MANFAAT PENCAHAYAAN ALAMI DAN BUATAN

MANFAAT PENCAHAYAAN ALAMI DAN BUATAN
DALAM SUATU KONSTRUKSI BANGUNAN

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Bahasa Indonesia Keilmuan
yang dibina oleh Bapak Didin Widyartono, S.S., S.Pd., M.Pd.

Oleh
Ayu Surya Arsinta
120523437587

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
September 2012

1

KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul "MANFAAT
PENCAHAYAAN ALAMI DAN BUATAN DALAM SUATU KONSTRUKSI
BANGUNAN".
Makalah ini berisi tentang manfaat pencahayaan alami dan buatan dalam
suatu konstruksi bangunan agar pembaca dapat memilih pecahayaan yang baik
dan sehat. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan informasi kepada
pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT meridhai segala usaha kita. Amin.

Malang, September 2012
Penullis

2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................
i

DAFTAR ISI............................................................................................................................
ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................
1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................
1
1.3 Tujuan.....................................................................................................................
2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................
3

2.1 Definisi Pencahayaan Alami...................................................................................
3
2.2 Definisi Pencahayaan Buatan.................................................................................
4
2.3 Manfaat yang Diberikan Pencahayaan Alami dan Buatan.....................................
6

BAB III PENUTUP..................................................................................................................
7

3

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................
7
3.2 Saran.......................................................................................................................
7

DAFTAR RUJUKAN...............................................................................................................
8


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Jika kita ingin membangun sebuah gedung, tentu mengharapkan
bangunan yang dibangun bisa memenuhi kriteria sebagai bangunan yang
indah, sehat, dan nyaman. Keindahan tersebut tentunya bersifat relatif, tetapi
jika menyangkut aspek kesehatan ada beberapa syarat agar menjadi bangunan
yang sehat.
Banyak sekali syarat yang harus dipenuhi untuk membangun bangunan
yang sehat, diantaranya adalah sirkulasi udara yang baik, menerapkan konsep
hijau, dan yang tidak kalah penting adalah mendapatkan pencahayaan yang
cukup.
Cahaya sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Banyak kegiatan
manusia yang membutuhkan cahaya. Bila tidak ada cahaya, kehidupan di
bumi ini mungkin tidak akan berjalan.
Agar sebuah gedung mendapatkan pencahayaan yang cukup, ada dua
metode yang dapat diterapkan, yaitu pencahayaan alami dan buatan. Judul
makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:

4

1. Apa itu pencahayaan alami?
2. Apa itu pencahayaan buatan?
3. Apa manfaat yang diberikan oleh pencahayaan alami dan buatan?
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah dengan judul "Pengaruh Pencahayaan
Dalam Suatu Konstruksi Bangunan" adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi pencahayaan alami.
2. Untuk mengetahui definisi pencahayaan buatan.
3. Untuk mengetahui manfaat yang diberikan oleh pencahayaan alami
dan buatan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pencahayaan Alami

5


Sebelum mengetahui definisi pencahayaan alami, Zacky (2012)
memberikan penjelasan tentang pencahayaan yang baik berikut ini.
Pencahayaan pada sebuah bangunan sebaiknya bersumber dari cahaya alami. Kita sangat beruntung tinggal di
wilayah yang penuh akan sinar matahari sepanjang
tahunnya. Selain sehat, ini juga dapat menghemat energi.
Untuk itulah, pada setiap ruangan ada baiknya dibuatkan
jendela kaca yang berhubungan dengan ruang terbuka.
Sedangkan Soegijanto (1998:40) menjelaskan tentang apa saja yang
perlu diketahui unuk merancang pencahayaan alami yaitu sebagai berikut.
Pencahayaan
alami
dimaksudkan
untuk
mendapatkan pencahayaan di dalam ruangan dari cahaya
alami. Untuk merancang pencahayaan alami, yang perlu
diketahui adalah ketersediaan cahaya alami yang diterima
di lokasi yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan
cahaya alami di sini adalah cahaya matahari langsung dan
cahaya matahari difus. Selanjutnya cahaya matahari

langsung disebut cahaya matahari dan matahari difus
disebut cahaya langit. Ketersediaan cahaya dipengaruhi
oleh:
1. Letak geografis, terutama adalah jarak terhadap
khatulistiwa atau derajat lintangnya.
2. Iklim, terutama kondisi langit ialah jumlah dan jenis awan.
Sementara itu Lechner (2000:416) juga memberi penjelasan tentang
bagaimana pencahayaan itu didapat berikut ini.
Cahaya alami yang masuk melalui jendela dapat
berasal dari beberapa sumber, yaitu sinar matahari
langsung, langit cerah, awan atau pantulan permukaan
bawah dan bangunan sekitarnya. Cahaya dari masingmasing sumber tersebut bervariasi tidak hanya dari jumlah
dan panas yang dibawanya, tetapi juga pada kualitas lainnya, seperti warna, penyebaran, dan penghematan.
Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan
jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6
daripada luas lantai.
Dibawah ini Sanjaya (2011) menjelaskan pengaruh bentuk jendela
terhadap pencahayaan alami yang datang.

6


Cahaya yang datang melalui jendela banyaknya ditentukan oleh besar dan bentuk jendelanya. Memanjang ke
atas menyebabkan cahaya masuk cukup banyak namun
distribusi cahayanya kurang baik. Bentuk jendela memanjang ke samping lebih efektif untuk memberikan pencahayaan optimal.
Kadang sumber pencahayaan alami dirasa kurang efektif karena intensitas cahaya yang tidak tetap dan sumber alami yaitu matahari menghasilkan
suhu panas terutama pada siang hari. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
agar penggunaan pencahayaan alami efektif antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.

Variasi intensitas cahaya matahari,
Iklim,
Letak geografis,
Kegunaan bangunan, dan
Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, dan jarak antar bangunan.

Lechner (2000:422) menyatakan bahwa "tujuan umum pencahayaan

alami

adalah

menghasilkan

cahaya

berkualitas

yang

efisien

serta

meminimalkan silau langsung, lapisan pemantul, dan berlebihnya rasio tingkat
terang".

2.2 Definisi Pencahayaan Buatan

Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber
cahaya selain sumber cahaya alami, contohnya adalah lampu. Perkembangan
cahaya buatan dimulai dari cahaya obor dari kayu cemara, lampu minyak
tanah, lampu gas sampai dengan lampu listrik.
Satwiko (2004:61) memberi penjelasan tentang alasan diperlukannya
pencahayaan sebagai berikut.
Pencahayaan buatan diperlukan apabila:
1. Tidak tersedia cahaya alami siang hari, saat antara
matahari terbenam dan terbit.
2. Tidak tersedia cukup cahaya alami dari matahari, saat
mendung tebal intensitas cahaya bola langit akan
berkurang.

7

3. Cahaya alami tidak dapat menjangkau tempat tertentu
di dalam ruangan yang jauh dari jendela.
4. Diperlukan cahaya merata pada ruang lebar, pada ruang
lebar hanya lokasi di sekitar jendela saja yang terang,
sedangkan di bagian tengah akan redup.

5. Diperlukan intensitas cahaya konstan.
6. Diperlukan pencahayaan dengan warna dan arah
penyinaran mudah diatur.
7. Cahaya buatan diperlukan untuk fungsi khusus.
Sedangkan Prabu (2009) menjelaskan hal-hal yang perlu
diperhatikan saat membuat pencahayaan buatan berikut ini.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat
pencahayaan buatan adalah:
1. Jarak pencahayaan buatan akan digunakan, baik untuk
menunjang atau melengkapi cahaya alami.
2. Tingkat pencahayaan yang diinginkan.
3. Distribusi dan iluminasi pencahayaan yang diperlukan,
apakah terpusat pada satu arah atau menyebar.
4. Warna yang akan dipergunakan serta efek warna dari
cahaya tersebut.
Dalam bukunya, Meijs (2002:123) menjelaskan dasar sumber-sumber
pencahayaan buatan.
Sumber-sumber pencahayaan buatan didasarkan
pada prinsip-prinsip alami, diantaranya adalah:
1. Pancaran suhu
Dengan mengalirkan suatu arus listrik melalui seutas
kawat, timbullah kalor. Semakin tinggi suhu kawat, semakin besar pula arus cahaya khusus.
2. Pelepasan gas
Dalam
keadaan-keadaan
tertentu
kita
dapat
mengalirkan arus listrik melalui suatu gas atau uap.
Dalam hal ini kita bisa memperoleh pancaran yang
dapat dilihat karena elektron-elektron yang terbatas dari
arus listrik, menghilangkan elektron-elektron yang
terikat pada gas atau uap dari jalur normalnya. Sewaktu
kembali kepada jalur normal ini, elektron-elektron
tersebut mengeluarkan elektron yang terserap, dalam
bentuk pancaran.
3. Fluoresensi (pemendaran)
Zat-zat tertentu dapat merubah sinar ultraviolet dan
pancaran yang dapat dilihat yang memiliki ukuran ge8

lombang pendek menjadi pancaran yang bergelombang
lebih panjang, dengan perkataan lain pancaran yang
kurang nampak.

2.3 Manfaat yang Diberikan Pencahayaan Alami dan Buatan
Manfaat pencahayaan alami adalah:
1. Memberikan lingkungan yang nyaman dan menyenangkan dengan
kualitas bangunan yang mirip dengan pencahayaan alami di luar
bangunan,
2. Mengurangi energi listrik, dan
3. Dapat membunuh kuman.
Manfaat pencahayaan buatan adalah:
1. Mudahnya para arsitek untuk merancang denah bangunan yang
2.
3.
4.
5.
6.

mengabaikan posisi jendela,
Sederhana,
Biaya yang murah,
Banyak terdapat di mana-mana,
Dapat memenuhi kebutuhan besar pencahayaan buatan, dan
Menampilkan warna-warna dengan sangat bagus.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:

9

1. Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang berasal dari sinar
matahari langit. Dengan pencahayaan alami, lebih sedikit energi
yang dibutuhkan dan lebih sedikit pula polusi yang dibuang ke
lingkungan.
2. Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh
sumber cahaya selain sumber cahaya alami, contohnya adalah
lampu. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi
ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami yang tidak
mencukupi.
3. Manfaat utama dari pencahayaan alami adalah menghemat energi
listrik, sedangkan manfaat utama dari pencahayaan buatan adalah
memudahkan para arsitek untuk merancang denah bangunan yang
mengabaikan posisi jendela.

3.2 Saran
Rancangan pencahayaan yang baik sebaiknya dengan cara menggabungkan kedua aspek pencahayaan di atas. Bila pencahayaan alami dan
buatan digabungkan maka akan menghemat energi, yaitu melalui jendela yang
berguna di siang hari dan dapat pula membangun bangunan yang indah
melalui lampu-lampu yang ditata rapi untuk pencahayaan di malam hari.

DAFTAR RUJUKAN

Lechner, N. 2000. Heating, Cooling, Lighting Metode Desain untuk Arsitektur.
Jakarta: Rajagrafindo Persada

Meijs. 2002. Membangun – Fisika Bangunan. Jakarta: Erlangga

Permana, Z. 2012. Pentingnya Sirkulasi Udara dan Pencahayaan untuk Desain
Rumah
Sehat
dan
Nyaman,
(Online),
10

(zackychou.wordpress.com/2012/04/16/pentingnya-sirkulasi-udara-danpencahayaan-untuk-desain-rumah-sehat-dan-nyaman/), diakses 23 Oktober
2012.

Prabu, P. 2009. Pencahayaan dalam Aspek Kesehatan Lingkungan, (Online),
(putraprabu.wordpress.com/2009/01/03/189/), diakses 23 Oktober 2012.

Sanjaya, R.C. 2011. Memaksimalkan Pencahayaan Alami dalam Rumah Kita,
(Online),
(astudioarchitect.com/2011/04/memaksimalkan-pencahayaanalami-dalam.html), diakses 23 Oktober 2012.

Satwiko, P. 2004. Fisika Bangunan 2. Yogyakarta: Andi

Soegijanto. 1998. Bangunan di Indonesia dengan Iklim Tropis Lembab Ditinjau
dari Aspek Fisika Bangunan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

11