MAKALAH ETIKA BISNIS DAN PROFESI

MAKALAH
ETIKA BISNIS DAN PROFESI
“ ETIKA DALAM AKUNTANSI KEUANGAN DAN
MANAJEMEN “

DISUSUN OLEH :
1.
2.
3.
4.

ALI BABA
AZMI SOFI ASYROFAH
FARIZKA NUR ANNISA
NADYA LAYALIA REGITHA SAHA

(4.44.15.0.02)
(4.44.15.0.05)
(4.44.15.0.14)
(4.44.15.0.18)


POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Penerapan etika bisnis dalam suatu organisasi yang bertujuan memperoleh
laba dengan cara menghimpun dana dari masyarakat merupakan isu yang sering
dikaji secara mendalam. Secara teoretis penerapan etika merupakan suatu hal yang
mudah dilakukan dan diterapkan.
Secara teoretis isu etika dapat dilihat dari berbagai macam aspek dan sudut
pandang yang mampu melihat suatu masalah secara komprehensif. Beberapa
peneliti telah memberikan pandangan dan pendapat mengenai konsep dasar etika
dan keterkaitannya dengan penerapan di lingkungan bisnis.
Etika dalam akuntansi keuangan dan manajemen merupakan suatu bidang
keuangan yang merupakan sebuah bidang yang luas dan dinamis. Bidang ini
berpengaruh langsung terhadap kehidupan setiap orang dan organisasi. Ada

banyak bidang yang dapat dipelajari, tetapi sejumlah besar peluang karir tersedia
di bidang keuangan. Manajemen keuangan dengan demikian merupakan suatu
bidang keuangan yang menerapkan prinsip-prinsip keuangan dalam sebuah
organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan nilai melalaui pengambilan
keputusan dan manajemen sumber daya yang tepat.
Akuntansi manajemen adalah disiplin ilmu yang berkenaan dengan
penggunaan informasi akuntansi oleh para manajemen dan pihak-pihak internal
lainnya untuk keperluan penghitungan biaya produk, perencanaan, pengendalian,
evaluasi serta pengambilan keputusan. Akuntansi manajemen mempunyai peran
penting dalam menunjang tercapainya tujuan perusahaan, dimana tujuan tersebut
harus dicapai melalui cara yang legal dan etis, maka para akuntan manajemen
dituntut untuk bertindak jujur, terpercaya dan etis.
Akuntansi keuangan merupakan bidang akuntansi yang mengkhususkan
fungsi dan aktivitasnya pada kegiatan pengolahan data akuntansi dari suatu
perusahaan dan penyusunan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan
berbagai pihak, yaitu pihak internal dan pihak eksternal. Oleh karena tujuan
akuntansi keuangan adalah menyediakan informasi kepada pihak yang
2

berkepentingan, maka laporan keuangan harus bersifat umum sehingga dapat

diterima oleh semua pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan yang
dimaksud harus mampu menunjukkan keadaan keuangan dan hasil usaha
perusahaan.
Banyaknya penyimpangan etika profesi dan bisnis yang terjadi pada
perusahaan terkemuka terkait bidang akuntansi keuangan dan manajemen maka
penulis akan mengkaji beberapa kasus dengan bermacam motif serta latar
belakang. dengan demikian, pada akhirnya kajian ini sekaligus berdampak positif
bagi etika dan profesi Akuntansi.
1.2

Rumusan Masalah
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.


1.3

Apa tanggung jawab akuntan keuangan dan akuntan manajemen?
Bagaimana etika akuntansi keuangan?
Apa kriteria standar perilaku akuntan manajemen?
Bagaimana etika profesional akuntansi manajemen?
Bagaimana etika dalam praktik akuntansi keuangan?
Apa saja kasus dan latar belakang dalam akuntansi keuangan?
Apa saja kasus dan latar belakang dalam akuntansi manajemen?
Bagaimana sikap profesional yang seharusnya dilakukan?

Tujuan
a. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa atas berbagai teori dan
isu etika dalam bisnis dan profesi.
b. Sebagai bekal pengetahuan dan

pemahaman

yang


memadai

untuk

meningkatkan kesadaran etis mahasiswa.
c. Mahasiswa diharapkan mampu mengambil keputusan bisnis dan profesi secara
rasional dan intuitif.

