MEMAHAMI DAN MENGEVALUASI STRUKTUR PENGE (3)

MEMAHAMI DAN MENGEVALUASI STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL
A. PENGERTIAN DAN ELEMEN PENGENDALIAN INTERNAL
Elemen-elemen Struktur Pengendalian Intern(SPI)
A. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para manajemen dan karyawan terhadap
pentingnya pengendalian yang ada di organisasi tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap lingkungan pengendalian adalah:
• Filosofi dan gaya operasi manajemen
Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar yang menjadi parameter bagi perusahaan dan
karyawannya, menggambarkan apa yang seharusnya dikerjakan dan yang tidak dikerjakan. Gaya
Operasional mencerminkan ide manajer tentang bagaimana kegiatan operasi suatu perusahaan
harus dikerjakan. Filosofi perusahaan dikomunikasikan melalui gaya operasi manajemen.
• Struktur Organisasi
Salah satu elemen kunci dalam lingkungan pengendalian adalah struktur organisasi. Struktur
Organisasi menunjukkan pola wewenang dan tanggung jawab yang ada dalam suatu perusahaan.
(Desentralisasi maupun sentralisasi)
• Dewan komisaris dan Audit Komite
Dewan komisaris merupakan penghubung antara manajemen dengan pemilik, bertugas untuk
mengendalikan manajemen. Pemegang saham mempercayakan pengendalian atas manajemen
melalui dewan komisaris, jadi semuanya tergantung dari dewan komisaris.
Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris untuk melaksanakan pengawasan terhadap

pelaksanaan pengendalian operasional perusahaan. Komite ini independen terhadap manajemen,
dan biasanya dibebani dengan keseluruhan tanggung jawab laporan keuangan, ketaatan terhadap
hukum, dan peraturan yang ada. Agar efektif komite ini berkomunikasi dengan audit intern dan
ekstern. Audit intern melapor ke komite audit untuk memastikan independensinya terhadap
manajemen.

• Metode Pendelegasian Wewenang Dan Tanggung Jawab
Metode pendelegasian wewenang dan tanggung jawab mempunyai pengaruh yang penting dalam
lingkungan pengendalian. Biasanya metode ini tercermin dalam suatu bagan organisasi.
• Metode pengendalian manajemen
teknik-teknik yang digunakan manajemen untuk menyampaikan instruksi dan tujuan operasi
kepada bawahan dan untuk evaluasi hasilnya. Metode ini meliputi pengawasan yang efektif
(melalui peranggaran), laporan pertanggung jawaban dan audit internal.
• Berfungsinya audit intern
Audit intern berfungsi, memonitor dan mengevaluasi pengendalian secara menerus. Tujuan dari
fungsi audit intern adalah membantu manajemen dalam menganalisis dan menilai aktivitas
system sebagai berikut:
- Sistem informasi organisasi
- Struktur pengendalian intern organisasi
- Ketaatan terhadap kebijakan, prosedur & rencana operasi

- Kualitas kinerja karyawan
• Kebijakan dan praktik kepegawaian
Kebijakan dan praktek yang berhubungan dengan perekrutan, pelatihan, evaluasi, penggajian dan
promosi pegawai, mempunyai pengaruh yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan
sebagaimana juga dilakukan dalam meminimumkan resiko.
• Pengaruh Ekstern
Organisasi harus mematuhi aturan-aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun pihak yang
mempunyai juridiksi atas organisasi. Hal tersebut sangat berpengaruh pada pengendalian intern
perusahaan.
B. Sistem Akuntansi
Terdiri dari metode dan catatan catatan yang dibuat untuk mengidentifikasikan, mengumpulkan,
menganalisis, mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi organisasi dan menyelenggarakan

pertanggung jawaban aktiva dan kewajiban yang berkaitan. Sistem ini dirancang untuk
menghasilkan informasi keuangan dan bahkan juga menghhasilkan pengendalian manajemen dan
informasi operasional yang tidak berkaitan dengan akuntansi.
Beberapa istilah pada system akuntansi, yaitu:
• Dokumentasi sistem akuntansi, prosedur-prosedur akuntansi harus dirancang didalam pedoman
sistem dan prosedur akuntansi sehingga kebijakan instruksi-instruksi dapat diketahui secara
eksplisit dan diterapkan secara seragam.

• Telusuran audit, digunakan dalam konsep auditor, eksternal yang dibutuhkan opininya terhadap
laporan keuangan perusahaan. Adanya telusuran audit/jejak audit auditor boleh yakin bahwa SIA
dan laporan keuanganyang dihasilkan adalah layak.

C. Prosedur Pengendalian
Merupakan kebijakan dan prosedur yang tercakup dalam lingkungan pengendalian dan sistem
akuntansi yang harus ditetapkan oleh manajemen untuk memberikan jaminan yang memadai
bahwa tujuan tertentu akan dapat dicapai. Prosedur pengendalian dapat dikategorikan sesuai
dengan pengendalian akuntansi intern yang dirancang untuk menjaga kekayaan perusahaan dan
kelayakan laporan keuangan.
Secara umum prosedur pengendalian yang baik terdiri dari :
1. Penggunaan wewenang secara tepat untuk melakukan suatu kegiatan atau transaksi.
2. Pembagian tugas.
3. Pembuatan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai.
4. Keamanan yang memadai terhadap aset dan catatan.
5. Pengecekan independen terhadap kinerja.

