RUANG LINGKUP RUANG LINGKUP LABORATORIUM

RUANG LINGKUP
LABORATORIUM

1

PENDAHULUAN
Pabrik Kelapa Sawit (PKS)/Palm Oil Mill
(POM) = adalah suatu pabrik yang mengolah bahan
baku TBS menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm
Kernel (PK) dengan losses minimal, mutu sesuai
standar, mengacu pada kaidah Standart Operating
Procedure (SOP).
Untuk memastikan losses minimal dan mutu
sesuai standar, perlu di lakukan analisa terhadap
hasil sampingan dan produk yang dihasilkan.
Analisa ini dilakukan di laboratorium PKS.
Analisa yang dilakukan pada laboratorium
adalah analisa mutu produksi dan analisa
kehilangan minyak dan inti.

2


3

TARGET HASIL ANALISA PENGOLAHAN
Sasaran :
Mendapatkan penilaian hasil analisa aktual
dengan target yang ditetapkan.
Ada 5 stasiun yang menjadi target utama
pengawasan di PKS, baik untuk analisa mutu
produksi maupun kehilangan minyak dan inti.
Stasiun-Stasiun tersebut adalah :
1. Stasiun Sterilizer
2. Stasiun Thresher
3. Stasiun Press
4. Stasiun Nut & Kernel
5. Stasiun Clarification

4

1. Stasiun Sterilizer dan Threshing terkontrol

bila :
a. %USB maksimal 3% sebelum pengutipan
(recycle) USB atau sebelum SSBC dan
maksimal 1% sesudah pengutipan (recycle)
USB atau sesudah SSBC.
b. Kondensat normal (tidak berminyak).
c. %kehilangan minyak di janjang kosong
maksimal 4%O/DM atau 0,30% terhadap TBS.
d. %kehilangan minyak di brondolan terikut di
janjang kosong 0,60%/sampel atau 0,05%
terhadap TBS.
e. %Kehilangan kernel di brondolan terikut di
janjang kosong maksimal 0,60%/sampel atau
0,02%terhadap TBS.
5

2. Stasiun Pressing terkontrol bila :
a. %kehilangan minyak di fibre maksimal
8% O/DM atau 0,58% terhadap TBS.
b. %kehilangan minyak di nut maksimal 1%

O/DM atau 0,05% terhadap TBS.
c. %Nut pecah terhadap total nut maksimal
10%.
3. Stasiun Kernel Recovery terkontrol bila :
a. Mutu kernel produksi :
 %Moisture dalam limit 6,0-7,0%.
 %Dirt dalam limit 5,0-6,0%.
 %Kernel pecah maksimal 15%.

6

b. %kehilangan kernel di fibre cyclone maksimal
1%/sampel atau 0,11% terhadap TBS.

c. %kehilangan kernel di LTDS :
 Jika buah dari inti : maksimal
1,20%/sampel atau 0,05% terhadap TBS.
 Jika plasma campur inti dengan
komposisi plasma >50% : maksimal
1,50%/sampel atau 0,06% terhadap TBS.

d. %kehilangan kernel di claybath :
 Jika buah dari inti : maksimal
1,40%/sample atau 0,01% terhadap TBS.
 Jika plasma campur inti dengan
komposisi plasma >50% : maksimal
2,0%/sampel atau 0,02% terhadap TBS.
7

4. Stasiun Klarifikasi terkontrol bila :
a. Mutu minyak sawit dengan :
 %Moisture dalam limit 0,12 - 0,15%.
 %Dirt maksimal 0,015%.
 %FFA maksimal 3,00%.
b. %kandungan minyak di sludge ex centrifuge
maksimal 13%O/DM atau 0,32%terhadap
TBS (menggunakan sludge centrifuge).
c. %kandungan minyak di heavy phase ex
decanter maksimal 11,50%O/DM atau 0,22%
terhadap TBS (menggunakan 3-phase
decanter).

d. %kehilangan minyak di solid ex 3-phase
decanter maksimal 14,00%O/DM atau 0,12%
terhadap TBS.

8

e. %kehilangan minyak di final effluent
maksimal 17%O/DM atau 0,30% terhadap
TBS (pabrik menggunakan decanter dan
solid dibuang tersendiri).
f. %kehilangan minyak di final effluent
maksimal 17%O/DM atau 0,42% terhadap
TBS (pabrik menggunakan 3-phase decanter
namun solid digabung ke heavy phase 3phase decanter maupun menggunakan
sludge centrifuge).

9

TITIK PENGAMBILAN SAMPLE DI PKS
MENGGUNAKAN SLUDGE CENTRIFUGE


10

TITIK PENGAMBILAN SAMPLE DI PKS
MENGGUNAKAN DECANTER

11

STERILIZER DAN THRESHING
1. Kehilangan Minyak dan Kernel
brondolan terikut di Janjang Kosong

pada

Sasaran :
Memperkirakan kehilangan minyak dan kernel
terikut di janjang kosong
Lokasi Pengambilan Sampel
Inclined empty bunch conveyor yang diberi
sliding door setelah pengutipan USB atau setelah

SSBC.
12

Kalkulasi :
%Kehilangan brondolan terhadap sampel
= 100 x [(W2+W3)/W1]
%Kehilangan Minyak di Brondolan di Janjang Kosong
terhadap TBS
= 100 x 21% x %Brondolan x 33%
%Kehilangan Kernel di Brondolan di Janjang Kosong terhadap
TBS
= 100 x 21% x %Brondolan x 15%

Catatan
21% adalah persentase janjang kosong terhadap TBS.
33% merupakan kandungan minyak
yang terdapat di
brondolan.
15% merupakan kandungan kernel (moisture 7%) yang
terdapat di brondolan.

13

2. Kehilangan Minyak di Janjang Kosong
Sasaran
Memperkirakan kehilangan minyak terserap di
janjang kosong.
Lokasi Pengambilan Sampel
Inclined empty bunch conveyor yang diberi
sliding door setelah pengutipan USB atau setelah
SSBC.

14

SUSUNAN JANJANG KOSOSNG

15

POTONGAN JANJANG KOSOSNG

Kalkulasi

% Kehilangan minyak di janjang kosong terhadap
TBS
= 100 x 21% x %DM/WM x %O/DM
Catatan
21% adalah persentase janjang kosong terhadap
TBS

17

3. Pengujian Unstripped Bunches (USB)
Sasaran
Memeriksa efisiensi sterilisasi, threshing dan Self
Separation Bunch Crusher (SSBC).

Lokasi Pengambilan Sampel
 Pabrik yang menggunakan SSBC, sampel diambil 2
titik yaitu : (i) sebelum SSBC (ii) dan setelah SSBC
pada empty bunch conveyor.
 Pabrik tidak menggunakan SSBC, sampel diambil dari
empty bunch conveyor sebelum pengutipan USB.

 Pabrik yang tidak menggunakan SSBC, sampel diambil
dari 2 titik; (i) sebelum pengutipan USB dan (ii) setelah
pengutipan USB pada inclined empty bunch conveyor.
18

Kalkulasi
Banyaknya USB
% USB = ------------------------------ x 100
Jumlah janjang diamati

Catatan
USB adalah janjang kosong yang secara visual
masih memiliki minimal 30 brondolan (fruitlet)
tertinggal dalam janjang kosong yang tidak dapat
dilepaskan tanpa alat bantu seperti pisau, kawat,
kampak, dan lain-lain.

19

4. Kandungan minyak di janjang kosong

sebelum Self Separation Bunch Crusher
(SSBC)
untuk pabrik menggunakan
SSBC
Sasaran
Memperkirakan perbandingan kandungan
minyak pada janjang kosong antara sebelum SSBC
dan setelah SSBC.

Lokasi Pengambilan Sample
Empty Bunch
Elevator ke SSBC.

Conveyor

sebelum

Bunch
20

Kalkulasi:
% kandungan minyak di janjang kosong sebelum
SSBC terhadap TBS
= 100 x 21% x %DM/WM x %O/DM
Catatan
21% adalah persentase janjang kosong terhadap
TBS

21

5. Minyak pada Kondensat
Sangat sulit untuk mendapatkan sampel yang
mewakili dari keseluruhan siklus perebusan dimana
kondensat yang keluar tidak homogen pada siklus
tersebut.
Pengamatan visual hendaknya dilakukan
setiap hari yang mencakup :
a) Mengamati kondensat yang berasal dari
blowdown vessel dan membedakannya sebagai
normal (tidak berminyak) dan berminyak.
b) Pengamatan harian pada kolam limbah terhadap
adanya minyak kondensat yang terlalu banyak
(berwarna kekuningan).
22

PRESSING
1. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel di stasiun
pressing :
a. Sampel pertama diambil 2 jam setelah proses
dimulai dan sampel terakhir diambil 2 jam
sebelum proses berhenti.
b. Ambil sample  1 kg dari masing-masing screw
press yang beroperasi (lihat gambar), dan
masukkan kedalam kantong plastik yang telah
diberikan, segera ikat dengan karet dan simpan
secara berurut di dalam rak atau lemari sampel
sesuai formasi penomoran rak/lemari yang
ditetapkan.

23

a. Frequensi pengambilan sampel dilakukan
dengan cara yang sama tiap 2 jam sekali.
b. Lakukan pencampuran semua komposit sample
sampel yang telah diambil diatas meja yang telah
diberi alas plastik.
c. Lakukan quartering sampel hingga benar-benar
homogen sampai didapatkan sub sample  1 kg
dan tempatkan pada kantong plastik yang telah
diberikan nomor/label.

24

2. Komposisi Press Cake
Sasaran
Memperkirakan komposisi press cake sebagai
mutu hasil pressan.
Lokasi Pengambilan Sampel
Sampel diambil dari 4 titik dekat cone screw
press dan scoop seperti terlihat dibawah ini :

25

Frekuensi Pengujian
Satu kali pengujian per shift untuk tiap screw
press yang beroperasi.
Kalkulasi
press cake bebas batu
= W10 = W1 – W9
%fibre terhadap press cake = 100 x (W2/W10)
%nut bulat terhadap press cake
= 100 x (W3/W10)
%nut setengah pecah terhadap press cake
= 100 x (W4/W10)
%kernel bulat terhadap press cake
= 100 x (W5/W10)
%kernel pecah terhadap press cake
= 100 x (W6/W10)

26

%cangkang terhadap press cake
= 100 x (W7/W10)
Total nut
= W3+W4+W5+W6+W7 = W8
%nut pecah terhadap total nut
= 100 x [(W4+W5+W6+W7)/W8]
%total nut terhadap press cake
= 100 x (W8/W10)

3. Kehilangan Minyak di Fibre
Sasaran
Memperkirakan kehilangan minyak pada fibre dari
tiap screw press.
27

Lokasi Pengambilan Sampel
Sampel diambil dari 4 titik dekat cone screw
press.
Frekuensi Pengujian
Satu kali pengujian per shift untuk tiap screw
press yang beroperasi
Kalkulasi
%kehilangan minyak di fibre terhadap TBS
= 100 x 12,50% x %DM/WM x %O/DM
Catatan
12,50% adalah persentase fibre terhadap TBS.
Nilai %DM/WM dan %O/DM diambil rata-ratanya
berdasarkan kalkulasi jam operasi screw press.

28

4. Kehilangan Minyak di Nut
Sasaran
Memperkirakan kehilangan minyak di nut
hasil pressan
Lokasi Pengambilan Sampel
Sampel diambil dari 4 titik dekat cone screw press.
Frekuensi Pengujian
Satu kali pengujian per shift untuk tiap line
Kalkulasi
%Kehilangan minyak di nut terhadap TBS = 100 x
5,75% x %DM/WM x %O/DM

29

Catatan
5,75% adalah persentase cangkang terhadap TBS.
Nilai %DM/WM dan %O/DM diambil rata-ratanya
berdasarkan hasil penganalisaan.

5. Mass Passing to Digester (MPD)
Sasaran
Mengobservasi komposisi brondolan eks
rebusan seperti %pericarp/brondolan, %oil/pericarp,
%kernel/Nut,
dan
nilai
akhir
diperoleh
brondolan/TBS dan memprediksi %Kernel/TBS.
30

Lokasi Pengambilan sampel
Dari distribusi fruit conveyor sebelum digester
No.1 untuk setiap line beroperasi.
Frekuensi Pengujian
Dua kali setiap minggu.
Kalkulasi
Brondolan Normal (W12) = (W2+ W3+W4+W5)
%Brondolan Normal /sampel = (W12/W1) x 100
%Calyx dan Dirt/sampel
= (W6/W1) x 100
%Parthenocarpic/sampel
= (W7/W1) x 100
%Pericarp Brondolan Normal
= (W9/W8) x 100
31

%Nut/ Brondolan Normal
= (100 - %pericarp/Brondolan Normal)
%Kernel basah/Nut
= (W11/W10) x 100
Perhitungan terhadap TBS :
Aktual %OER
= %OER
Jumlah kehilangan minyak Fibre Cake, Nut, Sludge
Centrigufe /Solid Decanter terhadap TBS
= %L OER
%Kandungan minyak
terhadap TBS

pada Brondolan Normal
= %OER + %L OER
32

%Brondolan Normal terhadap TBS
(%OER + %L OER)
= ------------------------------------------------------------------------ x 100
%O/WM di pericarp x %pericarp / Brondolan Normal

%Nut terhadap TBS
= %normal fruit /TBS x % Nut/Brondolan Normal x 100

%Kernel basah terhadap TBS
= %Nut/TBS x %Kernel basah/Nut x 100

%Kernel pada M&I 13%
(100%-%Moisture Kernel basah) x %Kernel basah/TBS
= --------------------------------------------------------------------------- x 100-0,20%
0,87

Catatan :
0,20% merupakan target kehilangan kernel terhadap TBS di PKS atau
disesuaikan dengan target yang berlaku.
33

KERNEL RECOVERY
1. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel di stasiun Nut &
Kernel untuk tiap titik pengambilan sampel sebagai
berikut :
a. Sampel pertama diambil 2 jam setelah proses
dimulai dan sampel terakhir diambil 2 jam
sebelum proses berhenti.
b. Ambil sebanyak 1 kg sampel menggunakan
scoop dan masukkan kedalam kantong plastik
berlabel, tutup rapat kantong plastik tersebut dan
simpan sampel yang telah diambil di dalam rak
atau lemari sampel yang ada di laboratorium
sesuai dengan label sampel yang tertulis.
34
c. Lakukan pengambilan sampel padatan dengan

c. Lakukan pengambilan sampel padatan dengan
cara yang sama tiap 2 jam sekali.
d. Lakukan pencampuran semua kantong sampel
yang telah diambil.
e. Lakukan quartering sampel padatan sampai
didapatkan 1 kg dan tempatkan pada kantong
plastik berlabel.

2. Kehilangan Kernel di Fibre Cyclone
Sasaran
Memperkirakan kehilangan kernel di fibre
cyclone.
35

Lokasi Pengambilan Sampel
Di bawah sistem pengeluaran rotari dari fibre
cyclone.
Frekuensi Pengujian
Satu kali pengujian per shift untuk tiap line.
Kalkulasi
%kernel pecah terhadap sampel fibre cyclone
= 100 x (W2/W1)
%kernel dari nut bulat terhadap sampel fibre
cyclone
= 100 x (W3/W1)
%kernel dari nut setengah pecah terhadap sampel
fibre cyclone
= 100 x (W4/W1)
36

%kernel bulat terhadap sampel fibre cyclone
= 100 x (W5/W1)
%Total kehilangan kernel terhadap sampel fibre cyclone
= 100 x ((W2+W3+W4+W5)/W1
%Kehilangan kernel di fibre cyclone terhadap TBS
= 100 x 12,50% x %kehilangan kernel x 0,9
Catatan
1. 12,50% merupakan persentase fibre terhadap TBS.
2. 0,9 merupakan faktor koreksi terhadap moisture
yang ada di kernel.
3. %kehilangan
kernel
diambil
dari
rata-rata
%kehilangan kernel dari tiap line fiber cyclone.
37

3. Campuran Pecahan Nut
Sasaran
Memperkirakan efisiensi ripple mill atau nut
cracker.
Lokasi Pengambilan Sampel
Tempat pengeluaran dari ripple mill atau nut
cracker.
Frekuensi Pengujian
Satu kali pengujian per shift untuk tiap ripple
mill atau nut cracker yang beroperasi.
38

Kalkulasi
%nut bulat terhadap sampel pecahan nut
= 100 x (W2/W1)
%nut setengah pecah terhadap sampel pecahan
nut
= 100 x (W3/W1)
%kernel bulat terhadap sampel pecahan nut
= 100 x (W4/W1)
%kernel pecah terhadap sampel pecahan nut
= 100 x (W5/W1)
%efisiensi ripple mill atau nut cracker
= 100 – [100 x [(W2+W3)/W1]]

39

4. Kehilangan Kernel di LTDS
LTDS 2)

(LTDS 1 dan

Sasaran
Memperkirakan kehilangan kernel di LTDS.
Lokasi Pengambilan Sampel
Di bawah sistem pengeluaran rotari dari LTDS
cyclone.
Frekuensi Pengujian
Satu kali pengujian per shift untuk tiap
stage/tingkatan per line.
40

Kalkulasi
%kehilangan kernel di LTDS terhadap TBS
= 100 x 5,75% x 80% x %kehilangan kernel x 0,9
Catatan
1. 5,75%
merupakan
persentase
cangkang
terhadap TBS.
2. 80% merupakan proporsi total cangkang di aliran
LTDS.
3. 0,9 merupakan faktor koreksi terhadap moisture
yang ada di kernel.
4. %Kehilangan kernel diambil dari nilai rata-rata
tiap stage/tingkatan.
41

5. Kernel Dry Separation (KDS)
Sasaran
Memperkirakan kualitas sebaran kernel di
separating column.
Lokasi Pengambilan Sampel
Di bawah sistem pengeluaran rotari dari
separating column.
Frekuensi Pengujian
Satu kali pengujian per shift untuk tiap
stage/tingkatan per line.
42

6. Kehilangan kernel di Claybath
Sasaran
Memperkirakan kehilangan kernel di claybath.
Lokasi Pengambilan Sampel
Tempat pengeluaran cangkang claybath.
Frekuensi Pengujian
Satu kali pengujian per shift untuk tiap line.
Kalkulasi
%kehilangan kernel di claybath terhadap TBS
= 100 x 5,75% x 20% x %kehilangan kernel x 0,9
43

Catatan
1. 5,75%
merupakan
persentase
cangkang
terhadap TBS.
2. 20% merupakan proporsi cangkang di aliran
keluar claybath.
3. 0,9 merupakan faktor koreksi terhadap moisture
yang ada di kernel.
4. %Kehilangan kernel diambil dari nilai rata-rata
tiap line.

44

7. Kernel Claybath
Sasaran
Memperkirakan kualitas sebaran kernel di
claybath.
Lokasi Pengambilan Sampel
Di bawah sistem pengeluaran kernel claybath.
Frekuensi Pengujian
Satu kali pengujian per shift untuk tiap line.
45

8. Kernel Silo
Sasaran
Memperkirakan mutu kernel dari tiap silo.
Lokasi Pengambilan Sampel
Di bawah kernel silo.
Frekuensi Pengujian
Satu kali pengujian per shift.

46

9. Kernel Produksi
Sasaran
Memperkirakan mutu kernel produksi.
Lokasi Pengambilan Sampel
Dari ujung konveyor di bawah kernel silo
sebelum dikirim ke bulk silo.
Frekuensi Pengujian
Satu kali pengujian per shift.
47

10. Kernel dari Truk Pengiriman
Sasaran
Memperkirakan mutu kernel pengiriman.
Lokasi Pengambilan Sampel
Dari truk pengiriman.
Metode Pengambilan Sampel
A. Kernel dalam truk
1. Pengambilan sampel dilakukan waktu
pengisian kernel dari bisley atau bin ke
dalam truk.
48

2. Titik sampling diambil dari 5 titik yaitu: muka
kiri, muka kanan, tengah, belakang kiri dan
belakang kanan seperti gambar diatas ketika
pengisian truk sudah secara merata
mencapai 1/3 bagian, 2/3 bagian dan truk
penuh.

49

3. Pengambilan masing-masing titik sampling
diambil sebanyak  300 gr, dengan bantuan
scoop pada kedalaman  10 cm dan
masukkan ke dalam kantong plastik untuk
tiap bagian pengisian truk.
4. Lakukan
quartering
dengan
menggabungkan ketiga kantong plastik. Pilih
3 (tiga) bagian saja dari hasil kuartering
untuk mendapatkan 3 sub sampel, dengan
berat masing-masing  1 kg (1 sub sampel
langsung dianalisa, 1 sub sampel disimpan
sebagai file dan 1 sub sampel dikirimkan
kepada pembeli dalam keadaan disegel)
50

5. Beri label pada kantong plastik sampel :
 Nomor Bisleys atau bin yang dibongkar
untuk pengiriman.
 Tanggal dan jam pengiriman.
 Nomor kendaraan
B. Pengiriman dalam bentuk karung
1. Tiap kelipatan 25 karung yang dinaikkan ke
truk diambil sebagai sampel.
2. 1 kg sampel kernel diambil dari tiap karung.
3. Lakukan quartering, dengan pengulangan 3
kali
hingga didapat masing-masing
pengulanagn dengan berat +/- 1 kg.
51

Frekuensi Pengujian
Setiap truk pengiriman
Metode Pengujian
Sampel kernel yang akan dikirim diuji %Moisture,
%Dirt dan %kernel pecah menggunakan metode
standard Analisa Mutu Inti Sawit, dengan
pengulangan masing-masing jenis analisa 3 kali
dan hasil analisa di rata-rata kan.

52

11. Uji Proporsi Nut terhadap TBS
Sasaran
Memperkirakan proporsi nut terhadap TBS.
Lokasi Pengambilan Sampel
Pengeluaran pada depericarper sebelum
masuk ke nut silo.
Frekuensi Pengujian
1 minggu sekali.
53

Kalkulasi
1. Setiap 2,5 jam
Laju nut produksi: (kg/jam) Unit press beroperasi
N1 = 3600 x (W/30)
n1
N2 = 3600 x (W/30)
n2
N3 = 3600 x (W/30)
n3
N4

= 3600 x (W/30)
Ntotal

n4
ntotal

2. Akhir Pengolahan
Kapasitas press (Kp) per unit = TBS olah/total jam
kerja screw press (kg/jam)
54

3. Total Pengujian
Total nut produksi saat pengujian = Ntotal kg
Total TBS saat pengujian
= (ntotal x Kp) kg
Proporsi nut terhadap TBS
= (Ntotal x 100)/(ntotal x Kp)
Catatan
Data pengujian bulanan diperoleh dengan mengakumulatifkan data pengujian 2 mingguan.

55

12. Histogram Nut dan Kernel
Sasaran
Memperkirakan pengelompokan nut dan
kernel berdasarkan ukuran dan berat.
Frekuensi Pengujian
2 minggu sekali.
13. Pengujian Sebaran Cangkang
Sasaran
Memperkirakan proporsi cangkang pada tiap
pengeluaran cangkang di tiap line
56

Lokasi Pengambilan Sampel
Setiap pengeluaran cangkang pada tiap line
seperti : LTDS 1, LTDS 2 dan claybath
Frekuensi Pengujian
Satu kali tiap bulan
Kalkulasi
Berat cangkang :
LTDS 1 Line A = 3600 x W11/T11 = S11
LTDS 1 Line B = 3600 x W12/T12 = S12
LTDS 2 Line A = 3600 x W21/T21 = S21
LTDS 2 Line B = 3600 x W22/T22 = S22
Claybath Line A = 3600 x W31/T31 = S31
Claybath Line B = 3600 x W32/T32 = S32

57

Sehingga :
%LTDS 1 Line A = 100 x [S11/(S11+S21+S31)]
%LTDS 2 Line A = 100 x [S21/(S11+S21+S31)]
%claybath Line A = 100 x [S31/(S11+S21+S31)]
%LTDS 1 Line B = 100 x [S12/(S12+S22+S32)]
%LTDS 2 Line B = 100 x [S22/(S12+S22+S32)]
%claybath Line B = 100 x [S32/(S12+S22+S32)]

58

KLARIFIKASI
1. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel di stasiun
klarifikasi pada titik pengambilan sampel sebagai
berikut :
1. Sampel pertama diambil 2 jam setelah proses
dimulai dan sampel terakhir diambil 2 jam
sebelum proses berhenti.
2. Ambil sampel cairan sebanyak 150 ml masukkan
dalam botol, kemudian botol ditutup rapat.
Simpan botol tersebut didalam rak atau lemari
sample yang ada di laboratorium sesuai dengan
label sampel yang tertulis.
59

3. Lakukan pengambilan sampel dengan cara yang
sama tiap 2 jam sekali
4. Lakukan pencampuran semua botol sampel yang
diambil kedalam wadah yang lebih besar.
5. Lakukan quartering sampel cairan sampai
didapatkan 150 ml dan tempatkan pada botol
sampel berlabel

60

61

Dokumen yang terkait

ANALISIS EFISIENSI PENGONTROL ELEKTRONIK UNTUK PENGENDALI ARAH ANTENA PADA SISTEM KOMUNIKASI OPTIK RUANG BEBAS (KORUB)

2 41 20

PERANCANGAN THERMAL INSULATOR RUANG BAKAR MIKRO GAS TURBIN

3 71 18

ANALISIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI CAIRANUNTUK GANGGUANKESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADAAN.Z DENGAN GASTROENTERITIS AKUT DI RUANG EMPU TANTULAR RSUD KANJURUHAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

0 53 22

PERAN PERAWAT DALAM IMPLEMENTASI KOLABORATIF PEMBERIAN TERAPI INSULIN SEBAGAI TINDAKAN DALAM PENURUNAN KADAR GULA DALAM DARAH PADA KLIEN DENGAN HIPERGLIKEMI DI RUANG AIRLANGGA RSUD KANJURUHAN KEPANJEN TAHUN 2012

1 55 23

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD) PADA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PARU JEMBER

14 90 168

ANALISIS HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP DITINJAU DARI SKILL ARGUMENTASI ILMIAH SISWA PADA PEMBELAJARAN EKSPERIMEN DI LABORATORIUM NYATA DAN MAYA

4 85 57

PELAKSANAAN DAN KONTRIBUSI JASA PELAYANAN PENGUJIAN LABORATORIUM TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Penelitian pada UPTD Balai Pengujian / Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Lampung)

4 42 71

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN RUANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI A SDN 2 KEDAMAIAN BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 13 35

KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE LENGKAP DENGAN JARAK-W

0 0 7