STATISTIK DAN PENGUKURAN KEMISKINAN DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN
Jurnal Ilmiah
MUQODDIMAH
STATIST
STIK DAN PENGUKURAN KEMISKINAN
DI KA
KABUPATEN TAPANULI SELATAN
Ibnussalam Harahap
Universitas Muhammadiyah
gsidimpuan
ah T
Tapanuli Selatan, Jl.St.Mohd.Arief No.32 Padangsi
Ema
mail : [email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah : 1. U
desa di
Untuk mengetahui teknik mengukur kemiskinan masyarakat
mas
Kabupaten Tapanuli Selatan, 2. Unt
syarakat desa yang
ntuk mengetahui gambaran tingkat kemiskinan masy
terdapat di Kabupaten Tapanuli Selata
at ketimpangan dan
elatan, 3. Untuk mengetahui teknik mengukur tingkat
tingkat
sebaran kemiskinan masyarakat
at des
desa di Kabupaten Tapanuli Selatan, 4. Untuk mengetahui
mengeta
atan ?
inan m
masyarakat desa di Kabupaten Tapanuli Selatan
ketimpangan dan sebaran kemiskinan
ang digunakan
ada dua
an ad
adalah metode kuantitatif. Desain penelitian yang
dig
Metode penelitian yang digunakan
g digunakan
adalah
di
yakni (1) desain cross-sectional dan desain kausal. Teknik penarikan sampel yang
umlah sampel penelitian sebanyak 510 orang dari kepala keluarga
simple random sampling dan jum
tnya teknik analisa data yang digunakan adalah (1) uji mean (2) uji
penerima beras miskin. Selanjutny
butionally Sensitive Index.
Poverty Gap Index, (3) uji Distributiona
-rata tingkat pendapatan masyarakat miskin di desa sebesar
Hasil penelitian ternyata rata-rata
at kemiskinan bagi
engeluaran sebesar Rp. 242.575/kapita/bulan. Tingkat
Rp.1.593.575/bulan. Tingkat pengel
ingkat ketimpangan
apanuli Selatan termasuk dalam kategori miskin. Tingk
masyarakat desa di Kabupaten Tap
masuk rendah. Hal ini
syarakat desa di Kabupaten Tapanuli Selatan termasuk
dan sebaran kemiskinan bagi masyar
Poverty Gap Index sebesar 1,267 dan rata-rata nilai
nila Distributionally
dapat dilihat dari rata-rata nilai Po
Sensitive Index sebesar 0,236
patan, kketimpangan, Sebaran
Kata Kunci : Kemiskinan, Pendapatan,
Pendahuluan
Latar Belakang
Kemiskinan
merupakan
kan
suatu
persoalan pemenuhan kebutuhan
ebutuhan pokok
untuk
mempertahankan
kel
kelangsungan
hidup manusia di dalam suat
suatu wilayah.
Persoalan kemiskinan bukanl
anlah suatu
persoalan yang baru muncul saat ini tetapi
persoalan kemiskinan selalu
u tterdapat di
mana saja dan kapan saja, na
namun yang
berbeda adalah jumlah penduduk miskin,
distribusi, ukuran dan kategorii sserta faktorfaktor penyebabnya. Sukirno
irno (2005)
mengemukakan bahwa jumlah
ah penduduk
miskin pada umumnya lebi
ebih banyak
terdapat di negara-negara berkem
kembang dan
sebagian besar di antaranya
ya termasuk
dalam
kategori
kemiskinan
nan
absolut.
Kemudian Todaro (2006) menge
engemukakan
bahwa sebagian besar penduduk miskin di
negara-negara berkembang
ang bertempat
tinggal di pedesaan dengan mata
pertanian.
pencaharian utama dari sektor per
Dalam kajian ekonomi,, kemiskinan
an. Bila tingkat
diukur dari tingkat pendapatan.
seorang atau
pendapatan yang diperoleh seseo
uk memenuhi
keluarga tidak cukup untuk
kebutuhan pokok hidupny
pnya, maka yang
bersangkutan
digolongk
ongkan
miskin.
Penentuan tingkat pendapat
dapatan seseorang
tergolong miskin atau
au tidak miskin
ditetapkan berdasarkan garis
gar kemiskinan.
Garis Kemiskinan (povert
verty line) adalah
batas tingkat kemampuan
s
an seseorang
atau
keluarga
dalam
memenuhi
menuhi
standar
kebutuhan hidup pada suatu
suat waktu dan
lokasi tertentu untuk melangsungkan
m
hidupnya. Garis kemiskinan
nan ini ditetapkan
berdasarkan
perbandingan
dingan
tingkat
pendapatan per kapita per tahun atau
perbulan dengan tingkat pengeluaran
pengel
untuk
memenuhi kebutuhan dasar
ar secara layak.
Dalam menentukan
gar kemiskinan,
an garis
para ahli dan lembaga terkai
erkait menetapkan
berdasarkan
pendekat
ekatan
yang
digunakannya
dalam
memahami
kemiskinan itu sendiri. Seca
ecara umum, ada
dua pendekatan yang sering dipergunakan
oleh para ahli dan lembaga
baga terkait dalam
emiskinan yaitu
memahami konsep kem
pendekatan kebutuhan dasar
das (pendekatan
an ketimpangan.
biologis) dan pendekatan
Pendekatan kebutuhan dasar
das (pendekatan
kan
pengukuran
biologis)
menekankan
49
Jurnal Ilmiah
MUQODDIMAH
kemiskinan
terfokus
pada
tingkat
pemenuhan kebutuhan dasarr yyang harus
terpenuhi agar dapat mempe
pertahankan
kelangsungan
hidup.
S
Sedangkan
pendekatan ketimpangan tidak
dak lagi uhan
dasar yang wajib terpenuhi tet
tetapi lebih
tertuju
pada
pengkajian
an
terhadap
perbedaan tingkat kehidupan
dupan antara
mereka yang berada di bawah
wah dengan
mereka yang lebih makmur
ur atau lebih
sejahtera.
Penentuan
ukuran
kemiskinan
dengan pendekatan biologis juga masih
banyak
terjadi
perbedaan
edaan
pendapat
terhadap dasar dan teknik pengu
pengukurannya.
Ada sebagian pendapat mengu
mengusulkan
berdasarkan jumlah pendapatan
dapatan per tahun
dan ada juga berdasarkan
kan jumlah
pengeluaran per kapita. Dalam
am penelitian
ini, peneliti menggunakan ketent
etentuan yang
ditetapkan oleh Biro Pusat Stati
tatistik (2012)
dalam menetapkan tingkat kemisk
miskinan bagi
masyarakat desa yang ter
terdapat di
an. IInilah yang
Kabupaten Tapanuli Selatan.
peneliti untuk
menjadi latar belakang penel
mengajukan topik makalah ini yang berjudul
emiskinan Di
“Statistik dan Pengukuran Kem
Kabupaten Tapanuli Selatan
Perumusan Masalah
dari
latar
Berdasarkan
uraian
dar
ah d
dijelaskan di
belakang penelitian yang telah
atas, maka permasalahan dalam penelitian
berikut:
ini dapat dirumuskan sebagai ber
mengukur
1. Bagaimanakah
teknik
desa
di
kemiskinan
masyarakat
an?
Kabupaten Tapanuli Selatan?
engukur tingkat
2. Bagaimanakah teknik menguk
n m
masyarakat
ketimpangan kemiskinan
nuli S
Selatan ?
desa di Kabupaten Tapanuli
engukur tingkat
3. Bagaimanakah teknik menguk
arakat desa di
sebaran kemiskinan masyarak
an ?
Kabupaten Tapanuli Selatan
Tujuan
salah yang
Sesuai rumusan masal
adi ttujuan yang
ditetapkan, maka yang menjadi
ni ada
adalah :
hendak dicapai dalam kajian ini
eknik mengukur
1. Untuk mengetahui teknik
desa
di
kemiskinan
masyarakat
an
Kabupaten Tapanuli Selatan
baran kategori
2. Untuk mengetahui gambaran
yarakat desa
tingkat kemiskinan masyar
Volume 1, Nomor 1, Desember
ber 2016
3.
4.
5.
6.
yang terdapat di Kabu
abupaten Tapanuli
Selatan
Untuk mengetahui teknik
tekni mengukur
pangan
kemiskinan
tingkat
ketimpangan
di
Kabupaten
masyarakat
desa
Tapanuli Selatan
ngkat ketimpangan
Untuk mengetahui tingk
akat
desa
di
kemiskinan
masyarakat
elatan
Kabupaten Tapanuli Selat
Untuk mengetahui teknik
tekni mengukur
skinan masyarakat
tingkat sebaran kemiskinan
apanuli Selatan
desa di Kabupaten Tapa
sebaran
Untuk mengetahui tingkat
tingk
akat
desa
di
kemiskinan
masyarakat
elatan
Kabupaten Tapanuli Selat
Tinjauan Teoritis
nan.
Konsep Dasar Kemiskinan.
hami
konsep
Dalam
memaham
kemiskinan, para ahli dan beberapa
nakan
beberapa
lembaga
menggunak
dengan
bidang
pendekatan
sesuai
ya
beberapa
kajiannya.
Munculnya
oleh
pendekatan dimaksud disebabkan
dis
dimensi kemiskinan yang sangat kompleks
sehingga pendekatan yang
ng digunakan juga
bisa berbeda sesuai dengan bidang
kajiannya. Dengan pendekatan
pendek
yang
berbeda-beda, maka para
ahl dan berbagai
a ahli
lembaga telah banyak mengemukakan
m
pengertian kemiskinan menur
enurut pendekatan
yang digunakannya.
Menurut Sutikno (2009
2009), kemiskinan
adalah
sebagai
suat
suatu
kondisi
ketidakmampuan individu,
du, keluarga atau
masyarakat untuk memenuhi
enuhi kebutuhan
dasar
yang
diperluk
perlukan
untuk
mempertahankan
hidupn
dupnya.
Definisi
tersebut di atas sejalan dengan pendapat
Daulay (2009), Sayogyo
yo (1974) dan
Mubyarto (1997). Menurut
urut Sumodiningrat
(1998), kemiskinan adalah
ah suatu standar
tingkat hidup yang rendah
endah yaitu adanya
suatu tingkat kekurangan
gan materi pada
sejumlah
atau
golongan
orang
dibandingkan dengan standar
tandar kehidupan
yang umum berlaku dalam
dala
masyarakat
nisi tersebut di atas
yang bersangkutan. Definisi
pendapat
yang
sejalan
dengan
ad (2004).
dikemukakan oleh Arsyad
(2004
50
Jurnal Ilmiah
MUQODDIMAH
Teknik Perhitungan Garis Kem
emiskinan
Untuk menentukan garis
is kemiskinan
yang mencakup kebutuhan dasar
dasar, ada dua
cara yang umum digunakan ya
yaitu metode
food energy intake (FEI) dan met
metode biaya
kebutuhan
dasar
(cost
of
basic
needs/CBN). Kedua metode di at
atas samasama didasarkan pada konsumsi
msi makanan
dan non makanan penduduk.. P
Perebedaan
kedua metode di atas, met
etode CBN
mengasumsikan bahwa nilai
lai kuantitas
setiap komoditas makanan yang terpilih
adalah tetap (fixed bundle). Set
Setiap tahun
harga bundle tersebut dihitung
hitung untuk
masing-masing daerah dan ditambah
dengan alokasi kebutuhan mini
inimum non
makanan
untuk
mendapatk
ndapatkan
garis
kemiskinan. Sebaliknya met
etode FEI
mengasumsikan nilai kuantitas
as dan harga
komoditas yang terpilih selalu
elalu berubah
sesuai dengan perubahan pola konsumsi
dari penduduk itu sendiri.
Biro
Pusat
Statistik
stik
(2012)
menggunakan metode food ener
energy intake
(FEI). Alasan pemilihan metode
ode ini adalah
ketika pendapatan atau pengeluar
pengeluaran naik,
maka konsumsi energy juga
uga akan naik.
Dengan
menggunakan
met
etode
ini,
kemiskinan dipandang sebagai
ebagai suatu
kondisi ketidakmampuan dari si
sisi ekonomi
untuk
memenuhi
kebutuhan
uhan
dasar
makanan dan bukan makanan
anan yyang diukur
dari sisi pengeluaran. Dengan
engan demikian,
menurut Biro Pusat Statistik (2012
(2012) bahwa
garis kemiskinan ditetapkan be
berdasarkan
jumlah pengeluaran per kapita
apita per bulan
baik
untuk
pengeluaran
kebutuhan
makanan maupun non makanan.
anan.
Berdasarkan uraian di at
atas, garis
kemiskinan
(GK)
merupak
upakan
hasil
penjumlahan antara garis kemisk
iskinan untuk
kebutuhan pangan (GKP) dengan garis
kemiskinan untuk kebutuhan
uhan non pangan
(GKNP) dan ringkasnya dapat di
dirumuskan
GK = GKP + GKNP. Yang
ang dimaksud
dengan
GKP
adalah
jum
jumlah
nilai
pengeluaran dari 52 komodi
oditas dasar
pangan
(paket
komoditi)
yang
riil
dikonsumsi oleh penduduk refe
ferensi. Nilai
pengeluaran dari paket komodi
oditi tersebut
kemudian disetarakan dengan 2.100
kilokalori per kapita per hari.
Penyetaraan
nilai
pengel
pengeluaran
kebutuhan minimum pangan dilakukan
Volume 1, Nomor 1, Desember
ber 2016
dengan cara menghitung
ung harga rata-rata
kalori dari 52 komoditas
as pangan yang
ditetapkan. Formulasi yang digunakan
untuk menghitung garis kem
emiskinan pangan
(GKP) adalah :
52
52
GKPjp = ∑ Pkjp Qkjp - ∑ Vkjp
k=1
k=1
Keterangan :
GKPjp = garis kemiskinan
nan pangan daerah
“ j ” (sebelum
ebelum disetarakan
menjadi 2.100 kilokalori)
kilok
propinsi
“ p “.
Pkjp
as “ k “ di daerah “ j
= harga komoditas
“ dan propinsi “ p “
tas komoditas “ k “
Qkjp
= rata-rata kuantitas
si di daerah “ j “
yang dikonsumsi
dan propinsi “ p “
= nilai pengeluaran
an untuk konsumsi
Vkjp
komoditas “ k “ di daerah “ j “ dan
propinsi “ p “
j
= daerah (perkotaan/
aan/perdesaan)
p
= propinsi ke “ p “
k
= komoditas pangan
Harga implisit rata-rata kalor
alori di daerah “ j “
propinsi “ p “ dapat dihitung
di
dengan
formulasi sebagai berikut :
52
∑ Vkjp
k=1
JP
=
52
∑ Kkjp
k=1
Keterangan :
alori di daerah “ j
JP = harga rata-rata kalor
“ propinsi “ p “
Kkjp
= kalori dari komodi
oditas “ k “di
daerah “ j “ propins
opinsi “ p “
Vkjp
= nilai pengeluaran
an untuk konsumsi
komoditas “ k “ di daerah “ j “ dan
propinsi “ p “
Selanjutnya yang dimaksud
dim
dengan
garis kemiskinan non pangan (GKNP)
adalah penjumlahan nilai
nil
kebutuhan
minimum dari komoditi-k
i-komoditi
non
pangan terpilih yang meliput
eliputi perumahan,
51
Jurnal Ilmiah
MUQODDIMAH
sandang, pendidikan dan kesehatan.
Secara matematis GKNP dapat diukur
dengan menggunakan formula
ulasi sebagai
berikut :
n
GKNPjp = ∑ rkj Vkjp
k=1
Keterangan :
GKNPjp = garis kemiskinan non pangan
nsi “ p “.
daerah “ j ” propinsi
an ko
komoditi non
= rasio pengeluaran
rkj
enurut daerah “ j
pangan “ k “ menurut
“
uaran
untuk
Vkjp
= nilai
pengeluaran
tas “ k “ di
konsumsi komoditas
opinsi “p“.
daerah “ j “ dan propins
aan/perdesaan)
j
= daerah (perkotaan/per
p
= propinsi ke “ p “
k
= komoditas non pangan terpilih
nan
Penentuan Tingkat Kemiskinan
eluarga miskin
Tingkat pendapatan keluar
dalam suatu
tidak selalu sama baik di dal
ah. Dengan
wilayah atau antar wilayah
ama tingkat
demikian, tidak selalu sam
oleh setiap
kemiskinan yang dialami ol
enyikapi hal di
keluarga miskin. Untuk menyik
(2012) telah
atas, Biro Pusat Statistik (2012
ungan
tingkat
menetapkan
perhitungan
klasifikasinya.
kemiskinan sesuai dengan kla
ungan tingkat
Adapun klasifikasi dan perhitungan
ebagai berikut:
kemiskinan dapat diuraikan sebagai
ereka yang
a. Sangat miskin yaitu mer
konsumsi per kapita per bulan berada di
bawah 0,8 x GK
konsumsi per
b. Miskin yaitu mereka yang kon
bawah garis
kapita per bulan berada di ba
kemiskinan (GK)
ereka yang
c. Hampir miskin yaitu mer
konsumsi per kapita per bulan berada di
GK
atas GK dan di bawah 1,2 x G
ereka yang
d. Sangat miskin yaitu mer
bulan berada
konsumsi per kapita per bul
antara 1,2 x GK dan 1,6 x GK
Volume 1, Nomor 1, Desember
ber 2016
Teknik
Pengukuran
an
Tingkat
Ketimpangan Kemiskinan
an
Tingkat ketimpangan
pangan kemiskinan
(Poverty Gap Index) merupa
erupakan ukuran
rata-rata kesenjangan pengel
engeluaran masingmasing penduduk miskin
n terhadap garis
kemiskinan. Angka ini memperlihatkan
m
jurang (gap) antara pendapat
ndapatan rata-rata
yang diterima penduduk
uk miskin dengan
garis kemiskinan. Semakin
in kecil angka ini
menunjukkan secara rata-rat
-rata pendapatan
penduduk miskin sudah sem
emakin mendekati
garis kemiskinan. Sebalik
baliknya, semakin
tinggi angka ini maka semak
akin besar tingkat
kesenjangan pengeluaran
n penduduk miskin
terhadap
garis
kemisk
iskinan.
Untuk
menghitung
tingkat
ketimpangan
kemiskinan di dalam suatu wilayah, Biro
Pusat Statistik (2012) menggunak
enggunakan rumus
yaitu :
1
q
Z - yi
1
Σ
P1 =
N
i =1
Z
Keterangan :
N = Jumlah
penduduk
desa
di
kecamatan
q = Jumlah penduduk desa
de
di bawah
garis kemiskinan di kecamat
atan
Z = Batas garis kem
emiskinan yang
ditetapkan
yi = Rata-rata pengeluaran
pengeluar
penduduk
desa di bawah garis kemiski
skinan
Teknik Pengukuran Tingkat
ingkat Sebaran
Kemiskinan
Di samping pentingn
ngnya mengetahui
tingkat ketimpangan kemiski
skinan, juga perlu
diketahui tingkat sebaran
aran kemiskinan.
Tingkat
sebaran
kemiskinan
(Distributionally
Sensit
ensitive
Index)
memberikan
gambaran
an
mengenai
penyebaran
pengeluaran
an
di
antara
penduduk
miskin.
Angka
ini
memperlihatkan
sensitivi
tivitas
distribusi
pendapatan
antar
kelom
kelompok
miskin.
Semakin kecil Distributional
utionally Sensitive
Index (P2) ini menunjukk
njukkan distribusi
pendapatan di antara penduduk miskin
semakin merata, demikian
ikian sebaliknya.
Untuk
mengetahui
indeks
sebaran
kemiskinan (distributionally
lly sensitive index)
52
Jurnal Ilmiah
MUQODDIMAH
atau P2, Biro Pusat Statis
atistik
menggunakan rumus yaitu :
1
q
Z - yi
(2012)
2
Σ
P2 =
N
i =1
Z
Keterangan :
desa
di
N = Jumlah
penduduk
kecamatan
sa di bawah
q = Jumlah penduduk desa
atan
garis kemiskinan di kecamat
skinan yang
Z = Batas garis kemiskinan
ditetapkan
an penduduk
yi = Rata-rata pengeluaran
skinan
desa di bawah garis kemiskinan
kan
metode
Dengan
menggunakan
ndex (P1) dan
perhitungan Poverty Gap Index
ndex (P2) akan
Distributionally Sensitive Index
baran
tingkat
dapat
diperoleh
gambaran
iskinan yang
ketimpangan dan sebaran kemisk
wilayah atau
terdapat di dalam suatu wila
perhitungan ini
negara. Kemudian hasil perhi
erintah dalam
sangat berguna bagi pemerint
pembangunan
penyusunan perencanaan pem
ukan jumlah
terutama dalam menentukan
bangunan pada
anggaran dan alokasi pembangunan
setiap wilayah atau daerah.
Metode Penelitian
g digunakan
Desain penelitian yang
an ada dua
dalam pelaksanaan penelitian
sectional yaitu
yakni (1) desain cross-secti
mempelajari objek penelitian dan sekaligus
nganalisis data
menggambarkan dan menganal
ang di
diteliti, (2)
dari variabel-variabel yang
menganalisis
desain
kausal
yaitu
m
au pengaruh
bagaimana hubungan atau
hadap objek
variabel yang diteliti terhadap
ariabel yang
penelitian (Umar, 2008). Vari
ang berkaitan
diteliti adalah variabel yang
a penyebab
dengan faktor-faktor utama
alam kajian
kemiskinan di pedesaan. Dal
or penyebab
secara teoritis, faktor-faktor
ah pendidikan
kemiskinan di pedesaan adalah
dan budaya hidup.
Adapun yang menjadi
di populasi
penelitian adalah semua keluar
eluarga miskin
penerima beras miskin di des
desa yang
diberikan oleh pemerintah. Jumlah
mlah populasi
penelitian sebanyak 19.083
083 K
KK. Teknik
penarikan sampel yang digunanak
gunanakn adalah
Volume 1, Nomor 1, Desember
ber 2016
simple random sampling
ing dan jumlah
sampel penelitian sebanyak
ak 510 orang dari
kepala keluarga miskin. Tek
eknik pengukuran
data yang digunakan adalah
adal
skala likert.
Selanjutnya teknik analis
alisa data yang
digunakan adalah (1) uji mean (2) Poverty
Gap Index, (3) Distributional
utionally Sensitive
Index (P2).
Hasil dan Pembahasan
Tingkat Pendapatan Keluar
eluarga Miskin di
Kabupaten Tapanuli Selatan
atan
Tingkat
pendapat
pendapatan
yang
dimaksudkan dalam peneli
nelitian ini adalah
jumlah penghasilan yang
di
g diperoleh
semua
anggota keluarga. Berdasa
asarkan data yang
diperoleh dalam penelitian,
an, ternyata ratarata tingkat pendapatan
r
n responden
dari
keluarga miskin masing-mas
asing kecamatan
di Kabupaten Tapanulii Selatan
S
hanya
sebesar Rp. 1.594.927 per
bul
er bulan.
Rata-rata
jumlah tenaga kerja darii keluarga
k
miskin
yang ikut bekerja setiap hari sebanyak 3,22
orang. Bila dihitung perbandi
bandingan rata-rata
tingkat pendapatan keluarga
uarga miskin dengan
rata-rata jumlah tenaga
a kerja keluarga
miskin maka rata-rata tingk
ngkat pendapatan
tenaga kerja dari keluarga
uarga miskin hanya
sebesar Rp. 531.664,30/orang/
orang/bulan.
eluarga Miskin di
Tingkat Pengeluaran Keluar
an
Kabupaten Tapanuli Selatan
uaran
anggota
Sumber
pengeluar
keluarga adalah pendapatan keluarga yang
tivitas sehari-hari.
diperoleh dari berbagai aktivi
g diperoleh
dalam
Berdasarkan data yang
di
gkat pengeluaran
penelitian, rata-rata tingkat
tingkat
keluarga miskin sama dengan
denga
sebesar
Rp.
pendapatannya
yakni
1.594.927 per bulan. Data tersebut
mua pendapatan
menunjukkan bahwa semua
atau
keluarga miskin habis dikeluarkan
dik
enuhi kebutuhan
dibelanjakan untuk memenuhi
ga setiap bulan.
hidup anggota keluarga
ga miskin sangat
Dengan demikian keluarga
menabung
terbatas kesempatannya untuk
unt
terbatas
atau menambah modal sehingga
sehi
mereka
untuk
pula
kesempatan
mer
an.
meningkatkan pendapatan.
53
Jurnal Ilmiah
MUQODDIMAH
Tingkat Kemiskinan di K
Kabupaten
Tapanuli Selatan
menetapkan
BPS (2012) telah m
donesia yaitu : (a).
kategori kemiskinan di Indonesia
eorang atau
Kategori miskin yakni seseor
kategori miskin
keluarga masuk dalam kategor
apabila tingkat pengeluaran per kapita per
bulan berada antara Rp. 207.616 – Rp.
miksin yakni
259.520, (b). Kategori sangat m
asuk dalam
seseorang atau keluarga mas
apabila tingkat
kategori sangat miskin apabi
pengeluaran per kapita per bulan berada di
nan. Dengan
bawah 0,8 x garis kemiskinan.
eluarga masuk
demikian seseorang atau keluar
iskin apabila
dalam kategori sangat miski
tingkat pengeluaran berada di bawah Rp.
bulan. Bila
207.616 per kapita per bul
ah pengel
pengeluaran
diperhatikan rata-rata jumlah
ebesar
Rp.
keluarga
miskin
sebesar
ka
dapat
242.534/kapita/bulan,
maka
skinan bagi
disimpulkan tingkat kemiski
terdapat di
masyarakat desa yang ter
an termasuk
Kabupaten Tapanuli Selatan
dalam kategori miskin.
emiskinan di
Tingkat Ketimpangan Kemiski
Kabupaten Tapanuli Selatan
ngujian
yang
Berdasarkan
pengujian
enggunakan
dilakukan
dengan
mengguna
ndex (P1) ternyata
persamaan Poverty Gap Index
angan kemiskinan
rata-rata tingkat ketimpangan
ang ada di
bagi masyarakat desa yang
atan sebesar
Kabupaten Tapanuli Selatan
kkan bahwa
1,267. Angka ini menunjukkan
ata-rata tingkat
tingkat ketimpangan antara ratapengeluaran keluarga miskin dengan garis
kemiskinan yang ditetapkan oleh Biro Pusat
endah. Hal ini
Statistik (2012) tergolong rendah.
elisih dari ratadapat dilihat secara nyata selisih
ponden yang
rata jumlah pengeluaran responden
/orang/bulan)
tergolong miskin (Rp. 242.575/or
ang ditetapkan
dengan garis kemiskinan yang
ang/bulan). Dari
oleh BPS (Rp. 259.520/orang/bul
-rata tingkat
perbandingan antara rata-rat
pengeluaran responden dari keluarga
nan diperoleh
miskin dengan garis kemiskinan
selisih hanya sebesar Rp. 16.945
/orang/bulan.
Volume 1, Nomor 1, Desember
ber 2016
Tingkat
Sebaran
Kem
Kemiskinan
di
Kabupaten Tapanuli Selatan
atan
Berdasarkan
pengu
pengujian
yang
dilakukan
dengan
menggunakan
persamaan Distributionally
onally Sensitive Index
(P2) ternyata rata-rata
a tingkat
sebran
t
akat desa yang ada
kemiskinan bagi masyarakat
sebesar
di Kabupaten Tapanuli Selatan
S
nunjukkan bahwa
0,236. Angka ini menunj
engeluaran
antar
tingkat
distribusi
pengel
terdapat di
penduduk miskin di desa yang
y
atan juga tergolong
Kabupaten Tapanuli Selatan
rendah. Hal ini dapat dilihat
diliha pada Tabel
mlah pengeluaran
4.16 di mana rata-rata juml
terendah
per kapita keluarga miskin
mi
orang/bulan dan
sebesar RP. 220,524/orang/
1.023/orang/bulan.
tertinggi sebesar Rp. 251.023
dapat perbedaan
rataDari data tersebut terdapat
per
pita keluarga miskin
rata pengeluaran per kapita
hanya
di Kabupaten Tapanulii Selatan
S
ang/bulan.
sebesar Rp. 40.499/orang/bul
Kesimpulan
dan
Berdasarkan hasil pengujian
penguj
bahasan , maka
analisis data serta pembaha
dalam
dapat ditarik beberapa kesimpulan
kes
ni yaitu
pelaksanaan penelitian ini
yai :
terbatas
a. Keluarga miskin sangat
sa
eluar dari lingkaran
kesempatan untuk keluar
tingkat
kemiskinan karena rata-rata
ra
ga miskin sama
pendapatan keluarga
dengan tingkat.
ehingga
terbatas
b. Pengeluaran
sehing
enabung
kesempatan untuk mena
masyarakat
c. Tingkat kemiskinan bagi
ba
Selatan
desa di Kabupaten Tapanuli
Ta
egori miskin
termasuk dalam kategori
angan kemiskinan
bagi
d. Tingkat ketimpangan
ke
masyarakat desa di di Kabupaten
asuk rendah
Tapanuli Selatan termasuk
bagi
e. Tingkat sebaran kemiskinan
kem
masyarakat desa di di Kabupaten
asuk rendah
Tapanuli Selatan termasuk
Saran
egi dan kebijakan
a. Penyusunan strategi
kemiskinan
di
penanggulangan
ke
Kabupaten Tapanulii Selatan harus
ingkat kemiskinan
disesuaikan dengan tingk
utama
dan faktor-faktor penyebab
pen
timbulnya kemiskinan..
54
Jurnal Ilmiah
MUQODDIMAH
b. Pentingnya pemerataan pem
pembangunan
infrastruktur antara wilayah
ah perkotaan
dengan pedesaan agar terwujud
pemerataan pembangunan
an dan tingkat
kehidupan masyarakat antar
antara wilayah
perkotaan dengan pedesaan.
c. Program penanggulangan
an kemiskinan
melalui pemberian bantuan
uan berbentuk
barang hendaknya dapat dik
dikurangi dan
harus lebih banyak diarahk
ahkan kepada
upaya peningkatan
pem
pemberdayaan
masyarakat miskin sehingga
ngga mereka
dapat memenuhi kebutuhan
butuhan hidup
secara mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad L. 2004 : Ekonomi Pem
embangunan,
STIE YKPN, Yogyakarta.
ta.
Badan Pusat Statistik Kabupaten
abupaten Tapanuli
Selatan, 2012, Tapanul
apanuli Selatan
Dalam
Angka
tahun
ahun
2012,
Padangsidimpuan
Biro Pusat Staistik, 2012 : Kerang
erangka Pikir
dan Spektrum Pelaksanaan
aksanaan Tugas
Statistik
Ketahanan
ahanan
Sosial,
Yogyakarta.
Bappenas, 2008 : Evaluasii T
Tiga Tahun
Pelaksanaan RPJMN 2004
2004-2009,
Jakarta.
Daulay, M. 2009 : Kemiskinan
nan Pede
Pedesaan,
USU Press, Medan.
Jhingan ML, 2000 : Ekonomi Pem
embangunan
Dan Perencanaan, P
PT.
Raja
Grafindo Persada, Jakarta
arta
Kuncoro,
Mudrajat.
2000.
Ekonomi
Pembangunan, Teori, M
Masalah dan
Kebijakan. Jogjakarta: BP
BPFE-UGM
Miraza H. Bachtiar dkk, 2010 :
Pembangunan Pedesaa
saan ; Teori
dan Praktek, USU Press
ess, Medan
Mubyarto, 1997 : Peran wan
anita Dalam
Penanggulangan Kemisk
miskinan Di
Indonesia, Majalah Per
Perencanaan
Pembangunan, Nomor 08/
08/Mei
Nasution,
Anwar. 2011 : Panduan
Penanggulangan
K
Kemiskinan,
TNP2K, Jakarta.
Sajogyo. 1977. Garis Kemiski
iskinan dan
Kebutuhan Pokok. Bogor
ogor: LPSPIPB.
Volume 1, Nomor 1, Desember
ber 2016
Sumodiningrat, G. 1998 : Membangun
Perekonomian Rak
akyat, Pustaka
Pelajar Offset, Yogyak
yakarta.
Sukirno S. 2005 : Ekonomi
mi Pembangunan;
Proses,
Masalah
ah
dan
Dasar
Kebijaksanaan, FE-U
-UI, Jakarta
Sutikno, dkk. 2009. Pem
milihan Program
Pengentasan Kemi
miskinan Melalui
Pengembangan
Model
Pemberdayaan Masy
asyarakat dengan
Pendekatan Sistem,, Jurnal Ekonomi
Pembangunan Vol.
ol.11 No.1 Juni
2010:135.
Todaro, M.P ,2006
: Pembangunan
Ekonomi di Dunia
unia Ketiga, PT.
Erlangga, Jakarta
Umar Husein, 2008 : Desain
De
Penelitian
Akuntansi Keperilak
lakuan, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Ja
55
MUQODDIMAH
STATIST
STIK DAN PENGUKURAN KEMISKINAN
DI KA
KABUPATEN TAPANULI SELATAN
Ibnussalam Harahap
Universitas Muhammadiyah
gsidimpuan
ah T
Tapanuli Selatan, Jl.St.Mohd.Arief No.32 Padangsi
Ema
mail : [email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah : 1. U
desa di
Untuk mengetahui teknik mengukur kemiskinan masyarakat
mas
Kabupaten Tapanuli Selatan, 2. Unt
syarakat desa yang
ntuk mengetahui gambaran tingkat kemiskinan masy
terdapat di Kabupaten Tapanuli Selata
at ketimpangan dan
elatan, 3. Untuk mengetahui teknik mengukur tingkat
tingkat
sebaran kemiskinan masyarakat
at des
desa di Kabupaten Tapanuli Selatan, 4. Untuk mengetahui
mengeta
atan ?
inan m
masyarakat desa di Kabupaten Tapanuli Selatan
ketimpangan dan sebaran kemiskinan
ang digunakan
ada dua
an ad
adalah metode kuantitatif. Desain penelitian yang
dig
Metode penelitian yang digunakan
g digunakan
adalah
di
yakni (1) desain cross-sectional dan desain kausal. Teknik penarikan sampel yang
umlah sampel penelitian sebanyak 510 orang dari kepala keluarga
simple random sampling dan jum
tnya teknik analisa data yang digunakan adalah (1) uji mean (2) uji
penerima beras miskin. Selanjutny
butionally Sensitive Index.
Poverty Gap Index, (3) uji Distributiona
-rata tingkat pendapatan masyarakat miskin di desa sebesar
Hasil penelitian ternyata rata-rata
at kemiskinan bagi
engeluaran sebesar Rp. 242.575/kapita/bulan. Tingkat
Rp.1.593.575/bulan. Tingkat pengel
ingkat ketimpangan
apanuli Selatan termasuk dalam kategori miskin. Tingk
masyarakat desa di Kabupaten Tap
masuk rendah. Hal ini
syarakat desa di Kabupaten Tapanuli Selatan termasuk
dan sebaran kemiskinan bagi masyar
Poverty Gap Index sebesar 1,267 dan rata-rata nilai
nila Distributionally
dapat dilihat dari rata-rata nilai Po
Sensitive Index sebesar 0,236
patan, kketimpangan, Sebaran
Kata Kunci : Kemiskinan, Pendapatan,
Pendahuluan
Latar Belakang
Kemiskinan
merupakan
kan
suatu
persoalan pemenuhan kebutuhan
ebutuhan pokok
untuk
mempertahankan
kel
kelangsungan
hidup manusia di dalam suat
suatu wilayah.
Persoalan kemiskinan bukanl
anlah suatu
persoalan yang baru muncul saat ini tetapi
persoalan kemiskinan selalu
u tterdapat di
mana saja dan kapan saja, na
namun yang
berbeda adalah jumlah penduduk miskin,
distribusi, ukuran dan kategorii sserta faktorfaktor penyebabnya. Sukirno
irno (2005)
mengemukakan bahwa jumlah
ah penduduk
miskin pada umumnya lebi
ebih banyak
terdapat di negara-negara berkem
kembang dan
sebagian besar di antaranya
ya termasuk
dalam
kategori
kemiskinan
nan
absolut.
Kemudian Todaro (2006) menge
engemukakan
bahwa sebagian besar penduduk miskin di
negara-negara berkembang
ang bertempat
tinggal di pedesaan dengan mata
pertanian.
pencaharian utama dari sektor per
Dalam kajian ekonomi,, kemiskinan
an. Bila tingkat
diukur dari tingkat pendapatan.
seorang atau
pendapatan yang diperoleh seseo
uk memenuhi
keluarga tidak cukup untuk
kebutuhan pokok hidupny
pnya, maka yang
bersangkutan
digolongk
ongkan
miskin.
Penentuan tingkat pendapat
dapatan seseorang
tergolong miskin atau
au tidak miskin
ditetapkan berdasarkan garis
gar kemiskinan.
Garis Kemiskinan (povert
verty line) adalah
batas tingkat kemampuan
s
an seseorang
atau
keluarga
dalam
memenuhi
menuhi
standar
kebutuhan hidup pada suatu
suat waktu dan
lokasi tertentu untuk melangsungkan
m
hidupnya. Garis kemiskinan
nan ini ditetapkan
berdasarkan
perbandingan
dingan
tingkat
pendapatan per kapita per tahun atau
perbulan dengan tingkat pengeluaran
pengel
untuk
memenuhi kebutuhan dasar
ar secara layak.
Dalam menentukan
gar kemiskinan,
an garis
para ahli dan lembaga terkai
erkait menetapkan
berdasarkan
pendekat
ekatan
yang
digunakannya
dalam
memahami
kemiskinan itu sendiri. Seca
ecara umum, ada
dua pendekatan yang sering dipergunakan
oleh para ahli dan lembaga
baga terkait dalam
emiskinan yaitu
memahami konsep kem
pendekatan kebutuhan dasar
das (pendekatan
an ketimpangan.
biologis) dan pendekatan
Pendekatan kebutuhan dasar
das (pendekatan
kan
pengukuran
biologis)
menekankan
49
Jurnal Ilmiah
MUQODDIMAH
kemiskinan
terfokus
pada
tingkat
pemenuhan kebutuhan dasarr yyang harus
terpenuhi agar dapat mempe
pertahankan
kelangsungan
hidup.
S
Sedangkan
pendekatan ketimpangan tidak
dak lagi uhan
dasar yang wajib terpenuhi tet
tetapi lebih
tertuju
pada
pengkajian
an
terhadap
perbedaan tingkat kehidupan
dupan antara
mereka yang berada di bawah
wah dengan
mereka yang lebih makmur
ur atau lebih
sejahtera.
Penentuan
ukuran
kemiskinan
dengan pendekatan biologis juga masih
banyak
terjadi
perbedaan
edaan
pendapat
terhadap dasar dan teknik pengu
pengukurannya.
Ada sebagian pendapat mengu
mengusulkan
berdasarkan jumlah pendapatan
dapatan per tahun
dan ada juga berdasarkan
kan jumlah
pengeluaran per kapita. Dalam
am penelitian
ini, peneliti menggunakan ketent
etentuan yang
ditetapkan oleh Biro Pusat Stati
tatistik (2012)
dalam menetapkan tingkat kemisk
miskinan bagi
masyarakat desa yang ter
terdapat di
an. IInilah yang
Kabupaten Tapanuli Selatan.
peneliti untuk
menjadi latar belakang penel
mengajukan topik makalah ini yang berjudul
emiskinan Di
“Statistik dan Pengukuran Kem
Kabupaten Tapanuli Selatan
Perumusan Masalah
dari
latar
Berdasarkan
uraian
dar
ah d
dijelaskan di
belakang penelitian yang telah
atas, maka permasalahan dalam penelitian
berikut:
ini dapat dirumuskan sebagai ber
mengukur
1. Bagaimanakah
teknik
desa
di
kemiskinan
masyarakat
an?
Kabupaten Tapanuli Selatan?
engukur tingkat
2. Bagaimanakah teknik menguk
n m
masyarakat
ketimpangan kemiskinan
nuli S
Selatan ?
desa di Kabupaten Tapanuli
engukur tingkat
3. Bagaimanakah teknik menguk
arakat desa di
sebaran kemiskinan masyarak
an ?
Kabupaten Tapanuli Selatan
Tujuan
salah yang
Sesuai rumusan masal
adi ttujuan yang
ditetapkan, maka yang menjadi
ni ada
adalah :
hendak dicapai dalam kajian ini
eknik mengukur
1. Untuk mengetahui teknik
desa
di
kemiskinan
masyarakat
an
Kabupaten Tapanuli Selatan
baran kategori
2. Untuk mengetahui gambaran
yarakat desa
tingkat kemiskinan masyar
Volume 1, Nomor 1, Desember
ber 2016
3.
4.
5.
6.
yang terdapat di Kabu
abupaten Tapanuli
Selatan
Untuk mengetahui teknik
tekni mengukur
pangan
kemiskinan
tingkat
ketimpangan
di
Kabupaten
masyarakat
desa
Tapanuli Selatan
ngkat ketimpangan
Untuk mengetahui tingk
akat
desa
di
kemiskinan
masyarakat
elatan
Kabupaten Tapanuli Selat
Untuk mengetahui teknik
tekni mengukur
skinan masyarakat
tingkat sebaran kemiskinan
apanuli Selatan
desa di Kabupaten Tapa
sebaran
Untuk mengetahui tingkat
tingk
akat
desa
di
kemiskinan
masyarakat
elatan
Kabupaten Tapanuli Selat
Tinjauan Teoritis
nan.
Konsep Dasar Kemiskinan.
hami
konsep
Dalam
memaham
kemiskinan, para ahli dan beberapa
nakan
beberapa
lembaga
menggunak
dengan
bidang
pendekatan
sesuai
ya
beberapa
kajiannya.
Munculnya
oleh
pendekatan dimaksud disebabkan
dis
dimensi kemiskinan yang sangat kompleks
sehingga pendekatan yang
ng digunakan juga
bisa berbeda sesuai dengan bidang
kajiannya. Dengan pendekatan
pendek
yang
berbeda-beda, maka para
ahl dan berbagai
a ahli
lembaga telah banyak mengemukakan
m
pengertian kemiskinan menur
enurut pendekatan
yang digunakannya.
Menurut Sutikno (2009
2009), kemiskinan
adalah
sebagai
suat
suatu
kondisi
ketidakmampuan individu,
du, keluarga atau
masyarakat untuk memenuhi
enuhi kebutuhan
dasar
yang
diperluk
perlukan
untuk
mempertahankan
hidupn
dupnya.
Definisi
tersebut di atas sejalan dengan pendapat
Daulay (2009), Sayogyo
yo (1974) dan
Mubyarto (1997). Menurut
urut Sumodiningrat
(1998), kemiskinan adalah
ah suatu standar
tingkat hidup yang rendah
endah yaitu adanya
suatu tingkat kekurangan
gan materi pada
sejumlah
atau
golongan
orang
dibandingkan dengan standar
tandar kehidupan
yang umum berlaku dalam
dala
masyarakat
nisi tersebut di atas
yang bersangkutan. Definisi
pendapat
yang
sejalan
dengan
ad (2004).
dikemukakan oleh Arsyad
(2004
50
Jurnal Ilmiah
MUQODDIMAH
Teknik Perhitungan Garis Kem
emiskinan
Untuk menentukan garis
is kemiskinan
yang mencakup kebutuhan dasar
dasar, ada dua
cara yang umum digunakan ya
yaitu metode
food energy intake (FEI) dan met
metode biaya
kebutuhan
dasar
(cost
of
basic
needs/CBN). Kedua metode di at
atas samasama didasarkan pada konsumsi
msi makanan
dan non makanan penduduk.. P
Perebedaan
kedua metode di atas, met
etode CBN
mengasumsikan bahwa nilai
lai kuantitas
setiap komoditas makanan yang terpilih
adalah tetap (fixed bundle). Set
Setiap tahun
harga bundle tersebut dihitung
hitung untuk
masing-masing daerah dan ditambah
dengan alokasi kebutuhan mini
inimum non
makanan
untuk
mendapatk
ndapatkan
garis
kemiskinan. Sebaliknya met
etode FEI
mengasumsikan nilai kuantitas
as dan harga
komoditas yang terpilih selalu
elalu berubah
sesuai dengan perubahan pola konsumsi
dari penduduk itu sendiri.
Biro
Pusat
Statistik
stik
(2012)
menggunakan metode food ener
energy intake
(FEI). Alasan pemilihan metode
ode ini adalah
ketika pendapatan atau pengeluar
pengeluaran naik,
maka konsumsi energy juga
uga akan naik.
Dengan
menggunakan
met
etode
ini,
kemiskinan dipandang sebagai
ebagai suatu
kondisi ketidakmampuan dari si
sisi ekonomi
untuk
memenuhi
kebutuhan
uhan
dasar
makanan dan bukan makanan
anan yyang diukur
dari sisi pengeluaran. Dengan
engan demikian,
menurut Biro Pusat Statistik (2012
(2012) bahwa
garis kemiskinan ditetapkan be
berdasarkan
jumlah pengeluaran per kapita
apita per bulan
baik
untuk
pengeluaran
kebutuhan
makanan maupun non makanan.
anan.
Berdasarkan uraian di at
atas, garis
kemiskinan
(GK)
merupak
upakan
hasil
penjumlahan antara garis kemisk
iskinan untuk
kebutuhan pangan (GKP) dengan garis
kemiskinan untuk kebutuhan
uhan non pangan
(GKNP) dan ringkasnya dapat di
dirumuskan
GK = GKP + GKNP. Yang
ang dimaksud
dengan
GKP
adalah
jum
jumlah
nilai
pengeluaran dari 52 komodi
oditas dasar
pangan
(paket
komoditi)
yang
riil
dikonsumsi oleh penduduk refe
ferensi. Nilai
pengeluaran dari paket komodi
oditi tersebut
kemudian disetarakan dengan 2.100
kilokalori per kapita per hari.
Penyetaraan
nilai
pengel
pengeluaran
kebutuhan minimum pangan dilakukan
Volume 1, Nomor 1, Desember
ber 2016
dengan cara menghitung
ung harga rata-rata
kalori dari 52 komoditas
as pangan yang
ditetapkan. Formulasi yang digunakan
untuk menghitung garis kem
emiskinan pangan
(GKP) adalah :
52
52
GKPjp = ∑ Pkjp Qkjp - ∑ Vkjp
k=1
k=1
Keterangan :
GKPjp = garis kemiskinan
nan pangan daerah
“ j ” (sebelum
ebelum disetarakan
menjadi 2.100 kilokalori)
kilok
propinsi
“ p “.
Pkjp
as “ k “ di daerah “ j
= harga komoditas
“ dan propinsi “ p “
tas komoditas “ k “
Qkjp
= rata-rata kuantitas
si di daerah “ j “
yang dikonsumsi
dan propinsi “ p “
= nilai pengeluaran
an untuk konsumsi
Vkjp
komoditas “ k “ di daerah “ j “ dan
propinsi “ p “
j
= daerah (perkotaan/
aan/perdesaan)
p
= propinsi ke “ p “
k
= komoditas pangan
Harga implisit rata-rata kalor
alori di daerah “ j “
propinsi “ p “ dapat dihitung
di
dengan
formulasi sebagai berikut :
52
∑ Vkjp
k=1
JP
=
52
∑ Kkjp
k=1
Keterangan :
alori di daerah “ j
JP = harga rata-rata kalor
“ propinsi “ p “
Kkjp
= kalori dari komodi
oditas “ k “di
daerah “ j “ propins
opinsi “ p “
Vkjp
= nilai pengeluaran
an untuk konsumsi
komoditas “ k “ di daerah “ j “ dan
propinsi “ p “
Selanjutnya yang dimaksud
dim
dengan
garis kemiskinan non pangan (GKNP)
adalah penjumlahan nilai
nil
kebutuhan
minimum dari komoditi-k
i-komoditi
non
pangan terpilih yang meliput
eliputi perumahan,
51
Jurnal Ilmiah
MUQODDIMAH
sandang, pendidikan dan kesehatan.
Secara matematis GKNP dapat diukur
dengan menggunakan formula
ulasi sebagai
berikut :
n
GKNPjp = ∑ rkj Vkjp
k=1
Keterangan :
GKNPjp = garis kemiskinan non pangan
nsi “ p “.
daerah “ j ” propinsi
an ko
komoditi non
= rasio pengeluaran
rkj
enurut daerah “ j
pangan “ k “ menurut
“
uaran
untuk
Vkjp
= nilai
pengeluaran
tas “ k “ di
konsumsi komoditas
opinsi “p“.
daerah “ j “ dan propins
aan/perdesaan)
j
= daerah (perkotaan/per
p
= propinsi ke “ p “
k
= komoditas non pangan terpilih
nan
Penentuan Tingkat Kemiskinan
eluarga miskin
Tingkat pendapatan keluar
dalam suatu
tidak selalu sama baik di dal
ah. Dengan
wilayah atau antar wilayah
ama tingkat
demikian, tidak selalu sam
oleh setiap
kemiskinan yang dialami ol
enyikapi hal di
keluarga miskin. Untuk menyik
(2012) telah
atas, Biro Pusat Statistik (2012
ungan
tingkat
menetapkan
perhitungan
klasifikasinya.
kemiskinan sesuai dengan kla
ungan tingkat
Adapun klasifikasi dan perhitungan
ebagai berikut:
kemiskinan dapat diuraikan sebagai
ereka yang
a. Sangat miskin yaitu mer
konsumsi per kapita per bulan berada di
bawah 0,8 x GK
konsumsi per
b. Miskin yaitu mereka yang kon
bawah garis
kapita per bulan berada di ba
kemiskinan (GK)
ereka yang
c. Hampir miskin yaitu mer
konsumsi per kapita per bulan berada di
GK
atas GK dan di bawah 1,2 x G
ereka yang
d. Sangat miskin yaitu mer
bulan berada
konsumsi per kapita per bul
antara 1,2 x GK dan 1,6 x GK
Volume 1, Nomor 1, Desember
ber 2016
Teknik
Pengukuran
an
Tingkat
Ketimpangan Kemiskinan
an
Tingkat ketimpangan
pangan kemiskinan
(Poverty Gap Index) merupa
erupakan ukuran
rata-rata kesenjangan pengel
engeluaran masingmasing penduduk miskin
n terhadap garis
kemiskinan. Angka ini memperlihatkan
m
jurang (gap) antara pendapat
ndapatan rata-rata
yang diterima penduduk
uk miskin dengan
garis kemiskinan. Semakin
in kecil angka ini
menunjukkan secara rata-rat
-rata pendapatan
penduduk miskin sudah sem
emakin mendekati
garis kemiskinan. Sebalik
baliknya, semakin
tinggi angka ini maka semak
akin besar tingkat
kesenjangan pengeluaran
n penduduk miskin
terhadap
garis
kemisk
iskinan.
Untuk
menghitung
tingkat
ketimpangan
kemiskinan di dalam suatu wilayah, Biro
Pusat Statistik (2012) menggunak
enggunakan rumus
yaitu :
1
q
Z - yi
1
Σ
P1 =
N
i =1
Z
Keterangan :
N = Jumlah
penduduk
desa
di
kecamatan
q = Jumlah penduduk desa
de
di bawah
garis kemiskinan di kecamat
atan
Z = Batas garis kem
emiskinan yang
ditetapkan
yi = Rata-rata pengeluaran
pengeluar
penduduk
desa di bawah garis kemiski
skinan
Teknik Pengukuran Tingkat
ingkat Sebaran
Kemiskinan
Di samping pentingn
ngnya mengetahui
tingkat ketimpangan kemiski
skinan, juga perlu
diketahui tingkat sebaran
aran kemiskinan.
Tingkat
sebaran
kemiskinan
(Distributionally
Sensit
ensitive
Index)
memberikan
gambaran
an
mengenai
penyebaran
pengeluaran
an
di
antara
penduduk
miskin.
Angka
ini
memperlihatkan
sensitivi
tivitas
distribusi
pendapatan
antar
kelom
kelompok
miskin.
Semakin kecil Distributional
utionally Sensitive
Index (P2) ini menunjukk
njukkan distribusi
pendapatan di antara penduduk miskin
semakin merata, demikian
ikian sebaliknya.
Untuk
mengetahui
indeks
sebaran
kemiskinan (distributionally
lly sensitive index)
52
Jurnal Ilmiah
MUQODDIMAH
atau P2, Biro Pusat Statis
atistik
menggunakan rumus yaitu :
1
q
Z - yi
(2012)
2
Σ
P2 =
N
i =1
Z
Keterangan :
desa
di
N = Jumlah
penduduk
kecamatan
sa di bawah
q = Jumlah penduduk desa
atan
garis kemiskinan di kecamat
skinan yang
Z = Batas garis kemiskinan
ditetapkan
an penduduk
yi = Rata-rata pengeluaran
skinan
desa di bawah garis kemiskinan
kan
metode
Dengan
menggunakan
ndex (P1) dan
perhitungan Poverty Gap Index
ndex (P2) akan
Distributionally Sensitive Index
baran
tingkat
dapat
diperoleh
gambaran
iskinan yang
ketimpangan dan sebaran kemisk
wilayah atau
terdapat di dalam suatu wila
perhitungan ini
negara. Kemudian hasil perhi
erintah dalam
sangat berguna bagi pemerint
pembangunan
penyusunan perencanaan pem
ukan jumlah
terutama dalam menentukan
bangunan pada
anggaran dan alokasi pembangunan
setiap wilayah atau daerah.
Metode Penelitian
g digunakan
Desain penelitian yang
an ada dua
dalam pelaksanaan penelitian
sectional yaitu
yakni (1) desain cross-secti
mempelajari objek penelitian dan sekaligus
nganalisis data
menggambarkan dan menganal
ang di
diteliti, (2)
dari variabel-variabel yang
menganalisis
desain
kausal
yaitu
m
au pengaruh
bagaimana hubungan atau
hadap objek
variabel yang diteliti terhadap
ariabel yang
penelitian (Umar, 2008). Vari
ang berkaitan
diteliti adalah variabel yang
a penyebab
dengan faktor-faktor utama
alam kajian
kemiskinan di pedesaan. Dal
or penyebab
secara teoritis, faktor-faktor
ah pendidikan
kemiskinan di pedesaan adalah
dan budaya hidup.
Adapun yang menjadi
di populasi
penelitian adalah semua keluar
eluarga miskin
penerima beras miskin di des
desa yang
diberikan oleh pemerintah. Jumlah
mlah populasi
penelitian sebanyak 19.083
083 K
KK. Teknik
penarikan sampel yang digunanak
gunanakn adalah
Volume 1, Nomor 1, Desember
ber 2016
simple random sampling
ing dan jumlah
sampel penelitian sebanyak
ak 510 orang dari
kepala keluarga miskin. Tek
eknik pengukuran
data yang digunakan adalah
adal
skala likert.
Selanjutnya teknik analis
alisa data yang
digunakan adalah (1) uji mean (2) Poverty
Gap Index, (3) Distributional
utionally Sensitive
Index (P2).
Hasil dan Pembahasan
Tingkat Pendapatan Keluar
eluarga Miskin di
Kabupaten Tapanuli Selatan
atan
Tingkat
pendapat
pendapatan
yang
dimaksudkan dalam peneli
nelitian ini adalah
jumlah penghasilan yang
di
g diperoleh
semua
anggota keluarga. Berdasa
asarkan data yang
diperoleh dalam penelitian,
an, ternyata ratarata tingkat pendapatan
r
n responden
dari
keluarga miskin masing-mas
asing kecamatan
di Kabupaten Tapanulii Selatan
S
hanya
sebesar Rp. 1.594.927 per
bul
er bulan.
Rata-rata
jumlah tenaga kerja darii keluarga
k
miskin
yang ikut bekerja setiap hari sebanyak 3,22
orang. Bila dihitung perbandi
bandingan rata-rata
tingkat pendapatan keluarga
uarga miskin dengan
rata-rata jumlah tenaga
a kerja keluarga
miskin maka rata-rata tingk
ngkat pendapatan
tenaga kerja dari keluarga
uarga miskin hanya
sebesar Rp. 531.664,30/orang/
orang/bulan.
eluarga Miskin di
Tingkat Pengeluaran Keluar
an
Kabupaten Tapanuli Selatan
uaran
anggota
Sumber
pengeluar
keluarga adalah pendapatan keluarga yang
tivitas sehari-hari.
diperoleh dari berbagai aktivi
g diperoleh
dalam
Berdasarkan data yang
di
gkat pengeluaran
penelitian, rata-rata tingkat
tingkat
keluarga miskin sama dengan
denga
sebesar
Rp.
pendapatannya
yakni
1.594.927 per bulan. Data tersebut
mua pendapatan
menunjukkan bahwa semua
atau
keluarga miskin habis dikeluarkan
dik
enuhi kebutuhan
dibelanjakan untuk memenuhi
ga setiap bulan.
hidup anggota keluarga
ga miskin sangat
Dengan demikian keluarga
menabung
terbatas kesempatannya untuk
unt
terbatas
atau menambah modal sehingga
sehi
mereka
untuk
pula
kesempatan
mer
an.
meningkatkan pendapatan.
53
Jurnal Ilmiah
MUQODDIMAH
Tingkat Kemiskinan di K
Kabupaten
Tapanuli Selatan
menetapkan
BPS (2012) telah m
donesia yaitu : (a).
kategori kemiskinan di Indonesia
eorang atau
Kategori miskin yakni seseor
kategori miskin
keluarga masuk dalam kategor
apabila tingkat pengeluaran per kapita per
bulan berada antara Rp. 207.616 – Rp.
miksin yakni
259.520, (b). Kategori sangat m
asuk dalam
seseorang atau keluarga mas
apabila tingkat
kategori sangat miskin apabi
pengeluaran per kapita per bulan berada di
nan. Dengan
bawah 0,8 x garis kemiskinan.
eluarga masuk
demikian seseorang atau keluar
iskin apabila
dalam kategori sangat miski
tingkat pengeluaran berada di bawah Rp.
bulan. Bila
207.616 per kapita per bul
ah pengel
pengeluaran
diperhatikan rata-rata jumlah
ebesar
Rp.
keluarga
miskin
sebesar
ka
dapat
242.534/kapita/bulan,
maka
skinan bagi
disimpulkan tingkat kemiski
terdapat di
masyarakat desa yang ter
an termasuk
Kabupaten Tapanuli Selatan
dalam kategori miskin.
emiskinan di
Tingkat Ketimpangan Kemiski
Kabupaten Tapanuli Selatan
ngujian
yang
Berdasarkan
pengujian
enggunakan
dilakukan
dengan
mengguna
ndex (P1) ternyata
persamaan Poverty Gap Index
angan kemiskinan
rata-rata tingkat ketimpangan
ang ada di
bagi masyarakat desa yang
atan sebesar
Kabupaten Tapanuli Selatan
kkan bahwa
1,267. Angka ini menunjukkan
ata-rata tingkat
tingkat ketimpangan antara ratapengeluaran keluarga miskin dengan garis
kemiskinan yang ditetapkan oleh Biro Pusat
endah. Hal ini
Statistik (2012) tergolong rendah.
elisih dari ratadapat dilihat secara nyata selisih
ponden yang
rata jumlah pengeluaran responden
/orang/bulan)
tergolong miskin (Rp. 242.575/or
ang ditetapkan
dengan garis kemiskinan yang
ang/bulan). Dari
oleh BPS (Rp. 259.520/orang/bul
-rata tingkat
perbandingan antara rata-rat
pengeluaran responden dari keluarga
nan diperoleh
miskin dengan garis kemiskinan
selisih hanya sebesar Rp. 16.945
/orang/bulan.
Volume 1, Nomor 1, Desember
ber 2016
Tingkat
Sebaran
Kem
Kemiskinan
di
Kabupaten Tapanuli Selatan
atan
Berdasarkan
pengu
pengujian
yang
dilakukan
dengan
menggunakan
persamaan Distributionally
onally Sensitive Index
(P2) ternyata rata-rata
a tingkat
sebran
t
akat desa yang ada
kemiskinan bagi masyarakat
sebesar
di Kabupaten Tapanuli Selatan
S
nunjukkan bahwa
0,236. Angka ini menunj
engeluaran
antar
tingkat
distribusi
pengel
terdapat di
penduduk miskin di desa yang
y
atan juga tergolong
Kabupaten Tapanuli Selatan
rendah. Hal ini dapat dilihat
diliha pada Tabel
mlah pengeluaran
4.16 di mana rata-rata juml
terendah
per kapita keluarga miskin
mi
orang/bulan dan
sebesar RP. 220,524/orang/
1.023/orang/bulan.
tertinggi sebesar Rp. 251.023
dapat perbedaan
rataDari data tersebut terdapat
per
pita keluarga miskin
rata pengeluaran per kapita
hanya
di Kabupaten Tapanulii Selatan
S
ang/bulan.
sebesar Rp. 40.499/orang/bul
Kesimpulan
dan
Berdasarkan hasil pengujian
penguj
bahasan , maka
analisis data serta pembaha
dalam
dapat ditarik beberapa kesimpulan
kes
ni yaitu
pelaksanaan penelitian ini
yai :
terbatas
a. Keluarga miskin sangat
sa
eluar dari lingkaran
kesempatan untuk keluar
tingkat
kemiskinan karena rata-rata
ra
ga miskin sama
pendapatan keluarga
dengan tingkat.
ehingga
terbatas
b. Pengeluaran
sehing
enabung
kesempatan untuk mena
masyarakat
c. Tingkat kemiskinan bagi
ba
Selatan
desa di Kabupaten Tapanuli
Ta
egori miskin
termasuk dalam kategori
angan kemiskinan
bagi
d. Tingkat ketimpangan
ke
masyarakat desa di di Kabupaten
asuk rendah
Tapanuli Selatan termasuk
bagi
e. Tingkat sebaran kemiskinan
kem
masyarakat desa di di Kabupaten
asuk rendah
Tapanuli Selatan termasuk
Saran
egi dan kebijakan
a. Penyusunan strategi
kemiskinan
di
penanggulangan
ke
Kabupaten Tapanulii Selatan harus
ingkat kemiskinan
disesuaikan dengan tingk
utama
dan faktor-faktor penyebab
pen
timbulnya kemiskinan..
54
Jurnal Ilmiah
MUQODDIMAH
b. Pentingnya pemerataan pem
pembangunan
infrastruktur antara wilayah
ah perkotaan
dengan pedesaan agar terwujud
pemerataan pembangunan
an dan tingkat
kehidupan masyarakat antar
antara wilayah
perkotaan dengan pedesaan.
c. Program penanggulangan
an kemiskinan
melalui pemberian bantuan
uan berbentuk
barang hendaknya dapat dik
dikurangi dan
harus lebih banyak diarahk
ahkan kepada
upaya peningkatan
pem
pemberdayaan
masyarakat miskin sehingga
ngga mereka
dapat memenuhi kebutuhan
butuhan hidup
secara mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad L. 2004 : Ekonomi Pem
embangunan,
STIE YKPN, Yogyakarta.
ta.
Badan Pusat Statistik Kabupaten
abupaten Tapanuli
Selatan, 2012, Tapanul
apanuli Selatan
Dalam
Angka
tahun
ahun
2012,
Padangsidimpuan
Biro Pusat Staistik, 2012 : Kerang
erangka Pikir
dan Spektrum Pelaksanaan
aksanaan Tugas
Statistik
Ketahanan
ahanan
Sosial,
Yogyakarta.
Bappenas, 2008 : Evaluasii T
Tiga Tahun
Pelaksanaan RPJMN 2004
2004-2009,
Jakarta.
Daulay, M. 2009 : Kemiskinan
nan Pede
Pedesaan,
USU Press, Medan.
Jhingan ML, 2000 : Ekonomi Pem
embangunan
Dan Perencanaan, P
PT.
Raja
Grafindo Persada, Jakarta
arta
Kuncoro,
Mudrajat.
2000.
Ekonomi
Pembangunan, Teori, M
Masalah dan
Kebijakan. Jogjakarta: BP
BPFE-UGM
Miraza H. Bachtiar dkk, 2010 :
Pembangunan Pedesaa
saan ; Teori
dan Praktek, USU Press
ess, Medan
Mubyarto, 1997 : Peran wan
anita Dalam
Penanggulangan Kemisk
miskinan Di
Indonesia, Majalah Per
Perencanaan
Pembangunan, Nomor 08/
08/Mei
Nasution,
Anwar. 2011 : Panduan
Penanggulangan
K
Kemiskinan,
TNP2K, Jakarta.
Sajogyo. 1977. Garis Kemiski
iskinan dan
Kebutuhan Pokok. Bogor
ogor: LPSPIPB.
Volume 1, Nomor 1, Desember
ber 2016
Sumodiningrat, G. 1998 : Membangun
Perekonomian Rak
akyat, Pustaka
Pelajar Offset, Yogyak
yakarta.
Sukirno S. 2005 : Ekonomi
mi Pembangunan;
Proses,
Masalah
ah
dan
Dasar
Kebijaksanaan, FE-U
-UI, Jakarta
Sutikno, dkk. 2009. Pem
milihan Program
Pengentasan Kemi
miskinan Melalui
Pengembangan
Model
Pemberdayaan Masy
asyarakat dengan
Pendekatan Sistem,, Jurnal Ekonomi
Pembangunan Vol.
ol.11 No.1 Juni
2010:135.
Todaro, M.P ,2006
: Pembangunan
Ekonomi di Dunia
unia Ketiga, PT.
Erlangga, Jakarta
Umar Husein, 2008 : Desain
De
Penelitian
Akuntansi Keperilak
lakuan, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Ja
55