REFERENSI :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengendalian_intern
http://rooswhan.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2896/Sistem+Pengendalian+Intern.doc


B. PEMAHAMAN DAN PENDOKUMENTASIAN PI
Prosedur-prosedur untuk memperoleh pemahaman terdiri dari :
1. Mereview pengalaman masa lalu klien.
2. Mengajukan pertanyaan kepada manajemen yg sesuai, pengawas, serta staf.
3. Menginspeksi dokumen dan catatan-catatan.
4. Mengobservasi aktivitas dan operasi perusahaan.
Pendokumentasian pemahaman Pendokumentasian pemahaman tentang komponenkomponen SPI harus dilakukan pada setiap audit yg dilakukan. Pendokumentasian kertas
kerja bisa dilakukan dalam bentuk daftar pertanyaan yg lengkap, bagan alir, tabel
keputusan(decision tables), dan uraian tertulis.
Daftar pertanyaan : serangkaian pertanyaan tentang kebijakan dan prosedur PI yg dipandang
perlu elh auditor untuk mencegah terjadinya salah saji dalam laporan keuangan.
Bagan alir(flow chart) : diagram skematik dengan menggunakan simbol-simbol standar,
menghubungkan garis alir, disertai anotasi, yg menggambanrkan tahapan-tahapan yg dilalui
dalam pengolahan informasi melalui sistem akuntansi.
Penetapan Risiko Pengendalian Adalah proses penilaian tentang efektivitas rancangan dan
pengoperasian kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern suatu perusahaan dalam
mencegah dan mendeteksi salah saji material dalam laporan keuangan. Dalam menetapkan
risiko pengendalian untuk suatu asersi, auditor perlu melakukan hal-hal berikut ini :
1. Mempertimbangkan pengetahuan yg diperoleh dari prosedur-prosedur untuk

mendapatkan pemahaman tentang apakah pengendalian yg berhubungan denga asersi
telah dirancang dan dioperasikan oleh manajemen perusahaan.
2. Mengidentifikasi salah saji potensial yg dapat terjadi dalam asersi perusahaan.
3. Mengidentifikasi pengendalian yg diperlukan untuk diperkirakan akan mampu mencegah
dan mendeteksi salah saji.
4. Melakukan pengujian pengendalian terhadap pengendalian-pengendalian yg diperlukan
untuk menetapkan efektivitas rancangan dan pengoperasinnya
5. Mengevaluasi bukti dan menetapkan risiko
C. Pengaruh dari strategi audit awal Apapun strategi awal audit yg dipilih auditor untuk
bagian audit tertentu, auditor harus mengidentifkiasi jenis-jenis salah saji potensial dalam
asersi-asersi. Berikut terdapat 2 tingkat risiko pengendalian:
1. Pendekatan tingkat risiko pengendalian ditetapkan maksimum. Hal ini didasarkan
pada asumsi yg berkaitan dengan salah satu hal di bawah ini :
a. Tidak ada kebijakan dan prosedur signifikan yg berkaitan dengan asersi.
b. Kebijakan dan prosedur pengendalian yg relevan diperkirakan tidak efektif.
c. Upaya untuk mendapatkan bukti untuk mengevaluasi efektivitas kebijakan dan
prosedur yg relevan tidak akan efisien. 2. Pendekatan tingkat risiko pengendalian
ditetapkan lebih rendah. Disini auditor harus merancang dan melaksanakan
tambahan pengujian pengendalian yg diperlukan untuk mendapatkan bukti yg
dibutuhkan untuk mendukung penetapan tingkat risiko pengendalian


direncanakan yg moderat atau rendah. Bukti yg diperoleh dari pengujian
pengendalian ini kemudian dievaluasi untuk mencapai penetapan risiko
pengendalian akhir/sesungguhnya. Kemudian penetapan akhir ini
didokumentasikan dalam kertas kerja.
D. Pengujian pengendalian Adalah prosedur pengauditan yg dilakukan untuk menetapkan
efektivitas perancangan dan atau pengoperasian kebijakan prosedur struktur
pengendalian. Pengujian pengendalian yg berkaitan dengan efektivitas pengoperasian
berfokus pada 3 pertanyaan :
1. Bagaimana penerapan pengendalian yg sesungguhnya?
2. Apakah penerapan dilakukan secara konsisten sepanjang tahun?
3. Oleh siapa pengendalian dikerjakan? Dalam hal ini tidak digunakan istilah
kekeliruan, karena kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan ini baru mungkinmenjadi
kekeliruan dalam catatan akuntansi. Pengujian pengendalian bisa dilakukan atas
pengendalian yg berkaitan dengan kelompok transaksi yg utama dan/saldo rekening.
Pengujian inipun bisa dilakukan selama berlangsungnya perencanaan audit dan
selama pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan interim.