkan

Berdasarkan

uji

uji

statistik

Chi-

Chi-square

square diperoleh nilai p value = 0,772 (>

diperoleh nilai p value = 0,000 (50
tahun.

Peneliti

berasumsi

137 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik

bahwa

yang

kebiasaan berolahraga, kepatuhan

menderita ulkus diabetika telah lama di

berobat, keterpaparan asap rokok,

diagnosa diabetes mellitus dan menderita

penggunaan alas kaki, perawatan

ulkus diabetika pada beberapa tahun

kaki dan riwayat ulkus dengan

kemudian setelah di diagnosa diabetes

kejadian

Ulkus

mellitus. Sejalan dengan pertambahan usia

penderita

DM

di

karena adanya penurunan fungsi organ

Soedarso

dan

Klinik

tubuh, terutama gangguan organ pankreas

Pontianak.

kemungkinan

usia

responden

2.

dalam menghasilkan hormon insulin.

diabetika

pada

RSUD.

Dr.

Kitamura

Tidak ada hubungan yang signifikan
antara aktivitas fisik, kepatuhan diet

10.

Hubungan antara riwayat ulkus

dan usia dengan kejadian Ulkus

dengan kejadian Ulkus diabetika

diabetika pada penderita DM di

Berdasarkan

RSUD. Dr. Soedarso dan Klinik

uji

statistik

Chi

Pontianak.

Square didapatkan hasil p value = 0,000
(< 0,05), dapat disimpulkan ada hubungan
antara riwayat ulkus sebelumnya dengan
kejadian ulkus diabetika. Hasil analisis

SARAN
1.

Klinik Kitamura Pontianak perlu

diperoleh nilai OR = 47,250 ( 95% CI =

meningkatkan

9,549-233,805).

faktor-faktor (lama menderita DM,

sebelumnya bukan faktor tunggal terjadi
ulkus. Jika responden mengalami cedera
dan kadar gula darah tidak terkontrol,

ulkus

sebelumnya,

kebiasaan

olahraga,

kepatuhan

perawatan kaki, dan penggunaan

dan dapat hidup lama, karena glukosa

alas kaki) yang berhubungan dengan

yang tinggi dan lemahnya pertahanan

kejadian

tubuh, sehingga memudahkan terjadinya

ulkus

diabetika

pada

penderita DM kepada tenaga medis,

infeksi.8

paramedis, kader kesehatan, dan
masyarakat.

KESIMPULAN

antara

riwayat

berobat, keterpaparan asap rokok,

maka mikroorganisme akan mudah masuk

Ada

komunikasi,

informasi dan edukasi (KIE) tentang

Faktor riwayat ulkus atau amputasi

1.

Bagi RSUD. Dr. Soedarso dan

hubungan
lama

yang

signifikan

menderita

DM,

2.

Bagi Dinas Kesehatan Provinsi/
Kota/

Kabupaten

Meningkatkan

informasi

138 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik

perlu
tentang

pencegahan berbagai macam faktor
risiko kejadian ulkus diabetika pada
penderita

Diabetes

Diharapkan

mampu

penyuluhan,
pemahaman

Mellitus.
memberikan

bimbingan
yang

luas

serta
yang

mendasar tentang ancaman ancaman
penyakit DM sehingga masyarakat
menyadari akan dampak berbahaya
penyakit DM.
3.

Hasil penelitian ini dapat menjadi
bahan referensi untuk melakukan
penelitian lanjutan yaitu mengenai
aspek aktivitas fisik, kepatuhan diet
ras/suku, dukungan keluarga, aspek
spiritual,

aspek

psikologis,

dan

faktor-faktor lain untuk mengetahui
aspek yang paling berhubungan
dengan kejadian ulkus diabetika.

DAFTAR PUSTAKA
1.

IDF
(International
Diabetes
Federation), 2014. IDF Diabetes
Atlas Sixth Edition, International
Diabetes
Federation
2013.
[disitasi tanggal 14 Juni 2014].
Diakses
dari
URL
:
http://www.idf.org/worlddiabet
esday/toolkit/gp/facts-figures

2. WHO, 2013. Diabetes, WHO media
centre fact sheets N°132.
[disitasi tanggal 14 Juni 2014
jam 21:43]. Diakses dari URL :
http://www.who.int/mediacentr
e/factsheets/f312/en/

3. Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) 2013 Laporan
Nasional
2013.
Litbangkes
Depkes RI.
4.