1.4

Manfaat Pembuatan Makalah

3

Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar para pembaca khususnya
para calon pebisnis memiliki dan mengerti akan wawasan yang utuh mengenai
prinsip-prinsip, tujuan, serta peran etika bisnis sehingga dapat
mengaplikasikannya dalam kegiatan bisnis yang riil di masyarakat pada
umumnya.
1.5


Metode Pembuatan Makalah
Kami membuat makalah ini dengan beberapa metode antara lain :
a. Kepustakaan yaitu mencari buku-buku yang berkaitan dengan materi yang
kami bahas.
b. Pencarian ilmu dan teori yang berkaitan dengan materi yang kami bahas
melalui Internet.

4

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Tanggung Jawab Akuntansi Keuangan dan Manajemen
Etika dalam akuntansi keuangan dan manajemen merupakan suatu bidang
keuangan yang merupakan sebuah bidang yang luas dan dinamis. Bidang ini
berpengaruh langsung terhadap kehidupan setiap orang dan organisasi. Ada
banyak bidang yang dapat dipelajari, tetapi sejumlah besar peluang karir tersedia
di bidang keuangan. Manajemen keuangan dengan demikian merupakan suatu

bidang keuangan yang menerapkan prinsip-prinsip keuangan dalam sebuah
organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan nilai melalui pengambilan
keputusan dan manajemen sumber daya yang tepat
Akuntansi keuangan adalah bagian dari akuntansi yang berkaitan dengan
penyiapan laporan keuangan untuk pihak luar, seperti pemegang saham, kreditor,
pemasok, serta pemerintah. Prinsip utama yang dipakai dalam akuntansi keuangan
adalah persamaan akuntansi dimana aktiva adalah harta yang dimiliki suatu
perusahaan digunakan untuk operasi perusahaan dalam upaya untuk menghasilkan
pendapatan. Sedangkan modal yaitu selisih antara aktiva dikurang hutang.
Akuntansi keuangan berhubungan dengan masalah pencatatan transaksi
untuk suatu perusahaan atau organisasi dan penyusunan berbagai laporan berkala
dari hasil pencatatan tersebut. Laporan ini yang disusun untuk kepentingan umum
dan biasanya digunakan pemilik perusahaan untuk menilai prestasi manajer atau
dipakai manajer sebagai pertanggungjawaban keuangan terhadap para pemegang
saham. Hal penting dari akuntansi keuangan adalah adanya Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang merupakan aturan- aturan yang harus digunakan di dalam
pengukuran dan penyajian laporan keuangan untuk kepentingan eksternal. Dengan
demikian,

diharapkan


pemakai dan

penyusun laporan keuangan dapat

berkomunikasi melalui laporan keuangan ini, sebab mereka menggunakan acuan
yang sama yaitu SAK. SAK ini mulai diterapkan di Indonesia pada 1994,
menggantikan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia tahun 1984.

5

Akuntansi manajemen adalah disiplin ilmu yang berkenaan dengan
penggunaan informasi akuntansi oleh para manajemen dan pihak-pihak internal
lainnya untuk keperluan penghitungan biaya produk, perencanaan, pengendalian
dan evaluasi, serta pengambilan keputusan. Definisi akuntansi manajemen
menurut Chartered Institute of Management Accountant, yaitu Penyatuan bagian
manajemen yang mencakup, penyajian dan penafsiran informasi yang digunakan
untuk perumusan strategi, aktivitas perencanaan dan pengendalian, pembuatan
keputusan, optimalisasi penggunaan sumber daya, pengungkapan kepada pemilik
dan pihak luar, pengungkapan kepada pekerja, pengamanan asset.

Bagian integral dari manajemen yang berkaitan dengan proses identifikasi
penyajian dan interpretasi/penafsiran atas informasi yang berguna untuk
merumuskan strategi, proses perencanaan dan pengendalian, pengambilan
keputusan, optimalisasi keputusan, pengungkapan pemegang saham dan pihak
luar, pengungkapan entitas organisasi bagi karyawan, dan perlindungan atas aset
organisasi. Akuntansi Manajemen (Managerial Accounting) berhubungan dengan
pengidentifikasian dan pemilihan yang terbaik dari beberapa alternatif kebijakan
atau tindakan dengan menggunakan data historis atau taksiran untuk membantu
pimpinan.
Persamaan akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen prinsip
akuntansi yang diterima baik dalam akuntansi dalam akuntansi keuangan
kemungkinan besar juga merupakan prisnsip pengukuran yang relevan dalam
akuntansi manajemen dan menggunakan sistem informasi operasi yang sama
sebagai bahan baku untuk menghasilkan informasi yang disajikan kepada
pemakainya.
2.2

Etika Akuntansi Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan aturan-aturan yang
harus digunakan di dalam pengukuran dan penyajian laporan keuangan untuk

kepentingan eksternal.

6

Berikut tabel persamaan akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen :
Persamaan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen
Prinsip akuntansi yang lazim
Menggunakan Sistem informasi



diterima baik dalam akuntansi keuangan operasi yang sama sebagai bahan baku
kemungkinan besar juga merupakan

untuk menghasilkan informasi yang

prinsip pengukuran yang relevan dalam

disajikan kepada pemakainya


akuntansi manajemen
Berikut tabel perbedaan akuntansi keuangan dan manajemen :
No.

Unsur Perbedaan

Akuntansi Keuangan

1. Dasar pencatatan

Prinsip Akuntansi yang lazim

2. Fokus Informasi

Informasi masa lalu

3. Lingkup Informasi
Sifat laporan yang
4.
dihasilkan
Keterlibatan dalam
5.
perilaku manusia
Disiplin Sumber
6.
yang Melandasi

Secara keseluruhan

2.3

Berupa ringkasan
Lebih mementingkan

Akuntansi Manajemen
Tidak terikat dengan Prinsip
Akuntansi yang lazim
Informasi masa lalu dan masa
yang akan datang.
Bagian perusahaan
Lebih rinci dan unsur taksiran
lebih dominan.
Lebih bersangkutan dengan

pengukuran kejadian ekonomi pengukuran kinerja manajemen.
Ilmu Ekonomi dan Ilmu Psikologi
Ilmu Ekonomi
Sosial.

Kriteria Standar Perilaku Akuntan Manajemen

Ada beberapa standar etika untuk akuntansi manajemen yaitu :


Competence (Kompetensi)
Auditor harus menjaga kemampuan dan pengetahuan profesional mereka
pada tingkatan yang cukup tinggi dan tekun dalam mengaplikasikannya ketika
memberikan jasanya, diantaranya menjaga tingkat kompetensi profesional,
melaksanakan tugas profesional yang sesuai dengan hukum dan menyediakan
laporan yang lengkap dan transparan.



Confidentiality (Kerahasiaan)

7

Auditor harus dapat menghormati dan menghargai kerahasiaan informasi
yang diperoleh dari pekerjaan dan hubungan profesionalnya, diantaranya meliputi
menahan diri supaya tidak menyingkap informasi rahasia, menginformasikan pada
bawahan (subordinat) dengan memperhatikan kerahasiaan informasi, menahan
diri dari penggunaan informasi rahasia yang diperoleh.


Integrity (Kejujuran)
Auditor harus jujur dan bersikap adil serta dapat dipercaya dalam
hubungan profesionalnya. Meliputi menghindari konflik kepentingan yang tersirat
maupun tersurat, menahan diri dari aktivitas yang akan menghambat kemampuan,
menolak hadiah, bantuan, atau keramahan yang akan mempengaruhi segala
macam tindakan dalam pekerjaan, mengetahui dan mengkomunikasikan batasbatas profesionalitas, mengkomunikasikan informasi yang baik maupun tidak
baik, menghindarkan diri dalam keikutsertaan atau membantu kegiatan yang akan
mencemarkan nama baik profesi.



Objectivity of Management Accountant (Objektivitas Akuntan Manajemen)
Auditor tidak boleh berkompromi mengenai penilaian profesionalnya
karena disebabkan prasangka, konflik kepentingan dan terpengaruh orang lain,
seperti memberitahukan informasi dengan wajar dan objektif dan mengungkapkan
sepenuhnya informasi relevan.



Whistle Blowing
Merupakan Tindakan yang dilakukan seorang atau beberapa karyawan
untuk membocorkan kecurangan perusahaan kepada pihak lain. Motivasi
utamanya adalah moral. Whistle blowing sering disamakan begitu saja dengan
membuka rahasia perusahaan.



Creative Accounting
Creative Accounting adalah semua proses dimana beberapa pihak
menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk di
dalamnya standar, teknik) dan menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan
keuangan (Amat, Blake dan Dowd, 1999). Pihak-pihak yang terlibat di dalam
proses creative accounting, seperti manajer dan akuntan. Creative accounting
melibatkan begitu banyak manipulasi, penipuan, penyajian laporan keuangan yang
tidak benar, seperti permainan pembukuan (memilih penggunaan metode alokasi,

8

mempercepat atan menunda pengakuan atas suatu transaksi dalam suatu periode
ke periode yang lain).



Fraud Accounting
Fraud sebagai suatu tindak kesengajaan untuk menggunakan sumber daya
perusahaan secara tidak wajar dan salah menyajikan fakta untuk memperoleh
keuntungan pribadi. Dalam bahasa yang lebih sederhana, fraud adalah penipuan
yang disengaja. Hal ini termasuk berbohong, menipu, menggelapkan dan mencuri.
Yang dimaksud dengan penggelapan disini adalah merubah asset/kekayaan
perusahaan yang dipercayakan kepadanya secara tidak wajar untuk kepentingan
dirinya.



Fraud Auditing ( Kecurangan Audit )
Upaya untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam transaksi-transaksi
komersial. Untuk dapat melakukan audit kecurangan terhadap pembukuan dan
transaksi komersial memerlukan gabungan dua keterampilan, yaitu sebagai
auditor yang terlatih dan kriminal investigator.

2.4

Perilaku Profesi Akuntan
Etika dalam akuntansi seringkali disebut sebagai suatu hal yang klasik.
Hal tersebut dikarenakan pengguna informasi akuntansi menggunakan informasi
yang penting serta membuat berbagai keputusan. Profesi dalam akuntansi
keuangan memegang rasa tanggung jawab yang tinggi kepada publik. Tindakan
akuntansi yang tidak benar, tidak hanya akan merusak bisnis, tetapi juga merusak
auditor perusahaan yang tidak mengungkapkan salah saji. Kode etik yang kuat
dan tingkat kepatuhan terhadap etika dapat menyebabkan kepercayaan investor
sehingga mengarah kepada hal yang kepastian dan merupakan hal yang
keamananbagi para investor.
Para akuntan dan auditor dapat menghindari dilema etika dengan memiliki
pemahaman yang baik tentang pengetahuan etika. Hal tersebut memungkinkan
mereka dapat membuat pilihan yang tepat. Mungkin hal itu tidak berdampak baik
bagi perusahaan tetapi dapat menguntungkan masyarakat yang bergantung pada
akuntan atau auditor. Aturan kode etik yang ada menjadi panutan bagi akuntan dan
auditor untuk mempertahankan standar etika dan memenuhi kewajiban mereka

9

terhadap masyarakat profesi dan organisasi yang mereka layani. Beberapa bagian
kode yang disoroti adalah integritas dan harus jujur dengan transaksi mereka,
objektivitas dan kebebasan dari konflik kepentingan, kebebasan auditor dalam
penampilan dan kenyataan, penerimaan kewajiban dan pengungkapan kerahasiaan
informasi non luar, kompetensi serta memiliki pengetahuan dan keterampilan
untuk melakukan pekerjaannya.

10

BAB III
STUDI KASUS

3.1 Kasus Pelanggaran Etika Profesi Akuntansi: KPK Periksa Wawan atas
Kasus Korupsi Alat Kesehatan
TEMPO.CO, Jakarta - Chaeri Wardana alias Wawan, adik Gubernur Banten
nonaktif Atut Chosiyah, untuk pertama kalinya diperiksa Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) di Jakarta, Jumat, 4 Juli 2014, sebagai tersangka kasus korupsi
pengadaan alat kesehatan Tangerang Selatan.
Menurut juru bicara KPK, Johan Budi Sapto Prabowo, sebelumnya periksaan
Wawan tidak masuk dalam agenda pemeriksaan hari Jumat. "Ada tambahan
pemeriksaan atas nama TCW, diperiksa sebagai tersangka kasus pengadaan alat
kesehatan Tangerang Selatan," kata Johan.
Wawan masuk ke gedung KPK sekitar pukul 14.00 dan keluar pukul 18.30 WIB.
Suami Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany ini saat ditanya
wartawan setelah diperiksa tak mengucap sepatah kata pun.
Penasihat hukum Wawan, Maqdir Ismail, menuturkan kliennya diperiksa atas
kasus proyek pengadaan barang senilai sekitar Rp 20 miliar itu. "Dia juga diminta
konfirmasinya terkait dengan dokumen proyek itu," ujarnya.
Menurut dia, Wawan hanya tahu proses sesudah lelang. "Proses pengadaan
barangnya, ia tidak tahu," kata Maqdir. Dia menuturkan yang paling tahu soal
pengadaan barangnya adalah Kepala Dinas Kesehatan Tangerang Selatan Dadang
M. Epid. Pada pertengahan Juni lalu, Dadang telah ditetapkan sebagai tersangka
oleh Kejaksaan Agung.
Wawan sudah
pemilu kepala
diduga terlibat
Banten. Juga
penyidikan.

divonis 5 tahun penjara atas kasus suap penanganan sengketa
daerah Lebak dan Banten di Mahkamah Konstitusi. Dia juga
kasus korupsi pengadaan alat kesehatan Tangerang Selatan dan
kasus pencucian uang. Tiga kasus ini masih dalam proses

3.2 Kasus Akuntansi Keuangan pada PT KAI Tahun 2006
Transparasi serta kejujuran dalam pengelolahan lembaga yang merupakan
salah satu derivasi amanah reformasi ternyata belum sepenuhnya dilaksanakan

11

oleh salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni PT Kereta Api
Indonesia. Dalam laporan kinerja keuangan tahunan yang diterbitkannya pada
tahun 2005, pihak KAI mengumumkan bahwa keuntungan sebesar Rp 6,90 Milyar
telah diraihnya. Padahal apabila dicermati, sebenarnya ia harus dinyatakan
menderita kerugian sebesar Rp 63 Milyar.
Kerugian ini terjadi karena PT Kereta Api Indonesia telah tiga tahun tidak
dapat menagih pajak pihak ketiga. Tetapi dalam laporan keuangan itu, pajak pihak
ketiga dinyatakan sebagai pendapatan. Padahal berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan, ia tidak dapat dikelompokkan dalam bentuk pendapatan atau aset.
Komisaris PT KAI (Kereta Api Indonesia) mengungkapkan bahwa ada
manipulasi laporan keuangan dalam PT KAI yang seharusnya perusahaan
mengalami kerugian tetapi dilaporkan mendapatkan keuntungan. Komisaris PT
KAI mengetahui bahwa ada sejumlah pos-pos yang seharusnya dilaporkan sebagai
beban bagi perusahaan tetapi malah dinyatakan sebagai aset perusahaan. Jadi
disini ada permainan atau trik-trik akuntansi yang sedang dijalankan.
Di lain pihak PT Kereta Api Indonesia memandang bahwa kekeliruan
pencatatan tersebut hanya terjadi karena perbedaan persepsi mengenai pencatatan
piutang yang tidak tertagih, terdapat pihak yang menilai bahwa piutang pada
pihak ketiga yang tak tertagih itu bukan pendapatan. Sehingga sebagai
konsekuensinya, PT KAI seharusnya mengakui menderita kerugian.
3.3 Kasus Kredit Macet BRI Cabang Jambi Tahun 2010
Seorang akuntan publik yang menyusun laporan keuangan Raden Motor
yang bertujuan mendapatkan hutang atau pinjaman modal senilai Rp. 52 miliar
dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Jambi pada tahun 2009 diduga terlibat
dalam kasus korupsi kredit macet. Terungkapnya hal ini setelah Kejati Provinsi
Jambi mengungkap kasus tersebut pada kredit macet yang digunakan untuk
pengembangan bisnis di bidang otomotif tersebut.
Ada 4 aktivitas data pada laporan keuangan tersebut yang tidak disajikan
dalam laporan oleh akuntan publik sehingga terjadi kesalahan dalam proses
kreditnya dan ditemukan dugaan korupsinya

12

Kasus kredit macet itu terungkap, setelah pihak kejaksaan menerima
laporan tentang adanya penyalah-gunaan kredit yang diajukan oleh tersangka Zein
Muhamad sebagai pemilik Raden Motor.
3.4 Kasus PT Asian Agri Group
PT. Asian Agri Group merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
perkebunan kelapa sawit, cokelat dan karet yang memilik lahan 150 ribu hektar.
Perusahaan tersebut pada awal tahun 2007 diduga telah melakukan transfer
pricing. Berawal dari kejahatan yang dilakukan oleh Vincentius Amin Sutanto
dalam melakukan penggelapan uang perusahaan senilai US$3,1 juta dengan cara
membuat surat fiktif perintah transfer ke bank Fortis (Singapura) berasal dari
rekening Asian Agri Abadi Oils & Facts Ltd (Britis Virgin Island) di bank itu.
Merasa terancam oleh pemilik perusahaan karena perbuatannya, kemudian
Vicentius menyebarkan informasi bahwa telah terjadi upaya bertahun-tahun dari
kelompok usaha Raja Garuda Mas untuk memanipulasi pembayaran pajak ke
negara. Jumlahnya tak kecil, jika ditotal sejak 2002, konon jumlah pajak yang tak
dibayarkan mencapai sekitar Rp 1,1 Triliun. Angka ini didapat dari perhitungan
jumlah pajak penghasilan (PPh) badan Asian Agri sebesar 30% dari profit
perusahaan yang sengaja ditransfer ke luar negeri.
Manipulasi pajak dilakukan lewat transfer keuntungan ke perusahaan
afiliasi Asian Agri diluar negeri seperti Hongkong, British Virgin Island, Makao
dan Mauritius dengan menggunakan tiga pola, yaitu: pembuatan biaya fiktif,
transaksi hedging fiktif dan transfer pricing.
Langkah yang paling sering digunakan oleh PT Asian Agri adalah dengan
mengenakan biaya fiktif lengkap dengan bon-bon fiktif untuk kepentingan auditor.
Setiap tahunnya, jumlah biaya fiktif ini mencapai US$10-20 juta. Mekanisme lain
adalah melalui mekanisme transfer pricing. Yaitu menjual produk ke perusahaan
afiliasi di luar negeri dengan harga rendah, sebelum menjualnya kembali ke
pembeli rill dengan harga pasar sesungguhnya.
Berbicara mengenai transfer pricing, secara Standar Akuntansi Keuangan
hanya didasarkan pada PSAK no 7 mengenai “Pengungkapan Pihak-Pihak
Berelasi” ataupun IAS 24 terkait “Related Parties Disclosure”. Akan tetapi, di

13

Indonesia tidak hanya IAI saja yang mengeluarkan aturan dalam kaitannya
transfer pricing, melainkan peraturan perpajakan turut mengaturnya, seperti
berikut ini:
1.

Undang-Undang no. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan jo.
Undang-Undang no. 36 tahun 2008, pasal 18 ayat (4) terkait
hubungan istimewa.

2.

Pasal 18 ayat (3a) UU PPh, mengatur tentang kesepakatan harga
transfer (advance pricing agreement/APA) , yaitu kesepakatan antara
Wajib Pajak dengan Direktur Jenderal Pajak mengenai harga jual
wajar produk yang dihasilkannya kepada pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa. Keuntungan dari kesepakatan ini
adalah memberi kepastian hukum dan kemudahan penghitungan
pajak serta tidak dilakukan koreksi bagi Wajib Pajak yang
melakukan kesepakatan.

3.

Kewajiban dokumen, pelaporan dan pembukuan transfer pricing (PP
80 Tahun 2007 Pasal 16 ayat (2) , Pasal 19 PER 43/PJ/2010)

4.

Perjanjian penghindaran pajak berganda (tax treaty), melakukan
pertukaran informasi dan melakukan renegosiasi tax treaty.

5.

Pemeriksaan transfer pricing, pedoman khusus pemeriksaan transfer
pricing: Surat Edaran Direktur Pemeriksaan dan Penagihan Nomor :
S-153/PJ.04/2010 dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor:
SE-04/PJ.7/1993

6.

PER-43/PJ/2010, penerapan prinsip kewajaran dan kewajiban usaha
(arm’s length price) karena penentuan harga tidak wajar dengan
melakukan analisis kesebandingan, menentukan metode transfer
pricing yang tepat dan keharusan mendokumentasikan serta
menyimpan buku dan catatan.

14

BAB IV
ANALISA STUDI KASUS
Dari pembahasan beberapa kasus tersebut, dapat dilihat bahwa sebenarnya
masing – masing permasalahan telah memiliki peraturan yang jelas dalam
pengaturannya. Seharusnya, perusahaan - peraturan terkait menggunakan
peraturan tersebut menjadi dasar bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
Akan tetapi pada kenyataannya tidak demikian. Di dalam kasus yang terjadi,
peran akuntan di dalam perusahaan sangat nyata bahwa mereka juga turut ambil
bagian pada operasi perusahaan yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Ketika menemui suatu permasalahan terkait etika di dalam perusahaan,
seharusnya akuntan baik secara individu maupun bersama – sama dengan
koleganya,

baik

secara

formal

maupun

tidak

formal,

wajib

untuk

mempertimbangkan banyak faktor dalam kaitan penyelesaian permasalahan etika
yang ada di perusahaan. Dan apabila dalam penyelesaiannya tetap tidak
menemukan jalan keluar, maka sebaiknya akuntan berkonsultasi dengan
perusahaan atau bahkan meminta nasihat profesional dari organisasi profesi yang
relevan bahkan penasihat hukum tanpa mengabaikan prinsip kerahasiaan sesuai
dengan yang telah diatur pada IFAC bagian 100.17 hingga 100.22.
Meskipun demikian, akuntan perusahaan mungkin menghadapi ancaman
intimidasi dimana ada tekanan bahwa akuntan perusahaan bekerja untuk
perusahaan sehingga obyektifitasnya terpengaruhi. Hal ini yang menjadi tantangan
bagi akuntan internal perusahaan, terutama akuntan yang terlibat di dalam
perusahaan yang memiliki kasus seperti Indofarma dan Asian Agri yang diangkat
oleh penulis.

15

BAB IV
PENUTUP
4.1

Kesimpulan
Permasalahan etika terkait akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen
melibatkan pihak akuntan profesional di dalam internal perusahaan. Kode Etik
untuk akuntan yang bergerak pada bidang ini terdapat di dalam IFAC bagian C.
Akuntan yang berada di dalam internal perusahaan tentunya sangat berperan di
dalam budaya kerja perusahaan, bahkan disebutkan pula bahwa seharusnya
akuntan di dalam perusahaan bergerak aktif untuk mendorong pembangunan
budaya kerja yang memegang etika di dalam perusahaan. Akan tetapi akuntan
profesional tidak terlepas dari ancaman yang ada dengan bekerja di dalam
perusahaan. Akuntan profesional yang bekerja di dalam lingkungan internal
perusahaan juga memikul beban berat untuk memegang teguh prinsip dasar etika
dan juga independensinya. Apabila akuntan tidak dapat melakukannya, maka
akuntan akan dapat dengan mudah terlibat di dalam permasalahan yang ada pada
perusahaan.

4.2

Saran
Akuntan yang bekerja di dalam lingkungan internal perusahaan harus
memberikan informasi kepada pihak perusahaan mengenai peraturan – peraturan
yang berlaku umum, sehingga perusahaan dapat menerapkan peraturan yang
berlaku pada operasi perusahaan secara keseluruhan. Dengan demikian, akuntan
telah berkontribusi dalam membangun budaya kerja yang beretika di dalam
perusahaan. Selain itu, akuntan juga perlu tegas di dalam menghadapi
permasalahan terkait etika yang ada di dalam perusahaan karena tingkah laku
akuntan akan mempengaruhi seluruh profesi akuntan.

16

DAFTAR PUSTAKA
Bertens, K. 2000. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta : Penerbit Kanisius
Gunadi. 1994. Transfer Pricing Suatu Tinjauan Akuntansi Manajemen dan Pajak.
Jakarta: Bina Rena Pariwar.
Keraf, A. Sonny, dan Robert Haryono Imam. 1995. Etika Bisnis: Membangun
Citra Bisnis sebagai Profesi Luhur. Penerbit Kanisius.

http://www.bapepam.go.id/old/old/news/NOP2004/indo_farma.pdf
http://www.rmol.co/read/2011/02/20/18755/PT-Indofarma-Servis-Bekas-Pejabat2,6-Miliarhttp://www.merdeka.com/peristiwa/eks-direktur-pt-indofarma-tbk-dituntut-3tahun.html
http://nichonotes.blogspot.co.id/2015/01/contoh-kasus-etika-profesiakuntansi.html (Diunduh tanggal 10 November 2015)
http://memebali.blogspot.co.id/2013/05/etika-bisnis-dan-profesi-etikadalam.html?showComment=1447136461947#c7919505745594098603
(Diunduh Tanggal 10 November 2015)
https://www.academia.edu/8747154/Etika_dalam_Praktik_Akuntansi_Manajemen
_dan_Akuntansi_Keuangan (Diunduh Tanggal 10 November 2015)
http://karsantireno.blogspot.co.id/2015/10/kasus-pelanggaran-etika-profesi.html?
m=1

17