PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PENGETAHUAN WIRASWASTA DAN PEMBINAAN JIWA WIRASWASTA SISWA KELAS III JURUSAN BANGUNAN SMK NEGERI 3 SEMARANG Skripsi Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata I Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PENGETAHUAN WIRASWASTA DAN PEMBINAAN JIWA WIRASWASTA SISWA KELAS III JURUSAN BANGUNAN SMK NEGERI 3 SEMARANG

Skripsi

Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata I Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh :

Nama : Desti Ratnawati NIM

Jurusan

: Teknik Sipil

Program Studi : Pendidikan Teknik Bangunan S1

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

PENGESAHAN KELULUSAN PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PENGETAHUAN WIRASWASTA DAN PEMBINAAN JIWA WIRASWASTA SISWA KELAS III JURUSAN BANGUNAN SMK NEGERI 3 SEMARANG

Oleh: Nama : Desti Ratnawati Nim : 5114980724

Skripsi ini telah di pertanggung jawabkan di hadapan sidang Dewan Penguji Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada:

Hari

: Senin Tanggal : 11 April 2005

Dewan Penguji

Pembimbing I Anggota Dewan Penguji

Drs. Maryono Dra. Sri Handayani, M.Pd NIP. 130 515 754

NIP. 131 961 217

Pembimbing II

Drs. Sumiyadi, M.T NIP. 131 287 400

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana.

Tanggal,

Dekan Fakultas Teknik Ketua Jurusan Teknik Sipil

Prof.Dr. Soesanto Drs. Lshari, M.T NIP.130 875 753

NIP.131 471 402

ABSTRAKSI

Desti Ratnawati, 2005, “Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap

Pengetahuan Wiraswasta Dan Pembinaan Jiwa Wiraswasta Siswa Kelas III

Jurusan Bangunan SMK Negeri 3 Semarang”, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan menyiapkan peserta didik menjadi tenaga kerja yang terampil dan mempunyai kemampuan untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Sulitnya mencari pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan dan keahliannya mengakibatkan meningkatnya pengangguran. Dengan berwiraswasta dapat membuka lapangan keja sendiri bahkan dapat menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran. Dalam hal ini peranan orang tua berupa perhatian sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan manusia wiraswasta, sehingga anak dapat memiliki prestasi dan mampu menghadapi permasalahan hidup di masa mendatang.

Masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah perhatian orang tua berpengaruh terhadap pengetahuan wiraswasta; (2) Apakah perhatian orang tua berpengaruh dalam membina jiwa wiraswasta siswa SMK Negeri 3 Semarang.

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui adanya pengaruh perhatian orang tua dalam menunjang pengetahuan wiraswasta; (2) Untuk mengetahui adanya perhatian orang tua dalam membina jiwa wiraswasta.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas III jurusan bangunan SMK Negeri 3 Semarang yang jumlahnya 80 siswa. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik acak penugasan, pengambilan sampel tidak dilakukan terhadap siswa secara individu melainkan terhadap kelompok siswa. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu perhatian orang tua dan variabel terikatnya yaitu pengetahuan wiraswasta dan pembinaan jiwa wiraswasta siswa kelas III jurusan bengunan SMK Negeri 3 Semarang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metodetest, kuesioner/angket dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas, uji linieritas dan analisis regresi sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel perhatian orang tua termasuk dalam kategoti sangat baik 28,57%, baik 69,64%, cukup baik 1,79%. Untuk variabel pengetahuan wiraswasta kategori sangat baik 37,50%, baik 58,93%, cukup baik 3,57%. Untuk variabel pembinaan jiwa wiraswasta kategori sangat baik 33,93%, baik 60,71%, cukup baik 5,36%. Berdasarkan hasil analisis hubungan antara perhatian orang tua dengan pengetahuan wiraswasta diperoleh hasil koefisien korelasinya sebesar 0,63 dan besarnya pengaruh perhatian orang tua terhadap pengetahuan wiraswasta 39,73%, hubungan antara perhatian orang tua dengan pembinaan jiwa wiraswasta diperoleh hasil koefisien korelasi sebesar 0,58 dan besarnya pengaruh perhatian orang tua terhadap pembinaan jiwa wiraswasta sebesar 33,26%.

Diakhir penelitian disarankan: (1) Orang tua hendaknya lebih meningkatkan perhatiannya dengan memberikan fasilitas-fasilitas yang dapat Diakhir penelitian disarankan: (1) Orang tua hendaknya lebih meningkatkan perhatiannya dengan memberikan fasilitas-fasilitas yang dapat

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO

Dimanapun dan kapanpun saya berada, saya harus berbuat lebih baik (Steven R. Cevey) sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, apabila kaum itu tidak merubahnya sendiri.

(Qs. Ar.Ro`du : 11)

PERSEMBAHAN :

1. Bapak, Ibu, Kakak serta Adikku yang telah banyak memberi dorongan.

2. Spesial kuberikan pada kekasihku yang telah membantu tersaikannya skripsi ini.

3. Teman-temanku yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Almamaterku tercinta .

KATA PENGANTAR

Besar rasa syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat ridho dan rahmat-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang.

Peneliti menyadari tidak ada satupun pekerjaan yang dapat terselesaikan sendiri dalam arti yang sebenarnya. Tentu saja berkat bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, untuk itu dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr.Arie Tri Soegito SH, MM selaku Rektor UNNES

2. Bapak Prof. Dr.Soesanto selaku Dekan Fakultas Teknik

3. Bapak Drs. Lashari MT selaku ketua Jurusan Teknik Sipil.

4. Bapak Drs. Maryono selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan saran dalam penyusunan skripsi.

5. Bapak Drs Sumiyadi MT selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, petunjuk, dan saran dalam penyusunan skripsi.

6. Ibu Dra. Sri Handayani M.Pd selaku dosen penguji yang telah menguji dan memberi masukan.

7. Bapak Drs. H. Bambang Suharjono MT selaku Kepala Sekolah SMK Negeri

3 Semrang yang telah memberikan ijin dan fasilitas sehingga peneliti dapat melakukan penelitian.

8. Seluruh guru dan staf karyawan SMK Negeri 3 Semarang yang telah membantu peneliti selama melakukan penelitian.

9. Seluruh siswa kelas III SMK Negeri 3 Semarang yang telah bersedia dengan sepenuh hati menjadi sampel dalam penelitian ini.

10. Semua pihak yang telah membantu penulisan dalam penyusunan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini.

Semarang, 2005

Peneliti

Lampiran 3 :Instrumen Angket Penelitian Aspek Pengetahuan Lampiran 4 :Uji Coba Angket Status Sosial Ekonomi Lampiran 5 :Perhitungan Validitas Angket Status Sosial Ekonomi Lampiran 6 :Perhitungan Reabilitas Angket Status Sosial Ekonomi Lampiran 7 :Uji coba Angket Kesiapan Kerja Lampiran 8 :Perhitungan Validitas Angket Kesiapan Kerja Lampiran 9 :Perhitungan Reliabilitas Angket Kesiapan Kerja Lampiran 10 :Data Hasil Penelitian Lampiran 11 :Deskriptif Hasil Penelitian Lampiran 12 :Uji Normalitas Status Sosial Ekonomi Lampiran 13 :Uji Normalitas Prestasi Belajar Lampiran 14 :Uji Normalitas Kesiapan Kerja Lampiran 15 :Analisis Regresi Antara Status Sosial Ekonomi Dengan Kesiapan

Kerja Lampiran 16 :Analisis Regresi Antara Prestasi Belajar Dengan Kesiapan Kerja Lampiran 17 :Tabel Persiapan Analisis Regresi

Lampiran 18 :Analisis Regresi Ganda

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1. Analisis Varians Untuk Regresi................................................................ 39 ................................................................................................ Dis

tribusi Frekuensi Perhatian Orang Tua ...................................... 43

4.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Wiraswasta.......................................... 43

4.3. Distribusi Frekuensi Pembinaan Jiwa Wiraswasta .................................... 44

4.4. Hasil Uji Normalitas Data. ...................................................................... 45

4.5. Hasil Uji Linieritas Garis Regresi ............................................................ 46

SURAT KETERANGAN

Menerangkan bahwa mahasiswa dibawah ini : Nama

: Desti Ratnawati Nim

: 5114980724 Jurusan

: Teknik Sipil Program Studi : Pendidikan Teknik Bangunan S1

Telah selesai melaksanakan bimbingan skripsi dengan judul “Pengaruh

Perhatian Orang Tua Terhadap Pengetahuan Wiraswasta Dan Pembinaan Jiwa Wiraswasta Siswa Kelas III Jurusan Bangunan SMK Negeri 3

Semarang” dan siap untuk di ujikan. Demikian surat keterangan ini semoga dapat digunakan. Apabila ada kesalahan akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Semarang, Juni 2004

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Maryono Drs. Sumiyadi MT NIP. 131.571.560

NIP. 130 515 796

BAB I PENDAHULUAN

Alasan Pemilihan Judul

Adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat dewasa ini negara Indonesia memerlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas dapat diupayakan melalui jalur pendidikan menengah kejuruan, karena pendidikan menengah kejuruan berfungsi menyediakan tenaga terampil, terlatih dan terdidik. Pendidikan berperan langsung terhadap penyediaan tenaga kerja terampil dan terdidik yang berkualitas.

SMK merupakan lembaga pendidikan kejuruan yang bertujuan menyiapkan peserta didik menjadi tenga kerja yang terampil dan mengutamakan kemampuan untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Siswa Sekolah Menengah Kejuruan setelah menyelesaikan pendidikannya diharapkan dapat memanfaatkan ilmu yang telah diperoleh dan mampu mengembangkan diri di dalam usaha.

Tujuan untuk menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas pencipta lapangan kerja tampaknya masih sulit dicapai. Hal semacam itu bisa dilihat dari kenyataan bahwa pada umumnya lulusan SMK masih banyak yang belum mendapatkan kesempatan bekerja, karena mencari pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan yang diperoleh atau ingin bekerja pada perusahan besar sehingga menjamin kelangsungan hidup yang lebih baik dibandingkan pekerjaan lain. Sedangkan untuk menjamin kelangsungan hidup tidak harus Tujuan untuk menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas pencipta lapangan kerja tampaknya masih sulit dicapai. Hal semacam itu bisa dilihat dari kenyataan bahwa pada umumnya lulusan SMK masih banyak yang belum mendapatkan kesempatan bekerja, karena mencari pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan yang diperoleh atau ingin bekerja pada perusahan besar sehingga menjamin kelangsungan hidup yang lebih baik dibandingkan pekerjaan lain. Sedangkan untuk menjamin kelangsungan hidup tidak harus

Menurut Kartini Kartono, (1991:22-29), faktor-faktor yang menentukan keberhasilan kerja digolongkan menjadi dua yaitu: (1) faktor intern (dari dalam diri individu) meliputi kecerdasan, ketrampilan, kecakapan, bakat dan minat, kemampuan, motivasi, kesehatan, kebutuhan psikologis, kepribadian, cita-cita dan tujuan kerja; (2) faktor ekstern (dari luar individu) meliputi lingkungan kerja dan lingkungan tempat kerja. Sedangkan menurut Wasty Soemanto (1984:44), kepribadian berwiraswasta dalam hal ini adalah semangat jiwa wiraswasta yang kuat, optimis yang tinggi membuat seseorang penuh kreatifitas, tekun, ulet dalam melakukan segala kegiatan yang berkaitan dalam usahanya dan merupakan tenaga pendorong pada diri seseorang untuk maju dan berkembang.

Seperti telah dikemukakan diatas bahwa sulitnya mencari pekerjaan membuat mereka harus bersaing dengan pencari kerja yang lain, sehingga menambah jumlah penggangguran. Untuk mengatasi hal tersebut para siswa dibekali dengan pengetahuan wiraswasta di sekolah melalui mata pelajaran kewirausahaan, sedangkan untuk menanamkan jiwa wiraswasta salah satu melalui perhatian orang tua. Orang tua dapat mengarahkan dan membimbing Seperti telah dikemukakan diatas bahwa sulitnya mencari pekerjaan membuat mereka harus bersaing dengan pencari kerja yang lain, sehingga menambah jumlah penggangguran. Untuk mengatasi hal tersebut para siswa dibekali dengan pengetahuan wiraswasta di sekolah melalui mata pelajaran kewirausahaan, sedangkan untuk menanamkan jiwa wiraswasta salah satu melalui perhatian orang tua. Orang tua dapat mengarahkan dan membimbing

Penelitian ini dilakukan pada SMK Negeri 3 Semarang karena peneliti pernah melakukan observasi melalui PPL, jadi secara tidak langsung peneliti sudah cukup mengenal lingkungan dan kegiatan siswa sehingga lebih memudahkan melakukan penelitian lebih lanjut. Dari hasil penelitian dan hasil nilai rata-rata mata diklat kewirausahaan, secara umum para siswa mendapatkan hasil nilai yang cukup baik. Dengan adanya mata diklat kewirausahaan yang telah dikuasai, para siswa dapat membekali dirinya untuk dapat berwiraswasta dengan baik karena telah memiliki pengetahuan wiraswasta secara teoritis. Dengan demikian para siswa lebih meningkatkan pengetahuan tentang kewiraswastaan agar dalam berwiraswasta nantinya akan mendapat hasil yang optimal sesuai dengan keinginanya.

Untuk mengetahui benar tidaknya perhatian orang tua berpengaruh dalam terhadap pengetahuan wiraswasta siswa sekaligus berpengaruh dalam membina jiwa wiraswasta siswa SMK Negeri 3 Semarang, maka dalam penelitian ini diambil judul sebagai berikut: “PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PENGETAHUAN WIRASWASTA DAN PEMBINAAN JIWA WIRASWASTA SISWA KELAS III JURUSAN BANGUNAN SMK NEGERI 3 SEMARANG”.

Permasalahan

Bertolak dari latar belakang diatas faktor-faktor perhatian orang tua, pengetahuan wiraswasta dan pembinaan jiwa wiraswasta siswa, timbul suatu permasalahan yaitu: Apakah perhatian orang tua terhadap siswa SMK Negeri 3 Semarang

berpengaruh terhadap pengetahuan wiraswasta. Apakah perhatian orang tua terhadap siswa SMK Negeri 3 Semarang berpengaruh terhadap pembinaan jiwa wiraswasta.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan diatas maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui adanya pengaruh perhatian orang tua dalam menunjang

pengetahuan wiraswasta Untuk mengetahui adanya pengaruh perhatian orang tua dalam membina jiwa wiraswasta.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu: Manfaat Teoritik Mendukung konsep hubungan antara perhatian orang tua dengan pengetahuan

wiraswasta dalam membina jiwa wiraswasta.

Manfaat Praktis

Pihak Sekolah Diharapkan dapat memberikan masukan dalam melakukan perencanaan proses belajar mengajar yang dapat menumbuhkan jiwa wiraswasta siswa kelas III jurusan bangunan di SMK Negeri 3 Semarang.

Pihak Siswa Diharapkan dapat memberikan masukan kapada siswa agar tergugah minat berwiraswasta siswa lulusan SMK Negeri 3 Semarang.

Pihak Peneliti Diharapkan dapat memberikan masukan kepada peneliti sebagai calon pendidik agar lebih memperhatikan kesiapan siswa memasuki dunia kerja dalam upaya meningkatkan kualitas tenaga kerja tingkat menengah.

Penegasan Istilah

Untuk menghindari adanya kesalahan penafsiran berkaitan dengan penelitian ini, diperlukan adanya penegasan istilah dan pembatasan masalah sebagai berikut:

Pengaruh Pengaruh berarti daya yang timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989:595)

Perhatian Orang Tua

Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis terhadap sesuatu obyek atau banyak sedikitnya kesadaran

yang menyertai sesuatu aktivitas/pengalaman batin. (Dimyati Mahmud, 1990:9). Orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah orang dewasa yang bertanggung jawab atas keberhasilan siswa, baik orang tua siswa, wali atau orang tua asuh.

Jadi perhatian orang tua berarti pemusatan atau konsentrasi yang diberikan oleh orang tua siswa, wali atau orang tua asuh terhadap suatu obyek yaitu siswa.

Pengetahuan Wiraswasta Pengetahuan adalah segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek termasuk kedalaman adalah ilmunya. (Jujun S.Suriasumantri, 1982:104).

Wiraswasta adalah sifat-sifat keberanian, keutamaan, dan keteladan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. (Soesarsono Wijandi, 1987:23).

Jadi pengetahuan wiraswasta berarti ilmu tentang sifat keberanian, keutamaan dan keteladan dalam mengambil resiko dengan kemampuan sendiri.

Jiwa Wiraswasta Jiwa wiraswasta dalam hal ini berarti kepribadian wiraswasta. Jiwa adalah orang utama yang menjadi tenaga dan semangat. (Tim Penyusum

menurut W.J.S.

Poerwadarminto (1989:38) adalah manusia sebagai sumber perorangan dan keseluruhan yang merupakan watak.

Wiraswasta adalah keberanian, keutamaan, dan kepercayaan dalam memenuhi dan memecahkan masalah hidup dengan kekuatan sendiri. (Wasty Soemanto, 1984:43).

Jiwa wiraswasta yang dimaksud adalah kepribadian seseorang untuk berani mengambil resiko untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan kemampuan diri sendiri.

Siswa Kelas III Jurusan Bangunan SMK Negeri 3 Semarang Obyek penelitian adalah siswa kelas III yang masih aktif mengikuti pelajaran di sekolah. Siswa yang menjadi obyek penelitian adalah jurusan bangunan yang terdiri dari jurusan Gambar (GB), Konstruksi Bangunan I (KBI), Konstruksi Bangunan II (KBII) dan lokasi penelitian di SMK Negeri 3 Semarang. Subyek dari penelitian akan dimintai keterangan untuk memberikan informasi yang diperlukan melalui angket, sehingga hasilnya akan merupakan bahan yang akan diolah menjadi analisis statistik.

Jadi pengertian dari judul skripsi ini adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk mempelajari atau meneliti tentang adanya pengaruh perhatian yang diberikan orang tua siswa, wali atau orang tua asuh terhadap keberhasilan siswa dalam mencapai bentuk perhubungan dan perubahan dalam cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan sekaligus terhadap usaha membina watak keberanian, keutamaan Jadi pengertian dari judul skripsi ini adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk mempelajari atau meneliti tentang adanya pengaruh perhatian yang diberikan orang tua siswa, wali atau orang tua asuh terhadap keberhasilan siswa dalam mencapai bentuk perhubungan dan perubahan dalam cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan sekaligus terhadap usaha membina watak keberanian, keutamaan

Sistematika Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir dari skripsi. Bagian awal skripsi ini berisi tentang halaman judul, abstrak, lembar pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran. Bagian inti skripsi, terdiri dari lima bab:

Bab I : Pendahuluan terdiri atas alasan pemilihan judul, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika skripsi.

Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis. Bab ini memuat teori tentang perhatian orang tua, pengetahuan wiraswasta, membina jiwa wiraswasta, kerangka berfikir dan perumusan hipotesis.

Bab III : Metode Penelitian, berisi tentang populasi, penentuan sampel, variabel penelitian, metode pengumpulan data dan teknik analisis data yang digunakan.

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, BabV

: Penutup berisi simpulan dan saran. Bagian akhir skripsi terdiri atas daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang menunjang dalam penulisan skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

KAJIAN PUSTAKA Perhatian Orang Tua

Pengertian Perhatian Menurut Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang dalam

bukunya Psikologi Belajar menuliskan bahwa perhatian adalah pemusatan psikis yang tertuju pada suatu obyek. (Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, 1997:71)

Menurut Dimyati Mahmud, perhatian adalah pemusatan tenaga psikis terhadap suatu obyek atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas/ pengalaman batin. (Dimyati Mahmud, 1990:9)

Berdasarkan definisi tersebut diatas , dapat disimpulkan bahwa adanya perhatian selalu disertai oleh aktivitas psikis yaitu kesadaran dan perlu adanya obyek yang diperhatikan, yaiu siswa.

Macam-macam Perhatian Menurut Dimyati Mahmud, (1990:10), perhatian dibedakan menjadi beberapa kriteria antara lain:

1. Atas dasar intesitasnya yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas/pengalaman batin.

Perhatian ini dibedakan menjadi dua:

Perhatian intensif adalah perhatian yang betul-betul tercurah pada obyek Perhatian tidak intensif adalah perhatian yang kurang sepenuhnya tercurah pada suatu obyek Atas dasar cara timbulnya dibedakan menjadi dua: Perhatian spontan atau perhatian sengaja yaitu perhatian yang timbul tanpa direncanakan, tetapi begitu saja secara tiba-tiba. Perhatian reflektif atau perhatian disengaja yaitu perhatian yang timbulnya memang disengaja. Atas dasar luasnya obyek yang dikenai perhatian dibedakan menjadi dua: Perhatian distributif atau perhatian memncaar adalah perhatian yang padaa suatu saat dapat tertuju pada macam-macam obyek.

Perhatian konsentratif atau perhatian terpusat adalah perhatian yang pada suatu saat hanya tertuju pada obyek yang sangat terbatas. Melihat besarnya fungsi pendidikan di lingkungan keluarga,

maka perhatian orang tua terhadap pendidikan anak yang dapat dilakukan adalah:

Perhatian intensif, karena kegiatan yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih terarah.

Perhatian yang disengaja (reflektif), karena kesengajaan dalam kegiatan akan mengembangkan pribadi anak.

Perhatian spontan, karena perhatian spontan cenderung dapat berlangsung lebih lama.

Pada umumnya sebagaian rang tua selalu memberikan perhatian pada anak-anaknya dengan caranya masin-masing, namun adakalanya perhatian orang tua menjadi berkurang dikarenakan aktifitas sehari-hari yang dilakukan. Meskipun demikian hendaknya orang tua tetap berusaha memberikan perhatiannya karena perhatian tersebut dapat mengarahkan perilaku positif pada anaknya serta dapat mencegah perilaku negatif.

Maka perhatian orang tua dalam hal ini di tujukan pada kesanggupan orang tua untuk selalu memberikan dan mengarahkan anaknya agar berhasil dalam belajar dan memiliki potensi untuk mengatasi permasalahan hidup di masa mendatang.

c. Perhatian Orang Tua Terhadap Pendidikan Wiraswasta Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluarga manusia dilahirkan berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti dan ketrampilan tiap-tiap manusia. Pendidikan yang diterima dalam keluarga inilah yang akan c. Perhatian Orang Tua Terhadap Pendidikan Wiraswasta Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluarga manusia dilahirkan berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti dan ketrampilan tiap-tiap manusia. Pendidikan yang diterima dalam keluarga inilah yang akan

Tugas dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga terhadap pendidikan anak-anaknya lebih bersifat pembentukan watak dan budi pekerti, latihan ketrampilan dan pendidikan kesosialan seperti tolong menolong, bersama-sama menjaga kebersihan rumah, mejaga kesehatan dan ketentraman rumah tangga dan sejenisnya. Dalam rangka pelaksanaan pendidikan nasional, peranan orang tua terutama dalam penanaman sikap dan nilai hidup, pengembangan bakat dan minat serta pembinaan bakat dan kepribadian. Orang tua mempunyai peranan penting dalam mempersiapkan anak-anak untuk mencapai masa depan yang baik bagi diri sendiri, keluarga, serta orang lain. Orang tualah yang mula-mula bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak. Orang tua dapat dikatakan sebagai peletak dasar bagi pola tingkah laku serta perkembangan pribadi anak-anak. Sayang sekali karena terdorong oleh rasa kasih sayang serta idaman masa depan bagi anak-anak, banyak orang tua yang memperlakukan anak-anak mereka secara keliru.

Kekeliruan orang tua dalam memperlakukan anak-anak dapat dilatar belakangi oleh kurangnya pengetahuan para orang tua mengenai jiwa anak serta perkembangan anak sesuai dengan keinginan-keinginan mereka dan kurang memberi kesempatan kepada anak-anak untuk belajar sendiri dan berkembang menurut sifat kodrati Kekeliruan orang tua dalam memperlakukan anak-anak dapat dilatar belakangi oleh kurangnya pengetahuan para orang tua mengenai jiwa anak serta perkembangan anak sesuai dengan keinginan-keinginan mereka dan kurang memberi kesempatan kepada anak-anak untuk belajar sendiri dan berkembang menurut sifat kodrati

Setiap tindakan orang tua seperti dikemukakan di atas dapat memupuk sifat ketergantungan pada anak-anak. Sifat ketergantungan ini dapat menghambat atau mengurangi inisiatif, kreatifitas serta perkembangan pribadi anak-anak. Sebenarnya perlakuan orang tua semacam itu akan merugikan kehidupan anak-anak di masa mendatang. Anak-anak menjadi canggung dalam setiap menghadapi situasi baru dalam hidup mereka, baik di dalam pergaulan antar kawan, situasi pekerjaan, maupun dalam rumah tangga.

Setiap perlakuan orang tua terhadap anak-anak berhubungan dengan beberapa faktor, antara lain: latar belakang pendidikan orang tua, latar belakang sosial ekonomi orang tua, pandangan orang tua mengenai pendidikan anak, serta faktor-faktor lain diluar keluarga misalnya perubahan pola-pola kehidupan masyarakat, perubahan dunia kerja, pertumbuhan ekonomi nasional dan lain-lain.

Terlepas dari latar belakang apakah yang mendorong orang tua untuk memberi perlakuan-perlakuan tertentu bagi anak-anak, secara umum dapat dikaitkan bahwa kemampuan orang tua dalam mendidik anak adalah terbatas. Dalam batas-batas tertentu, orang tua masih dapat diharapkan peranan dan kemampuannya untuk membelajarkan anak.

Orang tua adalah peletak dasar bagi perkembangan pribadi anak di masa mendatang. Peranan orang tua untuk mendidik anak wiraswasta diperlukan hingga anak yang dididik itu mampu berdiri sendiri, dalam hal ini jiwa kewiraswastaan. Agar anak memperoleh bekal pribadi yang lebih kuat untuk mampu berwiraswasta maka orang tua hendaknya mengajar dan membimbing anak dalam hal: memahami pentingnya wiraswasta dalam memajukan kehidupanpribadi, keluarga, bangsa dan negara, memahami keluarga/rumah tangga sebagai suatu lembaga ekonomi (perusahaan mini). Mengenal bidang dan jenis kegiatan wiraswasta, melaksanakan pekerjaan dalam usaha wiraswasta, dalam setiap kegiatan kerja orang tua memberi motivasi dan bimbingan untuk memperkuat pribadi atau sikap mental wiraswasta.

Sikap yang menghambat terwujudnya manusia wiraswasta antara lain:

1. Sikap orang tua yang cenderung memanjakan anak.Dengan landasan rasa kasih sayang,orang tua kadang lupa atau tidak menyadari adanya kemungkinan yang kurang menguntungkan pada diri anak-anaknya.

2. Sikap otoriter orang tua dalam memimpin atau membimbing anak juga dapat berakibat kurang menguntungkan bagi perkembangan pribadi anak. Orang tua yang bersikap otoriter cenderung suka 2. Sikap otoriter orang tua dalam memimpin atau membimbing anak juga dapat berakibat kurang menguntungkan bagi perkembangan pribadi anak. Orang tua yang bersikap otoriter cenderung suka

3. Sikap masa bodoh,orang tua cenderung membiarkan segenap tingkah laku anak tanpa pengawasan dan bimbingan.lingkungan anakdapat menolong atau merusak perkembangannya. Anak yang lepas dari pengawasan orang tua akan cenderung menjadi agresif dalam keinginan maupun tingkah laku.

2. Pengetahuan Wiraswasta

Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu, termasuk di dalamnya adalah ilmu. Jadi ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia disamping berbagai pengetahuan. (Jujun S. Suriasumantri, 1982:104).

Pengetahuan adalah keseluruhan keterangan dan ide-ide yang terkandung dalam pertanyaan-pertanyaan yang dibuat mengenai sesuatu gejala / peristiwa baik yang bersifat alamiah,sosial maupun keorangan, jadi pengetahuan menunjuk pada sesuatu yang merupakan isi substantif yang terkandung dalam ilmu.(Liang Gie, 1991:120)

Menurut Liang Gie, (1991:121), pengetahuan merupakan kumpulan fakta-fakta, nilai-nilai, keterangan dan sebagainya yang diperoleh manusia melalui penelahan ilham atau pengalaman. Pengetahuan yang diberikan secara teori dalam proses belajar mengajar, Menurut Liang Gie, (1991:121), pengetahuan merupakan kumpulan fakta-fakta, nilai-nilai, keterangan dan sebagainya yang diperoleh manusia melalui penelahan ilham atau pengalaman. Pengetahuan yang diberikan secara teori dalam proses belajar mengajar,

Menurut filsuf George Klubertanz dalam buku “Pengantar Ilmu Filsafat” karangan Liang Gie, (1991:123) membagi pengetahuan menjadi tiga:

1. Pengetahuan langsung, sehari-hari yang dimiliki seseorang berdasarkan pengenalannya terhadap obyek-obyek pengalaman seperti misalnya makanan, cuaca, pakaian, orang, hewan, dan mesin.

2. Pengetahuan kemanusiaan (Humanistic Knowledge), yang diperoleh seseorang karena mempelajari sajak, drama dan keterangan lainnya yang melukiskan sifat dasar manusia atau mengacu pada kepribadian manusia seutuhnya.

3. pengetahuan ilmiah (Scientific Knowlegde), yang disusun berdasarkan asas-asas yang cocok dengan pokok soalnya dan dapat membuktikan kesimpulan-kesimpulannya.

Walaupun pengertian mengenai pengetahuan menunjuk pada fakta-fakta sebagai intinya, perlulah dipahami bahwa ilmu bukanlah fakta- fakta. Pernyataan yang lebih tepat ialah bahwa ilmu senantiasa berdasarkan fakta-fakta. Fakta-fakta itu diamati dalam aktivitas ilmiah. Dari pengamatan itu selanjutnya fakta-fakta dihimpun dan dicatat sebagai Walaupun pengertian mengenai pengetahuan menunjuk pada fakta-fakta sebagai intinya, perlulah dipahami bahwa ilmu bukanlah fakta- fakta. Pernyataan yang lebih tepat ialah bahwa ilmu senantiasa berdasarkan fakta-fakta. Fakta-fakta itu diamati dalam aktivitas ilmiah. Dari pengamatan itu selanjutnya fakta-fakta dihimpun dan dicatat sebagai

Wiraswasta adalah keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. (Wasty Soemanto,1984:43).

Wiraswasta adalah suatu kepribadian unggul yang mencerminkan budi yang luhur dan suatu sifat yang patut diteladani, karena atas dasar kemampuan sendiri dapat menghasilkan suatu sumbangsih karya untuk kemajuan yang berlandaskan kebenarann dan kebaikan. (Soesarsono Wijandi, 1987:24).

Dari berbagai pengertian tersebut diatas,dapat disimpulkan bahwa wiraswasta atau wirausahawan adalah pejuang kemajuan, mengutamakan berkarya dalam bidang pekerjaan, baik di bidang pemerintahan ataupun swasta, bersumber pada kemampuan sendiri, didorong oleh inisiatif untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, lingkungan dan bangsa.

Berdasarkan pengertian wiraswasta tersebut, manusia wiraswasta adalah orang yang memiliki potensi untuk berprestasi, ia senantiasa memiliki motivasi yang besar untuk mampu berprestasi. Dalam kondisi dan situasi begaimanapun manusia wiraswasta mampu menolong dirinya sendiri di dalam mengatasi permasalahan hidupnya.

Jadi pengetahuan wiraswasta adalah keseluruhan dan ide-ide yang terkandung dalam pernyataan wiraswasta, pada dasarnya keterangan tentang keberanian, keutamaan, serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan hidup dengan kekuasaan yang ada pada diri sendiri.

Jadi seorang wiraswasta senantiasa memiliki motivasi yang besar untuk maju berprestasi. Dengan kekuatan yang ada pada dirinya manusia wiraswasta mampu berusaha untuk memenuhi setiap kebutuhan hidupnya, dan

tanpa menunggu pertolongan/bantuan dari siapapun.

mampu mengatasi

permasalahannya

3. Membina Jiwa Wiraswasta

Jiwa wiraswasta dalam hal ini berarti kepribadian kewiraswastaan. Jiwa adalah orang utama yang menjadi tenaga kerja dan semangat yang berasal dari dalam diri manusia.(KBBI, 1989:364). Kepribadian menurut W.J.S. Poerwadarminto (1989:38) adalah keadaan manusia sebagai sumber perorangan dan keseluruhan yang merupakan watak-watak orang.

Menurut Soesarsono Wijandi (1987:23), secara etimologi wiraswasta merupakan suatu istilah yang berasal dari perpaduan kata “swa” dan “sta”. Swa berarti sendiri dan sta berarti berdiri. Swasta dapat diartikan berdiri di atas kaki sendiri atau berdiri atas kemampuan sendiri.

Wiraswasta dapat pula sebagai sifat-sifat keberanian, keutamaan dan teladan dalam mengambil resiko berdasarkan kemampuan sendiri.

Kewiraswastaan menekankan pada suatu keyakinan yang kuat atas kekuatan yang ada pada diri sendiri. Wiraswasta senantiasa memiliki motivasi yang besar untuk berprestasi. Kondisi dan situasi yang bagaimanapun wiraswasta berusaha keras menolong dirinya sendiri dalam menghadapi permasalahan hidup. Kemajuan dan kesuksesan hidup adalah tujuan utamanya. Manusia wiraswasta berpwndapat bahwa kemajuan dan kesuksesan hidup tidak datang dengan sendirinya melainkan harus diperoleh melalui usaha dan bekerja keras dengan menggunakan kekuatan yang ada pada diri sendiri.

Tingkat kemandirian/kemampuan untuk “berdiri sendiri” erat hubungannya dengan tingkat kepercayaan diri seseorang. Seseorang yang berjiwa wiraswasta mempunyai kepercayaan diri yang relatif tinggi akan mampu menghadapi dan menyelesaikan suatu pekerjaan terutama dari segi inisiatif dan kemampuan untuk dapat menolong dirinya sendiri dari masalah yang dihadapi.

a. Ciri-ciri manusia wiraswasta Menurut Wasty Soemanto, 1984:45 manusia wiraswasta adalah manusia yang mempunyai kepribadian yang kuat dengan ciri- ciri sebagai berikut:

1) Memiliki moral yang tinggi

2) Memiliki moral wiraswasta

3) Memiliki kepekaan terhadap arti lingkungan

4) Memiliki ketrampilan wiaswasta

Lebih lanjut seseorang yang berjiwa wiraswasta ini dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

1) Moral yang tinggi

Manusia yang bermoral tinggi memiliki enam sifat utama yaitu:

a) Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

b) Kemerdekaan batin

c) Keutamaan

d) Kasih saying terhadap sesama manusia

e) Loyalitas hokum

f) Keadilan

2) Mental wiraswasta Manusia yang mempunya mental wiraswasta memiliki kekuatan mental yang membangun kepribadian yang kuat yaitu:

a) Berkemauan keras

b) Berkeyakinan kuat atas kekuatan sendiri, untuk itu diperlukan:pengenalan diri, kepercayaan diri sendiri dan pemahaman tujuan dan kebutuhan.

c) Kejujuran dan tanggung jawab, untuk ini diperlukan moral yang tinggi, disiplin diri sendiri.

d) Ketahanan fisik dan mental diperlukan adanya: kesehatan

jasmani dan rohani, sesabaran dan ketabahan.

e) Ketekunan dan keuletan.

f) Pemikiran yang konstruktif dan kreatif.

3) Kepekaan terhadap arti lingkungan Manusia yang mempunyai jiwa wiraswasta setidak- tidaknya harus sessitif atau peka terhadap arti lingkungan bagi kehidupannya yang meliputi: pengenalan terhadap arti lingkungan, rasa syukur atas segala yang diperoleh dan dimiliki, keinginan yang besar untuk menggali dan mendayagunakan sumber-sumber ekonomi lingkungan setempat dan kepandaian untuk menghargai dan memanfaatkan waktu secara efektif.

4. Ketrampilan Wiraswasta Untuk

wiraswasta diperlukan ketrampilan seperti yang dikemukakan di bawah ini:

menjadi

manusia

a) Ketrampilan berfikir kreatif

b) Ketrampilan dalam pembuatan keputusan

c) Ketrampilan dalam kepempinan

d) Ketrampilan menejerial

e) Ketrampilan bergaul antar sesama Dalam buku yang berjudul “Pengantar Kewiraswastaan” karangan Soesarsono Wijandi

,1987:27, disebutkan bahwa wiraswasta sesungguhnya mencakup beberapa unsur penting yang satu dengan yang lainnya sehingga terkait dan tidak terlepas dalam kehidupan sehari-hari yaitu:

Unsur Pengetahuan Unsur pengetahuan mendirikan tingkat penalaran yang dimiliki seseorang, yaitu tingkat kemampuan berpikir seseorang yang umumnya lebih banyak ditentukan oleh tingkat pendidikannya, baik pendidikan formal maupun non formal.

Unsur ketrampilan Unsur pengetahuan seseorang umumnya banyak diperoleh melalui latihan dan pengalaman kerja nyata, tingkat ketrampilan seseorang akan semakin tinggi karena pekerjaan yang berulang- ulang.

Unsur sikap mental Unsur sikap mental lebih mencerminkan respon, tanggapan atau tingkah laku seseoran bila dihadapkan pada situasi tertentu. Unsur kewaspadaan Unsur kewaspadaan merupakan paduan unsur pengetahuan dan sikap mental terhadap sesuatu yang akan datang. Kewaspadaan adalah pemikiran atau rencana tindakan seseorang terhadap sesuatu yang mungkin atau akan diduga atau akan dialaminya.

Berdasarkan pendapat-pendapat atau gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh para ahli di atas, maka dapat dirumuskan suatu kerangka acuan yang berfungsi sebagai indikator jiwa wiraswasta.

Rumusan kerangka acuan mengenai jiwa wiraswasta terseut adlah sebagai berikut: bahwa manusia yang mempunyai jiwa wiraswasta adalah manusia yang mempunyai kepribadian yang kuat, kepribadian yang kuat Rumusan kerangka acuan mengenai jiwa wiraswasta terseut adlah sebagai berikut: bahwa manusia yang mempunyai jiwa wiraswasta adalah manusia yang mempunyai kepribadian yang kuat, kepribadian yang kuat

a) Memiliki moral yang tinggi, pengetahuan seseorang akan membentuk moral manusia, seseorang yang mempunyai pengetahuan yang tinggi akan mempunyai mental yang tinggi pula.

b) Memiliki mental wiraswasta, yang merupakan respon seseorang untuk menghadapi suatu siuasi tertentu.

c) Memiliki ketrampilan wiraswasta, ketrmpilan seseorang dipengaruhi karena adanya suatu pengalaman dalam melakukan pekerjaan yang berulang-ulang.

d) Memiliki kepekaan terhadap arti lingkungan, kepekaan seseorang terhadap lingkungan merupakan kewaspadaan seseorang terhadap sesuatu yang akan dialami.

Menanamkan Jiwa Wiraswasta Anak di Lingkungan Keluarga Setiap orang tua mengidam-idamkan agar anaknya kelak dapat hidup bahagia, mereka menghendaki suatu penghidupan yang lebih baik, lebih layak dan lebih maju dari kehidupan yang dialami oleh mereka para orang tua. Harapan dan citi-cita tersebut bisa terwujud bila orang tua mengerti dan mau memerankan peranan secara langsung mengenai pendidikan anak-anaknya.

Perhatian orang tua sangat dibutuhkan bagi kelangsungan hidup aaknya di masa mendatang. Perhatian tersebut bisa berupa pendidikan yang berharga bagi kehidupan di masa mendatang, yaitu mempersiapkan Perhatian orang tua sangat dibutuhkan bagi kelangsungan hidup aaknya di masa mendatang. Perhatian tersebut bisa berupa pendidikan yang berharga bagi kehidupan di masa mendatang, yaitu mempersiapkan

Pendidikan wiraswasta itu dimulai sejak manusia lahir dan berkembang di lingkungan rumah tangga atau keluarga. Di sinilah letak peranan orang tua di dalam menanamkan jiwa wiraswasta pada aak. Orang tua adalah peletak dasar bagi perkembangan pribadi anak di masa-masa selanjutnya.

Peranan orang tua untuk menanamkan jiwa wiraswasta pada anaknya diperlukan hingga anak mampu berdiri sendiri atau mandiri. Orang tua tetap dituntut untuk mendidik anak hingga anak sanggup menolong diri sendiri di dalam menghadapi permasalahan hidup serta dalam memenuhi kebutuhan anaknya supaya berhasil, diperlukan syarat- syaratnya sebagai berikut:

1. Orang tua hendaknya mengenal arti dan cita-cita manusia wiraswasta.

2. Orang tua hendaknya mengenal garis besar perkembangan jiwa dari masing-masing anaknya.

3. Orang tua hendaknya menciptakan situasi belajar kewiraswastaan di lingkungan keluarga.

4. Orang tua hendaknya tahu, bahwa titik berat pendidikan kewiraswasta di lingkungan keluarga adalah penempatan nilai:nilai kepribadian pada anak-anak.

5. Orang tua hendaknya mempunyai bekal pengetahuan minimal mengenal usaha-usaha wiraswasta atau bidang-bidang wiraswasta.

Jadi dengan adanya syarat-syarat seperti yang disebutkan di atas, diharapkan orang tua mampu dan berhasil dalam menanmkan jiwa wiraswasta pada diri anak. Dengan terpenuhinya syarat-syarat tersebut, memungkinkan orang tua dapat dengan mudah menanamkan jiwa wiraswasta pada anak sehingga di dapatkan pribadi yang dinamis dan kreatif.

4. Perhatian Orang Tua dalam Menunjang Pengetahuan Wiraaswasta dan Membina jiwa Wiraswasta

a. Keberhasilan Wiraswasta Dunia wiraswasta adalah dunia yang penuh dengan ketidak pastian dan resiko, dimana antara keberhasilan dan kegagalan bisa saja terjadi maka sebelum melangkah terjun dalam dunia kewiraswastaan, mental dan moral terlebih dahulu harus dipersiapkan.

Keberhasilan seorang wiraswasta dalam mengelola usahanya karena faktor kepribadian, integritas, kecerdasan dan status. Mental yang baik, ulet, pantang mundur, dan tak kenal menyerah, kalau Keberhasilan seorang wiraswasta dalam mengelola usahanya karena faktor kepribadian, integritas, kecerdasan dan status. Mental yang baik, ulet, pantang mundur, dan tak kenal menyerah, kalau

Bertolak dari hal tersebut diatas, maka usaha pembinaan jiwa wiraswasta perlu dilakukan. Sehingga dapat menciptakan lapangan kerja sendiri dan tidak menggantungkan kepada pemerintah maupun swasta.

Hal pertama yang harus ditandaskan sebelum memulai suatu usaha atau kerja adalah kepercayaaan diri. Karna kepercayaan diri merupakan modal utama yang sagat berpengaruh dalam kemajuan atau keberhasilan. Mengingat kesempatan kerja yang semakin sempit hendaknya kita tidak menggantungkan diri mencari tetapi menciptakannya.

Mental yang baik, ulet, pantang mundur, dan tak kenal menyerah, kalau disertai dengan perencaaan yang baik, perhitungan teliti dan cara yang tepat, akan membuahkan hasil yang diinginkan. Yang dimaksud perencanaan dalam hal ini adalah merupakan suatu proses yang tegas dan tetap yang akan dilaksanakan tahap demi tahap, sehingga seorang wiraswasta harus kreatif dalam mengambil suatu keputusan.

Setelah perencanaan disusun, kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan. Agar pelaksaaan kegiatan dapat efektif, seorang wiraswasta harus mampu melihat setiap aspek dari sebuah persoalan Setelah perencanaan disusun, kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan. Agar pelaksaaan kegiatan dapat efektif, seorang wiraswasta harus mampu melihat setiap aspek dari sebuah persoalan

Kemudian dalam setiap kegiatan perlu senantiasa dilaksanakan pengawasan, baik pengawasan intern terhadap orang-orang yang dipercaya, maupun pengawassan ekstern sebagai usaha preventif, sehingga pelaksanaan tindakan dapat selaras dan sesuai dengan yang diharapkan dalam suatu perencanaan. Dan setelah adanya perencanaan, pelaksanaan kegiatan, serta pengawasan, maka perlu dilanjutkan dengan pengembangan diri. Seorang wiraswasta ingin selalu berkembang melalui gagasan kreatif dan membuat perubahan- perubahan yang berarti. Hal ini merupakan kunci sukses yang dapat dikembangkan selaras dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri. Sebaliknya mental yang lembek, mudah putus asa, cepat bosan atau malas merupakan pantangan seorang wiraswasta sejati.

b. Pembinaan Jiwa Wiraswasta oleh Orang Tua Orang tua merupakan pelaksana dan penanggung jawab pertama dan utama atas pendidikan anak. Dalam rangka mempersiapkan anak menjadi manusia wiraswasta diperlukan pembinaan yang tepat dari pihak orang tua ssesuai dengan tingkat- tingkat perkembangan anak (usia kanak-kanak, praremaja dan remaja). Berhubung dalam penelitian ini yang diteliti adalah siswa SMK, maka yang akan dibahas disini adalah pendidikan anak usia remaja.

Pembinaan orang tua yang sebaiknya dilaksanakan terhadap anak yang menginjak usia remaja dalam rangka mendidik anak menjadi manusia wiraswasta adalah dengan memberi latihan-latihan kepada anak untuk berdo’a dan mendekatkan diri kepada Tuhan, membaca buku-buku yang membahas masalah-masalah etis dan moral, sehingga anak mulai menemukan jalan yanglurus.

Disamping latihan kepribadian anak juga harus diberi latihan- latihan kecakapan kerja kewiraswastaan. Dalam hal ini orang tua haruslah memberikan pedoman kepada anaknya supaya anak jangan mudah terpengaruh oleh godaan orang lain, tetapi selalu bersikap teguh akan kemampuan diri sendiri, maka seorang anak tidak akan mudah menyerah kalah bila suatu ketika menghadapi suatu tantangan.

Orang tua harus mengajarkan kepada anak untuk selalu pantang menyerah bila menghadapi suatu kesulitan dan masalah. Kesulitan yang timbul harus disambut dengan kemauan dan kenyakinan diri bahwa kesulitan itu akan cepat dikalahkan. Dan orang yang mempunyai jiwa wiraswasta tidak akan pernah berbicara mengenai kekalahan, melainkan harus selalu optimis dan yakin akan memenangkan suatu perjuangan.

Jujur dan bertanggung jawab juga merupakan sikap orang berjiwa wiraswasta yang harus diajarkan pula oleh orang tua kepada anaknya. Anak diajarkan utnuk selalu jujur kepada orang lain, serta harus bertanggung jawab atas setia perbuatan yang telah dilakukannya.

Orang tua dalam membina jiwa wiraswasta anak yaitu dengan mengajarkan kepada anaknya untuk selalu berkepribadian menarik, yaitu harus ramah kepada orang lain, suka menolong orang lain yang memerlukan pertolongan, meghindari sifat sombong, memperthatikan kritik orang lain dan tidak menganggap remeh pendapat orang lain. Orang tua juga harus memberikan pengarahan kepada anak untuk tidak pantang menyerah bila menghadapi suatu kesulitan dan masalah.

Jadi dengan adanya pembinaan jiwa wiraswasta yang diberikan orang tua kepada anak diharapkan anak akan mandiri serta mempunyai pribadi yang dinamis dan kreatif, sehingga dapat menolong dirinya sendiri dalam menghadapi tantangan masa depan.

Kerangka Berfikir

Kepribadian berwiraswasta dalam hal ini adalah semangat jiwa wiraswasta yang kuat, optimisme yang tinggi membuat seseorang penuh kretif tekun dan ulet dalam melalukan segala kegiatan yang berkaitan dengan usahanya. Lingkungan keluarga merupakan landasan yang kuat untuk mencapai kedewasaan anak. Tugas dan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak lebih bersifat pembentukan watak dan budi pekerti, latihan ketrampilan pendidikan kesosialan. Keluarga mempunyai peranan dalam mempersiapkan anak-anak untuk mencapai masa depan terutama dalam penanaman sikap dan nilai hidup, pengembangan bakat dan minat serta pembinaan bakat dan kepribadian. Pendidikan yang diterima dalam keluarga Kepribadian berwiraswasta dalam hal ini adalah semangat jiwa wiraswasta yang kuat, optimisme yang tinggi membuat seseorang penuh kretif tekun dan ulet dalam melalukan segala kegiatan yang berkaitan dengan usahanya. Lingkungan keluarga merupakan landasan yang kuat untuk mencapai kedewasaan anak. Tugas dan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak lebih bersifat pembentukan watak dan budi pekerti, latihan ketrampilan pendidikan kesosialan. Keluarga mempunyai peranan dalam mempersiapkan anak-anak untuk mencapai masa depan terutama dalam penanaman sikap dan nilai hidup, pengembangan bakat dan minat serta pembinaan bakat dan kepribadian. Pendidikan yang diterima dalam keluarga

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26