UJI KOMPETENSI GURU UKG DAN PENILAIAN KI (1)

UJI KOMPETENSI GURU (UKG) DAN
PENILAIAN KINERJA GURU (PKG)

Disusun oleh:
ZAENUDIN IDRIS

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG
2014

1

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang berkenan melimpahkan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah
tugas “Uji Kompetensi Guru (UKG) dan Penilaian Kinerja Guru (PKG)”
ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda Nabi
Muhammad saw, keluarga dan para sahabat serta pengikutnya hingga
akhir zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah

“Manajemen Kurikulum dan Sistem Penilaian Pendidikan Dasar” yang
dibimbing oleh Prof. Dr. H. E. Mulyasa, M.Pd.
Penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada
semua pihak yang telah memberikann bantuan, dukungan dan doa
sehingga terselesaikannya tulisan ini. Secara khusus, penulis haturkan
terima kasih kepada Prof. Dr. H. E. Mulyasa, M.Pd yang berkenan
memberikan bimbingannya terhadap penulisan makalah ini, dan
bimbingan lainnya, baik dalam kerangka akademis maupun non
akademis.
Lebih khusus, penulis sampaikan terima kasih yang tulus kepada
anggota kelompok yang sudah begitu kompak serta bersahabat dalam
menyelesaikan tulisan ini.
Akhirnya, penulis sangat menyadari dan memohon maaf akan
kekurangan dan keterbatasan tulisan ini, baik isi maupun metodologi dan
penyajiannya. Dengan segala kerendahan hati, penulis sangat berterima
kasih atas sumbang saran yang membangun guna perbaikan tulisan ini di
masa yang akan datang.
Jakarta, 22 Desember 2014.
Penulis.


2

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ..............................................................................

i

KATA PENGANTAR ...........................................................................

ii

DAFTAR ISI ..........................................................................................

iii

BAB I : PENDAHULUAN .................................................................

1


A. Latar Belakang Masalah ......................................................

1

B. Pembatasan Masalah ......................................................

2

C. Tujuan Penulisan ......................................................

3

BAB II : UJI KOMPETENSI DAN PENILAIAN KINERJA GURU

4

A. Uji Kompetensi Guru (UKG) ............................................

5


1. Manfaat UKG ..................................................................

6

2. Makna dan Prinsip UKG ...............................................

7

3. Kompetensi yang Diuji dalam UKG ...........................

8

B. Penilaian Kinerja Guru (PKG) .........................................

10

1. Tujuan PKG ....................................................................

10


2. Unsur Penilaian dalam PKG ........................................

12

3. Pelaksanaan PKG di Sekolah ........................................

12

4. Nilai hasil PKG ................................................................

13

BAB III : PENUTUP ..............................................................................

1

A. KESIMPULAN ....................................................

14


B. REKOMENDASI ......................................................

15

DAFTAR KESPUSTAKAAN ...........................................................

3

16

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
Kebijakan pemerintah tentang sertifikasi guru banyak membawa
konsekuensi bagi guru baik langsung maupun tidak langsung, baik
mengenai hak maupun kewajiban guru. Guru dituntut untuk menjadi guru
bermutu dan berkinerja tinggi. Guru harus memenuhi standar kompetensi
dan profesinalismenya.
Mengacu pada peraturan Pemerintah (PP) No. 19 tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan (SNP), bahwa sistem penyelenggaraan
pendidikan harus memenuhi standar minimal tentang sistem pendidikan di
seluruh wilayah hukum Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang
mencakup standar isi, proses kompetensi lulusan, tenaga kependidikan,
srana dan pasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan.
Oleh karena itu, guru yang bertugas sebagai pengelola pembelajaran
dituntut memenuhi standar kompetensi dan profesionalismenya.
Berbagai cara ditempuh pemerintah guna memenuhi amanat
undang-undang tentang standar nasional pendidikan tersebut, terutama
peningkatan profesionalisme guru. Diantara upaya yang dilakukan akhirakhir ini antara lain adalah melalui Uji Kompetensi Guru (UKG), Penilaian
Kinerja Guru (PKG) dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).
Uji kompetensi guru yang dilaksanakan, diharapkan dapat dijadikan
sebagai

sarana

memetakan

kompetensi


guru

yang

hasilnya

akan

ditindaklanjuti sebagai acuan dalam pembinaan guru sehingga guru
memiliki kompetensi dan profesionalisme yang diharapkan.
Namun, pada kenyataannya, setelah UKG dilaksanakan, hasil yang
didapatkan ternyata diluar dugaan, Menurut data yang diperoleh Tribun

4

(Tribunnews.com: 2013), ternyata, hasil rata - rata Uji Kompetensi Guru
(UKG) pada tahun 2013 di seluruh Indonesia hanya 4,25. Meskipun ada
yang nilai 8 atau 9. Tapi rata - ratanya hanya 4,25. Hasil ini tentu sangat
memprihatinkan sekaligus menjadi tanya tanya besar bagi pengambil
kebijakan pendidikan di Indonesia.

Pemerintah mempunyai keyakinan, bahwa peningkatan kualitas guru
bukan hanya ditindaklanjuti dari hasil hasil UKG saja, akan tetapi banyak
faktor-faktor lain yang langsung atau tidak langsung mempengaruhi
kompetensi guru harus terus diupayakan secara simultan. Reward and
Punishment kepada guru juga harus dilaksanakan secara berkeadilan dan
berkelanjutan. Diantara upaya yang dilakukan untuk meningkatan sekaligus
mengevaluasi kualitas guru, diupayakan melalui Penilan Kinerja Guru
(PKG) dan juga guru harus terus dimotivasi untuk meningkatkan kualitas
dirinya sendiri melalui Pegembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).

B. Pembatasan Masalah
Setelah mengetahui latar belakang masalah dalam persoalan
peningkatan kualitas guru yang begitu luas cakupan dan faktor-faktornya,
maka dalam tulisan ini hanya dibatasi tentang Uji Kompetensi Guru (UKG)
dan Penilaian Kinerja Guru (PKG) saja.
Uji kompetensi guru dalam tulisan ini adalah suatu kegiatan
pengujian atas kompetensi guru dalam profesinya sebagai pengajar dan
pendidik melalui serangkaian proses dan instrumen penilaian. UKG ini
dilaksanakan kepada seluruh guru, di setiap jenjang dan jenis pendidikan,
baik guru negeri maupun guru honor dan swasta.

Adapun yang dimaksud penilaian kinerja guru dalam tulisan ini
adalah suatu proses penilaian terhadap kinerja guru dengan berbagai
instrumen, guna mendapatkan fakta tentang kemampuan guru dalam
menerapkan kompetensi dan keterampilannya dalam pembelajaran dan

5

tuga serta tanggung jawabnya sebagai pendidik. Hasil PKG ini yang
kemudian bagi guru negeri dapat digunakan untuk menghitung angka
kredit bagi guru dalam kenaikan pangkat dan jabatan fungsionalnya.

C. Tujuan Penulisan
Melalui pembatasan masalah yang diungkap dalam tulisan ini,
penulis mempunyai harapan besar atas tulisan ini, yakni bertujuan:
1. Bagi Guru, diharapkan sebagai informasi untuk menjadi pemahaman
tentang UKG dan PKG. Lebih dari itu, akan menjadi acuan untuk
meningkatkan kualitas dan profesinalismenya sebagai guru.
2. Bagi penyelenggara pendidikan, seperti kepala sekolah atau yayasan
pendidikan, tulisan ini diharapkan dapat dijadikan informasi dan acuan
untuk melakukan langkah praktis dan strategis dalam implementasi

UKG dan PKG.
3. Bagi Penentu kebijakan, diharapkan secara tepat, bijak dan simultan
dalam melakukan UKG dan PKG yang semestinya terus dievaluasi
secara rutin dan berkelanjutan.
4. Bagi peneliti, semoga menjadi informasi awal tentang UKG dan PKG
yang akan dikembangkan lebih mendalam pada penelitian-penelitian
berikutnya.

6

BAB II
UJI KOMPETENSI DAN PENILAIAN KINERJA GURU

Tidak dapat dipungkiri, bahwa pendidikan merupakan inti dari
kemajuan suatu bangsa. Jika pendidikan suatu bangsa baik, maka hampir
dipastikan kualitas dan kemajuan bangsa pun menjadi baik, begitu sebaliknya,
kemerosotan kualitas bangsa dapat dilihat dari kemerosotannya dalam
pendidikan. Bahkan, bangsa-bangsa yang mengalami perubahan dan kemajuan
peradaban adalah disebabkan pendidikan.
Ujung tombak dalam proses pendidikan adalah guru. Semakin baik dan
berkualitas gurunya, maka dimungkinkan output dan outcome dari proses
pendidikan juga akan menjadi baik. Itulah mengapa, peningkatan kualitas
pendidikan, memang harus dimulai dari gurunya terlebih dahulu. Guru yang
bermutu dan profesional, akan dapat berperan sebagai fasilitator pendidikan
yang hebat dan handal.
Sehubungan dengan kondisi tersebut, guru harus menyadari bahwa
dalam melaksanakan tugasnya selalu dituntut untuk bersungguh-sungguh
dalam meningkatkan kualitas dirinya, yakni meningkatkan kompetensi dan
profesionalismenya sebagai guru. Guru situntut untuk selalu meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dalam melaksanakan tugas
profesinya. Guru harus selalu meng-update dan meng-upgrade dirinya dengan
berbagai pengetahuan dan pemahaman agar dalam melaksanakan tugas
utamanya, melaksanakan proses pembelajaran, sesuai dengan perkembangan
masyarakat, karakteristik peserta didik dan sesuai pula dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang dengan pesatnya.
Untuk kepentingan peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru,
manajemen SDM guru

harus diperbaiki, jumlahnya harus dipenuhi dan

7

kesejahteraannya pun harus diperbaiki dan ditingkatkan. Jika pendidikan
nasional akan ditata dengan baik maka harus menggunakan filosofi yang tepat
dan jelas, manajemen paedagogiknya harus berbasis pendidikan yang didukung
oleh dana, sarana dan prasarana yang memadai. Dan, yang jauh lebih penting
adalah adanya komitmen semua pihak untuk mengentaskan masalah SDM
insan pendidikan.
Diantara upaya dalam rangka meningkatkan kompetensi guru,
memerlukan proses pengujian dan pengawasan yang jelas, sehingga treatment
yang dilakukan akan menjadi tepat guna dan tepat sasaran. Pengujian terhadap
kemampuan guru dilaksanakan pemerintah melalui kegiatan uji kompetensi
guru (UKG) dan proses pengawasan serta evaluasinya dimonitoring melalui
kegiatan penilaian kinerja guru (PKG).
Dari proses pengujian UKG yang dialksanakan didpatkan data hasil yang
masih jauh dari yang diharapkan. DR Santi Ambarukmi, Kepala Bidang Profesi
Pendidikan Menengah Kementrian Pendidikan Nasional dalam sebuah
simposium yang diadakan KNPI Samarinda di Hotel Grand Sawit belum lama
ini (Tribunnews.com: 2013). Ternyata, hasil rata - rata Uji Kompetensi Guru
(UKG) 2013 di seluruh Indonesia hanya 4,25. Memang ada yang nilai 8 atau 9.
Tapi nilai rata-ratanya hanya 4,25. Data ini menjadi bahan evaluasi dan
masukan, bahwa UKG masih layak dan perlu dilaksanakan dan yang lebih
penting adalah mekanisme peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru.

A. Uji Kompetensi Guru (UKG)
UKG merupakan tindak lanjut dari program sertifikasi guru, yang
pada mulanya sertifikasi guru menggunakan portofolio. UKG dilaksanakan
terutama untuk memantau jalannya fungsi profesi guru karena setiap
profesi

menuntut

kemampuan

untuk

membuat

keputusan

dan

kebijaksanaan yang tepat. Dan, UKG diperlukan guna mendapatkan guru

8

yang dapat bekerja secara profesional berbasis kompetensi yang memadai
sesuai amanat undang-undang tentang sistem pendidikan nasional
(sisdiknas) dan standar nasional pendidikan (SNP).
Sebenarnya UKG dilaksanakan bukan sekadar menguji keterampilan
tertentu yang harus dimiliki guru, akan tetapi lebih dari itu, yakni untuk
dapat mengembangkan dan mendemonstrasikan kompetensi utuh dari
seorang guru. Kompetensi utuh yang mencakup penggabungan dan
penerapan suatu keterampilan, sikap dan pengetahuan yang saling
bertautan.

1. Manfaat UKG
Secara teoritis maupun praktis, pelaksanaan UKG memiliki
berbagai manfaat, diantaranya dapat dijadikan sebagai:
1) Sarana untuk memetakan kompetensi dan kinerja guru.
Data hasil UKG kemudian akan digunakan untuk mengelompokkan
guru dan akan dijadikan sebagai masukan untuk tindak lanjut
pembinaan dan pengembangan kompetensi guru;
2) Sarana untuk mengelompokkan guru;
Pengelompokkan guru akan dilkakukan sesuai dengan tingkat
pencapaian kompetensinya masing-masing;
3) Sarana pembinaan guru.
Pembinaan guru dimungkinkan lebih efektif karena didapat dari
data awal yang akurat;
4) Sarana pemberdayaan guru.
Seperti

halnya

pembinaan

guru,

pemberdayaan

dimungkinkan lebih efektif dari data yang akurat;
5) Acuan dalam pengembangan kurikulum.

9

guru

pun

Pengembangan kurikulum akan lebih jelas dan terfokus karena
dilakukan berdasarkan data pencapaian;
6) Alat untuk mendorong kegiatan dan hasil belajar.
Fokus pembenahan kegiatan belajar mengajar oleh guru akan dapat
dilakukan berdasarkan data yang didapat;
7) Alat seleksi penerimaan guru baru.
Tidak hanya guru yang sudah lebih dahulu mengabdi, tetapi juga
calon guru atau guru baru harus memiliki standar yang sama.

2. Makna dan Prinsip UKG
Pengertian
diantaranya

kompetensi

menurut

Broke

yang
and

dimaksud

Stone

(2005),

dalam

hal

ini,

mendefinisikan

Kompetensi Guru sebagai “descriptive of qualitative nature of teacher
behavior appears to be entirely meaningful”. Dengan demikian, kompetensi
dalam

pengetiannya

secara

utuh,

merupakan

perpaduan

dari

pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak.
Dengan

pengertian

tersebut,

maka

konsep

kompetensi

mengandung aspek atau ranah: (1) pengetahuan [knowledge], (2)
pemahaman [understanding], (3) kemampuan [skill], (4) nilai [value], (5)
sikap [attitude] dan (6) minat [interest].
Adapun prinsip-prinsip dalam pelaksanakan UKG (Kemdiknas,
2010) adalah:
1) Komprehensif;
2) Terbuka;
3) Kooperatif;
4) Bertahap;
5) Mutakhir.

10

3. Kompetensi yang Diuji dalam UKG
Seiring dengan penjabaran dari Asian Institute for Teacher Education
(2009:19), maka kompetensi yang diujikan pada UKG adalah:
a. Kompetensi pribadi.
Kompetensi ini meliputi: simpati, empati, wibawa, tanggung jawab,
terbuka dan dapat menilia diri sendiri.
Pemahaman guru dalam bertindak sesuai dengan norma agama,
hukum, sosial, dan budaya nasional Indonesia, menunjukkan pribadi
yang dewasa, bertanggung jawab, etos kerja yang tinggi dan dapat
dijadikan sebagai teladan;
b. Kompetensi profesional.
Kompetensi
penguasaan

profesional
landasan

diantaranya

kependidikan,

meliputi
bahan

ajar,

kemampuan
pengelolaan

pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, pemahaman yang
baik terhadap peserta didik serta prinsip-prinsip layanan pendidikan
yang baik;
c. Kompetensi paedagogi.
Kompetensi Paedagogik atau kompetensi guru tentang ilmu
kependidikan. Diantara kompetensi yang diuji adalah tentang
kemampuan guru dalam mengenal karakteristik anak didik,
menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik, pengembangan kurikulum, kegiatan pembelajaran yang
mendidik, memahami dan mengembangkan potensi Komunikasi
dengan peserta didik, Penilaian dan evaluasi.
d. Kompetensi sosisal
Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru dalam hal ini, secara
umum mencakup kemampuan guru dalam melakukan interaksi

11

sosial atau interaksi dengan orang lain, baik dengan siswa, teman
sejawat, atasan, maupun masyarakat.
Termasuk dalam kompetensi sosial ini adalah status guru sebagai
pendidik di mata masyarakat dan tanggung jawab sosialnya di mata
masyarakat.
Materi yang diujikan pada uji kompetensi guru meliputi 30 persen
kompetensi pedagogik dan 70 persen kompetensi profesional. Kompetensi
pedagogik yang diujikan adalah integrasi konsep pedagogik ke dalam
proses pembelajaran bidang studi tersebut dalam kelas. Sedangkan aspek
profesional adalah kompetensi dasar bidang studi yang diujikan sesuai
dengan

kualifikasi

akademik guru

dan

kemampuan guru dalam

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran.
Sebagai terobosan awal terhadap pentingnya pendayagunaan
internet dalam pendidikan, yang juga harus dikuasai oleh guru, tahun 2012
pemerintah menyelenggarakan UKG secara online. Program ini akan
menjadi program berkelanjutan, sehingga semua aspek manfaat bisa
didapatka, baik bagi guru, sekolah maupun kementrian pendidikan.
Bagi guru, tes UKG online, suka tidak suka ‘memaksa’ guru untuk
berusaha maksimal agar dapat memahami dan menggunakan piranti
komputer dan internet, disamping kemampuan menguasai bahan tes yang
diberikan. Bagi sekolah dengan adanya tes online tersebut menjadi alasan
mempersiapkan

kelengkapan

perangkat

komputer

dengan

koneksi

internetnya, yang sebenarnya akan berdampak positif bagi kegiatan
pembelajaran di sekolah. Sedangkan bagi pemerintah, dalam hal ini
kementrian pendidikan, akan medapat data hasil nilai UKG yang cepat,
teranalisis dan terstandar.

12

B. Penilaian Kinerja Guru (PKG)
Setelah dilakukan tes UKG untuk memastikan guru atau calon guru
terstandar kompetensinya, maka proses evaluasi dan pembinaan serta
reward menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam rangka meningkatkan
kompetensi guru untuk menjadi guru bermutu dan profesional, karena
guru ideal dengan karakteristik tersebut tidak dapat dihasilkan dalam satu
periode pembinaan saja, tetapi justru haruslah berkelanjutan (continuous
quality improvement).
Secara umum ukuran kinerja dapat dilihat dari lima hal, yaitu:
1) Quality of work - kualitas hasil kerja
2) Promptness - ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan
3) Initiative – prakarsa dalam menyelesaikan pekerjaan
4) Capability – kemampuan menyelesaikan pekerjaan
5) Communication – kemampuan membina kerjasama dengan pihak lain (T.
R. Mitchell, 2008)
Upaya evaluasi, pembinaan dan apresiaisi atas kinerja guru ini
dilakukan pemerintah melalui penilaian kinerja guru atau PKG yang akan
dilanjutkan dengan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).

1. Tujuan PKG
Pelaksanaan PKG dimaksudkan untuk mewujudkan guru yang
profesional, karena harkat dan martabat suatu profesi ditentukan oleh
kualitas layanannya. Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Mentri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan)
Nomor 16 tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka
kreditnya, dikemukakan bahwa “penilaian kinerja gurumerupakan
penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka
pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya”.

13

Penilaian kinerja memberikan jaminan bahwa guru dapat bekerja
atau melaksanakan tugas pekerjaannya secara profesional dan mampu
memberikan layanan pendidikan berkualitas terhadap masyarakat,
khususnya peserta didik.
Pada pelaksanannya, ada beberapa perubahan mendasar dalam
penilaian kinerja guru yang dituangkan dalam Permenpan 16/2009,
yaitu:

 penilaian kinerja guru yang sebelumnya lebih bersifat administratif
menjadi lebih berorientasi praktis, kuantitatif, dan kualitatif, sehingga
diharapkan para guru akan lebih bersemangat untuk meningkatkan
kinerja dan profesionalitasnya;

 Guru dinilai kinerjanya secara teratur (setiap tahun) melalui Penilaian
Kinerja Guru (PKG);

 Guru wajib mengikuti Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(PKB) setiap tahun;

 PKB harus dilaksanakan sejak kepangkatan golongan III/a dengan
melakukan pengembangan diri, dan sejak golongan III/b guru wajib
melakukan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif;

 Untuk kenaikan pangkat dari IV/c ke IV/d guru wajib melakukan
presentasi ilmiah;

 Perolehan angka kredit dari PKG dan PKB merupakan satu paket yang
akan dikonversi menjadi angka kredit dan ditetapkan oleh tim penilai
setiap tahun;

 Penghargaan angka kredit dari PKG dan PKB adalah 125% (amat
baik), 100% (baik), 75% (cukup), 50% (sedang), dan 25%(kurang).
Angka kredit tersebut diperoleh dari: unsur utama (Pendidikan, PKG,
PKB) ≥ 90% dan unsur penunjang ≤10%.

14

2. Unsur Penilaian dalam PKG
Unsur yang dinilai dalam penilaian kinerja guru adalah:

 14 (empat belas) kompetensi untuk guru mata pelajaran/guru kelas.
Penilaian ini meliputi kegiatan merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran, menilai, menganalisis hasil penilaian dan melakukan
tindak lanjut

 17 (tujuh belas) untuk kompetensi guru BK/konselor. Kegiatan yang
dinilai

meliputi

pembimbingan,
menganalisis

kegiatan

merencanakan

mengevaluasi
hasil

dan

bimbingan,

dan

menilai

menganalisis

melaksanakan

hasil

bimbingan,

hasil

evaluasi

pembimbingan, memanfaatkan hasil evaluasi dan melaksanakan


tindak lanjut hasil pembimbingan.
Pelaksanaan tugas tambahan lain yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah, baik tugas tambahan yang dapat mengurangi jam
mengajar (seperti: menjadi kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua
program

keahlian,

kepala

perpustakaan

atau

kepala

laboratorium/bengkel) maupun yang tidak mengurangi jam mengajar
tatap muka.

3. Pelaksanaan PKG di Sekolah
Proses penilaian kinerja guru yang dilaksanakan di sekolah
mengikuti beberapa ketentuan, diantaranya:

 Penilaian dilakukan oleh kepala sekolah atau wakil kepala sekolah
atau guru senior yang kompeten, yang ditunjuk oleh kepala sekolah
(yang telah mengikuti pelatihan penilaian);

 Penilaian dilakukan dua kali dalam satu tahun (penilaian formatif
pada awal tahun dan penilaian sumatif pada akhir tahun);

15

 Hasil penilaian formatif digunakan sebagai dasar penyusunan profil
dan perencanaan program PKB/PKR tahunan bagi guru

 Hasil penilaian sumatif digunakan untuk memberikan nilai prestasi
kerja guru (menghitung perolehan angka kredit guru pada tahun
tersebut)

4. Nilai Hasil PKG
Sesudah proses penilaian kinerja guru yang dilaksanakan di
sekolah, maka hasil akhirnya berupa nilai PKG. Nilai PKG berupa nilai
satuan 1 – 4, yang kemudian dikonversi kedalam bentuk persen.
Ketentuan umum hasil penilaian PKG yaitu:

 Hasil penilaian untuk setiap kompetensi dinyatakan dengan skala 1
sampai 4. Jumlah nilai minimum 14 dan nilai maksimum 56;

 Selanjutnya, nilai kinerja dikonversi ke skala penilaian (Permennegpan
& RB No.16/2009, pasal 15);

 Konversi harus dilakukan secara hati-hati, karena skala nilai
menggunakan spatial nilai yang tidak teratur (irregular spatial);

 Kemudian, nilai akhir yang diperoleh diubah ke dalam bentuk persen.
Hasil persentase nilai inilah yang kemudian digunakan sesuai dengan
aturan angka kredit guru dalam kenaikan pangkat.

16

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Uraian dan penjelasan tentang UKG dan PKG di bab sebelumnya,
dapat disimpulkan sebagai berikut:

 Prosedur yang digunakan oleh pemerintah untuk memberikan jaminan
tertulis bahwa seseorang telah memenuhi persyaratan kompetensi guru
yang ditetapkan adalah dengan UKG.

 Indikator perangkat instrumen sertifikasi dan UKG dikembangkan
berdasarkan keempat standar kompetensi guru (penguasaan isi,
pemahaman

peserta

didik,

pembelajaran

yang

mendidik,

dan

kepribadian)

 Melalui UKG diharapkan diperoleh gambaran dan pemetaan terhadap
kompetensi dan kinerja guru sebagai dasar untuk melakukan pembinaan
agar guru dan ketenagaan pendidikan lainnya dapat memenuhi standar
pelayanan minimal (SPM).

 Sertifikat ini sebagai bukti pengakuan atas kompetensi guru atau calon
guru yang memenuhi standar untuk melakukan pekerjaan profesional
pada jenis dan jenjang pendidikan tertentu.

 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) menjadi salah satu
alternatif untuk menyiapkan guru-guru profesional yang dilakukan bagi
guru-guru yang sudah menempuh dan lulus UKG.

 PKG merupakan penilaian prestasi kerja profesi guru, sehingga dikaitkan
dengan peningkatan dan pengembangan karir guru.

17

 PKG terkait langsung dengan kompetensi guru seperti tercantum dalam
Permendiknas No 16/2007 tentang Pembelajaran, dan Permendiknas No
27/2008 tentang Bimbingan dan Konseling.

 PKG menjamin bahwa guru melaksanakan pekerjaannya secara
professional dan memberikan layanan pendidikan yang berkualitas.

 PKG

juga

merupakan

bahan

evaluasi

diri

bagi

guru

untuk

mengembangkan potensi dan karirnya.

 Bagi sekolah dan atasan guru, PKG dijadikan sebagai acuan bagi sekolah
untuk merencanakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
dan dasar untuk memberikan nilai prestasi kerja guru dalam rangka
pengembangan karir guru sesuai Permennegpan & RB No. 16/2009.

B. Rekomendasi
Berdasarkan uraian penjelasan dan kesimpulan di atas, penulis
merekeomendasikan beberapa hal yang sebaiknya dilaksanakan:
1.

Kepada guru, diharapkan sebagai memahami benar tentang UKG dan
PKG dan segala hal yang berkaitan dengannya, terutama tentang sistem
penilaiannya. Sehingga akan menjadi acuan untuk meningkatkan
kualitas dan profesinalismenya sebagai guru, sert amendapatkan hakhak apresiasi oleh pihak sekolah dan pemerintah.

2.

Kepada penyelenggara pendidikan, seperti kepala sekolah atau yayasan
pendidikan, memahami acuan proses pelaksanaan dan penilaian UKG
dan PKG , sehingga dapat dengan benar dan tepat dalam melakukan
langkah praktis dan strategis untuk implementasinya.

3.

Kepada penentu kebijakan, dapat dengan tepat, bijak dan simultan
dalam melaksanakan UKG dan PKG serta melakukan evaluasi secara
rutin dan berkelanjutan.

18

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anonim. (2012). UKG Uji Kompetensi Guru Online 2015. Diambil dari
http://www.katailmu.com/2012/07/ukg-uji-kompetensi-guruonline.html, pada 20 Desember 2014.
Anonim. (2013). Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) Hanya 4,25. Diambil dari
http://www.tribunnews.com/regional/2013/06/04/hasil-ujikompetensi-guru-ukg-hanya-425, pada 20 Desember 2014.
Mulyasa, E. (2013.a). Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya.
--------------. (2013.b). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
--------------. (2013.c), Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
--------------. (2013.d). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
--------------. (2014.a). Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya.
--------------. (2014.b). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

19