PENGARUH INDEKS HARGA KONSUMEN NILAI KUR
PENGARUH INDEKS HARGA KONSUMEN, NILAI KURS DAN PDB
TERHADAP INDEKS SAHAM SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI)
(Periode Januari Tahun 2014 – Desember 2016)
Abstrak
Inas Rifqa Nabila (15830040)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Abstrak
ISSI merupakan indeks saham syariah yang beranggotakan seluruh saham syariah
yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan tergabung dalam Daftar Efek
Syariah (DES). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh antara Indeks Harga Konsumen, Nilai Kurs dan Produk Domestik Bruto
(PDB) terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Populasi penelitian ini
menggunakan Indeks Saham Syariah Indonesia dan menggunakan sampel Indeks
Saham Syariah Indoneisa periode Januari 2014 – Desember 2016. Metode analisis
pada penelitian ini adalah regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukkan
bahwa Indeks Harga Konsumen berpengaruh positif sedangkan Nilai Kurs dan
Produk Domestik Bruto berpengaruh negatif terhadap Indeks Saham Syariah
Indonesia. Semua variabel bebas secara simultan berpengaruh terhadap Indeks
Saham Syariah Indonesia.
Kata kunci : Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Indeks Harga Konsumen
(IHK) , Nilai Kurs, Produk Domestik Bruto (PDB)
PENDAHULUAN
Saat ini pasar modal di Indonesia telah mengalami perkembangan yang
begitu pesat dan kini memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari
masyarakat yang ingin berinvestasi di pasar modal. Tandelilin
(2010)
mengemukakan investasi bisa didefinisikan sebagai komitmen sejumlah uang
atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini (present time) dengan harapan
memperoleh manfaat (benefit) dikemudian hari (in future). Tingkat pengembalian
yang tinggi pada investasi saham akan diikuti dengan tingkat risiko yang semakin
besar, sehingga pada saat melakukan investasi diperlukan pengetahuan mengenai
hal-hal yang dapat mempengaruhi risiko
Indonesia pada saat ini sudah mulai berkembang instrumen keuangan
syariah, yang salah satunya adalah pasar modal syariah. Pasar modal syariah ini
terbukti mampu bertahan dalam menghadapi krisis yang pernah terjadi di dunia
yaitu pada saat Amerika dan Eropa dilanda krisis. Intrumen keuangan syariah
berupa pasar modal syariah ini merupakan solusi untuk menghindari praktek riba
yang ada pada pasar modal konvensional. Hal tersebut membuat efek keuangan
syariah banyak diminati oleh para investor sehingga perusahaan-perusahaan
konvensional seakan berlomba-lomba menerbitkan efek keuangan berbasis
syariah. Salah satunya dengan saham syariah sebagai instrumen investasi yang
menyatakan suatu bukti penyertaan kepemilikan pada perusahaan perusahaan
yang berbasis syariah.
Di Indonesia saham syariah dimulai dengan didirikannya Jakarta Islamic
Index (JII) pada bulan Juli tahun 2000. Pada bulan Mei tahun 2011 pasar modal
syariah di Indonesia semakin berkembang dengan lahirnya Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI). Berbeda dengan JII yang terdiri atas 30 saham syariah terlikuid,
ISSI merupakan indeks saham syariah yang beranggotakan seluruh saham syariah
yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan tergabung dalam Daftar Efek
Syariah (DES). Walaupun terbilang baru ISSI pada tiap periode perkembangannya
cukup signifikan. Daripadanya menjadikan peneliti disini ingin mengetahui
Indeks Harga Konsumen (IHK), Nilai Kurs dan Produk domestik bruto (PDB)
yang merupakan faktor makroekonomi ini bagaimana mempengaruhi Indeks
Saham Syariah Indonesia pada tahun 2014-2016.
LANDASAN TEORI
Pengertian Pasar Modal
Pasar modal adalah pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya
memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi (Tandelilin,
2010).
Pengertian Pasar Modal Syariah
Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan prinsipprinsip syariah, setiap transaksi surat berharga di pasar modal dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan syari’at islam (Sutedi, 2011).
Indeks Harga Konsumen (IHK)
Indeks harga konsumen atau lebih dikenal dengan iatilah Cosumer Price Index
yaitu nomor indeks yang mengukur harga dari barang dan jasa yang selalu
digunakan oleh konsumen atas rumah tangga dan biasanya untuk mengukur inflasi.
Indeks Harga Konsumen sering digunakan untuk memantau berbagai perubahan
biaya hidup dari waktu ke waktu. Pada saat indeks harga konsumen meningkat
rata-rata keluarga harus membelanjakan lebih banyak uang untuk mempertahankan
standar hidup yang sama seoerti sebelumnya.
Indeks Harga Konsumen (IHK) menurut Gregory Mankiw (2013: 26) adalah
ukuran biaya keseluruhan barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen.
Departemen Statistik menggunakan data tentang harga-harga barang, dan jasa.
Target Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah mengukur perubahan-perubahan
pada biaya hidup. Dengan kata lain, IHK mencoba untuk mengukur berapa
banyak penghasilan yang harus dinaikkan guna memelihara standar hidup yang
konstan. Menurut Bersales (2014) Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan
komponen penting dalam menggunakan penetapan nilai upah minimum. Ketika
biaya hidup masyarakat tinggi, maka tingkat upah selayaknya ditingkatkan.
Nilai Tukar
Kurs adalah nilai tukar antar suatu mata uang dengan mata uang negara
lain. Investor asing yang melakukan diversifikasi portofolio akan mengharapkan
return atas investasinya dalam dua hal yaitu saham dan valas (Noor, 2009).
Mereka juga menanggung risiko atas saham dan risiko nilai tukar. Laba yang
diperoleh dari kepemilikan saham akan dikonversikan pada mata uang negara
mereka, jika kurs mata uang negara asal investor tersebut menguat maka
keuntungan yang didapat akan lebih kecil dibanding keuntungan yang didapat
oleh investor domestik negara tempat ia menginvestasikan modal dan berlaku
sebaliknya.
Produk Domestik Bruto (PDB)
PDB sampai saat ini merupakan ukuran terbaik untuk mengukur nilai
output
yang diproduksi dalam satu perekonomian sebagai dasar mengukur
pertumbuhan ekonomi sekaligus salah satu indikator utama yang digunakan untuk
mengukur kesehatan ekonomi suatu negara. PDB seringkali digunakan sebagai
tolak ukur yang diandalkan dalam menilai perkembangan ekonomi suatu negara.
PDB mewakili menjumlah produksi secara agregat dimana terdiri dari semua
barang dan jasa yang dibeli di satu negara, baik yang digunakan oleh individu,
perusahaan, warga negara asing, dan aparatur pemerintah.
Menurut Gregory Mankiw, Produk Domestik Bruto terbagi
menjadi dua, yaitu seluruh pengeluaran untuk barang jadi dan
jasa yang diproduksi dalam negeri; atau seluruh pendapatan
yang dihasilkan oleh seluruh pemilik faktor produksi dalam
negeri. Produk Domestik Bruto (PDB) pada umumnya digunakan
sebagai indikator baik atau buruknya perekonomian sebuah
Negara dan sebagai tolok ukur kesejahteraan masyarakat.
Menurut David N. Weil bahwa PDB adalah ukuran nilai barang dan jasa yang
diproduksi pada suatu negara dalam satu tahun yang dapat dihitung baik dengan
nilai output yang diproduksi atau setara dengan total pendapatan, dalam bentuk
gaji, sewa dan laba, yang diperoleh suatu negara.
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
ISSI merupakan index saham syariah yang mencerminkan keseluruhan
saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Konstituen IISI
akan
ditinjau secara berkala enam bulan sekali, yaitu pada bulan Mei dan bulan
November dan dipublikasikan di awal bulan berikutnya. Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) adalah lembaga yang berwenang meninjau konstituen ISSI yang terdaftar
di DES dan melakukan penyesuaian apabila ada saham syariah yang baru tercatat
atau dihapuskan dari DES. Metode perhitungan ISSI menggunakan rata-rata
tertimbang dari kapitalisasu pasar. (Abdul Qoyum:2017)
PERUMUSAN MASALAH
H1 : IHK berpengaruh terhadap ISSI tahun 2014-2016
H2 : Nilai Kurs berpengaruh terhadap ISSI tahun 2014-2016
H3 : PDB berpengaruh terhadap ISSI tahun 2014-2016
H4 : IHK, Nilai Kurs dan PDB secara bersama-sama berpengaruh terhadap
ISSI tahun 2014-2016
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan data sekunder. Data
sekunder adalah data yang didapat peneliti secara tidak langsung melalui sumber
yang sudah ada. Variabel-variabel akan diuji dengan alat statistik dan dilakukan
pembuktian atas hipotesis yang diajukan. Sedangkan populasi penelitian ini
adalah Harga Indeks Saham Syariah Indonesia selama 3 tahun berturut-turut dari
tahun 2014-2016. Variabel Dependen pada penelitian ini adalah Indeks Saham
Syariah dan variabel independen atau bebasnya adlah Indeks Harga Konsumen
(IHK), Nilai Kurs dan Produk Domestik Bruto (PDB).
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan
teknik Purposive Sampling yaitu dengan periode sampling data dari bulan Januari
2014
sampai dengan Desember 2016. Data yang diambil merupakan data
sekunder yang dikumpulkan berupa data runtun waktu (timeseries). Data tersebut
adalah:
1.
Data Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada hari (closing date)
2.
selama periode 2014-2016
Data Indeks Harga Konsumen (IHK) didapat dari laman resmi Badan
Pusat Statistika tahun 2014-2016
3. Data Nilai Kurs rupiah terhadap dolar AS didapat dari laman resmi
Bank Indonesia tahun 2014-2016
4. Data Produk Domestik Bruto didapat dari laman resmi Badan Pusat
Statistika tahun 2014-2016
Setelah diperoleh data selanjutnya dilakukan analisis data dengan
menggunakan SPSS 23. Model analisis yang digunakan adalah analisis
linier
berganda
yang
bertujuan
untuk
mengetahui
koefisien
determinasi, koefisien regresi, pengaruh parsial dan simultan variabel
bebas terhadap variabel terikat melalui pengujian hipotesis secara
parsial dengan t test dan pengujian hipotesis secara simultan dengan
menggunakan F test. Model persamaan linier yang menyatakan
hubungan variabel bebas dan variabel terikat adalah sebagai berikut:
ISSI = b0 + b1IHK + b2Nilai Kurs + b3PDB + e
Selanjutnya
dilakukan uji asumsi klasik agar persamaan yang
dihasilkan bersifat Best Linier Unbiased Estimator, yaitu:
1. Uji Normalitas yang dimaksudkan untuk menguji apakah nilai
residual yang telah terstandarisasi pada model regresi terdistribusi
normal atau tidak
2. Uji Multikolinieritas yang bertujuan untuk menguji dalam model
regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna
diantara variabel-variabel bebas atau tidak
3. Uji Heterokedastisitas dilakukannya untuk menguji dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan deviasi standar nilai variabel terikat
pada variabel bebas atau tidak.
Uji Autokorelasi untuk menguji apakah ada korelasi antara anggota
4.
serangkaian data observasi yang diuraikan berdasarkan time series
atau cross section.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Koefisien Determinan
Model Summaryb
Model
R
,824a
1
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,679
,648
7,03368
a. Predictors: (Constant), pdb, ihk, kurs
b. Dependent Variable: Indek_saham_syariah
Didapatkan dari perhitungan menggunakan SPSS adjusted R Square sebesar
0,648. Ini berarti 64,8% variabel ISSI dapat dijelaskan oleh variabel bebas IHK,
Kurs dan PDB. Sisanya sebesar 35,2 dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian
ini.
Uji Signifikkansi Simultan (UJI F)
ANOVAa
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
3341,739
3
1113,913
22,516
,000b
Residual
1583,125
32
49,473
Total
4924,864
35
a. Dependent Variable: Indek_saham_syariah
b. Predictors: (Constant), pdb, ihk, kurs
Dari uji Anov atau F test ini didapatkan nilai F hitung sebesar 22,516 dengan
probabilitas sebesar 0,000. Probabilitas ini lebih kecil dari 0,05 maka model
regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI) dapat dikatakan bahwa secara simultan variabel bebas yaitu Indeks Harga
Konsumen, Nilai Tukar dan Produk Domestik Bruto (PDB) berpengaruh terhadap
ISSI.
Uji Signifikan Parameter Individual (Uji T)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
280,520
78,181
ihk
3,559
,483
kurs
-,026
pdb
-41,268
Model
1
t
Sig.
3,588
,001
1,532
7,371
,000
,003
-1,840
-7,676
,000
14,440
-,387
-2,858
,007
a. Dependent Variable: Indek_saham_syariah
Dapat dilihat hasil perhitungan pada tabel bahwa nilai signifikansi dari variabel
IHK sebesar 0,000 , Kurs sebesar 0,000 dan PDB sebesar 0,007 signifikan pada
0,05. Disini dapat disimpulkan bahwa variabel ISSI dipengaruhi oleh IHK, Kurs
dan PDB. Didapatkan persamaan matematis:
Y = 280,520 + 3,559 IHK – 0,026 Kurs – 41,268 PDB + e
Pada persamaan ini dipaparkan jika IHK, Kurs dan PDB = 0, maka nilai ISSI
adalah sebesar 280,520. Jika IHK naik 1 maka ISSI naik 3,559 satuan. Jika Kurs
naik 1 rupiah/usd akan menurunkan ISSI sebesar 0,026 satuan. Dan Jika PDB
naik 1% akan menurunkan ISSI sebesar 41,268 satuan
UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N
36
Normal Parameters
a,b
Mean
,0000000
Std. Deviation 6,72548413
Most
Extreme Absolute
Differences
,067
Positive
,067
Negative
-,053
Test Statistic
,067
Asymp. Sig. (2-tailed)
,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Dengan Uji Kolmogorov-Smirnov didapat nilai Asymp Sig. Sebesar 0,200 > dari
derajat kesalahan 0,05. Yang artinya data penelitian terdistribusi normal.
Uji Multikolinieritas
Hasil pengolahan menunjukkan bahwa tidak ada tolerance pada variabel IHK,
Kurs dan PDB yang < 0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel bebas
yang nilainya lebih dari 90%. Sementara itu hasil perhitungan VIF juga
menunjukkan hal yang sama tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF >
10. Jadi disimpulkan bahwa dalam regresi data tidak terjadi multikolinieritas.
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized
d
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
Toleranc
Model
1
B
Std. Error
280,520
78,181
ihk
3,559
,483
kurs
-,026
pdb
-41,268
(Constant
)
Beta
T
Sig.
3,588
,001
1,532
7,371
,003
-1,840
14,440
-,387
a. Dependent Variable: Indek_saham_syariah
Uji Heterokedastisitas
Coefficientsa
e
VIF
,000
,233
4,297
-7,676
,000
,175
5,722
-2,858
,007
,547
1,827
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
B
1
(Constant)
Std. Error
76,688
53,989
-,080
,333
kurs
,000
pdb
-12,903
ihk
Coefficients
Beta
t
Sig.
1,420
,165
-,084
-,241
,811
,002
,033
,081
,936
9,971
-,295
-1,294
,205
a. Dependent Variable: abres_1
Dengan menggunakan uji glejser didapatkan sig ketiga variabel bebas sebesar
masing-masing > 0,05. Maka data ini tidak mengalami heterokedastisitas.
Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea
-,00002
Cases < Test Value
18
Cases >= Test Value
18
Total Cases
36
Number of Runs
13
Z
-1,860
Asymp. Sig. (2-tailed)
,063
a. Median
Dilihat dari hasil perhitungan dengan Run Test didapatkan nilai Asymp. Sig (2tailed) sebesar 0,063 yang mana > 0,05 . dengan demikian data yang digunakan
tidak terdapat autokorelasi.
Setelah
dinyatakan
bahwa
data
terbebas
dari
masalah
normalitas,
multikolinieritas, lulus uji heterokedastisitas dan tidak terjadi masalah
autokorelasi, maka dari hasil uji t, hasil uji f serta regresi linier berganda dengan
SPSS 23 diperoleh estimasi persamaan regresi linier berganda :
Y = 280,520 + 3,559 IHK – 0,26 Kurs – 41,268 PDB + e
Berdasarkan persamaan regresi linier berganda yang dihasilkan ISSI akan
mendekati angka konstanta = 280,520, jika semua variabel bebas mendekati nilai
0.
Nilai variabel IHK berpengaruh positif terhadap ISSI sebesar 3,599. Setiap
kenaikan 1 indeks dengan variabel lain dalam kondisi tetap maka ISSI akan naik
sebesar 3,599 satuan. Sedangkan pada variabel Kurs berpengaruh negatif terhadap
ISSI sebesar 0,26. Setiap kenaikan Rp 1/dolar akan menurunkan ISSI sebesar
0,26 satuan. Dan pada variabel PDB berpengaruh negatif juga terhadap ISSI
sebbesar 41,268, dengan ini setiap kenaikan 1% PDB akan menurunkan ISSI
sebesar 41,268 satuan.
Simpulan
Pada Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1, hipotesis 2,
hipotesis 3 dan Hipotesis 4 diterima. Dimana didapatkan sebagai berikut:
1. IHK berpengaruh terhadap ISSI periode Januari 2014 - Desember 2016
2. Nilai Kurs berpengaruh terhadap ISSI periode Januari 2014 - Desember
2016
3. PDB berpengaruh terhadap ISSI periode Januari 2014 - Desember 2016
4. IHK, Nilai Kurs dan PDB secara bersama-sama berpengaruh terhadap ISSI
periode Januari 2014 - Desember 2016
Keterbatasan dari penelitian ini adalah minimnnya nilai signifikansi pada setiap
uji asumsi klasik pada regresi linier berganda. Hal ini menjadi satu acuan untuk
adanya penelitian perbaikan kembali mengenai perihal penelitian yang serupa.
Untuk peneliti selanjutnya lebih baik menggunakan rentan waktu yang lebih
panjang dan variabel bebas yang lebih dari 3 untuk mendapatkan signifikansi
yang lebih meyakinkan dan akurat.
Referensi
Abdul Qoyum. 2017. “Lembaga Keuangan Islam di Indonesia”.
Pubhlising. Yogyakarta
Elmatera
David N. Weil. 2013. “Economic Growth”. 3rd edition . Pearson Education
Limited. Essex
Hafidz Ash Shidiq, Aziz Budi Setiawan. 2015. Analisis Pengaruh Suku Bunga
SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan Nilai Tukar Terhadap Indeks
Harga Saham Jakarta (JII) Periode 2009-2014. Jurnal Ekonomi dan
Perbankan Syariah. Vol. 3 No. 2,
Jatiningsih, Oksiana. & Musdholifah. 2007. Pengaruh Variabel Makroekonomi
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta.Jurnal
Aplikasi Manajemen, Volume 5, Nomor 1 (April): 18-25.
Kandir, Serkan Yilmaz. 2008. Macroeconomic Variables, Firm Characteristics
and Stock Return: Evidence from Turkey. International Research
Journal of Finance and Economics. Issue 16:35-45.
Kewal, Suramaya Suci. 2012. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan
Pertumbuhan PDB Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal
Economia, Volume 8, Nomor 1 (April):53-64.
Kuwornu, J. K. M. 2012. Effect of Macroeconomic Variables on the
Ghanaian Stock Market Return: A Co-integration Analysis. Agris omline Papers in Economics and Informatics, Volume IV, Number 2:15-26.
Nazwar, Chairul. 2008. Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi terhadap
Return Saham Syariah Indonesia. Jurnal Perencanaan &
Pengembangan Wilayah, Vol. 4 (Agustus), No. 1, Hlm:1-5.
Rusliati, Ellen., & Fathoni, Syarah Nurul. 2011. Inflasi, Suku Bunga Deposito
dan Return Saham pada Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di
BEI 2006-2009. Jurnal Bisnis dan Akuntasi, Vol. 13, No. 2, Hlm:107118.
Tandelilin, Eduardus. 2010, Manajemen Investasi. Jakarta: Universitas Terbuka
Yudhistira Ardana. 2016. Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Indeks
Saham Syariah di Indonesia. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol. 6 (1),
Hlm: 17-30.
http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx
https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/907
TERHADAP INDEKS SAHAM SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI)
(Periode Januari Tahun 2014 – Desember 2016)
Abstrak
Inas Rifqa Nabila (15830040)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Abstrak
ISSI merupakan indeks saham syariah yang beranggotakan seluruh saham syariah
yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan tergabung dalam Daftar Efek
Syariah (DES). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh antara Indeks Harga Konsumen, Nilai Kurs dan Produk Domestik Bruto
(PDB) terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Populasi penelitian ini
menggunakan Indeks Saham Syariah Indonesia dan menggunakan sampel Indeks
Saham Syariah Indoneisa periode Januari 2014 – Desember 2016. Metode analisis
pada penelitian ini adalah regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukkan
bahwa Indeks Harga Konsumen berpengaruh positif sedangkan Nilai Kurs dan
Produk Domestik Bruto berpengaruh negatif terhadap Indeks Saham Syariah
Indonesia. Semua variabel bebas secara simultan berpengaruh terhadap Indeks
Saham Syariah Indonesia.
Kata kunci : Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Indeks Harga Konsumen
(IHK) , Nilai Kurs, Produk Domestik Bruto (PDB)
PENDAHULUAN
Saat ini pasar modal di Indonesia telah mengalami perkembangan yang
begitu pesat dan kini memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari
masyarakat yang ingin berinvestasi di pasar modal. Tandelilin
(2010)
mengemukakan investasi bisa didefinisikan sebagai komitmen sejumlah uang
atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini (present time) dengan harapan
memperoleh manfaat (benefit) dikemudian hari (in future). Tingkat pengembalian
yang tinggi pada investasi saham akan diikuti dengan tingkat risiko yang semakin
besar, sehingga pada saat melakukan investasi diperlukan pengetahuan mengenai
hal-hal yang dapat mempengaruhi risiko
Indonesia pada saat ini sudah mulai berkembang instrumen keuangan
syariah, yang salah satunya adalah pasar modal syariah. Pasar modal syariah ini
terbukti mampu bertahan dalam menghadapi krisis yang pernah terjadi di dunia
yaitu pada saat Amerika dan Eropa dilanda krisis. Intrumen keuangan syariah
berupa pasar modal syariah ini merupakan solusi untuk menghindari praktek riba
yang ada pada pasar modal konvensional. Hal tersebut membuat efek keuangan
syariah banyak diminati oleh para investor sehingga perusahaan-perusahaan
konvensional seakan berlomba-lomba menerbitkan efek keuangan berbasis
syariah. Salah satunya dengan saham syariah sebagai instrumen investasi yang
menyatakan suatu bukti penyertaan kepemilikan pada perusahaan perusahaan
yang berbasis syariah.
Di Indonesia saham syariah dimulai dengan didirikannya Jakarta Islamic
Index (JII) pada bulan Juli tahun 2000. Pada bulan Mei tahun 2011 pasar modal
syariah di Indonesia semakin berkembang dengan lahirnya Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI). Berbeda dengan JII yang terdiri atas 30 saham syariah terlikuid,
ISSI merupakan indeks saham syariah yang beranggotakan seluruh saham syariah
yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan tergabung dalam Daftar Efek
Syariah (DES). Walaupun terbilang baru ISSI pada tiap periode perkembangannya
cukup signifikan. Daripadanya menjadikan peneliti disini ingin mengetahui
Indeks Harga Konsumen (IHK), Nilai Kurs dan Produk domestik bruto (PDB)
yang merupakan faktor makroekonomi ini bagaimana mempengaruhi Indeks
Saham Syariah Indonesia pada tahun 2014-2016.
LANDASAN TEORI
Pengertian Pasar Modal
Pasar modal adalah pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya
memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi (Tandelilin,
2010).
Pengertian Pasar Modal Syariah
Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan prinsipprinsip syariah, setiap transaksi surat berharga di pasar modal dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan syari’at islam (Sutedi, 2011).
Indeks Harga Konsumen (IHK)
Indeks harga konsumen atau lebih dikenal dengan iatilah Cosumer Price Index
yaitu nomor indeks yang mengukur harga dari barang dan jasa yang selalu
digunakan oleh konsumen atas rumah tangga dan biasanya untuk mengukur inflasi.
Indeks Harga Konsumen sering digunakan untuk memantau berbagai perubahan
biaya hidup dari waktu ke waktu. Pada saat indeks harga konsumen meningkat
rata-rata keluarga harus membelanjakan lebih banyak uang untuk mempertahankan
standar hidup yang sama seoerti sebelumnya.
Indeks Harga Konsumen (IHK) menurut Gregory Mankiw (2013: 26) adalah
ukuran biaya keseluruhan barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen.
Departemen Statistik menggunakan data tentang harga-harga barang, dan jasa.
Target Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah mengukur perubahan-perubahan
pada biaya hidup. Dengan kata lain, IHK mencoba untuk mengukur berapa
banyak penghasilan yang harus dinaikkan guna memelihara standar hidup yang
konstan. Menurut Bersales (2014) Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan
komponen penting dalam menggunakan penetapan nilai upah minimum. Ketika
biaya hidup masyarakat tinggi, maka tingkat upah selayaknya ditingkatkan.
Nilai Tukar
Kurs adalah nilai tukar antar suatu mata uang dengan mata uang negara
lain. Investor asing yang melakukan diversifikasi portofolio akan mengharapkan
return atas investasinya dalam dua hal yaitu saham dan valas (Noor, 2009).
Mereka juga menanggung risiko atas saham dan risiko nilai tukar. Laba yang
diperoleh dari kepemilikan saham akan dikonversikan pada mata uang negara
mereka, jika kurs mata uang negara asal investor tersebut menguat maka
keuntungan yang didapat akan lebih kecil dibanding keuntungan yang didapat
oleh investor domestik negara tempat ia menginvestasikan modal dan berlaku
sebaliknya.
Produk Domestik Bruto (PDB)
PDB sampai saat ini merupakan ukuran terbaik untuk mengukur nilai
output
yang diproduksi dalam satu perekonomian sebagai dasar mengukur
pertumbuhan ekonomi sekaligus salah satu indikator utama yang digunakan untuk
mengukur kesehatan ekonomi suatu negara. PDB seringkali digunakan sebagai
tolak ukur yang diandalkan dalam menilai perkembangan ekonomi suatu negara.
PDB mewakili menjumlah produksi secara agregat dimana terdiri dari semua
barang dan jasa yang dibeli di satu negara, baik yang digunakan oleh individu,
perusahaan, warga negara asing, dan aparatur pemerintah.
Menurut Gregory Mankiw, Produk Domestik Bruto terbagi
menjadi dua, yaitu seluruh pengeluaran untuk barang jadi dan
jasa yang diproduksi dalam negeri; atau seluruh pendapatan
yang dihasilkan oleh seluruh pemilik faktor produksi dalam
negeri. Produk Domestik Bruto (PDB) pada umumnya digunakan
sebagai indikator baik atau buruknya perekonomian sebuah
Negara dan sebagai tolok ukur kesejahteraan masyarakat.
Menurut David N. Weil bahwa PDB adalah ukuran nilai barang dan jasa yang
diproduksi pada suatu negara dalam satu tahun yang dapat dihitung baik dengan
nilai output yang diproduksi atau setara dengan total pendapatan, dalam bentuk
gaji, sewa dan laba, yang diperoleh suatu negara.
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
ISSI merupakan index saham syariah yang mencerminkan keseluruhan
saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Konstituen IISI
akan
ditinjau secara berkala enam bulan sekali, yaitu pada bulan Mei dan bulan
November dan dipublikasikan di awal bulan berikutnya. Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) adalah lembaga yang berwenang meninjau konstituen ISSI yang terdaftar
di DES dan melakukan penyesuaian apabila ada saham syariah yang baru tercatat
atau dihapuskan dari DES. Metode perhitungan ISSI menggunakan rata-rata
tertimbang dari kapitalisasu pasar. (Abdul Qoyum:2017)
PERUMUSAN MASALAH
H1 : IHK berpengaruh terhadap ISSI tahun 2014-2016
H2 : Nilai Kurs berpengaruh terhadap ISSI tahun 2014-2016
H3 : PDB berpengaruh terhadap ISSI tahun 2014-2016
H4 : IHK, Nilai Kurs dan PDB secara bersama-sama berpengaruh terhadap
ISSI tahun 2014-2016
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan data sekunder. Data
sekunder adalah data yang didapat peneliti secara tidak langsung melalui sumber
yang sudah ada. Variabel-variabel akan diuji dengan alat statistik dan dilakukan
pembuktian atas hipotesis yang diajukan. Sedangkan populasi penelitian ini
adalah Harga Indeks Saham Syariah Indonesia selama 3 tahun berturut-turut dari
tahun 2014-2016. Variabel Dependen pada penelitian ini adalah Indeks Saham
Syariah dan variabel independen atau bebasnya adlah Indeks Harga Konsumen
(IHK), Nilai Kurs dan Produk Domestik Bruto (PDB).
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan
teknik Purposive Sampling yaitu dengan periode sampling data dari bulan Januari
2014
sampai dengan Desember 2016. Data yang diambil merupakan data
sekunder yang dikumpulkan berupa data runtun waktu (timeseries). Data tersebut
adalah:
1.
Data Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada hari (closing date)
2.
selama periode 2014-2016
Data Indeks Harga Konsumen (IHK) didapat dari laman resmi Badan
Pusat Statistika tahun 2014-2016
3. Data Nilai Kurs rupiah terhadap dolar AS didapat dari laman resmi
Bank Indonesia tahun 2014-2016
4. Data Produk Domestik Bruto didapat dari laman resmi Badan Pusat
Statistika tahun 2014-2016
Setelah diperoleh data selanjutnya dilakukan analisis data dengan
menggunakan SPSS 23. Model analisis yang digunakan adalah analisis
linier
berganda
yang
bertujuan
untuk
mengetahui
koefisien
determinasi, koefisien regresi, pengaruh parsial dan simultan variabel
bebas terhadap variabel terikat melalui pengujian hipotesis secara
parsial dengan t test dan pengujian hipotesis secara simultan dengan
menggunakan F test. Model persamaan linier yang menyatakan
hubungan variabel bebas dan variabel terikat adalah sebagai berikut:
ISSI = b0 + b1IHK + b2Nilai Kurs + b3PDB + e
Selanjutnya
dilakukan uji asumsi klasik agar persamaan yang
dihasilkan bersifat Best Linier Unbiased Estimator, yaitu:
1. Uji Normalitas yang dimaksudkan untuk menguji apakah nilai
residual yang telah terstandarisasi pada model regresi terdistribusi
normal atau tidak
2. Uji Multikolinieritas yang bertujuan untuk menguji dalam model
regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna
diantara variabel-variabel bebas atau tidak
3. Uji Heterokedastisitas dilakukannya untuk menguji dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan deviasi standar nilai variabel terikat
pada variabel bebas atau tidak.
Uji Autokorelasi untuk menguji apakah ada korelasi antara anggota
4.
serangkaian data observasi yang diuraikan berdasarkan time series
atau cross section.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Koefisien Determinan
Model Summaryb
Model
R
,824a
1
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,679
,648
7,03368
a. Predictors: (Constant), pdb, ihk, kurs
b. Dependent Variable: Indek_saham_syariah
Didapatkan dari perhitungan menggunakan SPSS adjusted R Square sebesar
0,648. Ini berarti 64,8% variabel ISSI dapat dijelaskan oleh variabel bebas IHK,
Kurs dan PDB. Sisanya sebesar 35,2 dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian
ini.
Uji Signifikkansi Simultan (UJI F)
ANOVAa
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
3341,739
3
1113,913
22,516
,000b
Residual
1583,125
32
49,473
Total
4924,864
35
a. Dependent Variable: Indek_saham_syariah
b. Predictors: (Constant), pdb, ihk, kurs
Dari uji Anov atau F test ini didapatkan nilai F hitung sebesar 22,516 dengan
probabilitas sebesar 0,000. Probabilitas ini lebih kecil dari 0,05 maka model
regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI) dapat dikatakan bahwa secara simultan variabel bebas yaitu Indeks Harga
Konsumen, Nilai Tukar dan Produk Domestik Bruto (PDB) berpengaruh terhadap
ISSI.
Uji Signifikan Parameter Individual (Uji T)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
280,520
78,181
ihk
3,559
,483
kurs
-,026
pdb
-41,268
Model
1
t
Sig.
3,588
,001
1,532
7,371
,000
,003
-1,840
-7,676
,000
14,440
-,387
-2,858
,007
a. Dependent Variable: Indek_saham_syariah
Dapat dilihat hasil perhitungan pada tabel bahwa nilai signifikansi dari variabel
IHK sebesar 0,000 , Kurs sebesar 0,000 dan PDB sebesar 0,007 signifikan pada
0,05. Disini dapat disimpulkan bahwa variabel ISSI dipengaruhi oleh IHK, Kurs
dan PDB. Didapatkan persamaan matematis:
Y = 280,520 + 3,559 IHK – 0,026 Kurs – 41,268 PDB + e
Pada persamaan ini dipaparkan jika IHK, Kurs dan PDB = 0, maka nilai ISSI
adalah sebesar 280,520. Jika IHK naik 1 maka ISSI naik 3,559 satuan. Jika Kurs
naik 1 rupiah/usd akan menurunkan ISSI sebesar 0,026 satuan. Dan Jika PDB
naik 1% akan menurunkan ISSI sebesar 41,268 satuan
UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N
36
Normal Parameters
a,b
Mean
,0000000
Std. Deviation 6,72548413
Most
Extreme Absolute
Differences
,067
Positive
,067
Negative
-,053
Test Statistic
,067
Asymp. Sig. (2-tailed)
,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Dengan Uji Kolmogorov-Smirnov didapat nilai Asymp Sig. Sebesar 0,200 > dari
derajat kesalahan 0,05. Yang artinya data penelitian terdistribusi normal.
Uji Multikolinieritas
Hasil pengolahan menunjukkan bahwa tidak ada tolerance pada variabel IHK,
Kurs dan PDB yang < 0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel bebas
yang nilainya lebih dari 90%. Sementara itu hasil perhitungan VIF juga
menunjukkan hal yang sama tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF >
10. Jadi disimpulkan bahwa dalam regresi data tidak terjadi multikolinieritas.
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized
d
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
Toleranc
Model
1
B
Std. Error
280,520
78,181
ihk
3,559
,483
kurs
-,026
pdb
-41,268
(Constant
)
Beta
T
Sig.
3,588
,001
1,532
7,371
,003
-1,840
14,440
-,387
a. Dependent Variable: Indek_saham_syariah
Uji Heterokedastisitas
Coefficientsa
e
VIF
,000
,233
4,297
-7,676
,000
,175
5,722
-2,858
,007
,547
1,827
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
B
1
(Constant)
Std. Error
76,688
53,989
-,080
,333
kurs
,000
pdb
-12,903
ihk
Coefficients
Beta
t
Sig.
1,420
,165
-,084
-,241
,811
,002
,033
,081
,936
9,971
-,295
-1,294
,205
a. Dependent Variable: abres_1
Dengan menggunakan uji glejser didapatkan sig ketiga variabel bebas sebesar
masing-masing > 0,05. Maka data ini tidak mengalami heterokedastisitas.
Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea
-,00002
Cases < Test Value
18
Cases >= Test Value
18
Total Cases
36
Number of Runs
13
Z
-1,860
Asymp. Sig. (2-tailed)
,063
a. Median
Dilihat dari hasil perhitungan dengan Run Test didapatkan nilai Asymp. Sig (2tailed) sebesar 0,063 yang mana > 0,05 . dengan demikian data yang digunakan
tidak terdapat autokorelasi.
Setelah
dinyatakan
bahwa
data
terbebas
dari
masalah
normalitas,
multikolinieritas, lulus uji heterokedastisitas dan tidak terjadi masalah
autokorelasi, maka dari hasil uji t, hasil uji f serta regresi linier berganda dengan
SPSS 23 diperoleh estimasi persamaan regresi linier berganda :
Y = 280,520 + 3,559 IHK – 0,26 Kurs – 41,268 PDB + e
Berdasarkan persamaan regresi linier berganda yang dihasilkan ISSI akan
mendekati angka konstanta = 280,520, jika semua variabel bebas mendekati nilai
0.
Nilai variabel IHK berpengaruh positif terhadap ISSI sebesar 3,599. Setiap
kenaikan 1 indeks dengan variabel lain dalam kondisi tetap maka ISSI akan naik
sebesar 3,599 satuan. Sedangkan pada variabel Kurs berpengaruh negatif terhadap
ISSI sebesar 0,26. Setiap kenaikan Rp 1/dolar akan menurunkan ISSI sebesar
0,26 satuan. Dan pada variabel PDB berpengaruh negatif juga terhadap ISSI
sebbesar 41,268, dengan ini setiap kenaikan 1% PDB akan menurunkan ISSI
sebesar 41,268 satuan.
Simpulan
Pada Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1, hipotesis 2,
hipotesis 3 dan Hipotesis 4 diterima. Dimana didapatkan sebagai berikut:
1. IHK berpengaruh terhadap ISSI periode Januari 2014 - Desember 2016
2. Nilai Kurs berpengaruh terhadap ISSI periode Januari 2014 - Desember
2016
3. PDB berpengaruh terhadap ISSI periode Januari 2014 - Desember 2016
4. IHK, Nilai Kurs dan PDB secara bersama-sama berpengaruh terhadap ISSI
periode Januari 2014 - Desember 2016
Keterbatasan dari penelitian ini adalah minimnnya nilai signifikansi pada setiap
uji asumsi klasik pada regresi linier berganda. Hal ini menjadi satu acuan untuk
adanya penelitian perbaikan kembali mengenai perihal penelitian yang serupa.
Untuk peneliti selanjutnya lebih baik menggunakan rentan waktu yang lebih
panjang dan variabel bebas yang lebih dari 3 untuk mendapatkan signifikansi
yang lebih meyakinkan dan akurat.
Referensi
Abdul Qoyum. 2017. “Lembaga Keuangan Islam di Indonesia”.
Pubhlising. Yogyakarta
Elmatera
David N. Weil. 2013. “Economic Growth”. 3rd edition . Pearson Education
Limited. Essex
Hafidz Ash Shidiq, Aziz Budi Setiawan. 2015. Analisis Pengaruh Suku Bunga
SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan Nilai Tukar Terhadap Indeks
Harga Saham Jakarta (JII) Periode 2009-2014. Jurnal Ekonomi dan
Perbankan Syariah. Vol. 3 No. 2,
Jatiningsih, Oksiana. & Musdholifah. 2007. Pengaruh Variabel Makroekonomi
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta.Jurnal
Aplikasi Manajemen, Volume 5, Nomor 1 (April): 18-25.
Kandir, Serkan Yilmaz. 2008. Macroeconomic Variables, Firm Characteristics
and Stock Return: Evidence from Turkey. International Research
Journal of Finance and Economics. Issue 16:35-45.
Kewal, Suramaya Suci. 2012. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan
Pertumbuhan PDB Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal
Economia, Volume 8, Nomor 1 (April):53-64.
Kuwornu, J. K. M. 2012. Effect of Macroeconomic Variables on the
Ghanaian Stock Market Return: A Co-integration Analysis. Agris omline Papers in Economics and Informatics, Volume IV, Number 2:15-26.
Nazwar, Chairul. 2008. Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi terhadap
Return Saham Syariah Indonesia. Jurnal Perencanaan &
Pengembangan Wilayah, Vol. 4 (Agustus), No. 1, Hlm:1-5.
Rusliati, Ellen., & Fathoni, Syarah Nurul. 2011. Inflasi, Suku Bunga Deposito
dan Return Saham pada Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di
BEI 2006-2009. Jurnal Bisnis dan Akuntasi, Vol. 13, No. 2, Hlm:107118.
Tandelilin, Eduardus. 2010, Manajemen Investasi. Jakarta: Universitas Terbuka
Yudhistira Ardana. 2016. Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Indeks
Saham Syariah di Indonesia. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol. 6 (1),
Hlm: 17-30.
http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx
https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/907