Depkes Kalbar. 2013. Laporan
Surveilens Tetap Penyakit (STP)
Depkes Kalbar 2013. Litbangkes
Depkes Kalbar.

5. Hastuti, Rini Tri. 2008. Faktor-faktor
risiko ulkus diabetika pada
penderita
diabetes
mellitus
(Studi
Kasus
di
RSUD
Dr.Moewardi Surakarta) Tahun
2008. Tesis. Program Studi
Magister
Epidemiologi,
Universitas
Diponegoro
Semarang.
(tidak
dipublikasikan).
6. Chellan, Gopi, dkk. 2012. Foot care
practice – The key to prevent
diabetic foot ulcers in India. The
Foot 22 (2012) volume 298-302.
http://www.elsevier.com/wps/fin
d/privacypolicy.cws_home/privac
ypolicy
7. Alavi, Afsaneh, dkk. 2014. Diabetic
foot
ulcers
Part
I.
Pathophysiology and prevention
: Journal of the American
Academy of Dermatologyh.
Volume
70,
Number
1.
http://www.sciencedirect.com/s
cience/journal/01909622
8. Tallis, Arthur, dkk. 2013. Clinical and
Economic
Assessment
of
Diabetic
Foot
Ulcer
Debridement with Collagenase :
Results of a Randomized
Controlled
Study.
Clinical
Therapeutics/
Volume
35,
Number
11.
http://www.elsevier.com/wps/fi
nd/privacypolicy.cws_home/priv
acypolicy

139 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik

9. Wijaya, Andra Saferi dan Putri, Yessie
Mariza. 2013.
Keperawatan
Medikal Bedah 2. Yogyakarta:
Nuhamedika.

Program
Studi
Ilmu
Keperawatan
Fakultas
Kedokteran,
Universitas
Tanjungpura Pontianak.

10.Yotsu, Rie Roselyne, dkk. 2014. 15. Shahi, S. K., Kumar, A., Kumar, S.,
Comparison of characteristics and
Singh, S. K., Gupta, S. K., &
healing course of diabetic foot
Singh, T. B. (2012). Prevalence
ulcers by etiological classification
of diabetic foot ulcer and
: Neuropathic, ischemic, and
associated risk factors in
neuro-ischemic type. Journal of
diabetic patients from North
Diabetes and Its Complications
India. The Journal of Diabetic
xxx
(2014)
xxx-xxx.
Foot Complications, 4(3), 83http://www.elsevier.com/wps/fin
d/privacypolicy.cws_home/privac
91.
ypolicy
16. Ferawati, Ira. 2014. Faktor-faktor
11. Purwanti, Okti Sri. 2013. Analisis yang mempengaruhi terjadinya Ulkus
Faktor-faktor Risiko Terjadi
Diabetikum pada Pasien Diabetes Melitus
Ulkus
Kaki Pada Pasien
Diabetes Mellitus di RSUD Dr. Tipe 2 di RSUD Prof.Dr.Margono
Moewardi. Tesis. Fakultas Ilmu Soekarjo Purwokerto. Skripsi. Fakultas
Keperawatan
Jurusan Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan
Keperawatan Medikal Bedah, Jurusan
Keperawatan,
Universitas
Universitas Indonesia . (tidak Jenderal
Soedirman.
(tidak
dipublikasi).
dipublikasikan)
12. Pdpersi. 2011. Neuropati Diabetik
Menyerang Lebih dari 50%
Penderita
Diabetes.[disitasi
tanggal 14 Juni 2014 jam
21.00]. Diakses dari URL:
http://www.pdpersi.co.id/.
13. Eko, Akhmad. 2012. Hubungan
Aktivitas Fisik dan Istirahat
dengan Kadar Gula Darah
Pasien Diabetes Mellitus Rawat
Jalan RSUD. Prof. Dr. Margono
Soekardjo. Skripsi. Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah
Purwokerto.
(tidak dipublikasi).
14. Astrada, Adam. 2014. Faktor-Faktor
Yang Memengaruhi Terjadi dan
Tidak Terjadinya Luka Kaki
Diabetik Pada Pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2. Skripsi.

140 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik