PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN DALAM

DIMENSI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
DALAM MEMBUDAYAKAN PERILAKU HIDUP SEHAT

ARTIKEL
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Razikin Masruri
NIM 150614806176
Off A

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAH RAGA
2016

MEMBUDAYAKAN GAYA HIDUP SEHAT
MELALUI PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA
Razikin Masruri
Pendidikan Olahraga Pascasarjana
Universitas Negeri Malang
E-mail : [email protected]

Abstrak: sehat merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan. Perilaku untuk
menerapkan budaya hidup sehat sering kali diabikan oleh sebagian besar orang. Oleh
karena itu menanmkan budaya hidup sehat menjadi tugas penting untuk diperhatikan
demi terwujudnya manusia yang berkualitas baik dari segi fisik, mental dan spiritual.
Pemberian pemahaman pada setiap personal yang dilakukan oleh pemerintah dan pihak
yang peduli terhadap kesehatan harus terus digencarkan guna membangun perspektif
yang mampu merubah perilaku menuju arah yang lebih baik. Melalui pendidikan
olahraga dan kesehatan pada lembaga sekolah diharapkan budaya gaya hidup sehat
muncul sejak dini pada siswa. Berbagai model pembelajaran diterapkan untuk
menamkan perspektif hidup sehat pada siswa. Salah satunya adalah dengan Discovery
Learning yang terdapat pada kurikulum K13, yakni siswa dapat secara langsung
berperan aktif dalam proses pembelajaran dan akhir dari proses pembelajaran adalah
peneilaian bentuk akhir dari pengalaman belajar.
Kata Kunci: Budaya Hidup Sehat, Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Discovery
Learning, K13.
PENDAHULUAN

P. R. Messent, Carlton B. Cooke and

Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan


Jonathon Long (1999) hambatan yang secara luas

Dunia (WHO) menyebutkan bahwa kesehatan

diakui dan dipahami oleh seseorang, tetapi bisa

adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan

dibilang kurang dipahami oleh para pembuat

sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan

kebijakan, lembaga promosi kesehatan, komisaris

penyakit atau kelemahan”. Sedangkan menurut UU

dan penyedia belajar layanan kecacatan. Kurangnya

Indonesia no. 36 tahun 2009 tentang kesehatan


sumber daya dan tanggung jawab tidak cukup

mengatakan bahwa Kesehatan adalah keadaan

ditentukan berkaitan dengan pelayanan masyarakat

sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun

menolak banyak orang dengan ketidakmampuan

sosial yang memungkinkan setiap orang untuk

belajar adalah pilihan nyata untuk menjalani gaya

hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

hidup sehat aktif secara fisik.

Menurut data dari Pusat dan Informasi


Beralih pada pola hidup sehat yang

Kementerian Kesehatan RI tahun 2012 persentase

diterapkan pada satuan pendidikan. Dimana sekolah

rumah tangga berprilaku hidup bersih dan sehat

menanamkan

sebesar 56,70%. Angka ini menunjukkan bahwa

kebersihan.

Guru

masih banyak daerah di Indonesia yang berprilaku

menanmkan


prilaku

kurang sehat dan jauh dari budaya hidup sehat yang

menerangkan

selalu digadang-gadangkan oleh merintah.

kehidupan. Setiap hari siswa selalu menjaga

perilaku

betapa

untuk

sebagai
sehat


selalu menjaga
pembina
pada

pentingnya

selalu

siswa

dan

sehat

bagi

kebersihan lingkungan kelas maupun lingkungan
2

sekolah. Namun apakah kebiasaan ini dilakukan di


kesehatan, khususnya untuk mempromosikan gaya

rumah atau di lingkungan masyarakat guru tidak

hidup sehat.

pernah tahu akan itu. Membudayakan hidup sehat

Perilaku pada dasarnya berorientasi tujuan

harus diterapkan sedini mungkin pada anak agar

(goal oriented). Dengan perkataan lain, perilaku kita

menjadi kebiasaan dan kebutuhan bagi anak

pada umumnya dimotivasi oleh suatu keinginan

tersebut. Pada artikel ini akan membahas tentang


untuk

Dimensi Budaya Hidup Sehat dan implementasi

lingkungan dalam pembentukan perilaku adalah

pada pendidikan jasmani di kurikulum 2013.

bentuk perilaku

mencapai

tujuan

tertentu”.

Pengaruh

yang berdasarkan hak dan


kewajiban, kebebasan dan tanggung jawab baik
PEMBAHASAN

pribadi maupun kelompok masyarakat. Perilaku

A. Perilaku Hidup Sehat

mendapat

pengaruh

yang

kuat

dari

motif


atau

kepentingan yang disadari dari dalam faktor

aktivitas, baik yang diamati langsung maupun yang

intrinsik dan kondisi lingkungan dari luar / faktor

tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo,

ekstrinsik atau exciting condition. Oleh karena itu

2003). Sedangkan pengertian lain menyebutkan

perilaku

perilaku berasal dari dorongan yang ada di dalam

lingkungan eksternal, keperntingan yang disadari,


diri, dorongan tersebut merupakan usaha untuk

kepentingan responsif, ikut-ikutan atau yang tidak

memenuhi kebutuhan yang ada di dalam diri

disadari serta rekayasa dari luar.

(Purwanto, 2002). Menurut Gochman dalam

Faktor - Faktor lain yang Mempengaruhi Perilaku Manusia

Notoatmodjo

1. Faktor Personal :

Perilaku

adalah

(2003),

semua

perilaku

kegiatan

sehat

(health

behaviour ) dapat dilihat sebagai atribut personal



terbentuk

atas

pengaruh

pendirian,

Faktor Biologis

seperti kepercayaan-kepercayaan, harapan-harapan,

Faktor biologis terlibat dalam seluruh

motif-motif, nilai-nilai, persepsi dan unsur-unsur

kegiatan

kognitif lainnya, sebagai karakteristik individu

dengan faktor-faktor sosiopsikologis.

meliputi unsur-unsur dan keadaan afeksi dan emosi



manusia,

bahkan

berpadu

Faktor Sosiopsikologis

dan sebagai pola-pola perilaku yang tampak yakni

Dapat dikalsifikasikan ke dalam tiga

tindakan-tindakan dan kebiasaan-kebiasaan yang

komponen :

berhubungan dengan mempertahankan, memelihara

a. Komponen Afektif

dan untuk meningkatkan kesehatan.

Merupakan aspek emosional dari

Faktor yang mempengaruhi gaya hidup

faktor sosiopsikologis, didahulukan

seperti status sosial ekonomi, tingkat pendidikan,

karena

keluarga, kerabat dan jaringan sosial, jenis kelamin,

pembicaraan sebelumnya.

usia

dan

pengaruh

antarpribadi

semua

erat

kaitannya

dengan

b. Komponen Kognitif

mempengaruhi pilihan gaya hidup (Ochieng, Bertha

Aspek intelektual yang berkaitan

M. N, 2006). Hal ini memiliki implikasi bagi para

dengan apa yang diketahui manusia.

praktisi masyarakat yang bekerja di bidang promosi

c. Komponen Konatif
3

Aspek volisional, yang berhubungan

praktek kelembagaan seperti pendidikan jasmani,

dengan kebiasaan dan kemauan

tindakan spesifik tertentu

bertindak.

menciptakan struktur yang atau membuat sebuah

2. Faktor Situasional

bidang tindakan yang mungkin (Sullivan, 2001)

Salah satu faktor yang mempengaruhi

tindakan ini membentuk pola dan keteraturan-

perilaku manusia adalah faktor situasional.

wacana. Dengan menerapkan teori wacana dan

Menurut pendekatan ini, perilaku manusia

analisis wacana, pemahaman yang lebih baik dari

dipengaruhi oleh lingkungan/situasi. Faktor-

pola dalam praktek kelembagaan dapat diperoleh.

faktor situasional ini berupa:

Wetherell et al. (2001) berpendapat, sebuah "beralih

a. Faktor rancangan dan arsitektural, misal

ke wacana" yang melibatkan kepentingan dalam
proses. Titik awal yang penting dalam posisi ini

penataan ruang
b. Faktor temporal, misal keadaan emosi

adalah bahwa cara yang berbeda kita memahami

c. Suasana perilaku, misal cara berpakaian

dunia dan diri kita sendiri didasari dalam bahasa. Ini
berarti bahwa kita selalu dalam bahasa dan tidak

dan cara berbicara
d. Teknologi

bisa melangkah di luar bahasa untuk menentukan

e. Faktor sosial, mencakup sistem peran,

apakah sesuatu itu benar atau salah. Bahasa-dalam

struktur sosial dan karakteristik sosial

hal wacana terdiri dari berbagai cara kita

individu

berhubungan dengan lingkungan kita dan diri kita

f. Lingkungan psikososial yaitu persepsi

2001.). Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa

seseorang terhadap lingkungannya
g. Stimuli

yang

mendorong

sendiri (Burr, 1995; Gee, 1999; Wetherell et al,

dan

dalam bahasa perspektif ini dan wacana tidak
dianggap sebagai hal yang sama. Bahasa merupakan

memperteguh perilaku
suatu

realitas bagi kita, sedangkan wacana pola dalam

tindakan menjaga, mencegah dan memelihara

bahasa yang memungkinkan bagi kita untuk

kesehatan. Individu memiliki status kesehatan yang

menciptakan makna di dunia dan dari diri kita

berbeda-beda, status kesehatan merupakan keadaan

sendiri. Wacana demikian prasyarat untuk dunia

pada waktu tertentu. Dengan kata lain faktor-faktor

seperti yang kita mengalaminya atau seperti yang

yang dapat mempengaruhi kesehatan adalah sebagai

kita menjalaninya.

Perilaku

kesehatan

merupakan

berikut :

Keyakinan dan kemampuan diri terkait

1. Lingkungan

dengan motivasi berperan besar untuk terbentuknya

2. Keturunan

perubahan gaya hidup (Kelly, at al.. 1991) dengan

3. Status kesehatan

pemahaman akan pentingnya kesehatan bagi diri

4. Perilaku

sendiri serta peran promosi kesehatan yang ada

5. Pelayanan kesehatan

memberikan efek bagi perubahan tersebut.

Oleh karena itu guru harus menyusun
wacana untuk pembentukan perilaku. Dalam
4

B. Budaya Hidup Sehat melalui Pendidikan

Melakukan promosi tanpa ada praktik

Olahraga dan Kesehatan pada Kurikulum

langsung untuk penerapan gaya hidup sehat tidak

2013.

mengubah konsepsi siswa untuk melakukan,

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pasal 79 ayat 1
Kesehatan

sekolah

diselenggarakan

untuk

meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta
didik dalam lingkungan hidup
peserta

didik

berkembang

dapat

secara

sehat

sehingga

belajar, tumbuh, dan

harmonis

dan

setinggi-

tingginya menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas. Sudah diterangkan bahwa sekolah
mempunyai andil untuk meningkatkan kesehatan
setiap peserta didik, dengan adanya pendidikan
olahraga dan kesehatan diharapkan akan mampu
menciptakan peserta didik yang memiliki perilaku

Quennerstedt

(2008)

sebuah

kerangka teoritis untuk menganalisis dan membahas
isi pelajaran dalam pendidikan jasmani yang
mengambil baik konten dan cara mengajar serta
belajar konten harus dipertimbangkan kumudian
disajikan.

di lingkungan sekolah. Pembiasaan dalam merubah
cara berpikir dan membiasakan bertindak untuk
membentuk prilaku hidup sehat di lingkungan sosial
sekolah

merupakan

tugas

intruktur

pada

kelembagaan. Pendidikan olahraga dan kesehatan
secara

keseluruhan

mengembangkan

aspek

bertujuan

untuk

kebugaran

jasmani,

keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,
keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,
tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas
jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang
direncanakan secara sistematis dalam rangka

sehat dalm hidup.
Mikael

dengan hal ini maka guru memberikan contoh nyata

Untuk

tujuan

ini,

pendekatan

transaksional John Dewey pada makna pembuatan
(Altman & Rogoff, 1987; Bentley & Dewey, 1991)
serta wacana teoritis posisi (Foucault, 1988, 2002;
Wetherell, Taylor & Yates, 2001) digunakan. Di
satu sisi, ini memungkinkan untuk menganalisis
konten dan kondisi yang berarti keputusan dalam
pendidikan jasmani kelembagaan, dan di sisi lain
untuk membahas konten yang ditawarkan sebagai
salah satu aspek dari pembuatan makna murid.
Contoh empiris dari pendekatan yang diuraikan juga
diberikan dari penelitian sebelumnya dari dokumen
kurikulum lokal dalam pendidikan jasmani Swedia
(Quennerstedt, 2006a, 2006b).

mencapai tujuan pendidikan nasional.
Penggunaan pendekatan dalam memberi
pemahaman terhadap siswa seperti pendekatan
transaksional

dan

pembentukan

wacana

(Quennerstedt, 2008) dapat dijadikan sebagai salah
satu strategi penyampaian pengalaman belajar dan
untuk merubah minat menjadi sebuah tindakan.
Pada

manusia,

perilaku

operan

atau

psikologis inilah yang dominan. Sebagian terbesar
perilaku ini merupakan perilaku yang dibentuk,
perilaku yang diperoleh, perilaku yang dikendalikan
oleh pusat kesadaran atau otak (kognitif). Oleh
karena itu melalui pendidikan olahraga dan
kesehatan diharapkan perilaku hidup sehat bisa
dijadikan kebiasaan. Timbulnya perilaku (yang
dapat diamati) merupakan resultan dari tiga daya
pada diri seseorang, yakni :
1. Daya seseorang yang cenderung untuk
mengulangi pengalaman yang enak dan
5

cenderung untuk menghindari pengalaman

1. Dengan Paksaaan atau pemberian hukuman

yang tidak enak (disebut conditioning dari

Mengeluarkan instruksi atau peraturan, dan

Pavlov & Fragmatisme dari James);

ancaman hukuman kalau tidak mentaati

2. Daya

rangsangan

(stimulasi)

terhadap

instruksi atau peraturan tersebut. Misalnya :

seseorang yang ditanggapi, dikenal dengan

instruksi atau peraturan tidak membuang

“stimulus-respons theory” dari Skinner;

sampah disembarang tempat, dan ancaman

3. Daya individual yang sudah ada dalam diri
seseorang atau kemandirian (Gestalt Theory

hukuman atau denda jika tidak mentaati.
2. Dengan memberi imbalan
lmbalan bisa berupa materi seperti uang atau

dari Kohler).

barang, tetapi blsa juga imbalan yang tidak
Pendidikan olahraga dan kesehatan menjadi
sarana untuk mendorong pertumbuhan fisik,
perkembangan

psikis,

keterampilan

motorik,

pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai
(sikap – mental – emosional – sportivitas – spiritual
– sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat.
diharapkan

peserta

didik

perubahan

perilaku.

Ada

beberapa

perubahan

perilaku

yang

dialami

individu

mengalami

alamiah

(natural

change):

bentuk

diantaranya :

seperti

pujian,

dan

sebagainya.
3. Dengan membina hubungan baik.
4. Dengan menunjukkan contoh-contoh
Salah satu sifat manusia ialah ingin meniru

sekolah yang lain melakukan hidup sehat di
lingkungan sekolah dengan contoh tidak
merokok, membuang sampah pada tempat
yang sudah disiapkan. Dengan contoh
seperti ini biasanya anak akan ikut berbuat

1. Perubahan

Perubahan perilaku karena terjadi perubahan
alam (lingkungan) secara alamiah.

Perubahan

perilaku

direncanakan

oleh

karena
yang

memang

bersangkutan.

Perubahan ini juga bisa tercipta melalui
pendidikan.

5. Dengan memberikan kemudahan

tidak jauh dari kelas, agar siswa dengan
mudah membuang sampah.
6. Dengan

menanamkan

kesadaran

dan

motivasi
Dalam hal ini individu maupun kelompok

3. Kesiapan berubah (Readiness to change):
Perubahan perilaku karena terjadinya proses
(readiness)

yang serupa yaitu berperilaku sehat.

Misalnya dengan menaruh bak sampah yang

2. Perubahan terencana (planned change):

internal

materi,

karena itu usahakanlah agar guru serta staf

Dalam pendidikan olaharaga dan kesehatan
akan

berupa

pada

diri

yang

bersangkutan, dimana proses internal ini
berbeda pada setiap individu.
Untuk mencapai perubahan perilaku, ada
beberapa cara yang bisa dilakukan yaitu diantaranya

diberi pengertian

yang benar tentang

kesehatan. Kemudian ditunjukkan kepada
mereka baik secara langsung ataupun tidak
langsung, yaitu misalnya melalui film, slide,
photo, gambar, atau cerita, bagaimana
bahayanya perilaku yang tidak sehat , dan
apa untungnya kalau berperilaku sehat. Hal

:
6

ini diharapkan akan bisa membangkitkan

dimana siswa dituntut untuk memiliki pengalaman

keinginan mereka untuk berperilaku hidup

selama proses pembelajaran agar nantinya bentuk

sehat.

akhir dari belajar adalah terbentuknya prilaku hidup
Selanjutnya

berkali-kali

sehat maka pendekatan dan strategi pembelajaran

disampaikan ataupun ditunjukkan kepada

yang digunkan dalam proses pembelajaran adalah

mereka bahwa telah makin banyak orang

Dicovery Learning.

yang

berperilaku

sehat

tersebut

dan

Discovery

Learning

adalah

Proses

sekaligus ditunjukkan atau disampaikan

pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak

pula keuntungan-keuntungannya, hingga

disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya,

mereka akan tergerak untuk berperilaku

tetapi

sehat.

(Lefancois dalam Emetembun, 1986:103). Dimana

Rogoff (1995), dalam praktek tertentu,

diharapkan

mengorganisasi

sendiri

anak harus berperan aktif dalam belajar dan

kelembagaan, intersubjektif, dan individu semua

mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu

dapat dilihat sebagai dimensi bersama dan

bentuk akhir.
Metode

berinteraksi untuk pembuatan makna. Pendekatan

Discovery

Learning

adalah

untuk

memahami: konsep, arti, dan hubungan, melalui

menganalisis dimensi proses pembentukan makna

proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu

dan pengambilan keputusan keputusan dalam

kesimpulan

pendidikan jasmani melalui pengamatan terhadap

observasi, klasifikasi,

pengalaman serta interaksi belajar siswa selama

penentuan

transaksional

sesuai

memungkinkan

dan

melalui:

pengukuran, prediksi,

inferi

(cognitive

process).

Sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental

berada di sekolah.
Kebijakan yang terdapat di lembaga dan
opini dari pemimpin bisa bertindak sebagai

process of assimilatig conceps and principles in the
mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219).

Menggunakan

gatekeeper untuk intervensi, membantu mengubah
norma-norma sosial, dan mempercepat perubahan
perilaku (Valente, T. W. & Patchareeya Pumpuang,
2007). Pemimpin atau kepala sekolah sebagai leader
pengambilan

dilakukan

Discovery

kebijakan

dapat

memberikan

kontribusi pada perubahan perilaku pada lemabaga

model

pembelajaran

Discovery learning yaitu merubah kondisi belajar
yang Pasif menjadi aktif dan kreatif, Teacher
oriented ke student oriented dan modus ekspositori

siswa

hanya

menerima

informasi

secara

keseluruhan dari guru ke modus Discovery siswa
menemukan informasi sendiri.

sekolah.

Melalui kegiatan tersebut siswa akan
C. Pelaksanaan

Pendidikan

Olahraga

Kesehatan Pada Kurikulum K13 Untuk
Menamkan Budaya Hidup Sehat.
Mengacu pada pembahasan tentang bagai

menguasainya, menerapkan, serta menemukan halhal yang bermanfaat bagi dirinya. Peran siswa
adalah sebagai seorang scientist. Adapun langkahlangkah pada pembelajaran Discovery learning

mana membudayakan hidup sehat untuk siswa,
7

sesuai dengan tema budaya hidup sehat dierangkan

siswa agar siswa tidak keluar jalur materi

sebagai berikut:

yang diharapkan dikuasai oleh siswa.

1. Menentukan tujuan pembelajaran.

6. Mengatur topik-topik pelajaran

Guru pendidikan olahraga dan kesehatan

Pengaturan

menentukan

dilakukan agar hasil akhir yang di inginkan

tujuan

dari

pembelajaran

topik

pelajaran

materi budaya hidup sehat, yakni siswa

dapat

diharapkan mampu membudayakan gaya

Memberikan rambu-rambu pada siswa

hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari

sesuai dengan topik pelajran.

baik di lingkungan sekolah maupun di
lingkungan masyarakat.

diperoleh

hendaknya

secara

maksimal.

7. Melakukan penilaian proses dan hasil
belajar siswa

2. Melakukan identifikasi karakteristik siswa

Sesuai

dengan

tujuan

akhir

dari

Guru pendidikan olahraga dan kesehatan

pembelajaran yakni siswa memiliki prilaku

harus bisa menentukan baik itu teknik

untuk bergaya hidup dalam keseharian maka

penyampaian

bentuk penilaiannya adalah:

ataupun

materi

dengan

karakteristik siswa.

a. Penilaian Kinerja


3. Memilih materi

Kemampuan mengidentifikasi

Materi yang sesuai dengan tema Budaya

masalah dan penyebabnya untuk

hidup sehat, misalnya konsep pola makan



diungkap.



dasar penemuan.



masalah.



Cara mengolah data.



berdasarkan data.

sehat, bergizi dan seimbang.
4. Menentukan

topik-topik

yang

harus

dipelajari siswa secara induktif
Topik yang harus dipelajari siswa adalah
bagaimana konsep dasar dari pola makan
sehat mulai dari pengertian sampai dengan
contoh makanan sehat.
5. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang
berupa contoh-contoh,

ilustrasi, tugas

dan sebagainya untuk dipelajari siswa.



dapat

memancing minat

siswa untuk

melakukan penelitian atau penulusuran
lebih lanjut tentang materi yang akan
dipelajari. Penyertaan contoh sangatlah

Pemilihan strategi penyelesaian

Pemilihan metode pencarian data.

Cara penarikan simpulan



Kualitas simpulan yang diajukan.



penyelesaian masalah

Guru pendidikan olahraga menyusun bahan
pelajaran sebagai stimulus yang nantinya

Pemilihan sumber informasi sebagai

Kegunaan simpulan dalam

Presentasi hasil penemuan.

b. Penilaian Sikap
1. Tanggung Jawab



Berupaya

menyelesaikan

seluruh tugas yang diberikan.

penting untuk memberikan gambaran pada

8





Menggunakan waktu secara

Faktor Situsional. Bentuk-bentuk perilakunya yaitu,

efisien untuk menyelesaikan

perubahan alamiah, perubahan terencana, kesediaan

seluruh tugas.

untuk berubah.

Menerapkan budaya hidup sehat

diharapkan budaya hidup sehat dapat tertanam pada

dilingkungan sekolah.

diri peserta didik. Dengan memberi pemahaman

2. Disiplin



Melalui pendidikan olahraga dan kesehatan

Mengikuti seluruh proses

kepada peserta didik akan pentingnya hidup sehat.



pembelajaran.

Semua tidak terlepas oleh perubahan perilaku yang

Mentaati prosedur kerja dengan

dibina melaui pembelajaran pendidikan olahraga



benar.

dan kesehatan pada setiap satuan pendidikan.

Melakukan tindakan sesuai
Daftar Rujukan

tugas dan materi pelajaran.
3. Kerja Sama



Setiap anggota melibatkan diri
dan mengambil peran secara



aktif dalam kelompok.
Setiap anggota kelompok
berbagi tugas dengan anggota

Altman, I., & Rogoff, B. (1987). World views in
psychology:
Trait,
interactional,
organismic
and
transactional
perspectives. In D. Stokols & I. Altman
(Eds.), Handbook of environmental
psychology (pp. 7–40). New York: John
Wiley.
Burr, V. (1995). An introduction to social
constructionism. London. New York:
Routledge.

lain (tidak ada yang
mendominasi).
Penilaian dan pemberian skor didasarkan
pada seberapa baik setiap sub aspek diperlihatkan
oleh peserta didik selama persiapan, pelaksanaan
dan hasil akhir baik prilaku yang timbul maupun

Bentley, A.F., & Dewey, J. (1991). Knowing and
the known. In J.A. Boydston (Ed.), John
Dewey, the later works, 1925-1953 (Vol.
16). Carbondale: Southern Illinois
University Press.

hasil pengungkapan yang dilaporkan.

Dahar, R. W.. 1989. Teori – teori Belajar . Jakart:
Erlangga.

Kesimpulan

Gee, J.P. (1999). Discourse analysis- Theory and
method. London. New York: Routledge.

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan
bahwa perilaku merupakan hasil dari segala
pengalaman serta interaksi seseorang dengan
lingkungannya. Perilaku terdiri dari beberapa
faktor-faktor

yang

mempengaruhi

perilaku

manusia, sifat-sifat umum dan khusus perilaku
manusia, bentuk-bentuk perubahan perilaku, dan
macam-macam

perilaku.

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi perilaku terdiri Faktor Personal, dan

Kelly, at al.. 1991. Prediction Of Motivation and
Behavior Change Following Health
Promotion: Role Of Health Beliefs,
Social Support, and Self-Efficacy. Sot.
Sci. Med. Vol. 32, No. 3, pp. 311-320,
1991. Printed in Great Britain. All rights
reserved.
Lukaningsih, Z. L. dan Bandiyah, S.. 2011 .
Psikologi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Maulana, H. D. J.. 1993. Promosi kesehatan.
Jakarta:buku kedokteran EDC.
9

Mueller, J.D.. 1996. Mengukur Sikap Sosial.
Pegangan untuk Peneliti dan Praktisi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Notoatmodjo, S.. 2003. Perilaku kesehatan dan
pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S.. 2007. Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S.. 2010. Ilmu perilaku kesehatan.
Jakarta: Rineka cipta.
Ochieng, Bertha M. N.. 2006. Factors affecting
choice of a healthy lifestyle: implications
for nurses. British Journal of Community
Nursing . Feb2006, Vol. 11 Issue 2, p7881. 4p.
Purwanto, H.. 1999. Pengantar Perilaku Manusi:
Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
Poerwadarminta. 1976. Kamus Besar Bahasa
Indonesia . Jakarta: Balai Pustaka.
P. R. Messent, Carlton B. Cooke and Jonathon
Long. 1999. Primary and Secondary
Barriers To Physically Active Healthy
Lifestyles For Adults With Learning
Disabilities. Disability and Rehabilitation ,
1999 ; vol. 21, no. 9, 409-419

Quennerstedt. M.. 2008. Studying the Institutional
Dimension of Meaning Making: A Way to
Analyze Subject Content in Physical
Education. Sweden : Örebro University.
Journal of Teaching in Physical Education,
2008, 27, 434-444 © 2008 Human
Kinetics, Inc.
Suryabrata, S..2006. Psikologi pendidikan - ed 14.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Valente, T. W. & Pumpuang, P.. 2007. Identifying
Opinion Leaders to Promote Behavior
Change. Health Educ Behav OnlineFirst.
published on June 29, 2007 as
doi:10.1177/1090198106297855.
Walgito, B..1994. Psikologi Sosial. Yogyakarta:
Andi Offset.
Wawan, A. dan Dewi, M.. 2010. Pengetahuan ,
sikap, dan perilaku manusia . Yogyakarta:
Nuha Medika.
Wetherell, M., Taylor, S., & Yates, S.J. (Eds.).
(2001). Discourse theory and practice.
London: SAGE.

10